PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
Tanaman teh (Camelia sinensis L.) merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai strategis dalam pembangunan agribisnis perkebunan di Indonesia, karena merupakan sumber devisa negara dan pendapatan rakyat serta penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Indonesia saat ini sebagai negara produsen dan eksportir terbesar kelima dunia setelah India, Cina, Srilangka, dan Kenya. Ekspor Indonesia pada tahun 201
mencapai
US$
166.711.654
dengan volume 75.448 ton daun kering. Pada tahun 2010 luas areal tanaman teh mencapai 124.573 ha dengan produksi 150.342 ton daun kering yang tersebar di 10 propinsi yang masing-masing dikelola oleh Perkebunan Besar Negara (PBN) seluas 40.158 ha (31,15%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 28.151 ha (23,69%), dan Perkebunan Rakyat (PR) seluas 56.264 ha (45,16%). Tahun 2012, diperkirakan luasan teh turun menjadi 123.769 ha dengan produksi sekitar 150.180 ton daun kering. Jumlah petani yang terlibat dalam usaha teh mencakup 98.838 tenaga kerja. Kondisi tersebut antara lain disebabkan karena sebagian besar areal tanaman teh belum menggunakan benih unggul, (Anonim, 2013). Bahan tanaman merupakan salah satu faktor penentu untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil. Penggunaan bahan tanam setek dari klon yang tidak benar akan menyebabkan suatu pertanaman dengan produktivitas maupun kualitas hasil yang beragam dan tidak sesuai dengan target potensi bahan tanaman unggul yang diharapkan. Sebagaimana telah diketahui bahwa penggunaan benih setek yang murni/benar akan menghasilkan tanaman yang sama seperti induknya (Anonim,2014) Untuk memenuhi kebutuhan bahan setek teh diperlukan bahan tanam yang berasal dari kebun sumber benih teh yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Oleh karena itu dilakukan kegiatan evaluasi kebun sumber benih teh klon Gambung di KP Gambung (di kabupaten Bandung) dan KP Pasir Sarongge (di kabupaten Cianjur). Kedua kebun percobaan tersebut merupakan kebun sumber benih milik Pusat Penelitian Teh dan Kina. 1
Pelaksanaan Evaluasi Kebun Sumber Benih Teh Berdasarkan permohonan surat dari Pusat Penelitian Teh dan Kina No ; 67.PPTK.II.2015 perihal evaluasi
kebun
sumber
benih
dilakukan evaluasi sumber benih teh di lokasi Kebun Percobaan Gambung dan Kebun Percobaan Pasir Sarongge. Sesuai
Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor
11/Permentan/OT.140/1/2013 tentang
Pedoman
Teknis
Pembangunan Kebun Sumber Benih Teh bahwa kebun sumber benih harus ditetapkan dan di evaluasi. Untuk menjamin kelayakan kebun sumber benih dilakukan evaluasi minimal 1 (satu ) kali dalam setiap tahun dengan tujuan agar terwujud sumber benih teh yang mampu menghasilkan benih secara enam tepat yaitu tepat jumlah , mutu, jenis , lokasi , waktu dan harga. (Anonim, 2013) Sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil produktivitas maka pelaksanaan evaluasi kebun sumber benih teh, di atur dalam isi Peraturan Menteri Pertanian No 111/Permentan/SR.120/9/2014 tentang standar operasional prosedur penetapan calon kebun sumber benih, sertifikasi dan evaluasi kebun sumber benih tanaman teh. Pelaksanaan evaluasi kebun sumber benih teh dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahap meliputi : a. Pemeriksaan dokumen benih Dokumen yang akan diperiksa meliputi : dokumen penetapan sebagai kebun sumber benih, Izin usaha perbenihan atau tanda daftar usaha, dokumen hak atas tanah, keberadaan SDM yang mempunyai pengetahuan di Bidang perbenihan, catatan kegiatan pemeliharaan kebun dan peta/desain kebun. b. Pemeriksaan teknis atau lapangan Pemeriksaan kebun sumber benih klon seri gambung adalah kebun sumber benih teh yang sudah di tetapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan sebagai kebun sumber benih teh. Berikut ini pada tabel 1 tahapan pemeriksaan teknis atau lapangan kebun sumber benih teh.
2
Tabel 1. Prosedur Pemeriksaan Evaluasi Kebun Sumber Benih Teh Tolak Ukur Spesifikasi Teknis a. Periksa dan amati kebenaran klon - Kemurnian klon dan benih bina masing – masing blok b. Periksa dan amati pemeliharaan - Pemangkasan kebun - Pemupukan - penyiangan c. Catat tahun tanam dan umur - Surat keterangan umur tanaman d. Periksa dan amati kondisi batas - Pembatas antar blok min 1,5 m blok - Pohon naungan sesuai rekomendasi SK penetapan e. Jarak tanaman dan populasi - Jarak tanam 1,2 m x 0,8 - Populasi min 7000 pohon/ hektar f. Persyaratan standar kebun sumber - Lokasi berada di daerah pengembangan benih teh yang memiliki persyaratan tanah dan iklim untuk tanaman teh - PH tanah 4,5 s.d 5,6 - Drainase baik - Kemiringan masimal 35 % - Luas minimal 0,25 ha - Ketinggian minimal 600m dpl - Suhu 13 s.d 25 C - Curah hujan minimal 2000 mm/tahun g. Catat tanaman tipe simpang (off - Bahan tanam klonal type) h. Taksasi produksi - Tetapkan pohon yang dijadikan sampel - Pengambilan sampel dilakukan secara proposional dan harus bisa mewakili populasi tanaman - Jumlah sampel setiap blok Pengambilan sampel dalam 1 (satu) blok diambil 5 ( lima ) titik sampel secara zigza dan tiap titik diambil 5 perdu Perhitungan larikan dilakukan dengan perhitungan jumlah larikan dibagi hasil perbandingan antara jumlah tanaman contoh setiap blok dengan lima tanaman contoh dalam 1 (satu) larikan. Hitungan jumlah ranting setek per perdu tiap sampel Hitung rata – rata setek peranting, setek tiap sampel - Pengamatan keberadaan hama dan penyakit Sumber : Anonim, 2014
c. Pembuatan laporan hasil pemeriksaan Tim evaluasi sumber benih teh yang telah di tetapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan menyampaikan hasil pemeriksaan dibuat laporan dan diterbitkan sertifikat kelayakan kebun sumber benih sebagai bahan rekomendasi kepada 3
penyelenggara evaluasi kebun sumber benih teh agar bisa meningkat produktivitas dan mutu hasil dari kelayakan sumber benih teh. Hasil Evaluasi Kebun Sumber Benih Teh Kegiatan evaluasi kebun sumber benih teh klon seri Gambung dilakukan pada tanggal 17 – 20 Februari 2015 bersama Tim yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan monitoring evaluasi kebun benih yaitu Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) surabaya, Direktorat Jenderal perkebunan, Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Balai Pengawas dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan ( BP2MB) Provinsi Jawa Barat dan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK ). Pelaksanaan evaluasi sumber benih teh dilakukan pada 2 (dua) lokasi kebun yaitu Kebun Percobaan Gambung dan Kebun Percobaan Pasir Saronggeng. a. Kebun sumber benih teh seri gambung ( KP Gambung ) Sesuai
surat
keputusan
Direktur
Jenderal
Perkebunan
No.
58/Kpts/SR.120/2/2014, tanggal 7 Pebruari 2014 tentang penetapan Kebun sumber benih KP Gambung, dengan luas kebun 15 Ha sebanyak 10 blok dengan populasi tanaman 138.351 pohon. Berikut ini hasil taksasi kebun di KP Gambung pada tabel 2 Tabel 2. Hasil Taksasi Kebun Sumber Benih Teh KP Gambung No
Blok
Klon
Luas (Ha)
1 A1 GMB 7 8.00 2 A8 GMB 7 1.00 3 A9 GMB 7 0.25 4 B2 GMB 7 1.00 5 B6 GMB 7 1.25 TOTAL 11.50 Sumber : Hasil pemeriksaan lapang
Tahun Tanam
Pohon layak
Stekres /musim
Stekres /Tahun
67.869 10.028 2.523 9.298 13.442 103.160 ( Anonim 2015 )
5.470.125 811.065 253.853 547.466 586.824 7.669.333
10.940.251 1.622.129 507.705 1.094.932 1.173.648 15.338.666
2008 1997 1998 1994 1999
Keterangan Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
syarat syarat syarat syarat syarat
Berdasarkan tabel 2, hasil evaluasi/pemeriksaan lapang dari 10 blok, yang telah memenuhi syarat 5 blok seluas 11,50 ha untuk di ambil sebagai sumber benih, dengan total pohon layak sejumlah 103.160, untuk sisanya seluas 4 Ha (5 blok ) belum memenuhi syarat karena beberapa blok tersebut belum di pangkas sehingga jumlah rata – rata setek per ranting tidak sesuai standar (3 -4 setek per ranting setek ) dan ada beberapa blok terdapat serangan helopelthis sp dengan tingkat serangan sekitar 0,59% yang masih di toleransi. Sedangkan untuk kebun sumber benih yang memenuhi syarat dengan potensi setek per musim sejumlah 7.669.333 dan potensi per tahun sejumlah 15.338.666 (2 kali pemangkasan).
4
b. Kebun sumber benih teh seri gambung ( KP Pasir Sarongge )
Sesuai
surat
keputusan
Direktur
Jenderal
Perkebunan
No.
26/Kpts/SR.120/1/2012, tanggal 4 Januari 2012 penetapan Kebun sumber benih KP Pasir Sarongge, dengan luas kebun 8,75 Ha sebanyak 35 petak dengan populasi tanaman 90.630 pohon. Berikut ini hasil taksasi kebun sumber benih di KP Pasir Sarongge pada tabel 3 Tabel 3. Hasil Taksasi Kebun Sumber Benih Teh KP Pasir Sarongge Pohon layak
Stekres /musim
Stekres /Tahun
A2/1 GMB 7 0,25 1989 2.245 B1/13 GMB 7 0,25 1992 2.457 B1/20 GMB 7 0,25 1992 2.297 B3/5 GMB 7 0,25 1990 2.675 B3/6 GMB 7 0,25 1990 2.771 B3/7 GMB 7 0,25 1990 2.697 B3/15 GMB 7 0,25 1990 3.576 C2/1 GMB 7 0,25 1990 2.727 C2/2 GMB 7 0,25 1990 2.708 C2/7 GMB 7 0,25 1990 2.722 C2/8 GMB 7 0,25 1990 2.724 C2/26 GMB 7 0,25 1990 2.454 C2/27 GMB 7 0,25 1990 2.450 C3/5 GMB 7 0,25 1991 3.311 TOTAL 3,50 37.814 Sumber : Hasil pemeriksaan lapang ( Anonim 2015 )
210.491 289.631 267.279 238.824 234.537 249.702 283.791 217.287 217.940 215.582 227.508 180.222 176.008 297.725 3.306.529
420.982 579.262 534.558 477.648 469.075 499.404 567.583 434.575 435.880 431.165 455.017 360.444 352.016 595.450 6.613.058
No
Blok
Klon
Luas (Ha)
Tahun Tanam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui Memenui
syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat syarat
Berdasarkan tabel 3, hasil evaluasi / pemeriksaan lapang dari 35 petak yang telah memenuhi syarat 14 petak (3,50 Ha) untuk di ambil sebagai sumber benih teh dengan total hasil pohon yang layak sebesar 37.814, sedangkan sisanya sebanyak 21 petak (5.25 Ha) tidak memenuhi syarat karena : a. 4 petak kebun (1,0 Ha) tanaman tersebut hanya di kepris sehingga jumlah setek tidak memenuhi standar ( 3-4 setek per ranting ) b. 17 petak ( 4,25 Ha ) tanaman teh baru dipangkas sehingga belum keluar ranting stek. c. Terdapat beberapa serangan hama ulat penggulung dan Helopeltis sp dengan tingkat serangan sekitar 0,50 % yang masih di toleransi. Dari hasil hitungan taksasi yang memenuhi syarat untuk potensi setek pada permusim sebanyak 3.306.529 dan potensi per tahun sebanyak 6.613.058 (2 kali pemangkasan). PENUTUP Berdasarkan hasil dari evaluasi kebun sumber benih di KP Gambung dan KP Pasir Sarongge yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 20 Februari 2015, maka Kebun Sumber Benih Teh Klon Seri Gambung masih layak sebagai sumber 5
benih. Adapun hasil Tim Evaluasi sumber benih teh memberikan saran perbaikan meliputi : -
Pada blok – blok atau petak kebun sumber benih yang masih belum dipangkas supaya dilakukan pemangkasan sesuai pedoman Teknis Budidaya Teh yang baik.
-
Hasil taksasi setek di beberapa blok atau petak di kebun sumber benih teh masih belum optimal potensi setek tersebut, sehingga diharapkan adanya upaya peningkatan produksi setek melalui peningkatan pemeliharaan kebun sumber benih teh.
-
Pengendalian organisme pengganggu tanaman khususnya hama Ulat Penggulung Daun dan Helopeltis sp, dilaksanakan secara preventif untuk menjaga kualitas benih unggul.
Diharapkan
dengan
hasil
evaluasi
kebun
sumber
benih
teh
untuk
di
rekomendasikan kepada Pusat Penelitian Teh dan Kina ( PPTK ) , sehingga produktivitas dan mutu hasil sumber benih tanaman teh dapat di tingkatkan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor11/Permentan/OT.140/1/2013. Jakarta.
Anonim. 2014.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 111/Permentan/SR.120/1/2014. Jakarta.
Anonim. 2014.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/4/2014. Jakarta.
Anonim, 2015.
Laporan Berita Acara hasil pemeriksaan kebun sumber benih teh di PPTK Jawa Barat. Tidak dipublikasikan.
7