Pelaksanaan Fungsi Transmission of Values oleh Radio Siaran Swasta (Studi Kasus pada Radio Suara Slenk Sukoharjo) Nuryani Tri Rahayu Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Univet Bantara Jl. Letjen. Sujono Humardani No. 1 Sukoharjo 57521 Telp. 0271-591387 e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Radio Suara Slenk dalam menjalankan fungsi transmission of values (penyebaran nilai-nilai, menawarkan etika atau system nilai tertentu) yaitu nilai-nilai yang berakar pada kebudayaan Jawa. Hal ini karena banyak radio siaran yang dalam siarannya lebih memilih untuk memanfaatkan selera massa dengan mengeksploitasi selera rendah khalayak dan memanfaatkan budaya pop padahal radio memiliki kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai fungsi sosialnya. Penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif. Objek atau sasaran terarah pada satu karakteristik atau subjek yaitu strategi Radio Suara Slenk dalam menjalankan fungsi transmission of values (penyebaran nilai, menawarkan etika atau system nilai tertentu). Lokasi penelitian di lembaga Radio Suara Slenk Sukoharjo. Teknik cuplikan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, content analysis, dan observasi dengan menggunakan instrument interview guide, coding sheets, dan panduan observasi. Data atau informasi utama digali dari pengelola Radio Suara Slenk, Pendengar radio suara slenk, dan Budayawan Jawa di Surakarta. Keabsahan informasi ditentukan dengan metode triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Radio Suara Slenk memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan fungsi transmission of values dengan menetapkan diri sebagai radio budaya dan mewujudkannya melalui penetapan kebijakan program siaran sebesar 70% bernuansa budaya Jawa, mengadakan berbagai perlombaan kebudayaan Jawa, membentuk paguyuban pendengar dengan kegiatan bernuansa budaya Jawa, menyelenggarakan siaran wayang kulit secara rutin, menyusun menu program siaran berkaitan dengan budaya Jawa, menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar pada siarannya, melakukan seleksi terhadap lagu-lagu yang akan diputar, dan menggali umpan balik melalui siaran interaktif dan atau kegiatan kemasyarakatan secara off air. Radio Suara Slenk menjalankan fungsi tersebut secara konsisten sejak berdiri hingga sekarang. Kata kunci : Radio Siaran, Fungsi Sosial Media, Nilai-Nilai, Budaya Jawa.
Pendahuluan Berkembangnya berbagai bentuk media baru yang didukung oleh aplikasi teknologi komputer maupun internet dan telah menjangkau hingga ke pelosok desa di Indonesia sejak 1990-an menyebabkan radio siaran diperkirakan berada di ambang kematian karena akan tergusur oleh media-media baru yang lebih praktis, mudah, dan murah seperti televisi, hand phone, home theatre, televisi kabel, electronic games, dan sebagainya. Selain itu radio siaran khususnya milik swasta juga dihadapkan pada
13
No.1 / Volume 22 / 2013
WIDYATAMA
berbagai permasalahan seperti beralihnya pendengar pada media lain, berkurangnya pemasang iklan, mengalami defisit permodalan, dan lain-lain yang pada akhirnya menyebabkan radio tidak dapat menyajikan siaran yang berkualitas. Untuk tetap mempertahankan eksistensinya di tengah kehidupan sosial banyak lembaga radio siaran yang kemudian lebih memilih untuk memanfaatkan selera massa ketimbang mempertahankan idealismenya semula. Banyak radio siaran yang dalam siarannya lebih banyak mengeksploitasi selera rendah massa dan memanfaatkan budaya pop. Kemunculan berbagai bentuk media baru adalah ancaman bagi radio siaran namun radio siaran memiliki kelebihan dimana program acara bisa langsung mencapai khalayak pendengar tanpa proses yang kompleks dan berbelit-belit, siarannya mampu menembus kesegala penjuru, tidak mengenal waktu, jarak dan rintangan, serta memiliki daya tarik yang kuat dengan adanya tiga unsur, yaitu musik, kata-kata dan efek suara (Effendy, 2000: 139-143). Kelebihan ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menjalankan berbagai fungsi sosial radio siaran sebagai salah satu bentuk media massa yang dituntut untuk menjalankan fungsi menyampaikan informasi, mendidik, dan menghibur khalayak (Effendy, 2000:138). Tiga fungsi tersebut adalah fungsi radio siaran sebagai media massa hingga selesainya perang dunia ke-2 sekitar tahun 1940-an. selanjutnya Dominick (2001) dalam Ardianto (2007: 14) menyebut fungsi komunikasi (media) massa meliputi surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan). Sementara itu DeVito (1996:515) menyatakan bahwa fungsi komunikasi (media) massa meliputi (a) menghibur, (b) mengukuhkan, (c) mengubah sikap atau perilaku, (d) menggerakkan, (e) menawarkan etika atau system nilai tertentu, (f) mengiformasikan, (g) menganugerahkan status, (h) membius, dan (i) menciptakan rasa kebersatuan. Berbagai teori tersebut menunjukkan bahwa salah satu fungsi yang dijalankan oleh radio siaran sebagai media massa adalah fungsi mendidik atau menyebarkan nilai-nilai atau menawarkan etika atau system nilai tertentu. Pada masyarakat Jawa Tengah terutama di Solo nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai wujud kebudayaan Jawa saat ini sudah sangat pudar dan hampir tidak tampak lagi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari khususnya di kalangan remaja. Hal tersebut antara lain karena pengaruh media massa seperti media cetak, TV, dan radio siaran yang memberi porsi muatan budaya Jawa jauh lebih kecil dibanding budaya modern dan budaya barat. Secara kuantitatif saat ini lebih banyak lembaga radio siaran yang menyajikan program acara bernuansa modern dan kosmopolit ketimbang yang bernuansa tradisional dan merakyat. Berbagai macam bentuk budaya pop mewarnai program siaran berbagai stasiun radio dari pagi hingga malam. Sangat sedikit lembaga radio siaran yang memiliki visi dan misi untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan karakteristik segmen pasar yang lebih didominasi oleh modernitas dan budaya pop serta tidak menjanjikan keuntungan secara finansial. Di Surakarta atau yang juga dikenal dengan sebutan Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa di Jawa Tengah terdapat lebih dari sepuluh stasiun radio siaran publik, swasta, maupun komunitas, namun dari jumlah tersebut sebagian besar mengorientasikan program siarannya pada budaya pop dan nilai-nilai modernitas sedangkan yang memiliki komitmen untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sangat sedikit. Salah satu lembaga radio siaran swasta yang memiliki visi dan misi melestarikan kebudayaan Jawa di kota Surakarta adalah lembaga radio siaran Suara 14
WIDYATAMA
Nuryani Tri Rahayu. Pelaksanaan Fungsi Transmission of Values oleh Radio Siaran Swasta
Slenk dengan jinggelnya “Suara Slenk Radio Budaya Panjenengan” yang berarti “Suara Slenk Radio Budaya Anda”. Menurut Graf (1974: 467), Radio is the transmission of signals by modulation of electromagnetic waves with frequencies below those of visible light. Sedang menurut Undang-undang Penyiaran no 32/2002, penyiaran termasuk penyiaran melalui radio diartikan sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Mencermati fenomena tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Radio Suara Slenk dalam menjalankan fungsi transmission of values (penyebaran nilai-nilai, menawarkan etika atau system nilai tertentu) yaitu nilai-nilai yang berakar pada kebudayaan Jawa. Metode Penelitian ini termasuk penelitian dasar dengan jenis studi kasus dan strategi yang sesuai adalah deskriptif kualitatif (Sutopo, 2002:111). Objek atau sasaran yang diteliti terarah pada satu karakteristik atau subjek yaitu tentang strategi Radio Suara Slenk dalam menjalankan fungsi transmission of values (penyebaran nilai, menawarkan etika atau system nilai tertentu) yaitu nilai-nilai yang berakar pada kebudayaan Jawa sehingga dapat dikategorikan sebagai jenis studi kasus tunggal terpancang atau Embedded Case Study. Lokasi penelitian di lembaga Radio Suara Slenk Sukoharjo. Teknik cuplikan dilakukan dengan purposive sampling atau criterion based selection dimana peneliti mengumpulkan informasi mulai dari informan yang dianggap paling berkompeten dengan masalah yang diteliti dan kemudian dilanjutkan pada informan yang lain (Lincoln dan Guba (1985:200) dalam Moleong (1991: 165) teknik pengumpulan data berupa wawancara, content analysis, dan observasi dengan menggunakan instrumen interview guide, lembar koding, dan panduan observasi. Data atau informasi utama yang dianalisis sebagian besar berupa data atau informasi kualitatif yang digali dari beragam sumber seperti (a) Pengelola Radio Suara Slenk, (b) Pendengar radio suara slenk, dan (c) Budayawan Jawa di Surakarta. Tingkat validitas data atau keabsahan informasi ditentukan dengan metode triangulasi sumber dan metode yaitu dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Sutopo, 2002:78). Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dimana proses analisis terdiri tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data dan, penarikan simpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1984:23) Hasil 1. Gambaran Umum Radio Suara Slenk Radio Suara slenk didirikan pada tahun 2000 oleh Ki Warseno Slenk seorang budayawan Jawa di Surakarta dengan maksud dan tujuan untuk melestarikan budaya Jawa khususnya dan budaya daerah di Nusantara pada umumnya. Ijin penggunaan gelombang radio dari Kominfo pada mulanya adalah 95,65 FM namun setelah terjadi perubahan manajemen Radio Suara Slenk menggunakan gelombang 92,5 FM hingga sekarang (Pengelola Radio Suara Slenk dalam Bacaufany, 2013: 39-40). WIDYATAMA
15
No.1 / Volume 22 / 2013
WIDYATAMA
Visi Radio Suara Slenk adalah menjadi radio budaya yaitu radio swasta nasional yang ikut menunjang program pemerintah serta mensosialisasikan hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat, di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Untuk mewujudkan visi tersebut Radio Suara Slenk mngemban misi memberikan pendidikan budi pekerti maupun hiburan kepada masyarakat, dan meningkatkan sumber daya di berbagai bidang khususnya mengembangkan dan melestarikan aset negara di bidang seni budaya daerah sebagai perekat persatuan dan kesatuan, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat luas di bidang informasi seni budaya dan ekonomi, jasa periklanan, entertainment/hiburan. Adapun tujuan yang ingin dicapai sadalah melayani, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya daerah maupun informasi tentang ekonomi bagi masyarakat luas. Sasaran pendengar radio Suara Slenk adalah seluruh warga masyarakat yang mencintai budaya Jawa khususnya warga masyarakat di wilayah eks Karesidenan Surakarta dan sekitarnya tanpa batasan usia, jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial ekonomi. (Pengelola Radio Suara Slenk dalam Bacaufany, 2013: 39-40). Tabel I Company Profile Radio Suara Slenk Radio Station Call Frekuensi Badan Usaha NPWP Call sign Kekuatan Pemancar No. Peng. Dept. Kehakiman Alamat, Studio dan Kantor
: : : : : : :
Slenk FM 92,50 FM PT. Radio Suara Slenk 02.000.270.5.532.000 PM 4 FBU Maximal C-00172.HT.01.01.TH.2001
:
Kranggan, RT 02/18 Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo No. Telepon : 0271. 715649 (Kantor); 0271. 733020 (on air) e-mail
[email protected] Antena : Tower free Standing ± 70m Pemancar : RVR Vj 8000 TR Penanggung jawab : Ir. H. Warseno, MSi Direktur Utama : Asih Purwaningtyas Website : www.slenkfm.com Sumber : Manajemen Radio Suara Slenk dalam Bacaufany (2013:49) Coverage Area Radio Suara slenk meliputi wilayah eks Karesidenan Surakarta yaitu Kabupaten Klaten, Sragen, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri dan Kota Solo. Format Musik yang disajikan : (a) Dangdut : 20%, (b) Campursari : 20%, (c) Pop Indonesia : 30%, (d) Pop Barat : 5%, (e) Karawitan, dan lain-lain : 25%. Komposisi jenis kelamin pendengar terdiri dari laki-laki : 45 % dan perempuan : 55 % dengan distribusi usia : (a) < 20 th : 15%, (b) 20 Th – 30 Tn : 30%, (c) 30 Th - 40Th : 35%, dan (d) >40Th : 20% (Manajemen Radio Suara Slenk dalam Bacaufany, 2013: 50-51).
Dari susunan menu acara harian diketahui bahwa Radio Suara slenk menempatkan program siaran yang bernuasa budaya Jawa dengan porsi yang sangat 16
WIDYATAMA
Nuryani Tri Rahayu. Pelaksanaan Fungsi Transmission of Values oleh Radio Siaran Swasta
menonjol yaitu sebesar 70% dibanding program lain sebesar 30%. Meskipun program siaran tersebut oleh sebagian besar pengelola radio siaran dianggap kurang menarik bagi pemasang iklan dan tidak menjajikan keuntungan financial yang dapat mendukung produksi acara namun Pimpinan Radio Suara Slenk lebih mengutamakan misi daripada keuntungan finansial. Pimpinan Radio ini memiliki motto “jeneng dhisik, lagi jenang” yang berarti membangun citra yang baik lebih diutamakan disbanding mengejar keuntungan (Bacaufany, 2013: 55). Susunan program siaran tampak pada tabel berikut. Tabel II Program Acara Radio Suara Slenk tahun 2012-2013 Hari Senin – sabtu Waktu 05.00-05.30 05.30-06.00 06.00-07.00 07.00-08.00 08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-13.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00 17.00-18.00 18.00-20.00 20.00-21.00 21.00-23.00 23.00-24.00
Durasi 30 60 60 60 60 60 60 120 60 60 60 60 60 120 60 60 60
Menu Acara Opening tone Palaran Kembang Setaman Kenangan masa Bursa musik Lipur galih nyes Goyang gayeng Klenengan nyes Keroncong Goyang nyes Campursari Request Hour Santapan Rohani Islam Musik manca Req Indonesia Campursari malam Rondha-rondha
Isi Acara Musik islam Karawitan Weton Jawa Lagu kenangan Lagu popo Th. 80-90 Lagu langgam campursari Musik dangdut Karawitan Lagu keroncong langgam Musik dangdut Lagu campursari Lagu pop hits Ceramah/lagu islam Mandarin, jepang, barat Lagu pop hits Musik campursari Karawitan
Hari Minggu Time 05.00-05.45 05.45-06.30 06.30-07.00 07.00-08.00 08.00-09.00
15 45 30 60 60
Menu Acara Opening tone Palaran Kembang setaman Arena bocah cilik Bursa musik nusantara
09.00-11.00
120
Langen mitro
11.00-13.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-17.00 17.00-18.00
120 60 60 120 60
Klenengan Mutioro kencono Campursari Sekar mocopat live Tuntunan rohani
18.00-19.00 19.00-selesai
60
Beautiful memory Wayang kulit
Durasi
Isi Acara Musik Islam Karawitan Weton Jawa Lagu anak Lagu daerah nusantara Gending sragenan, Jawa timuran Gendhing karawitan Lagu Ki Narto sabdo Lagu campursari Tembang mocopat Ceramah/musik islami Lagu jazz indo Dalang surakarta
Format Paket Request Paket Request Request Request Request Request Request Request Request Request Paket Request Request Request Paket Format Paket Request Paket Request Request Request Request Request Request Paket Request Paket
Sumber : Manajemen Radio Slenk dalam Bacaufany (2013)
2. Pelaksnaan Fungsi Transmission of Values oleh Radio Suara Slenk
WIDYATAMA
17
No.1 / Volume 22 / 2013
WIDYATAMA
Menurut teori fungsi media massa dari Dominick (2000) dinyatakan bahwa salah satu fungsi media massa adalah penyebaran nilai-nilai (transmission of values). Dari hasil wawancara dengan pengelola Radio Suara Slenk sebagaimana dikutip Bacaufany (2013: 62-77) diperoleh data tentang pelaksanaan fungsi tersebut oleh Radio Suara slenk sebagai berikut : 1) Menetapkan diri sebagai radio budaya khususnya budaya Jawa. 2) Menetapkan jinggel “Radio Suara Slenk Radio Budaya Panjenengan” sebagai representasi misi yang lebih menekankan pelestarian wujud-wujud kebudayaan khususnya budaya jawa. 3) Menetapkan program siaran yang bernuansa budaya lokal atau budaya Jawa dalam menu acara sebesar 70 % dalam berbagai menu acara seperti palaran, kembang, setaman, campursari, mocopat live, wayang kulit, dan klenengan atau gendingan. 4) Mengadakan berbagai perlombaan seperti mocopat dan karawitan untuk murid SD, pentas dalang cilik, pentas wayang kulit baik on air atau off air. 5) Membentuk paguyuban yang bernama Puspowarno sebagai wadah berkumpulnya pendengar Radio Suara Slenk. Kegiatan paguyuban ini antara lain; (a) pertemuan periodik, dialog interaktif, nabuh gamelan, jalan sehat bersama masyarakat dan pendengar. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga hubungan baik dengan pendengar. 6) Menyelenggarakan siaran langsung pagelaran wayang kulit dari Taman Budaya Surakarta setiap hari minggu pahing malam senin pon dengan lakon atau jalan cerita yang mengandung pendidikan budi pekerti luhur, sopan santun, dan falsafah hidup. 7) Membuat program-program yang berkaitan dengan budaya Jawa seperti : (a) Palaran pada jam 05.30 – 06.30, berisi tembang-tembang Mocopat dengan maksud untuk membangkitkan semangat atau greget, menggetarkan hati sehingga muncul semangat dipagi hari, (b) Kembang Setaman pada pukul 06.00 – 07.00 berisi pembahasan hari lahir atau Weton dari perspektif budaya Jawa, (c) Lipur Galih Nyes pada pukul 09.00 – 10.00 yang menyuguhkan lagu-lagu langgam Jawa, (d) Klenengan Nyes pada pukul 11.00 – 1300 berisi gendhing klenengan untuk memberikan rasa atau kesan tentram dan sebagai pelepas penat para pendengar, (e) Keroncong pada pukul 13.00 – 14.00, (f) Campursari pada pukul 15.00 – 16.00 menyajikan lagu Campursari yang sedang hits saat ini, (g) Campursari Malam pada pukul 21.00 – 23.00, dan (h) Rondha-rondha pada pukul 23.00 – 24 .00 menyajikan karawitan sebagai penutup acara secara rutin setiap harinya dan khusus pada malam minggu diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk baik secara langsung atau tunda dimulai pada pukul 19.00 WIB. 8) Menerapkan gaya siaran yang lebih mengedepankan unggah-ungguh basa bahasa Jawa dimana sebagian besar acara disajikan dengan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar. 9) Melakukan seleksi terhadap lagu-lagu yang akan diputar dengan acuan lagu-lagu yang mengandung unsur pendidikan, menggunakan bahasa yang sopan, menghibur tapi tetap berbudaya. 10) Menggali umpan balik melalui berbagai menu siaran interaktif dan atau kegiatan kemasyarakatan secara off air untuk mengukur sejauh mana masyarakat memahami dan mengetahui keberadaan Radio Suara Slenk dan untuk mengetahui harapan pendengar terhadap Radio Suara Slenk. 18
WIDYATAMA
Nuryani Tri Rahayu. Pelaksanaan Fungsi Transmission of Values oleh Radio Siaran Swasta
Pembahasan Merujuk pada definisi komunikasi massa sebagai massages communicated through a mass medium to a large number of people atau pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Bittner dalam Rakhmat, 2007: 188), maka radio siaran merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dan fungsi yang dijalankannya juga sama dengan bentuk-bentuk media massa lainnya seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan televisi. Mengacu pada teori fungsi komunikasi massa dari Dominick (2000) dapat dikatakan bahwa pelaksanaan fungsi transmission of values yang dijalankan oleh Radio Suara Slenk merupakan pelaksanaan fungsi media massa secara integrative, terpadu dan tidak terlepas dari pelaksnaan fungsi lainnya. Menurut Ardianto (2007: 15) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (a) warning or be ware surveillance (pengawasan peringatan), (b) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika Radio Suara Slenk menginformasikan tentang ancaman makin hilangnya tradisi Jawa, kurangnya pemahaman generasi muda tentang unggah-ungguh, sopansantun, dan bahasa Jawa melalui mutan siarannya. Fungsi pengawasan instrumental terjadi ketika radio tersebut menyampaikan informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh tentang penggunaan bahasa Jawa kromo secara tepat, nama-nama bulan Jawa, falsafah hidup orang Jawa, dan sebagainya dalam lakon wayang atau tembang mocopat. Sedang Fungsi penafsiran terjadi ketika media tersebut ingin mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok. Pada siaran Radio Suara Slenk pelaksanaan fungsi ini tampak pada acara Kembang Setaman dimana nara sumber membahas tentang penafsiran makna hari lahir (Weton) dari perspektif budaya Jawa dan pendengar bisa ikut berinteraksi langsung melalui telepon. Siaran ini dapat memperluas pengetahuan pendengar tentang tafsir makna hari dan tanggal lahir dari perspektif budaya Jawa karena dalam budaya jawa setiap hari, pasaran, tanggal, bulan, tahun, musim, posisi bintang, dan lain-lain yang berkaitan dengan kelahiran memiliki makna berbeda. Pengetahuan mengenai hal tersebut dapat membantu manusia dalam membangun konsep diri dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Fungsi berikutnya adalah pertalian (linkage) dimana Radio Suara Slenk menjalankan fungsi ini antara lain dengan senantiasa mengadakan program-program yang ditujukan pada sasaran anak-anak seperti program lomba mocopat dan pentas dalang cilik tingkat SD se Eks Karesidenan Surakarta. Acara ini dapat menambah pengetahuan anak-anak mengenai tembang Jawa, lakon wayang, tokoh-tokoh pewayangan dan karakternya masing-masing, serta menjadi wadah berkumpulnya anak-anak berbakat untuk ikut melestarikan budaya Jawa di Surakarta dan sekitarnya. Hal ini memungkinkan tetap terpeliharanya nilai-nilai yang berakar pada kebudayaan Jawa yang luhur dan berbudi pekerti tinggi. WIDYATAMA
19
No.1 / Volume 22 / 2013
WIDYATAMA
Fungsi penyebaran nilai-nilai (transmission of Value) disebut juga sosialisasi (sosialization) yang mengacu pada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Fungsi ini antara lain tampak pada penggunaan bahasa Jawa kromo andhap, kromo madyo, dan kromo inggil sebagai bahasa pengantar dalam sebagian besar program siaran Radio Suara Slenk. Hal ini mengajarkan pendengar percakapan dengan menggunakan ungah-ungguh bahasa Jawa yang benar dalam kehidupan seharihari sesuai tempat, situasi, kondisi, dan karakteristik lawan bicara. Kesan yang dapat terbentuk dari perbicaraan dengan menggunakan bahasa Jawa secara tepat adalah pribadi yang halus, sopan, terhormat, dan luhur. “Nilai-nilai adalah aspek evaluatif dari sistem-sistem kepercayaan, nilai, dan sikap. Dimensinya meliputi kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan, dan kesenangan” (Porter dan Samovar dalam Mulyana (1996:27). Proses transmission of values dapat juga disebut sebagai proses sosialisasi nilai-nilai budaya yaitu suatu proses dimana nilai-nilai budaya diketahui, diterima, dan diwujudkan dalam kehidupan nyata oleh para pendukungnya pada lingkungan yang makim lama makin luas melalui pembelajaran sosial (Tilaar, 2000: 55). Pelaksanaan fungsi transmission of values oleh Radio Suara slenk juga dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan budaya Jawa dari pengaruh budaya asing dan jaman yang makin moderen. Pelaksanaan fungsi hiburan (entertainment) oleh Radio Suara Slenk sebagai bagian integral dari perwujudan visi sebagai radio budaya antara lain tampak dari menu acara hiburan berupa musik, lagu, dan kesenian yang bernuansa budaya Jawa seperti kroncong, langgam Jawa, campursari, klenengan, gendhing, karawitan, wayang kulit, tembang mocopat, dan sebagainya sebagai menu acara sehari-hari. Hal ini menunjukkan konsistensi Radio Suara Slenk dalam melestarikan wujud-wujud kebudayaan Jawa khususnya di Surakarta. Pernyataan Kepala Pemrograman Radio Suara Slenk sebagaimana dikutip Bacaufany (2013: 88) bahwa : “Luhuring Budaya ngangkat Drajating Bangsa” menunjukkan bahwa pesan yang ingin disampaikan Radio Suara Slenk adalah sejauh mana suatu bangsa mampu menjunjung tinggi budayanya akan menunjukkan derajat atau martabat bangsa yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan pendengar dan masyarakat kota Surakarta dan sekitarnya dapat menjunjung tinggi, menghormati dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam wujud-wujud kebudayaan Jawa untuk menunjukkan derajad, martabat, dan kehormatan bangsa kepada bangsa lain. Pelaksanaan fungsi transmission of values oleh media radio siaran memungkinkan terpeliharanya nilai-nilai budaya dalam kehidupan sosial masyarakat pendukungnya. Hal ini sejalan dengan teori resiprokal antara komunikasi dan kebudayaan (Wood (1997:247) yang menyatakan bahwa “terdapat hubungan yang rumit antara komunikasi dan budaya, bersifat resiprokal dan interaktif di mana pada satu sisi komunikasi menciptakan dan menopang budaya sedang pada sisi yang lain komunikasi mencerminkan dan mengekspresikan budaya”. Pelestarian budaya dapat dilakukan dengan berbagai cara dan melalui berbagai media termasuk media massa. Ketika teknologi komunikasi telah memunculkan system komunikasi massa modern dan canggih saat ini maka efek komunikasi massa terasa semakin kuat pada khalayak. Hal ini didukung oleh ketergantungan khalayak pada media massa yang makin hari makin meningkat sehingga sebagian besar opini, sikap, dan perilakunya dipengaruhi oleh terpaan media massa. Hal ini sejalan dengan teori media dependency dari Neumann (1973) dalam Littlejohn (1999:351) yang menyatakan bahwa “khalayak tergantung pada 20
WIDYATAMA
Nuryani Tri Rahayu. Pelaksanaan Fungsi Transmission of Values oleh Radio Siaran Swasta
informasi dari media dalam memenuhi kebutuhan atau mencapai suatu tujuan, meskipun setiap anggota khalayak memiliki kadar ketergantungan yang berbeda pada media yang berbeda pula”. Efektivitas radio dalam mentransmisikan nilai-nilai kepada khalayak juga didukung oleh kelebihan radio dari media lain berupa : (a) daya langsung dimana program acara bisa langsung mencapai khalayak pendengar tanpa proses yang kompleks dan berbelit-belit, (b) daya tembus dimana siaran radio mampu menembus segala penjuru, tidak mengenal waktu, jarak dan rintangan, (c) daya tarik berupa penggabungan tiga unsur, yaitu musik, kata-kata, dan efek suara (Effendy dalam Ardianto, 2007: 128-130). Penutup Dari sajian data dan hasil penelitian serta pembahasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa Radio Suara Slenk memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan fungsi transmission of values dengan menetapkan diri sebagai radio budaya dan memiliki misi untuk ikut melestarikan budaya Jawa di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Radio Suara Slenk melaksanakan fungsi transmission of values secara integral bersama dengan pelaksanaan fungsi sosial lainnya yaitu fungsi pengawasan, penafsiran, pertalian, dan fungsi hiburan. Komitmen dalam melaksankan fungsi tersebut diwujudkan dalam keikutsertaannya melestarikan budaya Jawa melalui penetapan kebijakan program siaran sebesar 70% bernuansa budaya lokal atau budaya Jawa, mengadakan berbagai perlombaan kebudayaan Jawa, membentuk paguyuban pendengar dengan kegiatan bernuansa budaya Jawa, menyelenggarakan siaran langsung pagelaran wayang kulit secara rutin, menyusun menu program siaran berkaitan dengan budaya Jawa, menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar pada acara disajikan, melakukan seleksi terhadap lagu-lagu yang akan diputar dengan acuan lagu-lagu yang mengandung unsur pendidikan, menggunakan bahasa yang sopan, menghibur tapi tetap berbudaya, dan menggali umpan balik melalui siaran interaktif dan atau kegiatan kemasyarakatan secara off air. Fungsi tersebut dilaksanakan oleh Radio Suara slenk secara konsisten sejak berdirinya pada tahun 2000 hingga sekarang. Berangkat dari simpulan tersebut peneliti menyarankan agar pengelola Radio Suara Slenk : (a) tetap mempertahankan idealismenya sebagai radio budaya meskipun pengaruh budaya pop yang lebih menjanjikan keuntungan financial sangat kuat dan bertubi-tubi, (b) lebih memberdayakan paguyuban pendengar dengan menambah kegiatan off air untuk meningkatkan jumlah pendengar, dan (c) meningkatkan frekuensi pelaksanaan lomba bernuansa budaya Jawa termasuk untuk remaja dan orang dewasa. Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi revisi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Bacaufany, Reka Paramitha. 2013. Radio Siaran sebagai Media Komunikasi Budaya; Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Peran Radio Suara Slenk sebagai Radio Budaya Jawa di Surakarta. Skripsi. Sukoharjo : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Veteran Bangun Nusantara DeVito, Joseph A. 1996. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar. Edisi kelima. Alih Bahasa ; Agus Maulana. Jakarta : Professional Books. WIDYATAMA
21
No.1 / Volume 22 / 2013
WIDYATAMA
Dominick, Joseph R. 2000. The Dynamics of Mass Communication. New York: Random House Effedy, Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Littlejohn, Stephen W., 1999. Theories of Human Communication. (6th edition). Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company. McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Edisi kedua. Alih bahasa oleh Agus Dharma dan Aminuddin Ram. Jakarta : Erlangga. Miles, Mattew B. & A. Michael Huberman. 1984. Qualitative Data analysis, A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills London New Delhi : Sage Publication.
Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. dan Jalaluddin Rakhmat. 1996. Komunikasi Antarbudaya. Bandung : Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. (2007) : Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rodsa Karya. Graf, Rudolf F. 1974. Dictionary of Electronics. http://en.wikipedia.org/wiki/radio. diakses 7 Juli 2012. 13.14 WIB Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002. Tentang Penyiaran. Lembaran Negara republic Indonesia No. 139 tahun 2002. Jakarta: Sekretariat Negara republic Indonesia. Wood, Julia T., 1997.Communication Theories In Action : An Introduction. Belmont CA : Wadsworth Publishing Company.
22
WIDYATAMA