PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI KUALITATIF & KUANTITATIF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA 2009
1
BAGIAN I PENDAHULUAN Banyak sekali bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk luasnya bisa berbeda, namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya, melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan merupakan masalah selera dan preferensi perorangan maupun lembaga dengan memperhatikan berbagai factor lainnya, seperti masalah apa yang sedang dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa akan disampaikan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Dr Soetomo diwajibkan untuk menulis karya ilmiah yang disebut Skripsi pada akhir masa studinya. Untuk menyeragamkan tata cara penulisan tersebut, maka perlu diterbitkan pedoman penyusunan usulan penelitian maupun Skripsi. Hal ini dilakukan supaya pembaca mempunyai persamaan persepsi terhadap istilah atau terminologi yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Berbagai macam definisi penelitian-penelitian dinyatakan oleh banyak penulis. Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-benar menemukan sesuatu yang baru yang belum ada sebelumnya. Suatu penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning), pemahaman interpretasi terhadap obyek penelitian. Bahkan pada saat ini sesuai dengan perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama sekali bila tanpa menggunakan pendekatan analisis kualitatif
2
BAGIAN II KERANGKA PENELITIAN KUALITATIF Kerangka penelitian merupakan kerangka dasar yang melandasi dilakukannya suatu penelitian, terutama sebagai landasan pemilihan masalah dan metode penelitian yang akan digunakan dalam rangka penulisan skripsi. Kerangka penelitian terdiri dari 4 (empat) bab seperti akan diuraikan berikut ini. Hal-hal yang akan dipaparkan di bawah ini mengacu pada format penelitian kualitatif. Aspek-aspek atau sub bab yang diuraikan dalam format ini merupakan bagian yang wajib ada. Format kualitatif ini tidak menutup kemungkinan adanya penambahan sub bab-sub bab yang diperlukan, seperti penjelasan judul, pembatasan masalah dan lain-lain. BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagian ini berisi penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian ini dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah yang lebih besar tersebut. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akas permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan atau pernyataan penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurangkurangnya memuat hal-hal berikut: 1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik. Alas an tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal. 2) Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain, apabila sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa perbedaan otentik penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah. Rumusan masalah adalah rumusan yang spesifik berupa pertanyaan atau pernyataan penelitian dan bilamana perlu sebelumnya dibuat identifikasi masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah umumnya disajikan terpisah dari latar belakang masalah. Dalam penelitian sastra dapat pula digunakan istilah fokus penelitian. 1.3 Tujuan Penelitian. Bagian ini berisi rumusan tentang tujuan umum dan atau tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah. 1.4 Manfaat Penelitian. Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil
3
penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau memberikan jalan keluar permasalahan dalam kehidupan. 1.5 Asumsi (tidak wajib ada) Asumsi penelitian merupakan pernyataan singkat tentang hubungan antar dua variabel atau lebih, dirumuskan secara operasional dan bisa diuji secara empiris. 1.6 Landasan Teori Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku, makalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, undang-undang, hasil penelitian, serta informasi dari media massa dan internet. Landasan teori berisi hal-hal berikut: i. Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. ii. Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga mendiskusikan teori dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian. 1.7 Metode Penelitian Dalam bagian ini diuraikan tentang rencana kegiatan penelitian di lapangan. Hal-hal yang diuraikan dalam metode penelitian adalah sebagai berikut: 1.7.1 Jenis Penelitian Bagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena (Taxonomical) ataukah bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu (Theoritical). Apabila ditinjau aspek pendekatan penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif. Jenis penelitian juga dijabarkan berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya pendekatan sosiologi sastra, stilistika, kajian semantik, kajian isi, dan lain-lain. 1.7.1 Data atau sumber data Berisi uraian secara rinci mengenai objek yang dikaji dalam penelitian (untuk penelitian kuantitatif digunakan istilah populasi dan sampel). Sumber data dapat berupa teks sastra lisan, novel atau teks lama pada bidang sastra, atau teks karangan siswa, teks wacana, dan lain-lain pada bidang bahasa. 1.7.2 Teknik Pengumpulan Data Bagian ini mengemukakan metode dan instrumen apa yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data guna memperoleh fakta-fakta yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk itu harus ada penyesuaian antara masalah yang hendak dipecahkan dengan metode pengumpulan data yang akan dikumpulkan. Teknik pengumpulan data tidak hanya menjelaskan definisi teknik, tetapi menjelaskan mengapa teknik tersebut diperlukan dan menjelaskan fungsi teknik dalam mendukung terkumpulnya data yang diperlukan dalam penelitian. 1.7.3 Teknik Analisis Data
4
Bagian ini mengemukakan metode analsis data yang akan digunakan peneliti untuk memecahkan masalah penelitian yang sudah ditetapkan. Analisis data disesuaikan teori yang digunakan, tujuan penelitian, dan jenis data. (Batas Proposal penelitian)
BAB II : GAMBARAN UMUM PENELITIAN/PENGARANG DAN KARYANYA Gambaran umum penelitian berisi tentang deskripsi seputar objek peelitian, seperti lokasi penelitian, karakteristik objek penelitian, dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini dijelaskan tentang identitas pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karya-karyanya. BAB III: ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Analisis objek atau sumber data yang diteliti sesuai dengan rumusan masalah dan teori yang dipakai dalam landasan teori. BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang merupakan bab terakhir dari teks, harus mengemukakan secara singkat apa yang diperoleh dari penelitian. Sinpulan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Secara sederhana, simpulan merupakan jawaban singkat dari pertanyaan rumusan masalah. Penulis harus dapat membedakan antara dugaan, penemuan, dan kesimpulan. Disini iapun dapat menyarankan sesuatu untuk diteliti lebih lanjut. Sedangkan saran memuat masukan dari peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek atau subjek yang diteliti. Selain itu, saran dapat juga berisi himbauan bagi peneliti lain yang serupa tentang hal-hal yang perlu dikembangkan dalam analisisnya.
5
BAGIAN III KERANGKA PENELITIAN KUANTITATIF Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks; mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Karena kompleksitas materi yang disajikan, maka laporan penelitian kuantitatf perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat. Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi terutama ditujukan untuk dikonsumsi oleh masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, berisi lengkap tentang apa yang diteliti, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan obyektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau kelompok masyarakat akademik. BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) asumsi dan keterbatasan penelitian, dan (6) batasan istilah 1.1 Latar Belakang Masalah Bagian ini berisi penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian ini dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah yang lebih besar tersebut. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan atau peryataan penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut: 1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik. Alasan tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal. 2) Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain, apabila sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa perbedaan otentik penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dapat juga dikatakan
6
bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan itu. Contoh: “Adakah hubungan antara tingkat kecedasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?”. 1.3 Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian. Hanya saja ada perbedaan dalam cara merumuskannya. Jika masalah penelitian dirumuskan dengan mengunkan kalimat tanya, maka rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: “Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestai belajar mereka dalam matapelajaran Matematika”. 1.4 Manfaat Penelitian. Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau memberikan jalan keluar permalahan dalam kehidupan.
1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Asumsi dan keterbatasan penelitian tidak harus selalu ada di dalam skripsi. Namun demikian seringkali pembahasan tentang asumsi dan keterbatasan penelitian diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena
7
alasan-alasan prosedural dan teknik penelitian ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak memungkinkan peneliti untuk mencari data yang diinginkan. 1.6 Definisi Istilah atau Definisi Operasional Definisi istilah diperlukan apabila dipikirkan akan timbul perbedaan pemikiran atau kekurang-jelasan makna, seandainya batasan itu tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi batasan ialah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok ialah jika istilah itu terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asalusulnya; tetapi lebih menitikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi operasional diberikan kepada variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” ialah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dengan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan, karena dengan teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki, maka akan memudahkan proses pengukurannya. Di samping itu, membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka langkah berikutnya dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Namun segera harus dicatat bahwa tidak setiap penelitian kuantitatif memuat hipotesis. Dalam kegiatan ilmiah, jawaban sementara terhadap suatu masalah harus menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian tidak sepenuhnya benar kalau ada orang yang mengangap bahwa penelitian ilmiah boleh diajukan hipotesis tanpa didukung oleh teori dan/ atau kerangka berpikir yang jelas dan mantap. Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti, dan argumentasi atau hipotesis yang diajukan.
8
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan kepada dua kriteria yakni (1) prinsip kemutakhiran (recency) kecuali untuk penelitian historis, dan (2) prinsip relevansi (relevance). Prinsip kemutakhiran ini penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode, mungkin sudah ditinggalkan pada periode yang lain. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Kemudian prinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya menguraikan teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu cabang ilmu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah yang diteliti. Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku, makalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, undang-undang, hasil penelitian, serta informasi dari media massa dan internet. Dalam landasan teori berisi hal-hal berikut: i. Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. ii. Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga mendiskusikan teori dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian. Setelah semua teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dikupas secara keseluruhan, maka langkah berikutnya adalah penulisan hipotesis. Namun tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, sub-bab hipotesis penelitian tidak harus selalu ada dalam skripsi hasil penelitian kuantitatif. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis hipotesis penelitian dicantumkan di bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinannya jawabannya menjadi lebih jelas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: “Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika”. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: “Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecedasannya sedang”. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (b) dituangkan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat
9
pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian paling tidak mencakup (1) jenis Penelitian, (2) Populasi dan Sampel, (3) Rancangan Penelitian, (4) Instrumen Penelitian, (5) Pengumpulan Data, dan (6) Teknik Analisis Data. 3.1 Jenis Penelitian Bagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena (Taxonomical) ataukah bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu (Theoritical). Apabila ditinjau aspek pendekatan penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif. Jenis penelitian juga dijabarkan berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya pendekatan sosiologi sastra, stilistika, kajian semantik, deskriptif, dan lain-lain. 3,2 Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok menggunakan istilah subjek penelitian. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian sangat penting dilakukan agar jumlah sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah supaya sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentativan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud mengeneralisasikan hasil-hasil penelitian terhadap sampel kepada populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Dari uraian di atas dapat diringkaskan bahwa hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah: (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel. 3.3 Rancangan Penelitian Pembahasan mengenai rancangan atau disain (design) penelitian yang dipilih menjadi sangat penting apabila penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam jenis penelitian eksperimental. Meskipun demikian, dalam penelitian noneksperimental pun uraian mengenai rancangan penelitian masih tetap diperlukan. Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan (mengontrol) variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat (dependent variabel). Pemilihan
10
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. 3.4 Instrumen Penelitian Dalam bidang ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup secara keseluruhan hal-hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, sub-bab instrumen penelitian bisa diganti dengan ‘alat dan bahan’ Pada bagian ini terlebih dahulu dikemukakan jabaran (variabel-variabel) yang diteliti sampai terwujud dalam bentuk indikator-indikator. Sesudah itu barulah diuraikan tentang prosedur pengembangan instrumen yang dibuat cocok (valid) dengan variabel yang diukur ditinjau dari segi isinya (content validity). Ketepatan (validitas) merupakan syarat pokok pertama yang harus dipenuhi oleh sebuah instrumen yang baik. Syarat berikutnya ialah dimilikinya tingkat keterandalan (reliabilitas) yang memadai. Apabila instrument yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban darinya untuk melaporkan karakteristik (validitas dan reliabilitas) dari insrumen yang dipakai Hal lain yang juga perlu diungkapkan dalam pembahasan instrumen penelitian ialah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/ pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. 3.5 Pengumpulan Data Isi bahasan dalam bagian ini menguraikan tentang: (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang dipakai untuk pengumpulan data, (b) kualifikasi dan jumlah personel yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pembantu pelaksana pengumpul data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. 3.6 Teknik Analisis Data Pada bagian ini diuraikan tentang jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu: statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik non-parametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, hal yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data ialah ketepatan teknik analisisnya bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik non-parametrik. Namun untuk dapat
11
menerapkannya secara tepat banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tidak demikian halnya dengan statistik non-parametrik. Di samping mengemukakan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan tentang alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu dilakukan secara lebih rinci. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian (deskripsi) tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis. Namun sebelum itu perlu juga dicantumkan mengenai gambaran umum daerah penelitian untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan daerah penelitian. 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran umum daerah penelitian berisi tentang deskripsi seputar objek penelitian, seperti lokasi penelitian, karakteristik objek penelitian, struktur organisasi, dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini dijelaskan tentang identitas pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karya-karyanya. 4.2 Deskripsi Data Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata (mean), simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam sub-sub tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan penelitian. Materi yang disajikan dalam bab IV dari skripsi adalah temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan di dalam lampiran. Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel maupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut masih diperlukan. Namun bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti. 4.3 Pengujian Hipotesis Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian perlu dikemukakan dalam bab ini sekaligus dengan rumusan hipotesis nol, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Sekali lagi penjelasan terhadap hasil
12
pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan maupun ‘print out’ komputer (program SPSS). BAB V : PENUTUP Pada bab V atau bab terakhir dari skripsi dimuat dua hal pokok, yaitu simpulan dan saran. 5.1 Simpulan Isi dari simpulan penelitian yang pertama dan utama ialah yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, simpulan penelitian terikat secara substantif terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Simpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Simpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata ururtan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh dan simpulan penelitian tetap dipelihara.
5.2 Saran Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan simpulan hasil penelitian. Dengan demikian saran tersebut tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik nampak dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau mengaplikasikannya. Di samping itu, saran yang diajukan kendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, instansi, dinas, jawatan, lembaga pemerintah maupun swasta, atau yang lain yang dianggap layak.
13
KERANGKA SKRIPSI Sesuai dengan namanya, laporan lengkap membeberkan seluruh kegiatan. Meskipun demikian penulis perlu memilih apa yang akan disajikan dan apa yang tidak. Ini pperlu untuk menjamin kesatuan penulisan. 3.1 Bagian Awal Skripsi Bagian awal skripsi terdiri dari dari halaman jurdul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman persembahan (jika ada), abstrak, kata pengantar, daftar tabel, grafik, gambar (bila ada), : a. Halaman judul Halaman judul mencakup halaman sampul luar dan halaman sampul dalam. Pada sampul luar (cover), ditulis SKRIPSI, logo UNITOMO, nama peneliti (mahasiswa), nomor induk mahasiswa, nama lembaga (nama universitas dan fakultas serta program studi), dan tahun penulisan. 1. Judul skripsi diketik dengan hurup capital semua. Judul skripsi hendaknya singkat (maksimal 16 kata) dan menggambarkan dengan tepat masalah yang diteliti. Untuk halaman sampul dalam, di bawah tulisan skripsi ditulis “Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dr. Soetomo” dengan huruf tegak, sedangkan pada sampul luar, tulisan tersebut tidak ada. Pada halaman dalam tidak ada logo UNITOMO. 3) Penulisan nama penyusun skripsi menggunakan hurup kecil, kecuali huruf pertama masing-masing unsur nama yang menggunakan huruf kapital. Di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 4) nama lembaga ditulis dengan huruf capital seluruhnya dan diatur secara semetris. 5) tahun penulisan dituliskan dengan angka Arab tanpa didahului kata tahun. b. Halaman Persetujuan Isi halaman ini menunjukkan bahwa skripsi yang diajukan mahasiswa telah disetujui oleh para pembimbing untuk diajukan kepada Dekan FKIP bahwa skripsi siap untuk diuji. Pada halaman ini dituliskan nama mahasiswa, judul skripsi, NIM, nama pembimbing dan tanda tangan persetujuan. c. Halaman Pengesahan Halaman pengesahan berisi pernyataan pengesahan oleh Tim Penguji. Setelah skripsi diuji dan dinyatakan lulus serta direvisi atau diperbaiki kemudian dijilid sesuai ketentuan. Pada halaman pengesahan ditulis pengesahan dengan huruf capital seluruhnya secara simetris. d. Halaman persembahan (jika ada) e. Abstrak; ditulis dalam dua bahasa yakni dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak diketik dengan jarak 1 spasi. - Tidak diindeks (tidak dicantumkan daftar dalam daftar isi) - Terdiri atas ± 500 kata f. Kata pengantar (ucapan terima kasih) g. Daftar isi secara teratur dan menurut nomor halamannya memuat daftar tabel, daftar gambar (jika ada), daftar lampiran, serta judul dari bab dan anak bab
14
h. Daftar tabel (jika ada) i. Daftar gambar (jika ada) j. Daftar lampiran (jika ada) k. Isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: 3.2 Bagian isi skripsi 3.2.1 Kualitatif Sebagaimana diuraikan di bagian awal, bagian isi skripsi terdiri dari 4 (lima) bab, meliputi: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Penjelasan Judul (tidak wajib ada) 1.6 Asumsi (tidak wajib ada) 1.7 Landasan teori 1.8 Metode penelitian a. Jenis Penelitian b. Data dan sumber data c. Teknik pengumpulan data d. Teknik Transliterasi dan Terjemahan (jika ada) e. Penentuan informan (jika ada) f. Teknik analisis data g. Teknik keabsahan data (tidak wajib ada) BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN/ PENGARANG DAN KARYANYA 2.1 Letak geografis daerah penelitian 2.2 Karakteristik penduduk 2.3 Status Penduduk 2.4 kondisi Kesenian 2.5 Aspek-aspek lain yang dipandang perlu dilaporkan berkaitan dengan daerah penelitian Catatan:untuk penelitian karya cukup digambarkan secara mendetail mengenai identitas pengarang dan karya yang dihasilkan BAB III ANALIS DAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Simpulan merupakan jawaban singkat dari rumusan masalah yang diajukan. (lihat penjelasans sebelumnya)
15
3.2.2 Kuantitatif Sebagai uraikan di bagian awal bagian isi skripsi terdiri dari 5 (lima) bab, meliputi: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian 1.6 Definisi istilah atau Definisi Operasional BAB II KAJIAN PUSTAKA Mengakaji secara teoritis isi permasalahan yang diteliti. Setelah itu dirumuskan hipotesisnya. (lihat penjelasan sebelumnya). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.2 Populasi dan Sampel 3.3 Rancangan Penelitian 3.4 Instrumen Penelitian 3.5 Pengumpulan Data 3.6 Teknik Analisis Data BAB IV ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.2 Deskripsi Data 4.3 Pengujian Hipotesis BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan merupakan jawaban singkat dari rumusan masalah yang diajukan. (lihat penjelasan sebelumnya)
16
BAGIAN IV TATA CARA PENULISAN SKRIPSI Tata cara penulisan skripsi ini merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi mengikuti aturan ilmiah yang berlaku. Aturan dimaksud meliputi: penggunaan bahasa, bahan dan ukuran, pengetikan, penomoran halaman, penomoran tabel dan grafik serta gambar, kutipan, penulisan nama, daftar pustaka dan lain-lain. 4.1 Penggunaan Bahasa Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia baku, dengan memperhatikan kaidah yang telah disempurnakan. 4.1.1 Kalimat yang digunakan tidak boleh menyebutkan orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami, engkau, dan lain-lain), tetapi disusun dalam bentuk pasif. Hal tersebut tidak berlaku pada penyajian ucapan terima kasih yang tertuang dikata pengantar, saya dapat diganti dengan peneliti. 4.1.2 Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia atau yang sudah di Indonesiakan. Apabila terpaksa menggunakan istilah asing harus menggunakan huruf Italic dan di cetak miring pada istilah tersebut. 4.1.3 Penggunaan kata penghubung, kata depan, awalan, akhiran, dan tanda baca secara tepat. Kata penghubung tidak diperkenankan ditulis pada awal kalimat. 4.2 Bahan dan ukuran 4.2.1 Bahan naskah, dibuat dikertas HVS 80 gram berukuran A4 warna putih dan ditulis hanya satu muka. 4.2.2 Bahan sampul, dibuat dari kertas buffalo, Linen, Manila atau sejenisnya warna kuning. Tulisan yang tercetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul, seperti terlihat pada lamp 1. 4.2.3 Halaman persetujuan pembimbing, seperti terlihat pada lampiran 2. 4.2.4 Halaman persetujuan tim penguji seperti terlihat pada lampiran 3. 4.3 Pengetikan 4.3.1 Jenis huruf yang digunakan adalah huruf Roman atau sejenisnya (ukuran 12) dan seluruh naskah harus dipakai huruf yang sama, kecuali untuk keperluan tertentu (misalnya tabel atau gambar dan sebagainya). 4.3.2 Bilangan dan satuan a. Bilangan diketik dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat. Contoh: Pembelian 504 kg gula…….. Limaratus empat kilogram gula yang dibeli…………… b. Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan titik. Contoh: 53,20 kg gula c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi yang berlaku tanpa titik di belakangnya Contoh: kg, m, cm, dan sebagainya 4.3.3 Jarak baris a. Jarak antara 2 baris (dua) baris dibuat 2 (dua) spasi, kecuali intisari (abstrak) dengan jarak 1 spasi. b. spasi antara judul intisari (abstrak) dengan kalimat pertama intisari (abstrak) adalah 3 (tiga) spasi.
17
c. Kutipan langsung yang lebih dari 5 (lima) baris, judul tabel, judul gambar dan daftar pustaka yang lebih dari satu baris diketik dengan jarak satu spasi. 4.3.4 Batas Tepi Batas tepi pengetikan diukur dari tepi kertas yang digunakan: a. Batas atas 4 cm b. Batas bawah 3 cm c. Batas kiri 4 cm d. Batas kanan 3 cm 4.3.5 Pengisian ruangan Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, mulai dari batas tepi kiri sampai pada batas tepi kanan, jangan ada ruangan yang terbuang. Hal ini tidak berlaku untuk alinea baru, persamaan matematis, daftar isi, gambar, judul, sub judul, atau hal-hal lain yang dianggap khusus. 4.3.6 Alinea Baru Alinea baru dimulai pada pengetikan karakter yang ke 6 (enam) dari batas tepi kiri. Satu alinea paling sedikit dari 2 (dua) kalimat dan mengandung ide pokok. Alinea baru tidak dimulai dengan singkatan. Contoh: P.T, Bank BNI ……. Perseroan terbatas (PT) Bank BNI…….. 4.4 Berbagai Tingkatan Judul Berbagai tingkatan judul ditulis, seperti berikut: 4.4.1 judul bab ditulis di tengah dengan menggunakn huruf kapital semuanya tanpa garis bawah dan tanpa diakhiri titik pada halaman baru. 4.4.2 Sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri. Semua kata dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan. Sub judul tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri dengan titik. Kalimat pertama setelah sub judul dimulai dengan alinea baru. 4.4.3 Sub-sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri, hanya huruf pertama saja yang menggunakan huruf besar (kapital), tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah sub-sub judul dimulai dengan alinea baru. 4.4.4 Anak sub-sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri, hanya huruf pertama saja yang menggunakan huruf besar (kapital), tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah dengan anak sub-sub judul dimulai dengan alinea baru. Perbedaan dengan sub-sub judul hanyalah pada penomorannya saja. 4.5 Penomoran 4.5.1 Penomoran halaman a. Bagian awal skripsi mulai dari halaman judul sampai dengan intisari (abstrak) diberi nomor dengan angka Romawi kecil yang diletakkan sebelah bawah simetris dari tepi kiri dan tepi kanan. Angka romawi kecil pada halaman judul tidak perlu dituliskan, penulisan baru dimulai pada halaman persetujuan pembimbing (ii). b. Bagian isi skripsi mulai pendahuluan sampai dengan daftar pustaka diberi nomor halaman dengan huruf arab.
18
c. Nomor halaman ditempatkan disebelah kanan atas pada batas tepi, kecuali ada judul atau bab pada atas halaman itu. Untuk halaman bab, nomor halaman ditulis di sebelah bawah simetris dengan tepi kiri dan tepi kanan. d. Jumlah halaman skripsi minimal 60 halaman. 4.5.2 penomoran tabel, grafik atau diagram dan gambar. a. Semua tabel, grafik atau diagram, dan gambar yang terdapat pada skripsi diberi dengan nomor urut denggan angka Arab. Nomor-nomor tersebut harus didahului dengan nomor bab. Artinya nomor pertama menunjukkan bab dan nomor kedua menunjukkan nomor urutnya. Contoh: Tabel 1.1 Gambar 2.1 b. Apabila dalam skripsi diperlukan rumusan matematik ataupun statistik, diberi dengan nomor denagn angka Arab di dalam kurung yang diletakkan pada tepi batas kanan, secara berurutan. Contoh: p = a + bq (1) 4.6 4.6.1
Penulisan Tabel Nomor tabel ditulis diatas judul tabel ditempatkan simetris tanpa diakhiri titik. Tabel dan judul tabel ditulis dengan huruf besar (kapital) seluruhnya. Jarak tulisan tabel denagn judul tabel 2 (dua) spasi, sedanglkan bilamana tabel lebih dari satu baris digunakan satu spasi, untuk baris berikutnya. 4.6.2 Tabel tidak boleh dipenggal. Untuk tabel yang lebih dari satu halaman dapat dilipat dan ditempatkan pada urutan halamannya. 4.6.3 Tabel dapat pula dibuat melintang, bila dirasakan jumlah kolomnya cukup banyak, dan bila dibuat membujur dirasakan tidak mencukupi. 4.6.4 Judul kolom harus tepat di atas kolomnya, sehingga cukup ruang kosong sekeliling judul kolom itu. Judul kolom dijaga agar pemisahan antara yang satudengan lainnya cukup tegas dan diberi pemisah kolom, kecuali tabel yang terdiri dari 2 (dua) kolom tidak perlu garis pemisah. 4.6.5 Sumber tabel yang terdiri dari kalimat sumber dan nama sumber ditempatkan 1 (satu) spasi tepat dibawah tabel. Apabila nama sumber lebih dari satu baris, maka baris berikutnya diketik dengan satu spasi dibawahnya. 4.7 grafik atau Diagram dan Gambar 4.7.1 nomor grafik atau diagram dan gambar ditulis diatas judul grafik atau diagram dan gambar ditempatkan simetris tanpa diakhiri titik. Judulnya ditulis dengan huruf besar (kapital) seluruhnya. Jarak tulisannya dengan judul 2 (dua) spasi, sedangkan bila lebih dari satu baris digunakan satu spasi untuk baris berikutnya.. 4.7.2 Grafik atau diagram dan gambar tidak boleh dipenggal. Bila lebih dari 1 halaman dapat dilipat dan ditempatkan pada urutan halamannya. 4.7.3 Grafik atau diagram dan gambar dapat pula dibuat melintang, bila dirasakan dapat membujur
19
4.8
Cara Merujuk Kutipan a. Cara Merujuk Kutipan Langsung - Kutipan Kurang dari 40 Kata Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan nomor halaman harus disebutkan. Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut. Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu. Soebronto (1990:123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” . Nama pengarang disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial dengan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:123). Jika di dalam kutipan terdapat tanda kutip, maka digunakan tanda kutip tunggal (‘…’). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan, semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991:101).
-
Kutipan 40 Kata atau lebih Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, dimulai setelah ketukan ke 5 dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus di tulis. Contoh. Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai berikut. The “placebo effect,” which had been verified in previous studies, disappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore, the behaviors, were never exhibited again, even when real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the result to a placebo effect.
20
Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai dengan lima ketukan lagi dari tepi garis teks kutipan. b. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama pengarang bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Nomor halaman tidak harus disebutkan. Perhatikan contoh berikut. Nama pengarang disebut terpadu dalam teks. Salimin (1990) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat. Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin, 1990). c. Cara Merujuk Kutipan yang Telah Dikutip di Suatu Sumber Kutipan yang diambil dari naskah yang merupakan kutipan dari suatu sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung dirujuk dengan cara menyebutkan nama penulis asli dan nama pengutip pertama serta tahun dikutipnya. Cara merujuk semacam ini hanya diperbolehkan jika sumber asli benar-benar tidak didapatkan, dan harus dianggap sebagai keadaan darurat. Contoh. Kerlinger (dalam Ary, 1982:382) memberikan batasan penelitian ex post facto sebagai: Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebur telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. 4.9 Penulisan Daftar pustaka Daftar pustaka merupakan daftar buku atau referensi yang dirujuk dalam mempersiapkan penelitian dan penulisan skripsi. Tata cara penulisan daftar pustaka adalah sebagai beruikut 1) Rujukan berbentuk buku disusun berdasarkan abjad. Nama belakang didahulukan karena ketika melakukan pengutipan nama belakang tersebut yang dijadikan acuan. Contoh: Kasdi, Aminudin. 2003. Perlawanan Penguasa MAdura terhadap Penguasa Jawa. Jakarta: Intermasa Nusa Cemerlang. Santoso, Nurman. 1990. Pendidikan di Indonesia (dari masa ke masa). Jakarta: CV Haji Masagung
21
2) Buku dengan dua orang penulis atau lebih, semua penulis ditulis lengkap. Coleman, JS., Campbell, EQ., Hobson, CJ Mc Portland, and Wein Field. 1966. Equality of Educational Opportunity. Washinton, DC.: Government Printing Office. Solihin dan Rosihon Anwar. 2002. Kamus Tasawuf. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 3) Buku kumpulan tulisan dengan editor ditulis dengan urutan: nama penulis, tahun penerbitan, judul tilisan (dalam tanda petik), nama editor, judul buku (diketik miring), kota penerbit, dan nama penerbit. Sedyawati, Edy. 1988. “Sastra dalam Kata, Suara, Gerak, dan Rupa”, dalam Rosihan Anwar (ed). Metodelogi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Tradisi Lisan. 4) Dua buku atau lebih dengan seorang penulis dan tahun penerbitan sama: Koentjaraningrat. 1985a.Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia -----. 1985b. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan. -----. 1985c. Rutus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 5) Dua buku atau lebih dengan seorang penulis dan tahun penerbitan tidak sama. Maka penulisannya disusun berdasarkan urutan tahun penerbitan: Hutomo, Suripan Sadi. 1975. Telaah Kesusastraan Jawa Modern. Jakarta: Proyek Pendidikan dan Pembinaan Tenaga Teknik Kebudayaan: Depdikbud. ----- 1983. Panduan Penulisan Sastra Daerah Lisan. Jakarta: Proyek Pendidikan dan Pembinaan Tenaga Teknik Kebudayaan: Depdikbud ----- 1991.Mutiara yang Terlupakan. HISKI Jawa Timur. 6) Buku dengan editor Sedyawati, Ed. 1988. “Sastra dalam Kata, Suara, Gerak, dan Rupa”, dalam Metodelogi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Tradisi Lisan. 7) Buku tanpa pengarang
22
Direktorat Jendeal Pendidikan Tinggi, Depdikbud. 1983. Panduan Penulisan Sastra Daerah Lisan. Jakarta: Depdikbud. 8) Jurnal dan/atau Majalah Ilmiah ditulis dengan urutan nama penulis, tahun penerbitan jurnal, judul artikel (dalam tanda petik), nama jurnal atau majalah (diketik miring) lengkap dengan volume dan bulan, tahun penerbitan, dan nomor halaman artikel dimuat. Robson, A.C. 1978. “Pengkajian sastra-sastra Tradisonal Indonesia”, dalam Bahasa dan Sastra. No. 6, th IV. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 9) Skripsi dan Tesis Palupi. Dyah. 2003. “Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar Bahasa Indonesia SMU melalui Model Pembelajaran Diskusi”. Skripsi S1 Pendidikan. Universitas Dr. Soetomo. 10) Makalah Kardi. 2004. “Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar Bahasa Indonesia SMU melalui Model Pembelajaran Diskusi”. Makalah disajikan pada seminar lokakarya Pendidikan Nasional Malang.Jawa Timur. 11) Sumber dari Internet. ditulis dengan urutan nama penulis, tahun penerbitan tulisan, judul artikel (dalam tanda petik), nama situs dan Asal situs. Robson, A.C. 2004. “Pengkajian sastra-sastra Tradisonal Indonesia”, dalam jendela Psikologi Anak (http: www/Psikologichild.co.id). Bandung:Indonesia.
23
Contoh halaman Judul
4 CM
ANALISIS REALITAS SOSIAL NOVEL ‘BUMI MANUSIA’ KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (PENDEKATAN EKLEKTIKA)
1 Spasi
SKRIPSI
4 cm 3 cm
OLEH: RIDWAN HADI SAPUTRA NIM: 2001210018
Tanpa garis bawah
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA 2005 3CM
24
Contoh halaman Judul
ANALISIS REALITAS SOSIAL NOVEL ‘BUMI MANUSIA’ KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (PENDEKATAN EKLEKTIKA)
1 Spasi
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dr. Soetomo Surabaya
OLEH: RIDWAN HADI SAPUTRA NIM: 2001210018
1 Spasi
Tanpa garis bawah
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA 2005
25
Halaman Persetujuan Ujian
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI JUDUL: “ANALISIS REALITAS SOSIAL NOVEL ‘BUMI MANUSIA’ KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (PENDEKATAN EKLEKTIKA)”
Nama NIM Jurusan Program studi Tahun akademik
: Ridwan Hadi Saputra : 2001210018 : Pendidikan Bahasa dan Seni : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia : 2005
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan dalam ujian skripsi:
Pembimbing I:
Dra.Hetty Purnamasari, M.Pd
______________
Pembimbing II:
Haerussaleh, S.Pd
______________
Mengetahui, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dr. Soetomo
Prof. Drs. Imam Soepardi NPP. 92.01.1.092
26
Halaman Pengesahan
PENGESAHAN Judul : “ANALISIS REALITAS SOSIAL NOVEL ‘BUMI MANUSIA’KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (PENDEKATAN EKLEKTIKA)” Nama : Ridwan Hadi Saputra NIM : 2001210018 Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dr. Soetomo Surabaya pada: Hari Tanggal Bulan Tahun
: Selasa : 18 : Juli : 2005
Dewan Penguji: 1. Drs. Boedi Martono, M.Si
(ketua/anggota)
________________
2. Dra. Hetty Purnamasari, M.Pd
(anggota)
________________
3. Drs. Sucipto, M.Si
(anggota)
_______________
Mengetahui, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dr. Soetomo
Prof. Drs. Imam Soepardi NPP. 92.01.1.092
27