perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR
SKRIPSI
Oleh: INDRI MARIASTUTI NIM K 7408102
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR
Oleh: INDRI MARIASTUTI NIM K 7408102
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Indri
Mariastuti.
PELAKSANAAN
KEWIRAUSAHAAN
DALAM
PEMBELAJARAN
MATA
DIKLAT
MENUMBUHKEMBANGKAN
MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, (2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, (3) Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan terdiri dari informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel bertujuan (purposive sampling) dan teknk bola salju (snowball smpling). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Untuk mengukur validitas data digunakan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dilaksanakan sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan, melalui kegiatan belajar mengajar dan melalui kegiatan praktek kewirausahaan, (2) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain adanya perubahan kurikulum, adanya anggapan siswa yang menganggap mata diklat kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap, suasana belajar yang kurang menyenangkan, kurangnya sumber belajar siswa (3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain inovasi pembelajaran, mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan, pemilihan metode pembelajaran yang menarik, dan peminjaman buku pelajaran di perpustakaan. Kata kunci : pelaksanaan, mata diklat kewirausahaan
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Indri Mariastuti. THE IMPLEMENTATION OF ENTREPRENEURSHIP LEARNING TO DEVELOP THE ENTREPRENEURSHIP INTERESTS OF STUDENTS OF SMK NEGERI 1 KARANGANYAR. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta: July 2012. This study purposed to: (1) determine the implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar; (2) determine the constraints faced in the implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar, (5) determine the efforts made to overcome the constrains in the implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar. The research form is qualitative, whereas the method used is descriptive method with a fixed single strategy. The data source used includes the informant, places and events, and documents. Sampling technique used was purposive sampling and snowball sampling technique. Data collection techniques used was interviews, direct observation, and documentation. To measure the data validity used triangulation of sources and methods. Data analyzing techniques are using interactive analysis. The results showed that (1) The implementation of entrepreneurship learning is implemented in accordance with the educational unit curriculum, through teaching and learning activities and through the entrepreneurship practice, (2) The constraints encountered in implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar, among others, the curriculum change, the students’ perception that consider entrepreneurship course only as complementary course, the less pleasant learning atmosphere, students lack of study resources (3) Efforts made to overcome the constraints of the implementation of entrepreneurship learning in SMK Negeri 1 Karanganyar includes learning innovation, changed the students’ views about entrepreneurship courses, an selection of interesting teaching methods and borrowing the textbooks in the library. Keywords: implementation, entrepreneurship course
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO ¾ Itulah orang- orang yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan itu pulalah orang- orang yang beruntung (QS. Al Baqarah : 5) ¾ Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan (Al Insyirah: 6) ¾ Jadikanlah dirimu sebagai lautan luas, apapun kejadian itu harus diterima dengan tawakal dan dengan iman yang tebal (TC, De Graff, MA)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kehadirat Allah SWT Kupersembahkan karya ini teruntuk : 1. Bapak dan Ibu tercinta atas semua cinta, do’a, motivasi dan kasih sayangnya 2. Adik- adikku (Irfan & Ady) tersayang 3. Teman istimewa, yang telah memberi perhatian dan motivasi 4. Sahabatku (Wulan, Mella, Dita, Arum, Dinda, Iin, Neny) yang telah membantu dan memberi semangat dalam hidupku 5. Teman- teman semua yang telah membantu dalam penelitian 6. Rekan- rekan PAP ’08 7. Almamater
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi persayarata untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Selama penulisan skripsi ini mulai dari awal sampai akhir, banyak sekali pihak yang membantu hingga skripsi ini terselesaikan. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada pihak yang terhormat : 1. Dekan dan para pembantu dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah memberi ijin untuk menyusun skripsi. 3. Ketua dan sekretaris jurusan Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi. 4. Ibu Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku pembimbing I yang sabar memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak Jumiyanto Widodo, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Susantiningrum, SE, MAB selaku pembimbing akademik yang telah membimbing peneliti. 7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi BKK PAP FKIP UNS yang telah membantu peneliti dalam pembekalan materi untuk penyusunan skripsi ini. 8. Bapak Tenang Pranata S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya. 9. Ibu Palupi dan Ibu Sri Suratmi selaku guru jurusan administrasi perkantoran yang telah membantu banyak dalam penelitian. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Seluruh staff Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar yang telah membantu dalam penelitian. 11. Seluruh siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar yang telah membantu peneliti. 12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah membanti terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Peneliti harapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya, serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
5
C. Tujuan penelitian .........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ....................
7
1. Kajian Teori………………………………………………...
7
a. Tinjauan Pedidikan Kewirausahaan .................................
7
b. Tinjauan Minat Berwirausaha ..........................................
8
c. Tinjauan Penyelenggaraan mata diklat kewirausahaan…
20
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hasil Penelitian Yang Relevan............................................
27
B. Kerangka berpikir .....................................................................
33
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
35
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................
35
C. Data dan Sumber Data .................................................................
37
D. Teknik Sampling ..........................................................................
39
E. Pengumpulan Data .......................................................................
39
F. Validitas Data...............................................................................
41
G. Analisis Data ................................................................................
42
H. Prosedur Penelitian ......................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ...........................................
45
1. Sejarah SMK Negeri 1 Karanganyar .....................................
45
2. Lokasi SMK Negeri 1 Karanganyar ......................................
47
3. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Karanganyar ..................
50
4. Pembagian Jurusan SMK Negeri 1 Karanganyar .................
50
B. Deskripsi Temuan Penelitian ....................................................
56
1. Pelaksanaan Pembelajaran Mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar ............................................................
56
2. Kendala DalamPelaksanaan Pembelajaran Mata Diklat Kewirausahaa.....................……………………………………..67 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan………… ...... ……….71 C. Pembahasan………………………………………………………..74
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ......................................................................................
81
B. Implikasi ......................................................................................
83
C. Saran ............................................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
86
LAMPIRAN ....................................................................................................
88
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ..............................................................
34
Gambar 2. Skema Komponen Analisis Data....................................................
43
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian .............................................................
44
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Jadwal Penelitian.......................................................................................
88
2.
Daftar Pertanyaan Wawancara ..................................................................
89
3.
Field Note..................................................................................................
91
4.
Struktur Organisasi ...................................................................................
92
5.
Pembagian Tugas Guru dalam Proses Mengajar/Praktik..........................
93
6.
Daftar Inventaris Sekolah…......................................................................
94
7.
Struktur Organisasi Unit Produksi Program Tata Busana……………….
117
8.
Silabus Mata diklat Kewirausahaan……………………………………..
118
9.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .........................................................
125
10. Penelusuran Tamatan SMK Negeri 1 Karanganyar……………………... 153 11. Foto-Foto...................................................................................................
154
12. Surat Permohonan izin Penyusunan Skripsi .............................................
156
13. Surat keputusan dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................
157
14. Surat Permohonan Izin Observasi .............................................................
158
15. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian....................................
159
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang. Untuk menjadi Negara maju,bangsa Indonesia harus meningkatkan segala sektor yang berhubungan dengan peningkatan kualitas kesejahteraan rakyat serta menciptakan citra positif di dunia Internasional. Untuk tujuan itu Negara melakukan pembangunan di segala bidang dan melakukan pemerataan pembangunan di segala bidang dan melakukan pemerataan pembangunan di berbagai daerah agar tercipta kesejahteraan yang merata. Namun berhasil atau tidaknya suatu pembangunan yang dilakukan tergantung pada sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa itu sendiri. Indonesia terdapat berbagai bidang usaha yang dapat ditekuni dalam rangka mencukupi kebutuhan hingga mencapai tingkat kesejahteraan yang diinginkan, antara lain : bidang agraris, perdagangan, jasa, industry, dan lain sebagainya. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang penduduk usia produktif lebih tertarik untuk bekerja dalam bidang industry, namun sebagian besar pemuda usia produktif hanya bekerja sebagai karyawan. Apabila dilihat dari segi positifnya sumber daya manusia yang ada telah menerima dan mengikuti kemajuan teknologi yang ada, namun dari segi negatifnya dapat kita lihat antara lain: tingginya tingkat urbanisasi dari desa ke kota yang berakibat kurangnya sumber daya manusia yang ada di desa, meningkatnya angka pengangguran. Dari tahun ke tahun jumlah kesempatan kerja dengan pencari kerja lebih banyak orang yang mencari kerja, sehingga bannyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaanperusahaan yang mengurangi jumlah karyawan sehingga pengangguran semakin meningkat. Oleh sebab itu, dalam upaya mengurangi pengangguran tersebut minimal harus ada perubahan pola pikir masyarakat dari mencari kerja menjadi menciptakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
lapangan kerja. Salah satu cara untuk menciptakan lapangan kerja perlu adanya semangat wirausaha. Heidjrachman dalam Alma (2005) mengungkapkan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan baik. Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi, jika kita berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak 4 juta. Keberhasilan pembangunan yang dicapai Jepang ternyata di sponsori oleh wirausahawan yang berjumlah 2% tingkat sedang, berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci keberhasilah Jepang. Apabila negara kita membutuhkan 3 juta wirausahawan besar dan sedang , maka kita harus mencetak 30 juta wirausahawan kecil. Hal ini merupakan suatu peluang besar bagi para generasi muda untuk berkreasi, dan mengadu ketrampilan dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara. Melihat pentingnya kewirausahaan untuk mengurangi pengangguran, maka tantangan yang dihadapi pendidikan nasional di masa depan cenderung berkembang menjadi semakin kompleks. Hal ini ditandai dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, percepatan liberalisasi ekonomi dan system perdagangan bebas secara besar-besaran yang diterapkan di berbagai Negara dan semakin cepat dan mudah untuk memperoleh informasi dan peluang ekonomi Melihat dari hal tersebut, tersebut maka pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Departemen Pendidikan Nasional No.5 Tahun 1999 menetapkan mata pelajaran kewirausahaan adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran yang mengungkap aneka penerapan, prinsip dan gagasan tentang kewirausahaan, lebih lanjut menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, fungsi mata pelajaran kewirausahaan adalah bekal pengetahuan dan ketrampilan, sikap dasar prinsip pengelolaan usaha agar siswa mampu berwirausaha sesuai bidang keahliannya”. Dari dasar penetapan di atas maka guru dapat menetapkan kewirausahaan sebagai mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan, di samping itu kewirausahaan juga sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Mata Kuliah Umum di perguruan tinggi. SMK yang bertujuan melahirkan lulusan siap kerja, diharapkan juga melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang dibekali keahlian sebagai pengembangan dari bakat yang telah dimiliki. SMK Negeri 1 Karanganyar adalah salah satu sekolah favorit di Kabupaten Karanganyar. Sekolah tersebut memiliki enam program studi antara lain Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Tata Busana, Usaha Perjalanan Wisata, dan Multimedia. Dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa, pihak sekolah telah melakukan upaya antara lain mengadakan kegiatan praktek berwirausaha masuk dalam kurikulum, seperti magang DU/DI di perusahaanperusahaan dan dibukanya usaha mini market yang dikelola oleh siswa sendiri. Berdasarkan studi pendahuluan dan pengalaman selama peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SMK Negeri 1 Karanganyar selama 3 bulan, peneliti menemukan informasi bahwa hanya sedikit dari lulusan yang berwirausaha. Dari lulusan lebih besar jumlah yang bekerja di bidang industri atau bekerja di tempat orang lain daripada jumlah yang berwirausaha. Menurut pengamatan peneliti, banyak siswa yang kurang berminat menjadi wirausahawan dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran mata diklat kewirausahaan di sekolah, karena pembelajaran mata diklat kewirausahaan kurang variatif dan kreatif. Hal itu terlihat dari jawaban siswa pada saat peneliti bertanya tentang pembelajaran mata diklat kewirausahaan. Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah wirausaha adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan baik local, regional, nasional maupun internasional. Ia tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorentasi pada pembentukan jiwa kewirausahaan, yakni jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengahadapi problema tersebut, jiwa mandiri serta tidak bergantung pada orang lain. Dengan demikian, lembaga lembaga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
pendidikan harus mempunyai peran dalam menanamkan jiwa kewirausahaan. Dalam GBPP (Depdiknas, 2004:6) tujuan SMK antara lain: (1) menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesionalisme, (2) menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhn dunia usaha dan industri baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, (4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara produktif, adaptif dan kreatif. Berdasarkan konteks di atas maka siswa SMK dipersiapkan kelak untuk memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karir menjadi tenaga kerja di tingkat menengah maupun menjadi mandiri, berusaha sendiri atau berwirausaha. Untuk itu siswa SMK perlu dibekali ketrampilan-ketrampilan yang mengarah pada ketrampilan kerja dan mandiri (berwirausaha). Dalam kurikulum SMK terdapat mata diklat kewirausahaan. Mata diklat kewirausahaan
tidak
diajarkan
pada
sekolah-sekolah
umum.
Mata
diklat
kewirausahaan diajarkan pada siswa SMK mengingat tujuan utama adalah menghasilkan
lulusan
yang
akan
menempati
berwirausaha.
Pembelajaran
mata
diklat
lapangan
kewirausahaan
pekerjaan
maupun
diharapkan
dapat
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa. Proses ini dimulai dari penanaman
jiwa
wirausaha,
menumbuhkan
minat
berwirausaha
kemudian
menumbuhkembangkan melalui program magang dan praktikum. Program mata diklat kewirausahaan membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan. Sehingga, diharapkan setelah mendapatkan mata diklat kewirausahaan dapat semakin meningkat. Dengan memperhatikan kurangnya minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Karanganyar dan pentingnya upaya menumbuhkembangkan minat berwirausaha di kalangan siswa SMK serta pentingnya peranan wirausaha dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
pembangunan di negara-negara berkembang, oleh karena itu peneliti melakukan tentang Dampak Mata Diklat Kewirausahaan Dalam Menumbuhkembangkan Minat Berwirausaha Siswa di SMK Negeri 1 Karanganyar. B. Rumusan Masalah Agar masalah dalam suatu penelitian dapat terjawab dengan baik, maka harus dirumuskan dengan jelas. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002:22) “Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka penulis harus merumuskan masalahnya sehingga jelas darimana harus dimulai, dan dan kemana harus pergi dengan apa.” Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar? 2. Apa kendala pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar? 3. Apa upaya yang dilakukan
untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran mata diklat kewirausahaan?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2000:15) adalah “Rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar. 2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar? 3. Mengetahui
upaya
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
kendala
dalam
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa SMK Negeri 1 Karanganyar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan memberi manfaat dalam rangka menjawab permasalahan yang diteliti. Selain itu diharapkan mempunyai manfaat teoritis untuk mengembangkan pengetahuan lebih lanjut dan manfaat praktis dalam memecahkan masalah yang aktual. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis: a. Untuk mengkaji secara ilmiah mengenai pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar. b. Menambah bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak sekolah dalam meningkatkan sistem pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan. b. Bagi Guru Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan sistem pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan. c. Bagi Siswa Sebagai bahan masukan bagi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran mata diklat kewirausahaan, siap berkompetisi di dunia kerja dan professional di bidangnya. d. Bagi Peneliti Bagi peneliti sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan kegiatan kajian teori yang meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi dan menganalisa teori-teori yang sesuai dengan permasalahan. Teori adalah sekumpulan data yang tersusun dalam suatu pemikiran yang memberi jalan kepada penyidik karena mempunyai arti dan guna (Surachmad, 1980). Jadi dengan teori bisa memberikan sumbangan pemikiran dalam membahas suatu masalah.
1. Kajian Teori a. Tinjauan Pendidikan Kewirausahaan Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “Entrepreneurship”, dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yang adalah syaraf pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Zimmerer (2008), kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Menurut Soemanto (2002) bahwa pendidikan kewirausahaan berusaha menjawab tantangan guna menjadikan manusia bukan hanya mampu mencari pekerjaan melainkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mampu menciptakan pekerjaan sendiri atau bahkan menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Karakteristik
wirausaha
merupakan
bagian
dari
pendidikan
kecakapan hidup ( life skills). Life skills dalam pendidikan kewirausahaan adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh siswa sehingga mereka dapat hidup mandiri sebagai wirausahawan. Maka empat prinsip penting dalam menjalankan pembelajaran kewirausahaan sebagai life skills tidak boleh ditinggalkan, yaitu Learning to know (belajar untuk mengetahui kewirausahaan), learning to do (belajar untuk melakukan kegiatan wirausaha), learning to be (belajar untuk mempraktekkan kegiatan wirausaha), and learning to live together (belajar untuk bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha). Belajar kewirausahaan bukan hanya sekedar mengajari bagaimana siswa dapat membuat kemudian menjual, melainkan memberikan pengalaman dan kecakapan langsung bagaimana merancang dan mengelola sebuah usaha secara utuh. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang perlu dipelajari. Kemampuan seseorang dalam berwirausaha, dapat dimatangkan melalui proses pendidikan. Seseorang yang menjadi wirausahawan adalah mereka yang mengenal potensi dirinya dan belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisir usahanya dalam mewujudkan cita-citanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
b.
Tinjauan Minat Berwirausaha 1) Pengertian Minat Berwirausaha Winkel (2004: 188) berpendapat bahwa “minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu”. Sedang menurut Slameto (1995: 180) “minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara lain diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat dan dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat yang dimiliki”. Berdasar pengertian tersebut dapat diketahui bahwa minat merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu yang senantiasa mengiringi setiap aktivitas seseorang tersebut dalam menekuni bidang yang diminati agar lebih mudah meraih keberhasilan dalam menggeluti bidang tersebut. Soemanto (2002) mengungkapkan bahwa “wirausaha” berasal dari kata wira dan usaha. “wira” berarti berani, utama dan berdiri sendiri. “usaha” berarti kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Maka istilah wirausaha dalam arti luas dimaksudkan “keberanian dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri”.
Seorang wirausahawan adalah seorang yang
memiliki kemampuan menempuh usaha dengan segala resiko dan diambil atau dihadapi dalam perjuangan usahanya mencapai keberhasilan atau dinyatakan berprestasi. Berdasarkan pengertian minat dan wirausaha yang telah diungkap di atas maka dapat diberikan pengertian dari minat berwirausaha. Minat berwirausaha adalah kombinasi dari perhatian, keinginan, perasaan senang, ketertarikan, harapan dan kemauan atau kecenderungan-kecenderungan untuk berbuat atau beraktivitas yang mengarahkan kepada suatu pilihan bidang kerja wirausaha. Sedang bidang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
kerja yang dimaksud adalah jenis pekerjaan atau usaha yang diciptakan sendiri secara kreatif dan inovatif dengan mangarahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya yang disertai dengan sikap mental yang penuh keberanian, kesadaran dan tanggung jawab pada resiko yang dihadapi. 2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Menurut
Suryana
(2003:
39)
“perilaku
kewirausahaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan
(property
(competency/ability)
dan
right/PR), insentif
kemampuan/kompetensi
(incentive),
sedangkan
faktor
eksternalnya meliputi lingkungan (environment)”. Sedangkan menurut Soemanto (2002) faktor lingkungan yang mempengaruhi minat kewirausahaan antara lain lingkungan keluarga seperti cara orang tua mendidik anak, status sosial ekonomi keluarga dan jenis pekerjaan orang tua, lingkungan sekolah, serta lingkungan masyarakat. a)
Faktor Intrinsik Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Yang termasuk faktor-faktor intrinsik antara lain: (1) Faktor Fisik Kondisi fisik seseorang sangat berpengaruh terhadap minat. Orang yang memiliki fisik yang sehat tentu saja akan berbeda minatnya dibandingkan dengan orang yang lemah dan badannya tidak sehat. Faktor fisik merupakan faktor pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu karena kondisi yang sehat akan membuat seseorang bekerja lebih teliti dan cepat menyelesaikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
(2) Psikis Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan. Menurut Alma (2010: 89) mengungkapkan motif adalah kebutuhan, keinginan, impuls. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan. Jadi kekuatan motif dapat berubah karena terpuaskan kebutuhannya dan karena adanya hambatan. b) Faktor Ekstrinsik Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. (1) Lingkungan Keluarga Menurut Soemanto (2002) minat berwirausaha siswa dipengaruhi oleh lingkungan keluarga seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah, status sosial ekonomi dan jenis pekerjaan orang tua. Soemanto (2002) mengungkapkan bahwa minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh yang positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam bidang yang sama. (2) Lingkungan Sekolah Soemanto
(2002:
138)
mengungkapkan
bahwa
“lingkungan sekolah memiliki peran dalam menumbuhkan minat siswa, akan tetapi dalam proses belajar mengajar ternyata faktorfaktor kebutuhan minat, tujuan, sikap, kemampuan dan bakat dari masing-masing siswa belum mendapat pelayanan semestinya”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Hisrich-Pettes dalam Alma (2005) berpendapat bahwa pendidikan formal yang dimiliki seseorang dapat menjadi potensi utama untuk menjadi wirausaha yang berhasil. (3) Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat sangat memiliki pengaruh terhadap minat siswa. Lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap minat siswa antara lain pergaulan dengan teman sebaya, televisi, surat kabar dan lain-lain. Menurut Soemanto (2002: 190) “lingkungan masyarakat mempunyai peranan dan tanggung jawab yang besar di dalam rangka mewujudkan minat seseorang”. Sedang
menurut
Suryana
(2006)
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi minat seseorang adalah faktor lingkungan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pembentuk watak dan lingkungan masyarakat memiliki peran yang sangat besar. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat ada yang berasal dari dalam diri individu sendiri (faktor intrinsik) dan ada yag berasal dari luar individu (faktor ekstrinsik). Faktor ekstrinsik adalah lingkungan dari individu, antara lain pendidikan yang diperoleh dari keluarga, melihat dari orang tua atau dari anggota keluarga yang berwirausaha akan memberi gambaran bagi individu untuk menumbuhkan minatnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga dan jenis pekerjaan orang tua. Seorang individu akan melihat dari keadaan orang tua, keadaan yang berhasil baik akan menimbukan minat untuk bekerja seperti orang tuanya. Lingkungan sekolah juga berperan dalam menumbuhkan minat kewirausahaan dengan adanya pendidikan kewirausahaan. Jadi sebagai pendidik tugas seorang guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar agar timbul commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
perasaan senang dan siswa akan termotivasi untuk belajar dan hasil belajarnya akan maksimal. Selain
lingkungan
keluarga
dan
lingkungan
sekolah,
lingkungan masayarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha. Lingkungan masyarakat yang dimaksud antara lain teman pergaulan, media informasi dan jenis-jenis pekerjaan masyarakat tempat tinggalnya. Dari teman pergaulan dapat saling berbagi pengalaman kewirausahaan, dari pengalaman yang menarik itu akan menimbulkan minat berwirausaha. Dari media misalnya dari surat kabar atau dari internet, melalui media tersebut akan diperoleh banyak informasi dan pengetahuan yang tentang kewirausahaan yang bisa menumbuhkan minat berwirausaha. Selain dari dua hal tersebut lingkungan masyarakat yang bisa menumbuhkan minat berwirausaha adalah jenis-jenis pekerjaan masyarakat tempat tinggal. Kesuksesan berwirausaha dari seorang anggota masyarakat akan menumbuhkan minat untuk berwirausaha.
3) Indikator Minat Pada dasarnya minat menurut Winkel (2004) dibagi menjadi empat unsur pokok yang sangat penting untuk meraih keberhasilan, yaitu: a) Perasaan Senang Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Perasaan senang siswa bisa ditunjukkan dengan beberapa hal, misalnya siswa antusias mengikuti pelajaran. b) Perhatian Menurut Soemanto (2002: 32) “perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu pada objek atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai aktivitas”. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Dalam hubungannya dengan perhatian, Oemar Hamalik (2003: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
13) berpendapat bahwa “minat menentukan sukses dan gagalnya kegiatan seseorang. Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dan usaha belajar, sehingga menghambat studinya”. c) Kesadaran Timbulnya minat dari diri seseorang dapat pula diawali dari adanya kesadaran bahwa suatu objek itu mempunyai manfaat bagi dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada dan dengan kesadaran itu pula seseorang akan mengenai objek yang dirasa ada daya tarik baginya. Menurut Slameto (2003:180) “Bila seorang siswa sudah menyadari bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa hasil pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya”. d) Kemauan Seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu apabila seseorang mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan
yang
diinginkan
atau
mempunyai
kemampuan
untuk
mewujudkan tujuan-tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian kemauan tersebut akan mendorong kehendak yang dikenalkan oleh pikiran dan terarah pada suatu tujuan.
4) Ciri-ciri Wirausaha Soemanto (1993: 45) mengatakan bahwa ciri-ciri manusia wirausaha adalah berkepribadian kuat, dan manusia yang berkepribadian kuat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Memiliki moral yang tinggi b) Memiliki sikap mental wiraswasta c) Memiliki kepekaan terhadap lingkungan d) Memiliki ketrampilan wiraswasta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Sedangkan ciri-ciri wirausaha menurut Cahyono (2009) antara lain: (1) memiliki percaya diri, (2) memilki keberanian, (3) memiliki sikap hidup yang positif, (4) mau belajar dari kesalahan dan kegagalan, (5) mempunyai bakat, kreatif dan imajinatif, (6) memiliki jiwa kepemimpinan, (7) mampu memotivasi diri dan karyawan, (8) mengetahui dasar pengelolaan keuangan. (1) Memiliki percaya diri Untuk menjadi wirausahawan sukses harus percaya diri dalam berusaha, mempunyai keberanian untuk mengambil resiko, senang menerima tantangan, pantang menyerah dan berkeyakinan diri yang mantap serta kokoh. Mempunyai semangat dan kemauan yang kuat untuk mengatasi berbagai kesulitan dan permasalahan sehingga terhindar dari perasaan takut, cemas dan rendah diri di dalam berusaha. (2) Memiliki Keberanian Keberanian
merupakan
modal
dasar
bagi
seorang
wirausaha, kitaharus punya keberanian mengambil resiko, tidak takut membuat kesalahan, dan tidak takut gagal sehingga kita akan lebih punya keberanian membuka usaha. (3) Memiliki Sikap Hidup yang Positif Keberanian dalam membuka usaha membutuhkan tekad, perencanaan dan sikap hidup yang positif. Sikap hidup yang positif (added value) yang dibutuhkan oleh pengusaha antara lain (a) Kerja Keras Kerja keras adalah bekerja keras dalam batas-batas yangjelas sehingga menghasilkan hasil yang optimal dan berkualitas. (b) Tepat waktu Apapun yang dikerjakan, baik kuantitas maupun kualitasnya haruslah tepat waktu. Pekerjaan di hari ini,tidak akan dikerjakan untuk keesokan harinya. (c) Emosi terkontrol commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
(d)
(e)
(f)
(g)
Mampu mengontrol emosi, baik dalam keadaan senang maupun susah, sehingga apapun kebijaksanaan yang diterapkan, arahnya adalah konstruktif. Pandangan optimis Pandangan optimis sangatlah diperlukan untuk mencapai kesuksesan. Berpikir positif seringkali bertindak sebagai magnet yang ampuh untuk mengundang segala sesuatu yang kita pikirkan untuk terwujud. Jujur kepada siapapun Kebohongan adalah sumber kegelisahan, karena kalaupun kebohongan itu tidak terbongkar sudah pasti sangat menyiksa batin. Seandainya seandainya kebohongan itu terungkap maka reputasi yang sudah dibangun puluhan tahun sekalipun akan hancur seketika, sekali orang berbuat curang maka orang selamanya tidak akan percaya. Tepat janji Setiap komitmen atau ungkapan yang kita utarakan kepada rekan bisnis kita seharusnya selalu ditepati dan anggaplah komitmen atau ucapan itu sebagai janji sehingga yang namanya janji adalah hutang dan harus dilunasi. Moral yang baik Moral yang baik merupakan kunci keberhasilan atas usaha Anda selain daripada pemahaman usaha Anda dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat Anda menjadi patah semangat namun melihat sebagai peluang dan belajar atas setiap kegagalan.
(4) Mau Belajar Dari Kesalahan dan Kegagalan Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, kegagalan itu justru diperlukan dalam dunia usaha. Karena adanya kegagalan itulah maka ada kesuksesan atau kemenangan. Karena itu, jangan takut akan kegagalan dan kesalahan. Kegagalan dan kekalahan dalam berbisnis adalah pembelajaran meuju kesuksesan. (5) Mempunyai Bakat, Kreatif dan Imajinatif Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas akan sangat membantu untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
menyesuaikan produk-produk agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha. (6) Memiliki Jiwa Kepemimpinan Seorang pemimpin yang baik tidak di ukur dari berapa banyak pengikutnya atau pegawainya, tetapi dari kualitas orang-orang yang mengikuti serta berapa banyaknya pemimpin-pemimpin baru di sekelilingnya. Pemimpin yang berhasil dan sukses adalah mereka yang berani mengambil kesempatan dan untuk menuntaskan pekerjaan, bukan sekedar perintah anak buah, tetapi yang penting adalah ada hasil penuntasan pekerjaan. (7) Mampu Memotivasi Diri dan Karyawannya Motivasi diri dapat dilakukan dengan cara menanamkan impian
dan menjadikan menjadi kenyataan sehingga yakin dapat
mencapainya. Seorang wirausaha sukses harus memiliki niat, kemauan, hasrat, gairah, ambisi dan kinginan untuk sukses. Seorang wirausaha harus berani berpikiran sukses dan berani mengembangkan kepercayaan diri. Selama ini, banyak dari kita yang tidak memiliki motivasi untuk meraih sukses, hal itu pula yang menghalangi kesuksesan mendekati kita. (8) Mengetahui Dasar Pengelolaan Keuangan Setiap
usaha
dari
yang
paling
kecil
sekalipun
membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. System manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yangterbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan tidak efektif dan daskripsi Pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak kepuusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehngga produktivitas pegawai rendah dan masih banyak lagi pemasalahan organisasi. Kunci utama mengatur keuangan usaha adalah disiplin untuk mematuhi presentase yang telah diatur untuk keuangan usaha dan keluarga. Caranya dengan membedakan kebutuhan dan keinginan. Menurut Fadel Muhammad dalam buchari alma (2005 : 45) untuk menjadi seorang wirausaha, seorang harus memiliki tujuh ciri yang merupakan identitas yang melekat pada diri seorang wirausaha antara lain: (1) kepemimpinan, (2) inovasi, (3) cara pengmbilan keputusan, (4) sikap tanggap terhadap perubahan, (5) bekerja ekonomis dan efisien, (6) visi masa depan, (7) sikap terhadap resiko. (1) Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan faktorutama bagi seorang yang ingin berwira usaha. Dengan keunggulan di bidang kepemimpinan, maka seorang wirausaha akan sangat memperhatikan orientasi pada sasaran, hubungn kerja atau personal dan efektifitas. (2) Inovasi Inovasi selalu membawa perkembangan dan perubahan ekonomi, yang di maksud bukanlah suatu temuan yang luar biasa, tetapi suatu temuan yang menyebabkan berdayagunanya sumber ekonomi kea rah yang lebih produktif. (3) Cara pengambilan keputusan Seorang wirausahawan yaknimereka yang cenderung di dominasi oleh otak kanan. Itulah yang mendorong bekerjanya intuisi dan inisiatif seorang wirausaha yang seakan-akan memiliki indra ke enam. (4) Sikap tanggap terhadap perubahan Sikap tanggap wirausahawan terhadap perubahan relative lebih tinggi dibanding dengan orang. Lain. Setiap perubahan oleh seorang wirausahawan duianggap mengandung peluang yang merupakan masukkan dan rujukan terhadap pengambilan keputusan. (5) Bekerja ekonomis dan efisien Seorang wirausaha melakukan kegiatanya dengan gaya yang smart (cerdas, pintar dan bijak) bukan bergaya seorang mandor. Ia bekerja ekonomis dan efisien, guna mencapai hasil maksimal. (6) Visi masa depan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Visi ibarat benang merang yang tidak terlihat yang ditarik sejak awal hingga keadaan yang terakhir. Visi pada hakekatnya merupakan pencerminan komitmen dan konsistensi. (7) Sikap terhadap resiko Seorang wirausahawan adalah penentu resiko buka panggung resiko, maksudnya adalah mereka yang menetapkan sebuah keputusan, telah memahami secara sadar resiko yang bakal dihadapi, dalam arti resiko itu sudah dibatasi dan terukur. Kemudian muncul resiko itu diperkecil. Sedang menurut Geoffrey G. Meredith mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut: Tabel Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan Ciri-ciri
Watak
1. Percaya diri
Keyakinan, ketidakketergantungan, individualitas, dan optimisme. Kebutuhan untuk berprestas, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif. Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik. Inovatif dan kreatif serta fleksibel. Pandangan ke masa depan, prespektif
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Pengambilan resiko dan suka tantangan 4. Kepemimpinan
5. Keorisinalan 6. Berorientasi kemasa depan Sumber : Meredith (2003: 5)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari wirausahawan antara lain adalah : 1) Seorang Wirausahawan Harus mau bekerja keras Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Apbila ingin menjadi orang yang sukses maka hrus bekerja keras membanting tulang dalam merintis usahanya. Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Sebab, bagaimana orang mau bekerja keras jika disiplin tidak ada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
2) Memiliki rasa percaya diri atau keyakinan Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita melakukan suatu usaha, jangan ragu dan bimbang. Percaya diri diplementasikan dalm tindakan sehari-hari, melangkah pasti, tekun sabar, tidak ragu-ragu. 3) Berani mengambil resiko Seorang wirausahawan adalah penentu resiko adalah penentu buka panggung resiko , maksudnya adalah mereka yang menetapkan sebuah keputusan, telah memahami secara sadar resiko yang akan dihadapi. 4) Pandai membuat keputusan Apabila kita dihadapkan pada alternatif harus memilih, maka buatlah pertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai macam informasi, boleh meminta pendapat orang lain, setelah itu ambil keputusan dan jangan ragu-ragu. 5) Kreatif Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas akan sangat membantu untuk menyesuaikan produk-produk agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha. 6) Kemampuan memimpin Seorang wirausahawan harus mampu menjadi pemimpin yang baik, dia memimpin sumberr daya manusia yang berbagai macam karakternya, dan juga memimpin sumber daya non manusia yang harus dikelola sebaik-baiknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
c. Tinjauan Penyelenggaraan Mata Diklat Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan 1) Pengertian Mata Diklat Kewirausahaan Program diklat kewirausahaan merupakan program diklat yang diajarkan kepada siswa SMK. Secara umum program diklat ini membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan. Hal ini sesuai dengan tujuan SMK yakni mempersiapkan tamatannya untuk bekerja di bidang tertentu maka dari itu, SMK perlu menyiapkan bidang keahlian yang secara garis besar program pendidikan dan latihan SMK dibagi menjadi tiga (1999: 8) meliputi: a) Program Normatif Program normatif memuat mata pelajaran guna memyiapkan warga Negara Indonesia yang baik. b) Program Adaptif Program Adaptif menyiapkan pengetahuan sebagai pendukung bidang keahliannya. c) Program Produktif Program produktif menyiapkan siswa menjadi tenaga yang produktif. Mata diklat kewirausahaan termasuk dalam program adaptif yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi siswa untuk lebih menekuni bidang keahliannya. Dalam kurikulum SMK (1999: 5) “mata diklat kewirausahaan adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran yang mengungkap aneka penerapan, prinsip dan gagasan tentang kewirausahaan”. Suryana (2003: 7) mengemukakan bahwa “ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin lmu yang mempelajari tentang nilai kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi resiko yang mungkin terjadi”. Menurut Soemanto (2002) bahwa pendidikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
kewirausahaan berusaha menjawab tantangan guna menjadikan manusia bukan hanya mampu mencari pekerjaan melainkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mampu menciptakan pekerjaan sendiri atau bahkan menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa mata diklat kewirausahaan adalah salah satu mata diklat yang diajarkan kepada siswa SMK berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip, gagasan dan resiko siswa dalam membuat perencanaan usaha atau hal yang berkaitan dengan dunia usaha. Berdasarkan silabus SBPP SMK yang dikutip oleh Ating Tedja Sutrisna (1999: 121) mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi topik sebagai berikut: a) Tingkat I alokasi waktu 40 jam dengan topik (1) Hakekat kewirausahaan (2) Karakteristik kewirausahaan (3) Kecerdasan emosional (4) Prinsip-prinsip pemotivasian b) Tingkat II alokasi waktu 40 jam dengan topik (1) Wawasan bisnis (2) Analisa kebutuhan konsumen (3) Menganalisis usaha skala kecil (4) Permodalan usaha (5) Manajemen pergudangan (6) Harga pokok (7) Perpajakan (8) Promosi c) Tingkat III alokasi waktu 40 jam (1) Proposal usaha (2) Perijinan usaha (3) Menyusun laporan keuangan (4) Studi banding (5) Praktek membuka usaha Dari silabus tersebut mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi tiga topik. Masing-masing topik dipelajari dengan alokasi waktu 40jam. Dari pembagian menjadi tiga topik tersebut mata diklat kewirausahaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
dapat membekali siswa pengetahuan dan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. 2) Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Kewirausahaan Menurut
kurikulum
SMK
(1999:
5)
“Mata
pelajaran
kewirausahaan berfungsi sebagai bekal pengetahuan, ketrampilan, sikap dasar dan prinsip pengelolaan usaha agar siswa mampu berwirausaha sesuai dengan bidang keahliannya”. Menurut Hamalik (2003: 109) mengatakan bahwa “Tujuan pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka tujuan dari Mata Diklat Kewirausahaan adalah agar siswa: a) Mampu menjadi pengusaha yang mandiri secara profesional dengan memanfaatkan situasi, kondisi, peluang, potensi lingkungan serta keahlian dalam bidangnya. b) Mampu berperan aktif secara profesional sebagai pengelola usaha. c) Memiliki sikap kewirausahaan dan etos kerja baik sebagai pelaku maupun sebagai pimpinan suatu usaha. Berbekal
pengetahuan
yang
diperoleh
dari
pendidikan
kewirausahaan tersebut, maka dapat membentuk jiwa kewirausahaan pada diri siswa. Soemanto (2002: 74) mengatakan bahwa “Satu-satunya perjuangan atau cara untuk mewujudkan manusia yang mempunyai moral, sikap dan ketrampilan wirausaha adalah dengan pendidikan”. Melalui dunia pendidikan, wawasan individu menjadi luas, lebih percaya diri, bisa memilih dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreatifitas dan inovasi, membina moral dan karakter, serta ketrampilan individu tersebut sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
3) Pola Pembelajaran Mata Diklat Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan Pelaksanaan life skill kewirausahaan di SMK dapat dilaksanakan melalui pendekatan : 1). reorientasi pembelajaran, 2). pengembangan budaya sekolah, pengembangan manajemen sekolah dan hubungan sinergis dengan masyarakat. Adapun pola pembelajaran kewirausahaan adalah : a) Pembukaan Wawasan Pembukaan wawasan dilakukan melalui kegiatan seperti: ceramah, diskusi, mengundang lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui pemagangan atau studi banding. b) Penanaman Sikap Penanaman sikap dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian melakukan
sesuatu.
Kadang-kadang
harus
melalui
“tekanan”,
“keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara pemberian batas waktu (deadline). c) Pembekalan Teknis Bertujuan memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk. d) Pembekalan pengalaman awal Bertujuan mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan belajar dari pahitnya kegagalan. (Sumarsono, 2009 ). Agar proses transformasi tersebut berjalan lancar, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan, antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
a) Adanya hubungan edukatif yang baik antara pendidik dan terdidik. Hubungan edukatif ini dapat diartikan sebagai suatu hubungan yang diliputi kasih sayang, sehingga terjadi hubungan yang didasarkan atas kewibawaan. Hubungan yang terjadi antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan antara subyek dan subyek. b) Adanya metode pendidikan yang sesuai. Sesuai dengan kemampuan pendidik, materi, kondisi peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kondisi lingkungan di mana pendidikan tersebut berlangsung. c) Adanya sarana dan perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhuan. Sarana tersebut harus didasarkan atas pengabdian pada peserta didik, harus sesuai dengan stiap nilai yang ditransformasikan. Adanya suasana yang memadai, sehingga proses transformasi nilai-nilai tersebut berjalan wajar, serta dalam suasana yang menyenangkan. Adapun beberapa nilai kewirausahaan yang perlu mendapat perhatian dalam program pendidikan antara lain: kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, kesesuaian, setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah hati. (Prasetyo: 2009). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2007 tentang Standar Isi, bahwa struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 192 jam. Standar Kompetensi Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah : a) Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya b) Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya c) Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
d) Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya
4) Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan a) Tujuan Sekolah Menangah Kejuruan secara Umum SMK sebagai satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU Sistem Pendidikan Nasional, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, dimana tujuan umum dari SMK dalam buku I Kurikulum Berbasis Kompetensi SMK (2004: 6) adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. (3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. (4) Mengembangkan potensi peserta didik agar mereka memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara
dan
melestarikan
lingkungan
hidup
serta
memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien. b) Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan Secara Khusus Selain tujuan umum SMK seperti yang telah disebutkan di atas, Sekolah Menengah Kejuruan juga memiliki tujuan-tujuan khusus sebagaimana tercantum dalam GBPP (Depdiknas,2004:6): commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
(1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. (2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya. (3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-komptensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. c) Jenis-jenis Pendidikan Kejuruan Berdasarkan keputusan Mendikbud No. 080/U/1993, SMK digolongkan menjadi 6 kelompok dan terdiri dari 100 program studi, keenam kelompok tersebut adalah: (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kelompok Pertanian dan Kehutanan Kelompok Teknologi dan Industri Kelompok Bisnis dan Manajemen Kelompok Pariwisata Kelompok Kesejahteraan Masyarakat Kelompok Seni dan Kerajinan
2. Penelitian yang Relevan Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian sebuah karya ilmiah. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. a. Penelitian yang dilakukan oleh Warren Byabashaija, Makerere University Business School, Kampala; (2) Isaac Katono, Uganda Christian University, Kampala; (3) Robert Isabalija; Southern University & A&M College, Baton Rouge. Penelitian ini meneliti mengenai dampak pendidikan kewirausahaan dalam memulai wirausaha bagi mahasiswa di Uganda. Dalam penelitian ini sampelnya adalah mahasiswa perguruan tinggi di Uganda. Mahasiswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
menjawa pertanyaan sebelum mengikuti pendidikan kewirausahaan dan sesudah mengikuti pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi. Dalam penelitian ini bukti menunjukkan bahwa kewirausahaan bukanlah suatu pilihan karir bagi individu dengan pendidikan perguruan tinggi. Masyarakat Uganda tidak berharap berkarir menjadi seorang wirausahawan. Penemuan mengejutkan dalam penelitian ini adalah tidak ditemukan pengaruh situasional faktor pada hubungan antara niat dengan sikap yang bersifat wirausahawan. Dalam penelitian tersebut didapat kesimpulannya sebagai berikut: “The study did not find undue collinearity between subjective norms and perceived desirability or perceived feasibility as to regard them as indistinguishable. For a long time, anecdotal evidence in Uganda has indicated that entrepreneurship was not an esteemed career option for individuals with college education. We expected this negative societal bias to manifest itself in the relationship between subjective norms and perceived desirability of entrepreneurship. According to Azjen‟s (1991) theory of planned behavior, the greater the expectation or pressure from society, the greater the gravitation towards the behavior in question. Indeed, in the current study, the relationship was positive meaning that positive norms enhance perceived desirability of entrepreneurship as a career. Since Ugandan society would not expect or pressure a college graduate to opt for entrepreneurship as a first choice career it was not surprising that perceived desirability had very few high values (rightskewed). The surprising finding in our study was the lack of significant finding for the moderating influence of situational factors on the relationship between entrepreneurial attitudes and intentions. Learned (1992), Kennedy et al (2003), and Aldrich and Cliff (2003) found that family commitments were a major influence on self-employment decisions while Boden (1999) found a significant relationship for women. One reason that comes to mind for our lack of significant finding is that at college level, students are able distinguish between necessity and opportunity entrepreneurship.” (Terjemahan dari kesimpulan di atas adalah dalam Studi kami tidak temukan kolerasi antara norma-norma hubungan dan merasa keinginan atau merasa kelayakan seperti penyebabnya tidak dapat dibedakan. Dalam jangka waktu panjang, bukti anekdot di Uganda telah menunjukkan bahwa kewiraswastaan bukanlah suatu dipandang pilihan karier untuk individu dengan pendidikan perguruan tinggi. Kita mengharapkan penyimpangan bermasyarakat negatif ini untuk menjelma menjadi dirinya sendiri dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
hubungan antara norma-norma hubungan dan merasa keinginan kewiraswastaan. Menurut Azjen (1991) teori tentang perilaku direncanakan, semakin besar semakin harapan atau memaksa dari masyarakat, semakin besar semakin gravitasi ke arah perilaku yang dimasalahkan. Tentu saja, di dalam pembelajaran yang sekarang, hubungan adalah maksud/arti positif yang positif norma-norma tingkatkan keinginan kewiraswastaan dirasa sebagai karier. Sejak itu, masyarakat Uganda tidak akan harapkan atau memaksa suatu perguruan tinggi lulus untuk memilih untuk kewiraswastaan sebagai karier pilihan pertama, hal itu tidaklah mengejutkan bahwa keinginan yang dirasa mempunyai sangat sedikit nilai-nilai tinggi (right-skewed). Penemuan mengejutkan dalam studi ini adalah ketiadaan temuan penting untuk moderat pengaruh situational faktor pada [atas] hubungan antara niat dan sikap bersifat usahawan. Pembelajaran ( 1992), Kennedy et Al ( 2003), dan Aldrich Dan Karang ( 2003) ditemukan komitmen keluarga itu adalah suatu pengaruh utama pada self-employment, sedangkan keputusan Boden ( 1999) ditemukan suatu hubungan penting untuk wanita-wanita. Satu alasan yang datang untuk mengurus untuk temuan yang penting yang tidak ada di penemuan kami adalah bahwa pada tingkatan perguruan tinggi, para siswa dapat membedakan antara keperluan dan kewiraswastaan kesempatan.) Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu meneliti mengenai dampak pendidikan kewirausahaan dalam menumbuhkembangkan minat berwirausaha. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam penelitian tersebut pendidikan kewirausahaan tidak memberikan dampak terhadap minat berwirausaha mahasiswa, tidak ditemukannya pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. b. Penelitian yang dilakukan oleh Hessel Oosterbeek, Mirjam van Praag, Auke Ijsselstein di Amsterdam University. Penelitian ini meneliti mengenai dampak program pendidikan kewirausahaan terhadap keterampilan dan motivasi berwirausaha bagi mahasiswa perguruan tinggi. Setengah data dikumpulkan data diolah dengan statistic deskritif. Sampel dalam penelitian ini adalah 562 mahasiswa dari empat program studi. Hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa smahasiswa sudah memiliki perspektif yang nyata dalam diri mereka untuk mempertimbangkan menjadi wirausahawan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: “This paper analyzes the impact of the leading entrepreneurship education program on entrepreneurial competencies and intentions using an instrumental variables approach in a difference-in-differences framework. We exploit that the program was offered to students at one location of a school but not to students at another location of the same school. We instrument treatment by relative distance of parents’ place of residence to the locations. The results show that the program does not have the intended effect: The effects on students’ self-assessed entrepreneurial skills (and traits) are not significantly different from zero and the point estimates are even negative. The effect on entrepreneurial intentions is significantly negative. This result stands in sharp contrast to earlier positive outcomes of assessments based on the appreciation of the parties involved. The results can possibly be related to the fact that students have obtained more realistic perspectives both on themselves as well as on what it takes to be an entrepreneur. A more realistic selfperception may have caused the (insignificant) decreases in the traits measures among students in the treatment group relative to the control group. In the same vain, changes in self-perception might have caused the slight decreases in the entrepreneurial skill levels of program participants relative to non-participants as these are of the same order of magnitude as the changes in traits scores. However, the fact that these changes in selfperception are reflected in lower skill levels and are apparently not (at least) compensated by higher actual levels of these skills is worrisome and indicative of the ineffectiveness of the program at the school of our study. The negative impact of the program on the intention to become an entrepreneur can be due to a more realistic view of what is needed to start an own business as was suggested in interviews that were held with lecturers and coaches. More indirectly, participants might have lost their (over-)optimism (as reflected in their lower self-perception) and this may have caused a lower interest in entrepreneurship. Alternatively, the program participants may simply have disliked the program. Various factors may have contributed to that: participation is compulsory, the time and effort input demanded from participants is high relative to the credit points they earn, and the number of students per group is large (ten on average) which may hamper active involvement and may have caused some participants to free-ride. The contribution of our study is that it is the first solid impact evaluation of the SMC program. However, the internal validity comes at a cost: the lack of external validity since we analyze the program in only one school. We do not base any policy implications on the results of just one study. The implication of our study is that more impact evaluations along the lines of our study should be commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
conducted in collaboration with the schools in order to ensure a random allocation of students across treatment and control groups. Moreover, studies that assess the effectiveness of variants of the program in terms of aspects such as the entrepreneur team’s size, the duration of the program, mandatory versus voluntary participation in the program and the number of student credit points earned would be instructive”. (Terjemahan dari kesimpulan di atas adalah Penelitian ini meneliti dampak program pendidikan kewiraswastaan yang terkemuka pada niat dan kemampuan bersifat usahawan dengan menggunakan suatu variabel sebagai instrumen pendekatan dalam suatu perbedaan-perbedaan kerangka. Kita tidak memanfaatkan program telah ditawarkan ke para siswa yang ada penempatan suatu sekolah tetapi ke para siswa pada penempatan yang lain sekolah yang sama. Hasil menunjukkan bahwa program tidak ada yang diharapkan mempengaruhi: Efek atas ketrampilan siswa bersifat usahawan self-assessed dan ciri tidaklah dengan mantap berbeda dari nol dan titik perkiraan bahkan negatif. Efek pada niat bersifat usahawan hal negatif dengan mantap. Hasil ini berdiri dalam kontras jelas menghasilkan hal positif dalam penilaian yang lebih awal berdasar pada penghargaan. Hasil yang mungkin dihubungkan dengan fakta bahwa para siswa sudah memperoleh perspektif yang lebih realistis kedua-duanya atas diri mereka pada apa pertimbangan suatu usahawan. Suatu self-perception yang lebih realistis mungkin telah menyebabkan penurunan ciri dalam mengukur antar siswa di dalam kelompok perawatan sehubungan dengan kelompok pengendali. Dalam hal yang sama, perubahan di dalam self-perception mungkin telah menyebabkan yang sedikit penurunan ketrampilan yang bersifat usahawan tingkat peserta program sehubungan dengan bukan peserta seperti ini menjadi perhatian yang sama penting ketika perubahan dalam nilai. Bagaimanapun, faktanya bahwa ini perubahan self-perception tidak dicerminkan di dalam tingkatan ketrampilan lebih rendah dan terlihat sedikitnya yang digantikan oleh tingkatan yang nyata lebih tinggi dari ketrampilan ini adalah kekhawatiran dan yang mengindikasikan untuk ketidakberhasilan program di sekolah studi kami. Dampak yang negatif program pada niat untuk menjadi suatu usahawan dapat dalam kaitan dengan suatu pandangan yang lebih realistis dari apa yang diperlukan untuk memulai suatu bisnis kepunyaan seperti telah diusulkan di dalam wawancara yang telah dilakukan bersama dengan dosen dan pelatih. Lebih secara tidak langsung, peserta mungkin telah hilang optimis mereka ketika dicerminkan dalam self-perception lebih rendah dan ini mungkin telah menyebabkan suatu lebih rendah minat akan berwirausaha. Sebagai alternatif, peserta program yang bisa dipastikan sudah tidak berminat pada program itu. Berbagai faktor mungkin telah mendukung bahwa: keikutsertaan adalah wajib, waktunya dan masukan usaha menuntut dari peserta adalah sanak keluarga tinggi kepada poincommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
poin kredit yang mereka dapat, dan banyaknya para siswa saban kelompok adalah besar yang boleh menghambat keterlibatan aktip dan mungkin telah menyebabkan beberapa peserta ke free-ride. Kontribusi dari studi kami adalah bahwa itu adalah lebih dulu dievaluasi dampak padat program SMC. Akan tetapi, kebenaran yang internal datang pada suatu biaya: ketiadaan kebenaran eksternal karena kita meneliti program itu hanya satu sekolah. Kita tidak mendasarkan implikasi kebijakan atas hasil satu studi saja. Implikasi dari studi kami adalah bahwa lebih evaluasi dampak sepanjang studi kami harus diselenggarakan bekerjasama dengan sekolah dalam rangka memastikan suatu alokasi para siswa yang diacak. Lebih dari itu, belajar yang menilai efektivitas varian program dalam kaitan dengan aspek seperti usahawan ukuran regu, jangka waktu program, wajib dalam keikutsertaan di dalam program dan banyaknya poin-poin kredit siswa yang yang didapat akan bersifat mengandung pelajaran.) Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan
peneliti
adalah
meneliti
mengenai
dampak
pendidikan
kewirausahaan terhadap motivasi dan ketrampilan berwirausaha. Dan hasilnya menunjukkan perbedaan dengan hasil penelitian ini, yaitu dalam penelitian tersebut tidak ada pengaruh dari pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi dan kerampilan berwirausaha, siswa telah mempunyai perspektif sendiri dalam menumbuhkan motivasi dan keterampilan berwirausaha. c. Penelitian yang dilakukan oleh Tur Nastiti, Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani dengan judul “Minat Berwirausaha Mahasiswa Indonesia dan Cina”. Studi ini ditujukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa Indonesia dan Cina. Hasilnya menunjukkan perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa Indonesia dan Cina. pencapaian, lokus kendali, efikasi pribadi, dan kesiapan instrument, sedangkan mahasiswa Indonesia oleh efikasi pribadi. Implikasi bagi universitas dan pemerintah turut didiskusikan. d. Penelitian yang dilakukan oleh Machmudun dengan judul skripsi “Analisis Minat Berwirausaha Siswa di SMK Negeri 6 Surakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (a) bagaimana minat berwirausaha siswa di SMK N 6 Surakarta, (b)faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
siswa di SMK N 6 Surakarta, (c) kendala-kendala yang dihadapi dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa di SMK N 6 Surakarta, (d) usahausaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pengembangan minat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) adanya minat siswa untuk berwirausaha di SMK Negeri 6 Surakarta, (b) faktor-faktor yang mendorong timbulnya minat berwirausaha siswa di SMK N 6 Surakarta antara lain faktor internal dan eksternal, (c) kendala yang menghambat minat berwirausaha siswa di SMK N 6 Surakarta antara lain kendala internal yaitu tingkat kreatifitas yng berbeda-beda, adanya keraguan karena keterbatasan pinjaman modal, penguasaan materi kewirausahaan yang masih minim dan kendala eksternal yaitu pandangan sebagian orang tua siswa yang masih menganggap rendah pekerjaan sebagai wirausahawan, (d) usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha di SMK N 6 Surakarta antara lain: usaha internal yaitu melatih diri dn memberikan pelatihan tentang pengembangan kreatifitas, pemberian pinjaman modal yang terstruktur. Usaha eksternal yaitu
mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa guna
menyamakan pandangan tentang pentingnya kegiatan kewirausahaan. Penelitian ini memberikan gambaran awal bagi peneliti
tentang
pendidikan kewirausahaan dan minat berwirausaha siswa, kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menumbuhkan menumbuhkan minat berwirausaha dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul. Dari beberapa penelitian yang relevan yang mengkaji tentang minat kewirausahaan
tersebut
memberikan
gambaran
awal
mengenai
minat
berwirausaha di lingkungan siswa. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa minat berwirausaha masih rendah, banyak kendala-kendala yang dihadapi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
B. Kerangka Berfikir Kondisi masyarakat Indonesia belum sepenuhnya kondusif untuk berkembangnya bibit berwirausaha. Di samping itu untuk menghadapi masa depan perlu perekonomian yang sehat dan kokoh dengan meningkatkan sumber daya manusia yang lebih mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif. Dilihat dari tingkat pendidikan yang ada nampak bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih rendah. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen dibekali ketrampilan dan pengetahuan sebagai bekal awal yang dapat digunakan dalam bekerja setelah lulus sekolah. Sesuai dengan tujuan dari SMK yaitu menyiapkan lulusannya menjadi seorang yang produktif, adaptif dan kreatif, lulusan dari SMK diharapkan mampu langsung terjun di dunia usaha. Melalui bekal awal pengetahuan tentang kewirausahaan yang diperoleh siswa di sekolah, peneliti berusaha meneliti tentang
pelaksanaan
pembelajaran
mata
diklat
kewirausahaan
dalam
menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa. Dalam penelitian ini, siswa mengikuti pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dengan strategi pembelajaran dari guru, dalam pembelajaran terdapat kendala yang dihadapi dan akan dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 GURU
Strategi Pembelajaran S I S
Proses
W
Pembelajaran
A
MD KWU
Kendala
ya
Solusi
Gambar 1. Kerangka Berfikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengambil tempat di SMK Negeri 1 Karanganyar, adapun pertimbangan strategis yang mendorong penelitian di lokasi tersebut adalah: a. Tersedia data untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. b. Lokasi SMK N 1 Karanganyar mudah dijangkau oleh peneliti dan dekat dengan tempat tinggal asal peneliti sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. c. Peneliti memiliki pengalaman lapangan di lokasi penelitian dalam masa Praktek Pengalaman Lapangan selama 3 bulan yang akan memudahkan peneliti bila terjun kembali ke lokasi tersebut.
2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan setelah proposal ini disetujui dan telah mendapat ijin dari pihak-pihak terkait. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai bulan Juli.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Atas dasar teori yang telah disusun dan melihat permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2006: 6 ) penelitian kualitatif adalah: Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yag alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Sedangkan bentuk penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan terhadap variabel mandiri/tunggal yaitu tanpa mengaitkan dengan variabel lain. Peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap objek, sehingga objek dibiarkan seperti kondisi aslinya dan apa adanya. Sutopo (2002: 112) menyatakan “Suatu penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu karakteristik. Artinya, penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran.”
2. Jenis Penelitian Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Ciriciri penelitian deskriptif kualitatif adalah: a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada sekarang, pada masalahmasalah aktual b. Data yang dikumpulkan mulai disusun, dijelaskan kemudian di analisa. (Surakhmad, 2004: 140) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah mempelajari masalah-masalah dari masyarakat, lembaga, situasi-situasi tertentu, sikap, tanggapan, pandangan berdasarkan fakta yang ada. Dalam penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan kali ini adalah menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Dalam mengkaji masalah ini peneliti secara mendetail dan lengkap dibutuhkan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi yang tepat. Strategi yang dipilih oleh peneliti digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian. Strategi penelitian tunggal terpancang merupakan kegiatan pengumpulan kegiatan data yang lebih terarah berdasarkan tujuan dan pertanyaan-pertanyaan peneliti yang lebih dahulu diajukan. Dalam penelitian tunggal terpancang peneliti hanya memusatkan pada penelitiannya pada beberapa hal yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
C. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Iskandar (2008: 100), “Secara garis besar data penelitian dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif (data statistik)”. Dalam pendekatan kualitatif, data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan data sekunder (Iskandar, 2008: 252). Dalam sumber tersebut disebutkan bahwa data primer merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan observasi, wawancara, maupun penyebaran angket. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis dokumen) berupa penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan, dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian (Iskandar, 2008: 253). a. Dalam penelitian ini data primer berasal dari: 1) Hasil observasi yang berupa kata-kata, aktivitas/tindakan dan foto. 2) Hasil wawancara yang berupa kata-kata. b. Data sekunder berasal dari: Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi SMK Negeri 1 Karanganyar, laporan, peraturan-peraturan dan referensi yang relevan dengan masalah penelitian 2. Sumber Data Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data berasal dari manusia, dokumen, arsip dan benda-benda lainnya. Menurut Loftland (2006:157) yang dikutip Moleong, “Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, dan selebihnya adalah data commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut Goez Le Comte dalam Sutopo (2002:54) “Sumber data kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen dan arsip dan berbagai benda lain”. Untuk memperoleh data informasi yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas maka sumber data diambil dari:
1. Informan Adalah orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Informan dalam hal ini meliputi guru mata diklat kewirausahaan dan siswa tingkat XI program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Karanganyar, serta beberapa pejabat di lingkunagn SMK Negeri 1 Karanganyar.
2. Peristiwa Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari aktivitas, perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pengamatan peristiwa, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu bisa terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara sengaja atau tidak. Informan dalam hal ini meliputi guru mata diklat kewirausahaan dan siswa tingkat XI program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Karanganyar, serta beberapa pejabat di lingkunagn SMK Negeri 1 Karanganyar.
3. Lokasi Informasi mengenai lokasi atau aktivitas diperoleh dari tempat penelitian yaitu di SMK Negeri 1 Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
4. Dokumen Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan mempelajari dokumen, arsip, laporan buku, peraturan dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian yang terdapat di SMK Negeri 1 Karanganyar. D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan) Dalam penelitian ini peneliti tidak menentukan sejumlah sampel. Peneliti hanya menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan tentang permasalahan yang diteliti. Dalam menentukan informan ini peneliti menggunakan
teknik
purposive
sampling.
Menurut
Moleong
(2004:165)
mengemukakan bahwa “Dengan purposive sampling ini terkandung maksud untuk menjaring sebanyak mungkn informasi dari berbagai macam sumber”. Peneliti juga menggunakan teknik bola salju (Snowball Sampling). Teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sampling tanpa persiapan tetapi mengambil orang pertama yang dijumpai, dan selanjutnya mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan sampling berikutnya sehingga mendapat data lengkap dan mendalam. (Sutopo, 2002: 37) Dalam teknik ini untuk memperoleh data yang mendalam diperlukan informan yang mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, yaitu dengan cara menunjuk seorang informan kemudian informan yang terpilih dapat menunjuk informan yang lebih tahu, sehingga akan didapat data yang lebih lengkap. Dalam penelitian ini yang menjadi titik awal penarikan sampel adalah guru mata diklat kewirausahaan SMK Negeri 1 Karanganyar. Tahap kedua dari informan yang pertama selanjutnya menunjuk informan yang dirasa lebih mengetahui tentang permasalahan yang sedang diteliti, kemudian peneliti mewawancarai informan tersebut dan demikian selanjutnya sampai diperoleh data yang mendalam dan data yang dikumpulan benar-benar mendukung tercapainya tujuan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
E. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:
1. Wawancara Moleong (2006: 186) menyatakan “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data atau informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan mendalam serta berlandaskan pada tujuan penelitian. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara terbuka dimana pihak yang diwawancarai juga mengetahui bahwa dia juga diwawancarai. Pertanyaan yang disampaikan dilakukan secara bebas tetapi tetap mengarah pada permasalahan yang diteliti. Data yang dikumpulkan dengan wawancara merupakan data penguat bagi penemuan data yang dikumpulkan dengan pengamatan, sekaligus data-data lain yang diperlukan untuk mendukung penjelasan permasalahan penelitian.
2. Observasi atau pengamatan Moleong (2006: 175) menyatakan “pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana di liht oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek.” Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa teknik pengambilan data dengan pengamatan akan membawa peneliti pada pemahaman yang sama dengan subjek yang diteliti akan sebuah obyek. Peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data-data yang ada di lapangan. Pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung, yaitu dengan terjun langsung ke SMK Negeri 1 Karanganyar dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
mengamati kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mata diklat kewirausahaan. Teknik ini untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi lokasi penelitian. Kegiatan observasi dilakukan secara formal maupun informal dan tidak hanya dilakukan sekali tetapi berulang-ulang sebab pengulangan tersebut data yang diperoleh lebih valid.
3. Dokumentasi Informasi yang terdapat dalam dokumen sangat mendukung dalam suatu penelitian. Dalam analisis ini akan menjadi sumber data untuk mendapatkan data yang lengkap dan mempermudah dalam penelitian antara lain dokumen dan arsip yang berada di SMK Negeri 1 Karanganyar yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dokumen yang dimaksud misalnya struktur organisasi sekolah, data jumlah murid sekolah, latar belakang orang tua murid dan yang lainlain.
F. Validitas Data Validitas data akan menunukkan bahwa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada pada lokasi penelitian dan penjelasan dari deskripsi permasalahan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk menganalisa data kualitatif digunakan suatu teknik yang disebut Triangulasi.Menurut Moleong (2004: 178), “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Triangulasi menurut Patton yang dikutip oleh Sutopo (2002:31) disebutkan ada empat macam triangulasi yaitu: 1. Data Triangulation (Triangulasi Data) Dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. 2. Investigator Triangulation (Triangulasi Penyelidik) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Pengumpulan data yang semacam dilakukan oleh beberapa peneliti. 3. Methodological Triangulation (Triangulasi Metode) Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda ataupun dengan mengumpulkn data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. 4. Theoritical Triangulation (Triangulasi Teori) Melakukan penelitian tentang topic yang sama dan datanya dianalisis dengan menggunakan beberapa perspektif teoritis yang berbeda. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Dimana triangulasi data digunakan untuk pengumpulan data sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yng berbeda. Sedangkan triangulasi metode digunakan untuk pengumpulan data yang sejenis tetapi dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.
G. Analisis Data Pada penelitian kualitatif, proses analisis pada dasarnya dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan data. Menurut Bondan & Biken yang dikutip oleh Moleong (2006: 248) mengatakan “Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model teknik analisis interaktif yang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah dalam analisis data: 1. Data kualitatif terutama terdiri dari kata-kata, bukan angka-angka. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk diproses lebih lanjut. 2. Reduksi Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian dan berlanjut sesudah penelitian lapangan sampai dengan laporan akhir tersusun. 3. Sajian Data Sebagai analisis kedua, sajian data merupakan rangkaian informasi, deskripsi dalam betuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis yang mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian. Sajian data merupakan deskripsi mengenai kondisi rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman atas gambaran fenomena yang ada pada obyek penelitian. 4. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Data yang diperoleh sejak awal penelitian sebenarnya sudah merupakan suatu kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula belum jelas dan masih bersifat sementara, kemudian meningkat sampai pada tahap kesimpulan yang mantap, yaitu pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat karena telah melalui proses analisa data. Untuk lebih jelasnya proses analisis data dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar berikut: PENGUMPULAN DATA
REDUKSI DATA
PENYAJIAN DATA
KESIMPULAN & VERIFIKASI
Gb.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif (Sumber: Milles dan Huberman, 1992: 20)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
H. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap ini mulai dilakukan berbagai kegiatan sebelum peneliti terjun ke lapangan mulai dari pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian dan mengurus ijin untuk memperlancar jalannya penelitian. 2. Tahap Pengumpulan Data Dalam melaksanakan pengumpulan data peneliti menggunakan tiga teknik yaitu: wawancara, observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang lain sehingga data yang dkumpulkan benar-benar valid. 3. Tahap Analisis Data Awal Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan tersebut sesuai dengan yang diharapkan. 4. Tahap Analisis Data Akhir Analisis data akhir dilakukan setelah data awal dianalisis. Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh dalam pengumpulan data yang merupakan data pendukung dalam mencapai tujuan penelitian. 5. Tahap Penarikan Kesimpulan Kesimpulan ditarik berdasarkan pada tujuan penelitian yang didukung oleh data yang
valid,
sehingga
hasil
penelitian
yang
diperoleh
dapat
dipertanggungjawabkan. 6. Tahap Penulisan dan Penggandaan Laporan Tahap ini merupakan tahap akhir penelitian yang mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai, ditulis dan dilaporkan kepada pihak–pihak yang berkepentingan dengan bentuk laporan yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dibuat bagan prosedur penelitian sebagai berikut:
Persiapan
Pengumpulan
Penelitian
Data
Analisis Data Awal
Analisis Data Akhir
Pembuatan
Penarikan
Proposal dan
Kesimpulan
Penelitian Pembuatan Dan
Perijinan
Penggandaan Laporan
Gb. 2: Skema Prosedur Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi/ Objek Penelitian 1. Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar Berdiri 7 Nopember 1963 dengan SK MENDIKBUD No. 974/B3/Kedj Dikenal dengan sebutan SMEA. Jumlah Siswa 1.446 / 37 Rombongan Belajar . Luas Lahan 7.656 M2 dan Luas Gedung 4.750 M2 seluruh gedung berlantai 2. Luas lahan pengembangan 1.821 m2 masih dalam proses pengadaan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar . Halaman/Taman : 1.947 M2 disertai dengan Lap. OR seluas : 788 M2. Lain-lain : 1.498 M2 a. VISI Setiap organisasi selalu mempunyai pandangan ke depan. Visi organisasiorganisasi harus dibawa agar dalam bekerja tetap konsisten dan eksis , antisipatif, inovatif serta proaktif. Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategis yang merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karena itu visi organisasi harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Visi adalah suatu pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapai tujuannya. Organisasi selalu memperbarui atau menyesuaikan visinya agar dapat mewujudkan apa yang diinginkan serta mengkomunikasikannya kepada semua staff guna memperoleh dukungan partisipasi semua pihak. Untuk menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam memberikan dukungan yang prima, rumusan visi diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
yang dimiliki serta proyeksi yang diinginkan ke depan, maka visi yang ditetapkan pada SMK Negeri 1 Karanganyar adalah: Mewujudkan SMK yang di percaya oleh masyarakat sebagai lembaga Diklat yang unggul serta mampu menjawab tantangan dalam perubahan di era global. b. MISI Adapun untuk mendukung perwujudan visi, maka misi yang akan dijalankan SMK Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut: 1) Membekali peserta diklat dengan kompetensi yang memadai sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dan mampu berwirausaha 2) Membekali peserta diklat agar memiliki etos kerja yang tinggi dan berbudi pekerti yang luhur c. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar 1) Menyiapkan siswa menjadi insan cerdas, terampil dan kompetitif untuk memasuki lapangan kerja, memilih karir dan mampu mengembangkan diri sesuai bidang keahliannya. 2) Menyiapkan siswa memungkinkan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mendapatkan sertifikat penjamin mutu : SMM ISO 9001 : 2000 dari UKAS Quality Management Inggris dengan sertifikat : 19281 ISSUE No. 1 tanggal 13 Maret 2007. Sekolah Standar Nasional (SSN) diraih pada 2003 dengan Surat Penetapan Direktur Dikmenjur No. 1829/C5.3/MN/2003
tanggal 7 Oktober
2003. . Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Tahun 2008 dengan Surat Keputusan Direktur PSMK No. 2858/C5.3/Kep/KU/2008 tanggal 8 Juli 2008 SMK Negeri 1 Karanganyar ditetapkan sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk menyelenggarakan Uji Kompetensi kepada siswa SMK dan masyarakat yang ingin mendapat pengakuan tentang kompetensi yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
dimiliki. Sertifikat Kompetensi akan diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) jika yang bersangkutan lulus ujian. Sertifikasi ini sangat membantu dalam mencari pekerjaan. Daftar Program Uji Kompetensi di SMK N 1 Karanganyar: a. Program Keahlian Multimedia, berdasarkan SK Lembaga Sertifikasi Profesi Telematika No. SKV - 00107 - WPT - IX - 2007. b. Program Keahlian Tata Busana, berdasarkan Rekomendasi dari Sertifikat TUK Lembaga Sertifikasi Program Garmen No. 076 - LO / LSP - G / IV / 08 tanggal 27 Oktober 2008. c. Program Keahlian Penjualan, berdasarkan Rekomendasi dari Asosiasi Profesi Penjualan Indonesia (APPI) tanggal 21 November 2008 d. Program Keahlian Administrasi Perkantoran, berdasarkan SK Lembaga Sertifikasi Profesi Administratif Profesional dan Sekretaris Indonesia No. 003/SK/DPP/III/09 Tanggal 15 Maret 2009 e. Program Keahlian Akuntansi, berdasarkan SK Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Akuntansi No. 106/SKEP/LSP-TA/IAIKAPDI/XII/09 f. Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata
2. Lokasi Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Karanganyar SMK Negeri 1 Karanganyar terletak di jalan Monginsidi No. 1 Karanganyar Surakarta. SMK ini seluruhnya dan mempunyai batas-batas sebagai berikut : Sebelah barat : SMK Bakti Karya Sebelah timur: MAN karanganyar Sebelah utara : Perumahan warga, pertokoan Gedung SMKN 1 Karanganyar terletak diantara sekolah-sekolah lain, diantaranya MAN Karanganyar, rumah warga sekitar, dan sebagainya. Maka tidak mengherankan apabila pada jam-jam masuk sekolah lalu lintas di depan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
SMKN 1 Karanganyar sangat ramai dan padat. Selain itu SMKN 1 Karanganyar didirikan di atas tanah seluas dengan luas bangunan yang terdiri dari : a. Gedung / ruang kelas Ruang kelas rata-rata berukuran (7x8)m² dengan tinggi yang cukup, sehingga memenuhi syarat untuk ruang belajar yang baik b. Laboratorium : komputer, mengetik c. Perpustakaan d. Ruang Kepala sekolah e. Ruang tata usaha f. Ruang wakil Kepala sekolah g. Ruang QMR dan BK h. Ruang Guru i. Rumah Dinas Kepala sekolah j. Cafetaria / kantin k. Kamar mandi /WC l. Aula m. Mushola n. KW Mart o. Ruang UKS p. Ruang OSIS q. Bank Mini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Gb.1 Denah Lokasi SMK Negeri 1 Karangnyar Sumber : Dokumen SMK Negeri 1 Karanganyar 2012
Gb.2 Denah SMK Negeri 1 Karanganyar Sumber : Dokumen resmi SMK Negeri 1 Karanganyar 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
3. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Karanganyar Kepala Sekolah QMR
: Tenang Pranata, S.Pd, M.Pd : Drs. Parmanto
Wakil Kepala Humas
: Budi Atmojo, S.Kom
Wakil Kepala Kurikulum
: Drs. Supadyo
Wakil Kepala Kesiswaan
: Jiyanto, S.Pd
Wakil Kepala Sarpas dan Ketenagakerjaan : Drs. Bambang AP Ka. Kom Keahlian Akuntansi
: Ari Anggarukmi, S.Pd
Ka. Kom Keahlian Administrasi Perkantoran : Sri Suratmi, S.Pd Ka. Kom Keahlian Pemasaran
: Drs. Sugiartono
Ka. Kom Keahlian Busana Butik Ka. Kom Keahlian Multimedia
: Drs. FR Tri Bekti M : Agus Trimarwanto, S.Pd
Ka. Kom Keahlian Usaha Perjalanan Wisata : Sri Sumarsih, S.Pd Ka. Tata Usaha
: Tri Bangun Wahyuni
Kepegawaian
: Triyono
Keuangan
: Suwardi
Kesiswaan
: Dalyono, S.Kom
Tata Surat
: Ariesta Finda F
Perlengkapan
: Sri Murdiyatmo
Koordinator SK
: Suparmo
4. Pembagian Jurusan di SMK N 1 Karanganyar a. Program Akuntansi Dari masa ke masa SMK masih diminati banyak kalangan masyarakat dunia usaha atau dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang siap dan trampil. Untuk itu SMK Negeri 1 Karanganyar tetap menjadi Favorit masyarakat kabupaten karanganyar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Program Keahlian Akuntansi adalah salah satu program yang ada di SMKN1 Karanganyar. Banyak peserta didik baru dalam setiap tahun. Jumlah pendaftar selalu melampui program keahlian yang lain. Prestasi dari program keahlian ini sudah banyak di raih dalam setiap event. Juga penyaluran kerja yang selalu di penuhi oleh para lulusan program Akuntansi. SDM yang handal yang dimiliki selalu siap menyajikan materi-materi dalam menunjang pendidikan program keahlian Akuntansi, tenaga muda yang terampil dalam mengasuh anak didik siap menciptakan lulusan yang handal. Guna menunjang tujuan tersebut SMK negeri 1 Karanganyar melengkapi dengan berbagai fasilitas yang ada untuk Program keahlian Akuntansi telah mendirikan Tempat uji Kompetensi (TUK) Akuntansi. Untuk membekali sertifikat guna melanjutkan ke dunia usaha dan dunia kerja. 1) Tujuan Menyiapkan siswa/tamatan : a) Memasuki
lapangan
kerja
dan
dapat
mengembangkan
sikap
profesional dalam lingkup bisnis dan manajemen, khususnya akuntansi b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri dalam bidang akuntansi c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk bidang akuntansi d) Menjadi tenaga kreatif yang produktif, adaftif dan kreatif
2) Lingkup Pekerjaan yang dapat dimasuki : a) Penata buku muda dalam lingkup pekerjaan akuntansi b) Tenaga administrasi kantor c) Tenaga yang handal dan mandiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
b. Program Administrasi Perkantoran Program Administrasi Perkantoran adalah pilihan tepat bagi Anda yang ingin menjadi sekretaris, staf administrasi, manajer muda yang handal. Daalam program ini para siswa di bekali panduan teori dan praktek dalam proses belajar. Fasilitas yang lengkap guna menunjang proses pembelajaran di smk negeri 1 karanganyar, untuk membekali ilmu dan mental para siswa didik setelah lulus sekolah dan siap terjun dalam dunia usaha. Para alumni smk negeri karanganyar dari rogram keahlian Administrasi perkatoran mampu bersaing dengan tenaga kerja yang lain bahkan dalam pasar kerja internasional ini telah didirkan tempa uji kompetensi (TUK) Administrasi Perkantoran. Siap sudah lulusan dari SMK negeri 1 karanganyar untuk melanjutkan ke dunia usaha maupun kerja kelak setelah lulus nanti. 1) Tujuan : Menyiapkan siswa/tamatan : a) Memasuki
lapangan
kerja
dan
dapat
mengembangkan
sikap
profesional dalam lingkup bisnis dan manajemen, khususnya sekretaris b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri dalam bidang sekretaris c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk bidang sekretaris d) Menjadi tenaga kreatif yang produktif, adaftif dan kreatif 2) Lingkup Pekerjaan yang dapat dimasuki : a)
Penata buku muda dalam lingkup pekerjaan sekretaris
b) Tenaga administrasi kantor c)
Tenaga yang handal dan mandiri
c. Program Pemasaran/Penjualan Program Penjualan adalah pilihan bagi Anda menginginkan pendidikan yang akan langsung berguna untuk memperoleh pekerjaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
maupun berwirausaha Program keahlian penjualan tidak hanya menyiapkan tenaga trampil yang siap bekerja di mana saja, melainkan juga mendidik para siswa untuk menjadi wirausahawan/wirausahawati yang mampu mempekerjakan diri mereka sendiri melainkan malah membuka lapangan kerja bagi orang-orang lain pula. Kemampuan ketrampilan yang diperoleh dari program ini antara lain penataan lemari pajang (etalase), operator computer kasir dan kerja praktek jualan langsung ke masyarakat diajarkan di sini. Penjualan, selain merupakan ilmu tersendiri, juga merupakan seni; untuk mengasah naluri siswa di bidang ini mereka dibekali cara-cara paling efektif untuk melayani konsumen dan mendongkrak kesuksesan usaha milik mereka sendiri maupun tempat mereka bekerja nanti. 1) Tujuan : Menyiapkan siswa/tamatan : a) Memasuki
lapangan
kerja
dan
dapat
mengembangkan
sikap
profesional dalam lingkup bisnis dan manajemen, khususnya penjualan b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri dalam bidang penjualan c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk bidang penjualan d) Menjadi tenaga kreatif yang produktif, adaftif dan kreatif 2) Lingkup Pekerjaan yang dapat dimasuki : a)
Penata produk dalam lingkup pekerjaan penjualan
b) Tenaga administrasi kantor c)
Tenaga yang handal dan mandiri
d. Program Tata Busana/Busana Butik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Laboratorium Menjahit terdiri dari 2 ruang dilengkapi dengan mesin jahit manual dan otomatis serta mesin obras yang kesemuanya sesuai dengan standart Dunia Usaha. Selain itu tersedia 1 ruang sebagai Sanggar Busana yang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan dalam mendesain busana menghias sehingga menjadi busana yang indah.
1) Tujuan: Menyiapkan siswa/tamatan : a) Memasuki
lapangan
kerja
dan
dapat
mengembangkan
sikap
profesional dalam lingkup Tata Busana b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri dalam bidang Tata Busana c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri dibidang Tata Busana d) Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif dan kreatif e) Lulus Berprestasi langsung ditempatkan bekerja 2) Lingkup pekerjaan yang dapat dimasuki : a) Pembuatan gambar kerja b) Pembuat pola
e. Program Multimedia (TI) Program Keahlian Multimedia merupakan salah satu program dari bidang keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi yang ada di SMK Negeri 1 Karanganyar. Program Keahlian ini mempersiapkan peserta didik dalam bidang Desain Grafis, Animasi 2D dan 3D, Video Shooting dan Web Desain. Dengan mengacu kepada kurikulum yang berbasis pada Dunia Usaha dan Dunia Industri diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Peserta didik juga ditempatkan pada lokasi praktik (on job training) yang sesuai dengan bidangnya. Selain peningkatan kualitas peserta didik juga peningkatan SDM dari tenaga pendidiknya agar dapat mengikuti tuntutan dari dunia kerja yang diinginkan. Untuk Program Studi Multimedia telah memiliki 3 orang assesor kompetensi : 1) Andi Saputro (Junior Multimedia Programming) 2) Yarkasi, S.Kom (Junior Multimedia Programming) 3) Budi Santoso, S.Pd (Basic Office, Advance Office, Junior Network Administrator, Network Administrator) dibawah pimpinan Bapak Budi Atmodjo, B.A TUK SMK Negeri 1 Karanganyar selalu berusaha memberikan pengujian terbaik sesuai dengan Sumber Daya Manusianya 1) Tujuan: Menyiapkan siswa/tamatan : a) Memasuki
lapangan
kerja
dan
dapat
mengembangkan
sikap
profesional dalam lingkup Multimedia b) Mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu menyiapkan diri dalam bidang Multimedia c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri dibidang Multimedia d) Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif dan kreatif 2) Lingkup pekerjaan yang dapat dimasuki : a)
Dekstop Publisher/Web Desain
b) Animator 2D dan 3D c)
Video Shooting
d) Graphic Desain e)
Advertising
f)
Entertainmen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
B. Deskripsi Temuan Penelitian 1. Pelaksanaan Pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar a. Kurikulum Mata Diklat Kewirausahaan Program diklat kewirausahaan merupakan program diklat yang diajarkan kepada siswa SMK. Secara umum program diklat ini membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan. Berdasarkan struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 150 jam. Standar Kompetensi Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah : a. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha b. Menerapkan jiwa kepemimpinan c. Merencanakan usaha kecil atau mikro d. Mengelola usaha kecil atau mikro Berdasarkan silabus SMK, mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi topik sebagai berikut: 1) Tingkat I alokasi waktu 100 x 45menit jam dengan topik: a) Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha b) Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju) c) Merumuskan solusi masalah d) Membuat keputusan e) Menunjukkan sikap pantang mneyerah dan ulet f) Mengelola konflik g) Membangun visi dan misi usaha 2) Tingkat II alokasi waktu 76 x 45menit jam dengan topik: a) Menganalisis peluang usaha commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
b) Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha c) Menyusun proposal usaha 3) Tingkat III alokasi waktu 24 x 45menit dengan topik: a) Mempersiapkan pendirian usaha b) Menghitung resiko menjalankan usaha c) Mengevaluasi hasil usaha
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kegiatan belajar mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang dipahami bersama. Sebagai suatu aktivitas yang terencana, belajar memilki tujuan yang bersifat permanen, yakni terjadinya perubahan pada anak didik. Perubahan tingkah laku pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupaka produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan keterampilan, sikap, penghargaan dan pengetahuan. Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Karanganyar, dalam hal upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dilakukan melalui kegiatan : 1) Mata pelajaran kewirausahaan Standar kompetensi atau kompetensi dasar yang ada dalam mata pelajaran kewirausahaan terlebih dahulu harus dianalisis sifatsifatnya seperti pembukaan wawasan, penanaman sikap, pembekalan teknis atau pembekalan pengalaman awal berwirausaha. Sehingga indikator utama dalam tiap kompetensi dasar tidak boleh keluar dari sifatnya tersebut. Selanjutnya kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran secara simultan harus mengacu pada indikator utama yang telah dibuat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Adapun pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan dengan sebagai berikut: a) Pembukaan Wawasan dilakukan melalui kegiatan seperti: ceramah, diskusi, mengundang lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui pemagangan atau studi banding. Dalam pembelajaran ini, guru menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi mata diklat kewirausahaan. Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara pada tanggal 24 April 2012 menyatakan bahwa: Dalam setiap kegiatan belajar mengajar guru itu harus bisa membuka wawasan siswa mengenai kewirausahaan mbak, dengan memberikan materi pelajaran sesuai kurikulum, semua guru kewirausahaan harus berusaha membuat siswa mengerti dasar-dasar kewirausahaan terlebih dahulu, agar wawasan mereka terbuka. Nah hal itu dilakukan dengan pemberian materi mata diklat kewirausahaan, siswa dibekali LKS untuk pembelajaran. Hal senada juga disampaikan oleh informan III pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 “Untuk pembukaan wawasan dalam pembelajaran kewirausahaan dengan pemberian dan penjelasan materi kewirausahaan dalam setiap pertemuan baik dari LKS maupun buku pendamping” Hal tersebut juga diperkuat dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 April 2012 pada waktu kegiatan belajar mengajar mata diklat kewirausahaan di kelas X3. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi mata diklat kewirausahaan. Menjelaskan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
materi ini adalah salah satu strategi pembelajaran guru untuk membuka wawasan siswa, membuka pikiran siswa mengenai wirausaha. Pada saat ini pembelajaran mata diklat kewirausahaan masih kegiatan di kelas dan praktek, untuk kedepannya akan direncanakan pembelajaran yang lebih bervariasi seperti studi banding dan kunjungan-kunjungan kewirausahaan. b) Penanaman Sikap, dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”, “keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara pemberian batas waktu (deadline). Penanaman sikap yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah dengan menanamkan sikap wirausaha yaitu disiplin diri, bertanggung jawab, kreatif, mandiri, kerjasama dan berani menganggung resiko. Guru menanamkan pada siswa untuk selalu siap menerima hal positif atau negatif yang akan terjadi. Berdasarkan pengamatan pada tanggal 24 April 2012 dalam proses pembelajaran guru mengadakan diskusi dalam kelas untuk membahas dan memecahkan persoalan yang diberikan guru. Melalui hal ini siswa ditanamkan sikap untuk bertanggung tanggung jawab, kerjasama dan kreatif. Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara berikut: Dalam kegiatan pembelajaran guru harus menanamkan sikapsikap kewirausahaan seperti disiplin dalam hal apapun, kerjasama, mandiri, bertanggung jawab baik saat masih di sekolah maupun setelah di luar lingkungan sekolah, dan sikapsikap tersebut tidak hanya dilakukan pada saat pembelajaran saja, namun juga setelah di luar pembelajaran sebagai latihan siswa, kalau dilakukan secara terus-menerus pasti akan menjadi kebiasaan. Kegiatannya banyak bisa dengan diskusi kelas, memberi PR itu sudah masuk dalam penanaman sikap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Kegiatan pembelajaran lain yang bertujuan menanamkan sikap kewirausahaan adalah kegiatan pemberian tugas rumah dengan deadline. Dengan adanya tugas rumah siswa ditananamkan sikap bertanggung jawab, dan melakukan segala sesuatu dengan tepat waktu. Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan informan III pada wawancara tanggal 25 Juli 2012 “memberikan tugas rumah secara individu itu juga termasuk salah satu kegiatan penanaman sikap, membiasakan siswa disiplin, mandiri, bertanggung jawab, tepat waktu dan juga melatih kreativitas” Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, penanaman sikap kewirausahaan dilakukan melalui kegiatan diskusi kelas, pemberian tugas rumah, yang melatih siswa untuk membiasakan sikap tanggung jawab, disiplin diri, tepat waktu, kerjasama, mandiri dan mengembangkan kreativitas siswa. c) Pembekalan Teknis, bertujuan memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk. Kegiatanya dilakukan melalui pembimbingan dan praktik. Kegiatan praktik kewirausahaan di sekolah dikelola oleh masingmasing unit produksi. Seperti pernyataan informan I pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 sebagai berikut : Kegiatan praktek kewirausahaan siswa dikelola oleh masingmasing unit produksi dan di business centre. Setiap jurusan ada unit produksi, akuntansi ada bank mini, jurusan administrasi perkantoran ada jasa layanan fotocopi, jurusan pemasaran ada KW Mart yang juga sebagai business centre, jurusan busana butik ada sanggar busana, jurusan multimedia ada jasa layanan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
internet, dan yang baru ini ada agen tiket dan pemandu wisata untuk jurusan usaha perjalanan wisata.” Juga disampaikan oleh informan II pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 : Kegiatan praktek kewirausahaan siswa dikelola oleh unit produksi. Masing-masing jurusan punya unit produksi yang memfasilitasi siswa untuk praktek. Untuk siswa akuntansi ada bank mini, jurusan administrasi perkantoran ada jasa fotocopi, multimedia ada jasa internet, pemasaran ada mini market KW Mart, jurusan busana butik ada sanggar busana dan usaha perjalanan wisata ada agen tiket dan pemandu wisata. Unit produksi itulah yang memfasilitasi siswa untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah mereka dapat.” Untuk pembekalan teknis kewirausahaan siswa, dalam pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan kegiatan praktik di masing-masing unit produksi dan KW Mart sebagai business centre. Di unit produksi masing-masing jurusan siswa diberi fasilitas untuk mengelola usaha dan menerapkan teori yang sudah dipelajari sesuai dengan bidangnya. Selain di unit produksi, semua siswa juga wajib mengikuti kegiatan kewirausahaan di business centre yaitu menjual kembali barang yang diambil dari KW Mart. Kegiatan tersebut sebagai salah satu strategi pembelajaran guru mata diklat kewirausahaan agar siswa menerapkan ilmu dan teori yang telah diberikan guru, menanamkan sikap kewirausahaan bagi siswa, dan membantu siswa mengembangkan minatnya. Kegiatan ini akan bermanfaat bagi siswa kelak setelah lulus, jika mereka terjun dalam dunia usaha mereka sudah mempunyai kemampuan teknis sebagai wujud nyata dari teori-teori yang telah dipelajari. Seperti wawancara pada tanggal 24 April 2012 oleh informan II sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Kegiatan praktik yang dilakukan dalam pembelajaran mata diklat kewirausahaan selain di unit produksi adalah praktek KW Mart mbak. Dari kegiatan tersebut siswa benar-benar mempraktekkan dari apa yang mereka pelajari. Itu memang masuk dalam kurikulum, dan wajib dilakukan siswa dan ada penilaiannya. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tidak hanya pembekalan materi dan teori tetapi juga dengan pembekalan teknis dengan praktek secara langsung. Kegiatan praktek yang dilaksanakan siswa SMK Negeri 1 Karanganyar dikelola oleh masing-masing unit produksi yang dimiliki oleh setiap jurusan dan menjual barang yang diambil dari KW Mart sebagai business centre. Selain pelaksaan kegiatan praktek wajib, guru selalu memotivasi siswa agar belajar berwirausaha, mempraktekkan dari teori yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak siswa yang berwirausaha misalnya aktif di KW Mart di luar pembelajaran, banyak siswa yang menjual makanan ke sekolah dan menjual pulsa. d) Pembekalan pengalaman awal, bertujuan mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan belajar dari pahitnya kegagalan. Kegiatanya dapat dilakukan melalui praktik. Pembekalan pengalaman juga dilakukan melalui praktik. Jadi kegiatan praktik yang dilakukan siswa selain membekali teknis juga membekali pengalaman bagi siswa. Kegiatan yang dilakukan untuk pembekalan pengalaman awal antara lain kegiatan magang dan praktek di unit produksi dan business centre. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 8 Mei 2012 siswa melaksanakan praktek di tempat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
pelayanan fotocopi, dalam kegiatan tersebut siswa benar-benar mengalami secara nyata berperan sebagai seorang wirausahawan, mulai dari membuka, pengelolaan tempat, memberikan pelayanan yang baik, pengelolaan keuangan sampai penyusunan laporan keuangan selama piket. Demikian juga observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 Mei 2012 di KW Mart, siswa yang praktek di KW Mart mengelola kegiatan KW Mart, mulai dari pengelolaan barang- barang, pengelolaan pembayaran dan pengelolaan laporan keuangan yang didampingi oleh guru pembina, yang mengarahkan dan mengawasi kegiatan siswa. Disampaikan informan II pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 “Pembekalan pengalaman juga dilaksanakan melalui kegiatan praktek di unit produksi, jadi praktik itu selain pembekalan teknis juga pembekalan pengalaman bagi siswa”. Pernyataan dari informan II diperkuat dengan pernyataan informan III pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 “Pembekalan pengalaman dan sekaligus pembekalan teknis dilakukan melalui kegiatan praktik, baik praktik di unit produksi maupun di KW Mart”. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pembekalan pengalaman awal di dapat siswa melalui kegiatan praktek kewirausahaan di masingmasing unit produksi dan di business centre yaitu KW Mart. Setiap program jurusan memiliki unit produksi yang disediakan untuk memfasilitasi siswa dalam kegiatan kewirausahaan. Seperti kegiatan yang piket yang dilaksanakan oleh setiap siswa administrasi perkantoran di jasa pelayanan fotocopi, siswa pemasaran di KW Mart, siswa busana butik di sanggar busana dan siswa lainnya di masing-masing unit produksi. Dalam kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
praktek tersebut siswa mengelola usaha seolah-olah mereka sebagai pemilik yang harus mampu mengelola dan mengembangkan usahanya.
2) Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Sebagai bentuk pelaksanan pendidikan sistim ganda (PSG) di SMK maka dilaksanakan kegiatan praktik kerja industri (prakerin). Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia usaha atau industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama menempuh pendidikan di SMK. Ada tiga capaian yang bisa diperoleh dalam pelaksanaan prakerin, yaitu pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha pada bidang tertentu. Untuk mencapai ketiga hal tersebut, maka kegiatan penilaian prakerin harus diselaraskan pada upaya pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha. Seperti yang disampaikan informan I pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 sebagai berikut : Kegiatan praktik kerja industri kalau disini istilahnya on the job training selama tiga bulan salah satu pembelajaran yang melatih siswa untuk berwirausaha, hal ini justru lebih nyata karena siswa langsung terjun, bisa mengamati, mencoba, dan selama 3 bulan siswa akan belajar dan lama-lama kan terbiasa melakukan, nah setelah dari situ benar-benar mendapat pengalaman berwirausaha. Hal senada juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 “OJT adalah salah satu kegiatan pembelajaran, selama 3 bulan siswa magang, pasti kan mendapat banyak ilmu dan pengalaman dari tempat OJT-nya.” Metode penilaian dapat dilakukan melalui portofolio jurnal kegiatan, presentasi dan wawancara, serta pengamatan. Metode penilaian portofolio jurnal kegiatan digunakan untuk mengetahui commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
pengetahuan teknis. Metode presentasi dan wawancara untuk mengetahui pengetahuan teknis dan wawasan wirausaha. Sedangkan metode pengamatan untuk mengetahui keterampilan teknis dan penaman sikap wirausaha. Informan II pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 menyatakan: Penilaian OJT dilakukan melalui jurnal kegiatan, jadi selama magang setiap hari siswa diwajibkan mengisi jurnal kegiatan, kegiatan apa saja yang dilakukan. Jurnal itu juga sebagai absensi untuk menilai kedisiplinan siswa. Selain dari jurnal pada akhir kegiatan magang, siswa membuat laporan observasi selama kegiatan magang berlangsung, jadi dari situ bisa dilihat siswa itu benar-benar belajar dari magang atau cuma sekedar ikut untuk mendapat nilai. Hal senada juga diungkap informan III pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 “penilaian OJT itu dari jurnal kegiatan dan dari laporan” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktik kerja industri (prakerin) adalah salah satu kegiatan yang menunjang kegiatan kewirausahaan. Kegiatan prakerin dilaksanakan selama tiga bulan, dan ada tiga capaian yang diperoleh siswa yaitu pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis. Penilaian kegiatan prakerin dilakukan melalui jurnal kegiatan harian yang diisi siswa dan dari laporan kegiatan magang.
c. Praktik Kegiatan Berwirausaha Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar siswa mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha. Hal ini dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam Unit Produksi Menempatkan Unit Produksi di sekolah, sebagai motor penggerak keterlaksanaan kewirausahaan. Melalui lembaga ini, mulai dari tataran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
penanaman konsep, penanaman sikap, pemahaman teknis serta pembekalan pengalaman awal berwirausaha dapat dilakukan. Sebagaimana unit produksi adalah Suatu proses kegiatan usaha yang di lakukan di sekolah, bersifat bisnis (profit oriented) dengan para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya sekolah dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan yang di kelola secara profesional. Seperti yang disampaikan oleh informan I pada wawancara tanggal 27 Juni 2012 sebagai berikut : Kegiatan praktik kewirausahaan dikelola oleh masing-masing unit produksi dan di business centre. Setiap program jurusan memiliki unit produksi. Akuntansi ada bank mini, Administrasi Perkantoran ada jasa fotocopi, Pemasaran ada KW Mart, Busana Butik ada sanggar busana, Multimedia ada jasa internet dan Usaha Perjalanan Wisata ada agen tiket dan pemandu wisata. Pernyataan tersebut diperkuat dengan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 27 Juni 2012 di unit produksi. Kegiatan praktik kewirausahaan siswa dilakukan di masing-masing unit produksi sesuai dengan program keahliannya. Seperti yang terlihat di jasa fotocopi, siswamemberikan pelayanan bagi warga sekolah yang membutuhkan jasa fotocopi. Di sanggar busana siswa praktik membuat pola, mendesain baju dan menjahit membuat pakaian. Juga terlihat kegiatan praktik siswa di KW Mart, yang sedang bertransaksi melakukan pelayanan pejualan barang. Berdasarkan wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktik wirausaha siswa SMK Negeri 1 Karanganyar dilaksanakan melalui unit produksi yang dikelola oleh masing-masing program keahlian dan di business centre, sebagai tempat praktik wirausaha siswa SMK Negeri 1 Karanganyar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
2. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan Kendala berarti halangan, rintangan, faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran; kekuatan yang memaksa pembatalan pelaksanaan. Sedangkan kendala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain : a. Perubahan Kurikulum Pelaksanaan pembelajaran sering mengalami kendala seperti terjadinya perubahan kurikulum, perubahan ini sengaja diciptakan oleh atasan (Depdiknas) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya. Seperti yang disampaikan oleh informan II dalam wawancara tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut : Kurikulum yang sering berubah-ubah itu juga menjadi kendala dalam pembelajaran mbak, ya memang tujuannya bagus supaya pendidikan lebih bagus, tetapi terkadang kami belum bisa mengikuti jadi ya bisa dibilang dipaksakan. Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 26 Juli “kurikulum sering berubah-ubah mbak dan kami tidak selalu bisa mengikutinya” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan adalah adanya perubahan kurikulum. Perubahan yang ditetapkan oleh pemerintah memang bertujuan agar pendidikan menjadi lebih baik, tetapi terkadang pihak sekolah dan guru belum bisa sepenuhnya mengikuti perubahan tersebut dan cenderung dipaksakan untuk mengikutinya. b. Anggapan siswa kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap Para siswa menganggap hanya pelajaran pelengkap, karena tidak menjadi penentu kelulusan sehingga para siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran. Mindset para siswa telah tertanam untuk jadi pekerja atau pegawai negeri bukan menjadi pengusaha atau wirausaha. Hal inilah yang menjadi hambatan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dan menjadi tantangan para guru kewirausahaan. Seperti yang disampaikan oleh informan II pada wawancara tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut : Terkadang siswa menganggap kewirausahaan pelajaran yang biasa saja, karena kan bukan mata pelajaran yang menentukan kelulusan, jadi ya ada siswa yang semaunya sendiri dalam pembelajaran, tidak menganggap pelajaran yang penting.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan informan IV pada wawancara tanggal 26 Juli 2012 “pelajaran kewirausahaan menurut saya perlu diadakan di sekolah, tetapi bukan yang diutamakan, yang perlu diutamakan ya pelajaran yang buat ujian aja.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa ada anggapan siswa bahwa mata diklat kewirausahaan bukan mata diklat yang perlu diutamakan karena bukan mata diklat sebagai penentu kelulusan sehingga kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajarannya. c. Suasana belajar yang kurang menyenangkan Pengelolaan kelas merupakan faktor penting tercapainya tujuan pembelajaran. Iklim lingkungan kelas yang kondusif merupakan tulang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreatifitas peserta didik. Namun suasana pembelajaran di SMK Negeri 1 Karanganyar pada saat pembelajaran mata diklat kewirausahaan suasana pembelajaran kurang kondusif. Seperti pada pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 April 2012 saat pembelajaran di kelas. Guru mengajar dengan metode ceramah, yang dianggap siswa kurang menarik, sehingga siswa banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Dalam hal ini pengelolaan kelas yang dilakukan guru kurang, sehingga tidak terjadi hubungan edukatif antara guru dan siswa. Suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan tersebut dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh informan IV pada wawancara tanggal 1 Mei 2012 sebagai berikut “pembelajaran kewirausahaan membosankan mbak, biasanya cuma dijelaskan guru trus dikasih tugas, penjelasan guru kadang kurang jelas jadi pada ramai sendiri.” Hal senada juga disampaikan informan V, “menurut saya pembelajarannya kurang menyenangkan, bosan mbak”. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar adalah suasana pembelajaran krang menyenangkan sehingga siswa dalam pembelajaran tidak memperhatikan dan tidak fokus. Interaksi antara guru dan siswa kurang, sehingga siswa menjadi pasif. Suasana yang kurang menyenangkan tersebut dikarenakan metode yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa bosan dan tidak fokus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
d. Sumber belajar siswa yang kurang Dalam setiap pembelajaran guru menggunakan sumber belajar dari buku dan Lembar Kerja Siswa. Namun sumber belajar siswa hanya dari Lembar Kerja Siswa, siswa tidak mempunyai buku yang digunakan dalam pembelajaran. Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut: Sumber belajar memang masih kurang mbak, guru ada buku pegangan untuk mengajar. Tetapi siswa dalam belajar buku pegangannya hanya LKS, padahal di LKS itu materinya hanya secara garis besarnya saja, jadi masih perlu buku-buku kewirausahaan lain untuk referensi. Hal tersebut diperkuat oleh informan IV “untuk belajar pakai LKS mbak, tidak punya buku”. Penyataan informan II dan IV tersebut diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 April 2012, dalam kegiatan belajar pembelajaran dikelas sumber belajar siswa hanya Lembar Kerja Siswa. Siswa tidak memiliki buku referensi untuk belajar, sehingga materi pelajaran yang diperoleh siswa hanya sedikit dan hanya terpancang pada Lembar Kerja Siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, kurangnya sumber belajar siswa juga merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar. Sumber belajar siswa hanya menggunakn Lembar Kerja Siswa yang materinya masih kurang lengkap, sehingga pengetahuan siswa hanya terpancang pada apa yang ada di Lembar Kerja Siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan Dari kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, antara lain: a. Inovasi pembelajaran Dalam pendidikan terjadinya perubahan kurikulum, untuk mengikuti perubahan-perubahan tersebut dilakukan inovasi pembelajaran oleh guru agar mampu mengikuti dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Seperti yang disampaikan informan II pada wawancara tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut : Untuk bisa mengikuti kurikulum yang berubah-ubah guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran, walaupun terkadang sulit untuk mengikuti tp kami berupaya melakukan inovasi agar menjadi lebih baik. Hal senada juga diungkapkan oleh informan III, “untuk bisa mengikuti kurikulum yang berubah-ubah setiap guru harus bisa berinovasi, mensiasati pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru untuk mengikuti perubahan kurikulum adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran. Guru harus mampu melakukan strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran berjalan dengan baik. b. Mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan Pandangan siswa yang beranggapan bahwa mata diklat kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap harus diubah. Guru berupaya menjelaskan pentingnya mata diklat kewirausahaan dalam menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa dan pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali siswa menjadi wirausahawan yang memadai dan mampu berkompetisi di dunia usaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Seperti yang disampaikan oleh informan II pada wawancara tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut : Pandangan siswa yang menganggap kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap harus diubah, walaupun kewirausahaan bukan penentu kelulusan siswa, tp kewirausahaan itu penting sekali dalam pendidikan apalagi SMK yang mempersiapkan lulusan siap kerja baik dunia industry maupun usaha. Saya selalu menjelaskan pentingnya pembelajaran kewirausahaan, supaya siswa nanti setelah tamat tidak nganggur, karena sulit mencari kerja jaman sekarang. Hal senada juga diungkap oleh informan III, “guru berusaha menjelaskan kepada pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali siswa teori dan pengalaman agar mampu terjun di dunia usaha” Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa untuk mengubah anggapan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan guru menjelaskan pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali siswa pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman untuk menjadi wirausahawan yang akan sangat berguna untuk kehidupannya kelak. c. Pemilihan metode belajar yang menarik Untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan guru berupaya memilih metode pembelajaran yang menarik, seperti dengan mengadakan diskusi kelas dan pembelajaran dengan media internet. Hal tersebut disampaikan oleh informan II pada wawancara tanggal 26 Juli 2012 : Agar siswa tidak bosan dengan kegiatan pembelajaran di kelas, kami mencoba metode pembelajaran yang lain, seperti diskusi kelompok dalam kelas dan pembelajaran di lab dengan media internet. Jadi siswa dapat lebih leluasa dalam belajar, mencari solusi permasalahan dengan saling bertukar pendapat dengan temannya, juga siswa bisa mencari materimateri dengan internet. Pernyataan tersebut juga diperkuat informan IV sebagai berikut : Pembelajaran yang tidak membosankan pada saat belajar di lab mbak, soalnya di lab kita bisa browsing nyari materi-materi kan, jadi tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
mendengarkan materi terus-menerus, kalau seperti itu kan bosan, ngantuk banyak yang ramai, kalau di lab kita tidak bosan. Hal tersebut diperkuat dengan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 Mei 2012, pembelajaran dilakukan dengan media internet membuat siswa lebih aktif dan kreatif. Siswa mendapat materi yang lebih bervariasi dan lebih ada interaksi edukatif antara guru dan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan guru memilih metode pembelajaran yang menarik dengan diskusi dan dengan media internet. Dengan hal tersebut terbukti siswa terlihat lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran. d. Peminjaman buku pelajaran di perpustakaan Kurangnya sumber belajar adalah salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar. Untuk menambah sumber belajar, di perpustakaan disediakan buku-buku ajar mata diklat kewirausahaan yang dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar. Seperti yang diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 26 Juli 2012 sebagai berikut : Kan siswa disini yang diwajibkan punya hanya LKS, jadi banyak siswa yang tidak punya buku. Jadi perpustakaan menyediakan buku-buku kewirausahaan yang bisa dimanfaatkan siswa untuk belajar. Pernyataan tersebut dipertegas informan VI dalam wawancara tanggal 26 Juli 2012, “di perpustakaan ini ada banyak buku-buku kewirausahaan yang disediakan. Siswa bisa memanfaatkan untuk belajar” Pernyataan kedua informan tersebut diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6 Juli 2012 di perpustakaan SMK Negeri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
1 Karanganyar. Di perpustakaan tersebut terdapat buku-buku kewirausahaan yang dapat digunakan siswa untuk menambah sumber belajar. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa untuk menambah sumber belajar siswa perpustakaan menyediakan buku-buku kewirausahaan yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam belajar. Jadi siswa tidak hanya terpancang pada materi yang ada di Lembar Kerja Siswa saja.
C. PEMBAHASAN Sekolah menengah kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencetak lulusannya menjadi tenaga yang siap kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut Sekolah Menengah Kejuruan telah membuat perencanaan pengajaran yang berorientasi pada pemberian ketrampilan baik secara teori maupun praktek. Hal ini diwujudkan dengan pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dalam upaya menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa. Dalam sub bab ini, peneliti menganalisis data yang berhasil dikumpulkan di lapangan sesuai dengan perumusan masalah. Analisis peneliti adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karangnyar a. Kurikulum Mata Diklat Kewirausahaan Berdasarkan struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 150 jam. Standar Kompetensi Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah : a. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha b. Menerapkan jiwa kepemimpinan c. Merencanakan usaha kecil atau mikro d. Mengelola usaha kecil atau mikro
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Berdasarkan silabus SMK, mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi topik sebagai berikut: b. Tingkat I alokasi waktu 100 x 45menit jam dengan topik: 1) Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha 2) Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju) 3) Merumuskan solusi masalah 4) Membuat keputusan 5) Menunjukkan sikap pantang mneyerah dan ulet 6) Mengelola konflik 7) Membangun visi dan misi usaha c. Tingkat II alokasi waktu 76 x 45menit jam dengan topik: 1) Menganalisis peluang usaha 2) Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha 3) Menyusun proposal usaha d. Tingkat III alokasi waktu 24 x 45menit dengan topik: 1) Mempersiapkan pendirian usaha 2) Menghitung resiko menjalankan usaha 3) Mengevaluasi hasil usaha Dari silabus tersebut mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi tiga topik. Masing-masing topik dipelajari dengan alokasi waktu 40jam. Dari pembagian menjadi tiga topik tersebut mata diklat kewirausahaan dapat membekali siswa pengetahuan dan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Karanganyar, dalam hal upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dilakukan melalui kegiatan : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
1) Mata pelajaran kewirausahaan Adapun pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan dengan sebagai berikut: a) Pembukaan Wawasan dilakukan melalui kegiatan seperti: ceramah, diskusi, mengundang lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui pemagangan atau studi banding. Dalam pembelajaran ini, guru menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi mata diklat kewirausahaan. b) Penanaman Sikap, dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”, “keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara pemberian batas waktu (deadline). Penanaman sikap yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah dengan menanamkan sikap wirausaha yaitu disiplin diri, bertanggung jawab, kreatif, mandiri, kerjasama dan berani menganggung resiko. Guru menanamkan pada siswa untuk selalu siap menerima hal positif atau negatif yang akan terjadi. c) Pembekalan Teknis, bertujuan memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk. Kegiatanya dilakukan melalui pembimbingan dan praktik. Pembelajaran tidak hanya pembekalan materi dan teori tetapi juga dengan pembekalan teknis dengan praktek secara langsung. Kegiatan praktek yang dilaksanakan siswa SMK Negeri 1 Karanganyar dikelola oleh masing-masing unit produksi yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
dimiliki oleh setiap jurusan dan menjual barang yang diambil dari KW Mart sebagai business centre. Selain pelaksaan kegiatan praktek wajib, guru selalu memotivasi siswa agar belajar berwirausaha, mempraktekkan dari teori yang telah dipelajari. d) Pembekalan pengalaman awal, bertujuan mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan belajar dari pahitnya kegagalan. Kegiatanya dapat dilakukan melalui praktik. Pembekalan pengalaman awal di dapat siswa melalui kegiatan praktek kewirausahaan di masing-masing unit produksi dan di business centre yaitu KW Mart. Setiap program jurusan memiliki unit produksi yang disediakan untuk memfasilitasi siswa dalam kegiatan kewirausahaan. Seperti kegiatan yang piket yang dilaksanakan oleh setiap siswa administrasi perkantoran di jasa pelayanan fotocopi, siswa pemasaran di KW Mart, siswa busana butik di sanggar busana dan siswa lainnya di masing-masing unit produksi. Dalam kegiatan praktek tersebut siswa mengelola usaha seolah-olah mereka sebagai pemilik yang harus mampu mengelola dan mengembangkan usahanya.
2) Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia usaha atau industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama menempuh pendidikan di SMK. Ada tiga capaian yang bisa diperoleh dalam pelaksanaan prakerin, yaitu pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha pada bidang tertentu. Untuk mencapai ketiga hal tersebut, maka kegiatan penilaian prakerin harus diselaraskan pada upaya pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia usaha atau industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama menempuh pendidikan di SMK. Ada tiga capaian yang bisa diperoleh dalam pelaksanaan prakerin, yaitu pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha pada bidang tertentu. Untuk mencapai ketiga hal tersebut, maka kegiatan penilaian prakerin harus diselaraskan pada upaya pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha.
c.
Praktik Kegiatan Berwirausaha Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar siswa mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha. Hal ini dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam Unit Produksi. Unit produksi yang ada di SMK Negeri 1 Karanganyar : P. Akuntansi
: Bank Mini
P. Administrasi Perkantoran
: Jasa Fotocopi
P. Pemasaran
: KW Mart
P.Multimedia
: Jasa internet
P. Busana Butik
: Sanggar Busana
P. Usaha Perj. Wisata
: Agen tiket dan Pemandu wisata
Kegiatan praktik kewirausahaan siswa dilakukan di masing-masing unit produksi sesuai dengan program keahliannya. Seperti yang terlihat di jasa fotocopi, siswamemberikan pelayanan bagi warga sekolah yang membutuhkan jasa fotocopi. Di sanggar busana siswa praktik membuat pola, mendesain baju dan menjahit membuat pakaian. Juga terlihat kegiatan praktik siswa di KW Mart, yang sedang bertransaksi melakukan pelayanan pejualan barang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
2. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan Kendala berarti halangan, rintangan, faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran; kekuatan yang memaksa pembatalan pelaksanaan. Sedangkan kendala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan. a. Perubahan kurikulum Perubahan yang ditetapkan oleh pemerintah memang bertujuan agar pendidikan menjadi lebih baik, tetapi terkadang pihak sekolah dan guru belum bisa sepenuhnya mengikuti perubahan tersebut dan cenderung dipaksakan untuk mengikutinya. b. Anggapan siswa kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap Para siswa menganggap hanya pelajaran pelengkap, karena tidak menjadi penentu kelulusan sehingga para siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran. c. Suasana belajar yang kurang menyenangkan Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar adalah suasana pembelajaran krang menyenangkan sehingga siswa dalam pembelajaran tidak memperhatikan dan tidak fokus. Interaksi antara guru dan siswa kurang, sehingga siswa menjadi pasif. Suasana yang kurang menyenangkan tersebut dikarenakan metode yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa bosan dan tidak fokus. d. Sumber belajar siswa yang kurang Kurangnya sumber belajar siswa juga merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar. Sumber belajar siswa hanya menggunakn Lembar Kerja Siswa yang materinya masih kurang lengkap, sehingga pengetahuan siswa hanya terpancang pada apa yang ada di Lembar Kerja Siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan Dari kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, antara lain: a. Inovasi pembelajaran Upaya yang dilakukan guru untuk mengikuti perubahan kurikulum adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran. Guru harus mampu melakukan strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran berjalan dengan baik. b. Mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan Untuk mengubah anggapan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan guru menjelaskan pentingnya mata diklat kewirausahaan untuk membekali siswa pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman untuk menjadi wirausahawan yang akan sangat berguna untuk kehidupannya kelak. c. Pemilihan metode belajar yang menarik Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan guru memilih metode pembelajaran yang menarik dengan diskusi dan dengan media internet. Dengan hal tersebut terbukti siswa terlihat lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran. d. Peminjaman buku pelajaran di perpustakaan Untuk menambah sumber belajar siswa perpustakaan menyediakan bukubuku kewirausahaan yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam belajar. Jadi siswa tidak hanya terpancang pada materi yang ada di Lembar Kerja Siswa saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Mata Diklat Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar a. Kurikulum Mata Diklat Kewirausahaan Berdasarkan struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 150 jam. Standar Kompetensi Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah : e. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha f. Menerapkan jiwa kepemimpinan g. Merencanakan usaha kecil atau mikro h. Mengelola usaha kecil atau mikro Berdasarkan silabus SMK, mata diklat kewirausahaan dibagi menjadi topik sebagai berikut: 4) Tingkat I alokasi waktu 100 x 45menit jam dengan topik: h) Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha i) Menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju) j) Merumuskan solusi masalah k) Membuat keputusan l) Menunjukkan sikap pantang mneyerah dan ulet m) Mengelola konflik n) Membangun visi dan misi usaha 5) Tingkat II alokasi waktu 76 x 45menit jam dengan topik: d) Menganalisis peluang usaha e) Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha f) Menyusun proposal usaha commit to user 83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
6) Tingkat III alokasi waktu 24 x 45menit dengan topik: a) Mempersiapkan pendirian usaha b) Menghitung resiko menjalankan usaha c) Mengevaluasi hasil usaha b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Karanganyar, dalam hal upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dilakukan melalui kegiatan : 3) Mata pelajaran kewirausahaan Adapun pembelajaran kewirausahaan dilaksanakan dengan sebagai berikut: e) Pembukaan Wawasan f) Penanaman sikap g) Pembekalan teknis h) Pembekalan pengalaman awal 4) Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Sebagai bentuk pelaksanan pendidikan sistim ganda (PSG) di SMK maka dilaksanakan kegiatan praktik kerja industri (prakerin). Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia usaha atau industri (DU/DI), yang dilaksanakan tiga bulan selama menempuh pendidikan di SMK. c. Praktik Kegiatan Berwirausaha Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar siswa mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha. Hal ini dilakukan melalui keterlibatan siswa dalam Unit Produksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
2. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar antara lain : a. Perubahan Kurikulum b. Anggapan siswa kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap c. Suasana belajar yang kurang menyenangkan d. Sumber belajar siswa yang kurang
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan: Dari kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK Negeri 1 Karanganyar, ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, antara lain: a. Inovasi pembelajaran b. Mengubah pandangan siswa mengenai mata diklat kewirausahaan c. Pemilihan metode belajar yang menarik d. Peminjaman buku pelajaran di perpustakaan
B. IMPLIKASI Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan dalam menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa di SMK Negeri 1 Karanganyar ditentukan implikasi sebagai berikut: 1. Dengan pelaksanaan pembelajaran mata diklat kewirausahaan di SMK secara terstruktur diharapkan dapat membekali siswa SMK dengan pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan dan sebagai langkah progresif dalam upaya menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa. Materi yang diperoleh siswa mulai dari tingkat X, XI dan XII diharapkan dapat diaplkasikan setelah mereka tamat dari SMK.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
2. Dengan adanya unit produksi yang memfasilitasi siswa tempat praktek kewirausahaan dan bekerja sama dengan banyak instansi usaha di luar sekolah seperti
industri
dan
pengusaha
yang
sukses
diharapkan
siswa
dapat
mengaplikasikan secara nyata ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh melalui pembelajaran mata diklat kewirausahaan.
C. SARAN Setelah peneliti mengetahui kondisi dan minat berwirausaha siswa di SMK Negeri 1 Karanganyar, berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat saransaran sebagai berikut : 1. Kepada Sekolah SMK Negeri 1 Karanganyar a. Dalam hal manajemen sekolah, unit produksi pada SMK perlu lebih dikembangkan agar siswa dapat memanfaatkan secara maksimal. Unit produksi
diharapkan
dapat
menjadi
pemicu
berkembangnya
iklim
kewirausahaan di sekolah. Bekerja sama dengan instansi atau unit kerja lain di luar sekolah perlu dikembangkan, untuk wahana belajar para pengelola unit produksi, sekaligus belajar bersinergi dengan unit usaha atau orang lain b. Upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha melalui budaya sekolah, yaitu hendaknya selalu disampaikan nilai-nilai karakteristik kewirausahaan dalam setiap kegiatan pengajaran. c. Memberdayakan stake holder untuk kemajuan unit produksi dan menciptakan suasana kewirausahaan di sekolah. d. Dalam
hal
praktek
kewirausahaan
KW
Mart
sebaiknya
dilakukan
pendampingan agar kegiatan kewirausahaan siswa mencapai pembelajaran yang optimal dan tepat sasaran karena ada kemungkinan siswa tidak menjual barang, tetapi memaksa orang tua untuk menjadi konsumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
2. Kepada Guru Mata Diklat Kewirausahaan SMK Negeri 1 Karanganyar a. Dalam kaitannya dengan pengembangan budaya sekolah, hendaknya guru mata diklat menanamkan sikap positif kewirausahaan dan juga disampaikan kepada guru yang lainnya dalam pembelajaran selalu mengaitkan dengan sikap dan perilaku tersebut seperti : disiplin diri, tanggung jawab, kerjakeras, semangat untuk belajar dan menemukan cara kerja yang lebih baik, peduli lingkungan dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan segenap warga sekolah dapat memahami hal-hal tersebut, kemudian menjadikannya sebagai nilai-nilai kehidupan dan mewujudkanya dalam perilaku keseharian. b. Perlu diadakan reorientasi pembelajaran dengan cara mensiasati kurikulum yang berlaku agar kewirausahaan dapat ditumbuhkan secara terprogram. c. Sebaiknya pembelajaran nilai-nilai kewirausahaan yang diintegrasikan ke dalam mata diklat tertentu menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber belajar adalah materi ajar yang berasal dari berbagai sumber dalam mata diklat tertentu tersebut yang memenuhi kriteria edukatif, dan tetap menekankan pada kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal serta tetap mengacu pada ketuntasan belajar siswa.
3. Kepada Siswa : a. Mengubah pandangan yang salah mengenai mata diklat kewirausahaan yang menganggap kewirausahaan hanya mata diklat pelengkap b. Menambah wawasan dan pengetahuan yang dimiliki dengan sering bertanya kepada seseorang yang lebih mengerti dan sering menambah sumber referensi. c. Meningkatkan penguasaan materi kewirausahaan yang dimiliki.
commit to user