PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K
PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan Tahun 2016 dapat diselesaikan. Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kelembagaan
dan
penyelenggaraan
penyuluhan
di
Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) guna mendukung percepatan pencapaian produksi pangan strategis nasional dan juga dalam rangka mewujudkan BP3K sebagai Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian dan sebagai Pusat Data dan Informasi Pembangunan Pertanian di Kecamatan yang difasilitasi melalui Dana Dekonsentrasi TA. 2016. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbang saran dalam penyusunan pedoman ini. Masukan, kritik dan saran yang membangun sangat berguna untuk penyempurnaan pedoman ini.
Jakarta, Desember 2015 Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
Ir. Fathan A. Rasyid, M.Ag NIP. 19580516 198203 1 016
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................
i
DAFTAR ISI ........................................................
ii
BAB I.
PENDAHULUAN ......................................... A. Latar Belakang ................................... B. Tujuan ............................................ C. Sasaran ............................................ D. Ruang Lingkup..................................... E. Dasar Hukum ..................................... F. Pengertian .........................................
1 1 2 3 3 3 4
BAB II. PENINGKATAN KAPASITAS BP3K .................... A. Administrasi dan Pengolahan Database ...... B. Temu Teknis Penyuluhan ........................ C. Rembug Tani, Kursus Tani, dan Hari Lapang Petani (FFD) ...................................... D. Latihan, Kunjungan, dan Monev ............... E. Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani .....................
7 8 11
BAB III. PENGORGANISASIAN .................................. A. Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K .... B. Mekanisme Penetapan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K ...................................
21 21
BAB IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ........ A. Monitoring ........................................ B. Evaluasi ............................................ C. Pelaporan .........................................
23 23 23 23
ii
12 16 19
21
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) Pasal 8 ayat (2) huruf d dan Pasal 15, dan Peraturan
Presiden
Nomor
154
Tahun
2014
tentang
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di Provinsi, Kabupaten/ Kota
dan
Kecamatan,
mengamanatkan
bahwa
Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) merupakan
salah
satu
kelembagaan
penyuluhan
yang
memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian di lapangan. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian menetapkan kebijakan bahwa BP3K dijadikan Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kecamatan untuk mendukung Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131/Permentan/OT.140/12/2014 tentang Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Lingkup Pertanian Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional. Secara empiris jumlah bangunan BP3K sampai dengan tahun 2015 sebanyak 5.350 unit, yang 4.166 unit diantaranya berada dalam kondisi baik dan sisanya dalam kondisi pinjam, sewa dan rusak. Selain itu, sebagian besar BP3K belum mendapat
dukungan
pembiayaan
yang
optimal
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
dari
1
pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembinaan, Pembiayaan, dan Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan. Menyikapi kondisi tersebut,
Badan
Penyuluhan
dan
Pengembangan
SDM
Pertanian (Badan PPSDMP) Kementerian Pertanian, masih memfasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas BP3K sebagai kelembagaan
penyuluhan
pemerintah
terdepan
di
kecamatan sehingga mampu berfungsi sebagai Pos Simpul Koordinasi (Posko) dan Sinkronisasi Program dan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian, serta sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di kecamatan. Agar pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas BP3K dapat berjalan optimal pada tahun 2016 tersedia dukungan kegiatan berupa (1) Administrasi Kegiatan di BP3K; (2) Pengolahan Database melalui SMIPP; (3) Temu Teknis Penyuluhan di Kecamatan; (4) Rembug Tani Tingkat BP3K; (5) Kursus Tani; (6) Hari Lapang Petani (Farmers Field Day); (7) Latihan dan Kunjungan; (8) Monitoring dan Evaluasi; dan (9) Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga terwujud persamaan persepsi dalam upaya peningkatan kapasitas
BP3K,
Peningkatan
perlu
Kapasitas
disusun
Pedoman
Balai
Penyuluhan
Pelaksanaan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (BP3K).
B. Tujuan Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan di BP3K
2
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
dalam mendukung percepatan pencapaian produksi pangan strategis nasional dalam rangka mewujudkan BP3K sebagai Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kecamatan.
C. Sasaran Sasaran Pedoman Pelaksanaan ini, yaitu: 1.
Pimpinan BP3K;
2.
Kepala Badan/Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten/Kota;
3.
Kepala
Sekretariat
Badan
Koordinasi
Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi; dan 4.
Instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya.
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman pelaksanaan ini meliputi: (1) Peningkatan
Kapasitas BP3K; (2) Pengorganisasian; (3)
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
E.
Dasar Hukum 1.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan
(Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660);
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
3
2.
Peraturan
Pemerintah
Pembiayaan,
Nomor
43
Pembinaan
Tahun
dan
2009,
Pengawasan
Penyelenggaraan Penyuluhan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5018); 3.
Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 Kelembagaan Penyuluhan
Pertanian
Perikanan
dan
Kehutanan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 311); 4.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengeloaan Balai Penyuluhan;
5.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 tentang
Pedoman
Pembinaan
Kelompoktani
dan
Gabungan Kelompoktani; 6.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014 tentang Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan
Lingkup
Pertanian
dalam
Mendukung
Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional (Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 1903).
F. Pengertian Didalam Pedoman Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan: 1.
Balai Penyuluhan Pertanan, Perikanan, dan Kehutanan/ Balai
Penyuluhan
Kecamatan
(BP3K)
adalah
kelembagaan penyuluhan di kecamatan. 2.
Fasilitasi adalah peran penyuluh di dalam memberikan kemudahan
bagipetani
atau
kelompoktani
dalam
penyusunan RDK/RDKK dan pelaksanaan Rembug Tani
4
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3.
Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
4.
Percontohan/demplot
adalah
metode
penyuluhan
pertanian melalui demonstrasi penerapan teknologi spesifik lokasi yang direkomendasikan oleh lembaga penelitian pertanian untuk mendorong adopsi di tingkat petani. 5.
Pelaku utama adalah petani, pekebun, peternak, petani di sekitar hutan beserta keluarga intinya.
6.
Pelaku usaha adalah perorangan Warga Negara Indonesia atau koorporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.
7.
Rembug tani adalah suatu kegiatan pertemuan yang dilkukan
oleh
petani
untuk
menyepakati
rencana
kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan
percepatan
strategis
nasional
peningkatan
dan
kegiatan
produksi
pangan
penyuluhan
yang
memberikan daya ungkit tinggi. 8.
Kursus Tani adalah suatu proses belajar mengajar bagi para petani, yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan
dalam
jangka
waktu tertentu untuk
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
5
meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan inovasi teknologi (padi, jagung dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi; 9.
Hari Lapang Petani (Farmers Field Day) adalah adalah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan umpan balik dari petani. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau setiap tahapan proses budidaya untuk menyampaikan pesan terkait dengan teknologi yang diterapkan.
10. Metode penyuluhan adalah teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani anggota poktan/gapoktan beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi.
6
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
BAB II PENINGKATAN KAPASITAS BP3K Dalam rangka mendukung tercapainya percepatan produksi pangan strategis nasional, diperlukan peningkatan kapasitas BP3K, yang dimotori dengan peningkatan kapasitas pimpinan BP3K, jajaran penyuluh di BP3K serta dukungan prasana, sarana dan pembiayaan yang memadai. Dengan demikian BP3K mampu mewujudkan perannya sebagai Pos Simpul Koordinasi dan Sinkronisasi Program serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Pertanian sekaligus sebagai Pusat Data dan Informasi Pertanian di Kecamatan. Untuk mencapai kapasitas BP3K tersebut, diperlukan pengembangan kapasitas BP3K secara bertahap dalam jangka panjang, sehingga BP3K memiliki kemampuan sebagai berikut: 1.
Menyediakan data dan informasi pertanian yang terkini sesuai
dengan
kebutuhan
perencanan
pembangunan
pertanian di wilayah kerja BP3K; 2.
Menetapkan sasaran areal dan produksi pangan strategis nasional yang terinci per WKPP sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan oleh kabupaten/kota sekaligus sebagai indikator kinerja penyuluh;
3.
Memfasilitasi poktan dalam penyusunan RDK/RDKK sesuai dengan sasaran yang sudah ditetapkan dalam butir 1 dan kesepakatan poktan;
4.
Mempercepat penerapan teknologi spesifik lokasi;
5.
Mewujudkan BP3K sebagai organisasi pembelajar melalui aktivasi sistem kerja LAKUSUSI;
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
7
6.
Mengembangkan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan BP3K dalam membangun kerjasama kemitraan agribisnis dari hulu sampai hilir; dan
7.
Memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di wilayah kerja BP3K.
Untuk mewujudkan kapasitas BP3K tersebut, pada tahun 2016 tersedia dukungan kegiatan yang dikelompokkan berdasarkan aspek perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pelaksanaan, yang diharapkan mampu mempercepat peningkatan kapasitas BP3K dalam mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian dengan di kecamatan dalam sebagai berikut:
A. Administrasi dan Pengolahan Database 1. Administrasi Administrasi
Kegiatan
di
BP3K
digunakan
untuk
mengintegrasikan segala sumber daya penyelenggaraan penyuluhan lenggaraan
pertanian
dan
kegiatan-kegiatan
memfasilitasi
penye-
dalam
meng-
rangka
operasionalkan kegiatan yang telah direncanakan. Tujuan Menyediakan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan ke kabupaten/kota. Sasaran Camat, Penyuluh Pertanian Lapangan, POPT, Mantri Tani, Poktan dan Gapoktan. Pelaksanaan: 1 (satu) tahun.
8
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Waktu Pelaksanaan Bulan April-Desember 2016. Metode Pelaksanaan a.
Pengadaan bahan dan ATK pelaksana penyuluhan pertanian tingkat Kecamatan;
b. Perjalanan Dinas dalam rangka dalam Perencanaan, Koordinasi dan Konsultasi ke Kabupaten/Kota. Output Tersedianya bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan ke Kabupaten/Kota. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan a.
Laporan hasil kegiatan administrasi dikecamatan;
b. Laporan
hasil
Perencanaan,
perjalanan
dinas
dalam
rangka
Koordinasi
dan
Konsultasi
ke
Kabupaten/Kota dan Provinsi disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana di Kecamatan. 2. Pengolahan Database Kegiatan Pengolahan Database Penyuluhan Pertanian di Kecamatan dilaksanakan melalui pemutakhiran data dan informasi penyuluhan pertanian (data dan informasi tentang
kelembagaan
penyuluhan
pertanian,
ketenagaan penyuluhan pertanian, kelembagaan petani, dan
kelembagaan
ekonomi
petani
dan
materi
penyuluhan) melalui SMIPP yang meliputi SIMLUHTAN dan Cyber Extension. Pemuktakhiran data dan informasi dilakukan oleh petugas admin yang telah dilatih. Untuk
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
9
mendukung pelaksanaan kegiatan pengolahan database tersebut disiapkan perangkat komputer. Tujuan Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian yang akurat dan mutakhir. Sasaran BP3K. Pelaksanaan: 1 (satu) Paket. Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember 2016. Metode Pelaksanaan a.
Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat Kecamatan;
b. Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita; c.
Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan;
d. Penyusunan profil database penyuluhan pertanian tingkat kecamatan; e.
Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap triwulan dalam 1 (satu) tahun.
Output a.
Tersedianya
data
kelembagaan
penyuluhan,
ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan yang akurat dan mutakhir; b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. Penyelenggara BP3K.
10
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Laporan Laporan
hasil
pengolahan
database
penyuluhan
pertanian di kecamatan. Laporan dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.
B. Temu Teknis Penyuluhan Temu
Teknis
Penyuluhan
Pertanian
di
kecamatan
dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Temu Teknis Kabupaten/Kota mensinergikan
untuk kegiatan
menyamakan penyuluhan
persepsi pertanian
dan untuk
mendukung program pembangunan pertanian dengan di kecamatan. Tujuan BP3K mampu merencanakan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan. Sasaran Camat, Petugas POPT, Mantri Tani, Pengurus Poktan/P3A, Pengurus
Gapoktan/GP3A,
Pengurus
KEP,
Penyuluh
Pertanian Lapangan, Mantri Statistik, Babinsa, dan atau petugas terkait lainnya. Pelaksanaan Volume1 (satu) kali. Waktu Pada Maret - April 2016 atau sesuai dengan kebutuhan. Metode Pertemuan dan diskusi.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
11
Output Rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis
nasional
dan
kegiatan
penyuluhan
yang
memberikan daya ungkit tinggi. Penanggung Jawab/Pelaksana Pimpinan BP3K dibantu oleh Penyuluh Urusan Programa atau penyuluh lain yang merangkap sebagai Penyuluh Urusan Programa. Laporan Laporan hasil pelaksanaan. Laporan disampaikan ke BP4K/ kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten.
C. Rembug Tani, Kursus Tani, dan Hari Lapang Petani (FFD) 1. Rembug Tani Rembug Tani di tingkat BP3K sebagai tindak lanjut dari Temu Teknis Tingkat Kecamatan, dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian Urusan Programa (Programmer) untuk
mendampingi
poktan
dan
gapoktan
dalam
melaksanakan musyawarah petani. Tujuan a.
BP3K melalui Penyuluh Pertanian masing-masing WKPP
mampu
memfasilitasi
poktan
dalam
melaksanakan rembug tani untuk menyepakati rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi; b. Menyampaikan informasi tentang rencana kegiatan penyuluhan sesuai dengan programa penyuluhan
12
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
dan
rencana
pengembangan
usahatani
tingkat
kecamatan. Sasaran Penyuluh Pertanian Urusan Programa dan Penyuluh Pertanian masing-masing WKPP. Pelaksanaan Volume 1 (satu) paket. Waktu Paling lambat April 2016. Metode Fasilitasi pertemuan dan musyawarah poktan dan gapoktan. Penanggung Jawab/Pelaksana Pimpinan BP3K dibantu oleh Penyuluh Pertanian Urusan Programa (Programmer) atau atau penyuluh lain yang merangkap sebagai Penyuluh Urusan Programa. Output a.
Rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi;
b. Terinformasikannya rencana kegiatan penyuluhan sesuai dengan programa penyuluhan dan rencana pengembangan usahatani tingkat kecamatan. Laporan Laporan hasil pelaksanaan Rembug Tani (dalam bentuk rekapitulasi) disampaikan kepada Pimpinan BP3K untuk diteruskan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
13
2. Kursus Tani Kursus Tani di Kecamatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi. Tujuan Meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi. Sasaran Poktan dan Gapoktan. Pelaksanaan: 6 (enam) kali. Waktu Pelaksanaan Bulan April-Desember 2016 sesuai dengan jadwal dan materi
yang
telah
disepakati
oleh kelompoktani/
gapoktan. Metode Pelaksanaan a.
Melakukan pembelajaran mencakup materi teknis;
b. Pengembangan
jejaring
dan
kemitraan
dalam
agribisnis; c.
Metode lain secara spesifik yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan di lapangan.
Output Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung, dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi. Penyelenggara BP3K yang difasilitasi.
14
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Laporan Laporan hasil kegiatan kursus tani di Kecamatan dan dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota. 3. Hari Lapang Petani/Farmers Field Day (FFD) Kegiatan Farmer’s Field Day (Hari Temu Lapangan Petani) sebagai salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan umpan balik dari petani. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau setiap tahapan proses budidaya untuk menyampaikan pesan terkait dengan teknologi yang diterapkan. Tujuan Menyampaikan informasi tentang teknologi pertanian terapan serta umpan balik dari petani. Sasaran Petani, peneliti dan Penyuluh Pertanian (PNS, THL-TB Penyuluh Pertanian, dan Penyuluh Pertanian Swadaya). Pelaksanaan: 1 (satu) Kegiatan. Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember 2016. Metode Pelaksanaan Pertemuan
dan
Pameran,
demonstrasi
hasil,
dan
demonstrasi cara.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
15
Output Terinformasikannya teknologi pertanian terapan serta umpan balik dari petani. Penyelenggara BP3K yang difasilitasi. Laporan Laporan
hasil
pelaksanaan
Farmer’s
Field
Day
dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.
D. Latihan, Kunjungan, dan Monev 1. Latihan dan Kunjungan Percontohan Teknologi Spesifik Lokasi dilaksanakan di kecamatan di lahan BP3K atau di lahan petani yang merupakan wilayah kerja BP3K, sebagai wahana untuk pendampingan
penerapan
teknologi
spesifik
lokasi
berdasarkan RDKK terutama komoditas pangan strategis nasional, yang selanjutnya digunakan sebagai objek pembelajaran bagi poktan, gapoktan dan masyarakat sekitar. Kegiatan Latihan bagi penyuluh pertanian di BP3K secara rutin 2 (dua) minggu sekali, sedangkan kunjungan dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian secara rutin kepada poktan dan gapoktan di wilayah binaannya (Permentan Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani yang telah ditindaklanjuti dengan Pedoman Pelaksanaan Sistem Kerja LAKUSUSI Tahun 2014).Hasil kunjungan penyuluh pertanian ke kelompoktani dan gapoktan
16
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
dibahas dan dicarikan pemecahannya dalam kegiatan latihan penyuluh di BP3K. Tujuan Meningkatkan
kapasitas
dan
kompetensi
penyuluh
pertanian melalui pelatihan di BP3Kdan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani melalui kunjungan penyuluh pertanian ke poktan dan gapoktan. Sasaran Penyuluh
Pertanian
Lapangan,
THL-TB
Penyuluh
Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya, Poktan dan Gapoktan. Pelaksanaan: 1
(satu)
paket.
Jumlah
Latihan
dan
Kunjungan
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember 2016. Metode Pelaksanaan Pelatihan di BP3K dan kunjungan ke poktan dan gapoktan. Output a.
Meningkatnya kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian;
b. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani. Penyelenggara BP3K yang difasilitasi.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
17
Laporan Laporan hasil pelaksanaan latihan dan kunjungan dan dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota. 2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan sebelum kegiatan dilaksanakan, sedang dan setelah berakhir dari suatu kegiatan sehingga suatu kegiatan dapat dipantau pelaksanaan dan hasilnya serta mejadi rekomendasi pada kegiatan berikutnya. Tujuan Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan dapat mengawal serta mendampinginya lebih optimal untuk mencapai suatu tujuan. Sasaran Penyuluh
Pertanian
Lapangan,
THL-TB
Penyuluh
Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya. Pelaksanaan: 1 (satu) paket. Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember 2016. Metode Pelaksanaan Kunjungan, analisis materi atau sesuai kebutuhan. Output a.
Meningkatnya kualitas kegiatan untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan;
b. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani.
18
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
Penyelenggara BP3K yang difasilitasi. Laporan Laporan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi dikirimkan kepada Kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota, serta diteruskan ke Bakorluh.
E.
Penumbuhan
dan
Penilaian
Kelas
Kemampuan
Kelompoktani Kegiatan
penyuluhan
pendekatan
kelompok
pertanian dimaksudkan
dilakukan untuk
melalui
mendorong
terbentuknya kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi antar petani dan antar poktan dalam rangka mencapai efisiensi. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kemampuan poktan dilakukan pembinaan dan pendampingan oleh Penyuluh Pertanian dengan melaksanakan penilaian klasifikasi kemampuan poktan secara berkelanjutan. Tujuan Meningkatkan kelas kemampuan kelompoktani. Sasaran Kelompoktani. Pelaksanaan: 1 (satu) Paket kegiatan. Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember 2016.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
19
Metode Pelaksanaan Pertemuan secara rinci terdapat pada petunjuk pelaksanaan tersendiri. Output Jumlah kelompoktani yang meningkat kelas kemampuannya. Laporan Laporan hasil peningkatan kelas dan kemampuan kelompoktani diseluruh Balai Penyuluhan Kecamatan se-Indonesia. Laporan dan dikirimkan kepada kepala BP4K/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota.
20
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
BAB III PENGORGANISASIAN
A. Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K Persyaratan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1.
Luas wilayah binaan sawah produktif BP3K minimal 1.000 Ha;
2.
Wilayah tersebut mampu meningkatkan produktivitas antara 0,25 – 0,5 ton per Ha dari tahun sebelumnya;
3.
Mensinergikan dengan kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian;
4.
BP3K yang memiliki luas lahan binaan kurang dari 1.000 Ha, agar menetapkan BP3K berdasarkan luas wilayah tertinggi ke rendah.
B. Mekanisme Penetapan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K 1.
Pengusulan Calon Lokasi Fasilitasi BP3K dilakukan oleh Kepala/Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan Kecamatan;
2.
Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota selaku penanggungjawab teknis
penyuluhan
tingkat
kecamatan
melakukan
verifikasi dan validasi BP3K yang akan difasilitasi sesuai persyaratan (poin A); 3.
Selanjutnya Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota segera
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
21
melakukan penetapan dan mengkoordinasikan kegiatan Fasilitasi BP3K dimaksud dengan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi.
22
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring Kegiatan
monitoring
peningkatan
kapasitas
BP3K
dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan. Kegiatan monitoring ini dilaksanakan oleh Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota.
B. Evaluasi Evaluasi pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas BP3K dilakukan untuk mengukur seberapa besar pelaksanaan kegiatan ini dapat mencapai tujuannya.
C. Pelaporan 1.
Pelaksana
kegiatan
khususnya
kegiatan
yang
dialokasikan di BP3K wajib menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan; 2.
Pelaksana
kegiatan
menyampaikan
laporan
secara
berjenjang ke BP4K diteruskan ke Bakorluh dan Pusat Penyuluhan Pertanian.
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K
23
24
Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas BP3K