Pelatihan Rawat Hewan Kurban untuk Ta’mir se-Surabaya UNAIR NEWS – Dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha 1437 H, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Jawa Timur I mengadakan pelatihan penyembelihan ternak kurban. Pelatihan bertajuk “Pelatihan Penyembelihan Ternah Kurban Menghadapi Hari Raya Idul Adha 1437 H Bagi Ta’mir Masjid dan Mushola seSurabaya” ini bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga. Pelatihan diselenggarakan di Ruang Tanjung Adiwinata FKH UNAIR, dan dihadiri oleh perwakilan ta’mir masjid dan mushola se-Surabaya. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti., drh., M.Kes mengatakan, peserta pada pelatihan ini sudah melebihi ekspektasi. Selain pemberian materi, diadakan pula simulasi penyembelihan hewan kurban. “Pada pelatihan ini nantinya tidak hanya simulasi, namun juga untuk pengetahuan bersama tentang penyakit dan bagaimana merawat serta menjaga kesehatan hewan ternak untuk kurban,” ujarnya. Turut hadir Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si selaku ketua PDHI cabang Jawa Timur I. Ia mengatakan, ini kali pertama pelatihan penyembelihan ternak kurban diadakan dengan menggandeng institusi pendidikan. “Acara seperti ini biasanya dilakukan oleh Dinas Peternakan. Namun ini pertama kali dilakukan dengan perguruan tinggi, sehingga kami mendapat apresisasi dari PDHI pusat,” ujarnya. Pada kesempatan ini, Suwarno menyampaikan bahwa daging yang akan diberikan kepada mustahik harus memiliki unsur ASUH. “Jadi ASUH itu singkatan dari aman, sehat, utuh, dan halal,” tutur Suwarno yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III FKH UNAIR.
Pada kesempatan ini, Suwarno turut menyayangkan dengan adanya perlakuan kepada hewan ternak yang acuh tak acuh. Bahkan, banyak hewan ternak ketika akan disembelih mengalami stres. “Padahal hewan yang stres itu dagingnya terasa kurang enak bila dibandingkan dengan yang tidak stres,” ujarnya. Dr. Rimayanti., Drh., M.Kes sebagai pemateri pertama mengatakan, kesejahteraan hewan atau animal welfare perlu dilakukan untuk hewan yang akan dikurbankan. “Yang termasuk animal welfare diantaranya adalah bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit, bebas mengekspresikan perilaku normal, dan bebas dari rasa stres serta tertekan,” ujarnya. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti., drh., M.Kes selaku pemateri kedua menyampaikan materi tentang kesehatan hewan ternak kurban. Sedangkan Prof Suwarno selaku pemateri ketika, menjelaskan mengenai ciri-ciri fisik ternak sehat. “Ciri-ciri ternak sehat bisa dilihat dari mata, bulu, nafsu makan, pergerakan, kulit, membran mukosa, kotoran, dan cara berdirinya” ujar Prof. Suwarno. Selain itu, Dr. Moh. Anam Al Arif., drh., MP selaku pemateri keempat menyampaikan materi mengenai penyakit pada hewan kurban dan adab penyembelih hewan kurban. Acara ini dimoderatori oleh Dr. Anang Murjito yang juga wakil dari PDHI cabang Jawa Timur I. Acara diakhiri dengan praktik merobohkan hewan kurban. (*) Penulis : Akhmad Janni Editor : Binti Q. Masruroh
Semarak 2016
Display
UKM
UNAIR
UNAIR NEWS – Sebanyak lima divisi dari 37 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Airlangga menggelar Display UKM 2016 di Student Center UNAIR pada 29-30 Agustus 2016. Pelaksanaan yang masih di bulan Agustus ini, mengusung tema semarak kemerdekaan dengan nama display UKM yaitu “Panca Tirta”. Filosofi terciptanya Panca Tirta yaitu ‘Panca’ berarti lima yang melambangkan banyaknya divisi yang ada di UKM UNAIR, dan ‘Tirta’ artinya air. Makna ‘Panca Tirta’ mengisyaratkan bahwa semangat dan prestasi yang diberikan oleh kelima divisi dari 37 UKM selalu mengalir tanpa batas untuk UNAIR. Acara dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, SH., MH., CN dengan pemukulan gong. Suasana seketika ramai ketika terdengar suara gamelan dari Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK) dan UKM Orchestra sebagai pembuka acara. Kemudian, secara berurutan dilanjutkan oleh penampilan dari UKM Karate, Ju Jitsu, Wanala, Kerohanian Islam, Teater, UKTK, Taekwondo, dan Paduan Suara Universitas Airlangga (PSUA). Gerakan lincah dari divisi bela diri, gemuruh takbir yang dilontarkan dari UKMKI UNAIR, tarian yang lihai dari UKTK, adu akting dari UKM Teater, suara merdu dari PSUA, dan tak kalah menarik pertunjukan yang atraktif dari UKM Wanala membuat acara display UKM kali ini semakin meriah. Suasana sempat gaduh ketika mahasiswa baru melihat penampilan memukau dari UKM Wanala yang menunjukkan kebolehannya. Kebolehan tersebut ditunjukkan dengan perhelatan flying fox dari lantai 3 Studen Center (SC) ke tribun dasar dengan ketinggian sekitar 10 meter. Penampilan yang mengejutkan dari UKM Wanala ini membuat
mahasiswa baru antusias. Alhasil, dengan alat pelindung diri (APD) yang teruji safety, akhirnya dua mahasiswa baru yang bernama Ahsan (mahasiswa baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis) dan Dewi (mahasiswi baru dari Fakultas Keperawatan) ikut mencoba bermain flying fox dengan dibantu oleh kawankawan UKM Wanala. “Gerakan tadi itu namanya terolian. Biasanya digunakan untuk bantuan penyeberangan. Posisinya ya, seperti itu menggelantung di tali dan lebih utamanya menggunakan kekuatan tangan,” kata Fresta Yuanita anggota UKM Wanala UNAIR pada divisi rock climbing. Hari pertama display UKM diikuti mahasiswa baru tak kurang dari 3.400 orang. Display UKM berlangsung dua hari, yakni pada Senin (29/8) dan Selasa (30/8). (*) Penulis : Disih Sugianti Editor
: Binti Q. Masruroh
Cegah Kerusakan Semen Beku dengan Tambahan Protein UNAIR NEWS – Ketersediaan pangan termasuk yang berasal dari hewan, terus menjadi tantangan bagi Indonesia. Tantangan tersebut salah satunya adalah soal keberhasilan inseminasi buatan atau kawin suntik. Inseminasi buatan ini merupakan alternatif pilihan yang dapat digunakan dalam mempercepat program peningkatan kualitas bibit ternak dan mempermudah penyebaran bibit ternak, termasuk ternak kambing dan domba. Latar belakang penelitian itulah yang disampaikan Prof. Dr. Suherni Susilowati, M.Kes, drh dalam pidatonya pada pengukuhan
guru besar UNAIR yang dilaksanakan pada Sabtu (27/8). Prof. Suherni dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Inseminasi Buatan pada Fakultas Kedokterah Hewan UNAIR. Ia menyampaikan naskah pidato dengan judul “Potensi Frozen Semen pada Kawin Suntik Kambing Sebagai Upaya Memenuhi Kebutuhan Protein Hewani”. Menurutnya, salah satu faktor pendukung dalam upaya mengoptimalkan program inseminasi buatan pada ternak kambing adalah tersedianya semen beku yang memenuhi standar minimal. Dari penelitian yang ia hasilkan, semen yang dibekukan ternyata mudah mengalami kerusakan sehingga perlu ditambahkan protein Insulin Like Growth Factor-I Complex dalam medium bahan pengencer sehingga dapat menekan kerusakan semen. Dalam pidatonya Prof. Suherni mengatakan, peningkatan suplai daging kambing baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mengurangi tekanan terhadap pemotongan sapi potong produktif sekaligus mengurangi jumlah impor daging sapi. Sampai saat ini, berbagai teknologi telah diciptakan dan telah dipergunakan untuk meningkatkan efisiensi reproduksi ternak. Inseminasi buatan merupakan awal pemakaian bioteknologi reproduksi pada hewan jantan. Selain itu, keuntungannya adalah peternak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan pejantan dan dapat memperbaiki kualitas genetik dalam waktu yang relatif singkat. “Salah satu faktor pendukung dalam upaya mengoptimalkan program inseminasi buatan atau kawin suntik pada ternak kambing adalah tersedianya semen beku yang memenuhi standar minimal. Saat ini sangat sulit untuk mendapatkan semen beku kambing yang memenuhi standar minimal yang layak digunakan dalam program inseminasi buatan,” tutur Prof. Suherni. Menurut Prof. Suherni, penyebab hal tersebut adalah proses pembekuan yang menyebabkan kerusakan fungsi maupun struktur membran dan kemampuan spermatozoa untuk mempertahankan hidup.
“Untuk mengefisiensikan reproduksi kambing sehingga terjadi peningkatan populasi ternak kambing di Indonesia dimana tercapainya kebutuhan protein hewani perlu mengetahui peran dari protein Insulin Like Growth Factor-I Complex,” ujarnya. Insulin Like Growth Factor I berperan terhadap pengaturan fungsi spermatozoa sebelum dan sesudah ejakulasi terutama dalam meningkatkan motilitas dan kapasitasi. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.
Mahasiswa FEB Cicipi Kuliah di Fontys Belanda UNAIR NEWS – Lima mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Airlangga menjalankan program pertukaran ke Fontys University of Applied Science, Belanda. Mereka yang ikut dalam Exchange Program Fontys Venlo Spring 2016 itu adalah Evelyn Rahmadanti, Reno Albra, Muhammad Aprilian Adhani, Muhammad Faishal Reza, dan Ahmad Wisesa Lumumba. Jadwal mereka di Negeri Kincir Angin dimulai sejak 10 Februari hingga 18 Juli 2016. Kampus Fontys memiliki tiga kampus yang tersebar di Eidhoven, Venlo, dan Tilburg. Tapi, khusus untuk program internasional, mahasiswa program pertukaran atau kuliah purnawaktu ditempatkan di Venlo. Lima sekawan itu mendapat beasiswa pendidikan dari kampus Fontys Belanda. Sedangkan, biaya hidup di Belanda ditanggung UNAIR. Selama di rantau, mereka tinggal di asrama mahasiswa. “Kami sebagai exchange students merasa diterima sebagai tamu,
teman, hingga turis. Mulai dari jauh-jauh hari, kami sudah diberikan contact person orang yang bertanggung jawab kepada seluruh murid exchange, dan bebas untuk menghubungi orang tersebut jika ada kesulitan,” kata Evelyn. Dosen di kampus tersebut sangat terbuka dengan pemikiran mahasiswa asing. Yang terpenting, dosen tidak suka menyalahkan mahasiswa. Malah, mahasiswa diperkenankan berdiskusi intensif bahkan berdebat. Sebagai mahasiswa pertukaran, para mahasiswa UNAIR diagendakan trip satu kali setiap bulan dengan hanya membayar 5 – 10 Euro, dan selebihnya sudah ditanggung oleh pihak Fontys. Hal yang menarik saat hidup dan berinteraksi di Belanda, imbuh Evelyn, semua orang taat dan jujur terhadap aturan. Semua tertata rapi. Semua menghargai lingkungan, damai, tenteram, dan orang-orang yang ramah. “Sekalipun mereka tidak mengenal kami, tidak jarang ketika kami jalan, disapa oleh orang atau penduduk di sana. Meski memang, tidak menutup kemungkinan akan adanya copet. Karena, saya pribadi juga kecopetan di Amsterdam,” kenangnya. Orang-orang Belanda yang ditemui Evelyn dan kawan-kawan tidak rasis. Mereka sering bertemu dengan mahasiswa lain dari berbagai negara, termasuk mahasiswa lokal. Tak jarang, mereka bermain dan makan bersama sembari mengenal satu sama lain, dan bertukar cerita tentang budaya masing-masing. Transportasi umum yang ada di Belanda selalu tepat waktu. Jika ada masalah atau keterlambatan, akan diinformasikan dengat cepat, melalui laman resmi, aplikasi, dan pengumuman di stasiun. Sekretaris Departemen Manajemen FEB Dr. Tanti Handriana menuturkan, aktivitas pertukaran mahasiswa merupakan upaya dari program studi S-1 Manajemen untuk bisa memberi kesempatan kepada mahasiswa yang berprestasi agar mendapatkan pengalaman berkuliah di luar negeri. Sekaligus, menambah jejaring dengan
mahasiswa asing. “Pada saat yang sama, prodi S-1 Manajemen juga menerima mahasiswa Fontys selama satu semester. Program ini sangat bermanfaat dan akan terus dilakukan serta dikembangkan lebih lanjut,” kata dia. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor: Defrina Sukma S.