Jurnal: PGSD ISSN 0216-258X, Vol 7, No. 1 Januari 2011, Hal 10-22 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MEMANFAATKAN SOFTWARE NET OP SCHOOL PROGRAM JURUSAN S1 JURUSAN KTP FIP UNM Pattaufi Dosen KTP Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar, Kampus Tidung Makassar Abstract: This research aims to know the picture or learning process using Software net op school m the subject of computer bsed learing at curriculum and technology departemen, Educational science Faculty, State University of Makassar. Also to know the picture of sudent’s learning autcome after having lecturing by using software net op school, this recearsh using qualitative approach and the kind of the receasrh is classroom action research. The subject of the research was all based learning subject at ample semester in 2009/2010 academic year. The subject of the research was two cycles at the first sysle, the learing process was not very effective yet, it could from the lecture and student’s learning activities and also the learning learning outcome shown from test result administered at the end of the first cycle. While, at he second cycle, thre was improvement, where all student’s could do th rest correctly. Therefore, based on this result could ba said that the using of software net op school in learning process can improve student’s learning outcome in the subject of computer based learning at curriculum and ducation technology departemen FIP UNM. Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Berbasis Komputer, software net op school Dengan kemajuan ilmu dan teknologi sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah merambah ke segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Agar mahasiswa Jurusann KTP FIP UNM dapat berpartisipasi aktif di tengah-tengah masyarakat, maka harus dibekali dengan kemampuan dan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam bidang pemanfaatan komputer. Oleh karena itu semua jurusan dan prodi pada fakultas ilmu pendidikan universitas negeri Makassar belajar tentang komputer. Meskipun dengan nama mata kuliah yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk membekali mahasiswa tentang keterampilan dan kemampuan dalam bidang komputer. Untuk mendukung terciptanya peningkatan kompetensi dan keterampilan mahasiswa dalam bidang komputer, maka perlu dilakukan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh setiap dosen. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut bisa dengan menggunakan metode atau strategi tertentu, serta penggunaan media pembelajaran (hardware dan software) tertentu.
Proses pembelajaran mata kuliah pembelajaran berbasis komputer yang dilakukan selama ini mengalami banyak kendala, diantaranya adalah karena pada saat pembelajaran berlangsung mahasiswa tidak focus terhadap apa yang disampaikan oleh dosen. Hal ini terjadi karena pada saat dosen memberikan penjelasan, mahasiswa melakukan aktivitas lain. Misalnya dengan mendengarkan musik melalui komputer, bemain games ataupun membuka software lain selain apa yang sementara dijelaskan oleh dosen. Dengan keadaan itu, maka dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran mengalami kendala. Hal ini bisa dilhat dari hasil belajar yang diperoleh mahasiswa yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Para mahasiswa mengoperasikan computer dengan software tertentu tetapi mahasiswa kurang mampu untuk mengerjakan soal sesuai dengan apa yang telah dipelajari. Salah satu media berupa software yang bisa digunakan sebagai bagian dari strategi penyampaian pebelajaran adalah software net op school. Sofware ini adalah sebuah program yang khusus dirancang untuk membantu dalam proses pembelajaran dan pengawasan penggunaan komputer oleh mahasiswa. Dengan software ini dosen bisa memonitor seluruh tampilan layar mahasiswa atau melihat program apa saja yang dijalankan oleh setiap mahasiswa dan sebaliknya dosen bisa menampilkan apa yang di layar monitornya supaya terlihat di computer mahasiswa. Dosen dengan net op school bisa berkomunikasi secara tertulis maupun video audio, selain itu dosen bisa mengunci komputer mahasiswa bila mereka melakukan tindakan atau kegiatan yang tidak berkenan. Dengan net op school dosen juga bisa mematikan/menghidupkan computer mahasiswa secara remote, serta dapat membuat test/ujian online dengan mudah. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas pemanfaatan software net op school dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran berbasis computer program S1 Jurusan KTP FIP UNM. Media adalah kata jamak dari “medium” yang dalam arti umum dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Kata ini berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti tengah. Dalam bahasan Indonesia dapat diartikan sebagai antara. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian tentang media antara lain menurut Santoso bahwa: “Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide sehingga idea atau gagasan itu sampai pada penerima. Oleh Mc. Luhan dikemukakan pula bahwa media adalah sarana yang juga disebut channel, karena pada hakekatnya media memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengarkan, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu yang hamper tidak terbatas lagi. Dari pendapat di atas maka dapatlah dikatakan bahwa media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran atau jembatan dalam kegiatan komunikasi (penyampai dan penerima pesan) antara komunikator (penyampai pesan) da komunikasi (penerima pesan). Media pembelajaran tersebut bisa berupa hardware (perangkat keras) atau berupa software (perangkat lunak).
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran tentunya lebih diperhatkan. Sedangkan media yang tidak menunjang tentu saja harus disingkirkan sejauh mungkin untuk sementara. Kompetensi guru sendiri patut dijadikan perhitungan. Apakah ada yang mampu atau tidak untuk mempergunakan media tersebut. Jika tidak, maka disarankan jangan mempergunakannya, sebab hal itu akan sia-sia. Malahan bisa mengacaukan jalannya proses pembelajaran. Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses pembelajaran. Guru/dosenla yang mempergunakanya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Belajar dan mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesunguhnya banak sekali terdapat di mana-mana, di sekolah, di halaman, di pusat kota, pedesaan, dan sebagainya. Gie (1998) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau berasal untuk belajar seseorang. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu penetahuan bagi anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar. Kalau dalam pendidikan di masa lalu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan pembelajaran cenderung masih tradisional. Perangkat teknologi penyebarannya masih sangat terbatas dan belum memasuki dunia pendidikan. Tetapi lain halnya sekarang, perangkat teknologi sudah ada di mana-mana. Pertumbuhan dan perkembangannya hampir-hampir tak terkendali, sehingga wabahnya pun menyusup ke dalam dunia pendidikan. Di sekolah-sekolah kini, terutama di kota-kota besar, teknologi dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mencapai tujuan. Ternyata teknologi, yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu dengan kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya.
Anjuran agar menggunakan media dalam pengajaran terkadang sukar dilaksanakan, disebabkan dana yang terbatas untuk membelinya. Menyadari akan hal itu, disarankan kembali agar tidak memaksakan diri untuk membelinya, tetapi cukup membuat media pembelajaran dan dengan pemakaian keterampilan yang memadai. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran tidak mesti dilihat dari kemahalan suatu media, yang sederhana juga bisa mencapainya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa memanipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam proses pembelajaran. Menurut Hamalik (1983) ada beberapa manfaat media pendidikan, yaitu: 1) meletakkan dasar-dasar konkrit untuk berpikir, oleh karena mengurangi verbalisme, 2) memperbesar perhatian pada siswa, 3) meletakkan dasar-dsar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, 4) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhka kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa, 5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu. Hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup, 6) membantu tumbuhnya pengertian. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam mengajar. Berdasarkan pendapat di atas, jelas berapa besar manfaat media pembelajaran khususnya media tiga dimensi digunakan karena sangat membantu demi optimalnya proses pembelaran, baik untuk memudahkan bagi guru maupun bagi siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan guru. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Relevansi pengadaan media pembelajaran, (2) kelayakan pengadaan media pembelajaran, dan (3) kemudahan pengadaan media pembelajaran. Berdasarkan ketiga factor tersebut di atas, maka dalam memberikan prioritas pengadaan media pembelajaran perlu diadakan pengukuran untuk ketiga factor tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah. Disadari, bahwa setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan atau keterbatasan. Pengetahuan tentang keunggulan dan kelemahan setiap jenis media menjadi hal yang penting seingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih sekaligus dapat langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki. Ely (Djamarah, 2002:46) berpendapat bahwa “pemilihan media merupakan komponen dari system pembelajaran secara keseluruhan, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, perlu dipertimbangkan factor-faktor lain seperti karakter peserta didik, strategi belajar mengajar, organisasi, dan prosedur pemilihan”. Selanjutnya Dick and Carry (syaiful, 2002) menyatakan: ada empat factor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: (1) bila tidak tersedia (tidak punya) harus beli/buat sendiri. Dalam hal ini guru harus mempunyai sikap inovatif untuk merancang dan membuat media sendiri yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Seperti halnya pada pembelajaran mata pelajaran matematika untuk kelas 1 dengan menggunakan media roda angka yang merupakan rancangan buatan guru sendiri, (2) dalam pembelian media perlu disediakan
dana, tenaga dan fasilitas, (3) factor fleksibilitas, praktis dan tahan alam, (4) biaya harus ditekan efisiensinya dan barangnya tahan lama dan tidak mudah rusak. Guru harus memanfaatkan media menurut langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik. Menurut Sudjana (1991) ada enam lagkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media, yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media, (2) persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan. (3) persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelumnya mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. (4) langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran. Keahlian guru dituntut di sini. Media diperbantukan oleh guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan penggunaanya untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan, (5) langkah kegiatan belajar mengajar. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran. Pemanfaatan media di sini bisa siswa sendiri yang mempraktekkannya ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik di kelas atau di luar kelas. (6) langkah evaluasi pembelajaran. Pada fase ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya. Net OP School adalah sebuah program yang khusus dirancang untuk membantu dalam proses pembelajaran dan pengawasan penggunaan komputer oleh siswa. Software ini bisa didownload dari internet secara gratis. Sementara software “Net Op School” sangat penting untuk digunakan dalam merencanakan dan menerapkan strategi pembelajaran mata pelajaran yang ada hubungannya dengan komputer, karena penggunaan komputer oleh mahasiswa yang tidak diawasi/dipantau oleh dosen bisa berakibat fatal. Bisa jadi komputer tersebut digunakan untuk hal-hal yang tidak semestinya, misalnya bermain game, mendengarkan music/video yang tidak semestinya, browshing website yang tidak tepat dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu harus ada sebuah cara supaya dosen bisa memonitor computer yang sedang digunakan mahasiswa secara langsung dan tanpa meresa terganggu pada saat proses pembelajarn berlangsung. Beberapa fasilitas yang disiapkan oleh software “Net Op School” diantaranya adalah: menampilkan seluruh komputer yang terdaftar dalam kelas secara detail, menampilkan mahasiswa dalam bentuk icon-icon, menampilkan seluruh layar mahasiswa yang berada dalam satu kelas dalam bentuk thumbnail secara langsung dengan melihat dalam view ini dosen bisa memonitor segala hal yang mahasiswa lakukan di ruang computer. Mendemonstrasikan tampilan desktop mahasiswa ke semua layar monitor mahasiswa. Mendapatkan perhatian/ attention dari sebagian/seluruh mahasiswa. Attention juga mengunci keyoard, mouse dan payar mahasiswa.
Mengambil alih control/kendali terhadap computer mahasiswa, jika salah satu mahasiswa yang setelah kita beri peringatan masih membandel, kita bisa mengambil alih computer mahasiswa. Berkomunikasi dengan mahasiswa dengan menggunakan suara dan tampilan video ke mahasiswa, baik salah satu, beberapa atau semua, dan berkomunikasi dengan cara menuliskan pesan. Mengelompokkan mahasiswa dalam sebuah group dan dosen bisa menunjuk salah satu mahasiswa untuk menjadi asisten dosen. Menjalankan test (ujian) kepada mahasiswa, dan bisa mendesain dengan mudah ujian online. Mengambil dan membagikan file dari computer mahasiswa. Mata kuliah Pembelajaran Berbasis Komputer pada jurusan KTP FIP UNM diprogramkan pada semester genap dengan bobot 3 SKS. Pada mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu dan terampil dalam mengoperasikan program aplikasi Microsoft Office, yakni MS-Windows, MS-Word, MS-Excel dan MS-PowerPoint. Diharapkan melalui mata kuliah ini mahasiswa bukan hanya mampu dalam mengoperasikan semua program aplikasi dari Microsoft office, tetapi mahasiswa diharapkan telah menguasai seluruh icon-icon dan perintah-perintah dalam setiap program aplikasi tersebut. Dalam pelaksanaan mata kuliah ini mahasiswa lebih banyak melakkan praktek di dalam laboratorium, oleh karena itu pelaksanaannya sangat diperngaruhi oleh ketersediaan fasilitas yang ada di laboratorium computer. Selain itu mata kuliah ini juga merupakan mata kuliah prasyarat untuk mengikuti mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Atinya mahasiswa yang akan memprogramkan mata kuliah TIK pada semester berikutnya harus lulus pada mata kuliah pembelajaran berbasis computer. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana gambaran proses pembelajaran dengan memanfaatkan software net op school sebagai media pembelajaran pada mata kuliah pembelajaran berbasis komputer.di program S1 jurusan KTP FIP UNM dan apakah dengan memanfaatkan software net op school dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran berbasis komputer program S1 Jurusan KTP FIP UNM?. METODE PENELTIAN Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan memanfaatkan software net op school pada mata kuliah pembelajaran berbasis computer di program S1 jurusan KTP FIP UNM, serta mendeskripsikan hasil belajar belajar mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran berbasis komputer. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, Model penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan beberapa siklus. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus secara umum meliputi tahap perencanaan yaitu menetapkan rencana yang akan dilakukan dalam meningatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran berbasis computer melalui 1) penyusunan rencana pelaksanaan perkuliahan. 2) menentukan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan penelitian, penentuan dan pemilihan materi ini didasarkan pada materi yang paling sulit dikerjakan oleh mahasiswa. 3) Membuat tes yang akan digunakan dalam pelaksanaan tes untuk setiap siklus, 4) menyusun lembar observasi proses
pembelajaran dan aktivitas belajar mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajharan dan 5) menetapkan wajtu kegiatan pembelajaran. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan proses pembelajaran pada mata kuliah pembelajaran berbasis computer. Hal ini merupakan tindak lanjut dari perencanaan, yaitu dengan melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan atau memanfaatkan software net op school. Tahap observasi merupakan pengamatan terhadap proses pembeajaran yang dilakukan oleh dosen, Dalam hal ini yang diobservasi adalah kegiatan dosen aktivitas belajar mahasiswa. Tahap refleksi meripakan tahap mengkaji kelemahan yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran sekaligus mengkaji hasil belajar yag diperoleh oleh mahasiswa. Hasil dan kelemahan yan terjadi pada siklus yang telah berlangsung menjadi masukan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus berikutnya. Fokus penelitian ini adalah pemanfaatan software net op school sebagai media pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa. Fokus penelitian tersebut didefinisikan agar terjadi kesamaan pemahaman antara penulis dengan pembeca tentang kedua focus dalam penelitian ini. Definisi tersebut adalah sebagai berikut: Pemanfaatan net op school adalah penggunaan software net op school yang merupakan sebuah program yang khusus dirancang untuk membantu dalam proses pembelajaran dan pengawasan penggunaan computer oleh mahasiswa. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menafaatkan software net op school di program S1 KTP FIP UNM. Hasil belajar tersebut diperoleh melalui tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa jurusan KTP FIP UNM yang memprogramkan mata kuliah pembelajaran berbasis computer pada semester genap yang berjumlah 32 orang. Teknik pengumpulan data yang diguakan oleh peneliti adalah: 1) Tes. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa setelah pembelajaran dengan memanfaatkan software net op school dilaksanakan. 2) Observasi. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran dengan memanfaatkan software net op school pada mata kuliah pembelajaran berbasis computer di program S1 KTP FIP UNM. 3) Dokumentasi, pengumpulan data dengan teknik dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi yang terkait dengan keadaan lembaga dan mahasiswa tempat penelitian dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan kedua focus peneltian, yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan software net op school dan yang kedua adalah mendeskripsikan hasil belajar mahasiswa yang telah dicapai setelah mengikuti tes yang diakukan setiap akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila seluruh mahasiswa sebanyak 32 orang dapat menyelesaikan semua soal dengan benar dan tepat waktu saat tes dilaksaakan. Tes tersebut dilaksanakan pada setiap akhir siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil PAda bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil tes. Hasil observasi yang akan dopaparkan adalah gambaran proses pembelajaran mata kuliah pembelajaran berbasis computer dengan menggunakan software net op school, dalam hal ini yang akan dipaparkan adalah sejauhmana efektivitas proses pembelajaran tersebut, yang dilihat dari kegiatan mengajar yang dilakukan dosen, dan gambaran aktivitas belajar mahasiwa. Sementara hasil belajar yang dipaparkan adalah nilai atau hasil yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti tes pada setiap akhir siklus 1 dan siklus 2. Hasil observasi terhadap kegiatan dosen. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan dosen Nampak telah berjalan sukup efektif. Dimana pada siklus 1 nampak pemberian motivasi oleh dosen telah dilakukan sejak awal pembelajaran yaitu diatanranya dengan menyampaikan pentingnya mahasiswa menguasai materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan. Selain itu pengawasan dilakukan oleh dosen, baik secara langsung maupun tidak langsung. P’engawasan secara langsung misalnya dengan mendatangi setiap mahasiswa pada saat melakukan dan mengerjakan soal praktek, sedangkan pengawasan secara tidak langsung yaitu dengan mengawasi melalui monitor dengan bantuan software net op school. Pengawasan ini dangat penting untuk dilakukan oleh dosen untuk mengefektifkan proses pembelajaran, karena apabila tidak dilakukan maka akan banyak mahasiswa yang melakukan kegiatan yang dapat menganggu proses pembelajaran. Sementara pemberian bimbingan juga dilakukan oleh dosen baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun yag membuat pembelajaran kurang efektif adalah kesiapan dosen yang belum terlalu siap miusalnya dalam hal kesiapan bahan praktek yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang belum dirancang dan dibuat secara matang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu media yang akan digunakan belum terlalu siap, hal ini dilihat dari adanya beberapa unit computer yang mengalami masalah dan belum siap untuk digunakan. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar mahasiswa. Aktivitas belajar mahasiswa pada silus 1 nampak juga berjalan cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari interksi mahasiswa dengan media yang digunakan serta interaksi mahasiswa dengan dosen. Selain itu aktivitas mahasiswa dalam pengerjakan soal praktek telah berjalan secara efektif. Namun yang membuat pembelajaran kurang efekti adalah masih adanya mahasiswa yang melakukan aktivitas lain pada saat proses pembelajaran berlangsung, seperti misalnya mengobrol dengan teman yang ada di dekatnya. Hasil belajar siklus 1. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus 1, diperoleh hasil seperti tampak pada table 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Hasil Belajar Mahasiswa Siklus 1 Nilai Frekuansi Keterangan 100 12 org Tuntas 80 11 org Tdk tuntas 60 4 org Tdk tuntas
Daritabel 4.1. di atas tam[ak masih banyak mahasiswa yang belum dapat menyelesaikan soal tes secara sempurna. Yaitu sebanyak 15 orang yang terdiri dari atas 11 orang yang mendapatkan nilai 80 dan ada 4 orang yang mendapatkan nilai 40. Refleksi siklus 1. Dari hasil observasi yang dilakukan dan dari hasil belajar yang telah diperoleh pada siklus 1, maka dilakukan refleksi dalam rangkan perbaikan untuk pelaksanaan siklus 2. Adapun refleksi siklus 1 adalah sebagai berikut: 1) dosen belum mempersiapkan pembelajaran secara matang, misalnya dalam hal kesiapan media yang akn digunakan dan kesiapan bahan ajar atau soal praktek yang akan dikerjakan oleh mahasiswa, 2) masih adanya mahasiswa yang melakukan kegaitan yang dapat mengganggu proses pembelajaran, misalnya dengan mngobro dengan teman yang ada di dekatnya. Hal ini membuat mereka tidak akan paham dengan baik tenang yang diajarkan. Mahasiswa tersebut akan mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal praktek dan soal tes. Hasil observasi terhadap kegaitan dosen. Secara keseluruhan kegaiatan dosen dalam melakukan persiapan dan proses pembelajaran telah dilakukan dan berjalan secara efektif. Berdasarkan hasil observasi dan hasil refkelsi siklus 1 maka pada siklus 2 dilakukan berbagai perbaikan, diantaranya dengan melkukan persiapan secara matang dan cermat. Hasil obervasi terhadap aktivitas mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi pada siklus 2 terhadap aktivitas belajar mahasiswa, Nampak juga telah berjalans ecara efektif. Dimana secara keseluruhan mahasiswa memusatkan perhatiannya pada materi yang disampaikan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat mengerjakan soal praktek. Demikian juga halnya dengan interkasi mahasiswa dengan media dan dosen yang berlangsung lebih baik dibandingkan dengan siklus 1. Hasil \belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus 2, Nampak semua mahasiswa telah mendapatkan nilai 10. Hal ini berarti bahwa semua mahasiswa telah dapat menyelesaikan soal secara benar dan tepat pada waktunya. Hasil refleksi. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus 2, maka proses pembelajaran pada siklus 2 telah berjalan efektif. Namun pada siklus 2 ini tetap dilakukan refleksi, adapun hasil refkelsi siklus 2 adalah: 1) persiapan yang dilakukan oleh dosen sangat membantu dalam mengefektifkan proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajarn secara maksimal. 2) Pengawasan terhadap mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran sangat diperlukan dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran. Pembahasan Efektivitas dalam proses pembelajaran telah banyak menarik perhatian di kalangan ahliahli pendidikan terutama yang mencurahkan perhatiannya kepada proses belajar mengajar. Medley telah melacak hasil penelitian tentang efektivitas guru dari segi kurn eaktu. Di dalamnya ada empat fase yang masing-masing berbeda pusat perhatiannya. Fase pertama memusatkan perhatian pada kepribadian, fase kedua pada metode, fase ketiga pada proses dan produk dan fase keempat pada kompetensi yang relevan. Smentara itu, Rosehshine melacak hasil penelitian
melalui hubungan antara pengajaran dengan hasil belajar, dan menyimpulkan bahwa ada tiga siklus. Siklus pertama pada keptibadian, kedua pada interkasi guru-siswa dan ketiga pada jangkauan isi. Sekitar tahun 1930-an orang berasumsi bahwa guru yang efektif adalah guru yang mempunyai sifat kooperatif, kepribadian yang menarik, penampilan pribadi dengan minat besar, banyak pertimbangan dan mempunyai sifat kepemimpinan. PAda kepribadian ang menarik, yang meakinkan, yang dapat dijadikan suri teladan dalam kehidupan baik di sekolah maupun di masyarakat. Fase kedua adalah fase perhatian yang berlandaskan pada asumsi bahwa keberhasilan soerang guru ditentukan metode. Berdasarkan asumsi, isi program, dan keterampilan yang dilalatihkan difokuskan pada penguasaan metode mengajar yang diperkirakan baik. Fase ketiga,s ekitar tahun 1960-an, orang berasumsi bahwa efektivitas guru ditentukan oleh pola perilaku yang stabil, yang tercipta dalam proses interaksi guru-siswa. Fase keempat, orang berasumsi bahwa efektivitas guru terletak pada penguasaan berbagai kompetensi,s ebagian berupa kompetensi dasar yang perlu dimiliki oleh semua guru,s ebagian bervariasi di antara individu0individu. Dalam rangka menggambarkan keefektifan mengajar bagi guru/dosen, Jonson & Johnson (Sahabuddin, 1999) mendefinisikan “instructional” seagai proses pengaturan situasi belajar sehingga siswa-siswa dengan lancer dapat belajar. Mereka berpendapat bahwa teori instruksional mengemukakan prosedur mengenai cara yang umumnya efektif memperlancar perolehan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari siswa-siswa. Pengajaran yang berhasil tergantung pada komponen-komponen berikut: 1) merinci hasil yang diharapkan bagi siswa-siswa dan menyusun tujuan instruksional yang tepat. 2) mengimplementasikan struktur tujuan yang tepat: kooperatif, kompetitif atau indivualistik. 3) menciptakan iklim instruksional yang memperlancar tipe interaksi antara siswa-siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru untuk mencapai tujuan instruksional. DAlam hal ini interaksi ini guru bisa menggunakan media dalam proses pembelajaran agar interaksi itu leih efektif. PRoses pembelajaran mata kuliah pembelajaran berbasis computer, dalam prosesnya memerlukan dukungan fasilitas yang akan digunakan, seperti kesiapan computer dan kesiapan seluruh perangkat pembelajaran yang diperlukan. Beberapa fasilitas yang ada pada program net op school yang digunakan oleh dosen dalam meningkatkan keefektifan proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) menampilkan seluruh computer yang terdaftar dalam kelas secara detail. 2) dengan fasilitas ini, maka dosen bisa menampilkan dan melakukan pengawasan terhadap aktivitas setiap siswa terkait dengan penggunaan computer, karena pada layar monitor dosen bisa tampilkan seluruh tampilan monitor dari setiap siswa. 3) menampilkan mahasiswa dalam bentuk icon-icon. Sama halnya dengan fasilitas di atas, fasilitas ini lebih rinci lagi menampilkan icon setiap computer yang digunakan oleh mahasiswa. 4) menampilkan seluruh laar mahasiswa yang berada dalam satu kelas dalam bentuk thumbnail secar alangsung dengan melihat dalam view ini dosen bisa memonitor segala hal yang mahasiswa lakukan di tuang computer. 5) mendemonstrasikan tampilan desktop
mahasiwa ke semua laar monitor mahasiswa. 6) mendapatkan perhatian dari sebagian/seluruh mahasiswa. Attation juga mengunci keyboard, mouse dan layar mahasiswa. Fasilitas ini digunakan oleh dosen apabila ada mahasiswa yang melakukan aktivitas –aktivitas lain melalui computer yang digunakannya, maka dosen memerikan penringatan melalui pesan yang disampaikan kepada mahasiswa yang bersangkutan yang akan tampil pada layar monitornya. 7) mengambl alih control/kendali terhadap computer mahasiswa, jika ada salah satu mahasiswa yang setelah kita beri peringatan masih membandel, kita bisa mengambil alih computer mahasiswa tersebut. 8) mengambil dan membagikan file dari computer mahasiswa. Dengan memanfaatkan fasilitas-faslitas di atas, maka proses pembelajaran dapat berjalan secara efekti. Keefektfian pembelajaran juga dapar tercipat dengan dilakukannya pengawasan terhadap mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran dan mengerjakan sal prakteknya. PEngawasan ini bisa dilakukan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan memanfaatkan software net op school dalam proses pembelajaran, maka dosen dapat melakukan pengawasan secara efektif. Pengawasan ini penting dilakukan karena kalau tida, maka mahasiswa akan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang dapat menganggu proses pembelajaran. KESIMP\ULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: PEmanfaatan media dalam hal ini adalah software net op school digunakan oleh dosen dalam proses pembelajaran mata kuliah pembelajaran berbasis computer pada jurusan KTP FIP UNM telah dilakukan oleh dosen secara efektif. Keefektifan tersebut dilihat dari setiap tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu keefektifan proses pembelajaran dilihat dari akativitas belajar setiap mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajharan. Pemanfaatan software net op school dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada saat setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan software net op school, maka hasil belajar mahasiswa semakin meningkat pada mata kuliah pembelajaran berbasis computer di jurusan KTP FIP UNM. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan sara-saran sebagai berikut. Bagi guru/dosen diharapkan agar senatiasa memikirkan berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengefektifkan proses pembelajaran yang dilakukan, misalnya dengan memanfaatkan media pembelajaran. Diharapkan guru/dosen khususnya yang mengajarkan mata pelajaran ataupun mata kuliah yang tekait dengan kemampuan atau kompetensu tentang computer, diharapkan untuk menggunakan software tertentu untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran, misalnya software net op school. Kepada kepala sekolah atau kepada pengambil kebijakan pada
setiap institus/lembaga pendidikan, agar senantiasa melengkapi sarana dan prasarana yang langsung terkait atau berhubungan dengan proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Amir Achsin. 1986. Media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang. Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Haling Abdul, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: BAdan Penerbit UNM. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Nurkancana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Oemar Hamalik. 1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional, Komputerisasi, Infomasi, Edukasi. Bandung: Mandar Maju. Porwadarminta. 1989. Kamus Umum ahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. Roetiyah, N.K. 1982. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara. Syamsu Mappa. 1977. Aspirasi PEndidikan, Lingkungan Sosial dan Prestasi Belajar. Jakarta: Badan Penerbit UNM. Tirtarahardja. 1994. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.