Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI Ni Wayan Eminda Sari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar
ABSTRACT This study aimed at gathering illustrations and explanation about (1) learning context as a field of the implementation for cooperative principle in a classroom learning, (2) the cooperative principle conducted by the teacher, (3) the implementation of cooperative principle conducted by the students, (4) the effects of cooperative principle which is conducted by teacher and students upon Indonesian learning in the class XI SMAN 1 Kediri. In order to achieve these goals, this study uses the descriptivequalitative design. The subject of the study is the students and Indonesian teacher at the class XI SMAN 1 Kediri. The data gathering is conducted by the methods of recording, observation, and interview. The data gained then was analyzed qualitatively descriptive that covers four phases, namely data gathering, data reduction, data presentation, verification, and conclusion making. The results of this study shows that learning context as the field of cooperative principle implementation in the classroom, dominantly appears in formal situation, and appears also in semi-formal and nonformal situation. The cooperative principle conducted by the teacher is marked by teacher’s speech that obeyed the maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, and maxim of manner. The implementation of cooperative principle conducted by the students is marked by teacher’s speech that obeyed the maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, and maxim of manner. The effects that appear due to the implementation of cooperative principle upon Indonesia is that the situation of the learning in the classroom become conducive and comfortable, students’ activity is developed, the learning runs well without any disturbances, and the goals of the teaching can be achieved effectively. Based on the result of this study, the readers expected to realize that in the use of speech, cooperative principle needs to be considered so that the conversation can be more effective and efficient. Key words : cooperative principle, maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, maxim of manner, conversation between teacher and students. PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi.
untuk
dapat
menciptakan peristiwa
Sebagai alat komunikasi, pengetahuan
komunikasi yang baik dan bermakna.
mengenai bahasa saja belumlah cukup
Faktor
situasi
dan
konteks
juga
178
Ni Wayan Eminda Sari
merupakan
faktor
penting
dalam
satu bagian pragmatik yang paling nyata
pemakaian bahasa. Kenyataan inilah
peranannya dalam komunikasi adalah
yang menyebabkan pragmatik memiliki
implikatur percakapan. Jadi konsep
peranan yang cukup penting dalam
implikatur
kehidupan berbahasa, karena dengan
menjelaskan perbedaan yang sering
mempelajari
menguasainya
terjadi antara “apa yang diujarkan” dan
seseorang tidak hanya akan memiliki
“apa yang diimplikasikan” (Sumarsono,
pengetahuan tentang bahasa, seluk-
2007:84).
dan
beluk struktur sebuah bahasa, dan cara bahasa
(ujaran)
itu
dipergunakan
itu
Seperti kegiatan
dipakai
lazimnya
sosial
kegiatan-
lainnya,
kegiatan
berdasarkan situasi yang dihadapi pada
berkomunikasi
saat berkomunikasi.
berlangsung dengan baik apabila semua
Dalam
dunia
bertutur
dapat
dan
peserta pertuturan itu terlibat secara
pengajaran bahasa, pragmatik dipakai
aktif di dalam proses bertutur tersebut.
sebagai pendekatan pengajaran atau
Apabila salah satu pihak tidak terlibat
yang lazim disebut dengan pendekatan
dalam
komunikatif.
pengajaran
dipastikan pertuturan itu tidak dapat
dengan pendekatan komunikatif, bahasa
berjalan dengan lancar. Agar proses
diajarkan seperti pada saat digunakan
komunikasi penutur dan petutur dapat
dalam komunikasi. Hal yang ingin
berjalan baik, mereka haruslah dapat
dituju
saling bekerja sama.
Di
pendidikan
atau
untuk
dalam
bukanlah
pencapaian
pengetahuan mengenai tata bahasa atau penguasaan
kegiatan
bertutur,
dapat
Dalam percakapan formal, prinsip
terhadap
kosakata,
kemampuan
komunikatif
diterapkan. Dalam hal ini, prinsip kerja
atau kemampuan siswa berbahasa untuk
sama Grice menghendaki penggunaan
tujuan komunikasi, baik itu dengan guru
bahasa yang efektif dan efisien seperti
maupun dengan teman dan masyarakat
tampak
sekitar. Leech (1993:1) menyatakan
prinsip kerja sama tersebut. Dengan
bahwa pragmatik sesuai dengan fungsi
kata lain, prinsip kerja sama dibutuhkan
komunikatif karena pragmatik adalah
untuk
ilmu mengenai bagaimana bahasa itu
hubungan maksud dengan ujaran.
melainkan
kerja
sama
pada
lebih
Grice
masih
relevan
maksim-maksim
mudah
atau
menjelaskan
digunakan dalam komunikasi. Salah
179
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam
situasi
tertentu
pada
ISSN 2087-9016
berbicara yang panjang lebar dengan menggunakan
kalimat
mubazir
pembelajaran di kelas, semakin taat
berakibat pada pelanggaran terhadap
dengan prinsip-prinsip kerja sama Grice
prinsip kuantitas dan adanya kebiasaan
dalam bertutur guru dan siswa, maka
seperti
cenderung memberikan dampak yang
menyebabkan
positif,
terhadap prinsip relevansi.
seperti
memahami
(a)
siswa
penjelasan
sebaliknya,
guru
guru
lebih
mudah dan mudah
menghindar
dari
adanya
tugas
pelanggaran
Pelaksanaan prinsip kerja sama Grice,
baik
menaati
maupun
memaparkan sesuatu kepada siswa, (b)
melanggarnya tentu membawa dampak
bahan atau materi pelajaran lebih cepat
terhadap
dapat diselesaikan atau diajarkan, (c)
Dampak yang dimaksud dapat berupa
waktu yang diperlukan lebih efisien.
efektif atau tidaknya pembelajaran,
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
menyenangkan atau tidaknya situasi
Pendidikan, prinsip kerja sama masih
kelas, aktif atau
diperlukan dalam pembelajaran di kelas.
berkembang atau tidaknya aktivitas
Jika dilihat pada silabus, pelaksanaan
siswa di kelas. Hal itu membuat peneliti
prinsip kerja sama ini berkaitan dengan
tertarik untuk mengkajinya.
standar
kompetensi
pembelajaran
di
kelas.
tidaknya siswa, dan
berbicara.
Kajian prinsip kerja sama dalam
Walaupun demikian, kita tidak dapat
percakapan guru dan siswa di kelas
memfokuskan pada satu kompetensi
dapat
dasar saja karena setiap materi pelajaran
percakapan
yang diajarkan di kelas pasti dilengkapi
komunikasi
dengan percakapan.
sosial. Sebagai aktivitas komunikasi
Namun, ada kemungkinan prinsip
dilakukan
verbal
dengan
sebagai verbal
dalam
dalam
interaksi
melihat aktivitas interaksi
sosial,
kerja sama Grice sering dilanggar. Hal
percakapan di kelas dapat disebut
itu disebabkan oleh bermacam-macam
wacana, yaitu peristiwa komunikasi
sebab. Misalnya, hasil observasi yang
yang ditandai oleh penggunaan bahasa
dilakukan di Kelas XI SMAN 1 Kediri
antara penutur dan mitra tutur yang
menunjukkan
bersifat resiprokal bersemuka untuk
bahwa
pengetahuan
siswa yang masih kurang tentang
mencapai
tujuan
sosial
(Richard,
pelajaran, kebiasaan siswa dan guru
1995:3). Tujuan sosial yang dimaksud 180
Ni Wayan Eminda Sari
dalam pandangan tersebut mengacu
(1999), penelitian Putu Eny Susiyanti
kepada
tahun 2005 yang berjudul
upaya
pelaku
tutur
untuk
Implikatur
mencapai pemahaman bersama dan
Percakapan dalam Skenario Film Ada
menjalin hubungan harmonis. Hal itu
Apa Dengan Cinta, dan penelitian Made
tampak pada pendapat Searle (1969),
Sri Indriani tahun 2005 yang berjudul
Leech (1995), Sperber dan Wilson
Makna Pragmatis dalam Percakapan
(1998) (dalam Arifin, 1998:30), dan
Novel Menjaring Seribu Mimpi Karya
Dardjowidjojo
Mila Karmila.
menyebutkan
(2003) bahwa
yang percakapan
Ketiga penelitian tersebut berbeda
dilakukan untuk menyatakan maksud
dengan
guna
laksanakan,
mencapai
dan
mengandalkan
penelitian baik
yang dari
segi
penulis objek
pemahaman bersama. Tujuan sosial
maupun subjek penelitian. Oleh karena
yang dimaksud juga mengacu kepada
itu,
penciptaan hubungan harmonis untuk
Pelaksanaan Prinsip Kerja Sama dalam
menjalin kerja sama dan menghindari
Percakapan Guru dan Siswa dan
konflik berdasarkan norma sosial yang
Dampaknya
berlaku. Dalam pandangan tersebut,
Bahasa Indonesia di Kelas XI SMAN 1
tuturan guru dan siswa sebagai unit
Kediri
terkecil percakapan di kelas dipandang
dilakukan.
sebagai tindak tutur yang mempunyai fungsi dan dampak tertentu.
penelitian
terhadap
menarik
judul
Pembelajaran
dan
Dengan penelitian
Selama ini, penelitian mengenai
dengan
perlu
untuk
dilaksanakannya mengenai
pelaksanaan
maksim kerja sama ini, diharapkan
pelaksanaan prinsip kerja sama dalam
orang-orang
percakapan guru dan siswa belum
berkecimpung di dunia pendidikan,
pernah dilakukan di Sekolah Menengah
terutama guru dan siswanya, lebih
Atas (SMA), termasuk di Kelas XI
menyadari bahwa dalam situasi tertentu
SMAN 1 Kediri. Namun, penelitian
dalam
dengan masalah sejenis telah banyak
kemampuan berbahasa yang baik sangat
dilakukan di berbagai tempat, seperti
penting artinya, yaitu agar tidak terjadi
penelitian yang berjudul
salah penafsiran terhadap maksud yang
Implikatur
yang
pembelajaran
Percakapan Novel-Novel Agung Panji
ingin
disampaikan
Tisna oleh I Nyoman Seloka Sudiara
berkomunikasi.
setiap
di
pada
hari
kelas
saat
181
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
Berdasarkan latar belakang di atas,
dapat
(valid)
ISSN 2087-9016
sesuai
dengan
karakteristik
dan
tujuan
penelitian.
penelitian
deskriptif-
dirumuskan
beberapa
variabel
permasalahan
yakni
(1)
Konteks
Rancangan
pembelajaran
yang
bagaimanakah
kualitatif adalah rancangan penelitian
sebagai tempat relevan pelaksanaan
yang
prinsip kerja sama dalam pembelajaran
mengidentifikasi dan mendeskripsikan
di
Bagaimanakah
fenomena yang terjadi di lapangan
pelaksanaan prinsip kerja sama yang
dengan apa adanya, tanpa adanya unsur
dilakukan guru? (3) Bagaimanakah
rekayasa.
kelas?
(2)
digunakan
sebagai
prosedur
pelaksanaan prinsip kerja sama yang
Subjek dalam penelitian ini
dilakukan siswa? (4) Bagaimanakah
adalah siswa dan guru bahasa Indonesia
dampak pelaksanaan prinsip kerja sama
kelas XI SMAN I Kediri. Objek
yang dilakukan guru dan siswa terhadap
penelitian ini secara umum adalah
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
pelaksanaan prinsip kerja sama dalam
XI SMAN I Kediri?
percakapan guru-siswa dan dampaknya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas XI SMAN 1 Kediri. Secara
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
mengkaji
khusus,
adalah
(1)
konteks
sebagai
tempat
pelaksanaan prinsip kerja sama dalam
pembelajaran
percakapan guru-siswa dan dampaknya
pelaksanaan prinsip kerja sama dalam
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia
pembelajaran di kelas, (2) pelaksanaan
di Kelas XI SMAN 1 Kediri. Kajian
prinsip kerja sama yang dilakukan guru,
tersebut merupakan kajian penggunaan
(3) pelaksanaan prinsip kerja sama yang
bahasa sebagai fenomena sosial. Karena
dilakukan
mengkaji gejala atau fenomena sosial,
pelaksanaan prinsip kerja sama yang
penelitian ini menggunakan rancangan
dilakukan guru dan siswa terhadap
deskriptif kualitatif. Hal itu sesuai
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
dengan pendapat Margono (2003:36)
XI SMAN I Kediri.
yang mengatakan bahwa rancangan penelitian
dapat
diartikan
sebagai
siswa,
dan
(4)
dampak
Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu (1)
strategi mengatur latar (setting) agar
metode
perekaman,
(2)
metode
peneliti memperoleh data yang tepat
observasi, dan (3) metode wawancara. 182
Ni Wayan Eminda Sari
Untuk
mendeskripsikan
penggunaan
melaksanakan
prinsip
kerja
sama,
pelaksanaan prinsip kerja sama dalam
alasan
percakapan guru-siswa dan dampaknya
prinsip kerja sama, dan hal-hal lain
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia
yang terkait dengan masalah penelitian
di Kelas XI SMAN 1 Kediri, diperlukan
saat KBM berlangsung di kelas. Metode
data berupa penggunaan tuturan siswa
wawancara
dalam
dan
banyak berupa pengajuan pertanyaan
KBM
konfirmasi secara tidak terstruktur.
berlangsung. Untuk mendapatkan data
Analisis data dalam penelitian ini
tersebut, peneliti menggunakan metode
menggunakan prosedur analisis data
perekaman. Melalui metode perekaman
kualitatif yang mencakup empat tahap,
ini,
semaksimal
yaitu (1) pengumpulan data, (2) reduksi
mungkin mendapatkan rekaman tuturan
data, (3) penyajian data, dan (4)
yang sebanyak-banyaknya dari proses
verifikasi dan penarikan simpulan.
percakapan
percakapan
siswa-guru
guru-siswa
peneliti
saat
berusaha
guru dan siswa melanggar
yang
dilakukan
lebih
interaksi verbal dalam KBM bidang studi
bahasa
Indonesia.
Metode
HASIL PENELITIAN DAN
observasi digunakan untuk memperoleh
PEMBAHASAN
data catatan hasil observasi atau catatan
Konteks
lapangan
Tempat Pelaksanaan Prinsip Kerja
tentang
pelaksanaan
pembelajaran dan perkembangan situasi
Pembelajaran
sebagai
Sama di Kelas
yang terjadi terkait dengan pelaksanaan
Data penelitian ini menunjukkan
prinsip kerja sama dalam percakapan
bahwa tempat pelaksanaan prinsip kerja
guru-siswa dan dampaknya terhadap
sama dominan pada situasi formal,
pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas
situasi tidak terlalu formal, dan pada
XI
situasi informal, saat Secara jelas hal itu
SMAN
1
wawancara
Kediri.
Metode
digunakan
untuk
tampak pada uraian di bawah ini.
memperoleh data yang tidak terekam
Pertama, situasi formal, saat guru
oleh tape recorder dan tidak teramati
menjelaskan materi pelajaran dapat
atau tidak tercatat saat observasi. Dalam
dikatakan sebagai konteks pembelajaran
hal
yang
ini,
teknik
wawancara
sangat
menjadi
tempat
dominan
diperlukan untuk memperoleh data,
pelaksanaan prinsip kerja sama di kelas.
seperti
Prinsip kerja sama bisa terjadi dalam
alasan
guru
dan
siswa
183
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
konteks tersebut, karena guru serius
akrab masalah pribadi dengan siswa,
menjelaskan
dengan
prinsip kerja sama terutama maksim
menggunakan bahasa yang lugas, jelas,
kuantitas dan juga maksim kualitas
dan mudah dipahami siswa. Sementara
cenderung dilanggar.
itu,
siswa
materi
juga
menanggapi,
dituntut
untuk
menjelaskan,
atau
menjawab pertanyaan
guru dengan
Pelaksanaan Prinsip Kerja Sama yang Dilakukan Guru
menggunakan bahasa yang lugas, jelas,
Data penelitian ini menunjukkan
dan mudah dipahami siswa. Prinsip
bahwa dalam percakapan di kelas, guru
kerja sama yang dilaksanakan guru atau
mematuhi semua prinsip kerja sama, baik
pun
maksim kuantitas, kualitas, relevansi,
siswa
dapat
berupa
maksim
kuantitas, maksim kualitas, maksim
maupun cara. Tiap tindak tutur
dapat
relevansi, dan maksim cara.
mematuhi lebih daripada satu maksim.
Kedua, prinsip kerja sama juga
Dalam percakapan di kelas, tindak tutur
terjadi pada situasi tidak terlalu formal,
guru terhadap siswa mematuhi maksim
misalnya saat guru menegaskan kembali
kuantitas. Keberadaan tindak tutur yang
materi pelajaran. Prinsip kerja sama bisa
demikian itu, cenderung mengantarkan
terjadi dalam konteks tersebut, karena
siswa untuk segera memahami materi
guru serius menjelaskan materi dengan
pelajaran karena informasi yang diberikan
menggunakan bahasa yang lugas, jelas,
cukup jelas. Dengan kata lain, tindak tutur
dan mudah dipahami siswa. Namun
guru
demikian, prinsip kerja sama terutama
menunjukkan
maksim kuantitas sering dilanggar. Hal
menyampaikan informasi seinformatif
itu bisa terjadi karena adanya upaya
mungkin.
Karena
guru memotivasi, memberikan nasehat,
tersebut
cenderung
meminta perhatian, atau menegur siswa
pencapaian pemahaman bersama sesuai
dengan tuturan-tuturan panjang yang
dengan tujuan yang hendak dicapai dalam
cenderung santun.
pembelajaran.
mematuhi
maksim
adanya
itu,
kuantitas
upaya
tindak
untuk
tutur
menunjukkan
Ketiga, pada situasi informal, saat
Selain mematuhi maksim kuantitas,
guru dalam menuntun siswa secara
tindak tutur guru juga menggunakan
individu atau membicarakan masalah
maksim kualitas. Tindak tutur tersebut
pribadi
dapat berfungsi atau digunakan untuk
dengan
menjalin
hubungan
184
Ni Wayan Eminda Sari
membenarkan hal yang dituturkan sesuai
data penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan kenyataan yang ada di kelas.
pelaksanaan prinsip kerja sama yang
Keberadaan penggunaan maksim yang
dilakukan siswa dalam percakapan di
demikian itu, menunjukkan adanya suatu
kelas dapat berupa tindak tutur yang
tindak tutur yang disampaikan oleh guru
mematuhi maksim kuantitas, kualitas,
harus
relevansi, dan cara. Tindak tutur yang
disertai
dengan
bukti
yang
sebenarnya.
dinyatakan
Hasil
penelitian
dengan
beberapa
juga
tuturan dalam percakapan tersebut dapat
menunjukkan bahwa dalam percakapan
mematuhi lebih dari satu maksim demi
di kelas, tindak tutur guru
yang
tercapainya tujuan pembelajaran. Tindak
mematuhi maksim relevansi. Tindak
tutur siswa yang demikian itu cenderung
tutur tersebut menunjukkan adanya
mencapai
upaya memberikan kontribusi yang
Kecenderungan tersebut terkait dengan
relevan
upaya guru dan siswa mencapai tujuan
tentang
dipertuturkan.
ini
siswa
sesuatu
Dengan
yang
demikian,
pemahaman
bersama.
pembelajaran.
percakapan yang terjadi antara guru dan
Tiap tuturan siswa dapat mematuhi
siswa memungkinkan terjadinya suatu
lebih
kerja sama yang diharapkan.
percakapan siswa terhadap guru, tindak
Dalam percakapan di kelas, guru
dari
satu
maksim.
Dalam
tutur siswa yang mematuhi maksim
juga harus mengungkapkan pikirannya
kuantitas
menggunakan tuturan secara jelas dan
menanggapi tindak tutur guru dengan
runtut.
memberikan informasi yang diperlukan
Keruntutan
tuturan
tersebut
digunakan
siswa
untuk
tampak pada implikasi atau maksud
saja.
yang diacunya. Tindak tutur guru
menunjukkan
tersebut
adanya
harmonis dan pencapaian pemahaman
pelaksanaan prinsip kerja sama yaitu
bersama. Dikatakan demikian, karena
mematuhi maksim cara.
tanpa harus ditambah dengan kata-kata
menunjukkan
Tindak tutur tersebut cenderung terciptanya
hubungan
dan informasi lain, tuturan tersebut Pelaksanaan Prinsip Kerja Sama
sudah dapat dipahami dengan jelas oleh
yang Dilakukan Siswa
mitra tuturnya. Karena itu, tindak tutur
Sama halnya dengan pelaksanaan prinsip kerja sama yang dilakukan guru,
tersebut
menaati
maksim
kuantitas
dalam menyampaikan suatu informasi.
185
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
Dalam percakapan di kelas, bukan hanya guru yang menggunakan tindak
ISSN 2087-9016
selanjutnya
mencapai
pemahaman
bersama.
tutur yang menyatakan sesuatu sesuai dengan situasi sebenarnya pada saat
Dampak Pelaksanaan Prinsip Kerja
pembelajaran di kelas, namun siswa juga
Sama terhadap Pembelajaran Bahasa
melakukan hal yang sama. Keberadaan
Indonesia
tindak tutur seperti itu dalam percakapan
Berdasarkan data yang diperoleh
siswa terhadap guru menunjukkan siswa
di
lapangan,
melaksanakan maksim kualitas.
menunjukkan
hasil
penelitian
adanya
ini
dampak
Dalam bertutur, antara seorang
pelaksanaan prinsip kerja sama terhadap
siswa dan guru atau antara siswa dan
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.
siswa
Dampak pelaksanaan prinsip kerja sama
hendaknya
memberikan
kontribusi yang relevan tentang sesuatu
terhadap
yang dipertuturkan tersebut. Percakapan
Indonesia yaitu (1) situasi pembelajaran
yang terjadi antara siswa dan siswa
di kelas menjadi kondusif, (2) keaktifan
hendaknya memungkinkan terjadinya
siswa
suatu kerja sama yang diharapkan.
pembelajaran
Terkait dengan hal itu, hasil penelitian
dengan baik, dan (4) tujuan pembelajaran
yang dilakukan menunjukkan bahwa
dapat tercapai secara efektif.
tuturan siswa yang menyatakan adanya
menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip
kontribusi
kerja sama berdampak positif terhadap
relevan
terhadap
lawan
bicaranya.
dari
menjadi
pembelajaran.
Tindak tutur juga disampaikan siswa
pembelajaran
hal
awal
yang
pelaksanaan
di
Bahasa
berkembang, kelas
Dalam prinsip
(3)
berlangsung
Hal itu
hal kerja
ini, sama
harus
menunjukkan bahwa siswa terkesan baik,
dilakukan sampai dengan hal terakhir.
situasi menjadi tenang, pembelajaran
Tindak tutur tersebut dinyatakan dengan
lancar, tujuan pembelajaran tercapai.
tuturan yang runtut, tidak acak-acakan. Tindak tutur itu sangat jelas mengacu
PENUTUP
pada hal-hal inti dan tidak banyak
Simpulan
disertai dengan penjelasan langkah tambahan.
Dengan
demikian
akan
tercapai kesepakatan bersama yang
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disampaikan simpulan-simpulan sebagai berikut. 186
Ni Wayan Eminda Sari
1.
Konteks
pembelajaran
sebagai
4.
Dampak yang ditimbulkan dalam
tempat pelaksanaan prinsip kerja
pelaksanaan prinsip kerja sama
sama di kelas, dominan terjadi pada
terhadap
konteks situasi formal, pada saat
Indonesia
guru menjelaskan materi pelajaran.
pembelajaran di kelas yang menjadi
Pelaksanaan
nyaman dan kondusif, aktivitas siswa
prinsip
kerja
sama
adalah
situasi
berkembang,
formal, tampak pada saat adanya
berlagsung
tindak tutur guru dan siswa yang
terhambat, dan tujuan pembelajaran
menegaskan kembali teori yang telah
dapat dicapai secara efektif.
dengan
baik,
tidak
penelitian
ini
masukan
siswa, tampak adanya pelaksanaan
terutama
guru
prinsip kerja sama, tetapi dalam hal
memperluas wawasan tentang prinsip
ini prinsip kerja sama tersebut
penggunaan bahasa. Dengan wawasan
cenderung dilanggar.
tersebut, diharapkan pembaca terutama
Pelaksanaan prinsip kerja sama
guru dan siswa semakin menyadari
yang dilakukan guru ditandai oleh
bahwa
tindak
dinyatakan
(tuturan), prinsip kerja sama perlu
dengan tuturan yang mematuhi
diperhatikan sehingga tuturan menjadi
maksim kuantitas, maksim kualitas,
lebih
maksim relevansi, dan maksim
demikian, komunikasi dapat terjalin
cara.
dengan baik, saling bekerja sama, dan
Pelaksanaan prinsip kerja sama
mencapai sasaran sesuai dengan yang
yang dilakukan siswa ditandai oleh
diharapkan.
tutur
yang
yang
dalam
efektif
oleh
dapat
dijadikan
tutur
pribadi
Hasil
dengan
tindak
masalah
dengan
Saran
informal, tampak pada saat guru terlibat
pembelajaran
menambah
argumen pendukung. Pada situasi
3.
Bahasa
terjadi pula pada situasi tidak terlalu
dijelaskan
2.
pembelajaran
dan
siswa
penggunaan
dan
pembaca
efisien.
guna
bahasa
Dengan
dinyatakan
dengan tuturan yang mematuhi
DAFTAR PUSTAKA
maksim kuantitas, maksim kualitas,
Arifin. (2008). Penggunaan tindak tutur siswa di kelas. Disertasi (tidak dipublikasikan). Malang : Universitas Negeri Malang.
maksim relevansi, dan maksim cara.
187
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
Dardjowidjojo, Soenjono. (2003). Psikolinguistik pengantar pemahaman bahasa manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Indriani, Sri. (2005). Makna pragmatis dalam percakapan novel menjaring seribu mimpi karya mila karmila. Karya Ilmiah (tidak dipublikasikan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja. Leech. G. (1993). Prinsip-prinsip pragmatik. Terjemahan M.D.D.Oka.1993. Jakarta: Universitas Indonesia. Margono. S. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bineka Cipta.
ISSN 2087-9016
Sudiara, I Nyoman Seloka. (1999). Implikatur percakapan novel-novel agung panji tisna. Tesis (tidak dipublikasikan). Malang: IKIP N Malang. Sumarsono. (2007). Pragmatik. (Buku Ajar). Singaraja: Undiksha. Susiyanti, Eny Putu. (2005). Implikatur percakapan dalam skenario ”ada apa dengan cinta”. Skripsi (tidak dipublikasikan). Singaraja: Undiksha. Wijana, I Dewa Putu. (1996). Dasardasar pragmatik. Yogyakarta: Andy. Yule, George. (2006). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
188