Home
Add Document
Sign In
Register
PE RAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) AGRIBISNIS DI KABUPATEN SIMA DENGAN KONSEP AGROPOLITAN TESIS
Home
PE RAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) AGRIBISNIS DI KABUPATEN SIMA DENGAN KONSEP AGROPOLITAN TESIS
1 2 PE RAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) AGRIBISNIS DI KABUPATEN SIMA DENGAN KONSEP AGROPOLITAN TESIS Disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Progra...
Author:
Bambang Tanudjaja
10 downloads
266 Views
17MB Size
Report
DOWNLOAD PDF
Recommend Documents
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN MAGELANG
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN MAGELANG
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN MAGELANG
PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI
KAJIAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS WORTEL UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SUTHOMADANSIH DI KABUPATEN KARANGANYAR
PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN KAWASAN AGROPOLITAN BERBASIS AGRIBISNIS PETERNAKAN YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN JAYAPURA
AGROPOLITAN. MINAPOLITAN Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
BAB I PENDAHULUAN. Pedoman Pengelolaan Ruang Kawasan Sentra Produksi Pangan Nasional dan Daerah (Agropolitan)
ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PEMALANG
PENGUATAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERBASIS PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK AGRIBISNIS UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PRODUKSI ROTAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP SWOT DI KABUPATEN JEPARA. Anna Widiastuti
PEDOMAN TEKNIS PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI KABUPATEN CIAMIS
Koordinasi Pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Nganjuk
Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian dengan Konsep Agribisnis di Kabupaten Pamekasan
KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN LUMAJANG
IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN
Sentra Pengembangan Agribisnis (SPA) Sukomoro Kabupaten Nganjuk
BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan
PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN BOGOR
Buletin Agribisnis Spia posisani Sentra Pelayanan Informasi Agribisnis Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis Spia posisani Sentra Pelayanan Informasi Agribisnis Kabupaten Donggala
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA
Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor
PE RAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) AGRIBISNIS
DI KABUPATEN SIMA DENGAN KONSEP AGROPOLITAN
TESIS Disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota
Oleh: HARV SETIAWAN NIM: L4D.006019
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007
,J~J VERS.....AS DWON GORO SEMARANG UNIVERSIT!~SDIPONEGORO SEMAR/C\NG UNi'./ER61TA~-, DlPONEGORO SEM.ARAt"G lNIV£ RSITAI:' DIPONEGORO SEMARANG tJN1'/ERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITC\S DIPONEG0>10 SEMAF
ONEGORO SE:MARANG Ut>J!VERS!TAS DIPONEGORO SE~AAANG UNIVERSITAS OIP0l'4EGORO SEMARANG UNiVERSJTA ..~ DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGORO '3EMA8ANG ·UN;VERSI AS OIPONEGORO SEMARANG UNIVE RSITAS {)IPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARA~G UNIVERSITAS DIPONEGORO SEl\l1ARANG UNIVfRS1 AS DIPONEGO~O SEMARANG \JNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAPANG t.Jl\liVERSJTAS DlPONEGOY{O SEMARANG UN1VERS!TA.S U!PONEGO!:iO SE:~,V,RANGUN!VERS!lAS DIPONE:GOROSEMARAt~G JNl\ifRSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOt!Q 8E:v1ARANG UNIVERS!TAS DIP zoono SEMARANG UNIVEP.SITASDIPONEGORO SEMA8ANG UNfVERSITAS DiPONfuORO SEMARANG UNlv'ERSffA SEMA~ANG UNIVERSITAS O!PONEGor.10 SEMARANG UNIVERSlrnS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!..,.. ,-MARP...NG UNfVERSITAS CJPONEGORO sr=MARANG
UNIVERStrAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNlVEASITAS UN!VERSITAS lJ 'lVERSITAS
D PONEGORO SEMAi1ANG UNIVF DlPONEGOROSEMARANGUN!'' DIPONEGOR.O SEMARANG ur DrPONEGORO SEMl\.RANG l DIPONEGORO SEMARANG
RANG UNl1'ERSITAS DIPO\IEGORO SEMARANG \NG UN!VFRSITAS DIPONEGOBOSEM1· RANG 113 UNiVEP.SfTJ'..s D!PONEGOr10 SEfl!.AHANC UNl\ERSITAS 01PONEGORO SEfo.~1,RANG UNIVERSiTAS D1PONEGCJROSE-.~.A.RANG
DIPONECORO SEMARANC: UMIVERSITASDJPONEGORO SEMARAI' UNlVERSiTAS DlPONEGORO Sf:MARM UNlVERS!TAS DiPONEbORO SEMARAN
UNlVFRSITAS DJPONE:.GOROSEMARAN1 UN\VERSITAS DlPONEGOl10 SEMARANC UNiVERSITAS DIPONEGORO SEM1\RANl UNIVERSlTA8 OIPONEGORO SEMARANG U"ll 11'ERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG U~IVERS TAS DIPONEGORO SEMARANG UNfVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG
Jfl;!VERS'TASOIPONEGORO SEMAP.ANG llVfHSITAS D!PONEGORO SEMARJ1.NG 'IVLRSITAS D1POM:GORO SEMARANG NlVERSlTAS DIPOt'-IEGORO SF.MARANG N!VERSITA.:> OIPONEGORO SEMARANG J~IVERSJT; S DIPONEGORO SEMARANG JNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG JNIVERSITC\S DiPONEGORO SfMARANG UNiVEHSITAS DlPO!'-.fGC'RO SEMARANG
U'\JIVERSITAS DIPCNEGORO '3 UNIVERSITAS DIPONEGORO Ut>i ,NG UNIVERSITA$ DIPONEGORO UNIV. ,ANG UNIVERSITAS D1PONE.30RO UN!VERSI v t:MARANG VNIVt.RSIT1\S DIPONEGORO UN!VERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSiTAS DIPONEGORO UN!VERS!lAS DIPONE.GOROSEM.A.RANG UNIV!:.RSJTASDIPO\JEGORO UNiVERS!TAS DIPONEGORO St:MARANG UNIVERSIT/l,SDIPONEGORO l;.
U!~IVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS D!POM:GORO SEMARANG UN!VEt'lSlfAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN;VERS!TAS OIPONEGORO SEMARAMG UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVER:::..!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!\/ERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVFASiTAS DIPONEGOFiO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSffl~S D!PONf:GORO SEV..4RANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SE~MRANG L,NIVERSITASDIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OiPONEGORO SEMARANG UN VERSITAS DIPONF.:GORO SEMAP.ANG UNIVERStrAS DiPONEGORO SEr~MRANG UN VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVl::RSITAS OIPONEGORO SEMM1ANG UN!VfRS1TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE:RSITAS DIPONEGO!iO SEMARANG ONIVF.HSITAS DJPONEGOAO SEMARANG UNfVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Ul\'..Vf..RSITAS DlPONEGORO SE:MARA.NG UN!VERSiTAS DIPON?GORO SE¥.ARANG
5EMAi1ANG SEMA1ANG SEMAR,i\NG SEMHriANG SE:MABAN(x SEJY:/l.RANG.
SEMARANG SEMJ\RANG
UNIVERSITAS D rm:EGORO '"El\: ARANG UNIVERS!TAS D PONEGORO SENIARANG UN!VERSITAS DtPONEGORO SEMARANC UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEBSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG l.JNIVt:R'SlfAS DIPONEGORO SEMARMJG UN!VE"RSITAS DIPONEGOHO ~El\l1ARANG
UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG Ul\:IVERSITAS D!PONEGORO SEMARl>.NG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEV!ARANG UN VERS!lt\S DiPONEGORO S.:MARANG UNiVERS!TAS DtPONEGORO SEMARANG UNl'VERSITASDIPONEGORO SEMARANG UNJVERSITASO!PONFGORO SEM~RANG UNIVERSl"TP.S DlPONEGORO SEMARANG· UN!VE!~srrAs OIPONEGORO SEMARANG UNIVEHSiTAS DIPONEGO~O SEMARANG lJNIVEA<)lTAS DIPONEGORO SEMl'RANG-0 ltN1VE RS1TAS DIPONc:GORO C::EMARAN ~ UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMAA.4
UN!VERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG
Ul\J!VER~ITASDIPONE.~ORO SEMARANG
UNIVERSITAS Df PONEGORO SH~ARANG UNIV RS TAS DtPONEGORO SEMARANG
UNIVERSfTAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS'TAS DIPONEGORQ SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS1TAS DIPONEGOROSEMARANG UNl\'ERSJTl1S DIPONEGORO SEMARAr-iG UMVERSITAS DIPONEGORO $EMA.RANG \JNIVERSITl\S O!PONEGOr10 SEMA.RANG UNIVERSITAS DIPONFGORO SEMARANG · 1 SlTASP!?Or\1~0.., lXJ'\iG IJNWERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UN v.f:.~ITAS DfflONf,tc:K':RO Sf. ,..,NIVE8SITAS DlPONEGORO SE'MAAANG .f c:rnl~Tl.>&Bl~ONE-00R0 SEMARANG: UN!VERS!TAS 01PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS OlPONfGORO SEMARANG UNlVERSITAS
PE RAN KA WASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) AGRIBISNIS DIKABUPATEN BIMA DENGAN KONSEP AGROPOLITAN Tesis diajukan kepada Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pasoasarjana Universitas Diponegoro
Oleh: RARY SETIA WAN L4D 006019
Diajukan pada Sidang Ujian Tesis Tanggal 17 Desember 2007
Dinyatakan Lulus Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Magister Teknik
Semarang, J 7 Desember 2007
Pembimbing Pendamping
Wiwandari Bandayani, ST, MT, MPS
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, CES, DEA
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam tesis Yllll!l "'Yi< t11li• tiw.k tertlapat karya yang pemah diajuluu1 untuk mempemtehsetar kesarjanaan di suatu
Perguruan T inggi. Sepanjang pengellihuan "3yll, j uga tidak terdapat W}'li .W.u pendapat yang pernsh ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. kecuah secara tertulis diakui dalam naskah ini clan ditc.billian dalam Daft:ar Pustaka
................. ya .'Afli;rfi, tunjukanfafi. aku uniui: mensqukuri nikmat-.Mu yann teiah: 'En.kau 6erikan keyadak.u dan. kepada [flu 1Japakfu dan su_paya aku. dapat berbua: ama[ sfw{,efi yang 'E11fjkau ridhoi. 'Berikanfaft ke6aikan R.eyadak.u denqan. (memberi k.e6ai.kan) kepada .Jlnak Cucuku: Sesu.ng9ufinya aku. Bertobat kepada 'Engkau dan. sesuTif}gufinya aku.
termasuk orang-ora11fJ yana Bertman: (51.f.Ifizaat : 15)
Sesu.neaufinya sesudah. liesuatan itu.pasti ada kemudahan; maka. apabiia. kamu te{afi seiesai (dari suatu. urusan) maka kerja.kan{afi dimfJan s·un9gufi-sune9ufi (urusan) ya:nn Iain: Van fianya lieyada 'lufianmu (a.ft fienaalinya kamu berharap. (.Jlfam
:Nasryrali : 5-8)
If you want to do something ... Be sure .... That you can ... !?
Kerahkanlah tenagamu lahir dan bathin untuk mencapai keikhlasan dalam menuntut ilmu dan dengan menuntut ilmu hendaknya engkau bertujuan untuk beramal dan bukan hanya untuk dijadikan perhatian.
(Hary Setiawan, ST, MT)
Kupersembahkan karya keeil-ku kepada : Bapak dan Mama-ku tercinta Istri-ku Titik Winarti, dan anak-ku tercinta Rayban dan "adik-adik-nya" atas keikhlasan dan pengorbanannya selama ini
UNIVERSI fAS DlPONEGORO SEMAHANG UN1Vf:f1Sl1A: D!PONE:GOflO SEMARANG UN!VER()llAS DiPONEGORO SEMARANG Lii-JIVERS1 fAS D!00NEGORO SEM/1RANG !JNIVE:RSI fA.S OIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!1AS D!PO!',EGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEM/IRANG UNIVERSITAS D!?ONEGORO SEMA.RANG U\llVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGCRO SEMARANG UNIVERSIT°'A'f, DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN1VfRSITAS OIPONEGORO SEi\.1MRANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVf:RSffAS DIPONEGORO SEMARANG UN!Vf:HSi1'AS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEf\SlTAS DIPONEGORO SEM/ RANG UN!VERSITAS DIPONt::GORO SfMJ\RANG UN!VEHSITAS DIP0Nh30RO SEMARANG UN!VERSlTrJ..S D!PONEGORO SEMARANG UNIVEHSITAS DIPONEG()F~O SEMAFlANG UN!VFRSlTAS OJPONEGORO SEMARANG UN!VERSlTJl,S DIPONEGORO SEMARANG UN!VEHS:TAS DlPONEOORO SEMAR.~NG Uf'HVEASITAS D!PONEGORO SEMARANG UNlVERSifAS DlPONEGORO SEMAf~ANG UN1\/ERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS Dn-ONEGORO SEMARANG UNIVERSiTf•S DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVER~i1AS DIPONEGORO SEMARf\NC UNIVEfiS!TAS OIPONEGORO SEMM1A UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARAfi UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMARAN UNIVERSiTAS 01PONEGORC'J SEMARAN1 UNIVERSITAS DIPONEGORO SE.MARAN, UNIVFRSffAS DIPONEGORO SEM.~\RANC UNIVE.:RSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNtVERS!TAS OiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARA"NG UNIVERSITAS D!Pot-;EGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVER,SITAS Olf'ONEGORO SEM.ti.;RANG UNIVf:HSl1AS DIPONEGORO SEMARANG UNl'/ERSffAS DIPONEGORO SEMARANG t.lNNERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNM.:RSl'IAS DlPONfGORO SEMARANG UNiVERS!TAS DJPONEGORO SEMARANG UNiVEBSffAS DlPONEGORO SEMARANG UNiVFRSlTAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO S~MARANG UNIVERS!TAS DiPQNEGORO SE~1ARANG UNIVERSl1A$ DIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS OIPONEGORO SEf..MRANG UN'VER'>l fAS DIPONEGORO SEr.-lARANG UNIVERSiTAS DIPONEGono SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAFlANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN VERSITAS uiPONEGORO SEMA.R.A.NG UN VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG· UN vERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UN'VEBSffAS DlPONEGORO SE\MRANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG' i.JNIVERS1T;\S DIPONEGORO SEMARAN.~ UNIVERS1fAS DIPONEGORO SEMAR.il.N UNIVERSITAS DlPONEGOR SEMARANG
UNIVERSITAS UN!VERS!TAS UNIVERSfTAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNl'vERSITAS uNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS U!\JIVERSlfAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNlVERSlTAS UNlVERSITAS UNIVERSlTAS UNtVERStTAS UNlVEASITAS
UN!Vl.:'.HSITAS UN!Vt:RS!TAS UN!VERSITAS UNIVERSITA," UNIVERSl UNlVE UN1'
u~ l
DiPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMAR!1NG OlPONEGORO SEM.b.RA~-3 DI PON EGO BO SE MARAN\.-. O!PONEGOHO.SEMA.RANG OIPONEGORO St-MARANO DIPONEGORO SfMARA"IC1 OIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGOAO SEMARANG D!PONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMAR/\NG DIPONEGORO SEMARANG OIPONEGOHO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMAF!ANG DIPONEGOHO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGOAO SEMARANG DIPONEGORO SEMAHANG DIPONC:GOflO Sr-'MARANG DIPONEGORO SEM.t\RANG DIP -(lORO SEMARANG ' SEMARANG
-:-MARft.NG \RANG ·flNG G -~
li ~ UN ,NG UNIV1 ANG iJNlVERSlT t)EMf.\FlJ\NG l:INIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAt~G V11l!VERS!TAS D!PONEGORO SEMt\8ANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMi\RANG UNlVE.RSITAS DIPONt:GOf10 SEMAHANG UNJVERSITAS DIPONEGORO SEM.A.FiANG UNIVEASlTAS DIPONEGORO SEMAA/\NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEM16.RANG UNIVEHS!T/-.S OIPONEGORO SEMARANG UNiVERS!Tt\S DIPONEGO"RO SEMARANG UN1VERS!TAS OlPONEGORO SEMARANG UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG GN!VE:-RSiTAS DIPONEGORO SEMARANG iJNiVERSITAS DIPONEGORO SEMAHANG UNl\/ERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO S8MAAAl-JG UNIVERSITAS DIPOl'JEGORO SEMARANG UNIVERSITAS Dl00NEGORO :::.EMARANG UNIVERSITAS O!PONEGORO SEMARAt>.iG G t:tfS'fiAS li'fPO!':lsroflO'."St:. 11l\.f.1,,~ UNl\1ER$1Tt'XS !JI. Nf-G AO S > A ~ N " RS~:fAS O~aNEGOOQ.SEMARANtic UNIVERSITAS tl·\:i01')f1-GGRO St1\.t}}.f!:A'NG
UNIVERSITAS OlPONEGORO UNIVERSITAS DiPONEGORO UNtVERSITAS DIPONEGORO UN!VEPSlTAS 01PONEGORO UNIVERSI !AS DiPONEGOHO UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERS!TAS :>iPONEGORO UNIVERSITAS D!PONEGORO UNIVERSITAS DiPONEGOR0 IJNIVERSlfAS D!PONEGORO UNIVERSITAS D!PONEGORO UNIVERSITAS DiPONEGORO UN!VERSITAS OIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO 1JNtVERSITAS DiPOi~EGORO UNIVERSITAS DIPO!\iEGORO UNIVERSITAS DiPONEGORO UNIVERSiTAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DiPrn-.EGOHO ·UNIVERSITAS DIPONEGORO UNl\/~RSITAS D!PONEGORO UN!VERSITAS DlPONEGORO LiNIVERSITA.S DIPONEGORO !JNIVfRSITAS D!PONEGORO UNiVERSITAS DIPONEGORO UNlVERSITAS D!PONEGORO UN1,Ef-iS1TAS DtPONEGORO lJNIVERSITAS DIPONEGORO UNtVERSITAS DiPONEGORO UN1VERSlTAS DtPONEGORO VNIVERSITAS DtPONEGORO lN!VERSITAS D!PONEGORO 1VERSl1AS DIPONE.GORO l!VERS!TA.S DIPONEGORO NIVERSlTAS DIPONEGORO NIVEGSITAS DIPOi'iEGORO li".JlVFlSITAS D1PONEGORO INIVERSITAS DlPONt:GORO 0NIVERSITAS DIPONEGOHO UN!'IJERS!TAS DIPONEGOAO UNIVERS!TAS DIPONEGOPO \JNil/f:A.SlTAS DIPONEGORO lJNIVERSiTAS DlPONEGORO UNIVEHS!TAS DIPONEGORO UNi\iEFlS!fAS D1PONEGORO UMV[RS!TAS DlPONEGORO UNiVERSlTAS DIPONEGORO UN!VERSITAS l)iPONEGORO UN!VERSITAS DIPONEGOtiO UN!VERSiTAS D!PONEGORO UN!VERSITAS D!PONEGORO UN!VERSITAS DlPONE.GORO UNIVERSlTAS DlPONEGORO UN'VERSITAS DIPONEGORO UNiVERSITAS O!PONcGORO UNIVERSITA.:> DIPONEGORO UN1VERSITAS D!POl\.EGORO UN 'JERSITAS O:PONEGORO UN1VERS·TAS Olt"ONEGORO UNlVt=RSff AS O!POMEGORO U\Jf\JE:tSITAS DiPONEGORO JMVEAS,TAS Oi00NEGORO jNIVERSITAS OiPONEGORO uN1\'ERSITAS DIPONE:GORO NlVERSffAS D!PONEGORO NIVERS!TAS D!PONEGORO :JNfVERSITAS D!PONEGOl10 UNIVERSiTAS OIPONEGORO
SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEN'IARAUG SE::MARANG SEMARANG SEMARANG SEMARA:.JG SEMARANG BEMAHANG SEMARANG SEMARANC SEMARANG SEMAHANG SEMAR.ti..NG SEMAR/1,NG SEMARANG SE:MAHANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMAHANG 8EMAP.ANG SE"AARANG SEM1\RANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG St-'MAr1ANG SEMARANG SEMARANG Sf:MARANG SEMARANG SEMARANG SF.MARAN~ SEMARANG SEMt,RANG SEMARANG SE!\1ARANG SE:MARANG SEMARANG SEMARANG SE:MARANG. SEMARANG SEMAR.l\NG SEM.O..RANC SEMARANG SEMAHANG SEMARANG SEMARANG S~MAR.6-NG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMA~ANG
SfMN•ANG SEMARA.\\JG SEMARANG SE'MAR.t\NG SEMARANG SEMARANG
KA TA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah'Azza wa Jalla, Dzat pemberi nikmat dan kasih sayang yang hakiki, Alas ridho dan bidayah-Nya, penulis dapat menyusun Tesis dengan judul: Peran Klnl'MllR Settirfl Produksi (KSP) Agribi.rnis di Kabupoten Bima tle11g1m KotlStlp Agttl/NllilaJJ, yang merupakan salah satu persyaraten dalam Program Studi Magister l'embangunan Wilayah Dan Kota Uni versi tas Di ponegoro Semarang.
Penulis menyempatkan penghargami dan terima lcasih kepsda semua pihak
yang teleh rnembsruu : l. Kepada Pusbindi klatren Bappenas clan seluruh staf, yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada penulis, mulai dari proses seleksi hingga ..khir masa studi. 2. Pemerintah Kabupaten Bima yang tdah memberikan ijin untuk me[aksanakan Tugas Belajar dan mengikuti pendidikan di Lniversitas Diponegoro Semarang. 3. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima yang telah memberikan ijin clan kesempatan melaksanakan Tugas Bclajar dan mcngikuti pcndidikaa di I J ni versitas Diponegoro Semarang. 4. Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, CES, DEA. Scla.ku Ketua Program Studi Magister Pembangunan Wi\ayah clan Kota UNDrP, sekaligus sebagai Mentor. 5. Wiwan
disampaikan.
Istri dan buah hatiku tercinta, atas keikhlasan, kesediaan berkorban, motivasi clan doa, orangtua dan seluruh anggota kcdua kduarga besar, atas bantuan doa dan dukungannya, 10. Seluruh teman seperjuangan di Keles Bappcnas Ill untuk dukungan dan 11.
kekompakannya.
Semua pihak yang tidak dapal pennlis sebu1kan satu per satu, atas bamuannya hingga tuiisan ini d.apat terselesaikan Tulisan ini merupakan sebuah produk yang sangat jauh dari sempuma, untuk itu saran perbaikan dari semua pihak sanpt diharapkan, guna peningkatan kualitas bahan acuan dalam laagkah awal melakukaD studi tentang Peran Kawasan Sentra Produksi Agribisnis di Kabupat¢n Bima Dcngan Konsep Agropolitan, Semoga hanyak manfaat.
Semarang, Desember 2007 Penulis, Hary Setiawao
IJN1vc:qs1rAs r1 PONEGOR'J SEMARANG UNl\/FRSIT/l.S DIPOM~GORO SE-MARANO UNlVEq~JJM D PONr:::CORO SEMARANG UNl'/fRSITAS DIPONEGORO SEMAP.ANG UNIVERSITAS 0 t"ONEG(,RO SEMr'~FlANG UNIVEl"iSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIV'f:HS! AS ) PON "GOR~) Sl:.MARANG UNIVERSIT/i.S DIPONf:GORO SEMARANG UNIVERSITA~ OIPONf r.c1RO SCMA8A'\IG UN!VEqSITAS D!PONEGORO SEMAAA"k~ L'NlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSJTA.S DIPONEGOHO SEMARANG UN!VERSITA~ OIPONEGORO SEMARANG UNIVt=RSlTAS DIPONEGORO SEf,.IARANG UNlVE'.HSITAS Of PONEGORO SHMRANG UNlVERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG UNlVERS!TAS D!PONEGORO S~MARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SE~!ARfa'\IC UN!VERS!TAS DlPONEGORO SE:MARANG UNIVERSiTAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS D!PONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DlPONEGORO SEMARAl\JG UNIVERSlTAS O:PONEGORO Sf'>AARANG UNIVEASiTAS OIPONEGOFlO SEMARANG UN'VERSITAS DiPONEGOAO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG i.JN'VERS!TASD!PONEGORO SEMARANG UNIVEASITAS DiPONEGORO SEMARANG U\JIVERS!TAS DiPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG L'"ilVERSlfAS D!PONEGOHO SE\'iARANG UNl\lfRSITAS DtPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONE:GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEr,,ARANG
UNIVERS.TP.S DIPONEGORO SEMARANG UNIVFRSITAS DIPONF.GORO SEMA.HANG UNlVERSITAS D!PONEGORO SEMft.R.l\NG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS O.PONEGORO SEMARANG
UNl''ER~. fAS ivE~SlTAS UNIVi:::RSITAS VNIVEl1SITAS UNIVERSITAS UN!VERSITi\S UNIVERSITAS
vr. .
DIPONEGOHO SEMARANG D PONEGORO SEMAR.6.Nli lJ"PQNEGOQO SEMHRAi\!G DI!?ONEGORO SEMARAN(-.i D.PONEGORO SEMARANG D PONEGORO SEMARANG
D PONEGORO Si.7.MARANG UNIVERSITA$ D1PONEGORO SCMARANG UN:VERSITA'~ DIPONEGORO SEMARt1NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMll.RANG L.Ni\lERSITAS OJPONEGORO SEMARAhlG UNIVERSI rAS OIPONEGORO SEMARA JG UNIVEFlSITAS OIPONEGOHO SEMARANG UNIVERS!TAS D!PONEGORO SEMARA'\I~ UNIVEHSITAS DlPONEGORO SEMARA"JG
UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG
UNIVERSITAS OlPONEGORO SEMARANG UNi\tERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERStTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVE8SITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SE'V!ARANG ·UN'VERSI 1AS DIPOf
UN!VERSlTAS DlFONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO St:MARANG U'J1\/ERS AS D!PONEGORO SEMARANG UNiVERSlTAS D PO"JEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DIP ·• :10RO SEMARA.NG UN'VERS TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VE~S!TAS DIPONEGORO SEMARl\NG UN!VERSlTAS O SEMARANG UNl\iERS1TAS DIPONEGORO SEMA~ANG UN!VERSiTAS OJPO'\IEGOROSEMARANG UNlVERS -MAR~.l\G t.JNlVEfiS!TAS DIPONEGORO S[MARANG UNlVERSITAS O!PONEQORO <)EMARANG UN!VEr:: 'RANG UNl~rf:RSJTAS r IPO!\!EGORO SEMAf1ANG ur IVEAS!TAS D!PONE.GORO SEMARANG UNl'' '\NS UNIV HSITAS D PONEGORO ~E\4ARANG UNNERS!T1\S D!PONEGORO SEMN1ANO Ui'' 'd UNIVEBSlT:AS DlPO!\!EGORO SEMAR.\NG UNIVERSl1AS u!PONEGORO SEMARANG I UNIVFtSITAS DIPO\JEGORO SEMARANG VNt\tERSITAS DIPONEGORO SfMARANG UNIVEPSITAB DlPONEGORO Sf:MARANG Ut~IVERSll/\S D PONfG0RO SEMARANC iNIVt:RS! AS O!PONEGORO SEMJ.'\RANG UN!VERSI fAS DIPONE(~ORC SEMAAN llVERSTASOIPONEGORO SEMAl'~;\NG lJNlVERSlTAS DIPONEGORO SEMl\RAI" IVE'1S!TAS DlPONEGORO SE·~1ARANG UN'VERSITAS DIPONEGORO SEMARAN1 N!VERSITAS D1PONEGORO SEMARANG UN VERS!TAS DIPONEGORO SEMAR1-\N( NIVERSiTAS OIPONEGORO BEMARANG UNIVERsrrti.s DIPONEGORO SEfl.~ARAN( ~IVER$!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNl\ERSITAS DJPONEGORO SEM/1.RANC i!\i!VERSITAS D!PONEGORO SEMAf~ANG UN!Vf.:RSiTASD!PONEGORO SEMARANG JNNE! SITAS DIPONEGORO SE'MARANG UNlVERSlTAS DlPONEGORO SEMARANG uNIVERSl AS DrPONFGORO Sc:MARANG UN!VERSffAS D!PONE;GORO SEMARANG UN!VEHSITP-.S D!PONEGORO SE~,f-ARANG UNlV.ERSlfAS D!PO~JEGORO SEMARANG U. .3 UN1VERS TA<) DIPONEGORC SFMARANG UNIVERSIT/\S OIPONEGoqo SEMARANG UN:. .NG UMVERSITAS D!PONEGORO MARANG UNIVERSITAS OlPONEGORO SEMARANG IJN!Vi .ANG UNlVERSITAS Df PONLGORO ~EM,....RA.NG UNtVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSIT c» f.MARANG UNl\•fRS .,..AS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS D1PONE:GORO SEMARANG UMVERS!TAS DIPONEGORO SEMAR!\NG UN1VEF{S,TAS DtPQf\(EGORO SEMARANG. UNIVERSITAS rnPONEGORO BEMARANG UNlVERSITAS D!PONEGOHO SEMARANG UN VERS ;As DIPONEGORO SEMARANG UNIV~ RSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSl'T'AS DIPONEGOHO SfMARANG UNIVERSITAS Df PONEGORO SEMARANG UNIVERStTAS DIPONEGORO SEMARANG U'\itVERSITl\S OIPONEGORO Sf::MARANG UNIVER<";ITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JNtVlfi&lTAS 01PONEG080 SEMARAl\G UNlVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMAFIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANC~ UNiVERS!TAS t)IPONEGORO SEf'..{ARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JNIVF"RSITAS DIPONFGORO SE.MARAi\lG UNIVERSIT,.,.S QIPONEGORO SEM~.RANG UN1VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIV...F-SITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSf'...J\S OlPON[GORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UN!Vt:PSITt\S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS D1PONEGORO 8LMARANG UN!\tERSITAS OIPONEGORO vEMARAN ~ UNIVERSITAS OIPONEGORO SEi'l°l~.RANG UNIVERSITAS DIPONEGOf10 SEMARANG UNIVEPS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VfRSrJ'AS DiPONEGORO Sfli/lA8ANG uNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS O!PONE.GOROSEMAHANG UN!VERSITAS DlPONEGCBO SEMARANG UNIVERS!111S D!PONEGORC SEtv1ARANO UN!VFRSIT~.S D PONF:GORO SEMARAN:.3
s
UNIVEHS!TA5 DlPONEGOAO SEMARANG UN!VERSi1AS DIPO~EGORO SE:MARA"JG UN1VERSITASDIPONEGORO SFMARANG UNIVERSlfAS DIPONE-:GORO SEMARANG UNIVi.:RS!Tt...S OIPOl'lf.GORO ~EMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D PONEG0RO SEMARANG UNIVEBS!TAS DiPONEGORO SEMAP.ANG UN!VERSITAS DIPONEGORO Sf.!MARANG U!'JIVEqs1rAS D PONEGORO SEMARANG· UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARA .G l.JNIVERS!TAS :)IPONE:GORO SEMARANG UN!VERSITAS D PO~..:EGORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG IJNlVt:RSITAS .:1PONEGORO SErv'tARN<JG UN!VEBSITl\S DlPONEGORO SEMARANG UNIVEHSJTASDIPONEGORO $EMAR4NG
UNIVERSl fAS DIPONEGORO SH. AAANe:'-t., l'ERSITl\S'T.)fl'0'!9tG.pmtBE A NlVERSffAS DIPONEGORO SEMARAN UN \tt1:t$TrAS )ff? NE'. 30RO UNIVERSITAS DIPONEGORO SEf..·TARAf G , ·-RS"TAS-OIP0NEGORQ.SEMAQANG · UN!VERSITAS OlPONEGORO SEMARANG UNIVERSJTAS~~e-~OR~~ARAMi
s
i.:>
~IVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG NlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Ul\JIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JNIVERSll'AS DIPONE:GORO ~EMARANG
ARSTRAK Pmgrwn pengembungun J.t,w~tu1 ugropuliwn uJuluh ·'""'" AollSl!f) pembt111gu11Uf1 ekonomi bl!1'b4si.1 pertanian si.r1em agribisnis delfgan mensinergi/wn herbagai potenn yang oda untuk mendorong fx:rkembangnya agribimis. /mi program /Ungembangan .wwc:uan agropolilan poda dasarnya adalah 1114111gupoyakl]n gerakan 111QSJ11rruka1 mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampt1i dongm1 ovaluasi, sedanglcan pemeri111ah lebih berperon dalam memberilrnn jasilitwi sepeni memberik(llf pelayanan infOf'm(l.fi, pengerahuan doll tdno/ogi. memberiA:an regiilati usaha agribisni.r, lnllmfasililasi pemhangunan prL1Saril114 sarana, i11.frasm.bur dan mela/QJkan pembi1UJ1J11 sesuai rugas pokok 1'14Slng-masing lnstan.ii (Deptan 1()03). Di Kahupaten 1Ji1111J, kegialan agribisnis relatf cukvp ber/cemb<;ng. Beberopa komodili te/ah menjadi unggulan bagi Kabupate11 Bima; di®taranya lmmodiri jagung. kaetmg tanah, ./
len$i untuk dikembro1gkan tebogal kawman Agropolltan. Beberapa ctn Kawosan .Agropolilan telah dimi/iki, diantQl'a1Jya adnluh ; (llinth{1atan masyoroko: padu u.ntUJ1IJlya bersumber dart per1a11ir»1(agribl.tni.s), domiflllSi ktglarM lllfU)ltlrakatnyo adalah agrlbisnis (uda !wf11vdili 1111ggulan). d{)]I memilikl ktlembagaan dan sarana d1»1 prosarana agribisnis. seperti pasor. lembaga lreuangm1,balui ~11yrduhanperumlan, irigllS~ dan kclompoktani. Namum demlldan permasalahan _yang dihadapi oleh slstern agrthlsnL' di Kal1·as011 Sentra Prudulc:d yan1,1. oda di KabllpOlen Bima adalah pada ststem dlstribUBVpemasuranlwll darl ~modtras Kawas1m Sefllra Produk.91. Tiltgkat Umq/lllJn ekonom; di sekttar mll'ast.111 ,,cnrra prnduk.fl (KSP) Agrlblsnls cmdenmg.~tagnnnt. Hfll mi di.Jeba/lla11 sanfl(ll rendalmy
'!" Tief11an penelit/atJ yaitu mengttahul bagaimana peranan sistom agribisnistanaman panga11 dun perkb11nan dalam knnteks pengembangan wllayah d1mgan lwllsep agrop<>l/Um di Kabupa1en Sima. melalui identijika3i iomodili unggulan. identifiko.•i sarana don
pr«tarona perzdulmng k<:giatan agribiJnis di Kawman &ntra Produki, lwralaerLt1/k sistem aklivita.< Kawasan Sentra Pt'O
H1111i/ penelitian secara ""'""' menunjuklrmr perw1 Ji.stem agrihlvni.• tanaman
pa11gat1 dan perlteb1111ar1 da/am konte"3 peny,e.mi><mgan kaw
litan di Kabupaten Bimo mela/ui pe11gembangan elronomi wilayah btlllm (Ida kunlribusi bagi perkembangm1 wilayah. ha/ ini dik,,,.cnal
terjadi penyerapan ten11110 kerja pada mbsistem hilir. 1ena poda sistem pemasar011, belum sistem p«lar yang memmulti syarr,tt 11111,J: A:awasan agropolitan. Hal ini ,Jikllnm,J;un, hampir sebagian bl!sar haail paMn di Kawasan Sentra Produksl fattg,yung di~li ol~h t1mgkrtfak-1mgk11/ak yang datang dari !UOf' l
nxl11ksi. ttrjadinya
Kata kuaci: sil!Cem agribiaais, pe11ger1bHgaa wilayall, bWBlllll
llgl'Op<>Jltan.
ABSTRACT
The politcn reg inn dei;elopment pr<Jgram ts Q cone.pl of ecMnmic develupment bosed 011 agronomy 3)'$tem with cnl1fbtnOJ4 many potential of re.<much to m()livats dws/opment of ugro/nl.1iness The ewe deve/upment prugr"""' uf ugrupulitun ngion is ge11ing mu"""'""' OJ·people stan jr()171 pkvmi11g. nrgolllzlng, and comrolling, while, the cuntribulio'I f!I. grrvunmml i! giving faciltties su<·h "" givl11g a inj'Mmatiun service. Juwwledge and rech1'0l<>ff>'• and glvins regulatum of ag'Vlnl.slll<$S, facilitate the 1nfrast,.,.c1Ure, a11d builr a socializatio>1 according to tmk of mch the instanuon (J)eptan 20IJJ) The "'8""">' flf Bima actiwty ef agrobusiness is tkvefop. &me of excellefll
ml$,auybcan. onrnn, coffee, cashew, castQToil pltrnl (Depwtmcnt of AgrtcultUl'e the regency of Blma, 2005) The Agrobusme•s 11f xy.rtem 0t1 region ef <Wllralproduction. regency of Bima have a fl<)ltntial 10 developed o.< a agropolito" reginn. It iJ have " ,•honu:1.-1s11cs of agropoli1an •egion, for exrxnple: incom« uf p.uple W1uully <-ume from agrobusi..ess, the oclWll}' uf p•vpf• ur• dumirlui~d ;., ugro()us;ness, such a.• marut, multi finonce, public hull of agro/J111in-, irtgatkm, alfd farmt!T assosiation. Nevenltele33, prohl<M• of happen in agrul!usiness >ystem cenral ProJuction regioo 3"e dlstriblllion 0U1come of COMJ11odity ce111ral productit>" regiull. The level of economics advance ;,, centra! prodltClion sed s1agM111. it is caused by the bergaming power is low. that's becRU1e most ofoutcom• of central production is sold to muldleman. Mure •peC/fi•~ are getttni: prCJbl•m >ulvi~ ~·hi<:h is be 00.tade, t:::1peciully problem solvmi: jilr jiJrmer abm.t di!1ribu11011 which iv ""' getting tar[:r!I. Based on 1haJ 'a condnion .. f~ I~ qi1estio11 of rtseal"(!h i• "Wltot Is Tire Role Agribll•lltn& l'roductlon ~J.>n ho SIMa R.~m~y Ba.,,/ a1t Agropol/Un COllcq>t '!" '!he goal of research are knew how to eo1111ib111ion ef agrobusiness 11)1$/em from plants of agricultun tn context deveiopmenl of regio» with agr(Jf)nliton concept: tn Regency of Bima through 1Jent!fication of excef!dnt commodity. id
ll"!nrm a r.nntrihutim• rlf agro/>Utiness e$pecially in agriculluTe '"' e<mtezt d""<:lopment of central producuon region m Bima regency through d
-dopment of tCQnom1c.s region Is 11« C<J111TilnJl1on for reg/on developme1U yet, thllt s becmue a/ there are pl'(ICd.ttlfg of hatvest outcome, so there aren't recruitment of employee on hilir St1/)sy&te"1 on tli.vtributron splem, tlwrr aff>f't mor•~r systr., which is c1J1nply with a ,..qurstfor agropolitan region Thot'< 6ecousr of of the hiJJWSI Olllcome in ceo11ral pro
"'°"'
Keyword: Airobusiaess system, rqjoaal d~velopmeot. a11ropolltaa reP>•
UNIVERSITAS UN!VERSITAS UNIVERSITAS UN!VE.A~IT A8 UN1VERSITAS UNIVERSITAS UNIVEf~SITAf'
DiPONEGORO DlPONEGORO O!PONEGORO D!POMC:.GORO DIPONEGORO DiPONEG0~10 D!PONEGORO
SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
UNIVf.RS!TAS DIPONEGORO SEMAR1\NG UNiVERSilAS OlPONEGORO SEMl\RANG UN11JERS!TAS OIPONF.GORO SEMAHANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DJPONEGOf10 SEMARANG UMVERS! rAS Di PONE GO Ro' SEMARANG UNIVf.flSI rAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO.SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO ::'EMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARA~G UNIVEASIT~.S DlPONEGORO SfMARl\NG VNIVEASITAS OIPONEGORO SEM~\RANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS fJIPONEGORO SEMARA.NG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEllMRANG L!MIVERSITAS DsPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNNEHSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO S~MARANG UNIVEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS OIPQNEGORO SEMARANG Ut-J!VEASITAS DIPONEGORO SEMARl~NG UNIVERSITAS D!PONEGORO ~EMARANG UNIV!.=RSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITA.S DIPONEGORO 5EMARANG UN1VERSITAS DlP(1N;:2GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UN:VERSITAS DIPONEGORO SEM!\RANG UNrVERS!TAS DIPONEGORO SE:MARANG UNIVERSlTAS DIPONEGOHO SEMARANG UNIV ·;srr,L\S DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONt:GORO SE!viARANG U"JiVP~SnAs DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARA.NG UNIVERSITAS DfPONEGORO SEMARANG UNIV .LSiTAS D·PONEGORO SEMARl1NG UNiVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSIT.t\S OJPONEGORO SEMARANG VNIVERSITft.S DlPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TP.S DIPONf:GORO SEMARANG UNIVERS.!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS O!PONEGORO SEMARANG UNM:RS!TAS DIPONEGORO SfMARr'\l\IG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE'RSITAS D!PONEGORO St:MARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SE.MARf\NC:i VNIVEFlSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSl'TAS D!PONEGOHO SEMARANG UNtVEAS!TAS DlPONEGORO SEMARANG. UNIVERSITAS DIPONEGORO S'~MARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SFMAH.&>.NG UNIVERStTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGOf~O SEMARANG VNIVERSITAS DIP ~GORO SEMARANG UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVEHSITl>.S DIPONEGORO SEMAR.l\NG UNIVEHSITN~ SEMA1iANG UNIVERSlTAS DiPONEGORO SEMARANG UNlVEHSiTAS DIPONfGORO SEMARANG UNlVERS .:MAPP.NG UNIVERSETAS DiPONEGORO SEMJl..!=lANG UN1VERSlTASDlPONt.:GORO SEMARANG UNIV RANG UNfVEESiTAS DJPONEGORO SEM/1.RANG UNIVEASITAS OlPONEGORO SEM;.\RANG UNI NG UNIVEHSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SF.:MARANG U ·G UNlVERSIT/\S DlPONEGOHO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMAAA"4G 1 UNIVERSITAS O!PONEGORO SE.MARA!\!G UNIVERSiT AS DiPONEGJRO SEil/ARN\iG UNIVERSITAS D PONEGOAO SEMAR1'.l.NG UN!VEHSITAS D!PONE<30RO SEMAR,A.NC . iNIVERSITAS 0 PONEGORO SEMARANG UNi\/ERSlT.'\S O!PONEGORO SEMARA,~· lfVERSffi\S OJPONEGORO SfMAF-lANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEVV\RN· IVERS!TAS D PD!\IEGORO Sn.1ARAN. UNIVER<'ITAS D!PONFGORO SEMARl\N NIVERSITAS DIPONEGORO SEMAP.ANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAN MVEfiSI r AS D1PONEGORO SEMARANG UllJIVERSITAS OIPONEGORO SEMARAN NiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG U"llVERSlTAS DIPONEGORO SEMAHPN JNlVERS!TAS D!PONEGORO SEMAHANG UNlVERSITAS DIPONFGORO SEMARAN ; Nl\/ERStns OiPONEGORO SEMARANG Ui\liVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DJPONEGORO SEllM\RANG UN!VEH$lTAS OIPONEGORO SEMARANG UNlVEPSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DiPONEGORO SEi·.J1AHANG U G UNlVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNI .NO UNtVERSlTAS OiPONEGORO SEMARANG UN!VERSiTAS OiPONEGORO SEMARANG UNiV 1ANG UNfVE.RS!TASDIPONEGORO SEM1~RANG UNIVERSlfAS DiPOl\JEGORO c.;E!V!ARftJJG UNlVEHSI JC.:> ..,f.MAHANG UN!Vf.l1SITAS D!PONEGOROSEMAHANG UN!VERSITA5 DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DtPONf:GORO $!.-:MAR.ANG UNtVERSlTAS :JfPONEGORO SEM.A.RANG.
UN!VERSIT.t\S DiPONEGOAO SEMARA<'\iG UNtVERSfT'ASDlPONEGORO SEMARANG l1Nf\/ERSITAS D!PONEGORO SEMP..RAN(~ UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG llNIVERSfTAS DlPONEGORO SEMARANG UNiVERSlTAS DJPOi,£GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAi\lG UNIVERSffAS DIPONEGORO SPvlARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG LJNIVERSITAS D!PONEGOHO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNl\JERSITAS DIPONEGORO SEM.~HANG UN!VtRSITAS DIPONEGOHO SEMARANG UNlVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMA ANG UN:VfR$1fAS DIPONEGORO SE~MRANG UN!VEBSITAS OIPONEGORO SEMAtM.N~ IJNil/;..RSiTAS OIPONEGORO SEMt'\RANG UNlVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UN'VERSITAS DIPONEGOF!O SEMARANG L!'liVERSJT/,S O!PONEGOBO SEMARANG UN:VERSifAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARAl\G UN1VERS!TAS OIPONEGORO SEtviARANG UNIVERS!TAS D!PONEGORO SfM/i.RANG UNiVERSITAS Dl;::iONEGORO SEMARANG UNiVERStTAS OlPONEGORO SEMARANG UN VERSITAS DIPONEGOHO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEfv'rARANG UNIVERS!TA.S DIPONEGORO SEMARAMG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG tJNIVERS TA.S DIPONEGORO SEl11\r'\PANG· UNIVERSITAS D!PONEGORO St:MARANG UN1VERSl' ...AS DIPONEGORO SEMl\HANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG 1JNlVF.:RSlTAS D!PONEGORO 5EV.AAANG UNIVERSl1AS DIPONEGORO SCMl\RANG UNIV[RStTAS DiPONEG080 SEMARANG-ti~ it:i!TAS OIPON'~Ot!~ ~ANO UNIVERSITAS DlPONf:GORO SEMARANd. UN vEFl. l'lAS O!Rl N 0 O~E -K3 UNIVERS!TAS .DIPON>.:GORO SEMARANG ~.RSffA&OlJ<'.0NffiOt~~MAAANG UNIVEAS!1/1.S D!PON~GORO SE.fvlf.l.RANG UNIVERSITAS Ql~eNE.~RQ SEMARANG'
.
UNi\/ERSJT.t\S UNlVERSITAS UNIVERS TAS UNi1.:EAS!TAS UNl\t::::RSITAS U"ll!VERSITAS UNIVERSlTAS U'\J VERSITAS UNIVERSITAS U\JIVERS1TAS UNIVERSITAS l!NIVERSITAS UN /EASITA:3 UN!Vi:'HSITAS \JNlVERSlf~S UNl\'ERS!T/~S t\l!VERSlTAS N!VERSITAS UN!VERS!TAS UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG DiPONEGORO SEMARANG D!PONEGORO SEMARANG DIPONEGORCJ SEMARANG OlPONEGOr~o SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEM4RANG DIPONEGORO SEMAt'.{ANG DIPONEGORO SEMARANG DiPONEGORO SEMARANG D!PONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SfMARANG DrPONEGOAO SEMARANG DlPONEGORO SEtv~M~ANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO ;:,r.MAHANG DIPONEGORO SEMARANG DlPONEGORO SFMAflJ\NG OIPONEGORO Sf::.MAR\NG DIPONEGORO ~EMARANG .
~,
.
DAFTARISI
i ii
RALAMAN JUDUL RA LAMAN PENGESAHAN
HAI.AMAN l'EKN YAT AAN···················-····-···········-········································ HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PRNGANTAR
-
·····-··········································
v
vi ix
DAFT AR ISi DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BABI
iii
.. ····· iv
x
PENDAHULUAN t. l
Larar Delakang l I . 2 Perumusan M.as.alah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . • . • . .. . .. • . • . . • • •. 3 1.3 Tujuan Jan S~d.11 5 1.4 Manfaat Studi. 5 1.~ Ruang Linglrup ............•............................................. 6 l.5. l Ruang Lingkup Spasial 6 l. 5 .2 Ruan¥ Lingk.up Substansi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 l.6
I.7
J •8
Kerangka Pemikirao........ .. .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. .. . . . .. . . . . .. . . . . .. 7
Merode Penel itlan . . . .. I. 7. I Pendekatau Penclirian 1. 7 .2 Kerangka Analisis
.•. .. . .. . . . . . . . .. . .•. .. . .•. .. . .. •. . . II 8 9
1.7.3
Teknik Analisis
9
l.7.4 1. 7.S
Kebutuhan Data
10
Tekoik l'engumpulan Data....................•...............................
Sistcmatika Pcnulisan
.. .. . . . .
. . . . . . . . . .. . .. ..•. .. . ..
BAB II KONSEI'
PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DENGAN AGRIBISNIS
2.1
. ..
IO 15
SISTEM
Pengembangan Wilayah Berbasis Aktivitas Permnian.................. I 7
2. l . 1
Pentingnya Pe ran Pertanian dalam
Pengembangan Wilayah.......................................................
17
2.1.2 Sistem Aktivitas Pertanian dalwn Pengembangnn Wilayah 20 2.2 Pengembangan Agropolitan. 24 2.2.1 Pengertian Kawu.san Agropolitan 24
2.2.2
2.2.3. 2.2.4.
K.rulsep Agropc>litan........................................................... Prinsip Oti.sar Pengmibaligllll Kawasan Agropolitan..........
26
Aktivitas Pcrtanian
30
Konsep Agropolitan sebagai Upaya Pengembaoga.n
29
Pengembangan Agropolitan sebagai Konsep Keruangan . Ciri-ciri Kawasan Agropolitan........................................... Persyaratan Kawasan Agropolitan..................................... Tujuan dan Sasaran Pmgembangan Agrnpolitan.............. Pennasalalrm Pengembangan Kawasan Agropolitllll........ Hirarki Pusat pelayanan. dalam Konsep Agropolitan 2.3 Agribisnis suam Sistcm daWn Pcngcmbangan Agopolitan....... 2.3. l Pengertian Agribisnis 2.J.2 Kompoeen Sistem Agribisnis 2.3.2.1 Sub Sistem Hulu (up-stream agribusiness)....... 2.3.2.2 Sub Si.s!Cm Usaha Tani....................................... 2.3 .2.3 Sub Sistem Pengolahan Hasi Pmanian.............. 2.3.2.4 Sub Sistem .Jasadan Penunjang Pertanian..........
38 38 40 42 43 44 44 45 45 46 46 48
Peran Agribisnis dalam pengembangan Agropolitan.................
52
2.2.5 2.2.6 2.2.7 2.2.8 2.2.9 2.2 .1 0
2.4 2.5
Komoditas Unggulan
33
SO
2. 6 Sintcsa. Lit.:1'81ur.............. ..... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .• . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . 54 BAB Ill
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BIMA 3.1 Tinjauan Administrasi. --·--·····............ 3.2 Jumlah Persludeduk. _........................................ 3 .3 Ketersediaan Sarans clan Prasarana............. .. . .. .. 3 .3. l Jaringan Jalan dan Traospc>rtasi.... ..
3.J .2 Sarana dan Prasanma Pengairan/DAS...................
66 66 68
3.3.3 3 .3.4
69 69
Sarana Perdaganganl'pasar............................................... Sarena Lembaga Kemmgon.............................................
3.4 Struktur Ekonomi -..................................................... 3.5 Kondisifisisk Dasar Wilayab._.............................................. 3.6 Tata Guna Laban -..............................................
73
3.8
Pembangunan Pertanian Mdalui Pengemba11~ Agrihisnis....... 3.7.l Sektor Pertanian., .. - -......................... 3. 7. 2 Sektor Peckebunan....... .. .. .. .. .. Tinjauan Kegiatan Pengembangan Agribisnis...........................
74 74 75 76
3.8. \
PenyediaanS=
76
3.8.2
Peogembangan Usabat8!!i...............................................
J.7
3.9 BAB IV
65 65
l'rodtli;si...........................................
Ringkasan Kejiaa Umwn Wilayah Kabupaten Bima................
69 70
76 77
ANALISA SI~ AGRIBISNIS DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN KAW ASAN AGRO POLIT AN 4.1 Analisis Komoditi Unggulan....................................................... 79 4.1.1 Komoditas u~ Jap,lmg............ 79 4.l.2 KomodilllSUr~Kacanglanah......... 84 4.1.3 Komoditi Unggulao Kacaog Kedela.i.............................. 86
4.1.4 4.1.5 4.1.6
Komoditi Unggulan Bawang Merah..............................
92
Komodsas Unggulan Kopi.,
96
4.l.7
Komoditas Unggulan Iarak..........................................
-...........................
Komoditas Unggu.LanJambu Mente..............................
111
Analisis Sarana dan Prasarana Penunjang...... .. .. .. .. .. .. Analisis Sistem Aktifi1as dan Penn Kawasan Sentra Produksi
\ 16
4.3
Agribisnis ,......... A11alisis Pasac dllO Kelembagaan Pew1i............................
121
4.4
4.2
4.5 4.6
.. .
106
.. .. .. .. . .. .. .. .
4. I .8
Komoditas Unggulan Kemiri.,...... ..
IOI
Analisis Kelembagaan BPP........................................... Analisis Sistem Agropolitan.......................................................
BAB V PENUTUP 5. I Kesimpulan......................
5.2 Rekomendasi.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA I .AMPIRAN-LAM])IRAN
-
- .. -.............................................
126 140 143 148 149 152
DAFTAR TAB.EL TABEL I.I TADEL 1.2 TABEL 11. l TABEL Tl.2 TABEL 11.3 TABEL 111.1 TABEL 111.2 TABEL 1!1.3
TABEL III.4
TABEL m.s TABEL lll.6
TABEL lll.7 TABEL m.8 TABEL IV.I TADtl. IV.2
TABEL lV.3
TJ\BEL IV.4 TAB6L IV.5
Jum!ah Produksi Panell Komoditi Unggulan Kebutuhan Data Penelitian.................................................. Pedoman lndikator Penelaj)an Kawasan AgropCilitan Peranan Lembsga Pmdufumg l<egiatan AgribiS11is Ringkasan Kajian Teori Ko11Sep Pengembangan Agropolirm dengan Sistim Agribisnis............................... Luas Wilayah tilp Kecamatan Di Kabupateo Bima Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Bima........... Panjang Jalan Menurut Slatus Jalan di l
4 14 40 49 60 63 65
TahU11 2005 Kondisi Jalan di Kabuparen Bima tahun 2005.................... POR8 Kabupaten Bima TahlRI 2004 Luas .Kawasan Budidaya di JCabupeten Bima..................... l'm\ggunaion u.han Di Kabupalc:n 8 imll tahun 2005 .
67 67 69 73 74
Produlttffita.~ Komoditas llnggulan
77
Rekapilula.si LQ Prodcktivitas Kabupatcn dan Pmdukrivita.~ Propinsi......................................................... 81 Jumlali Procluktivitas Panen Komoditi Unggulan Antara K.awasan Sentra l'Jod'*sj di K.ab. Bima dengan Propinsi Nusa Tenggua Bvat2003-2005.......................... 116 Paqjang Jalan, Kondisi .lolan. clan Kelas Jalan.................... 118 Produkstiviees Komoditi Unggulan di Kawasan Se:ntra l'rodulcsi Tahun 2004·200L.............................................. 142 lndibtor Pengembengan K.awasan AgropoHWI................ 144
DAFTAR GAMBAR I. !. GAMBAR 1.2. (,jAM l:IA R
GAMBAR 2.1. GAMBAR 2.2. GAMSAR 2.3. GAMBAR 2.4. GAMBAR 3.l. GAMBAR 4.\ GAMBAR 4.2 GAMBAR 4.3 GAM.BAR 4.4 GAMBAR 4.5 GAMBAR 4.6 OAMBAR 4.7 GAMBAR 4.8
GAMBAR 4.9 GAMBAK 4.lO OAMBAR 4.11 GAMBAR 4.12 GAMBAR 4.13 GAMBAR 4.14 GAMBAR 4.IS GAMBAR 4.16 GAMRAR 4.17 GAMBAR 4.18
GAMBAR 4.19 GAMBAR 4.20 Gll.MBAR 4.21 GAMBAR 4.23
GAMBAR 4.22
GAM8AR 4.24
Kerangka Pcmili.r.t11 ·-··.. .. Kerangka Analisis. -...................... Saluran Distribusi Barang, Struktur dan Saluran P""1:<Sa1'211 Komoditas Pertanian Kawasan Agropolitan Konsepsi Pcngemblnpn Kawasan Agropolitan Kompososi Mata PencaMrian Pendudult....... .. . .. . . .. Pcm Kawasan Senrra Produl:si Jagung..................... Grafik Pcrkemb«ngan Produksi dan Luas Lahan Komoditi Unggubm J11gun11
_,
12 13 22 23 28 35 71
83
84
Peca l
roduksi Bawang Merah 9S Grafi.k Pcrltcmbangan Produk5i dan Luss Lahan Komoditi UllQUlan Sawani Mera.h.......................... 96 Peca Kawasan Sentr. Produksi Kopi....................... 99 (lratik Perkembangan Produlcsi dan l.uas Laban Komoditi Ungplan Kopi I 00 1'1:14 Kawasan Sentra Produksi Jambu Mente 10~ Grafik Perkembangan Produksi dan Luas Laban Komoditi Unggulan Jambu Mence............................. 106 Peta Ka"'asan Sentn Produksi Jank....................... 110 Grafik Perkemblngan Produksi dan Leas L&han Komoditi Unggulan Janik I 09 Peta Kawasan Senttt1 Produksi Kemiri 115 Grnfik Peru:mbangan Prodeksi dan Luss LaJum Komoditi Unggulan l.
GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMRAR GAMBAR GAMBAR GAMDAR GAMBAR GAMBAR
4.25 4.27 4.26 4.28 4.29 4.31 4.'.10 4.32 433 4.35 4.34 4.36
Alur Pemasomn Hasil Komoditas Kacang Kedelai .•... 130 Alur Pemasaran Hasil Komoditas Bawang Merah ..... 130 Peta Jalur Pemasaran Komoditi Kedelai... ...•............. 131 Peta Jalur Pemasaran Komnditi Bawang Merab 132 Alur Pemasaran Hasil K.omoditas Kopi 133 Alur Perruasaran Hasil Komodiw Jiunbu Mente....... 133 Peta Jalur Pemasaran Komoditi KO)li ..•...........·-··· 134 Peta Jalur Pemasar41t Komoditi Jambu Mente......... 135 Alur Pemasaran Hasil Komoditas Jara"k.................... 136 Alur Pemasarao Komodil
PwOOuksl -. .. +•+++H•HU+•>++,....................................... GAMBAR 4.39 Sarana dan Prasarana Perbankan.............
142
143
UNl\/ERS ·rAS DiPONEGOHO
SEMP
UNiVERSITAS (l!POl'llEGORO SE!\AARANG
Ul\JlVERS1TAS D!PON'-GOl-10 SFMARANG UN''JEfiS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVERtii1AS DlPONEGORO SEMARANG UNl'IERSITl.\S UNIVERS!TAS UtliVEiiSITAS UNiVERSITAS UNIVERSITA$ UN!VERsm,s
DIPON-GOFlO DlPONEGOt:\O DiH1Nf.GOHO L!PONEGO~O D!POl'-'EGORO OIPONEGORO
S1:MARANG SEMARl~NG SEMAHl\NG SEMAPJ.i..NG SEMl\Rr\NG
LJNiVERS!TAS UNfl/tRSITAS UNIVEAS!TAS UNNERSITAS UNl' ..ERSITAS ~E'v1AR~NG UN!VERSITAS
UNIVEHSITAS OiPO':\JEGOROSEMARANG UNIVERSITAS D1PONEGORO UNIVERSITAS DlPONEGORO
SEMARANG SEMARANG
UNtVERSfTAS OIPONF:GOHOSEMARANG UNtVERSITAS UNIVERSITAS UNNERSITAS UN V£;=HSITAS UNIVERSITAS UNIVE8SITAS tJNl\11::f-lSlTAc
D!PONEGORO SEMARANG OlPONEGORO SEMARANG fYPONEGORO SEMAl1ANG DIPONEGOAO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG OiPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO <)EMARANG
DIPONEGORO SE?,.JARANG UNiVERsrrAs DIPONEGORO SE.v1ARAf-.,;G UNIVeRS TAS DIPONEGORO_SE.\
UNIVERS!TAS D!P0NEGORO SEF\.4ARANG UNIVERSITAS D1PONEGORO .-,E\'1ARllNG UNIVERSITAS D1PONE:GOROSEMARANG UN!VERSITAS D!PONEGORO UNl\'ERSITAS DiPONEl30Ru SEMARl\NG UN!VERSfTAS DlPOl'JFGORO !JNiVERSITAS OlPO;~EGORO SEMARANG UNIVERStTAS DlP "GORO UNIVERSlTAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAf'.: UNIVERSlTAS DiPONtGORO SEMARANG UNIVf.AS
UNlVHlSITAS DIPONF;GORO SEMARANG UN!VE UNIVERSJTASOiPONEGORO SEMARANG UNfl UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG U UNlVERSITAS Dff'ONEGORO SEMARANG UNIVE:RSITAS D PCNEGOfiO SF:MARANG liN!VERSifAS DIPO'-.JEGOROSt:MARANC UN!Vt:=RSlTAS DIPONEGORO SEMAR.At: UN!VE~SITAS DlPONf·GORO SEMARAt UNNEl:iSITAS OIPONEGORO SEMARAN UNtVERSITA& DIPONEGORO SEMARAN UNIVE:RS1TAS D1PONEGORO SEMARAN UN!VERSlTP.SD1PONEGORO SEMARAN UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMARAN _
UNIVE[~SITAS DIPONE·GOno St:MAf-1,l\.NG U \J!VfflSlTAS OIPONEGORO SEMARANG UN!VERSIT.l\S 'J!PONEGORO SEMARANG UN!VEr=tS!T~S ')IPONEGORO SEMARANG
UNIVERS!TAS UNIVERS!TAS UN!VERSITAS 'JN;VERSffAS UN!VERSITAS UNl\lERSITAS
DIPONi=1,;10RO Df PONEGORO O!PONEGORO DIPON~.:CiOF~O DlPCNEGORO rm ONEGORO
SEMARANG SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DlPONEGOAO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG
DIPONEGORO SfMAht~NG DIPONEGORO DfPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO OIPONEGORO
IVERSiTAS DJPONGGOROSEfv1ARANG lVERSlT.ASDIPONEGORO S.EM:\RANG N1·.JERSITAS DlPONEGORO SEMARANG tN!VERSITA-) DIPONEGORO SEMARANG ~lVERSlTAS DIPONEGORO SEMP.AANG NlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG dNl\lERSJ"IAS DIPONEGORO SEMA!lANG UNIVERS1TASOIPONE:GOROSEMJl.RANG .G UNlVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG NG UNIVEBSITAS DIPONEGORO SEMARANG
UN
i\NG U\JWERSITAS Df PONt::GORO SEMARANG UN!VE:RSITASOIDQNEOORO SEMARAN0 UNIVERSITAS DIPONEGORO SE.MARi~NG.
UN!VERSIT ...> ...., ot:MAJ:lANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG U!'!!iVERSllAS DIPONEGOAO SEMARANG 0NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN1VERSITAS DIPONEGOAO SEMAHANG Si:!\..TARfa.NG iJNiVERSITAS DiPONfGORO SEMAR.1\NG SEMARANG UNIVEASITAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO '3EM.t1RANG Sf.MAHANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SErJIARANG SEMARANG UNlVERS!TAS DIPONEGORO SEMAP.ANG SEMARANG UN!VEf~SlTAS DIPONEGCiHO SEMARANG SEMA!iANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SF.MARANG SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG
UNIVERSl"'"ASDIPONEGORO SEMARANG UN VERSITAS OIPONEGORO SE'v1ARA!\!G JN'\'ERS!TAS DIPONEGOAO SEMARANG
UN'VfRS1TAS OIPONEGORO SEMA.RANG UNIVERSlfA.S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEF'S1TAS UN!VERSITAS UNM?PSffAS UNlVERSITAS UNIVERSITAS UNlVF.RSITAS
DIPONEGORO DIPONEGORO DIPONt~GORO D!PONEGORO DIPONEGORO
SEMARA.NG SEMft.RANG $EMAR~NO SEM!~HANG SEMARANG OIPONEGORO St.MARANG
UNlVERS!TAS DIPOl\J.....GORO SEMARANG UN!VERS!TAS DfPONEGORO SF::.MARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO UNlVERSiTAS 01PONECORO SEMAflANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SHlt\RANG UNlVERSlTAS DIPONEGORO UN!VHlSITAS D PON ~GORO SE MARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS D PONEGORO UNIVERStTAS DiPON GORO SEMARANG UNiVERSIT/\$ DIPONEGORO SE!1.M.RANG UNIVERSITAS D PONEGOHO UN!VER.::>!fA:-., D!PONE.:GORO UNfVERSffAS OIPONl::GORO UNIVERSm-i..: QlPONEGORO UNNERS!TAS Dif'ONEGOHO UNIVERSITAS DIPONEGOFIO
SE:J1.1-\R/.1tNG
SEMMVH<JG SEMl1RANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG DlPONtGORO SEMARANG DlPOt-JEGOROSEMARANG DIPONEGORO SE:v1ARANG SEMARi"'N3 L1NiVE'{S1TAS DIPONl=GORO SEMARANG SE.MARANG UNIVERSITAS OIP1)NEGORO SEMARANG SE~1ARNJG UNlVERSIT.AS DIPONEGORO SEMARANG SEMf..RANG UNlVERSITAS O,PQNEGORO SEMAHANG ~MAHl?<."-tG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG RANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG NG UNlVFRSITAS OtPONE:GORO SEMARANG \JG UN!VEF!S!TASOIPONEGOPO SEMARANG , UN!VERS!TAS D'PONE.GORO SF.MARANG lJN!VERSITAS 0 PONEGORO SEMARANG •NiVERSITAS 01 ONl.GORO SEMARANG
u,
DIPONE:;GORO SEMARANG OJPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DI ONEGORO SEMARAl\1G DI Otlit:GORO SEMAHANG
UNiVERSITAS OIPONEGORC UNi'vF!1Sf''AS DIP0NEGORO UNiVERS1TASD!PONEGORO UNtVERSITt\S DIPONfGORO
SfMARANG SEM.ARANG
UNIVERSITAS O!PONE'GORO Sl:MARANG
UNNERSITAS )lPONEGOBO SEMARANG UNI UNiVERSITAS lJN!\IERSffAS UNiVfRSITAS U~!!vERS1TAS UN!vERSfTAS
1
DlPONi::.GORO DlPONfGORO DIP!'JNEGOHO OIPOl\EGORO DIPONEGORO
SEMAR.A.NG UNlVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANC
SEMARANG- tm' ERSiTJ')Sjji?ONE""'~~1AR">\'N
SEtv'!l~RAN~ u~!t\f.:M!TA.., DtP N ~ o SE ~ G SE:l\/lAR.Afi!S ..,, ·, t4':HSl:fA.S rnPGNEOORQSEMA.-~NG SEMARANG UNIVERSffAStiifi...QNEGORQS $'fArl/niJG
SEMARANG SEMARA.NG SEMARANG
SEMARANG
UNlVERSlTAS OIPONEGORO SEMARA"JG NiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NlVERSiTJl.S D.PONEGORO ~F~1ARANc.:1 UN!VERS!TAS D!'='ONEGORO SEMARANG UN!VERSiTAS DIPONEOORO SEMARANG
BABI PENDAHUL·UAN
1.1
Lat.r Belakaq
Program pengembangan pembangunan ekonomi
kawasan
betbasis
agropoliran adalah suatu konsep
pertanian
dikawasan
agribisnis dengan
mensinergikan berbagai potensi yang ada un1l1lc mendorong berkemhangnya agribisnis. Inti program pengernbangan kawasan agropoliran pada dasamya adalah mengupayabn gerakan ma.syarakat mulai dari pe1encanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, sedongkan pernerintah lebih berperan dalam membcrikan fll!iliwi scpcrti memberikan pelayanan informui, pengctahuan dan teknologi, memberikan
regulasi usaha agribisnis, =fasilitasi penbangunan ~
sarana, infrastruk.tur
dan melakukan pembinaan sesuai tugu pokol: masing-masing inscansi (Deptan 2003). Menurut AJsyad (1999), masalah polrok OOlam pembangunen daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembengunan yang didasarkan pada
kekhasan
daerah
menggunabn
yang
bersangkutan
Iendogeneous
developmeru)
dengan
potens; swnberdaya monusio, ke.lembagaao dan sumbcrdaya fisik
secara lokal (daerah), Dcbcrapa hal mcndasar yang perlu dipcrtimbangkan dalam ranglca mcmbaagun ekonomi daerah, adalah potensi dan Jceuo.ggulan suml:nm.l11ya yang dimiliki, koodi si linglcungan snategis, sasaran yang akaa dicapai dan stra.tegi yang akan digunakan untuk mencaptli
5!ISIU8ll
I
tersebl.11..
2
Saragih (200 I), dalam pendapamya
llfllllk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi d.aerah perlu dikembangkan sektor-sektoe ekonomi yang menjadi tumpuan perekonomtan rakyat, berbasis di dalam negeri dalam arti teknologinya telah dan mudah dikuasai atau dikembangkan, melibatkan tenaga kerja nasional denga.n segala keberadaanya dan menggunakan baraag-barang modal yang telah dan mudah dihasilkan untuk menghasilkan produk-produk yang dibutuhl;m uleh niasyardlal Indonesia dan masyarakat intemasional. Sektor ekonomi yang memenuhi karakter
tecsebut adalah sektor pertanian. Dalam pembangunan penanian bukan berarti rnengesampingkan pembangunan industri akan tetapi sating mendukung dan komplementer, Untuk itu dengan melihat urgensi pembagwian pertanian maka usaha untak meningkatkan peran sektor pertanian delam pembangunan dilaksanakan dengan mengintegrasikan
pendekatan Agribisnis dan wilayah.
Di Kabupaten Biros, kegiatan agribisnis relatif cukup berkembang. Beberapa
komoditi teleh menjadi unggulan lxigi Kabupaten Birna, diantaranyu komoditi
jagung, kacang umah, kacang kedelai, bewang merah, kepi, meme, jarak. dan kemiri (Dinaa Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Bima, 200S) Sistem
agribisnis pada Kawasan
berpotensi untuk dikembangkan Kawasan Agropolltan
sebagai Kawasan Agropolitan. Bcbcrapa ciri
telah dimiliki, diantaranya adalah ; pendapatan masyarakat
pada umumnya bersumber masyarakatnya
Sentra Produksi di Kabupaien Bima
adalah
dari
agribisnis
penanian
(agribisnis). dominasi kegiatan
(ada komoditi
unggulan),
clan
memililci
kelemhagaan dan sarana dan prasarana agribisnis, seperti pasar, lembaga keuangan,
3
balai penyuluhen pertanian, irigasi, dan k.elompok tani (Badan Pengembangan SOM Pertanian, Deptan 2002) l.l
Perumusan Masalah Kabu~ten Bima merupakan satu wilayah dengon basis ekonomi sektor
pertaoian,
terutama komodhes
tanmrum
pang;m dan perkebunan, dan telah
dikembaagkan dengan sistem Agribisnis, dimana di Kawasan Semra Pruduksi y1111g ada di .Kabupaten Bima telah dilakukan aktifitas-aktifiUts agrlbisnis diantaranya pada
subsistem pertanian hulu, aktifitas yang telah dilakukan yaitu pengembangan sarana dan prasarana penunjang yang diantaranya mencakup sarana jalan. irigasi, pengadaan
pupuk dan benih, serta pengadaan alat mesin pertanian. Sedangkan pada subsistem usahatani, alctifita.~ yang telah dilakukan adalah budidaya tanaman di lahan pertanian, kesesuaian lehan, waktu tanam, dan cara tanarn/pengelolaan taruunan. Sewn
daripada subsistem diatas, dalam sistem agribisnis juga dilakukan aktifitas subsistem pengolohan hasi.l pertanian alau .1ubsistem hulu, dimnna basil komoditi dari KaW!18an Sentra Produksi diolah supaya ada nilai tambah dari produk komoditi itu sendiri,
Pengembaagan
KaW&1U1
Sentra Produksi (KSP) Agribisnis Pertanian
Kabupaten Binw. dengan basil-basil komoditas yang ada dibarapkan dapat memberikan dampak pengembangan lebih cepet, sehingga
mampu memacu
perkernbangan perekonomian secara regional terutama pada pengembangan wilayah. Adapun komoditas yang dihasilkan Kawuan Sentra. Produksi (KSP) Agribisnis amara lain seperti terlihat pada Tabel I.I
4
TABELLl Jumlah Produksi Panen KomoditiUnautau Kawasao Sentra l:'roduksi (KSP) di !Ubopateo Bima Taban 2003 - 2005 No. I
"-odldU•••
1····-
L11as .\t"eal IA: lGIXl 6-631 00 73~700 19.~00
s
l(-•••T;mb K..can2Kcdd
6
l(o01
1
M~
6.33200 3.231.~S 9SJ~ 4.719.19
l!Jmm
l.4$200
2 3 4
•
Jum:J1!k P'roctcdui Peon ltoDt
2I04
2tOS
3'>«00
,., .. Oii
2003 1391800
11.l9S 00
7181.00
1.26600
:ll04
'73200
29115 711~00
13 734 00
9.~sooo
.,..~,..00
2'.165.00
19W)00
29 31.!.00
JQ06S 00
6.407')0
6.19700
66.0;6 00
SS.7:51.30
SOl.091.00
3,291.00
J.l4fl)O
1.6!0.V
95400
9lSOO 3('6 !2
71200
l.CISJ SO ·
7079SO
1.06350 h91.29
46702
S036G
UJOOO
IM.115
1.sa.00
1.32332
i.10. 25
i.m~
1~11.6S
Narnum dcmikian permeselahan yang dibadapi oleh sistem agribisnis di Kawasan Sentra Produksi yang ada di Kabupaten
Bima ada.lah pada sistem
distribusi/pcmasaran basil dsri komodites Kawasan Scntra Produksi yang hal
im
mengakibatkan:
>
Tingklll kemajuan ekonomi di sekitar Kawasan Sentra Produksi (KSP) Agribisnis
cenderung siagnan, Hal ini disebabkan sangat rendahnya harga tawar basil produksi KS P, dikarenakan hampir sebagian besar basil produk.si Kawsan Sentra l'roduksi dijual pada iengkulak besar. Karena faktor tersebut maka perekonomian di sekitar Kawasan Sentra Produksi sangat rendah. :ll> Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kawasan Scntra Prcduksi masih belwn sejahtera. Hal ini terindikasi karena, m.eskipun basil produksi Kawasan Sentra Produksi
melimpah, namun harga jual basil sangat rendah, mengakibatkan
banyak petani yang tidak dapat kembali modal.
5
»-
Serta lebih spesifik adalah roen?ssi permssalahan yang selama ini menjadi kendala masyarakat terutama petani dalarn ilaJ pemasaran yang belum mencapai sasaran yang diharapkan,
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka sedapat mungkin dimaksimalknn peran Kawasan Sentra Produksi (KSP) Agnoisois deagan konsep agropolitan
Dengan memperhatikan rurnusan masalah diates, maka Research Questior1 yang akan dimurculkan
ada1ah "Bagaimana Pnvur Kawt13an Sentra Protl111isl (KSP)
ARrlbluw di KU11p4U11 Bima denga Kmuep Agropolitan ?"
1.3
Tujuao dao Sasaran Tuj uan dalam penelitian ini adalah mengetahui peran Kawasan Semra
Produksi (KSP) Agribisnis Kebupaien Bitna dengan Konsep Agropolitan. Berdasarksn tujuan dan latar belakang permssalahan yang telah dijelaskan, maka sasaran pengembangan kawasan agropolitan di Kabaupaten Bima dapat dirumssken sebagai berikut :
I.
Mengidentilikasi komoditas unggulan yang ada di Kawasan Sentra P:roduksi yang ada di Kabupateu Birua,
2.
Mengsnalisis sistim aktivitas Kawasan Sentta Produksi (KSP) Agribisnis di
Kabupaten Bima 3.
Menganalisis pengembangan peran Kawasao Sentra Produksi (KSP) Agribisnis dalam
perwujudan Kawasaa Agropoli1'1ll di K&bupaleo Bi.ma. 1.4
Manfaa I Manfaat dari penelitian ini dilwapkan agar peran dari Kawasan Sentra
Produksi (KSP) Agribisnis dapat memberibn
kontribusi dalarn perkembangan
6
kewilayahan
di
Kahupaten
Bima,
sebingga
dapat dijadikan
rujukan
untuk
merumuskan kebijakan dalam pembangunan pertanian, serta pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bima, 1.S Ruaag LiDgkup
1.5.1
R11aog Liogkup Sp•slal Di Kabupaten Birna terdapar beberapa
kawasan
agribisnis atau sentra
produksi pertanian yang menjadi andalannya. Ini berdasarkan fungsinya yang tertera dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bima mempunyai fungsi
kegiatan pengembangsn pertanian dan agribisnis. selain fungsi yang la.innya. 1.5.2
R11ang Lingkup Sub1ansi Ruang lingkup Substansi tentang Peran Kawasan Sentra Produksi (KSP)
Pertanian Kabupaten Bima, dibatasi pada: I.
Sistem, yaitu peraagke; atau UilSU!'
yang
secara temtur saling berkaitan sehlngga
membentuk suatu totalitas, arus kcsinamhungan. masukan ke pengolahan (proses) hingga terbentuklahkchwan (Kamus Tata Ruang, 1997).
2.
Agribisnis. yaitu semua kegiatan dimulai dari kegiatan yang berhubungan
dengan penyediaan input produksi kegiatan produksi pertanian secara luas, sampal
dengan
k.egiatan-kegialao
industri
yang
pascapanen, serta pengolahan dan pemasarannya
berhubungan
dengan
(Krishnamurti dan Fausia,
2005). 3.
Kornoditas unggulan, merupakan komoditss unggulan yang ada di Kawasan
Sentta Produksi (KSP) yang merupakan komoditas andalan. 4.
Ka1'18Sa1l Agropolilall. yaitu smem agribislrU yang telah memiliki lu>moditi lDlggulan, ko8latan agribisnis henyak melibstkan masyanlw, ada
7
pra!J11'311a. mempanyai letak stralcgis, mudah dimooilor dan punya porens.i tin&ei berl<enbang di daerah sekitatnya (O..plcimpca5wil, 2003).
1.6
Kenngka Pikir Paradigma pembangunan di Indonesia sekarang telah me.aga):uni perubshen,
yang dulu menganut paham pembangunan
dari atas ke bawah (top down), tapi
sekaraag menjadi pembangunan dari bawah ke
atas
(bottom up). Seiring deugan
perubehan sistem pembangunan ter.iebul, ti Kabupaten Bima memiliki potensi produksi Agribisnis lokal yang cukup baik, ha! ini dikarenakan
Kabupaten Bima
merupalcan satu wilayah dengan basis dcooomi sektor pertaniaa, terutama kornoditas tanaman pangan, dan telah dikembaagkan dengan sistim Agribisnis dan mempunyai komoditi unggulan lokal yang strategis. Namun demikian knntribusi dari kemajuan
Kawasan Sentra Produksi (l(SP)
dalam pengembangan wilayah tidak ada, dan
cenderung bersifat stagnan, A tas dasar fenomena terse but, maka pec1anya.an penelitian yang dimunculkan
adalah "Bapitt14na Pel'tln X.wat11r Soun Kabupoten Bilna de11ga11 Konsep ~
Prodt1ksi (KSP) Agribisnis di
?"
Tujuan dari penelitian ini adalah adislah mengetahu! peran Kawasan Sentra Produksi (KSP) Agribisnis Kabupaten Bima melalui konsep agropolitan
secara
umum antara lain adalah menyusun suategi pengembangan peran kawasan sentra
produksi Agribisnis di Kabupaten l:lima dengan konsep agropolitan. Untuk meneapai tuj uan tersebut, maka dilakukan identifikasi komoditas unggulan yang ada di Kawasaa Sentra Produksi Agribisnis di Kabupaten Bima, menganatisis sistem aktivitas
Kawasan
Semra
Produksi
(KSP)
Agril>isnis di .Kabupaten Bima,
menganalisis peraa Kawasan Sentra Produksi Pertanian (KSP) dalam perwujudan
8
kawasan agropolitan di Kabupaten Bima, menganalisa konsep agropolitan dengan kajian teori wilayah, konsep agropolitan
dan sistem agribisnis, serta pengumpulan
data primer dan sekunder. Selanjutnya dilakuken anafisis sistem aktivitas Kawasan Sentra Produlcsi (KSP), antara lain analisa sistcm hulu, analisa sistem usaha tani, analisa sistem peagolahan, analisa distribusi pemasaran, dan analisa sarana dan prasarana penunjang ak.Livil
selanjutnya dianalisis dengan analisis Sistem Agropolitan, hasil dari analisis tersebut akan didapatkrut kondisi ideal kawasan agropolitan. Diharap.kan dengan adaDya analisis Sistem Agropolitan dapat dijadikan acuan dalam penentuan kawasan agropolitan di
Kabupaten Rima,
selanjumya dirumuskan kesimpulan
dim
rekomendasi yang dapat dijadikan acuan. Kerangka pikir terdapar pada Gambar 1.1 I. 7
Metode Pe.oelitian
I. 7.1 Pcodckatan Pe11ditian
Penelitian ini beitujuan
Wltuk
mcngctahui Pcran Kawasaa Sentra Produksi
Agriblsnis di Kabupateu Bima dengan Konsep Agropolitan. Betdasarkan pennasalahan clan tujuan yang akan dicapai, maka pendekatan pcnclitian yang sesuai adalah pendekatan survey. Menurut Singarimbun dan Effendi ( 1989), pendekatan survey yaitu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan data atau intormasi atas suatu fenomena yang terjadi di lapangan. berupa kcdudulan (status), fenomena (gejala) dan menentukan persamaan status dengan cara membandingkan basil yang diperoleh dengan
9
konsep/teori yang telah ada, dengan pengambilan sampel dari satu populasi dan menggunakan k:uisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian ioi merupakan penelitian deskriptif. Menurut Nazir ( 1988), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suani sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa peda
masa sekarang. Tujuan dari penelidan deskriptif adalah untuk membuat deskripsi aiau gamberan secara sistemaus, fakmal dan akurat mengenai :fakta-filkta., sifat-sifat
sena hubungan antar fenomena yang diselidiki. I. ta
Kerangka Analuis
Analisis adalah suatu proses rnengolah input dengan Alat atau teknik tertentu guna mengha.silkan output sesuai dengan tujuan yang di.harapkan. K.erangk.a analisis dibuat untuk mempermudah dalatn melakukan tahap-tahap analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Kerangka analisis yang akan dilakukan dapar dilihat pad.a Gamber I.I Sesuai dengen tujuan pcnclitian., )aitu mcngctabui Peran Kawasan Sentra Produksi (KSP) Agribisnis di Kabupaten Bi.ma dengan Konsep AgroJXllillm, rnaka proses analisis dalam penelitian ini diawali dmg1.111 melakukan identifikasi komoditi unggulan, dan identiflkasi komponen-komporen sistem
agnllisnis, kcmudian
dianalisis. Kerangka Analisls yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.2 I. 7.J
Teknik. Analisis
Teknik analisis yang digmakan dalam penelitian ini adalah: Location Quotient (LQ), adalah snatu perhandingan tentang besarnya peranan suatu sektor dalam suatu wilayah terhadap besarnya pcranan sektor tersebut secara
10
nasional/skala keunggulan
lebih luas (Blakely, 1994). Alat ini digunakan untuk mewnjokan komparatif dan kompetitif
suatu sektor, yaitu dalam meneetukan
komoditas unggulan.
t.7.4 KebutuhanData Data merupakan sejumlah infoemasi yang dapat memberikan garnbaran tentang suatu keadaan (Sugiarto dkk. 2001). Berdasarkan sesaran penelitian, maka data yang dibutuhkan dalam penclit.ian ini meliputi data primer dan data sekunder, Seperti terdapat pada Tabel 1.2 1.7.5 Teknik Pe11gumpulan Data · I'eknik pengumpulan data menuqukbn cara-cara yang dapar ditempuh uotuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui: l.
Pengumpulan data sekunder, dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu
mempelajari dan meoeatat arsip-arsip
atau
data-data yang ada kaitannya dengan
masalah-masalah yang akan diteliti, dari dinas atau instansi tcrkait, scbagai
bahaa untuk menganallsa masalah, 2.
Pengumpulan data primer, dilakllan ~
eara:
• Observasi, yaitu melalrukan pengamatan Iangsung (secara visual) di lapangan yang menjadi obyek penelitian, dengan menggunakan lembar observasi dan alat -ala yang diperlukan. •
Wawancara., yaitu metode mengumpulkan data atau informasi dengan tatap
muka secara langsung kepada responden
dan memberikan beberapa
11
pertanyaan yang berkaitan dengan penelit.ian. Dalam melakukan wawaneara, ada beberapa pihnk yang terlibat, diantaranya adalah : -
Oinas terkait, antara lain Dinas Pertanian clan Tanaman Pangan Kab.
Bima, Dinas Perdagangan dan lndustri Kab. Bima, Dinas Pekerjaan Umwn Kab. Birna, Badan Urusan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kab. Bima, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kah. Bima. -
Kelompok tani, sda 1180 kelompok tani yang terseber di seluruh Kawasan Sent:ra Produksi di tiap kecamatan di Kabupaten Bima, namun demikian penulis hnnyo m.engombil sompel 3 kcloinpok timi di ~
-
Kawasan Sentra Produksi (ketua dan I anggota).
Kclompok Pelilni Peu111.kai Air (KP3A), dalam p.melitian lui witul responden KP3A penulis juga mengambil sampel J KPJA di tiap-tiap Kawasan Sentra Produk.si, dimana di Kabupaten Bima terdapat 284 Kelompok Petani Pemakai Air yang tersebar di tiap Kawasan Senrra Produksi di tiap Kecamatan Yalll! ada di Kabupaten Bims,
12
Paradigma Pembanpman Witay.ah
-
sc:cu.aAon~n1 U"
9 mgr WUyab bjitn
... t
J>GllC'RSIPmliilksl 1\811lll&nll lokal di Wtl.1')1'1 IK-.,ci
T
I
'
-
----------------------------------------+--------------------------------------·---------·
Latar Belakaog
Kalrupa1"n l\ima menipalcan ..,. wiaya!i deogan ba<.is ekooomi selnM pefWllM. ,.,,,...,,. komodilu -
"-JI•• Toort
• Perlgtm:mdsn'reon
P
• p..,~1MdM Pcngembanpn .(aw_.
.
AQopal•-
.,.,.;,..,
• -rRuoogW1iayah
~
clan llortlkuhwo,
-
t
elum ada
Rwnusan Mualah
~-··············----------·-------------·------
I
B41.i-Pm1ttK-Sooowl'rt £ab11p&r
6 b'(ESP),4gri6imir4i
-~.tr.....,,~"""'
--------------------------------------------
Kaearch Quemon
--------·--------·-·-·-····--···-·----------·
'
Me~ui penn Ka ........ s...n """"1ksi (XSP) Agrtbisnlt ch IWlupatm Blmo da>p> ICmscp Agrop<>litao
--------------------------------------------·
.
.KaJll•TfOrl
• l'
P
~;...,
• i>.~ronn "-'•.-a-an
IJ.ftt16kui~
Smtni~ • f oidQr ?
. . -
.
-••-••••••••••••••••••••••••••••••w••••••••• $cnlnl'lt>dlllcP (l(SJ>) ~ ganW1fa'."d
Agrib"""' 4mP
..
Tu.Juan
-
• AIJimrus
. . .
Kaw....,Sam~ -ber\'.<mbang Ptod•ks• Komodll"' l
Po!cn!uwmw~-
-.
5ar81ladsn ~)'Gig S1rMaiJ111 Pmalwymg y Mao3JCl!l
~-.....-
ldmbfik&sJ wd1.yU 1'8.JJart
!@I
So.ial
E.tonomt
Kepcnd ... bo
I
$
''••
ldeotifikasi Wilayah St•raf Kaw•t1D Agrofoltu (menal'llt O.p ru.., 0cp1m1
Ka-);...._,_
• Memd1Jr..1 Sllml:tr dayt 131lan dcnPJ &grukhrnd ,.,. SCS.USt untUl pen30'llbo
diW penaoi"'1
ltODl
• fl.knu1tla sranadao pr8Ul'<1na "ltlblSIUS(...... jolm pwr, lembqa ktwnpn, perun;..,, kelem"-1 pdM1)'1Ul4I ,......, • Memthkl Ml"Ull
Proofllkl> iKSP] di
,..,. 1u11
J. Preses AXlmlztiKawas1111 Scntra Pmdoksi{KSP) - Subsis1am Hulu
• Usaha rani • P"'l!"'h1lum
- Dislril>llSL'J)om&slll'lln • ~A
YM{I; nt.m1a4.1i (S:w'llllatlllSPof".as..
i"'"'8an li.,nl:.
~an l'rasaranoP
dan !Jlin.lam)
"1 Analisis iist<:m ogropolitan
• '
~.
!'mm K....an Serlln l:'roduksi(KSP) ~
AgriblS!llS di
Bima~KODS('llNtrol>olilllll
I
-------------··--·-····-················-··· ····---·----~----·-----------[ Kes11npuliln dan R~"""""'"" I GAMBARl.1 KERANGKA PEMIKIRAN PERAN KA WASAN SENTRA PRODUKSI AGRIBISNIS DI KABUPATEN BIMA DENGAN KONSEP AGROPOLITAN SUJrlbH- """"'"' l(}(J7
Analisis Penllf"P
13
PROSES
INPUT
~·····························!
Kond;s; El:sifti"!l k""l)wnan komp<>ncn utllrn8 paidulrung keg!a1an Agnbisnts : • Kom<>di~ L'oagvlM J~ kac:lllg. tllnah, ~ kedelst, merah,
OUTPUT
~ i\mdim
dest:ripmlcualdatif dm LQ (Locll1on Qootion)
.wi, keouri,
Kondt>i l!tsiSti::f ~""""' dan Pnis.rana l'ctldu ~
-
bg.iMN1 Acibisius dl
l\aiv&oan Sonua Pmdul:si
Anllisis
.
• Usaha wu
• Pcogol"1on
dalripei:kualilotif
• Otltrlt)us( J'cmasarM
. S11111m1 . Pcnycdla R°'am ""'""'h"" U~Kowuan
Olla Seklln
"ll&
.
...
Anellll$ Si~itao
(~
111C113&unakan
lndibwP"'~
Ka"""""' A&r<>PQl1tlln yang dikduatkan olcb Dellt.11c111a1 Pclaj_,
r"""".1'"'8 Asnoisnis
(Iatan, t!WISl)Ol'QIOI. Ki.... ki~ pcr.gcca Slilr
. .
• Submicm huJu
:
e SoMl~t::m Oii.11'ihus.i
rt, • Subliiltln USll!a lam •
. . . r. :. •. '
~
UnMm. 1996)
olsinu.i. dan l~
pe!lwijong lainny•)
-1-+
Pemasaran
(l(SP) Ayibisois di
Kabupaien Sima : • KtmaJUlll l
(KSP) tidal< dibucngi dc!-.n
perl
l!W)'oral:al
dt seUar KSP bdum !!laj\"11
Penlngbtln p...,, Kawa$1111 Sontr:a l'rodukst (K:;r) dlJam perictmbaPPA AaropoliWI dan ~- .,. ... ,a1ttmkan roasyarat:ai sekitor K$P
!
PerM Kewa58D Sco1n1 Pmdulo.
Korxlis1 Fisik Wlbyal\
Agropol;ia. do
k.abupatc11 Buua.
t'enclili:m Di!lril<. Agrupoli1.1n
·-- ·-~ ...... Fokl<)r pendukuog
p
wilayah • J1.uuhd1 Pe11d1.1t,h•k.
• Kondisi Sosial dan t:toncmi
:
...- ... ··- . ...
.
' ...•.•.•.... · 1· ...... ...........
Kc1ec~Jiwu1 S:at'Ntu
dall
•
•
~
• S1':>$i.iem halo
.
• Produlcsi Komoditas
Bksisring Peran : Koadisi KawMM Sentra Pmdubi
t::ondi~i F.k~t~il1g S1sr:em ak.dviw Kawesan Soutr. PrOOuUi ~lblsnia .
tonoh, kedclal, bawong metllh, JMDbu mclc, kepi. Jlllalc cJon kemlri) Jurnlah KSP Y'"'I ado
•
Prasar&n8 ~eDW'\JWl@
Unggulan
ba":l ll<\(, kO!l•, j
Scntm l'rodU<.,j (Kl;r) aoi.tn lainJaeunc. kllcang
• Sislr:m Sarona dan
K~impulondm> R.elwmeodasi
....
• l'roduksl
• Kon~wn3j
s.m11u A'l
) DI KABUPATE"I RIMA DENG.AN X.ONSEP AGROPOLITAN
: •• : •• •
: • • • •
14
TABEL L2 KEBUTUHAN DATA P.ENELITIAN NO
KOMPONEN ANALIS1S
l
I
DATA YANG
VARiiln
DIBIJTUllXAN
l
I . Klpuiw produksi dan
JENIS DATA Selwndcr
teragamall jenis lrom-Oditi tJll&gulm yang ada di
tanamao k()Dl(lditas wtggulan di Kawasan sentra Produksi.
(2003-2005)
2. Kesesuaian laban IJJl!ul:
2
Sarana dan
1. Jalan,
pra:saraoa
2. J,,,;,,p
pendW
agribisois di
Kaw....,, Sentra
l'roduksi
-·· Pcagairao,
3. Pasar, 4. Lembaga ktnangan 5. Pen)Vlub pert:mian
dan, lembaga lelkait
BPS, Dinas
pertanian clan Tanilman PQ1l81111 K.ab. Bima, Bappeda IU!b. Bima
Kawasan Seotra Ptoduksi.
..
SUMBER DATA
I.· kllis dan jumlall saraoa clan prasarana wilayah di Kawasan Seol1a .l'roduksi. 2. Jen is jaJan, panjangjalan,
Primer clan Selrunder
BPS,Dinas Pekerjaan
Umwn., Dinos
dan koodisi jalan.
Pt!Ulnion don Tanaman Pangan,
Kawasan Sentra Produui.
Bappeda (2003-2005)
3. Jeais paw, danjumlab pasar yang ads di
4. Jenis lembaga keuangan dan jumlah lembaga
;
ketwtgsn. 5. Jllllllah lcmbaga penyulllhan yang Ilda
KBwasan Sentra Produbi. 3
Sistem aluiYiw Kaw_,, Scntra Produk.i
·-
Suh>i;1"'1l h,.Ju
Silkm J'l'llyodiaan """"" prodWGi (subsistem hulu)
Subsistem usahalani
• Senn produksi, bas panen, Produksi per komoditss
J>rilllOT
K iwpengecer, Kel.tani observasi
Sekunder
Dinas Pertanian dan
,.,.;hi&nis
· Si>t""11pcnm8n sul,.istcm
budJdaya • fattor peoenru kesesuaian
l'rimer
Selcunder Selrunder
~yaratml tumbull
\otnodiW 1D1ggulan
SekUDder
-r..,amao
Pllllglll Kab.
Bima BPS,
BAPPEDA
Sebsistem hilir
• Jcnis dan juntlah industri pengo\ahan · sis1em/Jletanan subsistem
hilir
Sekunder
Primer
Din& l!erta11ian clan Tana.man
Pangan Klsb. Bima, BPS.
··-
·---
Subsisiem distribusil penwar.in
Sistem pemasara11,jaringaD distiib..ni
pcRZLVJ sub $\mm distribusilpemasmn
Primer
observasi Dines
Pen:aoiau datt
Tanarnan
Pangan Kab.
Bima,dan
i
i
15
---·- .
--- - -
Subsistemjas.a don
penunjaJJ& l(.,lemtiagaan di KawasanSentra
4
Prodllk!i
Kelem~n Pasar. Kelem~ Petani Keltmba~aall BPP
...
·-··
Peranan subsisiemjasa dan
-
Pesnbangunan .
Kel.tani,
Primer
pemu~arq,; 1. Jumlali Kelompok Tani. 2. Iumlah Balai Ptnyulu.llan
observasi
~igOindustri Primer
clan Sek under
observasi Kel. tani, BUKP3 Kab. Bima WIWH.R(;hfll
s.. mber &p"" P•mlir. 1{)~7 1. 7
dan observasi la-·····
Sistematil
ilmiah atau penyusunan tesis, sebsgai berikut:
DADl
PENDAllULUAN Dalam Bab ini diuraikan lallll belak.ang permasalahan untuk menguatkan
pentingnya dilaksanakan penelitian. Dan sel.anjutnya dibuat perumusan masalah clan pertanyaan penelitian (research question), Dalain pertanyaan penelitian ini akan dija.wab melalui penelitian yang akan dilakukan. Dal.am menentukan tujuan dan sasaran penelit.ian untuk memperjelas keluaran (output) hasil yang akan dicapai dalam penelitian. Pembstasen ruang lingkup penelitian ditentukaa, agar fokus psda arah penelitian. Kerangka pemikiran disusun gUOll menguraik1111 alur pcmikiran yang utuh dan log is dalam pel aksanaan penclitian dari awal hingga akh ir.
BAB II
KONSEl' PENGEMBANGAN AGRO POLIT AN D£NGAN SISTEM AGRJBISNIS Dalam bah ini berisi luij ian atau telaahan teori yang berhubungan don
berkaitan dengan penelirian yang aknn dilakukan. Dalam k.aitan dengan penelitian
16
ini, l:ajian reori yang akan dipilih sebagai dasar meliputi Konsep Pengembangan Wilayah, Konsep Agropolitan, dan Konscp Agribisnis, BAB Ill
KA.DAN UMUM WILA YAH KABUP ATEN BIMA
Dalam bah ini memhahas beberspa tinjauan antara lain : I. Tinjauan admmistrasi: Jcondisi fisik <WM. 2. Kondisi sarana dan prasarana: jaringan jalan, transportasi, pengairan, pasar, pusat pelayanan publik, dan, lembaga keuangan. 3. Kondisi sosial: kependudukan dan perekonomian. 4. Kondisi struktur ruang: kebijakan pembangunan pertanien dan pengembangan Agribisnis serta tiajauan kegiiruut produkili pcrtanlM yang berkembeng di Kabupaten Bi.ma. BAB IV
ANALISIS PERAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI AGRIBISNIS DALAM KONTEKS PENGEMDANGANKAWASAN AGROJ>OUTAN
Dalam Bab ini menguraikan pembahasan atau wialisis tentang
sistem
agnbisnis tanaman pangan dan perkebunan dalam konteks pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bima, yang meliputi analisis komoditi unggulan, sarana dan prasarana pendukung kegiataa agribisnis, karakteristik mesing-masing subsistcm
dalam sistern agribisnis, serta eaalisis sistem agropolitan. BABV
PENUTUJ> Pada bab iui dirumuskan kesimpulan basil penulisan berdasarkan temuan
studi sena rekornendasi temaag usulan tindak lanjut atas sistem agribisnis dalam konteks pengernbangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bima dan merekomendasi tentang $ludi lanjutan sebagai pengernbangan basil penelitian ini.
UNIVFRSlfAS
t>IPONEGOf=lO SEMAHANG
UNNERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
UNiVERSiTAS O!PONEGORO SEMARANG
UNll./ERSiTAS D!PONEGORO SEi\l!A'iANG lJNl\/ERSITAS O:PONEGOS::\O SEMARANG iJNiVERSITAS DlPONEGOfm SEMN-1ANG lJNIVEf-~Sr!""ASDIPONECOBO SEMARANG UN!VERSlTAS DlPONtGORO SEMARr'\NG UN1v=RS!TAS DlPONEGOl=tOSEMARANG UN)Vl=RSIT/.>,S DIPONf::GOHO SEMAAr\NG UNIVEw;rr.l\S DiPONEGORO SEMA8ANG UNlVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VfRSITAS
DIPONEGOf.tO SEMAfV1NG UN!Vt=RSITAS OIPONEGOHO.SeMARANG
UN!VERSITAS D!PONEGO!·m SEMARANG
UNIVERS!Tl1SDIPONEGORO Sr-MARANG UNIVERSITAS D!PONEGOHO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONECiORO SEM.ARANG UNJVERSITAS UNNERSnAS UNiVEHSff AS UNlVERSITAS UNlVERSffAS UNiVERSITAS
DrPONE:GOR'o DIPONEGORO OIPONEGORO DIPONEGORO O!PONEGOAO DIPC1NEGORO
SEM.L\RANG SEMARANG SEMARANG SF.iMARANG SEMARANG
UNIVERSITAS UNlVERSrlAS UNIVERSITAS UNlVERSffAS UNIVEHSJTAS SEMARANG UNiVEf-iS!TAS
DIPONEGORO DIPONEGOAO PIPONEGORO DIPONEGORO DIPONFGORQ DIPONEC?ORO
SEMARr'\NG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG
SPl/IAHANG UNIVERSITAS D!PONEGOJ:lO SEMARANG SEM/l,RANG SEMARl'ING SEMARANG SEMARM~G
UNIVERS!TA$ D!iJONEGORO SEMARANG UNIVEf1SITAS DfPONEGOflO SEMARANG UNIVEF!SlTAS D!PONEGORO SEM.ARANG UNlVERSlTAS DfPONEGORO SFMARANG UN!\/ERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UNM:RSITAS DIPONE.GOROSEMARANG UNtl/ERSITAS t.JIPONEGOROSEMARANG UNIVERS!TAS OIPONEGORO SEM/.\RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS1TAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlfAS D!PONEGORO SEMAF{ANG UNIVERSITAS OlPONt:GORO SEMi\FlANG UNiVE=RSlTAS OIPONEGORO SEMARANG UNM;RSITAS DfPONEGORO St.:MAF!ANG UNIVERSITAS D!PONEGOHO SEMARANG UNlVEHSiTAS DIPONEGORO SEMl\RANG UNIVERSITAS DtPQNF.GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SFM1\RANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS Of PONEGORO SEMAHANG UNIVERSITAS DIPONEGORO Sl'SMARil.NG UN!VERSITAS DIPONEGOf-10SEMARANG \JNIVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS D!PONEGORO SE!v1ARANG UNIVEHSITAS DIPONFGORO SEMARf\NG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DtPONEGORO SEMARANG ·UNfVfRSlfAS DIPOt'liEGORO SEMAR.ll.NG UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNlVEF1SlT AS DIPONEGORO SEMf.\l{ANG Ul'-JIVERS·TAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UN!VEHSITAS DlPONEGORO SEMARANG UN VERSiTAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERS!'fAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS Df PONEGOHO SEMA.RANG UNIVERS'TAS DIPONEGORO SEMAP.ANG UNIVERS!T.A.S DlPONEGORO SEMf.i.RANG UN!VERSITAS DIP -GORO SEMARANG Ul'llVERSITAS DIPONEGORO SEMAliAi\G UN!VERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UN!VEHSiT A ' SEM}\R1-\NG U!\llVFRSITAS DIPO~EGORO SEMAP.ANG l;NIVERS!TAS DIPONEGOfiO SEMARANG UNIVERSI MAR.4.'JG UNlVfnt>l1AS orpor--n:GOAO SEM,l.\RANG UNIVERSll AS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE· 1RANG IJNlVEFlSlTAS D PO'IEGORO SEMARANG lJ"llVERSI tAS DIPONEGORO SEMARANG: UNI NG UNIVERSITAS D!PONEGO~O Sf M.ARANG UNi.JERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Ur IG UNiVERSlfO..SDIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!1'AS DIPONEGOR0 SEMARANG ' " llf\i!VERSITAS DIPO!\JFGORO SEMARANG UNlVERSn.\S DlPONEGORO SEMARANG UN!Vt=RSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONi::GORO SEMARANG ,l\i!VERS!TAS D'PONEGORO SEMAR.~NG UNlvt=RSITAS D!PONEGORO SEM1\AN tvERSITAS 01PONEGOAO SEMARA JG UNIVERS!TAS D!PONEGORO SEMARAf JIVERSITAS D1PONEGORO SEMARANG · uNiVERS!TAS D1PONEGO!=!O St MARAN NIVER~ITAS DIPONEGORO SEM.A.RA~m UNIVERSfTAS DIPONEGORO SEMARAN ·NIVERSITAS DiPONEGORO SFM.~RANG UNIVERSITAS o;PONEGORO SEMARAN( l~!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UhliVERSITAS DiPONEGORO SEW\BA:~{ N!VERS1TASD!PONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS D PONEGORO SEMAr-iAN _ JNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPON~GOFlO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPOl\iEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SE'V1ARANG UNiVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG V .G U'llVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UN1 ,NG UNIVERS1TAS OlPONEGORO SEMARANG ur>iiVERSlTAS OlPONEGORO S!:MARANG UNIV
J VE:RSlfAS DIPONEC-ORO SEMARA~~G Ul\JIVERS!TAS DlPONEGORO SEMARAN<~ VNIVERSn .... .1 ::.f.. MAf';ANG UNIVERS!TA.S D!PONEGORO Sf.MA.RANG
lJ~fVERSiTAS u: ONEGORO $EMA.RANG UNIVEFiSITASOIPONEGOP.O SEMARANG UNJVERSm\s DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORu SEMARANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITl\S D1PONEGORO SEMAHANG UNlVERS!TAS DfPnf\iE:GORO SE.MARA NG UNfVERSITAS O!PONEGORO SEMARANG UNl\lERSJ L!\S DlfONEGORO UNlVERS!TAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO UNiVERSHAS DIPONEGORO UNNERSJTA.S DIPONEGORO UN!VERS!TAS DiPONEGORO UMVERS!TAS O;PONE'.iiORO
SEMARANG SEMARANG
SENL~.RANG SEMM'..!ANG SE:MARANG SEM/.1.RANG SEMARANG
U~tVEliSIT.A,S UNl\/ERSITAS lJNM:RSffAS UN!VERSlTAS UNIVERSITAS UNlVERSlTl.\S UNIVERsrrAs
DIPONEGOf-10 DIPONEGORO OIPONEGORO DIPONEGOHO [J!PONf.GOHO DIPONEGORO
UNIVERSiTAS OlPONEGORO SEMARANG. UNIVFRSITAS DIPONEGORO SEMARANG
UNIVERSiTAS DIPOl\!EGOPO SEMARANG UNlVERSITAS D'PONEGORO SEMAR4NG
SEMAfiANG UNIVERSITAS D1PONEGORO SEM/-1.RANG UNIVEF~SITASDIPONEGORO SEMfo.RANG UNIVi=RSlfAS DIPONtGORO SEMARANG UNlVERS!T.AS OIPONEGORO SEMl\RAl\l\:• UN!VE~SITAS DIPONEGORO SEM.l\RAl'JG UN!VFRSHAS OIPONEGORO OIPONEGOf10 ::;F.MARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO UN!Vt::RS!TASDlPONEGono SEtvlARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO
SEMARANG SEMARANG
SEMARANG SEMAHANG SEMARANG SEMARANG
SEMARAt'iG UN;Vf:.RSITAS DIP()NEGORO SEMAflANG SEMARANG UNIVERS!Tl~.S DIPONEGORO SEMAR,\NG UNfVEHSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVEJiSITAS O!PONEGOHO SEMARANG UN!Vf.:RStTAS DlPONEGORO 'SEMAHANG Ul'JIVERSITAS OIPONEGOHO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEJVlAPANG UNIVEl1SJTAS DfPONEGOf~C SEMARANG UNIVERSfTAS DIPONEGO~iO SEMARANG UNIYr::RS!TAS D!PONE:GORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERStTAS. DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSI TAS DI PONE GO HO SEl\MBANG UN!VERSITA.S DIPONEGORO SEMAHANG- UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSl!AS D!PONEGORO SEMJ\RANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMA.RANG UNIVERt).TAS DIPONEGOAO SEMARANG UNiVERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARA!\iG UNIVERSITAS ['lPONEGORO SEMARANG UMVERSPAS D!PONEGORO SEM/>.RANG'"u· s' ~SfTASOfPO~t~Om;tS · ABAN-.:i NIVERSfTAS DIPONEGORO SErll!ARANG UNlVERSiTAS OlPONEGORO SEMARANi:l u~ ;\; ER&ITA'S OIPOW l.!10 m } 3 NlVfRSllAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS .!)IPONEGORO SErVIARA~G""' l,VERStTA&.rnPGNE~lSEMAAA G UN1Vt.RS11ASOlPONEGORO SEMAR,t\NG UNIVEP.Sl1PS D!PONE=GORO SEMARANG UN!VERSITl\S
17
BAB II KONSEP PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DENGAN SISTEM AGRIBISNIS
l.1
Pengcmbangan Wilayah Berbuis Aktiviw Pertanilln
2.1.1
Pengertiao dan Pentingnya Peran Pertaoian dalam Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia pertanian adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan
tanam-rnenanam
(Poerwadaminta,
1984), nsmun
dalam
arti
terbatas pertanian ialah pengelolaan tanaman dan lingkungannya agar membenkan suatu produk, sedang dalam arti luas pertanian ialeh pengeloloon tanaman, tcrnak dan
ikan agar memberikan suatu produk. Pertanian yang baik ialah pertanian yang dapat memberikan
produk. jauh lebih baik daripada apabila tanaman, ternak atau ikan
tcrsebut dibiarkan hidup secara alami, Mosher (1966; 18-32) menyatakan bahwa
pec1.HJJit111 merupakan
sejenis
produksi
khas
yang didasarkan
atas proses
pertumbuhannya, Dalam kaitan ini para petani mengatur dan meningkatkan komoditas tersebut dalam suatu bentuk usaha tani, Para ahli ekonomi pertanian mengemukakan bahwa sekmr pertanian hams
dipandang sebagai suatu bagian dalam perekonomian secara k.eseluruhan. Sehingga pengamhilan
sumber daya secara paksa dari sektor pertanian akan menyebabkan
meluasnya kemiskinan di pedesaan Win buhkan bencana lcelaparan. Oleh karena itu kondisi yang perlu dikembangkan adalah menghubungklll'I scktor on furm dengan off
farm berupa iaterkoneksi pasar sektor pcrtanian dengan sektor industri dan jasa sebingga menimhulkan suatu pilihan bagi JW11 penduduk pedesaan untuk
18
berpartisipasi
dalam
pembangunan
pembangunan
pertanian
(Sumodirungrat, 2000).
pcrekonomian.
mengandung
aspek
Menurut mikro,
berbagai
makro
dan
literatuc global
Aspek mikro pertanian diharapk:an sebagai proses
mewujudkan kesejahreraan masyarakat tani yang diperoleh melalui kegiatan usaha penaniannya. Kemudian aspek makro pertanian adalah menyediakan pangan bagi
masyarakat dan menyediakan input bag] kegiatan sosial ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Sedangkan
aspek global dilihat
melalui
kemampnan
pembangunan pertanian dalam memberikan devisa bagi negara dengan tetap menjaga
stabilitas pangan dan keburuhan pokok pertenian loin di dalam ncgcri, tanpa harus mengurongi kesejehtcrsan rlil masyarakat tsni (Ruttan W.F., dan llayami Y, 1971). ~rtMiao
sebagei sektor yang memegung penman penting dalam
pe111:1embw1¥W} wilayah dan ekonomi mengalami belbagal macam perdebatan karena
pada saar sebelumnya pertanian dianggap sebagal suaiu sektor yang tidak dspat berk.embang, suatu sektor yang ak.ao menurun dengan sendiriaya, Walaupun peran pertanian masih mengalami perdebatan, namun berdasarkan peogalaman di negara
dunia ketiga, pertanian memang dapat dijadikan suatu pemicu dalam meningkatkan perekonomian dan juga delam pengembangan wileyah. Schingga Johnston dan
Mellor (Ti1TU1Jer. 1990 dalam Staatz dan Eicher, 199()) meuyunpulkan peran sektor pertan.ian dalam pengembangan eko110111i:
I. Meningkaikan penyediaan pangan bagi konsumsi domestik; 2. Menghasilkan tenaga kerja bagi kegiatan industri; 3. Memperluas dan memperoesar uk.uran pasar bagi basil produksi industri; 4. Meningkalkan pendapatan domestik; dan
19
S. Mendapatkan kurs luar negeri.
Kelima peran ini mempunyai kedudukan kepentingan yang sama dalam pengembangan ekonomi clan wilayah. Sehingga berdasarkan peran tersebut diharapkan mampu menciptakan suatu keseimbangan pertumbuhan antara scktor pertanian dengan sektor industri dan jasa, Walaupun di negara-uegara lunlUK berkernbang sangat sulit untuk dilakukan. Tetapi hal ini mendasari pentingnya
pengembangan sektor penanian, yaitu dengan menurunkan penyediaan basil pertanian terhadap sektor industri dan memaksimalkan basil produksi pertanian
sebagai konstribusi pada perrumbuhan secara keseluruhan. Dan hal tersebut juga sejalan dengan konsep pengemhaagan pedesaan (rural
development) menekankan pengembangan wilayah pedesean, Pada saat ini pcnurnbuhan yang menarik dalaJn pengembani:;an pedesaan diakibatkan oleh adanya pengetahuan dan persepsi yang bani, diantaranya: 1. Sektor produksi modem tidak mampu mcnopang pertwnbuhan tenaga kerja
dari desa yang tidak produktif. 2. Pada saat ini dan kedepan, migrasi ke arah kola meningkat dengan pesar, 3. Walaupun produksi penanien meningkat, temyata kondisi fisik sebagaian besar penduduk desa ridak mengalami peningkatan yang berarti. 4. Teknik solusi terhadap masalah produksi pangan, seperti pembibitan, paket
irigasi, diberikan pada wilayah favorit. S. Peningkatan produksi pertanian hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan
pertanian besar.
20
6. Penduduk desa yang tidak mempunyai tanah garapan, bekerja keras untuk mendapatkan upah yang konstan dan cenderung menurun. 7. Kenaikan penduduk pedesaan lebih tinggi dan kenaikan tanah garapan, Dari hal tersebut di atas, dapat dijadikan arahan untuk mengembangkan areal perdesaan yang utamanya berorientasi pada peeani kecil untuk rnenaikkan produksi dan produkil vilas, molal ui pendekatan sekloml arau pertanian (Friedmann. 198 l ).
2.1.2
SilltemAktivitlls Pertania11 dalam Peagembangan Wilayllh Kesejahteraan petani merupakan tujuan utama yang harus menjadi prioritas
dalam pembangunan pertanian, Keseluruban aktivitas penanian diharapkan mampu rnengintegrasikan potensi yang menganhk.an pada pemberdayaan masyarakat tani mulai dari pra produksi, produksi ssmpa.i pasca produksi, Sebuah sistem pertanian adalah
suatu
usaha untuk meosejahterakan masyarakat tani
dengan cara
rnengintegrasikan pertanian (pra produl.si, produksi, dan pasca produksi) dengan indusiri daajasa terkait
usaha tani, pemasaran da.n pengolahan, sertajasa (Hanani, N., dkk. 2003). Integrasi sistem aktivitas pertalliao yang baik antara pertanian, industri dan
jasa diharapkan dapat meningkaikan aktivitas ekonomi pedesaan, Oleh kareoa itu sistem akti vitas pertanian harus di mulai dari pembanguaan pra produksi sampai pasca pasca peoduksi. Pengembangan pra produksi pertanian berarti pengembangan sarana prasarana pertanian penunjaog dan pc:ningkatan penggunaan bibit unggul scrta input tcknologi lainnya dalam peningl:atan kualitas tanam. Pengembangan saraaa prasarana pertanian ini bernpa peningkatan mulu pengairan, penyediaan dan
perawat.an sarana irigasi, dan p;:ningkatao kemampuan petani dalarn mensakses
21
modal. Sehingga diharapkan pet.aoi dapat dengan mudah mengakses input usaha taninyu, Sedangkan
pengingkatan
penggunaan bibit unggul oleh petani dapat
dilakukan dengan pengernbangan industri beuih, dan penggunaan bibit unggul,
Aktivitas produksi
tani atau yang disebut
sebagai hudid.a.ya pertanian
merupalcan kegiatan utama dalam kaitannya dengan pembangunan sistem pertanian, Sistem aktivitas produksi dilakubn
dengan cara peningkatan produksi komoditas
pertanian serta rnendorong pengembangan komodltas scsuai dcngan potensi wilayahnya (Hanani, N. dkk,2003). Kegiatan pertaniao pada posisi ini :simgat peoting
dalam menghasilkan kuaftias dan kuentitas komodit:as pertanian yang berpengaruh pada tingkat pendapatan petani.
Kegia.tan terakhir yang tidak. lullah pentingnya adalah sistem aktivitas pasca produksi atsu disebut scbagai off farm sislem. Kegiatan pasca produksi diantarnnyn termasuk usaha pertanian hulu seperti ynng teJah disebutkan scbclumnya yaitu pcngadaan sarana prasarana produksi
konsumen akhir akan memerlukan permintnan pengangkutan barang, Secara umum saluran distribusi baning niaga akan mengikuti pola sebagaimana tampak dalam Gambar 2. l (Proudlove, 1986 dalam Nurkholis, 2002:25).
22
:--·+Ped~
8csad Prodasm
:
'~_,,,_ I
GAMBAR2.I SALURAN DISTRIBUSI RARANG S.lllber P,...aJvw,
19&6"°"""-"
'}(XJ}
Istilah pemasaran/distribusi menurut Mubyarto yaitu suatu macern kegiatan ekooomi yang berfungsi membawa aisu menyarnpaikan baraag dari produsen ke
konsumen. Masih menurut Mubyarto,Pemasaran pertanian di negara kita rnerupakan bagian yllllg paling lcmah dalam mata rantai perekonomian atau dalam aliran baraog. Sistem pernasaran dianggap efisiea apabila memenuhi dua (2) syaral. (Mubyarto, 1986 : 140) yairu:
I) Mampu menyarnpaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murehnya,
2) Mampu mengadakan pembegian yang adil dari pada keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kcpada semua pihak yang ik:ut serta di dal am kegiatan produksi dan pemasaran b81'11ng itu.
Menurut Mubyarto pemasaran produk pertanian memiliki empat (4) fungsi utama yaitu pengangkutan, penyimpanan
(storage), pengolahan dan pembiayaan
(lhia11Cing). Sebagai ilustrasi mengenai struktur dan saluran pemasaran produksi komoditas pertanien sccara umum, dapat dilihat dari Gamber 2.2
23
r ...al
felllni
hlaoi
PatarDHAI
Pfdtg•ng
Heller Dnt
Da.
....,
>-------•1
hd.opog
:Komumen
CAMBAB 2.2
STRUKTUR DAN SALURAN PEMASARAN KOMODJT AS PERTANlAN ~,.
· Mv/;J-a,114 JPRO
Dari garnbar tersebut dapar dillhat bahwa secara garis besar, safuran pemasaran komoditas melalui tiga tingkat pasar utama, yaitu: I. Pasar Pengumpul 1.-0kal, yaitu pasar yang berfungsi melayani pengumpulan
dan sekaiigus penjualan komoditas dengan skala wilayah relatifJcecil (lokal). 2. Pasar Pengumpul RegionalJl'asar T ransito, yaitu pasar dengan ukuran lebih besar dibanding dengan pasar lokal yang rnelayani wilaynh yWlg lcbih, 3. Pasar Penjualan/Oistribu$i terakhir, yaitu pasar penjualan komoditas pada tingkatan tcrakhir deogan skata yang relatif saugat besar (sekumpuien pengecer).
24
2.2 2.2.1
Pengembangan Agropolitan Pengertian Kawasan Agropolitan Depatemen Pertanian clan Tanaman Pangan (http: \\www.deptan.go.id),
Agropolitan terdiri dari dua kat:a Agro dan Politan (polis): Agro berarti pertanian dan Politan berarti kota, sehingga agropolitan dapat diatikan sebagai kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian di daerah kota. Dalam tesis ini, yang dimaksud dengan agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembagunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya.
Kota pertanian (agropolitan) berada dalam kawasan pemasok basil pertanian (sentra produksi pertanian) yang mana kawasan tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya. Selanjutnya kawasan pertanian tersebut (termasuk kotanya) disebut dengan kawasan agropolitan. Kota pertanian dapat merupakan kota menengah atau kota kecil atau kota kecamatan atau kota pedesaan atau kota nagari yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan pembangunan pedesaan dan desa-desa hinterland atau wilayah sekitar melalui pengembangan ekonomi, yang tidak terbatas sebagai pusat pelayanan sektor pertanian, tetapi juga pembangunan sektor secara luas seperti usaha pertanian (on farm dan off farm), industri kecil, pariwisata, jasa pelayanan, dan lain-lain.
25
Batasan
suatu
kawasan
agropolitan tidal.
ditentukan
oleh
batasan
administratif pemerintah ( dcsa/kelurahan, kecamatan, kabupaten) tetapi lebih ditenmkan dcngan memperhatikan economic ofscale and economic of scope. Karena itu, penetapan kawasaa agropolitan hcndaknya di rancang seeara lokal denga memperhatikan realltas perkembangae agribisnis ywig ada d~liap daerah. Dengan demikian bentuk dan luasan kawasan agropolitan, dapat meliputi satu wilayah
Desalkelurahan atau kecamatan atau beberapa kecarnatan dalam kabupatenrkota atau dapat meliputi wilayah yang dapat menembus wilayah kabupaten/kota lain yang
berbatasan. Kotanya dapat berupa kota desa
atau
kota nagari atau kota kecamatan
atau kola kecil atau lmta menengah.
Menurut Badan Pengembangan Swnberdaya Manusia Pertanian, Departemen
Pertanian (2003), suani kawasan agropolitan yang sudah berkembang memiliki ciriciri scbagai bcrikut: )>
Sebagian besar masyarakat dikawasan tersebut memperoleh pendapatan
dari kegiatan pertanian (agribisnis), ;. Kegiatan di kawasan tersebut sebagian besar di dominasi oleh kegiatan pertanian atau agribisnis, termasuk di dalamnya usaha industri (pengolahan) pertanian, petdal,!angan hasil-hasil pertanian (termasuk
perdagangan untuk kegiatan ekspor), perdagangan agribisnis hulu (sarana pertanian dan pennodalan}, agrowisata dan jasa pelayanan.
»
Hubungan antara kota dan daerah-daerah hinterland/daerah-daerah sekitamya di kawasan agropolitan bersifat interdependensi/timbal
balik
26
yang harmonis, dan saling membutuhkan, dimana kawasan pertanian mengembangkan usaha budidaya (non farm) dan produk olahan skala rumah tangga (off farm), sebaliknyn kota menyedioknn fusilitas untuk berkcmbangunnya
usaha budidaya
dan agribisnis seperti penyediaan
sarana pertanian, modal, teknologi, intormasi pengolahan hasil dan penampungan (pemasaran) hasil produksL'produk pertanlan. ).>
Kehidupan masyarakat di kawasan agrooolitan mirip dengan usaha kota karena keadaan sarana yang ada di kawasan agropolitan tidak jauh berbeda dengan di kota.
l.l.2
KonsepAgropolifan Konsep pengembangaa agropolitan pertama diperkc:nal.kan olch Fiedmann
and Douglas (1978) sebagai strategi untuk mengembangkan pedesaan, merupakan bagian dari paradigma pembangunan developmentfrom be/aw. Pengembangan agropolimn memberikan akses kepada masing-masing wilayah untuk menentukan jenis pengernbangan yang diinginkan dalam bidang sosial maupun ekonomi, Menurut Soetomo (2002), agropolitan distrik sebagai unit urbanisasi pedesaan dengan kekuatan sumber-sumber pedesaan: pertanian, kerajinan, pariwisata merupakan proses modemisasi
dari bawah. Agropofitan distrik merupakan region
selektif yang dirancang agar kekuatan pembangunan digali dari sumber daya lokal dan setelah terjalin jalinan yang kuat dan mantap, rnaka aken dihampkan bcrgcrak ke atas, Pemantapan tersebut dilukukan melalui proses integrasi ke dalam dan diisolasi
dengan kekuatan kontrol dan subsidi yang mencegah proses infiltrasi dari luar, maka pada proses pertama tersebut agropolitan disirik diarahkan tidak untuk diekspor.
27
Kawasan agropolitan, terdiri dari kota pertaaian dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada disekitamya, dengan batasao yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi pemenntahan,
tetapi Iebih ditentukan dengan memperhatikan
skala ekonomi yang ada. Deugan kata lain kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis yang memiliki fasihtas perkotaan (Deptan, 2002). Abstraksi kawasan agropolitan dapat digambarkan secara skematik pada Grunlmr. 2.3.
Kawasan
agropolitan
menurut Depkimpraswil
(2003)
adalab kawasan
Qgribisnis yang telah memiliki: I) Komoditas unggula.n yang sudah berkcmbang
dengaa priorita;i wttuk
didukuug oleh sek tor hilimya, 2) Kegilltan agriblsnls yan2 ban}'ak melibatkan pelalcu dan masyarakat yang paling besar serta berdampak luas, 3) Sudah mencapai tahapan tertentu dan mempunyai dukwigan kelembagaan, 4) Lerakn ya strategis, mudah dimonitor dao berpotensi ti.nggi berkembang
kedaerah sekitamya.
Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertaaian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan
dengan jalan
mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembaaguya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjuJan dan
terdesentrahsasi, yang digerakan oleh masyaraka; dan difasilitasi oleh pemerintah.
28
Pcrmodalan/teknologi/ Sarana Pertanian/lnvestasi
--1--111-+-
Pemasaran Hasil Pertanian
jasa penunjang Lembaga permedalan agribisnis
Kcterangan:
® D
Agropoli1an J>rasarana Jalan Pemukiman termasuk Didalamnya kelembagaan pctani yang inovatif
Jaringnn lrigasi Batas Illas wilayah pelayanan
Laban Pcrtanian ( desa Hinterland) yang meruasok produk seg;ir clan produk olahan basil pertanian
agropoti1;m(~wl!SaJl Agropolitan)
Sumber : Departemen Pertanian, 2002
GAMBAR2.3 KAWASAN AGROPOLITAN Batasan
suatu
kawasan agropolitan
tidak
ditentukan
oleh
batasan
administratif pemerintahan (desa, kelurahan, kecarnatan, kabupaten, dan sebagainya) tetapi lebih ditentu.kan dengan memperhatikan economic of scale dan economic of scope. Karena itu, penetapan kawasan agropolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan agribisnis yang ada di setiap daerah. Dengan demikian bentuk dan luasan kawasan agropolitan, dapat meliputi suatu wilayah desa/kelurahan
atau
kecamatan
atau
beberapa
kecamatan
dalarn
29
k.abupatenlkot11 atau dapat juga meliputi wilayah yang dapat menembus batas
wilayah administrati f kabupateWkota lain yang berbatasan, Kotanya dapat berupa kota desa otau kota nagari atau kota kecamaian atau kotn kecil ntnu kota mcncngah. Syahranie (2001) menjclaskan peran agropohtan adalah untuk mdayani kawasan produksi pertanian dlsekitarnya diruaua berlangsung kegiatan agribisnis
oleh para petanl setempat. Pasihtas peJayanan yang dlperlukan untuk memberikan kemudahan produksi dan pemasaran antara Jain berupa input sarana produksi (pupuk, bibit, obet-obatan, peralatan dan Jain-lain), sarana penunjang produksi (Jembaga perbankan, Iistrik, dan lain-lain).
2.2.3
Prinsip Dasar Pengembangan Kawasan Agropolitan
Dalam
pengembangan
kawasan
Agropolitan,
pada
prinsipnya
mempertimbangkan beberapa aspek pokok, yailu aspek sirategis, aspek teknis, dan aspek pengelolaan, Ketiga aspek tersebut sangat menentukan di dalam menetapkan kebijaksanaan dasar pengembangan kawasan yang dapat digambarkan sebagai berikut: •
Aspek Str1tegis Meliputi kebijaksanaan dssar penentuan fungsi kawasan,
pengembangan
kegiatan
dan
kawasan,
perencanaan
tata
ruang
kawasan
rencana
pengembangan/pembangunan beriangka. •
Aspek Teknis MeJiputi kebijaksanaan dasar yang diLuj ukan untuk menyerasikan dan mempertimbaagkan pola lata ruang kawasan, memberikan fasilitas dan uulitas, pendayagunaan pola pertanian dan agribisnis.
JO
•
Aspek Peogelolaaa Kawasan Bahwa kebijkssnean
dasar pengembangen
harus mempertimbengkan
aspck
hukum, perundangan serta udministrasi kota.
2.2.4
Kuosep Agropolitao sebagal Upaya Peogembaogao Akfivitas Pertaoia11 Pada intinya bahwa pengembaagan kawasan
agropolitan adalah untuk
menmgkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyorakat rnelalui pcrccpatan pcngcmbangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota. Namun hat ini dapat tercapai apabila didorong dengen berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis k.erak.yatan, berkelanjutan, ramah lingkungan dan terdesentralisasi di kawasan agropolitan. Dengan berkembangnya sistem dan usaha agribisnis maka di kawasan
agropolitan tersebut tidak saja membangun usaha budidaya (rm farm) saja tetapi juga "ojfjarm" nya, yaitu
IL~
agrihisnis hulu (pengadaan sarana pertanian), agribisnis
hilir (pengolRnan hasil pertanian dan pemasaran] dan jasa penunjangnya, sehingga akan mengurangi kesenjangan pcndapatan antar masyerakat, menguraagi kemiskinan dan mencegah terjadinya urbanisasi tenaga produktif, sena akan mcningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sasaran peugembangan kawesan agropelitan ailiilah untuk mengembangkan
kawasan pertanian yang berpotensi menjadi kawasan agropohtan,
melalui
(Suenarno, 20-03);
a) Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis agar mampu meningkatkan produksi, produknfitas komoditi pertanlaa serta produk-produk olahan
31
pertanisn, yang di lakulcan dengan peegembangan si stem dan usaha agribisnis
yang efisien clan menguntungkan serta berwawasan Iingkuogan, b) Penguatan
dan pengembangan kelembagaan pctani, sistcm, agribisnis
(penyedia agroinput, pengolahm basil, pemasa.randan penyediaan jasa ), c) Pengembangan Kelembagaan Peoyuluban Pembangunen Terpadu,
d) Pengembangan iklim yang kondusifbagi usaha dan investasi.
Selain itu pengembangan kawasan agropolitan harus sejalan dengan model partispasi/pemberdayaan sumberdaya
sumberdaya
mmmi.a
karena
tanpa
didukung
olch
manusia yang herkualitas maka pengembangan kawasan agropolitaa
dengan pendekaran wilayah akan lcunmg bisa meocapai hasil yang optimal. Pengembangan sumberdaya manusia dapat terlaksana dnn sesuai dengan harapan, jika setiap komponea daa fungsi orgaoisasi baik di pusat maupun di daerah memandang pcnunjang,
upaya
pengcmbangan
melainkan
merupakan
sumberdaya
manusia bukan sebagei unsur
bagian integral dari masing-masing
fungsi
organisasi (integrative linkages).
Menurut
Bryant
dan Wllite (1932) pemberdayaan
adalah
pemberian
kesempatan untuk secara bebas meroilih berbagai a\tematif clan mengambil kepunisan sesuai dengan tingkat kesadaran, kemampuan dan keinginan rnereka serta memberi kesempatan untnk belajar dari
keberhesilan serta kegagalan dalarn
merespon terhadap perubahan pemberdayaan ini penting karena sumberdaya manusia berperan
sebagai
pelaku utama
dalam
keberbasilan
pengembangan
kawasen
32
agropolitan,
Berdasarkan
ha! itu diperlukan adanya strateginya rnengacu pada
(Soenarno, 2003) strategi tersebut berupa:
a) Meningkaikan peran serta nktif mosyarakat di kawasan agropolitan mulai dari pcrcncanean, pelaksanaan
sampai dcngan evaluasi,
Perencanaan
disusun
secara partisipatif dan l=ilnya digunakan unruk bahan master plan atau program
pengembangan
kawasan
agropolitan.
Dengan
melibatkan
masyarakat, mereka akan mcrasa memiliki program-program yang akan dikembaagkan
padas kawasan agropotitan. Peran pemcrintah disini hanya
sebatas menfasilitasi apa yang sehenamya diperlukan masyarakat.
b) Meningkatkan
kemampuan masyaraka! pada kawasan agropolitan
dalam
pengelolaan usaha pertanian yang tidak. hanya terbatas peda aspck produksi (bodidaya) tetapi juga pada aspek agribisnis secara keseluruhan. Peningkatan
kemampuan masyarakat ini dilakukaa salah satuuya melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) secara bejenjang dari pusat, propiasi, kabupatenlkota dan
kawasan agropolitan. Tujuan dari diktat tersebut adalah untuk menciptakan : a) Manajer profesional skala usaha kecil dan menengah yang mempunyai wawasaa
global,
b)
Tenaga
terampil
di
mengoperasionalkan alat dan mesin pertanian,
bidang
teknis
untuk
finansial, pembukuan,
pengolahan hasil, pemasaran dan promosi clan c) Tenaga ahli hukwn (corporate lawyer) sebagai koasuhan dalam mengembangkan rnitra antara perusahaan nasional dengan perusahaan asing,
33
c) Mengembangkan kelembagaan agribisnis dalam upaya meningkatkan posisi tawar pelaku agribisnis, menunjang pengembangan dan keberlanjutan usaha,
dan meningkatkan daya saing produk. Kelembagaan y1111g pcrlu ditingkatkan
keberadaannya diantamnyn kelcmbagaan petani seperti kelompok tani, kelembagaan kemitraan antara petan.i dengan pengwsuha penyedia sarana pmduksi, pemasaran dan pengolahan, kelembagaan peodanaan pedesaaan seperti lembaga keuangan pedesaanlmikro (bank dan KUD).
d) Meningkatkan kemampuan analisis pasar dan pemasaran sombeedeya manusia di kawasan agropolitan dengan mengembangkan sarana dan prasarana pemasaran terutama I) Penataan st:ruktur pasar dalam negeri untuk meningkatkan efisiensi pasar, meajarnin perdagangan yll.rlg transparan dan distribusi nilai tambah yang leblh proporsional, 2) Prasarana angkutan dan jalan pedesaan IU'.ltuk. mcnjamin akses produk pertanian ke pusat konsumen
dan perdagangan, J) Fasilitas pergudaugan (storage) yang mernadai tenaama bagi kornodnas yang mudah rusak seperti produk tanaman pangan dan
petemakan, 4) Rasionalisasl biaya angkutan udara bagi komoditas ckspor, mengingat biaya kargo udara perusahaan penerbangan nasional masih dirasakan terlaju tinggi untuk produk-produk percanian.
2.2.S Pengembangan Agropolltlm Sebagai Kouscp Keruangan
Konsep agropolitun dapat diartiken sebagai sistem fungsional desa-desa yang ditunjulkon dari ndanya hiraki kcruangan desa yakni dengan adanya puslll. agropolitan dan desa-desa di ~kicamya mcmbentuk kawasan agropolitan, Kawasan
34
tcrsebut
terkait
dengan
sistem
pusat-posat
permukiman
nasional
dan sistem
permukiman pada tinglcat Propinsi (Rcncana Tata Ruang Wilayah Propinsi] dan RTR W Kabupaten
(lihat gambar 2.4). Kawasan
agropolitan
t.erdiri dari kota
pertaaian d11J1 desa-desa sentra produksi pertanian yang ada disekitamya
Kawasan
pertanian tersebut memiliki Fasiiitas seperti layaknya perkotaan seperti jaringun jalan,
lembaga keuangao,
pasar, perkantoran,
lembaga
penyuluhan
dan
alih
teknologi, lemhaga pendidikan serta penelitian Disini naminy» jugs tersedia sarana air bersih, kantor kelembagaan m.ililc petani dWl lembaga kesehatan.
Batnsan suatu kawesan agropolitan tidak ditentukan oleh batasan administratif
pemennteh
(desa/kehm1l:wn,
kecsmatan,
kabupaten)
tetapi
leblh
ditentukan dengan memperhat.lkan economic of scale dan economic of scope. Karena
iru, penetapan lcawasao agropohtan hendaknya di raneang secara lokal dcagan memperbatikan realitas perkembangan agribisnis yang ada di setiap daerah.
Sedangkan
bentuk dan luasan kawasan agropolitan, dapat meliputi satu
wilayah Desa/kefurahan
utau
kccamatan
atau
beberapa kecamatan
dalam
kabupatenJ\ota atau dapat j uga meliputi wilayah yang, dapat menembus wilayah
kabupaten/kota lain yang berbatasan, Kotanya dapat berupa kota desa atau kota nagari atau kota kecamatan atau kota kecil atau kota menengab yang dustilahkan
oleh Friedmann sebagai agrodistnk.
35
.... ••
••••
.......... . ••
r:»:
...
••
l~·
••••
•
l)}tp
•••
\
:e
·. ···~.-.-..r• I C?:: . •
•• •
E ., ~
~
Pasar Lol
• ••
•. DJ'f'
•
OPP·······
•••
·············
••
•
K~tall£0
~
Peo2u111p•IBahan
~
Sentra Prod11ksi
e
-
••••• DPP : S<mtbu: (lll>W. D.£., Z~)
:
lb.""
kola Kecil!Pu$at11.•aal Jalan ••• llulumgao Sara .. l'rasarana Betas Wil1yal Aeropolitan
Btu .Pusal Per1ambullan yang Terkalt dengan •idem pa'8t permukiman P•&ion"L propinsl, dan U.bupate1J
GAMBAR2.4 KONSEPSI PENGEMBANGAN KA WASAN AGROJ>OLIT A,~
Agropolitan distrik dapat berarti merupakan suaru daerah pedesaan yang mempunyai kepadatan sekuraag-kurangnya 200 orang per km atau sekitar 10 don 50 ribu jiwa yang sebagian besar petani dengan radius anlar batas wilayah distrik •epanjaog S km-10 km (Friedmann dan Douglass, 1975). Suaru kawasan agropolilall yang sudah bcrkembang memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Rivai, D.E., 2003): J.
Sebagian besar masyarakat dikawasan tersebut memperoleh pendapatan darl kegiatan pertanian (agribisn.is}. Kegiatan di kawasan tersebut sebagian
36
besar di dominasi oleh l:egiatan pertanian atau agribisais, termasuk di dalamnya usaha industri (pengolahan) pertanian, perdagangan hosil-hasil pertenian (tcrmasuk perdagaogan unruk kegiatan ekspor), perdagangan agribisnis hulu (sarana pcrtanian dan permodalan), agrowisata clan jesa
pelayanan, 2.
Hubuogan
antara kota dan
daerab-daerah hinterland/daerah-daerah
seki tarnya di kawasan agropolitan bersifat interdepedensi/timbal balik yang harmonis,
dan
saling membumhkan, dimana
pertanian
kawasan
meogembangkan usaha budidaya {onfarm) dan prnduk olahan Skala rumab tangga
(off
farm), sebaliknya kola menyediakan fasilitas
untuk berkemhangnya usaha budidaya dan agribisnis seperti penyediaan sarana
pertanian.
modal, tekaologi.
infonnasi pengolahan
basil
dan
penampungan (pemassran) basil produksi/produk pertanien, 3.
Kehidupaa masyarukat di kawasen agropolitan mirip dengan suasana J::ota
karena keadaan sarana yang ada dikawasan agropolitan tidak jauh berbeda dengan di lwu..
Pendekatan
wilayah dalam peogembangan kawasan agropolitan
monjadi hal pokok karena menyangkut
peoggwiaan
a.dalah
ruang dalam ha! ini wilayah yang
saling terintegrasi berupa pusat-pusat produksi dengan wilayah belskangnya. Berdasarkan ha! itu diperlukannya adanya acuan ustuk hal tersebut, Adapun muatanmuatan yang terkandung didalamnya diantaranya (Soenarno,2003}: I.
Penetapan pusat agropolitan yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan trseponesi pertanian
(agricultwal trade/transport center}, penycdia jasa
37
pendukung pertanian (agriculturesupport services), pasar konsumen peoduk non pertanian (n<m agriculhll'e consumers marka), pusat industri penanian
(agro based industry), Penyedia pekedaan non pertanian (non agricultura: employment) clan pusat agropolitan beserta hinterlandnya terkait dengan sistem perrnukiman nasional, propinsi dan kabupaten, 2.
Penetepan unit-unit kawasao pengembangan yang berfungsi sebagai pllSal produksi
pertanian
(agricultural productirm),
imensifikasi pertanian
(ugrU:ul1ural i111 eno ification), pusat pendapatan pedesaan dan permintaan untuk barang-baraag dan jasa non pertanian (rura! income. and demand far agricultural goads and services) dan produksi tanaman slap juai dan diverslfikasi
pertanian
(cash
crop
production
and
agricultural
diversivication) J. Penetapan sektor unggulan, yaitu mcrupakan sektor unggulan yang sudah bcrkembang dan didukung oleh sektor hilimya, keg.iatan agibisnis yang banyak melibatkan pelaku dan masyarak&t yang paling besar dan mempunyai
skale ekonomi yang memungkinkan uotuk orientasi ekspor. 4.
Dulungan infTastruk.tur yang membentuk strulctur ruang yang meodukung pengembangaa kawasan agropolilan diantaranya jaringan jalan, irigasi,
sumbersumber air dan jaringan utilitas (listrik dan telekomunikasi), S.
Dulcungan sistem kelembagaan, yaitu dukungaa lcelembagaan pengelola pengembangan Jcawasan agropolitan yang merupakan bagian dari pemerintah
daerah dengan fesilitasi pemerinlah pusat dan pengernbangan sistem kelembagaan insentif dan diinsentif pengembangan kawasan agropolitan,
38
Melalui keterkaitan tersebut, pusat agropolitan dan kawasan pedesaan
berinteraksi satu sama lainnya secara menguntungkan. Dengan adanya pola interaksi ini diharapkan dapat meningkatkan Dilai tambah (added value) produksi kawasan agropolitan sehingga pernbangunan
pedesaan dapat dlpacu
mm migrasi
desa k.ota yang terjadi dapat dikendalikan,
2.Z.6 Ciri-eiri .Kllwasan Agropolttan Kawasan agmpnlitan menurut Badan Pengembangan SDM Pertanian,
Departemen Pertanian, Pengembangan Kelembagaan Agribisois dan SDM Pertanian (2002}, adalah: l} Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kcgiatan pcrtanian atan agnbisnis, 2) A.danyaketerkaitan antara kola dan desa yang bersifai interdependensi. 3) Suasana kehidupan masyarakat di kawasan agmpolitan yang mirip
dengan suasana perkotaaa 4) Memiliki kelembagaan dan sarana prasarana agrihisnis, seperti pasar, lembaga keuangan, balai penyuluhan pertMian,
irigasi, koperasi,
kelompok tani, dan lain-lain.
2.2. 7 l'ersyarat.an Kawasan Agropolitan Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan agropolitan,
apabila memenuhi persyaratan, yang menurut Badan Pengembangan SOM Penanian, Departemen Pertanian (2002), adalah:
39
1) Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian yang dapat dipeserkan siau tclah
rnempunyai poser, serta betpotcnsi atau teJah berkembang diversifikasi useha dari komoditi
tmggulllll.
2) Memiliki sarana Jan pnc,araaa agnbisnis seperti: paser basil pertanian. Iembaga keuangan [perkreditan),
Balai Penyu!uhan Pembangunan
terpadu, kaj i terap teknologi agribisais, aksesibili tas ke sentra produksi, kelembagaan petani yang ml!Dlap.
3) Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai, seperti: transportasi, jaringan listrik, dan lain-lain. 4) Memiliki sarana clan prasarana kesejahteraan sosial/masyarakat yang
memadai seperti: kesehatan, peudidikan, clan lain-lain. S) Jaminan kelestarian sumbcrdaya Jingkungan. Kritcria yang di persyaratkan Friedmann dan Douglass ( 1978 ), ailitlah sebagai berikut:
a. Mempunyai perbandingan ukuran kepada!an tertentu, b. Ada jasa dan pelayanan yang sesuai deagan tingkat pembangunan ekonomi dan budaya. c. Lapangan kerja di luar b1dang pertmrian cukup besar.
d. Memiliki pemerinrahan sendiri. e. Kepadatan sekurang-kurangnya 200 jiwa per Km1• f. Penduduk dalam distrik ini biasanya antara I 0.000 sampai 50.000 jiwa, g. Batas wi!ayah radius adalah commuting radius antaru 5 sampai I 0 km.
40
Tabelll .I
Pedoman [ndikator Peaetapan Kawasao Agropolitan
Komodili Unggulan
a.
San! Jeti\<; komodili
a
L@ih
c,
Komoditi unggulan clan produk olal!.m
2. a.
h:ui I dari sebagjan kccil kawa.ian MenampU11g hist I clari sebagjan M<:nampWlg
a
b
c
a
b
c
besar Juiwa.an
Monampuni has1l duri "'"''"""' 1 itan
3. a.
saprodi
dan
sebagiM
kecil
pengolahan din l)en\Uatal\. Ocrperan daiam pct\Y
b. c.
Acrper!Jl d.alam pen~dla saprodl, pengo loluln dan pemasonn Jccbutultan mas ·:a».at K~lembegaan BPP 'Bl'P seb
4. 3.
b. c.
Asribi&n~. BPP :seboi!•i Pemban unan
S.
Balai
a. Se
2.
Raik
i['
b
Cukup
c.
~~;daosar:.'~::i.~rn c.
Baik ·1 Prasarana dan siuana ke~n , sosial ; a. Sed;mg . Baik
•
e
Pell)'Uluh
Sarana don Pnisaraa• AMebilims ke/Jl sc11lrd prgduk.si
t
2.2.8
c
){ej~p ......,.
b c.
J.
b
dari ~8!U jeni.< lmmnrllri
b.
b. Cukup
a
b
a
b
a
b
c
c
c,
Tuju11n dMn Suaran Pengemt>.t1gan Agropolitan Tujuan pengembangm kawasan agropolitan adalab untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepalan pengembangan
41
wilayah dan pemngkatan keterlcaitan desa dan kota dengan mendorong berkembanganya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya kerakyatan,
berkelanjulm!
(tidak mcrusak lingkungan)
saing berbasis
dan terdesentralisasi di
kawasan agropolitan, Dengan b«kembaosanya sistem dan usaha agribisnis maka di
kawasan agropolnan tersebct tidak !Sllja membangun usaha budidaya
(011 farm)
saja
tetapi off form nya, yaitu usana agribisnis hulu (pengadaan sarana pettanian), agribisnis hilir (pengolahm basil pertanian dan pemasaran) dan jasa penunjangnya. sehingga akan mengurangi keseniangan pendapatan antar masyarakat, .mengurangi kemiskinan dan mencegah terjadinya urbanisasi tenaga produktif, serta akan meninglcadcanpendap81anasli daerah (PAD). Sasaran pengembangan kawasan agropolitan adalah untuk mengembangkan
kawasan pertanian yang berpotensi menjlldi kawasan agropoiitan, meliputi:
»-
Pemberdayaan masyarakat pclaku agribisnis agar mampu meningkatkan produksi, produk.tifitas komoditi pertanian serta produk-produk olahan pertanian,
yang dilakukan dengan pengembangan sistem dan usaha
agribisnis yang efisien dan menguntungkan serta berwawasan lingkungan,
»
Penguatan kelembagaan petani,
>
Pengembangan kelembagaan sistem agriblsnis (penyedia agroinput,
pengolahan basil, pemasaran dan penyediaan jasa), )- Pengembangaa Kel.embagaan Penyuluh Pembangunan Terpadu, );>
Pengembangan iklim yang kondusifbagi usaha dan investasi.
42
2.2.9
Pcrmasalah11n Pcngcmbangan Kawasan Agropolitan Isu dan perrnasalahan pokok sekaligus tantangan yang harus diatasi dalam
kaitannya dengaa pengembangan kswasan agrupolitan di lndone~ia dilliltiuanya adalah: ,.. Perranian di Jndonesia masih tetap dicirikan oleh usaha skala kecil (luasan sempit), dilaksanakan
berjuta-juta
petani, dikelola oleh sumberdaya
dengan kualitas yang relatif rendah, dan ahh fungs! lahan pertanian yang relatif tinggi tiap t.ahunnya. Disarnping dari segi leas, kesuburan lahan juga
mengalami penunman akibat degradasi kualitM lingkungen,
Ketersediaan
sumberdaya air secers
kuantitatif
dan kualitatif juga
mcngalami pcnlll"\lllllll yang dlakibatkan bclum efislen karena lcmalmya manajemen pemanfiiatan air, )- Sebagian besar sumberdaya manusia yang mendukung selctor pertanian masih rendah kaulitasnya. Sebagian besar mernpunyai tingkat pendidik.an formal yang rendah, yaitu tidak menyelesaikan pendid.ik.an dasar, sehingga kemampuannya menyerap informasi dan mengadopsi teknologi relati f terbatas, l>- RWlllg gerak pembangunan
penanian
selama ini terbetas pada aspek
produksi (budidaya). Sememara ltu perma.salaban yang muncul justru sebagian berada di luar aspek produksi seperti pengadaan sarana,
pengolahan hasil jalur distribusi dan pemasacan hasil, li> Pembangunan ffUihisnis yang terfokus peda usaha tani juga memhata
ruang gerak perkembsngan organisasi ekonorni petani, Organisasi petani
43
seperti k.operasi petani umumnya banya bergerak pada usaha tani sangat kurang berkembang menangani industri hulu dan hilir agribisnis. Kondisi
ini menyebabkan petani honya mcnguasai mata rantai yang bemilai
tambah kecil dan bercsiko tinggi usaha tani (on farm} sehingga pendapatan petani letap reoJah. Disamping itu, kelembagaan tani dan
kelernbagaan lainya belwn optimal dapat meningkalkan posisi petani sebagai subyek pembagunan pertanian, Dalam kaitanys dengan pengembangan wilayah, menurut IJTJ No. 2411992 tentang Penataan
Ruang, diperlukan adanya peoegasan terhadap "kedudukan"
kawasan pedesaan yang berarti penegasan terhadap fungsi dan peran kawasan pedesaan, Selanjutnya, fungsi dan peran kawasan pedesaan in.i seharusnya dijabarkan
dalam rencana tata ruang wilayah yang 3klm menjadi acuan pcngcmbangen kawasan pedesaan,
2.2.10
Hinrki l'usat Pelayaoa11 dal.aJo K.awuao Agropolitan Kawasan agropolitan didesain untuk dapat melayani, mendorong, menarik
Ihm menghela kegtatan pembangunan pertanian daJam arti yang luas pada desa-desa sekitarnya. Berdasarkan
fungsi tersebut, tetdapat sistern hirar.ki da!am kawasan
agropolitan, menurut Depatemen Pertanian (2002), sebagai berikut: /) Kawasan Sntra .Produksi
Komoditas
O<SPK}, merupakan
dusun atau
beberapa dnsun, dess arau beberapa desa, atau lokasi budidaya (on/arm). 2) Kora Tani (KD, merupakan dusuo atau beberapa dusun, desa atau beberapa desa, kota kecamaian atau lokasi strategis.
44
3) Kota Tani Utama (KTU), merupakan desa atau beberapa desa, dalam
kecamatan, kota kecamatan
atau
lokasi strategis,
Penentuan sistem hirarki wilnyoh terscbut ditetapkan atas dasar pedomaa
indikator penetapan LIWMan agropohtan (Depatemen Pekerjaan Umum, 1996) serta kelengkapan sarana dan prasarana wilayah,
2.3
Agrlbisois suatu Sistem dalam Pengembangan Wilayah
Sektor pertanian merupakan kunci untul:: pengentasan kemiskinaa dan pernantapan ketahanan pangan nasional. Pembangunan pertanian dengan sistem agribisnis, menuflll Saragih (2001), dapat menjadi sumber pertumbuhan ekooomi, penyedia lapangan pekerjaan, mengembaagkan pembwlgwl31l daerah dan sumber devisa yang besar. Pertumbuhan agnbisnis sebngoi bentuk industrialisasi pcrtanian merupakan kelanjutan dari pcmbangunan pertanian scbelumnya (PJP-1) dengen
onemasi pcningkatan produktifites dan nilai tambah. 2.3.1
Peogertian AIVibisnis
Terdapat beberapa pengertian lain agribisnis, antara dikemukakan oleh: • Davi'< and Golberg (1957) dalrun Saragih (2004)
Agribusiness is the sum 101al of all operation in the manufacture and distribution of farm, production operation on the farm, and the storage {Jf(X'e&Sit?l( and distribution qffarm commoditiesand items madefrom them. • Susgih(2001) Sistem agribisnis adalah suatu sistem yang terdiri ams sub sistem sarana produksi (hulu), sub sistem usaha tani (budidaya), sub sistem agroindustri
45
(hilir) dan sub sislem penunjang (jasa pemasaran dan distribusi). Sebuah
sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan: (I) pra-panen, (2) panen, (3) pasca-panen, (4) pemasaran. Bmasen agribisnis adalah sistem yang utuh dan saling tcrkait diantara seluruh kegiatan ckonomi (yaitu subsistem agribisnis
hulu, subsistem agribi~Tris hilir, suhsistem agribisnis jasa penunjang agribisnis) yang terkait langsung dengan pertanian.
2.3.2
Kompnnen Si8tem Agribisnis
2.3.2.1
SubsisCemHulu (llJ)-&t1'eam agribusiness) Subsistem pcrtanian
industri pengbasil
hulu yang juga disebut agroinduslri hulu mencakup
input pcrtanian, sepcrti pupuk, pestislda, alat-alat dan mcsiu
pertanian. dan bahkan yang lebih luas lagj mencakup perusahean penghasil bibit (Said clan Int1111, 2001 ).
Pengembangan subsistem pertanian hulu, berdasarkan acuan Departemen Pertanian, dilalcukan melalui dua kegiatan utama yairu: a.
Mengembangkan
sarana dan prasarana penunjang, yang didalamnya
mencakup sarana irigasi, jalan usaha tani, dan distribus.i input usaha tani teruiama benih, pupuk daa alsintan. h, \1engembangkan industri benih Pengembangan subsistem pertanian hulu sangat krusial karcna permesalehan yang dihadapi selama ini banyak diakibatkan lemahnya
prasarana don sarana dalam pengembangan sistem agribisnis dan
perusabaan pertanian pedesaan,
46
2.3.2.2 Subsis~m usabatani (oR-farm agribusilfes:i) Subsistem ini merupakan kegiatan budidaya tnnmnon yang dilakukan pctani
di lahan pertanian. Keberhasilan sangat dipcngaruhi oleh banyak faktor, diantaranya : kcsesuaien laban, waktu tanam, cara tanam/pengelolaan
tanaman oleh petani, da.u
sebagainya (Dispartan, 200 I). Pelaku
pada subsistem
usahatani
atau budidaya
adalah perani, yang
memproduksi hasil-hasil penanian dalam bentuk primer dan seringkali menempati posisi yang lemah. Setiap peningkatan produktivitas pada usahatani, baik karena penggunaan teknologi baru maupun perhaikan infrastruktur pertanian, manfaatnya
relatif sedikit dinikmari oleh petani (Saragih, 2001). Pengembangan
subsisiem budidl\ya (on-farm), dilakukan mefalui empat kegiatan
utama, yaitu: I.
Meningkalkan produktivuas komoditi pertanian,
2.
Mcningkatkan mutu produk.
3.
Meningkalkan efisiensi produksi dan
4. Mendorong pengernbangan komoditi sesuat potensi wilayah. l.3.2.3
Subristem pengolabao basil peria11Qn (dowlHtre_, agri/uainas) Sering disebut sebagai egroindustri hilir, yaitu industri pengolahan hasil-hasil
pcrtanian primer dan bablan lcbih Juas Iagi ruencakup industri sekunder dan tersier
yang mengoish labih lanjut dari produk olahan basil pertanian primer (Said dan lntan. 200 I). Sedangkan menurut Austin (1981 ), agroindustri
adalah usaha yang
mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan
47
konsumen. Kegiatsn pada subsistem ini menghasilkan nilai tambah [value added) bagi produk pertanian. Dlsampiog meaghasilkan nilai wnbah yang jauh lebih besar dari produk
hasil yang meningkal akan menyebabkan meningkatnya
primemya.
pengolahaa
pennintaan
terhadap produk on-farm (derived demand), baik dari sudut jurnlah
maupun mulu dan nilai, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapabn di sektor hulu. yaitu pendapatan petani (Departemen Pertanian, 2004 ).
Dalam. kaitannya dengan pengembangan wilayllh, mllka agroindustri dapat diketakan
sebagei
awal
dari
bcekembangnya
kcgiatan
industri
di pedessan.
Bcrkcmbangnya agroindustri alaln membuka peluans berkembengnya kegiatan yang
secara tidal langsung berkaiian denga.n lahan. sehingga ak:an mecin.gkatkan efisiens! penggunaan
lahan dan ragam
usaha dJ suatu wilayah.
Agroindustri
dapat
mcmunculkan industri-industri barn di bidang pertaaian, menciptakan ~trulmlr perekonomian yang tangguh, efisien den fl~.ksibel, nilai tam.bah, penerimaau devise, menciptakan lapaogan kerja bagi masyarakal pedesaan. Agroindustri
merupukan
motor penggerak dalam pembangunan pertanian sehingga periu dititikberatkan dalam pengembangwmya (Scekartawi, 2000). Sasarau yang ingiu dicapai ierutama adalah meningkalkan nilai tambah. mengembaagkan
usaha-useha pengolahan basil, meagurangi kehilangan pasca panen
dan rnendorong berkernbangnya industri-industri penunjaog pertanian, Beberapa
keunggulan
pengembangan
agroiodustri di pedesaan dalam kegiatan
agribisnis. mcnurut Soekartawi (2000). antara lain: I.
Tidak memerlukan mutasi lenaga kerj& dari satu daerah ke daerah )'8.D.g lain.
48
2. Tidak memerlukan prasarana modem.
3. Mem beri kan waktu yang cukup bagi masyarakat pctani untuk menyesuaikan diri melalui kegiatan prainduslri, 4. Menghasilkan produksi dengan muatan lokal tinggi sesuai dengan pola kebutuhan masyarakar lapisan bawah.
5. Memberi kesempatan kepada usaha yang sifatnya kekeluargaan berkembang menjadi koperasi aiau kelompok usaha tertentu. Sedangkaa karakteristik dari subsistem agroinOOmi melipuli: I. Memiliki kcterkaitan yang kuat, baik dengan industri hulu maupun hilir. 2. Meoggunakan sumberdaya alam yang eda dan dapat diperbarui sena Iebih banyak tenaga kerja yang tedibat, bail yang berpeodidikan maupun yang tidak berpendidikan. Hnl ini menjadi pcntini; dalam kerangka pelestarian sumbeedaya alam dan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan. Penggunaan sumberdaya
alarn yang daplti diperbarui menunjukkan bahwa
agroindustri dapat dikernbangkan dalam jangka panjang dan kapasitas produksinya dapat ditingkatl:an seirtng dengan perkembengan teknologi
pengelolaan sumberdayanya, 3. Mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. baik di pasar domestik maupun di pasar
intemasion.aL khususnya pertanian tropika.
4. Dapat menampung tenaga kerja dalamjumlahbesar. 2~1.2.4
Subsistem Jasa cbn PenllDj~ Penwan (sllppOl1itlg iMtibition)
Pengembangan agrlbisnis memerlukan lembaga penunjunglpendukung. Lembaga-lembaga pendukung tersebut sangat mencnlukm dalam upaya menjamin
49
terciptanya integrasi agribisnis dalam mewujudkan tujuan pengembangan agribisnis (Said dan Intan, 2001 ). Beberapa !ernbaga pendukung pensembangan agribisnis Indonesia adalah : pemerintah, lembage pembiayaan/keuangan, lembaga pemasaran
dan distribusi, koperasi, lembaga pendidikan formal dan informal. leml>~ga penyuluh pertanian lapangan
dan Iembaga penjamin serta penanggung resiko. Sedangkan
menurut Saragih (2004), lembaga penunjang sistem agribisnis meliputi perkreditan
Win asuransi, pene!itian dan pengembengoo, pendidilim dan pcnyuluhan, transportasi dan pergudangan, serta kcbijakan pcmcrintah (mikro ekonomi, ta111 ruang dan makro
ekonomi), Peranan masing-masing lembaga pendukung secara jelas disajikan dalam
Tabet !1.2. Tabel IL2 PERANAN LEMBAGA PENf>UKUNG KEGIA TAN AGRJBISNlS Ne
,,_.,MDII
I'
J'• •
•
, .... yed .. SllfllnO pub!ik.
• l'l:nycdi•
.J
pcn~mbll\ll*'•
&niblsus l.,..A>"•lu~an..""lat1hlon. lll0dal. d.11).
k<1'1""'"
•
W..W. pmgcrubcuigan kegilWln ~~imi• beik <1ol11m bldong tcmologi o1.aupun pcnycd;..,, ko~utuhml pel.t.u ogllbi!ll.is.
•
Pmgbobung pelW
umuk n:. .... ncbyar1a11 ., ..... lebih baik
•
Pl:n)'Cdla -tvlllln pmiembaogim agrihi
ASWDsi, pdwja.-).
•
Mcwlild puan yong wna sqicrti organiW<1.og111>isni1 tdlfpi poda wnwnuya lldak berblldan bokwn denjlall sUIIpd•ylllan ""1j11L
f---+----------+------------····· •
Sumber Upmlf(l?S9)
··-
~ pe•ggonk ug;ot.on ••b•:!Ois (b.W. .i..1..,., hat pen~ ..,.,,. pmdubi. pcng<>L\llan maupun -).
50
2.4
Komoditas Unggulon Tarigan (2004), komoditss unggulan rnerupakau kouioditi yang memiliki
prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sekror-sektor lain untuk berkembang (priontas pengembangan), Komoditi unggulan, menurut Deplcimpraswil (2003), adalah komoditi yang
memlliki; o
Permintaan pasar luas,
o
Merupakan sumber pondapatao sebagilln besar mcsyamket,
o
Memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif,
o
Mempunyai peluang untuk dikembangkau.
Persyeraian yang perlu dlberlakukan dalam pengernbangan komoditi unggulan agar usaha agribisnis dapat berltcmbang dcngan baik dan berkelaajutan adalah (Ratnawati, 2000): I)
Adanyajaminan atau kepastian pasar dan pemasaran komoditi.
2)
Adanya
sistem
penjaminan
mutu dari produksi komoditi yong
dihasilkan, baik segar maupun olahan.
3)
Kctcpataa
dalam
memilib
komoditi
uuggulan
dan
wilayah
pengembangaa. 4)
Potensi sumberdaya lahan, agroklimat, tenaga kerja, sarans maupun prasarana sosial ekonomi, serta kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
5)
Tingkar ketersediaan dan aplikasi ilmu penegtahuan dan teknologi yang menduhmg peogembangsn agribisois dan agroindustri.
51
6)
Skala ekonomi usahatani yang secara tcknis, ckonomis, dan lingkungan bersifat efisien serta mampu menjamin konti.nuitas produksi, ilislribusi, dan pemasaran komoditi.
7)
Peran aktif petani atau pengusaha dan ting/(at kemampuan untulc mengakses seluruh potensi sumberdaya (sumberdaya alam, sumberdaya rnanusia, teknologi, distrihusi dan pemasaran, modal dan kelembagaan).
R)
Orienrasi unmk menciptakan usaha yang memiliki tingkat pemanfaatan sumberdaya secara optimal dengan tingkat keunmngan yang optimal bcrkclanjutan.
9)
Kelembagean agribisnis spesifik komoJili dan lokasl yanii kokoh dalam pmgembangan
teknologl,
permodalan,
pemasaran,
penyuluhan,
pelayanan, peningkatan mutu, dan penanganan lingkungan, I 0)
Kemitraan
y1111g
saling
membutuhkan,
tergantung,
a.di!
dan
mengunnmgkan, 11) Faktor pendukung untuk kemudahan dsn pelayanan teknologi, perijinan
mvestasi, perpajakan, permodalan, SUrul1a produksi, distribusi, insentif, dan pcningkaten mutu produk, I 2) Polilicul
will
dari
pemerintah
yang ditujul(lln dalam
bentuk
operasionalisasi pembangunan agribisnis yang didukung oleh seluruh selctor terkait dalam kondisi clean government dan good goveroonce, serta,
52
13) Koordinasi dan sinkroaisasi y.mg hmmonis antar instansi terkait dalrun perencanaan, pelaksanaan, dan evalua.si program pembangunan sgribisnis komcditi unggulan secara keseluruhan.
Adapun unruk Komoditi Unggulan yang ada di Kawasan Sentra Produksi Agribisnis di Kabupaten Sima terdiri dari : Jagung, Kacang Tanah, Kacang Kedelai, Bawang Merah, Knpi, Jamhu Mente, Jarak, dan JCemiri. (Dinas Pertanian clan Tanaman Pangan Kabupaten Bima, 2005 clan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah K.abupaten Bima. Tahun 2006-2010). 2.S
Peran Agribisais Oalam Pcogembangan Agropolitan Sistem agribisnis merupakan scrangkajas1 liklivitas yang terdiri dari
beoerapa subsistem yang sating berkaitan sa1U deogan yang Jain, dimana a.lctivitas
pada suatu wilayah merupakan rangkalan kegiatan yang tid.ak. terpisahkan dari pengembangan wilayah dan rnerupakan suatu pengembangan yang terpadu dengan memanfealkan saling keterkaitan antar sektor yang membentuk struktur ruang wilayab.
Wilayah sebagai wadah kegiatan el:onomi memiliki pecan penting bagi
wilayahnya sendiri maupun daerah di sekitar wilayahnya.
Mcmahami sistem
aktivitas pada suatu wilayah, pola perilaku manesia merupakan filktor yang sangat mempengaruhi terhadap perkembangan wilayah, yaitu sistem kegiatan yang menyang.kut hubungan yang lebih kompleks (cross relationships) dengan berbagai
slstem kegiatan yang lain, baik dengan peror.lllgllO, kelompok dan lembaga, Kondisi ini akan menciptakan pertalian yang :sangat banyak dalam sistem lcegiatan (Kuncoro, 1987).
53
Semua subsistem dalam agribisnis harus berkaitan satu dengan yang lain.
Struktur agribisnis yang bersifar dispersal
atau
tersekat -sekat sangat tidak kondusif
untuk rnenciptakan sistem agribisnis bcrdaya saiag tinggi yang mampu rnerespon dinamika pasar secara efektif clan ctisicn. Hal ini kareoa pada struktur agribisnis demikian tidak LeEj adi keierkaitan fungsiooal dianiara para pelaku agribisnis (Simatupang, 1999).
Konsep pengembaagan agropolilan perrama diperkenalkan oleh Fiedmann and Douglas (1978) sebagai strafegi untuk mengemhangkan pedesaan, merupakan
bagian dari paradigma pembangunan developmem from below. Pengembangan agropolitan memberiksn akses kepada masing-masing wilayah untuk menentukan
jenis pengembangan yang diinginkan dalam bidang sosial maupun ekonomi. Dimana kawasan agropolitan menurut Dcpkimpraswil (2003) adalah kawasan agribisnis yang telah memiliki: I) Komoditas unggulan yang sudah berkembaag dengan prioritas untuk
didukung oleh sektor hilimya. 2) Kegiatan agribisnls yang banyak meHbatkan pelaku clan masyarakat yang paling besar serta berdampak luas,
3) Sudah rnencapai tahapan terteotu dan mempunyai dukungan kelembagaan. 4) Letaknya strategis, mudah dimonitor dan berpotensi tinggi berk.embang
kedaerah seki tam ya. Pengembangan kawasan agropolitan adaJah pembangunan ekonomi berbasis
pertanian agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistcm clan usaha
54
agribisnis
yang
berdaya saing,
berbasis
kcrakyatan,
berkelanjutan
dan
tcrdcsentralisasi, yang digerakan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah. Agropolitan juga dapat dianikan l:ota penanian yang tUmbuh berkembang
karena berjalannya sistem dan usaha agribisais yang mampu melayani, mendorong, dan menarik kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) diwilayah sekitar. Sehingga dalam penembangan agropolitan sangat didukung olaeh sistem agribisnis, dimana didalamaya terdapat subsistern-sebsistem yang saling berkaitan, Sehingga dnpat disimpolkan, bahwa sistem agribisnis rnemiliki peran yang Sllnglll penting dalam pengembangsa agropoli~
diDama subsistem-su~"isti:m yang
ada pada sistem agribisnis barns saling betl00t.1m satu dengan yang lainnye, Adapun dalam sistem agropolttan faktor yang mcmpengaruhi adalah sistem produksi komoditas pertanian dan distribusi hasiJ komoditas penanian, 2.6
Slotesa Literatur Berdasarkan uraian Kajian Literatur, mak.a dapat dibuat ringkasan kajian
literatur tentang sistem agribisnis dalam konteks pengembongao wiloyah agrcpoluan, sebagai berikut: Pengcmbangan wilayah pada prlnsipoya nterupabn upaya yililg dilakukan untuk mempetbaiki lingkal ke:sej!ihteil!81J hidup masyarakat di suatu wilayah tertentu. Tolok ukur pengembangan wilayah yaitu adanya perubahaa tingkat produktifitas wi layah, diukur rnalalui populasi, kesempallm lerja, pendapatan dan nilai tambah
industri. perbaikan deraja1 kcsehatan dan kesejahteraan, kualitas lingkungan, fasilitas urnum, daa sebegainya, Komponen pengembangan wilayah dipengaruhi oleh
55
sumberdaya lokal, investasi, pasar, kemampuan pemerintah, traneportasi dan komumkasi, teknologi, dan tenaga kctja. Komponcn-kemponen tersebut juga merupakan komponen yang harus tersedia pada kawasan agropolitan, dimaua agropolitan merupakan bagian dari
paradigma pembangunan developmem .from below. Selain komponen diatas, kawasan agropo\itan juga harus memiliki komponen-komponen pendukung, antara lain: 1. Memilili
sumberdaya Jahan dengan agroklimat yang sesuai untuk
mengembangkan
komoditi
pertanian
yang dapat dipesarkan atau telah
mempunyai pasar, sena berpotensi atau telah berkembang diverslflkasi usaha dari k.omoditi unggulan, 2. Memiliki sarana dan prssarara agribisnis seperti: pasar h.asil pertanian, lembaga keuangan (perkreditan), Balai Penyuluhan Pembanganan terpadu, kaji terap teknologi agribisnis, aksesibilitas kc sentra produksi, kelembagaaa
perani yang mantap, 3. Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai, seperti; transponasi, jaringan listrik, dan lain-lain. 4. Memilili
saraaa dan prasarana
kesejahtcraan sosial/masyarakat yang
memadai seperti: kesehatan, pendidikan, dan lain-lain, S. Jaminan kelestarian sumberdaya lingknngan.
Dalam pengembangan kawasan agropolitan secara terintegrasi, perlu disusun master plan peagembangan kawasan agropolitan yang akan menjadi penyusunan
.56
program pengembangan,
Adapun muatan-muatan
yang terkandung
didalamnya
an tara lain:
»
Penetapan pusat agropotltan yang berfungsi sebagai perdagangan dan rransponasi penantan (aJQ'ic11lh1ral tradearanspon center),penyedia jasa penduktmg pertanian (agriculture support services), pa.<;ar konsumen produlc non pertanisn (non agriculture consumers market), pusat industri pertanian {agro based imlus1ry), penyedia pekerjaan non pertanian (non
agricultural employment) dnn pusat agropolitan sena hinterlandnya terkait
dengan
sistemr
permukiman
nasional,
propinsi,
dan
kabupaten/kota,
»
Penetapan unit-unit kawasan pengembangarl benrfuagsi sehagai pusat produksi pertan.ian (agriculture prvd11cflon), intensifika.~I pertanian (agriculture Intensification),pusat pendllpatan perdesaan dan permintaan untuk ~mng-barang dan jasa ROD pertanian (rural tncom11 and demand
for agricultural goods and services) dan produksi tanaman siap jual dav diversifikasi
pertenian
(cash crop production and
agricultural
diverstvication), Ji> Penetapan sektor unggulan, yaitu merupakan sektor unggulan yang sudah
berkembang dan didukung oleh sektor hihrnya, kegiatan agribisnis yang banyak. melibatkan pelaku dan rnasyarakat yang paling besar dan mempunyai skala ekonomi yang memungkinkan uotuk dikembaagkan dengan nrientasi ekspor,
57
~ Dukungan infrostruktur yong membentuk struktur ruang y311g mendukung pengembangan kawasan agropolitan diantaranya jllringan jalan, irigasi, sumber-sumber air dan jaringan utilitas (listrik dan telekomumkasi),
Pertanian
sebagai
sektor
yang
iru:megang
peranan
penting
dalam
peagembangan wilayah dsn ekonomi me11galami berbagai macam perdehatan karena pada saat sebelumnya pertanian dianggap sebagai suatu sektor yang tidak dapat berkembang, susm sektor yang akan rnenurun dengao sendirmya. Wa.laupun peran pertanian masih mengalami perdebatan, namun berdaserkan peagalaman di negara
dunia ketiga. pertanian memang dapat dijadlklll'l suatu pemicu dalam n1eningkatkm1
peeekonomian dan juga dalaw pengemb
Mengha.silkan tenaga kerja bagi kegiatan industri;
3. Memperluas dan memperbesar ukuran p3.'l31' bagi basil produksi industri; 4. MeningkQtl:anpendapatan dome.stik; dan 5. Mendapatkan kurs luar negeri.
Kesejahteraan rnasyarakat merupakan tujuan utarna yang hams menjadi prioritas dalam pembangunan pertanian. Keseluruhan aktivitas pertanian diharapkan mampu
mengintegrasikan
potensi
yang
mengarahkan
pada pemberdayaan
masyarakat tani mulai dari pra produksi, produksi sampai pasce produksi, Sebuah
58
sistem pertanian adalah suaiu usaha untuk menscjahterakan masyarakat tani, Adapun sistim aktifitas kawasan sentra produksi (KSP) agribisnis antara lain: I. Subsistcm bulu, Subsistem ini meliputi pengembangan sarans dan prasarana p.:mmjang, yang
didalamnya mencakup sarana prasarana irigasi, jalan, sarana penyedia alatalat pertanian.
2. Usaha Tani, Subsistem ini merupakan budaidaya tanaman yang dilakukan petani di lahan pertanian, Keherhasilannya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain: kesesuaian lahan, waktu tanam, cara tanam/pengelolaan Wlaman oleh petani, dan sebagainya (Dispertan., 2001 ). 3. Pengolahan, Subsistcm ini sering disebut agroindustri bilir, yaim industri pengolahan
ha<;il-hasil pertanian primer dan bahkan lebih Iuas lagi mencakup industri sekunder dau tersier yang mengolah lebih lanjut dari produk olahan hasil pertanian primer (Said & lnlall, 200 l ). Sedangkan menurut Austin ( 198 I). agroindllStri adalah uasaha yang mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen. 4. Distribusi Pemasaran, llltilah pemasaran/distribusi menurut Mubyarto (1986), yaitu suatu macam
kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Pemasaran pertanian di negiuu kitn merupekan
59
bagian yang paling lemah dalam mata rantai perekonomian atau dalam aliran
baraug, Sehlngga dapat disimpulkan bahwa kegiatan agribisnis sangat menentukan
pengembangan kawasan agropolitea, dimaoa subsistein yang ada di sistem agribisnis saling berkaitan antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lain. Dirnana dalam sistern agropolitan harus memiliki sarsna dan prasarana agribisnis, seperti : pasar hasil pertaniaa, lembsga keuangan, balai penyuluhan pembangunan
terpadu,
aksebi litan ke sentro produksi, dM keterabagaan petani,
Semua subsistem dalam agribisnis harus berkaitan satu dengan yang lain. Struktur agribisui~ yisng bersifat Ji:ip<:csal aiau tersekat-sekat Sll.llglit tidak kondusjf
untuk menclptakan sistem agribisnis berdaya saing tinggi yang mampu merespon dinamika pasar secara efektif clan efisien
Hal iui karma pada struktur agribisnis
demikian tidak tcrjadi keterkaitan fungsional diantara para pelaku agribisnis (Simatupang, 1999). Sistem
agriblsnis
rnerupakan
scrangkaian
aktiYitas yang terdiri dari
beberapa subsistem yang sating berka.itnn seru dengsn yang lain, dimana nktivih19 pada suatu wilayah merupakan
rangkajan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
pengembangan wilayah dan merupakan suaru pcngembaugan yang terpadu dengan memanfaatkan sating keterkaitan aotar sektor yang membentuk struktur ruang wilayah. Wilayah sebagai wadah kegiaam ekonomi memiliki persn penung bagi wilayahnya sendiri maupun daerah di selcitar wilayahnya.
Memahami sistem
aktivitas pada suatu wilayah, pola perilaku manusia merupakan faktor yang sangst
mempengaruhi terhadap perkembangan wilsyah. yaitu
sistem kegiatan yang
60
menyangkut hubungan yang lebih kompleks (cross relationships) dengen berbegai
sistem kegiatan yang lain, baik dengnn pcrorangan, kelompok dan lembaga. Kondisi ini akan mcnciptakan "linkage" (penalian) yang sangat banyak dalam sistem kegiatan (Kuncoro, I 987).
Menurut Glasson (1983), wilayah dibedakan berdasarkan kondisinya atau fungsinya.
Berdasarkan kondisinya. wilayah dibedakan atas isi (homogenyj dan
berdasarkan fungsinya,
wilayah dibedakan secara fungsioaal, sebagai pusat
pelayanan dan sub-sub wilayah pelayanan, sesuai dengan Jokasi produksi dengan wilayah pemasarannya, susunan orde perkotaan, hirarki jalur transportasi. Suatu wilayah tidak dapat memenuhi sendiri semua kebutuhannya,
sehingga memerlukan suplai dari wilayah lain. tersebut, maka terjndi hubungan atau kclcrkaitan
Akioot adanya ketergantungan a.11tar
wilayah. Jellis keterkaitan
1111tar wilayah, dikemukakan oleh Bendavid (1991), Jenis keterkaitan wilayah yang digunakan dalam meaganansis sistem
agribisois dalam konteks pengembaagan kawasan agropoliran adalah keterkaitan ckonomi. berupa rantai pemasaran akhir clan antara serta aliran ha.rang; dan keterkaitan produksi, khususnya komoditi unggulan
TABELIL3 RINGKASAN KAJJAN TEORI KONSEP PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DENGAN SISTEM AGRJBISNIS
No.
l.
TEORI
Konsep
Peagembangan
Wilayah
REFERENSI Friedmann and Allonso (1978)
UKAIAN
Tolok ukur pengembangan wilayah: adanya perubahan tingka1 produktifitas wilayah (populasi, kesemoatan lceria, tan, dan
.
61
/ ,tU'IJlllnrl
nilai tambaa induslli, perbailum derajat kesehatan dan kesejehteraao, kualitas lingkungan, fasilitas
umum), Komponen yang harus tersedia adalah : sumberdaya lokal, investasi, pasar, kemampuan
2.
Konsep
pcmerintah. transponasi komunikasi, serta tenaea keria
Stohr and Taylor ( 1981) dalam
Agropolitan
Agropo!itan pembangunan
merupakan dari
dan
model bawah
Soetomo (2002),
(development from below), dimana
Deptan (2002), Friedmann and
kekuatan ekonomi berakar pada mnsya1akat luas. Agropolitan dismk merupakan region selektif wtt.uk m<:mggali kekuatan sumberdaya lokal, sehingga terjalin mantap dan bergerak keatas. Kawasan agropolitan adalah joringan ruang yang secara fungsional mendoroog terhentuknya kegUitan IUl\h11 yang bebrbasis pada
Douglass (1978). Lukitaningsih (2004)
agribisnis.
Komponen agropolitan : • Komoditi unggulan • Ketersediaan sarana dan prasarana penuajaog Agribisnis • Jnvestasi • Kclestarian iingkungan Berdasarkan pedoman
Departeman Pekeriaan Umum
indikator
(1996)
penetapan
kawasan agropohtan dan keleagkapan sarana dan prasarana wilayah, maka slstem hirarki : • Kota Tani Utarna (KTU)
t-3=--.__,t-::K:=-o-nse_p _ . . . . . . Saragih
• Kota Tani • Kawasao Seo:tra Produksi
(200 I)
Agnbisnis merupakan scraagkaian
Agribisnis
kegiataa sektor pertanian yang terdiri dari beberapa subsistem yang
saling beikaitan satu same lain,
meliputi: ·--'""
~·
_,_
• Subsistem
penyediaan
_
serana
62
Lanjutan .....
4.
Hubungan antara kegiatan agribisnis dengan pengembangan agropolitan
http.vwww.deptan. go.id
• • • •
prasarana Subsistem Subsistem Subsistem Subsistem
produksi/usaha tani pengolahan hasil distribusi/pemasaran jasa dan penunjang
Agropolitan terdiri dari dua kata Agro dan Politan (polis), yang berarti kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian di daerah kota. Agropolitan juga dapat diartikan kota pertanian yang tumbuh berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis yang mampu melayani, mendorong, dan menarik kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) diwilayah sekitar. Sehingga dalam pengembangan agropolitan sangat didukung oleh sistem agribisnis, dimana clidalamnya terdapat subsistemsubsistem yang saling berkaitan.
lJNIVEASlTAS, IF'ON GOHO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN \/EFlc;;!TAS DIPONE GOflO ~EM.A.RANG UNl'/ERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN! 'ERS AS 1-QN (·ORO SH!ARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMAR N Ul\JIVERSITAS Dl'='ONE(}ORO SH,~ARAl\IG UNIVEASIT.AS OJPONEGORO SEMARA IJ ' UN!\iERS!TAS D JNEGORO SE'MARA'.'JG l1NVERSITAS DlPONEGORO.SEMARA~ UNIJERSITAS OIPONEGORO SE"MARANG UNiVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMAHANG UNIVERSITP..S DIPONEGORO SFMARANG UN!VERSITAS D PONEGORO SHlARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMAP.N\JG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMAHANG UNIVERSITAS OIPONE ORO SEM,\RANG UNIVERSITAS D!PONEGOAO SEMARANG UNIVERSITAS r IPONEGORO SEf'lARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS O'PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVfRSITAS DIPONF.GORO SEMARANG UNIVERS!TAS DiPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS D1PONE.GORO SEMARANG UNIVERSITAS DtPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS O!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARA.NG UNIVlt-lS!TAS OlPONEGORO SEMARANG UNIVEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D PONEGORO SH/JARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG VN!VERSITAS 0 PONEGORO SEM,t,RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVf:RSIT~S DIPON~ ORO $HiARAl\IG UNIVEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG 'NIVCRSITAS O'PONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGQRO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOR9 SEMARANG IJNIVF.RSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNt\lERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D PONl GORO .:;HlllARANC L'NIVERS!TAS DIP -GORO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSI fAS "'.' SEMARANG UNl'vERSITAS D PONEGOR J SEMARANG UNiVERS1"'" MAR.~~ UN VERSITAS D PONEGORO CSEMARANG UNIV r: A RANG UNIVERS!TAS D'PO 'EGOROSEM1'.\RANG UNl\' NG UN!VFRSITAS O.PONECORO SEMARANG U~ \.l UNIVERSITAS DIPONEGORO S(~MAHANG l UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSffAS OIPONEGORO SEMAAANC UNIVFRSITAS DIPQNl-GQRO SEMARAI'' UNIVERS TAS D PONEGORO SEIV'd~RAr UNIVERSITAS D'PONEGORO SEMARAN UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARAN UNlVERSlTAS D1PONEGORO SEMARANC UNIVERSITAS DfPONEGOHO SEMJ\F{A.N( UNIVE~SlfA~ D PONEG')RO SEMARANG. UNIVERSITAS DiPONEGORO SEi\lARAl\JG UNIVERS!Tf,S DIPONFGORO SE~AARANG UNIVERSITAS D.PON- ORO SEMARANG U. ~ UNlVE.qSITAS Dl?ONEGORO SE.MAFV\NG UM, ,NG UNIVERSff.AS OIPONEGORO SEMARANG UN!V1 ANG UN!VERSITAS DIPONFGORO SEMARANG UNIVERS! IM. ~ .::if.MARANG NIVERSITA.S DIPONEGORO SEMARANG UNfVERS!1AS DIPONf..:GORO SEMAAANG 'NIVt:RSI fAS OiPON .C HO SEM.ARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAl{ANG NIVfRS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIV!=:RSlTAS DIPONEGORO SEMARANG N VERSITAS 01PONE80RO SEMARANG UNIVERStTAS D!PONEGORO SEMARANG NNERSITAS D PONEGORO SEl'v ARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 1-JNIVER:31TAS D1PONEOORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEM~.RANG UNIVERSITAS DIPOl\J£..iORO SEMARANG UNIVER.)ITAS DIPONEGORO si:_MA.RANG lNIVERSITAS DIPONEGORO SEM.AR,\NG UNIVEASITAS DIPONEGORO SEM~.RANG 'NIVErlSITAS D'P )NEGC Rn SEMARANG UNIVERSITAS DlPQNEGORO SEM.t\RANG Ntvr~SITAS 0 ON CORO S MARANG UNIVFRSITAS O:PONEGO~O S MARANO N!VERSiTAS OIPO'\!::. 'ORI) SEMARANG UNIVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG 'N:VERSITAS DIPON uORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG N VERSITAS D PONEGORO SEM ~RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NlVERSITAS DIPONEqORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMt,RANG NIVERSITAS DIPO"ll=GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO s~MA ANG NIVERSlfAS 01PON GORO SEMARANG lJNl\lERSITAS.OIPONEGORO SEMAR • r NIVERSIT.",S D:PONEGORO SEMARANG· i.JNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS D POl\IEGORO SEM.A.RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SE ~ !\Jo N!VcRS!TAS DIPONEGORO SFMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SE'viARANG NIVERS!TAS D1PO\J~GORO SEMAR.l\NG ~.A,s'Df?DN 0}10:'S P, NIVEl=!SITAS D'.POl"~-.GORO SElv.ARAN UNl~R, iT~S DiP Nr.' 0 S .1 G NIVERSITAS DIPONEGOflO SEMARA~ W2RSrl"A&9lP.ONE"39R(jLSEMARAWG NIVEPSIT AS DIP0Nf;:GQRO SEMARANG UNIVERSITAS :OIB~~ ~ MARAN
UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE:RSITAS OIPONEGORO SEMt-.HANG UMVERS!TAS IPONEG~hO SE~, ARA JG LNIVERSITAS Dll~ONEGORO SEMARA"'IG Lr.. ERSI AS D1PONEGOPO SEMAR.A IJG UNIVERSITAS D1PONEGORO SEMARANG UNIVERSITA.S OIPONEGORO SE!I. ARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONt:GOf10 SE:.MAHANG UMVERSITAS D PONEGORO SEMARANG lJNIVEASITAS D PONEGORO SEMARANG UNIVER81 fAS DtPONE:GORO ARANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS OIP0'.'4EGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO &EMARAt-.;G UN!VERSITAS DIPO"JEGORO SEMARANG UNIVERSlfAS DIPONEGORO SEMARANG Ui''IVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D PO'\JEGORO SEMARANG UJ\ffVERSITAS DlPONEGOi10 SEMARl\NG UNIVERSfTAS DIPONEGOHO SEMN!ANG JNIVERSITA.S DlPO'\IEGORO SEMARA.t•G UN!VERSITAS DIPOl\!EGORO SEMAAI NG JNIVEPSlfAS DlP01JEGO .0 SEMARANG UNiVERSITAS D1PONh.:iORO .-:>t MArlA.l'JG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS Of PONEGORO SEMARANG Ul\liVERSiTAS DIPONE.GORO SEMARANG JNIVERSITAS DIPONEGOl=!O SEMARA!\iG lNNERSllAS DIPONEGORO 8E~1AkANG 1VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG VERSI A.S DIPONEGORO SEMARA !3 \llVERSI AS DIPONEGORO SEMARANG NIVERS'TA:SDIPONE.GOROS Jvt~BANG IN VERSITAS DIPONEGORO SE"vtARANG JNIVERS!TAS OIPONEGORO SEMl'.\RANG J'\ltVER31TAS DI O.t\fGORO SEMARANG JN vsas ...AS Dl00NEUORO s 'v1ARANG U'..J VERS 1AS DIPON GORO SEtliAAANG U\JIVERSITAS DIPONEGOP.O SEMARt\NG UNIVE-RS!TAS ()IPQNF.GORO SEMARANG UN VERSITAS DI PONfGORO SEl\A,"RANG UN.VERSJTAS DIPONEGORO SEMARANG• UNIVER:>ITAS DIPONEGORO SEMARANG. UNIVERSITAS DIPOt\rEGORO SEMARANG Ul\llVERSITAS D1POf',,EGORO SEMAR/lNG UN VERSITAC) DtPOt-.EGORO SE.MARANO UN!vERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE=RSITAS DIPONFGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG U IVERSJTAS DIPONEGORO SE~1ARANG UNIVEP.;,ITAS 0 PONEGOAO SEMAR NG. UNl\ff:RSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE- RSITAS f>IPO fGORO SEMARANG UNIVE.f-t::;ITAS OIPONEGORO SEMARANG L'N!VERSllAS DIPONEGORO SEMARANG uN!VERSITAS D!PONEG( no SEMARAf\!G lJNIVERSITAS DIPONF.GORO <.;EMARANG U 11VERSI AS DIPON GORO SEMARANG UNIVERSITAS !PONEGOBO SEMARA'.'>JG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG ' IVERSliAS D PONEGORO SEMARANG NIVERS!TAS DIPONH10AO SEMARANG UNIVERSITA~ i:JIPONf:C'ORO ~E.MNlAl\lG vf\. VERSITAS OIPONt GJRO SE. \.1ARANG
sr~
BAB Ill KAJIAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BIMA Wilayah Kabupaten Rima terletak di Pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling timur dari enam (6) Kabupaten dan dua (2) Kotamadia yang ada di Propinsi Nusa Tenggaca Barat, Secara geografis
berkedudukan pada 118° 44' - 119° 22' BT clan 08° 08' - 08 °57' LS . Konteks .Kahupa!en B.irna secara geografls dapat dil.iht pada Gambar J. I
Luas Wilayahnya lebih kurang 437.465 Ha atau 22 % dari IUBS wilayah Propinsi N u~li Tenggara Barat yang terbag! diam 14 kecamatan, Perincian Iuas
wilayah masing-maslng kecarnatan di Kabupaten Bima dapat dilihat peda label Ill. I dibawah ini: Tabellll.1 LWls Wilayab Tiap Kecamatan di Kabupaten Bima (1111) Nn
'KecRruataa
I
Monta
2 J
Bolo Mada
4 5 6
W1:1ha
7 8 ,___._
Wawo
L11as Wilayab (Ha) 45.100
10.141
P...,ua
18.909
Belo
Lani!:21!dU ...
9
Sape Lam bu
10 11
Wera Amhalawi
7.S25 15.230 2&.31 ll
:
22.527
,
24.453
.
37.412 39.200
25.SSO 40.600 72.000
12 Donaso 13 Sanzear 14 Tambora
$0.$00
JnmlahlTotal
437.465
63
65
Pada tabel tersebut dapat dilihat babwa kecametan yang terluas adalah
Kecamatan Sanggar, dengan luas 72.000 Ha atau 16,46 % dan yang terkecil adalah kecamataa Woba seluas 7.525 Ha atau 1,72% dari luas wilayah Kabupaten Bima
3.1
Tinjauan Adm i 11i:!trasi
Kabupaten Bima terletnk pada bagian paling timur di Pulau Sumbawa, yang secara adm inistrarive berbatasan dengan; Sebelah Utara
: Laut Flores.
Sebelah Selatan : Samudra Hindia.
3.2
Sehelah Timur
: Se lat Sape
Sebelah Barat
: Kabupaten Dompu
JW11lahPenduduk Jumlah pcaduduk di Kabupaten Bima pada lahun 2002 sebanyak 396.626
jiwa. kcmudian dalam kurua waktu 3 tahun yaitu tahun 2005 jwnlah
secara
keseluruhan penduduk menjadi 404.776 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel HI.2:
TabelOtl
p er kembangan J 11maJ h Pend u duk Kabuoaten B'uaa Th • NO
Kttamatan
I 2
Monta
3
Mada
4 5
Belo
Bolo
Pertum buhan
J11mlah Pendvd1tk
40.544 40.363
(%trahun)
'
.
2,75 1.70
26.952 39.021 46.303
0,$4
6 Lanzzndu
24.602
7
20.161
0.44 0,3i
48.502
D,49
8
Woha
Wawo Sane
UD
(),39. 0,57
:2005
66
9 10 11 12 IJ 14
Lombu
30.593
Wera
26JW2 17.289 28.749
Ambalawi Donzso
:san<>..,,,. Tambora
Jumlab
0,61 1.01 0,74
0,91 3,25
II .205 3.690 404.776
0,46
1,03
3..3
Ketenediaan Sarana dan Prasarana Willyah
3.3. l
Jaringan Jalan daJI Tra1ispemsi
Jeringan jalan rnerupakan
prasarana
utama unrok melayani kebutuhan
peegerakaa masyarakat. Oleh kareoa itu untnk dapat menjalankan fungsinya dengan
bai.k, h81'US didukung oleh kualitas jaringon clan kapasi.cas yang mencukupi kebutuhon. Jaringaa jalan berdasarkan kewcnangan penge.Joluannya ya.iru jalan nasional, jalen propinsi danjalan kabupaten. Panjangjalan negan baik untuk tahun 2004-2005 adaluh J 02,53 km dengan konstruksi scluruhnya aspal. Panjang jalan propinsi Untu.k tahun 2002 adalah 458,56 km dengan konstruksi aspal 297,86 km, kerikil 63,22 km, tanah 48,33 km dan lain-lain/tidak dirinci 48.65 km, sedangkan wrtuk tahun 2003 penurunan mcnjadi 397,33 km dengan koastruksi aspal 309,3 km, keriki] 59,73 km dan tanah 28,3 km. Dan untuk jalan kabupaten pada tahun 2002 sepanjang 822,67 km dengan konstruksi aspal 249,65 km, kerikiJ 98,55 km, da.njala.o tanah 474,47 km, Scdangkan untuk tahun 2003 mengalami peningkatan menjadi 838,02 km dengan konstruksi aspel 306,22 km, kerikil 141,9 km, jalan WJah 375,9 km dan lain-lam a tau jenis permukaan j alan yang tidak di rinci 14 km. Secara terperinci dapat di lihat pada Tabet llJ.J
67
TabelIIL3 Panjang Jalan Mennrot Keadaan Staflu Jalan (km) Di Kabupaten Bima tahllll 2005
Keadaan
!
I Jenie Pennukaan Aspal
Kerikil Tanah Tidak Dirinc i Jwttlsh Tot.rd
102.53 !
-
;
297.86
Kelas fl Kelas!H K~la.,; UlA
J illan Kabu11aten 2004 2005
309.3 59.73
63.22 48.83 48.65
249.65 98.55
474.47
23.3
.
-
102JJ
~58.S6
-
. .
. l 74.59
204.72
-
102.53
23457
148.91
.
.
-
-
. .
49.4
192.JJ
'51..$6
Kclas IIJC Tidak Dirinci
. 102.S) . . .
J#llllah Total
102.SJ
Kelas IIIB
..
1112.51
Ketas lalan K•las l
'
102.53
JalaoN2004
:u
2095
Stat11s Jalan Jalan Pronimi l004 20t5
.
-
.
-
306.22
141.9
375.9 14
397.33
812.67
8311.02
-
.
.
-
-
.
S22.67
S311.02
43.7
. .
397.JJ
lt22.67
8J8.()2
. .
Adapun Kondisi jalan baik jalan Negara, propinsi dan jalan kabupaten di Kabupaten Bima dominan dalam kondisi bail. Untuk lebih jelas mengenai paajang jalan dan kondisinya dapat dilihat pada Tabel ill.4 Tllhdlll.4 Kondisi Jalan di Kabupaten Bima taban 2005 Keadaao
JalanN_,.ra 2H4 200$
1t4M
zoos
I
174.74 68
204.72
.
Koudisi J •I an
Baik
Sedang
Rusak
Rusok B«at Jum/M Total
Status Jalan .hlao Proniui
47.32 I a, 7 36.51
I
68.53
I!
.
20.5 2S
102.53
102.SJ
127.05
as.n
45'.56
84.06 108.55
.
39733
Jalao Kabonateo ?004
2005
14.4
11652
32.55 211.6
564.12 812.67
113.05 37.7 570.75 838.(}:I
68
Sarana transportasi yang mendukung aklivitas mosyarakat di Kabupaten Bima, meliputi: );>
Angkutan udara (pesawat) jorosan Bima-Jakarta, Bima-Denpasar, BimaSurabaya. clan Bima-Kupang.
>
Bus an tar kota antar propinsi (AKAP) Jurusan Bima-Jakerta, Sima-Surabaya, dan Bima-Denpasar,
>
Bus antar kota dalam propinsi (AKVP) Jurusan Bima-Mataram, Birna-Dompu, dan Bima-Sumbawa.
>
Angkutan pedesaan kc berbagai Kecamatan yang ada di Kabupaten Bima (segala
pcQjUJ'U ke
J 4 Kecamatan yang ada).
> >
Ojeg.
>
Benhur (kcndaraan tradisional semacam dobr).
3.3.2
Angkutan kota,
Sanna dan rra~l'llD.aPeapinw/DAS Kondisi sarana irigasi untuk Kabupaten Bima mencalrup 204 buah terdiri aias
daerah irigasi PU sebanyak 3 7 buah yang memilili areal potensi seluas J 7.545 ha dan sawah irigagi l 5.294 ha. Sedangkan daerah irigasi pedesaan sebanyak 167 buah mengairi sawan seluas 21.885 Ha. Untuk mengatasi kekuraogan air, telah dikembangkan air tanah melalui P2A T yang tersebar di .Kabupeten Bima meliputi Woha 17 sumur, Sape 16 sumur, Bolo 12 sumer, dan Wera 4 sumur, Sedangkan jumlah daerah irigasi sunga.i meliputi DAS Sari seluas 142.650 ha mencakup sub Das Lampe 57.160 ha, sub DAS Nanga Randa seluas 50.210 clan sub DAS Nanga Lowe
seluas 3 5 .2 80 ha.
69
3.3.3
Sarana PerdaganganlP•s•r
Umuk menunjang =<ma perdagangan dan kelancaran distribusi ekonomi, Kabupaten Bima memiliki 9 pasar umum dan 14 pasar desa Di samping itu. juga terdapar 224 Toko dan 1391 Kios/Wanmg yang tersebar di J 4 Kecamatan. 3.J.4
Sll.rana umbaga Keuangllll
Untuk kelancaran Trarsaksi dan
perpotaran
terdapat perbankan seperti Rank BRI, Bank
keuangan, di Kabupaten Bima
BNL
Bank BPD NTB, dan Bank
Dansmoa
3.4
Struktur Perekonomiaa
Indikator makro yang
biasa dignnakM
untuk menunjukkan tingkat
kemakmuraa masyarakat dapat diketahun melalui PDRB. Au11.pun PDR.B Kabubaten
Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menunn Lapangan Usaha (Juiaan Rupiah) dapat dilihat pada Tabel UI. 5 . TABELlll..S
PDRB KABUi"ATEN BIMA T AHlJN 2064 MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTA,'I (Jutaan Rapia)l)
,...... NO I
2 3
4 5 6 7 8 9
LAPANGAN USAllA PF.RTANIAN PERTAMBANGAN DAN PD-"GGALIAN JNDUSTRI P.ENGOLAHAN LJSTRIK, GAS DAN AIR BE.RSJH BANGUNAN PERDAGANGAN. HOTEL DAN
RM.
J'ENGANGKUT AN DAI\ KOMIJNIKASI KElJ, PERSEWAAN & JASA Pl.RUSH. JASA·JASA
JUMLAH
PDRB
%
63,1647.89 35,969.31 34,098.32 Z.30l..f9
52.90 3.01 l.86 0.19 6.23 14.67 6.72 l.66 10,76
74,345.23 175.109.95
80..22.6.5' 31.750-00
121L~0.48 1.193,970.23
100
70
Kondisi pcrckonomian
Kabupaten Dirna secara umum juga dapat dilihat
melalu.i mata pencsharian utama penduduk berumur l 0 tahun ke atas, dimana penduduk yang bekeria di sektor pertaaian, bail: sebagai petani rnaupun buruh tani sebesar 34 %. Komposisi dapat dilihat pada Gambar 3.1
J.5
Koadui Fisik .Oasar Willlly•h
·r opografi
wilayah Kabupaten Sima pada umumnya berbukit-bukit. Sebagian
wilayahnya mempunyai topografi yang yang cukup bervariasi dari datar hingga bergunung dengan ketinggian antara 0-477,50 m di ams permukaan Jaut (m dpl).
Gunung-guiiwii: yung relatif tingg.i yalru Gunung Maria (183.25 m), SoromandiDonggo (477.50 m), Gunung Tarnbora (451 m) dan Uunung Sangiang-Wera (290.50
m). Berdasarkan kelompok kemiringan lahan, wilayahnyu dapat diltelompokkan atas kelompok lcrcng 0-2 %, 3-15 %, 16-40 %dan > 40 % . .Kabupatcn Bima dipengaruhi tipe i.klim D, E dan F (menurul Sclunidth dan ferguson, 1951 ). Musim hujan relatif pendck, curah hujan rata-reta tahunan sebesar 83 mm dengan hari hujan 6 h.ariitahun. Suhu udara sieng hari antara 28 - 32°C. Terjadi perbedaan suhu udara yang sangal besar antara siang dan malam hari, Selain curah h.ujan tahunan yang relative kecil, penyebarannyapun juga tidak merata, dimana bulam Mei-Oktober merupakan bulan yangjanng teriadi hujan.
Struktur tanah. dan jenis taaah di K.abupaten Bima terdiri alas: I.
Tanah Alluvial yang terdapat disepaajang Kabupaten Bima yang membentang
dari barat ke timur yaitu dari Kee. Bolo, Woha dan Sape, 2.
Tanah Regosol (Entisol)
71
Entisol merupakan tanah-tanah muda, yang belum mempunyai perkembangan profil, dengan susunan horison A-C atau A-C-R, atau A-R. Tanah ini terbentuk dari bahan aluvium, aluvium-marin, marin dan volkan. Umumnya terbentuk pada landform daratan, fluvio-marin, dan volkan. Penampang tanah bervariasi, tekstur lempung berpasir sampai pasir berlempung, dan berlapis-lapis (stratified) atau berselang-seling. Adanya perbedaan tekstur berlapis-lapis tersebut menunjukkan proses pengendapan
0 Pertanlan,Pefli:ebl.llan.Kl!tlutanan
dan Perilcanan
a Pertambangan dan PenogaTian 0 IM.Js1Jf Pengolahan
20% 0 Ustrik, gas.clan airbetslh
2% 6%
aBangunan o Pen:lagangan Hotel danResloran
25%
II Pengangkutan, PeflggUdangan, dan Komunikasi a Ket!angan,As\r.lnsi, Pen;ewean bangunan dan Jasa perusahaan
a Jasa
Kemasyara1
Sumber : Bima Dalam Angka, BPS 2005, diolah
GAMBAR3.1 KOMPOSISIMATA PENCAHARIAN PENDUDUK KABUP ATEN BIMA TAHUN 2003-2005 dari limpasan sungai yang beruJang, sebaian mengandung kerikil di dalam
penampang tanah. Warna tanah gelap tua sampai coklat, drainase buruk sampai cepat, struk:tur lepas sampai masif, kosistensi gembur dan keras pada kondisi kering. Reaksi tanah umumnya agak netral (pH 7), kadar C organik: sangat
12
rendah sampai sedang, kadar P20~ dan KzO potensial sedang sampai tinggi, basa-basa memiliki daya tukar re.nJ..h sampai linggi dan didominasi oleh Ca dan Mg. KTK ranah rendah, tetapi kejenuhan biasao.ya tinggi. Terdapat dibagian
utara/pantai utara yaitu bagian Keeamatan Sanggar, Donggo, Wera. RasanaE. 3.
Tanah Litosol (Allisol) yang terdapat di sebagian Kecarnatan Wawo, Monta, Bolo, Wera dan Sape.
4.
Tanah Grumusol (Vertisol), Vertisol tergolong tanah-tanah yang mempunyai
perkembangan profil dengan susunan horison ABC daa AC, memperhhatkan struktur baji yang biasanya retak-retak di musim kemaraudan mengembang di musim hujao. Tanah berkembang dari bahan induk aluvium dan ahiviokoluvium dengan penyebarannya sempit, Penampaog tanah cuk:up dalam, wama coklat kekelabuan, tekstur agak halus sampai halus, struktur cukup lmat gumpaJ bersudut, konsistensi gembur sampai teguh dan rcaksi tanah netral (kejenuban basa tinggi), Sehagian besar tanah ini di gwiakan sebagai sawah tadah hujo.n, tegalan/kebun, buah-buahan, kebun campuran, dan belukar, Terdapct di pantai utara yaitu di bagian timur Kecamatan Sanggar, sebagian wilayah Kecamatan Sape, Wawo, Delo, Monta daa RasanaE. 5.
Tanah Mediteran yang terdapat puda bagian tcngah yaitu sepanjang Kecamatan
Wawo, Wero dan Bolo. 6.
Tamth Latosol (Oxisol), terdapat di bagian selatan tengah yoitu di wilayah
Kecamatan Monta, Belo, Sapc dan Wawo.
73
Berdasarkan luas kawesan budidaya, Kccamatan Tambora memiliki luas kawasan budidaya paling luas (32.09(),2 Ha). Sedangkan Keeamatan Bolo, karena memiliki luas wilayah paling sempit, memil\ld kawllSaJlbudidaya hanya 2.620 Ha.
Luas kawasan budidaya berdasarkaa kecamatan ditampilkan pada Tabet 111.6
Tabel 111.6 LUAS KA\VASAN BUDIDAYA DI WJLAYAH KABUl'ATEN 811\tA. Nn >-
lb11lro1a
Kecamarao
Lau wllayab (H•)
Lu"s kawatao Badidaya (Ha)
·-
I.
MMta
Tangs a
48.881
21.029.7
2.
Bolo
Sila
6.693
2.620
3.
Madapangga
Dena
23.751\
7578,4
4.
Woha
Tente
IO.SS1
lt.~49
s.
Belo
Cenggu
11.634
6.398
6
Lanssudu
Karumbu
32.2~
22.949,8
7
Wawo
Maria
1~ 769
9.S97,07
8.
!>ape
N111U
23.212
6.4)6
9.
Lambu
Larnbu
4().425
JS.S3S,83
10.
Wera
Tawali
46.$49
20.259
11.
Ambalawi
N1pa
13.063
4.637,7
12.
Donggo
O'o
46.549
20.259
13.
Sanggar
Kore
47.789
26.127
14.
T8111b"ra
62.782
32.096.2
438.940
194.668
-
·-I --+-
Labuan l<aru.ng>l ··- ~· . ·-
Jumlah/fotal
3.6
....
---
·-·
·-- .
-
··-
TataGunaLaban Berdasarkan tata guna lahan, jenis penggunaan lahan di Kabupaten Rima
dikelompokkan mcnjadi lahan sawah seluas 27.939 Ha (6,387 %) dan lahan bukan
i !
74
sawah 4-09.526 Ha (93.613 %) dari luas wilayah. Adapun jenis lahan yang dmnci menurut Kecamatan seperti terlib11t pada Tabet III. 7.
Tabel 111.7
Pengguoaao Lehan Di IUbupateu Bima Tahuo 2005 No I
u
lahan Sawah
Laltan Bukan Sawah
Jeni& Pen.,.ouna.a11 Laha.11 a. Sawab lril!,asi Teknis b. Sawah lriwsi Serenm Telmis c. Sawah lrio:asi Sederhan11 P.U d Sawah lril!Mi Sederhana Non P.U e, Sawah Tadah llllian f. Sawah Pasan~ Sunit Luas Tt»rah SawaJr
a. Tanoh Barigun1111 dan Pcllanlngan b. Telt8.l/Kebun c. ladanll urna d. Padano WTI1>ut Penllelllbalaan e. Tanaman l{ay11-K11yuan/Hutart R.akval r. Hutan Ne11a111 g. "hnah Semen111111 Tidal< UMlhakan h. Pericebunan i. Tambak j. Kolam1Teb8t/Em11mg k. Rawa-rewa vanu tidak dit.amuni I. Lain-lain
...
Lua.· Bukan Sawah L ..... Total
-·
3.7
Pemb11ogun110Pertaoi.ao Melaloi Sistem Agribi.snis
3.7.1
Sektor rertaoian
Luas {]fa)
o/.
-
-
14.161 1.671 7.047 S.053 7.439
3,237 0,382 1,61 r 1,155 0.002
17.9J9
6,387
3.546
0,811
38.267 15.589
8.747 1,478 3,563
43.0SS
9,849
247.985
62,952
23.033
5,265
9.930 2.169 6
2.270 0,496 0,001
287
0,066 1,380
409.526
93,613 100
6.464
19.162
437.465
Sekor pertanian masih meropakan peuycrap tenaga kerja. terbesar (7'1,75%),
disusul bangunan (7,55%), jasa kemasyarakatan (4,53%), induslri pengolahan (4.00%), perdagangan, hotel dan restauran (3,73%) dan lainnya (0,44%). Oleh karena
75
itu pembangunan pertanian tetap menjodi prioritas pcmbangunan di Kabupateu
Bima. Berdasarkan pola tanam, Kabupaten Bima dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu (a) untuk tanaman semushn, yaitu :padi - padi - palawija, padi - palawij11 pllili atau padi - Komcditas lain (palawija, yaitu :kac1111g tanah. kedelai, jagung, kacang hijau), comodites selain palawija (saturan, cabe merab, eabe rawit, tembakau), dan (b) untuk lanalnan tahunan seperti tanaman indusrri (kelapa, jam bu mete. kopi), talllltnanhortilmltura (mangga, sribya, sawo, pisang),
3.7.2 Sektor Perkebuaan Komoditas perkebunan yang menjadi andalan dari wiilayoh Kabupaten Bima sampai seat ini adalah jambu mete, kepi, kemin, dan kelapa Menurut luas areal penanaman, j1UI1bu mete merupakan tanaman perkebunan yang paling dominan (7.079,5 Ha), yang diikuti oleh kelapa (3.291 Ha), kemiri (1.830 Ha), kopi (954 Ha), dan asam (916,65Ha). Data luas areal dan produksi tanaman perkebunan berdasarksn
kecamatan sedang dalarn tahap penyusunan.
Kebijakan pengembangan agribisnis tertuang di dalam Visi Kabupaten Bima
melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Bima, yaitu:
»
Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditalldai dengan peningka1an
kualitas kehidupan dan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, pcrumahan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja,
76
'.I>
Memberdayalcan mesyaraket dan seluruh kekuatan eknnomi daerah, \alltama masyarakat petani, nelayan, pengusaha kecil clan menengah, serta koperasi yang bertumpu pada sumber daya alam dan surober daya mannsia yang produkrif,
mand.iri, berdaya saing, dan benvawasan lingkungan.
3.8
Tilljauan Kegjatan Pengembugu
3.8.t
Penyediaau S.raoa Prodalui
Agribisnis
Sarana atau input produksi pertanian di Kabupatcn Bima yang mc:liputi benih, pupuk, dan altar mesin pertaniAn tersedia peda h:mbaga yang telah terbentuk. Beoih
berbailai komoditi yang tlip.:rlllkan petani/kelompot iaID diperoleh selain dari pernerintah untuk benih-benih komoditaS yang tinngi llaritanya, ada ju£a tersedia di
kios-kios sarana produksi yang ada di K.awasan Sentra Produksi yang ada di
Kecamatan.
Untuk penyediaa pupuk dao benib, PT. Pcrtoki.mia Gresik rnerupakan produsea pupuk organik yang disalurken melalui distributor pupuk yang dikelula oleh Dinas Pcrtanian dan Tanam.an Pangan Kabupah:n Bima. Selain itu juga tersedia
di kios/pengeeer yang ada di Kecamataa-kecamstan di K.awasan Sentra l:'roduksi.
3.8.2
Pcagembangait Usaba 1·ani Pengemcengan tanaman pangan clan perkebunan di Kabupaten Bima telab
dilakukan secarfa intensif dengaa pola agribisnis, den sebarsn wilayah produksi seperti pad a T abel III. 8
77
TABU.lllJI PRODUKSI KOMODITAS UNGGULAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI AGRIBISNIS KABUPATEN BlMA TAHIDI 2005
._
N<>. I 2
Keaodibs
,_
-·
---·
Kacang Tan:ih
KSP
Sallgg3!'_ Ambalawi Wera t.irnbu Tambora
4
Bawane. Mcnih
Mada------
s
K~t
Jambu Mente
Kem_iri
3.9
34.760
2.397
36.993
18.400 39,400
1.166 ~87
34,760
l.!78 356
,_
1.545
16.6(5
39,033 ~,~7Q
<>6.3lS~. 8$,800
Bolo Belo
').1)56 14.910
366 1,l '.12
Tambora
5.,...... Ambalawi Mon!a
'
I
1.643
J,471
1.106
l" 410 1.~00
365 764
14,460
945
10.140 6,9l!S
118
310 BBS
13,778 18,105
6.716 13,515 38,802 36.970
9,875
674
6,311
17 710 2'4,920
0 0
1.S.070 35,170
46
17 710 24.920 15,024
25.820
450
5 '.>6.4
967
37,280
490
i.soo
- l.0,529 36,~
_ _2,_180 ..
40,000
39,120
1,500
6,809 3 804
Lambu
Woha T"'nboR Wera Doono
11.214
·-· 39.013 22.2S2 34.404
·-~~-
JamlM f'rodllbl iTom) 60S 0 697 3.085
7,925 5,874 18,067
Xme
Belo Weta
1 ~)232
S,605
9,0~
Dntar PerltJTOIZJI &an r~ P(Mgdll Kab ih- 81""1 Do/.,.,,A•gj». 2/J05, d,.,i,,;,
Sumher
0 547
19710 14,900 37,JSO 1&,160
Were 8
IS.no 39,390_
Bolo
Bolo
Jarak
33,506
Moma
Mada 7
242
14;780
13.530
Moma
6
33,75-0
n.-uo
Saru>1>at
Kaa>De. Kedeta i
Pole•lal
(Ra)
Sa-
3
L-
1'....
Law
- ..Iambor.o
··-
L-
426 681
2,014 1,800
.l.660 14-0,930 4,110 68,&22
958 96
40 17 12 0 0
34,742
26 245
25.150
936
Ringkasao kajian Umuur W'Llayall Kabupalen Blma Secara adrninistratif Kabupaien Sima adalah salah satu kabupaten dari 7
l
7S
d\111 l0° 30" Lintang Sclatnn.
Leas wilayah Kabupaten Bima adalah 465.494 Ha,
terdiri atas: lahan pertanian 92392 Ha atau (21,12%) yang meliputi sawah 33,03%, tegal/kebun 6L90%, clan Jadang/bll[))A 5,07''.4; perkebunan 12.085 Ha (2,76%);
padang rumput/penggembalaan 15.331
Ha {3,50%): hutan negara 237.802 Ha
(54,35%); hutan rakyat 40.480 Ha (9,25%) dan S~'!ally11 3,81% merupakan tanah bangunan/pekarangan, tambak, dan lainnya.
Selain itu, terdapat tanah yang
sementara tidak diusahakan seiuas 22.806 Ha (S,21%).
Ditinja1.1 dari kondisi
fi~,-xdasar, Kabupaten
Bima merupakan wilayah dengan
kesesuaian lahan sangat sesusi untuk dikembengkan sistem agribisnis dan agropolitsa. Kcgiatan agribisnis yang telah berkembang antara lain: ?>-
Subsistem hulu, berupa penyediaan sarana produksi pertaaian,
)-
Subsistem usahatani, berupa kegiatan USllhatani berbagai kornoditas unggulan,
!VFRS 1AS OIPON -G ;RO
SEMAAN.JG UNIVi::R~ITASDlPONEGORO f£lJlARANG UN!vERSITAS D'PONEG )RO ::>EMf.RnN ) UN!'./ERSITAS OlPONEGORO St=-;MARA"J J JNIVffi(:; TAS D PO~EGORO &EMAR G UNIVERSITAS DIPONEGORO S MAR l\IG UN VE i.SITAS DlPU\J:i: ORO SHIAHAN UN!VE8S!TAS DIPONEGORO SEMARAN · UN!VE1181T/\SD i:>ONEGORO SF MAR t-lG UNIVERSITAS D'PONEGORO.SEMAHA c. . UN VE8SI AS DIPO JEGOHO SE~ ,,,f.1ANG UN!Vf~SITAS D PONEGORO Si=l\:tARA.N'.l UNIVf SITAS D PONEGORO SEll/tARANG
UNIVER5! AS PO -GORO SEMARANG UNI E SITA" D!PONEGORO SEMARANG UNIH~'1S!TAc--D PONi::GORO ::-'EMARANG UNlVERS!TAS D ONECORO SEMARANG UN.VFRSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPO~-JEGORO SEMARANG UN!VERSiTAS 0'P0"1EGORO SEMARANG Ul\llVERSITAS fJi°ONEGORO SfMARANG UN1Vf8SIJ'AS D PQNEGORO SEMARANG UNIVEHSITAS 0 PONEGORO SEMARANG UNlV!::RSITAS DIPOt\lEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UMVERS!TAS O!PONE
UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANu UNIV RSI AS DIPO'~EGORO SEMARANG UN!VERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG UNl\iEPS TAS D PO EGO~O SEMARAI\ UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEG080 SEMN~ANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEFS fAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONF.GORO SEMARANG UNIVERSlfAS OiPONFGORO SEM.i\HANG UN!VERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SE~1ARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlfAS DIPO~EGORO SE:MAFANG UNIVERSITAS DIPONEGOf"-lO SE.MARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMAFt.ANG UN!VERSITAS OIPONEGORO SLMARANG UNIVEPS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVER<-l!TASOiPONEGORO SEMAHANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG VNIVERSiTAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGOF~O SEM/~.RANG UNIVERS1TAS DIPONEGORO SC.:MARANG UNIVERSlfAS oiPONFGORO SEMARANG UNIVEP.SITAS OIPONE:GORO SEMARANG ·UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARAt'lG UNIVERStTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlfAS DIPONEGORO SEMARANG U\JIVERS!TAS DIPONEGORO si:MARANG UNlVERSITAS D PONEGORO SEMAfiANG UNIVERSITAS D!PONEGOHO SEMARANb UNlVERS!TAS DIPONEGORO SV.:MARANG LNlVERSITAS D PONEGORO 5EMAR.A.NG UNIVH~SITAS DIPONEGORO SEMARANG U'\llVERS1TA~DIPONEGORO SEMARANG U VERSITAS PCNEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPO -qoRO SEMARANG IJN\IERS TA_, DIPONEGOROSt:\'1ARANG INlVSRSITAS D·PONEGORO "-'t.MARl\.NG UN!VERSITA:::: . SEMARANG UNIVERSI AS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSlfAS J1PONEGOP.O SE.MARAN3 UNIVERS1 MARMG UNiVE:RS AS D PONE'GORO SEMARANG UNIVERSITA$ D PONEGORO ~EMARANG UN!VE' ~f.lA~G 0\JiVEF SITAS D!PONEGORO SEMARANG t.:N!VERSIT'"'S OPONEGORO SD!AAANG UNI\ '\NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SE AHANG U lVfRS1TA$ O ONEGORO SEMARANG Ut ..:.i U'\JJVERS TAS OiPOt>iEGORO SP~ARANG UN!VERSi rri.s OIPON ...GORO ~EMARANG I UN VE.RS AS OIPONi.:GOHO Sl!"!iARANG u 1\'ERSiTAS QIPONEGl RO ~EMARANG UN VERS17ASDIPcw=GORO SE.. AARANG UNIVERSl1AS DIPONE:JORO SEMARAN J:'ll VERSs..,.AS Dlf·ONEGORO SE'vlAHANG U'JIVERSITAS ) PONEGORO SEili ARAI'' VERS ..,.AS OIPONEGOAO SEMARANG UNIVERSITAS 0 PONFGORO S MARA! VERS AS DPO!\EGORO S MARA G UNIVERS!r '\SD PON GORO St t11lAAl\N \l!Vf.:RS TAS DiPONEGORO ~EMARANG UN1VERS·TAS PQNEG RO SEMARAN N VERS AS DlPONEGORO S- 1ARANG UN VERS1TA.S or EGORO SE!l..1ARAN .' VERSITAS DIPO•JEGORO $[1\AARANG 1N.VEBSl""AS DIPONEGOR0 SE~ARANG N!VERSITAS IPONEGORO SEMARAN U IVE~S!TP..S D PON ..:iORO ~EMARANG JNiVERci!TA.S DlPONfGORO SEMARAl'-IG N!VE.RS!TAS D PONEGORO SEMAR/,NG UN1VER.SrTAS OIPONEGORO SE:'VIARANG NlVERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG U\J1VERSITAS QlPQ 1EGORO SS:.\1ARANG NNE~SiTAS DIPO!\IEGORO SEMARANG U U'\I VERB fAS DIPOl\:EGORO SE".i1ARANG lJNIVEASITAS l)rPQNEGORO SEMARANG UN1 ,NG UN!VERS!TAS DI O~fGORO SEMARANG UNIVERSITAS 01DONEGORO SEMARANG UNIV ANG UN VfRS AS DIPONEGORO ~FM.i'\RANG NIVERSITAS D PONEGORO SEt1ARA"'JG UNIVERSllA..., ._ .:)l:MARANG UNiVERSITAS DlPONEGORO SEMARr f\iG NlVERSI f AS DlPONEGOBO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG U'JIVERSITAS D!00NEGORO SE:v1ARANG. 'NIVERSI fAS O:PONEGORO SE!'v ARANG UNIVfRSl fAS DIPONEGORO ~E'ViARANG U VERS TAS DivOl\IEGORO SE\.1ARANG 'N.VERSlTAS DIPONEGORO SE:MAF(ANG UNiVl:RSITAS DIPONE(,ORO SEMARANC.1 UN1VERSfTAS DIPONEGORO SEMARANG N!VEHSITI\$ DIPO\IEGORO SEMARANG UNIVEf.~SITAS DIPONEGOno SEMARANG UN1VERS11"AS otPO!'<EGORO &EM.f.\HA.NG NIVERSITAS Q,PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS Dl00NEGORO SEMARANG NIVEflSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVFRSITA3 DIPONEGORO SEMARANG Nl\l(RS!TAS DIPONEGORO ~EMAHA"IG Ut-JIVE8SITAS DIPONEGORO SEl\AARANG NIVERSlfAS '11POl\EGOPO SfMARANG NIV;:'.RSITAS l.)iPC~EGORO SEMARANG UNl'JEASITAS DIPONEGORO SEM.~RANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG JNiVERSITA::>DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERS TAS DIPONEGOHO SEMAHANG NIVERSr'AS D PONEGOR0 SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGOt:lO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARA1 , N!VERSITA.SDJPONEGORO SEMARANG !JNIVERSl'fAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEFlSITASDf,-:.oNEGORO SEMARANG N:vr:RS! fA...t:; D PONFGURO Sf:MARANG UNJVf'1SI fAS DlPONEGORO s MARANG lJN!VERSI rAS [)IPONEGORO SPJIARANG NIVERflTAS 0 DQ~EC: RO SEMARANG UNIVE11SllAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEH~I AS OlPONEGORO SE.MARANO N!•JERSITAS DIPONEGOBO SEMARANG UNiVERSlTAS DIPONEGOR.O SEMA.RANG lJNIVERSITAS DIPONEGORO $EMAR/\NG NIVERS TAS .)I ONEGORO SEMARANG UMVERSITAS DIPONEGORO S 1'\RANC 1 N VERSITAS D PONEGORO SEMARANG NIVERSfTAS::) PONE.CORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG u '11VERSITAS D!PONEGORO Sl=MARANU NIVERSITAS D1PONEGORO SEMARANG· UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARA1..JG "VERSITAS D ONEGOAO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO S MAt ANG UNlVERS1TAS Dl':.>QNEGOROSEVARANG N1vER~ITAS D;PQNE 'ORO SEMARANG UNIVERSI rAS DIPOtJEGOAO SE~ABANG UNIVEASITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS JIPONECORiJ SEMARANG_ t )}_S OfPrnreG,"QRi tiJIVER!::>ITAS D.PONEGORO SEMARANG NIVERSITA.S:::>IPONEGORO <)EMARAN U )f.::R 'TNs 1P N 0 'ER~ITAS D P0f-1EGOROSEMl\RANG NIVER<'.!TAS .J1F'O' 'EGORO St:t~.ARAf' ,...RSITAS-GIPGNEGORO" MAP.A NIVEflSITAS Dt00NE:GORO ~EMARANG N!VERSITAS Olr ONEGORO 5EMARANG UNIVE8SITASOW()t R ~ fVm U!>.JJVERSlTAS OIPO EvORO SEMARANG
BABIV
ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS DALAM KONTRKS PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN 4.1
Analisis Kom-0dita" Unggulan
4.1.1
Komoditas Un~olan Jagung Dalam penetapan komoditas-komoditas unggulan yang ada di Kawasan
senna
Produksi Agribisnis di Kabupaten Rima mendasar pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerab (RPn.ID) Kabepaien Bima Tahun 200620 I 0 ylU'lg m enekankan pada pembangunan seldor pcrtanian ynng bcrkclanjutan {sustainable agriculture).
Komoditas j agung merupakan sulab komoditas yang sudah biasa di usahakan oleh masyarakat di wilayah Kabupeten Bima. Hal ini disebebkan karena komoditas ini umunmya diusahakan oleh masyar.dUll untuk memenuhi keburuhan komsumsi keluarga. Dalam perkembangannya, temyata konloditas jagung mulai mengarab pada usaha yang bersifat komersial. Hal ini dapat dilihat dari varietas jagung yang diusahakan oleh masyarakst sudah mulai bervariasi. Varietas jagung yang diusahakan untuk kebutuhan koruurnsi dari dijt1al untuk kebutuhan pasar lokal umumnya jagung varietas lokal (jagung ketan), Sedangkan jagung yang diusahekan secara komersial oleh masyaraket adalah jagung komposit ateu jcnis hibrida yang mempunyai produktivitas yang jauh lebih tinggi dari varietas lokal. Varietas yang telah dibudidayakan di Bima yaitu verictas unggul Dima, Bismar, Lokal dan Komposit dengan umur rata-rata 120 bari dan memiliki kemampuan produksi
79
rnencapai 22·48 kw!ba. (Dines Pcttanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Birna, 2005) Namun demikian, teridentifikasi beberapa kendala pengembangan komoditas jagung antara lain: )>
Kornoditas
jagung
dianggap
kurang menguntungkan bagi petani karena
terbatasnya pasar sehingga petani lcurang tertarik untuk mcngernbangkannya;
:»
Belum
adanya
mitra
meogembangkan
jagung
usaha
antara
tcrutanY
petani dengan
pada Jahan kering
pengusaha
dalam
khususuya j agung
hibrida/komposit. )"
Tingginya harga bibit tanaman jegung, menyebabkan petani cenderung memilih
tanaman yang h~ Berdasarkan
bibimya lebih rendah..
data potensi wilayah pengembangan
komoditas jagung
di
Kabupaten Bima tahun 2005 menmtjuicbn
bahwa potensi areal pengembsngan
seluas 28. 53{) ha. Dari luas poteesial
tersebur baru dirnaafaatkan
me.ngusahakan
komoditas
jagung
seluas 7.558 ha. lni berarti
untuk
bahwa potensi
pengembangan yang belum dimanfaatkan seluas 20.972 ha yong terscbar di wilayah Kabupaten Bima. Akan tetapi, basil pemet:lan teotang kesesuain lahan dan lokasi untuk pertumbuhan komodites jagung mencapai luas I i4.JOO ha yang tersebar di enarn kecarnatan yakni Kecametan Tambora selues 33.750 ha, Sanggar 34.760 ha, Donggo 37.420 ha. Madapangga 13.520 ha, Wawo 14.840 dan Kecamatan Lambu seluas 40.000 ha (Gambar 4.1 ).
I.!.'
"' :a Ml :a 'SI ""
...
<>
i
-!!
1.~
~
. !:.r. "' .., ,~t ~.., ....:jo - d -1..... I z
....:
"' .. <'l 0
~·~ i .. 1 ...
~
""
0
'
0
8 i;loO.~~~ ~:;f'. "'"'l"'
... - c: .. .. .. s[i;; :; e-
M
... g
]8
·1..."' & ~
~ .
&i .. i::i
-e ...0 ~
li ... !~
IJ !~~
li
.g & 0
;it.
I
-
-
o;o 0
~
:::! ~
C! C! Q
ot!
~
M
~
~ ~
JI
~
-
'f":,
g
g~ ~ :q_ ;: i~ ... :;; ~ ~
...., ":; ~
~ ...;'.) ~ t~ - ~. !;;~ ~
e; ~ ;: "l
gg 8
g
"l.
:;!
~ ~ ~
~·
a - .... "' ~
....... ~ <"! °'.. :l .,)'~
M
:.;
1-l
~
;; ~ ~... 0
00
NO
of;
~ r
~
OG N
~
0:- Qt w{'
-r ~ ~ >-
' .IC
""
;~ 1~· cls .... ~·~ ...... .., ~;-. - - ..- - - 0
-:i ..!!"
II 0
~
E "' ~ s ~~ .,;
,. ~
;r.
.m
• :I
I
0
- ss s g~
8§ ":. ~
I
z
~
'"'8 8 ~ 8;:> ~ 0 ~~
... -"' ;::~ ~~
'
I
~ ..;
.. !
.. .i.,, - ... :f
&
'
~~~
'=!
...-: "' ••"': "' "'
8, ~ 8. 8 ...
.sg.
""
! 8 ~$t .i'"' ' s !l i~ ll! I
11
00
.:i
J3 .!l• :;Q
..J
·;l e ;.<:
\/.
;l.
0
0
!
~g Ail'" "" di ~ii " . .;I
"! ::;:"
5;;<
ii
-
e ·c
~
.....
t- .:l! "" i] 1 j ~
... .,.. ... ... "'
.-. ·-
82
Dari aspek kebiasaan
masyarakat
menunjukkan
bahwa mengusahakan
komoditas jagung merupakan kebiasaan masyarakat secara turun temurun sebagai komoditas altematif untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa komoditas ini hampir diusahakan oleh sebagin petani di wilayah Kabupaten Bima sebagai komoditas
aJtematif untuk substitusi komoditas
padi sebagai konsumsi
utama. Namun demikian, jenis varietas yang diusahakan oleh masyarakat terdiri atas varietas lokal Bima (jagung ketan) dan varietas hibrida dan komposit, Jenis jagung lokal Bima diusahkan
oleh masyarakat
untuk memenuhi
kebutuhan
konsumsi
maupun dijual di pasar lokal dalam bentu.k jagung muda, sedangkan jagung jenis hibrida diusahakan oleh petani untuk kebutuhan bisnis baik untuk kebutuhan pasar lokal maupun untuk kebutuhan pasar antar pulau. Adapun grafik produksi komoditas jagung dan luas lahan tanaman jagung per kecamatan tahun 2001-2005 di sajikan dalam (Garn.bar 4.2) Grafik Produksi Komoditi Tanaman Jagung Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
~ 4000 +-----H---n--l 1---
~ 2000
-1-----'
'fi
l
1000
11 Bolo
o Madapangga DWoha •Belo
5000~------------------~ C 3000
o Monta
o Langgudu Wawo
oSape
-1---•....i
• Lambu 2001
2002
2003
2004
Tahun --
--
2005
oWera DAlmbalawi o Donggo --.._____
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kah. Bima 2005. diolah
Dari grafik diatas menunjukan produsen komoditi jagung di Kabupaten Bima yang tebesar terdapat di Kecamatan Donggo, Sape, dan Lambu
-e
..
~
«i
.... i ii ... ~ 11.
e ~ s ~c
.•
!
i
~
JI
l
ig
<
!
~
~..
eH1 .. u~ -
,.!
JI
-~i! ;~~~
~e
; 9100000
!a;.. -c l'
~
i
.=
~
"'
IX'.I ::Z1
I
::i
f
1:1
::J
~
J gi ::i
...
¥
0.
~ w
c:
~ .,
""~ ~
x
::...
0. I-
9000000
.:.
~z~~1 • fh~
.,
.... M
a
az w
m..J
9000000
...e 2
c
'ii i
...
..r-r.~:.
O,lf"
~~:~~.,!i~iaii l,;';!•_::q ·••T~•·
gg 0
-
0 -~
~
.. ;; J~~~IR ~"11 j . a .. H~~: IH
;;;
···!liJIU" : ~~~ ~ ~~~i
!
~
•
.I;! !JCMOOOJ
0020000
I
;.:
~
~ j ~
:t
0
0 z
..
c;
~.~.
00
.. . .. E
.l!
0
z
(")
:i:
..
~t90000!ll
=~ ·=-~ lllf
• -e
~i
.....:a, ~. ill
~
I
rr .t.. ~
_.. _S..zs ~£
I i
84
--~
Grafik Luas Lahan Tanaman Jagung Pel"-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
-
D l\fonta Iii Bolo o Madapangga DWoha •Belo o Langgudu awawo oSape
2000
CV
!.. c
CV
.&! ftS
..J
en
cu :i
1500 1000
•Lambu
500
DWera
..J
DAlmbalawi o Oonggo • Sanggar Tambora
0 2001
2002
2003
2004
2005
Tahun Sumber: Dinos Pertanian dan Tanaman Pangan Kah. Bima 2005, diolah
Dari grafik diatas menunjukan lahan terluas untuk komoditas jagung terdapat di Kecamatan Donggo,
GAMBAR4.2
GRAFIKPERKEMBANGANPRODUKSIDANLUASLAHAN KOMODITI UNGGULAN JAGUNG
4.1.2
Komoditas Unggulan Kacang Tanab Kacang
tanah
sebagai
salah satu komoditas
unggulan
kawasan
dapat
dianggap sebagai salah satu agribisnis komersial di suatu kawasan, karena komoditas kacang tanah diusahakan
oleh masyarak:at di kawasan dengan tujuan komersial.
Kondisi ini tergambar dari tujuan masyarakat mengusahakan komoditas ini yakni untuk dikomersialkan
baik untuk memenuhi kebutuhan pasar
lokal maupun pasar antar pulau. Pola pengusahaan
komoditas kacang tanah oleh masyarakat di Kabupaten
Bima umumnya diusahakan pada musim hujan untuk lahan tegalan, sedangkan untuk
85
lahon beririgasi dapat dilakukan oleh masyarakat pada MK I Jan MK II. Akan tetapi kondisi ek..istini; menunjlllkan bahwa umwnnya masyarakat di K.abupat.en Bima mengusahakan komoditas kacang tanah terutama pada musim hujan di lahan tegala..n yang tersebar di Kecamatan Weta, Sepe dan T ambora.. Kondisi ini dapat dipahami
karena umwnnya rnasyarakat di beberapa wilsyah di Kabupaien Bima sudah terbiasa mengusahakan komoditas kacang tanah di lllhan tegalan. Namun dernikian, ada beberapa kendala yang umumnya dihadapi oleh petani dalam pengembnngan komoditas k.acllllg tanah yal::ni:
>
Kemampuan petani uncuk melakuken seleksi benih masih rendah, sehingga benih yw1g digunaka.n berlnia.litaS rcndah;
)>
Penguasaan paket teknologi budidaya dan pasca penen k.acang tanah masih
rendah, sch.ingga kualitas dan koanllta.<> produli: yang dihasilkan belum optimal; dan ~
Terbatasnya
lahan pengembaagan akibat tidal: terjominnya keterscdieen air
khususnya p(ldo MK II. Sedangkan faktor pcnd.ulrung pengcm!Jonsan kouioduas kacang t.anah antara lain:
,..
Peluang pasar yang cukup luas baik pasar Jokal maupun pasar antar pulau dengan barga yang culrup stabil memberi.kan dt>ro.agan tersendiri bagi petaal
untuk melakukan pengembangan komoditas kacang tanah; dan ~
Biaya produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan komoditas palawija Iainnya, dengan keuntuagan yang jauh 1ebih besar dari jaguog maupun kedelai.
86
Hasil
analisis
LQ,
kondisi
clan basil pengeeekan lapangan
bio.fisik,
menunjukkan bahwa teridentifikasi beberapa wilayah kecamatan yang memiliki potensi wilayah yang telah menjadi basis untuk. pengusahaan komoditas kacang tanah yailu: Ambalawi, Wera, Sape dan Lambu sebagai KSP I. Selain itu, ditetapkan pula Kecamatan Tambora dan Sanggar sebagai KSP II. Penet.apan 11ehagai KSP l maupun KSP 11 ini, bukan merupaken ranking, t.etapi hanya membedakan penyebutan saja, karena. kedua kawasan ini berlokasi di tempat terpisah kalau tidak terpisah akan merupakan satu kesatuan KSP. Seisin itu terpilih juga sebagai kawasan pengembangaa
yaitu kecamatan
Belo dan
peekembangan produktifitas komoditi kn~
Wowo (Gombar 4.3). Grafik
tanah dan luas lahan per kecematan
tahun 2001-2005 disojikon dalsm (Gambar 4.4). 4.1.3
Komodicas Ungulan Kacang KedeJai
Kedelai merupakan salah satu komoditi yang dapat diunggulkan karena dapat memenuhi beberapa kriteria sebagai komoditas wtggulan. Berdasarkan IUlLS lahan
budidaya, komoditi ini merupekan tanmmm yang mempunyai areal penanaman terluas selain padi, ylllni hampir tiga kali lipat dari luas tansman jagung dan kacang taruah.
Pengusahaan komoditas kedelai terkendala oleh beberapa hal seperti : );>
Terbatasnya ketersediaan benih kedelai yang berkualhas. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa benih kornoditas kedelai berlabel di daeJah ini umumnya didatangkan dari Mataram dan Malang-Jawa Timur. .Kondisi ini dapat
dipastikan karena belum tersedianya penangkaran benih kedelai yang memadai;
r-00
~;o ~
"
ft
.....; ... .. "'c: : !!..e
..
~
Cl
x
:z:
"' ·111
4
0
.
I
hi
·t - iiih!J
iiJjp L ..
88
Grafik Produksi Komoditi Tanaman Kacang Tanah Per-Kec:amatn di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005 D Monta
~
j
j
Bolo o Madapangga OWoha
3500
3000 2500 2000 1500 1000 500 0
•Belo
o Langgudu Wawo
oSape
• Lambu oWera
2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
DAlmbalawi o Donggo •Sanggar Tambora
Dari grafik diatas menunjukan produksi terbesar komoditi kacang tanah berada Kee. Donggo, Wera, dan Sape. Grafik Luas Lahan Komoditi Tanaman Kacang Tanah Per-Kecamatn di Kabupaten Bima Tahun. 2001-2005 3000
oMonta Bolo oMadapngga oWoha
•Belo
~ 2500-+-~~~~-~~~~~~~~~~~~~~~~--4 -; 2000 -t----·---
olanggudu
..c 1500
oSape
(11
j
= ::)
...I
1000 500
-+-----·~-t
•-----
+--·-1'1
2001
2002
2003
2004
2005
Tahun Sumber: Dinos Pertanian dan Tanaman Pangan Kah. Bima 2005, diolah
GAMBAR4.4 GRAFIK PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN LUAS LABAN KOMODm UNGGULAN KACANG TANAH
WaNO •Lambu oWera oAlmbalawi oDonggo • Sanggar gTambora
ll9
)>
Di samping kendala kua!itas benih kedclai yang rendah, juga dlsebabkan oleh fluktuasi harga kedelai di pasaran yang relatif kurang stabil menyebabkan petani kurang tertarik rnengembangkan komoditas kedelai, padahal dari aspek
kondisi agroklimat dan ketersediaan laban merupakan potensi lain yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan komoditas kedelai sebaga! salah saru komoduas unggulan Kabupateu Bi11111;
>
Dari aspek budidaya umwnnya masyarakat re!atif belum mengusahakan
komoditas kedelai ini deQgan care in<ensifi.kssi. Oleh lcarcna itu, untuk meningkalkan
produknvkas
komoditas
kedelai
dapat diJalcukan mclalui
pendekatan pemberian perangsang produksi baai petani seperti rnemberikan k.epastian dan jaminan hacga yang relatif memada.i; ;...
Belum adanya mitt-a usaha dalam pengernbangan k.omodita.s kedelai. Mitta usaha iDi diperlukan dalo.m upaya menclptak.an 51.'.lbilitas hargn di tingkat peto.ni; dan
>
Belum bcrkeinbangnya pengolahau kedelai m.:JJjadi produk-produk. olahan juga sebagai penyebab beluro stabiJnya )larga kedelai, Pengolahan kedelai menjadi tahu, tempe maupun k«:ap umwnnya dil.akubn di Matmuu dan daerah lainnya,
sehingga pada saat daerah tersebut mengambi! kedelai dari daereh lain mak.a harga kedelai di T
90
Kecamatan Madapangga,
Bolo, Belo dan Monta. Keempat wilayah kecamatan ini
merupakan satu kawasan, dengan total luas kawasan 57.194 ha yang tersebar di
keempat kecamatan tersebut. Selain itu kawasan sentra ini, di luar k.awasan sentra terdapat juga wilayah yang sesuai untuk pengembangan kedelai, yang dinyatakan sebagai wilayah pengembangan, yang meliputi kecamatan Donggo dengan total luas kawasan 37.020 ha (seperti terinci pada Gambar 4.5). Wilayah Kecamatan Madapangga meliputi 3 desa yakni Desa Mpuri, Desa Dena dan Desa Woro. Di Kecamatan Bolo meliputi 7 (tujuh) desa yakni Desa Sanolo, Desa Leu, Desa Kananga, Desa Tumpu, Desa Rada, Desa Nggembe dan Desa Tambe. Kecamatan Belo dan Kecamatan Monta, Potensi pengembangan komoditas kedelai di Kabupaten Bima berdasarkandata tahun 2005 seluas 35.000 ha, luas tanam 27.495 ha dan luas panen 25 .598 ha. Ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan komoditas kedelai masih tersedia lahan seluas 7 .505 ha yang tersebar baik di lahan sawah maupun lahan tegalan. Grafik produksi komoditi kacang kedelai dan luas lahan per kecamatan tahun 2001-2005 disajikan dalam (Gambar 4.6) Grafik Produksi Komoditi Tanaman Kedelai Per-Kecamatn di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
c0
-
....
12000 10000
-l--&\J-----------
8000 -1-11---------------- ----
---1
6000 4000
2000 o...µ..oou:m_..u_,__,_.L.....-L"'-Cll-..U.....,_~LILL.._,...._,,___ ......... ....._....---...._............. u..a.u..aJ:UOU
2001
2002
2003
2004
Tahun Sumber: Dinas Pertanian don Tanaman Pangan Kah. Bima 2005, diolah
2005
oMonta Iii Bolo o Madapangga oWoha •Belo olanggudu aWawo oSape •lambu cWera oAlmbalawi oDonggo
•Sanggar mTambora
s ~ i
I
~~
a~ •-e ~ "'hi"
.. ~ -li/l:l
eili1;1 --~-h~ ;~-:i
11 3~; i i ~ . ~ "i
< li'!i 00 :it llJ
~ a. :::>
00
< :.
~ llJ
a.
I-
~
;!; 91
~
::I
u
Q.
H
~
2 16"il
I ~
... ~(i 111 . ll::
. ., a
CLio c: (J
aa ~ !.::
~
:.:
• t
..J
i
~
.,
. •.."' . ...
"'~ ,. ! v ~"
...
c5 zw l ; a n w
<S
a
~~ ~~ !tf
.I)
E
0
:c
E
.; .; z z
°' I I
~ i1 ~il '. -
·t- uvt id~
J! '~ ~
92
Grafik Luas Lahan Komoditi Tanaman Kedelai Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
12000 --~ 10000 +n~---------------c: as
-;
8000
1----
-;!
6000 4000
j
2000 -- -
as
=j
-----------------------!
-1---.U.----U-~---IL-----fn---
Q-ll-W..cll...U.-J..L,J-U.1:A._i..._u_,.uu.I__.1-LJ..a_,.Llll'-.U.a.....lJ""----,J.U..UID..l..ILCUL__j
2001
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kah. Bima 2005, diolak
GAMBAR4.6 GRAFIKPERKEMBANGANPRODUKSIDANLUASLAHAN KOMODm UNGGULAN KACANG KEDELAI
4.1.4
Komoditas Unggulan Bawang Merah Bawang merah memiliki prospek yang paling besar untuk clikembangkan di
Kabupaten Bima. Produktivitas tanaman ini mencapai 118,57 kwt/ha. Bahkan varietas Philipin mempunyai produktivitas yang lebih tinggi (120-140 kwt/ha). Komoditi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar tradisional/pasar lokal, tapi juga antar pulau. Usahatani bawang merah tidak hanya dilakukan di lahan tegalan, tetapi juga dilakukan di
lahan sawah.
Bahkan akhir-akhir
ini
kecenderungan petani
mengusahakaan bawang merah di lahan sawah semakin meningkat. Tanah yang
93
g"'11bur dan subur banyak mengandung batian organik. dan humus yang sangat baik
wlluk bawang menh. Tanah yang gemburdan subur akan meooorong perkembanaan umbi hingga basil umbinya besar, Jenis tanah yang baik adalah tanah lernpong berpasir, atau berdebu karena sifat tanah yang demikian akan mempunyai aerasi yang bagus dim drainase )'"dllg baik.
Jika dilihar dari segi iklim, bawang merah paling menyukai daerah beriklim kering dengan suhu yang •gak panas dan cueca cerah, tempat yang tcrbuka dan
daerah
rans cukup mendapat sinar matahaci. Tanaman ini tumbuh
dengan bail> pada
daerah yang bersuhu anrara 25-JO"C dcngan iklim kering. Faktor pendcrong utama bagi petani untuk mengusahakan bawang merah antara lain: )
Karena alasan menguntungkan, dari aspelc pemasaran sangat didukung oleh tersedianya alat transpoetasi pe111358l1111 antar pulau baik darat maupun laut dengan daersh tujuon pemasaran Lombok, Bali, Surebay11, BanjannllSia dan
Ujung Pandang. i>
Pcrmintaaa pasar terhadap komuditas bawang rnt:rah cenderung meningkat
waleupun dengaa fluktuasi harga yang cenderung
berubah, Meningk:a111ya
permintaan pasar rnenyebabkan peteni memlliki minat dan animo yang sangat tinggi untuk mengusahakaa k.omoditas ini, kondisi tersebut dapat diamaii dari kecenderungan petani untuk selalu mengusahakan komoditas bawang rnerah dengan memanfaarkan potensi !ahan sawah maupun lahan tegalan; dim
94
~
Dukungan
kondisi
agroklimat
yang
menguntungkan
matahari, suhu udara, tiupan angin clan ketinggian
seperti
iklim,
sinar
tempat yang umumnya
berada di daerah dataran rendah. Hasil analisis teridentifikasi
LQ, trend produksi
dan luas lahan menunjukkan
bahwa
beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bima yang merupakan
sentra produksi komoditas bawang merah. Seperti halnya untuk kawasan sentra produksi kacang tanah, juga teridentifikasi dua (2) wilayah kawasan sebagai sentra produksi bawang merah, yakni: KSP I meliputi Kecamatan Sape, Wera dan Lambu,
sedangkan wilayah KSP II untuk komoditas bawang merah meliputi kecamatan Bolo, Belo, Monta dan Woha, dengan kecamatan Donggo (Soromandi) sebagai wilayah pengembangan Bolo 9.056 ha, Belo 14.910 ha, Monta 18.470 ha, Woha 7.500 ha dan Kecamatan Donggo 34.880 ha (Gambar 4.7). Grafik perkembangan produkti:fitas komoditi bawang merah dan luas Iahan per kecamatan tahun 2001-2005 disajikan dalam (Gambar 4.8) Grafik Luas Lahan Komodit i Tanarnan Per-Kecamatan di Kabupaten Tahun 2001-2005
Bawang Merah Bi K!L------Monta
~
-Bolo • Madapangga ~ Woha -?IE-Be lo -Langgudu -+-Wawo
2500 -.-----
--Sape
2001
2002
"''~-------_...
2003
2004
Tahun
Samber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Bima 2005. diolah
2005
-Lambu Wera Almbalawi Donggo Sanggar Tambora
s ~
!
!a
eihffu h I!!
:i
!ii
1
i
. •. ii
~ill
-e !!!
'ii
z
'O
Ill
"&110i ~ ..... O•« a.
-fU
;u~ '"l'I".
:::>
~ ~ ~~~ !~ ~ ~ur -e 'l
~ ~
..
:i
. ..
i1
a.
I-
~
:!:
~
"'e .c: !':
.~
Q..
"'cl)
"' l= :s ii<=C!t 0.. dr c Cl) ti)
~! s:zw it CJ
:.:
(!)
w
...J
.. ~~l
..!~~
-.rn
~~r~. _,..
hh.,ii.!• ! 1~H e, -~
<
i' i~
..
l2
!c
-~· ~"
'{~~~
: t 11~1~ • ~-~~~! i
~
~H~1· ..
..i ":... • ..
E .9; 0
2
~~
iS~JJ.,;11a; "'"""'~
iif ~ -
.. -
...
0
~· '! ' . . ~ ... ~i!l~l
lhl· ~ •t -~-i~' j 11 \la
V)
o.
j ., 0
"'
""'
Ol
c:
a
II .Q
E
eII
.!l II
C)
::c
ci
ci
!1:..
.~
:··~ ··~ z
:z
...
:1
I!=
i :l., -2:1 !'"<~
.. .sa iai ;-= JI= ....
96
Grafik Produksi Komoditi Tanaman Bawang Merah Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
-
160000 140000 e 120000 0 1100000 80000 ----------------- --------60000 -i-------~-40000 20000
-
0
..µlllll..a-~~~
2001
...........:a_i.---,.'-L....m'-Lll......__-,.LIIL...__.....,:D..._pu.-.U...-.......__,
2002
2003
2004
2005
Tahun
DMonta Bolo o Madapangga DWoha •Belo o Langgudu cwawo oSape •Lambu oWera DAlmbalawi oDonggo •Sanggar II Tambora
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Bima 2005, dlolah
GAMBAR4.8
GRAFIKPERKEMBANGANPRODUKSIDANLUASLAHAN KOMODITI UNGGULAN BAWANG MERAH 4.1.5
Komoditas Unggulao Kopi Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diusahakan oleh
masyarakat secara komersial. Umumnya pengusahaan komoditas kopi membutuhkan kondisi iklim yang relatif dingin. Oleh karena itu, wilayah pegunungan seperti Tambora dinilai mempunyai potensi yang cukup tinggi sebagai basis wilayah pengembangan kopi. Kebun kopi Tambora yang ada saat ini merupakan ex perkebunan PT. Bayu Aji Bimasena yang ijin HGU-nya telah berak.hir sejak tahun 2001/2002. Untuk penyelamatan aset negara serta untuk pengembangan komoditi tersebut, pada tahun 2006 pemerintah Kabupaten Bima mengabil alih sementara pengembangannya dan
97
telah merintis pengadaan alat pernecah gelendengan kopi, mesin dryer kepi serta alat pengolah exttak k.opi. Unruk itu, wilayab Tambora rnerupakan salah saru wilayah KSP yang memiliki prospek tinggi untuk dikembangkan,
Hasil survey menunjukkan bahwa permasalaban utama untuk pengembangan kopi adalah:
»
Behun terbentuknya jarlngan pemasaran kopi; untuk uu, adanya mitra usaha akan sangat mempercepat berkembangrrya agribisois kopi tersebut. Sistem
pemasaran kopi yang ada saat in adalah pedagang luar daerah (Dompu) datang untuk membeli kepi, namun harga dinilai masih rendah. Selain itu, informasi
pasar terutsma mengenai barga kopi sangat dibutuhkan oleh masyara.kat untuk me:ngetahui perkembangan harga kopi di paser; ;i;.
Teknologi pengolahan kopi yang dilakukan masyarakat masih bclum memadai
sena belum didukung oteh fasilitas terutama lantai jemur yang belwn ada. Lantai jemur yang ada ssat ini sudah sangat tidak layak pakai karena sudah lama (merupakan peninggalan penjajah); dan .11-
Pengelolaaonya masih Jitangani l811g&mg oleh pemerintah,
Dari hasil analisls LQ, trend produksi dan luas lahan, terideatifikasi Kecamatan Tambora sebagai KSP kopi, dan wilayah pengernbangan di Kecamatan Donggo dan Monta (Gambar 4.9).
Seperti diketahui, kopi merupakan salah satu komoditas perl<ebunan yang diusahakan oleh
masyarakat
secara
komersial,
Umwnnya
pengusahoan
k.omoditas
kopi
membutuhkan kondisi iklim yang rclatif dingin, tan.Wuna untuk kopi jenis arabika
(Co.Ifea arabica L. ).
98
Berdasarkan data tahun 2005 menWljuklcan bahwa pengusahaan komoditas
kopi tclah dilalrukan di Kabupaten Bima selnas I.063.SO ha yang tersebar di
Kecamatan Tambora seluas 944,75 ha, Kecamatan Donggo 52 ha, Kecarnatan Wawo 25,75 ha, Kecamatan Monca 23 ha dsn Kecamatan Langgudu 18 ha, luas pengusahsan ini mencakup tanaman belum menghasilkan (T8M), ILlnoman menghasilkan {TM) dan teauman 11ia/ru~M! (T/R). Scdangkan potensi untuk pengeenbangan komodites kopi di Kabupaten Bima mencapai 6.561,18 ha. Namun demikian, berdasarkan konJi,n biofisik clan kondisi agroklimat serta
ketingglan tempat dan kondisi laban yang layak untuk komoditas kopi berdasarkan Jwil pemetaan menuniukkan bahwa total polensi pengembangan lcomod.itas kopi mencapai 31. !!60 ba yang terse bar di Kecamatan Tamt.or a seluas 14.46<) ha. Kecamatan Donggo I S.110 ha dan Kecamatan Monts 2.290 ha (Gambar 4. 9).
Kebun kopi Twuborn yang Ilda seat i.n.i mcrupakan ex perkebunan PT. Bayu Aji B~a yang ijin llGU-nya telah benikhi.r sejak tahun 2001/20-02. Untu.l< penyelamatan aset negara serta untuk pengembangan komoditi tersebut, pada tahuu 2006 pemerintaa telah mertnris pengadaan alat pemecah geloudongan kopi, mesin
dryer kopi serta alat pengolah extrok kopi.
Grafik perkembangen produktifitag komoditi Kopi dan luas lahan per
kecamatan tahun 2001-2005 disajikan Jalam (Gamber 4.10)
H
,, ::!
2
~... Cl)
.. a
;r;
t-
a
~
ls:
=
C§ zw (J
w
...J
900000.)
CIJOOOU)
H
_
~~ x~ Cl.
"'ca
..
~
;;; ...:
~
.. .. -·~. •
~" f
•
v
... ...'c*'
O>
..e ..
Iii
:c
I ~
~ ~
-&
n I
9000000
••• H• l;} ' t,.'
f
••
! t! f
;~H~ ~
lOO
Grafik Produksi Komoditi Tanaman Kopi Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
D Manta
11 Bolo
o Madapangga DWoha
- 1200 1000 c
0 I-
800
·c;; .¥
600
"O
400
:::J
e e,
200
l_
•Belo o Langgudu
·~
~ -
IZJ Wawo
--·-
---~
-
0
-
-
·-
I
I
2001
2002
-
~-
I
I
2003
--'
-
...
2004
2005
Tahun ----------
-
oSape • Lambu oWera DAlmbalawi o Donggo •Sanggar aTambora
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Bima 2005. diolah
Dari grafik diatas menunjukan produksi komoditas Kopi terbesar berada di Kecamatan Tambora Grafik Luas Lahan Komoditi Tanaman Kopi Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
-:c
cu
c:
800 - ----·~ 600
....I
400
tn
cu :I
....I
*
1000
cu
.c: cu
Woha
-*-Belo -Langgudu
~
---
--+--Wawo
-Sape
200 0
-+-Manta -Bolo Madapangga
;!;:
2001
1
2002
2003
2004
2005
Tahun --- ----------------'..-Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Bima 2005, diolah
GAMBAR4.10
Lambu Wera Almbalawi Donggo
Sanggar Tambora --
GRAFIKPERKEMBANGANPRODUKSIDANLUASLAHAN KOMODITI UNGGULAN KOPI
-~
!OJ
4.1.6
Kollloditlls Unggub11 Jambu Mente Se bagian besar wila yah Kabupeten Blma merupakan lahlUJ kering, rnaka
komodiras jambu mete yang merupakan tanaman yang dapat tumbub baik petla lahan kering sangat cocok untuk daerah ini. Kondisi ini telah menjadi alasan pemerintah lllltUk. menetapkan
komoditss
ini seb'.igai komoditas unggulan pads periode
scbelumnya, Selain itu, salah satu pertimbangan komodites jambu mete dijadikan
sebagai komoditas unggulan adalah karena usaha perkebunaa jambu mete ini merupakan
sumber matapcncaharian utama penduduk pada
beberapa
dess di
Kabupaten Bima, Teaarnan jambu mete memilild keunggulan karena dl!pat dltwnpangsarikan dengan beoerapa tananlan lain. Keoyataan di~
menunjukkan hahwa k:omoditi
ini banyak ditanam sccara bersame-sarna denganjaSUJ18 dan kaeang tanah, Sclain im, sarana produksi yang digunalcao pada tanaman i ni terbatas hanya pupuk saja. Sedangkan obet-obatan belum bruiyak digunabn. Pemupukaa jambu mete yang
seharusnya 2 lwli setahun pun dapat dilalcubu hanya I kali, bahk.an wJa petani yang
sama sckali yang ti.dale. mclakulcan pemupukan. Permintaao pasar tc:rhadap komoditas ini cukup besar, karena dari produksi yang eda masih belum mernenuhi permintaan terseout, Hal ini dapat d.iamati dari sasaran daersh pemasaran jambu mete gelondongan yang meliput! l.omhok. &Ii •.!!l.'! Jawa khususnya Surabaya. Prodoksi kui.:«ng mete di Bima u:hlh membe-rikan andil yang eukup bcsar
bentuk kacang mete maupun dalam beatuk ge!ondongan. Berdasarkao data NTB
102
dalam angka (2001), ekspor kacang mete asal NTB pada iahun 1999 rnencapai 126 ton dengan nilai US$ 404.239,49. Sedangkan ekspor mete dalam bentuk
gelondongan dalam tahun yang sarna mencapai 439,98 um dengan nilei US$ 648.239.20. Ekspor kacang mete tahun 2000 meniagkat mencapai 132 ton dengan nilai C1S$429.563,15. Sedangkan ekspor mete gelondongan pada tahun 2000 sebesar
450,21 ton dengan nilai US$ 673.421,23. Permasalahan utama pengembangan jambu mete ini adalah adanya serangan jamur pada akar yang dapat menyebabkan kematiim pada
tanaman jambu
mete.
Ditambtlh tlenglU'I belum adanya sistem budldaya yang intensif mclalui pemupukan, menjadi penyebab masih rendahnya produksi mete. Selain itu. tinglcat permodalan petani yang rendah meajadi penyebab terjadinya sistem mooo!)()li pad.a proses peajualan.
Kornoditas jambu mete terrnasuk komoditas yang memp'Wlyai nilai produksi yang ti11ggi deogan dukungan harga yong sigoifikan. Sehingga komoditas ini perlu
dikembongkan sccara luas karena komoditas i11i sesungguhnya cocok dlusahakan di hampir semua wilayah Kabupaten Bima dengan dukungan kondisi biofisik, kondisi
agruk.limat dim kondisi masyarakat yang sangat mendukung pengembangan komoditas ini. Hasil analisis LQ, survei lapangan, sosial ekonomi dan budaya menunjukkan bahwa sentra-sentra pmduksi jambu mete di wilayah Kabupaten Bima meliputi Kecamatan Donggo, Kecamatan Bolo dan Madapangga. Di "ilayah Kecamatan Donggo melipuu Desa Bajo, Desa Punti, Des11 Kala, Dese Mbawi, Desa Bumi Pajo. Desa Rora, Desa O'o, Desa Mpili, Desa Palama, Desa Kananta, Desa Sui dan Desa
103
Sampungu.
Ada 6 (enam) desa yang sudah tc:rjangkau oleh Proyek KlMBUN
meliputi Desa Bajo, Desa Kala, Desa Punti, Desa Mbawa, Desa Mpili dan Desa Doridungga. Keeamatan Bolo mehputi Desa Kananga (150 ha). Desa Nggembe (.50 ha) Jan Desa Leu (150 ha), Sedaagkan arah pengembangan jambu mete di
Kecamatan Bolo diarahkan ke Desa Tambe dengan po~Mi sekitaJ 150 ha, Desa Rada lUO ha. Desa Sanolo 130 ha, dan Desa Tumpu 120 ha. Ketiga wilayah
kecamatan tersebut dijadikan sebsgai KSP I. Untuk jambu mente, pemerintah telah pemah menetaplcan sentra pengeml>angan yang disebu1sebagai KSP Sangiang, yang dianalisis kembali di sini meliputi Kecamatan Wera. Sclain itu, dalam idcntifikasi KSP ini juga teridentiflkasi wilayah pengembangan jambu mete di luar kawasan
KSP, yang mcliputi dua kccamatan yaitu Kccaroatan Tambora chm Sanggar (Gambar 4.11). memperlihatkau bahwa tol.111 porensi pengembangen jambu mete rneneapai 166.18.S b11 yang tersebar di Kecamatan Donggo 37.280 ha, Madapangga 10.740 ha. Bolo 6.985 ha. Wera 39.120 ha. Tambora 21.720 ha. Sanggar 34.700 ha, dan W11wo 15 .640 ha. Tingginya potensi pengembangan ini tentu merupakan modal utama uatuk menjadikan komoditas jambu mete sebagai kornoditas unggulan di Kabupaten Bima, yang pada lu:nyataannya masih bcium sepenuhnya dikembangkan. Beherapa permasalahan yang berkaitan dengan k.omoditas jambu mete ini antara lain: l. Tempat tingga\ petani jeuh relatif dari kebun sehingga pemeliharaen dan pengawasan terhadap j11111bu mete berkurang. Aspck pemeliharaan rnenjadi salah
sutu kendala untuk menghasilkan produksi yang memadai. Umumnya petani jambu mete jarang melakuk..w pemangkasan dan pembersihan lahlm.
104
2. Buah semu belum dimanfaatkan secara optimal sehingga dibuang, hal ini terjadi karena belum adanya pengolahan basil panen baik dari buah semu maupun pengolahan menjadi kacang mete.
Grafik perkembangan produktifitas komoditi Jambu Mente dan luas lahan per kecamatan tahun 2001-2005 disajikan dalam (Gambar 4.12)
Grafik ProduksiKomoditiTana man Jambu Mete Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
-,_5 -
1
:J
e
"C
a..
200
-+------
---·---- --
-------1
150 100 50 -
0
4U111:._,.L..LH...-..,-LL-....i..l.ClOl-.,.U...,_-.....,.a..-..,......_._LLLC......,.aLlo_...,i.l.U.lm..j
2001
2002
2003
2004
Tahun
2005
o Monta Ill Bolo
D Madapangga DWoha •Belo D Langgudu ElWawo oSape • Lambu a Wera DAlmbalawi o Donggo •Sanggar •Tambora
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kah. Rima 2005. diolah
Dari grafik diatas menunjukan produksi terbesar komoditas Jambu Mente terdapat di Kee. Sanggar.
tr)
-<
i i
•
jj
•Ii ~
11 ~.,
t
0
<
..
lli -<
~
~
¥ :I 'O
Ill
:z
" .... "-
=!i~ ~~," ~ :.:: .:;
~~~
~
p
. ..
a
$ I::;
0..
i
.
:i
"' .a
CE "!t as .., aZHs • a w << ~ .., (!) ' ~ ~
< 0.
9100000
Cl)
o..E
h~ I-.... i;1 ! I~
hH
ii
" ~
~I
~ 9030J(D
~ ~ "!llr
. ..
1 •i '•:
Iii-""
"I• .....
,;
e
"
.. >:JI>
'\1; ......
l
0
.. 55-
v l'1
.. la~-
""''
~ ~ ~ ··a~ ll~H~··;:,, i-: itH .,.!l = I! ~ ~ •
t:o-=ii
~. . ! '~·
- ~ "!?!
~ri,
~'H•~' .,.
~ !iJh U~ii:~g1• I~ !HJ1u ;ml} )n~ i:~" ~ ' i.;:
'~,
-=~ ~
-•
.-
#
•
;
lii
0 r
.. c
e
..
.!!
0
0
:c
0 z
J>
2
......
.., E
•
•
II~'
l ,~
·-· '!}' ·t· i!~H H·
d1IJ
900CJXll
1$ <.'!i-
~~r-~----i-~~--r---f!;F~'fiit-~~-r-~--f1
~
106
Grailk Luas Lahan Komoditi Tana man lambu Mete Per-Kecamatn di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
c
Wawo DSape
cu
..J ..J
D Madapangga OWoha
o Langgudu
3000 ---
.c 2000 lV
I::s
II Bolo
•Belo
-cu 4000
:c
D Monta
1000 0 2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
~--
• Lambu DWera DAlmbalawi o Donggo • Sanggar •Tambora
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Bima 2005, diolah
GAMBAR4.12
GRAFIKPERKEMBANGANPRODUKSIDANLUASLAHAN KOMODITI UNGGULAN JAMBU MENTE
4.1.7 Komoditas Unggulan Jarak Jarak pagar telah dicanangkan secara nasional sebagai bahan bakar altematif yang dapat terbaharukan guna mensubstitusi penggunaan bahan bakar fosil. Kebijakan tersebut erat kaitannya dengan krisis energi yang melanda dunia akhirakhir ini. Berdasarkan program nasional tersebut, NTB merupak:an salah satu daerah yang ditetapkan sebagai sentra produksi jarak. Untuk Kabupaten Bima, Kecamatan Wera dan Ambalawi merupakan wilayah basis penghasil jarak. Data ini didukung oleh adanya kebijakan Dinas Perkebunan Kabupaten Bima yang dituangk:an dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan Kabupaten Bima 2006-2010 yang menetapkan kedua wilayah tersebut
107
sebagai dacrah pengembaagan
jarak tlengan Juas areal pengembangan masing-
masing seluas 500 Ha di Talapiti (Ambalawi) dan 500 Ha di Pai (Wera). Dalarn rangka menerapkan kebijakan nasional untuk pengembangan jarak, Pemerintah Kebupaten Bima telah mengembangkan wilayah baru uatuk penanaman jarak yaitu di wilayah Kecamatan Woha (Waduwani, Naro dan Tengge) dengan leas laban pengembangan 500 Ha serta di Kecametan ~onto (Sondo) dengan luas areal yang sama, Dalam beberapa bulan tcrakhir telah banyak calon investor yang da\llng
ke Kabupaten Dima unruk meUhat peluang investasi. Beberapa faktor yang menjdi kendala dalam upaya pengembangan budidaya jarak ini dapat di identi:flkasi sebagai berikut:
:.>
Pctlielllhuan tentana
te~nis
budidaya )'ang masih sedikit.
sehiagga
menyulitkan peranl untuk melalcukan budidaya secara komersial; )
Belum adanya kepast.iatl investor yang mau menanamkan
modalnya untuk
peugmibangan tanama:n j3.rtlk; )-
Belum adanya jaminan pssar terhadep pemasaran biji jarak; den
»-
Belum berkembangnya
tekuulogi prosesif pengolahao
biji jarak uatuk
mengbasilkan bahan baku (biofaeJJ). Berdasarkan hasi! analisis LQ, trend produksi dan luas lahan, menunjuldcan
bahwa Wera dan Amba.lawi rnerupakan wilayah basis penghasil jarak. Data ini d.idukung oleh adanya kebijakan Dines Perkeburan Kabupaten Bima ycng dituangkan dalam Rencana Strategis Pembangun30 Perkebunan Kabupaten Bima 2006-2010 yang menetspkaa kedua wilayah tcrsebut sebagai daerah pengembangan jarak dengen !WIS areal pengeznbangaa masing-masiog seluas 500 Ha di Talapiti
10&
(Ambalawi) dan 500 Ha di Pili (Were), Untuk itu, KSP jarak berada di wilayah Kecarnatan Ambalawi dan Wera, W11ayah Kecamatan Wera dan Ambalawi merupakan kawasan yang sesuai untuk pengembangan kornoditasjarak, mengingat
kondisi biofisik dan kondisi agroklimat sangat memuogkinkan unruk pengembangan komodita~jarak, yaitu jarak pagar (Jt11rop/to curcas L). Selain itu, karena pemerintah
daerah mengarahkan investor pengembang jn.rak
p$gAr
dan jagung ke wi!ayah
kecamalall Sanggar clan Tambora, kcdua kccamatan ini juga dianalisis kondisi biofisiknya, yang akhirnya juga mengidcnfilcllsi KSP jerak di r.edua kecamatan
tersebut, Dengan demi.kian KSP l kecamatan Sanggar dan Tambora, dan KSP 11 keeamatan Ambalawi dan Wera sebagai semra produksi tanaman jarak pagar. Hasil pemetaan mcnunjukkan babwa total luas potensi pen&embangan komodnas jarak pagar mencapai 92.870 ha, yang ~rletak di Kecamatan Ambalawi I 5.070 ha,
Were ~.5.170 ha, Tambora 17.710 ha clan Sanggar sehw 24.920 ha (Gruobar 4.13). P~
kawasan sentr.1 produksi j1't13 didasarksn pada kebijakan
pernerintah daerah sesuai dengan azas kc:butuhau Wu!
8ZllS
manfaat, dimana
berdasarkan kcbijaken peruerintah daerah KabupatcD Btma melalui Bsppeda Bima
menetapk.an Kawa31111 Sentra Produksl (.ICSP) komodita.s [arak berada di wilayah Kecamatan T ambora, Dasar pemiklrannya sdalah karena adanya pihak investor yang mau mengembaogkan komoditas jarak yang membutuhkan luesan lahan yang sangat luas, sehingga luasan lahan poteasi WJtuk komoditas jmilc yang tersedia di ~~bupaten Bima masib dirasakaa kurang. Untuk itu wilayah KSP II komoditas jarak adalah Kecamatan Tambora dan Sanggar, Oleh kareaa itu, pihak investor ingin
menjadikan saru kawasen sentta j&ak. dmgan wilayah Kabupaten Dompu,
109
Grafik perkembangan
produktifitas komoditi Jarak dan luas lahan per kecamatan
tahun 2001-2005 disajikan dalam (Gambar 4.14) Grafik Produksl Komodit:i Tanaman .Jarak Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005 500
.........
-
I I
450
g
400 350
i
300
250 200 150 100
--
----
so
-
0
---
2001
-
----
fl
·-
-
2002
=1
-
-n
•
-
·--
2003
•
ITT
2004
--
•
'
~
hi
l
2005
·-
--
0-
·--
Tahun Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Bima 2005, diolah
Dari gra.fik diatas menunjukan produksi komoditas jarak terbesar berada di Kecamatan Wera
Grafik Luas Lahan Komoditi Tanaman Jarak Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
•Belo
Ci 1000
~ J:. j
800 600+------fl--------·-----~------I 400
:::J
200
:I:
c
=
_J
-r-------11------11--
0
oMonta 11Bolo o Madapangga OWoha
---11
~fioLl;.___......._.---_._.....LllL....,---'--~-r-_..'---'l.LLL.--,.--_.__...1.1.L-f
2001
2002
2003 Tahun
2004
2005
o Langgudu
cwawo
oSape •Lambu oWera OAlmbalawi oDonggo • Sanggar 11Tambora
GAMBAR4.14 GRAFIK PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN LUAS LAHAN KOMODITIUNGGULANJARAK
-. "'..... c
.
E
!! :c
0
%
111
4.1.8 Komoditas Unggulan Kemiri Komoditi kemiri merepakan komoditi perkebunan yang sementara ini belum banyak diusahakan oleh rnasyarakat secara komersial. Di Parado misalnya,
lahan/hutan kemiri mempakan warisan dari proyek rehabilitasi dari Dinos Kehumnan yang kemudian saat iai sebagiannya diberikan kepada masyllrnkat witul: dikelola. Daerah yang lllin misnlnya Kccamatan Douggo, tanaman kemiri kbih banyllk
tumbuh secara alami dan dari proyek-proyek reboisasi. Data menunjukkan bahwa komodili kemiri diwahakan oleh masyarakat di beberapa wilayab pengembangan
sepern di Kecamatan Monta (sekarang (llpecah duo kecamasanmenjad! Kecamotan Moma dan Kecamaum Parado), Kecamatan Donggo dan Keoamatan
Wawo.
K.omoditi ini mernpunyai nilai produksi yang cul:up sig.nifikan sebegai swnber penghasilan masyarakat, oleh karena im tidak mengherankan bahwa komoditi ini sudah mulai dikembangkan oleh masyorakatpada lahan-lahan ut.ilikaya, Bcrdasarkan perkernbangan hargs pasar, jambu mete dan kemiri merupak.an dua komodiri perkebunan yang meJUililU harg11 positif. Kemiri merupakan tanaman perkebunan yang sudah dibudldayakan cukup lama. Menurut petani, komoditi ini rnempunyai prospek yang dijadi.kan sebaglli korooditi komersial beik unlllk memenuhi kebutuhan pssar Iokal ruaupun
pa.sat
antar p11lau, dan dBpat dipastikan
bahwa di mesa mendatang memi liki nilai komersial yang cuk.up tin.gg). Hal ini disebabkan kaeena tanaman ini m\ldab. dibudidayak.an, SIUlgat sesuai dcngan dengan kondisi iklim setempat, dan produknya dopirt di11impan da\am wllktu yang cukup lama.
112
Hambatan dalam upaya budidsya kemiri ini dspat diidentiflkasi sebagai berikut: '
Teknologi budidaya kemiri betum banyak berkembang di masyarakat; clan
)>
Behun adanya usahatani kemiri yangprofi/ oriented;dan
>
Teknologi pasca panen belum dikuasai oleh petani.
Berdaserkan analisis LQ, wilayah y1111g merupekan basis kemlri adalah Morna (sao: ini celuh dimekarkan menjadiKecamatan Monta dan Parado). Oleh karena itu,
Kawlllian Senna Produksi Kemiri ditetapkan di Kecematan Parado yang meliputi Dcsa Parado Wane, Parada Rato, Parado Kuta dan Parado Kenca. Namun demiklan dari desa-desa tersebut menuniukkan bahwa Desa Parado Wane merupakan Desa yang terluas sebagai loicasi komoditas kemiri. Sesungsuhnya, komoditas kemiri y1111g berkembang di .Kecamatan Parado adaJah komoditas kemiri yang dikembangkan oleh pemerintah melalui dana reboisasi sektor kehutanan. Untuk pengembangan konioJili tersebut, pada tahun 2006 pemerintah telah meriutis pengadaao alat pemecah dan sangrai kemiri,
Potensi pengembangao komoditas kemiri sangat sesnai dengan kondisi
egroklimat di wilayah Parado. Dari aspel.: kebiasa.an masyarakat, mernberikan gambaran banwa m&"}'arakat di wilayah Kecamatan Parado sudah terbiasa melakukan pemanenan terlladap komodi\as kemiri. Umumnya masyarakat yang
melakukan pemanenan komcditas k.emiri tidal< banya dilakuka:n oieh masyaraka1 yang tinggal di 4 (cmpat) desa di Kecamatan Parado, tetapi pemanenan kemiri juga
113
dilakukan
oleh masyarakat yang tinggai di desa-desa y'1!lg berada di sekitar
Kecamataa Parado seperti Desa Tolo Uwi, Desa Tolo Tangga dan desa lain di
Kecamataa Monta, Wilayah pengembangan kcmiri di luar KSP meliputi Kecamaran Dcnggo seluas 29.840 ha, Wawo 17.390 ha. Moorta 25.~20 ha dan Laaggudu 16.260 ha (Gamber 4.15). Seperti diketahui bahwa pemanenan kcmoditas kemiri dilakukan oleh masyarakat dengan cara memungut basil buah kaniri yang jatuh dari pohonnya,
sehingga pemungutan basil bagi masyarakat tidak ada larangan, kerenn
tanaman
kemiri ini mlllk pemerintah melalui proyek reboisasi. Biasanya panen komoditas kemiri berlangsung anwa bulan September saarpai bulan Januari atau Pebruari tahun bcrikutnya.
Ji.ka dipandang dlil'i aspek pernasaran, ummnnya basil panen kemiri dijual secara langsuag oleh masyarakar ke pedagang tengkulak atau pedagang pengumpul desa, yang selanjulllya oleh pedagang pengumpul dijual Ire pengusaha hasil bumi yang eda di Kota Bima. Se lama komoditas kemiri ini berada di pengusaha tingkat kabupaten menunjukkan bahwa seOOgian dipasarkan dalain bentuk gelondongan.. sebagian diolah dulu dengan cara memecahkaa knlit kemiri, baru dilanjutkan dengan pemasaran hasil kemiri, Realitas rnenunjuldam bahwa komoditas kemiri yang suda.h dipecah mernpunyai nilai tambah yang cukup signifiken,
Grafik perkembangan
produktifitas komoditi kemiri dan luas laban per kecamaran
tllhun 2001-2005 disejikan dalam (Gamber 4.16)
114
Grafik Produksi Komoditi Tanaman Kemiri Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005 D Monta
-r
1000
:::s
400
0 0.
200 -
c
-l! 0
...
"O
800
----
600
---
•Bolo o Madapangga DWoha •Belo o Langgudu aWawo oSape •Lambu aWera oAlmbalawi o Donggo • Sanggar •Tambora
-~
0 2001
2002
2003
2004
2005
Tahun -------Sumber:Dinos Pertanian dan Tanaman PanganKab. Bima 2005, diolah
-----'-------·
Dari grafik cliatas menunjuk:an produk:si komoditas Kemiri berada di Kecamatan Monta dan Wawo . .--- ------
Grafik Luas Lahan Komoditi Tanaman Kemiri Per-Kecamatan di Kabupaten Bima Tahun 2001-2005
- 700 ~ 600
in---
--·-
1-----1
-c 500
~ 400 j 300 II) 200 ca .:: 100 0 2001
2002
2003
2004
Tahun
2005
oMonta 11 Bolo o Madapangga DWoha •Belo o Langgudu Wawo oSape • Lambu c:iWera oAlmbalawi o Donggo •Sanggar •Tambora
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kah. Bima 2005, diolak
GAMBAR4.16 GRAFIKPERKEMBANGANPRODUKSIDANLUASLAHAN KOMODITI UNGGULAN KEMIRI
-
I.(")
s ~ !
l
~i
:z
Gi~Il!:il·1
<
i
..
~
Iii
""' e
! z.... "'•i gJi. e,!< <
.f~~
;~u
::J "O
1t
s ~s: !:E
=>
CD "(
¥
s:
~ ~
~
i
i
" ~ !!!;
,/
~\.
.:«-. ·.
..i! J=!r·· 2
"'"'
f •
~
w
1.
z H w H CJ ..J
91
.."
... 11.
~
"'~
A. t-
..
i :.:
"Cl
Q. "' VI ~
;10~
~ i
H
Q.
;:: s...
'-•Iii.
h~ <
Oi
Ill
-r
:
;'0$>ql1
"'•" ~· •.:~!:! ~ ~.. !IH
J~HI
- -5 ~ . . . ~~ ,,! :>I
o.
~.. ~
, ..
"
.., .......,
.......
...,
~-
E
t;
::c
:z
:z
.;
d
'*~
'
••1'!\•
r' - ~i ~I• Jifi·
I!~~~
116
Adapun untuk produktifitas kornodnas ungguian yang 00.1 di Kabupaten B ima disbanding dengan prnduktifitas di Propinsi Nusa Tenggara Barat, sebagaimana terlihat pada Tabel JV .2 dibawah ini, TAB£L IV.2 Jumlab Produksi Panen Komoditi Uoggul:u Anlara Kawasan Sentra Prodului (l(SP') di Kabupatm Olma Dengan Propiosi Nuu Tengpn Dant Tabon 2003 - 2t05
. I """
Koaodill lJ"U•l•n
J
J•OhhO
2
~Tllnah KB
! 4
&....,1<Mallh Jank
6 7
Koo1 M& Kcmlri
s
•
Juabb Pro.iubi hun Ka...... -
.............. ldl Kall• ....... e;..,. ... 1
~ 13.9811.<)(1
1004 ..... -7,7)1J)O
,.....
Jvral1i. Pl'Gdwkli P•rttn l'l"Opiu.1
2ilOJ
nJl9.oo
64,22800
13.7~.oo- >- )l,Yj().(10 JOJ)6S
J.32 2.106.23
40.0900
726600
19,26900 <Sli.076 00 41.l.4.S
29.315.00
,,.........,
Mu11 Te:.g:p,.. a.rat
H.786.05
82,1138.00 1,011.03 9)S.IO 4.lll'l.07 2.IS9 77
2to5 71.275.00 96.•ss.oo 49226.00 43,)97.00 Jll ~S6.(IO 39.005.50 77 ~ll,{JO 667.5(.l.50 751.?6 ~31.6$ 976.34 4 ~7&.1)9 1.)92,40
. ,_!,4SI 9!l_ O&? OS
2,lS0.00
Berdasarkwi ha.sit perbe.udingan komodlti yang ada di Kawasau Sentra Produksl di Kabupaten Bima dengan produktivitas tingka! propinsi, menuaj uJcan behwa komoditi unggulan yang ada di Kawasan Sentra Produksi memberikan kootribusi yang signifikan terhadap produktivitas lromoditi di tingkat propinsi.
4.2
Anlllisis S•raoa dan "Plvaniaa Pmwaj11ag Jaringan jalan rncrupakan prasarana/ sarans transponasi
vital yang
menjo.min mobilitas input maupun output pembangunan sektor pertanian disamping sektor-sektor lalu di kawasan ini, Jaminan mobllitas input maupun output pembangunan sektor pertanian dari kawasan ke pusat-pusat pelayanan kegiatan
117
subsistcm agribisnis hilir di luar kawasan seperti pasar dan pelabuhan ekspor-impor yang berskala regkmal dimungkinkan oleh jalan yang telah ada. Meskipun le1ak Kabupaten Rima di ujung timur Pulau Sumbawa, akan tetapi jaringan jalan yang ada telah mempunyai akses yang tinggi terhadap w\layahwilayah kecamatan lainnya. Dalam kcntcks wilayah agropolitan kebutuhan sarana prasarsna merupakan ha! utama sebegai upaya memperlancar sistem llktivitas agribisnis. Baik sarana praserana jalan. angkuian clan sarana prasardllll pendukung yang lain. Aksebilitas adalah Iaktor utama dalam menjangkau sentra-sentra produksi agribisnis di wilayah
Kabupaten Bima. Ketersediaan sarana dan prasarana dinilai saogat penting guna mendukung pengembangan wilayah terlebih dalam upaya penerapan agropclitan. Adapun ketersediaan jaringan jalan di Kabupaten Bima dapat dikatakan dapar memenuhi kebutuhan akan sarana jalan untuk Kawasan Semra Produksi yang tersebar di 14 (empat betas) Kecamafall di Kabupacen Bima, namun dcmikian ada
juga Kawasan Sentm Produks.i yang belum dapat tcrlayani dengan inframirktur jalan yang memedai, namun bukan bcrarti tidak ada sama sekali akses jalau. Ada beberapa kecamatsn di K.nbupaten Bima yang iofrastuktur jalan nya belum dapat dilayani dengan scmpurna misalnya, di Kecamatan Tambora, Kecamatan Sanggar, clan Kccamatan Wtllll Timur, ketiga Kecamatan tersebut memaag mcmiliki topograti yang menanjak dan berada dilereng gunung, sehingga akses jalan masuk menuju Kawasan Sentra Produksi masih belum memadai. Namun demi.kian sehagian besar akses jalan yang tersebar di K.abupupaten Bima
teru1ama
untulc Kawasan Sentra
us
Produksi sudah dapat terpenuhi dengan memadal, Adapun jumlah, jenis, p~j1111g, dan kondisi ja\ai1 yang ada di Kabupaten Bima seperti terlihat dalem Tabet Vl.3 dan
Tabel Vl.l
Panjaag Jalan, Kondisi Jalan, clan KelllS Jalan Kab11paten Rima Tahon 1004-2005 .Keadaan
t-
Status .Jalan Jalan Pniuio•i .2004 2005
Jalan Neeara
2004
200S
102.SJ
102.SJ
i
Jalan Kabuuatea 2004
.2005
249.6S
306.22
474.-17
141.9 J7j.9
I Jenis Pennukaan
Aspal Kerildl Tanah
Tidak Oirinci II
Jlllfflah Total Kelaslalan
Kelas I Kelas II
KelaslU
Kelas llIA Kelas lllB KelaslllC Tidak Dirinci JllM/d TDlal Suml>er Analtka. '1007
-
297.86 63.22 48.83
48.6S
/OZ.SJ
102.SJ
'Slt.56
-
-
.
-.
174.59
102.s; I 102.53 234.S7 --:l -' - 49.4
/1}2.5J
102.SJ
'S8.S6
309.3 59.73 28.3
-
J91.JJ
-
204.72
148.91 -43.7
JIJ7.JJ
98.SS
-
&22.67
822.67 -
-
622.67
14 8JB.IJ2 . .
-
&3R.n2
-.
8J8.01
Untuk kondisi infrastruktur pengairan rerutama jaringan pengairan yang mengairi lahan di Kawasan Senna Produksi yang ada di Kabupaten Bime
berdasarlam survey lapangan dan data sekunder maupwi dala primer yang didapat melalui wawancara langsung dengan Sub Dinas Pengniraa pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima telah dopat memenuhi hampir 89"/o Jahan Kawasan Sentra Produksi yang tersebar di Kobupaten Bima, Adapun uotuk lllhao yang belum dapat dilayani oleh jaringan pengairan seeara teknis, masyarakat petani secare swadaya
119
telah membuat jaringan pengairan secara non teknis dengan cara menggali parit-parit kecil disekitar Kawasan Sentra Produksi, ada juga yang menggunakan pompa atau menggali sumur-sumur bor.
Sumber: Survey, 2007
GAMBAR4.17 INFRASTRUKTUR JALAN YANG ADA DI KABUP ATEN BIMA PENDUKUNG KAWASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) Khusus untuk Kawasan Sentra Produksi yang ada di Kecamatan Monta, Kecamatan Woha, Kecamatan Belo, dan sebagian Kecamatan Bolo, jaringan pengairan yang ada di Kawasan Sentra Produksi sebagian besar telah dilakukan secara teknis, hal ini karen didukung adanya Bendungan Pelaparodo yang dapat mengairi seluruh jaringan pengairan yang ada di 5 (lima) kecamatan tersebut. Adapun setelah berfungsinya Bendungan Pelaparado yang ad.a di Kecamatan Monta,
120
diharapkan akan mendukung ketersediaan air untuk Kawasan Sentra Produksi yang dilalui jaringan irigasi Bendungan Pelaparado.
Suniber:Survey, 2007
GAMBAR4.18 JARINGAN PENGAIRAN SECARA TEKNIS DAN NONTEKNIS YANG ADA DI KAW ASAN SENTRA PRODUKSI
GAMBAR4.19 BENDUNGANPELAPARADO
121
4.J
AoidisillAktifitls d•n Penn .Kawata Sentra Produksi (KSP) Agribi.snis Tujuan dari Analisis sistem nktivitas dan peran Kawasan Sentra Produksi
(KSP) Agribisn\s dilakukan Wlluk maigetahui bagaimana aktivltas sub sistem hulu
di kawasan
>tmlnl Produksi (KSP).
usaba tllni )'llDg dilakukan di Kawasan Sentra
l'roduksi (KSP). pengolaha» hasil dari agribisnis yang ada, distribusi pemasaran hasil agribisnis, dan dukungan dari sarana dan prasarana penunjang kegiatan agribisnis di wilayah studi, selain itu juga peran dari masing-masing
agrihiRnis
subsistem dalam sisitem
yang l'dft di Kawasana Sentra Produksi Pada penelitiaa ini penulis
memfokuskaa analisis pada distribusi
pernasaran, karena
mengingat kondisi existing
dilapllllg811 sengat bcnolak belakang. Mcskipun basil pruduksi k.omoditi agriblsnis
mclimpah, tetapi tidak a& kontribusi terhadap perkembangan wi!ayah. Hal ini disebebkan karena pemasaran hasil-hasil k.omodili dari aribisnis di KSP didalangi
langsung oleh pedagang besar, dan dipa.wkan bulcan diwilayah sekirar KSP berada,
seltingga daya tawar para peuni sangat rend.ah. Hal ini mengakibatlcan pcrekonomian disekitar wilayah KSP lidak mapan, dan cenderung bcraifat stagnant. Untuk lebih jelasnya sistem aktivita.s dan peran sistem agribisnis podo KaWllSllll Scotra Produksi
di Kabupateu Bima dapat di lihat pada Gambar 4.20
N N
I
I
M
N
126
-4.4
Kele111bagaaoPasardau Kelembag,uuPetani Kelembagaan pasar di Kawasan Sentta Produksi di Kabupaten Bima bisa
dikatakan tidak berkembang dengan baik. karena hanya sediki1 selcali menampung hasil produksi dari Kawasan Sentra Produbi. 14 (empat belas) pasar yang ad di tiaptiap Kawasan Sentra Produksi yang ada di Kecamatan-kecamatan bukan meropakan
pusar grosir, namun pasar tersebut hanya berfungsi melsyani konsumsi Iokal secara eceran kepada konsumen/masyarskat. Begitu banyaknya komoditas yang dipcsarkan tanpa melalui sistem pasar yang baik
disebabkan oleh adanya tengkulak-tcngkulak
yang langsung mendatangi para petani disaat panen. Hal ini dipcngaruh i o1 eh kctegasan pemerintah dalam menangani masalah tengku!ak, dimana pemerintah belum meageluarlooi peraturan bagi para tengkulak-
tengkulak yang datnag ke lokasi KaW!t5llII Sentra Produksi. Selain itu juga belum kuatnya kelembagaan petani dalam ha! ini betum terbentuknya koperasi petani yang maatap dalam oenangganan pemasaran basil dari komoditas di Kawasan Sentra
Produksi, Kelembagaan petani di Kawesan Sentra Produksi di Kabupaten Bima hanya berperan dalam ha! kegiatan produksi usahatani. Sebagian kecil terlibat dalam ha!
panyediaan sarana produksi dan pengolahan basil. Sedangkan dalam pcmasaran basil, para petani bertindak sendiri-sendiri, tidak melalui mekanisme kelembagaan yang ada atau melalui koperasi, Hal ini sangat bcrpengaruh besar pada posisi tawar
pada hasil komoditas Kawasan Sentra Produbi wh...tap petaci. Faktor yang menjadi penyebab rcndahnya tingksr kelembagaan petani i:idalab disebabkan oleh kualitas
127
sumberdaya manusia/petani yang sangat rendah. Adapun untuk alur pemasaran dari produksi Kawasan Sentra produksi dsajik:an dalam Gambar 4.21 - 4.28. Luas lahao tanam 242 Ha (di Kee Tambora dan Sanggar). Produksi 605 Ton, dipasarkan kepada tengkulak 80 % dengan harga Rp 295.500,-/kw, dan 20% dipasarkao di pasar lokal untuk konsumsi konsumen lokal.
OaJam memperoleh komoditi Jagung, tengkulak mendatangi petani pada saat panen. Dipasarkan ke luar KSP, antara lain ke Mataram dan Kupang, dengan
Untuk komoditas Jagung, tengkuJak langsung memasarkan kepada konsumen yang berada di
Mata.ram dan Kupang.
menggunakan
transportasi darat danlaut (Gambar 4.22)
Sumber: Hasil Analisis, 2007
GAMBAR4.21 ALUR PEMASARAN BASIL KOMODITAS JAGUNG
Luas lahan tanam 4 .517 Ha (di Kee Ambalawi, Wera, Sape, dan Lambu). Dan 1.534 Ha (di Kee. Tarnbora dan Sanggar) Produksi total 7722 ton, dipasarkan kepada tengkuJak 80 % dengan harga Rp 850.000,-/kw, dan 20% dipasarkan di pasar lokal untuk
konsumsi konsumen lokal.
Dalam memperoleh komoditi Kacang Tanah, tengkulak mendatangi petani pada saat panen. Dipasarkao ke luar KSP, antara lain ke Mataram, Kupaog, Bali dan Surabaya, dengan menggunakan transportasi darat dan laut. (Gambar 4.24)
Untuk Komoditas Kacang Tanah, tengkulak langsung memasarkan kepada komsumen yang berada di Mataram, Bali. Surabaya dan Kupang
Sumber: HasilAnaltsis, 2007
GAMBAR4.23 ALUR PEMASARAN HASIL KOMODITAS KACANG TANAH
~
a
.I
<
le
II)
.<
! :!
~
"'
112
II
elli,~
"'
Jllo
;.1.ttl
S<
~a:1: -~'"
,1
3:1~
:i
;
9.b
i ~ ~
t
"' !!
~
:w
! .. 91
:g
;z
....
E
!<
0
mes e lil:
Q.
=> IQ
<
Q, lU
::J
C!<
0 ... -:i tlJ
!Iii:
~ .....
~
Q.
Q,
I-
::> Cj
~ ~
or
....
so.moo
-:i
90000(J)
~
z w o ~
'• :
I
. ' m'
..••
~ ~
,
~i ! iw I a ~
i
.• ! i ~
00
CJ)
0
:;;
a; C! E 0
C>
..., ...,
2
S2
N
....
co
N N
('I
s
..
sae
0
0 z
"'
~~ 9020000
~ '§~
:-·~
~ii~
!i~i
!z';
::c
tD
(•
VI
N'()
ca
.c E
z
«I
••
i= ~~.c:
--~
t: 0..#("
·· ~:? eO
i
.u.. ...
QI
ot.~j"iii ... " oa.. Jlm .._,.=
i:ii~~
.ii ' .· .· .·
0010000
..-v-.--~+--~-+-~~~
t-
I
U)
w
0:: 0 ...J 14.
I-
~
<
...J
I
M'Jf--~~-t-~~__,,,..
"
>· ~
en
e
w
:::)
~ ~
i
~(/')
...J
....
u...
Ol....:
enc: -
::::>
1:1
-'
CD a) 0 ~ \:::.::: al
<
o c:
E
en G1
-en a,«I:::: ~!Q
~
E-
~
D
130
Luas lahan tanam 14.799 Ha (di Kee. Madapangga, Bolo, Monta dan Belo).
Produksi 17.691 Ton, dipasarkan kepada tengkulak 80 % dengan harga Rp 355.000,-/l-w, dan 20% dipasarkan di pasar lokal untuk konsurnsikonsurnen lokal.
Sumber: Hasil Analisis, 2007
Dalam memperoleh komoditi Kacang Kedelai, tengkulak mendatangi petani pada saat panen. Dipasarkan ke luar KSP, antara lain ke Mataram, Kupang, Bali, dan Surabaya dengan menggunakan transportasi darat dan laut, (Gambar 4.26)
Untuk komoditas Kacang Kedelai tengkulak langsung memasarkan kepada .konsumen yang berada di Mataram, Bali, Surabaya dan Kupang
GAMBAR4.25 ALUR PEMASARAN HASIL KOMODITAS KACANG KEDELAI
Luas lahan tanam 3.618 Ha (di Kee, Wera, Sape, dan Lambu). Dan 2.667 Ha (di Kee. Bolo, Belo, Monta dan Woha) Produksi total 373.488 ton, dipasarkan kepada tengkulak 80 % dengan harga Rp 865.000,-/kw, dao 20% dipasarkan di pasar lokal untuk konsumsi konsumen lokal.
Dalam memperoleh komoditi Bawang Merah, tengkuJak mendatangi petani pada saat panen. Dipasarkan ke luar KSP, antara lain. ke Mataram, Kupang, Bali dan Surabaya, dengan menggunakan transportasi darat dan laut. (Gambar 4.28)
Untuk komoditas Bawang Merah tengku.lak langsung memasarkan kepada konsumen yang berada di Mataram, Bali, Surabaya dan Kupang
Sumber: HasilAnalisis,20(}7
GAMBAR4.27 ALUR PEMASARAN HASIL KOMODIT AS BA WANG MERAH
...
~
I
~
~i
olb Is
11 ! i
!ii
<
....
«
t
.ll
lo
""-
~fU
=~:~ ~!'a 1~
~~~ l~ i
I
..
~ al :z
~ a..
=>
~ ~ ~ w A.
....
~
•
I' l.• !..I
"!
s
'6 0
a~! ~«;
se Q. ...
Cl .,, c:
"'B
... ...:> x a.., ~
0..
~
zw CJ
~
.I J ~
D
~
.
~
I'
m
0)
4i ... ·E 0 0
0
o0
:g
c;
"'"' ~§g ~i~
fO'.)
...
Cl
e
Cl
.a
.
....
§:;; i
~~I ~·- 1iiii~~:2 ~
]
en
IO
1tt-~~-t---~~~~t--~~~--tf--~~~--t-.or-
i o
~ca
z
%
:c 0
Q
...
Cl
IO
:r\
..,.
<"'!
1
~ J
'
••
~~'c 1i
I- ....
:!!
c ....
jlio~ -
E~Jliii~
.il .· .· .· ..
.......
~ ,......
N
~
.I
j
.~ ~ " "'-
J
i11
eili
o
=~!h:;:~
!-
... ~'!{
11.
~!! j ""'0 ~ £ ~
! I
9121DXl
t
1--+---W-:!:
01
<
s"'
::s a;
~0
2 w
E..:::. 0 f
I-
< 0..
::;: ell
IC
< :..:
II)
a.
< I-
e "'"' .. it ta
f5
...
w 0..
Q.
Iw N
::>
a CD
w CJ w ~ ...I t
•
f
1•
J
a
D
II ~
i
9080000
9IDllO)
0
~
~ CD
a; E C)
..., 2 C)
on
- 01 Cl
e-
ii .,.., .....:
Cll
..,;;;
3
--+----+-'--__,..,____--l
~
(§
s c::: z ! Cl
:::>
i' ~. :}
i
0
.,.., OO«llOJ
~
•...•
..
z
c:>-"
:I:
0
0
E
.sa
E
.
,.o
c
... co 0
Cl
.a
0
z
~+-..
M
g.....
~ ,.,
CD
~ii~ "al
~~I-
• 'il
ii
a
e
:ii.ii
i~.t~I
c.~i~~
.z~~- a... E=11.• Ell!clliii;
.ii.-.·
....
133
Luas lahan tanam 945 Ha (di Kee. Tambora). Produksi 958 Ton, dipasarkan kepada tengkulak 80 % dengan harga Rp 1.550.000,-/kw, dan 200/o dipasarkan di pasar lokal untuk konsuDlSikonsurnen lokal.
Dalam memperoleh Kopi, tengkulak mendataogi petani pada saat panen. Dipasarkan ke luar KSP, antara lain ke Mataram,Bali, dan Surabaya dengan menggunakau transportasi darar dan laut. (Gambar 4.30)
Untuk komoditas Kopi, tengkulak langsung memasarkan kepada konsumen yang berada di Mataram, Bali dan Surabaya
Sumber: Hasil Analisis, 2007
GAMBAR4.29
ALUR PEMASARAN HASIL KOMODITAS KOPI
Luas lahan tanam 318 Ha (di Kee, Wera). Dan 1.849 Ha (di Kee. Donggo,?dadapangga, dan Bolo) Produksi total 165 ton, dipasarkan kepada tengkulak 80 % dengan barga Rp 565.000,-/kw, dan 20% dipasarkan di pasar lokal untuk
konsUIDsi konsuIDen lokal.
Dalam memperoleh komod.iti Jambu Mente, tengkulak mendataogi petani pada saat panen. Dipasarkan ke luar KSP, antara lain ke Mataram, Bali dan Surabaya, dengan menggunakan transportasi darat danlaut (Gambar 4.32)
Untuk komoditas Jambu Mente, tengkulak langsung memasarlcan kepada konsumen yang berada di Mataram, Bali dan Surabaya
Sumber: Hasil Analisis, 2007
GAMBAR4.31
ALUR PEMASARAN HASIL KOMODITAS JAMBU MENTE
...0
".,~ ~
'
~
<
ll
i.. -<
:E
iii
~
...
:z
. ... ii~ ~f"~ Ou!i1 ;~;~ h~ fl:i ~- ~-·.. ~2
J=
"'il110 ·<2"
I-
< ~ ::>
co
~ .... ~
"I
I!
~ j
s
< ~ <
... ...
~ i ~ s " ~
I--
0
Q. IN
=
i
ll
.!: "V 0
E 0
x IO C .. a a.
41 ... 0 Q. Cl x
!
E a>
c.
...~ a; .,
Ii
az
i {~ ' •
'
J J a
w o w _,
~
•
eCb
0
E
.a
a;
.. ..
n
"...
: I :··~ 0 0 0
4
I
g :!2
ID
.
k
0
~
::en "'
! ;
'•
0
"'
~ .......
.,,...,
"'....... Q Q
c ID E
... co
0
:c
... :z: ..
z
z
sCl
E
0
0
...
.
g
""'
g" -~ .... ii" ii" tD ....... -
::!
-.
.:it
'C
e ca"
. .. ".. "l~
!i
j5.teo"' ~ ;
r111~~ iii ,i!: e~
mx
~
r\
§
~
--4 ~
(D
>. (D
.0
2!!
;
.x (D
U)
I
"'
Q:'. -I
u..
....
I
::)
_,
::I Cf)
c
(D
-'! u
OI·..: (.f)c(D
~1-co u o c:: E E c.ti en o~ ._
~ G; ~ en Gl ': ~~
~:o~
I
i liif
t:. !.!
..
!
-c
~
i'
'<
~...
""~~ a o
ell~sai
O•c
.f~~
=~u ~i, ... ~~ H~..
I""
~I
'i
~ ~
~
J
0
o
~ all ::z
... I-
-c a. :::I
~ x
~ w a.. Iw N
~ •mm
s 1:i
§
i ~i
J' J
0
gs,i
:cc
cD ~ sID ca:i: z ..._ :I a. Cl ..0 w :e ea (3 GI -,
e,
9
..,a
w
..J
~ ~
1
t i• I
I
E 0
~
D
C)
~ ~
m ~
~
;;;"' a;
,
a
C)
'
2 Cl
N
"'
. ...
,' a
i i ~ ~
0
"' 0
"'
.......
~ "I' ii .0
...
..... C> C>
c II E ..!!!
i Cl
'"'cO
~i"; 0
i
:c
~·~ 0
z
...
.
»»
......ii m
...z .. - .. .x c ., co,.
ci
z
"'"'
ljl-"
II
:il~~ ··~ ~ e&
!5 • a.. ..
~Ji~! .8i ie• E
~iii~
.ii .. ,·.·
..
I
ti)
w
0::
0
..J
u.
....
::> c( ..J
-·
136
Luas lahan tanam 242 Ha
Dalam memperoleh
Untuk komoditas
(di Kee. Amba]awi dan
komoditi Jarak,
Jarak tengkulak
Wera). Produksi 605 Ton,
tengkulak mendatangi petani pada saat panen. Dipasarkan ke Iuar KSP, antara lain ke Mataram, dan Surabaya dengan menggunakan transportasi darat dan laut.
langsung memasarkan kepada konsumen yang berada di Mataram dan Surabaya
dipasarkan kepada
tengkulak I 00 % dengan harga Rp 500.000,-/kw,
Sumber: Hasil Analisis,2007
(Gambar 4.34)
GAMBAR4.33 ALUR PEMASARAN BASIL KOMODIT AS JARAK
Luas lahan t.anam 661 Ha (di Kee, Monta). Produksi 936 ton, dipasarkan kepada
tengkulak 80 % dengan harga Rp I. I 00.000,-/kw, dan 20% dipasarkan di pasar loka1 untuk konsumsi konsumen lokal.
Dalam memperoleh komoditi Kemiri, tengkulak mendatangi petani pada saat panen. Dipasarkan ke luar KSP, antara Jain ke
Mataram, Ba1i dan Surabaya, dengan menggunakan transportasi darat dan laut. (Gambar 4.36)
Sumber: Hasil Analisis, 2007
GAMBAR4.35 ALUR PEMASARAN HASIL KOMODITAS KEMIRI
Untuk komoditas Kemiritengkulak langsung memasarkan kepada konsumen yang berada di Mataram, Bali dan
Surabaya
~
s
I
oil
~ ~...
~;j!
"h.o "..;il
...... .IU
eiliiH
~!~ ~ 15." -~i
~h..
11
~ ~ ;1
i
I
I
u. ::i
_.
co %
~ -e 0..
::>
~
"'~..... 0..
....
~
s
§
~
i
0
§
~ ~
's::e..,"" ..,e
Q. «I «I
i
Q.
..
~
J
z
w CJ
~
f t
i
l
• I ~I t
i
,'
0)
i
0
I
m i
I I
~ c.t!
.li/l! l'C ....
:::i ~(I) (II Cl c: (SJ c: IX!
·'= <11 -a -a I- E 0 c:: (ti
E
0 ~
('O .....
i: cc c.t!
(i5
': ~~ c.t! Q.
~
4i
~ ~
...G
C: G
s~
•• ~.a
,_ ~ e-
c:
0
"'"' !S 0 0
I.!)
:
0
0
!:i.:!c :!"'l"'""~ ~ ..
52
.2
C)
e
e
J:j
Cl
a:; ~I =·•~ ...,...,
tO
i
.!!
•
e e-
~
~-i~
iii E
z
ft
R
.a
(U
....
I
en w a:: ..J
~
i
~ ~
.,,
l'-
...g
.:2
"di ii ii .........
· ~.tf'"' .. :z i:~i1:1ct i.. J_ i"''ii .. J~~~~
......,
9
-°' ("')
s
•z
~ ~ ~
. ~ ."'-<.2". Ill -e
l
.3• .. o•c -U~
eih
;~~~
<
UI
z
~ a. ::t
~ 11<:
~aH s ~a
ill-
~I
i ~ ~
i
i
i
. 0
I
~ i~ t~
~
~ I-
1:1
t!
ie
C§
... ~ z ;~ w
a.
Cl
...0 ::3
f!
J~
l• •
w f! i ~~f -' i i i (!I
!':
91·
I
.. ::
~
•I
ii 11:11::
i l !
'
i
,_
"'o:;
iii E o=
M
~
...cs .a i (!)
0
8~ 0
•
Cl
...
~·-
~.. '°~ ....
0
:i
lO
0 z
...
Ill e-
Vl
..
CJ
'°
"' "'"' 0 0
"'c<> o .:iO
i;:,.~
3 ... ~ im~
......
...z ~ ~~
"'ic
·· 5"-a.cl 2 t:4 :! g 11. ..... c
if>
I
-,·-..
en
w o:= 0
..J u,
I-
~
'('
=>
OJ
ct
...J
:
\
1---~-+--~----+-~~--+----.--4-~~
00000018
140
Dari alur pemasaran basil komodillls Kawasaa Sentra Produksi Agribisnis dapat disimpulkan bahwa, dalam pemasaran hasil komoditas tidak melalui
mekanisme pasar yang baik dalam sistem agribisnis. ha! ini dikarenakan para petani dalam memasarl:an basil komoditas langsimg kepada tengkulak-tengkulak yang datang pada saar panen. Hal ini mengakibatka11 paser-paser yang ada di sekitar
KaWBJ1an Sentra Produksi Agribisnis tidak berfungsi dengan baik dalam mema.sarlcllll ha~il komoditas, pasar-pasar yang ada hanya mem.asarkan sebagian kecil basil komoditas untuk konsumsi konsumen lokal, Hal ini juga rocngakibatkan sangat
rendahnya posisi tawar harga petoni kepoda tengkulak, Dengan tidak berfungsinya pasar di Kawasan Sentra Produksi Agribisnis, mengakibatkan tidak terjadinya kegiatao-kegiaran di pusat-pusat pelayanan yang ada di Kawasan Sentra Produksi, adapun kegitan yang berlangsung di pusat-pusat pelayanan adalah kegiau.n subsistem usahatani saja, sedangkan untuk kegiatan Jain dalam sistem agribisnis tidak berjalan sehagaimana mestinya. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang disyaratken dalain sistem agnl>isnis oleh Departeman Pertanian,
2002.
a.s
Kelembagaan BPP Ditinjau dari kelembagaan BPP, BPP di Kawasan Scntra Produksi di
Kaupaten Bima hacya berfungsi sebagai Balai Penjuluh Pertaaian yang melalrukan
pembinaan pada upaya peningkatan produbi dan produktivitas
basil komoditi
Kawnsan Scatra Produksi, serta saraaa produksi yang mendukung kegiatan pada sub
sistem usahataai. Kelembagaan BPP terdiri atas seorang mantri tani yang bertugas
141
mcngkoordinir keglatan pertanian
tanaman
pangan dan honikulrura dalam wilayah
kecamatan, 3 (tiga) orang Petugas Penyuluh Lapangan, serta seorang Pengamat Hama Penyaku.
Keberadaan BPP belum mengarah pada kegiaten penyuluban agribisnis dan pembangunan, karena BPP bera.da di bawah keordinasi Badan Urusnn Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupa!en Bima, Dari hssil analisis pada subsistem
jasa penlllljang, betum terjadi adaaya koordinasi antar dinas/instansi terutama antara Baden UruS1111 Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian, Dinas Penanian dan tanaJnan Pangan dcngan DirulS Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima. Hal
tersebur menjadi penghambat bagi berkembangnya sistem agribisnis yang efe.ktif sesuai dengan konsep sena pengembangan kawasan agropolitan.
Selain daripada ha) tersebut diatas, masalsh lain yang dihadapi daiam
kelembagaan BPP yang ada di Kawa!1811 Senna Produksi adalah karena rendahnya surnberdaya rnanusia, Dimana potensi swnberdaya manusi di dalsm kelembngoan RPP masih sangat rendah, hal ini mengakibatkan tidak adanya infcrmasi-iaformasi dan teknologi-teknologi ham yang dapat diberikon kcpada para petani gw1a peningkatan
produksi
ataupun pcngorganisasian dalam hal pemasaran produksi
komoditas dmi Kawasan Senna Produksi,
142
Sumber: Survey, 2007
GAMBAR4.37 KIOS SARANA PRODUKSI PERTANIAN
Sumber: Survey, 2007
GAMBAR4.38 SARAN A KETERSEDIAAN ALAN MESIN PERTANIAN DI KA WASAN SENTRA PRODUKSI TABELIV.4 PRODUKTIVIT AS KOMODITI UNGGULAN DI KAW ASAN SENTRA PRODUKSI TAHUN 2004-2005 NO I
2 3 4 5 6 7 8
KOMODITI Jagung Kacang Tanah Kacang Kedelai Bawang Merah Kopi Jambu Mente Jarak kemiri
2004 H.a 3.285 l l.295 24.323 6.407 954 7.079 570,75 1.830
Sumber:Bima Dalam Angleadan Hasil Analisis, 2007
Ton 7.732 13.784 29.315 55.751,30 772 467,02 323,21 13.23,32
2005 Ha Ton 2.938 7.289 7.781 9.950 25.165 30.068 6.897 508.091 1.063,50 1.053,54 8.491,29 503,60 570,90 324,70 1.863 25 2.106 25
143
Sumber: Survey, 2007
GAMBAR4.39 SARANA DAN PRASARANA PERBANKAN YANG ADA DI KABUP ATEN BIMA 4.6
Analisis Sistem Agropolitan Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah wilayah yang telah
dikembangkan dengan sistem agribisnis sudah bisa dikatakan sebagai kawasan agropolitan sesuai dengan persyaratan yang telah dikemukakan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Depertemen Pertanian (2003) yang didukung oleh sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan sentra produksi agribisnis yang ada. Menurut Saragih (2001), sistem agribisnis adalah suatu sistem yang terdiri dari atas subsistem sarana prasarana (hulu), subsistem usahatani (budidaya), subsistem agroindustri (hilir), dan subsistem penunjang (jasa pemasaran dan distribusi), dimana antara subsistem saling terkait. Analisis dilakukan dengan menggunakan basil analisis sebelumnya, serta menggunakan indikator penetapan kawasan agropolitan menurut Departeman Pekerjaan Umum (1996).
144
TABELIV.5 lNDIKA TOR PENGEMBANGAN KAW ASAN AGROPOL[TAN NO
Pra
INDIJ(ATOR
KOOloditi Unggulan: I &du ienis komoditi 2 Lebill dari satu ;..,;, komo
JaNon .... B Kclem Pa.
Xawasan
AgropolitaD I
Pnl Ka""8S8D
Agropolilm
Kawuan
Agropolilm
II
-
kawa.9all
2 l
c
M<:namµung h~I dai .a..gianbew bwasan MetWnpung basil dari kaW11San agropolilan dan luar kawasan. - Petaoi
Kele
I 2
Beiperandalam penyedia saprodi dal ~uian keeil ....,,onlah:m dan """'asanr> Betpeno dalam penyedia ~
J
~
"""""blhan dan
om
dalam pett)'cdia saprodi.
pengoJoh.,, dm petnasaran kebtJtuhan
u
llli»Yarak.tl.
I
........
Kelembao""" BPP ilPP seba••; E!abti I'e
2 DPP · Babi Pw•u!uh Ambisnis .__J BPI' se""~;Balai Pen~ •luh ~ E Sanna dan Pnsaraaa: I Aksesibiliras ke/disemra prod\Jksi a. b, r.,L...: C. Baik 2 l'rasarana dan ""1ua WDum .. Sedan£ b.Cuk·~ c.Baik 3 Prasalanadan sarana kesejahteraan sotiaJ a. ~no b. OD:•~ c. Bdt
,.
.
0
Keterangaa :
-
....
: Kondisi yang ada di Kabupaten Bima
Pengembangan kawasan agropolitan a.dalab pembangunan ekonomi berbasis penanian di kawasan agribisnis, yang dirari<:ang dan di!nksanakan dengan ja!an
mensinergikan berbagai potensi yang ada tmtuk mendoreng berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerdkyalltn, berkeianjutan dan
14S
terdesenaalisasi, yang digerakklln oleh masyarakar lokal dan difasilitasi oleh
pemerintah. Fungsi polis sebagai \\lilay.dl pusat pelayanan dalam kawasan agropolitan adalah melayani dan mendomng kcgiatan pemhangunan pertanian, industri dan distribusi/pemasaran pada desa-desa di sekitarnya. Saleh satunya ditunjukkan oleh
aksesibilitas berupa jaringan jalan clan sistem transportasi, pl'!l3aJalla dan sarana wnum, serta prasaraae dan samna kesejohteraao sosial.
Aksesibilitas kc at.au di scntra produksi di Kawasan Sentra l'roduksi yang ada di tiap Kecamatan di Kabupaten Bima berupa praserana jalan propinsi, jalan
kabepaten dan jalan desa, yang berdasarsan observasi lapangan sangat balk. Banyak jalao desa beraspal ke pelosok desa, meskipun ada juga
yang masih berupa
jalan
desa, tetapi sudah cuknp baik. Sarana transportasi yang dapat mengbubungkan kola
tam ke sent?a produksi terdiri dan bus antar kabupaten,
angtutan antar kecamatan.
angkutan desa, Benhur dan ojeg.
Prasarana dan sarana umum, seperti telekornunikasi, pasar, tenninal, sekolah,
lembaga pembisyaan,
dan kegjatlln-kegiatan untul
penganglutan hasil pertanian, telah tersedia dengan eukup baik. prasarana dan sarana kesejahternan sosial seperti puskesmas
mernperlanc11r
Sedangkan
clan t.empat ibndah juga
telah tcrsedia dalam kondisi culrup baik. Naman demikian, dalain konteks pengembangaa kawlllilill agropolitan, di Kawasaa Sentra Produksi belum rn~nuhi
persyaratan wituk. kawasan agropolitan,
meskipun ketersediaan prasarana dan saraoa wilayah selta perannya dalam distribusi sarana produksi cukup baik, dan memiliki komoditas unggulan yang bervariasi, akan
146
tetapi untuk sistem dismbusi/pemasaran hasil baik dalam bentuk primer maupun olahan, belum berfungsi secara optimal sebagaimans disyaratkan untuk kawasan
agropolitan, clan kelembagaan petani yang hanya berperan dalam penyediaan soprodi dan sebagian kecil pengolahan dan pemasaran, serta kelembasrum BPP yang belum berfungsi sebagai Balai Penyuluh Pembanguoan, ruasih berfungsi sebagai Balai
Penyuluh Pertanian saja. Di dalam BPP juga belum memililci sumberdaya manusia yang baik, dikaren,akan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat petani di Kabupaten Sirna. Sistem agribisnis yang berkembaog di Kawasan Sentra Produksi di Kahupaten Bima telah memanfaatkan potensi sumberdaya lokal baik sumberdaya &Jain dan manusia, dengan terbentuknye Kawasan Seatra Produbi (KSP) khusus.oya komoditi Wlggulan.
Potensi surnberdaya alam berupl\ ogroklimat
komoditi yang sesuai dibudidayakan, scrta sumberdaya manusia berupa ketrampilan masyamk.ot lokal dalam mengolah potensi alam bail< pada sub sistem budidaya maupun hilir.
Dari analisis di ams, maka dapat disimpul.kan bahwa sistem agribisnis tanaman pang1111 dan peikebunan yang bed:.ernbilng di Kawasan &ntra Produksi yang
ada di Kaoupaten Bima belwn berkembang secara efektif , namun telah berperan dalam pengemhangan pni Juana~ agrooolitan 0 K.abupaten B.ima. Adapun poran sistem agribisnis tanamaa ~an J.>
dan perkebunan, adalah sebagai berikut:
MemiUki potensi pada ketersedian dari Kawasan Scntra Produksi,
9BlllDll
dan prasarana jalao/aksehilita:i ke dao
147
)>-
Membentuk Kawasan Sentra Produksi (KSP) komoditi unggulan yang bervariasi,
}o>
Mcmbentuk keterkaitan an1ar wilayah sebagai akibat adanya aliran atau distribusi barang dari dan keluar wilayah Kawasan Sentra Produksi. Agar konsep kawasan agropolitan di Kabupaten Bima berkembang lebih
bllik. maka diperlukan upaya-upaya; !.
Membangun kelembagaan pasar dengan
Clll'll
mempcrbaiki birarlri/o.rganisasi
pemasaran yang dimulai pndo kclcmbagaan tingkat petani, 2.
Meningkatkan koordinasi antar dina&lwuwi, karena sistesn agribisnis maupL111 konsep kawasan agropohtan memerlukan penanganan antar departemen.
3.
Meni.o.gk.atkan sumberdaya masyarakat dalam kelernbagaan BPP, agar dapat berfungsi sebagao Balai Penyuluh Pembangunan.
4,
Meningkatkan peran subsistem jasa dan lembaga penunjang, seperti kegiatan promosi yang dapat memmjukan ciri khas wilayah (local geniu.r). Berdasarkan berasan tersebut, maka hal-hal penting yang harus ada dalam
suatu kawasan agropclitan adalah adanya siseem pu~ pelayanan dalmn wilayah yang merupakan pusat kota (polis/kota tani), pengembangan potcnsi swnberdaya lokal baik sumberdaya alam maupua manusia, serta keterkaitan antar sektor, Tabel
rv.s
menunjukan indikator pengembangan kawesan agropolilan sesuai dengan
pedoman Departcmen Pekerjaan Umum (1996).
ON'~GQ, 0 SH.MRANG UNIVERSJTAC' DIPONEGORO SEMARANG UN vs=s A8 D PONEGO 0 SE iAR1-1.Nu 12 UNIVJ:.:A !TA.S D,PONE UNiV::. i fA' GO 0 SEMARANG tJ Jl'JERSITAS D PONEGORO Sf A 0 0 SEMAR.C.NG U} !VE:R<3trA T) PO F~ORO SEMARANG UNIVERSITl-\S DIPONEGORO SEMARANG UNll/EHSITA Dlf O\IE JORO ~EM/l.RAt'u 1JNIVERS S D PON r.r r10 SEMt,RANG UNIVERSITAS DIPONEGOR ) SEr 1 R G UN! ER~ r DIP N 0 0 S MAlAl'I UNIVEHSITA.S D PON GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO .SEM..t\RANGUNIVERS! AS D PONEG080 SEMAl1ANG t/N!VfRSlTAS D f-ONEGOR') SEMARANG UNIVERSITA.S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D PONEGORO SEMARANG UNIVSRSiTAS 0 P \JE-GOHO SFMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITA.S DIPONEGOAO SEMARAJ\IG UNIVERSITl\S DIPOW"GOHO SEMARANG UNIVERSlfAS DIPONEGOflO SEMAFlANG UNIVFRS!TAS DIPONEGOr,Q SfMAAAN\;l UNlVEf.:ISITAS 0 PO'! G080 SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARl\NG UNIVERSITA;:> DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS DiPON GORO SEMARANG UNlVHlSITAS DIPONEGOAO SEMARANG UNIVERS'TAS 011JQNEGOflO SEMARANG IJNIVER~.,tTAS D!PONEGORO SEMARANG UNl·JERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS TAS OIPONEGOAO SEMARANG UNIVERS!TAS O!PONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMAR.l\NG t..JNlVERS!TAS DIPONE"Gcmo Sf'MARANG UNIVEl:\SITAS D PtJ\lEGORO SEMARANG UNIVEBSITll,S DiPONEGORO SEMNlANG UNIVERSr;As DIPONEGCRO ~EMARANG UN!VERSlTAS OJPC f\JEGORO SEfy1ARANG UNIVEASITAS DIPONEGORO SEMARANG UNtVEAS TAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVE8$1TA& D1PO"JEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGO~O SEMAJ:lANG UN VERS '"'AS DIPONEGORO SEMARANG UNiVERSl1AS D.PO'\l~GOAO SEMARANG IJNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAl'.. G UNIVERSl'T'AS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE·.iS!TAS D PONEGOAO SEMARANG UNl;,ERSITAS DIPONEGORO SEMAliANG U"fVERSITAS DIPONEGORO SE:MARA !G UNiVERSITAS D PO"JEGORO SEMARAil\JGUNIVERSITAS DIPONEGORO SEli.'iA~ANG UN VERSlTAS OIPONEGORO SE~ARANG li1\ii\lERRITAS O!PO'\!EGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERS -rAS DlPONEGORO SEMARANG N!VERSITA... D'PON~GORO SEMARAf\
Jll-lNG UNt1 i\NG UNIVERSITAS DIPOf\ff.GORO S MARANG UNlVEliSITAS fl PONEGOR S MARANG U' G UNlVERSITAS DIPOt..EGORO SEMARANG NIVF8S!TA.S D'PONt:GORO srMARANG ! -, UNIVERSITAS DIPONEGO 10 SEMARANG N v··11s!TA& DI \! GORO s "MARANG UNIVERSITAS D PONE:.:GORO St.MA.RANG NfVE>iSITA;:,o PO~EGOR.:J SEMA8ANr.; JN VFRSITAS DIPONEGOR :1 SEMARANG ~JIVE :tSI fA" iJ PO EGO SEMARN. vERS AS OIPON G AO SE NI.RA JG N.VE SlfA D ONE ORO ~~MARA! 4 ERSITAS )IPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS D'P' l"J GORO SF MARAN NIVERSITAS OIPO•~ ·GORO S~ ARANr, ~ VE8SITAS D.PON GORO SEMARAN NlVERSITAc-D DQNE.GQRO SE:.MARANG NlVERSlTAS D PONEGORO St:MARANt l~!IVEASITAS )IPONEGORO SEMARANG NIVER A& D O"'.J G R') S tv:.l\RAt v JN!VERSITAS OIPONE:GORO SEtvtt>,RANG NlVEF1SiTA5 D!P0NEGORC $E-MARAN( Nl\lERSITAS l)f PONEG( mo SEMARANG ~.J!VfRSITAS '1 PO~'-GOBO SEMARANG UNIVERSITAS DIPON GOA0 SfMARANG NlVERSI fA., DIPO'IEGORO SEMARA:NG UNlVERSITAS u!PONCGORO SEMARJ.\Nb ~NIVERSi ms D POtJEGORt".) SEMARANG u 13 l.JNIVERS! fAS DIPONEGORO s MARA'\J :I 1NlVEPSlf/,.S DlPQNr;GOAO SEMARANG UN• ,NG UNIVERSITAS DIPOtJEGORO SEMARANG NIVERSITAS D PONEGOHO SEMARANG U'·JI\/ lANC UNIVERSITAS DIPON GORO SfM'"'RftNG NIVEF:SIT/ S 'PONEGO 0 SEMARANG U' 'v'Eh~I t=MN{ANG lJNIVEASITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAb DJPO"'.JEG010 SEMARANG UN!VERSIT,..~sDiPONEGORO SEMARANG LNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. NIVE~SITAS D. NEG HO SEMARANG UNsVfRSITAS DIPONEGORO SF.MARANG l..1\i'VERS TAS OIPONEGORO SEWARANG NiVJ=RSITA~D'PONl:GORO SFMARANG UN!VERS!TAS DiPONEGORO St:MARANG UNIVER;:i TAS OlPONEGOAO SEMt>.RANG N1VE.RSlfA DP £CO 0 SE 'iA~ANG UN VERSffAS DIPONEGORO SEMARA \j l:NIVE SlTA .... 01PONEGORO Sf-fv!AH.Al\IG NiVERSITAS D PO l!EGORO ::>EMARANG UNiVERS!TA.S DIPONEGORO StMAR "JG LMVER lTA5 DIPONEGORO SEMARANG NIVER~ITA<:'. 01Po· s:: ORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONFGORO SfMr RA G u!'l.I' E S1TAS DlPONEuORO ~E'MARANG NlVti-\S fAS PON ~OR ) S MARANG tJNIVERS!TAS O!P0NE.GORO SE.MARANG Li IVEt:lS T.AS IPONE GORO SEMARAN..::r NlVE14'3!TAc D'PO ~ '"GORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG vN!VERS fAS DtPONEGORO SEMARANG NIVERS!TAS u P NEGORO St:MARANG UNl\it:RSITAS DIPONEGORO SEMAR1'\t..Jl:i Ul\!VERS TAS D.PONEGORO SEl\.~ARANL..:1 !Nf\/ERS!1AS DIPONEGO'·m SEMARA.NG UN!VERSiTAS D!PONEGO'RO SC'"MARANG Ul\i!VERSITAS DtPONEGORO SEMARANG INIVERSlrn l ,p ~EGOqo SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UMVE SITAS DIPONEGORO SEMt'\RANG N.VERSITAS J1PONi:GORO SEMARANG UN!VERSIT/\S DIPONEGOF10 SFMAHA"JG UNI\' ERSlTAS OIPON~ GOflO SEMAHANG Nlv'l'::RSITAS lPO\l"'GORO SEMARANG UNIVERSllAS DIPONEGORO SEN'ARANG UNIVE:R;:,I fAS D'PONEGORO st MAHAlW NtVERSITAS 01PONEGOHO SEMA~~ANG UNIVERS!TAS OIPONEGORO SEM/1,RA!\JG UNfVEASll"AS DlPONl="GORO SEMARANG NlVE' SlTAS D'PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVEF<S TM~ :YPONEGORO SEMAHANG NlVERSITAS D PONfGORO S[MARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SE~'ARAl\IG UNIVE'1S!TAS :JIPOM:GORO SEMARANG !VERS!TAS D'PO"'IJ::.G AO Sf MAR.A.NG UNlVERSiTA.S DIPOl\iEGORO SEf\: At:tANG CN!Vl SI AS D PONt GOfiO SC t.. AR.A G NIVEFISITAS D PONEGOR::) S MARANG UNIVERSITAS DlPONEGORC SHlARANG Ut-..lVERS TAS D PONEC::ORO SEfo/ARA\IG IVERSITA~ DIPO~f.:GORO Sf;MARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAl\JG UMVERSITAS DiPONEGORO SEMARA!\IG lVE SITA<> 01P J FGORO o MARAN o .- , 'fJ\S'"DlPDN 9 · IVEf{S!TA~ DIPO E~ORO SE.JI.AR,..., NlVEASITAS D t,ONE'.GORO SEMARAN q UNl'i/ER 1TA5 PIP N 0 .S IVE~SITAS D PO!\IEGORO SEMARANG J'liVtR 'I iA$ D ~ 0 "GOR 1ARA RS~:V.AS IPD.Nf:GO~ M MVER~I rAS D!PONEGORu SfMARANG "Vl RSlfA') DP )N GO. 1 MARANG UNfVERSITAScOlEONi!OOOd ~ G UNIVERSITAS DIPON vORO SFMARA'\IG
I
s·
s
BABV
PENUTUP 5.1.
Ke5impubn Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat dibuar kesimpulan
bahwa, seca ra umum produksi pada Kawasan Senrra Produksi Agribi snis tanarnan pangan dan perkebunan berpenm dalam konteks pengembangan sistem Agribisnis di Kabupaten Bima menuju pea kawasan agropolitan.
Komoditi unggulan yang sesuai dikembangkan karena kesesuaian lahan dan agroklimat serta nilai ekonomi yang tinggi, meliputi 8 (delapan) komoditi, yaitu: jagung, kacang tsnah, kscang kedelai, bawang merah. kopi, jambu mente, jarak, dan
kemiri. •
Sistem agribisnis sudah berkembang, dimaoo kegiaran- kegiatan pads subsistem hulu. dan usaha tani. Namun untuk kegiatan subsistem hilir, pemasaran dan distribusi, helum berkembang seperti apa yang disyaralkan
untuk kawasan
agopolitan, Dikarenakan pada subsistem hilir, tidak ada kegiatan pasca penen, sebingga tidak adanya nilai tambah untuk ba:>il komoditas di Kawasen Senna Produksi. Sedangkan padn sistem pcma.sanm basil komoditas, belum terjadinya sistem pemasaran yang baik, hal ini dikarenekan adanya tengkulak-tengknlak besar d.ari !uar Kecamatau, itlau luar Kabupaten
yang langsung
membeli basil
komoditas Kawasan Sentra Produksi pada saat musim panen Hal ini yang
meoyebebken rendahnya posisi ta war !mil komoditas Kawasan Sentra Produksi.
148
149
•
Kabupaten Bima dengan 14 (empat belas) Kecamatan dengan Kawasan Sentra
Produksi yang ada di dalamnya serta fbukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat kota (kota tani) yang mendukung pengembangan sistcm agribisnis di Kabupaten Bima, dengan kelengkapan sarana prasarana wilayah yllllg cukup baik, rncliputi llksesibilitasljacingan jalan dim sarana transponasi menuju ke
kawasan seatra produksi (KSP), keiersediaan sarana prasarana umum dan sarana prasarana sosial,
•
Kelembagaan pasar, kelembagaan petaoi dan kelcmbagaan BPP belwn efektif
dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan, karena sistem pernasaran hasil komoditas dai Kawa.,on Scntra Produksi belum melalui mekanisrne pasar yang baik., hal ini disebabkaa karcna pesar y1111g 11da di Kecamatan hanya menampung basil ~
sebagian kecll produlcsi dari .Kawasan Seotra Produksi
untu.k lwusumsi masyanwu lokal, k.elomPok tao.i hanya berperan dalarn keg.iatan usahar.ani dan sebagian kecil berperan dalam penyediaan sarana produksi, dan BPI' hanya berperan sebagai Balai Pe11yuluh Pert:anian.
:i.2.
.Rekomeodui
porxeounan daiarn xontcsa pcngcmbangan kawasan agropoiuan oi Kaoupaten mma,
yang telah ads, maka dapat disampaibn n:komendasi bempa usulan sebagai berikul:
150
1) Peningkatan pecan subsistem hilir, terutama pada sistem pengolaaan hasil panen komoditas di Kawasan Sentra Prodnlcsi agar ada nilai tambah dari kornodnas yang dihasilkan, Hal ini
dapat dilakulcan deogan mcngadakan proyek
percontohan dalam pengelolaan ~I
komoditas dari Kawasan Seatra Produksi.
2) Meniagkatkan kclembagaan pasar, dimulai dengan peningkatan hasi! produksi dan peningkatan kelembagaan di tingkal pelani
)'1lllg
mengarah peda pemben-
tukan koperasi, Koperasi kelompok tani diharal)lcan berperan rnenampung dan memasarkan hasil produksi bailc primer mauvun olahan, ~ehingg:l pedagang dari
luar wilayah Kecamatan atau Kabuperen tidak mengambi)/[l)Cmbeli secara langsung dari lahan/produsen.
Dengan demikian, semak.in banyak peloku
ekonomi dan kesempatan kerja beg\ masyuakat loknl dan lbukota Kccamatan sebagai pusat kota berfungsi dalom l:cgiatan non pertanian yang tumbuh .luircna adaaya proses !)lllayanan yang lebih kompleks,
sehingga mendukung
portumbuhan ekonomi clan lccscjahteraan sosial masyarakat. '3) Adan.ya ketegasan pemenmah
melalui diaas tc:rkaJt dalam mertanggulangi
tengkulak yang berkeliaran di lolcasi Kawasan Sentra Prodoksi di masa p1111en dengan mengeluarkan peraturan yang mengatur tengkulak atau pedageng dari luar Kawasan Sentra Pmduksi atau luar Kabupaten dalam mernbeli hasil panen dari Kawasan Sentra Produksi. 4) Diperlukan pembenahan manajemen pcmerintah fasilltetor ynng mcngintegrasikan
dalam flll)gsinya ~bagai
seluruli .k.egitttzm dalam sistem agribisnis,
tennasuk koordinasi anta. dinas.rm.~tan.~i,kegiatan promosi, infonnasi pasar, kebijakan pecd.ag)mgao dan SttUicnlr pasar, serta upaya peningkatan .lrualitas SDM
ISi
seluruh stakeholder bidang pcrtanian dalam meningkatkan nilai t11mbah basil produhi pertanian melalui peninglaltan kelembagaan pctani. 5) Meningkatkan penman sub sistem jasa dan lembaga penlllljang, terutama dalam h&.I pemasaran hasil pertanian yang melibatkan lebih banynk masyamkat lokol dcngan rnenunjukkan ciri khas wilayeh (local genius),
UNI ERSITAS UNIVERSITf•<:: Ul\lVERStr!'.S UHVERSITAS UNIVERSITAS UN!VERSITAS
OiPON- '.10RO OIPONEnORO IJ!PONEGORO DJPONFG ;Rl) DP >N' GORO D•PONEGORO DIPONEGORO D PONI GORv IP Jt...G0AU DIPONr:'10RO D·PONEGORD OIPONE-GORO D!PON GORO OIPO'.'JEGORO DfPONEGORO
SEfvlARANG UNIVERS!TAS DlPONEGORO SErlARANG SEMARANG UN'VERSITAS DIPONEGORO SEMJ\RAN'3 SEMAR,t\W~ UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANl.1 SEMARANG UNIVf!=\SITAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO.SEMARANG SEMARANG UNIVERSITt•S DIPONEGORO SEMARANG UMVERSITAS SEMARANG UNiVERS!TAS OlPONEGORO ~EMARAl\ju UNIVERSITAS SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SE:MARANG UNI' E SITAS SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARM G UNIVERS!TA.S SEMARANG UNlVERSlTAS D!PONEGORO SEMA.RAl'l:G IJN Vt S!TAS SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOBO SEMARANG UN!VfRSlTAS SEMARANG UNi'iERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSi 'AS SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMAJ::.ANG UN VERSITAS SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMA~NG JN!VEf.lSITAS D'PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VE::tSITAS DiPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG tNlVERSITAS OIPO'NEGOHO SEMARANG UNlVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG l.i.lJIVERSITAS O!PONEGORO '3EMAR1\NG UNlVERSff,1).$ OIPONEGORO SEll/JARANG N IE S!TAS DtPO\lEr-ORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARA~G NIVEqSfTAS D PONFGORu SEMAC!ANG UNIVERSJTAS D!PONEGOHO SEMARANG NIVERSITAS D PONt:-GOf-tO ScMARANG UNIVfRSITAS DIPONEGORO SEMA.RAt.G N VERSITAS 0 PONE:GO ~ MARANG tJNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS OJPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIP ' -GORO Sf.'v1AHAN< JN VERS rAS D PONt::GORO SPvlARANG UNIVERSITAS '()SEMARANG f\JIVE9SITAS D'PO'\lEGORO SEMNiANG UNlVEf-lS . -:MAA..1\-NG N!Vt ~S!fAS DlPON..:GOHO S MA1ANG UNIVE '~RANG 'NIVEl1SITA$ 01PONEGORO Sf:MARANG UNI ~NG UN!VERSllAS DIP "IEGORO SEMARANG Ut .0 NIVi=RSlTAS DIPONEGORO SEMARANG ' N VERSlfAS D1PONEGO 0 SdAARANG NIVERSITA~ 0 PON GORO SlMA~Al;,i( NIVERSI fAS D PONEGORC SEMAHA . NIVER::;ITAS 0 PONEGORO SEWrARA. NIVERS!TA5 DIPO'\JEGOGO SEMAAAt-. ~J VERSlTAS DIPO'IJEGO \0 SEMARAN "NIVERSlfAS D1PONEGORO SEMARAN\ NlVE8SlTAS D PCNEGORO SEMN·l~M IN!VERS!TAS D1PO!\IEGORO SEMARANG NIVf.RSITA~ D POl\IEGORO SfMARANG NIVERSITAS D!PON~GORO SEMARt-·NG NlVEHSITA.S DIPONEGORO SEMARANG ' G NIVERSITAS DiPONEGORO SEMN1ANG JN, ,NG N!VERSITAS DIPONEGORO SF.Ml\RANG JNIV :ANG NIVERSllAS D ;:O\IEGO~O SLMAAANG uNIVERSI IA ~ EMARA"JG N!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGOAO SEMARANG N ERSlTAS D PONEGORO SEMAflAl'iG UN!VERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG NIVERSITAS DIPONEGORO SPvlARANG UNIVERS!TAS DIPO"-iEGORO SEMARANG NIVERSlfA!:' D'PON GO 0 SEMA~NG UN!VERSffAS D!PONEGORO SEMAHANG NIVERSITAS D.PONE:GOFIO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG N!VE'RSITAS OIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANu NIVERSITAS DiPONE:GORO SEMARANG UNiVERSITAS DIPONE.GOA.O SEMARANG NIVFRSlTAS DIPON!:-GOHO SE"MAR/',NG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DIPONc.GO 0 S MA8Al\G UNIVERSITAS DIPONEGORO S(MP.RANC1 NIVERSITAS D1PONEGORO SEMA.r.tA.NG UNlVERSl"fAS DlPONEG0RO SEMARA\!G NIVEJ:lSITAS DIPO'\JEGORO SEMARAr-.G UN!VERS!TAS DiPO"-EGORO SEN'ARANu 1:VERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG UN!i;ERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DIPO~fCOAO s MARANu uNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARAl\Jr. NtVERSITAS D;PONEGOAO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DIPONEGOF
SE A r: !VERSITAS DIPONEGO ~o SFMA8Ai'IG UNIVERSlTAS moNE~R 5.ARAN
UNl\/El=IS'fAS UN!VE 51TAS UNIVERSITAS UNlv'ERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSliAS UNIV~RSlfAS UNIVFRSITAS ' NIVER I AS UNIVERSlfAS UN vERS TAS UNIVERSlfAS UN VERSI AS
PO EGORO SEMARANC' iPQ"J coao SfMAf AN I DIPONEGORO SEMARANG O:f:'ONEGOR.O SEMAqANG DlPO!\JEljORO SEMARP..NG DIPOl\IEGORO SE'v1A -ANG DIPONEGORO SEMA~ANG OlP0NEGORO SEMARA 11 DtPONFGORO Sf l-1ARAf\.G OIPONEGoqo SEMMV\NG 0 PQNEGCRO SEM RANG DIPONEGORO s~i..t RANQ DIPONEGORO SE'Y1AHANG l.lN1VERS1iASDIPONEGORO Sf.MAR.ANG Ull.JIVERS1 TAS DlPONE.GORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN \IERS AS DIPONFGORO SEMARANG Ul\J VERSITAS DIPONEGOPO SEMARANG U\J VEAS1TAS OIPONEGORO SEMARANG IJ'\JIVERS TAS DIPONEGORO SEMARANG U'\J VERS TAS DfPOr EGORO SE'MRANG UN VfRSfTAS DIPONt;GOflO SEMARANG U\JIVfRSITAS [)IPQNEGORO SEMARANG UN VEHSI AS D1tiOM~GORO SEMAHANG U".llVERSITAS Di00NEGORO SEMARANG LNIVERS!TAS DIPONEGORu SEMARANG UNM:.RSITA$ DIPONt=GOFIO SEMABANG UN VERSITAS DiPQf,EGORO SEMARANG UNIVERSJTAS DIPONEGORO SEMARANG UN VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JN!VfRSITAS DIPONFGORO SEMAf''tANG IV(HSIT A'S DIPONE. GORO SE.MARANG -'IVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS OlPONEGORO SEMARANG 1NIVERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG IN!VERSITAS DIPONEGOflO .SEMARANG JNIVERC::ITAS DIPONEGORO SEMA.RANG .JNlVERS!TAS il!PONEGORO SEMARANG UMVfRSITAS DIPONEGORO SE~ARANG UMVERSlfAS DIPONEGOAO SE:M.~RANG U!\iVERSITAS ~IPONEGORO SOlARANG UNIVERSITAS :J!PONEGORO SEMARANG UNIVEASITA.:. o PONEGORO SEMAR/.\NG lJNiVfl f'ITAS D1PONF.GOROSE!VARAllJG LNlVC:RSITASD PONf GOHO St.=MARA"JG. Ul\'VERS TA3 OlPONEGORO SEMARAl\JG UMVERSI f AS DIPONEGORO SEMARANG 'JNIVE=RSITAS OIPONEGORO SE~ ARANG l!N!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Ll'.IVER !TA<::! OIPONEGORO SEMARANG UNIVEA ITAS O!PONEGORO SEMARANG UNIVERSIT.A.S DIPONEGORO SEMARANG U IVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG t.,NIVE8SITAS D PONEGORO SE1 ARA~( Ut-.i'VERSITAS DlPONEGORO SEtJIARANG 'N VERS TAS D PONEGORO SEMARANG UNIVERSlfA:::; DIPONEGORO SE:!\f.ARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SE f.ARANG UNlVERSITAS O'PONEGORO SEMARANG Ut-..lVE'RSITAS OIPONEGOt 0 SEMARANG LJN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSI rAS DIPONEGORO SEMARANG 'llV ERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 'lllVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEASITAS D PONfGORO SPilARA!\!G UNIVERSITAS D PONEGORO SEMARANG
Daftar Pustaka
Alkadri (ed). 1999. Tiga Pilar Pengembangan Wi/ayah. Jakarta: Oirektorat Kebijaksanaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah, BPPT. Anugrah, Iwan Setiajie. 2003. Kunci-kunci Keberhasilan Pengembangan Agropolitan. http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/45/pdf Download tanggal 22 November 2006. Arifin, Bustanul. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit Buku Kompas, Jakarta Austin, J.E. 198 J. Agroindustrial Project Analysis. Baltimore and London: The John Hopkins Univ. Press. Bendavid-Val, Avron. 1991. Regional and Local Economic Analysis for Practitioners. 4th Edition. Westport: Preager Publisher. Blakely, Edward J. 1994. Planning Local Economic Development: Theory and Practice. Second Edition. Thousand Oaks London - New Delhi: Sage Publications. Chofyan, lvan dan Wawan Sarwanto. 2003. Pengembangan Agribisnis sebagai Wujud Kesinambungan, Penganekaragaman dan Pendalaman Pembangunan Pertanian. Jurnal PWK No. 03/Tahun ke-3/0ktober 2003. Bandung. Cresswell, John W. 1994. Research Design Quantitative and Qualitative Approach. London: Sage Publication Inc. CristaUer. 1979. Economic and Social Commision for Asia and the Pasific: Guidelinesfor Rural Centre Planning. United Nations. Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kata dan Desa. Bandung: Penerbit Alumni. Departemen Pertanian, 2005. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Program Rintisan Pengembangan Kawasan Agropolitan, 2002, Proyek Pengembangan Kelembagaan Agribisnis dan SOM Pertanian, Badan Pengembangan SDM, Jakarta. -----------------------. 2005. Revitalisasi Pertanian Mela/ui Agroindustri Perdesaan. Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Jakarta.
152
153
----------------------- , Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan & Pedoman Program Rintisan Pengembangan Kawasan Agropolitan, 2002, Proyek Pengembangan Kelembagaan Agribisnis clan SOM Pertanian, Badan Pengembangan SOM, Jakarta .. Friedmann, John and Allonso, W. I 978. Regional Economic Development and Planning. Mass. MIT Press. Friedmann, John and Douglass. 1978. Agropolitan Development: Towards a New Strategy for Regional Planning in Asia. Glasson, John ( Terjemahan Paul Sihotang ). 1977. Pengantar Perencanaan Regional. Jakarta: LPEE Universitas Indonesia. Kartasasmita. t 996. Pembanguna.n untuk Rakyat. Jakarta: .PT. Pustaka Cidesindo.\ Khadiyanto, Parfi. 2005. Tata Ruang Berbasis Kesesuaian Lahan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Khols, R. L. and J. N. Uhl. 1990. Marketing of AgriculturalProducts, 7th Edition. New York: Macmillan Pub. Krishnamurti, Bayu dan Lusi Fausia. 2005. Langkah Sukses Memulai Agribisnis. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Luk.itaningsih. 2004. Meminimalkan Kelemahan Kawasan Agropolitan. http://www.kimpraswi I .go.id/ditjen ruang!TruNews/taru07 I 002.htm Download tanggaJ 20 November 2006. Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Ratnawati. 2000. Penetapan Komoditas dan Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan di Jawa Barat. Kerjasama antara Lembaga Penelitian lnstitut Pertanian Bogor dengan Balitbang Pertanian. Begor. Riyadi, D.M.M. 2002. Strategi Pembangunan Daerah Berbasis Agribisnis di Era Global. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup, Bappenas. Jakarta. Riyadi dan Bratakusumah, Deddy. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
154
Said, E.G. dan A.H. lntan. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia-MMA lPB. Anggota TKAPL
Saragih, Bungaran. 1999. Pembangunan Agribisnis Sebagai Penggerak Utama Ekonomi Daerah di Indonesia. Makalah disampaikan pada Prosiding Seminar Pengembangan Agropolitan dan Agribisnis serta Dukungan Sarana dan Prasarana, tanggal 3 Agustus 1999 di Jakarta. Kerjasama PSPLP-IPB dengan PAPPPU-DPU . .....
, 2001. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Kumpulan Pemik.iran. Bogor: PT. Loji Grafika Oriya Sarana. Edisi Milenium .
...................... , 2004. Membangun Pertanian Perspekiif Agribisnis dalam Pertanian Mandiri: Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kernajuan Pertanian Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya, Sevilla, Consuelo et. al. Alih bahasa Tuwu, Alimuddin. 1993. Pengaruar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Sitorus, S. 1998. Evaluasi Sumberdaya lahan. Penerbit Transito Bandung. Soefaat (et al). 1997. Kamus Tata Ruang. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum-Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia. Jakarta. Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustn. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soetomo, Sugiono. 2002. Dari Urbanisasi ke Morfologi Kota: Mencari Konsep Pembangunan Tata ruang Kota yang Beragam. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Syahranie, HA. Husainie. 2001. "Penerapan Agropolitan dan Agribisnis dalam Pembangunan Daerah". Fronsir Nomor 33, Maret 2001. http://wvvw.unmul.ac.id/dat/pub/frontir/husainie.pdf. Download tanggal 20 November 2006. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wt/ayah. Jakarta: Penerbit Bumi Angkasa.
155
Pengembangcm Wilayah Melalui PcmbenmJ:on Kawasan Eko1w111i Terpadu duJam Tiga Ptlar Pengembangan Wilayah. Jakarta: Penerbit Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah. Badan Pengkajian dan Pem:napan Teknologi,
Triutomo,
Sugeng.
20(11.
Terbitaa Terbataa : A/hum Peta Kabupaten Bima; 2003. Badan Perencanaan Pembangwuui Daerah Kabupaten Bima. 2006. Bima Dalom Anglea Tabun 2005. Bappeda - BJ'S Kabupeten Bima, 2005 R.encana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Birna Tahun 2005-2015. Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupalen Bima, 2005
Badan
Laporon Tuhunan. Dines Pertantan & Tanaman Pangan Kabupaten l:Jima, 2004
Loporan Tatnman. DilUIS Pertanian &. T 1111aman Pangan Kabupaten Blma, 2005 RelfCallO Tota kuarig Wilaya/1 KubupuJen Rima Tahun 2003-]0f J. Peeencenaan Pemban,g1man Daereh Kabupaten BimA. 2004. Seri PlJR.IJ Kabupaten Bimo. BPS Kabupatlln Rima. 2005.
S.dan
LAMP IRAN
MAGISTER
PROGRAM P ASCA SARJANA TEKNIK PEMBANGUNAN WlLA YAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG DAFfARPERTANYAANWAWANCARA PENGEMBANGAN PERAN KA WASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) AGRIBISNIS DI KABUPATEN BIMA DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN WILAY AH DENGAN KONSEP AGROPOLIT AN •!• Wawancara ini digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan infonnasi dalam rangka menunjang penyusunan Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. •!• Wawancara ini diajukan sebagai bahan masukan untuk mengetahui peran Kawasan Sentra Produksi (KSP) Agribisnis di Kabupaten Bima. •!• Semua jawaban wawancara ini hanya untuk tujuan akademis serta tidak untuk tuj uan lain. •!• Atas kesediaan dan kesungguhan Bapak/Ibu/Saudara daJam menjawab semua pertanyaan dalam wawancara ini, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
DAFf AR. PERT ANY AAN WAWANCA.RA I\. DINAS PERTANIAN DAN TANAMANPANGANKAB. BIMA I. Sej auhmana p1i:igramlkegia1an pellgCmbangan lcegiatan pertanian agri bisn is
yang dilakulcan dinas selaku institusi yang secara teknis bel'langgung jawab cerhadap pembangunan pertanian patla umumnya, khususnya untuk mengarah pads pengembangan peran KSP di IC
memcnulii persyaratan unruk dikernbangkan berbagai kcmeditas dalam menunjang A&l'C4)01itan? 3. Apakah selama ioi subsistem bulu yang diantara adalah lilll1IM irigasi, jalan
usaha tani, distribusi benih, dan alsinflln sudah berjal1111 dengan dengan baik ? 4. Parl11 saat kelanglcaan pupuk atau harga pupuk nPik diel6:1 harga eceran tertinggi, kebijelc8/1 atau langkah apa yang d.iambil oleh dinas?
5. l'ermasalah.an a.pa yang !>ering dihadapi d.inas pada subsist.em hulu 'I 6. Oatam kondlsi eksisting, alih
fUnasi lahoo pcnanian
menjadi non penanlan
berjalan terus, begaimana dines mcnyikapinya ? 7. Bapimana pencapalan produlctifitas subslstem usoha tnn~ tennama terhadap peogembangan komoditi unggulan di KSP ? 8. Pe1m8$llaha11 ape saja yq 9. Mmwut
sc:riog dlbadapi pada sub sistem usalui l.ani ?
BapU/lbu/Saudara,
filktor apa
saja y1111g menghambat dalam
pembangunan pertenlan, kJl11Smnya pengembangan peran KSP di Kab~n Sima? 10. Bagaitnaru1
pandangan
81.~u/&udaia,
pengcmbangai1 "19Upolitan 7
t=lang
pc:ran KSP dalam
B. DINAS PERINDtJSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN
BIMA
I. Salah satu subsist= daiam agribisois ya11g mengintegrasikan seklor pertanial\ dengan industri '1dalah subsistcm hihr, bagaimana peran dint>S dalam subsistem ini ?
2. Promosi adalah cara pemasaran yanii efekiif, upaya apaltah yang dilakukan dinas dalam mempromo~ikan hasil komoditas unggulan di KSP? 3. Bagaimana peran dinas dalam proses distribusi pemasaran has.ii KSP? C. DINAS Ptl(ERJAAN UMUM KABUPATEN RIMA
t. Sarans dan prasarana apa saja yang telab ada guna mel\uajang pembangunan dlbidq pertanian di Kabupaten Bima ? 2. Apakah sudah tcrlayani semua KSP dengMjaringan peng4iran yang ada?
3. Kondisi eksisting dilnpansan, mll.'lih banyak sarana ja.lan yang mMih ru5ak d!KSP, bttl!llimana dinas menanggapinya?
D. L£MBAGAPERJ\10DALANIPERBANKAN I. Apakah ada produk layanao lchusus yang diperuntukan bag! upoya pengembangan scktor pcrtanian, khususnya slstem agribbnis jika dibandlng sekt.or lainnya (non perta11lan)? l. Jib ada, sejauhllUllla program yang dillerlakullan lembaga perbankan selak11 unit/inst.im~I yang mendukung pada sektor pertanian khususnya di Kabupaten Bima? J. Dagaimana komposisi nasabah, apakah banyak 1:1eta11l atau stakeholders sektor pertanisn yang telan memanraatkan lllsilitas kredit ?
4. Jika ada, bagaimaDB dengan sistem peJlierobelian11}'11 ':
D. STAKE HOLDER I KEl.OMPOK TANI
A. Sub Sistem Bulu I. Apakah sarana dan prasarana yang ada di bidang rertanian swhh memenuhi
kebut11han ? 2. Dalam subsistem hulu, bagaiam1111a peran dinas dalam mcmfasiliusi pengadaan pupuk opokab sudah optimal ? J. &gai1111111s. cara p:lani mempcroleh kebutllhan alat-alat J)erlanian dan alat pendukung lainya.? 4. Bagaimana petani mendapatkan benih ? apakah dari koperasi ataukah dari Dinas pertanian 't bagaimana cara mendapatkannya 1 II. Sub Sistem Usalla Tani I. D11l11m pengclolaan, teknologi apa yang digunakan untuk pengelclaan usaha
tani '] 2. Dalam kondisi eksisting, pota tanam yang bagaimana yang diterapkan petani untuk tetap mempertabankan Jlmdulctifitas tanaman UDS!!Ulan yang ada di KSP1 3. Bagairoana keteresediaan ten11ga kerja dalam sub sistem ini? 4. Apakah ada kegiatan rutin para petani/kelompok tani/PJA yang ada di KSP? 5. Jika ada, dalam bentuk apa? C. Sub Slsrem HiD.r I. Bagaunana fimgsi pasar dalam proses remasaran basil komodita.s dati KSP, apakah sudah optimal ? 2. Kendala apa saja yang ditemui dalam peningkalan produksi KSP 3. Bagaimana peran Dlnas dalam per~lolan basil komoditas di KSP?
UN1VF.RSITAS i ON
!PC'NEG0RO S MARANG UNlVERSI fAS DI ONE"GOi:tO SEMARANG UN1Vf?RSITAS D!PONFGORO ~EVIA :Al\O U·IJIVERSt A~ DlPONEGORO SEMARANG UNiVERSsfl\"l ~111 NEG080 SF.MA8ANG UN VERSifAS DlPONEGORO SEMA~ 1'4G UNIVERS rAS DIPONEG RO SEMAMNG UNIVER' I'S PONE{OP SE v1ARANG UNIVERSITAS DIPON~GORO SEi1ARANG UN JERSl.,.A. DIPONEGORO SEMARANG UNiVf..HSlfl\S DI ONESORO SEMARANG UNIVEHSiTAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSiTAS Dl. ONEGORO SEMA~NG UNIVFRSITAS D1PONEGOqo .SEMARANG UNIVERSITAS DIPONl=GORO SE.MARANO UNll/ERSm;s D PONEGORO S~MAl=lANG u~~iVERSITAS DIPOl>.J~G0,-{0 SfMARANG UNIVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIP NE oso SEMAl1Al\iG UNIV~ RSlfAS t POW uORO SEMAl=\ANG UNIVERSIT,i.'1,S OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEM~\RANG UNIVERSlTAS DIPON(-GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAt-.G UNIVERSITAS DIPONE ORO SEMARANG UNiVERSITAS D' ONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS OJPONEGORO SEMARAf\iG UNIVERSITAS DiPONEGORO Sf-MA ANG UNIV~:RSITAS D PONEGORO SfMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO Sf:MARANG lJNIVERSffAS DIPONEGORO SEMAqft.t!G UNiVERS!TAS DIPO\lr:GOAO SFMARANG UNlVE:RSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITA$ DIPONEGO~O ~EMAB.l\f'.IG UNtVERSfTAS D ONf:.GORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SErvtAl1Ar-.G UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMAPANG UN!V 11SITAS D PO"JEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARAN , UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVEASITJl.S DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMA_8ANG UMVfRSITAS D PONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITA& DIPONEGORO SEMARANG UNIVE11SffAS D1PONEGORO SEMARANG UNIVEHSiTAS O!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARA G UNIVERSlfAS D PONEGORO SEMARANG UNJVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERStTAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VEflS!TAS Df PONEGORO SEMARANG UN!Vf~S!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVE:RS!fAS D PvNE:'-lORO SEMARANG UNIVERSITAS D1PONEGORO SEM~ANG ·UNIVERSliAS DIPONEGORO SEMARANG N!VE\:fSITAS D ONt:.GORO St:.MARANG UNIVERS:TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlfAS DIPONEGORO SEMARANG UN!Vf:RSff.t\S DIPONE<.:iORO SEMARANG UNIVERSIT1\S DiPON[GOR9 SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGm~o SEMARANG UNlVERSITAS DIFONEGOAO tiEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DI ONEGvRO SE v!AAAr--..:G NiVERSITAS O·F ONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIP - -.iORO SEMAAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITA:3 O'PONfa. ORO SEMARANG UNIVERSllA~' SEMl\RANG UNl\it~SITAS DIPONEGORO SEMARANG N1Vf"1SITAS D F ONEGORO SEMARANG UNIVERS -MAR!'.NG lJNIVERSITAS DlPO~EGORO SEMAR/l.NG NIVERSITAS D PONEGORO SEMARANG UN!VE A G LIN t:RS TAS DIPONEGOJ:lO ~E. ~Al1At-.G lJNiVEi:tS TAS D ONEGO a SEMARANG UNI\' l\N'3 JNIVERSITAS OIPONEGORO SEM1\RAi'.G lJNlVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UI'' 'G UNIVEASITAS D1PONEGORO SP.1ARAl\iG NlVERS!fAS DIPONESORO Sf.MAR.ANG I UNIVfRSITAS OIPONEGOF~O SEMARAl\iG N!VE~SITAS D PO -i GOAO SEMARANG UN VfRSITAS D!PONEGORO SE:•v1A~ANG NiVERSITAS D F Q'\1t.:._,QRO &HMRl\NG JN!VERSITAS DIPONEGORO SEMA~l\G NlVEJ:<SlfAS 0' ONf:GORJ SEMAAN' IVERS TAS DIPO'~EGOAO SEMAAA G Nli/ERSITAS DP '.IJfGORO SEMAAN IVERSlfAS DIPONEGO~O SEMARAM1 NIVt:.RSITAS D F l!\JFGOAO SEt-, ARAN . JVi=R ITAS DlPONEGORO SEMAMt>.G t-. !VERSITAS D1PONEGORO SEMAHANt 1NIVc R , fAS DiPONEGORO SEMARANG NiVEf SITAS D'PONEGOR~ SEMARANC ~\'ER ITAS DIPONEGORO SEt\ ARl\l\G •!VERSITAS D.1 ONEGORO SEMI' RANC. '\I VERSITAS 01PONEGCRO SEMAgANG NlVfRSI N6 D f ~JE'GORO SEMARANG JN VERS:TAS DtPONEGOl=iO SEMARANG NIVERStfAS DIP0"1El.:i0110 SE~~ARANG U\l'VERSl..,.ASO!PQ ~EGORO SEMARANG NlVERSITAS D NEGr"\RQ SEMARANG , U"J VERSI AS OtPONEGOAO 8E\'1ARANG N'VERSlfAS D PONEGORO SEMARANG U1 J JtJIVERSI /\S DIPONEGORO SEMM\ANG l'J!VERSITAS QIPONEGOR~") SEMARANG UNI NG U'\l~VERS TAS DIPONEGORO SEM.IVMNG NlVERSlfAS D·F ONEGOW) SEMARANG UNIV ANG 'IN VFRS!TAS DlPOM:uOFiO ~E!v1/-\RANU NfVcRStTAS D'f-ONEGORO SEMARANG UNIVERSITf.,.:.. . , t:M qAl\G UN VHISITAS D!PONEGORO SfMARM G N!VERSITAS OIPONEGOAO SEMARANG UNlVERSIU\S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMl\RAN<.:o. NlVERS!TAS DtPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS OIPONEGOrlO SEMARAr-...G UNIVERSITAS DtPONEGORO SEMARANG NiVER~ITAS •,PONEGORO SEMARANG iJNIVERSITAS OIPONEGORO SF-'.MARANG U\llVERSITAS DiPONEOORO SPM,RAN 'l NNERS!TAS D PON GOR::> SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SE'v1AR.A.NG UN1VrnS11AS D!PONEGORO SEMARANG NIVEf-1SIT.<\S DIPONf·GORU SEM1'-IAANG UNfVERSITAS D!PONEGORO SEMAR.r\NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMA~ANG N!VE :>ITAS 0 PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS OIPONEGORO SE 111ARANG UN VERSITA3 DlP01'4EGORO SEMARANG NM:flSITAS DiPO"JEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONE.GORO SEMARANG U J!VERSITAS DtPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS 01· NEGORO 81:.:MflfV,NG UN!VE=RSITAS DIPONEGORO SfMARA.NG UNIVERSITAS OIPO!'iEGORO SE\1ARANG IV£·8S!TAS DtPONEGORO SLMAHANG UNIVE~~S!TAS OIPONEGORO SE'v1ARANC:1 U'\I VERS T s DIPONEGORO EMARA G ' SITAS DP ~tGOR:i SEl\i ARA.NG UNIVERSITA.S DIPONEGORO SEMAAA G u·~!VERSffAS DIPOl\EGORO SEMARANG !VE1SITAS D'PONEGOAO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SE~ARANG UN VERS'TA.3 DIPONEGORO ~EMARANG 1:vLqS!TA5 DIPONEGORO SEr ARANG UNl'/EASITAS DiPONEGORO SEMARANG UN.VER~ITAS DJPONEGORO SEMA.HANG !VEqSITAS D PONEGORO SH, ARANG UNIVERSITAS Df PONEGORO SEMARANG 'I VfR~ TAS D!PQl\;EGORO 'EMARANG i /(RS!fAS D PO'\lfa.:ono SEr ARANG JN!VERS!TAS DIPONF..GORO SEMARANG UN VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG IVERSITAS D'PONEGORO SEMARANG UNl\JEF\SfTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSiTAS OIPONEGORO SEMA~ANG t!VE~S!fAS D PONEGORO SEMA8ANG UN!VERS!TAS DIPONt.-GORO SE~ARANG UNlVERS!TAS DiPONEGORO SEMARAN(.:; IVEHStrns DIPONEGORO SEl\ ARANG· UNIVFISITAS D!PONEGORO SE'll1ARANG UNIVERSITAS DIPONfGORO SEMARANG !VERSllAS D PON ORO .SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGOf~O SEMAFlANG lVEt<S111\S DIPON GORO St=MARANG UNIVERSITAS OlPONEGORO Sf\l!AHANCI UN Vt:RSITAS DiPONEGORO .3EMARANl.i iVf..qs •AS I ON ~oRo SEMARANG ... f'f4S':D1P.O~'OF!Q 'A . VEHSITAS OIPOt EGORO SE:~AARANG !VEJ:lSl1A$ D1PON 'ORO CiEMAAAN N{ f.ER. !TA:S Olf.Jt>NEI..) 0 S A G ;\llVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG IVERSIT..A.S .OiPON GOR ) SEMARAt SH"AS.{}tPQNEWAQ SEMARA UN1~ERSITAS DIPONEGOPO SEMARANG IVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEl:\SITAS~PON~ s r u~nvERSITAS DIPOl\iEGORO ''EMAMt G
I
s
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Bary Setiawan, dilahirkan di Tegal Jawa Tengah pada tanggal 31 Oktober 1975 sebagai anak Pertama dari tiga bersaudara, keluarga Bapak Abdul Syukur,BE dan Ibu Elly Nurhayati. Penulis mulai rnenempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Kraton 2 Tegal lulus tahun 1989. Pada Tahun yang sama melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 6 Tegal dan lu)us tahun 1991. Kemudian jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas ditempuh penulis di SMAN 4 Tegal Jurusan llmu-ilmu Fisika (Al) dan lulus tahun 1994. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA, penuJis melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Nasional Malang pada Fakultas Teknik Sipil clan Perencanaan Jurusan Teknik Pengairan dan lulus pada bulan Mei tahun 2000 serta memperoleh gelar Sarjana Teknik. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2002 sampai dengan sekarang, penulis bekerja pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima, setelah mela)ui seleksi penerimaan CPNS pada Pemerintah Kabupaten Bima di tahun 200 L Dari pernikahannya dengan Titik Winarti (29) putri kedua pasangan Bapak Suhery dan Thu Suyatmi, penulis baru dikaruniai 1 (satu) buah hati Muhammad Rayhao AJvary (Rayhan 3,5 tahun), dan sedang menantikan buah hati yang kedua yang telah masuk usia 4 bulan kandungan. Sampai sekarang penulis berdomisili di Komplek BTN Lewirato-Penatoi No. 9 JI. Pendidikan Kelurahan Penatoi Kecamatan RasanaE Barat Kota Bima Nusa Tenggara Barat, telepon 081~2370-4199. Melalui seleksi Program Beasiswa Kerjasama Pusat Pernbinaan Pendidikan dan Latihan Perencanaan (Pusbindiklatren) BAPPENAS dan Universitas Diponegoro Semarang, penulis mendapat kesempatan tugas belajar pada Program Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota (MTPWK) mulai tanggal 8 Agustus 2006, dan berhasil menyelesaikan studi pada tanggal 17 Desember 2007 dengan gelar Magister Teknik.
×
Report "PE RAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI (KSP) AGRIBISNIS DI KABUPATEN SIMA DENGAN KONSEP AGROPOLITAN TESIS"
Your name
Email
Reason
-Select Reason-
Pornographic
Defamatory
Illegal/Unlawful
Spam
Other Terms Of Service Violation
File a copyright complaint
Description
×
Sign In
Email
Password
Remember me
Forgot password?
Sign In
Our partners will collect data and use cookies for ad personalization and measurement.
Learn how we and our ad partner Google, collect and use data
.
Agree & close