1.362 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU IMPLEMENTATION OF MATHEMATICS REMEDIAL TEACHING AT GRADE II SD N 1 SEDAYU Oleh: Ratih Kurnia Sari, PGSD/PSD,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pengajaran remedial pada mata pelajaran matematika di kelas II SD Negeri 1 Sedayu Bantul. Pelaksanaan pengajaran remedial meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut, dan hambatan-hambatannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah guru kelas II. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Keabsahan data diuji dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan guru mendiagnosis kesulitan belajar dengan mengidentifikasi siswa melalui analisis nilai evaluasi matematika. Guru melokalisasi letak kesulitan dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Guru belum menentukan penyebab kesulitan belajar siswa. Guru jarang melakukan layanan konseling. Pelaksanaan remedial menggunakan pendekatan kuratif. Remedial dilaksanakan setelah jam pembelajaran dan menangani peserta didik tertentu. Metodenya adalah pemberian tugas, tanya jawab, dan pengajaran individual. Hambatan perencanaan adalah penyusunan soal remedial. Hambatan pelaksanaan adalah waktu dan kemampuan siswa berbeda. Kata kunci: pelaksanaan pengajaran remedial, matematika
Abstract This research aimed to describe the implementation of mathematics remedial teaching at grade II SD N 1 Sedayu Bantul. The implementation of remedial teaching included of planning, implementation, follow up, and its obstacles. This research was qualitative descriptive research. The research subject was the teacher of grade II. The data collecting techniques used observation, interview, and documentation. The data analysis techniques were data reduction, data display, and verification. The data validation used technique triangulation and source triangulation. The research result showed that, in planning , teacher diagnosed the learning difficulty through identifying student with analyzing of mathematics evaluation score. Teacher made certain the difficulty through seeing the student work result. Teacher did not decided the reason of student learning difficulty. Teacher rarely did counseling service. The remedial implementation used curative approach. Remedial did after learning session and treated specific students. The method were giving task, asking question, and individual learning. The planning obstacle was remedial task arranging. The implementation obstacle were the time and the difference of students capability. Key words: implementation of remedial teaching, mathematics
Pelaksanaan Pengajaran Remedial ... (Ratih KS) 1.363
memahami materi pelajaran. Selain sebagai
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal
transfer
of
knowladge,
guru
juga
harus
yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
memperhatikan perbedaan dari masing-masing
Setiap manusia memiliki kemampuan untuk
individu siswa.
berkembang
sesuai
dengan
dimilikinya.
Pendidikan
potensi
yang
Kegiatan pembelajaran di kelas akan
untuk
dijumpai adanya peserta didik yang mudah
mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia
dalam menerima materi pelajaran dan ada juga
(SDM). Untuk melahirkan sumber daya manusia
yang mengalami kesulitan dalam menerima
yang berkualitas, maka diperlukan pendidikan
materi
yang berkualitas pula.
kesulitan belajar dapat
berperan
pelajaran.
Siswa
yang
mengalami
berakibat pada tidak
Menurut Undang-Undang Nomor 20
tercapainya nilai standar minimal atau yang
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sering disebut Kriteria Ketuntasan Minimal
pasal
(KKM)
3
menyatakan
bahwa:
”Pendidikan
yang
telah
ditetapkan.
Kriteria
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Ketuntasan Minimal merupakan nilai minimal
dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa
kehidupan bangsa...”, hal tersebut berarti seluruh
memiliki kewajiban untuk mencapai nilai yang
warga negara Indonesia memiliki hak untuk
sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan.
mendapatkan
pendidikan
yang
berkualitas.
harus
dicapai
Menghadapi
oleh
murid
siswa
dengan
dalam
masalah
Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan
kesulitan belajar yang berakibat pada tidak
manusia-manusia
tercapainya nilai KKM, maka menuntut guru
yang
cerdas
baik
secara
intelektual, emosional, maupun spiritualnya.
untuk membantu siswa dalam menyelesaikan
Pendidikan yang berkualitas dapat terlihat
masalah tersebut. Guru harus dapat mengetahui
komponen-komponen
yang
latar belakang siswa yang mengalami kesulitan
saling mendukung dan berjalan dengan baik.
belajar. Hal tersebut dimaksudkan agar ketika
Guru
diberi
dari
merupakan
pendidikan
salah
satu
komponen
tindakan
dapat
disesuaikan
dengan
pendidikan yang sangat penting. Guru memiliki
kemampuan dan kebutuhan siswa. Menurut
peran sebagai fasilitator bagi siswa dalam
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan
(2013: 67), salah satu karakteristik pembelajaran
pembelajaran
sekedar
yang efektif adalah proses pembelajaran yang
menyampaikan materi pelajaran saja, namun
memperhatikan dan merespon kebutuhan siswa.
guru harus dapat memahami karakteristik peserta
Selain itu guru harus lebih inovatif dalam
didiknya.
dengan
mengelola kegiatan pembelajaran di kelas,
kemampuan yang berbeda-beda, sehingga guru
sehingga dalam menyampaikan materi dapat
tidak dapat memaksakan semua siswa untuk
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
memiliki
masing-masing siswa.
guru
Setiap
tidak
anak
kemampuan
hanya
dilahirkan
yang
sama
dalam
1.364
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
Peserta didik yang mengalami kesulitan
Atas (SMA), namun pada kenyataannya menurut
dalam belajar menjadi tanggung jawab guru
Ahmad Susanto (2013: 191), dilihat dari hasil
dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
ujian akhir sekolah (UN dan UASBN), rata-rata
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan guru
hasil belajar matematika untuk siswa sekolah
dalam
masalah
dasar berkisar antara nilai 5 dan 6, bahkan lebih
melalui
pemberian
kecil dari angka ini. Oleh sebab itu, program
pengajaran remedial. Pengajaran
remedial
pengajaran remedial diharapkan menjadi salah
merupakan salah satu program pembelajaran
satu alternatif guru dalam membantu kesulitan
yang dapat dilakukan secara klasikal maupun
matematika yang dialami siswa dalam mencapai
individual untuk mengatasi kesulitan belajar
hasil belajar yang optimal.
membantu
kesulitan
belajar
siswa yaitu
dengan
siswa dalam mencapai nilai standar kelulusan atau KKM.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Pengajaran remedial diberikan
guru kelas II SD Negeri 1 Sedayu pada bulan
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar,
Oktober 2015, siswa masih mengalami kesulitan
namun pengajaran remedial tidak dapat langsung
dalam mencapai nilai standar kelulusan atau
diberikan pada siswa tanpa memperhatikan
KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah,
langkah-langkah
terutama pada mata pelajaran matematika.
pelaksanaan
pengajaran
remedial. Guru perlu mendiagnosis kesulitan
Hal tersebut, terlihat dari hasil nilai
belajar siswa terlebih dahulu untuk menentukan
Ulangan Tengah Semester (UTS) siswa kelas II
siswa mana yang perlu mendapatkan pengajaran
SD Negeri 1 Sedayu. Dari 20 siswa kelas II
remedial. Menurut Warkitri (Sugihartono dkk,
terdapat 9 siswa yang nilai matematikanya tidak
2012:
dalam
mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu
melaksanakan pengajaran remedial, yaitu: (1)
75. Matematika masih dirasa sulit oleh siswa,
penelaahan
pemilihan
khususnya pada materi matematika bilangan
alternatif tindakan, (3) pemberian layanan
loncat dan operasi campuran. Padahal materi
khusus, (4) pelaksanaan pengajaran remedial, (5)
tersebut harus dikuasai siswa untuk mempelajari
pengukuran kembali hasil belajar, (6) re-evaluasi
materi berikutnya.
182-185),
kembali
langkah-langkah
kasus,
(2)
dan re-diagnostik.
Berdasarkan hasil observasi di kelas II
Pengajaran remedial dilaksanakan pada
SD Negeri 1 Sedayu pada bulan Oktober 2015,
semua mata pelajaran yang dirasa belum dapat
siswa mengalami kesulitan dalam menerima
dicapai
siswa.
materi pelajaran. Hal tersebut terlihat ketika guru
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran
memberikan soal evaluasi di akhir pembelajaran,
yang dianggap sulit oleh siswa dalam mencapai
sebagian siswa mampu mengerjakan soal, namun
nilai KKM yang telah ditentukan. Matematika
ada sebagian siswa yang belum bisa memahami
merupakan salah satu disiplin ilmu yang pasti
apa yang ditanyakan oleh guru dalam soal
diujikan pada Ujian Nasional (UN) dari jenjang
tersebut. Masih ada 4
Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah
Negeri 1 Sedayu yang masih mengalami
nilai
ketuntasannya
oleh
siswa di kelas II SD
Pelaksanaan Pengajaran Remedial ... (Ratih KS) 1.365
kesulitan
dalam
membaca,
menulis,
dan
Subjek Penelitian
berhitung, sehingga dalam mengerjakan tugas,
Subjek penelitian ini adalah guru kelas II.
soal ulangan, maupun UTS mengalami kesulitan. Dalam kegiatan pembelajaran guru kurang menggunakan
metode
pembelajaran
Teknik Pengumpulan Data
yang
Teknik
pengumpulan
bervariatif. Selain itu, siswa masih ditempatkan
penelitian
sebagai obyek dalam pembelajaran.
wawancara, dan dokumentasi.
ini
melalui
data
teknik
dalam
observasi,
Upaya yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yang berakibat
Teknik Analisis Data
pada tidak tercapainya nilai KKM adalah memasukkan dalam
jadwal
program
pengajaran
pelajaran
disetiap
Teknik analisis data dalam penelitian ini
remedial
melalui teknik reduksi data, penyajian data, dan
kelasnya.
verifikasi.
Pelaksanaan pengajaran remedial di SD Negeri 1 Sedayu dilakukan secara individual bagi siswa
Instrumen Penelitian
yang mengalami kesulitan belajar dan belum mencapai nilai KKM.
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD Negeri 1 Sedayu, siswa yang mengikuti remedial hanya siswa yang
Instrumen penelitian ini terdiri dari
pedoman
dokumentasi
yang
berhubungan
dengan pelaksanaan pengajaran remedial.
belum
mencapai nilai ketuntasan atau siswa yang
Uji Keabsahan Data
mengalami kesulitan belajar. Selain itu, siswa yang masih kesulitan dalam membaca, menulis,
Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
dan berhitung juga diberikan bimbingan ketika pengajaran remedial dilaksanakan. Pelaksanaan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
remedial di SD Negeri 1 Sedayu sudah terjadwal seminggu dua kali.
Perencanaan pengajaran remedial terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh guru diantaranya yaitu diagnosis kesulitan
METODE PENELITIAN
belajar
Pendekatan Penelitian
pemilihan alternatif tindakan, pemberian layanan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
siswa,
penelaahan
kembali
kasus,
khusus, dan menyusun program pengajaran remedial. Guru belum melakukan identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Sedayu, Bantul pada bulan Februari-Maret 2016.
analisis perilaku secara individual, namun guru telah melakukan
identifikasi siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika melalui analisis prestasi yaitu dengan menggunakan
1.366
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu kriteria
dan mengalami kesulitan. Langkah selanjutnya
ketuntasan
yang
setelah diagnosis kesulitan belajar siswa ialah
ditentukan oleh SD Negeri 1 Sedayu pada mata
penelaahan kembali kasus. Penelaahan kasus
pelajaran matematika adalah 75, sehingga siswa
yang dilakukan oleh guru yaitu dengan mencari
dengan nilai matematika di bawah KKM
tahu kembali letak kesulitan siswa. Hal tersebut
dianggap guru mengalami kesulitan belajar
dilakukan hanya dengan menanyakan kembali
matematika.
kepada
minimal
(KKM).
KKM
Langkah selanjutnya adalah melokalisasi
siswa
mengenai
kesulitan
yang
dihadapinya.
letak kesulitan siswa, hal tersebut dilakukan guru
Guru menentukan alternatif tindakan
dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Siswa
dengan melakukan pengajaran remedial untuk
yang mendapatkan nilai tidak tuntas diperiksa
siswa
hasil pekerjaannya untuk mencari tahu letak
khususnya
kesulitan. Kesulitan banyak dilakukan siswa
matematika di bawah standar minimal atau
pada soal pembagian dengan angka yang besar.
KKM.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Heruman
remedial selanjutnya yaitu pemberian layanan
(2008: 26), yang menyatakan bahwa pembagian
khusus. Guru belum sering melakukan layanan
merupakan topik sulit untuk dimengerti siswa,
konseling
hal ini merupakan penyebab mengapa siswa
kesulitan belajar. Guru melakukan layanan
banyak mengalami kesulitan dalam mempelajari
konseling saat siswa bermasalah saja. Layanan
matematika yang berkaitan dengan pembagian.
tersebut diberikan dengan komunikasi secara
Guru
belum
mencari
tahu
dan
yang
mengalami
siswa
yang
Prosedur
kepada
individual
dengan
kesulitan
mendapatkan
perencanaan
siswa
siswa
belajar,
yang
yang
nilai
pengajaran
mengalami
bermasalah
menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
dengan diberi arahan-arahan yang memotivasi
siswa secara khusus. Guru hanya mencari tahu
siswa dalam belajar. Selanjutnya guru telah
dengan menanyakan kepada siswa secara umum
menyusun program pengajaran remedial dengan
saja apa yang menyebabkan siswa mengalami
menentukan
kesulitan, tanpa mencari tahu secara khusus
remedial telah terjadwal. Selain itu guru
faktor internal maupun faktor eksternal penyebab
menyusun soal remedial yang akan diberikan
kesulitan belajar siswa. Selanjutnya guru belum
kepada siswa yang mengikuti remedial. Soal
memperkiraan alternatif tindakan yang akan
yang dibuat guru berbeda dari soal yang
diberikan kepada siswa sesuai dengan kesulitan
digunakan guru untuk evaluasi. Soal remedial
yang dihadapinya. Guru hanya menanyakan
dibuat lebih sederhana dari soal evaluasi.
secara klasikal saja mengenai kesulitan yang
waktu
pelaksanaan
walaupun
Pengajaran remedial yang dilaksanakan di
pembelajaran
kelas II menggunakan pendekatan kuratif, karena
matematika berlangsung. Alternatif bantuan
pengajaran remedial dilaksanakan setelah suatu
yang diberikan guru yaitu langsung menjelaskan
pokok
kembali apabila ada siswa yang belum paham
disampaikan
dialami
siswa
pada
saat
pembahasan dan
materi dievaluasi.
telah
selesai
Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengajaran Remedial ... (Ratih KS) 1.367
pengajaran remedial di kelas II dilakukan
mungkin murid tertentu lebih memerlukan alat
sesudah jam pelajaran regular. Pengajaran
khusus tertentu. Hal tersebut dimaksudkan agar
remedial
guru menggunakan metode yang lebih bervariasi
khususnya
pada
mata
pelajaran
matematika sering dilaksanakan pada hari senin
dalam memberikan pengajaran remedial.
setelah jam pembelajaran regular selesai yaitu
Siswa kelas II SD masih masuk dalam
pada pukul 10.45-11.20 WIB di ruang kelas II.
tahap operasional kongkrit, dimana penanaman
Guru hanya mengambil peserta didik yang
konsep
mengalami kesulitan atau dengan kata lain siswa
selanjutnya
yang nilai matematikanya tidak tuntas untuk
abstrak. Dalam pengajaran remedial matematika
mengikuti pengajaran remedial. Metode yang
guru dapat menggunakan benda-benda kongkrit
digunakan guru dalam pengajaran remedial di
sebagai alat untuk membantu siswa yang
kelas II yaitu metode pemberian tugas, metode
mengalami kesulitan belajar khususnya pada
tanya jawab, dan metode pengajaran individual.
materi
Metode pemberian tugas yang dilakukan guru
pembagian. Misalnya untuk menjelaskan konsep
yaitu dengan memberikan tugas berupa soal
pembagian, awalnya guru perlu menanamkan
remedial yang harus dikerjakan siswa secara
konsep pembagian dengan menggunakan lidi
individu. Soal remedial yang diberikan sudah
atau kelereng.
dimulai
dengan
diajarkan
operasi
hitung
benda
dalam
kongkrit
bentuk
perkalian
yang
maupun
disesuaikan dengan kesulitan siswa yaitu soal
Pelaksanaan pengajaran remedial tidak
yang diberikan lebih disederhakan agar siswa
harus dengan pemberian soal-soal matematika
mampu memahaminya. Metode tanya jawab
yang harus dikerjakan oleh siswa saja. Guru
dilakukan guru ketika ada siswa yang bertanya
dapat memberikan penjelasan-penjelasan terlebih
kepada guru mengenai kesulitannya, guru akan
dahulu kepada siswa yang mengalami kesulitan
menjawab dengan menjelaskan kepada siswa
dengan menggunakan alat bantu baik benda-
yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan
benda kongkrit maupun media pembelajaran
metode pengajaran individual dilakukan guru
yang menarik agar dapat merangsang siswa
dengan
mengikuti
untuk lebih memahami materi matematika. Hal
remedial satu persatu untuk membantu kesulitan
tersebut sejalan dengan Lisnawaty Simanjuntak,
siswa.
dkk (1993: 131), yang menyatakan bahwa setiap
mendekati
Berdasarkan
siswa
hasil
yang
penelitian,
dalam
permulaan
pengajaran
matematika
harus
pelaksanaan pengajaran remedial matematika di
diupayakan benda kongkrit yang sebenarnya hal
kelas II guru masih menggunakan cara drill soal,
ini dimaksudkan untuk merangsang minat belajar
dimana siswa hanya diminta untuk mengerjakan
anak lebih giat dan untuk dapat lebih mengerti.
soal-soal yang hampir sama dengan soal evaluasi
Selanjutnya
matematika
penjelasan
yang
disederhanakan.
Menurut
Mulyadi (2010: 46), alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan
diberikan
setelah yang soal
siswa
bermakna, untuk
memperoleh maka
mengecek
siswa apakah
1.368 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
Hambatan dalam pelaksanaan pengajaran
pengajaran remedial matematika yang dilakukan
remedial yaitu waktu pelaksanaan yang dirasa
guru berhasil atau tidak. Setelah
pengajaran
remedial
selesai
guru terlalu siang untuk anak kelas rendah. Hal
dilaksanakan, maka perlu dideteksi ada atau
tersebut
tidaknya perubahan dalam diri siswa. guru sudah
bersemangat
mengukur kembali hasil belajar siswa secara
remedial. Selain itu, hambatan yang lain yaitu
langsung ketika siswa selesai mengerjakan soal
dalam memahami karakteristik dan kemampuan
remedial.
akan
siswa yang berbeda-beda. Guru harus mendekati
diketahui apakah siswa tuntas ataukah belum
siswa satu persatu untuk memberikan penjelasan
tuntas. Siswa yang tetap belum tuntas harus
kepada siswa secara individual. Sementara itu,
dilakukan re-evaluasi dan re-diagnostik untuk
guru tidak memiliki hambatan yang berarti
mencari tahu penyebab kesulitan belajar siswa.
dalam
Guru belum melakukan re-evaluasi dan re-
pengajaran remedial.
Hasil
diagnostik
pengukuran
terhadap
siswa
tersebut
yang
menyebabkan dalam
tindak
siswa
mengikuti
lanjut
memberikan rekomendasi kepada siswa yang
Simpulan
kesulitan
yaitu
pelaksanaan
masih SIMPULAN DAN SARAN
mengalami
pengajaran
setelah
mengalami kesulitan setelah. Guru langsung
masih
kurang
dengan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
memberikan soal yang lebih sederhana lagi
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
untuk dikerjakan siswa. Namun setelah siswa
sebagai berikut. Untuk indikator perencanaan,
sudah
menggunakan
guru mengidentifikasi siswa yang mengalami
beberapa soal latihan tesebut, maka siswa
kesulitan belajar berdasarkan nilai evaluasi
diminta untuk melanjutkan mengerjakan soal
matematika
remedial. Siswa yang sudah berhasil diberikan
kesulitan belajar siswa dengan melihat hasil
rekomendasi oleh guru dengan memberikan
pekerjaan siswa. Guru belum menentukan faktor
tugas untuk membaca materi selanjutnya di
khusus penyebab kesulitan belajar siswa. Guru
rumah dan diperbolehkan pulang terlebih dahulu.
jarang melakukan layanan konseling. Sebelum
memahami
dengan
Hambatan-hambatan dalam pengajaran
pelaksanaan
saja.
Guru
guru
melokalisasi
menentukan
letak
waktu
remedial dibagi menjadi tiga yaitu hambatan
pelaksanaan dan menyusun soal yang digunakan
perencanaan pengajaran remedial, hambatan
untuk pengajaran remedial.
pelaksanaan pengajaran remedial, dan hambatan
Pelaksanaan
pengajaran
remedial
tindak lanjut setelah pelaksanaan pengajaran
matematika di kelas II menggunakan pendekatan
remedial.
perencanaan
kuratif. Teknik yang digunakan yaitu remedial
pengajaran remedial yaitu penyusunan soal
dilaksanakan setelah jam pelajaran regular dan
remedial. Soal yang dibuat harus sesuai dengan
diikuti oleh siswa yang nilai evaluasi matematika
kemampuan siswa, jangan sampai soal terlalu
di bawah KKM. Metode yang digunakan dalam
mudah dan terlalu sukar untuk siswa.
pengajaran
Hambatan
dalam
remedial,
antara
lain
metode
Pelaksanaan Pengajaran Remedial ... (Ratih KS) 1.369
pemberian tugas, metode tanya jawab, dan
DAFTAR PUSTAKA
metode pengajaran individual.
Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Tindak lanjut pelaksanaan pengajaran remedial
yaitu
guru
langsung
melakukan
pengukuran hasil remedial siswa. Guru belum melakukan re-diagnostik bagi siswa yang masih mengalami kesulitan, guru langsung memberikan rekomendasi berupa contoh soal yang lebih sederhana. Siswa yang berhasil diminta untuk membaca materi selanjutnya yang ada di buku. Hambatan
perencanaan
pengajaran
remedial matematika yang dirasakan guru ialah dalam penyusunan soal remedial agar tidak terlalu mudah dan sulit untuk siswa yang mengalami
kesulitan
belajar.
Hambatan
pelaksanaan pengajaran remedial antara lain waktu pelaksanaan terlalu siang bagi siswa kelas rendah
yang
menyebabkan
siswa
kurang
bersemangat dan memahami karakteristik serta kemampuan siswa yang berbeda-beda, sehingga guru harus mendekati siswa satu. Tidak terdapat hambatan yang berarti dalam tindak lanjut setelah pelaksanaan pengajaran remedial.
Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka beberapa saran yang diajukan oleh peneliti antara lain guru perlu menggunakan metode yang
lebih
bervariasi
dalam
pelaksanaan
pengajaran remedial, guru dapat menggunakan benda kongkrit dalam pelaksanaan pengajaran remedial untuk membantu siswa memahami suatu konsep matematika, guru dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk membantu pelaksanaan pengajaran remedial.
Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lisamawaty Simanjuntak, dkk. (1993). Metode Mengajar Matematika. Jakarta: PT Rineka Cipta. Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan Implikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.