100
LAMPIRAN
101
Pedoman Wawancara Subyek
1. Identitas Subyek a. Nama
:
b. Tempat/tanggal lahir
:
c. Jenis Kelamin
:
d. Usia
:
e. Agama
:
f. Pendidikan
:
g. Pekerjaan
:
2.1 Latar Belakang Subyek a. Bagaimana cerita masa kecil anda mengenai hubungan sosialisasi anda di masyarakat, keluarga, dan sekolah? b. Apakah anda menyukai kegiatan organisasi di sekolah ataupun masyarakat? c. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan organisasi semasa anda bersekolah? Seingat anda organisasi apa saja yang anda ikuti? d. Apakah anda pernah menjadi pemimpin atau ketua dalam organisasiorganisasi yang anda ikuti? e. Apakah keluarga anda mendorong anda untuk mengikuti kegiatankegiatan sosial? f. Dalam bentuk apa dukungan keluarga anda tersebut? g. Apakah dukungan keluarga tersebut berpengaruh untuk anda? Seberapa besar pengaruh tersebut?
102
2.2 Pandangan subyek mengenai arti kepemimpinan a. Menurut pandangan anda, apakah arti kepemimpinan itu? b. Menurut
agama
kepemimpinan
dan
budaya
dilakukan
oleh
yang
anda
laki-laki
anut, atau
sebaiknya perempuan?
Berdasarkan apa hal tersebut? c. Sejauh mana anda mendalami agama dan budaya yang anda anut tersebut? d. Mana yang lebih baik, pemimpin laki-laki atau perempuan? Mengapa? e. Bagaimana dengan wanita sebagai pemimpin? Apakah ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik? Mengapa?
3.1 Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan wanita dalam keluarga a. Menurut pandangan anda, bagaimana kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dalam sebuah keluarga? b. Apakah seorang laki-laki selalu berhasil dalam memimpin keluarga? c. Bagaimana
mengenai
kepemimpinan
seorang
wanita
dalam
keluarga? d. Bagaimana jika dibandingkan dengan laki-laki? e. Saat suami anda masih hidup, bagaimana cara suami anda dalam memimpin keluarga?
103
f. Apa kekurangan dan kelebihan suami anda dalam memimpin keluarga? g. Bagaimana anda menyikapi kekurangan tersebut? h. Bagaimana dengan kepemimpinan yang anda lakukan dalam keluarga? Bagaimana cara anda dalam memimpin keluarga? i. Masalah apa yang sering muncul selama anda memimpin keluarga? j. Bagaimana anda mengatasi masalah tersebut? k. Apa kelemahan dan kelebihan anda dalam memimpin keluarga? l. Apakah impian anda untuk masa depan anak-anak anda? m. Apakah anda sudah merasa berhasil mendidik anak-anak anda sampai saat ini? n. Darimana anda menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan itu? o. Apa harapan ke depan anda untuk keluarga anda?
4.1 Masalah hubungan sosial pada wanita single parent a. Sudah berapa lama anda menjalin rumah tangga dengan almarhum suami? b. Kapan suami anda meninggal? Mengapa? c. Saat suami masih hidup, bagaimana suasana di dalam keluarga dengan kepemimpinan suami? d. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga saat almarhum suami masih hidup dan setelah suami anda meninggal? e. Apakah ada masalah mengenai hubungan anda dengan keluarga anda setelah suami meninggal? f. Berapa lama anda tinggal di lingkungan rumah anda ini? g. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat sekitar sebelum suami anda meninggal dan setelah suami anda meninggal?
104
h. Apakah tetangga anda pernah mempermasalahkan status anda sebagai wanita single parent? i. Sebelum suami anda meninggal, apakah anda ikut aktif dalam organisasi di masyarakat? Organisasi apa yang anda ikuti? j. Setelah suami anda meninggal, apakah anda tetap/menjadi aktif dalam kegiatan organisasi di masyarakat? k. Apakah anda senang mengikuti organisasi-organisasi tersebut? Mengapa? l. Apakah anda sering berkumpul dengan masyarakat sekitar untuk sekedar mengobrol? m. Apabila iya, apa yang biasanya menjadi bahan pembicaraan anda? n. Apabila tidak, mengapa?
4.2 Masalah Pola Asuh dalam keluarga a. Berapa anak anda? Berapa usia anak-anak anda? b. Apakah ada perubahan perilaku pada anak-anak anda saat masih ada suami dan setelah suami anda telah meninggal? Perilaku apa saja yang berubah dari anak-anak anda? c. Saat suami anda masih hidup, apakah beliau dekat dengan anak-anak anda? Lebih dekat dengan anda atau suami anda? d. Bagaimana cara anda mengasuh anak-anak anda tanpa kehadiran suami? e. Apakah
anda
mengalami
kesulitan
dalam
mengasuh
dan
membimbing anak-anak anda? f. Kesulitan apa saja yang anda hadapi? g. Bagaimana cara anda menangani perilaku anak yang tidak diinginkan?
105
h. Apakah anda pernah memberikan hukuman kepada anak anda apabila ia melakukan kesalahan? Apabila ada, hukuman seperti apa yang anda lakukan? i. Apakah anda pernah memberikan reward atau penghargaan saat anak anda mendapat prestasi atau melakukan perilaku yang anda sukai? Apabila ada, penghargaan seperti apa yang anda berikan?
4.3 Masalah Ekonomi yang dihadapi selama menjadi single parent a. Apakah keluarga anda menggantungkan perekonomian sepenuhnya hanya pada suami saat suami anda masih hidup? b. Apa pekerjaan suami anda saat beliau masih hidup? c. Apakah anda bekerja saat suami masih ada? d. Bagaimana kondisi perekonomian keluarga anda saat masih ada suami anda dan setelah suami anda meninggal? e. Apakah anda merasa berat menanggung perekonomian keluarga tanpa adanya seorang suami? f. Apa yang anda lakukan untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan keluarga? Apakah anda bekerja lebih keras dibanding saat suami masih ada? g. Pekerjaan tambahan apa yang anda lakukan setelah suami anda meninggal?
106
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek
A. Pola Asuh 1. Bagaimana pola asuh orang tua adek saat ayah masih hidup? 2. Bagaimana sekarang setelah ayah meninggal? Bagaimana cara ibu mengasuh anak-anaknya? 3. Apakah adek merasa nyaman dengan pola asuh yang dilakukan oleh ibu? 4. Nyaman mana dengan saat ayah masih ada? 5. Apakah ibu lebih sering marah-marah setelah ayah meninggal? 6. Siapa yang biasanya menahan amarah ibu apabila ibu sedang marahmarah?
B. Perekonomian 1. Bagaimana perekonomian keluarga adek sebelum ayah meninggal? 2. Lalu sekarang bagaimana? 3. Bagaimana cara ibu dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga seorang diri? 4. Apakah adek turut membantu ibu dalam hal perekonomian atau dalam mencari uang? 5. Bantuan apa yang adek berikan? 6. Apakah ibu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja? 7. Apakah dulu juga seperti itu saat ayah masih ada?
C. Hubungan Sosial 1. Bagaimana relasi sosial keluarga ada dengan tetangga saat ayah masih ada? 2. Lalu bagaimana dengan sekarang setelah ayah sudah tiada?
107
3. Apakah dulu ayah aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat seperti kerja bakti, arisan bapak-bapak, dan perkumpulan-perkumpulan lain? 4. Lalu sekarang setelah ayah sudah tidak ada, siapa yang menggantikan ayah dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut? 5. Apakah ibu pernah menyuruh adek untuk menikuti kegiatan-kegiatan sosial di masayarakat? 6. Bagaimana cara ibu untuk meminta adek mengikuti kegiatankegiatan tersebut? 7. Bagaimana usaha ibu untuk tetap dapat mengikuti kegiatan sosial di masyarakat? Upaya apa saja yang dilakukan oleh ibu?
108
LAPORAN VERBATIM SUBYEK I
Peneliti
Nama
: LT
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Subyek
“Selamat malam ibu, saya “Iya mbak, selamat malam” Anindita dari Fakultas Psikologi, Unika Soegijapranata, ingin melakukan wawancara dengan ibu untuk keperluan skripsi saya yang berjudul Fenomena Kepemimpinan Wanita Single Parent” “Sebelumnya untuk “LT (inisial)” melengkapi identitas perkenalkan dulu, nama lengkap ibu siapa?” “Alamatnya” “Jangli Tlawah Semarang” “Tempat, tanggal lahir dan “Semarang, 14 Februari 1965, jadi usia?” usianya 49 tahun ya.” “Agamanya apa ya ibu?” “Islam mbak.” “Pendidikan terakhir?” “SLTA” “Pekerjaannya?” “Ini membuat tempe.” “Wiraswasta ya bu berarti?” “Iya, wisraswasta.” “Terus dijual-jual gitu apa “Iya, buat sendiri terus dijual gimana bu?” sendiri.” “Pertama bisa nggak bu “Ya namanya anak kecil sering menceritakan sosialisasinya ibu main-main sama tetangga to semasa kecil seperti apa?” mbak.” “Waktu di sekolah ikut “Iya sering ikut, paling kan organisasi-organisasi gitu pramuka, OSIS, gitu”
Thema
Analysis
Hubungan sosial subyek saat kecil
Hubungan sosial subyek saat kecil baik
Cod
109
nggak bu di sekolah? “Pernah nggak ibu jadi pemimpin dalam organisasi tersebut?” “Lalu apa orang tua ibu ikut mendukung kegiatan organisasi yang ibu lakukan?” “Dukungan seperti apa yang dilakukan oleh orang tua ibu?”
“Apakah orang tua ibu memberikan fasilitas kepada ibu untuk melakukan sosialisasi?” “Kalau pandangan ibu sendiri mengenai pengertian kepemimpinan apa ya bu?” “Menurut ibu, lebih baik mana pemimpin laki-laki atau perempuan?” “Lebih baik mana bu, laki-laki atau perempuan?”
“Kalau menurut agama dan budaya yang ibu anut sendiri, seorang pemimpin itu laki-laki atau perempuan?” “Seberapa jauh ibu mendalami agama yang ibu anut?” “Bagaimana kalau seorang wanita menjadi pemimpin?”
“Nggak pernah mbak, paling ya anggota.”
Kepemimpinan pada diri subyek
“Iya mbak, mendukung.”
Dukungan keluarga terhadap hubungan sosial
Tidak terdapat pengalaman memimpin Terdapat dukungan dari keluarga
Dukungan keluarga terhadap hubungan sosial
Dukungan tidak terlalu kuat
Dukungan keluarga terhadap hubungan sosial
Tidak ada fasilitas dari orang tua
“Ya nek orang dulu itu kan nggak begitu ngerti masalah kayak gitu, sing penting wong tuwo liat bocah iki kumpulane ning kene ning kene, ngono mbak.” “Orak yo mbak, orang tua ki sing penting ngertine kumpulane sing bener ngono tok mbak, rak ngerti sing liya-liyane.” “Seseorang yang harus bertanggung jawab pada organisasi yang ia pimpin itu.” “Ya bisa laki-laki bisa perempuan.”
“Aku nggak kolot og mbak, kalau perempuan bisa mampu memimpin ya nggak masalah.” “Kalau agama ya aku laki-laki.”
“Ya biasa lah mbak, nggak terlalu fanatik.” “Biasanya sih akeh mimpin ki yo laki-laki mbak, nek perempuan ki nggak begitu mengerti nek ono opo-opo ki lho mbak contohe wae nek mati lampu ning omah nek wong lanang kan wis biasa
+
-
+
+
Pengertian kepemimpinan Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Pandangan agama subyek mengenai kepemimpinan
Kepemimpinan wanita
Fleksibel
-
Fleksibel
-
Laki-laki yang menjadi seorang pemimpin
+
Terdapat banyak kesulitan yang dialami oleh seorang pemimpin
+
110
langsung iso ganti lha nek aku kan yo angel repot banget mbak.” “Bagaimana dengan pemimpin “Kalau pemimpin dalam dalam keluarga?” keluarga ya memang dimanamana laki-laki mbak, tapi kalau suami sudah meninggal kan ya mau tidak mau istri yang harus menjadi pemimpin keluarga.” “Sekarang kan ibu menjadi “Yo pokoke saiki aku urip nggo pemimpin keluarga, bagaimana anak-anakku mbak, aku kudu ibu dapat memimpin dengan banting tulang nggo bocah ben baik?” iso sekolah, pokoke pendidikan ki paling penting ngono lho mbak, ojo sampe mandeg sekolahe.” “Bagaimana cara ibu dalam “Nek aku santai, kalau anak itu memimpin keluarga?” salah ya dikasih tau, aku bersikap kadang-kadang seperti teman, kadang seperti sahabat, kadang menjadi ibu buat anak-anak supaya mereka bisa nyaman kalau ada di deketku, sukanya tak tanggap ben cerita ngapain aja tadi di sekolah terus ngko ngecipris cerita dewe, ngono mbak.” “Apa ibu meniru “Nek aku anak-anak tak kasi kepemimpinan yang dilakukan pengertian, piye corone ben anakoleh bapak?” anakku iso terbuka mbek aku, aku iso dadi koncone iso dadi ibune ngono.” “Bagaimana kepemimpinan “Bapak orangnya tegas, yang dilakukan oleh bapak bertanggung jawab, sayang selama masih hidup dulu?” keluarga, pekerja keras.” “Masalah apa bu yang sering “Yo masalah kuwi mbak, nek pas muncul selama ibu memimpin dimintain sesuatu pas kudu keluarga?” kebutuhan sekolah kuwi, nek bocah-bocah minta pas nggak punya uang kan piye to mbak, nggregel rosone, paling dhuwit makan sing tak kurangi. Nek masalah anak-anak alhamdulillah sejauh ini masih bisa tak tangani mbak, paling kan mereka podo
wanita Pemimpin dalam keluarga
Laki-laki sebagai pemimpin dalam keluarga
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Pendidikan yang utama, menjadi tulang punggung keluarga
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Bersikap demokratis
+
+
-
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Memberi pengertian kepada anakanak
Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga Masalah yang muncul pada kepemimpinan subyek dalam keluarga
Pemimpin yang baik
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Masalah ekonomi yang sering muncul dan masalah pengasuhan anak Terdapat unsur kekerasan fisik dalam mendidik anak
-
+
+
+
111
“Kalau anak apa menuruti nasihat-nasihat ibu?” “Apa anak-anak pernah melawan kepemimpinan yang ibu lakukan?”
“Bagaimana ibu mengarahkan anak-anak ibu untuk masa depannya?” “Kalau sekarang yang tinggal di rumah ada siapa saja bu?” “Anak ibu berapa ya? Usianya berapa?”
“Maaf bu, sudah berapa lama ibu menjalin rumah tangga dengan almarhum suami?” “Lalu bagaimana hubungan keluarga ibu saat suami masih ada dan saat suami sudah meninggal?”
nggodani adike terus gelud dewe ngono to mbak. Aku nek lagi podo tukaran ngono yo paling tak jiwit, gemes aku mbak nek kandani angel tenan ngono, wis wong tuwo ki kesel kok malah anakanake podo tukaran ngono.” “Alhamdulillah nurut semua mbak.” “Yo, pernah nek aku nesu ki, lho ibu ki kok nesu-nesu terus to, terus nek sing siji diseneni sing siji ora ngko meri mbak, bocah-bocah ki merinan lho mbak, serba salah dadi bingung juga nek mbelani sing siji diomongi pilih kasih nek rak ono sing dibelani ngko gelut terus, ngono kuwi wis nek bocahbocah.” “Nek bocah-bocah ki rak tak pekso og mbak, paling yo tak kei pandangan-pandangan nek sekolah iki ngko kerjone iki, enake ngene orake ngene.” “Ada anak-anak saya.”
Perilaku anak terhadap kepemimpinan subyek Perilaku anak terhadap kepemimpinan subyek
Dapat diatasi
Terdapat perlawanan dari anak dan terdapat kebingungan pada subyek
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Terdapat unsur demokratis
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Terdapat kecemasan mendalam pada diri subyek
+
-
“Ada tiga mbak, yang nomer satu, 21, yang nomer dua SMP kelas 2 tahun 2000, yang nomer tiga SD kelas 6 tahun 2003 lahire, 11 tahun berarti.” “Saya rumah tangga ki tahun 1991 terus suamiku meninggal tahun 2007.” “Ya pasti ada perbedaan ya mbak, opo meneh pas sebelum meninggal itu, walah bingung banget mbak, itu kan tahun 2007 itu kan yang nomer satu SMP
+
112
“Kalau tetangga-tetangga gitu hubungannya gimana bu? Ada perbedaan perilaku nggak saat ibu menjadi single parent?” “Kalau arisan gitu aktif nggak bu?”
“Harus aktif terus ya bu kalau pegang uang gitu?” “Apakah ibu sering menyempatkan diri untuk sekedar berbincang-bincang dengan tetangga?” “Lalu perilaku anak-anak sendiri gimana bu setelah bapak nggak ada?”
“Bagaimana cara ibu dalam mendidik anak-anak?”
kelas dua, yang nomer dua baru mau masuk SD terus yg ketiga tu baru TK tu lho mbak. Padahal ki bapake ki jek ning rumah sakit mbak, terus aku kudu nglebokke anakku SD mbek TK. Kudu ngurusi anakku mbayar seragam, mbayar segala macem, ning rumah sakit, wahhh bingung banget mbak.” “Ya sama aja mbak, aku jadi orang tu kalo keluar ya paling arisan, rak seneng keluar-keluar ngono og. Paling yo nek wis bar urusan aku ning njero ngono.” “Aktif mbak dulu, jadi pengurus jadi bendahara. Aku ki mbiyen meh leren mbak mosok aku terus, terus tak pasrahke tonggoku malah bar kuwi deen hamil terus dikekke ning aku meneh, walah sampe kapan iki nek ngene iki.” “Iya mbak, kan nek nggak berangkat nggak penak.” “Nggak mbak, saya nggak yang suka ngobrol gitu kok, paling ya kalau keluar ke warung gitu nyapa terus ngomong-ngomong bentar.” “Yo nek emosional kan wajar wong jek SMP, nek deen jek nesu ki tak jarke wae ngono mbak, ngko nek wis tenang lagi tak ajak omongan. Paling ki cuma dibedo mbek sedulur-sedulure ki lho mbak, tukaran-tukaran ngono.” “Kalau saya ya tak kasih tau mbak, tak bimbing, tak ajari sesuai kemampuanku nek masalah belajar gitu barang to, nek aku iso yo tak ajari, nek nggak ya dia tak suruh belajar sendiri, nek
Masalah perekonomian keluarga
Masalah hubungan sosial
Masalah hubungan sosial : Organisasi Formal
Masalah hubungan sosial Masalah hubungan sosial : Sosialisasi Informal Perilaku anak setelah subyek menjadi single parent
Masalah pola asuh anak
Masalah kesulitan keuangan sangat dirasakan oleh subyek
Tidak terdapat perbedaan : tidak pernah berinteraksi lebih dengan masyarakat Aktif
+
+
-
Terdapat unsur keterpaksaan Tidak Aktif
+
+ Terkadang muncul masalah emosional pada anak
Terdapat kesulitan dalam membimbing anak-anak belajar
+
+
113
“Kalau masalah ibadah, hubungan sosial anak-anak gitu gimana bu?” “Pernah memberikan hukuman bu kepada anak-anak ibu?”
“Kalau masalah mengurangi uang jajan itu nggak ya bu?”
dulu kan misalnya aku nggak bisa ada bapaknya yang lebih pinter, kalau sekarang yo sak isone.” “O nek ibadah nomer satu mbak, tak oyak-oyak terus, kakaknya yang nomer 1 itu juga ikut ngoyak-oyak adiknya suruh pada shalat.” “Nggak pernah mbak nek hukuman paling yo tak cubit nek omongane nggak baik yo tak plok mulutnya.”
Masalah pola asuh anak
Masalah pola asuh anak
“Ya nek itu nggak, nek nggak punya uang ya nggak tak kasi, nek punya uang ya tak sangoni.”
Masalah pola asuh anak
“Ibu memberikan penghargaan untuk anak ibu yang berprestasi?”
“Nah aku kadang ngomong, nek kowe rangking 1 tak kei hadiah, nggo memacu to ngono mbak.”
Masalah pola asuh anak
“Contohnya hadiah apa bu yang pernah ibu berikan?”
“Pernah tak ajak manganmangan ning njobo, yo sakmampuku to pokoke mbak, wong rak nduwe dhuwit kan yo sing penting nuruti anak sakisone orak sing larang-larang ngono.” “Belum mbak, nek anak-anak belum selesai sekolahnya tu aku belum berhasil berarti. Pokoke sampe anakku lulus, iso kerjo, ketok, ngono.” “Wah nek masalah itu yo beda banget, banget-banget bedone.”
Masalah pola asuh anak
“Apa ibu sudah merasa berhasil dalam mendidik anakanak?” “Kalau untuk masalah ekonomi saat masih ada bapak dan sekarang setelah nggak ada bapak bagaimana bu?” “Dulu waktu bapak masih ada kerjanya apa bu?” “Sejauh apa bu
Keberhasilan dalam pola asuh
Butuh bantuan anak pertama untuk membimbing shalat Terdapat kekerasan fisik pada pengasuhan subyek Berlaku semampunya tanpa memikirkan kebutuhan anak Terdapat reward untuk anak berprestasi Terdapat reward untuk anak berprestasi
+
+
+
-
-
Belum berhasil
+
Masalah perekonomian
Subyek sangat kesulitan
Masalah
Subyek sangat
+
“Kontraktor” “Nek dulu kan ya bapake
+
114
perbedaannya?”
penghasilan alhamdulillah besar to mbak buat aku, dadi iso nyukupi kebutuhan keluarga, mangan, sekolah bocah-bocah ki wis iso lunas kabeh, iso ngajak bocah-bocah liburan barang to mbak bar bapak nggak ada kan aku bingung banget wong aku rak kerjo barang.” “Bagaimana cara ibu agar tetap “Aku langsung belajar nggawe dapat memenuhi kebutuhan tempe kuwi, kabeh-kabeh kudu keluarga?” aku dewe sing nyukupi, mangan, sekolah anak-anak, transport, nek sekolah sih rak mbayar mbak wong negeri, tapi transport, buku karo sangune ki lho mbak sing masalah banget, kan kuwi akeh banget kudune mbak.” “Yasudah bu, gitu dulu “Sudah cuma itu mbak, yasudah.” wawancara dari saya.” “Iya bu, mari selamat malam “Iya terimakasih mbak.” bu selamat istirahat.”
prekonomian
kesulitan
Penyelesaian masalah perekonomian
Berusaha membuat usaha sendiri
+
Wawancara Tambahan dengan Subyek “Selamat sore ibu, saya “Iya mbak” meminta waktunya untuk wawancara kembali agar mendapatkan data yang lebih akurat untuk penelitian saya.” “Bagaimana hubungan suami “Baik mbak, sama tetanggaibu dengan lingkungan sekitar tetangga juga deket dulu juga semasa masih hidup? Apakah bapak jadi ketua RT di sini. Kalo bapak aktif mengikuti kegiatan kegiatan-kegiatan ya jelas ikut organisasi di lingkungan mbak, kayak arisan bapakmasyarakat?” bapak, pengajian, kerja bakti, rapat RT gitu” “Jadi bapak aktif sekali ya “Iya mbak, nggak dateng kegiatandalam kegiatan sosialisasi di kegiatan gitu tu ya paling kalau masyarakat.” lagi di dinas di luar kota, kalau di rumah ya pasti datang.” “Lalu bagaimana sekarang saat “Maksudnya kegiatan apa ya?”
Hubungan sosial saat suami masih hidup
Sangat aktif dalam kegiatan di masyarakat
+
115
bapak sudah meninggal? Dalam keluarga ibu adakah yang menggantikan bapak untuk mengikuti kegiatankegiatan tersebut?” “Ya kegiatan seperti yang ibu sebutkan tadi, arisan bapakbapak, pengajian, rapat RT, kerja bakti, begitu bu?” “Bagaimana dengan ibu? Apakah ibu juga tidak menggantikan bapak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?”
“Lalu apa usaha ibu untuk dapat tetap mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat?” “Apakah ibu berusaha agar sosok bapak tetap ada dalam masyarakat?”
“Oooo kalo itu ya nggak ada mbak, anakku kan cewek-cewek semua jadi ya nggak pada mau kalau ikut acara-acara seperti itu? “Wah ya nggak mbak kalo saya, rak penak karo tanggane wong nek acara kayak gitu kan bapak-bapak semua yang dateng. Tapi kan yo tanggatanggane wis ngerti nek bapake udah nggak ada jadi kan pada maklum to mbak.” “Usaha gimana maksudnya?”
“Nggak juga sih mbak, tetangga juga sudah pengertian kok, tau kalau bapaknya sudah nggak ada ya nggak menuntut saya sama anak-anak buat menggantikan bapak.” “Oooo begitu ya bu.” “Iya mbak.” “Bagaimana cara ibu untuk “Ya kalo biar tau informasi sih tetap dapat mengikuti saya juga dari omong-omongan perkembangan-perkembangan sama ibu-ibu gitu, misalnya ada yang ada di lingkungan rumah yang sakit kan terus besuknya ibu, misalnya untuk sama rombongan ibu-ibu, kalo mengetahui informasiacara 17an ya paling juga tahu dari informasi yang ada, acara yang ibu-ibu, kalau yang kayak akan diadakan masyarakat, pengajian gitu kan ada seperti itu bu, bagaimana cara undangannya ke rumah mbak, tapi ibu?” dulu waktu bapak masih ada, setelah bapak sudah nggak ada ya nggak pernah dapet lagi paling ya cuma tahu kalau ada pengajian tapi nggak datang.” “Apakah ibu tidak pernah “Ya nggak mbak, kasian wong
Hubungan sosial setelah bapak meninggal Hubungan sosial ibu setelah bapak meninggal
Hubungan sosial ibu setelah bapak meninggal Hubungan sosial ibu setelah bapak meninggal
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Tidak ada anggota keluarga yang menggantikan Tidak pernah mewakili bapak dalam kegiatan di masyarakat
Tidak ada usaha untuk menggantikan posisi bapak di masyarakat?
+
+
+
Informasi hanya didapat dari ibu-ibu
+
Hubungan sosial
Tidak ada
+
116
meminta anak-anak ibu untuk menggantikan bapak mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?”
cewek-cewek semua, nggak tau besok kalau ada yang sudah menikah kan suaminya yang saya suruh datang, tapi kalau anak cewek-cewek kan wagu to mbak nek datang ke kaya gitu.” “Pola asuh demokratis ya mbak kayaknya.”
“Begitu ya bu.. kalau masalah pola asuh, pola asuh seperti apa yang ibu jalankan untuk anakanak? Apakah demokratis, permisif, atau otoriter?” “Darimana ibu menilai sisi “Darimana ya, hahaaa kurang tau demokratis tersebut?” mbak.” “Kalau demokratis itu kan “Iya, memang yang demokratis tidak pernah memaksakan ya, kan saya memang nggak kehendak, mendengarkan penah memaksakan kemauan aspirasi anak-anak, saya sama anak-anak tapi tetap mendiskusikan segala sesuatu mengarahkan anak-anak juga dengan anak-anak. Apabila supaya mendapatkan yang terbaik otoriter yaitu sebaliknya, untuk kehidupannya, pendidikan, memaksakan kehendak hati pertumbuhan, dan kesehatannya ibu, menghukum anak-anak begitu to mbak. Kalau apabila tidak menurut, menghukum ya paling apa ya, sedangkan permisif yaitu saat nggak yang kejam gitu tapi paling ibu tidak mempedulikan anakdijiwit to mbak nek wis gemes anak, membiarkan anak-anak banget ki wong ya anak-anak ki untuk melakukan dan memang mbeling-mbeling nek rak memutuskan segala sesuatunya tau diseneni yo piye to mbak wong sendiri tanpa memberi arahan jenenge wong tuwa.” kepada anak-anak seperti itu bu..” “Iya-iya bu, jadi tetap ada “Iya paling kan tak theot ngono hukuman namun masih wajar tapi kan yo rak tenanan mbak, begitu ya?” rak sing sampe bocahe nganti lara ngono.” “Begitu ya bu.. mengapa ibu “Karena kan bapaknya sudah tidak memilih untuk bersikap ada jadi kalau ada masalah apa demokratis kepada anaksegala macem kan saya anak?” pertimbangannya sama anak-anak to mbak, hidupnya kan juga sama mereka untuk kebaikan mereka juga jadi dibicarakan bersama,
setelah bapak meninggal
usaha untuk mengikuti kegiatan sosial dengan bapakbapak
Pola asuh setelah bapak meninggal
Demokratis
Pola asuh setelah bapak meninggal
+
Tidak memaksakan kehendak, mengarahkan anak-anak
+
Pola asuh setelah bapak meninggal
Pola asuh setelah bapak meninggal
Diberi hukuman fisik tapi tidak serius Pertimbangan kepada anakanak
-
-
117
“Oooo begitu ya bu, baiklah bu kalau begitu, boleh saya lanjutkan wawancaranya dengan anak ibu? Karena saya membutuhkan kelengkapan data dari anak ibu juga.”
anak-anak kan juga tidak susah diberi pengetian jadi tidak perlu dikerasi gitu lho mbak, paling dikandani sekali dua kali yo wis ngerti.” “Oh ya boleh mbak, sebentar saya panggilkan anak saya.”
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek ( I ) Peneliti
Anak Subyek
“Selamat sore dek, saya ingin mengganggu waktunya untuk menggali informasi mengenai kepemimpinan yang dilakukan oleh ibu dalam keluarga setelah bapak tidak ada.” “Bagaimana cara ibu dalam memimpin keluarga?”
“Oh iya.”
“Yaa disiplin, terus tegas, sabar dalam menghadapi anak-anak.”
“Apa kelebihan ibu dalam memimpin keluarga?”
“Ibu semangat.”
“Kalau kekurangan yang dimiliki oleh ibu?”
“Sering marah-marah.”
“Masalah apa sih yang biasanya dihadapi oleh ibu dalam memimpin keluarga?” “Yang biasanya membuat ibu bertengkar dengan anakanaknya bagaimana?” “Bagaimana cara ibu dalam menghadapi masalah tersebut?”
“Paling ibu bertengkar sama anak-anak.”
“Anak-anak kalau dimarahin
“Paling jahil-jahilin adek.” “Paling ibu ngomel, marah, terus nangis.” “Ya paling nglawan, mbantah
Thema
Analysis
Kepemimpinan subyek dalam keluarga Kepemimpinan subyek dalam keluarga Kepemimpinan subyek dalam keluarga Masalah subyek sebagai single parent Masalah subyek dalam pola asuh anak Penyelesaian masalah pada kepemimpinan subyek Perilaku anak
Disiplin, tegas, dan sabar
Cod
-
Semangat
Terdapat unsur agresifitas Bertengkar dengan anakanak
Kurang dapat berkomunikasi dengan keluarga Terdapat
+
+
+
+
118
sama ibu apa yang dilakukan?”
pake omongan gitu.”
“Menurut adek, ibu itu mengasuh anak-anak secara demokratis, permisif, atau otoriter?” “Apa yang membuat adek merasa kalau ibu itu demokratis?” “Kalau ibu memarahi anakanaknya dan memaksakan kehendaknya itu tidak adek anggap sebagai pola asuh yang otoriter? Yang sering marahmarah dengan anak-anaknya sampai menangis begitu.” “Oooo gitu ya dek, jadi ibu juga mengkomunikan segala sesuatu sama anak-anak ya? “Saran apa yang akan adek katakan untuk ibu?” “Oooo gitu ya dek, yasudah kalau begitu terimakasih informasinya dek.”
“Demokratis?”
perlawanan dari anak Pola Asuh Ibu Demokratis
“Sayang sama anak-anaknya, kalau marah juga karena sayang sama anak-anaknya.” “Nggak mbak, ibu marah-marah itu ngasih tau anaknya, untuk kebaikan anaknya juga kok, nggak pernah memaksakan kehendak juga.”
Pola Asuh Ibu
“Iya mbak.”
Pola Asuh Ibu
+
Demokratis Pola Asuh Ibu
+
Demokratis
+
Demokratis
+ “Ya lebih sabar, nggak marahmarah terus.” “Iya sama-sama.”
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek ( II ) Peneliti
“Selamat sore mbak, saya eminta waktunya sebentar ya ntuk melakukan wawancara engenai keluarga mbak W.” Bagaimana pola asuh orang ua mbak W saat ayah masih hidup?” Apakah orang tua mbak W emanjakan anak-anaknya?” Apakah orang tua mbak W selalu mengikuti keinginan anak-anaknya?”
Anak Subyek
Thema
Analysis
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Sabar
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Tidak selalu dimanjakan
Coding
“Iya mbak.”
“Saat dulu ya, ya sabar, jarang memarahi anak-anaknya.”
+
“Ya biasa aja mbak.” “Nggak juga mbak, kadang ya ada yang nggak boleh, dilarang sama orang tua walaupun anaknya pengen.”
+
119
“Contohnya seperti apa mbak?”
Kalau masalah sekolah begitu ng memilih sekolahan orang tua atau mbak?”
adi saat memilih SMP orang tua mbak meminta pertimbangan kepada mbak begitu?”
“Ya dulu kan saya dan adek-adek saya masih kecil ya, jadi kalau pas lagi minta pergi-pergi kemana gitu kan nggak selalu diturut, kalau minta mainan juga dipilih-pilih nggak selalu yag ditunjuk terus dibeliin gitu.” “Kalau dulu sih orang tua mbak, kan masih kecil, tapi saat SMP orang tua yang mengikuti keinginan saya.” “Iya mbak karena nilai saya kan juga di atas rata-rata jadi saya dibebaskan memilih sekolah yang saya inginkan yang penting masuk dengan nem saya.” “Apa ya, lupa saya mbak.”
Lalu ada contoh lain nggak saat orang tua mbak W emberikan kebebasan kepada mbak untuk memilih sesuatu saat bapak masih ada?” “Bagaimana pola asuh ibu “Ibu lebih bekerja keras sih mbak, setelah bapak meninggal? giat cari uang jadi waktu untuk Apakah ada perbedaan?” anak-anaknya juga semakin sedikit tapi kan anak-anaknya sudah mulai besar-besar jadi ya lebih gampang diurus, dulu kan ibu punya banyak waktu untuk mengurus saya dan adek-adek karena ibu tidak bekerja, kalau setelah bapak meninggal kan ibu harus bekerja untuk keluarga jadi ya untuk anak-anak tidak banyak waktu, paling kalau pagi ngurusin sarapan habis itu anak-anak sekolah, nanti ibu yang jemput sampai rumah sudah mbuati tempe lagi sama beres-beres rumah, malemnya sudah capek.” “Apakah ibu juga memberi “Iya semakin besar anaknya kan bebasan untuk anak-anaknya semakin dibebaskan seperti saya alam memilih sesuatu hal?” memilih kampus, bekerja, ibu kan
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Terdapat arahan dari orang tua +
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Terdapat pengarahan dari orang tua
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Terdapat kebebasan untuk memilih
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Ibu tidak memiliki banyak waktu untuk anakanak karena kesibukan bekerja
+
+
+
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Diberi kebebasan dalam memilih
-
Menurut mbak W pola asuh a yang diberikan ibu kepada anak-anaknya? Apakah ibu eseorang yang demokratis, ermisif, otoriter, atau seperti apa begitu?” “Apakah ada unsur otoriter pada pola asuh ibu?”
“Iya, memaksakan kehendaknya, memberi ukuman apabila anak-anak idak menuruti ibu, apa ada unsur seperti itu?
Apa Mbak W masih sering dimarahin oleh ibu?”
“Oooo begitu ya mbak.” “Apakah ibu sering maraharah saat bapak masih ada?”
Lalu sekarang setelah ayah meninggal bagaimana?”
mbak sebelumnya, kalau n keluarga bagaimana saat n sekarang setelah bapak nggal?”
auh berbeda ya mbak?”
120
hanya ngasih wejangan aja tapi semuanya dipasrahkan kepada saya yang menjalani.” “Kalau menurut saya ya demokratis mbak, nggak pernah memaksaan kehendak kok, paling hanya memberi wejangan aja untuk anak-anaknya.” “Kalau otoriter itu kan nyuruhnyuruh gitu ya mbak?” “Nggak sih mbak, ibu itu hanya memberi arahan kepada anaknya, memberi pertimbangan, ya mungkin kalau seorang ibu marah kepada anaknya itu kan hal yang biasa ya mbak, tapi tidak sering marah juga kok.” “Nggak mbak, adek-adek paling yang serih dikasih tau kalau pas susah belajar, susah shalatnya gitu.” “Nggak mbak, ya wajar kalau ibu tu marahnya.” “Sama saja ya, tapi mungkin sering meminta pengertian kepada anaknya untuk nurut sama ibu karena bapak sudah nggak ada.” “Kalau ekonomi memang berbeda mbak, karena dulu kan bapak yang bekerja di perusahaan kontraktor, ibu sebagai ibu rumah tangga, tapi setelah bapak meninggal kalau swasta kan nggak dapat pensiunan jadi ibu mulai bekerja memproduksi tempe itu mbak lalu dititipkan di pasar.” “Iya, sangat berbeda karena dulunya memang ibu tidak
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Pola asuh demokratis
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Pola asuh demokratis
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Pola asuh demokratis
Pola asuh ibu sebelum bapak meninggal Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Tidak sering marah
Perekonomian keluarga
Jauh berbeda saat bapak masih ada dan setelah bapak meninggal
Perekonomian keluarga
-
Pola asuh demokratis
Tidak sering marah
Sangat berbeda
-
-
+
+
mana mbak? Misalnya dulu atu langsung bisa beli kalau u punya investasi apa saja, perti itu atau bagaimana?”
, lalu mengenai hubungan masyarakat bagaimana?” if mengikuti kegiatan di arakat?”
napa mbak?”
ah dulu bapak aktif dalam masyarakat?”
121
bekerja.” “Ya dulu kan uang sekolah, uang buku, uang jajan sudah selalu disediakan sama bapak, sekarang kan ibu harus bekerja keras sendirian untuk membayar itu, dulu juga alhamdulillah saya punya mobil tapi setelah bapak meninggal kan mobilnya dijual mbak untuk memenuhi kebutuhan sementara selama ibu belum memiliki pekerjaan.” “Baik-baik aja sih mbak, nggak ada masalah.” “Dulu aktif sih mbak waktu SMA gitu, sama remaja, tapi sekarang sudah jarang.” “Temen-temen sepantaran saya tu sudah pada kerja, ada yang sudah menikah juga jadi ya nggak pernah kumpul remaja.” “Aktif sekali mbak karena dulu RT.”
rapat, kerja bakti seperti itu h bapak ya?”
“Iya mbak.”
dalam keluarga mbak yang lnya dalam pengajian, rapat erti itu?” gin mewakili bapak?”
“Nggak ada mbak, sudah nggak ada yang mewakili.”
mbak dan adek-adek untuk kan bapak?”
“Nggak pernah mbak, kan bapakbapak semua yang ikut acara itu.” “Nggak pernah sih mbak.”
Perekonomian keluarga
Dulu ibu tidak perlu bekerja segala kebutuhan telah dipenuhi oleh bapak
Hubungan sosial
Baik-baik saja
Hubungan sosial
Aktif kegiatan remaja saat SMA, sekarang sudah tidak Sekarang tidak aktif lagi dalam kegiatan remaja Sangat aktif
Hubungan sosial
Hubungan sosial saat bapak masih ada Hubungan sosial saat bapak masih ada Hubungan sosial setelah bapak meninggal Hubungan sosial setelah bapak meninggal Usaha ibu dalam mendidik anakanaknya untuk mengikuti kegiatan sosial menggantikan bapak
+
-
-
-
Sangat aktif Tidak aktif lagi + Tidak aktif + Tidak ada usaha yang dilakukan oleh ibu
+
122
LAPORAN VERBATIM SUBYEK II
Nama
: SH
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Peneliti “Selamat malam ibu, saya Anindita dari Fakultas Psikologi, Unika Soegijapranata, ingin meminta waktu ibu sebentar untuk melakukan wawancara demi keperluan skripsi saya yang berjudul Fenomena Kepemimpinan Wanita Single Parent
Subyek “Oh iya, selamat malam dik”
“Sebelumnya untuk melengkapi identitas perkenalkan dulu, nama lengkap ibu siapa?” “Tempat, tanggal lahir dan usia?” “Agamanya apa ya ibu?” “Pendidikan terakhirnya?”
“Saya? SH (inisial).”
“Pekerjaannya?”
“Bagaimana hubungan sosialisasi ibu di lingkungan rumah maupun di sekolah saat
“Magelang, 12 Desember 1965, 49 tahun.” “Islam.” “SPG, kalau sekarang setara dengan SMK.” “Sekarang jualan keliling, sambil kalau ada tetangga yang nyuruh kita masak ya mau, jualan peyek kacang dan nasi bungkus.” “Ya baik, dulu kan kalau di sekolah ada Pramuka, OSIS, Karang Taruna gitu, ikut
Thema
Analysis
Cod
Perekonomian keluarga
Hubungan sosial subyek saat masih kecil
Hubungan sosial subyek baik
-
123
masih kecil?” “Kalau menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi apakah sudah pernah?” “Menurut ibu, apa sih arti kepemimpinan?”
organisasi itu menjadi anggota itu.” “Belum, paling anggota.”
Kepemimpinan pada subyek
Tidak ada pengalaman memimpin
+
“Kayak menjadi ketua dalam organisasi gitu.”
Pengertian kepemimpinan menurut subyek
“Lalu menurut pandangan ibu mana yang baik, seorang pemimpin laki-laki atau perempuan? Mengapa?”
“Menurut saya ya laki-laki, soalnya laki-laki lebih tegas dan terampil dalam menjalankan tugasnya daripada perempuan.”
Laki-laki lebih baik dalam memimpin
+
“Kalau menurut pandangan agama dan budaya yang ibu anut, seorang pemimpin baiknya laki-laki atau perempuan?” “Sejauh mana ibu mendalami agama ibu sehingga ibu dapat menyimpulkan bahwa pemimpin adalah laki-laki?” “Bagaimana menurut ibu apabila seorang perempuan menjadi pemimpin?”
“Ya laki-laki, dalam agama tu kan ya yang wajib memang seorang pemimpin adalah lakilaki.”
Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Kepemimpinan menurut agama dan budaya subyek
Laki-laki sebagai pemimpin
+
“Ya biasa aja mbak saya, menjalankan ibadah sesuai waktunya aja.”
Pendalaman agama yang dianut subyek
Sesuai syariah, tidak terlalu fanatik
“Menurut ibu ya kurang baik, kurang tegas.”
Kurang baik
“Bagaimana dengan pemimpin dalam keluarga? Apakah harus seorang laki-laki atau perempuan?” “Sekarang kan ibu menjadi kepala keluarga, apa ibu sudah merasa baik dalam memimpin keluarga?” Bagaimana cara ibu dalam memimpin keluarga?”
“Ya laki-laki kalau keluarga.”
Pendapat subyek mengenai perempuan sebagai pemimpin Pemimpin keluarga
“Bagaimana tanggapan anakanak mengenai kepemimpin
“Ya belum baik, soalnya apa-apa masih serba repot serba sendiri semua kalau saya demokratis og mbak, semasa anak-anak masih bisa bermain tanpa resiko ya nggak apa-apa, terus nuruti kepengenannya anak-anak juga?” “Ya pernah, kalau bapak tu gini kalau sekarang bu tu gini.”
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
+
Laki-laki sebagai pemimpin keluarga Kurang baik, masih banyak masalah
+
+
Kepemimpinan subyek dalam
Terdapat kritikan dari
+
124
yang ibu lakukan, pernah ada kritikan dari anak-anak nggak?” “Contohnya seperti apa bu?”
“Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan oleh bapak selama masih hidup dulu?” “Sekarang yang tinggal di rumah ibu siapa saja?” “Anak ibu ada berapa? Tinggal di rumah semua?”
“Sudah berapa lama ibu menjalin rumah tangga dengan almarhum suami ibu?” “Bagaimana hubungan ibu dengan anak-anak ibu sebelum ditinggal suami dan setelah ditinggal suami?” “Bagaimana hubungan dengan masyarakat sekitar? Apa ada masalah dengan status ibu sebagai single parent?” “Sebelum suami ibu meninggal, apa ibu ikut aktif dalam kegiatan organisasi di masyarakat” “Apa ada perbedaan perilaku pada anak-anak setelah bapak meninggal?”
“Dulu kalau sama bapak minta uang nggak kebanyakan ditanya, kalau sama ibu ditanya sampai ntrhitik.” “Bapak ya orangnya disiplin, anak-anak nurut banget sama bapaknya, tanggung jawab sama keluarga.” “Ada anak-anak.” “Anak ibu ada lima, yang tinggal di rumah empat, yang nomer satu umur 27 bekerja di Jogja, nomer dua udah kerja umurnya 24, nomer tiga udah kerja, nomer 4 masih SMK, yang terakhir mau lulus kelas 3 SMP.” “Sekitar 24 tahun, meninggalnya tahun 2009, meninggalnya di rumah karena sakit Stroke.” “Ya sama aja, nggak ada masalah, hubungan sama keluarga suami juga sama aja, hubungannya tetep baik-baik aja, masi tetep berhubungan terus.” “Ya baik-baik, nggak ada masalah.” “Kalau dulu ya aktif, ikut arisan, PKK, jadi bendahara tapi kalau sekarang ya agak berkurang soalnya sibuk cari kebutuhan ekonomi.” “Ada, ya beda banget soalnya dulu kan pada deket sama bapaknya, nurutnya sama bapaknya, kalau sekarang kan nggak ada yang ditakuti jadi
keluarga
anak-anak
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Terdapat kritikan dari anak-anak
Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga
Pemimpin yang baik
Hubungan dengan keluarga setelah menjadi single parent
Hubungan baik, tidak terdapat perbedaan
Hubungan Hubungan baik, sosialisasi subyek tidak terdapat dengan masalah masyarakat Masalah Hubungan hubungan sosial sosial subyek subyek dengan berkurang masyarakat setelah suami meninggal Masalah pola Subyek asuh anak mengalami kesulitan dalam mengasuh anak-anak
+
+
-
-
+
+
125
“Apa ibu mengalami kesulitan dalam mengasuh anak-anak sendiri?”
“Bagaimana cara ibu untuk mengasuh anak-anak tanpa bapak?”
“Apa ibu pernah memberi hukuman untuk anak-anak?” “Apa ibu juga memberikan penghargaan untuk anak-anak ibu apabila mereka berprestasi?” “Apa ibu sudah merasa berhasil untuk mendidik anakanak? Darimana ibu mengukur keberhasilan itu?” “Apa dulu keluarga ibu menggantungkan ekonomi sepenuhnya pada bapak?” “Lalu apa ada perbedaan kondisi ekonomi saat dulu ada bapak dan sekarang setelah bapak meninggal?”
susah dibilangin.” “Ya pasti kesulitan, dulu kan ada bapaknya yang ikut membantu, sekarang kan nggak ada jadi banyak kesulitannya. Anak-anak nurutnya juga sama bapaknya, yang bisa ngasi tau juga cuma bapaknya jadi ya gimana ya mbak, susah kalau sama saya.” “Ya kita bilangin, kita kasih pengertian sekarang sudah nggak ada bapaknya, ibu harus mencari nafkah sendiri lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan, tapi anak-anak yang mau mengerti cuma memang agak susah sih mbak soalnya mereka nurutnya sama bapaknya, kalau sama saya kan ya kalau saya yang bilangin nggak terlalu didengerin mbak sama anak-anak.” “Ya pernah, uang jajannya dikurangi, nggak boleh main gitu.” “Ya dikasih, kan anak-anak seneng juga dapet hadiah dari orang tua, kayak sepatu, tas gitu.” “Ya belum, besuk kalau anakanak sudah selesai sekolah sudah kerja taunya kan kalo gitu.” “Nggak, dulu saya juga kerja, jualan keliling juga.”
Masalah pola asuh anak
Penyelesaian masalah pola asuh anak pada subyek
Pola asuh untuk anak-anak Pola asuh untuk anak-anak
Keberhasilan dalam pola asuh
“Ya ada, beda banget mbak, dulu Masalah ekonomi pada subyek kan kita berdua cari rejeki, kalau sekarang kan tinggal saya sendiri, harus lebih gigih dalam mencari nafkah cari-cari kerja tambahan juga biar dapat uang lebih.”
Subyek mengalami kesulitan dalam mengasuh anak-anak
Subyek kesusahan dalam memimbimbing anak-anak karena biasanya anakanak hanya patuh kepada ayahnya.
Terdapat hukuman finansial Terdapat reward untuk anak berprestasi Belum berhasil
+
+
+
-
+
Subyek harus bekerja lebih keras untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga
+
126
“Apa yang ibu lakukan untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan keluarga?”
“Oooo begitu ya bu, kalau begitu sekian dulu bu wawancara dari saya, terimakasih atas waktunya.”
“Ya sekarang kerja lebih keras nambah-nambah kerjaan, kalau dulu hasilnya berdua, sekarang hasilnya cuma sendiri, kalau dulu cuma jualan sekarang masakmasak juga di tempat tetangga kerjanya sampai malam sekarang mbak nggak kayak dulu lagi jadi waktunya di rumah juga cuma sebentar.” “Ya sama-sama mbak.”
Cara subyek dalam menyelesaikan masalah ekonomi
Menambah pekerjaan dan bekerja lebih giat lagi
+
Wawancara Tambahan dengan Subyek Peneliti
Rekan Kerja Subyek
“Selamat pagi Bu Tatik, saya minta waktunya sebentar untuk melakukan wawancara kembali.” “Bagaimana hubungan sosial bapak saat masih hidup dengan lingkungan masyarakat?” “Apakah bapak aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat? Seperti pengajian, rapat RT, kerja bakti, arisan bapak-bapak, dan sebagainya?” “Seberapa aktif bapak dalam mengikuti kegiatan tersebut?”
“Iya.”
“Lalu sekarang setelah bapak meninggal, apakah dalam anggota keluarga ibu ada yang menggantikan posisi bapak di masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?” “Kegiatan apa saja yang diikuti
“Ya baik dengan tetangga.” “Ya ikut aktif.”
“Sering ikut, kalau ada arisan ya ikut, pengajian ya datang, kalau ada undangan-undangan ya datang, kerja bakti juga ikut.” “Paling ya anak saya yang nomer tiga yang saya suruh datang, kan nggak enak sama tetangga kalau kerja bakti bersih-bersih sampai depan rumah gitu nggak ada yang datang.” “Paling ya kerja bakti itu, sama
Thema
Analysis
Hubungan sosial saat bapak masih ada Hubungan sosial saat bapak masih ada
Baik
Cod
+ Aktif
+
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Salah satu anak menggantikan
Hubungan sosial
Hanya kerja
+
-
+
127
oleh anak ibu tersebut untuk menggantikan bapak?” “Lalu dengan arisan bapakbapak, rapat RT, pengajian, dan acara-acara semacam itu bagaimana? Apakah anak ibu turut datang juga?” “Apa ibu pernah meminta anak ibu untuk datang ke acara seperti itu?”
“Kenapa bu?”
“Jadi kalau kerja bakti yang dilakukan juga bersama dengan remaja-remaja ya bu?” “Lalu dulu saat bapak masih ada, apa anak ibu tersebut juga mengikuti kerja bakti bersama bapak-bapak dan remaja?” “Ibu sendiri juga tidak pernah mengikuti kegiatan untuk menggantikan bapak di masyarakat?” “Usaha apa yang ibu lakukan agar sosok bapak tetap ada di masyarakat?” “Apakah tetangga ibu juga tidak meminta ibu untuk menggantikan bapak begitu?” “Upaya apa yang ibu lakukan untuk tetap mendapatkan informasi mengenai lingkungan sekitar ibu?” “Begitu ya bu, selanjutnya
bantu-bantu kalau acara 17an sama remaja-remaja.” “Kalau itu nggak kok, paling ya nggak mau kalau disuruh dateng seperti itu, wong masih muda.”
setelah bapak meninggal Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Nggak pernah.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Paling kalau disuruh ya nggak mau, kalau yang banyak remajanya itu masih sama-sama remaja ya mau, kalau yang bapakbapak gitu ya nggak.” “Iya mbak.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Iya kalau tetangganya sepantaran pada ikut ya dia ikut bapaknya kerja bakti juga.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal Hubungan sosial saat bapak masih ada
“Nggak pernah, paling ikut arisan ibu-ibu apa rewang kalau lagi ada yang punya hajat.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Ya biasa-biasa aja mbak, lha memang sudah nggak ada bapaknya mau gimana.” “Nggak, sudah toleransi memang kalau janda kan ya tetangga maklum sama keluarga kita to mbak.” “Tanya-tanya sama ibu-ibu sebelah rumah, ngomongngomong kalau lagi longgar.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Tadinya tu saya urusi anak-
Pola Asuh setelah
bakti bersama teman remaja Tidak mau mewakili bapak datang acara di masyarakat Ibu tidak mendidik anak untuk menggantikan posisi bapaknya di masyarakat Pesimis dengan anak
+
+
+
Hanya bersosialisasi dengan remaja Terkadang mengikuti bapak bekerja bakti Ibu tidak menggantikan posisi bapak di masyarakat
Menanyakan informasi kepada ibu-ibu di sekitar Menjadi
+
+
+
+
+
128
masalah pola asuh sendiri bu, dalam wawancara kemarin kan ibu mengatakan bahwa setelah suami meninggal, ibu sudah tidak banyak mengurus anakanak lagi, ibu membebaskan anak-anak untuk melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa mengarahkan anak-anak, mengapa ibu melakukan pola asuh tersebut kepada anakanak ibu?” “Lalu dengan anak ibu yang ke empat dan ke lima bagaimana? Apakah juga ibu bebaskan untuk melakukan segala sesuatu sesuka hati? Apakah tidak ada arahan dari ibu sama sekali?”
“Lalu bagaimana dengan prestasinya di sekolah bu?”
“Ibu tidak berusaha untuk memotivasi anak ibu supaya mendapatkan prestasi yang baik di sekolah?” “Kalau masalah ibadah anakanak ibu, apakah ibu juga selalu mengingatkan?” “Apakah anak ibu langsung berangkat shalat apabila sudah diingatkan?” “Jadi intinya sudah lelah memberi pengarahan kepada
anak tu mbak, tapi kan ya makin lama makin susah saya ngurusi anak-anak sama sibuk kerja jadi ya biarlah biar tahu sendiri. Kan sudah besar juga jadi tahu yang baik dan yang buruk untuk mereka sendiri, kalau yang nomer satu, dua, tiga kan juga sudah kerja jadi sudah nalar sendiri nggak usah dibilangbilangi.”
bapak meninggal
permisif karena anak-anak susah diberi pengarahan
“Ya sama saja kaya kakakkakaknya, sudah besar jadi sudah bisa apa-apa sendiri. Saya kan paling tugasnya kerja cari uang untuk makan dan sekolah saja. Kalau mau belajar atau tidak itu kan kepentingan mereka sendiri, sudah SMP dan SMA jadi harusnya sudah kesadaran sendiri. Dioyak-oyak juga susah kok itu mbak malah nambah-nambahi pikiran.” “Kalau AJ itu memang banyak yang kurang nilainya di bawah rata-rata kelas, tapi kalo DN itu lumayan lah hanya satu atau dua yang kurang dari rata-rata.” “Ya sudah dibilangi tapi susah tu mbak, mau gimana.”
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Pola asuh permisif, menyerahkan semuanya kepada anakanak
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Tidak banyak memberi pengarahan
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Tidak banyak memberi pengarahan
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Masalah ibadah diserahkan kepada anak
+
“Ya kadang kalau lagi pada di rumah ya saya ingatkan.” “Kadang iya kadang juga masih pada sibuk sendiri aja, sampai capek mbak kalau ngasih tau tu jadi ya seleganya mereka aja.” “Iya mbak, kan saya capek juga sudah kerja sendirian masih harus
+
129
anak-anak karena kesibukan kerja dan saking susahnya diberitahu ya bu?” “Baik bu kalau begitu, terimakasih atas waktu dan informasinya.”
menasihati anak-anak terus padahal ya sudah besar-besar masih susah diberitahu.” “Ya sama-sama.”
Wawancara Triangulasi dengan Rekan Kerja Subyek Peneliti
Rekan Kerja Subyek
“Menurut mbak umi, bagaimana cara Bu Tatik dalam memimpin keluarga setelah suaminya meninggal?”
“Kalau menurut saya Bu Tatik itu jadi keteteran sekarang, soalnya tua anaknya tu nurutnya sama bapaknya, kan anak-anaknya tu pada mbeling, nggak mau bantuin ibunya, main terus, kalau dibilangin ibunya nggak pernah didengerin.” “Bagaimana cara Bu Tatik “Ya Bu Tatik kan saya lihat dalam menghadapi anakorangnya sabar, jadi dibiaranaknya tersebut?” biarin aja.” “Masalah apa yang biasa “Masalah anaknya itu to terus dihadapi Bu Tatik dalam masalah perekonomiannya juga memimpin keluarga?” soalnya kan sekarang udah nggak ada suami, kerja sendiri sekarang.” “Ada perlawanan dari anak“Kalau anaknya yang ke empat itu anak nggak mengenai kalau dikasih tau malah kepemimpinan Bu Tatik?” mbandel, kalau yang besar-besar kan udah pada kerja jadi ya biasa aja.” “Bagaimana hubungan Bu “Kadang kumpul, tapi jarang juga Tatik dengan masyarakat?” sih soalnya sekarang kerja terus.” “Kalau arisan atau kegiatan di “Ya ikut tapi jarang dateng, masyarakat apa Bu Tatik sering paling uangnya cuma dititipin ikut?” gitu tok.” “Kira-kira kenapa Bu Tatik nggak pernah ikut arisan?” “Bagaimana dengan perekonomian keluarga Bu Tatik sendiri?”
“Ya soalnya kan kerjanya sampe malem jadi nggak sempet dateng.” “Ya nek sekarang kurang, kalau dulu kan bapaknya kerja sopir jadi ada yang cari uang lainnya Bu
Thema
Analysis
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Terdapat banyak kesulitan
Cod
+
Pola Asuh
Masalah subyek sebagai wanita single parent Perilaku anak terhadap subyek
Tidak ada rasa perduli terhadap anak Masalah perekonomian dan pola asuh anak Melawan nasihat subyek
+
+
+
Hubungan sosial Hubungan sosial
Perekonomian keluarga Perekonomian keluarga
Jarang bersosialisasi Jarang mengikuti organisasi formal Bekerja sangat giat Menurun setelah suami meninggal
+
+
+
+
130
“Pekerjaan Bu Tatik sebelum suami meninggal apa ya mbak?” “Lalu setelah suami meninggal?”
Tatik.” “Kalau dulu jualan peyek, es degan gitu.”
“Ya tambah masak-masak tempat tetangga itu, jualan peyek, keripik tempe juga.” “Bagaimana semangat kerja Bu “Ya sekarang jadi serabutan gitu, Tatik setelah ditinggal suami?” apa aja dikerjakan, soalnya kan mbayar kontrakan juga, listrik, apa-apa mbayar sendiri.” “Oooo begitu, kalau gitu “Oh ya sama-sama.” terimakasih informasinya mbak.”
Kepemimpinan subyek setelah menjadi single parent
Bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan
Thema
Analysis
Pola asuh saat bapak masih ada
Bapak tegas
Pola asuh saat bapak masih ada
Ibu hanya di belakang bapak
Pola asuh saat bapak masih ada Pola asuh setelah bapak meninggal
Lebih nurut dengan bapak Ibu memberitahu apabila anan melakukan kesalahan Tidak banyak berkomunikasi dengan anakanak Terkadang
+
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek Peneliti
Anak Subyek
“Dek D, saya minta waktunya sebentar ya untuk wawancara mengenai keluarga adek.” “Menurut dek D, bagaimana pola asuh orang tua adek semasa bapak masih ada?” “Kalau ibu bagaimana saat masih ada bapak?”
“Iya mbak.”
“Kalau anak-anak lebih nurut sama bapak atau ibu?” “Terus sekarang setelah bapak meninggal, bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh ibu?” “Ibu itu orangnya suka memaksakan kehendak nggak? Terus suka cerewetin anakanaknya gitu nggak?” “Apa ibu selalu meminta
“Bapak orangnya tegas, tertib, kalau anaknya salah pasti dimarah-marahin.” “Ibu tu paling ikut-ikut bapak, kalau bapak marah ya ibu nambahnambahin bilangin.” “Lebih nurut sama bapak, soalnya takut dimarahin.” “Sama aja seperti dulu, kalau salah ya dibilangin.”
“Nggak juga, nggak banyak bicara kok kalau sama anak-anak, kan anak-anaknya sudah pada besar juga.” “Kadang aja.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
Pola asuh setelah
Cod
+
+
+
-
+
-
131
pertimbangan kepada anakanak apabila memutuskan sesuatu?” “Contohnya minta pertimbangan apa?”
“Apa anak-anak banyak memberikan saran kepada ibu?” “Apakah dek D dan kakakkakak merasa nyaman dengan pola asuh yang dilakukan oleh ibu?” “Apa yang membuat adek merasa nyaman?” “Kalau masalah ekonomi dek, apa ada perbedaan saat dulu ada bapak dan setelah bapak meninggal?” “Perbedaannya seperti apa?”
“Apakah dulu ibu bekerja?” “Apa ibu menambah pekerjaannya setelah bapak meninggal?” “Apakah kebutuhan keluarga cukup terpenuhi dengan ibu yang saat ini bekerja keras?” “Kakak-kakak dek D yang sudah bekerja tidak ikut membantu dalam hal perekonomian?” “Kalau masalah hubungan sosial dengan tetangga
bapak meninggal “Rumah kontrakan gitu, ini kontrakan sudah mau habis dan harus pindah karena sudah dijual rumahnya, lha kalau pindah mau pindah dimana enaknya, gitu.” “Iya banyak.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Iya nyaman.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Ibu nggak banyak nyuruh, nggak banyak marah juga.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Ya ada.”
Masalah perekonomian
“Dulu bapak yang ngasih uang sekolah, untuk beli peralatan sekolah, baju, kebutuhan keluarga, sekarang cuma ibu.” “Iya bekerja.” “Iya, sekarang kerja serabutan juga bantu-bantu di rumah tetangga, sama jual peyek, kripik tempe juga. “Alhamdulillah cukup walaupun nggak seperti dulu ada bapak juga.” “Membantu tapi kadang-kadang, kan punya kebutuhan sendirisendiri juga.” “Hubungannya baik.”
Masalah perekonomian
meminta pertimbangan kepada anak
Ibu tidak banyak menyuruh Terdapat perbedaan
Dulu bapak yang memenuhi kebutuhan, sekarang hanya ibu
Perekonomian Keluarga
Ibu menambah pekerjaan
Perekonomian Keluarga
Cukup tapi tidak seperti dulu
Hubungan sosial saat bapak masih
Baik
+
+
+
+
+
+
132
bagaimana saat bapak masih ada?” “Apakah bapak aktif dalam kegiatan sosial seperti arisan, rapat RT, kerja bakti seperti itu?” “Lalu sekarang adakah keluarga adek yang menggantikan bapak dalam kegiatan tersebut?” “Apakah mas F juga ikut arisan, rapat RT, pengajian begitu?” “Yasudah kalau begitu terimakasih dek D atas informasi dan waktunya.”
ada “Iya ikut.”
“Paling Mas F.”
“Nggak, biasanya ikut sama temen-temennya remaja kalau ada acara di kampung gitu.” “Iya sama-sama mbak.”
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Salah satu anak SH
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Tidak aktif
+
-
+
133
LAPORAN VERBATIM SUBYEK III
Nama
: YL
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Peneliti
Subyek
“Selamat malam ibu, saya Anindita dari Fakultas Psikologi, Unika Soegijapranata, ingin meminta waktu ibu sebentar untuk melakukan wawancara demi keperluan skripsi saya yang berjudul Fenomena Kepemimpinan Wanita Single Parent” “Sebelumnya, nama lengkap ibu siapa?” “Tempat, tanggal lahir dan usia?” “Agamanya apa ya ibu?” “Pendidikan terakhirnya?” “Pekerjaannya bu?” “Bagaimana cerita masa kecil ibu mengenai hubungan sosialisasi ibu?”
“Oh iya, selamat malam ”
“Mengikuti kegiatan-kegiatan sosial di sekolah atau di masyarakat gitu nggak bu?” “Apa ibu pernah menjadi pemimpin dalam sebuah
Thema
Analysis
Hubungan sosial subyek saat kecil
Sosialisasi subyek cukup baik dengan teman-teman bermain Tidak mengikuti kegiatan sosial Tidak terdapat pengalaman
Cod
“YL (inisial).” “Semarang, 15 Juli 1972, 41 tahun.” “Islam.” “Sarjana Ekonomi” “Ibu rumah tangga.” “Ya baik mbak, mainnya di lingkungan sini aja deket-deket sini, temen-temen sekolah juga pada main ke sini soalnya sekolahnya deket sini.” “Nggak mbak, nggak ngikutin.” “Belum pernah juga.”
Hubungan sosial subyek saat kecil Kepemimpinan pada subyek
-
+
+
134
kelompok?” “Menurut ibu, apa arti dari kepemimpinan?” “Menurut pandangan ibu mana yang lebih baik, kepemimpina laki-laki atau perempuan?”
“Apa yaa... kepemimpinan itu ya seorang yang bisa memimpin organisasi gitu.” “Sekarang tu nggak harus sih mbak, jadi bisa laki-laki bisa perempuan.”
Pengertian kepemimpinan menurut subyek Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Pandangan agama subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Pendalaman agama subyek
“Kalau menurut agama dan budaya ibu sendiri seorang pemimpin sebaiknya laki-laki atau perempuan.”
“Kalau agama sih imam tu ya laki-laki ya mbak.”
“Sejauh mana ibu mendalami agama itu tersebut?”
“Kalau saya sih sesuai akidahnya aja, nggak fanatik banget.”
“Bagaimana dengan pemimpin dalam keluarga?”
“Pemimpin dalam keluarga ya pasti suami selama suami masih ada.”
Pemimpin dalam keluarga
“Kalau menurut ibu bagaimana apabila wanita menjadi pemimpin dalam keluarga?”
“Ya kalau perempuan sih bisa tegas tapi kan hatinya lebih halus ya lebih keibuan, rasa kasihan gitu, jadi ya gimana ya mbak..” “Ya nggak juga mbak, masih belajar juga.”
Pendapat subyek mengenai kepemimpinan wanita dalam keluarga Kepemimpinan subyek dalam keluarga Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga
“Apa ibu sudah merasa baik dalam memimpin keluarga?” “Bagaimana kepemimpinan bapak pada saat dulu?”
“Dengan kepemimpinan yang ibu lakukan apa anak ibu mau menuruti nasihat-nasihat ibu? Apa ia pernah membandingkan kepemimpinan ibu dan kepemimpinan bapak?” “Di rumah tinggal dengan siapa saja bu? Berapa usia anak ibu?”
“Alhamdulillah bapak dulu demokratis sih mbak orangnya, perhatian, tanggung jawab sama keluarga, santai juga orangnya.” “Alhamdulillah sampai sekarang sih masih nurut-nurut aja mbak, nggak pernah membanding-bandingkan juga og.” “Saya, ibu saya, anak saya satu usianya 13 tahun masih SMP kelas 1.”
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Fleksibel
-
Laki-laki sebagai pemimpin
Sesuai syariah, tidak terlalu fanatik Laki-laki sebagai pemimpin keluarga Kurang tegas
+
+
+
Belum baik
+ Baik
Kepemimpinan subyek baik walaupun tidak sempurna
+
135
“Berapa lama ibu menjalin rumah tangga dengan suami ibu?” “Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga ibu saat suami masih ada dan setelah suami meninggal?” “Kalau di masyarakat sendiri apa ada perbedaan perilaku dulu dengan sekarang?” “Sebelum bapak meninggal apa ibu aktif dalam kegiatan di masyarakat?” “Apakah ibu pernah menyempatkan waktu untuk hanya sekedar berbincangbincang dengan tetangga?” “Kenapa bu?”
“Masalah sosial apalagi bu yang biasanya muncul?”
“Saya tu menikah tahun 2000 meninggalnya 16 Maret 2013 sakit liver.” “Kalau perbedaan ya ada tapi nggak begitu cuma ya tetep kehilangan soalnya saya tu udah terbiasa jauh, suami kerja di Kalimantan.” “Nggak ada mbak, sama aja.” “Iya aktif, menjadi sekretaris juga sampai sekarang.” “Nggak pernah mbak.”
“Ya jarang keluar juga sih kalau cuma buat ngobrolngobrol gitu, banyak kerjaan mbak.”
“Ya masalah pergaulan anak saya mbak, kalau sekarang kan sudah nggak ada bapaknya jadi harus saya yang nasihati anak bergaulnya yang bener jangan sama kelompok yang nggak bener gitu mbak.” “Ada perubahan perilaku pada “Kayaknya sih nggak mbak, tapi anak ibu nggak saat masih ada kan ya kalau anak saya kan masi suami dengan saat suami sudah SMP jadi masih labil kan meninggal?” benernya masih butuh pengasuhan dari bapak juga tapi perubahannnya nggak terlalu kok, paling ya dia sekarang kan jadi lebih tertutup soalnya kalau mau cerita apa-apa udah nggak ada bapaknya lagi. Dulu kan kalau ada apa-apa crita ke bapaknya jadi ada masukan buat
Hubungan dengan keluarga
Hubungan sosial
Terdapat sedikit perbedaan
+
Tidak terlihat perbedaan
-
Hubungan sosial : Organisasi Formal Hubungan sosial : Kegiatan Informal
Aktif dalam organisasi di masyarakat Tidak aktif
Masalah hubungan sosial : Kegitatan Informal
Tidak aktif
Masalah hubungan sosial
Ada kecemasan terhadap masalah pergaulan anak
Masalah pola asuh anak
Masalah pola asuh anak
-
+
+
Merasa butuh sosok suami dalam pengasuhan anak Anak lebih tertutup setelah suami meninggal
+
+
+
136
dia sendiri gitu.” “Apa dulu dekat dengan “Paling deket malah sama Masalah pola Dekat dengan bapaknya?” bapak.” asuh anak ayah “Bagaimana cara ibu “Saya ya ngasih nasihat sama Penyelesaian Dapat mengasuh anak ibu setelah anak saya sekarang bapak sudah masalah pola asuh mengatasi anak bapak meninggal?” nggak ada gitu tapi anak ya bisa anak dengan baik mengerti kok dia bantuin saya juga.” “Apa ibu pernah memberikan “Hukuman sih nggak mbak, Masalah pola Memberikan hukuman kepada anak ibu paling sanksi, saya paling ngasih asuh anak sanksi dan apabila ia melakukan reward kepada dia hadiah untuk memacu dia kesalahan?” misalnya dia minta apa ya saya anak bilang nilainya harus bagus dulu, sekarang nggak seperti dulu, sekarang nggak ada bapak jadi kamu harus lebih gimana gitu.” “Saknsi apa yang ibu berikan?” “Saya marahi, nggak boleh main Masalah pola Terdapat sanksi terus, nggak saya kasih uang.” asuh anak finansial “Apa ibu sudah merasa “Belum mbak ini kan masih SMP, Keberhasilan Belum berhasil berhasil dalam mendidik anak nanti kalau udah selesai sekolah dalam pola asuh ibu? Darimana ibu bisa udah kerja baru.” anak mengukur keberhasilan itu?” “Saat bapak masih ada apa ibu “Nggak mbak, saya udah jualan Masalah Dapat menggantungkan dari dulu, jualan sembako.” perekonomian mengatasi perekonomian hanya pada perekonomian bapak?” “Apa ada perbedaan ekonomi “Nggak ada mbak.” Masalah Dapat dulu dengan sekarang bu?” perekonomian mengatasi perekonomian “Bagaimana cara ibu dalam “Ya lebih keras lagi dalam Penyelesaian Bekerja lebih memenuhi kebutuhan seharimencari kebutuhan.” masalah giat hari?” perekonomian “Baik bu kalau begitu sekian “Njih mbak.” wawancara dari saya, terimakasih atas waktunya.”
-
-
+
+
-
-
+
137
Wawancara Tambahan kepada Subyek Peneliti
Subyek
“Selamat malam bu, maaf mengganggu waktunya lagi, saya minta ijin untuk melakukan wawancara lagi untuk melengkapi data penelitian saya.” “Pertanyaan saya mengenai hubungan sosial pada saat bapak masih hidup, apakah bapak turut aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat?” “Acara apa saja yang bapak ikuti biasanya?”
“Selamat malam mbak, iya nggak apa-apa.”
“Sekarang setelah bapak meninggal apakah ibu atau anak ibu menggantikan posisi bapak di masyarakat?” “Apakah ibu atau anak ibu mengikuti arisan bapak-bapak, kerja bakti, atau rapat RT seperti itu bu?” “Apakah ibu tidak berusaha untuk menggantikan posisi bapak dalam masayarakat?” “Ada lagi bu?” “Bagaimana upaya ibu untuk tetap dapat bersosialisasi dengan tetangga?” “Anak ibu kan laki-laki, apakah ibu tidak pernah meminta anak ibu untuk mewakili bapak misalnya bila ada kerja bakti atau saat badminton begitu?”
Thema
Analysis
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Aktif
“Arisan bapak-bapak, badminton di kampung juga biasanya.” “Menggantikan posisi gimana?”
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Aktif
“Nggak kalau itu.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Tidak aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Mengerjakan pekerjaan ibuibu
Hubungan sosial setelah bapak meninggal Hubungan sosial ibu dengan ibuibu sekitar
Tidak aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Tidak aktif
“Iya mengikuti.”
“Kadang kalau ada acara seperti kerja bakti gitu ya saya mengeluarkan makanan untuk bapak-bapak begitu.” “Nggak sih mbak, paling itu aja bisanya.” “Saya aktif di arisan ibu-ibu, menjadi pengurus juga, tapi kalau yang urusan bapak-bapak nggak pernah ikut.” “Nggak pernah mbak, tetangga kan juga tau kalau bapaknya sudah nggak ada jadi nggak ada masalah kalau nggak datang.”
Cod
+
+
+
+
+ Aktif
-
+
138
“Bagaimana dengan masalah pola asuh ibu kepada anak ibu? Tipe seperti apa yang ibu gunakan? Apakah permisif, demokratis, atau otoriter?” “Darimana ibu menilai kalau ibu termasuk dalam tipe orang tua yang demokratis?”
“Apakah ibu juga tidak pernah memaksakan kehendak ibu kepada anak ibu?” “Apakah ibu tetap mengarahkan anak ibu?” “Pengarahan seperti apa yang ibu berikan? Dalam hal apa saja?” “Begitu, lalu apakah ibu sering berkonsultasi dengan anak ibu dalam berbagai hal di dalam keluarga?” “Apakah ibu memberikan hukuman kepada anak ibu apabila ia melakukan kesalahan?” “Mengapa ibu memilih sebagai orang tua yang demokratis untuk anak ibu?”
“Apakah anak ibu juga sudah cukup menurut?” “Kalau yang masalah modif motor itu bu?”
“Kalau saya sih demokratis aja mbak kalau sama anak supaya sama-sama nyaman begitu ya.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Saya kan tidak saklek sama anak saya, dia minta apa juga kalau saya ada rejeki saya beri kalau nggak ya saya kasi pengertian dulu untuk lebih bersabar.” “Nggak sih mbak, kasian juga sama anak saya kalau terlalu dikekang begitu.” “Iya pasti mbak, bagaimanapun orang tua tetap harus memberi pengarahan kepada anakanaknya.” “Ya misalnya saja belajar yang rajin, masih saya awasi kalau belajar, shalat, ngaji juga, masalah makan makanan yang sehat gitu.” “Iya sering, dia juga sering kasih masukan ke saya, bantubantu saya kerja juga kok anter laundry, ke pasar juga gitu.” “Hukuman ya, nggak pernah sih kayaknya mbak paling ya saya nasihati aja sih.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Ini kan anak saya satu-satunya mbak, dia juga sudah ditinggal ayahnya jadi saya harus bisa menghibur dia, memenuhi kebutuhannya supaya tidak terlalu sedih ditinggal sama bapaknya.” “Ya nurut mbak, alhamdulillah.” “Lha paling itu mbak yang jadi ganjelan, soalnya tau sendiri pergaulan anak-anak motor jaman
Demokratis
+
Tidak saklek, demokratis
+
Pola asuh setelah bapak meninggal
Demokratis
Pola asuh setelah bapak meninggal
Memberi pengarahan kepada anak
Pola asuh setelah bapak meninggal
Memberi pengawasan dalam belajar ibadah, makan
+
Pola asuh setelah bapak meninggal
Meminta pendapat anak
Pola asuh setelah bapak meninggal
Tidak pernah memberikan hukuman
Pola asuh setelah bapak meninggal
Anak satusatunya dan ingin menghibur anak
+
+
+
-
+
139
sekarang kan kurang baik kan mbak? Jadi saya was-wasnya juga disitu, pergaulan dia itu lho karena kan memang pergaulan itu mempengaruhi perkembangan anak.” “Bagaimana ibu menyikapi hal “Saya nasihati setiap hari itu, tapi tersebut?” yang namanya hobby anak lakilaki bersama temen-temennya ya bagaimana ya mbak.” “Oooo begitu ya bu, baiklah “Sama-sama, selamat malam.” kalau begitu kiranya cukup sekian wawancara kita ini terimakasih banyak atas waktunya ibu, selamat malam.”
Wawancara Triangulasi dengan Tetangga Dekat Subyek Peneliti
Tetangga Subyek
“Menurut tante apa arti kepemimpinan?”
“Seorang pemimpin harus bisa menjadi leader untuk bawahannya.” “Dia harus merangkap menjadi bapak dan ibu sekalian ngemong ibunya sendiri ya, terus berat juga membuat pilihan antara suami dan ibunya yang juga sakit keras. Mentalnya udah kuat itu, dia harus tegar sekarang kan tinggal bagaimana caranya mendidik anak dengan status dia sebagai single parent.” “Ya waktu itu sempat cerita, dia tu bingung ibunya sakit suaminya sakit padahal suami jauh di Kalimantan, jadi dia bingung harus milih mana ibunya opnam suaminya sakit, ya malah suaminya terus meninggal itu.” “Ya masih baik, masih positif,
“Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan oleh Bu Yuli dalam keluarga?"
“Bagaimana masalah Bu Yuli sebagai single parent? Pernah cerita nggak sama tante?”
“Bagaimana perilaku anaknya
Thema
Analysis
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Memiliki mental yang kuat namun terdapat kebingungan karena adanya masalah serius dalam keluarga
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Perilaku anak
Cod
+
Terdapat kebingungan pada diri subyek
+
Masih dapat
-
140
setelah ditinggal suami?”
paling ya cuma karena modif motor itu tapi ya masih bisa diatasi lah, bantuin ibunya jualan juga kok, nitipin dagangannya ibunya gitu di warung-warung.” “Modif motor itu hobby “Ya kan dia ngeluh itu, temenanaknya atau bagaimana tante? temennya anak motor gitu cuma Kenapa bisa sampai menjadi takut pergaulannya aja kalau perbincangan?” anak motor gitu to, bahaya terus kan juga keluar uang banyak itu buat modif motor padahal mbak Yuli kan ya penghasilannya nggak seberapa.” “Apa Bu Yuli nggak berusaha “Lha wis senengane anake jadi menasihati gitu supaya nggak udah nggak bisa ngasi tau lagi to modif-modif lagi?” dia.” “Bagaimana dengan hubungan “Kalau masyarakat sini enak kok Bu Yuli dengan masyarakat.” mbak orangnya, gotong royong, jadi hubungannya baik.” “Kalau masalah perekonomian “Ya dulu kan jualan sembako, Bu Yuli sendiri bagaimana?” kalau sekarang tambah buka usaha laundry, salad buah, terus bubur, puding, dititipkan tetangga, titipkan di warung depan, pesenan selimut juga buat tambahan walaupun punya uang pensiunan juga dari suami tapi kan nggak sebesar dulu jadi tetep nyari tambahan. Ulet kok dia tu orangnya.” “Lalu masalah apa yang “Lha itu kasian Mbak Yuli tu, biasanya dihadapi Bu Yuli?” mondar-mandir kerja, kulakan buat sembako, ngurusi ibunya sendiri, nganter jemput anaknya sekolah, jadi udah repot kayaknya. Kalau tante kan suka kasian to ama dia jadi apa-apa kalau butuh sembako gitu beli di dia sambil nglarisi, tapi kan nggak komplit juga wong warungnya juga cuma kayak gitu tok to.” “Apa saran tante buat Bu “Ibu-ibu tu kalo mau berusaha
terhadap kepemimpinan subyek
diatasi
Masalah pola asuh
Terdapat kecemasan dalam diri subyek terhadap pergaulan anak
Pola asuh
Hubungan sosial
Masalah perekonomian
Penyelesaian masalah perekonomian
Masalah subyek sebagai wanita single parent
Tidak tegas dalam mengasuh anak Hubungan sosial baik Perekonomian menurun setelah menjadi single parent Bekerja keras, ulet dengan menambah usaha
Terdapat masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari dan masalah perekonomian keluarga
+
+
-
+
-
+
141
Yuli?” “Kalau begitu terimakasih atas waktunya tante.”
udah bertekad mau membesarkan anak ya selama masih punya skill harus digunakan sebaik-baiknya.” “Ya sama-sama.”
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek Peneliti
Anak Subyek
Thema
Analysis
“Selamat pagi dek, saya Dita mahasiswa Psikologi yang meminta tolong kepada ibu untuk menjadi subyek penelitian saya. Saya boleh minta waktunya sebentar untuk wawancara dengan adek?” “Bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh orang tua adek saat bapak masih ada dan setelah bapak sudah tidak ada? Apakah ada perbedaan?” “Sedekat apa hubungan adek dengan bapak?”
“Iya boleh.”
“Iya ada perbedaan, dulu lebih dekat sama bapak daripada sama ibu.”
Pola asuh saat bapak masih hidup dan setelah bapak meninggal
Terdapat perbedaan
“Ya dekat, kalau main sama bapak, pergi-pergi sama bapak, olah raga juga sama bapak.”
Pola asuh saat bapak masih hidup dan setelah bapak meninggal
Dekat dengan bapak
“Apakah adek sering curhat juga dengan bapak?”
“Iya sering, kalau cerita-cerita lebih sering sama bapak daripada ibu.”
Pola asuh saat bapak masih hidup dan setelah bapak meninggal
Lebih dekat dengan bapak
“Kenapa seperti itu?” “Lalu sekarang setelah bapak meninggal bagaimana?” “Bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh ibu setelah bapak meninggal?” “Apakah ibu sering memaksakan kehendaknya kepada adek?”
“Memang begitu dari kecil.” “Sekarang kalau cerita ya sama ibu.” “Ibu sering mengingatkan ibadah, belajar, olah raga juga.”
Pola asuh setelah bapak meninggal Pola asuh setelah bapak meninggal
Bercerita dengan ibu Banyak arahan dari ibu
Pola asuh setelah bapak meninggal
Tidak memaksakan kehendak
“Nggak pernah.”
Cod
+
+
+
-
-
-
“Apakah ibu “Terkadang iya.” mengkomunikasikan segala sesuatunya kepada adek? Misal masalah keuangan, kebutuhan keluarga begitu?” “Lalu kalau mengenai “Ada perbedaan, karena bapak perekonomian keluarga apakah yang bekerja, ibu hanya buka toko ada perbedaan saat masih ada kelontong.” bapak dan setelah bapak meninggal?” “Setelah bapak meninggal, “Sekarang tambah buka apakah ibu membuka usaha laundry baju, dan sering ikut lain untuk menambah stan di pameran-pameran.” penghasilan?” “Apakah adek ikut “Kalau anter jemput baju laundry membantu?” biasanya saya yang antar kalau sedang di rumah.” “Apakah perekonomian tetap “Iya, tetap masih enak dulu saat tidak sekondusif dulu saat ada ada bapak.” bapak?” “Kalau masalah hubungan “Iya sering dateng.” sosial dengan tetangga, apakah dulu bapak aktif dalam kegiatan di masyarakat? Misalnya pengajian, arisan RT, kerja bakti begitu?” “Lalu sekarang apakah ada Nggak ada, saya jarang keluar di anggota keluarga adek, ibu lingkungan sini, sibuk sekolah atau adek ada yang pulang sekolah sudah sore mbak.” menggantikan posisi bapak di masyarakat untuk mengikuti kegitan-kegiatan tersebut?” “Oooo begitu, yasudah kalau “Iya terimakasih.” begitu terimakasih atas waktunya adek, selamat beraktivitas kembali.”
142
Pola asuh setelah bapak meninggal
Perekonomian Keluarga
Terkadang berkomunikasi mengenai masalah keluarga Terdapat perbedaan
+
+
Perekonomian Keluarga
Ibu membuka usaha tambahan
Perekonomian Keluarga
Anak ikut membantu ibu mencari uang Lebih baik saat masih ada bapak Bapak aktif kegiatan sosial
Perekonomian Keluarga Hubungan sosial
+
+
+
+
Hubungan sosial
Setelah tidak ada bapak, tidak aktif lagi
+
143
KUISIONER
A. Latar Belakang Subyek 1. Menurut pandangan anda, apakah arti dari kepemimpinan?
2. Menurut pendapat anda, apakah seorang pemimpin harus berjenis kelamin laki-laki? Mengapa?
3. Bagaimana pandangan agama dan budaya anda mengenai seorang pemimpin? Apakah harus seorang laki-laki atau perempuan?
144
4. Bagaimana cara anda dalam memimpin keluarga?
5. Apa kelemahan dan kelebihan anda dalam memimpin keluarga?
6. Bagaimana perbandingan antara kepemimpinan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan?
7. Apakah anda sudah dapat memimpin keluarga anda sampai berhasil? Darimana anda mengukur keberhasilan itu?
145
8. Masalah apa yang sering anda hadapi di dalam keluarga selama anda menjadi pemimpin atau kepala keluarga?
9. Bagaimana cara anda menyelesaikan masalah tersebut?
10. Apa kelemahan dan kelebihan anda dalam memimpin keluarga?
146
B. Masalah Hubungan Sosial 1. Bagaimana hubungan anda dengan anggota keluarga saat almarhum suami masih hidup dan setelah almarhum suami sudah meninggal?
2. Apakah ada perbedaan perilaku dalam anggota keluarga anda setelah suami anda meninggal? Jika ada, perbedaan apakah itu? Bagaimana cara anda dalam mengatasi perbedaan perilaku tersebut?
3. Masalah apa yang sering terjadi di dalam keluarga anda setelah suami anda meninggal?
147
4. Bagaimana cara anda mengatasi masalah tersebut?
5. Apa penyebab dari masalah tersebut?
6. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat setelah suami anda meninggal?
7. Apakah anda tetap dapat aktif dalam mengikuti kegiatan di masyarakat?
148
8. Apakah anda sering berkumpul dengan tetangga untuk sekedar berbincang-bincang? Apabila iya, pembicaraan apa saja yang biasanya muncul? Apabila tidak, mengapa? Adakah keinginan untuk berbincang - bincang dengan tetangga?
9. Saat suami anda meninggal, apakah tetangga turut menghibur anda? Apabila iya, hiburan seperti apa yang dilakukan?
C. Masalah Pola Asuh 1. Bagaimana cara anda dalam mengasuh anak-anak anda?
149
2. Apakah ada perlawanan dari anak anda mengenai pengasuhan yang anda lakukan? Apabila ada, perlawanan seperti apa yang dilakukan oleh anak anda?
3. Masalah apa yang sering terjadi saat anda membimbing dan mendidik anak-anak anda?
4. Apakah kelemahan dan kelebihan anda dalam mengasuh anak-anak anda?
150
D. Masalah Perekonomian Keluarga 1. Bagaimana
kondisi
perekonomian
keluarga
anda
setelah
ditinggalkan oleh suami?
2. Perbedaan apa yang sangat terlihat jelas pada perekonomian keluarga anda setelah ditinggalkan oleh suami?
3. Apa yang anda lakukan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga setelah sudah tidak ada suami?
151
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
:
Usia
:
Telah mendapat penjelasan mengenai penelitian Judul
: Fenomena Kepemimpinan Wanita Single Parent
Nama Peneliti
: Anindita Dana Paramita
NIM
: 10.40.0118
Maka saya menyatakan bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini tanpa paksaan dari pihak manapun. Apabila ada hal-hal yang tidak berkenan, maka saya berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa bersangkutan, bagi perkembangan ilmu pengetahuan, serta bagi masyarakat luas.
Semarang, Mengetahui,
(
Menyatakan,
)
(
)
LAPORAN VERBATIM SUBYEK I
Nama
: LT
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Peneliti
Subyek
“Selamat malam ibu, saya Anindita dari Fakultas Psikologi, Unika Soegijapranata, ingin melakukan wawancara dengan ibu untuk keperluan skripsi saya yang berjudul Fenomena Kepemimpinan Wanita Single Parent” “Sebelumnya untuk
“Iya mbak, selamat malam”
Thema
Analysis
Coding
“LT (inisial)”
107
melengkapi identitas perkenalkan dulu, nama lengkap ibu siapa?” “Alamatnya” “Jangli Tlawah Semarang” “Tempat, tanggal lahir dan “Semarang, 14 Februari 1965, jadi usia?” usianya 49 tahun ya.” “Agamanya apa ya ibu?” “Islam mbak.” “Pendidikan terakhir?” “SLTA” “Pekerjaannya?” “Ini membuat tempe.” “Wiraswasta ya bu berarti?” “Iya, wisraswasta.” “Terus dijual-jual gitu apa “Iya, buat sendiri terus dijual gimana bu?” sendiri.” “Pertama bisa nggak bu “Ya namanya anak kecil sering menceritakan sosialisasinya ibu main-main sama tetangga to semasa kecil seperti apa?” mbak.” “Waktu di sekolah ikut “Iya sering ikut, paling kan organisasi-organisasi gitu pramuka, OSIS, gitu” nggak bu di sekolah? “Pernah nggak ibu jadi “Nggak pernah mbak, paling ya pemimpin dalam organisasi anggota.” tersebut?” “Lalu apa orang tua ibu ikut “Iya mbak, mendukung.” mendukung kegiatan organisasi yang ibu lakukan?” “Dukungan seperti apa yang
“Ya nek orang dulu itu kan nggak
Hubungan sosial subyek saat kecil
Hubungan sosial subyek saat kecil baik
Kepemimpinan pada diri subyek Dukungan keluarga terhadap hubungan sosial
Tidak terdapat pengalaman memimpin Terdapat dukungan dari keluarga
Dukungan
Dukungan
+
+ 108
dilakukan oleh orang tua ibu?”
“Apakah orang tua ibu memberikan fasilitas kepada ibu untuk melakukan sosialisasi?” “Kalau pandangan ibu sendiri mengenai pengertian kepemimpinan apa ya bu?” “Menurut ibu, lebih baik mana pemimpin laki-laki atau perempuan?” “Lebih baik mana bu, laki-laki atau perempuan?”
“Kalau menurut agama dan budaya yang ibu anut sendiri, seorang pemimpin itu laki-laki atau perempuan?” “Seberapa jauh ibu mendalami
begitu ngerti masalah kayak gitu, sing penting wong tuwo liat bocah iki kumpulane ning kene ning kene, ngono mbak.” “Orak yo mbak, orang tua ki sing penting ngertine kumpulane sing bener ngono tok mbak, rak ngerti sing liya-liyane.” “Seseorang yang harus bertanggung jawab pada organisasi yang ia pimpin itu.” “Ya bisa laki-laki bisa perempuan.”
“Aku nggak kolot og mbak, kalau perempuan bisa mampu memimpin ya nggak masalah.” “Kalau agama ya aku laki-laki.”
keluarga terhadap hubungan sosial
tidak terlalu kuat
Dukungan keluarga terhadap hubungan sosial
Tidak ada fasilitas dari orang tua
+
Pengertian kepemimpinan Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Pandangan agama subyek mengenai kepemimpinan
Fleksibel -
Fleksibel -
Laki-laki yang menjadi seorang pemimpin
+
“Ya biasa lah mbak, nggak terlalu 109
agama yang ibu anut?” “Bagaimana kalau seorang wanita menjadi pemimpin?”
fanatik.” “Biasanya sih akeh mimpin ki yo laki-laki mbak, nek perempuan ki nggak begitu mengerti nek ono opo-opo ki lho mbak contohe wae nek mati lampu ning omah nek wong lanang kan wis biasa langsung iso ganti lha nek aku kan yo angel repot banget mbak.” “Bagaimana dengan pemimpin “Kalau pemimpin dalam dalam keluarga?” keluarga ya memang dimanamana laki-laki mbak, tapi kalau suami sudah meninggal kan ya mau tidak mau istri yang harus menjadi pemimpin keluarga.” “Sekarang kan ibu menjadi “Yo pokoke saiki aku urip nggo pemimpin keluarga, bagaimana anak-anakku mbak, aku kudu ibu dapat memimpin dengan banting tulang nggo bocah ben baik?” iso sekolah, pokoke pendidikan ki paling penting ngono lho mbak, ojo sampe mandeg sekolahe.” “Bagaimana cara ibu dalam “Nek aku santai, kalau anak itu memimpin keluarga?” salah ya dikasih tau, aku bersikap kadang-kadang seperti teman, kadang seperti sahabat, kadang menjadi ibu buat anak-anak
Kepemimpinan wanita
Pemimpin dalam keluarga
Terdapat banyak kesulitan yang dialami oleh seorang pemimpin wanita Laki-laki sebagai pemimpin dalam keluarga
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Pendidikan yang utama, menjadi tulang punggung keluarga
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Bersikap demokratis
+
+
+
-
110
“Apa ibu meniru kepemimpinan yang dilakukan oleh bapak?” “Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan oleh bapak selama masih hidup dulu?” “Masalah apa bu yang sering muncul selama ibu memimpin keluarga?”
supaya mereka bisa nyaman kalau ada di deketku, sukanya tak tanggap ben cerita ngapain aja tadi di sekolah terus ngko ngecipris cerita dewe, ngono mbak.” “Nek aku anak-anak tak kasi pengertian, piye corone ben anakanakku iso terbuka mbek aku, aku iso dadi koncone iso dadi ibune ngono.” “Bapak orangnya tegas, bertanggung jawab, sayang keluarga, pekerja keras.” “Yo masalah kuwi mbak, nek pas dimintain sesuatu pas kudu kebutuhan sekolah kuwi, nek bocah-bocah minta pas nggak punya uang kan piye to mbak, nggregel rosone, paling dhuwit makan sing tak kurangi. Nek masalah anak-anak alhamdulillah sejauh ini masih bisa tak tangani mbak, paling kan mereka podo nggodani adike terus gelud dewe ngono to mbak. Aku nek lagi podo tukaran ngono yo paling tak jiwit,
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Memberi pengertian kepada anakanak
Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga Masalah yang muncul pada kepemimpinan subyek dalam keluarga
Pemimpin yang baik
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Masalah ekonomi yang sering muncul dan masalah pengasuhan anak Terdapat unsur kekerasan fisik dalam mendidik anak
-
+
+
+
111
“Kalau anak apa menuruti nasihat-nasihat ibu?” “Apa anak-anak pernah melawan kepemimpinan yang ibu lakukan?”
“Bagaimana ibu mengarahkan anak-anak ibu untuk masa depannya?” “Kalau sekarang yang tinggal di rumah ada siapa saja bu?” “Anak ibu berapa ya? Usianya
gemes aku mbak nek kandani angel tenan ngono, wis wong tuwo ki kesel kok malah anakanake podo tukaran ngono.” “Alhamdulillah nurut semua mbak.” “Yo, pernah nek aku nesu ki, lho ibu ki kok nesu-nesu terus to, terus nek sing siji diseneni sing siji ora ngko meri mbak, bocah-bocah ki merinan lho mbak, serba salah dadi bingung juga nek mbelani sing siji diomongi pilih kasih nek rak ono sing dibelani ngko gelut terus, ngono kuwi wis nek bocahbocah.” “Nek bocah-bocah ki rak tak pekso og mbak, paling yo tak kei pandangan-pandangan nek sekolah iki ngko kerjone iki, enake ngene orake ngene.” “Ada anak-anak saya.”
Perilaku anak terhadap kepemimpinan subyek Perilaku anak terhadap kepemimpinan subyek
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Dapat diatasi Terdapat perlawanan dari anak dan terdapat kebingungan pada subyek
+
Terdapat unsur demokratis -
“Ada tiga mbak, yang nomer satu, 112
berapa?”
“Maaf bu, sudah berapa lama ibu menjalin rumah tangga dengan almarhum suami?” “Lalu bagaimana hubungan keluarga ibu saat suami masih ada dan saat suami sudah meninggal?”
“Kalau tetangga-tetangga gitu hubungannya gimana bu? Ada perbedaan perilaku nggak saat
21, yang nomer dua SMP kelas 2 tahun 2000, yang nomer tiga SD kelas 6 tahun 2003 lahire, 11 tahun berarti.” “Saya rumah tangga ki tahun 1991 terus suamiku meninggal tahun 2007.” “Ya pasti ada perbedaan ya mbak, opo meneh pas sebelum meninggal itu, walah bingung banget mbak, itu kan tahun 2007 itu kan yang nomer satu SMP kelas dua, yang nomer dua baru mau masuk SD terus yg ketiga tu baru TK tu lho mbak. Padahal ki bapake ki jek ning rumah sakit mbak, terus aku kudu nglebokke anakku SD mbek TK. Kudu ngurusi anakku mbayar seragam, mbayar segala macem, ning rumah sakit, wahhh bingung banget mbak.” “Ya sama aja mbak, aku jadi orang tu kalo keluar ya paling arisan, rak seneng keluar-keluar
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Masalah perekonomian keluarga
Masalah hubungan sosial
Terdapat kecemasan mendalam pada diri subyek Masalah kesulitan keuangan sangat dirasakan oleh subyek
Tidak terdapat perbedaan : tidak pernah
+
+
+
113
ibu menjadi single parent?”
ngono og. Paling yo nek wis bar urusan aku ning njero ngono.”
“Kalau arisan gitu aktif nggak bu?”
“Aktif mbak dulu, jadi pengurus jadi bendahara. Aku ki mbiyen meh leren mbak mosok aku terus, terus tak pasrahke tonggoku malah bar kuwi deen hamil terus dikekke ning aku meneh, walah sampe kapan iki nek ngene iki.” “Iya mbak, kan nek nggak berangkat nggak penak.” “Nggak mbak, saya nggak yang suka ngobrol gitu kok, paling ya kalau keluar ke warung gitu nyapa terus ngomong-ngomong bentar.” “Yo nek emosional kan wajar wong jek SMP, nek deen jek nesu ki tak jarke wae ngono mbak, ngko nek wis tenang lagi tak ajak omongan. Paling ki cuma dibedo mbek sedulur-sedulure ki lho mbak, tukaran-tukaran ngono.” “Kalau saya ya tak kasih tau mbak, tak bimbing, tak ajari sesuai kemampuanku nek
“Harus aktif terus ya bu kalau pegang uang gitu?” “Apakah ibu sering menyempatkan diri untuk sekedar berbincang-bincang dengan tetangga?” “Lalu perilaku anak-anak sendiri gimana bu setelah bapak nggak ada?”
“Bagaimana cara ibu dalam mendidik anak-anak?”
Masalah hubungan sosial : Organisasi Formal
Masalah hubungan sosial Masalah hubungan sosial : Sosialisasi Informal Perilaku anak setelah subyek menjadi single parent
Masalah pola asuh anak
berinteraksi lebih dengan masyarakat Aktif
-
Terdapat unsur keterpaksaan Tidak Aktif
+
+ Terkadang muncul masalah emosional pada anak
Terdapat kesulitan dalam
+
+
114
masalah belajar gitu barang to, nek aku iso yo tak ajari, nek nggak ya dia tak suruh belajar sendiri, nek dulu kan misalnya aku nggak bisa ada bapaknya yang lebih pinter, kalau sekarang yo sak isone.” “Kalau masalah ibadah, “O nek ibadah nomer satu mbak, hubungan sosial anak-anak gitu tak oyak-oyak terus, kakaknya gimana bu?” yang nomer 1 itu juga ikut ngoyak-oyak adiknya suruh pada shalat.” “Pernah memberikan hukuman “Nggak pernah mbak nek bu kepada anak-anak ibu?” hukuman paling yo tak cubit nek omongane nggak baik yo tak plok mulutnya.” “Kalau masalah mengurangi uang jajan itu nggak ya bu?”
“Ibu memberikan penghargaan untuk anak ibu yang berprestasi?”
membimbing anak-anak belajar
Masalah pola asuh anak
Masalah pola asuh anak
“Ya nek itu nggak, nek nggak punya uang ya nggak tak kasi, nek punya uang ya tak sangoni.”
Masalah pola asuh anak
“Nah aku kadang ngomong, nek kowe rangking 1 tak kei hadiah, nggo memacu to ngono mbak.”
Masalah pola asuh anak
Butuh bantuan anak pertama untuk membimbing shalat Terdapat kekerasan fisik pada pengasuhan subyek Berlaku semampunya tanpa memikirkan kebutuhan anak Terdapat reward untuk anak
+
+
+
-
115
“Contohnya hadiah apa bu yang pernah ibu berikan?”
“Apa ibu sudah merasa berhasil dalam mendidik anakanak?”
“Pernah tak ajak manganmangan ning njobo, yo sakmampuku to pokoke mbak, wong rak nduwe dhuwit kan yo sing penting nuruti anak sakisone orak sing larang-larang ngono.” “Belum mbak, nek anak-anak belum selesai sekolahnya tu aku belum berhasil berarti. Pokoke sampe anakku lulus, iso kerjo, ketok, ngono.” “Wah nek masalah itu yo beda banget, banget-banget bedone.”
“Kalau untuk masalah ekonomi saat masih ada bapak dan sekarang setelah nggak ada bapak bagaimana bu?” “Dulu waktu bapak masih ada “Kontraktor” kerjanya apa bu?” “Sejauh apa bu “Nek dulu kan ya bapake perbedaannya?” penghasilan alhamdulillah besar to mbak buat aku, dadi iso nyukupi kebutuhan keluarga, mangan, sekolah bocah-bocah ki wis iso lunas kabeh, iso ngajak bocah-bocah liburan barang to mbak bar bapak nggak ada kan
Masalah pola asuh anak
Keberhasilan dalam pola asuh
berprestasi Terdapat reward untuk anak berprestasi
-
Belum berhasil +
Masalah perekonomian
Subyek sangat kesulitan
Masalah prekonomian
Subyek sangat kesulitan
+
+
116
“Bagaimana cara ibu agar tetap dapat memenuhi kebutuhan keluarga?”
“Yasudah bu, gitu dulu wawancara dari saya.” “Iya bu, mari selamat malam bu selamat istirahat.”
aku bingung banget wong aku rak kerjo barang.” “Aku langsung belajar nggawe tempe kuwi, kabeh-kabeh kudu aku dewe sing nyukupi, mangan, sekolah anak-anak, transport, nek sekolah sih rak mbayar mbak wong negeri, tapi transport, buku karo sangune ki lho mbak sing masalah banget, kan kuwi akeh banget kudune mbak.” “Sudah cuma itu mbak, yasudah.”
Penyelesaian masalah perekonomian
Berusaha membuat usaha sendiri +
“Iya terimakasih mbak.”
117
Wawancara Tambahan dengan Subyek “Selamat sore ibu, saya “Iya mbak” meminta waktunya untuk wawancara kembali agar mendapatkan data yang lebih akurat untuk penelitian saya.” “Bagaimana hubungan suami “Baik mbak, sama tetanggaibu dengan lingkungan sekitar tetangga juga deket dulu juga semasa masih hidup? Apakah bapak jadi ketua RT di sini. Kalo bapak aktif mengikuti kegiatan kegiatan-kegiatan ya jelas ikut organisasi di lingkungan mbak, kayak arisan bapakmasyarakat?” bapak, pengajian, kerja bakti, rapat RT gitu” “Jadi bapak aktif sekali ya “Iya mbak, nggak dateng kegiatandalam kegiatan sosialisasi di kegiatan gitu tu ya paling kalau masyarakat.” lagi di dinas di luar kota, kalau di rumah ya pasti datang.” “Lalu bagaimana sekarang saat “Maksudnya kegiatan apa ya?” bapak sudah meninggal? Dalam keluarga ibu adakah yang menggantikan bapak untuk mengikuti kegiatankegiatan tersebut?” “Ya kegiatan seperti yang ibu “Oooo kalo itu ya nggak ada sebutkan tadi, arisan bapakmbak, anakku kan cewek-cewek
Hubungan sosial saat suami masih hidup
Sangat aktif dalam kegiatan di masyarakat
+
Hubungan sosial setelah bapak
Tidak ada anggota
+
118
bapak, pengajian, rapat RT, kerja bakti, begitu bu?” “Bagaimana dengan ibu? Apakah ibu juga tidak menggantikan bapak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?”
“Lalu apa usaha ibu untuk dapat tetap mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat?” “Apakah ibu berusaha agar sosok bapak tetap ada dalam masyarakat?”
“Oooo begitu ya bu.” “Bagaimana cara ibu untuk tetap dapat mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada di lingkungan rumah ibu, misalnya untuk mengetahui informasi-
semua jadi ya nggak pada mau kalau ikut acara-acara seperti itu? “Wah ya nggak mbak kalo saya, rak penak karo tanggane wong nek acara kayak gitu kan bapak-bapak semua yang dateng. Tapi kan yo tanggatanggane wis ngerti nek bapake udah nggak ada jadi kan pada maklum to mbak.” “Usaha gimana maksudnya?” “Nggak juga sih mbak, tetangga juga sudah pengertian kok, tau kalau bapaknya sudah nggak ada ya nggak menuntut saya sama anak-anak buat menggantikan bapak.” “Iya mbak.” “Ya kalo biar tau informasi sih saya juga dari omong-omongan sama ibu-ibu gitu, misalnya ada yang sakit kan terus besuknya sama rombongan ibu-ibu, kalo acara 17an ya paling juga tahu dari
meninggal Hubungan sosial ibu setelah bapak meninggal
Hubungan sosial ibu setelah bapak meninggal Hubungan sosial ibu setelah bapak meninggal
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
keluarga yang menggantikan Tidak pernah mewakili bapak dalam kegiatan di masyarakat
Tidak ada usaha untuk menggantikan posisi bapak di masyarakat?
+
+
Informasi hanya didapat dari ibu-ibu +
119
informasi yang ada, acara yang akan diadakan masyarakat, seperti itu bu, bagaimana cara ibu?”
ibu-ibu, kalau yang kayak pengajian gitu kan ada undangannya ke rumah mbak, tapi dulu waktu bapak masih ada, setelah bapak sudah nggak ada ya nggak pernah dapet lagi paling ya cuma tahu kalau ada pengajian tapi nggak datang.” “Apakah ibu tidak pernah “Ya nggak mbak, kasian wong meminta anak-anak ibu untuk cewek-cewek semua, nggak tau menggantikan bapak mengikuti besok kalau ada yang sudah kegiatan-kegiatan tersebut?” menikah kan suaminya yang saya suruh datang, tapi kalau anak cewek-cewek kan wagu to mbak nek datang ke kaya gitu.” “Begitu ya bu.. kalau masalah “Pola asuh demokratis ya mbak pola asuh, pola asuh seperti apa kayaknya.” yang ibu jalankan untuk anakanak? Apakah demokratis, permisif, atau otoriter?” “Darimana ibu menilai sisi “Darimana ya, hahaaa kurang tau demokratis tersebut?” mbak.” “Kalau demokratis itu kan “Iya, memang yang demokratis tidak pernah memaksakan ya, kan saya memang nggak kehendak, mendengarkan penah memaksakan kemauan aspirasi anak-anak, saya sama anak-anak tapi tetap
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Tidak ada usaha untuk mengikuti kegiatan sosial dengan bapakbapak
+
Pola asuh setelah bapak meninggal
Demokratis
+
Tidak memaksakan kehendak, mengarahkan
+
Pola asuh setelah bapak meninggal
120
mendiskusikan segala sesuatu mengarahkan anak-anak juga dengan anak-anak. Apabila supaya mendapatkan yang terbaik otoriter yaitu sebaliknya, untuk kehidupannya, pendidikan, memaksakan kehendak hati pertumbuhan, dan kesehatannya ibu, menghukum anak-anak begitu to mbak. Kalau apabila tidak menurut, menghukum ya paling apa ya, sedangkan permisif yaitu saat nggak yang kejam gitu tapi paling ibu tidak mempedulikan anakdijiwit to mbak nek wis gemes anak, membiarkan anak-anak banget ki wong ya anak-anak ki untuk melakukan dan memang mbeling-mbeling nek rak memutuskan segala sesuatunya tau diseneni yo piye to mbak wong sendiri tanpa memberi arahan jenenge wong tuwa.” kepada anak-anak seperti itu bu..” “Iya-iya bu, jadi tetap ada “Iya paling kan tak theot ngono hukuman namun masih wajar tapi kan yo rak tenanan mbak, begitu ya?” rak sing sampe bocahe nganti lara ngono.” “Begitu ya bu.. mengapa ibu “Karena kan bapaknya sudah tidak memilih untuk bersikap ada jadi kalau ada masalah apa demokratis kepada anaksegala macem kan saya anak?” pertimbangannya sama anak-anak to mbak, hidupnya kan juga sama mereka untuk kebaikan mereka juga jadi dibicarakan bersama, anak-anak kan juga tidak susah
anak-anak
Pola asuh setelah bapak meninggal
Pola asuh setelah bapak meninggal
Diberi hukuman fisik tapi tidak serius Pertimbangan kepada anakanak
-
-
121
“Oooo begitu ya bu, baiklah bu kalau begitu, boleh saya lanjutkan wawancaranya dengan anak ibu? Karena saya membutuhkan kelengkapan data dari anak ibu juga.”
diberi pengetian jadi tidak perlu dikerasi gitu lho mbak, paling dikandani sekali dua kali yo wis ngerti.” “Oh ya boleh mbak, sebentar saya panggilkan anak saya.”
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek ( I ) Peneliti
Anak Subyek
“Selamat sore dek, saya ingin mengganggu waktunya untuk menggali informasi mengenai kepemimpinan yang dilakukan oleh ibu dalam keluarga setelah bapak tidak ada.” “Bagaimana cara ibu dalam
“Oh iya.”
“Yaa disiplin, terus tegas, sabar
Thema
Analysis
Coding
Kepemimpinan
Disiplin, tegas,
-
122
memimpin keluarga?”
dalam menghadapi anak-anak.”
“Apa kelebihan ibu dalam memimpin keluarga?”
“Ibu semangat.”
“Kalau kekurangan yang dimiliki oleh ibu?”
“Sering marah-marah.”
“Masalah apa sih yang biasanya dihadapi oleh ibu dalam memimpin keluarga?” “Yang biasanya membuat ibu bertengkar dengan anakanaknya bagaimana?” “Bagaimana cara ibu dalam menghadapi masalah tersebut?”
“Paling ibu bertengkar sama anak-anak.” “Paling jahil-jahilin adek.” “Paling ibu ngomel, marah, terus nangis.”
“Anak-anak kalau dimarahin sama ibu apa yang dilakukan?”
“Ya paling nglawan, mbantah pake omongan gitu.”
“Menurut adek, ibu itu mengasuh anak-anak secara demokratis, permisif, atau otoriter?” “Apa yang membuat adek
“Demokratis?”
subyek dalam keluarga Kepemimpinan subyek dalam keluarga Kepemimpinan subyek dalam keluarga Masalah subyek sebagai single parent Masalah subyek dalam pola asuh anak Penyelesaian masalah pada kepemimpinan subyek Perilaku anak
dan sabar Semangat Terdapat unsur agresifitas Bertengkar dengan anakanak
Kurang dapat berkomunikasi dengan keluarga Terdapat perlawanan dari anak
+
+
+
Pola Asuh Ibu Demokratis
“Sayang sama anak-anaknya,
+
Pola Asuh Ibu
+ + 123
merasa kalau ibu itu demokratis?” “Kalau ibu memarahi anakanaknya dan memaksakan kehendaknya itu tidak adek anggap sebagai pola asuh yang otoriter? Yang sering marahmarah dengan anak-anaknya sampai menangis begitu.” “Oooo gitu ya dek, jadi ibu juga mengkomunikan segala sesuatu sama anak-anak ya? “Saran apa yang akan adek katakan untuk ibu?” “Oooo gitu ya dek, yasudah kalau begitu terimakasih informasinya dek.”
kalau marah juga karena sayang sama anak-anaknya.” “Nggak mbak, ibu marah-marah itu ngasih tau anaknya, untuk kebaikan anaknya juga kok, nggak pernah memaksakan kehendak juga.” “Iya mbak.”
Demokratis Pola Asuh Ibu
Demokratis
+
Pola Asuh Ibu
Demokratis +
“Ya lebih sabar, nggak marahmarah terus.” “Iya sama-sama.”
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek ( II ) Peneliti
Anak Subyek
“Selamat sore mbak, saya meminta waktunya sebentar ya untuk melakukan wawancara mengenai keluarga mbak W.”
“Iya mbak.”
Thema
Analysis
Coding
124
“Bagaimana pola asuh orang tua mbak W saat ayah masih hidup?” “Apakah orang tua mbak W memanjakan anak-anaknya?” “Apakah orang tua mbak W selalu mengikuti keinginan anak-anaknya?” “Contohnya seperti apa mbak?”
“Kalau masalah sekolah begitu yang memilih sekolahan orang tua atau mbak?” “Jadi saat memilih SMP orang tua mbak meminta pertimbangan kepada mbak begitu?” “Lalu ada contoh lain nggak
“Saat dulu ya, ya sabar, jarang memarahi anak-anaknya.”
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Sabar
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Tidak selalu dimanjakan
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Terdapat arahan dari orang tua
+
“Ya biasa aja mbak.” “Nggak juga mbak, kadang ya ada yang nggak boleh, dilarang sama orang tua walaupun anaknya pengen.” “Ya dulu kan saya dan adek-adek saya masih kecil ya, jadi kalau pas lagi minta pergi-pergi kemana gitu kan nggak selalu diturut, kalau minta mainan juga dipilih-pilih nggak selalu yag ditunjuk terus dibeliin gitu.” “Kalau dulu sih orang tua mbak, kan masih kecil, tapi saat SMP orang tua yang mengikuti keinginan saya.” “Iya mbak karena nilai saya kan juga di atas rata-rata jadi saya dibebaskan memilih sekolah yang saya inginkan yang penting masuk dengan nem saya.” “Apa ya, lupa saya mbak.”
+
+
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Terdapat pengarahan dari orang tua
Pola asuh orang tua saat bapak masih ada
Terdapat kebebasan untuk memilih
+
+
125
saat orang tua mbak W memberikan kebebasan kepada mbak untuk memilih sesuatu saat bapak masih ada?” “Bagaimana pola asuh ibu “Ibu lebih bekerja keras sih mbak, setelah bapak meninggal? giat cari uang jadi waktu untuk Apakah ada perbedaan?” anak-anaknya juga semakin sedikit tapi kan anak-anaknya sudah mulai besar-besar jadi ya lebih gampang diurus, dulu kan ibu punya banyak waktu untuk mengurus saya dan adek-adek karena ibu tidak bekerja, kalau setelah bapak meninggal kan ibu harus bekerja untuk keluarga jadi ya untuk anak-anak tidak banyak waktu, paling kalau pagi ngurusin sarapan habis itu anak-anak sekolah, nanti ibu yang jemput sampai rumah sudah mbuati tempe lagi sama beres-beres rumah, malemnya sudah capek.” “Apakah ibu juga memberi “Iya semakin besar anaknya kan kebebasan untuk anak-anaknya semakin dibebaskan seperti saya dalam memilih sesuatu hal?” memilih kampus, bekerja, ibu kan hanya ngasih wejangan aja tapi
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Ibu tidak memiliki banyak waktu untuk anakanak karena kesibukan bekerja +
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Diberi kebebasan dalam memilih
-
126
“Menurut mbak W pola asuh apa yang diberikan ibu kepada anak-anaknya? Apakah ibu seseorang yang demokratis, permisif, otoriter, atau seperti apa begitu?” “Apakah ada unsur otoriter pada pola asuh ibu?” “Iya, memaksakan kehendaknya, memberi hukuman apabila anak-anak tidak menuruti ibu, apa ada unsur seperti itu? “Apa Mbak W masih sering dimarahin oleh ibu?” “Oooo begitu ya mbak.” “Apakah ibu sering marahmarah saat bapak masih ada?”
semuanya dipasrahkan kepada saya yang menjalani.” “Kalau menurut saya ya demokratis mbak, nggak pernah memaksaan kehendak kok, paling hanya memberi wejangan aja untuk anak-anaknya.” “Kalau otoriter itu kan nyuruhnyuruh gitu ya mbak?” “Nggak sih mbak, ibu itu hanya memberi arahan kepada anaknya, memberi pertimbangan, ya mungkin kalau seorang ibu marah kepada anaknya itu kan hal yang biasa ya mbak, tapi tidak sering marah juga kok.” “Nggak mbak, adek-adek paling yang serih dikasih tau kalau pas susah belajar, susah shalatnya gitu.” “Nggak mbak, ya wajar kalau ibu tu marahnya.”
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Pola asuh demokratis
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Pola asuh demokratis
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Pola asuh demokratis
Pola asuh ibu sebelum bapak meninggal
Tidak sering marah
-
Pola asuh demokratis
-
127
“Lalu sekarang setelah ayah meninggal bagaimana?”
“Sama saja ya, tapi mungkin sering meminta pengertian kepada anaknya untuk nurut sama ibu karena bapak sudah nggak ada.” “Selanjutnya maaf ya mbak “Kalau ekonomi memang berbeda sebelumnya, kalau masalah mbak, karena dulu kan bapak yang perekonomian keluarga bekerja di perusahaan kontraktor, bagaimana saat bapak masih ibu sebagai ibu rumah tangga, tapi hidup dan sekarang setelah setelah bapak meninggal kalau bapak meninggal?” swasta kan nggak dapat pensiunan jadi ibu mulai bekerja memproduksi tempe itu mbak lalu dititipkan di pasar.” “Jadi bisa dikatakan jauh “Iya, sangat berbeda karena berbeda ya mbak?” dulunya memang ibu tidak bekerja.” “Perbedaan itu terasa darimana “Ya dulu kan uang sekolah, uang mbak? Misalnya dulu segala buku, uang jajan sudah selalu pengen segala sesuatu disediakan sama bapak, sekarang langsung bisa beli kalau kan ibu harus bekerja keras sekarang tidak, atau dulu sendirian untuk membayar itu, punya investasi apa saja, dulu juga alhamdulillah saya sekarang berkurang, seperti itu punya mobil tapi setelah bapak atau bagaimana?” meninggal kan mobilnya dijual mbak untuk memenuhi kebutuhan sementara selama ibu belum
Pola asuh ibu setelah bapak meninggal
Tidak sering marah
Perekonomian keluarga
Jauh berbeda saat bapak masih ada dan setelah bapak meninggal
Perekonomian keluarga
Sangat berbeda
Perekonomian keluarga
Dulu ibu tidak perlu bekerja segala kebutuhan telah dipenuhi oleh bapak
-
+
+
+
128
“Ooooo begitu ya mbak, lalu mengenai hubungan keluarga mbak dengan masyarakat bagaimana?” “Apakah mbak W aktif mengikuti kegiatan di masyarakat?”
memiliki pekerjaan.” “Baik-baik aja sih mbak, nggak ada masalah.”
Hubungan sosial
-
“Dulu aktif sih mbak waktu SMA gitu, sama remaja, tapi sekarang sudah jarang.”
Hubungan sosial
“Temen-temen sepantaran saya tu sudah pada kerja, ada yang sudah menikah juga jadi ya nggak pernah kumpul remaja.” “Begitu ya, lalu apakah dulu “Aktif sekali mbak karena dulu bapak aktif dalam kegiatan di RT.” masyarakat?” “Acara seperti pengajian, rapat, “Iya mbak.” kerja bakti seperti itu diikuti oleh bapak ya?” “Lalu sekarang adakah dalam “Nggak ada mbak, sudah nggak keluarga mbak yang ada yang mewakili.” menggantikan bapak misalnya dalam pengajian, rapat RT seperti itu?” “Mbak juga tidak ingin “Nggak pernah mbak, kan bapakmewakili bapak?” bapak semua yang ikut acara itu.”
Hubungan sosial
“Oooo kenapa mbak?”
Baik-baik saja
Hubungan sosial saat bapak masih ada Hubungan sosial saat bapak masih ada Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Hubungan sosial setelah bapak
Aktif kegiatan remaja saat SMA, sekarang sudah tidak Sekarang tidak aktif lagi dalam kegiatan remaja Sangat aktif
-
-
Sangat aktif Tidak aktif lagi +
Tidak aktif
+
129
“Ibu juga tidak meminta mbak dan adek-adek untuk menggantikan bapak?”
“Baiklah mbak W kalau begitu, cukup sekian wawancara dari saya, terimakasih banyak atas waktunya.”
“Nggak pernah sih mbak.”
meninggal Usaha ibu dalam mendidik anakanaknya untuk mengikuti kegiatan sosial menggantikan bapak
Tidak ada usaha yang dilakukan oleh ibu
+
“Iya sama-sama mbak.”
130
LAPORAN VERBATIM SUBYEK II
Nama
: SH
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Peneliti “Selamat malam ibu, saya Anindita dari Fakultas Psikologi, Unika Soegijapranata, ingin meminta waktu ibu sebentar untuk melakukan wawancara demi keperluan skripsi saya yang berjudul Fenomena Kepemimpinan Wanita Single Parent
Subyek “Oh iya, selamat malam dik”
Thema
Analysis
Coding
131
“Sebelumnya untuk melengkapi identitas perkenalkan dulu, nama lengkap ibu siapa?” “Tempat, tanggal lahir dan usia?” “Agamanya apa ya ibu?” “Pendidikan terakhirnya?” “Pekerjaannya?”
“Bagaimana hubungan sosialisasi ibu di lingkungan rumah maupun di sekolah saat masih kecil?” “Kalau menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi apakah sudah pernah?” “Menurut ibu, apa sih arti kepemimpinan?”
“Saya? SH (inisial).”
“Magelang, 12 Desember 1965, 49 tahun.” “Islam.” “SPG, kalau sekarang setara dengan SMK.” “Sekarang jualan keliling, sambil kalau ada tetangga yang nyuruh kita masak ya mau, jualan peyek kacang dan nasi bungkus.” “Ya baik, dulu kan kalau di sekolah ada Pramuka, OSIS, Karang Taruna gitu, ikut organisasi itu menjadi anggota itu.” “Belum, paling anggota.” “Kayak menjadi ketua dalam organisasi gitu.”
Perekonomian keluarga
Hubungan sosial subyek saat masih kecil
Hubungan sosial subyek baik
Kepemimpinan pada subyek
Tidak ada pengalaman memimpin
-
+
Pengertian kepemimpinan menurut subyek
132
“Lalu menurut pandangan ibu mana yang baik, seorang pemimpin laki-laki atau perempuan? Mengapa?”
“Menurut saya ya laki-laki, soalnya laki-laki lebih tegas dan terampil dalam menjalankan tugasnya daripada perempuan.”
“Kalau menurut pandangan agama dan budaya yang ibu anut, seorang pemimpin baiknya laki-laki atau perempuan?” “Sejauh mana ibu mendalami agama ibu sehingga ibu dapat menyimpulkan bahwa pemimpin adalah laki-laki?” “Bagaimana menurut ibu apabila seorang perempuan menjadi pemimpin?” “Bagaimana dengan pemimpin dalam keluarga? Apakah harus seorang laki-laki atau perempuan?” “Sekarang kan ibu menjadi kepala keluarga, apa ibu sudah merasa baik dalam memimpin
“Ya laki-laki kalau keluarga.”
Laki-laki lebih baik dalam memimpin
+
“Ya laki-laki, dalam agama tu kan ya yang wajib memang seorang pemimpin adalah lakilaki.”
Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Kepemimpinan menurut agama dan budaya subyek
Laki-laki sebagai pemimpin
+
“Ya biasa aja mbak saya, menjalankan ibadah sesuai waktunya aja.”
Pendalaman agama yang dianut subyek
Sesuai syariah, tidak terlalu fanatik
“Menurut ibu ya kurang baik, kurang tegas.”
Pendapat subyek mengenai perempuan sebagai pemimpin Pemimpin keluarga
Kurang baik
“Ya belum baik, soalnya apa-apa masih serba repot serba sendiri semua kalau saya demokratis og
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
+
Laki-laki sebagai pemimpin keluarga Kurang baik, masih banyak masalah
+
+
133
keluarga?” Bagaimana cara ibu dalam memimpin keluarga?” “Bagaimana tanggapan anakanak mengenai kepemimpin yang ibu lakukan, pernah ada kritikan dari anak-anak nggak?” “Contohnya seperti apa bu?”
“Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan oleh bapak selama masih hidup dulu?” “Sekarang yang tinggal di rumah ibu siapa saja?” “Anak ibu ada berapa? Tinggal di rumah semua?”
mbak, semasa anak-anak masih bisa bermain tanpa resiko ya nggak apa-apa, terus nuruti kepengenannya anak-anak juga?” “Ya pernah, kalau bapak tu gini kalau sekarang bu tu gini.”
“Dulu kalau sama bapak minta uang nggak kebanyakan ditanya, kalau sama ibu ditanya sampai ntrhitik.” “Bapak ya orangnya disiplin, anak-anak nurut banget sama bapaknya, tanggung jawab sama keluarga.” “Ada anak-anak.”
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Terdapat kritikan dari anak-anak
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Terdapat kritikan dari anak-anak
Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga
Pemimpin yang baik
+
+
+
“Anak ibu ada lima, yang tinggal di rumah empat, yang nomer satu umur 27 bekerja di Jogja, nomer dua udah kerja umurnya 24, nomer tiga udah kerja, nomer 4 masih SMK, yang terakhir mau lulus kelas 3 SMP.” 134
“Sudah berapa lama ibu menjalin rumah tangga dengan almarhum suami ibu?” “Bagaimana hubungan ibu dengan anak-anak ibu sebelum ditinggal suami dan setelah ditinggal suami?” “Bagaimana hubungan dengan masyarakat sekitar? Apa ada masalah dengan status ibu sebagai single parent?” “Sebelum suami ibu meninggal, apa ibu ikut aktif dalam kegiatan organisasi di masyarakat” “Apa ada perbedaan perilaku pada anak-anak setelah bapak meninggal?”
“Apa ibu mengalami kesulitan dalam mengasuh anak-anak sendiri?”
“Sekitar 24 tahun, meninggalnya tahun 2009, meninggalnya di rumah karena sakit Stroke.” “Ya sama aja, nggak ada masalah, hubungan sama keluarga suami juga sama aja, hubungannya tetep baik-baik aja, masi tetep berhubungan terus.” “Ya baik-baik, nggak ada masalah.” “Kalau dulu ya aktif, ikut arisan, PKK, jadi bendahara tapi kalau sekarang ya agak berkurang soalnya sibuk cari kebutuhan ekonomi.” “Ada, ya beda banget soalnya dulu kan pada deket sama bapaknya, nurutnya sama bapaknya, kalau sekarang kan nggak ada yang ditakuti jadi susah dibilangin.” “Ya pasti kesulitan, dulu kan ada bapaknya yang ikut membantu, sekarang kan nggak ada jadi
Hubungan dengan keluarga setelah menjadi single parent
Hubungan baik, tidak terdapat perbedaan
Hubungan Hubungan baik, sosialisasi subyek tidak terdapat dengan masalah masyarakat Masalah Hubungan hubungan sosial sosial subyek subyek dengan berkurang masyarakat setelah suami meninggal Masalah pola Subyek asuh anak mengalami kesulitan dalam mengasuh anak-anak Masalah pola asuh anak
Subyek mengalami kesulitan dalam
-
-
+
+
+
135
“Bagaimana cara ibu untuk mengasuh anak-anak tanpa bapak?”
“Apa ibu pernah memberi hukuman untuk anak-anak?” “Apa ibu juga memberikan penghargaan untuk anak-anak ibu apabila mereka berprestasi?” “Apa ibu sudah merasa berhasil untuk mendidik anak-
banyak kesulitannya. Anak-anak nurutnya juga sama bapaknya, yang bisa ngasi tau juga cuma bapaknya jadi ya gimana ya mbak, susah kalau sama saya.” “Ya kita bilangin, kita kasih pengertian sekarang sudah nggak ada bapaknya, ibu harus mencari nafkah sendiri lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan, tapi anak-anak yang mau mengerti cuma memang agak susah sih mbak soalnya mereka nurutnya sama bapaknya, kalau sama saya kan ya kalau saya yang bilangin nggak terlalu didengerin mbak sama anak-anak.” “Ya pernah, uang jajannya dikurangi, nggak boleh main gitu.” “Ya dikasih, kan anak-anak seneng juga dapet hadiah dari orang tua, kayak sepatu, tas gitu.” “Ya belum, besuk kalau anakanak sudah selesai sekolah
mengasuh anak-anak
Penyelesaian masalah pola asuh anak pada subyek
Pola asuh untuk anak-anak Pola asuh untuk anak-anak
Keberhasilan dalam pola asuh
Subyek kesusahan dalam memimbimbing anak-anak karena biasanya anakanak hanya patuh kepada ayahnya.
Terdapat hukuman finansial Terdapat reward untuk anak berprestasi Belum berhasil
+
+
-
+
136
anak? Darimana ibu mengukur keberhasilan itu?” “Apa dulu keluarga ibu menggantungkan ekonomi sepenuhnya pada bapak?” “Lalu apa ada perbedaan kondisi ekonomi saat dulu ada bapak dan sekarang setelah bapak meninggal?”
“Apa yang ibu lakukan untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan keluarga?”
“Oooo begitu ya bu, kalau begitu sekian dulu bu wawancara dari saya, terimakasih atas waktunya.”
sudah kerja taunya kan kalo gitu.” “Nggak, dulu saya juga kerja, jualan keliling juga.” “Ya ada, beda banget mbak, dulu Masalah ekonomi pada subyek kan kita berdua cari rejeki, kalau sekarang kan tinggal saya sendiri, harus lebih gigih dalam mencari nafkah cari-cari kerja tambahan juga biar dapat uang lebih.” “Ya sekarang kerja lebih keras Cara subyek nambah-nambah kerjaan, kalau dalam dulu hasilnya berdua, sekarang menyelesaikan hasilnya cuma sendiri, kalau dulu masalah ekonomi cuma jualan sekarang masakmasak juga di tempat tetangga kerjanya sampai malam sekarang mbak nggak kayak dulu lagi jadi waktunya di rumah juga cuma sebentar.” “Ya sama-sama mbak.”
Subyek harus bekerja lebih keras untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga Menambah pekerjaan dan bekerja lebih giat lagi
+
+
137
Wawancara Tambahan dengan Subyek Peneliti
Rekan Kerja Subyek
“Selamat pagi Bu Tatik, saya minta waktunya sebentar untuk melakukan wawancara kembali.” “Bagaimana hubungan sosial bapak saat masih hidup dengan lingkungan masyarakat?” “Apakah bapak aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat? Seperti pengajian, rapat RT, kerja bakti, arisan bapak-bapak, dan sebagainya?” “Seberapa aktif bapak dalam mengikuti kegiatan tersebut?”
“Iya.”
“Lalu sekarang setelah bapak meninggal, apakah dalam anggota keluarga ibu ada yang menggantikan posisi bapak di masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?”
“Ya baik dengan tetangga.” “Ya ikut aktif.”
“Sering ikut, kalau ada arisan ya ikut, pengajian ya datang, kalau ada undangan-undangan ya datang, kerja bakti juga ikut.” “Paling ya anak saya yang nomer tiga yang saya suruh datang, kan nggak enak sama tetangga kalau kerja bakti bersih-bersih sampai depan rumah gitu nggak ada yang datang.”
Thema
Analysis
Hubungan sosial saat bapak masih ada Hubungan sosial saat bapak masih ada
Baik
Coding
+ Aktif +
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Salah satu anak menggantikan
+
-
138
“Kegiatan apa saja yang diikuti oleh anak ibu tersebut untuk menggantikan bapak?” “Lalu dengan arisan bapakbapak, rapat RT, pengajian, dan acara-acara semacam itu bagaimana? Apakah anak ibu turut datang juga?” “Apa ibu pernah meminta anak ibu untuk datang ke acara seperti itu?”
“Kenapa bu?”
“Jadi kalau kerja bakti yang dilakukan juga bersama dengan remaja-remaja ya bu?” “Lalu dulu saat bapak masih ada, apa anak ibu tersebut juga mengikuti kerja bakti bersama
“Paling ya kerja bakti itu, sama bantu-bantu kalau acara 17an sama remaja-remaja.” “Kalau itu nggak kok, paling ya nggak mau kalau disuruh dateng seperti itu, wong masih muda.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Nggak pernah.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Paling kalau disuruh ya nggak mau, kalau yang banyak remajanya itu masih sama-sama remaja ya mau, kalau yang bapakbapak gitu ya nggak.” “Iya mbak.” “Iya kalau tetangganya sepantaran pada ikut ya dia ikut bapaknya kerja bakti juga.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Hubungan sosial setelah bapak meninggal Hubungan sosial saat bapak masih ada
Hanya kerja bakti bersama teman remaja Tidak mau mewakili bapak datang acara di masyarakat Ibu tidak mendidik anak untuk menggantikan posisi bapaknya di masyarakat Pesimis dengan anak
+
+
+
+
Hanya bersosialisasi dengan remaja Terkadang mengikuti bapak bekerja
+
+
139
bapak-bapak dan remaja?” “Ibu sendiri juga tidak pernah mengikuti kegiatan untuk menggantikan bapak di masyarakat?” “Usaha apa yang ibu lakukan agar sosok bapak tetap ada di masyarakat?” “Apakah tetangga ibu juga tidak meminta ibu untuk menggantikan bapak begitu?” “Upaya apa yang ibu lakukan untuk tetap mendapatkan informasi mengenai lingkungan sekitar ibu?” “Begitu ya bu, selanjutnya masalah pola asuh sendiri bu, dalam wawancara kemarin kan ibu mengatakan bahwa setelah suami meninggal, ibu sudah tidak banyak mengurus anakanak lagi, ibu membebaskan anak-anak untuk melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa mengarahkan anak-anak,
“Nggak pernah, paling ikut arisan ibu-ibu apa rewang kalau lagi ada yang punya hajat.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Ya biasa-biasa aja mbak, lha memang sudah nggak ada bapaknya mau gimana.” “Nggak, sudah toleransi memang kalau janda kan ya tetangga maklum sama keluarga kita to mbak.” “Tanya-tanya sama ibu-ibu sebelah rumah, ngomongngomong kalau lagi longgar.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
“Tadinya tu saya urusi anakanak tu mbak, tapi kan ya makin lama makin susah saya ngurusi anak-anak sama sibuk kerja jadi ya biarlah biar tahu sendiri. Kan sudah besar juga jadi tahu yang baik dan yang buruk untuk mereka sendiri, kalau yang nomer satu, dua, tiga kan juga sudah kerja jadi sudah nalar
bakti Ibu tidak menggantikan posisi bapak di masyarakat
Menanyakan informasi kepada ibu-ibu di sekitar Pola Asuh setelah Menjadi bapak meninggal permisif karena anak-anak susah diberi pengarahan
+
+
+
140
mengapa ibu melakukan pola asuh tersebut kepada anakanak ibu?” “Lalu dengan anak ibu yang ke empat dan ke lima bagaimana? Apakah juga ibu bebaskan untuk melakukan segala sesuatu sesuka hati? Apakah tidak ada arahan dari ibu sama sekali?”
“Lalu bagaimana dengan prestasinya di sekolah bu?”
“Ibu tidak berusaha untuk memotivasi anak ibu supaya mendapatkan prestasi yang baik di sekolah?” “Kalau masalah ibadah anakanak ibu, apakah ibu juga
sendiri nggak usah dibilangbilangi.” “Ya sama saja kaya kakakkakaknya, sudah besar jadi sudah bisa apa-apa sendiri. Saya kan paling tugasnya kerja cari uang untuk makan dan sekolah saja. Kalau mau belajar atau tidak itu kan kepentingan mereka sendiri, sudah SMP dan SMA jadi harusnya sudah kesadaran sendiri. Dioyak-oyak juga susah kok itu mbak malah nambah-nambahi pikiran.” “Kalau AJ itu memang banyak yang kurang nilainya di bawah rata-rata kelas, tapi kalo DN itu lumayan lah hanya satu atau dua yang kurang dari rata-rata.” “Ya sudah dibilangi tapi susah tu mbak, mau gimana.”
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Pola asuh permisif, menyerahkan semuanya kepada anakanak
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Tidak banyak memberi pengarahan
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Tidak banyak memberi pengarahan
+
“Ya kadang kalau lagi pada di rumah ya saya ingatkan.” 141
selalu mengingatkan?” “Apakah anak ibu langsung berangkat shalat apabila sudah diingatkan?” “Jadi intinya sudah lelah memberi pengarahan kepada anak-anak karena kesibukan kerja dan saking susahnya diberitahu ya bu?” “Baik bu kalau begitu, terimakasih atas waktu dan informasinya.”
“Kadang iya kadang juga masih pada sibuk sendiri aja, sampai capek mbak kalau ngasih tau tu jadi ya seleganya mereka aja.” “Iya mbak, kan saya capek juga sudah kerja sendirian masih harus menasihati anak-anak terus padahal ya sudah besar-besar masih susah diberitahu.” “Ya sama-sama.”
Pola Asuh setelah bapak meninggal
Masalah ibadah diserahkan kepada anak
+
142
Wawancara Triangulasi dengan Rekan Kerja Subyek Peneliti
Rekan Kerja Subyek
Thema
Analysis
“Menurut mbak umi, bagaimana cara Bu Tatik dalam memimpin keluarga setelah suaminya meninggal?”
“Kalau menurut saya Bu Tatik itu jadi keteteran sekarang, soalnya tua anaknya tu nurutnya sama bapaknya, kan anak-anaknya tu pada mbeling, nggak mau bantuin ibunya, main terus, kalau dibilangin ibunya nggak pernah didengerin.” “Ya Bu Tatik kan saya lihat orangnya sabar, jadi dibiarbiarin aja.” “Masalah anaknya itu to terus masalah perekonomiannya juga soalnya kan sekarang udah nggak ada suami, kerja sendiri sekarang.” “Kalau anaknya yang ke empat itu kalau dikasih tau malah mbandel, kalau yang besar-besar kan udah pada kerja jadi ya biasa aja.” “Kadang kumpul, tapi jarang juga sih soalnya sekarang kerja terus.”
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Terdapat banyak kesulitan
“Bagaimana cara Bu Tatik dalam menghadapi anakanaknya tersebut?” “Masalah apa yang biasa dihadapi Bu Tatik dalam memimpin keluarga?” “Ada perlawanan dari anakanak nggak mengenai kepemimpinan Bu Tatik?” “Bagaimana hubungan Bu Tatik dengan masyarakat?”
Coding
+
Pola Asuh
Masalah subyek sebagai wanita single parent Perilaku anak terhadap subyek
Tidak ada rasa perduli terhadap anak Masalah perekonomian dan pola asuh anak Melawan nasihat subyek
+
+
+
Hubungan sosial
Jarang bersosialisasi
+
143
“Kalau arisan atau kegiatan di masyarakat apa Bu Tatik sering ikut?”
“Ya ikut tapi jarang dateng, paling uangnya cuma dititipin gitu tok.”
Hubungan sosial
“Kira-kira kenapa Bu Tatik nggak pernah ikut arisan?” “Bagaimana dengan perekonomian keluarga Bu Tatik sendiri?”
“Ya soalnya kan kerjanya sampe malem jadi nggak sempet dateng.” “Ya nek sekarang kurang, kalau dulu kan bapaknya kerja sopir jadi ada yang cari uang lainnya Bu Tatik.” “Kalau dulu jualan peyek, es degan gitu.”
Perekonomian keluarga Perekonomian keluarga
“Pekerjaan Bu Tatik sebelum suami meninggal apa ya mbak?” “Lalu setelah suami meninggal?”
“Ya tambah masak-masak tempat tetangga itu, jualan peyek, keripik tempe juga.” “Bagaimana semangat kerja Bu “Ya sekarang jadi serabutan gitu, Tatik setelah ditinggal suami?” apa aja dikerjakan, soalnya kan mbayar kontrakan juga, listrik, apa-apa mbayar sendiri.” “Oooo begitu, kalau gitu “Oh ya sama-sama.” terimakasih informasinya mbak.”
Kepemimpinan subyek setelah menjadi single parent
Jarang mengikuti organisasi formal Bekerja sangat giat Menurun setelah suami meninggal
Bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan
+
+
+
+
144
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek Peneliti
Anak Subyek
“Dek D, saya minta waktunya sebentar ya untuk wawancara mengenai keluarga adek.” “Menurut dek D, bagaimana pola asuh orang tua adek semasa bapak masih ada?” “Kalau ibu bagaimana saat masih ada bapak?”
“Iya mbak.”
“Kalau anak-anak lebih nurut sama bapak atau ibu?” “Terus sekarang setelah bapak meninggal, bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh ibu?” “Ibu itu orangnya suka memaksakan kehendak nggak? Terus suka cerewetin anakanaknya gitu nggak?” “Apa ibu selalu meminta pertimbangan kepada anak-
“Bapak orangnya tegas, tertib, kalau anaknya salah pasti dimarah-marahin.” “Ibu tu paling ikut-ikut bapak, kalau bapak marah ya ibu nambahnambahin bilangin.” “Lebih nurut sama bapak, soalnya takut dimarahin.” “Sama aja seperti dulu, kalau salah ya dibilangin.”
“Nggak juga, nggak banyak bicara kok kalau sama anak-anak, kan anak-anaknya sudah pada besar juga.” “Kadang aja.”
Thema
Analysis
Pola asuh saat bapak masih ada
Bapak tegas
Pola asuh saat bapak masih ada
Ibu hanya di belakang bapak
Pola asuh saat bapak masih ada Pola asuh setelah bapak meninggal
Lebih nurut dengan bapak Ibu memberitahu apabila anan melakukan kesalahan Tidak banyak berkomunikasi dengan anakanak Terkadang meminta
Pola asuh setelah bapak meninggal
Pola asuh setelah bapak meninggal
Coding
+
+ +
-
+
-
145
anak apabila memutuskan sesuatu?” “Contohnya minta pertimbangan apa?”
“Apa anak-anak banyak memberikan saran kepada ibu?” “Apakah dek D dan kakakkakak merasa nyaman dengan pola asuh yang dilakukan oleh ibu?” “Apa yang membuat adek merasa nyaman?” “Kalau masalah ekonomi dek, apa ada perbedaan saat dulu ada bapak dan setelah bapak meninggal?” “Perbedaannya seperti apa?”
pertimbangan kepada anak “Rumah kontrakan gitu, ini kontrakan sudah mau habis dan harus pindah karena sudah dijual rumahnya, lha kalau pindah mau pindah dimana enaknya, gitu.” “Iya banyak.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Iya nyaman.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Ibu nggak banyak nyuruh, nggak banyak marah juga.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Ya ada.”
Masalah perekonomian
“Dulu bapak yang ngasih uang sekolah, untuk beli peralatan sekolah, baju, kebutuhan keluarga, sekarang cuma ibu.”
Masalah perekonomian
Ibu tidak banyak menyuruh Terdapat perbedaan
Dulu bapak yang memenuhi kebutuhan, sekarang hanya
+
+
+
146
ibu “Apakah dulu ibu bekerja?” “Apa ibu menambah pekerjaannya setelah bapak meninggal?” “Apakah kebutuhan keluarga cukup terpenuhi dengan ibu yang saat ini bekerja keras?” “Kakak-kakak dek D yang sudah bekerja tidak ikut membantu dalam hal perekonomian?” “Kalau masalah hubungan sosial dengan tetangga bagaimana saat bapak masih ada?” “Apakah bapak aktif dalam kegiatan sosial seperti arisan, rapat RT, kerja bakti seperti itu?” “Lalu sekarang adakah keluarga adek yang menggantikan bapak dalam kegiatan tersebut?” “Apakah mas F juga ikut
“Iya bekerja.” “Iya, sekarang kerja serabutan juga bantu-bantu di rumah tetangga, sama jual peyek, kripik tempe juga. “Alhamdulillah cukup walaupun nggak seperti dulu ada bapak juga.” “Membantu tapi kadang-kadang, kan punya kebutuhan sendirisendiri juga.” “Hubungannya baik.”
“Iya ikut.”
“Paling Mas F.”
“Nggak, biasanya ikut sama
Perekonomian Keluarga
Ibu menambah pekerjaan
Perekonomian Keluarga
Cukup tapi tidak seperti dulu
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Baik
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Salah satu anak SH
Hubungan sosial
Tidak aktif
+
+
+
+
+ 147
arisan, rapat RT, pengajian begitu?” “Yasudah kalau begitu terimakasih dek D atas informasi dan waktunya.”
temen-temennya remaja kalau ada acara di kampung gitu.” “Iya sama-sama mbak.”
setelah bapak meninggal
148
LAPORAN VERBATIM SUBYEK III
Nama
: YL
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Peneliti
Subyek
“Selamat malam ibu, saya Anindita dari Fakultas Psikologi, Unika Soegijapranata, ingin meminta waktu ibu sebentar untuk melakukan wawancara demi keperluan skripsi saya yang berjudul Fenomena Kepemimpinan Wanita Single Parent”
“Oh iya, selamat malam ”
Thema
Analysis
Coding
149
“Sebelumnya, nama lengkap ibu siapa?” “Tempat, tanggal lahir dan usia?” “Agamanya apa ya ibu?” “Pendidikan terakhirnya?” “Pekerjaannya bu?” “Bagaimana cerita masa kecil ibu mengenai hubungan sosialisasi ibu?” “Mengikuti kegiatan-kegiatan sosial di sekolah atau di masyarakat gitu nggak bu?” “Apa ibu pernah menjadi pemimpin dalam sebuah kelompok?” “Menurut ibu, apa arti dari kepemimpinan?” “Menurut pandangan ibu mana yang lebih baik, kepemimpina laki-laki atau perempuan?”
“YL (inisial).” “Semarang, 15 Juli 1972, 41 tahun.” “Islam.” “Sarjana Ekonomi” “Ibu rumah tangga.” “Ya baik mbak, mainnya di lingkungan sini aja deket-deket sini, temen-temen sekolah juga pada main ke sini soalnya sekolahnya deket sini.” “Nggak mbak, nggak ngikutin.” “Belum pernah juga.” “Apa yaa... kepemimpinan itu ya seorang yang bisa memimpin organisasi gitu.” “Sekarang tu nggak harus sih mbak, jadi bisa laki-laki bisa perempuan.”
Hubungan sosial subyek saat kecil
Hubungan sosial subyek saat kecil Kepemimpinan pada subyek Pengertian kepemimpinan menurut subyek Pandangan subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan
Sosialisasi subyek cukup baik dengan teman-teman bermain Tidak mengikuti kegiatan sosial Tidak terdapat pengalaman
-
+
+
Fleksibel -
150
“Kalau menurut agama dan budaya ibu sendiri seorang pemimpin sebaiknya laki-laki atau perempuan.”
“Kalau agama sih imam tu ya laki-laki ya mbak.”
“Sejauh mana ibu mendalami agama itu tersebut?”
“Kalau saya sih sesuai akidahnya aja, nggak fanatik banget.”
“Bagaimana dengan pemimpin dalam keluarga?”
“Pemimpin dalam keluarga ya pasti suami selama suami masih ada.”
Pemimpin dalam keluarga
“Kalau menurut ibu bagaimana apabila wanita menjadi pemimpin dalam keluarga?”
“Ya kalau perempuan sih bisa tegas tapi kan hatinya lebih halus ya lebih keibuan, rasa kasihan gitu, jadi ya gimana ya mbak..” “Ya nggak juga mbak, masih belajar juga.”
Pendapat subyek mengenai kepemimpinan wanita dalam keluarga Kepemimpinan subyek dalam keluarga Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga
“Apa ibu sudah merasa baik dalam memimpin keluarga?” “Bagaimana kepemimpinan bapak pada saat dulu?” “Dengan kepemimpinan yang ibu lakukan apa anak ibu mau
“Alhamdulillah bapak dulu demokratis sih mbak orangnya, perhatian, tanggung jawab sama keluarga, santai juga orangnya.” “Alhamdulillah sampai sekarang sih masih nurut-nurut aja
Pandangan agama subyek mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan Pendalaman agama subyek
Kepemimpinan subyek dalam
Laki-laki sebagai pemimpin
Sesuai syariah, tidak terlalu fanatik Laki-laki sebagai pemimpin keluarga Kurang tegas
+
+
+
Belum baik + Baik
Kepemimpinan subyek baik
+
151
menuruti nasihat-nasihat ibu? Apa ia pernah membandingkan kepemimpinan ibu dan kepemimpinan bapak?” “Di rumah tinggal dengan siapa saja bu? Berapa usia anak ibu?” “Berapa lama ibu menjalin rumah tangga dengan suami ibu?” “Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga ibu saat suami masih ada dan setelah suami meninggal?” “Kalau di masyarakat sendiri apa ada perbedaan perilaku dulu dengan sekarang?” “Sebelum bapak meninggal apa ibu aktif dalam kegiatan di masyarakat?” “Apakah ibu pernah menyempatkan waktu untuk hanya sekedar berbincangbincang dengan tetangga?” “Kenapa bu?”
mbak, nggak pernah membanding-bandingkan juga og.” “Saya, ibu saya, anak saya satu usianya 13 tahun masih SMP kelas 1.” “Saya tu menikah tahun 2000 meninggalnya 16 Maret 2013 sakit liver.” “Kalau perbedaan ya ada tapi nggak begitu cuma ya tetep kehilangan soalnya saya tu udah terbiasa jauh, suami kerja di Kalimantan.” “Nggak ada mbak, sama aja.” “Iya aktif, menjadi sekretaris juga sampai sekarang.” “Nggak pernah mbak.”
“Ya jarang keluar juga sih
keluarga
walaupun tidak sempurna
Hubungan dengan keluarga
Terdapat sedikit perbedaan
+
Tidak terlihat perbedaan
-
Hubungan sosial
Hubungan sosial : Organisasi Formal Hubungan sosial : Kegiatan Informal
Aktif dalam organisasi di masyarakat Tidak aktif
Masalah
Tidak aktif
-
+ + 152
kalau cuma buat ngobrolngobrol gitu, banyak kerjaan mbak.” “Masalah sosial apalagi bu yang biasanya muncul?”
“Ya masalah pergaulan anak saya mbak, kalau sekarang kan sudah nggak ada bapaknya jadi harus saya yang nasihati anak bergaulnya yang bener jangan sama kelompok yang nggak bener gitu mbak.” “Ada perubahan perilaku pada “Kayaknya sih nggak mbak, tapi anak ibu nggak saat masih ada kan ya kalau anak saya kan masi suami dengan saat suami sudah SMP jadi masih labil kan meninggal?” benernya masih butuh pengasuhan dari bapak juga tapi perubahannnya nggak terlalu kok, paling ya dia sekarang kan jadi lebih tertutup soalnya kalau mau cerita apa-apa udah nggak ada bapaknya lagi. Dulu kan kalau ada apa-apa crita ke bapaknya jadi ada masukan buat dia sendiri gitu.” “Apa dulu dekat dengan “Paling deket malah sama bapaknya?” bapak.”
hubungan sosial : Kegitatan Informal Masalah hubungan sosial
Masalah pola asuh anak
Masalah pola asuh anak
Masalah pola asuh anak
Ada kecemasan terhadap masalah pergaulan anak
Merasa butuh sosok suami dalam pengasuhan anak Anak lebih tertutup setelah suami meninggal
+
+
+
Dekat dengan ayah 153
“Bagaimana cara ibu mengasuh anak ibu setelah bapak meninggal?”
“Saya ya ngasih nasihat sama Penyelesaian Dapat anak saya sekarang bapak sudah masalah pola asuh mengatasi anak nggak ada gitu tapi anak ya bisa anak dengan baik mengerti kok dia bantuin saya juga.” “Apa ibu pernah memberikan “Hukuman sih nggak mbak, Masalah pola Memberikan hukuman kepada anak ibu paling sanksi, saya paling ngasih asuh anak sanksi dan apabila ia melakukan reward kepada dia hadiah untuk memacu dia kesalahan?” misalnya dia minta apa ya saya anak bilang nilainya harus bagus dulu, sekarang nggak seperti dulu, sekarang nggak ada bapak jadi kamu harus lebih gimana gitu.” “Saknsi apa yang ibu berikan?” “Saya marahi, nggak boleh main Masalah pola Terdapat sanksi terus, nggak saya kasih uang.” asuh anak finansial “Apa ibu sudah merasa “Belum mbak ini kan masih SMP, Keberhasilan Belum berhasil berhasil dalam mendidik anak nanti kalau udah selesai sekolah dalam pola asuh ibu? Darimana ibu bisa udah kerja baru.” anak mengukur keberhasilan itu?” “Saat bapak masih ada apa ibu “Nggak mbak, saya udah jualan Masalah Dapat menggantungkan dari dulu, jualan sembako.” perekonomian mengatasi perekonomian hanya pada perekonomian bapak?” “Apa ada perbedaan ekonomi “Nggak ada mbak.” Masalah Dapat dulu dengan sekarang bu?” perekonomian mengatasi perekonomian
-
-
+
+
-
-
154
“Bagaimana cara ibu dalam memenuhi kebutuhan seharihari?” “Baik bu kalau begitu sekian wawancara dari saya, terimakasih atas waktunya.”
“Ya lebih keras lagi dalam mencari kebutuhan.”
Penyelesaian masalah perekonomian
Bekerja lebih giat
+
Thema
Analysis
Coding
Hubungan sosial saat bapak masih ada
Aktif
Hubungan sosial saat bapak masih
Aktif
“Njih mbak.”
Wawancara Tambahan kepada Subyek Peneliti
Subyek
“Selamat malam bu, maaf mengganggu waktunya lagi, saya minta ijin untuk melakukan wawancara lagi untuk melengkapi data penelitian saya.” “Pertanyaan saya mengenai hubungan sosial pada saat bapak masih hidup, apakah bapak turut aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat?” “Acara apa saja yang bapak ikuti biasanya?”
“Selamat malam mbak, iya nggak apa-apa.”
“Iya mengikuti.”
“Arisan bapak-bapak, badminton di kampung juga
+
+
155
“Sekarang setelah bapak meninggal apakah ibu atau anak ibu menggantikan posisi bapak di masyarakat?” “Apakah ibu atau anak ibu mengikuti arisan bapak-bapak, kerja bakti, atau rapat RT seperti itu bu?” “Apakah ibu tidak berusaha untuk menggantikan posisi bapak dalam masayarakat?” “Ada lagi bu?” “Bagaimana upaya ibu untuk tetap dapat bersosialisasi dengan tetangga?” “Anak ibu kan laki-laki, apakah ibu tidak pernah meminta anak ibu untuk mewakili bapak misalnya bila ada kerja bakti atau saat badminton begitu?”
biasanya.” “Menggantikan posisi gimana?”
ada
“Nggak kalau itu.”
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Tidak aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Mengerjakan pekerjaan ibuibu
Hubungan sosial setelah bapak meninggal Hubungan sosial ibu dengan ibuibu sekitar
Tidak aktif
Hubungan sosial setelah bapak meninggal
Tidak aktif
“Kadang kalau ada acara seperti kerja bakti gitu ya saya mengeluarkan makanan untuk bapak-bapak begitu.” “Nggak sih mbak, paling itu aja bisanya.” “Saya aktif di arisan ibu-ibu, menjadi pengurus juga, tapi kalau yang urusan bapak-bapak nggak pernah ikut.” “Nggak pernah mbak, tetangga kan juga tau kalau bapaknya sudah nggak ada jadi nggak ada masalah kalau nggak datang.”
+
+
+ Aktif -
+
156
“Bagaimana dengan masalah pola asuh ibu kepada anak ibu? Tipe seperti apa yang ibu gunakan? Apakah permisif, demokratis, atau otoriter?” “Darimana ibu menilai kalau ibu termasuk dalam tipe orang tua yang demokratis?”
“Apakah ibu juga tidak pernah memaksakan kehendak ibu kepada anak ibu?” “Apakah ibu tetap mengarahkan anak ibu?” “Pengarahan seperti apa yang ibu berikan? Dalam hal apa saja?” “Begitu, lalu apakah ibu sering berkonsultasi dengan anak ibu dalam berbagai hal di dalam
“Kalau saya sih demokratis aja mbak kalau sama anak supaya sama-sama nyaman begitu ya.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
“Saya kan tidak saklek sama anak saya, dia minta apa juga kalau saya ada rejeki saya beri kalau nggak ya saya kasi pengertian dulu untuk lebih bersabar.” “Nggak sih mbak, kasian juga sama anak saya kalau terlalu dikekang begitu.” “Iya pasti mbak, bagaimanapun orang tua tetap harus memberi pengarahan kepada anakanaknya.” “Ya misalnya saja belajar yang rajin, masih saya awasi kalau belajar, shalat, ngaji juga, masalah makan makanan yang sehat gitu.” “Iya sering, dia juga sering kasih masukan ke saya, bantubantu saya kerja juga kok anter
Pola asuh setelah bapak meninggal
Demokratis +
Tidak saklek, demokratis +
Pola asuh setelah bapak meninggal
Demokratis
Pola asuh setelah bapak meninggal
Memberi pengarahan kepada anak
Pola asuh setelah bapak meninggal
Memberi pengawasan dalam belajar ibadah, makan
Pola asuh setelah bapak meninggal
+
Meminta pendapat anak
+
+
+
157
keluarga?” laundry, ke pasar juga gitu.” “Apakah ibu memberikan “Hukuman ya, nggak pernah hukuman kepada anak ibu sih kayaknya mbak paling ya apabila ia melakukan saya nasihati aja sih.” kesalahan?” “Mengapa ibu memilih sebagai “Ini kan anak saya satu-satunya orang tua yang demokratis mbak, dia juga sudah ditinggal untuk anak ibu?” ayahnya jadi saya harus bisa menghibur dia, memenuhi kebutuhannya supaya tidak terlalu sedih ditinggal sama bapaknya.” “Apakah anak ibu juga sudah “Ya nurut mbak, alhamdulillah.” cukup menurut?” “Kalau yang masalah modif “Lha paling itu mbak yang jadi motor itu bu?” ganjelan, soalnya tau sendiri pergaulan anak-anak motor jaman sekarang kan kurang baik kan mbak? Jadi saya was-wasnya juga disitu, pergaulan dia itu lho karena kan memang pergaulan itu mempengaruhi perkembangan anak.” “Bagaimana ibu menyikapi hal “Saya nasihati setiap hari itu, tapi tersebut?” yang namanya hobby anak lakilaki bersama temen-temennya ya bagaimana ya mbak.”
Pola asuh setelah bapak meninggal
Tidak pernah memberikan hukuman
Pola asuh setelah bapak meninggal
Anak satusatunya dan ingin menghibur anak
-
+
158
“Oooo begitu ya bu, baiklah kalau begitu kiranya cukup sekian wawancara kita ini terimakasih banyak atas waktunya ibu, selamat malam.”
“Sama-sama, selamat malam.”
Wawancara Triangulasi dengan Tetangga Dekat Subyek Peneliti
Tetangga Subyek
“Menurut tante apa arti kepemimpinan?”
“Seorang pemimpin harus bisa menjadi leader untuk bawahannya.” “Dia harus merangkap menjadi bapak dan ibu sekalian ngemong ibunya sendiri ya, terus berat juga membuat pilihan antara suami dan ibunya yang juga sakit keras. Mentalnya udah kuat itu, dia harus tegar sekarang kan tinggal bagaimana caranya mendidik anak dengan status dia sebagai single parent.” “Ya waktu itu sempat cerita, dia
“Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan oleh Bu Yuli dalam keluarga?"
“Bagaimana masalah Bu Yuli
Thema
Analysis
Kepemimpinan subyek dalam keluarga
Memiliki mental yang kuat namun terdapat kebingungan karena adanya masalah serius dalam keluarga
Kepemimpinan
Terdapat
Coding
+
+
159
sebagai single parent? Pernah cerita nggak sama tante?”
tu bingung ibunya sakit suaminya sakit padahal suami jauh di Kalimantan, jadi dia bingung harus milih mana ibunya opnam suaminya sakit, ya malah suaminya terus meninggal itu.” “Bagaimana perilaku anaknya “Ya masih baik, masih positif, setelah ditinggal suami?” paling ya cuma karena modif motor itu tapi ya masih bisa diatasi lah, bantuin ibunya jualan juga kok, nitipin dagangannya ibunya gitu di warung-warung.” “Modif motor itu hobby “Ya kan dia ngeluh itu, temenanaknya atau bagaimana tante? temennya anak motor gitu cuma Kenapa bisa sampai menjadi takut pergaulannya aja kalau perbincangan?” anak motor gitu to, bahaya terus kan juga keluar uang banyak itu buat modif motor padahal mbak Yuli kan ya penghasilannya nggak seberapa.” “Apa Bu Yuli nggak berusaha “Lha wis senengane anake jadi menasihati gitu supaya nggak udah nggak bisa ngasi tau lagi to modif-modif lagi?” dia.” “Bagaimana dengan hubungan “Kalau masyarakat sini enak kok Bu Yuli dengan masyarakat.” mbak orangnya, gotong royong, jadi hubungannya baik.”
subyek dalam keluarga
kebingungan pada diri subyek
Perilaku anak terhadap kepemimpinan subyek
Masih dapat diatasi
Masalah pola asuh
Terdapat kecemasan dalam diri subyek terhadap pergaulan anak
Pola asuh
Hubungan sosial
-
Tidak tegas dalam mengasuh anak Hubungan sosial baik
+
+
-
160
“Kalau masalah perekonomian Bu Yuli sendiri bagaimana?”
“Lalu masalah apa yang biasanya dihadapi Bu Yuli?”
“Apa saran tante buat Bu Yuli?”
“Ya dulu kan jualan sembako, kalau sekarang tambah buka usaha laundry, salad buah, terus bubur, puding, dititipkan tetangga, titipkan di warung depan, pesenan selimut juga buat tambahan walaupun punya uang pensiunan juga dari suami tapi kan nggak sebesar dulu jadi tetep nyari tambahan. Ulet kok dia tu orangnya.” “Lha itu kasian Mbak Yuli tu, mondar-mandir kerja, kulakan buat sembako, ngurusi ibunya sendiri, nganter jemput anaknya sekolah, jadi udah repot kayaknya. Kalau tante kan suka kasian to ama dia jadi apa-apa kalau butuh sembako gitu beli di dia sambil nglarisi, tapi kan nggak komplit juga wong warungnya juga cuma kayak gitu tok to.” “Ibu-ibu tu kalo mau berusaha udah bertekad mau membesarkan anak ya selama masih punya skill harus digunakan sebaik-baiknya.”
Masalah perekonomian
Penyelesaian masalah perekonomian
Masalah subyek sebagai wanita single parent
Perekonomian menurun setelah menjadi single parent Bekerja keras, ulet dengan menambah usaha
Terdapat masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari dan masalah perekonomian keluarga
+
-
+
161
“Kalau begitu terimakasih atas waktunya tante.”
“Ya sama-sama.”
Wawancara Triangulasi dengan Anak Subyek Peneliti
Anak Subyek
Thema
Analysis
“Selamat pagi dek, saya Dita mahasiswa Psikologi yang meminta tolong kepada ibu untuk menjadi subyek penelitian saya. Saya boleh minta waktunya sebentar untuk wawancara dengan adek?” “Bagaimana pola asuh yang dilakukan oleh orang tua adek saat bapak masih ada dan setelah bapak sudah tidak ada? Apakah ada perbedaan?” “Sedekat apa hubungan adek dengan bapak?”
“Iya boleh.”
“Iya ada perbedaan, dulu lebih dekat sama bapak daripada sama ibu.”
Pola asuh saat bapak masih hidup dan setelah bapak meninggal
Terdapat perbedaan
“Ya dekat, kalau main sama bapak, pergi-pergi sama bapak, olah raga juga sama bapak.”
Pola asuh saat bapak masih hidup dan setelah bapak meninggal
Dekat dengan bapak
Coding
+
+
162
“Apakah adek sering curhat juga dengan bapak?”
“Iya sering, kalau cerita-cerita lebih sering sama bapak daripada ibu.”
“Kenapa seperti itu?” “Memang begitu dari kecil.” “Lalu sekarang setelah bapak “Sekarang kalau cerita ya sama meninggal bagaimana?” ibu.” “Bagaimana pola asuh yang “Ibu sering mengingatkan ibadah, dilakukan oleh ibu setelah belajar, olah raga juga.” bapak meninggal?” “Apakah ibu sering “Nggak pernah.” memaksakan kehendaknya kepada adek?” “Apakah ibu “Terkadang iya.” mengkomunikasikan segala sesuatunya kepada adek? Misal masalah keuangan, kebutuhan keluarga begitu?” “Lalu kalau mengenai “Ada perbedaan, karena bapak perekonomian keluarga apakah yang bekerja, ibu hanya buka toko ada perbedaan saat masih ada kelontong.” bapak dan setelah bapak meninggal?” “Setelah bapak meninggal, “Sekarang tambah buka apakah ibu membuka usaha laundry baju, dan sering ikut lain untuk menambah stan di pameran-pameran.”
Pola asuh saat bapak masih hidup dan setelah bapak meninggal
Lebih dekat dengan bapak
Pola asuh setelah bapak meninggal Pola asuh setelah bapak meninggal
Bercerita dengan ibu Banyak arahan dari ibu
Pola asuh setelah bapak meninggal
Tidak memaksakan kehendak Terkadang berkomunikasi mengenai masalah keluarga Terdapat perbedaan
Pola asuh setelah bapak meninggal
Perekonomian Keluarga
+
-
-
+
+
Perekonomian Keluarga
Ibu membuka usaha tambahan
+
163
penghasilan?” “Apakah adek ikut membantu?” “Apakah perekonomian tetap tidak sekondusif dulu saat ada bapak?” “Kalau masalah hubungan sosial dengan tetangga, apakah dulu bapak aktif dalam kegiatan di masyarakat? Misalnya pengajian, arisan RT, kerja bakti begitu?” “Lalu sekarang apakah ada anggota keluarga adek, ibu atau adek ada yang menggantikan posisi bapak di masyarakat untuk mengikuti kegitan-kegiatan tersebut?” “Oooo begitu, yasudah kalau begitu terimakasih atas waktunya adek, selamat beraktivitas kembali.”
“Kalau anter jemput baju laundry biasanya saya yang antar kalau sedang di rumah.” “Iya, tetap masih enak dulu saat ada bapak.”
Perekonomian Keluarga
“Iya sering dateng.”
Hubungan sosial
Perekonomian Keluarga
Anak ikut membantu ibu mencari uang Lebih baik saat masih ada bapak Bapak aktif kegiatan sosial
+
+
+
Nggak ada, saya jarang keluar di lingkungan sini, sibuk sekolah pulang sekolah sudah sore mbak.”
Hubungan sosial
Setelah tidak ada bapak, tidak aktif lagi
+
“Iya terimakasih.”
164