situs baca secara online ini dibuat oleh Saiful .... admin http://ceritasilat.mywapblog.com Pedang Sakti Cersil Istana Pendekar Dewa Naga Raja Iblis Racun Ceritasilat.... thank. Pdf by: www.ac-zzz.tk
www.ac-zzz.tk PELARIAN Bintang-bintang di langit mulai memudar. Langit malam yang hitam mulai digantikan oleh langit pagi yang biru cerah. Matahari yang bersembunyi di balik gunung yang berkabut putih tebal mulai menampakkan wajahnya yang cerah. Sekelompok awan putih mengintip malu-malu dari balik gunung yang tinggi menjulang langit. Langit timur pun mulai memerah pertanda malam mulai berganti pagi. Titik-titik air di permukaan daun tampak berkilauan seperti permata. Pohon-pohon di halaman Istana Urza meneteskan embunnya yang bersinar keemasan tertimpa sinar matahari. Di kejauhan terdengar suara serangga bersahut-sahutan. Perlahan-lahan suara serangga itu menghilang seiring dengan langit yang semakin terang. Suasana di Istana masih sunyi senyap. Hanya suara kicau burung yang terdengar. Penghuni Istana seakan-akan masih terlelap dalam dunia mimpi mereka. Penjaga pintu gerbang berdiri sambil terkantuk-kantuk. Sesekali kepala mereka mengangguk-angguk. Ketika sinar matahari mulai menerangi bumi, mereka terbangun dan menantikan penjaga lainnya yang akan mengambil alih tugas mereka. Matahari semakin menampakkan wajahnya dan dengan sinarnya yang terang, ia menyinari seluruh dunia. Bersamaan dengan itu kegiatan manusia pun dimulailah. Demikian pula kegiatan harian di Istana. Pelayan-pelayan mulai berlalu lalang dan saling mengucapkan selamat pagi. Namun suasana di Istana masih belum ramai. Semua orang seakan-akan menjaga kesunyian pagi itu. Satu-satunya yang ramai di Istana Urza adalah burung-burung yang terbang di sekitar Istana sambil menyanyikan lagu mereka dengan penuh suka cita. Udara yang dingin terus merambati bumi. Dalam keheningan yang menyelimuti Istana Urza itu, tiba-tiba terdengar suara jeritan seseorang. Jeritan itu membuat semua orang terkejut dan mereka lebih terkejut ketika melihat seorang wanita tua berlari di sepanjang koridor menuju Ruang Duduk. Wanita itu terus berlari sambil berteriak-teriak, “Paduka Raja! Gawat, Paduka!” Wanita itu demikian tergesa hingga hampir semua orang ditabraknya. Tetapi ia terus berlari sekencang-kencangnya. Ketika ia tiba di Ruang Duduk, seorang prajurit bertanya, “Apa yang terjadi, Maryam. Mengapa engkau berlari-lari seperti orang dikejar setan?”
www.ac-zzz.tk “Gawat, aku harus bertemu Paduka saat ini juga,” kata Maryam menghiraukan pertanyaan itu. “Sebenarnya apa yang telah terjadi, Maryam. Mengapa engkau tergesagesa seperti itu? Paduka baru saja tiba di sini dan engkau hendak menganggunya,” kata prajurit itu. Sekali lagi wanita itu mengacuhkan pertanyaan pria itu. “Aku harus bertemu Paduka Raja saat ini juga! Ini masalah yang sangat gawat.” “Apakah terjadi sesuatu pada Puteri?” “Menepilah dan biarkan aku menemui Paduka saat ini juga,” kata Maryam bersikeras. Tiba-tiba pintu Ruang Duduk terbuka dan seorang pria yang telah tua namun raut wajahnya menunjukkan wibawa, muncul. Pria itu berdiri di ambang pintu sambil menatap kesal kepada kedua orang yang sedang berdebat itu. “Mengapa kalian pagi-pagi seperti ini telah bertengkar sampai suara ribut kalian mengangguku?” “Maafkan kami, Paduka. Maryam mengatakan ia ingin bertemu Anda karena suatu urusan yang sangat gawat,” lapor prajurit itu. “Masalah apa, Maryam?” tanya Raja Phyllips. “Masalah yang sangat gawat, Paduka,” kata Maryam berhati-hati, “Putri Alviorita menghilang.” “APA!!!?” pekik Raja. Mendengar seruan terkejut Raja itu, Maryam semakin berhati-hati dalam mengucapkan kata-katanya. “Saya tidak menemukan Tuan Puteri di kamarnya.” “Apakah engkau telah mencarinya di halaman Istana?” sela Raja. “Saya telah mencarinya ke seluruh penjuru Istana ini, Paduka. Tetapi saya tetap tidak dapat menemukan Tuan Puteri. Saya hanya menemukan secarik kertas ini tergeletak di meja belajar Tuan Puteri,” kata Maryam sambil menyerahkan surat yang sejak tadi dibawanya kepada Raja Phyllips. Raja mengambil surat itu dan membuka lipatan kertasnya. Kepada Ayahanda yang tercinta, Maafkan Alviorita, Papa. Alviorita pergi diam-diam karena Alviorita tidak setuju dengan rencana Papa. Alviorita tidak ingin menikah dengan pria yang belum pernah Alviorita kenal bahkan belum pernah Alviorita lihat. Alviorita Raja Phyllips meremas kertas itu dan menatap tajam pada wanita tua yang menanti cemas. “Apakah engkau telah mencarinya?”
www.ac-zzz.tk “Saya telah mencari Tuan Puteri di mana-mana, Paduka. Tetapi saya tetap tidak dapat menemukan Tuan Puteri,” kata Maryam. “Bagus!” kata Raja murka, “Putriku meninggalkan Istana dan engkau tidak mengetahui ke mana ia pergi.” Kemarahan di suara Raja membuat Maryam merasa cemas. “Maafkan saya, Paduka. Memang saya seharusnya mengetahui ke mana Tuan Puteri pergi. Tadi pagi ketika saya ke kamar Tuan Puteri, Tuan Puteri telah menghilang.” “Apakah ia tidak pernah mengatakan sesuatu tentang pernikahan kepadamu?” “Tuan Puteri tidak pernah mengatakan apa-apa kepada saya mengenai itu, Paduka. Tuan Puteri juga tidak pernah mengatakan ia berniat pergi diamdiam.” “Sekarang Alviorita telah pergi dan kita harus mencarinya. Aku tidak peduli apakah ia mau pulang atau tidak. Kita harus mencarinya,” kata Raja. Maryam menatap surat di genggaman Raja Phyllips. “Ia harus sudah berada di sini dalam dua hari.” “Maafkan sikap lancang saya, Paduka. Tetapi bila Anda tidak keberatan, saya ingin mengetahui mengapa besok lusa Tuan Puteri harus berada di sini juga apa hubungan pernikahan dengan perginya Tuan Puteri Alviorita,” kata Maryam hati-hati. Raja Phyllips mengacuhkan pertanyaan itu. Saat ini satu-satunya yang dipikirkannya hanyalah mencari putrinya dalam dua hari dan dalam dua hari itu putrinya harus ditemukan. Sekali lagi Raja menatap surat dalam genggamannya. “Segera panggil Wolve,” katanya pada prajurit yang sejak tadi hanya diam terpaku mendengar kata-kata Raja Phyllips yang penuh kemarahan dan kecemasan. Prajurit yang mendapat perintah itu bergegas pergi. Maryam mengawasi wajah Raja yang menampakkan kemarahannya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Selama ini hubungan Raja Phyllips dengan putri satu-satunya, Alviorita tidak begitu akrab. Setiap hari dilalui Alviorita seorang diri bersama Maryam. Sementara itu Raja Phyllips selalu disibukkan urusan kerajaan yang terus bertambah setiap menitnya. Kesibukkan Raja membuat Alviorita yang telah kehilangan ibunya saat ia masih kecil, semakin kehilangan kasih sayang. Satusatunya kasih sayang yang didapatkannya hanyalah dari pengasuhnya, Maryam. Tetapi itu masih belum cukup. Alviorita memang telah menganggap Maryam sebagai ibunya tetapi ia tetap tidak dapat menggantikan kedudukan ibu
www.ac-zzz.tk kandungnya dengan Maryam. Keadaan yang terus berlangsung seperti ini membuat Alviorita menjadi seorang gadis yang sulit diatur. Sebagai putri tidak ada yang dapat melawan kehendaknya. Satusatunya yang dapat melawannya hanyalah Raja. Tetapi Raja sendiri jarang memperhatikan segala kegiatan putrinya. Raja Phyllips dan Alviorita juga jarang bertemu. Dan bila mereka bertemu suasana yang ada bukanlah suasana yang akrab tetapi suasana yang kaku dan tegang. Hal ini dikarenakan keduanya mempunyai keras kepala yang tidak mau segala kehendaknya ditentang. Selain itu mereka terlalu jarang bertemu dan jarang sekali berbicara. Kesibukan Raja membuat hubungannya dengan putrinya semakin hari semain renggang. Maryam tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga membuat Alviorita meninggalkan Istana. Tetapi ia dapat menduga Alviorita pergi karena suatu penyebab yang sangat serius. Selama ini Alviorita tidak pernah terlihat bosan apalagi ingin meninggalkan Istana. Walaupun ia kesepian tetapi ia tidak pernah menunjukkan keinginannya untuk meninggalkan Istana dengan diam-diam. Seperti keluarga raja umumnya, bila Alviorita pergi, ia selalu dikawal prajurit. Tidak pernah Alviorita meninggalkan Istana seorang diri. Tetapi pagi ini Alviorita telah meninggalkan Istana tanpa ada yang mengetahuinya. Ia pergi sendiri. Dan tidak seorangpun yang tahu kapan ia pergi. Bahkan Maryam yang selalu bersama Alviorita. Maryam hanya tahu satu hal yaitu Alviorita telah menghilang ketika beberapa saat yang lalu ia memasuki kamar Alviorita untuk membangunkan gadis itu. Ia telah mencari gadis itu ke mana-mana, ia tetap tidak dapat menemukan Alviorita. Seakan-akan Alviorita lenyap ditelan bumi. Tidak ada yang dapat dilakukan Maryam selain menanti keputusan Raja Phyllips yang lain. Maryam sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Biasanya pagi-pagi sekali ia membangunkan Alviorita untuk mempersiapkannya menghadapi sederetan kegiatan padat yang seakan-akan tiada hentinya. Tetapi sekarang sang Putri telah menghilang. Raja menyadari Maryam menanti tugas yang akan diberikannya. “Mengapa engkau masih diam saja di sini? Pergilah dan cari Alviorita. Aku yakin ia belum jauh dari Istana.” Maryam terkejut mendengar kata-kata itu. Ia menyadari apa yang dikatakan Raja benar. Tidak mungkin Alviorita telah berada jauh dari Istana. Alviorita tidak mungkin pergi pagi-pagi sekali karena ia paling takut gelap.
www.ac-zzz.tk Entah mengapa Alviorita tidak berani berada dalam kegelapan. Walaupun keadaan suatu ruangan remang-remang, ia tidak mau memasukinya apalagi bila ruangan itu benar-benar gelap gulita. Segera Maryam meninggalkan Raja Phyllips dan mulai mencari Alviorita di sekeliling Istana. Tetapi ia tidak akan pernah dapat menemukan gadis itu. Karena gadis itu sekarang tidak lagi berada di dekat Istana. Alviorita terbaring dalam sebuah kamar yang luas. Kepalanya terasa pening saat ia berusaha mengenali ruangan tempat ia berada. Alviorita menyadari ia berada di sebuah kamar yang tak dikenalnya. Jelas ruangan tempatnya berada kini bukan ruangan di Istana. Perabotan-perabotan tua di ruangan itu berbeda dengan yang ada di Istana Urza. Bentuk ruangannya juga berbeda. Ruangan ini bernuansa lembut dengan ukiran-ukirannya yang menggambarkan dedaunan yang rimbun. Sedangkan ruangan di Istana Urza bernuansa tegas dengan ukiran-ukiran binatang pada perabotannya. Alviorita tidak tahu bagaimana ia bisa berada di tempat ini. Ia tidak tahu di mana ia kini berada. Alviorita hanya tahu mengapa ia bisa berada di luar Istana sendirian. Kemarin sore, ayahnya memanggilnya ke Ruang Perpustakaan. Alviorita tidak tahu mengapa ayahnya tiba-tiba memanggilnya. Selama ini ayahnya tidak pernah mempedulikannya apalagi memperhatikannya. Yang diperhatikan Raja Phyllips hanya urusan kerajaan saja. Meskipun ia malas menemui ayahnya tetapi ia tetap menemui Raja di Ruang Perpustakaan. Rasa ingin tahunya lebih besar dari rasa malasnya. Melihat ayahnya tengah menghadapi setumpuk kertas ketika ia tiba di Ruang Perpustakaan, Alviorita merasa jengkel. “Papa memanggilku?” tanya Alviorita malas. Raja memalingkan kepalanya dari tumpukan kertas di hadapannya. “Duduklah,” kata Raja sambil mengarahkan pena bulunya ke kursi di hadapannya. Alviorita duduk di kursi yang ditunjuk ayahnya. Ia menanti kata-kata ayahnya. “Sebelumnya aku ingin engkau mengerti. Masalah ini sangat serius,” kata Raja memulai percakapan. “Aku akan mendengarkan dengan baik,” kata Alviorita meyakinkan ayahnya. Raja tersenyum dan mengangguk. Namun ia tetap tidak mengatakan apa-apa. Ia menggerak-gerakkan pena bulunya dengan gelisah.
www.ac-zzz.tk Melihat kegelisahan ayahnya, Alviorita hanya diam saja. Ia tetap diam menanti kalimat selanjutnya. “Aku ingin engkau mempersiapkan dirimu menghadapi pesta pertunanganmu yang akan diadakan tiga hari lagi.” Mendengar kalimat itu, Alviorita terlonjak dari kursinya. Ia menatap lekat-lekat wajah ayahnya yang tampak tenang menghadapi keterkejutannya. “Apa yang Papa katakan?” tanyanya terkejut. “Engkau harus mempersiapkan dirimu menghadapi pesta pertunanganmu yang akan diadakan tiga hari lagi,” ulang Raja Phyllips. “Pertunangan?” ulang Alviorita. Alviorita merasa kepalanya pening. Ia merasa semua ini bagaikan mimpi buruk saja. Dan bila benar ini semua adalah mimpi buruk, ia ingin segera terbangun dari tidurnya. Tetapi Raja menganggukkan kepalanya. Alviorita tidak percaya dengan semua ini. Bagaimana ia tiba-tiba dapat mempunyai seorang tunangan kalau ia sendiri tidak pernah jatuh cinta pada lelaki. “Papa bohong. Tidak mungkin aku mempunyai tunangan,” kata Alviorita gemetar. Sekali lagi Raja menggeleng. “Aku tidak bohong. Engkau akan bertunangan tiga hari lagi dan persiapan pesta pertunanganmu itu sudah hampir selesai.” Kata-kata yang diucapkan dengan penuh keyakinan itu membuat Alviorita semakin terpana. “Tidak mungkin,” kata Alviorita tidak percaya. “Ini benar. Engkau harus mempersiapkan dirimu.” Kata-kata Raja Phyllips yang terdengar meyakinkan itu membuat Alviorita semakin merasa tak berdaya. Alviorita masih sukar mempercayai apa yang didengarnya. Semula ia menduga ayahnya memanggilnya ke Ruang Perpustakaan hanya untuk membicarakan masalah kerajaan, seperti biasanya. Bukan hal yang aneh lagi bagi Alviorita sebagai Putri Mahkota, bila ia harus banyak belajar dari ayahnya agar dapat menjadi Ratu yang baik bagi rakyatnya. Tetapi apa yang dikatakan ayahnya ini benar-benar di luar dugaannya. Sedikitpun tidak pernah terbersit dalam pikirannya bahwa ayahnya telah mempersiapkan seorang tunangan untuknya. Sekarang melihat keseriusan dalam wajah ayahnya maupun katakatanya yang meyakinkan itu, Alviorita mau tidak mau harus mempercayai hal yang menggemparkan hatinya ini.
www.ac-zzz.tk “Tidak mungkin,” ulang Alviorita, “Aku tidak mungkin mempunyai tunangan.” “Itu benar. Sejak kecil engkau sudah mempunyai tunangan.” Alviorita menggelengkan kepalanya. Ia semakin sukar mempercayai apa yang didengarnya. Bagaimana ia dapat mempunyai tunangan sejak kecil sedangkan ia masih ingat ia tidak pernah akrab dengan orang lain di luar Istana. “Ini pasti hanya mimpi. Mimpi terburuk yang pernah aku alami.” Raja menggelengkan kepalanya dengan mantap. “Bukan. Ini memang nyata. Tiga hari lagi engkau akan menghadapi pesta pertunanganmu.” Alviorita merasa semua ini seperti pertunangan yang konyol. Bagaimana mungkin ia dapat menikah dengan pria yang belum pernah dijumpainya. Semua ini terasa menggelikan tetapi dalam keadaan seperti ini, pertunangan ini terasa seperti mimpi buruk yang paling buruk yang pernah dialami Alviorita. “Aku tidak mau. Dan aku tidak akan pernah setuju dengan ini semua. Bagaimana aku dapat bertunangan tanpa aku mengetahui siapa tunanganku itu,” kata Alviorita keras kepala. “Engkau pernah berjumpa dengannya,” kata Raja tenang. Alviorita terdiam. Ia berusaha mengingat setiap pria yang ia temui dalam hidupnya. Selama hampir delapan belas tahun ia hidup, ia jarang sekali bertemu dengan pria yang masih muda. Setiap pria yang ia jumpai adalah orang yang jauh lebih tua darinya yang hanya mempunyai urusan kerajaan yang membosankannya. Kalaupun ada pemuda yang dijumpainya, Alviorita sama sekali tidak pernah tertarik pada mereka. Ia merasa pemuda-pemuda itu membosankan. Mereka hanya menunjukkan kepadaian mereka dalam memuji kepadanya. Semua pria yang ia jumpai hanyalah pria-pria yang membosankan dengan urusannya yang membosankan pula. “Tidak mungkin Papa memilih seorang dari pria-pria yang membosankan itu untukku,” kata Alviorita takut mendengar jawaban ayahnya. Raja menggelengkan kepalanya. Tetapi itu tidak membuat Alviorita merasa lega. “Papa tidak memilih pria-pria yang jauh lebih tua dariku dan membosankan itu?” tanya Alviorita tidak percaya. “Tunanganmu itu pemuda yang sangat menarik. Papa yakin engkau pasti akan menyukainya.” Raja Phyllips menambah kesan bangganya pada pria pilihannya dengan senyuman bangga. “TIDAK!” Raja Phyllips terkejut mendengar suara Alviorita yang lantang itu.
www.ac-zzz.tk “Aku tidak mau bertunangan dengan siapa pun!” kata Alviorita tegas. Raja semakin terkejut mendengarnya. Tanpa sadar ia juga ikut berdiri. “Engkau harus melakukannya.” Alviorita menggelengkan kepalanya. Ia menatap tajam mata ayahnya yang mulai menampakkan kejengkelannya. Alviorita tahu ia telah membuat ayahnya marah dengan penolakkannya tetapi ia tetap tidak peduli. “Aku tidak akan pernah mau bertunangan apalagi menikah dengan pria yang tidak pernah kulihat,” kata Alviorita menyakinkan ayahnya dengan nada suaranya yang penuh keyakinan dan ketegasan. “Engkau harus melakukannya,” kata Raja mulai marah. “Dan aku tidak akan pernah mau melakukannya,” kata Alviorita dingin. “Dengar baik-baik. Engkau tidak akan menikah dengan pria yang belum pernah engkau temui. Engkau pernah bertemu dengannya,” kata Raja sambil berusaha menahan amarahnya. “Lalu mengapa aku tidak pernah ingat?” tanya Alviorita tanpa mengurangi nada dingin dalam suaranya. “Saat itu engkau masih kecil. Engkau masih sangat kecil.” Walaupun Alviorita tahu ayahnya semakin tidak dapat menguasai kemarahannya tetapi ia tetap bersikap dingin dan menentang. “Mengapa aku harus menikah dengan pria yang kujumpai saat aku masih kecil bahkan mungkin saat aku baru saja lahir?” Raja Phyllips benar-benar tidak dapat menguasai lagi kemarahan yang memenuhi dadanya. Semula ia mengira akan mudah mengatakan hal ini kepada putrinya tetapi ternyata untuk mengatakan hal ini sangat sulit sekali. “Dengar baik-baik, Alviorita. Engkau harus menerima semua ini karena ini semua adalah keinginan Mamamu,” kata Raja Phyllips geram. Mendengar nama ibunya disebut ayahnya dalam hal ini, Alviorita semakin merasa jengkel. “Mama tidak akan pernah melakukan hal ini kepadaku. Mama pasti juga tidak setuju Papa menyodorkan seorang tunangan yang tidak pernah aku jumpai.” Suara Alviorita yang dingin tetapi penuh dengan rasa tidak percaya itu membuat Raja Phyllips semakin jengkel. “Entah berapa kali aku harus mengulanginya. Engkau pernah berjumpa dengan tunanganmu itu dan ini adalah keinginan Mamamu. Mamamu sendiri yang merencanakan pertunangan ini.” “Mama pasti tidak melakukan itu,” kata Alviorita sambil menggelengkan kepalanya.
www.ac-zzz.tk Raja tersenyum jengkel. “Engkau salah. Mamamu yang merencanakannya dan ia pula membuat pertunangan ini.” “Mengapa Mama melakukannya?” Suara Alviorita bergetar karena berusaha menahan perasaannya. Raja mengangkat bahunya. “Kata Mamamu, engkau terlihat akrab sekali dengan Nathan dan kalian berdua sangat serasi.” “Nathan?” tanya Alviorita tak percaya. “Itu nama tunanganmu.” Suara Raja yang penuh keyakinan itu membuat Alviorita merasa seperti mendapat petir yang lain. Rasanya Raja tidak akan pernah berhenti memberinya kejutan yang membuat Alviorita merasa seperti boneka tak berdaya yang hanya dapat menerima keputusan yang dibuat sang majikan. Alviorita tahu pria itu. Nathan, putra tertua Duke of Kryntz, bangsawan tertua di Kerajaan Lyvion di samping keluarga raja. Sudah bukan rahasia lagi hubungan kedua keluarga bangsawan yang paling berpengaruh di Kerajaan ini. Sejak dulu kedua keluarga bangsawan ini menjalin hubungan persahabatan yang erat. Tetapi selama ini tidak pernah terdengar kedua keluarga ini akan menjalin hubungan keluarga.Kini kedua keluarga itu akan menjalin hubungan keluarga. Dan yang menjadi korbannya adalah sang Putri Mahkota, Alviorita! Alviorita sukar mempercayai kenyataan ini. Bagaimana mungkin ia akan menikah dengan pria yang paling membosankan yang pernah didengarnya. Alviorita memang belum pernah bertemu dengan Nathan sendiri tetapi dari yang didengarnya, ia tahu Nathan adalah seorang pemuda yang tampan dan menarik bagi semua wanita. Tetapi baginya pria itu adalah pria yang paling membosankan yang diketahuinya. Pemuda itu hanya memperhatikan pekerjaan. Semua orang memuji keseriusannya dalam bekerja serta kepandaiannya menangani segala macam urusan yang sulit. Dan Alviorita membenci hal itu sama seperti ia benci harus melakukan segala macam urusan kerajaan yang semakin hari terasa semakin membosankan baginya. Andaikata Alviorita boleh memilih, pasti ia akan memilih melepaskan gelarnya sebagai Putri Mahkota dan menjadi seorang gadis yang hidup bebas di luar Istana Urza. Tetapi semua orang juga sang Takdir membuat Alviorita tidak dapat melakukan yang lain selain menerima semua itu. Tuntutan semua orang kepada dirinya bukan hanya itu saja. Semua orang masih mengharapkan ia tampil dengan penuh keanggunan dan senyum yang manis.
www.ac-zzz.tk Setiap kali Alviorita melakukan itu, ia merasa seperti boneka yang bergerak sesuai keinginan tuannya yang dalam hal ini Raja Phyllips dan seluruh penduduk Kerajaan Lyvion. Dan Alviorita semakin membenci itu semua. Keseriusan ayahnya dalam melakukan tugasnya sebagai Raja membuat Alviorita tidak pernah menyukai pria yang serius dalam pekerjaannya. Raja setiap hari hanya sibuk menekuni pekerjaannya dan melupakan putrinya sendiri. Hal itu telah cukup membuat Alviorita merasa sedih dan kini ia diharuskan menikah dengan pria yang sama seperti ayahnya. “Bagaimana mungkin Papa mengatakan aku pernah bertemu dengan pria itu bahkan aku akrab dengannya sedangkan aku sendiri tidak pernah ingat kalau aku pernah bertemu dengannya?” Rasa terkejut yang masih menguasai hatinya membuat suara Alviorita terdengar bergetar. “Engkau telah bertemu dengannya ketika engkau masih kecil,” kata Raja Phyllips lembut. “Aku tidak mau menikah dengannya,” kata Alviorita keras kepala. Kelembutan dalam raut wajah Raja menghilang mendengar kata-kata itu. “Engkau harus melakukannya,” kata Raja geram. “Aku tidak akan pernah mau menikah dengan pria membosankan seperti itu. Tidak akan,” kata Alviorita selantang keinginan hatinya untuk menolak itu semua. “Ia bukan pria yang seperti itu,” kata Raja, “Engkau harus menerima ini semua sebab segala persiapan pesta pertunanganmu ini hampir selesai.” Alviorita benar-benar kesal mendengar nada kemarahan bercampur kemenangan itu. Ia ingin sekali melakukan sesuatu yang membuat ayahnya merubah keputusannya itu. Tetapi melihat wajah ayahnya yang penuh kemarahan itu, Alviorita merasa tak berdaya. Ia tahu ia tidak dapat berbuat apa-apa selain menerimanya. Kenyataan yang harus dihadapinya ini membuat Alviorita merasa sedih bercampur marah. “Aku tidak mau!” seru Alviorita sambil berlari meninggalkan Ruang Perpustakaan. Alviorita berlari ke kamarnya dan segera menjatuhkan diri di tempat tidurnya. Rasa jengkel bercampur terkejut dan sedih membuat Alviorita menangis terisak-isak. “Semua ini benar-benar mimpi buruk,” kata Alviorita pada dirinya sendiri, “Dan aku harus meninggalkan mimpi buruk ini.” Tengah Alviorita berpikir bagaimana cara ia menggagalkan pesta pertunangan ini, ia teringat kata-kata ayahnya. “Ini semua adalah keinginan Mamamu.”
www.ac-zzz.tk Alviorita kebingungan. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Ia tidak ingin menikah dengan Nathan yang tak pernah dijumpainya dan pria yang paling membosankan. Tetapi bila apa yang dikatakan ayahnya itu benar maka itu berarti Alviorita telah mengecewakan ibu yang paling disayanginya. Bila ibunya masih hidup, tentu ia tidak senang pada sikap Alviorita yang jelas-jelas menunjukkan penentangan ini. Ingatan yang lain memasuki pikiran Alviorita dan membuat gadis yang sedang kebingungan itu semakin bingung. Entah mengapa tiba-tiba saja Alviorita teringat pada kejadian dua belas tahun yang lalu yang membuat ia berubah. Saat itu ia tengah memperhatikan seorang pelayan muda yang sibuk membersihkan jendela. “Apakah engkau sungguh-sungguh tidak mau menemaniku bermain?” tanya Alviorita lagi. Pelayan itu memalingkan kepalanya. “Maafkan saya, Tuan Puteri. Saya harus melakukan tugas saya,” kata pelayan itu. “Tetapi mengapa engkau harus melakukannya? Masih ada orang lain yang dapat melakukannya,” kata Alviorita. “Saya harus melakukannya, Tuan Puteri. Ini adalah tugas saya dan saya harus melakukannya sebaik-baiknya,” kata pelayan itu. “Tidak ada yang salah bila engkau menemaniku bermain,” bujuk Alviorita. “Maafkan saya, Tuan Puteri. Saya benar-benar tidak dapat menemani Anda.” “Mengapa engkau serius sekali melakukan semua itu? Apakah engkau tidak ingin bermain?” Pelayan itu memandang sedih pada kain di tangannya. “Sebenarnya saya juga ingin sekali bermain.” “Kalau begitu mari kita bermain,” sela Alviorita. Pelayan itu mengacuhkan ajakan Alviorita. Ia kembali menekuni pekerjaannya. Melihat hal itu, Alviorita merasa jengkel. “Mengapa engkau seperti semua orang? Semua orang hanya sibuk bekerja, bekerja, dan bekerja.” Pelayan itu pun jengkel mendengar kata-kata tajam Alviorita. “Apakah Anda tahu semua ini bukan keinginan saya? Anda tidak akan pernah dapat mengerti. Anda seorang Putri yang hidup serba mewah sedangkan kami, rakyat kecil ini?” Alviorita terkejut mendengar kata-kata pelayan itu.
www.ac-zzz.tk “Anda tidak akan dapat merasakan bagaimana sulitnya kami mencari uang hanya untuk menghidupi diri kami. Anda tidak akan pernah dapat merasakan bagaimana senangnya kami bila kami dapat mencukupi kebutuhan kami.” Kata-kata tajam itu membuat Alviorita kembali berpikir. Selama ini Alviorita selalu menolak bila ia harus melakukan segala macam urusan kerajaan. Ia selalu menolak mengikuti pelajaran-pelajaran yang diberikan guru privatnya. Ia tidak suka bila harus mengikuti ayahnya dan mempelajari bagaimana menjadi Ratu yang baik. Setiap kali Alviorita melarikan diri dari semua kegiatan yang membosankannya itu. Setiap saat ia hanya bermain-main di halaman Istana yang luas. Bila ayahnya ada, Alviorita mau tidak mau mengikuti semua kegiatan yang membosankan itu tetapi bila sang Pengawas telah pergi, maka sang Putri bebas melakukan apa saja yang diinginkannya. Kata-kata tajam pelayan itu membuat Alviorita sadar selama ini ia telah berbuat salah. Seharusnya ia melakukan semua tugas-tugas yang menjadi kewajibannya sebagai Putri Mahkota. Sebagai satu-satunya penerus keluarga raja, ia harus belajar menjadi seorang Ratu yang baik. Ia harus memikirkan rakyatnya bukan hanya bermain. Alviorita sadar apa yang dikatakan pelayan yang lebih tua beberapa tahun darinya itu benar. Sebagai seorang Putri ia memang tidak kekurangan apapun tetapi rakyat di luar Istana tidak sepertinya. Tidak semua orang bisa hidup dalam kemewahan. Satusatunya yang dapat dilakukan Alviorita bagi rakyatnya adalah belajar memperlakukan rakyatnya dengan baik dan itu harus dimulai dengan memikirkan hal-hal yang kecil. Setelah peristiwa itu Alviorita mau melakukan semua kegiatan rutinnya sebagai Putri Mahkota. Walaupun Alviorita masih merasa semua kegiatan itu membosankan tetapi ia tetap berusaha melakukannya dengan baik. Keinginan Alviorita untuk membebaskan diri dari pertunangan yang tidak disukainya ini membuat Alviorita berada dalam kebimbangan. Alviorita tidak ingin membuat ibunya kecewa tetapi ia juga tidak ingin menikah dengan pria yang paling membosankan itu. Raja Phyllips tidak mungkin berbohong kepadanya. Tetapi… Dalam masalah ini, hal itu mungkin saja. Raja mungkin membohongi Alviorita dengan mengatakan pertunangan ini adalah keinginan ibunya. Alviorita percaya ibunya tidak akan mungkin membiarkan ia menikah dengan pria yang tidak dikenalnya.
www.ac-zzz.tk Teringat kembali pada kata-kata tajam pelayan itu, Alviorita memutuskan untuk meninggalkan Istana dan melihat sendiri bagaimana kehidupan rakyat Kerajaan Lyvion yang sebenarnya serta merasakan bagaimana hidup di luar kemewahan yang selama ini mengelilinginya. “Aku akan meninggalkan Istana,” kata Alviorita tegas. Keputusan itu telah diambil Alviorita itu membuat gadis itu membuat keputusan-keputusan yang lain. Gadis itu memutuskan untuk tidur lebih awal dan bangun pagi-pagi kemudian meninggalkan Istana diam-diam. Alviorita tahu ayahnya tidak akan curiga bila ia tidak muncul dalam makan malam. Raja Phyllips memang tidak curiga sama sekali ketika pada malam harinya putrinya tidak muncul untuk makan malam. Ia menduga putrinya masih merasa jengkel kepadanya. Sesuai dengan rencananya, Alviorita mempersiapkan barang yang akan dibawanya sesaat setelah Maryam meninggalkan kamarnya. Alviorita membawa dua buah gaun putih yang dianggapnya tidak terlalu mencolok dan tidak terkesan seperti gaun yang mewah. Dalam bingkisan kecil yang akan dibawanya itu, Alviorita juga membawa leontin perak milik ibunya. Kemudian Alviorita menulis pada secarik kertas. Kertas itu dilipatnya dengan rapi dan diletakkannya di meja belajarnya. Setelah merasa segalanya telah siap, Alviorita segera pergi tidur agar dapat bangun pagi-pagi sebelum semua orang memulai kesibukannya. Dengan membawa bingkisan kecil itu, diam-diam Alviorita meninggalkan kamarnya. Tidak seorangpun yang melihat kepergiannya. Bahkan penjaga pintu gerbang juga tidak mengetahui kepergian Alviorita. Kedua penjaga gerbang itu tertidur ketika Alviorita mendekat. Semula Alviorita khawatir kedua penjaga gerbang itu akan mengetahui kepergiannya tetapi ketika ia melihat kedua penjaga itu tertidur nyenyak sambil memegang erat-erat tombak mereka, ia merasa lega.Dengan perlahanlahan Alviorita membuka pintu gerbang dan menutupnya kembali agar tak seorangpun curiga. Alviorita berjalan setengah berlari di jalan setapak menuju kota Vximour. Ia takut berjalan di kegelapan malam. Bintang-bintang di langit bersinar cemerlang. Dan tidak ada tandatanda matahari akan segera menampakkan dirinya. Udara terasa dingin menusuk kulit. Angin yang bertiup menambah dinginnya pagi itu. Suasana sangat sunyi. Tidak ada kehidupan yang tampak. Hanya sesekali terdengar bunyi serangga di kejauhan. Burung-burung malam masih berkeliaran mencari
www.ac-zzz.tk makan dari satu pohon ke pohon yang lain. Suara burung hantu yang menakutkan membuat Alviorita semakin merasa takut berada di kegelapan pagi itu. Alviorita merasa beratus-ratus mata menatapnya. Mata-mata itu menatap ingin tahu dan curiga pada dirinya. Suara burung hantu itu menyalahkan tindakannya yang menentang keinginan ayahnya. Alviorita menatap langit yang masih gelap. Ia melihat bintang-bintang itu dan ia merasa takut. Ia merasa seperti ditarik ke dalam bintang-bintang itu. Semakin lama Alviorita melihat bintang-bintang yang bercahaya di langit hitam, ia semakin merasa seperti tersedot dalam suasananya yang sunyi dan menakutkan. Ia merasa kecil dan hampa serta tak berdaya di alam yang sepi dan luas ini. Alviorita merasa seperti debu kecil yang tak berarti di antara bintang-bintang yang bersinar di langit. Merasa dirinya terbang sendirian di angkasa yang luas, yang hampa dan sepi serta penuh misteri, membuat Alviorita semakin ketakutan. Hal ini membuat Alviorita memalingkan kepala pada Istana yang terlihat terang di kejauhan. Istana Urza berdiri dengan kokoh, melindungi penghuninya. Cahaya terang yang muncul dari dalam Istana sempat membuat Alviorita merasa ingin kembali ke Istana yang telah memberinya perlindungan selama hampir delapan belas tahun. Alviorita tahu bila ia kembali ke Istana, maka ia harus menerima pesta pertunangan yang akan diadakan besok lusa. Membayangkan bertunangan dengan pria yang paling membosankan, Alviorita meyakinkan hatinya untuk terus melangkah menjauhi Istana. Kembali Alviorita menatap jalan panjang di hadapannya. Jalan inilah yang saat ini ditempuh Alviorita. Alviorita telah melepaskan jalan yang penuh dengan kemewahan dan kini ia akan berada di jalan yang tidak dapat ditebak. Di jalan ini Alviorita tidak akan tahu apa yang akan dialaminya keesokan hari. Sedangkan di jalan satunya Alviorita tahu ia akan menghadapi apa. Alviorita kembali melanjutkan perjalanannya. Tetapi hati kecilnya yang merasa enggan meninggalkan Istana Urza yang telah disayanginya membuat Alviorita memalingkan kepalanya ke Istana itu berulang kali. Setiap kali Alviorita menatap Istana yang semakin menjauh itu, Alviorita semakin merasa enggan meninggalkan Istana. Alviorita menatap sedih Istana Urza sebelum ia membulatkan hatinya untuk tidak memalingkan
www.ac-zzz.tk kepalanya ke Istana. Setelah menyakinkan dirinya sendiri untuk tidak melihat Istana lagi, Alviorita melanjutkan perjalanannya. Tetapi hal itu masih sulit juga dilakukannya. Alviorita berjalan sambil menatap Istana yang semakin menjauh itu. Ia tahu bila ia mau ia masih dapat kembali ke Istana itu. Ia masih belum terlambat untuk kembali ke Istana yang penuh perlindungan itu. Alviorita memalingkan kepalanya dan saat itulah ia melihat sebuah kereta tiba-tiba muncul dengan sangat cepat di tikungan tempat ia berdiri. Selanjutnya apa yang terjadi Alviorita tidak dapat mengingatnya. Alviorita tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga ia berada di ruangan yang penuh sinar matahari ini. Alviorita ingin menuju jendela untuk melihat apakah hari telah siang tetapi rasa pening yang masih terasa di kepalanya membuatnya kembali membaringkan kepalanya di atas bantal yang empuk. Alviorita menatap langit-langit kamar yang terbuat dari batu itu seperti dinding-dinding sekeliling kamar tempat ia berada. Melihat dinding batu yang mengelilinginya serta perabotannya yang tua, Alviorita menduga sekarang ia berada di sebuah Castil tua. Tetapi Castil siapakah ia tidak tahu. Jelas ini bukan Castil milik keluarga raja karena semua keluarga raja baik dekat maupun jauh menggunakan binatang sebagai lambang mereka. Sedangkan keluarga pemilik Castil ini jelas-jelas menggunakan tumbuhan sebagai lambang keluarga mereka. Di Kerajaan Lyvion memang ada banyak Castil tetapi ia tidak dapat mengetahui Castil yang manakah tempat ia berada saat ini. Tengah Alviorita sibuk berpikir, seseorang membuka pintu. “Anda sudah sadar, rupanya.” Mendengar suara seseorang yang lega bercampur senang itu, Alviorita menghentikan pikirannya dan menatap ke pintu. Seorang wanita berpakaian serba hitam dengan apronnya yang putih bersih, tersenyum padanya. Alviorita terus memandang lekat-lekat wajah wanita itu ketika ia mendekat. Alviorita tidak mengenal wanita itu. Ini pertama kalinya ia berjumpa dengan wanita itu tetapi ia merasa pernah melihat wajah wanita yang setengah baya itu. Ia pernah melihat wanita itu tetapi di mana dan kapan, ia tidak tahu. “Siapakah Anda?” tanya Alviorita. “Anda jangan banyak berbicara dulu. Anda baru saja sadar,” kata wanita itu.
www.ac-zzz.tk Alviorita memandang ruangan tempat ia berada. “Ini di mana? Mengapa saya bisa berada di sini?” “Anda baru saja tertabrak kereta kuda keluarga ini dan saat ini Anda berada di Castil mereka.” “Apa nama Castil ini?” “Castil ini milik keluarga Kryntz yang bernama Castil Q`arde.” Jawaban wanita itu membuat Alviorita merasa sangat terkejut. Entah mengapa semua ini bisa terjadi. Seakan-akan telah diatur oleh seseorang. Bagaimana mungkin ia dapat berada di Castil milik tunangannya sedangkan ia sendiri tidak ingin menghadiri pesta pertunangan itu. Takdir telah membuat Alviorita yang ingin melarikan diri dari pertunangannya, kini justru berada di Castil tunangannya. 2 “APA!?” Hanya itu satu-satunya kata yang dapat diucapkan Alviorita. “Anda berada di Castil Q`arde,” ulang wanita itu. Kalimat itu membuat Alviorita merasa pusing. Ia kembali merasa berada di dalam mimpi buruk. Bahkan mimpi terburuk yang tak pernah dibayangkannya. Alviorita tahu ia harus segera meninggalkan Castil ini bila ia tidak ingin menghadiri pesta pertunangannya. Bila ia tidak ingin menghancurkan impiannya, ia harus meninggalkan Castil ini sebelum semuanya terlambat. Melihat wajah Alviorita yang memucat, wanita itu tampak cemas. “Anda harus beristirahat dulu. Anda masih terlihat pucat,” kata wanita itu. Alviorita menggelengkan kepalanya. “Saya harus pergi.” “Anda harus tinggal dulu di sini. Anda tampak sangat pucat.” Kalimat itu membuat Alviorita tiba-tiba mempunyai ide yang dianggap Alviorita paling hebat. “Saya rasa Anda benar. Saya tidak dapat pergi dengan kepala pening seperti ini,” kata Alviorita sambil tersenyum puas. “Bila Anda tak keberatan, saya ingin mengetahui siapakah Anda?” Dalam hati Alviorita tersenyum gembira mendengar pertanyaan yang memang telah dinantikannya itu. Tetapi di luar, Alviorita berpura-pura sedih. Ia memandang sayu pada wanita itu dan berkata lirih, “Saya tidak ingat siapakah saya.”
www.ac-zzz.tk Wanita itu terkejut mendengarnya. “Anda sama sekali tidak dapat mengingat nama maupun masa lalu Anda?” Alviorita mengangguk lemah. “Saya turut menyesal,” katanya bersimpati. Melihat ketulusan wanita itu, Alviorita merasa bersalah telah membohonginya tetapi ia menguatkan hatinya untuk terus bersandiwara. Bila ia benar-benar ingin membatalkan pertunangan terkonyol yang harus dialaminya ini maka ia harus menahan perasaan bersalah seperti ini. Alviorita tahu itu. “Beristirahatlah dulu. Saya akan mengatakan hal ini kepada majikan saya. Saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat,” kata wanita itu. Wanita itu membenahi selimut Alviorita sebelum ia pergi meninggalkan Alviorita yang merasa lega sekaligus senang. Alviorita telah berhasil memainkan sebuah sandiwara dan kini agar tetap dapat menyimpan rahasia itu, Alviorita harus dapat terus memainkan peran yang ia mainkan. Alviorita tersenyum puas. Tetapi sebenarnya dalam hati Alviorita merasa was-was apakah ia akan tetap dapat menjaga rahasianya ini. Apakah ia akan dapat membohongi semua orang di Castil ini seperti ia membohongi wanita itu. Karena keinginannya yang kuat untuk melepaskan diri dari pertunangan konyol ini, Alviorita memaksa dirinya untuk terus bersandiwara dan bersandiwara. Alviorita juga harus dapat menahan perasaan bersalahnya. Menyadari ia kini berada di luar Istana Urza, membuat Alviorita melupakan kegelisahannya. Alviorita tersenyum senang. Ia senang dapat meninggalkan Istana tanpa seorangpun yang mengetahui kepergiannya. Alviorita sedang dapat terbebas dari kegiatan rutin yang membosankan. Tetapi tidak urung juga hal itu membuat Alviorita merasa bersalah karena tidak melakukan tugasnya sebagai Putri Mahkota. Alviorita melupakan segala perasaan bersalahnya dan mulai melamunkan hari esok di luar Istana. Membayangkan dirinya berjalan-jalan seorang diri di tengah keramaian tanpa ada yang mengenalinya, membuat Alviorita merasa senang. Selama ini ke manapun ia pergi, setiap orang selalu mengenalnya karena pengawalpengawal yang selalu mengikuti setiap langkahnya. Ke mana pun ia pergi pasti ada pengawal di sisinya yang selalu siap menjaganya dari segala macam bahaya. Tetapi itu membuat Alviorita merasa tidak bebas. Ia merasa
www.ac-zzz.tk pengawal-pengawal itu mengawasi setiap gerak-geriknya. Mereka selalu melarang Alviorita melakukan hal yang diinginkannya. Sekarang di sisi Alviorita tidak ada seorangpun pengawal bahkan Maryam yang selalu bersamanya juga tidak ada. Alviorita merasa bebas seperti seekor burung yang bebas dari sangkar emasnya. Dan setelah burung itu bebas, ia ingin mengepakkan sayapnya mengelilingi dunia yang selama ini tidak pernah dilihatnya. Demikian pula Alviorita. Selama ini kepergian Alviorita hanya ke tempat-tempat yang berhubungan dengan urusan kerajaan. Banyak kota besar yang didatangi Alviorita tetapi Alviorita tidak pernah bermain-main di hutan, di pedesaan yang tentram. Apa yang diinginkan Alviorita saat ini adalah berjalan-jalan ke semua tempat yang tidak pernah dikunjunginya seorang diri sambil menikmati kebebasan di luar Istana. Alviorita ingin menikmati kebebasannya dari segala kegiatan rutin yang membosankan dengan bermain-main. Tengah Alviorita sedang melamunkan hari-hari yang akan dihadapinya, Raja Phyllips kebingungan di Istana Urza. Entah berapa kali Raja mondar-mandir di dalam Ruang Tahta. Sesekali Raja menatap cemas kepada orang-orang yang berdiri mematung di dekatnya. Kecemasan dan kemarahan yang nampak di wajah yang telah berkerut itu membuat semua yang ada di ruangan itu diam seribu bahasa. Semua nampak ketakutan menghadapi Raja Phyllips yang bagai meriam yang siap meledak itu. Setelah terdiam beberapa lama akhirnya Raja berkata, “Jadi Alviorita belum ditemukan?” Wolve maju ke depan membungkukkan badannya, “Maafkan saya, Paduka. Saya telah mencari Tuan Puteri ke seluruh penjuru Istana tetapi saya tidak dapat menemukannya.” “Aku menyuruhmu mencari Alviorita bukan hanya di dalam Istana saja tetapi juga di sekitar Istana. Bila engkau melakukannya pasti Alviorita sekarang sudah berada di sini tetapi nyatanya sekarang ia tidak berada di sini dan kemungkinan besar ia telah berada jauh dari Istana,” kata Raja geram. “Maafkan atas kelancangan saya, Paduka. Saya juga telah mencari Tuan Puteri di sekitar Istana bahkan hingga Vximour tetapi saya masih saja tidak dapat menemukan Tuan Puteri. Tuan Puteri seperti hilang terlelan bumi,” kata Wolve tenang. Raja Phyllips menatap tajam pada Wolve. “Engkau sebagai Kepala Pengawal Istana tidak mengetahui kepergian Alviorita?” kata Raja tidak dapat mengurangi kemarahannya.
www.ac-zzz.tk Telah puluhan kali Wolve menghadapi situasi seperti ini dan ia semakin tahu apa yang harus dilakukannya dalam menghadapi sikap Raja yang meledakledak. Wolve menatap tenang wajah Raja Phyllips yang penuh dengan kemarahan. Dan dengan tenang pula ia berkata, “Maafkan atas ketidakmampuan saya, Paduka. Sebagai Kepala Pengawal Istana yang bertugas menjaga Istana saya tidak mampu menjaga Istana dengan baik sehingga kepergian Tuan Puteri tidak dapat saya ketahui.” “Sudahlah percuma saja engkau beribu-ribu kali mengatakan maaf. Tidak akan ada gunanya. Alviorita tetap tidak dapat berada di sini saat ini,” kata Raja kesal, “Aku benar-benar tidak mengerti mengapa tidak seorangpun mengetahui kepergian Alviorita. Bahkan penjaga gerbang. Entah apa saja yang dilakukan mereka sehingga tidak mengetahui kepergian Alviorita.” “Saya kurang mengerti, Paduka. Mereka mengatakan mereka sama sekali tidak tahu kapan Tuan Puteri meninggalkan Istana bahkan pintu gerbang Istana terus tertutup,” kata Wolve melaporkan. “Sebarkan pencarian Alviorita. Cari Alviorita di seluruh penjuru Kerajaan Lyvion jangan ada suatu daerah pun yang terlewatkan!” perintah Raja Phyllips, “Besok lusa Alviorita harus sudah ada di sini!” Wolve bimbang mendengar perintah itu. Walaupun Kerajaan Lyvion tidak dapat dikatakan sebagai negara yang luas tetapi untuk mencari seseorang dalam waktu dua hari bukanlah hal yang mudah dilakukan mengingat kondisi Kerajaan Lyvion yang berbukit-bukit. Penduduk Kerajaan Lyvion tersebar di antara bukit-bukit itu dan untuk mencapai suatu daerah dari daerah yang lain membutuhkan waktu yang cukup lama. “Apakah kita harus mencarinya dalam waktu dua hari?” tanya Wolve ragu-ragu. “Kita harus menemukan Alviorita dalam dua hari. Alviorita harus menghadiri pesta pertunangannya,” kata Raja tegas. “Apakah kita tidak dapat menunda pesta tersebut?” “Tidak!” sahut Raja, “Kita tidak dapat menunda pesta yang telah selesai dipersiapkan ini. Engkau harus menemukan Alviorita dalam waktu dua hari.” Wolve ragu-ragu. “Apakah saya harus mengumumkan kepada masyarakat?” Raja menatap tajam wajah Wolve yang diliputi keraguan. “Tidak,” katanya tegas, “Kita tidak boleh memberitahu siapa pun.” “Kita akan mengalami kesulitan bila kita tidak meminta bantuan rakyat.”
www.ac-zzz.tk Walaupun telah diperingati oleh Wolve, tetapi Raja Phyllips tetap bersikeras untuk tidak mengatakan apa-apa kepada orang di luar Istana mengenai hilangnya Alviorita ini. “Cari dan temukan Alviorita dalam dua hari ini. Dan tidak seorangpun di luar Istana yang boleh mengetahui hal ini.” Suara Raja yang tegas bercampur kemarahan itu membuat Wolve memutuskan untuk berdiam diri. Wolve tahu pada saat Raja sedang berada di puncak kemarahannya, lebih baik tidak dilawan. Satu-satunya yang dapat dilakukan hanya segera mengundurkan diri dan melaksanakan perintah Raja. Walaupun Wolve menerima perintah itu tanpa banyak membantah, dalam hatinya banyak sekali saran yang ingin diberikannya pada Raja Phyllips. Tetapi melihat kemarahan Raja Phyllips yang telah memuncak itu hal itu rasanya tidak akan berhasil malah akan membuat Raja semakin marah. Tidak hanya Wolve yang menganggap tugas yang diberikan Raja padanya kali ini sangat berat. Semua orang yang berada di Ruang Tahta juga berpendapat seperti itu. Tugas kali ini memang sangat berat. Wolve harus menemukan Alviorita yang tak diketahui keberadaannya di Kerajaan Lyvion yang berbukit-bukit tinggi ini. Dan tidak seorangpun yang boleh mengetahuinya. Sudah cukup sulit mencari Alviorita dalam dua hari masih ditambah oleh keinginan Raja Phyllips untuk tidak memberi tahu siapa pun di luar Istana tentang masalah ini. Mereka harus mencari Alviorita dengan sembunyi-sembunyi. Alviorita sendiri yang dikhawatirkan oleh seluruh penghuni Istana kini sedang tersenyum puas di Castil Q`arde sambil membayangkan hari-hari yang akan dilaluinya di luar Istana Urza. Rasa senang yang memenuhi dadanya membuat Alviorita sama sekali tidak tahu ketika pintu kamarnya dibuka. Pelayan yang tadi datang bersama seorang wanita yang tampak tak asing lagi di mata Alviorita. Alviorita tidak mengerti mengapa ia mempunyai perasaan seperti itu. Setahu Alviorita ini adalah kunjungannya yang pertama di Castil Q`arde. Ia belum pernah menginjakkan kakinya di Castil Q`arde tetapi wajah wanita itu serta pelayan di sampingnya tampak tak asing lagi di matanya. Tetapi kapan dan di manakah mereka bertemu. Alviorita tahu ini adalah pertemuannya yang pertama dengan kedua wanita itu. Alviorita terus memandang lekat-lekat wajah kedua wanita itu. Wanita yang berpakaian lebih mewah jelas adalah majikan pelayan itu.
www.ac-zzz.tk Kecantikan di wajah wanita yang telah tua itu tidak luntur. Wanita itu tersenyum lembut pada Alviorita. Ketika wanita itu mendekatinya, Alviorita melihat keanggunan yang terpancar dari gerak-geriknya. Sebagai gadis yang telah bertemu banyak orang, Alviorita lekas mengetahui wanita itu adalah istri pemilik Castil Q`arde dan juga calon ibunya bila ia jadi menikah dengan Nathan. Tetapi Alviorita tidak menyukai pertunangan konyol ayahnya dan ia bermaksud untuk menggagalkan pertunangan konyol ini. “Bagaimana keadaanmu?” tanya wanita itu. Alviorita tersenyum. “Saya baik-baik saja.” “Kata Innane engkau tidak dapat mengingat apa-apa.” Sekali lagi Alviorita pura-pura tersenyum sedih. Ia memandang sayu wajah kedua wanita di hadapannya. “Saya tidak dapat mengingat apa-apa dari masa lalu saya.” Wanita itu tersenyum simpati kepadanya. “Saya turut menyesal mendengarnya.” Alviorita terus memandang wajah wanita itu tanpa berkata apa-apa. Ia menanti cemas keputusan wanita itu mengenai masa depannya. Apakah wanita itu akan membiarkan ia tetap berada di Castil Q`arde seperti keinginannya atau mengirimnya ke tempat yang lain. Kali ini wajah cemas Alviorita bukan topeng. Alviorita benar-benar cemas. Wanita itu tersenyum melihat kecemasan di wajah Alviorita. “Beristirahatlah dulu. Jangan kaupikirkan masa depanmu. Saat ini yang harus kaulakukan adalah beristirahat sambil berusaha mengembalikan ingatanmu.” Walaupun wanita itu tidak mengatakan apa-apa mengenai masa depannya tetapi Alviorita tahu wanita itu tidak akan membiarkan ia meninggalkan Castil Q`arde sebelum ia mengingat kembali semua ingatannya. Kata-kata yang penuh simpati dari wanita cantik itu membuat Alviorita tersenyum puas dalam hati. Tetapi senyum lega bercampur terima kasih di wajah Alviorita bukan bagian dari sandiwara yang sedang diperankan Alviorita. Alviorita benar-benar lega sekaligus berterima kasih atas katakata simpati wanita itu. Seolah-olah mengetahui apa yang dipikirkan Alviorita, wanita itu menepuk lembut lengan Alviorita. “Jangan kau khawatirkan masa depanmu,” katanya menenangkan Alviorita, “Sekarang engkau harus beristirahat.” Alviorita mengangguk. Wanita itu beserta pelayan yang dipanggilnya Innane meninggalkan Alviorita seorang diri.
www.ac-zzz.tk Ketika mereka semakin mendekati pintu, wanita itu berbisik kepada Innane, “Aku merasa seperti pernah melihat gadis itu.” Innane mengangguk, “Saya juga merasa demikian, Yang Mulia. Tetapi saya tidak kapan.” Wanita itu melirik wajah Alviorita yang masih tampak pucat. “Ia mengingatkanku pada seseorang.” Innane tersenyum. “Malang sekali nasib gadis itu. Ia tidak dapat mengingat masa lalunya.” “Ya, ia juga tampak sangat sedih karena tidak dapat mengingat apa pun dari masa lalunya,” kata wanita itu menyetujui. Sepeninggal kedua wanita itu, Alviorita tiba-tiba sadar barang yang dibawanya dari Istana tidak ada bersamanya. Alviorita khawatir mereka membuka isi barang itu dan menemukan leontin ibunya yang kemudian akan membuat semua orang di Castil Q`arde mengetahui bahwa ia adalah Putri Alviorita. Dengan menahan rasa pening di kepalanya, Alviorita meninggalkan tempat tidur dan mulai mencari bingkisan yang tadi pagi masih bersamanya. Usaha pencarian Alviorita tidak menghasilkan apa-apa selain rasa pening di kepalanya yang bertambah parah. Dengan bersusah payah Alviorita kembali ke tempat tidur dan berbaring. Kepalanya pening itu membuat Alviorita tertidur dengan cepat. Ketika Alviorita membuka matanya kembali, hari telah terang. Sinar matahari telah memenuhi ruangan itu. Alviorita melihat bingkisan putih yang tadi dicarinya kini berada di meja yang letaknya tak jauh dari tempat tidur. Alviorita baru saja hendak meninggalkan tempat tidurnya untuk mengambil bingkisan itu ketika seseorang tiba-tiba berseru kepadanya. “Jangan bangun dulu!” Alviorita terkejut akan kehadiran Innane. Rupanya sejak tadi Innane telah berada di ruangan itu hanya saja Alviorita tidak melihatnya. Rasa terkejut yang masih menguasainya membuat Alviorita menurut ketika wanita itu membaringkannya kembali ke tempat tidur. “Sebaiknya Anda tidak bangun dulu sampai Anda benar-benar pulih,” kata Innane, “Kepala Anda terbentur cukup keras sehingga Anda kehilangan ingatan.” Alviorita menatap wajah wanita itu tanpa berkata apa-apa kemudian ia menatap bingkisan kecil di meja. Innane mengerti apa yang dilihat Alviorita. Ia mengambil bingkisan itu dan memberikannya kepada Alviorita.
www.ac-zzz.tk “Ini bingkisan yang ada bersama Anda. Kami tidak membuka bingkisan ini tetapi kami rasa isi bingkisan ini akan membantu mengembalikan ingatan Anda.” Alviorita mengambil bingkisan itu dan memeluknya erat-erat. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tidak dapat membuka bingkisan itu di hadapan Innane yang ingin tahu apa isi bingkisan putih yang sekarang berada di pelukannya. Melihat rasa ingin tahu yang tampak jelas di mata wanita itu, Alviorita akhirnya memutuskan untuk membuka bingkisan itu sebagai penebusan atas kebohongan yang dikatakannya kepada Innane yang telah merawatnya. Perlahan-lahan Alviorita membuka bingkisan itu. Ketika tangan Alviorita menyentuh leontin ibunya, ia segera menggenggam leontin itu kemudian menunjukkan gaun putih yang dibawanya kepada Innane. Innane diam saja melihat gaun di pangkuan Alviorita. Ia mengambil gaun itu dan mengamatinya. Sementara Innane mengamati gaun-gaun itu, Alviorita menyembunyikan leontin peraknya di bawah bantalnya. “Mengapa Anda membawa gaun-gaun ini?” tanya Innane curiga, “Saya tidak ingat,” kata Alviorita tenang. “Saya lupa kalau Anda tidak dapat mengingat masa lalu Anda,” kata Innane menyesal. Alviorita diam menanti pendapat wanita itu yang lain. Ia tahu Innane akan mengatakan pendapatnya mengenai gaun yang dibawanya. Dengan tenang dipandanginya wanita itu dan ia tersenyum ketika Innane berkata, “Saya tidak tahu siapa Anda tetapi gaun ini menunjukkan Anda bukan berasal dari kalangan rakyat biasa.” Alviorita tahu ayahnya tidak akan mengumumkan berita hilangnya ini kepada masyarakat sebelum hari pesta itu tiba. Raja Phyllips pasti berusaha menemukan dirinya dalam dua hari agar ia dapat menghadiri pesta pertunangan itu. Alviorita yakin ayahnya tidak akan dapat menemukan dirinya dalam dua hari walaupun saat ini ia berada tak jauh dari Istana. Raja Phyllips tidak mungkin mengirimkan pasukan ke Castil Q`arde untuk menemukan dirinya di sini. Ayahnya tentu tidak ingin keluarga Kryntz mengetahui hilangnya dirinya. Karena itu Alviorita yakin setelah ia masih belum ditemukan dalam dua hari itu, Raja Phyllips akan mengumumkan berita menghilangnya dirinya. Sebelum berita itu muncul, Alviorita tidak ingin seorangpun di Castil Q`arde yang menduga dirinya bukan berasal dari kalangan rakyat biasa. Alviorita ingin semua orang di Castil Q`arde menduga dirinya dari kalangan
www.ac-zzz.tk rakyat biasa. Dan kelak bila berita menghilangnya Putri Mahkota beredar, tidak seorangpun curiga dirinya adalah sang Putri Mahkota yang hilang. Bila Alviorita tidak ingin pulang sebelum ia berhasil membuat ayahnya membatalkan pertunangan konyol ini, maka Alviorita harus bermain sandiwara yang baik mulai dari saat ini. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya bila berita menghilangnya dirinya telah diumumkan ayahnya, maka Alviorita berkata, “Bila saya berasal dari kaum bangsawan, mengapa saya pergi seorang diri?” Innane terkejut mendengarnya. “Anda benar. Mengapa Anda pergi sendirian?” Alviorita pura-pura berpikir. Dalam hati Alviorita tersenyum senang karena ia berhasil membuat kepercayaan Innane menjadi goyah. “Mungkin saya mendapat gaun itu dari teman atau mungkin majikan saya,” kata Alviorita tenang. Innane menatap wajah Alviorita dengan tenang namun diliputi banyak pertanyaan. Ia sama sekali tidak tahu bahwa sesungguhnya Alviorita sedang tersenyum senang melihat keragu-raguan di wajah tuanya. “Mungkin juga,” kata Innane. Kata-kata yang masih dipenuhi keragu-raguan itu membuat Alviorita berpikir bagaimana caranya membuat Innane benar-benar yakin ia bukan seorang gadis kaya. Alviorita tahu ia tidak dapat lagi menggunakan kata-kata untuk membuat wanita itu percaya ia bukan dari keluarga bangsawan. Tetapi Alviorita tidak mau menyerah. Ia akan berusaha terus dalam dua hari ini untuk membuat semua orang di Castil Q`arde termasuk Innane yakin ia berasal dari kalangan rakyat biasa. “Gaun yang Anda kenakan ketika Anda tertabrak kereta…,” kata Innane ragu-ragu namun ia tetap meneruskan kalimatnya, “Gaun itu kotor dan robek. Tetapi Anda jangan khawatir, saya akan berusaha untuk membetulkannya kembali.” “Terima kasih,” kata Alviorita sambil tersenyum penuh terima kasih. “Saya rasa sejak tadi saya belum sempat memperkenalkan diri saya,” kata Innane tiba-tiba, “Anda dapat memanggil saya Innane.” Alviorita tersenyum. “Sepertinya masih ada yang belum saya lakukan,” kata Innane sambil berusaha mengingat sesuatu. Dalam hati Alviorita tersenyum senang melihat sikap Innane.
www.ac-zzz.tk Sejak kecil Alviorita telah diajari oleh Raja Phyllips untuk dapat mengenal sifat lawan bicaranya baik melalui tutur katanya maupun sikapnya. Setiap kali Alviorita menghadapi seseorang, ia selalu berusaha untuk memperhatikan setiap tingkah laku serta tutur kata orang itu. Setelah itu barulah Alviorita tahu sifat orang itu dan biasanya dugaan Alviorita tidak pernah meleset. Sikap Innane sambil berusaha mengingat sesuatu itu menunjukkan kepada Alviorita sifatnya yang pelupa. Sifat pelupa Innane benar-benar menguntungkan Alviorita. Bila suatu saat nanti ia tidak sengaja mengatakan sesuatu di depan Innane yang dapat membuat wanita itu menduga ia adalah Putri Mahkota, Alviorita tidak perlu khawatir Innane akan mengingat hal itu dan mengatakannya kepada yang lain. Tetapi Alviorita tidak mau mengambil resiko. Ia tetap akan bersikap hati-hati di depan Innane yang pelupa. Alviorita terus memperhatikan Innane. Suara ketukan di pintu membuat Innane terkejut. Dengan terburuburu Innane menghampiri pintu. Alviorita tersenyum geli melihat tingkah Innane yang lucu. Dengan badannya yang gemuk, wanita itu cepat-cepat menghampiri pintu sehingga sempat membuat Alviorita takut wanita itu terjatuh. Alviorita masih tersenyum geli ketika Innane membuka pintu. Entah apa yang dikatakan Innane pada seseorang di luar pintu. Tetapi yang jelas tak lama kemudian Innane menutup kembali pintu itu. “Saya ingat sekarang. Saya belum meminta seseorang untuk mengantar makan siang untuk Anda,” kata Innane senang, “Sejak tadi Anda belum makan dan tentunya Anda lapar. Untung sekali pelayan itu muncul dan menanyakan bila Anda sudah bangun.” Alviorita menahan diri untuk tidak tersenyum melihat wajah senang Innane yang seperti anak-anak itu. Innane berjalan gelisah di dalam kamar itu. “Mengapa mereka lama sekali?” Alviorita diam saja mendengar pertanyaan yang ditujukan Innane kepada dirinya sendiri itu. Alviorita menduga ruangan tempat ia berada ini jauh dari dapur juga Ruang Makan. Sekali lagi terdengar suara pintu diketuk. “Akhirnya mereka datang juga,” kata Innane senang sambil berjalan ke pintu. Sikap Innane yang agak kekanak-kanakan walau usianya telah tua, membuat Alviorita menyukai wanita tua yang gemuk itu.
www.ac-zzz.tk Ia tersenyum pada Innane yang mendekatinya sambil membawa nampan yang penuh berisi makanan. Innane duduk di tepi tempat tidur sambil mengawasi Alviorita yang menghabiskan makan siangnya. Sikapnya itu membuat Alviorita merasa seperti anak kecil yang tengah diawasi pengasuhnya agar mau menghabiskan makan siangnya. Mata Innane yang tak pernah lepas dari dirinya membuat Alviorita menduga wanita itu adalah Nanny di keluarga Kryntz. Tak dapat dibayangkannya bagaimana cara wanita pelupa ini merawat anak asuhnya sehingga anak asuhnya itu menjadi seseorang yang sangat serius dalam menghadapi pekerjaannya. Sang kakak menjadi seorang yang selalu serius bagaimana dengan adiknya dan keluarganya? Pikiran ini membuat Alviorita sempat merasa ragu akan keputusannya untuk tinggal di Castil Q`arde sambil berusaha membatalkan pertunangannya. Jelas sekali sifat serius bukanlah hal yang sesuai dengan Alviorita yang selalu ingin hidup bebas dan penuh dengan keceriaan. Sikap serius Nathan beserta keluarganya pasti akan membuat Alviorita cepat merasa bosan tinggal di Castil Q`arde. Walaupun bagi semua orang Alviorita adalah Putri yang baik, yang selalu memperhatikan segala pekerjaan yang menjadi tugasnya, namun sebenarnya Alviorita bukanlah gadis yang seperti itu. Alviorita sangat membenci kegiatan rutinnya. Andaikata Alviorita bukan Putri Mahkota, ia pasti tidak akan mau melakukan hal yang membosankannya itu. Hanya demi ayahnya dan Kerajaan Lyvion saja Alviorita mau melakukannya. Sekarang pikiran bahwa ia tinggal di tengah-tengah keluarga yang selalu serius membuat Alviorita ragu-ragu apakah ia tidak akan bosan tinggal di Castil Q`arde sampai ia berhasil membuat pertunangan konyolnya gagal. Melihat wajah Innane yang tersenyum, membuat Alviorita yakin ia akan dapat melakukan semuanya seperti yang telah direncanakannya. Alviorita yakin ia tidak akan bosan bila ia masih dapat melihat wajah Innane yang bundar dan kekanak-kanakan. Dan tentu saja selama Alviorita berada di Castil Q`arde, ia akan terus dapat bertemu dengan Innane. Hal itu membuat Alviorita lega. Satu-satunya yang belum melegakan Alviorita adalah ia belum mengetahui dengan jelas apakah yang akan dilakukan keluarga Kryntz terhadapnya. Memang Alviorita telah mempunyai dugaan bahwa Duchess of Kryntz tidak akan mengijinkannya meninggalkan Castil Q`arde sebelum ingatannya pulih. Tetapi Alviorita ingin mendengar sendiri kepastian mengenai itu dari keluarga Kryntz.
www.ac-zzz.tk Alviorita tidak perlu menanti lama untuk dapat mengetahui hal itu karena siang itu juga setelah ia menghabiskan makan siangnya, Duchess ingin bertemu dengannya. Setelah mendandani Alviorita, Innane membawa gadis itu ke Ruang Duduk di mana Duchess akan menemuinya. Ketika mereka semakin dekat dengan Ruang Duduk, Alviorita melihat seseorang juga berjalan mendekati Ruang Duduk. Melihat tubuh pria itu yang pendek dan gemuk, Alviorita tersenyum geli. “Ada apa, Miss?” tanya Innane keheranan. Alviorita menatap pria yang terus berjalan terburu-buru ke arahnya itu. “Pria itu lucu sekali. Ia seperti bola yang menggelinding.” Innane melihat pria yang dimaksudkan Alviorita. “Jangan berkata seperti itu, Miss. Ia putra Duke of Kryntz.” Jawaban itu membuat Alviorita terkejut. “Tidak mungkin,” katanya perlahan seperti berbisik. Alviorita tidak dapat membayangkan ayahnya telah memilih pria itu sebagai tunangannya. Tetapi Alviorita lebih tidak dapat membayangkan pria yang bertubuh bulat seperti bola itu dikagumi banyak wanita. Bila pria itu adalah seseorang yang selalu serius, itu mungkin saja. Tetapi bila dikatakan pria yang bertubuh bulat seperti bola itu adalah pria yang tampan dan menarik, hal itu sangat tidak mungkin. Sama tidak mungkinnya dengan katakata Raja Phyllips yang mengatakan tunangan Alviorita adalah seseorang yang menarik. Membayangkan dirinya berdiri di samping pria itu di pesta pertunangan mereka membuat Alviorita hampir pingsan karena rasa terkejut dan tidak percaya. Tetapi Alviorita menahan perasaan itu karena ia tahu bila ia menunjukkan perasaan itu maka semua rencananya tidak akan berjalan seperti yang diharapkannya. Dan setelah melihat sendiri tunangannya, Alviorita semakin ingin membatalkan pertunangan konyolnya. Alviorita sengaja berjalan lambat-lambat agar pria yang tengah terburu-buru itu segera sampai di Ruang Duduk. Ketika ia melihat keluarga Kryntz berkumpul di Ruang Duduk, Alviorita diam saja sambil berusaha menahan rasa ingin tahunya ketika melihat jumlah anggota keluarga Kryntz yang berkurang satu. Alviorita melihat tunangannya itu mirip sekali dengan ayahnya, Duke of Kryntz. Duchess menyambut kedatangan Alviorita.
www.ac-zzz.tk “Duduklah di sini, kami ingin berbicara denganmu,” kata Duchess sambil mendudukkan Alviorita di depan Duke. “Kami turut menyesal atas kejadian yang menimpamu,” kata Duke memulai percakapan. Alviorita diam saja. “Kami ingin engkau tinggal di sini sampai ingatanmu kembali,” kata Duke meneruskan ceritanya. “Tinggallah di sini sampai ingatanmu pulih,” kata Duchess ikut membujuk Alviorita yang sejak tadi diam saja. Melihat Alviorita yang masih diam saja, Duke berkata, “Kami mengakui ini semua adalah kesalahan putra kami. Ia tidak hati-hati hingga ia menabrakmu.” “Maafkan saya. Saya tidak bermaksud menabrak Anda, saya tadi pagi terburu-buru mengejar kakak saya,” kata pria itu. Alviorita terkejut mendengar kalimat itu. “Kakak?” tanyanya lirih. Pria itu mengangguk. “Ya, tadi pagi-pagi sekali kakak saya pergi ke Druqent untuk menjemput kemenakan kami yang ingin berlibur di sini dan ia lupa membawa oleh-oleh yang hendak diberikan Mama kepada adiknya.” Alviorita memandang tak mengerti wajah Duchess. Duke tersenyum melihatnya. “Kami mempunyai dua putra. Yang seorang bernama Nathan dan yang ini adalah Trent,” kata Duke menjelaskan. “Seperti yang engkau lihat putra keduaku ini anak yang nakal. Demikian pula kakaknya,” kata Duchess menambahkan, “Karena itu bila engkau tidak berkeberatan, kami ingin engkau tinggal di sini dan menjadi anak perempuan kami sampai ingatanmu pulih. Selama ini kami ingin sekali mempunyai anak perempuan yang juga meramaikan Castil Q`arde.” Alviorita menatap wajah Duke dan Duchess bergantian. Ia masih sukar mempercayai apa yang didengarnya. Alviorita memang tidak mengetahui banyak tentang keluarga tunangannya ini tapi ia tahu keluarga ini mempunyai dua orang putra. Sungguh merupakan suatu kekeliruan yang konyol. Bagimana mungkin Alviorita segera menduga pria yang ditemuinya adalah tunangannya tanpa memikirkan kemungkinan pria itu adalah adik tunangannya. Memang pertunangan konyol ini membuat Alviorita juga merasa dirinya seperti orang konyol. Ia sendiri ingin melepaskan diri dari pertunangan konyolnya tapi ia sendiri juga yang memutuskan untuk tinggal di Castil tunangannya. Alviorita merasa sedikit lega mengetahui pria itu bukan tunangannya dan saat ini tunangannya sedang berada di Druqent untuk menjemput
www.ac-zzz.tk kemenakannya. Tetapi Alviorita masih khawatir tunangannya akan mirip dengan adiknya, Trent. Alviorita tahu tunangannya akan kembali sebelum pesta pertunangan itu diadakan. Dan saat itulah Alviorita akan tahu seperti apakah tunangannya, apakah ia mirip Duke yang gemuk tetapi tegap atau Duchess yang cantik. Setelah menguasai perasaannya, Alviorita berkata senang, “Saya senang sekali mendengarnya. Lagipula saya tidak tahu saya harus ke mana dengan keadaan yang seperti ini.” “Keputusan yang bijaksana,” puji Duke. “Sekarang kita hanya perlu memberikan nama yang tepat untukmu,” kata Duchess ikut senang. Alviorita sudah tidak peduli pada nama apa yang diberikan keluarga Kryntz kepadanya. Saat ini ia merasa lega karena ia berhasil memasuki sarang musuh dan ia tinggal melanjutkan rencana selanjutnya. Hingga besok lusa, ia harus dapat meyakinkan semua orang di Castil Q`arde bahwa ia tidak berasal dari kalangan bangsawan. Kemudian besok ia akan bertemu tunangannya. Alviorita tidak dapat membayangkan seperti apa rupa tunangannya itu. 3 Alviorita melihat dua ekor kuda datang mendekati Castil Q`arde. Tetapi ia tidak mempedulikan itu. Sejak tadi pagi saat ia menghindari Trent, Alviorita terus duduk di dahan pohon yang tinggi itu sambil mengawasi setiap orang yang berlalu lalang di depan Castil Q`arde. Langit yang cerah dengan awan-awan putihnya menaungi Alviorita. Awan-awan putih itu mengumpul di atas Alviorita seakan-akan ingin melindungi Alviorita dari sinar matahari yang semakin panas. Angin sejuk yang berhembus membuat Alviorita semakin merasa betah duduk berjam-jam di dahan pohon itu. Walaupun tempat duduknya berada jauh dari permukaan tanah, Alviorita tidak merasa takut. Ia sudah sering duduk di dahan pohon yang tinggi di Istana Urza. Setiap kali Alviorita melarikan diri dari kegiatan rutinnya, pohon-pohon di halaman Istana Urzalah yang menjadi tempat persembunyiannya.
www.ac-zzz.tk Tidak seorangpun yang menduga ia memanjat pohon itu dan duduk di dahannya sambil tertawa-tawa kecil melihat mereka yang mengejarnya tengah kebingungan mencarinya. Tidak seorangpun yang mengetahui rahasia menghilangnya Alviorita itu. Hal itu membuat Alviorita semakin merasa senang dan bebas. Ia tidak perlu khawatir orang-orang akan menemukannya dan memaksa ia melakukan kegiatan rutinnya yang membosankan. Sering kali Alviorita ingin tahu apa yang dikatakan pengasuhnya, Maryam bila wanita itu mengetahui apa yang dilakukannya bila ia menghilang. Bila Maryam yang selalu disiplin itu mengetahuinya, mungkin yang akan dilakukan wanita itu adalah pingsan. Wanita itu tentu tidak percaya Putri Mahkota seperti Alviorita memanjat pohon. Tata krama sebagai Putri Mahkota tidak pernah mengajari Alviorita cara memanjat pohon bahkan tidak pernah mengijinkan Alviorita memanjat pohon. Tetapi Alviorita memang seorang gadis yang sulit diatur. Ia tidak pernah mempedulikan tata krama bila ayahnya tidak ada di Istana Urza. Sikap Alviorita yang berubah menjadi seorang gadis yang patuh dan manis benar-benar membuat Maryam merasa lega sekaligus senang. Maryam tidak pernah tahu bahwa sesungguhnya bersikap sopan dan manis sebagai Putri Mahkota yang baik membuat Alviorita merasa tersiksa. Alviorita sering kali tergoda untuk melarikan diri dari semua kegiatan yang membosankan tetapi ia selalu mengingat teguran pelayan itu dan ia berusaha keras untuk menahan rasa bosannya. Setiap kali Alviorita duduk di dahan pohon, yang dilakukannya adalah melihat Kerajaan Lyvion yang terlihat dari atas pohon itu. Mengawasi rumahrumah penduduk yang kecil mengumpul di suatu tempat serta melihat kilaunya sungai yang mengalir di kejauhan membuat Alviorita semakin merasa betah terus berada di atas pohon. Dan biasanya bila Alviorita sudah duduk di atas pohon, ia tidak segera turun kembali. Alviorita selalu menanti hingga hari gelap. Alviorita senang ketika tadi ia telah membuktikan bahwa ia masih mampu memanjat pohon dengan mudah walau ia sudah lama tidak memanjat pohon. Tadi pagi ketika Alviorita tengah berjalan-jalan di taman Castil Q`arde, ia merasa seseorang sedang mengikutinya tetapi ia pura-pura tidak tahu. Ia terus berjalan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sengaja ia berjalan lambat-lambat untuk menanti apakah orang yang mengikutinya itu akan segera mengejarnya. Tetapi rupanya orang itu tidak berusaha mengejarnya. Ketika ia
www.ac-zzz.tk membelok ke taman yang luas, Alviorita bersandar di tembok dan menanti siapa yang sedang mengikutinya. Alviorita tidak terkejut ketika melihat Trentlah yang mengikutinya. Sejak pertama kali bertemu dengan Trent, Alviorita sudah tidak menyukai pria itu. Entah mengapa ia segera tidak menyukai pria yang baru dijumpainya itu. Alviorita hanya tahu ia tidak pernah menyukai pria yang selalu menggodanya itu. Kemarin malam Alviorita cepat-cepat kembali ke kamarnya karena ia bosan mendengarkan kata-kata yang sering didengarnya. Sekarang Trent mengikutinya. Alviorita tidak tahu dari mana Trent tahu ia sedang berjalan-jalan di taman. Alviorita yakin tidak ada orang yang melihatnya ketika ia meninggalkan kamarnya. Trent tiba di sisi Alviorita tetapi ia tidak mengetahui Alviorita tengah bersandar di dinding di sampingnya. Matanya mencari Alviorita di taman yang luas. “Engkau mencariku?” tanya Alviorita sedingin es. Trent terkejut. “Tak kuduga engkau ada di sini.” “Engkau mencariku?” ulang Alviorita. “Jangan seperti itu. Engkau tahu aku menyukaimu,” kata Trent. Alviorita tidak mempedulikan kata-kata itu. Dalam hati Alviorita menghitung berapa kali ia mendengar kalimat yang sama. Rasanya sudah terlalu sering Alviorita mendengar pria mengucapkan kalimat itu kepadanya. Dengan tenang Alviorita berkata, “Kalau engkau mencariku hanya untuk mengatakan itu, aku akan pergi.” Alviorita hendak meninggalkan Trent tetapi pria itu menahan tangannya. Tangan Trent yang meremas lengannya membuat Alviorita kesakitan. “Lepaskan tanganku,” katanya dingin sambil menyentakkan tangannya dari pegangan pria itu. “Mengapa engkau bersikap sedingin itu kepadaku?” “Tidak tahu,” kata Alviorita sambil mengangkat bahunya dengan santai. Trent tersenyum. “Apakah engkau terbiasa melakukan itu kepada semua pria yang kautemui?” Ingin sekali Alviorita mengangguk tetapi ia bersikap tidak peduli. Ia meneruskan perjalanannya yang terhenti karena pria itu. Alviorita tahu Trent mengikutinya tetapi ia diam saja. “Mengapa engkau selalu menghindar dariku? Apakah engkau tidak menyukaiku?”
www.ac-zzz.tk Alviorita terus melanjutkan langkah kakinya tanpa mengatakan apa-apa. “Kaukira aku tidak tahu mengapa kemarin malam engkau cepat-cepat kembali ke kamarmu. Engkau ingin menghindariku bukan?” Kata-kata pria itu membuat Alviorita benar-benar ingin segera menghilang dari hadapan pria itu. Sudah cukup sering pula Alviorita mendengar kalimat itu di belakangnya. Sewaktu ia masih seorang Putri Mahkota tidak seorang pria pun yang berani mengucapkan kalimat itu walau sesesungguhnya mereka jengkel pada sikapnya yang angkuh. Banyak yang mengatakan ia adalah gadis yang dingin. Tetapi itu adalah dugaan yang salah. Alviorita selalu menghindar dari setiap pria yang dijumpainya karena ia tidak menyukai mereka yang selalu memuji dirinya. Alviorita yakin andaikata ia bukan Putri Mahkota, mereka pasti tidak akan memujinya untuk mendapatkan perhatiannya. Siapa yang tidak tertarik untuk menjadi Raja di Kerajaan Lyvion yang makmur? Tentu tidak seorangpun yang tidak tertarik. Dan jalan termudah untuk mencapai kedudukan itu adalah melalui sang Putri Mahkota yang cantik juga kekurangan kasih sayang ayahnya. Alviorita percaya setiap pria memanfaatkannya untuk mencapai kedudukan itu sehingga ia tidak menyadari bahwa ia memang cantik seperti yang mereka katakan. “Engkau jangan menghindariku, Rosa,” kata Trent memperingatkan, “Akulah yang memilihkan nama itu untukmu.” Alviorita membalikkan badannya dan menatap tajam wajah bulat