PEKERJA ANAK DI USIA SEKOLAH (Pada Masyarakat Petani Sawit Di Kelurahan Kempas Jaya KecamatanKempas Kabupaten Indragiri Hilir) KARTIKA Email :
[email protected] Nomor seluler: 085265351294 Counsellor : Drs M Razif, M.si Sosiology, Faculty of Social and Political Science University of Riau Jl. HR Soebrantas Km.12,5 Kampus Bina Widya Simpang Baru Pekanbaru-Riau ABSTRACT The child is one of the nation's next generation, therefore they should be prepare and also can be directed at early stages so that they can grow and develop into healthy children of both physical and spiritual, so that in future they can be kids who advanced, self-sufficient and prosperous. Thus will realize the quality of resources in the future. Child workers in school-age children who were supposed to be attending but they work and it does not want to attend school again. Here children made economic factors that support the sustainability of the family to meet the needs of the family. The population in this research is a school-age child workers who do jobs as labourers Palm harvesters, local coconut harvesters, workers ' and domestic workers who numbered 11 children. Child workers in school age here belongs to underprivileged children who due to poverty, even though at the moment the Government has helped ease the cost of these things however geratis SPP have not been able to help the child. Kids here that do the work instead of keterpaksaan elements of plantation owners or those who require the labor of the children but the ability of the child to do chores in the Neighborhood Kempas Jaya Subdistrict of Kempas Regency Indragiri Hilir Key word : Child, School age, Worker
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 1
PEKERJA ANAK DI USIA SEKOLAH (Pada Masyarakat Petani Sawit Di Kelurahan Kempas Jaya KecamatanKempas Kabupaten Indragiri Hilir) KARTIKA Email :
[email protected] Nomor seluler: 085265351294 Pembimbing: Drs M Razif, M.si Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Jl. HR Soebrantas Km.12,5 Kampus Bina Widya Simpang Baru Pekanbaru-Riau ABSTRAK Anak merupakan salah satu generasi penerus bangsa oleh sebab itu mereka harus di persiapkan dan juga dapat diarahkan sejak dini agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang sehat baik jasmani dan rohani, sehingga kedepannya mereka dapat menjadi anak-anak yang maju, mandiri, dan sejahtera. Dengan demikian akan mewujudkan sumber daya yang berkualitas di masa yang akan datang. Pekerja anak di usia sekolah adalah anak-anak yang seharusnya bersekolah akan tetapi mereka bekrja dan sudah tidak mau bersekolah lagi. Disini anak dijadikan faktor ekonomi yang menunjang keberlangsungan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja anak di usia sekolah yang melakukan pekerjaan sebagai buruh pemanen sawit, buruh pemanen kelapa lokal, dan pekerja rumah tangga yang berjumlah 11 anak. Pekerja anak di usia sekolah di sini tergolong anak kurang mampu yang diakibatkan kemiskinan, walaupun pada saat ini pemerintah telah membantu meringankan biaya SPP geratis namun hal tersebut belum dapat membantu anak. Anak- anak disini yang melakukan pekerjaan bukan atas unsur keterpaksaan dari pemilik perkebunan atau orang-orang yang memerlukan tenaga kerja dari anak tersebut akan tetapi kesanggupan dari anak tersebut untuk melakukan pekerjaan yang terdapat di Kelurahan Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir. Kata kunci : Anak, Pekerja, Usia sekolah
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 2
keluarga dengan cara harus bekerja atau di
BAB I
haruskan
PENDAHULUAN
bekerja.
Usia
yang
belum
sepantasnya memiliki tanggung jawab untuk
Anak merupakan salah satu generasi
bekerja dan memberikan kontribusi berupa
penerus bangsa oleh sebab itu mereka harus
uang kepada keluarga harus di lakukan
di persiapkan dan juga dapat diarahkan sejak
seorang anak. Secara sederhana kontribusi
dini
dan
anak dalam bekerja dapat di artikan sebagai
berkembang menjadi anak-anak yang sehat
keikutsertaan anak memberikan penghasilan
baik
dalam bentuk uang dari pekerjaan anak
agar
mereka
jasmani
dapat
dan
tumbuh
rohani,
sehingga
kedepannya mereka dapat menjadi anak-
tersebut.
anak yang maju, mandiri, dan sejahtera. Dengan demikian akan mewujudkan sumber daya yang berkualitas di masa yang akan datang.
Seperti halnya yang terlihat pada masyarakat di Kelurahan Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir yang merupakan salah satu daerah
Oleh sebab itu anak-anak yang
yang letaknya 15 KM dari Kecematan dan
berusia di bawah 7-15 tahun di anjurkan
54
agar dapat memperoleh pendidikan
guna
Kelurahan Kempas Jaya Kecamatan Kempas
menuntut ilmu yang akan menjadi bekal
Kabupaten Indragiri Hilir yang bermayoritas
hidupnya di kemudian hari dan masa di
sebagai
mana mereka seharusnya melewati umur
sebagai petani Sawit. Masyarakat luas
untuk belajar, mengenal, dan memahami
biasanya beranggapan bahwa petani sawit
segala hal tentang kehidupaan. Kehidupan
merupakan petani yang tergolong kaya dan
yang di lewati dengan penuh keceriaan,
makmur, namun tidak semua masyarakat di
kepolosan, tanpa beban berat yang biasa
Kelurahan Kempas Jaya yang memiliki
membelit
lahan sawit sehingga masih terdapatnya
dengan
orang
dewasa
kehilangan
diganti
kecil
dari
pusat
masyarakat
kota
bermata
Kabupaten.
pencarian
dan
masyarakat yang kurang Mampu yang
kehilangan hak untuk belajar, bermain, dan
terdapat di dalamnya sehingga membuat
bersosialisasi, dengan teman seumurnya di
perekonomian di dalam keluarganya tidak
karenakan faktor ekonomi atau kemiskinan
dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga
sehingga mereka memiliki tanggung jawab
termasuk
mencari
anaknya agar dapat bersekolah di tingkat
penghasilan
masa
harus
KM
tambahan
buat
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
untuk
memenuhi
pendidika
Page 3
Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah
Pekerja Anak Di Usia Sekolah (Pada
Atas.Selain
Masyarakat Petani Sawit Di Kelurahan
dari
faktor
ekonomi
yang
membuat kepala keluarga tidak mampu
Kempas
untuk membiayai pendidikan dari anak-anak
,Kabupaten Indragiri Hilir)
mereka jumlah tanggungan dari kepala keluarga tersebut juga dapat di kata gorikan banyak sehingga membuat keadaan di dalam keluarga
tersebut
semakin
sulit.
Pada
masyarakat yang tinggal di pedesaan pada umumnya masih kurang menyadari akan pentingnya
pendidikan
masyarakat
yang
berbeda
tinggal
di
pada daerah
perkotaan. Kelurahan Kempas Jaya Kecamatan Kempas
Kabupaten
Indragiri
Hilir
merupakan daerah pemukiman penduduk dimana
masih terdapatnya anak diusia
sekolah
yang
sudah
tidak
bersekolah
melainkan bekerja, pada umumnya umur mereka masih berusia 7-15 tahun. Anak-
Jaya
Kempas
1.1 Rumusan Masalah 1. Bagaiman profil keluarga pekerja anak di usia sekolah 2. Faktor
apa
yang
mendorong
anak
sebagai pekerja 3. Bagaimana
pemahaman
orang
tua
pekerja anak di usia sekolah terhadap pendidikan 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui profil keluarga dari pekerja anak di usia sekolah tersebut 2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mendorong
anak
memilih
sebagai
pekerja di usia sekolah. 3. Untuk mengetahui pemahaman orang tua
anak tersebut sudah melakukan pekerjaan
pekerja anak
yang menghasilkan upah. Pekerja anak di
pendidikan
usia sekolah disini merupakan anak-anak
Kecamatan
usia sekolah mengenai
1.4 Manfaat
yang memang putus sekolah dan melakukan BAB II
pekerjaan.
TIJAUAN PUSTAKA Oleh sebab itu dengan terdapatnya anak-anak yang sudah tidak bersekolah melainkan bekerja penulis merasa tertarik
1.1 Konsep Tentang Pendidikan Durkhem(
dalam
Faisal,1982
)
memandang pendidikan sebagai “social
untuk melakukan penelitian mengenai : Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 4
thing” dia menyatakan bahwa : Masyarakat
tumbuhnya anak-anak adapun maksudnya
secara keseluruhan beserta masing-masing
yakni menuntun segala kekuatan kodrat
lingkungan sosial di dalam merupakan
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sumber penentu cita-cita yang di laksanakan
sebagai
lembaga pendidikan. Suatu masyarakat bisa
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
bertahan hidup hanya kalau terdapat sesuatu
dan
tingkat homogenitas yang memadai di
tingginya.(Hasbullah, 2003:3)
kalangan
warganya.Keseragaman
yang
esensial yang di tuntut dalam kehidupan
manusia
dan
sebagai
kebahagiaan
anggota
setinggi-
2.2 Konsep Tentang Status Ekonomi
bersama.Oleh upaya pendidikan di perkekal
Pengertian status ekonomi adalah
dan di perketat pengamanannya semenjak
kedudukan atau posisi seseorang dalam
dini pada kalangan anak-anak. Tetapi di
masyarakat, status sosial ekonomi adalah
balik itu suatu kerja sama apapun tentulah
gambaran tentang keadaan seseorang atau
tidak mungkin tampa adanya keaneka
suatu masyarakat yang ditinjau dari segi
ragaman yang terpenting itu oleh upaya
sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat
pendidikan di jamin dengan jalan pengadaan
pendidikan, pendapatan dan sebagainya.
yang
Setatus
beraneka
ragaman
baik
jenjang
merupakan
maupun spesialisasinya. Hasbullah, bahwa
(2003:3)
pendidikan
pembentukan fundamental
menyatakan
adalah
proses
kecakapan-kecakapan secara
ekonomi
intelektual
dan
emosional kearah alam dan sesama manusia, sementara itu JJ Rousseau mengatakan
keluarga.
kemungkinan
pembentukan
gaya
besar hidup
Pendapatan keluarga memadai
akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan
anak
baik
primer
maupun
sekunder (Soetjiningsih, 2004) Status ekonomi adalah kedudukan
bahwa “pendidikan ialah memberikan kita
seseorang
pembekalan yang tidak ada pada masa
berdasarkan pendapatan perbulan. Status
kanak-kanak
kita
ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang
membutuhkannya pada waktu kita dewasa.
disesuaikan dengan harga barang pokok
Bapak pendidikan Indonesia Ki Hadjar
(Kartono,2006)
akan
tetapi
atau
keluarga
dimasyarakat
Dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah
tuntutan
di
dalam
hidup
dan
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 5
Keadaan sosial ekonomi seseorang
berbagai obyek di lingkungan dan actor
berbeda-beda dan bertingkat, ada yang
hereditas yang berlanjut dalam tumbuh
keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang,
kembang anak dan fungsi keluarga
dan
adalah
adalah terutama membangun komunitas
kedudukan atau posisi seseorang dalam
dua arah dalam keterlibatan mental,
kelompok manusia yang di tentukan oleh
sosial,
jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat
berbagai masalah anaknya (Conny R.
pendidikan, jenis rumah tangga, dan jabatan
Semiawan: 2002:129)
dalam organisasi,sosial ekonomi adalah
Keluarga sebagai kesatuan sosial terkecil
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
antara lain berfungsi sebagai kesatuan
dengan orang lain dalam hubungan dengan
ekonomi, reproduksi, perlindungan dan
sumber daya. Keluarga dengan pendapatan
sosialisasi.
cukup atau tinggi pada umumnya akan lebih
ketahui
mudah memenuhi segala kebutuh sekolah
penyimpanan anggota keluarga dalam
dan keperluan lainnya. Berbeda dengan
bermasyarakat dengan tujuan agar yang
keluarga
penghasilan
bersangkutan di kemudian hari dapat
relative rendah, pada umumnya mengalami
memainkan peranannya dengan baik.
kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu
Dengan perkataan lain apa yang di
juga dengan keperluan lainnya.
lakukan
rendah.
Sosial
yang
ekonomi
mempunyai
Manusia belajar, tumbuh kembang dari pengalaman yang di peroleh melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana ia menempatkan dirinya kedalam keseluruhan kehidupan dimana ia berada. Keluarga merupakan media
awal
anak
mengenal
lingkungannya, dari mana ia beranjak untuk
mengadakan
menemukan kemampuannya
eksploitasi
dan
sikap
dan
sifat, dalam
mengadakan
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
dan
Sebagai
sesuai
mengatasi
mana
sosialisasi
norma-norma
2.3 Fungsi Keluarga 3
emosional
yang
adalah
dengan yang
di
proses
nilai-nilai,
ada
dalam
masyarakat. Ini artinya bahwa dalam keluarga
sangat
berperan
dalam
membentuk sikap dan tingkah laku anggotanya
di
dalam
menggapai
lingkungannya. Dalam arti luas termasuk dalam rangka menyiapkan manusiamanusia yang berkualitas yang sangat di butuhkan
oleh
pembangunan
(Sasmita:1997:20)
3.2 Nilai Anak Page 6
Setiap
keluarga
umumnya
hari
mendambakan anak, karena anak adalah harapan
atau
cita-cita
dari
sebuah
perkawinan.Berapa jumlah yang di inginkan tergantung dari keluarga itu sendiri.Apakah satu, dua, tiga dan seterusnya, dengan demikian sejumlah
keputusan anak
untuk
adalah
memiliki
sebuah
pilihan
tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai yang dianggap sebagai satu harapan atas setiap keinginan yang dipilih oleh orang tua.
tua
maupun
sebaliknya. Menurut pendekatan lain yang lebih sesuai dengan keadaan Negara berkembang anak diaanggap sebagai barang investasi atau aktiva ekonomi. Orang tua cenderung berharap menerima manfaat ekonomi dari anak. Manfaat ini akan Nampak jika anak bekerja tanpa upah di sawah atau perusahaan milik keluarga., atau memberikan sebagian penghasilannya
kepada
orangtua
atau
Menurut Robinson ada tiga macam tipe
membantu keuangan orang tua. Bila anak
kegunaan anak, yaitu :
dianggap barang konsumsi yang tahan lama
1. Kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu barang
konsumsi,
misalnya sebagai sumber
atau
investasi,
dari anak sebagai suatu sarana
produksi,
dalam
beberapa
yakni hal
tertentu anak daiharapkan untuk
melakukan
suatu
pekerjaan tertentu
yang
menambah
pendapatan
mewah
maka
perlu
maupun
barang
dipikir
berapa
nilainya(Davi Lucas1990) 2.5 Pekerja Anak UsiaSekolah
hiburan. 2. Kegunaan yang diperoleh
barang
Secara umum, pekerja anak adalah yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orangtua, untuk orang lain atau untuk dirinya
sendiri,
yang
membutuhkan
sejumlah besar waktu dengan menerima imbalan atau tidak. (Bagong Suryanto dan Sri Sanituti Hariadi:2002:5) Pekerja anak adalah anak-anak yang berusia 15 kebawah yang melaakukan
keluarga. 3. Kegunaan yang di peroleh
pekerjaan untuk perusahaan atau keluarga
dari anak sebagai sumber
baik yang menerima upah atau tidak sebagai
ketentraman,
tenaga kerja.(Pandji Putranto:1994:5)
baik
pada
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 7
Lokasi penelitian ini di lakukan di Desa Kempas Jaya Kecamatan Kempas,
2.6 Teori Motivasi
Kabupaten Indragiri Hilir. Lokasi penelitian
Menurut McClelland, (1983:42)
ini sengaja di ambil oleh penulis karena
seperti yang kita ketahuan motivasi untuk
penulis merasa Masyarakat Desa Kempas
berprestasi berasal dari nilai-nilai, keyakinan
Jaya yang kebanyakan bekerja sebagai
dan idiologi yang diamati orang, lebih
petani
khusus lagi ketiga faktor tersebut di atas
beranggapan bahwa petani sawit merupakan
sangat
petani yang makmur tetapi masih terdapat
penting
dalam
menciptakan
sawit,
sebagian
besar
orang
kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi di
anak-anak di
kalangan anak-anak. Pada orangtua yang
pekerjaan
mempunyai standarisasi berprestasi yang
ekonomi keluarganya dan mereka tidak
tinggi di kalangan anak selalu ramah dan
memperoleh pendidikan oleh sebab itu
dorongan anak mereka untuk berprestasi
penulis merasa tertarik untuk melakukan
tinggi (High Achievers) memiliki tiga cirri
penelitian di Desa Kempas Jaya Kecamatan
umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk
Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir.
bawah
untuk
umur melakukan
memenuhi
kebutuhan
mengajarkan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat, (2) menyukai situasi-
3.2 Populasi Dan Sampel
situasi dimana kinerja mereka timbul karena
Populasi dalam penelitian ini adalah
upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan
anak-anak petani sawit yang berusia 7-15
karena faktor-faktor lain, seperti kemujaran
tahun yang tidak bersekolah melainkan
misalnya, dan (3) menginginkan umpan
sebagai pekerja di Kelurahan Kempas Jaya
balik tentang keberhasilan dan kegagalan
Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri
mereka, di bandingkan dengan mereka yang
Hilir yang berjumlah sebanyak 11 orang.
berprestasi rendah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian
Sampel
dalam
penelitian
ini
merupakan jumlah anak-anak usia 7-15 tahun yang tidak bersekolah melainkan sebagai pekerja anak di usia sekolah pada masyarakat
di
Desa
Kempas
Jaya,
Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir. Yang di maksud pekerja anak di usia Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 8
sekolah disini merupakan anak-anak yang
3. Dokumentasi
tidak bersekolah tetapi mereka bekerja dengan kisaran usia 7-15 Tahun sebanyak 11 0rang.
Merupakan
suatu
teknik
pengumpulan data yang digunakan untuk melengkapi data-data yang diperlukan untuk permasalahan yang
3.3 Teknik Pengumpulan Data
diteliti
1. Observasi Yaitu
yaitu
mengenai
pekerja
anakusia sekolah dan memiliki nilai salah
satu
teknik
pengumpulan data yang di lakukan
ilmiah yang berupa foto-foto yang berkaitan dengan objek penelitian.
pada peneliti dengan mengadakan pengamatan
langsung
di
lokasi
penelitian terhadap objek yang akan
3.4 Jenis Data Yang Digunakan 1. Data primer
di teliti, objek yang di maksud
Yakni data yang di dapat
adalah pekerja anak usia sekolah,
langsung dari responden di antaranya
orangtuanya,
adalah:
pekerjaannya,
pekerjaan
responden,
kehidupan besera kegiatan sehari-
pengetahuan responden mengenai
hari di rumah dan aktifitas anak-anak
pendidikan
yang bekerja di usia sekolah.
responden lebih memilih bekerja
dan
sebab-sebab
ketimbang harus bersekolah.
2. Wawancara Merupaka kegiatan peneliti
2. Data sekunder
yang akan di lakukan peneliti dalam
Yakni data yang di peroleh
upaya mengumpulkan data dengan
untuk melengkapi data primer yang
cara
langsung
besumber dari intasi-instasi terkait
kepada responden secara mendalam
seperti kantor kepala desa, berserta
tentang hal-hal apa saja yang di
lampiran-lampiran dan juga literatur
perlukan
yang
mempertanyakan
berkenaan
dengan
penelitian, responden di sini adalah pekerja anak usia sekolah dan juga orangtua mereka.
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
di
anggap
perlu
dalam
melengkapi penelitian ini. 3.5 Teknik Analisi Data
Page 9
Penelitian ini memusatkan perhatian
dapat disebabkan oleh faktor ekonomi
secara intensif terhadap suatu objek
orangtua,
tertentu.Setelah data di kumpulkan maka
mengenai latar belakang sosial ekonomi
diperlukan
orangtua responden diantaranya meliputi:
pengolahan
atau
teknis
berikut
ini
tingkat
yang
kemudian
orangtua, penghasilan orangtua dalam setiap
dikelompokan menurut jenis dan macam
bulannya, etnis orangtua, jumlah tanggungan
data
orangtua, dan kepemilikan rumah pada
serta
yang
ditambahkan
dengan
metode
subjektif
menggunakan deskriptif.Dalam
hal
ini
dari
informen
penulis
kemudian
di
tuangkan dalam bentuk tulisan.Dalam membahas
masalah
ini
BAB V
penganalisanya,
maksudnya
FAKTOR PENYEBAB ANAK DI USIA SEKOLAH BERHENTI SEKOLAH DAN BEKERJA
penulis
menggunakan pendekatan kualitatif untuk
pekerjaan
orangtua pekerja anak diusia sekolah.
menganalisa data-data tersebut yang di dapat
orangtua,
dijelaskan
analisis data agar bisa di jadikan data lengkap
pendidikan
dapat
7.1.1 Kemauan Sendiri
penulis
memaparkan kalimat dalam membahas
Dari penilitian yang di lakukan oleh penulis terdapat 1 diantara 11 anak yang
permasalahannya.
sudah tidak bersekolah lagi di karenakan BAB IV
kemauan
Profil Keluarga Pekerja Anak di
Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua belakang
setatus
sosial
ekonomi dapat mempengaruhi seorang anak untuk
tersebut
lebih
memilih putus sekolah dan bekerja.Tingkat motivasi seorang anak berpengaruh terhadap
Usia Sekolah
Latar
sendiri.Anak
melakukan
pekerjaan
yang
keinginan untuk terus bersekolah, motivasi tersebut biasanya berawal dari keluarga, lingkungan, dan pada diri anak tersebut. 7.1.2 Faktor Jarak Desa Dengan Sekolah
menghasilkan upah didalam keluarganya
Dari penelitian yang dilakukan oleh
karena anak merupakan tanggung jawab
penulis terdapat 2 anak yang berhenti
keluarga yang seharusnya dipenuhi untuk
sekolah dikarenakan oleh faktor jarak desa
masa depannya. Pekerja anak diusia sekolah
dan sekolah. Di Kelurahan Kempas Jaya
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 10
untuk menempuh kesekolah SMP harus
tetangga, dengan menggunakan angkutan
menempuh jarak 8 Km, rata-rata anak
umum dengan biaya Rp 4000/hari (kecuali
tersebut menggunakan sepedah motor bagi
yang
yang memiliki kendaraan dan sebagian besar
sepedah motor).
menggunakan angkutan umum dengan biaya Rp 4.000/ hari. Minimnya uang jajan yang di berikan orangtua terhadap anak tersebut membuat anak memilih untuk berhenti sekolah dan melakukan pekerjaan.
mampu
menggunakan
Keadaan
kendaraan
yang
demikian
mengakibatkan beban biaya yang dirasakan oleh keluarga dari anak tersebut semakin besar
dan
memberatkan,
apalagi
sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa
7.1.3 Ekonomi Keluarga
pekerjaan
Kemiskinan menyebabkan anak-anak
orangtua
responden
adalah
sebagai petanisawit dan buruh tani.
berhenti bersekolah dan selanjutnya masuk
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh
kedunia kerja dengan harapan dapat lebih
penulis terdapat 4 anak dari 11 anak yang
meringankan beban orangtua dan membantu
berhenti sekolah lalu kemudian masuk
perekonomian keluarga, meski ada jaminan
kedunia kerja.Hal ini disebabkan karena
bagi
mendapatkan
biaya kehidupan semakin tinggi sehingga
pendidikan pemerintah selaku pihak yang
sangatlah berpengaruh besar terhadap dunia
bertanggung jawab memberikan keringanan
pendidikan yang seharusnya didapat oleh
untuk tidak membayar SPP. Akan tetapi
anak tersebut.
anak-anak
untuk
biaya pendidikan bukan sebatas itu saja keperluan seperti membeli perlengkapan yang dibutuhkan oleh anak tersebut sangat
7.1.4 Lingkungan Terdapatnya
faktor
eksternal
lah besar seperti membeli pakaian, sepatu,
penyebab anak menjadi pekerja anak diusia
buku, tas, dan lain-lain harus ditanggung
sekolah lebih berdominan dari lingkungan
oleh keluarga anak tersebut, belum jumlah
dan masyarakat di tempat dimana ia berada
tanggungan keluarga terhadap pendidikam
dan menjadikan anak itu terpengaruh akan
anak mereka lainnya. Selain itu jarak antara
kebiasaan
Kelurahan Kempas Jaya dengan sekolah
disekitarnya. Kehidupan anak-anak sekolah
pada
harus
yang merupakan komunitas dari masyarakat
menempuh jarak 8 KM kedekat desa
sekitarnya yang sangat renta terhadap apa
tingkat
SMP/
sederajat
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
dan
kehidupan
masyarakat
Page 11
yang ada pada masyarakat tersebut, baik dari
berat, terdapatnya 2 responden pekerja anak
segi kultur budaya maupun pola pemikiran
diusia sekolah yang di sebabkan oleh faktor
masyarakat itu sendiri terhadap pendidikan.
lingkungan tersebut.
Hal tersebutlah yang telah dirasakan anak-
BAB VI
anak yang berada di Kelurahan Kempas Jaya,
sedikit
banyaknya
mereka
akan
Pemahaman Orangtua Pekerja Anak di Usia Sekolah Terhadap Pendidikan
terpengaruh dengan budaya pekerja dimana masyarakat yang berada di Kelurahan Kempas Jaya pada umumnya bermayoritas
8.1
Tingkat
Pemahaman
Orangtua
Responden Terhadap pendidikan
sebagai petani sawit atau buruh pemanen sawit, kurangnya pemahaman mengenai
Motivasi yang terdapat pada diri seorang
pendidikan mengakibatkan adanya 2 orang
anak berawal dari latar belakang pendidikan
anak sebagai pekerja anak diusia sekolah
orangtua dalam hal menyekolahkan anaknya walau hal itu tidak selalu mutlak , sebagian
7.1.5 Faktor orangtua
besar pada zaman sekarang banyak orangtua
Fenomena anak menjadi pekerja
berpendidikan
rendah
tetapi
memiliki
erat
keinginan untuk menyekolahkan anak ke
hubungannya dengan keluarga yang terdapat
jenjang lebih tinggi agar nasib mereka tidak
didalamnya, dengan kondisi orangtua yang
seperti orangtuanya, akan tetapi ada juga
tergolong menengah kebawah membuat
orangtua
yang
pendidikan yang seharusnya didapat oleh
memiliki
motivasi
seorang
terhadap
pendidikan
anak
diusia
anak
sekolah
harus
sangat
berhenti
begitu
berpendidikan yang
rendah
rendah
anaknya.
pula Untuk
saja.Selain itu rendahnya motivasi yang di
mengetahui pandangan orangtua responden
dapat terhadap responden sangat lah rendah
terhadap pendidikan penulis melakukan
karena
orangtua
wawancara terhadap orangtua responden
responden masih tergolong rendah membuat
yang dalam memotivasi anaknya kurang
responden pekerja anak diusia sekolah
memahami akan pentingnya pendidikan
memilih
sehingga anak tersebut kehilangan hak untuk
tingkat
untuk
pendidikan
berhenti
sekolah
dan
melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak
mendapatkan
mereka lakukan karena mereka masih
wawancara yang telah dilakukan oleh
dibawah umur untuk melakukan pekerjaan
orangtua responden ada 2 kepala keluarga
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
pendidikan,
dan
dalam
Page 12
yang menganggap bahwa pendidikan itu
membantu
sangat lah penting.
yang
8.2 Kesadaran Orangtua Akan Pentingnya pendidikan
perekonomian
terdapat
didalam
keluarga mereka. 2. Anak menjadi pekerja anak diusia
sekolah
juga
oleh
faktor
Pola pikir seseorang pada awalnya dibangun
disebabkan
dan dibentuk melalui dunia pendidikan,
lingkungan pada masyarakat
apabila seseorang berpendidikan rendah
yang berada disekeliling anak
maka pandangannya terhadap pendidikan itu
tersebut
sendiri juga rendah terdapatnya 8 kepala
berdampak
keluarga yang masih kurang menyadari akan
buruk.
pentingnya pendidikan dimasa yang akan datang.
tinggal
apakah
baik
ataupun
3. Faktor orangtua juga
dapat
mempengaruhi seorang anak untuk
BAB VII
mendapatkan
pendidikan, KESIMPULAN DAN SARAN
motivasi
akan pekerja
hasil
anak
penelitian
diusia
mengenai
sekolah
(
pada
masyarakat petani sawit di Kelurahan Kempas
Jaya
yang
diberikan
orangtua terhadap anak maka
9.1 Kesimpulan Dari
kurangnya
Kecamatan
berdampak
buruk
terhadap pendidikannya yang akan
dibawa
kemasa
depannya.
Kempas
4. Faktor
jarak
kesekolah
Kabupaten Indragiri Hilir ) maka dapat
dengan
rumah
merupakan
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
salah satu penyebab anak
1. Rendahnya
motivasi
anak
diusia sekolah di karenakan faktor ekonomi dimana faktor ekonomi
merupakan
salah
satu penyebab anak berhenti sekolah pekerjaan
dan
melakukan
dengan
maksud
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
menjadi
malas
berangkat
sekolah
punyaan
biaya
untuk ketidak untuk
memiliki kendaraan sendiri dan ongkos untuk membayar kendaraan
umum
menjadi
penyebab
anak
berhenti Page 13
sekolah
dan
memutuskan
orangtua
karena
orangtua
untuk bekrja mencari uang
tersebut sibuk bekerja hingga
sendiri.
akhirnya dalam mengawasi
5. Kurangnya terhadap
pengawasan orangtua
pendidikan
anak
dalam
untuk
belajar
mendapatkan
menyebabkan
dan
pendidikan
yang lebih tinggi tidak lah
anak tersebut tidak dapat
menjadi
mengikuti
pelajaran
dari peran orangtua tersebut.
diberikan
oleh
yang sekolah
sehingga
membuat
anak
tersebut
berhenti
dan
terpenting
9.2 Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah khususnya Kabupaten
melakukan pekerjaan .
tujuan
Indragiri
Hilir
dapat
6. Pada dasarnya anak bekerja
memperhatikan kehidupan masyarakat yang
tanpa dasar paksaan dari
kurang mampu untuk dapat menyekolahkan
siapapun mereka hanya ingin
anak yang masih dibawah umur agar
membantu
mendapatkan
perekonomian
didalam
keluarganya
sehingga
anak
tersebut
memutuskan untuk berhenti dan bekerja.
tanpa
harus
melakukan pekerjaan. 2. kepada orangtua masyarakat di Kelurahan Kempas
Jaya
Kecamatan
Kempas
Kabupaten Indragiri Hilir dalam kesempatan
7. Adapun alokasi waktu anak dalam bekerja kurang sesuai dengan standar kerja karena masih ada anak yang bekerja lebih dari delapan jam dalam sehari. 8. Anak
pendidikan
ini
penulis ingin mengatakan bahwa
pendidikan itu sangat penting dan dapat mempengaruhi kehidupan anak-anak dimasa depannya, jadi tetap lah berusaha sekuat mungkin untuk terus dapat menyekolahkan anak ketingkat yang lebih tinggi.
juga
mendapatkan
kurang perhatian
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Page 14
DAFTAR PUSTAKA Agus Tono, Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah (Study Pada Petani Sawit Desa Bukit Payung, Kecamatan Bangkinang Sebrang, Kabupaten Kampar), Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Riau Alimin,
Eksploitasi Anak Penjajahan Ekonomi, Bandung : Tariso, 2009
David Lucas diterjemahkan oleh Nin Bakdi Sumanto, 1987, Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada Universitiy Press Conny R Saniawan, 2002, Pendidikan Keluaraga Dalam Era Global, Prehalliando, Jakarta Faisal Sanapiah & Nur Yasik, 1982, Sosiologi Pendidikan, Usaha Nasional, Jakarta Hasbullah, 2003, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Grafindo Persada.,Jakarta J. Dwi Narwoko, Bagong Suryanto, 20011, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Edisi Keempat, Cetakan ke-5, Kencana, Jakarta.
Muh.Hatta.Artikel .Persepsi Keluarga Terhadap P endidikan Anak. BKKBN.Kalimantan Timur. 1/17/2012 Nurlela Rahmadewi, 2003, Pekerja Anak Usia Sekolah dan Dampak Terhadap Prestasi Belajar di Kota Pekan Baru, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau Ravik Karsidi, 2008, Sosiologi Pendidikan, Lembaga Pengembangan Pendidikan, Jawa Tengah Ridwan M.B.A, 2003, Statistika, Alsbetta, Bandung
Dasar-Dasar
Rip Jones, 2010, Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Teori Teori Fungsionalisme hingga Poast-Modernisme, Cetakan Kedua Pustaka Obor Indonesia, Jakarta Sasmita, 1997, Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas SDM di Riau, Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Riau Soejatiningsih, 2004, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta EGC
Kamanto Sunarto, 1981, Pengantar Sosiologi, Lembaga Deografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Sultan,Alamsyah, 2006, Membina Keluarga Yang Harmonis, Jakarta: Ancan
Kartono, 2006, Perilaku Manusia, ISBN, Jakarta
Kebijakan dan Penangannya, Surabaya: Lutfansah Mediatama
McClelland David, 1983, Mengacu Pada Masyarakat Berprestasi, Intermedia, Jakarta
Suryanto Bagong & Sri Sanituti Hariadi, 2002, Krisis &Child Abuse, Kerja Sama AUP Dengan Perlindungan Anak di Jawa Tengah, Surabaya
Jom Fisip Vol.2 No: Oktober 2015[Type text]
Suryanto Bagong & Sri Sanituti Hariadi, 2006, Pekerja Anak: Masalah
Page 15