PEDOMAN KADERISASI LDK UKDM UPI 1437 H
catalan kecil untuk peradaban besar
Tim Penyusun Pedoman Kaderisasi LDK UKDM UPI
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016
Jika aku adalah tanaman perdu, maka aku adalah padi Makin berisi, makin rendah hati Jika aku adalah pohon yang tinggi, maka aku adalah jati Berbatang menjulang, berakar menghujam Jika aku adalah pohon buah, maka aku adalah pohon rindang di padang gersang Berbuah ranum dan manis, pelepas lelah dan dahaga Jika aku sebuah tanaman, maka aku adalah tanaman Yang akarnya menghujam kuat ke bumi, Batangnya kokoh menjulang tinggi ke langit, Yang cabang dan daunnya merindang, Dan berbuah ranum lagi nikmat, Dan sekalipun jikalau aku mati setelahnya, Maka aku akan membusuk menjadi pupuk, Menumbuhkan benih-benih baru yang lebih kokoh & bermanfaat Meninggalkan generasi yang lebih baik untuk ummat.
“Dan hendaknya takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan generasi yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaknya mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (QS. An-Nisa : 9)
PROLOG “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Hasyr : 18) Ba’da Tahmid, Tasbih, Tahlil, dan Takbir. Salam rindu, cinta hangat dan kasih mesra, semoga Allah senantiasa memelihara kita, menaungi kita dengan limpahan nikmat dan karunia-Nya, mendekap kita dalam Cinta-Nya sehingga enyahlah segala lara dan nestapa. Semoga Allah senantiasa mengokohkan pundakpundak kita, meneguhkan pijakan kita, menguatkan azam-azam kita, melembutkan hati-hati kita, sehingga kita pun mampu terus bergerak untuk menegakkan din-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah limpah kepada uswah terbaik bagi umat, sang arsitek peradaban yang reformis, sang pencerah, yang peluh dan darahnya telah ia gadaikan untuk menyampaikan risalah yang sempurna hingga kini risalah itu bisa sampai pada kita, murabbinya para murabbi, Rasulullah SAW. Semoga kecintaan kita kepada beliau bisa kita buktikan dengan mengamalkan sunnahsunnahnya. Dalam pergerakan dakwah, kaderisasi menempati posisi krusial. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa suatu gerakan membutuhkan kader-kader penggerak. Bukan kader-kader yang diam. Dalam realita yang ada, kader yang bergerak dan kader yang diam itu nyata. Di sisi lain, jika kita menelisik lebih jauh terkait kebutuhan kader dakwah, maka sesungguhnya kebutuhan akan kader itu masih begitu banyak. Jika terdapat sepuluh orang dalam suatu komunitas, maka setidaknya harus terdapat satu orang yang mengingatkan dan mengajak komunitas tersebut ke dalam kebaikan. Sedangkan hari ini, perbandingan tersebut masih belum kita capai. Sementara itu, hampir di seluruh wajihah dakwah permasalahan kader senantiasa memenuhi list masalah wajihah-wajihah tersebut. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) merupakan wajihah dakwah ammah harokah dzahirah yang menjadi basis pergerakan dakwah kampus. LDK berperan penting dalam pembinaan masyarakat kampus secara luas. Dalam mengemban amanah-amanah yang berat, diperlukan kader-kader yang mumpuni baik dalam kecakapan individu maupun kecakapan organisasi.
iii
Cakupan pembinaan yang dilakukan oleh LDK tidak hanya terhenti sampai pembinaan masyarakat kampus secara luas saja, namun juga pembinaan kaderkader dakwah yang mumpuni untuk mengemban amanah-amanah dakwah. Karena LDK memerlukan kader-kader yang menggerakkan LDK tersebut secara masif dan progresif. Oleh karena itu, pedoman kaderisasi dan pembinaan LDK ini diharapkan mampu menjadi panduan dalam membina dan mencetak kader-kader dakwah yang muntijah yang mampu mengantarkan LDK menjadi basis pergerakan dakwah kampus. Kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa pedoman ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki kekurangan pedoman ini. Semoga pedoman ini bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi pembaca sekalian serta menambah amal sholeh penyusun. Aamiin. Rabbana,… Ilmuku hanyalah setetes air di samudra pengetahuan-Mu Ibadahku hanyalah seserpih debu di hamparan nikmat-Mu Namun izinkanku, tuk persembahkan serangkai kata Bukti tulus cintaku kepada-Mu dan pada umat-Mu
Bandung, September 2016
Penyusun
iv
TIM PENYUSUN
Galih Kurniawan (Ikom ‘12) Aam Siti Amalia (PBA ’12) Cahyana (PTE ’12) Enti Pebriani (P. Mtk ’12) Nisa Nurmalani (PKh ’12) Abdurrahman Ghiyats D. (PBA ’12) Ratih Rosdianti (Agroindustri ’12) Wawat Ermawati (PLS ’12) Rizka Rudiansyah, S.Pd (IPAI ’12) Mimin Radiyah, S.Pd (PKn ’12) Yani Fitri, S.Pd (Manbis ’12) Asep Ahid (Kimia ’13) Ade Irma (Kimia ’13) Ika Alfianti (P. Fisika ’11) Asep Zakaria, S.Pd (PTM ’10) Dede Ridwan, S.Pd (PTE ’08) Okti Farriha, S.Pd (P. Fisika ’08) Yuly Tri Prabowo (P. Sejarah ’11) Amalia Nur Atiqa (PBA ’13) Vina Fauziah, S.Pd (PKK ’10) Lina Mustaqimah, S.Pd (PLS ’09) Tiar Sugiarti, S.Pd (P. Fisika ’08) Isep Bambang K, S.Pd (P. Fisika ’09)
v
UCAPAN TERIMA KASIH Penyusunan pedoman ini merupakan bagian kecil dari panjangnya jalan dakwah khususnya di LDK UKDM UPI. Namun bagian kecil ini merupakan sebuah mimpi dan harapan besar bagi penyusun yang dalam proses penyusunannya tidak akan pernah selesai tanpa bantuan, dorongan dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan rasa terima kasih dan ungkapan rasa syukur kepada: 1.
Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pedoman kaderisasi ini;
2.
Rasulullah SAW, uswatun hasanah dalam setiap amal kami;
3.
Pembimbing LDK UKDM UPI, yang senantiasa membimbing dan membelajarkan kami dalam kebaikan;
4.
Keluarga besar LDK UKDM UPI atas segala interaksi dan inspirasi yang menjadi langkah awal bagi penyusunan pedoman ini;
5.
Civitas akademika UPI yang sangat kami cintai, semoga hal kecil ini bisa membawa kebermanfaatan bagi kampus ini khususnya dan bagi manusia seluruhnya;
6.
Keluarga penyusun yang telah memberikan doa tanpa henti. Terima kasih atas dan segala hal yang hanya Allah yang mampu membalasnya;
7.
Sahabat-sahabat penyusun yang telah memberi warna yang begitu indah dalam kehidupan penyusun;
8.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Bandung, September 2016
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
PROLOG ................................................................................................................ iii TIM PENYUSUN ................................................................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DASAR PEMIKIRAN ............................................................................................ 1 KONSEP KADERISASI ........................................................................................ 6 EPILOG ................................................................................................................ 31 GLOSARIUM ....................................................................................................... 32 REFERENSI ......................................................................................................... 35 LAMPIRAN .......................................................................................................... 36
vii
DASAR PEMIKIRAN “Sesungguhnya Allah tidak Mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS.Ar-Ra’du :11)
A. Tujuan Penciptaan Manusia “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S Adz-Dzariyat: 56) Sejalan dengan ayat ini maka tujuan hakiki hidup manusia adalah menyembah dan memahami Allah Yang Maha Kuasa serta mengabdi kepada-Nya. Jelas bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk menetapkan sendiri apa yang akan menjadi tujuan hidupnya karena manusia muncul di dunia ini bukan atas kuasanya sendiri, begitu juga meninggalkannya di luar kehendaknya. Ia adalah makhluk yang diciptakan, dimana wujud yang telah menciptakan dirinya serta memberkatinya dengan fitrah yang lebih baik dari mahluk hidup lainnya, telah menentukan apa yang sepatutnya menjadi tujuan hidupnya. Apakah seseorang memahami tujuan tersebut atau tidak, tidak diragukan lagi bahwa yang jelas tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah dan memahami Allah SWT. B. Karakter Muslim Sejati Sejatinya seorang muslim ibarat pohon yang berakar kuat menghujam bumi, batangnya kokoh, dahannya menjulang ke langit, dan buahnya banyak serta berkualitas baik. Ketiganya saling terkait. Akar yang kuat, menopang batang yang kokoh sehingga dahannya bisa panjang dan menjulang kemudian ketika berbuah pohonnya tetap kokoh, tidak roboh meskipun digantungi buah yang banyak. Buahnyapun manis-manis dan berkualitas baik. Inilah gambaran muslim yang sukses, ketika dia menghasilkan buah yang berkualitas baik dan jumlah yang banyak. Rasulullah Muhammad SAW menyebutnya sebagai orang yang terbaik, yaitu yang paling bermanfaat bagi orang lain. Untuk menjadi muslim sejati atau yang digambarkan sebagai pohon yang berakar kuat, berbatang kokoh, dan berbuah banyak tadi, setidaknya yang harus kita
1
pahami terlebih dahulu adalah bagaimana karakteristik seorang muslim itu sendiri. Untuk menjadi seorang muslim sejati, setidaknya ada sepuluh karakter yang harus dimiliki, yakni: 1.
Salimul ‘aqidah atau aqidah yang lurus;
2.
Sahihul ‘ibadah atau ibadah yang benar;
3.
Matinul khuluq atau akhlak yang mulia;
4.
Qowiyyul jismi atau berbadan sehat dan kuat;
5.
Mutsaqqoful fikri atau berwawasan luas, intelek, dan cerdas;
6.
Mujahidun linafsihi atau bersungguh-sungguh terhadap dirinya sendiri;
7.
Harisun ‘ala waqtihi atau pandai mengatur waktu;
8.
Munazhzham fi syu’unihi atau profesional dalam mengerjakan tugastugasnya;
9.
Qadirun ‘alal kasbi atau mandiri secara finansial;
10. Nafi’un lighairihi atau bermanfaat bagi orang lain.
C. Kondisi Umat Muslim Saat Ini Permasalahan umat saat ini jika kita pikirkan dengan seksama tidak pernah kunjung habis. Bertubi-tubi tiap hari, tiap waktu timbul permasalahan baru. Permasalahan satu belum selesai sudah muncul permasalahan baru yang menutupi. Sungguh miris ketika kita renungkan kembali, karena bangsa yang sangat terkenal dengan jumlah penduduknya yang mayoritas muslim ini tidak bisa menyelesaikan permasalahan bangsa yang ada. Pribadi-pribadi muslim itu bak buih yang mengambang, tiada jelas arah dan tujuan, dan cenderung mengikuti arus zaman saat ini. Pribadi-pribadi itu tidak bisa membawa perbaikan dan perubahan yang positif pada kehidupan masyarakat saat ini. Jangankan masyarakat, di antara mereka ada yang tidak membawa kehidupan pribadi mereka menuju hal-hal yang baik. Fakta yang terjadi yang membuat kondisi umat ini semakin terpuruk dihimpit permasalahan adalah terdapat kelemahan-kelemahan pada individuindividu muslimnya. Mulai dari permasalahan aqidah, hingga masalah pergerakan dan pengorganisasian yang terus menerus diserang. Sebagian besar muslim di Indonesia hanyalah muslim keturunan dan tidak memahami esensi dari menjadi
2
seorang muslim itu sendiri, sehingga wajar jika nantinya banyak ditemukan orangorang yang mengaku muslim tetapi memiliki konsep aqidah yang salah. Lalu tidak hanya sebatas itu, kondisi umat saat ini juga bisa menggambarkan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang sangat buruk akan Islam. Tidak sedikit muslim yang tidak mengerti mengenai tatacara ibadah seharihari. Tidak sedikit pula yang tidak mengerti akan hukum-hukum syar’i dan muamalah yang ada di dalam Islam. Atau tidak sedikit pula yang tidak mengerti akan ilmu-ilmu dalam Islam (fikih, tarikh, dll). Mereka semua lebih bangga ketika bisa mempelajari ilmu-ilmu dunia (yang terkadang sangat sedikit manfaatnya atau malah tidak bermanfaat sama sekali). Selanjutnya permasalahan berlanjut pada dakwah Islam. Banyak muslim saat ini menganggap bahwa berdakwah dan menyampaikan tentang Islam adalah pekerjaan para ustadz saja. Padahal sesungguhnya perintah berdakwah itu sama wajibnya dengan perintah shalat. Lalu kenapa kita mengingkari dan enggan untuk menyampaikan kabar tentang Islam? Malah kita sibuk dengan urusan pribadi yang hal tersebut juga bukan dalam hal meningkatkan kapasitas dan keilmuan kita. Permasalahan berlanjut pada pengorganisasian dalam dakwah. Banyak umat Islam yang masih memiliki kapasitas keislaman yang terbatas merasa superior sehingga meninggalkan jama’ah dakwah. Perlu kita sadari bahwa ketika berdakwah kita tidak bisa sendirian, perlu jama’ah yang berfungsi untuk mengingatkan ketika kita salah dan yang akan menguatkan ketika kita lemah. Jika dibahas lebih mendalam lagi permasalahan pada umat ini tak akan ada akhirnya. Tidak dapat kita pungkiri bahwa memang seperti itulah kondisi umat Islam saat ini. Tetapi di tengah permasalahan itu, orang yang bijak akan selalu mencari solusi di tengah kemelut yang berkepanjangan ini. Setelah kita kritisi dan terjun lebih mendalam lagi atas kondisi umat Islam saat ini, maka sesungguhnya terdapat solusi yang dapat kita implementasikan. Tarbiyah dan Harakah Islamiyah merupakan salah satu solusi yang ketika kita implementasikan insya Allah bisa mengatasi permasalahan umat saat ini. Dakwah Harakiyah yang integral (terus mengalami peningkatan) yang bersifat rabbaniyah, manhajiyah, marhaliyah, aulawiyah, tawazun dan realisitis.
3
D. Kewajiban LDK dalam Membentuk Manusia Muslim Dakwah kampus merupakan salah satu komponen dakwah yang menempati posisi yang strategis. Dakwah kampus yang memiliki tujuan untuk membentuk alumni yang berafiliasi terhadap Islam. Dengan banyaknya alumnialumni yang berafiliasi terhadap Islam maka berbagai lini kehidupan bangsa akan terisi oleh manusia-manusia yang hidup dibawah naungan Islam. Posisi kampus yang terisi oleh generasi-generasi penerus kepemimpinan bangsa masa depan dalam balutan nuansa akademik yang kental membuat dakwah kampus memerlukan perhatian yang cukup besar. Ditambah lagi dengan civitas akademika yang didominasi oleh para pemuda yang sedang berada dalam kondisi fisik dan semangat terbaik. Hal-hal itulah yang membuat civitas akademika kampus lebih berpotensi dalam menumbuhkan sosok-sosok penggerak dakwah. LDK semestinya mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai motor penggerak utama tercapainya tujuan-tujuan dakwah kampus. Sebagai motor penggerak utama, maka seharusnya LDK mampu membentuk kader-kader penggerak dakwah yang akan menjalankan motor penggerak utama tersebut. Sehingga kader-kader tersebut mampu membina masyarakat kampus untuk bisa menjadi pribadi-pribadi muslim yang baik. E. Proses Pembentukan Manusia Muslim Proses pembentukkan manusia muslim merupakan proses yang berkepanjangan yang dilakukan oleh setiap muslim sepanjang hayatnya. Dalam membentuk manusia muslim yang baik, Allah menyediakan berbagai macam sarana pembinaan-Nya melalui banyak hal yang terjadi dalam kehidupan setiap makhluk-Nya. Seorang muslim semestinya senantiasa berusaha untuk menjalani hidup sebagaimana yang Allah perintahkan. Termasuk bagaimana seharusnya kepribadian yang ia miliki dalam kesehariannya, bagaimana ia mengenal Rabbnya dan bagaimana pelaksanaan kewajibannya terhadap perintah Rabbnya, terhadap agamanya, terhadap dirinya dan lingkungannya. Dalam membentuk kepribadian seorang muslim akan terdapat banyak godaan dan ujian yang menerpa, sehingga ketika seseorang berusaha memperbaiki
4
dirinya sendiri secara sendirian maka akan cenderung lebih sulit dan membutuhkan energi yang leih besar. Lain halnya ketika berjamaah, kesulitan dalam proses memperbaiki diri akan cenderung berkurang karena adanya lingkungan kondusif yang mendukung sehingga ada yang mengingatkan ketika lupa, ada yang menguatkan ketika lemah dan ada yang mendorong maju ketika ingin mundur. Proses pembentukkan seorang muslim untuk menuju seorang muslim sejati pada suatu LDK menjadi proses yang memiliki posisi dan peranan yang strategis, baik bagi pembentukan individu maupun bagi pergerakan dakwah secara berjamaah.
5
KONSEP KADERISASI
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS.Ali-Imaran : 110) Umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merupakan umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, maka sudah barang tentu memerlukan proses terbaik untuk melahirkan generasi-generasi terbaik bagi seantero bumi ini. Kaderisasi merupakan suatu proses, bukan pekerjaan instan yang dikerjakan dalam waktu satu malam atau bahkan satu jam. Melainkan proses tahapan demi tahapan untuk membentuk pribadi muslim sejati yang siap mengembalikan kejayaan Islam melalui keringat dan darahnya. Hal ini yang kemudian menjadi acuan paradigma berpikir kaderisasi LDK UKDM UPI dalam membentuk pribadi-pribadi muslim sejati tersebut dalam sebuah proses yang dipersiapkan untuk mencapai karakteristik-karakteristik tertentu dalam setiap kategori keanggotaannya. Belajar dari sejarah kehidupan sang pembawa risalah agung ini Rasulullah SAW, dalam melakukan pembetukan peradaban Islam beliau tidak serta merta membangunnya begitu saja tanpa tahapan yang jelas. Terdapat tahapan-tahapan yang beliau rencanakan dan jalankan untuk membentuk peradaban Islam yang madani. Dan pada tahapan-tahapan tersebut termasuk juga dalam pola rekruitasi dan pembinaan kader-kader pengisi peradaban tersebut. Rasulullah SAW memiliki tahap yang jelas dalam merekrut dan memiliki karakteristik untuk setiap tahapan pembinaannya. Jika kita merefleksikan tahapan kederisasi Rasulullah SAW, maka alur tahapan kederisasinya adalah sebagai berikut:
6
Ta'rif /perkenalan
Takwin / pembentukkan
Tanzim / pengorganisasian
Tanfidz / pemantauan amal
Dari skema diatas, terdapat empat tahap dalam alur kaderisasi. Namun, dalam pedoman kaderisasi LDK UKDM UPI, tahap tanzim (pengorganisasian) dan tanfidz (pemantauan amal) disatukan agar mempermudah pengelolaannya. Jadi terdapat tiga tahap kaderisasi yang akan dilalui oleh setiap anggota LDK UKDM UPI. Setiap tahap memiliki tujuan dan karekteristik yang berbeda. Maka klasifikasi kader yang dibina dalam tahapan-tahapan tersebut akan berbeda pula. Dengan demikian, tahapan kaderisasi LDK UKDM UPI meliputi Ta’rif (Pengenalan), Takwin (Pembentukan), dan Tanfidz (Pelaksanaan dan Pemantauan amal).
7
A. Kategori Anggota LDK UKDM UPI Anggota LDK UKDM UPI diklasifikasikan dalam kategori tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam sebuah produksi, tidak setiap bahan siap ditempa dengan proses yang sama dan diolah menjadi produk yang sama dalam waktu yang sama. Setiap jenjang keanggotaan akan menempuh alur kaderisasi yang berbeda. Adapun kategori anggota yang harus menempuh alur kaderisasi LDK UKDM UPI adalah sebagai berikut: 1. Anggota Mula adalah setiap mahasiswa Islam jenjang D3 dan S1 Universitas Pendidikan Indonesia yang terdaftar pada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia dan mendaftarkan diri menjadi anggota LDK UKDM UPI. 2. Anggota Muda adalah anggota mula yang telah mengikuti alur kaderisasi tahap satu LDK UKDM UPI. 3. Anggota Madya adalah anggota muda dan anggota khusus yang telah mengikuti alur kaderisasi tahap dua LDK UKDM UPI. 4. Anggota Purna adalah anggota madya yang telah mengikuti alur kaderisasi tahap tiga LDK UKDM UPI. 5. Anggota Khusus adalah setiap mahasiswa Islam jenjang D3 dan S1 Universitas Pendidikan Indonesia yang terdaftar pada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia dan masih atau pernah tergabung dalam rohis jurusan yang terikat dengan LDK UKDM UPI dengan aturan tertentu.
B. Alur Kaderisasi LDK UKDM UPI Alur kaderisasi LDK UKDM UPI terbagi kedalam tiga tahap yaitu Ta’rif, Takwin,dan Tanfidz. Penjelasan lebih rinci akan dipaparkan pada penjelasan selanjutnya. 1. Ta’rif (Perkenalan) a. Pengertian Secara bahasa ta’rif berarti perkenalan. Ta’rif dapat diartikan sebagai proses memperkenalkan dan menyebarkan fikrah Islam kepada objek dakwah dengan berbagai metode untuk menambah kuantitas barisan pendukung dakwah
8
Islam. Ta’rif dapat dikatakan sebagai gerbang bagi objek dakwah untuk mengenali dan memahami Islam sehingga menjadi dorongan masuk dan mempelajari Islam secara mendalam. b. Tujuan Proses ta’rif ini bertujuan untuk memperkenalkan Islam yang menyeluruh dan LDK kepada masyarakat kampus. Karakteristik proses ta’rif ini dibuat lebih menyenangkan dan dijauhkan dari kesan bahwa mempelajari Islam itu identik dengan hal-hal yang membosankan sehingga objek dakwah merasa nyaman. Proses ta’rif
ini pun lebih menitikberatkan pada proses pengenalan Islam yang
menyeluruh kepada objek dakwah. Dalam proses ini objek dakwah diajak untuk mendalami fikrah Islam yang seutuhnya. Sehingga muncul pemahaman dan keinginan yang kuat dalam dirinya untuk berislam secara kaffah. Adapun tujuan yang diharapkan dimiliki oleh objek dakwah yang mengikuti proses ta’rif ini, yaitu: 1) Mengenal jati dirinya sebagai seorang muslim. 2) Memahami Islam yang sempurna dan menyeluruh. 3) Mengetahui kondisi umat Islam saat ini. 4) Bertekad untuk senantiasa memperbaiki diri dan meningkatkan kapasitas diri. c. Alur Proses ta’rif ini berlangsung sepanjang tahun. Diawali dengan pengenalan LDK UKDM UPI kepada masyarakat kampus khususnya kepada mahasiswa baru umumnya pada keseluruhan masyarakat kampus baik melalui media cetak, elektronik maupun pertemuan langsung. Kemudian dilanjutkan dengan pendekatan yang lebih intensif yang mengarah kepada ajakan untuk masuk kedalam keanggotaan keluarga besar LDK UKDM UPI. Berakhirnya proses ini ditandai dengan bergabungnya objek dakwah ke dalam keanggotaan LDK UKDM UPI dan setidaknya memiliki kemauan untuk memperbaiki diri serta bersama-sama berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
9
2. Takwin (Pembentukkan) a. Pengertian Secara bahasa takwin berarti pembentukkan. Dalam tahap ini, hal yang dibentuk adalah kepribadian dalam diri peserta kaderisasi. Peserta kaderisasi yang sudah memiliki keinginan untuk merubah dirinya menjadi pribadi islami difasilitasi dengan sarana-sarana yang telah ditetapkan sehingga karakteristik yang diharapkan bisa tercapai. b. Tujuan Proses takwin ini bertujuan untuk membentuk karakter islami yang dijabarkan dalam setiap jenjang kaderisasinya pada peserta kaderisasi agar mencapai karakteristik-karakteristik yang diharapkan. Proses takwin ini mulai menuntut komitmen peserta kaderisasi agar bersungguh-sungguh dalam berusaha memperbaiki diri dengan mengikuti sarana-sarana yang telah disiapkan pada setiap jenjangnya, tetapi tetap mempertahankan bahwa berislam dengan baik itu menyenangkan dan tidak membosankan. Proses takwin ini menitikberatkan pada pemahaman peserta kaderisasi terhadap Islam yang menyeluruh dan kesungguhannya untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkannya dalam segala aspek kehidupan. Adapun tujuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta kaderisasi yang mengikuti proses takwin ini, yaitu peserta kaderisasi memiliki kepribadian islami, kepribadian da’i, dan kepribadian pemimpin yang akan dijelaskan lebih rinci lagi pada setiap alur kaderisasinya. c. Alur Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, alur proses takwin ini dibagi ke dalam tiga tahap, yakni: 1) Proses pembentukkan anggota mula menjadi anggota muda (Tahap 1). Waktunya adalah selama 6 bulan; 2) Proses pembentukkan anggota muda menjadi anggota madya (Tahap 2). Waktunya adalah selama 4 bulan; 3) Proses pembentukkan anggota madya menjadi anggota purna (Tahap 3). Waktunya adalah selama 2-6 bulan.
10
Secara keseluruhan, proses takwin ini berlangsung selama 12-16 bulan. Adapun penjelasan lebih rinci untuk alur takwin sebagai berikut:
1) Pembentukkan Anggota Mula menjadi Anggota Muda (Tahap 1) a) Pengertian Tahap satu merupakan proses kaderisasi yang dilaksanakan untuk membentuk kepribadian seorang anggota muda LDK UKDM UPI. Peserta kaderisasi pada tahap ini adalah anggota mula dan anggota khusus LDK UKDM UPI. b) Tujuan Tahap satu ini bertujuan agar peserta kaderisasi memiliki pemahaman dan kepribadian islami yang diperlihatkan dari kerelaannya untuk diatur oleh aturan Islam. Dalam proses ini peserta kaderisasi diajak untuk memahami dan berusaha mengamalkan fikrah Islam yang seutuhnya dalam kehidupannya seharihari. Sehingga terbentuk pemahaman yang kuat dalam dirinya menjalankan kewajiban berislam secara kaffah yang dibarengi dengan pengamalan-pengamalan dalam kehidupan sehari-harinya. Adapun tujuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta kaderisasi yang mengikuti proses pada tahap satu yaitu memiliki karakteristik dan indikator sebagai berikut:
NO.
1.
2.
11
Tabel 1. Karakteristik Peserta Kaderisasi Tahap Satu KARAKTERISTIK INDIKATOR a. Memaknai makna Tauhid b. Tidak melakukan syirik c. Selalu merasa diawasi Allah d. Mengikhlaskan amal untuk Allah SWT e. Mengimani rukun iman f. Beriman kepada nikmat dan siksa kubur Salimul ‘aqidah atau g. Mensyukuri nikmat Allah SWT saat aqidah yang lurus mendapatkan nikmat h. Menerima dan tunduk secara penuh kepada hukum Allah SWT dan tidak berhukum kepada selain yang diturunkan-Nya i. Tidak ikut merayakan hari besar agama lain dan acara yang menjauhkan diri dari Allah. Sahihul ‘ibadah atau a. Baik dalam bersuci ibadah yang benar b. Melaksanakan shalat wajib lima waktu
3.
4.
5.
12
c. Hafal surat Adh-Dhuha sampai surat AnNaas d. Komitmen dengan tilawah harian minimal 2 lembar/ hari e. Komitmen dengan adab tilawah f. Shalat sunnah rawatib minimal 2x perhari g. Shalat sunnah dhuha minimal 1x perpekan h. Merutinkan dzikir Al-Ma‘tsurat pagi hari minimal sekali/ 2 hari i. Membayar zakat j. Berpuasa fardu k. Niat melaksanakan haji l. Melaksanakan shaum sunnah minimal sekali perbulan. a. Tidak sombong b. Tidak asal ikut atau tidak memiliki prinsip c. Tidak dusta d. Tidak mencaci maki e. Tidak mengadu domba f. Tidak ghibah (membicarakan orang lain) g. Tidak menjadikan orang buruk sebagai Matinul khuluq atau sahabat akhlak yang mulia h. Memenuhi janji i. Birul walidain (berbakti kepada orang tua) j. Mengenal adab pergaulan laki-laki dan perempuan k. Menghormati yang lebih tua (dosen, pegawai, dll) l. Menyayangi yang lebih muda dan teman sebaya. a. Menjauhi sumber penghasilan haram Qadirun ‘alal kasbi b. Menjauhi riba atau mandiri secara c. Membiasakan menabung setiap bulan finansial d. Membiasakan berinfak setiap pekan e. Memiliki kemauan untuk beriwrausaha. a. Mengetahui kaidah-kaidah menulis b. Membiasakan membaca minimal 30 menit perhari c. Memperhatikan hukum-hukum tilawah d. Mengenal 10 sahabat yang dijamin masuk Mutsaqqaful Fikri atau surga berwawasan luas, e. Memahami syumuliatul Islam intelek, dan cerdas (Kesempurnaan Islam) f. Mengetahui hukum thaharah (bersuci) g. Mengetahui hukum shalat h. Mengetahui hukum puasa i. Membaca taftsir Al-Quran juz 30 surah AnNaas-Adh-Dhuha
j. k. l. a.
6.
Qawiyyul jismi atau berbadan sehat dan kuat
7.
Mujahidun linafsihi atau bersungguhsungguh terhadap dirinya sendiri
8.
9.
13
Munazhzham fi syu’unihi atau profesional dalam mengerjakan tugastugasnya Harisun ‘ala waqtihi atau pandai mengatur waktu
10.
Nafi’un lighairihi atau bermanfaat bagi orang lain
11.
Keorganisasian
12.
Akademik
b. c. d. e. f. a. b. c. d. e.
Menghafalkan 5 hadits Arba’in (1-5) Menutup aurat Mengikuti perkembangan berita terkini. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang baik dan halal Bersih badan, pakaian dan tempat tinggal Membiasakan olahraga 30 menit perpekan Memperhatikan tata cara baca yang sehat Tidak merokok Tidak mengkonsumsi minuman keras dan narkoba. Menjauhi segala hal yang haram Menjauhi media informasi porno Menjauhi tempat-tempat maksiat Menyenangi seni islami Mengurangi bacaan yang tidak bermanfaat.
Merencanakan aktivitas harian.
Bangun sebelum fajar. a. Melaksanakan hak kedua orang tua b. Membantu yang membutuhkan c. Menunaikan beberapa dari hak muslim atas saudaranya: salam, mendoakan saat bersin, memenuhi undangan, takziyah, dll d. Berusaha menjadi murabbi. a. Memahami dasar-dasar manajerial, manajemen diri, komunikasi efektif, dan team building b. Mampu menyampaikan pendapat c. Mampu menerjemahkan perintah pemimpin d. Mampu bekerja sama dan bertanggung jawab e. Memahami Visi dan Misi LDK UKDM UPI f. Mengetahui struktur dan fungsi kepengurusan LDK UKDM UPI g. Memahami sejarah LDK UKDM UPI. a. Membiasakan diri belajar materi perkuliahan minimal 30 menit perhari b. Mengerjakan tugas kuliah di awal waktu c. Membiasakan diri hadir tepat waktu dalam kuliah
d. Memiliki catatan kuliah e. Mengikuti perkuliahan sesuai dengan ketentuan kampus f. Memahami urgensi menuntut ilmu (kuliah) g. Mengenal cara berpikir dirinya dan berusaha digunakan untuk optimalisasi belajar h. Berani mengemukakan pendapat i. Mengetahui dasar-dasar penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI). c) Sarana Pada proses tahap satu ini peserta kaderisasi harus menggunakan sarana yang telah disediakan untuk mencapai karakteristik anggota muda. Adapun sarana tersebut sebagai berikut: 1) Pembinaan Intensif Pembinaan intensif adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh murabbi dan peserta kaderisasi. Pembinaan intensif ini dilakukan secara rutin. Pembinaan intensif juga memiliki kurikulum yang jelas, terarah, terevaluasi, dan berkesinambungan. Adapun penjelasan lebih lanjut pedoman pembinaan intensif ini terdapat pada lampiran. 2) Iqra Iqra adalah tugas membaca sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kapasitas peserta kaderisasi agar sesuai dengan karakteristik yang diharapkan. Adapun buku-buku yang harus dibaca oleh peserta kaderisasi tahap satu sebagai berikut: Tabel 2. Buku Bacaan Peserta Kaderisasi Tahap Satu NO JUDUL BUKU INDIKATOR PENULIS Jilid 1 Said Hawwa 1 Al-Islam Dr. Musthafa Dieb AlHadist 1-10 2 Al-Wafi Bugha Muhyiddin Mistu Bab Thaharah, Shalat, Zakat, Fiqh Sunnah Haji, Puasa, Dzikir, Riba, Jual Sayyid Sabiq 3 beli, sumpah, dan Nadzar. Komitmen Seluruhnya Fathi Yakan 4 Muslim Sejati Sirah DR. Muhamad Sa’id Bab I – bab IV 5 Nabawiyah Ramadhan Al-Buthy
14
6
Pedoman penulisan karya tulis Ilmiah UPI
Seluruhnya
UPI
3) Pemagangan Pemagangan merupakan proses pembelajaran dan pelatihan peserta kaderisasi untuk beramal baik sekaligus proses mengenal ranah-ranah kerja yang dilaksanakan oleh LDK UKDM UPI. Peserta kaderisasi akan memilih bidang yang diminatinya untuk ditempati setelah mendapatkan informasi yang lengkap berkenaan dengan seluruh bidang-bidang kerja di LDK UKDM UPI. Dalam melaksanakan pemagangan, peserta kaderisasi akan mendapatkan pendampingan dari pihak-pihak terkait dimana tempat peserta kaderisasi magang yang berkooordinasi langsung dengan tim kaderisasi. Pendamping tersebut yang akan membantu dan mengarahkan peserta kaderisasi dalam melaksanakan pemagangan. Lama pemagangan yang dilakukan oleh peserta kaderisasi minimal tiga bulan. Peserta kaderisasi boleh berpindah tempat magang jika telah melakukan pemagangan selama tiga bulan. Peserta kaderisasi boleh mengajukan lisensi pemagangannya ketika telah lulus pemagangan minimal satu siklus. 4) Kelas Tematik Kelas tematik merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dari peserta kaderisasi. Kelas tematik berlangsung selama tiga bulan yang terdiri dari empat tema, yakni kelas wawasan keislaman, kelas organisasi, kelas akademik, dan kelas kewirausahaan. Peserta kaderisasi diwajibkan mengikuti dan lulus keempat kelas tersebut. Materi pada kelas tematik ini selalu sama pada setiap gelombang kaderisasinya. Kelas Wawasan Keislaman Kelas wawasan keislaman adalah salah satu sarana untuk mencapai karakteristik peserta kaderisasi melalui pembekalan wawasan dan penguasaan keilmuan tentang keislaman. Bentuk kegiatan ini berupa taklim. Adapun materi untuk kelas wawasan keislaman adalah:
15
Tabel 3. Materi Kelas Tematik Peserta Kaderisasi Tahap Satu NO TEMA MATERI 1. Q.S. Al-Qori’ah 2. Q.S. Al-Zalzalah 1 Al-Qur’an 3. Q.S. Al-Alaq 1. Ghiroh Agama 2 Ghiroh Agama 2. Gerakan yang memusuhi Islam 1. Hukum Air 2. Hukum Sholat 3 Fikih 3. Muqaddimah Fikih Kelas Organisasi Kelas organisasi adalah salah satu sarana untuk mencapai karakteristik peserta kaderisasi melalui pembekalan keorganisasian, kepemimpinan, dan keLDK-an. Bentuk kegiatan kelas organisasi dapat disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Adapun materi untuk kelas organisasi antara lain: Tabel 4. Materi Kelas Organisasi Peserta Kaderisasi Tahap Satu NO TEMA MATERI Komunikasi efektif 1 Public Speaking 1. LDK secara umum 2 Ke-LDK-an 2. LDK UKDM UPI 1. Team bulding 2. Dasar-dasar manajemen diri 3 Kepemimpinan dan organisasi Kelas Akademik Kelas akademik adalah salah satu sarana untuk mencapai karakteristik peserta kaderisasi melalui pembekalan manajemen akademik. Bentuk kegiatan kelas akademik dapat disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Adapun materi untuk kelas akademik antara lain: Tabel 5. Materi Kelas Akademik Peserta Kaderisasi Tahap Satu NO MATERI 1 Mengenal karakter belajar dan potensi diri 2 Urgensi menuntut ilmu 3 Tips mendapatkan beasiswa 4 Mengenal dasar-dasar penulisan Karya Tulis Ilmiah
16
Kelas Kewirausahaan Kelas kewirausahaan adalah salah satu sarana untuk mencapai karakteristik peserta kaderisasi melalui pembekalan kewirausahaan, manajemen keuangan, dan praktik berniaga. Bentuk kegiatan kelas kewirausahaan dapat disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Adapun materi untuk kelas kewirausahaan antara lain: Tabel 6. Materi Kelas Kewirausahaan Peserta Kaderisasi Tahap Satu NO MATERI 1 Urgensi mandiri finansial 2 Manajemen keuangan 3 Mengenal dunia wirausaha d) Waktu Kaderisasi Adapun waktu kaderisasi untuk mencapai tujuan kaderisasi tahap satu yaitu 6 bulan, dengan rincian sebagai berikut: -
Gelombang 1:September-Februari (rekrutmen dibulan September dan Oktober)
-
Gelombang 2: Maret- Agustus (rekrutmen di bulan Maret) Anggota yang tertinggal atau belum mengikuti beberapa rangkaian proses
kaderisasi dapat dilakukan dan dipenuhi sesuai jadwal agenda kaderisasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara kaderisasi. e) Evaluasi Peserta
kaderisasi
akan
dievaluasi
untuk
melihat
ketercapaian
karakteristiknya. Adapun jenis-jenis evaluasi yang dilakukan sebagai berikut: 1) Self Assessment dan Teacher Assessment Self assessment merupakan lembar penilaian diri peserta kaderisasi terhadap pencapaian karakteristiknya sendiri. Teacher assessment merupakan penilaian murabbi terhadap pencapaian karakteristik peserta kaderisasi. Dilakukan dengan mengisi format ceklis pada karakteristik tahap ini. 2) Kehadiran Kehadiran peserta kaderisasi dituntut sebagai bentuk komitmen terhadap kesungguhannya dalam mengikuti proses pembentukkan diri untuk mencapai
17
karakteristik yang diharapkan. Kehadiran ini berlaku pada semua sarana pembentukkan yang ada dengan total kehadiran minimal 70% pada masing-masing sarana. 3) Tes Tulis Tes ini dilakukan untuk melihat ketercapaian karakteristik peserta kaderisasi dari seluruh aspek berupa pengisian soal-soal. 4) Lisensi/ Tanda Kelulusan Lisensi pada proses kaderisasi tahap ini merupakan bentuk pengesahan kelulusan pada pembinaan intensif, iqra, pemagangan, dan kelas tematik yang berupa surat rekomendasi dari penyelenggaran kaderisasi dan murabbi. f) Wisuda Tahap Satu Wisuda tahap satu merupakan bentuk formal pengesahan kelulusan peserta kaderisasi pada tahap satu. Tujuannya adalah memberikan apresiasi kepada peserta kaderisasi karena telah mencapai karakteristik yang diharapkan pada tahap ini. Sehingga peserta kaderisasi tahap ini berubah status keanggotaannya menjadi anggota muda LDK UKDM UPI. Bentuk kegiatannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2) Pembentukkan Anggota Muda menjadi Anggota Madya (Tahap 2) a) Pengertian Tahap dua merupakan proses kaderisasi yang dilaksanakan untuk membentuk kepribadian seorang anggota madya LDK UKDM UPI. Peserta kaderisasi tahap ini adalah anggota muda LDK UKDM UPI. b) Tujuan Tahap dua ini bertujuan agar peserta kaderisasi memiliki kepribadian seorang da’i. Pemahamannya tercermin pada kepribadian islaminya. Hal ini terlihat dari faktor kepribadian yang mendominasi dalam dirinya, yakni kebaikannya bisa dirasakan oleh dirinya sendiri maupun oleh orang yang ada di sekitarnya serta kesiapan untuk menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi permasalahan umat. Adapun tujuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta
18
kaderisasi yang mengikuti proses pada tahap dua yaitu memiliki karakteristik dan indikator sebagai berikut: Tabel 7. Karakteristik Peserta Kaderisasi Tahap Dua NO KARAKTERISTIK INDIKATOR
1.
19
Salimul ‘aqidah atau aqidah yang lurus
2.
Sahihul ‘ibadah atau ibadah yang benar
3.
Matinul khuluq atau akhlak yang mulia
4.
Qadirun ‘Alal Kasbi atau mandiri secara finansial
5.
Mutsaqqaful fikri atau berwawasan luas, intelek, dan cerdas
6.
Qawiyyul jismi atau berbadan sehat dan kuat
7.
Mujahidun linafsihi atau bersungguh-
1. 2. 3. 4.
Karakteristik tahap 1 Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Tidak berpacaran Tidak mencontek
1. Hafal Q.S. Al-Buruj sampai Al-Lail 2. Komitmen dengan wirid tilawah harian minimal 4 lembar perhari 3. Shalat sunnah rawatib minimal 4x perhari 4. Shalat sunnah dhuha 2x perpekan 5. Berpuasa sunnah minimal 2x perbulan 6. Merutinkan dzikir Al-Ma‘tsurat pagi & petang 2x perhari 7. Bersemangat untuk shalat berjamaah 8. Qiyamul lail minimal 1x perpekan 9. Menyebarluaskan salam 10. Tidak sungkan untuk adzan 11. Menjauhkan diri dari segala yang haram 12. Memenuhi nazar 1. Menjadi tauladan bagi angkatan dibawahnya 2. Memiliki ruhul istijabah (semangat dalam menerima instruksi) Berusaha memperoleh penghasilan sendiri 1. Membaca taftsir Al-Quran juz 30 surah AlLail-Al-Fajr 2. Menghafalkan 8 hadist Arba’in (1-8) 3. Membaca sesuatu yang di luar spesialisasinya minimal 45 menit perpekan 4. Mengetahui struktur organisasi kampus 5. Mengetahui urgensi dakwah 6. Mengetahui ghazul fikri (perang pemikiran) 1. Komitmen membiasakan olahraga minimal 45 menit perpekan 2. Komitmen dengan adab makan dan minum sesuai dengan sunnah 3. Tidak memakan dan meminum yang akan merusak tubuh 1. Tidak berlebihan dalam hal yang mubah 2. Tidak putus asa dalam menghadapi masalah 3. Efektif menggunakan gadget
sungguh terhadap dirinya sendiri
8.
9.
10.
11.
12.
4. Mulai meninggalkan musik jahiliyyah dan menyenangi musik islami 5. Menyesuaikan kata dengan perbuatan
Munazhzham fi syu’unihi atau Merencanakan target jangka pendek (1 tahun ke profesional dalam depan) dan jangka menengah (5 tahun ke depan) mengerjakan tugastugasnya Harisun ‘ala waqtihi 1. Membiasakan tidak tidur setelah fajar atau pandai 2. Mengisi waktu luang dengan hal bermanfaat mengatur waktu 3. Berusaha tepat waktu 1. Memberi hadiah Nafi’un lighairihi 2. Membiasakan silaturahim atau bermanfaat bagi 3. Mengikuti Program Pengabdian Masyarakat orang lain (P2M) 4. Berusaha menjadi murabbi 1. Mampu melakukan analisis SWOT 2. Mampu mendesain kegiatan dan mengkoordinasikan bidang-bidang dalam kepanitiaan 3. Mampu memimpin rapat/ menjadi koordinator kegiatan Keorganisasian 4. Mampu memprioritaskan amalnya 5. Mampu menjadi moderator dalam kegiatan 6. Mampu memecahkan masalah 7. Mampu berpikir alternatif 8. Memahami peran strategis LDK 9. Turut serta dalam kepengurusan atau kepanitiaan 1. Memiliki jadwal belajar rutin setiap harinya 2. Menjadi teladan selama mengikuti proses perkuliahan Akademik 3. Memiliki indeks prestasi minimal 2,75 4. Memahami urgensi mengamalkan ilmu 5. Memiliki aktifitas penunjang akademik 6. Mampu membuat karya tulis ilmiah
c) Sarana Pada proses takwin tahap dua ini peserta kaderisasi harus menggunakan beberapa sarana yang telah disediakan untuk mencapai karakteristik anggota madya. Adapaun sarana tersebut sebagai berikut:
20
1) Pembinaan Intensif Pembinaan intensif adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh murabbi dan peserta kaderisasi. Pembinaan intensif ini dilakukan secara rutin. Pembinaan intensif juga memiliki kurikulum yang jelas, terarah, terevaluasi, dan berkesinambungan. Adapun penjelasan lebih lanjut pedoman pembinaan intensif ini terdapat pada lampiran. 2) Iqra Iqra adalah tugas membaca sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kapasitas peserta kaderisasi agar sesuai dengan karakteristik yang diharapkan. Adapun buku-buku yang harus dibaca oleh peserta kaderisasi tahap dua sebagai berikut: Tabel 8. Buku Bacaan Peserta Kaderisasi Tahap Dua NO JUDUL BUKU INDIKATOR PENULIS Jilid 2 Said Hawwa 1 Al-Islam Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha Hadist 11-30 2 Al-Wafi Muhyiddin Mistu Seluruhnya Ridwansyah Yusuf Ahmad 3 RMDK Konstitusi LDK Seluruhnya 4 UKDM UPI Sirah Bab V – Fathu DR. Muhamad Sa’id 5 Nabawiyah Makkah Ramadhan Al-Buthy Pedoman UPI 6 penulisan karya Seluruhnya tulis Ilmiah UPI 3) Pengaryaan Pengaryaan merupakan proses pembelajaran amal khidamy peserta kaderisasi melalui organisasi mahasiswa. Pada proses ini peserta kaderisasi diarahkan untuk menjadi pengurus atau ikut serta dalam kepanitiaan yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa. Pada tahap ini peserta kaderisasi ditekankan untuk berpartisipasi dan berkontribusi aktif di BEM himpunan dan LDK UKDM UPI. 4) Proyek Dakwah Proyek Dakwah merupakan salah satu sarana untuk membelajarkan peserta kaderisasi dalam mendesain suatu kegiatan yang bermanfaat untuk umat serta mempererat ukhuwah sesama anggota. Terdapat beberapa pilihan bidang
21
dalam pelaksanaan proyek dakwah, diantaranya berupa bidang amal khidamy, ilmy, ijtima’i,dan iqtishadi. d) Waktu Kaderisasi Adapun waktu kaderisasi untuk mencapai tujuan kaderisasi tahap dua yaitu 4 bulan, dengan rincian sebagai berikut: -
Gelombang 1: Maret- Juni
-
Gelombang 2: September- Desember Anggota yang tertinggal atau belum mengikuti beberapa rangkaian proses
kaderisasi dapat dilakukan dan dipenuhi sesuai jadwal agenda kaderisasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara kaderisasi. e) Evaluasi Peserta kaderisasi akan dievaluasi untuk melihat ketercapaian karakteristiknya. Adapun jenis-jenis evaluasi yang dilakukan sebagai berikut: 1) Self Assesment dan Teacher Assessment Self assessment merupakan lembar penilaian diri peserta kaderisasi terhadap pencapaian karakteristiknya sendiri. Teacher assessment merupakan penilaian murabbi terhadap pencapaian karakteristik peserta kaderisasi. Dilakukan dengan mengisi format ceklis pada karakteristik tahap ini. 2) Kehadiran Kehadiran peserta kaderisasi dituntut sebagai bentuk komitmen terhadap kesungguhannya dalam mengikuti proses pembentukkan diri untuk mencapai karakteristik yang diharapkan. Kehadiran ini berlaku pada semua sarana pembentukkan yang ada dengan total kehadiran minimal 70% pada masing-masing sarana. 3) Artikel Artikel dibuat untuk melihat ketercapaian karakteristik peserta kaderisasi dari seluruh aspek sarana pada proses kaderisasi tahap ini berupa pembuatan karya tulis ilmiah.
22
4) Tes Tulis Tes ini dilakukan untuk melihat ketercapaian karakteristik peserta kaderisasi dari seluruh aspek berupa pengisian soal-soal. 5) Lisensi/ Tanda Kelulusan Lisensi pada proses kaderisasi tahap ini merupakan bentuk pengesahan kelulusan pada pembinaan intensif, iqra, pengaryaan, dan proyek dakwah yang berupa surat rekomendasi dari penyelenggaran kaderisasi dan murabbi. f) Wisuda Tahap Dua Wisuda tahap dua merupakan bentuk formal pengesahan kelulusan peserta kaderisasi pada tahap dua. Tujuannya adalah memberikan apresiasi kepada peserta kaderisasi karena telah mencapai karakteristik yang diharapkan pada tahap ini. Sehingga peserta kaderisasi tahap ini berubah status keanggotaannya menjadi anggota madya LDK UKDM UPI. Bentuk kegiatannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. 3) Pembentukkan Anggota Madya Menjadi Anggota Purna (Tahap 3) a) Pengertian Tahap tiga merupakan proses kaderisasi yang dilaksanakan untuk membentuk kepribadian seorang anggota purna LDK UKDM UPI. Peserta kaderisasi pada tahap ini adalah anggota madya LDK UKDM UPI. b) Tujuan Tahap tiga ini bertujuan agar peserta kaderisasi memiliki kepribadian seorang pemimpin yang diperlihatkan dari kemampuan mengambil kebijakan dan arah gerak LDK secara umum dana LDK UKDM UPI secara khusus. Dalam proses ini peserta kaderisasi diharapkan mampu menjadi teladan dalam ilmu, ibadah dan akhlak, mampu mengelola dakwah dalam bentuk amal jama’i, dan mampu menganalisis kondisi serta mengambil keputusan dan kebijakan dalam menentukan arak gerak LDK secara umum dana LDK UKDM UPI secara khhusus. Adapun tujuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta kaderisasi yang mengikuti proses pada tahap tiga yaitu memiliki karakteristik dan indikator sebagai berikut:
23
Tabel 9. Karakteristik Peserta Kaderisasi Tahap Tiga NO KARAKTERISTIK INDIKATOR Salimul ‘aqidah atau Karakteristik tahap 1 dan 2 1. Aqidah yang lurus 1. Bersemangat untuk shalat berjamaah di mesjid (untuk ikhwan) 2. Shalat sunnah dhuha 3x perpekan 3. Qiyamul lail minimal 2x perpekan 4. Berpuasa sunnah minimal 3x perbulan 5. Khusyu dalam membaca Al-Quran 6. Hafal Q.S. Al-Ghosyiah-Qs. Al Buruj 7. Komitmen dengan wirid tilawah harian 5 lembar perhari Sahihul ‘ibadah atau 8. Berusaha mengamalkan adab berdo’a 2. ibadah yang benar 9. Menutup hari-harinya dengan bertobat dan beristighfar 10. Berniat ibadah pada setiap melakukan perbuatan 11. Merutinkan dzikir Al-Ma‘tsurat pagi dan petang minimal 5x perpekan 12. Dzikir kepada Allah swt dalam setiap keadaan 13. Beri’tikaf pada bulan Ramadhan, jika mungkin 14. Senantiasa menjaga wudhu, jika mungkin 1. Mendengarkan dan tidak memotong pembicaraan orang lain 2. Tidak mencibir dengan isyarat apapun Matinul khuluq atau 3. Menundukkan pandangan (Ghoddul Bashor) 3. akhlak yang mulia 4. Menyimpan rahasia 5. Menutupi aib orang lain 6. Menghindari fitnah 1. Memprioritaskan kebutuhan daripada Qadirun ‘alal kasbi keinginan 2. Melakukan perencanaan keuangan 4. atau mandiri secara finansial 3. Menjaga fasilitas umum 4. Menjaga fasilitas khusus 1. Membaca satu juz taftsir Al-Quran (juz 30) 2. Menghafalkan 10 hadits Arba’in (1-10) Mutsaqqaful fikri 3. Membaca sesuatu yang di luar spesialisasinya atau berwawasan minimal 1 jam perpekan 5. luas, intelek, dan 4. Memperluas wawasan diri dengan berbagai cerdas sarana 5. Bertanya apabila tidak mengetahui 6. Mengemukakan pendapatnya 1. Tidak berlebihan dalam begadang Qawiyyul jismi atau 2. Menghindari tempat-tempat kotor dan polusi 6. berbadan sehat dan 3. Komitmen membiasakan olahraga minimal 60 kuat menit perpekan
24
7.
8.
9.
10.
11.
12.
4. Menghindari tempat-tempat bencana Mujahidun linafsihi 1. Memerangi dorongan hawa nafsu yang atau bersungguhmengarah pada keburukan sungguh terhadap 2. Komitmen terhadap kesepakatan bersama dirinya sendiri 3. Sabar Munazhzham fi syu’unihi atau profesional dalam Memperbaiki penampilan sesuai syariat mengerjakan tugastugasnya Harisun ‘ala waqtihi atau pandai Bersegera melakukan kebaikan mengatur waktu Nafi’un Lighairihi 1. Ikut berpartisipasi dalam kegembiraan atau bermanfaat bagi 2. Menambah kapasitas sebagai murobbi orang lain 1. Memperlajari dasar-dasar strategic planning 2. Mampu membuat desain organisasi dan arah kebijakkannya 3. Mampu membuat rencana strategis organisasi Keorganisasian 4. Mampu membawa lembaga dan kegiatan menuju tujuannya 5. Mampu menterjemahkan konsep umum menjadi rencana kerja 6. Mampu mengendalikan lembaga 1. Menjadi teladan dalam seluruh aktifitas perkuliahan 2. Memiliki indeks prestasi minimal 3,00 3. Mengikuti perlombaan Akademik 4. Memahami urgensi dakwah akademik profesi 5. Menempatkan diri pada posisi-posisi strategis pada bidang akademik yang menunjang dakwah
c) Sarana Pada proses takwin tahap dua ini peserta kaderisasi harus menggunakan beberapa sarana yang telah disediakan untuk mencapai karakteristik anggota madya. Adapaun sarana tersebut sebagai berikut: 1) Pembinaan Intensif Pembinaan intensif adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh murabbi dan peserta kaderisasi. Pembinaan intensif ini dilakukan secara rutin. Pembinaan intensif juga memiliki kurikulum yang jelas, terarah, terevaluasi, dan
25
berkesinambungan. Adapun penjelasan lebih lanjut pedoman pembinaan intensif ini terdapat pada lampiran. 2) Iqra Iqra adalah tugas membaca sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kapasitas peserta kaderisasi agar sesuai dengan karakteristik yang diharapkan. Adapun buku-buku yang harus dibaca oleh peserta kaderisasi tahap tiga sebagai berikut:
NO 1
Tabel 10. Buku Bacaan Peserta Kaderisasi Tahap Tiga JUDUL BUKU INDIKATOR PENULIS Rekayasa Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Seluruhnya
Analisis Instan 2
Problematika Dakwah
Seluruhnya
Kampus
Ridwansyah Yusuf Ahmad Ridwansyah Yusuf Ahmad DR. Muhamad
3.
Sirah Nabawiyah
Perang Hunain-
Sa’id
Penutup
Ramadhan AlButhy Dr. Musthafa
4.
Al-Wafi
Hadits 31-42
Dieb Al-Bugha Muhyiddin Mistu
5. 6.
Leiden Pedoman penulisan karya tulis Ilmiah UPI
Seluruhnya
Dea Tantyo
Seluruhnya
UPI
3) Pelatihan Manajeman Lembaga Dakwah Kampus (PMLDK) PMLDK merupakan sarana untuk para calon pengurus LDK UKDM UPI. Peserta kaderisasi diajak untuk memikirkan LDK UKDM UPI kedepan. Bahan pemikirannya bersumber dari buku-buku yang telah dibaca dan pengalaman yang didapatkan selama berada di LDK UKDM UPI. Kegiatan yang dilakukan berupa pembekalan dari aspek ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah.
26
d) Waktu Kaderisasi Adapun waktu kaderisasi untuk mencapai tujuan kaderisasi tahap tiga yaitu 2-6 bulan, dengan rincian sebagai berikut: -
Gelombang 1: September-Oktober
-
Gelombang 2: Januari- Februari Anggota yang tertinggal atau belum mengikuti beberapa rangkaian proses
kaderisasi dapat dilakukan dan dipenuhi sesuai jadwal agenda kaderisasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara kaderisasi. e) Evaluasi Peserta
kaderisasi
akan
dievaluasi
untuk
melihat
ketercapaian
karakteristiknya. Adapun jenis-jenis evaluasi yang dilakukan sebagai berikut: 1) Self Assessment dan Teacher Assessment Self assessment merupakan lembar penilaian diri peserta kaderisasi terhadap pencapaian karakteristiknya sendiri. Teacher assessment merupakan penilaian murabbi terhadap pencapaian karakteristik peserta kaderisasi. Dilakukan dengan mengisi format ceklis pada karakteristik tahap ini. 2) Kehadiran Kehadiran peserta kaderisasi dituntut sebagai bentuk komitmen terhadap kesungguhannya dalam mengikuti proses pembentukkan diri untuk mencapai karakteristik yang diharapkan. Kehadiran ini berlaku pada semua sarana pembentukkan yang ada dengan total kehadiran minimal 70% pada masing-masing sarana. 3) Tes tulis Tes ini dilakukan untuk melihat ketercapaian karakteristik peserta kaderisasi dari seluruh aspek berupa pengisian soal-soal. 4) Essai Essai dibuat untuk melihat ketercapaian karakteristik peserta kaderisasi dari seluruh aspek berupa pembuatan karya tulis ilmiah.
27
5) Lisensi/ Tanda Kelulusan Lisensi pada proses kaderisasi tahap ini merupakan bentuk pengesahan kelulusan pada pembinaan intensif, iqra, dan PMLDK yang berupa surat rekomendasi dari penyelenggaran kaderisasi dan murabbi. f) Wisuda Tahap 3 Wisuda merupakan bentuk formal pengesahan kelulusan peserta kaderisasi pada tahap tiga. Tujuannya adalah memberikan apresiasi kepada peserta kaderisasi karena telah mencapai karakteristik yang diharapkan pada tahap ini. Sehingga peserta kaderisasi tahap ini berubah status keanggotaannya menjadi anggota purna LDK UKDM UPI. Bentuk kegiatannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Penjelasan dari seluruh alur takwin di atas dapat dirangkum dalam sebuah tabel berikut:
No 1 2 3 4
Tabel 11. Alur Takwin Peserta Kaderisasi Tahap 1-3 Alur Takwin (Pembentukkan) Mula ke Muda Muda ke Madya Madya ke Purna Penjagaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan Intensif Intensif Intensif Pembinaan Iqra Iqra Iqra Intensif Kelas Tematik Pengaryaan PMLDK Pemagangan Proyek Dakwah Tabel 11 menggambarkan alur takwin (pembentukkan) peserta kaderisasi
dari mulai tahap satu sampai dengan tahap tiga. Setiap tahap terdapat pembinaan intensif yang harus diikuti oleh semua peserta kaderisai. Hal ini bertujuan agar peserta kaderisasi bisa tetap terjaga konsistensinya dalam membina diri. 3. Tanfidz (Pemantauan Amal) a. Pengertian Proses tanfidz merupakan proses pemantauan amal. Tanfidz dalam pedoman kaderisasi ini merupakan gabungna dari tanzim dan tanfidz. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengelolaannya. Proses ini didasari oleh kebutuhan medan amal sebagai ruang eksistensi dan bentuk aplikasi dari pembinaan anggota
28
LDK UKDM UPI. Tanggung jawab merupakan cara bagi seseorang untuk belajar meningkatkan kapasitas dirinya serta menguji kemampuannya. “Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya.” (QS: Al-Baqarah: 286). Disarikan dari ayat tersebut maka setiap tanggung jawab yang akan diemban oleh seseorang haruslah berdasarkan dengan kondisi kemampuan dan pemahaman orang tersebut sehingga tanggung jawab bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. b. Tujuan Proses tanfidz ini bertujuan untuk mengorganisir medan amal yang akan diberikan kepada anggota
LDK UKDM UPI sesuai
dengan kategori
keanggotaannya. Hal ini dilakukan sebagai sarana belajar, beramal, penjagaan dan evaluasi diri dalam pemenuhan kualitas individu dalam berjamaah. Proses tanfidz ini menitikberatkan pada keterampilan individu dalam mengelola diri dan kemampuannya untuk menyelesaikan tanggung jawab yang diembannya serta menjadikan proses ini sebagai saran belajar dan mengevaluasi kualitas dirinya. Adapun tujuan yang diharapkan dimiliki oleh anggota LDK UKDM UPI yang mengikuti proses tanfidz yaitu: 1) Memahami hakikat beban dan amanah 2) Memahami urgensi beramal jama’i 3) Mengetahui kecenderungan dan karakter kerja 4) Memahami tahapan-tahapan dalam berdakwah dan berinteraksi dengan objek dakwah 5) Memahami pola interaksi dalam organisasi 6) Menguasai pengelolaan organisasi dalam mencapai tujuan. c. Alur Penyediaan ladang beramal melalui LDK bagi para kadernya merupakan bagian yang integral dari proses pembinaan itu sendiri. Melalui proses inilah idealitas-idealitas yang dibangun lewat sarana-sarana kaderisasi dipertemukan nyata. Pada saat inilah LDK mulai memberikan ruang-ruang beramal bagi para kadernya, yang juga berarti para kader mulai disusun barisannya, distrukturisasi bangunannya, ditempatkan pada posisi-posisi tertentu dalam struktur LDK (Risalah Manajemen Dakwah Kampus, 2007).
29
Proses tanfidz ini berlangsung bersamaan dengan proses takwin. Diawali dengan proses pemagangan pada proses takwin tahap satu, ikut serta menjadi kepanitiaan dalam agenda-agenda kebaikan, menjadi pengurus organisasi dan menjadi penggerak inti organisasi.
30
EPILOG Demikian pedoman kaderisasi LDK UKDM UPI 1437 H disusun. Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia tanpa salah. Penyusunan pedoman ini merupakan ikhtiar dalam dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas, muslim yang taat, da’i yang senantiasa bergerak, dan pemimpin yang adil dan bijaksana. Di dalam penyusunan pedoman kaderisasi ini tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, diperlukan kritik dan saran sehingga membuahkan pedoman kaderisasi yang efektif dan efisien sesuai perkembangan zaman. Tak lupa kami ucapkan terimakasih dan munajat do’a kepada setiap pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman kaderisasi ini. Semoga setiap amal kebaikan, Allah balas dengan pahala yang besar, surga dan keridhaan-Nya. Amin.
31
GLOSARIUM
A Amal jama’i
: Gerakan bersama, bekerja sama berdasarkan kesepakatan dan bekerja sama sesuai tugas yang diberikan untuk memantapkan amal.
Amal khidamy
: Pelayanan umum.
Aulawiyah
: Prioritas.
Dalam
berdakwah
harus
ada
prioritas,
memprioritaskan kualitas atas kuantitas, memprioritaskan pemahaman atas hafalan, memprioritaskan sesuatu manfaat yang lenih besar atas sesuatu manfaat yang kurang bahkan tidak bermanfaat, dll.
B Ba’da
: Setelah.
D Dakwah ammah
: Dakwah yang ditujukan kepada masyarakat umum (orangorang yang berada di sekitar kampus) tanpa adanya hubungan yang intensif antara da’i (orang yang berdakwah) dengan mad’u (orang yang didakwahi).
Dakwah harokiyah
: Dakwah yang aktif.
H Harakah islamiyah
: Langkah-langkah, usaha-usaha dan gerakan-gerakan yang bersifat islami, yaitu berdasarkan asas-asas, aturan-aturan dan nilai-nilai Islam.
Harakah dzahirah
: Pergerakan (dakwah) yang sifatnya terbuka. Maksudnya aktifitas yang mencerminkan kerapihan, keindahan, dan kesinambungan sehingga aktifis dan sasaran dakwah kampus
32
mampu menangkap suatu suasana islami yang nyata, berada pada dataran menyatu dengan denyut kehidupan kampus. Hukum syar’i
: Seperangkat hukum atau peraturan dengan merujuk ketentuan dari Allah SWT.
I Ijtima’i
: Sosial.
Ilmy
: Akademik.
Iqtishody
: Ekonomi.
J Jama’ah
: Di dalam al-mu’jam al-wasith, jama’ah diartikan dengan “sejumlah besar manusia”, atau “ sekelompok manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama”.
K Kaffah
: Secara bahasa artinya keseluruhan. Muslim yang kaffah adalah muslim yang mengamalkan ajaran-ajaran Islam di setiap aspek kehidupan.
L List
: Daftar.
M Manhajiyah
: Sifat dakwah yang sesuai dengan konsep dan metode pergerakan yang telah ditetapkan.
Sehingga pergerakan
yang dilakukan memiliki arahan yang jelas ke depannya.
33
Marhaliyah
: Tahapan. Dakwah memerlukan tahapan.
Ma’ruf
: Hal-hal baik.
Munkar
: Hal-hal buruk.
Muntijah
: Produktif.
Murabbi
: Pendidik. Orang yang mendidik manusia sedemikian rupa dengan ilmu dan akhlak agar menjadi lebih berilmu, berakhlak, dan lebih berdaya. Orientasinya memperbaiki kualitas kepribadian yang dididik melalui proses belajarmengajar secara intens.
R Rabb
: Dalam Bahasa Arab artinya adalah raja, penguasa, pemilik yang dalam konteks Islam merujuk kepada Allah.
Rabbaniyah
: Sifat
dakwah
yang
menyempurnakan
ilmu
dan
ketaqwaannya kepada Allah. Sifat dakwah yang tujuannya hanya Allah SWT. Bukan untuk yang lain apalagi hanya bertujuan pada manusia dan dunia.
T Tarbiyah
: Dalam Islam, istilah pendidikan disebut tarbiyah. Menurut ilmu bahasa, tarbiyah berasal dari tiga pengertian kata, yakni robba-robba-yurobbi yang artinya memperbaiki sesuatu dan meluruskannya.
Tawazun
: Seimbang dalam dakwah. Memfokuskan dakwah pada berbagai aspek, tidak ekstrem pada salah satu aspek.
W Wajihah
34
: Lembaga atau organisasi yang memiliki legalitas formal.
REFERENSI
Al-Qur’an dan Terjemahnya.(2005). PT Syamil Cipta Media: Bandung. Atian, A. (2011). Menuju Kemenangan Dakwah Kampus. Era Adicitra Intermedia: Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online]. Tersedia: kbbi.web.id/padan [28 September 2016].
35
LAMPIRAN I
36
TIMELINE KADERISASI
Daftar/ Anggota Mula
Anggota Muda
Gelombang 1
:September-Februari
Gelombang 2
: Maret-Agustus 6 bulan
Gelombang 1
: Maret-Juni
Gelombang 2
: September-Desember
4 bulan
Anggota Madya
Gelombang 1
: September-Oktober
Gelombang 2
: Jauari-Februari 2-6 bulan
Waktu Kaderisasi: 12-16 bulan atau 1 tahun 4 bulan
37
Naik jenjang/ Anggota Muda
Naik jenjang/ Anggota Madya
Naik jenjang/ Anggota Purna
LAMPIRAN II
38
BUKU PEGANGAN MUROBBI PEMBINAAN INTENSIF LDK UKDM UPI
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016
39
MURABBI PEMBINAAN INTENSIF A. Murabbi Seorang anggota LDK UKDM UPI dapat menjadi murabbi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Mengikuti dan lulus Sekolah murabbi; 2. Menguasai materi pada setiap tahapan kaderisasinya; 3. Tidak terbata-bata dalam membaca Al Quran; 4. Mempunyai kemampuan mengorganisasi pembinaan intensif; 5. Mempunyai kemampuan merespons dan menyelesaikan masalah; 6. Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya kepada orang lain; 7. Berusaha menghiasi dirinya dengan adab-adab murabbi; 8. Sekurang-kurangnya merupakan anggota madya atau anggota istimewa LDK UKDM UPI.
B. Murabbi berperan dalam menentukan arah gerak pembinaan Dalam kelompoknya seorang murobbi harus mampu berperan sebagai : 1. Syaikh dalam hal spiritual; 2. Ustadz dalam hal keilmuan; 3. Mas’ul dalam hal kepemimpinan dan pengelolaan kelompok; 4. Orang tua dalam hal interaksi dan kedekatan
40
MUTARABBI PEMBINAAN INTENSIF Mutarabbi adalah peserta kaderisasi yang tergabung ke dalam anggota kelompok pembinaan. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembinaan, mutarabbi hendaknya melaksanakan adab-adab sebagaimana berikut: 1.
Berusaha memiliki aqidah yang lurus dan akhlak mulia;
2.
Memperbaiki niat;
3.
Qonaah dalam makanan, pakaian dan tempat;
4.
Bersemangat dalam menuntut ilmu
5.
Berusaha dalam menghiasi diri dengan akhlak mulia;
6.
Tunduk dan taat kepada murabbi selama tidak maksiat
7.
Mengkomunikasikan urusan dirinya pada murabbi
8.
Berusaha memenuhi hak-hak murabbi dan tidak melupakan jasa murabbi;
9.
Sabar atas perlakuan murabbi;
10. Meminta izin murabbi 11. Bertutur kata sopan dan santun kepada murabbi 12. Mendorong peserta lain untuk bersungguh-sungguh dalam pembinaan 13. Tidak memotong pembicaraan orang lain
41
SUSUNAN ACARA PEMBINAAN INTENSIF A. Pengertian Yang dimaksud dengan susunan acara adalah acara yang harus diikuti dalam pelaksanaan pembinaan dengan tertib, sehingga tercapai tujuan pembinaan. Susunan acara dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan. Susunan acara yang digunakan dalam pembinaan intensif LDK UKDM UPI yaitu : 1. Pembukaan acara; 2. Tilawah/tasmi’ hafalan; 3. Kultum; 4. Penyampaian materi pembinaan; 5. Diskusi dan evaluasi; 6. Menyampaikan permasalahan dan membahas solusinya; 7. Pengumuman-pengumuman; 8. Do’a dan Penutupan, bertujuan untuk mengikat hati sebelum berpisah. Variasi aktivitas dalam hal ini yakni berdoa, sholat sunnah, dan lain-lain.
B. Adab Majelis 1. Memulai dengan tilawah; 2. Membawa peralatan tulis menulis; 3. Berinfaq; 4. Hadir dengan wajah berseri; 5. Memberi salam; 6. Tidak menyakiti perasaan satu sama lain; 7. Bertegur sapa; 8. Mengakhiri majelis dengan doa penutup majelis.
42
KURIKULUM PEMBINAAN INTENSIF
A. Tahap 1 (Mula-Muda)
43
Bulan Pertama Pertemuan Kegiatan Ke-1 Pematerian
Tema Makna laa ilaaha illallah
Ke-2
Pematerian
Syukur
Ke-3
Pematerian
Akhlak seorang Muslim
Ke-4
Pematerian
Rukun Iman
Bulan kedua Ke-1 Pematerian
Ikhlas
Ke-2
Pematerian
Menutup Aurat
Ke-3
Pematerian
Tafsir QS. Al-Ikhlas
Ke-4
Pematerian
Keutamaan tilawah Al-Quran
Bulan ketiga Ke-1 Pematerian
Ma’rifatullah
Ke-2
Pematerian
Ibadah Fardhu
Ke-3
Pematerian
Adab pergaulan laki-laki dan perempuan
Ke-4
Pematerian
Tafsir QS Al-Kafirun
Bulan keempat Ke-1 Pematerian
Ihsan
Ke-2
Pematerian
Rukun Islam
Ke-3
Pematerian
Bahaya Syirik
Ke-4
Pematerian
Ma’rifatul Qur’an
Bulan kelima Ke-1 Pematerian
Ma’iyyatullah (Kesertaan Allah)
Ke-2
Pematerian
Istiqomah
Ke-3
Pematerian
Keutamaan ibadah Sunnah
Ke-4
Pematerian
Menjauhi riba
Bulan keenam Ke-1 Pematerian
Keutamaan berinfak
Ke-2
Pematerian
Sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga
Ke-3
Pematerian
Marifatul Islam
Ke-4
Pematerian
Birrul Walidaini dan silaturahim
B. Tahap 2 (Muda-Madya)
44
Bulan Pertama Pertemuan Kegiatan Ke-1 Pematerian
Ridha
Ke-2
Pematerian
Keutamaan Salam
Ke-3
Pematerian
Ghozwul Fikri
Ke-4
Pematerian
Keutamaan Adzan
Tema
Bulan kedua Ke-1 Pematerian
Keutamaan Shalat Berjama’ah
Ke-2
Pematerian
Virus Hati
Ke-3
Pematerian
Ruuhul Istijaabah
Ke-4
Pematerian
Tafsir QS. Al-Ashri
Bulan ketiga Ke-1 Pematerian
Urgensi Dakwah
Ke-2
Pematerian
Keutamaan Silaturahim
Ke-3
Pematerian
Tarbiyah Dzatiyah
Ke-4
Pematerian
Tafsir QS. Almudatsir 1-7
Bulan keempat Ke-1 Pematerian
Ma’rifatu Maidan
Ke-2
Nadzar
Pematerian
Ke-3
Pematerian
Ke-4
Pematerian
C. Tahap 3 (Madya-Purna)
45
Bulan Pertama Pertemuan Kegiatan Ke-1 Pematerian
Adab berdo'a
Ke-2
Pematerian
Menundukan pandangan
Ke-3
Pematerian
Syumuliatul Ibadah
Ke-4
Pematerian
Menjaga rahasia
Tema
Bulan kedua Ke-1 Pematerian
Menutupi aib
Ke-2
Pematerian
Amalan di bulan ramadhan
Ke-3
Pematerian
Nafsu manusia
Ke-4
Pematerian
EVALUASI PEMBINAAN INTENSIF Setelah mengikuti pembinaan, peserta akan dievaluasi untuk melihat ketercapaian muwashofatnya. Adapun jenis-jenis evaluasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Self assesment dan teacher assessment Self
assessment
pencapaian
merupakan
muwashofatnya
lembar
penilaian
diri
peserta terhadap
sendiri.
Teacher
assessment merupakan
penilaian murobbi terhadap pencapaian muwashofat peserta. Dilakukan dengan mengisi format ceklis pada muwashofat tahap satu. 2. Kehadiran Kehadiran peserta dituntut sebagai bentuk komitmen terhadap kesungguhannya dalam mengikuti proses pembinaan. Kehadiran ini berlaku pada semua sarana pembinaan dengan sistem penilaian kelulusan masing-masing sarana. 3. Tes tulis Tes ini dilakukan untuk melihat ketercapaian muwashofat peserta dari seluruh aspek sarana pembinaan berupa pengisian soal-soal. 4. Lisensi/tanda kelulusan Lisensi merupakan bentuk pengesahan kelulusan pada kelas tematik, pemagangan, dan pembinaan. Berupa sertifikat kelulusan atau surat rekomendasi murobbi.
46
PRESENSI PEMBINAAN INTENSIF Pekan ke No
Nama
NIM 1
47
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1
1 2
BERITA ACARA PEMBINAAN INTENSIF TAHAP 1 Hari, tanggal
:
Tempat
:
Evaluasi Ibadah Harian
:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ibadah Harian Shalat Berjamaah Tilawah Quran Shalat Duha Shalat Rawatib Dzikir Pagi Olahraga Bangun sebelum fajar Belajar Membaca Membaca tafsir
Target (min.2 kali/Hari (min.2 lembar/Hari) (min. 1 kali/pekan (min 2 kali/Hari) (min.1 kali /2 hari) (min.30 menit /pekan)
(min.30 menit /hari) (min.30 menit /hari) surat adh dhuha –an naas
Hafalan Hadits Arba’in 1-5
Infaq majelis
:
Saldo
:
Petugas pembinaan, Kultum
:
Moderator
:
Materi kultum
:
Materi pembinaan
:
Mengetahui Ketua kelompok
48
Murobbi
(_____________________)
(_____________________)
BERITA ACARA PEMBINAAN INTENSIF TAHAP 2 Hari, tanggal
:
Tempat
:
Evaluasi Ibadah Harian: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ibadah Harian Shalat Berjamaah Tilawah Quran Shalat Rawatib Dzikir Pagi Olahraga Bangun sebelum fajar Belajar Membaca Membaca tafsir
Infaq majelis
:
Saldo
:
Target (min.2 kali/Hari (min.3 lembar/Hari) (min 2 kali/Hari) (min.4 kali /Perpekan) (min.30 menit /pekan)
(min.1 jam /hari) (min.1 jam /pekan) surat adh dhuha –an naas
Petugas pembinaan, Kultum
:
Moderator
:
Materi kultum
:
Materi pembinaan
:
Mengetahui Ketua kelompok
49
Murobbi
(_____________________)
(_____________________)
BERITA ACARA PEMBINAAN INTENSIF TAHAP 2 Hari, tanggal
:
Tempat
:
Evaluasi Ibadah Harian: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ibadah Harian Shalat Berjamaah Tilawah Quran Shalat Rawatib Dzikir Pagi Olahraga Bangun sebelum fajar Belajar Membaca Membaca tafsir
Infaq majelis
:
Saldo
:
Target (min.2 kali/Hari (min.3 lembar/Hari) (min 2 kali/Hari) (min.4 kali /Perpekan) (min.30 menit /pekan)
(min.1 jam /hari) (min.1 jam /pekan) surat adh dhuha –an naas
Petugas pembinaan, Kultum
:
Moderator
:
Materi kultum
:
Materi pembinaan
:
Mengetahui Ketua kelompok
50
Murobbi
(_____________________)
51
(_____________________)