PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR JURUSAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2003
1
DAFTAR ISI PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Rasional 1.2 Tujuan 1.3 Beberapa Istilah/Pengertian Dalam Penelitian BAB II. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR JURUSAN MATEMATI¥.A 2.1 Jenis Tugas Akhir 2.2 Mata Kuliah Tugas Akhir 2.3 Ciri Tugas Akhir Matematika 2.3 Kriteria Skripsi 2.4 Persyaratan Untuk Mengajukan Tugas Akhir 2.5 Kewajiban dan Hak Mahasiswa 2.6 Dosen Pembimbing 2.7 Tugas dan Tanggung Jawab Pembimbing 2.8 Tim Penguji Ujian Komperhensif 2.9 Tugas dan Tanggung Jawab Penguji Ujian Komprehensif 2.10 Tim Penguji Skripsi 2.11 Tugas dan Tanggung Jawab Tim Penguji Skripsi 2.12 Penilaian Ujian Komprehensif 2.13 Penilaian Seminar Proposal Penelitian (Jalur Skripsi) 2.14 Penilaian Ujian Sidang Sarjana BAB III. PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.1 Prosedur Umum 3.2 Prosedur Pengajuan Judul Penelitian 3.3 Prosedur Pembimbingan Tugas Akhir 3.4 Penyusunan Proposal Penelitian 3.5 Prosedur Pelaksanaan Seminar Proposal 3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian dan Penyusunan Skripsi 3.7 Prosedur Pelaksanaan Seminar Hasil Penelitian 3.8 Prosedur Perbaikan Skripsi 3.9 Presedur Pelaksanaan Ujian Skripsi 3.10 Prosedur Pelaksanaan Ujian Ulang Skripsi BAB IV. CARA PENYUSUNAN PROPOSAL LAPORAN 4.1 Pendahuluan 4.2 Proposal Penelitian Kualitatif 4.3 Proposal Penelitian Kuantitatif BAB V. BAB VI. CARA PENYUSUNAN LAPORAN (JALUR NON SKRIPS) 6.1 Kerangka Umum Laporan 6.2 Bagian Awal 6.3 Bagian Isi 6.4 Bagian Akhir BAB VII. TEKNIK PENGETIKAN DAN PENGUTIPAN 7.1 Teknik Pengetikan 7.2 Teknik Pengutipan 7.3 Membuat Catatan Kaki
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Rasional Penulisan karya ilmiah dalam bentuk tugas akhir (skipsi/non skripsi) merupakan salah satu ciri pokok kegiatan masyarakat ilmiah di perguruan tinggi. Penulisan tugas akhir menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada pendidikan strata satu (S1). Melalui penulisan atau penyusunan tugas akhir, seorang mahasiswa (calon sarjana) dapat mengaplikasikan konsep dan metodologi penelitian sehingga terampil dalam menyusun suatu karya tulis yang memenuhi kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip ilmiah. Melalui penulisan atau penyusunan tugas akhir, mahasiswa dapat menemukan, mengembangkan, dan mengkomunikasikan secara tertulis suatu informasi baru, gagasan kajian, dan hasil penelitian ilmiah. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan adanya pedoman yang menjadi acuan dan tuntutan bagi setiap mahsiswa dalam rangka membantu pelaksanaan penelitian, untuk penulisan atau penyusunan tugas akhir. Pedoman penulisan tugas akhir yang digunakan oleh mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin saat ini secara garis besar masih mengacu pada buku "20 Tahun Pcndidikan Sains" yang sampai pada saat penyusunan buku pedoman ini masih kurang lengkap isinya dan masih sering menimbulkan kesalahan interpretasi, sehingga dalam operasionalnya belum memenuhi harapan semua pihak. Disamping itu, makin beragamnya bahan skripsi mahasiswa yang sudah tidak terakomodasi dalam pedoman tersebut cukup sering menimbulkan salah pengertian antar dosen dalam seminar proposal mahasiswa sehingga seringkali seorang mahasiswa dibatalkan seminarnya karena faktor-faktor tersebut. Dengan demikian, pedoman tersebut perlu perbaikan dan disempurnakan. Suatu pedoman dikatakan baik jika cukup lengkap dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda pada pembacanya. Dengan demikian, pedoman penulisan skripsi ini diharapkan dapat memenuhi berbagai aspek, baik konsep, metodologi, maupun operasionalnya. Pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penulisan skripsi selama ini tampaknya beragam, baik yang disusun oleh mahasiswa maupun bimbingan yang diberikan oleh para pembimbing, demikian juga penilaian yang diberikan kepada mahasiswa saat ujian skripsi. Perbedaan-perbedaan tersebut terlihat sejak penyusunan usulan penelitain, usulan seminar, sampai pada penilaian dan perbaikan tugas akhir mahasiswa. Hal tersebut menimbulkan berbagai masalah yang dapat berakibat pada tidak tercapainya tujuan yang diharapkan dalam penyusunan tugas akhir mahasiswa. Untuk meminimalkan munculnya masalah tersebut, sangat dibutuhkan adanya pedoman penulisan skripsi di lingkungan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin. Pedoman penulisan skripsi ini tidak hanya menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir, tetapi juga menjadi acuan bagi pembimbing dalam melaksanakan pembimbingan kepada mahasiswa, dan menjadi pedoman bagi penguji skripsi dalam pemberian nilai pada saat ujian skripsi. Dalam penulisan skripsi ini diuraikan berbagai hal mengenai penulisan skripsi mahasiswa. Pada bagian awal diuraikan tentang alasan, tujuan pedoman skripsi, pengertian beberapa istilah, cara penyusunan usulan penelitian dan pembuatan laporan penelitian dan pembuatan laporan penelitian (skripsi/non skripsi) baik untuk penelitian kuantitatif maupun untuk penelitian kualitatif, serta teknik pengetikan skripsi dan perujukan.
3
1.2 Tujuan Tujuan pembuatan pedoman penulisan tugas akhir ini adalah 1. Menjadi pedoman yang baku dan sah bagi para mahasiswa dan dosen dalam rangka penulisan usulan penelitian dan penyusunan skripsi mahasiswa dalam lingkungan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin, 2. Mengemukakan pandangan tentang prosedur tentang penyusunan/penulisan usulan penelitian dan skripsi yang seragam berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, 3. Agar penyusunan usulan penelitian dan skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat memenuhi kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah sehingga dapat melahirkan suatu karya ilmiah yang berkualitas, 4. Agar tercipta keseragaman dengan standar yang lebih objektif dalam penelitian usulan penelitian dan tugas akhir mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin. Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penulisan skripsi ini diharapkan menjadi acuan penyusunan tugas akhir bagi mahasiswa. 1.3 Beberapa Istilah/Pengertian Dalam Penelitian Penelitian dalam bahasa Inggris disebut Research artinya mencari lagi, melihat kembali, meneliti lagi. Definisi penelitian • Penelitian adalah penggunaan metode ilmiah secara formal dan sistematis untuk menjawab dan menyelesaikan masalah ( L R Gay 1998). • Penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan masyarakat berdasarkan disiplin metodologi ilmiah dengan tujuan menemukan prinsip-prinsip baru yang terkandung didalam gejala-gejala tadi ( Fuad Hasan dan Koentjoroningrat 1997). • Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu ( Sugiono 1999). Observasi adalah pemilihan pengembangan, pencatatan dan pengkodean serangkaian prilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ. Metode Ilmiah ( Method of Scientific) adalah suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan ciri obyektivitas. Kebenaran yang diperoleh secara konsepsional atau deduktif saja tidak cukup, tetapi harus diuji secara empiris. (Charles 1991). Model didefinisikan sebagai : - "A replica of the phenomena in attemps to explain" (Runyon 1977). - A verbal or mathematical expression describing a set of relationships in a precise manner (Burch & Strater 1974) Jadi Model adalah tiruan gejala yang akan diteliti. Model adalah suatu bentuk penyederhanaan dari suatu realitas/kenyataan. Model menggambarkan hubungan diantara variabel-variabel atau sifat-sifat atau komponen-komponen gejala tersebut. Tujuan Utama Model adalah mempermudah pemikiran yang sistematis dan logis. Berdasarkan bentuknya Model dapat dibedakan atas : Model fisik, Model Teoritis, Model
4
Matematik, Model Mekanik, dan Model lnteraksional simbolis. Menurut fungsi dan sifatnya, Model dapat dibedakan atas : • Model yang bersifat Deskriptif(Hanya memeriksa situasi/fenomena • Model yang bersifat Prediktif (Menunjukkan jika x terjadi maka y akan terjadi) • Model yang bersifat Normatif(memberikan jawaban terbaik dalam pemecahan masalah). Ciri-ciri ilmiah Penelitian didasarkan pada ciri-ciri ilmiah, yaitu: Rasional artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh akal manusia. - Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengambil dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses/prosedur yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data Valid & Reliable Data yang diperoleh melalui penelitian itu memiliki kriteria tertentu yaitu harus: - Valid menunjukkan " derajat ketepatan ", yaitu ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objed dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. - Reliable menunjukkan derajat konsistensi, yaitu konsistensi data dalam interval waktu tertentu. - Objektif menunjukkan derajat persamaan persepsi antar orang. Karakteristik dan Kualitas Instrumen Instrument adalah suatu " alat pengukuran" yang dipakai untuk mengukur misalnya tentang keterampilan, pengetahuan, konsep, kecerdasan, perasaan atau sikap individu atau kelompok. Instrument dapat berupa test, angket, wawancara dsb. Instrument yang baik mengukur/menguji nilai secara objektif, artinya nilai atau informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai. Selain itu instrument yang baik dapat menyajikan data yang valid dan reliable. Validitas instrumen berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument dalam melakukan fungsi ukurnya. Reliabilitas instrumen bertitik tolak pada konsistensinya mengukur. Makin reliabel suatu test makin yakin bahwa nilai yang kita peroleh akan sama bila test itu dilakukan lagi. Variabel Penelitian Variabel (peubah) merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati/diukur. Variabel merupakan atribut dari sekelompok obyek atau orang yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Dalam Penelitian, berdasarkan hubungannya variabel dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu :
5
[l]. Variabel bebas dan Variabel Tak bebas (terikat) Peneliti mencari sebab dan akibat dalam suatu gejala atau mecari hubungan diantara berbagai faktor. Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas (variabel Independen). Sedangkan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tak bebas (variabel dependen). Variabel bebas (independen) sering juga disebut sebagai variabel stimulus, input, prediktor atau antecendent. Sedangkan Variabel terikat (dependen) sering juga disebut sebagai variabel respon, output, kritria atau konsekuen. Antara varibel bebas dan variabel terikat masing-masing tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berpasangan. Suatu variabel boleh menjadi variabel bebas pada suatu penelitian, tetapi menjadi variabel tak bebas pada penelitian lain. Jadi klasifikassi variabel ke dalam variabel bebas dan variabel tak bebas bergantung pada maksud penelitian. [2]. Variabel aktif dan variabel Atribut Pada penelitian eksperimental kita berhadapan dengan variabel yang dapat kita manipulasikan dan variabel yang tidak dapat kita kendalikan (sudah jadi). Kita dapat mengendalikan laju kendaraan, temperatur ruangan atau jumlah frekuensi mahasiswa DO pada akhir tahun. Tetapi kita tidak dapat mengendalikan umur, tingkat kecerdasan , status sosial , jodoh atau jenis kelamin. Variabel dalam kelompok contoh pertama disebut variabel aktif, sedangkan variabel dalam contoh kelompok dua disebut variabel atribut. [3]. Variabel Kontinyu dan Variabel Diskret Dalam Statistik dapat dibedakan antara variabel Kontinu dan variabel Diskret. Variabel Kontinu adalah variabel yang secara teoritis dapat mempunyai/mengambil nilai yang bergerak tak terbatas diantara dua nilai. Berat seseorang boleh jadi 50,3 kg ;50,32 kg, 50,322 kg; 50,3227 kg dan seterusnya, bergantung kepada kecermatan pengukuran. Variabel Diskret hanya mempunyai/mengambil satu nilai tertentu saja. Jumlah anggota keluarga dalam satu Rumah Tangga adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1, 2, 3, ..dan seterusnya dan tidak mungkin 1,7; 2,31. Dalam variabel Diskret tidak ada nilai pecahan. [4]. Variabel moderator Merupakan variabel yang mempengaruhi ( memperkuat atau memperlemah ) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderator sering disebut sebagai variabel bebas ke dua. Contoh : hubungan antara suami dan isteri akan semakin akrab bila telah mempunyai anak. Sebaliknya hubungan antara suami dan isteri akan semakin renggang bilamana ada " fihak ketiga " dalam hal ini fihak ketiga sebagai variabel moderator. Hubungan antara kemampuan dan produktivitas kerja akan semakin tinggi bila etos kerja tinggi. Sebaliknya akan rendah bila etos kerja rendah. Dalam hal ini etos kerja sebagai variabel moderator. [5]. Variabel intervening Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi ( memperkuat atau memperlemah ) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tetapi tidak terukur. Contoh murid yang pandai nilanya akan tinggi, tetapi dalam kasus tertentu ada murid pandai tetapi
6
nilainya rendah. Ternyata ia sedang sakit hati dan frustasi sewaktu mengerjakan soal ujian. Dalam hal ini sakit hati dan frustasi merupakan variabel intervening yang masih sulit diukur, tetapi ada. [6]. Variabel kontrol Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga tidak mempengaruhi variabel utama yang diteliti. Variabel kontrol ini ditetapkan oleh yang peneliti akan melakukan penelitian terutama dengan menggunakan metode exsperimen yang bersifat perbandingan. Contoh: Penelitian untuk membandingkan kecepatan mengetik antara kelulusan SMK dengan SMU. Untuk itu, peneliti menetapkan variabel kontrol yaitu naskah harus sama, mesin ketik dan ruangan harus sama. [7]. Variabel Boneka (Dummy) Skala Pengukuran (Scales of Measurement) Pengukuran adalah penggunaan aturan tertentu untuk menetapkan bilangan pada objek atau peristiwa. Dalam penelitian kita kenakan pengukuran pada variabel yang kita selidiki /pelajari. Dengan kata lain, pengukuran adalah menandai nilai-nilai variabel dengan notasi bilangan. Notasi bilangan ini dilakukan secara sistematis dan taat asas. Peraturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran disebut skala atau tingkat pengukuran (level of measurement). Data untuk dianalisis adalah hasil dari pengukuran satu atau beberapa variabel. Berbagai data disajikan dengan skala pengukuran yang berbeda -beda. Berdasarkan variabel dan cara mengukurnya maka ada 4 macam skala pengukuran, yaitu: [1]. Skala Nominal, menyajikan tingkat pengukuran yang paling rendah. Skala ini hanya mengklasifikasikan objek/orang kedalam dua kategori atau lebih. Apapun dasar pengklasifikasiannya, satu objek hanya dapat berada pada satu kategori dan semua anggota kategori tertentu mempunyai sekumpulan karakteristik umum. Perbedaan notasi bilangan yang dikenakan pada objek tersebut hanyalah perbedaan kualitatif dan bukan kuantitatif. Contoh pengklasifikasian subjek misalnya Laki-laki versus perempuan, tinggi versus rendah , Setuju, tidak setuju dan abstain dalam suatu poling pendapat. Untuk keperluan identifikasi, kadang-kadang kategori diberi nomor , misalnya 1 sampai 5 atau label A, B,C,D,E. Disini harus diketahui bahwa kategori yang diberi label 4 atau label D hanya berbeda degan kategori lainnya, dan sarna sekali tidak menunjukkan bahwa 4 lebih besar atau lebih tinggi dari yan berlabel 3. Bilangan disini tidak dimanipulasi untuk perhitungan matematika. Kalau pemberian kode/label pekerjaan misanya 1 untuk PNS, 2 Pegawai Swasta, 3 untuk ABRI dan 4 untuk lainnya, maka jelas bahwa angka 1,2,3 dan 4 tidak ada hubungannya dengan nilai, melainkan hanya untuk membedakan kategori pekerjaan semata. [2]. Skala Ordinal, meletakkan subjek dalam suatu peringkat atau posisi relatif dalam kelompoknya (kategori disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki). Misalnya Sekelompok Pelari maraton diberikan nomor peringkat berdasarkan urutan memasuki garis finis. Urutan 1, 2, 3, 4... dan seterusnya.Dalam hal ini bilangan-bilangan tersebut selain mengklasifikasikan pelari kedalam kategori mencapai finis, juga memberikan gambaran peringkat didalam memasuki garis finis. Nomor 1 berarti masuk kategori I dan sekaligus menduduki peringkat pertama dalam memasuki garis finis
7
(pelari tercepat). Meskipun skala ordinal menunjukkan perbedaan peringkat (lebih tinggi atau lebih rendah), tetapi skala ordinal ini tidak menunjukkan seberapa lebih tinggi atau seberapa lebih baik . [3]. Skala Interval, mempunyai semua ciri skala nominal dan skala ordinal. Lebih dari itu skala interval didasarkan interval yang sama yang telah ditetapkan sebelumnya (urutan kategori mempunyai jarak yang sama). Skala Interval mempunyai ciri Skala Ordinal yang mengklasifikasikan subyek/peristiwa kedalam kategori tertentu, juga memberikan peringkat dalam arti tingkatan pada karakteristik tertentu dimiliki subjek. Jadi Skala matematis additivity,artinya kita dapat menambah atau mengurangi. Ciri yang penting adalah bahwa skala interval tidak mempunyai titik no! dan titik maksimum mutlak. Kita bias mengatakan bahwa nilai tes pencapaian 70 adalah lebih besar dari 35 point dibandingkan dengan nilai 35, tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa seorang yang mempunyai nilai 70 mengetahui dua kali lebih baik dibanding seorang yang mempunyai nilai 35. Dengan demikian skala Interval tidak memungkinkan kita melakukan operasi (proses) pembagian atau perkalian. [4]. Skala Rasio, menghimpun semua sifat skala interval ditambah dengan adanya titik nol mutlak (fixed zero point). Skala rasio menyajikan tingkat pengukuran yang paling tinggi dan paling cermat. Skala rasio mempunyai semua kelebihan dari tiga jenis skala yang lain. Tinggi, panjang , berat dan waktu adalah contoh-contoh skala rasio. Data dengan skala yang tingkatannya lebih sederhana (rendah) tidak bisa disajikan dengan skala yang lebih teliti, misalnya data ordinal tidak bisa disajikan dalam skala interval. Sebaliknya data dengan skala interval bisa disajikan dengan skala ordinal dan nominal. Jenis skala juga mcnentukan analisis statistika yang dipakai.
Data kualitatif Macam data
Diskrit
Nominal
Data kuantitatif Ordinal Kontinu Interval Rasio SUMBER DATA .:. Data Primer merupakan pengetahuan dari tangan pertama (misal dokumen asli, laporan saksi mata). .:. Data Sekunder merupakan informasi dari tangan kedua
8
BAB II PELAKSANAAN TUGAS AKHIR JURUSAN MATEMATIKA
2.1 Jenis Tugas Akhir Tugas akhir jurusan matematika dapat dilakukan dengan dua macam jalur yakni jalur skripsi dan jalur non skripsi. Jalur skripsi adalah jalur yang diutamakan oleh mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhirnya, sedangkan jalur non skripsi adalah merupakan alternatif yang ditawarkan kepada para mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas akhir dengan jalur skripsi atau mahasiswa yang memiliki IPK yang relatif rendah. Tugas akhir yang dilakukan melalui jalur skripsi memiliki dua jenis yakni penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Definisi dari keduanya telah diberikan pada BAB I, sedangkan isi proposal maupun isi laporan penelitian akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya. Penelitian ini dapat dilakukan secara eksperimental maupun non eksperimental (kajian pustaka) ataupun gabungan dari kedua corak tersebut. 2.2 Mata Kuliah Tugas Akhir Mata Kuliah yang yang harus diprogramkan oleh mahasiswa yang berkaitan dengan tugas akhirnya untuk jalur skripsi adalah: ¾ Program Studi Matematika: o Presentase komprehensif matematika o Seminar proposal o Ujian Skripsi ¾ Program Studi Statistika: o Presentase komprehensif statistika o Seminar proposal o Ujian Skripsi Sedangkan untuk mahasiswa yang mengambil jalur non skripsi hanya perlu memprogramkan Mata Kuliah Seminar Matematika I atau Seminar Statistika I sesuai dengan program studinya dan Mata Kuliah Skripsi. Presentase komprehensif matematika dan presentase komprehensif statistika adalah mata kuliah untuk mahasiswa Program Studi Matematika dan Statistika. Presentase komprehensif ini dimaksudkan untuk menguji kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa (calon sarjana) sebelum menyelesaikan kuliahnya di jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin. Para penguji ditetapkan oleh Pimpinan Jurusan dan jumlahnya sebanyak kompetensi yang menjadi persyaratan dalam kurikulum. Ujian dilakukan secara lisan atau tertulis. Seminar proposal Matematika dan Seminar proposal Statistika, adalah seminar proposal tugas akhir untuk masing-masing program studi, sedangkan Mata Kuliah Ujian Skripsi adalah mata kuliah yang dalam pelaksanaannya merupakan Ujian Sidang Sarjana. Prosedur pelaksanaan Seminar proposal dan ujian skripsi ini dijelaskan pada bagian lain dari buku ini. Untuk mahasiswa yang memilih jalur non skripsi, makalah perlu diproposalkan sehingga wajib memprogramkan mata kuliah seminar proposal matemtika/statistika.
9
2.3 Ciri Tugas Akhir Matematika Tugas akhir Matematika harus bercirikan MATEMATIKA, dalam pengertian bahwa kandungan materi pembahasan sebagian besar adalah materi matematika. Tugas akhir Matematika dapat menambah pengetahuan Matematika penulisnya. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk membahas materi yang bukan materi kuliah dan merupakan pengembangan bahan kuliah dan belum pernah diangkat dalam tugas akhir yang bertujuan memperluas wawasan pengetahuan matematika mahasiswa tersebut. 2.4 Kriteria Tugas akhir Tugas akhir menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam hal: a. Melihat, mengenali dan mengupas suatu masalah tertentu secara mendalam. b. Menerapkan suatu metode yang tepat untuk membahas masalah yang telah dipilihnya. c. Menuliskan hasil penelitiannya secara sistematis, lugas, padu dan jelas. 2.5 Persyaratan untuk mengajukan Tugas Akhir Mahasiswa dapat memprogramkan Tugas Akhir setelah memenuhi persyaratan berikut: 1. Telah memiliki atau melulusi minimal 110 SKS dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,00, 2. Telah mengikuti seminar proposal mahasiswa lainnya minimal 10 topik seminar. 3. Mahasiswa yang diperbolehkan mengambil tugas akhir jenis Non skripsi adalah mahasiswa yang mempunyai IPK <= 2,5 atau masa studi >= 6 tahun. 2.6 Kewajiban dan Hak Mahasiswa 1. Mahasiswa wajib mematuhi semua aturan yang berkenaan dengan penulisan Tugas Akhir dan mengikuti arahan dari Pembimbing, 2. Mahasiswa yang mengambil tugas akhir wajib melaksanakan seminar proposal tugas akhir di depan tim penguji, dosen dan mahasiswa, 3. Mahasiswa yang akan seminar proposal wajib mengikuti seminar mahasiswa lainnya minimal 10 topik seminar yang dibuktikan dengan kartu kehadiran seminar (lihat Lampiran .. .), 4. Mahasiswa berhak mengusulkan pergantian pembimbing skripsi jika Mahasiswa tidak berhasil melakukan seminar proposal penelitiannya paling lambat 6 bulan setelah SK pengangkatan pembimbing, atau Pembimbing meninggalkan tugas selama 2 bulan berturut-turut, atau Mahasiswa belum selesai melakukan penelitian dan penulisan skripsinya paling lambat 1 tahun setelah tanggal SK penunjukan pembimbing. 5. Mahasiswa berhak mengajukan perubahan tugas akhir dari skripsi ke non skripsi atas persetujuan pembimbing. 2.7 Dosen Pembimbing Setiap mahasiswa yang melakukan penelitian untuk penulisan tugas akhir dibimbing oleh minimal dua dosen pembimbing dengan sebutan masing-masing Pembimbing Utama dan Pembimbing Pertama, dengan catatan sebagai berikut: 1. Pembimbing Utama sekurang-kurangnya memiliki jabatan Lektor atau bergelar
10
2. 3. 4. 5.
6.
Doktor. Dosen yang belum memiliki jabatan Lektor atau bergelar Magister atau Doktor dapat bertindak sebagai Pembimbing Pertama dan atau Pembimbing Kedua. Sekurang-kurangnya satu Pembimbing penelitian mahasiswa berstatus dosen tetap di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Pembimbing diangkat oleh Dekan Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin atas usulan Ketua Jurusan Matematika Fakultas MIPA UniversitasHasanuddin. Pembimbing Pertama dapat bukan dosen tetap jika di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin tidak ada dosen yang ahli di bidang penelitian yang dipilih mahasiswa, atau jika penelitiannnya memanfaatkan tenaga atau fasilitas lembaga penelitian lain di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin. Dalam hal ini Pembimbing Utama harus dosen tetap Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin. Pembimbing skripsi dapat diganti jika syarat salah satu hal dalam bagian 2.7 a-c terjadi.
2.8 Tugas dan Tanggung Jawab Pembimbing Secara umum tugas dan tanggung jawab Pembimbing I dan Pembimbing II adalah mengarahkan penelitian mahasiswa yang mempersiapkan tugas akhirnya. Secara lebih khusus maka pengarahan Pembimbing I dan Pembimbing II meliputi hal- hal berikut: . 2.8.1 Topik dan Judul Penelitian • Pemilihan Topik Bersama mahasiswa, Pembimbing berkewajiban membantu mahasiswa mencari dan merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas sesuai minat dan kemampuan mahasiswa. Lebih baik lagi jika sebelumnya para dosen (calon pembimbing) telah menyiapkan beberapa topik yang dapat dipilih oleh mahasiswa. • Pembatasan Topik Jangkauan topik penelitain hendaknya disesuaikan dengan kemapuan mahasiswa dan waktu yang tersedia, mengingat ketentuan tentang masa studi. • Penyertaan dalam suatu proyek Jika penelitian mahasiswa dilakukan dalam rangka suatu proyek atau penelitian lain, baik di dalam maupun di luar Jurusan Matematika, maka pembimbing wajib melaporkan hal tersebut kepada Ketua Program Studi sebelum pelaksanaan penelitian. 2.8.2 Penelitian dan pengumpulan data Tiap penelitian didahului dan dilandasi penelusuran pustaka • Jenis Penelitian Jenis penelitian telah dijelaskan pada bagian 1.1 • Pendekatan Masalah Sebelum mahasiswa memulai penelitiannya, Pembimbing hendaknya menawarkan sejumlah altematif pendekatan masalah kepada mahasiswa, agar yang bersangkutan dapat menentukan kerangka teori yang menjadi dasar acuan konsep-konsep penelitiannya. • Data Pembimbing hendaknya memberikan pengarahan dalam menentukan jenis dan kelengkapan data yang diharapkan terkumpul serta cara pengolahan, analisis,
11
penafsiran, dan peyimpulannya. • Acuan Sumbcr acuan, media cetak atau elektronik, dibatasi pada karya-karya ilmiah yang langsung berhubungan dengan topik penelitian dan disesuaikan dengan taraf studi calon sarjana. Buku-buku pelajaran ataupun informasi elektronik yang bersifat pengantar, catatan kuliah, suarat kabar, brosur, pamflet, majalah atau buku populer, serta kamus atau ensiklopedi tidak dibenarkan dicantumkan dalam daftar acuan skripsi ataupun sebagai acuan teori, data, dan konsep. Demikian pula, tugas akhir sesama mahasiswa yang belum lulus Ujian Sidang Sarjana tidak dapat diacu. 2.8.3 Penyajian • Pembimbing berkewajiban memperhatikan sistematika penulisan skripsi sehingga penalaran, konsistensi, dan kepaduan uraian terjaga dalam proporsi yang berimbang. Sekalipun demikian, perlu digarisbawahi bahwa skripsi tetap merupakan pengungkapan pikiran mahasiswa itu sendiri. • Pembimbing berkewajiban memeriksa kesesuaian format penyajian dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Pedoman Tugas Akhir ini. • Pembimbing berkewajiban memeriksa cetakan (printout) pengolahan data, jika pengolahan dilakukan dengan komputer dan cetakannya disertakan sebagai lampiran. Sebaiknya mencantukan nama program dan pemilik/pembuat program yang digunakan dalam tugas akhir. 2.9 Tim Penguji Ujian Komprehensif Penguji komprehensif adalah dosen-dosen yang ditetapkan oleh Dekan bedasarkan usulan Ketua Jurusan sebagai penguji yang berjumlah 5 orang dan salah satu diantaranya adalah PA. 2.10 Tugas dan Tanggung Jawab Tim Penguji Ujian Komprehensif Tim penguji ujian komprehensif bertugas mempersiapkan materi ujian yang mengacu pada kompetensi jurusan Matematika. Tim penguji bertanggung jawab memelihara/menjaga kompetensi yang harus dimiliki seorang sarjana Matematika. 2.11 Tim Penguji Skripsi Tim Penguji Seminar terdiri atas: • Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota dan 3 anggota lainnya. • Ketua dan sekretaris tim penguji diusulkan kepada Dekan Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin untuk ditetapkan • Tim Pembimbing adalah merupakan ex-officio anggota Tim Penguji 2.12 Tugas dan Tanggung Jawab Tim Penguji Skripsi Tim Penguji bertugas menguji ujian Presentase Komprehensif, Seminar Proposal dan Ujian Tugas akhir mahasiswa pada waktu yang disepakati bersama. 2.13 Penilaian Ujian Komprehensif Komponen utama penilain ujian komprehensif terdiri dari dua, yaitu : - Kemampuan mengerti atau memahami pertanyaan - Kemampuan memberikan penjelasan atau berargumentasi
12
Rentang nilai diberikan di antara angka-angka : {1, 1.1, 1,2, 1.3, 1.4, ..., 4} yaitu berupa bilangan desimal satu angka dibelakang koma. Pemberian nilai A, B, C atau E akan memakai sistem yang sama dengan bagian 2.14.2. 2.14 Penilaian Seminar Proposal Penelitian (Jalur Skripsi) 2.14.1 Komponen penilaian Secara garis besar, komponen penilain meliputi tiga hal, yakni isi skripsi, manfaat akademis dan praktis serta penampilan dalam seminar. a. Isi skripsi meliputi: Judul : judul skripsi matematika harus dapat menggambarkan bahwa skripsi tersebut adalah skripsi jurusan matematika Pokok permasalahan : dalam hal ini skripsi yang baik adalah skripsi yang dapat memformulasikan pokok masalah sehingga mudah dimengerti oleh para pembaca. Tujuan Penelitian Metodologi Penelitian Kerangka Pikir Bahasa, Penulisan dan Pengetikan: b. Manfaat akademis dan praktis c. Penampilan dalam seminar meliputi: Penguasaan Materi Penguasaan Metodologi Kemampuan berargumentasi Contoh lembar penilaian dapat dilihat pada Lampiran … .Setiap poin diberi bobot tertentu. Penilai akan memberikan nilai antara angka-angka : {1, 1.1, 1,2, 1.3, 1.4, ..., 4} yaitu berupa bilangan desimal satu angka dibelakang koma. 2.14.2 Perhitungan nilai akhir Nilai akhir seminar proposal dihitung dari jumlah total nilai yang diberikan oleh para penguji dibagi dengan jumlah penguji. Nilai rata-rata tersebut kemudian dikategorikan sebagai berikut: A : jika nilai rata-rata terletak antara > 3,50 - 4,00 B : jika nilai rata-rata terletak antara > 2,75 - 3,50 C : jika nilai rata-rata terletak antara 2,00 - 2,75. E : jika nilai rata-rata terletak antara 1,00 - 2,00. 2.15 Penilaian Ujian Sidang Sarjana 2.15.1 Komponen Penilaian Penilaian skripsi dilakukan terhadap komponen-komponen yang tercantum dalam Lampiran ..., bagi pembimbing dan penguji. Komponen ini hampir sama dengan penilaian pada seminar proposal, kecuali point tambahan yakni hasil penelitian yang memiliki bobot yang cukup besar. 2.15.2 Perhitungan Nilai Hasil Penelitian Nilai ujian skripsi yang diperoleh dari penjumlahan nilai yang diberikan oleh masing-masing penguji dibagi dengan jumlah penguji (lihat Lampiran ...). Nilai. rata-rata tersebut kemudian dikategorikan sebagai berikut: A : jika nilai rata-rata terletak antara > 3,50 - 4,00
13
B : jika nilai rata-rata terletak antara > 2,75 - 3,50 C : jika nilai rata-rata terletak antara 2,00 - 2,75. E : jika nilai rata-rata terletak antara 1,00 - 2,00.
14
BAB III PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.1.
Prosedur Umum Bagi mahasiswa yang melakukan tugas akhir (TA) maka mahasiswa tersebut harus melalui semua prosedur yang dibahas dalam sub bab 3.2. dan seterusnya.
3.2
Prosedur Pengajuan Topik Tugas Akhir 1. Mahasiswa yang telah melulusi minimal 110 SKS wajib melibatkan diri secara aktif pada minimal satu laboratorium (Lab. Analisis, Lab. Ajabar, Lab. komputasi, Lab. Matematika Terapan, dan Lab. Statistik). 2. Dalam laboratorium itu mahasiswa berinteraksi dengan mahasiswa lain dan dosen untuk memantapkan pengetahuannya mengenai bidang kajian yang dipelajari. Selanjutnya, diharapkan dari situ akan muncul suatu materi yang menarik dan merupakan cikal bakal untuk dimunculkan sebagai suatu masalah yang akan menjadi TA.. 3. Setelah mahasiswa sudah paham betul dengan materinya dan sudah siap dijadikan sebagai TA, maka mahasiswa tersebut harus melakukan prosedur berikut Mahasiswa meminta kesediaan minimal satu dosen sebagai calon pembimbing yang mempunyai bidang keahlian yang melingkupi materi tugas akhir tersebut Konsultasi dengan Kepala Lab (atau sekretaris Lab.) mengenai kelayakan materi yang akan dijadikan sebagai Tugas akhir dan mengenai kelayakan calon dosen pembimbing menjadi pembimbing. Sekiranya disetujui oleh Kepala Lab, maka mahasiswa tersebut berkonsultasidengan ketua program studi (PS). Ketua PS disini memeriksa relevansi materi TA tersebut dengan misi, visi dan tujuan PS, mengajukan tim penguji minimal lima dosen, terdiri dari ketua penguji, sekretaris penguji dan anggota penguji yang bukan dosen pembimbing. Tim pembimbing dengan sendirinya menjadi anggota penguji Mahasiswa membuat proposal tugas akhir dengan arahan dosen pembimbing Setelah proposalnya rampung mahasiswa tersebut mendaftarkan diri pada koordinator seminar dan memberikan surat tembusan ke Kepala Laboratorium.
3.3
Prosedur Pembimbingan T A 1. Mahasiswa yang sudah sukses menyajikan proposal TA pada seminar akan dibimbing minimal dua dosen pembimbing. Dosen Pembimbing tersebut bertindak sebagai Pembimbing Utama, Pembimbing I, dan Pembimbing II (jika ada). 2. Komisi pembimbing harus mengetahui kemampuan mahasiswa, sehingga komisi pembimbing bersama dengan mahasiswa bisa memprediksi mengenai cakupan isi T A. Dengan demikian waktu penyelesaian TA dapat diprediksi. Dasar inilah yang dijadikan pedoman dalam pembimbingan nantinya. 3. Komisi Pembimbing bertanggung jawab mengenai kelayakan isi, sistematika penulisan, format penulisan, dan lain-lain yang menyangkut TA tersebut. Dalam
15
pelaksanaan bimbingan tersebut, komisi pembimbing boleh membagi tugas. 4. Komisi pembimbing bersama dengan mahasiswa membuat suatu jadwal pembimbingan yang sifatnya regular minimal 1 kali dalam seminggu dan dicatat dalam satu kartu kontrol pembimbingan oleh masing-masing pembimbing. 3.4
Prosedur pelaksanaan Ujian Komprehensif 1. Mahasiswa yang materinya siap diproposalkan sebagai rencana tugas akhir terlebih dahulu harus melakukan presentase komprehensif. 2. Materi presentase komprehensif yang diujikan adalah lima bidang ilmu yaitu: • Aljabar : a. Sistem Persamaan Linier b. Determinan Matriks c. Ruag Vektor d. Group • Analisis : a. Fungsi b. Limit Fungsi c. Turunan Fungsi d. Integral • Komputasi : a. Algoritma / Flowchart b. Dasar-dasar Pemroograman c. Logika Instruksi d. Contoh Program Sederhana • Statistika Dasar : a. Fungsi Peubah acak b. Disribusi Peluang Diskrit dan Kontinu c. Teori Penaksian dan Hipotesis • Matematika Terapan atau Statistika Terapan : 1. Matematika Terapan a. Persamaan Differensial Orde 1 dan 2 b. Aplkasi Persamaan Differensial dan Integral c. Pemodelan Sederhana d. Barisan dan Deret e. Trigonometri f. Riset Operasi 2. Statistika Terapan a. 3. Sebelum ujian komprehensif, mahasiswa harus mendaftrakan diri ke koordinator seminar dengan memperlihatkan KRS dan bukti kesiapan dan kesedian tim penguji. 4. Mahasiswa diharapkan mengikuti ujian pendahuluan jika dosen penguji bersedia. Bentuk ujian pendahuluan tergantung kepada masing-masing penguji. 5. Semua materi presentase komprehensif harus diujikan. 6. Tim penguji untuk presentase komprehensif adalah tim penguji tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan. 7. Jika salah satu penguji tidak hadir, penguji untuk bidang tersebut diserahkan ke
16
pimpinan jurusan untuk mengujikan materi tersebut. 3.5 Penyusunan Proposal Tugas Akhir Dalam penyusunan proposal tugas akhir, mahasiswa harus mampu memanfaatkan pengalaman dan pengetahuannya, harus banyak membaca dan mempelajari hasil-hasil tugas akhir yang sudah ada yang mempunyai hubungan dengan masalah tugas akhir yang akan diajukan. Suatu proposal penelitian harus merupakan usul pemikiran yang lengkap dan jelas, harus dikemukakan secara terinci, harus dikemukakan segi-segi teori dan praktis dari penelitian tersebut termasuk bagaimana data akan dikumpul dan dianalisis.
17
FORMAT PROPOSL TUGAS AKHIR Sesungguhnya penulisan Tugas Akhir yang didahului dengan penelitian dapat dilakukan satu diantara banyak jenis penelitian, dan dapat juga menjadi perpaduan beberapa jenis penelitian. Berdasarkan pengamatan selama ini Tugas Akhir mahasiswa Jurusan Matematika hanya meliputi meliputi 5 jenis dan formatnya deberikan seperti di bawah ini. Jenis-1: Penelitian Empiris Penelitian Empiris adalah cara mempelajari masalah dalam suatu populasi yang melakukan pengamatan dan pengukuran melalui sampel. Pola penalaran ilmiah ini disebut induktif. Teori atau kesimpulan yang diperoleh dilakukan melalui pemaknaan hasil analisis data stastistik. Format Isi Proposal Penelitan Empiris Halaman Judul Halaman Persetujuan Pembimbing I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Hasil Penelitian II Tinjauan Pustaka 2.1. Landasan Teori 2.2. Kerangka Pemikiran 2.3. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 2.4. Hipotetsis III Metode Penelitian 3.1. Batasan Populasi dan sampel 3.2. Indikator dan parameter 3.3. Pendekatan/ Model Analisis 3.4. Prosedur Pengukuran IV Jadwal dan Rencana Kerja Daftar Pustaka Jenis-2: Kajian Pustaka atau Pengembangan Metode Kajian Pustaka atau Pengembangan Metode adalah suatu penelitian yang dilakukan melalui pengembangan teori menjadi lebih general atau penajaman kepada kasus
18
spesifik. Dikaji atau diturunkan secara deduktif, bukan empiris, dengan memanfaatkan hukum/ logika yang berlaku. Penelitian ini banyak dilakukan pada bidang kajian matematika dan pemodelan matematika.
Format Isi Peoposal Kajian Pustaka atau Pengembangan Metode Halaman Judul Halaman Persetujuan Pembimbing I Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.2. Batasan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Hasil Penelitian II Tinjauan Pustaka 2.1. Landasan Teori 2.2. Keselarasan Toeri dan Masalah Kajian 2.3. Prosedur Pemecahan III Metode Pembahasan 3.1. Sifat-sifat Utama Yang Diperlukan (diberi sub judul sesuai konsep yang dibahas) 3.2. Rencana Kajian Masalah (diberi sub judul sesuai konsep yang dibahas) Daftara Pustaka Jenis-4 : Studi Kasus Studi kasus adalah suatu penelitian yang mempelajari suatu kasus (yang khas) untuk dijelaskan atau dipecahkan dengan mengunakan teori umum atau yang dimodifikasi. Hasil yang akan diperoleh bisa saja tidak general tetapi bersifat khusus. Format Isi Proposal Studi Kasus Halaman Judul Halaman Persetujuan Pembimbing I Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.2. Perumusan Kasus 1.3. Tujuan Studi Kasus 1.4. Manfaat Hasil Penelitian
19
II Tinjauan Pustaka 2.1. Landasan Teori 2.2. Karakter Khas Kasus yang Diajukan 2.3. Kerangka Pemikiran III Metode Identifikasi Kasus 3.1. Identifikasi Komponen Kasus 3.2. Rencana Analisis Kasus Daftar Pustaka
Jenis-4: Pelitian Aksi (action research) Penelitian aksi (action research) adalah penelitian yang bertujuan mendapatkan penjelasan suatu masalah dan menemukan format kebijakan sebagai pemecahan. Dalam bidang matematika, biasanya penelitian ini dilakukan untuk mengkonstruksi suatu kebijakan penggunaan software aplikasi sistem informasi atau penciptaan peogram aplikasi komputer lainnya. Secara umum, jenis penelitian ini banyak digunakan untuk merancang kebijakan publik atau perencanaan pelayanan umum. Format Isi Proposal Pelitian Aksi Halaman Judul Halaman Persetujuan Pembimbing I Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Hasil Penelitian II Tinjauan Pustaka 2.1. Landasan Teori 2.2. Kerangka Pemikiran 2.3. Metode Penyusunan Kebijakan III Metode Rencana Kebijakan 3.1. Infrastruktur Kebijakan 3.2. Rencana Implementasi Kebijakan Daftar Pustaka
20
Jenis-5: Makalah Ilmiah Tugas akhir ini berbeda dengan empat bentuk yang disebutkan di atas. Makalah ilmiah tidak memerlukan penelitian, namun tidak menutup kemungkinan menggunakan data skunder. Makalah ilmiah matematika sebagai tugas akhir berisi kajian mengenai pola penalaran matematika, yaitu memahami suatu konsep atau teori dan mampu menerapkan dengan memecahkan beberapa soal latihan. Format Isi Proposal Makalah Ilmiah Halaman Judul Halaman Persetujuan Pembimbing 1. Latar belakang 2. Soal yang akan dipecahkan 3. Manfaat Hasil Pacahan 4. Kajian Pustaka (bersis konsep atau teori yang akan diterapkan) 5. Rencana Pembuktian atau Pemecahan Daftar Pustaka FORMAT ISI LAPORAN TUGAS AKHIR Format laporan tugas akhir merupakan pengembangan proposal. Laporan hampir mencakup semua komponen proposal, hanya penambahan dan prubahan pada bagian awal dan bagian akhir. Bagian awala terdiri atas: Halaman Judul Halaman Pengesahan Tim Penguji Kata Pengatar Daftar Isi Abstrak Isi : sesuai format proposal dengan perubahan sebagai berikut Dalam Proposal Dalam Laporan ...akan dilakukan.... ....telah dilakukan.... rencana implementasi ...akan dibuktikan... ....telah dibuktikan.... Dan perubahan mendasar lainnya dari proposal ke laporan Pembahasan Kesimpulan dan saran atau open problems
21
Daftar Pustaka Lampiran (bila ada/ termasuk Biodata Mahasiswa) Suatu proposal penelitian yang diusulkan berisi hal-hal sebagai berikut; 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Judul penelitian
Latar belakang masalah Perumusan masalah Tujuan peneIitian Kegunaan Penelitian Kajian Pustaka Kerangka pemikiran Hipotesis Metodologi penelitian Skope penelitian Jenis data dan variabel yang diperlukan Sumber data Teknik pengambilan sample Alat pengumpalan data Teknik pengumpulan data Teknik analisis data Sistematika laporan 10. Jadwal kegiatan penelitian 11. Anggaran biaya 12. Daftar Pustaka 3.6
Prosedur Pelaksanaan Seminar Proposal Tugas Akhir 1. Mahasiswa yang akan menyampaikan proposal TA-nya harus telah mengikuti seminar mahasiswa minimal 10 kali seminar proposal ataupun seminar hasil, dibuktikan dengan kartu seminar yang ditandatangani oleh koordinator seminar mahasiswa. 2. Pada saat yang bersamaan mahasiswa juga mempersiapkan diri untuk menyajikan proposalnya dengan mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. 3. Dengan arahan dosen pembimbing mahasiswa membuat tranparansi proposal yang akan disampaikan. 4. Setelah mahasiswa siap menyajikan proposaInya, ia kemudian mendaftarkan diri kepada koordinator seminar dengan memperlihatkan kartu rencana studi dan kartu seminarnya serta bukti kesiapan seminar dari dosen pembimbing.
3.7
Prosedur Pelaksanaan dan Penyusunan Tugas akhir 1. Mahasiswa yang akan melakukan penelitian sebelumnya harus membuat proposal penelitian. 2. Bersama dengan dosen pembimbing mahasiswa merancang pelaksanaan penelitian dan menentukan lokasi penelitian. 3. Mahasiswa meminta kepada ketua Jurusan membuatkan pengantar untuk melaksanakan penelitian, selanjutnya mahasiswa bermohon kepada instansi yang terkait untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di daerah kerjanya.
22
4. Setelah semuanya siap, mahasiswa dengan bimbingan komisi pembimbing melaksanakan penelitiannya. 5. Bagi mahasiswa yang penelitiannya.tidak terkait dengan suatu instansi atau tidak diperlukan surat izin penelitian, boleh langsung melakukan penelitian. 6. Setelah hasil penelitian siap, mahasiswa tersebut dengan bimbingan komisi pembimbing menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk tulisan sesuai dengan format penulisan skripsi. 3.8
Prosedur Pelaksanaan Ujian Sidang Tugas Akhir 1. Hasil penelitian tugas akhir mahasiswa harus dituangkan dalam bentuk skripsi 2. Mahasiswa menunjukkan kepada komisi pembimbing draft skripsi untuk disetujui 3. komisi pembimbing menyatakan sudah memenuhi syarat suatu skripsi dan ditunjukkan dengan surat keterangan bahwa mahasiswa tersebut siap untuk mempresentasikan tugas akhirnya. 4. mahasiswa meminta kepada tim penguji untuk mengadakan ujian sidang dengan memperlihatkan surat keterangan dari pembimbing 5. Tim penguji bersama dengan mahasiswa menentukan waktu pelaksanaan ujian skripsi. 6. Pada ujian skripsi, yang diujikan hanyalah yang berkaitan dengan skripsi mahasiswa tersebut. 7. mahasiswa mendaftarkan diri pada koordinator seminar untuk menyetujui waktu pelaksanaan ujian sidang dengan memperlihatkan surat keterangan dari tim pembimbing dan penguji.
3.9
Prosedur Perbaikan Tugas akhir Sekiranya dalam seminar hasil penelitian, TA mahasiswa belum dianggap memenuhi syarat yang ditandai dengan adanya saran-saran atau kekeliruan yang dicatat oleh pimpinan seminar, maka: 1. mahasiswa tersebut perlu melakukan perbaikan sesuai dengan catatan dari pimpinan seminar. 2. Mahasiswa tersebut dengan bimbingan komisi pembimbing mencermati catatan tersebut dan selanjutnya melakukan penyempurnaan TA sampai dianggap memenuhi syarat oleh komisi pembimbing. 3. Hasil perbaikan kemudian diperlihatkan kepada tim penguji 4. Setelah dianggap telah memenuhi syarat , mahasiswa dapat menyerahkan tugas akhirnya utuk disahkan oleh tim pembimbing dan penguji. 5. Mahasiswa harus membuat suatu artikel dalam bentuk; tulisan yang siap dipublikasi dalam jurnal, technical report, atau poster. Atas arahan komisi pembimbing mahasiswa membuat minimal satu bentuk artikel di atas.
3.10. Prosedur Pelaksanaan Ujian Ulang Tugas akhir 1. Untuk mahasiswa yang memperoleh nilai ujian sidang C diberikan dua pilihan menerima nilai C atau melakukan ujian ulang 2. Seandainya mahasiswa belum berhasil dalam ujian skripsi, maka: mahasiswa tersebut harus mengikuti kembali ujian sidang 3. mahasiswa tersebut menghadap kepada ketua penguji untuk diadakan ujian skripsi.
23
Selanjutnya tim penguji bersama dengan mahasiswa menentukan waktu ujian skripsi. Catatan: Mahasiswa menyajikan seminar dan ujian skripsi wajib berpakaian sopan dan mencerminkan kepribadian yang baik.
24
BAB IV CARA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN (JALUR SKRIPSI) 4.1 Pendahuluan Untuk menyusun suatu proposal penelitian, seorang kandidat sarjana seharusnya memperhatikan beberapa hal berikut ini : 4.1.1.Apa yang dibutuhkan dalam penelitian 1. Imajinasi 2. Daya ekstrasi untuk menumbuhkan imajinasi 3. Daya persepsi 4. Kecerdasan 4.1.2. Apa yang dilakukan sebelum meneliti (menulis) 1. Mempertimbangkan issu yang mau ditulis (bagus atau tidak bagusnya issu tersebut) 2. Meluangkan waktu untuk merefleksikan ide 3. Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri 4. Saya meneliti untuk memperoleh apa ? 5. Saya ingin mengetahui tentang apa ? 6. Mengapa masalah itu menarik? 7. Menentukan target apa dari hasil penelitian itu 4.1.3. Kerangka Proposal penelitian Kualitatif 1. Pendahuluan a. Latar belakang b. Rumusan masalah c. Tujuan penelitian d. Manfaat penelitian 2. Kajian pustaka dan kerangka pikir a. Kajian Pustaka b. Kerangka Pikir 3. Metode Penelitian a. Skope penelitian b. Jenis data dan variabel c. Sumber data d. Teknik pengambilan sampel. e. Alat pengumpulan data f. Teknik pengumpulan data g. Teknik analisis data h. Sistematika laporan 4. Jadwal Pelaksanaan
25
4.1.4. Kerangka Proposal penelitian Kuantitatif 1. Pendahuluan a. Latar belakang b. Rumusan masalah c. Tujuan penelitian d. Manfaat penelitian 2. Kajian pustaka, kerangka pikir a. Kajian Pustaka b. Kerangka Pikir c. Hipotesis 3. Metode Penelitian a. Skope penelitian b. Jenis data dan variabel c. Sumber data d. Teknik pengambilan sampel e. Alat pengumpulan data f. Teknik pengumpulan data g. Teknik analisis data h. Sistematika laporan 4. Jadwal Pelaksanaan 4.2. Proposal Penelitian Kualitatif 4.2.1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Setiap penelitian yang diajukan harus belatar belakang masalah yang diduga atau masalah aktual yang nyata-nyata memerlukan pemecahan. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas dengan sejauh mungkin didukung oleh data atau logika yang mantap. Kejelasan latar belakang timbulnya masalah akan memudahkan perumusan masalah. B. Perumusan Masalah Masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian yang diajukan, hendaknya dirumuskan dalam bentuk deklaratif atau dalam bentuk ( kalimat-kalimat ) pertanyaan yang tegas dan jelas guna menambah ketajaman perumusan. Pada prinsipnya masalah yang akan dicari pemecahaannya harus cukup terbatas skopenya agar dimungkinkan pengambilan konklusi yang defenitif. Rumusan masalah mayor dapat diikuti dengan masalah - masalah minor. Pengertian " terbatas " itu hendaknya ditetapkan dengan berorientasi kepada prospek kegunaannya secara operasional. Bila kegunaan operasionil hanya dapat dicapai melalui perumusan - perumusan masalah yang agak luas ( tidak terlalu terbatas ), hendaknya orientasi rumusannya diarahkan pada " bisa tidaknya penelitian dengan masalah yang seluas itu dilaksanakan. " C. Tujuan Penelitian Hasil utama penelitaian adalah data yang berhasilkan dikumpulkan, diolah, dianalisa dan atau konsep-konsep yang berhasil disusun melalui kegitan penelitian. Maksud-maksud yang terkandung dalam kegiatan penelitian tersebut, baik yang utama maupun yang tambahan harus dikemukakan.
26
D. Kegunaan Penelitian Data yang terkumpul dan terolah merupakan penunjang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dikemukan dalam perumusan masalah, sedangkan konsep yang tersusun merupakan bentuk verbal dari jawaban atas pertanyaan pertanyaan tersebut ditambah gagasan yang relevan dari pihak pelaksana penelitian. Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna, sebagai penunjang praktek pengambilan keputusan dalam artinya yang paling luas. 4.2.2. Kajian Pustaka dan Kcrangka Pikir A. Kajian Pustaka Peneliti hendaknya sejauh mungkin dalam mengemukan secara ringkas literature ( buku teks, hasil penelitian, journal, majalah ilmiah dan lain-lain ) yang relevan dengan masalah penelitian dan rencana model analisis yang akan digunakan. Studi penjajagaan ( eksplorasi ) ini sangat berguna bagi peneliti untuk memahami permasalahannya secara lebih tajam dan mendalam. Dengan mempelajari bahan-bahan yang telah ditulis orang sebelumnya, peneliti dapat mengetahui hal-hal apa yang diteliti dan hal-hal apa yang belum diteliti dan belum diuji. Langkah ini akan membatasi kemungkinan terjadinya duplikasi dalam penelitian B. Kerangka Pikir Seluruh kegiatan penelitian, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaiannya harus merupakan satu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh, menuju kepada satu tujuan yang tunggal, yakni memberikan jawaban atas pertanyaan -pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Kerangka pemikiran ini dinyatakan dalam bentuk skema sederhana ( paradigma ). tetapi utuh, memuat-memuat pokok-pokok unsur penelitian, dan tata hubungan antara pokok - pokok unsur penelitian tersebut. Dengan kerangka pemikiran yang dinyatakan dalam bentuk skema, maka gambaran isi penelitian secara keseluruhan dapat diketahui secara jelas, pengumpulan data dan pengolannya menjadi terarah. 4.2.3. Metodologi Penelitian A. Skope penelitian Penelitian pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga metode, yakni : (1) sensus, (2) survei, dan (3) studi kasus. Metode yang mana yang ditempuh jelaskan dan nyatakan alasannya. B. Jenis data dan variabel yang diperlukan Jenis-jenis data utama atau variabel telah tersurat dalam kerangka pemikiran. Baik juga dijelaskan mana yang merupakan variabel pengaruh, variabel antara, dan variabel dipengaruhi. Masing-masing data utama dapat diurai agak terperinci sehingga dapat diketahui lebih jelas tentang jenis-jenis data yang akan dikumpulkan. Hendaknya dikemukakan pula bagaimana cara mengukur variabel-variabel yang digunakan. C. Sumber data Hendaknya dapat disebutkan sumber dari mana data tersebut dapat diperoleh (data primer dan data sekunder). Siapa yang menjadi respondennya hendaknya
27
dijelaskan. Identifikasi responden perlu dibuat terlebih dahulu juga mengenai identifikasi populasi. D. Teknik pengambilan sampel Bila penelitian dilakukan terhadap sampel, hendaknya dikemukakan bagaimana cara menetapkan sampel. Pengutaraan teknik pengambilan sampel (stratifikasi, randomisasi, kerangka sampel, unit sampel, ukuran sampel) secara jelas akan memudahkan penilaian kerepresentatifan sampel, dan selanjutnya akan memudahkan memperkirakan kerepresentatifan hasil penelitian. E. Alat pengumpulan data Hendaknya dikemukakan jenis-jenis alat pengumpulan data yang direncanakan akan digunakan untuk mengumpulkan data (misalnya skedul wawancara, buku harian, daftar pertanyaan, alat ukur, alat potret dan sebagainya). F. Teknik pengumpulan data Alat-alat pengumpulan data tersebut kemudian hendaknya dioperasikan dengan teknik-teknik tertentu, misalnya observasi, wawancara (dengan pedoman skedul wawancara atau daftar pertanyaan), eksperimen dan sebagainya. G. Teknik penganalisaan data Setelah data terkumpul, diedit, diklasifikasikan, dan ditabulasi, maka mulailah tahap penganalisaan data dengan teknik tertentu. Dapat digunakan analisis tabel analisis liner programming, analisis input output, analisis statistik. H. Sistematika laporan Kemukakan secara singkat format laporan penelitian yang akan disusun nantinya. 4.2.4 Jadwal Waktu Pelaksanaan Hendaknya dikemukakan jenis-jenis kegiatan yang direncanakan beserta jadwal waktunya (mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data sampai dengan penyusunan laporan). 4.3. Proposal Penelitian Kuantitatif 4.3.1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Setiap penelitian yang diajukan harus belatar belakang masalah yang diduga atau masalah aktual yang nyata-nyata memerlukan pemecahan. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas dengan sejauh mungkin didukung oleh data atau logika yang mantap. Kejelasan latar belakang timbulnya masalah akan memudahkan perumusan masalah. B. Perumusan Masalah Masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian yang diajukan, hendaknya dirumuskan dalam bentuk deklaratif atau dalam bentuk ( kalimatkalimat ) pertanyaan yang tegas dan jelas guna menambah ketajaman perumusan. Pada prinsipnya masalah yang akan dicari pemecahaannya harus cukup terbatas skopenya agar dimungkinkan pengambilan konklusi yang defenitif. Rumusan masalah mayor dapat diikuti dengan masalah - masalah minor. Pengertian " terbatas " itu hendaknya ditetapkan dengan berorientasi kepada prospek kegunaannya secara operasional. Bila kegunaan operasionil hanya dapat dicapai
28
melalui perumusan -perumusan masalah yang agak luas ( tidak terlalu terbatas ), hendaknya orientasi rumusannya diarahkan pada " bisa tidaknya penelitian dengan masalah yang seluas itu dilaksanakan.” C. Tujuan Penelitian Hasil utama penelitian adalah data yang berhasilkan dikumpulkan, diolah, dianalisa dan atau konsep-konsep yang berhasil disusun melalui kegitan penelitian. Maksud-maksud yang terkandung dalam kegiatan penelitian tersebut, baik yang utama maupun yang tambahan harus dikemukakan. D. Kegunaan Penelitian Data yang terkumpul dan terolah merupakan penunjang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dikemukan dalam perumusan masalah, sedangkan konsep yang tersusun merupakn bentuk verbal dari jawaban atas pertanyaanpertanyaan tersebut ditambah gagasan yang relevan dari pihak pelaksana penelitian. Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjang praktek pengambilan keputusan dalam artinya yang paling luas. 4.3.2 Kajian Pustaka, Kerangka Pikir dan Hipotesis A. Kajian Pustaka Peneliti hendaknya sejauh mungkin dalam mengemukan secara ringkas literature ( buku teks, hasil penelitian, jurnal, majalah i1miah dan lain-lain ) yang relevan dengan masalah penelitian dan rencana model analisis yang akan digunakan. Studi penjajagaan ( eksporasi ) ini sangat berguna bagi peneliti untuk memahami permasalahannya secara lebih tajam dan mendalam. Dengan mempelajari bahan-bahan yang telah ditulis orang sebelumnya, peneliti dapat mengetahui hal-hal apa yang diteliti dan hal-hal apa yang belum diteliti dan belum diuji. Langkah ini akan membatasi kemungkinan terjadinya duplikasi dalam penelitian. B. Kerangka Pikir Seluruh kegiatan penelitian, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaiannya harus merupakan satu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh, menuju kepada satu tujuan yang tunggal, yakni memberikan jawaban atas pertanyaan - pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Kerangka pemikiran ini dinyatakan dalam bentuk skema sederhana ( paradigma ) tetapi utuh, memuat-memuat pokok-pokok unsur penelitian, dan tata hubungan antara pokok - pokok unsur penelitian tersebut. Dengan kerangka pemikiran yang dinyatakan dalam bentuk skema, maka gambaran isi penelitian secara keseluruhan dapat diketahui secara jelas, pengumpulan data dan pengolaannya menjadi terarah. C. Hipotesis Penelitian - penelitian yang bersifat menjelaskan ( analitik ) ataupun penelitianpenelitaian yang non-eksploratif bertujuan menguji kebenaran hipotesis. Hipotesis ini dapat berupa hipotesis mayor dan beberapa hipotesis minor. Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukan dalam " perumusan masalah ." Hipotesis tersebut harus diuji ( dibuktikan ) kebenarannya atau ketidakbenarannya lewat pengumpulan dan penganalisaan data penelitian. Dalam suatu penelitian, hipotesis mempunyai peranan memberikan tujuan yang tegas bagi penelitian, membantu dalam penentuan arah yang harus
29
ditempuh dalam pembatasan ruang lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang harus menjadi pokok perhatian dan menentukan fakta-fakta yang relevan, menghindarkan suatu penelitian yang tak terarah dan tak bertujuan dan pengumpulan data yang mungkin ternyata tak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Hipotesis dapat digali dari tiga sumber yang mempunyai hubungan dengan sifat penelitian, yakni (a) pengalaman, pengamatan dan pendugaan si peneliti sendiri, (b) hasil dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dan (c) teori-teori yang telah ada. 4.3.3. Metodologi Penelitian A. Skope penelitian Penelitian pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga metode, yakni : (1) sensus, (2) survei, dan (3) studi kasus. Metode yang mana yang ditempuh jelaskan dan nyatakan alasannya. B. Jenis data dan variabel yang diperlukan Jenis-jenis data utama atau variabel telah tersurat dalam kerangka pemikiran. Baik juga dijelaskan mana yang merupakan variabel pengaruh, variabel antara, dan variabel dipengaruhi. Masing-masing data utama dapat diurai agak terperinci sehingga dapat diketahui lebih jelas tentang jenis-jenis data yang akan dikumpulkan. Hendaknya dikemukakan pula bagaimana cara mengukur variabel-variabel yang digunakan. C. Sumber data Hendaknya dapat disebutkan sumber dari mana data tersebut dapat diperoleh (data primer dan data sekunder). Siapa yang menjadi respondennya hendaknya dijelaskan. Identifikasi responden perlu dibuat terlebih dahulu, juga mengenai identifikasi populasi. D. Teknik pengambilan sampel Bila penelitian dilakukan terhadap sampel, hendaknya dikemukakan bagaimana cara menetapkan sampel. Pengutaraan teknik pengambilan sampel (stratifikasi, randomisasi, kerangka sampel, unit sampel, ukuran sampel) secara jelas akan memudahkan penilaian. kerepresentatifan sampel, dan selanjutnya akan memudahkan memperkirakan kerepresentatifan hasil penelitian. E. Alat pengumpulan data Hendaknya dikemukakan jenis-jenis alat pengumpulan data yang direncanakan akan digunakan untuk mengumpulkan data (misalnya skedul wawancara, buku harian, daftar pertanyaan, alat ukur, alat potret dan sebagainya). F. Teknik pengumpulan data Alat-alat pengumpulan data tersebut kemudian hendaknya dioperasikan dengan teknik-teknik tertentu, misalnya observasi, wawancara (dengan pedoman skedual wawancara atau daftar pertanyaan), eksperimen dan sebagainya. G. Teknik penganalisaan data Setelah data terkumpul, diedit, diklasifikasikan, dan ditabulasi, maka mulailah tahap penganalisaan data dengan teknik tertentu. Dapat digunakan analisis tabel analisis liner programming, analisis input output, nalaisis statistik. H. Sistematika laporan Kemukakan secara singkat format laporan penelitian yang akan disusun nantinya.
30
4.3.4 Jadwal Waktu Pelaksanaan Hendaknya dikemukakan jenis-jenis kegiatan yang direncanakan beserta jadwal waktunya (mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data sampai dengan penyusunan laporan).
31
BAB V CARA PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN (JALUR SKRIPSI) 5.1 Kerangka Umum Laporan Secara umum, laporan penelitian Jurusan Matematika terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Bagian Awal, mencakup: 1. Lembar Judul 2. Lembar Persetujuan 3. Lembar Pengesahan 4. Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi 5. Abstrak Pada Abstrak tuliskan dengan singkat judul penelitian, latar belakang penelitian, tujuan penelitian, hasil yang diharapkan, pelaksanaan penelitian, jangka waktu penelitian, dan biaya. Abstrak maksimum satu halaman. 6. Abstract (abstrak dalam Bhs. Inggeris) 7. Kata Pengantar Pengantar bertujuan untuk menarik perhatian. Pengantar mengarahkan perhatian pembaca pada topik penelitian dan membangkitkan/merangsang aliran gagasan penulis. Tulislah pengantar dengan kalimat pembuka seperti kutipan yang relevan, pernyataan teoritis atau gambaran situasi. Contoh l,2,3 (pada perumusan masalah) melukiskan gambaran situasi. Contoh 4 menggunakan kutipan dari orang dan lembaga. 8. Daftar Isi 9. Daftar Tabel 10. Daftar Gambar b. Bagian Isi berbeda untuk ketiga jenis skripsi dan akan diuraikan masing-masing pada sub bab 5.2 - 5.4. c. Bagian Akhir terdiri dari: 1. Kesimpulan dan Saran 2. Daftar Pustaka 3. Lampiran 4. Riwayat Hidup Penulis 5.2 Bagian Isi 5.2.1 Laporan Penelitian Kualitatif ) Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat ) Kajian Pustaka, Kerangka Pikir dan Hipotesis Kajian Pustaka Kerangka Pikir Hipotesis ) Metode Penelitian Pendekatan dan Disain Peubah dan Definisi Operasional
32
Populasi dan Sampel Teknik/Instrumen pengolahan Data Teknik Analisis Data ) Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Pembahasan ) Latar Belakang Latar belakang adalah penguraian lebih lanjut dari pengantar dan perumusan masalah. Di sini anda menopang pernyataan sebelumnya dengan menggunakan teknik pengembangan pokok bahasan" menjelaskan-ilustrasi-analogi-kutipan, statistik dan argumentasi logik yang anda tarik dari pernyataan sebelumnya. Secara singkat dan agar mudah diingat, pada latar belakang Anda harus menampilkan tiga hal, yaitu PIE ( proofs, information, example ) atau BIC (bukti, informasi tambahan, contoh). Bukti dapat ditarik secara logis atau diambil dari penelitian dahulu. Informasi tambahan mendefinisikan masalah, menunjukkan makna masalah, memberikan " bungkus " Teoritis, membandingkan dengan pendekatan lain atau menjabarkan kedalam komponen yang spesifik. Contoh memberikan illustrasi kongkret dari pernyataan yang dikemukan. Disamping itu dalam latar belakang harus juga diterangkan adanya masalah, pentingnya masalah dan perumusan masalah. ) PerumusanMasalah (statement of problems) Setelah masalah diidentifikasikan maka anda perlu merumuskan secara jelas dan padat. Perumusan masalah kadang-kadang disebut juga "Pernyataan Masalah" (Statement of problems). Anda mengungkapkan persoalan, dilema kesulitan, atau keresahan yang harus diatasi/diselesaikan. Mungkin anda melihat ada sesuatu yang " kurang meyakinkan” , tidak beres, ada keraguan tentang ide-ide/ teori-teori lama dan ada sesuatu yang harus segera dilakukan. Perumusan masalah harus dibarengi dengan penyajian " Latar belakang masalah", termasuk dasar kebenaran penyelidikan dalam arti signifikasi dari masalah. Perumusan masalah harus dapat dirumuskan dalam bentuk " kalimat tanya atau pernyataan yang jelas dan padat". Perumusan masalah ini sangat penting karena statement masalah memberi arah pada keseluruhan rencana dan langkah-langkah yang anda tempuh, selcaligus memberi petunjuk tentang mungkinnyamengumpulkan data guna menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah yang anda buat, selain itu membantu anda memusatkan perhatian padajawaban yang dicari. Contoh rumusan masalah : 1. Apakah pembelajaran Matematiaka Terapan lebih mudah diserap mahasiswa dibandingkan matematika murni pada jurusan matematika Unhas 2. Bagaimana hubungan antara kecerdasan Mahasiswa dengan indeks prestasi kelulusan pada Unhas. 3. Sejauh mana data “Demografi” usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi perilaku anak SD dalam menonton televisi.
33
4. 5.
Kurangnya peminat jurusan Matematika di Sulsel disebabkan oleh anggapan masyarakat tentang sukarnya matematika Kesadaran lingkungan melalui kampanye media massa dan saluran internasional.
) Tujuan Penelitian Harus dibedakan antara "Tujuan Penelitian" derigan "Tujuan Peneliti". Memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S-1, mencoba menerapkan ilmu yang telah dipelajari/ memperoleh keterampilan adalah tujuan peneliti, bukan tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah menjawab pertanyaan "Apa yang anda akan teliti, Apa yang ingin anda ketahui". Tujuan penelitian biasnya dimulai dengan kalimat "Penelitian ini bertujuan untuk.... " atau. "Tujuan Penelitian adalah... "Selain itu tergantung pada metode yang anda gunakan.. Anda menjabarkan tujuan penelitian dengan menggunakan kata-kata pembuka seperti antara lain : " Menganalisis, menguji, menguraikan, menemukan, membandingkan menemukan hubungan antara... meneliti efek pengaruh.... Tujuan penelitian. harus bersifat spesifik, terbatas, dapat diukur, terutama sekali dapat diperiksa hasil penelitiannya. 5.2.2 Laporan Penelitian Kuantitatif ) Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat ) Kajian Pustaka & Kerangka Pikir Kajian Pustaka Kerangka Pikir ) Metode Penelitian ) Pendekatan dan Jenis Penelitian Fokus Penelitian Deskripsi Lokasi Unit Analisis Teknik Pengumpulan Data Analisis dan Validasi Data ) Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Pembahasan
34
BAB VI CARA PENYUSUNAN LAPORAN (JALUR NON SKRIPSI) 6.1 Kerangka Umum Laporan Secara umum, laporan penelitian Jurusan Matematika terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Bagian Awal, b. Bagian Isi, dan c. Bagian Akhir 6.2 Bagian Awal, mencakup : a. Lembar Judul b. Lembar Persetujuan c. Lembar Pengesahan d. Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi e. Abstrak f. Abstract (abstrak dalam Bhs. Inggeris) g. Kata Pengantar h. Daftar Isi i. Daftar Tabel j. Daftar Gambar 6.3. Bagian Isi a. Pendahuluan a.1 Latar Belakang Penjelasan mengenai latar belakang ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi latar belakang harus memuat dua tema sesuai dengan tema yang dibahas. a.2 Rumusaaan masalah Penjelasan mengenai Rumsan Masalah ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi Rumusan masalah memuat dua tema sesuai dengan tema yang dibahas a.3 Tujuan Penjelasan mengenai Tujuan ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi, tujuan masalah seharusnya memuat tujuan dari masing masing tema yang dibahas (ada dua tema) a.4 Manfaat Penjelasan mengenai Manfaat ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi, manfaat seharusnya memuat manfaat dari masing masing tema yang dibahas (ada dua tema) b. Kajian Pustaka, Kerangka Pikir dan Hipotesis b.1 Kajian pustaka Penjelasan mengenai Kajian Pustaka ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi, kajian pustaka seharusnya memuat kajian pustaka dari masing masing tema yang dibahas (ada dua tema).
35
b.2 Kerangka Pikir Penjelasan mengenal Kerangka Pikir ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi, kerangka pikir seharusnya memuat kerangka pikir dari masing masing tema yang dibahas (ada dua tema). b.3. Hipotesis Penjelasan mengenai Hipotesis ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi, hipotesis memuat hipotesis (jika ada) dari masingmasing tema yang dibahas (ada dua tema) c. Metodologi Penelitian Penjelasan mengenai Metodologi ini dapat dilihat pada bab penyusunan proposal. Untuk jalur non skripsi, metodologi seharusnya memuat metodologi dari masing-masing tema yang dibahas (ada dua tema). 6.3 Bagian Akhir terdiri dari: 1. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang disajikan seharusnya adalah kesimpulan dari masing-masing tema (secara terpisah). 2. Daftar Pustaka 3. Lampiran 4. Riwayat Hidup Penulis
36
BAB VII TEKNIK PENGETIKAN DAN PENGUTIPAN 7.1. TEKNIK PENGETIKAN 7.1.1. Macam dan Ukuran Kertas Macam kertas yang dapat dianggap sebagai kertas yang memenuhi syarat (standar) dan dapat diterima untuk pengetikan skripsi, ialah: 1. Kertas HVS yakni kertas ketik tebal kuat yang berwarna putih. 2. Berukuran 21,5 kali 28 cm yang disebut format quarto atau berukuran 21,5 kali 33 cm yang disebut format folio. Format mana yang dipakai tergantung pada ketentuan dari lembaga pendidikan tinggi masing-masing. Untuk seluruh copy skripsi baik rangkap tiga atau lebih, sebaiknya menggunakan kertas HVS, tidak disisipi atau diseling dengan kertas macam lain. Agar diperoleh warna kertas yang sama sebaiknya disediakan macam kertas tersebut secukupnya. 7.1.2 Mengatur Kertas Dari kertas ketik yang tersedia tidak semua ruangan diisi dengan ketikan. Dari kertas quarto yang berukuran 21,5 kali 28 cm, yang tersedia untuk ketikan skripsi hanya 14 kali 22 cm, sedangkan kertas folio yang berukuran 21,5 kali 33 cm yang tersedia untuk ketikan ini disebut "ruang ketikan." Ruang kosong di sekeliling, ruang ketikan disebut "ruang tepi." Ruang tepi ini hanya disediakan untuk mencantumkan nomor halaman saja. Perincian lebar ruang tepi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ruang tepi kiri : Lebar empat cm dari tepi kertas sebelah kiri. Lebar ruangan ini kurang lebih sama dengan lima belas ketukan huruf Pica atau delapan belas ketukan huruf Elite. 2. Ruang tepi kanan : Lebar tiga cm dari tepi kertas sebelah kanan. Lebar ruangan ini kurang lebih sama dengan dua belas ketukan huruf Pica atau empat belas ketukan huruf Elite. 3. Ruang tepi atas : Lebar tiga cm untuk kertas quarto atau empat cm untuk kertas folio dari tepi kertas sebelah atas. Lebar ruangan ini kurang lebih sama dengan tujuh baris untuk ketikan satu spasi atau tiga setengah baris untuk ketikan dua spasi (untuk kertas quarto). Untuk kertas folio memuat sepuluh baris ketikan satu spasi atau lima baris ketikan dua spasi. 4. Ruang tepi bawah : Lebar tiga cm dari tepi kertas sebelah bawah. Ruangan ini memuat kurang \ lebih tujuh baris ketikan satu spasi atau tiga setengah baris ketikan dua spasi. Aturan mengenai garis lurus yang terbentuk dari hasil ketikan di ruang tepi kiri harus dipegang teguh. Ketukan huruf pertama harus tepat pada garis tepi kiri. Penyimpangan di luar ketentuan ini hanya disediakan untuk baris-baris ketikan yang memerlukan sela ketukan atau indensi, misalnya baris untuk bab baru, judul seksi, alinea baru, judul tabel, judul gambar, dan beberapa keperluan lain yang terbatas. Aturan mengenai tepi kanan tidak sedemikian ketat dibandingkan dengan aturan mengenai tepi kiri. Garis dari atas ke bawah yang merupakan hasil ketikan tepi kanan tidak harus lurus benar, karena ini tergantung pada ketikan kata-kata yang terakhir dalam tiap-tiap baris. yang harus diperhatikan adalah bahwa garis tepi kanan merupakan maksimum ketikan
37
di sebelah kanan yang diperkenankan. Untuk mendekati garis lurus kadang-kadang diperlukan peloncatan-peloncatan atau pengunduran-pengunduran ketukan huruf paling belakang atau baris di tepi kanan. Untuk mendapatkan hasil yang baik pengunduran ini harus diperhitungkan dengan tepat. 7.1.3. Mengatur Jarak Baris Jarak antara baris ketikan yang satu dengan baris ketikan berikutnya disebut spasi. Dalam pengetikan copy skripsi terdapat dua cara mengatur jarak baris (spasi) yang paling banyak dipakai, yaitu: 1. Dua spasi (double spaced typing). 2. Satu spasi (single spaced typing). Dari kedua macam cara itu macam yang pertamalah yang lebih banyak dipakai daripada macam yang kedua. Masih ada cara, lain lagi yakni tiga spasi (triple spaced typing) tetapi cara ini sangat jarang dipakai. Pengetikan dua spasi Ketikan dengan dua spasi tidak lain adalah sama dengan ketikan dua kali spasi tunggal. Pengetikan satu -spasi Ketikan dengan satu spasi dalam bahasa Inggris disebut single spaced typing. Pengetikan figa spasi Copy skripsi jarang diketik dengan tiga spasi. Hal-hal yang memerlukan pengetikan dengan system tiga spasi adalah ¾ Antara nomor bab dengan judul bab; ¾ Antara judul bab dengan baris pertama dari bab itu; ¾ Antara judul anak bab dengan baris diatas dan dibawahnya. Perhatikan contoh berikut BAB III 3 cm PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RAKYAT YANG DILAKSANAKAN OLEH DINAS-DINIAS 3 cm Masalah industri kecil dan kerajinan rakyat ......................... Harus ditangani secara nasional, dimana koordinator antar instansi ……………………………………………………………………….. 7.1.4. Indensi (Indentation) Baris pertama dari suatu alinea baru dimulai dengan ketentuan huruf pertama yang agak menjorok ke dalam, maka baris pertama dari alinea baru tidak dimulai tepat pada garis tepi ketikan sebelah kiri. Lebar jorokan ke dalam sampai huruf pertama disebut "indensi". Pembuatan indensi disebut "indensisasi". Indensisasi selalu dihitung dengan ketukan huruf, bukan dengan satuan
38
centimeter atau inci. Istilah indensisasi pada dasarnya tidak khusus hanya untuk baris pertama alinea baru saja, melainkan untuk semua ketikan huruf pertama yang menjorok ke dalam. Lebar indensi yang menjadi ketentuan umum untuk pengetikan copy skripsi adalah tujuh ketukan huruf, ini berarti huruf pertama dimulai pada ketukan yang kedelapan. Indensi tujuh ketukan huruf ini berlaku untuk: 1. Alinea baru dalam bagian teks, 2. Alinea baru dalam kutipan langsung panjang, dan 3. Footnote 7.1.5. Nomor Halaman Persoalan yang bersangkutan dengan pengetikan nomor halaman ialah : 1. Di mana meletakkan nomor halaman, 2. Dengan angka apa nomor halaman harus diketik. Letak nomor halaman Mengenai peletakan nomor halaman untuk pengetikan skripsi ada beberapa kemungkinan yang dapat diterima, yaitu : a. Nomor halaman diletakkan di pusat halaman, bagian atas atau bagian bawah. b. Nomor halaman diletakkan di tepi, biasanya sebelah kanan atas. c. Mengkombinasikan penempatan nomor halaman di tepi dan di tengah, di tepi untuk halaman-halaman biasa dan di tengah untuk halaman dengan judul bab baru. Jenis angka nomor halaman Jenis angka nomor halaman untuk pengetikan skripsi mengikuti pedoman sebagai berikut: a. Untuk bagian awal (preliminary section), nomor halamannya menggunakan angka Romawi kecil, seperti i,ii,iii,iv, Dan seterusnya. b. Untuk bagian tengah (body, contents) dan bagian akhir (reference section), nomor halamannya. menggunakan angka Arab seperti 1, 2, 3, 4,….. dan seterusnya. Nomor-nomor, halaman tersebut hendaknya dibiarkan berdiri sendiri, tidak diperkenankan dibubuhi tanda-tanda lainnya seperti -i-,-ii-,-iii-,-iv-, atau (i), (ii), (iii), (iv) dan -1,-2-,-3-,-4, atau (1),(2),(3),(4). Untuk pengetikan nomor halaman hendaknya jangan sampai terdapat adanya halaman rangkap yang diberi tanda huruf a,b,c dan halaman yang terlampaui. Kesalahan semacam itu harus dibetulkan dengan cara mengetik kembali menurut urutan nomor halaman yang seharusnya. 7.1.6 Nomor Bab dan Bagian-bagiannya Skripsi sebagai suatu keseluruhan akan terdiri dari bab-bab. Biasanya suatu bab akan terbagi dalam bagian-bagian kecil yang masing-masing merupakan satu kelompok uraian di mana kelompok-kelompok uraian tersebut masih merupakan satu kebulatan pikiran yang utuh. Nama bagian-bagian dari bab sampai tingkat kategori yang paling kecil belum terdapat keseragaman istilah. Untuk memberi kemudahan dalam memberikan nomor dari
39
bagian-bagian bab itu, di bawah ini disebutkan secara berturut-turut dari tingkat paling besar, yaitu Bab Anak bab Seksi anak seksi Pasal anak pasal Ayat anak ayat Masing-masing bab, akan diantarkan dengan nomor bab dan pada baris berikutnya baru dituliskan judul bab. Bab diberi nomor dengan menggunakan angka Romawi besar. Judul bab, ditulis dengan huruf besar. Bila lebih dari satu baris disusun dalam bentuk piramida terbalik, simetris kiri kanan. Untuk judul bab yang terlalu pendek boleh diketik dengan sela satu ketukan. Nomor dan judul bab, tidak perlu diberi garis bawah dan tidak perlu diberi tanda baca apapun. Sub kategori dari kategori yang terbesar sampai kategori yang terkocil, pemberian nomornya dapat dilakukan sebagai berikut : Bab diberi nomor dengan angka Romawi besar : I,II,III Anak bab diberi nomor dengan huruf besar : A,B,C Seksi diberi nomor dengan angka Arab : 1,2,3 Anak seksi diberi nomor dengan. huruf kecil : a,b.c Pasal diberi nomor dengan angka Arab dengan satu kurung : 1),2),3) Anak pasal diberi nomor dengan huruf kecil dengan satu kurung : a),b),c) Ayat diberi nomor dengan angka Arab di antara kurung : (1),(2),(3) Anak ayat diberi nomor dengan huruf kecil. di antara kurung : (a),(b),(c) Bila masih ada kategori yang lebih kecil lagi dapat diberi nomor dengan angka Romawi kecil di antara, tanda kurung : (i),(ii),(iii) 7.1.7 Penyingkatan kata (abbreviation) Dalam penulisan skripsi, penyangkatan kata hendaknya dibatasi karena penyangkatan kata itu tidak akan banyak menghemat ruangan. Penyingkatan kata hanya dibenarkan untuk singkatan-singkatan yang sudah lazim atau yang sudah banyak diketahui di kalangan luas atau di bidang keahlian penulis, seperti ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia),WHO (World Health Organ izat ion), radar (radio detecting and ranging), S.H (Sarjana Hukum), TNT (Trinitrotoluen),Cu (kuprum) dan sebagainya. Beberapa kata dalam teknis tata tulis skripsi malahan harus disingkat, seperti ibid (dari ibidium), op. cit. (dari opere citato), loc.cit (dari loco citato), et al (dari et alii).
40
Singkatan-singkatan yang belum lazim dan mungkin malah membingungkan sebaiknya jangan digunakan dalam penulisan skripsi, seperti porkesma (pekan olah raga dan kesenian mahasiswa), tilang (bukti pelanggaran), mupian (musyawarah pimpinan harian) dan sebagainya. Singkatan-singkatan seperti dll.,dst.,hal.,tgl.,tsb.,sbb., dan penyangkatan kata berulang seperti ilmu2 ter-buru2, dalam penulisan skripsi hendaknya dihindarkan. 7.2. TEKNIK PENGUTIPAN 7.2.1. Kutipan dalam skripsi Dalam penulisan skripsi, memasukkan atau menyisipkan kutipan-kutipan dapat dibenarkan. Dengan kutipan disini dimaksudkan penulis skripsi mengutip kembali suatu pendapat, gagasan, pendirian, buah, pikiran atau kesimpulan penelitian dari penulis lain atau milik sendiri yang telah dituliskan dalam suatu buku untuk dibahas, ditelaah, diperkuat, atau sebaliknya dikritik. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam memasukkan kutipan yaitu : 1. Mengutip sehemat mungkin : Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa dalam penulisan suatu skripsi diperkenankan memasukkan kutipan, tetapi mengingat bahwa pada hakekatnya suatu skripsi itu adalah suatu karya kreatif, suatu tulisan hasil pengolahan oleh penulis setelah penulis mengadakan penelitian,membaca buku-buku, diskusi,seminar dan sebagainya, maka diharapkan supaya dihindari membuat kutipan yang terlalu banyak. 2. Mengutip apabila perlu : Dalam mengadakan pengutipan biasanya dapat dilakukan dengan jalan mengemukakan suatu pendapat, gagasan, buah pikiran atau hasil penelitian dari penulis lain dengan jalan pikiran dan dalam bahasa pengutip sendiri. Pengutipan persis seperti sumbernya, kata demi kata, tidak sering dilakukan. Pengutipan kata demi kata baru dilkakukan apabila dirasa sangat perlu, yaitu jika dengan kata-kata atau dengan bahasa sendiri justru oleh pengutip dikhawatirkan akan mengurangi arti, makna, semangat dan kekuatan dari gagasan, pendapat atau kesimpulan yang dikutipnya tersebut. 3. Mengutip terlalu banyak akan mengganggu kelancaran bahasa Seorang penulis skripsi yang sering melakukan terlalu banyak kutipan, akan mengakibatkan uraian-uraian dalam skripsi yang ditulisnya menjadi kurang lancar, kesinambungan uraian akan menjadi patah-patah. 7.2.2. Macam-macam Kutipan Pada umumnya kutipan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu 1. Kutipan langsung (direct quotation): Kutipan langsung ini dibedakan bagi menjadi dua yaitu : a. Kutipan langsung pendek (short direct quotation), b. Kutipan langsung panjang (long direct quotation). 2. Kutipan tidak langsung (indirect quotation atau paraphrase); Kutipan tidak langsung ini juga dibedakan menjadi dua yaitu a. Kutipan tidak langsung pendek (short indirect quotation) b. Kutipan tidak langsung panjang (long indirect quotation).
41
1. Kutipan langsung : Kutipan langsung adalah kutipan yang dilakukan persis seprti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya. Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut : a. Untuk mengutip rumus atau model matematika b. Untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, surat keputusan, surat perintah anggaran rumah tangga, tabel statistik dan sebagainya. c. Untuk mengutip peribahasa, puisi, karya drama, dan kata-kata mutiara. d. Untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti. e. Untuk mengutip beberapa pemyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya. Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang demikian cukup dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik diantara bahan yang dikutip. Contoh : Dalam memperkirakan distribusi pendapatan usaha tani akan digunakan pendekatan akuntansi, yakni "menghitung distribusi pendapatan usaha tani di antara para penerima pendapatan dan di antara faktor-faktor produksi."1) 1)
C.G. Ranade and R.W. Herdt,"Shares of Farm Eamings from Rice Production, "ii Economic Consequences of the New Rice Technology (Los Banos, Philipgines: International Rice Research Institute, 197 8),p. 8 8.
Kutipan langsung panjang adalah kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga baris ketikan. Kutipan semacam ini tidak dimasukkan dalam teks. Kutipan tersebut diberi tempat tersendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri. Kutipan langsung panjang ini diketik dengan satu spasi. Lebar jorokan ke dalam dari kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru. Sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dimulai sesudah empat ketukan huruf dari garis tepi kiri. Bahan kutipan langsung panjang tidak ditulis di antara tanda petik. Contoh : Dalam memperhitungkan "farm family income" dibedakan bruto dan neto. Gross farm family-income (GFFI) is defined as income received by the farm operator and is calculated as the residual after making actual payment for all expenditures incurred for production inputs, exduding any unpaid return to family-owned resources (land, labour, or capital). The net farm family income (NFFI) is calculated substracting depreciation from GFFI 2) 2) R. W Herdt,"costs and Returns for Rice Production," in Economic Consequences of the New Rice Technology (Los Banos: International Rices Research Institute,1978),PP.64-65. Penempatan kutipan langsung panjang dalam skripsi disarankan tidak melebihi setengah halaman. Usahakanlah dan pilihlah kutipan langsung panjang yang
42
cukup pendek. Apabila terpaksa terdapat kutipan langsung Panjang yang melebihi satu halaman diseyogyakan untuk dimasukkan dalam bagian lampiran. 2. Kutipan tidak langsung : Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu petikan. Pokok - pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan yang disusun menurut jalan pikiran dan dinyatakan dalam Bahasa pengutip sendiri. Kutipan tidak langsung tidak dituliskan di antara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea. Ketentuan ini berlaku baik untuk kutipan tidak langsung pendek maupun kutipan-kutipan tidak langsung panjang. Kutipan tidak langsung pendek adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari satu alinea atau kurang. Apabila lebih dari satu alinea dianggap sebagai kutipan tidak langsung panjang. Beberapa petunjuk dalam membuat kutipan tidak langsung pendek : a. Jangan memasukkan pendapat sendiri ke dalam kutipan tidak langsung. Satu alinea sepenuhnya disediakan untuk kutipan tidak langsung. b. Kutipan tidak langsung dalam alinea itu hanya berasal dari satu sumber. c. Apabila suatu bahan yang diambil dari dua sumber atau lebih berisi pokok-pokok pikiran yang sama, maka pernyataan tersebut tidak perlu dicantumkan dalam alinea sendiri-sendiri dengan footnote masing-masing, tetapi cukup diparaphrasekan dalam satu alinea saja dan kemudian disebutkan sumbemya. 7.2.3. Hal-hal Umum yang Berhubungan dengan Kutipan 1. Tiap-tiap kutipan diberi nomor dengan angka Arab pada akhir kalimat yang dikutip (superscript) gunanya untuk memberikan kredit untuk keperluan penyebutan sumber bahan yang dikutip. Nomor tersebut diketik diangkat sedikit (setengah spasi) di atas baris biasa. Nomor kutipan berurutan sampai akhir bab. Dengan demikian pada setiap bab baru dimulai lagi dengan nomor satu. Nomor itu diketik pada akhir bahan yang dikutip, bukan pada kalimat pengantar kutipan itu atau di belakang nama pengarang, kecuali untuk beberapa hal tertentu. 2. Kalau dalam kutipan itu perlu dihilangkan beberapa bagian dari suatu alinea, maka pada bagian yang dihilangkan itu diberi titik tiga buah. Contoh : Wereng batang adalah hama pada yang akhir-akhir ini menjadi sangat penting ... serangan wereng batang ... kasus eksplosi, sehingga pemerintah memberikan bantuan penanggulangan. 3. Kalau ditiadakan satu alinea atau lebih dalam kutipan itu diberikan tanda berupa titik-titik sepanjang satu baris. Contoh : Sepanjang menyangkut penghijauan dengan biaya APBN, pada tingkat pusat penanganannya ditampung oleh Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi Direktorat Jenderal Kehutanan ………………………………………………………………………. Kepala Dinas Kehutanan Tingkat Propinsi melaksanakan tugas sebagai pembina dari proyek tersebut, dan bila di wilayahnya terdapat lebih dari satu proyek, ia juga menjadi koordinator proyek tersebut.
43
4. Mengutip keterangan lisan seperti misalnya kuliah, pidato, wawancara dan lain-lain ucapan, sebelum dikutip harus terlebih dahulu dicek kepada yang bersangkutan untuk menjamin adanya kebenaran kutipan. Dalam menyajikan sumber kutipan perlu dicantumkan secara berturut-turut nama, kedudukan atau jabatan, tempat, dan waktu diucapkan. 5. Seorang pengutip bertanggung jawab penuh akan ketepatan dan ketelitian kutipannya. Terutama dalam kutipan tidak langsung, unsur ketepatan harus dijamin dari kepemahaman pengutip terhadap pokok-pokok pikiran dalam bahan yang dikutip. 6. a. Apabila tidak ada alasan apapun dari pihak pengutip, maka pengutip dipandang menyetujui sepenuhnya apa saia yang dikutipnya. b. Apabila bahan yang dikutip disajikan sebagai bahan yang diperbandingkan dengan bahan lain maka harus ada kesimpulan dari perbandingan itu. Pendirian dari pengutip akan dilihat dari kesimpulan perbandingannya. c. Apabila pengutip menolak sesuatu pendapat atau. argumentasi, ia diwajibkan untuk mengemukakan alasan dari pada penolakannya. d. Alasan dapatjuga diberikan untuk menyetujui sesuatu pendapat yang dikutip. 7. Koreksi terhadap kesalahan yang terdapat dalam kutipan langsung : Dalam kutipan langsung mungkin penulis sebelumnya. sudah mengetahui benar bahwa suatu pemyataan yang dikutip tersebut terdapat kesalahan. Dalam hal ini pengutip diperkenankan untuk mengadakan pembetulan. Pembetulan itu dapat disisipkan langsung di belakang kata atau bilangan yang dikoreksl. Koreksi Persebut harus diletakkan di antara tanda kurung siku "[ ]". Cara mengadakan koreksi dapat dilakukan dengan tiga jalan a. Dengan menyisipkan kata "sic" yang artinya "begitu"(thus). b. Langsung memberikan pembetulannya di belakang kata atau bilangan yang salah. c. Mengadakan pembetulan dengan sedikit ulasan. Ketiga cara tersebut boleh dipakai, tetapi apabila sudah dipilih salah satu cara, hendaknya cara itu digunakan secara konsisten untuk seluruh skripsi. 7.3. MEMBUAT CATATAN KAKI (FOOTNOTE) 7.3.1. Fungsi Footnote Setiap mengutip dari sesuatu karangan harus. disebutkan sumbernya. Catatan tentang sumber karangan ini disebut footnote, yang sering diterjemahkan dengan catatan di kaki halaman. Kewajiban mencantumkan sumber dari mana kutipan tersebut diambil merupakan suatu hal yang penting untuk menyatakan penghargaan kepada pengarang lain yang buah pik-iran dalam karyanya telah kita pinjam. Kita harus mengatakan dengan jujur bahwa kita telah meminjam pendapat, gagasan, atau buah pikiran dari orang lain. Catatan di kaki halaman sudah menjadi kebiasaan untuk menyatakan kepada pembaca bahwa penulisnya mendapat indormasi dari pengarang tertentu. Infi6rmasi tersebut terdapat dalam bukunya dengan judul demikian. Jika pembaca ingin mencari tahu lebih lanjut, pembaca atau peminat dapat menemukan hal tersebut pada halaman sekian. 7.3.2. Unsur-unsur Footnote Dengan tanpa memperhatikan jenis sumber bahan kutipan, maka yang menjadi unsur pokok daripada footnote ialah : 1. Nama pengarang;
44
2. Judul karangan; 3. Data tentang penerbitan; 4. Nomor halaman. Nama pengarang Termasuk ke dalam kelompok nama pengarang ialah nama penyunting, penterjemah, atau penyadur dan nama lembaga, organisasi atau badan yang menerbitkan buku tersebut. Judul karangan Judul karangan ditulis lengkap sebagaimana yang tertulis dalam halaman judul dari karangan yang dikutip. Antara. nama pengarang dengan judul karangan disekat dengan tanda koma, seluruh judul karangan diberi garis bawah, kapitalisasi judul karangan sepenuhnya mengikuti kapitalisasi yang umum (setiap permulaan kata dipakai huruf besar), kecuali kata-kata penghubung (partikel)seperti di, ke, dari, untuk, dan, yang, dengan, dan sebagainya yang tidak terletak pada posisi awal. Sesudah judul karangan tidak perlu ditutup dengan tanda tulis apapun seperti : titik, koma, titik ganda. Data tentang penerbitan Data tentang penerbitan ini dituliskan di antara tanda kurung. yang termasuk dalam data tentang penerbitan adalah : (1) tempat karangan diterbitkan (kota); (2) nama penerbit;(3) tahun penerbitan; (4) nomor edisi (bilamana ada). Tempat karangan diterbitkan ialah nama tempat atau kota di mana karangan itu diterbitkan. Bila tempat penerbitan lebih dari satu kota, hendaknya ditulis salah satu kota saja, yakni nama kota yang terdepan. Bila dalam karangan itu tidak disebutkan nama tempat penerbitan, maka diberi keterangan yang ditempatkan dalam tanda kurung siku [n.p.] maksudnya "no place given,"atau untuk buku Indonesia (t.t.] artinya "tanpa tempat". Nama penerbit adalah nama perusahaan yang menerbitkan karangan yang bersangkutati, yang ditulis lengkap seperti yang tercantum dalam, karangan tersebut. Bila tidak diketahui nama penerbitnya, hendaknya diberi keterangan yang dituliskan dalam tanda kurung siku [n.n] singkatan dari "no name given" atau [t.p.] singkatan dari "tanpa penerbit" untuk buku Indonesia. Tahun penerbitan ditulis dengan angka Arab dan tanpa tanda tulis sebagai penutup. Bila tahun penerbitan tidak terdapat pada halaman judul, maka sebagai ganti tahun penerbitan ialah tahun copyright atau tahun hak cipta, dan bila kedua-duanya tidak terdapat maka dapat diganti dengan keterangan yang berupa singkatan yang diletakkan dalam, tanda kurung siku (n.d.] singkatan dari "no date given," atau [t.th.] singkatan "tanpa tahun" untuk buku Indonesia. Antara tempat penerbitan dengan nama penerbit disekat dengan tanda tulis titik ganda, dan antara nama penerbit dengan tahun penerbitan disekat dengan tanda tulis koma. Data tentang penerbitan tersebut ditulis di antara tanda kurung, dan sesudah kurung tutup diikuti dengan tanda koma. Nomor halaman Nomor halaman ditulis dengan singkatan p.(page) untuk buku bahasa asing, atau dengan singkatan hal.(halaman) untuk buku yang berbahasa Indonesia, kemudian diikuti dengan nomor yang dimaksud dengan diberi sela satu ketukan.
45
Bila bahan yang dikutip lebih dari satu halaman, digunakan singkatan pp. atau hal. sekian s/d sekian. Bila yang dikutip adalah bahan bagian awal, maka pemberian nomor sesuai dengan nomor pada bagian awal tersebut. 7.3.3 Cara Menempatkan Sumber Kutipan Ada tiga cara dalam menempatkan sumber kutipan, yaitu 1. Cara ringkas, yaitu cara menempatkan sumber kutipan di belakang bahan yang dikutip. Sumber kutipan itu dituliskan di antara tanda kurung dengan menyebutkan nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip. Contoh : Utilitas marginal adalah "tambahan utilitas yang diperoleh dengan mengkonsumsi lebih banyak satu unit barang atau jasa per satuan waktu" (Peterson, 1974:34). Unsur footnote yang lengkap dapat diperiksa dalam daftar pustaka, yaitu Peterson, Willis, L. Principle of Economics :Micro, Illionis:Richard D. Irwin, Inc.,1974. 2. Cara langsung, yaitu cara menempatkan sumber kutipan langsung di bawah pernyataan yang dikutip, Antara pernyataan atau teks dalam tulisan dengan sumber kutipan dipisahkan dengan garis lurus sepanjang baris teks. Jarak garis pemisah dengan teks adalah satu spasi, dan jarak garis pemisah dengan sumber kutipan adalah dua spasi, sedangjarak baris dari kutipan itu sendiri adalah satu spasi. Contoh : Riset pemasaran adalah "pengumpulan, pencatatan dan penganalisaan semua data tentang masalah yang berkaitan dengan pemindahan dan penjualan barang dan jasa dari produsen ke konsumen."1) Dalam pengumpulan dan penganalisaan informasi pemasaran, dibutuhkan data yang bersifat obyektif dan akurat..... 1) Harper W. Boyd and Ralph Westfall, Marketing Research :Text and Cases (Homewood, Illionis: Richard D. Irwin, Inc., 1964) p. 4. 3. Cara menempatkan sumber kutipan di kaki halaman. Cara ini lazim disebut footnote (catatan kaki), dan cara ini lebih banyak dianut dalam penulisan skripsi. Antara bagian teks dengan footnote dipisahkan dengan garis lurus sepanjang dua inci dan jarak baris antara garis pemisah dengan teks adalah satu setengah spasi, sedangkan jarak baris antara garis pemisah dengan footnote adalah dua spasi. Indensi untuk footnote seperti indensi alinea baru dalam teks yaitu sebanyak tujuh ketukan huruf dari tepi kiri. Jarak baris dalam footnote adalah satu spasi, sedang jarak antara footnote satu dengan footnote lain dalam tiap halaman adalah dua spasi. 7.3.4. Contoh memasukkan footnote. Dibawah ini akan diberikan beberapa contoh memasukkan foote note yang berasal dari buku. 1)
William H. Newman, Administrative Action (London : Prentice Hall, Inc., 1969), p. 463.
2)
Penglaykim dan Hazil, Management Suatu Pengantar (Jakarta: P.T. Pembangunan, 1969), hak. 55
46
3)
William H. Newman, The Process of Management (London : Prentice Hall, Inc., 1961), p.261.
4)
Gunawan Adisaputro et al., Business Forecasting :Latar Belakang Teoritis (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1974), Vol. 1, hal.53.
Keterangan contoh 1. Footnote nomor 1 adalah sumber kutipan yang muncul pertama kali, ditulis lengkap yakni semua unsure footnote ditulis 2. Footnote nomor 2 merupakan contoh sumber kutipan pertama darl buku yang ditulis oleh dua pengarang. 3. Footnote nomor 3 merupakan contoh sumber kutipan pertama dari buku kedua karangan William H. Newman. 4. Footnote nomor 4 merupakan contoh sumber kutipan berasal dari buku yang ditulis lebih dari tiga pengarang. 7.3.5. Sumber yang Dapat Dikutip Selain buku, sumber lain yang dapat dikutip adalah 1. Penerbitan pemerintah, lembaga. organisasi, atau badan-badan yang terkemuka; 2. Surat kabar; 3. Jumal, bulletin, majalah, dan penerbitan berkala; 4. Pernyataan lisan; 5. Hasil penelitian; 6. Kertas kerja pada diskusi panel, seminar, dan lokakarya; 7. Bahan yang tidak diterbitkan (mimeographed); 8. Skripsi, tesis, disertasi; 9. Ensiklopedi.
47
Lampiran 1. Kartu Konsultasi
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Kampus Tamalanrea : Jl. Perintis kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245
KARTU KONSULTASI TA
Nama Nomor Pokok Pogram Studi Judul Tugas Akhir/ Topik Tugas akhir Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua Pembimbing Ketiga
Waktu Konsultasi
: : : : : : :
Catatan Penting
Pembimbing
Paraf
Mengetahui, Pembimbing Pertama
( Nip
)
48
Lampiran 2. Surat Permohonan Seminar Proposal
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Kampus Tamalanrea : Jl. Perintis kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245
No : Lamp. : Hal : Permohonan Seminar Proposal (Usulan Penelitian) Kepada Yth, Koordinator Seminar Mahasiswa Jurusan Matematika Di – Makassar Dengan hormat, Sebagai dosen pengarah menerangkan bahwa mahasiswa : Nama : No. Stambuk : Program Studi : Kami sampaikan bahwa mahasiswa tersebut telah siap meyelenggarakan Seminar II, untuk mengemukakan rencana skripsinya dengan judul :
Oleh karena itu mohon disediakan waktu untuk seminar tersebut, terimakasih. Makassar, Dosen Pengarah,
( Nip
)
Tembusan : 1. Ketua Jurusan Matematika 2. Pengarah 3. Arsip
49
Lampiran 3. Undangan Seminar I (Komprehensif)
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Kampus Tamalanrea : Jl. Perintis kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245
No : Lamp. : Hal : Undangan Seminar I Kepada Yth, Bapak / Ibu Dosen Jurusan Matematika Di – Makassar Dengan hormat, Berhubung akan diadakannya Seminar Mahasiswa Jurusan Matematika, maka kami megharapkan kehadiran Bapak / Ibu untuk ikut berpartisipasi didalamnya. Seminar akan dilaksanakan pada : Hari / Tangal : Waktu : Tempat : Adapun pembawa acara dalam seminar adalah : No.
Pembawa acara
Topik kompetensi pertama
Atas perhatiaan dan kehadirannya diucapkan terimakasih.
Makassar, Koordinator Seminar,
( Nip
)
50
Lampiran 4. Undangan Seminar Proposal Tugas Akhir
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Kampus Tamalanrea : Jl. Perintis kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245
No : Lamp. : Hal : Undangan Seminar II Kepada Yth, Bapak / Ibu Dosen Jurusan Matematika Di – Makassar Dengan hormat, Berhubung akan diadakannya Seminar Mahasiswa Jurusan Matematika, maka kami megharapkan kehadiran Bapak / Ibu untuk ikut berpartisipasi didalamnya. Seminar akan dilaksanakan pada : Hari / Tangal : Waktu : Tempat : Adapun pembawa acara dalam seminar adalah : No.
Pembawa acara
Topik kompetensi pertama
Atas perhatiaan dan kehadirannya diucapkan terimakasih.
Makassar, Koordinator Seminar,
( Nip
)
Lampiran 4. Kartu Kehadiran Seminar
51
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Kampus Tamalanrea : Jl. Perintis kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245
Nama No. Stambuk Pogram No.
Tanggal
: : : Judul
Nama Pembicara Seminar
Tanda tangan koordinator
Makassar, Koordinator Seminar,
( Nip
)
52
Lampiran 6. Undangan Seminar Proposal Tugas Akhir
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Kampus Tamalanrea : Jl. Perintis kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245
No : 335/J.04.13/MAT.PP/2005 Lamp. : Hal : Usulan Panitia Pembimbing Skripsi Kepada Yth, Dekan Fakultas MIPA Universitas Hasnuddin Di – Makassar Dengan hormat, Bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini : Nama : No. Stambuk : Program Studi : Jurusan : Telah memenuhi syarat untuk menyusun skripsi, sesuai dengan peraturan Akademik Universitas Hasanddin, dengan judul :
Dengan Tim Pembimbing : Pembimbing Pertama : Pembimbing Kedua : Pembimbing Ketiga : Kami mohon kiranya Surat Penugasan Pembimbing mahasiswa tersebut di atas dapat diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Demikian disampaikan, atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Makassar, Ketua Jurusan,
( Nip
)
53
54