PELESTARIAN KAMPUNG ARAB MALIK IBRAHIM DI KOTA GRESIK Ervin Risbiyanto, Antariksa, Septiana Hariyani Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan studi ini, yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik lingkungan fisik dan bangunan kuno yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim, dan mencari penyebab terjadinya perubahan fisik bangunan kuno. Metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik penyebab terjadinya perubahan fisik Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik. Data yang digunakan berupa data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait serta studi kepustakaan, dan data primer yang didapatkan dari observasi langsung, wawancara, dan penyebaran kuisoner dengan jumlah sampel sebanyak 52 bangunan kuno. Pola penggunaan lahan menunjukkan bahwa di Kampung Arab Malik Ibrahim peruntukan lahannya masih didominasi (87%) oleh permukiman. Ruang terbuka hanya sebatas halaman rumah-rumah penduduk. Sirkulasi pergerakan lalu lintas di Kampung Arab Mali Ibrahim sebagian besar mengarah ke Jalan Malik Ibrahim karena di jalan tersebut terdapat wisata ziarah makam Malik Ibrahim. Perubahan yang terjadi pada bangunan, yaitu penambahan ruang, perubahan wajah bangunan, pengubahan bentuk pagar, pengubahan warna cat, bentuk atap, pengurangan dan penambahan bentuk interior, pengubahan genteng, perubahan bentuk pintu dan penambahan ornamen. Kata kunci: pelestarian, Kampung Arab
ABSTRACT The aims of this study are to recognize the physical environment characteristic and the ancient buildings which be subsist in Kampong Arab Malik Ibrahim, and to find out a various reasons the physical change of ancient buildings. Research method used in this study is explanation method for characteristic identification and various reasons of physical change of Kampong Arab Malik Ibrahim. Data used is secondary data be originate from administration authority interrelated along with literature study. Primary data is originated from field observation, interview, and distributing questionnaire with number of sample amounting to 52 ancient buildings. The pattern of land use shows that Kampong Arab Malik Ibrahim the allotment of the land use is still lead (87%) by settlement. Open space in that area merely limited of yard of resident houses. The circulation movement of traffic the majority direct to Jalan Malik Ibrahim because of at that place exist sightsee of devotional visit to the grave of Malik Ibrahim. The changing which take place at the building is additional of room, change of buildings façade, modification form of fence, modification paint of color, form of roof, reduction and additional of the interior, modification of the roof tiles, change form of the doors, and addition of the ornament. Keyword: preservation, Kampong Arab
24
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
Pendahuluan Latar belakang Peninggalan warisan budaya kota-kota Indonesia merupakan peninggalan sejarah yang menggambarkan masa lampau kota bersangkutan. Keterkaitan perjalanan budaya masa silam, masa kini dan masa datang merupakan jaringan benang merah yang akan menunjukkan pada dunia, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berjati diri secara utuh. Kawasan bersejarah sebagian besar memiliki nilai ekonomis sebagai objek wisata. Pada umumnya wisatawan mancanegara tertarik untuk mengunjungi suatu kawasan bersejarah kota dan bisa menikmati suasana ruang yang dibentuk oleh perkembangan kota tersebut (Damais dalam Jenny 1992: 1). Kota Gresik merupakan salah satu kota pantai utara Pulau Jawa yang terbentuk dan berkembang menjadi suatu kota yang multi etnis. Kota Gresik secara historis merupakan kota Bandar perdagangan besar dan kota pelabuhan pertama di Jawa Timur. Dengan adanya heterogenitas budaya di Kota Gresik semakin menambah keanekaragaman arsitektural bangunan maupun budaya yang mewarnai Kota Gresik (Tjiptoatmojo dalam Ariestadi 1995: 31). Kawasan wisata Makam Malik Ibrahim termasuk kategori kampung dalam kota (Inner city kampong), yang identik dengan budaya Arab/Islam yang dikenal berkat adanya makam Malik Ibrahim. Keunikan permukiman penduduk yang menampilkan bangunan dengan ornamen arsitektur Arab semakin memperkuat kesan Arab/Islam. Kawasan Kampung Arab dalam perkembangannya dipengaruhi oleh peran penguasa kolonial Belanda dengan budaya yang berbeda. Kondisi fisik kawasan baik spasial maupun arsitektural menjadi wujud budaya masyarakat pada kawasan ini, dengan latar belakang yang terlihat spesifik. Kondisi spesifik tersebut antara lain dari tata lingkungan kawasan yang sangat tertutup. Dibatasi oleh dinding pembatas yang tinggi dan masif, dengan jalan lingkungan yang buntu yang berakhir pada satu lingkungan rumah tinggal di tengah kawasan. Tatanan spasial pada kawasan Malik Ibrahim merupakan kelangkaan yang tidak dapat dijumpai pada kawasan bersejarah di kota-kota lain (Ariestadi 1995:33). Permasalahan yang dihadapi Kampung Arab Malik Ibrahim, yaitu mulai berubahnya kesan lingkungan fisik di kawasan tersebut dapat dilihat pada bangunan-bangunan kuno yang umumnya adalah rumah penduduk, masjid, musholla dan bangunan pelayanan umum. Kesan visual bangunan-bangunan pada saat ini terlihat kurang menarik, karena tidak cukup dana untuk perawatan dan pemeliharaan. Ditambah lagi dengan timbulnya perubahan bentuk bangunan lama dan munculnya bangunan-bangunan baru yang mengarah pada bentuk arsitektur modern yang menyebabkan mulai berkurangnya identitas kampung Arab Malik Ibrahim sebagai kampung kota lama Gresik. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dijawab pada studi ini, yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana karakteristik lingkungan, fisik dan non fisik Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik? b. Apa penyebab perubahan fisik bangunan yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik? Tujuan studi antara lain adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan, fisik dan non fisik Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik. b. Mengidentifikasi penyebab perubahan fisik bangunan yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik
Metode Penelitian Data yang digunakan berupa data sekunder yang didapat dari instansi terkait serta studi kepustakaan yang terkait, dan data primer yang didapat dari observasi langsung, wawancara, dan penyebaran kuisoner dengan jumlah sampel sebanyak 52 bangunan kuno. Untuk jelasnya dapat dilihat pada lampiran Tabel 1 dan lampiran Gambar 1. arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
25
Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik dan penyebab terjadinya perubahan fisik Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik.
Tinjauan Pustaka 1. Konsep dan pengertian kampung Kampung merupakan suatu bentuk permukiman kota yang masyarakatnya rata–rata berpenghasilan rendah, yang berlokasi di bagian penting (fungsional) kota, termasuk di area yang mempunyai harga jual tanah yang cukup tinggi seperti CBD, pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan dan pusat kegiatan sosial (Silas dalam Ratniarsih 2001:49). 2. Karakteristik fisik lingkungan kawasan Menurut Shirvani dalam Nasruddin (2001:43), agar suatu objek dapat diingat, maka objek tersebut harus memiliki kualitas yang dapat menggugah ingatan pengamat, misalnya dalam: bentuk, warna, dan tatanan yang sangat kuat. Shirvani (1985) mengidentifikasikan elemen-elemen rancang kota dengan menggunakan ruang lingkup urban desain. Elemen– elemen tersebut, yaitu antara lain tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka dan ruang pejalan kaki. 3. Karakteristik fisik lingkungan perumahan Arab Menurut Ariestadi dalam Ratniarsih (2002:37), konsep rumah Kampung Arab yang terdapat di Gresik, yaitu sebagai berikut: A. Pola lingkungan kawasan Kampung Arab yang tertutup. Kondisi lingkungan hunian di Kampung Arab terlihat dibedakan atas: • Lingkungan hunian yang terletak di tengah kawasan dengan akses khusus; dan • Lingkungan rumah tinggal ditepi jalan Kondisi lingkungan hunian tersebut menyebabkan terbentuknya pola jalan kawasan berbeda dengan kawasan lainnya, jalan lingkungan akan berakhir pada akses ke lingkungan hunian di tengah kawasan, sehingga membentuk pola “cul-de-sac” tidak membentuk pola grid seperti pada kawasan perkampungan lain di kota lama Gresik. (lampiran Gambar 2) B. Spasial lingkungan hunian pendukung wira usaha sebagai ciri masyarakat Arab (islam). Kondisi spasial lingkungan hunian di tengah kawasan di samping berupa spasial ruang–ruang hunian, juga terdapat ruang–ruang produksi (tenun) sebagai ciri wira usaha masyarakat Arab. C. Konsistensi pola spasial lingkungan rumah tinggal dengan pola asal Berdasarkan pada kondisi spasial lingkungan rumah tinggal di tengah kawasan dan spasial lingkungan rumah tinggal di tepi jalan, maka terlihat bahwa halaman depan dan belakang, rumah tinggal utama, dan bangunan pendukung yang terpisah merupakan unsur– unsur inti. Pola serupa sama seperti yang digambarkan tentang lingkungan rumah tinggal di Hadramaut (Berg 1989:69), sedangkan halaman sebagai privat open spaces merupakan elemen utama yang mencirikan arsitektur hunian di negara–negara Islam (Rapoport 1969:45). D. Bangunan rumah tinggal utama: ciri bangunan rumah tinggal era kolonial 1. Kondisi spasial Kondisi spasial rumah tinggal utama terdiri atas serambi depan; ruang tamu; ruang tengah atau ruang keluarga; ruang–ruang tidur dan serambi belakang. Pola ruang ini merupakan tipe bangunan yang berkembang selama abad ke-19, yaitu tipe landhuis (Akihary dalam Handinoto 1992:55). 2. Bentuk bangunan 26
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
Bentuk bangunan yang berkembang di kawasan Kampung Arab Gresik secara umum merupakan tipe bangunan lama dengan style kolonial. 4. Penyebab Terjadinya Perubahan Lingkungan/Bangunan Bersejarah Tindakan pelestarian yang bertujuan untuk menjaga karya seni sebagai saksi sejarah, dalam implementasinya sering kali berbenturan dengan kepentingan lain, yaitu pembangunan, sehingga timbul pertentangan-pertentangan dalam upaya pelsetarian. Kritik yang paling sering dilontarkan adalah karena pelestarian sangat menghambat perubahan dan kemajuan, baik dari segi material maupun imajinasi, Menurut Astuti (2000:65), hal tersebut terjadi karena dua faktor, yaitu sebagai berikut: • Adanya anggapan bahwa pelestarian sebagai penghambat pembangunan. Kondisi demikian akan terjadi apabila suatu proses pembangunan dilihat sebagai proses perubahan, yaitu mengganti bangunan yang telah ada, maupun merubah struktur kawasan. • Manfaat pelestarian kurang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Akibatnya tindakan pelestarian hanya dianggap membatasi dan merugikan pemilik bangunan maupun pengguna kawasan.
Hasil dan Pembahasan 1. Perkembangan Kota Gresik masa lalu Sejarah perkembangan Kota Gresik tidak terlepas dari fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Agama Islam. Catatan keberadaan Gresik sudah dimulai pada tahun 1082, yaitu makam Leran di sebelah utara Gresik. Keberadaan prasasti membuktikan adanya pedagang Arab di Gresik. Babad Gresik menyebutkan kedatangan para ulama Islam atas perintah Sultan Sadad dari Negeri Gedah untuk menyiarkan Agama Islam sambil berdagang. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1293 Saka atau 1371. Babad Gresik menyebutkan pula bahwa para mubaligh ini gagal mengislamkan raja Majapahit, namun memperoleh ijin menyebarkan Agama Islam (Gresik Tempo Dulu 2003:13). 2. Sejarah Kampung Arab Malik Ibrahim Catatan yang terdapat pada makam Maulana Malik Ibrahim yang menunjukkan peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1419. Maulana Malik Ibrahim menetap di Gresik selama 21 tahun sebelum meninggal pada tahun 1419. Beliau berperan sebagai Syahbandar yang diberi hadiah oleh pemerintahan Majapahit, yaitu tanah yang berada di sekitar pelabuhan atau bandar Gresik (sekitar makam beliau sekarang). Melihat sisa perkampungan Arab di sekitarnya terkesan bahwa kepindahan Maulana Malik Ibrahim tidak sendirian. Diperkirakan bahwa Maulana Malik Ibrahim merupakan seorang pemimpin yang pindah bersama pengikutnya. Maulana Malik Ibrahim disebut sebagai seorang umdah atau setingkat dengan kepala desa (Pemda Gresik 1991:23 ). 3. Analisis karakter lingkungan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik a. Analisis pola penggunaan lahan Kondisi eksisting tahun 2005 menunjukkan bahwa di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik peruntukan lahannya secara makro sebesar 87 % masih didominasi oleh permukiman, yaitu bangunan-bangunan rumah penduduk, pemerintahan, pertokoan dan beberapa industri rumah tangga. Meskipun terdiri dari lingkungan hunian dengan bangunan rumah yang padat, tetapi sebagian besar bangunan saat ini (tahun 2005) tidak ditempati. Lingkungan rumah tinggal yang di kosongkan tersebut dialihfungsikan sebagai tempat kegiatan usaha. Kegiatan usaha tersebut meliputi pemeliharaan burung walet dan pembuatan sarung tenun tradisional. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
27
Gambar 3. Kegiatan pembuatan sarung tradisional. (Sumber: Survey 2005) b. Analisis bentuk dan massa bangunan Orientasi bangunan Orientasi lingkungan rumah tinggal di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik, yaitu menuju ke arah jalan utama kawasan yang lebih dekat dengan arah pantai, yaitu jalan K.H. Zubair, sedangkan orientasi bangunan utama terdiri dari bangunan yang berorientasi langsung ke akses utama, yaitu jalan utama kawasan (Jalan K.H. Zubair, Jalan K.H. Agus Salim dan Jalan Malik Ibrahim) dan bangunan yang tidak berorientasi ke akses utama, yaitu gang-gang yang ada di kawasan tersebut. Bangunan yang tidak berorientasi ke jalan utama biasanya menghadap ke ruang-ruang terbuka yang ada di dalam kawasan perumahan. Untuk orientasi lingkungan rumah tinggal di tepi jalan utama berorientasi pada jalan tersebut sebagai akses utamanya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5:
Gambar 4. Bangunan yang berorientasi pada jalan utama. (Sumber: Survey 2005)
Gambar 5. Bangunan yang berorientasi pada jalan lingkungan. (Sumber: Survey 2005) 28
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
Intensitas Bangunan (KDB dan KLB) 1. Sebanyak 33 rumah (63,5%) mempunyai jumlah lantai sebanyak 1 lantai, sisanya sebanyak 17 rumah (32,5%) mempunyai jumlah lantai sebanyak 2 lantai dan 2 rumah (4%) dengan jumlah lantai sebanyak 3 lantai. 2. Untuk KDB yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik bervariasi antara 60% sampai dengan 100 %. 3. Untuk KLB yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik berkisar antara 60% sampai dengan 255 %. Besar kecil KLB yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik tergantung dari jumlah lantai yang ada pada tiap bangunan dan luasan bangunan terhadap luas tanah/luas tapak. 4. Untuk GSB yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik berkisar antara 0 meter sampai dengan 3 meter. 3. Analisis ruang terbuka Permasalahan yang ada adalah sudah tidak adanya lagi ruang terbuka di Kampung Arab Malik Ibrahim, hanya sebatas halaman rumah-rumah penduduk yang tertutup tembok tinggi, sehingga tidak dapat dinikmati untuk aktivitas sosial dan hanya dapat dinikmati oleh pemilik bangunan tersebut. Ruang terbuka di dalam kawasan perumahan biasanya difungsikan sebagai kebun atau pekarangan, garasi, atau tidak difungsikan sebagai apapun. 4. Analisis sirkulasi jalan, parkir dan ruang pejalan kaki Secara umum, prasarana jalan yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik berpola ‘cul-de-sac”. Pola ini merupakan pola jalan yang tertutup, yang di tandai dengan jalan – jalan lingkungan yang berakhir pada jalan buntu. Lebih jelas mengenai pola “cul-desac” pada Kampung Arab Malik Ibrahim dapat dilihat pada lampiran Gambar 2. 5. Analisis karakter bangunan kuno Analisis ini akan membahas mengenai karakteristik bangunan yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik yang di bagi menjadi tujuh aspek, yaitu aspek bangunan rumah, pembatas/pagar rumah, halaman rumah, atap rumah, ruang, pintu dan jendela. a. Aspek bangunan rumah dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2. Aspek Bangunan Rumah No
Pertanyaan
1.
Fungsi rumah
2.
Luas tanah
3.
Luas rumah Jumlah lantai
4.
5.
Kondisi rumah
1. Tempat tinggal 2. Kebun dan Gudang 3. Lain-lain 1. < 100 m² 2. 100-500 m² 3. > dari 500 m² 1. < 100 m² 2. 100-500 m² 1. satu lantai 2. dua lantai 3. > dari 2 lantai 1. Baik 2. Buruk
Prosentas e 77 % 21 % 2% 30 % 70 % 0% 30 % 70 % 63 % 33 % 4% 75 % 25 %
Sumber: Analisis (2005)
Lebih jelas mengenai aspek bangunan rumah dapat dilihat pada Gambar 6:
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
29
Gambar 6. Fungsi rumah tinggal dan usaha kain tenun. (Sumber: Survey, 2005) b. Aspek pembatas/pagar rumah dapat dilihat pada Tabel 3: Tabel 3. Aspek Pembatas/ Pagar Rumah No 1.
Pertanyaan Rumah punya pagar Tinggi pagar Bahan pagar
2. 3.
1. ya 2. tidak 1. < 2 meter 2. lebih dari 2 meter 1. batu bata 2. besi, kayu, bambu
Prosentas e 50 % 50 % 27% 73% 65% 35%
Sumber: Analisis (2005)
Lebih jelas mengenai aspek pembatas rumah dapat dilihat pada Gambar 7:
Gambar 7. Rumah dengan bahan pembatas besi. (Sumber: Survey, 2005) c. Aspek halaman rumah dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4. Aspek Halaman Rumah No 1.
30
Pertanyaan Rumah punya halama n
1. ya 2. tidak
Prosentas e 65% 35%
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
2.
Fungsi halama n
3.
Luas halama n
1. kebun 2. usaha/gudang 3. tidak dipakai 1. 2-6 m² 2. > dari 6 m²
50% 9% 41% 56% 44%
Sumber: Analisis (2005)
Lebih jelas mengenai aspek halaman rumah dapat dilihat pada Gambar 8:
Gambar 8. Rumah yang tidak mempunyai halaman. (Sumber: Survey, 2005) d. Aspek atap rumah dapat dilihat pada Tabel 5: Tabel 5. Aspek Atap Rumah No 1. 2. 3. 4.
Pertanyaan Struktur atap Bahan atap Bentuk atap Tinggi atap
1. bahan kayu 2. bahan bambu 1. genteng 2. Asbes 1. limasan 2. pelana 1. 3-5 meter 2. > dari 5 meter
Prosentas e 100% 0% 100% 0% 90% 10% 54% 46%
Sumber: Analisis (2005)
Lebih jelas mengenai aspek atap rumah dapat dilihat pada Gambar 9:
Gambar 9. Rumah yang berbahan atap genteng. (Sumber: Survey, 2005)
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
31
e. Aspek ruang rumah dapat dilihat pada Tabel 6: Tabel 6. Aspek Ruang No
Pertanyaan
1.
Jumlah ruang
2.
Luas ruang
3.
Kondisi ruang
4.
Model tatanan ruang tamu Pembedaan terima tamu
5.
Prosentase
1. < dari 4 ruang 2. 4-6 ruang 3. > dari 6 ruang 1. antara 6-9 m² 2. antara 9-16 m² 3. antara 1620 m² 1. baik 2. sedang 3. buruk 1. kursi biasa 2. amben 3. karpet 1. ada 2. tidak ada
28% 46% 26%
17% 63% 20%
88% 12% 0% 77% 17% 6% 77% 23%
Sumber: Analisis (2005)
f.
Aspek pintu rumah dapat dilihat pada Tabel 7: Tabel 7. Pintu pada Rumah No
Pertanyaan
1.
Ukuran pintu
2.
Kondisi pintu
3. 5.
Ketinggian pintu Pembedaan pintu masuk
Prosentase
1. 2. 3. 1.
ukuran 1.0 x 2.00 m ukuran 1.2 x 2.00 m ukuran 1.50 x 2.50 m buruk (bahan triplek, tidak terawat) 2. baik (bahan kayu, terawat baik) 1. dua meter 2. > dari dua meter 1. ya 2. tidak
36% 48% 16% 16% 84% 73% 28% 51% 49%
Sumber: Analisis (2005)
g. Aspek jendela rumah dapat dilihat pada Tabel 8: Tabel 8. Jendela pada Rumah No 1.
2.
3.
32
Pertanyaan Keberadaan jendela disetiap ruang Ukuran jendela
Kondisi jendela
1. ada 2. tidak
1. 1-2 meter² 2. 2-3 meter² 3. > dari 3 meter² 1. baik (bahan kayu+kaca dan terawat) 2. sedang (bahan
Prosentas e 100% 0%
51% 49% 0% 69%
26% 5%
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
4.
Ketinggian jendela
5.
Jumlah jendela dalam rumah
kayu dan terawat) 3. buruk (tanpa daun jendela, bahan triplek) 1. dua meter 2. > dari 2 meter 1. < dari dua jendela 2. > dari dua jendela
50% 50% 0% 100%
Sumber: Analisis (2005)
Lebih jelas mengenai aspek jendela rumah dapat dilihat pada Gambar 10:
Gambar 10. Rumah dengan kondisi jendela baik. (Sumber: Survey, 2005)
7. Analisis corak arsitektur bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik Bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik memiliki corak arsitektur yang beragam, yaitu modern neo-klasik, modern 1900 (voor dan NA), modern 1900 (modern romantic), modern 1915-an, modern 1930-an (art nouveou), tipe 1970-an, bangunan modern dan tipe campuran. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa bangunan yang ada di Kampung Arab Malik Ibrahim sebagian besar bertipe campuran, yaitu sejumlah 16 bangunan (31%). Tipe lainnya, yaitu tipe modern Neo Classic sejumlah 5 bangunan (10 %), tipe modern 1900 (Voor & NA) sejumlah 7 bangunan (14%), modern 1900 (modern romantic) sejumlah 2 bangunan (3%), tipe 1915-an sejumlah 5 bangunan (10%), tipe 1930-an (art nouveou) sejumlah 4 bangunan (7%), tipe 1970-an sejumlah 5 bangunan (10%), dan yang terakhir tipe modern 1990-an sejumlah 8 bangunan (15%). (lampiran Tabel 9) 8. Analisis perubahan fisik bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa perubahan bangunan yang terjadi di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik sebagian besar berupa perubahan warna cat bangunan sejumlah 29 bangunan. Perubahan lainnya, yaitu penambahan ruang sejumlah 15 bangunan, perubahan wajah bangunan sejumlah 15 bangunan, pengubahan bentuk pagar 15 bangunan, bentuk atap sejumlah 8 rumah, pengurangan dan penambahan interior sejumlah 5 bangunan, pengubahan genteng sejumlah 15 bangunan, pengubahan bentuk pintu sejumlah 4 bangunan, dan penambahan ornamen sejumlah 7 bangunan, sedangkan bangunan yang tidak mengalami perubahan sejumlah 14 bangunan. arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
33
Penyebab perubahan bangunan yang terjadi di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik sebagian besar adalah adanya keinginan pemilik untuk merubah warna cat sejumlah 29 responden. Adanya penambahan jumlah anggota keluarga sejumlah 9 responden, adanya ketidaksesuaian arsitek dengan selera pemilik bangunan sejumlah 24 responden. Adanya ketidaksesuaian bangunan dengan keamanan penghuni sejumlah 9 responden, genteng sudah lapuk sejumlah 2 responden, keinginan untuk medapatkan nilai ekonomis sejumlah 1 responden. Penyebab pemilik tidak melakukan perubahan pada bangunan, yaitu tidak adanya dana untuk merenovasi bangunan sejumlah 8 responden dan bangunan tersebut merupakan warisan yang harus dipertahankan sejumlah 3 responden. Penyebab lain tidak terjadinya perubahan bangunan adalah bangunan tersebut sudah tidak terpakai/kosong.
Kesimpulan a. Karakteristik Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik Fisik lingkungan: • Pola penggunaan lahan tahun 2005 menunjukkan bahwa di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik peruntukan lahannya masih didominasi (87%) oleh permukiman. • Intensitas bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik berkisar antara 50% hingga 90% dengan ketinggian bangunan bervariasi antara 1 hingga 4 lantai. • Ruang terbuka di Kampung Arab Malik Ibrahim hanya sebatas halaman rumah-rumah penduduk. Halaman rumah–rumah penduduk yang bertipe kolonial umumnya tertutup oleh tembok tinggi, sehingga tidak dapat dinikmati untuk aktivitas sosial dan hanya dapat dinikmati oleh pemilik bangunan tersebut. Untuk bangunan yang sudah berarsitektur modern sebagian telah menggunakan pagar yang transparan dan sebagian lagi tidak menggunakan pagar. • Sirkulasi pergerakan lalu lintas di Kampung Arab Mali Ibrahim sebagian besar mengarah ke Jalan Malik Ibrahim karena di jalan tersebut terdapat wisata ziarah makam Malik Ibrahim; sistem parkir on-street dan off–street; Ruang pejalan kaki berupa trotoar hanya terdapat di Jalan Malik Ibrahim. Fisik bangunan: • Rumah yang di fungsikan sebagai tempat tinggal, yaitu 46 rumah (87,50%); rumah yang di fungsikan untuk tempat tinggal dan usaha, yaitu 3 rumah (6,25%); dan untuk fungsi yang lain seperti kebun dan gudang sebanyak 3 rumah (6,25%). • Rumah yang memakai pagar sebagai pembatas, yaitu 26 rumah (50%) dan yang tidak memakai pagar sebanyak 26 rumah (50%). • Rumah yang memiliki halaman, yaitu 34 rumah (65%); rumah yang tidak memiliki halaman sebanyak 18 rumah (35%). • Struktur atap pada rumah menggunakan bahan kayu dan bahan atap memakai genteng dengan prosentase sebesar 100%. • Rumah terdiri atas sekitar 4–6 ruang (46%); jumlah ruang sebanyak kurang dari 4 ruang (28%); jumlah lebih dari 6 ruang (26 %). • Ukuran pintu rumah, yaitu ukuran “sempit” (dimensi 1.0 x 2.00 m) sebanyak 19 rumah (36%), ukuran “sedang” (dimensi 1.2 x 2.00 m) sebanyak 25 rumah (48%), dan yang besar (dimensi 1.50 x 2.50 m) sebanyak 8 rumah (16%). b. Penyebab perubahan pada bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik Perubahan yang terjadi pada bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik, yaitu penambahan ruang, perubahan wajah bangunan, pengubahan bentuk pagar, pengubahan warna cat, bentuk atap, pengurangan dan penambahan bentuk interior, pengubahan genteng, perubahan bentuk pintu dan penambahan ornamen. Perubahan-perubahan pada bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu adanya penambahan jumlah anggota keluarga, keinginan untuk merubah warna cat karena sudah kusam, genting sudah lapuk, arsitektur bangunan tidak sesuai dengan selera pemilik 34
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
bangunan, tidak sesuai dengan keamanan pemilik dan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Bangunan yang tidak mengalami perubahan fisik disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu bangunan tidak terpakai atau dibiarkan kosong, tidak ada dana untuk merenovasi atau merawat bangunan dan bangunan tersebut merupakan warisan yang harus dipertahankan keasliannya.
Saran Beberapa saran bagi kepentingan penelitian lebih lanjut yang dapat diberikan, yaitu sebagai berikut: 1. Perlu adanya data persebaran fam-fam yang ada di Desa Gapurosukolilo, data tata guna lahan terbaru, dan data sejarah berdirinya Kampung Arab Malik Ibrahim. Agar dapat menjadi landasan yang kuat dalam penelitian-penelitian selanjutnya maupun upaya pembangunan di masa yang akan datang. 2. Perlu dilakukan sosialisasi pelestarian lingkungan dan bangunan kuno kepada masyarakat di Kampung Arab Malik Ibrahim, karena masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya upaya pelestarian. Kerja sama antara pemerintah, swasta, masyarakat dan LSM akan membantu dalam terwujudnya pelestarian di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik.
Daftar Pustaka Ariestadi, D. (1995), Kajian Pola Spasial Dan Arsitektural Kampung Arab Gresik. Surabaya: Thesis Pasca Sarjana Arsitektur UGM. (tidak dipublikasikan) Budiharjo, E. (1997), Tata Ruang Perkotaan. Bandung: Alumni. Catanese, A. J. & Shyder, J. C. (1996), Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga. Ernawati, J. (1992), Studi Pendekatan Penanganan Permukiman Dalam Kawasan Bersejarah Kota Yang Merupakan Aset Wisata (Studi Kasus: Kampung Taman Sari Yogyakarta). Yogyakarta: Thesis Pasca Sarjana Arsitektur ITB. (tidak dipublikasikan) Mansyur. (1997), Risalah Hari Jadi Kota Gresik. Gresik: Yayasan Abdi Putra Al–Muthasimi. Nasruddin. (2001), Konsep Pelestarian Bangunan Dan Lingkungan Yang Terintegrasi Dengan Permukiman Berkembang. Bandung: Thesis Pasca Sarjana Arsitektur ITB. (tidak dipublikasikan) Ratniarsih, I. (2001), Perubahan Perumahan Kampung Arab Di Gresik (Dari Sudut Tinjau Dikonstruksi). Surabaya: Thesis Pasca Sarjana Arsitektur ITS. (tidak dipublikasikan) Tjiptoatmojo. (1983), Kota – Kota Pantai Di Selatan Madura, Abad XVIII Sampai Medio Abad XIX. Yogjakarta: Disertasi Doktoral Ilmu Sastra UGM. (tidak dipublikasikan) Turner. (1972), Freedom To Build. New York: The Micmilland.
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
35
Lampiran
Tabel 1. Daftar Sampel Bangunan di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik No.
Alamat
1. Jl. Malik Ibrahim gg.7 no 2 2. Jl. Malik Ibrahim gg. 7 no 4 3. Jl. Malik Ibrahim gg 7 no 8 4. Jl. Malik Ibrahim gg. 7 no 10 & 12 5. Jl. Malik Ibrahim gg 7 no 14 6. Jl. Malik Ibrahim gg 7 no 16 7. Jl. K.H. Zubair no 42 8. Jl. K.H. Zubair gg. 14 no 1 9. Jl. K.H. Zubair gg. 14 no 3 10. Jl. K.H. Zubair gg. 14 no 5 & 7 11. Jl. K.H. Zubair gg. 16 no 1 12. Jl. K.H. Zubair gg. 16 no 2 13. Jl. K.H. Zubair gg. 16 no 6 14. Jl. K.H. Zubair gg. 16 no 7 15. Jl. K.H. Zubair gg. 16 no 8 16. Jl. K.H. Zubair gg. 16 no 10 17. Jl. K.H. Zubair gg. 18 no 1 18. Jl. K.H. Zubair gg. 18 no 2 19. Jl. K.H. Zubair gg. 18 no 3 & 5 20. Jl. K.H. Zubair gg. 18 no 4 21. Jl. K.H. Zubair gg. 18 no 6 22. Jl. K.H. Zubair gg. 20 no 1 & 3 23. Jl. K.H. Zubair gg. 20 no 4 24. Jl. K.H. Zubair gg. 20 no 5 25. Jl. K.H. Zubair gg. 20 no 6 26. Jl. K.H. Zubair gg. 20 no 8 27. Jl. K.H. Zubair gg. 20 no 10 28. Jl. K.H. Zubair gg. 22 no 9 29. Jl. K.H. Zubair gg. 22 no 11 30. Jl. K.H. Zubair gg. 22 no 13 31. Jl. K.H. Zubair no 60 32. Jl. K.H. Zubair gg. 26 no 1 33. Jl. K.H. Zubair gg. 26 no 2 34. Jl. K.H. Zubair gg. 26 no 3 35. Jl. K.H. Zubair gg. 26 no 4 36. Jl. K.H. Zubair gg. 26 no 5 37. Jl. K.H. Zubair gg. 26 no 6 38. Jl. K.H. Zubair gg. 28 no 2 39. Jl. K.H. Zubair gg. 28 no 4 40. Jl. K.H. Zubair gg. 28 no 6 41. Jl. K.H. Zubair gg. 28 no 8 42. Jl. K.H. Agus Salim no 33 43. Jl. K.H. Agus Salim no 35 44. Jl. K.H. Agus Salim no 41 45. Jl. K.H. Agus Salim no 43 46. Jl. K.H. Zubair no 60 47. Jl. K.H. Zubair no 62 48. Jl. Malik Ibrahim no 51 49. Jl. Malik Ibrahim no 53 50. Jl. Malik Ibrahim no 55 51. Jl. Malik Ibrahim no 21 52. Jl. Malik Ibrahim no 28 Sumber: Survey (2005)
36
Kode
Nama Pemilik
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20 M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29 M30 M31 M32 M33 M34 M35 M36 M37 M38 M39 M40 M41 M42 M43 M44 M45 M46 M47 M48 M49 M50 M51 M52
Lubena Salim Al-Jufri Lulu Al-Jufri Zaenal Al-jufri Fuad Bajamal Fatima Ahmad Hasan Al-Assegaff Hasan Al-Assegaff Mah Amir Bahasuan Muhammad Assegaff Ali Barekat Husein Al-Jufri Fauzi Saleh Bazubaer Gamar Al-Hadeed Segaff Luluk Barekat Faizol Bazubaer Saleh Bahasuan Muhammad Kaneman Saleh Bahasuan Sakinah Aidit Abdullah Usman Bahsuan Suud Al-Hapsi Munif Bahasuan Haidar Bahasuan Alwi Bin Jidan Abdullah Bahasuan Said Bahasuan Ali Al-Hapsi Umar Assegaff Yunus Bahasuan Hasyim Al-Hapsi Paisah Sukak Asri Hindun Bazubaer Abdul Azis Bahasuan Wardal Bahasuan Yusuf Bahasuan Ahmad Aif Sukak Al-Hasni Novel Bahasuan Lutfi Bahasuan Muhammad Syahab Abdul Raqib Bahasuan Yusuf Bahasuan Abdul Azis Ali Bahasuan Ahmad Bahasuan Shahab Alaidrus Intel Magubel Shahab Alaidrus -
Tahun di Bangun 1830 1920 1975 1908 1984 1920 1813 1972 1978 1829 1965 1963 1955 1925 1980 1876 1961 1952 1948 1891 1945 1965 1987 1902 1930 1961 1920 1948 1958 1905 1967 1902 1955 1920 1935 1911 1960 1915 1980 1925 1967 1984 1931 1978 1989 1870 1935 1911 1978 1890 1910 1978
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
Tabel 9. Corak Bangunan yang Terdapat di Kampung Arab Malik Ibrahim Gresik No. 1.
Corak bangunan modern neo-klasik (1870-1900)
Bentuk Eksisting
Jumlah 5 bangunan
2.
modern 1900 (voor dan NA)
7 bangunan
3.
modern 1900 (modern romantic)
2 bangunan
4.
modern 1915-an
5 bangunan
5.
modern 1930-an (art nouveou)
4 bangunan
6.
5 bangunan
7.
tipe 1970-an, tipe ini sudah tidak lagi berornamen atau berdekorasi, penggunaan pintu dan jendela yang masih tetap sama dengan jendela lebar atau jendela naco, penataan yang sudah tidak setangkup lagi, penyelesaian detail tidak khusus tipe campuran
8.
Tipe modern 1990-an
8 bangunan
16 bangunan
Sumber: Analisis (2005)
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008
37
Copyright © 2008 by antariksa
38
arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 1, Maret 2008