Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 – Batuk dan Kesulitan Bernapas – Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah desa (daerah risiko tinggi malaria) karena menderita demam, batuk, sesak napas, dan hanya mampu makan dan minum sedikit. Tanda-tanda klinis yang dimiliki sesuai dengan pneumonia dan distres pernapasan berat serta kepucatan yang cukup berat. Rontgen dada sesuai dengan gambaran pneumonia dengan kemungkinan gagal jantung. Pemeriksaan apusan darah menunjukkan malaria falciparum dan anemia. Agus dirawat inap dan mendapatkan terapi oksigen, antibiotik untuk pneumonia berat, anti malaria, tranfusi darah dan pemberian asupan makan minum lewat pipa nasogastrik. Agus dipulangkan dengan pemberian tambahan antibiotik oral selama 7 hari dan tablet besi oral. Ibu Agus dipesan untuk datang kembali ke poliklinik 2 hari setelah kepulangan atau segera kembali ke Rumah Sakit apabila Agus menunjukkan tanda-tanda yang membahayakan. Tujuan: Setelah menyelesaikan studi kasus ini, peserta diharapkan mampu: Melakukan penilaian triase kegawatdaruratan dan perawatan anak dengan infeksi serius. Menentukan diagnosis banding dari anak yang menderita batuk dan kesulitan bernapas (Rujuk hal. 85) Mengetahui bahwa anak yang menderita batuk dan kesulitan bernapas mungkin memiliki lebih dari satu masalah Mengenali komplikasi pneumonia berat Memahami pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan dan bagaimana hasil pemeriksaan tersebut diinterpretasikan Memahami perawatan pendukung dan pemantauan yang diperlukan bagi penderita pneumonia. Pemeriksaan:
Pemeriksaan darah lengkap dan apusan darah (Full Blood Examination) dengan hasil anemia berat, neurofilia sedang dengan pergeseran dominan ke kiri, trombositosis bermakna yang konsisten dengan infeksi/inflamasi. Apusan darah untuk mengetahui parasit malaria menunjukkan parasit yang berbentuk cincin di dalam sel darah merah. Kadar gula darah dalam batas normal Golongan darah dan cross check Kultur darah (dilakukan jika tersedia). Hasil ini kemungkinan akan positif pada sekitar 20-30% anak-anak dengan pneumonia. Jika mereka telah menerima antibiotik awal sebelumnya, pemeriksaan kultur darah tidak banyak membantu. Rontgen dada dengan pembesaran jantung dan opasitas bilateral menunjukkan adanya pneumonia dengan gagal jantung
Aspirasi cairan lambung untuk menemukan basil tahan asam (dapat dilakukan apabila ada kemungkinan bahwa penyakit ini merupakan TBC paru dan apabila reagen Zeil-Neilsen tersedia (Rujuk hal. 113)
Obat-obatan yang digunakan: Ampisillin intravena selama 3 hari (Rujuk hal. 89) Kinine intravena sebanyak 3 dosis dilanjutkan dengan kinine oral selama 7 hari Dosis tunggal sulfadoxin-pirimethamine (S-P) untuk mengurangi risiko timbulnya resistensi (Rujuk hal. 172) Furosemida intravena diikuti dengan furosemide oral (Rujuk hal. 122). Pemberian amoksisilin oral untuk 7 hari pada saat pulang dari rumah sakit Supplemen tablet besi oral Perawatan pendukung lainnya: Terapi oksigen dengan cara nasal prongs (Rujuk hal. 12) Parasetamol untuk demam (Rujuk hal. 294) Tranfusi darah untuk anemia (Hb < 6 g/dL) sekunder karena malaria dan gagal jantung (Rujuk hal. 173, 298) Pemberian cairan secara intravena (Rujuk hal. 293) Pemberian makanan melalui pipa nasogastrik (Rujuk hal. 90)
Bagian 4 – Batuk dan Kesulitan Bernapas – Kasus II Catatan untuk Peserta: Permasalahan: Agus adalah bayi laki-laki berusia 16 bulan yang dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari desanya yang merupakan daerah endemis malaria. Sejak 5 hari yang lalu Agus menderita demam disertai batuk. Ibunya telah memberi 2 jenis obat sirup yang dibeli di toko obat setempat. Keluhan batuk dan demam tidak membaik, bahkan dalam 2 hari ini suhu tubuh semakin meningkat disertai dengan sesak napas. Asupan makan dan minum per oral pun sangat menurun. Foto Agus
Tangan Agus
Riwayat penyakit dahulu Sebelumnya sehat, tidak ada riwayat penyakit yang signifikan sebelumnya Riwayat penyakit di keluarga: Nenek Agus menderita tuberkulosis dan telah mendapat pengobatan 3 tahun yang lalu Riwayat Status Sosial: Agus tinggal dengan orang tua dan neneknya di daerah endemis malaria Pengobatan: Obat-obatan dari toko obat setempat
Diskusi: Bagaimana tahapan anda dalam menangani anak dengan tingkat keparahan penyakit ini?
Catat informasi-informasi penting dari masalah yang diajukan
Apakah anda mengetahui tanda-tanda kegawat daruratan atau utama (penting) dari riwayat dan gambar-gambar diatas?
Tindakan kegawatan apa yang dibutuhkan oleh Agus?
Catat penyebab-penyebab yang memungkinkan dari penyakit tersebut. Apa diagnosis awal anda? Catat diagnosis bandingnya
Catat pemeriksaan yang akan anda lakukan untuk mengkonfirmasi diagnosa
Interpretasi apa yang akan anda buat atas hasil yang disediakan?
Apakah diagnosis akhir anda?
Bagaimana anda merawat anak tersebut?
Perawatan pendukung apa yang diperlukan?
Bagaimana pemantauan terhadap respon perawatan?
Komplikasi apa yang mungkin muncul selama Agusmenjalani perawatan di rumah sakit?
Apakah rencana untuk terkait pemulangan pasien?
Perawatan lanjutan dan tindak lanjut apa yang diperlukan?
Kesimpulan: Kasus ini merupakan kasus yang cukup kompleks. Agus menderita batuk dan distres pernapasan berat akibat dari pneumonia berat dan gagal jantung, yang disebabkan oleh anemia sekunder karena malaria dan pneumonia berat.
Anak-anak yang sakit serius kemungkinan menunjukkan satu gejala, namun kemungkinan mempunyai penyebab/masalah yang banyak. Distres respirasi berat pada kasus Agus disebabkan oleh: Pneumonia Anemia yang disebabkan oleh malaria Gagal jantung yang disebabkan oleh anemia dan pneumonia berat Pengobatan darurat merupakan terapi life saving. Identifikasi dan penilaian terhadap setiap masalah yang ada penting sebagai tindakan penyelamatan anak.