PELATIHAN MATERI EKONOMI UNTUK WIDYASWARA DEPAG CIPUTAT, 18 OKTOBER 2011 Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si
AGENDA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Konsep Ekonomi, D, S, dan Price Equilibrium Pasar Pelaku Ekonomi Fungsi Konsumsi, Tabungan dan Investasi Koperasi Sekolah Perbankan Syariah Perekonomian Terbuka Olimpiade Ekonomi
Bapak Ilmu Ekonomi: Adam Smith (1776): an inquiry into the nature and causes of the wealth of nation Masalah pokok perekonomian 1) Kekurangan (scarcity) 2) Membuat pilihan untuk memaksimumkan kesejahteraan (kepuasan)
Analisis ekonomi 1) Ekonomi deskriptif 2) Teori Ekonomi 3) Ekonomi terapan dalam kebijakan ekonomi dan terhadap value judgement Empat unsur teori - Variabel - Asumsi - Hipotesa - Ramalan (hubungan fungsional, Y=a+bC+I)
Alat Analisis IE: • Grafik • Statistik, ex. Angka indeks, analisis regresi Scarcity choice opportunity cost PPF = Production Possibility Frontier (batas kemungkinan produksi) Y
PPF
X
ELASTISITAS PERMINTAAN 1. Hukum Permintaan Price
Demmand
2. Pergeseran & Gerakan kurva permintaan
harga
harga (Rp)
6 5 4
D
3
2
D2 Q2
Q
Q1
D
D1
kuantitas
( Pergeseran kurva permintaan )
S
1 100 200 300 400 500
600
( Gerakan sepanjang kurva permintaan )
3. 3 Konsep Elastisitas 1. Price elasticity of demand 2. Income elasticity of demand 3. 3. Cross elasticity of demand D D
D
D
D
D
Elastisitas tidak sempurna
Elastisitas sempurna
D
Elastisitas unites
D
D tidak elastis
D Elastis
1. Hukum Penawaran Price
Supply
* Elastisitas penawaran *
S
Elastisitas sempurna
Elastisitas tidak sempurna
Elastisitas uniter
P P1
tidak elastis
Elastis
3. Pergeseran & Gerakan Kurva Penawaran A2
A1
A
F E harga
harga
B
S2
D C
S
B S1 A Q2
Q1 Q
Q2 kuantitas
kuantitas
( gerakan kurva penawaran ) ( pergeseran kurva penawaran )
EQUILIBRIUM a. Secara Angka b. Secara Grafik
D
S
harga
Kelebihan penawaran
E
D S
Kelebihan Permintaan
kuantitas
Teori Tingkah Laku Konsumen dan Kepuasan max 1. Pengertian dan asumsi utama
2. TTLK dibedakan dalam 2 macam :
Pendekatan nilai guna kardinal TTLK
Pendekatan nilai guna ordinal
Kepuasan Max. 1.
Garis Pendapatan - Konsumsi
Garis Harga – Konsumsi
c
b a
Garis harga konsumsi
E2
Garis pendapatan konsumsi
E1
makanan
makanan
A
E
E2 E
U3
E1
U3
U2
U2
U1 0
pakaian
U1 0
D
C
B
pakaian
2. Konsumen Efek penggantian (subtitution efect) Efek Pendapatan (income efect)
makanan
A
A1 E
M M1
E1 D
M2
U1 U2
0
Q
Q2 B Q1 B1
C
Biaya Produksi 1. Jenis-Jenis Biaya Produksi • Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
• Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Jangka Waktu Analisis • 1. Jangka pendek, faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya Biaya Jangka Pendek 1. TC 6. AVC 2. TFC 7. AC 3. TVC 4. MC 5. AFC
Tabel Kurva Biaya Jangka Pendek
Q
1 2 3 4 5 6
Tpc
Tvc
60 30 60 40 60 45 60 55 60 75 60 120
Tc
90 100 105 115 135 180
Afc
60 30 20 15 12 10
Avc
30 20 15 13,75 15 20
Ac
90 50 35 28,75 27 30
Mc
10 5 10 20 45
Meaksimumkan keuntungan jangka pendek
Ongkos total (TC) (ribu rupiah) Jumlah Produksi (unit)
(0) (1) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ongkos ratarata-rata Dan marginal (ribu rupiah)
Harga penjualan Untung/rugi (ribu rupiah)
Ongkos tetap total
Ongkos berubah total
Ongkos total
Ongkos berubah Rata--rata Rata
Ongkos total Rata--rata Rata
Ongkos marginal
Harga = hasil penjualan marginal
Hasil = Penjualan total
Keuntungan atau kerugian
(TFC) (2)
(TVC) (3)
(TC) (4)
(AVC) (5)
(AC) (6)
(MC) (7)
(P=MR) (8)
(TR) (9)
(10)
Rp.20 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Rp. – 8 14 18 20 24 31 42 56 76 108
Rp. 20 28 34 38 40 44 51 62 76 96 128
Rp. – 8 7 6 5 48 52 6 7 84 108
Rp. – 26 17 127 10 88 85 89 95 107 128
Rp. – 8 6 4 2 4 7 11 14 2 36
Rp. – 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Rp. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Rp. -20 -18 -14 -8 0 6 9 8 4 -6 -28
• 2. Jangka panjang, panjang, yaitu faktor produksi bersifat variabel Biaya Dalam Jangka Panjang 1. LTC = LVC 2. Δ LTC LMC= Δ Q 3. LTC LAC = Δ Q
3.Faktor terjadinya efisiensi dan inefisiensi jangka panjang 3. • Teknologi produksi • Manajemen • SDM
Skala Produksi 1. Skala Ekonomis 2. Skala Non Ekonomis
PASAR
1. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Definisi : suatu struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna • • • • •
Perusahaan sebagai price taker Setiap perusahaan bebas keluar masuk industri Menghasilkan barang yang serupa Terdapat banyak penjual/perusahaan di pasar Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar
2. PURE MONOPOLY Ciri-Ciri Pasar Monopoli 1. 2. 3. 4. 5.
Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri Dapat mempengaruhi penentuan harga Promosi iklan kurang diperlukan
Faktor-Faktor yang Menimbulkan Monopoli 1. Mempunyai sumber daya tertentu yang unik 2. Dapat menikmati skala ekonomi 3. Kekuasaan monopoli yang diperoleh melalui peraturan pemerintah a. Peraturan paten dan hak cipta b. Hak usaha ekslusif
Pemaksimuman keuntungan monopoli secara grafik
(i) Kurva hasil penjualan total (TR)
Jumlah barang
Apakah keuntungan monopoli berlebihan?
Monopoli dan Diskriminasi Harga • •
Syarat-syarat diskriminasi harga Contoh-contoh diskriminasi harga
Pengaturan Perusahaan Monopoly
Penilaian ke atas monopoli • Efisiensi Kegiatan Monopoli • Perkembangan teknologi dan inovasi a. Pandangan I
•
: Monopoli tidak merangsang inovasi b. Pandangan II : Monopoli merangsang inovasi Monopoli dan kesejahteraan masyarakat
Kerugian yang dialami masyarakat ( biaya sosial ) • Hilangnya atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen • Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja • Memburuknya kondisi makro ekonomi nasional • Memburuknya kondisi perekonomian internasional
3. PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS 1.
PENGERTIAN Pasar persaingan monopolis pada dasarnya adalah suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products).
2.
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS 1. Terdapat banyak penjual 2. Barangnya bersifat berbeda corak 3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga 4. Masuk ke dalam industri relatif mudah 5. Persaingan memproduksi barang sangat aktif
4.
PERSAINGAN BUKAN HARGA Persaingan bukan harga dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Differensiasi produksi 2. Iklan
5.
TUJUAN PROMOSI PENJUALAN MELALUI IKLAN 1. Untuk memberikan informasi mengenai produk 2. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasive 3. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen
KESEIMBANGAN DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS
1. Keseimbangan Jangka Pendek MC A
P Harga
AC
B
C
D
MR 0
6
Jumlah barang
(i) Memperoleh keuntungan
2. KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG MC
D
AC
Harga
P1
D MR 0
Q a).Dalam Jangka Panjang Pelanggan makin setia
Jumlah barang
MC
Harga
AC
B
C P A
C 0
D
Q b). Dalam Jangka Panjang Pelanggan Makin Memilih
Jumlah barang
4. Pasar Oligopoli Definisi : pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan perusahaan.. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. sepuluh.
Ciri--ciri pasar oligopoli Ciri
1. Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda 2. 3.
corak Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh Pada umunya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan iklan..
BENTUK-BENTUK HAMBATAN MASUK KE OLIGOPOLI
1. 2. 3.
Skala ekonomi Biaya produksi yang berbeda Keistimewaan hasil produksi KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PENGIKLANAN
Kebaikan Pengiklanan, antara lain : 1. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam menentukan jenis-jenis barang yang akan di belinya. 2. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang. 3. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, TV surat kabar, dan majalah 4. Iklan menaikan kesempatan kerja
Keburukan pengiklanan, antara lain : 1. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan. 2. Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul. 3. Iklan bukanlah suatu cara yang eferktif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian. 4. Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri.
D
Harga (ribuan rupiah)
16
Ed > 1 (ii) Kurva permintaan (D = AR) dan hasl penjualan marjinal (MR)
12 10
0
8
Ed = 1 Ed < 1
4 D = TR 0
2
5
MR
8 Jumlah barang
PELAKU EKONOMI
KEGIATAN EKONOMI 2 SEKTOR
Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor
Kegiatan Ekonomi Empat sector
Peran Masyarakat ekonomi luar negeri • Masyarakat ekonomi luar negeri adalah pelaku ekonomi yang berhubungan dengan transaksi luar negeri, sektor ini mencakup ekspor dan impor barang dan jasa serta aliran modal yang berkaitan dengan transaksi investasi perbankan.
KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI Menurut JM. Keynes pendapatan suatu Negara dapat dirumuskan sebagai berikut Y=C+Ssedangkan untuk perusahaan Y=C+I Sehingga akan didapat persamaan S=I Fungsi konsumsi C=a+bY Dimana C= tingkat konsumsi nasional a= besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous Consumtion) konsumsi otonom b= MPC Marginal Prospencity to Consume yaitu hasrat untuk berkonsumsi batas untuk mengetahui besarnya a, dihitung dengan menggunakan rumus; a=(APC-MPC)Y Dimana APC menunjukkan besarnya Average Prospencity to Consume artinya hasrat untuk konsumsi rata-rata.
C APC = Y
MPC =
∆C ∆Y
• Jadi sedangkan Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan antara tabungan dengan pendapatan Y, dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan sebagai berikut S = − a + (1 − b)Y ∆S dim ana (1 − b) = MPS = ∆Y
Tingkat pendapatan BEP (Break Even Point) atau Break even income adlaah tingkat pendpaatan dimana pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk dikonsumsi. Y=C atau S=0
• Dari aspek bahasa, istilah “bank syariah” terbentuk dari 2 kata dasar, yaitu : 1. bank 2. Syariah
• Definisi menurut UU Perbankan Syariah : Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
• Definisi “bank” menurut UU Perbankan dan UU Perbankan Syariah : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
bunga
Rp
Rp
bunga
Berdasarkan kompleksitas kegiatan usaha : • Bank Umum • Bank Perkreditan/Pembiayaan Rakyat Berdasarkan prinsip yang digunakan : • Bank Konvensional • Bank Syariah
• Menghimpun dana dari masyarakat • Menyalurkan pinjaman/pembiayaan kepada masyarakat • Menyediakan jasa-jasa keuangan dan sistem pembayaran lainnya.
Keterangan
Bank Konvensional
Bank Syariah
Sistem yang digunakan dalam produk
Berbasis bunga
Non-bunga (bagi hasil, marjin, sewa, fee)
Susunan Pengurus
Hanya Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris, Direksi & Dewan Pengawas Syariah
Jenis pengikatan / akad
Hanya satu jenis pengikatan
Beragam jenis akad
Hasil investasi setiap bulannya
Tetap
Berfluktuasi, sesuai kinerja bank
Penyaluran dana
Semua bisnis yang menguntungkan
Hanya bisnis menguntungkan yang sesuai prinsip syariah
Laporan kinerja
Kurang transparan
Transparan
Fungsi sosial
Tidak ada
Dapat berperan sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Penghimpunan Dana Wadiah
Penyaluran Dana Piutang
Jasa-jasa Perbankan Rahn
- Giro
- Qardh
Wakalah
- Tabungan
- Murabahah
Kafalah
- Salam
Hawalah
- Istishna
Sharf
Mudharabah - Tabungan - Deposito
Investasi - Mudharabah : a. Mutlaqah b. Muqayyadah - Musyarakah Sewa - Ijarah - Ijarah Muntahiyyah Bittamlik
• Akad titipan dimana barang yang dititipkan dapat diambil sewaktu-waktu. • Pihak yang menerima titipan dapat meminta jasa untuk keamanan dan pemeliharaan barang yang dititipkan. • Ada 2 jenis wadiah : – Wadiah Amanah → Pihak yang menerima titipan tidak diperkenankan mengambil manfaat dari barang yang dititipkan (contoh : safe deposit box).
– Wadiah Yaddhamanah → Pihak yang menerima titipan boleh mengambil manfaat dari barang yang dititipkan (contoh : giro & tabungan)
• Akad usaha dua pihak dimana salah satunya memberikan modal (Shahibul Maal) sedangkan yang lainnya memberikan keahlian (Mudharib). • Modal 100% berasal dari shahibul maal. • Nisbah keuntungan disepakati di muka oleh kedua belah pihak, termasuk penentuan revenue atau profit sharing. • Jika untung maka dibagi sesuai nisbah yang disepakati • Jika rugi seluruhnya ditanggung oleh shahibul maal (jika kerugian bukan karena kelalaian mudharib). • Modal dapat dikembalikan kepada shahibul maal secara berangsur-angsur.
• Ada 2 jenis mudharabah : – Mudharabah Mutlaqah → Mudharib diberikan kebebasan dalam mengelola dana shahibul maal (sepanjang memenuhi syariah Islam).
– Mudharabah Muqayyadah → Mudharib wajib mengelola dana sesuai keinginan shahibul maal, misalnya kepada proyek/nasabah tertentu. Dalam perbankan disebut dengan istilah chanelling (dalam hal ini, bank menerima fee).
• Akad hutang-piutang uang, tanpa bunga. • Umumnya digunakan untuk pinjaman kesejahteraan karyawan. • Dapat pula disalurkan sebagai bagian dari fungsi sosial bank syariah (dalam hal ini penerima qardh harus merupakan mustahiq).
• Akad jual-beli dimana bank bertindak selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. • Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk bank disepakati di muka. • Bank dapat meminta uang muka dari nasabah • Dalam fiqih klasik, murabahah dilakukan secara tunai, dalam praktek perbankan, nasabah dapat membayar secara cicilan. • Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat diminta untuk memberikan jaminan. • Apabila nasabah melunasi sebelum jatuh tempo, maka dapat diberikan diskon sesuai kesepakatan bersama.
• Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari penjual pertama. • Dalam perbankan syariah, umumnya aplikasinya sebagai berikut : – Bank melakukan pemesanan barang kepada supplier, namun barang dikirim langsung kepada nasabah. Ini dilakukan karena bank tidak memiliki gudang penyimpanan barang. – Nasabah membeli sendiri langsung dari supplier selaku wakil bank. Dalam hal ini bank melakukan akad wakalah dengan nasabah.
• Akad jual beli tangguh/pesanan dimana pembayaran dilakukan di muka dan barang diterima beberapa waktu kemudian. • Dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli sedangkan nasabah bertindak selaku penjual. Uang pembelian diberikan dimuka kepada nasabah. • Barang yang dipesan harus memiliki spesifikasi dan jumlah satuan yang jelas dan standar. • Biasanya diterapkan untuk pembiayaan produk pertanian (agrobased industries) atau produk2 yang terstandarisir.
• Bank dapat menjual barang tersebut sebelum jatuh tempo kepada pihak lain dengan cara yang sama (salam) tapi tidak boleh dikaitkan dengan Salam yang pertama. Produk ini disebut Salam Paralel. • Salam Paralel dilarang dilakukan terhadap nasabah yang sama, karena dikhawatirkan terkena hukum riba. • Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default) menyerahkan barang yang dipesan, maka kewajiban terhadap bank tidak berubah. Artinya penyerahan barang harus tetap dilakukan, meskipun harus ditunda karena kegagalan.
• Akad istishna mirip dengan Salam. Perbedaannya terletak pada obyek yang dibiayai dan cara pembayaran. • Pada Istishna obyek yang dibiayai bersifat ‘customized’, sehingga harus dibuat lebih dahulu. Pada Salam, obyek yang dibeli/dibiayai terstandarisasi. • Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka sekaligus, sedangkan pada istishna, pembayaran oleh bank dapat dicicil/ bertahap. • Umumnya diterapkan pada produk jasa konstruksi, seperti pembiayaan pembangunan/renovasi rumah.
• Akad join venture, di mana bank dan nasabah sama-sama memberikan modal (patungan) dalam usaha yang akan dijalankan. • Nisbah keuntungan disepakati di muka oleh kedua belah pihak, termasuk penentuan revenue atau profit sharing. • Porsi nisbah boleh berbeda dengan porsi modal, asalkan disepakati bersama. • Keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati. • Kerugian ditanggung sesuai porsi modal masing-masing. • Selaku partner bisnis, bank berhak ikut serta dalam pengaturan manajemen.
• Akad sewa-menyewa, di mana bank sebagai pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah sebagai penyewa (musta’jir). • Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi menyewa dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Hal ini dibolehkan selama tidak ada kaitan antara akad sewa pertama dengan akad kedua. • Sebagai mu’jir, bank bertanggungjawab atas pemeliharaan asset yang disewa.
• Akad sewa-menyewa, di mana penyewa (musta’jir) diberikan opsi untuk memiliki obyek yang disewanya (Financial Lease). • Dimungkinkan apabila bank memiliki obyek yang disewakan. • Ijarah Muntahiyyah Bittamlik pada dasarnya terdiri dari dua akad, yaitu akad sewa dan janji (opsi) pemilikan. • Peralihan kepemilikan tidak bisa dilakukan apabila akad sewa belum berakhir. • Selama kepemilikan belum beralih, bank bertanggungjawab atas pemeliharaan asset yang disewa
– Rahn dalam syariah memiliki dua makna : • Fiducia: penyerahan barang, tapi hanya dokumennya saja yang ditahan. Barang masih digunakan oleh pemilik. • Gadai: penyerahan barang secara fisik, sehingga pemilik tidak dapat menggunakannya lagi.
• Umumnya dipergunakan sebagai pengikatan jaminan atas pinjaman yang diberikan.
• Wakalah (Perwakilan) – Produk: Transfer, Inkaso, Debit Card, L/C
• Kafalah (Penjaminan) – Produk: Bank Guarantee, L/C, Charge Card
• Hawalah (Pengalihan Piutang) – Produk: Bill Discounting, Anjak Piutang, Post Dated Check
• Sharf (Pertukaran mata uang) – Produk: Jual beli Valuta Asing. Dalam penyediaan jasa-jasa di atas, bank memperoleh ujrah (fee based income). Karena ujrah diperoleh dari pemanfaatan asset/teknologi milik bank sendiri, maka tidak termasuk yang dibagihasilkan.