iAccounTax
PASAR MODAL SYARIAH Pengantar Investasi Sukuk Saham Syariah Reksa Dana Syariah, EBA, RDPT, DIRE
Perencanaan Keuangan IKNB syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
SAHAM SYARIAH
IKNB syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP & STRUKTUR PASAR MODAL
KONSEP PASAR MODAL SYARIAH WASPADA INVESTASI & PERLINDUNGAN KONSUMEN
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP & STRUKTUR PASAR MODAL
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Pasar Tradisional vs Pasar Modal
Vs
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Pengertian Pasar
Suatu sistem untuk memenuhi permintaan dengan memberikan penawaran dalam suatu transaksi dan menyelesaikan transaksi tersebut dengan menyerahkan suatu barang/jasa.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Konsep Umum Pasar Modal
Pasar Modal
Sumber Pendanaan Perusahaan
Konvensional
Sarana Investasi
Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Ruang Lingkup
Pasar Perdana (Penawaran Umum)
Pasar Sekunder (Pedagangan Efek) Perusahaan Efek (Perantara Pedagang Efek)
Profesi Penunjang; Wali Amanat; Perusahaan Efek (PEE, MI); Bank Kustodian.
Penerbit Efek Syariah
Investor
Investor
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Investor
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Struktur Pasar Modal
OJK
PELAKU PASAR
SRO
Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (BEI)
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Perusahaan Efek
Lembaga Penunjang
Profesi Penunjang
Emiten
Penjamin Emisi
Kustodian
Akuntan
Reksa Dana
Perantara Pedagang Efek (PPE)
Badan Administrasi Efek (BAE)
Konsultan Hukum
Manajer Investasi
Wali Amanat
Penilai
Pemeringkat Efek
Notaris Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)
INVESTOR Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Self Regulatory Organization (SRO)
SRO
Bursa Efek Indonesia (BEI)
•
•
Menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien. Menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota Bursa Efek.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Memberikan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transakasi Efek: • penyimpanan Efek dalam bentuk elektronik, • administrasi Rekening Efek, • distribusi hasil Coorporate Action, dan • jasa lainnya.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
•
•
Melaksanakan kliring dan penjaminan transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Menjamin penyerahan secara fisik baik saham maupun uang.
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Perusahaan Efek “Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi” (Pasal 1 angka 21 UU PM No. 8 Tahun 1995)
Perusahaan Efek
• Penjamin Emisi Efek
Perantara Pedagang Efek
•
Pihak yang membantu Emiten dalam melakukan penawaran umum. Best effort / full commitment
Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain
Pihak yang mengelola portofolio Efek atau investasi kolektif untuk sekelompok nasabah Manajer Investasi
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Lembaga Penunjang
Wali Amanat
Kustodian
• Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang dan sukuk • Dapat dilakukan oleh Bank Umum • Wajib terdaftar dahulu di OJK
• Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek • Dapat dilakukan oleh Bank Umum • Wajib terdaftar dahulu di OJK
Pemeringkat Efek
Biro Administrasi Efek (BAE)
• Melakukan kegiatan pemeringkatan atas Efek bersifat utang, sukuk, EBA, dll. • Wajib terdaftar dahulu di OJK
• Pihak yang melaksanakan pencatatan dan pembagian hak terkait dengan Efek • Wajib terdaftar dahulu di OJK
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Profesi Penunjang
Akuntan Publik Ahli Syariah Pasar Modal
Notaris Profesi Penunjang
Penilai
Konsultan Hukum
Profesi Penunjang wajib: • Terdaftar di OJK • Taat kode etik dan standar profesi • Memberikan pendapat atau penilaian secara profesional dan independen • Menyampaikan laporan ke OJK • Mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Emiten dan Perusahaan Publik UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995
Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP PASAR MODAL SYARIAH
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Pasar Modal Syariah
Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi di pasar modal yang terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Hukum Asal Fikih Muamalah
Fiqih Ibadah
Muamalah
•Mengatur hubungan manusia dengan Allah Subhana Wa Ta’ala •Semua TIDAK BOLEH dilakukan KECUALI yang ada perintah atau ketentuannya
•Mengatur hubungan antara sesama manusia •Semua BOLEH dilakukan KECUALI jelas ada larangannya
Prinsip Syariah di Pasar Modal
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Landasan Peraturan
Pasar Modal Syariah
POJK NO.15
Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal
POJK NO.16
POJK NO.17
Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)
Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah berupa Saham oleh Emiten dan PP Syariah
POJK NO.18
Penerbitan dan Persyaratan Sukuk
POJK NO.19
POJK NO.20
POJK NO.53
II.K.1
Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah
Penerbitan dan Persyaratan Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
Akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES)
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Produk di Pasar Modal
Saham • Kepemilikan atas perusahaan • Berkelanjutan
Keuntungan (tinggi) • Dividen • Capital Gain Risiko (tinggi) • Capital loss • Bangkrut
Obligasi • Kepemilikan atas surat utang • Ada jatuh tempo Keuntungan (medium) • Bunga • Capital Gain Risiko (medium) • Capital loss • Bangkrut
Sukuk
Reksadana
Derivatif
• Kepemilikan atas underlying asset • Ada jatuh tempo
• Wadah kepemilikan bersama atas kumpulan efek Berkelanjutan
• Efek turunan • Contoh: Option, Future, SWAP, Waran
Keuntungan (medium) • Fee / Bagi Hasil • Capital Gain
Keuntungan (rendah - tinggi) • Capital Gain
Keuntungan (tinggi) • Capital gain Hedging / Spekulatif
Risiko (medium) • Capital loss • Bangkrut
Risiko (rendah tinggi) • Capital loss • Bangkrut
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Risiko (tinggi) • Capital loss • Bangkrut
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Produk di Pasar Modal
Kepemilikan Saham Perusahaan
HMETD, Waran, Forward, Swap, Option dll
(Deviden, Hak Suara, Capital Gain)
Kepemilikan Surat Utang / Sukuk
Produk untuk Investor Ritel berinvestasi di Produk pasar modal
(Sbg Kreditor, Bunga, Bagi Hasil/ Fee)
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Sekuritisasi Aset (Piutang KPR, KPA, KPM)
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Layanan di Pasar Modal
23
Penjamin Emisi (Underwriter)
14 Bank Kustodian
34 Manajer Investasi
2 Bank syariah sbg account administrator
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
9 Sharia Online Trading System (SOTS)
4 Penerbit Daftar Efek Syariah (DES)
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Ahli Syariah Pasar Modal DEFINISI AHLI SYARIAH PASAR MODAL (ASPM) a) Definisi ASPM
pasal 1 angka 1
pasal 1 angka 2
•
Orang perseorangan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah; atau • Badan usaha yang pengurus dan pegawainya memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah, yang memberikan nasihat dan/atau mengawasi pelaksanaan penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal dalam kegiatan usaha perusahaan dan/atau memberikan pernyataan kesesuaian syariah atas produk atau jasa syariah di Pasar Modal
b) Definisi Dewan Pengawas Syariah. Dewan yang bertanggung jawab memberikan nasihat dan saran serta mengawasi pemenuhan Prinsip Syariah di Pasar Modal terhadap Pihak yang melakukan Kegiatan Syariah di Pasar Modal.
pasal 1 angka 3
c) Definisi Tim Ahli Syariah. Tim Ahli Syariah adalah tim yang bertanggung jawab terhadap kesesuaian syariah atas produk atau jasa syariah di Pasar Modal yang diterbitkan atau dikeluarkan perusahaan.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Ahli Syariah Pasar Modal KETENTUAN TERKAIT PERSYARATAN PERIZINAN (Pasal 2 dan Pasal 3) Badan Usaha
Perorangan a. Integritas; dan
a. Integritas; dan
b. Kompetensi: 1) Pendidikan Minimal S1/Sederajat
b. Kompetensi: 1) Memiliki minimal satu orang pengurus dan satu orang pegawai berizin ASPM
2) Memiliki sarana yang menunjang kegiatan pemberian nasihat dan pengawasan pelaksanaan penerapan prinsip syariah di Pasar Modal
2) Memiliki pengetahuan bidang Pasar Modal:
a) berdasarkan sertifikat dari lembaga rekomendasi KSK; b) Berizin sbg WPPE, WPEE, WMI; atau
c) Berpengalaman kerja di bidang PM. 3) Memiliki pengetahuan syariah muamalah; dan 4, Memiliki rekomendasi dari DSN-MUI
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Ahli Syariah Pasar Modal KETENTUAN TERKAIT TATA CARA PENDAFTARAN (Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6)
Dokumen permohonan izin ASPM (sesuai POJK ASPM)
diajukan
Ya
OJK (DLPM)
Izin ASPM 5 tahun
(Maks 45 hr kerja sejak diajukan)
(permohonan diterima)
Tidak
Izin ASPM 5 tahun (permohonan diterima)
Dokumen revisi (45 hari telah SP)
Revisi diajukan
Surat pemberitahuan kepada pemohon Revisi tidak diajukan
Gagal
Keterangan: • Dalam rangka memproses permohonan izin ASPM, OJK berwenang melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen dan/atau meminta keterangan kepada pemohon.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Ahli Syariah Pasar Modal KETENTUAN TERKAIT MASA BERLAKU DAN PERPANJANGAN IZIN (Pasal 7 - Pasal 13) Izin ASPM 5 tahun (berakhir)
Dokumen Perpanjangan izin ASPM (sesuai POJK ASPM)
Paling cepat 90 hari sebelum
izin berakhir
OJK (DLPM) (Maks 21 hr kerja sejak diajukan)
Ya
Tidak
Izin ASPM 5 tahun (perpanjangan diterima)
Surat pemberitahuan kepada pemohon
Keterangan: • Izin ASPM tidak berlaku jika: a. Masa berlaku telah berakhir; b. Setelah masa berlaku berakhir, persetujuan perpanjangan izin belum diberikan OJK, meskipun permohonannya telah diserahkan ke OJK; c. Dicabut oleh OJK; atau d. Bubarnya badan usaha • Apabila masa berlaku izin ASPM telah berakhir namun permohonan perpanjangan izin telah disampaikan ke OJK, izin ASPM tidak berlaku hingga terdapat persetujuan perpanjangan izin dari Otoritas Jasa Keuangan
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)
1. Mengikuti sertifikasi ASPM
Sertifikasi ASPM*
Lembaga yang diakui OJK
Calon ASPM 2. Mengajukan permohonan rekomendasi ASPM
3. Mengajukan permohonan izin ASPM
Rekomen dasi ASPM
Surat Izin ASPM
DSN - MUI
*) Sertifikasi ASPM terdiri: 1. Sertifikasi bidang PM diberikan oleh lembaga atas rekomendasi Komite Standar Keahlian (KSK). 2. Sertifikasi bidang syariah muamalah diberikan oleh lembaga yang diakui OJK. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
ASPM
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Roadmap Pasar Modal Syariah Penguatan Pengaturan atas Produk, Lembaga, dan Profesi terkait Pasar Modal Syariah
Peningkatan Supply dan Demand atas Produk dan Jasa Pasar Modal Syariah Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Pasar Modal Syariah
Promosi dan Edukasi Pasar Modal Syariah
Koordinasi dan Sinergi Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah dengan Regulator Terkait Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
28
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
WASPADA INVESTASI & PERLINDUNGAN KONSUMEN
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Perlindungan Konsumen • • • •
Maraknya penghimpunan dana yang dilakukan oleh perusahaan tidak berizin Potensi kerugian ketika imbal hasil yang dijanjikan menunjukkan gejala tidak dibayarkan OJK memiliki keterbatasan karena perusahaan terkait tidak di bawah pengaturan dan pengawasan OJK Memerlukan koordinasi terus menerus dengan regulator lain dan penegak hukum
Preventif
Represif
a) Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi, termasuk mewaspadai tawaran investasi illegal b) Sharing knowledge dengan penegak hukum dan regulator di daerah c) Himbauan secara rutin : Legalitas Perusahaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bukan izin penghimpunan dana Waspada terhadap imbal hasil yang sangat tinggi dalam waktu singkat Keberadaan Satgas Waspada Investasi
Pengaduan, termasuk investasi ilegal
dilakukan melalui satu pintu (FCC)
Law Enforcement Meningkatkan efektifitas Satgas Waspada
Investasi
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Layanan Konsumen
Konsumen & Masyarakat Permintaan Info, Penyampaian Informasi, & Pengaduan
Trackable, Traceable
Kantor Regional & Kantor OJK Meneruskan, input, monitor, update
Pelaku Usaha Jasa Keuangan
Verifikasi Administratif
Meneruskan, input, monitor, update
Bidang Pengawasan • Perintah Tertulis • Pemeriksaan dan penyidikan Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Verifikasi Lanjutan
Fasilitasi Sengketa Penerusan ke instansi terkait
Dugaan Pelanggaran Peraturan
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Layanan Pengaduan
Telepon
Alamat Surat
1500 - 655 (OJK) Faksimili
(021) 386 - 6032 Surat Elektronik
[email protected] Form Pengaduan Online
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Menara Radius Prawiro Lantai 2 Komplek Perkantoran Bank Indonesia Jl. M. H. Thamrin No. 2
Sikapiuangmu.ojk.go.id
Jakarta
Jam operasional : 08.00 s/d 17.00 WIB Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Daftar Investasi Diragukan Aspek Legalitasnya
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Daftar Kegiatan/Perusahaan yang Diduga Melakukan/Menawarkan Kegiatan Investasi Namun Diragukan Aspek Legalitasnya Arising Wealth Management Aucklandfarm.com BMA21.com Boss Venture Brent Properties Bringintama Cakra Buana Sukses Crown Capital Management CV Anugerah Tekstil CV Berkah Mandiri CV Cahaya Mulya CV Dinamitra Barokah CV Indotronik CV Panenmas CV Smartline infotech Cyberprast Duta Bussiness school Equity World Futures Exness Trading Feature Galeria
Terdaftar atau tidak ? NA NA NA NA NA NA KemenkumHAM NA NA NA NA NA NA NA NA NA Kementerian Perdagangan BAPPEBTI NA NA
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Jenis Investasi Investasi Uang Investasi Uang Investasi Valas Investasi Online Promissory Note Investasi Uang Investasi Emas Investasi Saham Luar Negeri Investasi Pakaian Investasi Emas Investasi Pakaian Investasi Emas Investasi Pulsa Investasi produk pertanian Investasi produk peralatan elektronik Investasi Emas Tabungan Investasi Profesi Syariah ( TIPS ) Investasi Berjangka Investasi Valas Investasi Emas
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Terima Kasih Wassalamualaikum Wr Wb Direktorat Pasar Modal Syariah – Otoritas Jasa Keuangan Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lt. 2 Jl. Lapangan Banteng Timur No 2 – 4 Jakarta 10710
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
SAHAM SYARIAH
IKNB syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Sukuk: Konsep, Regulasi dan Praktik Aspek Syariah terhadap Sukuk
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
SUKUK: KONSEP, REGULASI & PRAKTIK
Pengertian & Karakteristik
Perbedaan & Persamaan
Jenis Sukuk
Contoh Skema sukuk korporasi
Regulasi
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP & IMPLEMENTASI SUKUK
Pengertian Sukuk Berdasarkan Harafiah Asal Kata ‘SUKUK’
Bahasa Parsi ‘JAK’
Diserap ke bahasa Arab menjadi َّصك َ (SAKK)
Bentuk Jamak menjadi ص ُك ْوك ُ (SUKUK)
Yang berarti ‘Sertifikat’/ ‘Bukti Kepemilikan’ / ‘Bagian Penyertaan’ Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Pengertian dan Karakteristik Sukuk
Pengertian
Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share), atas aset yang mendasarinya.
Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
Karakteristik
Memerlukan adanya underlying asset dalam penerbitan Merupakan bukti kepemilikan atas underlying asset Imbal hasil (return) yang diberikan berupa upah/sewa (ujrah), selisih harga lebih (margin), dan bagi hasil, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir Penggunaan dana harus sesuai dengan prinsip syariah Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Underlying Asset Sukuk Underlying Asset Sukuk adalah asset yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang akan menjadi dasar dalam penerbitan Sukuk.
Underlying Asset dapat berupa: Aset berwujud tertentu Nilai manfaat atas aset berwujud Jasa yang sudah maupun yang akan ada
Aset proyek tertentu
Kegiatan investasi yang telah ditentukan
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Penerbitan Sukuk Investor Menyerahkan dana Sukuk
EMITEN
Rp
Terbitkan Surat berharga
Aset/Proyek
INVESTOR
Sukuk
Rp
Emiten memberikan imbal hasil dan mengembalikan dana Sukuk
Aset yang mendasari penerbitan sukuk:
• Penyertaan pd Proyek • Sewa menyewa • Jual beli Catatan: Saat ini, penerbitan sukuk korporasi di Indonesia baru menggunakan Akad Ijarah dan Mudharabah. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Perbedaan Sukuk dan Obligasi
Sukuk
Obligasi
Kepemilikan bersama atas suatu aset/manfaat atas aset/jasa/proyek/investasi tertentu Klaim kepemilikan atas aset/manfaat atas aset/jasa/proyek/investasi tertentu Penggunaan dana hanya untuk kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Bagi hasil, fee atau ujrah, margin Perlu
Prinsip Dasar Klaim
Pengguna Dana Imbal Hasil Underlying Asset
Utang piutang antara penerbit obligasi dan investor Klaim piutang kepada penerbit Tidak terbatas pada kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Bunga Tidak Perlu
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Regulasi Terkait Penerbitan Sukuk
1.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal
2.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.04/2015 tentang Ahli Syariah Pasar Modal
3.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk
4.
Peraturan IX.A.14 tentang Akad-Akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah
5.
Peraturan lain yang terkait Penawaran Umum
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Jenis Sukuk
Sukuk Berdasarkan Akad
Sukuk Berdasarkan Penerbit
Sukuk Berdasarkan Underlying Asset
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Jenis Sukuk Pembagian Sukuk Berdasarkan Akad sesuai Sharia Standard No 17 AAOIFI
AAOIFI (The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Jenis Sukuk
Sukuk Berdasarkan Penerbit
Sukuk Berdasarkan Underlying Asset
Sukuk Korporasi
Asset Based Sukuk
Sukuk Negara Sukuk Daerah
Asset Backed Sukuk
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Skema Sukuk Korporasi dengan Akad Ijarah Variasi Skema Sukuk Korporasi: Ijarah Contoh Skema Sukuk Ijarah Untuk Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi 5.Cicilan + sisa fee ijarah
Investor
Ijarah, emiten menerbitkan sukuk ijarah, dan investor menyerahkan dana sukuk ijarah
2.Wakalah
Emiten mewakili Investor (Pemberi Sewa)
4. Pembayaran sewa
1. Pengalihan manfaat objek ijarah
3. Menyewakan kepada pihak ketiga
Emiten sebagai Pemilik Objek Ijarah (Penerbit) Objek *) Ijarah
Pihak ketiga (Penyewa)
Keterangan: *) Objek ijarah yang dijadikan underlying dalam penerbitan sukuk berupa fixed asset milik emiten yang sudah ada dengan jenis aset dan spesifikasi yang jelas. Contoh objek ijarah: - Kapal Tanker, dengan bobot mati tertentu; - Jaringan Listrik, dengan jenis, nilai, dan spesifikasi tertentu; - Bangunan, yang berfungsi sebagai mall; - Sirkit, dengan kapasitas tertentu.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Skema Sukuk Mudharabah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
ASPEK SYARIAH TERHADAP SUKUK
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
SUKUK
Sukuk berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata صكdengan bentuk jamaknya (plural) adalah صكوك, yang berarti ‘certificate’. Dalam Sharia Standar yang dikeluarkan oleh AAOIFI, sukuk diartikan sebagai Investment Sukuk()صكوك اإلستثمار, yang berarti sertifikat yang merepresentasi kepemilikan atas aset atau manfaat.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Akad dalam Sukuk
Mudharabah Musyarakah Murabahah Salam Istishna Ijarah
Wakalah bil Ististmar ??
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Jenis Sukuk berdasarkan Akad
1
IJARAH
ISTISHNA
Akad antara pihak pemberi sewa dan pihak penyewa untuk memindahkan hak guna atas suatu obyek ijarah yang dapat berupa manfaat barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa atau upah tanpa diikuti perpindahan kepemilikan obyek ijarah itu sendiri
2
Akad antara pihak pemesan/pembeli dalam pihak pembuat/penjual untuk membuat obyek Istishna yang dibeli oleh pihak pemesan/pembeli dengan kriteria, persyaratan, dan spesifikasi yang telah disepakati kedua belah pihak
KAFALAH Akad antara pihak penjamin dan pihak yang dijamin untuk menjamin kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain.
3 MUDHARABAH Akad kerjasama antara pihak pemilik modal dan pihak pengelola usaha dengan cara pemilik modal menyerahkan modal dan pengelola usaha mengelola modal tersebut dalam suatu usaha
4
5
WAKALAH Akad antara pihak pemberi kuasa dan pihak penerima kuasa dengan cara pihak pemberi kuasa memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu
MUSYARAKAH Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih dengan cara menyertakan modal baik dalam bentuk uang maupun bentuk asset lainnya untuk melakukan suatu usaha
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
6
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Asset Based vs. Asset Backed
• Asset based sukuk: the sukuk holders rely on the obligor for the principal and return, in the same way as they would under corporate bond issue have no legal recourse to the underlying asset. • Asset backed sukuk: sukuk holders rely on the asset of the sukuk issuer for the security sukuk holders’ claims are secured by the ownership of the underlying aseet.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
UNDERLYING ASSET SUKUK)
Underlying Asset Sukuk adalah asset yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang akan menjadi dasar dalam penerbitan Sukuk: Underlying asset dapat berupa: Fixed Assets Manfaat Asset
Proyek
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
UNDERLYING ASSET SUKUK) WHY
1. Membedakan Sukuk dengan Surat Hutang 2. Pendapatan yang dihasilkan Sukuk berasal dari income stream underlying-nya. 3. Terbebas dari Riba: Karena setiap kelebihan dari hutang adalah riba كل قرض جر منفعة فهو ربا
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Fatwa Terkait Sukuk
• Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah • Fatwa DSN-MUI Nomor 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah • Fatwa DSN-MUI Nomor 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah • Fatwa DSN-MUI Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara • Fatwa DSN-MUI Nomor 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara • Fatwa DSN-MUI Nomor 95/DSN-MUI/VII/2004 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Wakalah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Fatwa Terkait Sukuk (2)
• Fatwa Dewan Syariah Nasional No.95 tentang SBSN Wakalah
• Ketetapan Dewan Syariah Nasional - MUI No. 01/DSN-MUI/III/2012 • Ketetapan Dewan Syariah Nasional - MUI No. 01/DSN-MUI/III/2012 tentang Kriteria Proyek Sesuai dengan Prinsip Syariah.
• Fatwa Dewan Syariah Nasional No.69 tentang SBSN • Fatwa Dewan Syariah Nasional No.70 tentang Metode Penerbitan SBSN
• Fatwa Dewan Syariah Nasional No.71 tentang Sale and Lease Back • Fatwa Dewan Syariah Nasional No.72 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back
• Fatwa Dewan Syariah Nasional No.76 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PERJANJIAN PERWALIAMANATAN SUKUK
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk tidak berbeda dengan Perwaliamantan Obligasi Konvensional Biasa. Terdapat tambahan tentang Sukuk dalam satu Bab. Prospektus Sukuk dapat dijadikan satu dengan prospektus konvensional dan tidak perlu dibuat terpisah karena syariah tidak mensyaratkan demikian.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Features of Common Sukuk Structure (1)
Sukuk Structure
Explanation
Sukuk holders
Return -- Contractual Recovery of principal expected
Murabahah
Sukuk holders via a trustee sell asset to the obligor on a deferred basis
Owners of debt (sales receivable)
Profit from sale of assets ---Yes
Salam
Sukuk holders buy commodity on forward basis
Owners of commodity to be delivered in the future (debt in kind)
Profit earned when commodity sold to third party upon delivery --Yes
Istishna’
Sukuk holders construct/manufacture aseet and sell it to obligor
Owners of debt (receivable via sale of asset under construction)
Profit from sale -- Yes
Ijarah
Sukuk holders lease asset to obligor
Owners of leased asset/usufruct
Rental of asset --- by control of asset/purchase undertaking
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Features of Common Sukuk Structure (2)
Sukuk Structure
Explanation
Sukuk holders
Return -- Contractual Recovery of principal expected
Musyarakah
Sukuk holders and obligor are both capital providers and become partners in a venture
Owners of the underlying asset of venture
Income generated from asset/venture ---- No
Mudharabaha
Sukuk holders are capital providers to obligor in a business venture
Owners of the underlying asset of venture
Income generated form asset/venture ---- No
Wakalah/ Agency Sukuk
Sukuk holders are principals/ grantor; obligor is investment agent
Owner of investment undertaken by agent
Income generated form investment ---- No
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
SAHAM SYARIAH
IKNB syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PENGERTIAN SAHAM SYARIAH
Saham Syariah Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan yang kegiatan usaha dan pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PENGERTIAN SAHAM SYARIAH
Bagaimana Saham dapat disebut sebagai Efek Syariah?
• Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang secara aktif mendeklarasikan sebagai perusahaan syariah, sebagaimana tertuang dalam anggaran dasarnya. • Saham yang diterbitkan oleh perusahaan tidak menyatakan sebagai perusahaan syariah dalam anggaran dasarnya, namun perusahaan tersebut memenuhi kriteria syariah, sehingga sahamnya ditetapkan sebagai efek syariah oleh OJK/pihak penerbit Daftar Efek Syariah (DES). Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
SAHAM SYARIAH
Saham Syariah
Emiten/PP Aktif
Emiten/PP Pasif
Ditelaah sesuai Peraturan No. IX.A.13
Ditelaah sesuai Peraturan No.II.K.1
Saham Emiten/PP yang sesuai Peraturan No.II.K.1 / IX.A.13 akan dimasukkan ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
DAFTAR EFEK SYARIAH
DEFINISI:
PENGGUNA DES:
kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan oleh OJK atau Pihak yang mendapat persetujuan dari OJK
Bursa: JII dan ISSI Reksa Dana Syariah Asuransi Syariah Dana Pensiun Syariah Investor berbasis syariah
PENERBIT DES:
WAKTU PENERBITAN: DES yang diterbitkan oleh OJK: Periodik: Mei dan Nov Efektif: 1 Juni dan 1 Des Insidentil
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Otoritas Jasa Keuangan Pihak Penerbit DES yang telah mendapatkan persetujuan dari OJK
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
DAFTAR EFEK SYARIAH
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
FATWA TERKAIT SAHAM SYARIAH
1. Fatwa DSN-MUI Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal 2. Fatwa DSN-MUI Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip
Syariah dalam mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek 3. Fatwa DSN-MUI Nomor 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah. 4. Fatwa DSN-MUI Nomor 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah 5. Fatwa DSN-MUI Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah
6. Fatwa DSN-MUI Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
STUDI KASUS PENELAAHAN SAHAM SYARIAH Sebuah perusahaan PT XYZ Tbk. bergerak di bidang perhotelan.
Perusahaan ini melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2011 dan menerima surat pernyatan efektif dari OJK (d/h
BAPEPAM-LK) Anggaran dasar perusahaan tidak menyebutkan kegiatan usaha perusahaan
berdasarkan
prinsip
syariah.
Namun
hanya
mencantumkan kegiatan terkait jasa perhotelan. Untuk mengetahui saham perusahaan tersebut termasuk atau tidak termasuk efek syariah, Otoritas Jasa Keuangan melakukan telaah terhadap laporan keuangan perusahaan PT XYZ Tbk. sebagai berikut: EKUITAS
LIABILITAS / KEWAJIBAN
ASET / KEKAYAAN
Modal saham
15,000 Utang Bank
6,000
Kas dan Setara Kas
Tambahan modal disetor
10,000 Utang Bank Syariah
8,500
Piutang usaha
25,000
5.500
Biaya dibayar di muka
12,000
Sukuk
6,500
Investasi
10,000
Utang Pajak
1,500
Aset lain
7,000
28,000
Total Aset
55,000
Laba ditahan
Total Ekuitas
7,000 Obligasi
32,000 Total Liabilitas
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
6,000
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
STUDI KASUS PENELAAHAN SAHAM SYARIAH Laporan Laba Rugi
Informasi dari Kuesioner
Pendapatan usaha
23,000
Pendapatan bunga
5,500
Beban Pokok penjualan
13,000
Pendapatan keuangan
3,000
Pendapatan Lain-lain
Laba (rugi) bersih
Penjualan makanan yang mengandung
500
babi Penjualan minuman non halal
350
Penjualan rokok
400
500
4,000
Pembahasan studi kasus: 1) Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha adalah perhotelan. Secara konsep, kegiatan perhotelan tidak bertentangan dengan prinsip syariah karena memberikan layanan kepada masyarakat. Namun demikian, pada umunya perusahaan perhotelan memiliki pendapatan non halal dari penjualan makanan dan minuman non halal. Perhitungan pendapatan non halal akan dihitung dalam rasio pendapatan non halal.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
STUDI KASUS PENELAAHAN SAHAM SYARIAH
2. Rasio total utang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45% Pada laporan keuangan perusahaan di atas, dapat diketahui bahwa: Total utang berbasis bunga
Utang Bank
6,000
Obligasi
5.500
Total
11,500
Rasio total utang berbasis bunga =
Total Utang Berbasis Bunga Total asset
11,500
= 55,000 = 20.91 %
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
STUDI KASUS PENELAAHAN SAHAM SYARIAH 3. Rasio total pendapatan bunga dan pendapatan non halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% Total pendapatan bunga dan pendapatan non halal lainnya Pendapatan bunga
5,500
Penjualan makanan yang mengandung babi
500
Penjualan minuman non halal
350
Penjualan rokok
400 Total
Rasio
total
pendapatan
bunga
dan
Total Pendapatan Bunga dan Pendapatan Non Halal lainnya Total Pendapatan
6,750
pendapatan
non
halal
lainnya
=
6750
= 23000 = 28.26 %
Kesimpulan: Berdasarkan hasil telaah di atas, PT XYZ Tbk. tidak memenuhi kriteria sebagai saham syariah karena rasio total pendapatan bunga dan pendapatan non halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan lebih dari 10%. Oleh karena itu, maka saham yang telah diterbitkan
oleh PT XYZ Tbk. tidak termasuk dalam Daftar Efek Syariah. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
BERTRANSAKSI SAHAM SYARIAH DI SOTS
Membuka Rekening Efek
Transaksi sendiri dg online system
Transaksi oleh broker Perusahaan Efek
*Minimal pembelian: 1 lot (100 lembar) Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
BERTRANSAKSI SAHAM SYARIAH DI SOTS
Scripless
Warkat Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
RUPS Contoh Konfirmasi Tertulis untuk Rapat Umum Pemegang Saham (KTUR)
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
RUPS
Contoh Konfirmasi Tertulis untuk Rapat Umum Pemegang Saham (KTUR)
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
MEKANISME TRANSAKSI
• Transaksi jual-beli efek harus melalui perusahaan pialang (broker) • Perusahaan pialang akan bertindak sebagai pembeli dan penjual • Aktivitas jual beli saham dilakukan perusahaan pialang melalui Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
INPUT ORDER
• Merupakan menu yang disediakan bagi pengguna untuk melakukan order beli/jual. • Cara menggunakan: masukan kode saham, harga, dan kuantitas
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
ORDER BOOK
Antrian order jual/beli diurutkan berdasarkan harga terbaik
Harga beli tertinggi pada urutan pertama
Harga jual terendah pada urutan pertama
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
RUNNING TRADE
Menampilkan seluruh transaksi perdagangan terakhir yang telah terjadi di bursa Time Waktu terjadinya transaksi Price Harga Saham Chg
Perubahan harga saham
Lot
Jumlah lot
BT
Broker Pembeli (Domestik/Foreign)
B
Broker Pembeli
S
Broker Penjual
ST
Broker Penjual (Domestik/Foreign)
Val
Value transaksi
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
BIAYA TRANSAKSI SAHAM
Pada Bursa Efek Indonesia besarnya biaya komisi transaksi untuk pialang maksimal adalah 1% dari nilai transaksi jual/beli, dengan rincian sebagai berikut:
TRANSAKSI BELI Komisi untuk broker Biaya transaksi bursa: 0,03% dari nilai transaksi PPN 10% dari komisi Setoran jaminan untuk KPEI: 0,01%
TRANSAKSI JUAL Komisi untuk broker Biaya transaksi bursa: 0,03% dari nilai transaksi PPN 10% dari komisi Setoran jaminan untuk KPEI: 0,01% Pajak penghasilan (final) Pada umumnya transaksi BELI dikenai fee 0,3% dan transaksi JUAL dikenai fee 0,4% 0,1% dari nilai transaksi Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
BIAYA TRANSAKSI SAHAM
CONTOH: Fee BELI 0,3% dan JUAL 0,4%, 1 Lot = 100 lembar 1. Jika seorang investor membeli saham TLKM sebanyak 1 Lot di harga Rp 3.350 per lembar, berapa jumlah dana yang harus dibayar? 2. Jumlah seorang investor menjual saham TLKM sebanyak 1 Lot di harga Rp 3.350 per lembar, berapa jumah dana yang diterima? PERHITUNGAN: 1. Dana yang harus dibayar = (1+0,003) x 100 x Rp 3.350 = Rp 336.005 2. Dana yang akan diterima = (1-0,004) x 100 x Rp 3.350 = Rp 333.660
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
DASAR ANALISIS SAHAM
Analisis Fundamental
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Analisis Teknikal
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis fundamental akan melihat kinerja perusahaan dalam periode tertentu dan melakukan valuasi atas prospek kinerja di masa yang akan datang. Sumber utama analisis fundamental adalah melalui laporan keuangan yang dirilis tiap kuartal.
Analisis Fundamental
Beberapa hal utama yang menjadi perhatian: Sales Growth, Net Profit Growth, PER, BVPS, PBV, ROA, ROE, EV/EBITDA, Debt/Equity
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
ANALISIS FUNDAMENTAL
Rasio Keuangan dalam Analisis Fundamental • • • • • •
P/E Ratio = Harga saham/pendapatan per saham BVPS = Total ekuitas/jumlah saham beredar PBV = Harga saham/Book Value per share ROA = Laba setelah pajak/Total Aset ROE = Laba setelah pajak/Total Ekuitas EV/EBITDA = (Kapitalisasi pasar+hutang-kas)/Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi • Debt/Equity = Hutang/Modal
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PRICE TO EARNING RATIO Jumlah Saham Beredar 100.8 miliar lembar Harga Saham Rp 2.865 Penghitungan P/E Ratio
EPS = 14.638 : 100,8 = Rp 145,22 P/E = 2.865 : 145,22 = 19,73 x
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PRICE TO BOOK VALUE PER SHARE Jumlah Saham Beredar 100.8 miliar lembar Harga Saham Rp 2.865 Penghitungan PBV
BVPS = 86.125 : 100,8 = Rp 854,41 PBV = 2.865 : 854,41 = 3,35 x
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
RETURN ON ASSET & RETURN ON EQUITY
ROA = 14.638 : 140.895 ROE = 14.638 : 86.125 = 10,39% = 17% Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
ENTERPRISE VALUE / EARNING BEFORE INTEREST Tax Depreciation & Amortization EV/EBITDA 2014 EV = 288.792+7.709 +15.743-20.469 = 291.775 EV/EBITDA = 291.775 : 51.665 = 5,65
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
ENTERPRISE VALUE / EARNING BEFORE INTEREST Tax Depreciation & Amortization
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
ANALISIS TEKNIKAL
Analisis teknikal memberikan penekanan pada harga saham secara historis. Analisis teknikal akan melihat trend dan mencari sinyal-sinyal dari pergerakan harga dan volume saham. Analisis teknikal percaya bahwa harga saham mencerminkan kejadian dan kinerja perusahaan.
Analisis Teknikal
Beberapa hal utama yang menjadi perhatian: support dan resistance, simple moving average, indikator oschillator, dsb.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
CANDLE STICK HARGA SAHAM
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
MOVING AVERAGE
• Moving average merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran mengenai trend harga dari suatu saham, apakah bullish (uptrend), bearish (downtrend), atau sideways (mendatar). • MA dihitung dengan menjumlahkan harga penutupan pada beberapa hari ke belakang dibagi dengan jumlah harinya (rata-rata). Sehingga MA 20 adalah rata-rata pergerakan pada 20 hari terakhir Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
MOVING AVERAGE (2)
• Moving average juga dapat digabungkan dengan moving average (periode pendek dengan periode panjang) lainnya untuk mendapatkan analisis lebih lanjut • Jika MA20 memtong kebawah MA50 maka disebut dead cross yang menandakan akan terjadi sideways atau downtrend. Sedangkan jika MA20 memotong ke atas MA50 disebut golden cross yang mengindikasikan akan terjadinya bullish. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
BOLLINGER BAND
• Bollinger band tediri dari upper dan lower band yang merupakan standar deviasi dari moving average • Indikator ini dapat digunakan sebagai indikasi mahal atau tidaknya harga saham melalui penentuan titik support dan resistance Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
RELATIVE STRENGTH INDEX (RSI)
• Indikator ini menunjukan kekuatan dari suatu saham dengan cara membandingkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu saham terhadap besarnya kerugian yang dialami produk tersebut dan ditulis dalam skala 1-100 • Kegunaan dari indikator ini adalah untuk mengidentifikasi area jenuh jual (over sold) dan area beli (over bought)
PENGGUNAAN • Titik atas dan titik bawah RSI ditentukan dengan skala 70 dan 30. Keadaan dibawah skala 30 menunjukan kondisi oversold dan diatas 70 menunjukan kondisi overbought. • Failure swing baik bullish failure swing maupun bearish failure swing. Sebagai indikasi pembalikan harga Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
TERIMA KASIH
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah REKSA DANA SYARIAH
IKNB syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
REKSA DANA SYARIAH
Konsep & Implementasi Aspek Syariah
Cara Menghitung NAB
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP REKSA DANA SYARIAH
UU Pasar Modal Pasal 1 angka 27
Reksa Dana adalah •
wadah yang dipergunakan
• • •
menghimpun dana dari masyarakat pemodal Diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi
Peraturan OJK Nomor 19 Tahun 2015
Reksa Dana Syariah adalah • Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya • Pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP REKSA DANA SYARIAH Return/Imbal Hasil Investasi
SAHAM Yang termasuk dalam DES
Investor
Sukuk Korporasi
Investasi Menguasakan/ mewakilkan
KIK Manajer Investasi & Bank Kustodian
Fee/Ujrah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Sukuk Negara (SBSN)
Instrumen Pasar Uang Syariah dan Efek Syariah Lainnya
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
REGULASI & FATWA REKSA DANA SYARIAH
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah Peraturan ini menjelaskan tentang jenis-jenis Reksa Dana Syariah dan tentang manajer investasi yang mengelola Reksa Dana Syariah, yang diwajibkan memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang ditunjuk oleh direksi
Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah
”Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non halal dari pendapatan yang diyakini halal” Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
JENIS REKSA DANA SYARIAH (RDS)
RDS Pasar Uang
RDS Pendapatan Tetap
Investasi ke instrumen pasar uang (deposito, sukuk tenor 1 tahun)
Min 80% investasi di sukuk korporasi, SBSN
RDS Terproteksi
RDS Efek Luar Negeri
Beri proteksi 100% pokok dana jika tidak dicairkan sampai jatuh tempo
Min 51% investasi di efek syariah luar negeri
RDS Saham
RDS Campuran
Min 80% investasi di saham syariah
Maks 79% masing 2x Investasi pada efek saham, sukuk, deposito
RDS Sukuk
Min 85% investasi di Sukuk
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
RDS Indeks
Mengikuti performa suatu indeks tertentu
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
JENIS REKSA DANA SYARIAH (RDS)
RDS KIK Unit Penyertaan diperdagangkan di Bursa (ETF)
RDS Penyertaan Terbatas (RDPT)
•RDS dimana Unit Penyertaan dapat diperjualbelikan dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia
• Menghimpun dana pemodal professional (tidak penawaran umum)
•RDS ini memiliki sifat seperti saham
• Terbatas hanya 50 pemodal dengan investasi minimal Rp.5 Milyar
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PERBEDAAN REKSA DANA SYARIAH
Perbedaan Reksa Dana Syariah Dan Non Syariah Reksa Dana Syariah
Reksa Dana Non Syariah
Dikelola sesuai prinsip syariah
Dikelola tanpa memperhatikan prinsip syariah
Investasi hanya pada Efek Syariah yang diperbolehkan
Investasi pada seluruh Efek yang diperbolehkan
Terdapat mekanisme pembersihan harta Non-Halal (Cleansing)
Tidak menggunakan konsep pembersihan harta
Dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional dan mengerti kegiatan yang dilarang berdasarkan prinsip Syariah
Dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
MANFAAT REKSA DANA SYARIAH
1
Terjangkau
Minimum investasi Rp. 100.000
2
Diversifikasi investasi
Investasi pada berbagai jenis efek, dapat menyebarkan risiko atau memperkecil risiko
3
Kemudahan Investasi
mempermudah investor karena dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
4
Efisiensi Biaya dan Waktu
• tidak perlu menganalisa investasi terus-menerus • Biaya investasi rendah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
MANFAAT REKSA DANA SYARIAH
5
Hasil yang optimal
tingkat pertumbuhan nilai investasi yang lebih baik dan optimal dalam jangka panjang
6
Likuiditas Terjamin
Pencairan dana Investasi dilakukan sewaktu-waktu
7
Transparansi Informasi
Investor dapat mengetahui portofolio secara berkala
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
8
Sesuai dgn Syariah
Hanya dapat diinvestasikan di Efek Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
ASPEK SYARIAH
Prinsip Dasar Fiqih Muamalah
Fiqih
Ibadah
Muamalah
• Mengatur hubungan antara sesama manusia • Semua BOLEH dilakukan KECUALI jelas ada larangannya
• Mengatur hubungan manusia dengan Allah Subhana Wa Ta’ala • Semua TIDAK BOLEH dilakukan KECUALI yang ada perintah atau ketentuannya
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Prinsip Syariah di Pasar Modal
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
AKAD-AKAD DALAM REKSA DANA
Dewan Pengawas Syariah
Pengawasan Investasi
EFEK EKUITAS SESUAI SYARIAH
Penyertaan Investasi
Unit Penyertaan
INVESTOR
Investasi
REKSA DANA
WAKALAH
EFEK SUKUK)
INSTRUMEN PASAR UANG SYARIAH
MANAJER INVESTASI
BANK KUSTODIAN
WAKALAH
WAKALAH
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
108
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Tugas Dewan Pengawas Syariah 1. 2. 3. 4.
Mengawasi Memberikan Nasihat Memberikan pertimbangan pemanfaatan dana sosial Edukasi/Promosi/Product Dev
Rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DPS bertugas melakukan supervisi baik sebelum maupun setelah peluncuran reksadana. Dewan Pengawas Syariah Reksa Dana harus melakukan review atas seluruh dokumen yang terkait dengan rencana peluncuran suatu produk Reksa Dana Syariah. Dokumen utama berupa: 1. Dokumen Perjanjian Kontrak Investasi Kolektif 2. Prospektus, yang merupakan informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
SUPERVISI DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Supervisi setelah penerbitan adalah supervisi atas pengelolaan atau manajemen portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi.
Supervisi ini mencakup: 1. Penyeleksian Portofolio Efek: penyaringan saham 2. Monitoring Portofolio: investasi pada efek yang telah ditetapkan. 3. Portfolio Purification: Pemurnian portofolio, yaitu melakukan penyisihan (tafriq) atas pendapatan dari pendapatan yang diterima yang masih mengandung unsur non halal.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
SELEKSI PORTOFOLIO
Saham
Seleksi Saham: 1. Core Business Screening 2. Financial Ratio Screening
Obligasi Syariah
Investasi hanyalah pada obligasi syariah saja
Diterbitkan oleh OJK/ Penerbit DES
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Uang Syariah
Pasar Uang yang digunakan adalah Pasar Uang berdasarkan prinsip syariah.
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
MONITORING PORTOFOLIO
Monitoring Portofolio
Efek yang dibeli sesuai dengan kebijakan yang telah disetujui DPS
Tidak melakukan transaksi yang terlarang secara syariah: shortselling, margin trading
1. Cek Laporan Portofolio 2. Cek Rincian Transaksi (Transaction Listing)
Adakan interview Portofolio Manager
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PURIFIKASI
• Fatwa No.20 Pasal
• Standard No. 21 AAOIFI 11(2): ”Hasil investasi (Accounting and yang dibagikan harus Auditing Organization for bersih dari unsur nonIslamic Financial halal, sehingga Manajer Institution) pada butir Investasi harus 3/4/5: “It’s obligatory to melakukan pemisahan eliminate prohibited bagian pendapatan income specific to the yang mengandung unsur non halal dari share that is mixed up pendapatan with the earnings of the Hasil dari purifikasi yang digunakan sebagai dana sosial untuk kemaslahatan umat diyakini halal. sesuai persetujuan DPS corporations…” Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PURIFIKASI
Purifikasi dapat terjadi dari: 1. Pendapatan jasa giro dari rekening kas pada Bank Kustodian, hal ini karena pada saat ini masih banyak Reksa Dana Syariah yang menggunakan jasa Bank Kustodian Konvensional. 2. Pendapatan Dividen pada perusahaan yang merupakan perusahaan yang mixed (seperti perusahaan konglomerasi) atau terdapat pendapatan bunga Emiten ybs sehingga dalam dividen mengandung unsur yang tidak sesuai dengan syariah
Cek penggunaan hasil Purifikasi
Pendapatan (income) yang tidak sesuai dengan syariah Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Dikeluarkan dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
LAPORAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Laporan Dewan Pengawas Syariah mencakup:
a. Monitoring Portofolio Reksa Dana Syariah b. Proses Purifikasi c. Dana Purifikasi dan Penggunaannya.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
CARA MENGHITUNG NAB
Penghitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Disajikan sebesar nilai wajarnya
Portofolio Reksa Dana Saham A
300,000
Sukuk A
500,000
Pasar uang A
700,000 1,500,000
Beban Operasional
Beban pajak
50,000
Biaya jasa manajemen RD
25,000
Biaya lain-lain
15,000 90,000
Nilai Aktiva Bersih (NAB)
1,410,000
NAB per unit (unit beredar 1,000 unit)
1,410
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Jumlah unit penyertaan yang dimiliki oleh seluruh investors
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
CARA MENGHITUNG NAB (2)
NAB 15 Januari
NAB 15 Juni
Portofolio Reksa Dana
Portofolio Reksa Dana
Saham A
300,000
Saham A
500,000
Sukuk A
500,000
Sukuk A
550,000
Pasar uang A
700,000
Pasar uang A
710,000
1,500,000 Beban Operasional
1,760,000 Beban Operasional
Beban pajak
50,000
Beban pajak
50,000
Biaya jasa manajemen RD
25,000
Biaya jasa manajemen RD
25,000
Biaya lain-lain
15,000
Biaya lain-lain
15,000
90,000 Nilai Aktiva Bersih (NAB)
1,410,000
NAB per unit (unit beredar 1,000 unit)
1,410
90,000 Nilai Aktiva Bersih (NAB) NAB per unit (unit beredar 1,000 unit)
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
1,670,000 1,670
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
TIPS BERINVESTASI REKSA DANA SYARIAH
1
Tentukan tujuan investasi
2
Kenali jenis Reksa Dana
3
Tentukan jangka waktu investasi
4
Pastikan Manajer Investasi tersebut memiliki izin
5
Baca dan teliti prospektus Reksa Dana
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah EFEK BERAGUN ASET SYARIAH
IKNB syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP EBA SYARIAH
Efek Beragun Aset merupakan efek beragun asset yang portofolionya terdiri dari asset keuangan berupa piutang pembiayaan atau asset keuangan lainnya yang akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
REGULASI EBA SYARIAH
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Beragun Aset (EBA) Syariah Peraturan ini menjelaskan sebagai berikut: 1. Pihak yang akan melakukan penerbitan EBA Syariah 2. Manajer Investasi yang mengelola EBA Syariah 3. Penerbitan EBA Syariah wajib mendapat pernyataan kesesuian DPS 4. Anggota DPS dan TAS wajib memiliki izin Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
FATWA EBA SYARIAH
• Dewan
Syariah
Nasional
Majelis
Ulama
Indonesia
belum
mengeluarkan fatwa tersendiri terkait EBA syariah. • Namun secara prinsip, skema EBA syariah lebih tepat menggunakan
akad ijarah muntahiya bi al-tamlik atau musyarakah mutanaqisah. • Dalam hal ini, secara fiqih pendekatan analisisnya memakai metode analogi (qiyash).
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah REKSA DANA PENYERTAAN TERBATAS SYARIAH
IKNB syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP RDPT SYARIAH
• RDPT adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari pemodal profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada Portofolio Efek yang berbasis Kegiatan Sektor Riil • Kriteria RDPT: 1. RDPT hanya ditawarkan kepada pemodal profesional dan tidak ditawarkan melalui penawaran umum 2. Ditawarkan tidak lebih dari 50 orang pemodal profesional 3. Minimal nilai investasi awal Rp. 5 Milyar 4. Dilarang melakukan investasi dalam kegiatan sektor riil di luar negeri. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
REGULASI & FATWA RDPT SYARIAH
Ketentuan RDPT syariah mengikuti regulasi dan fatwa yang sama seperti reksa dana syariah.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah
Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH
IKNB syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KONSEP DIRE SYARIAH
• DIRE (Dana Investasi Real Estat) atau REITs (Real Estate Investment Trust) diartikan sebagai wadah untuk menghimpun dana masyarakat pemodal, yang selanjutnya diinvestasikan pada: aset real estat (Bangunan Mall, Hotel, Rumah Sakit) aset yang berkaitan dengan real estat dan atau kas dan setara kas.
• DIRE diwajibkan menginvestasikan setidaknya 80% dari dana yang dikelolanya ke sektor properti, dimana minimal 50% harus berbentuk aset properti langsung
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
REGULASI DIRE SYARIAH
DIRE Syariah dapat mengacu pada peraturan Bapepam-LK, yang telah menerbitkan 4 (empat) peraturan terkait Dana Investasi Real Estat (DIRE) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DIRE KIK) pada 18 Desember 2007: 1) Peraturan Nomor IX.C.15 tentang Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh DIRE KIK. 2) Peraturan Nomor IX.C.16 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam Rangka Penawaran Umum oleh DIRE KIK. 3) Peraturan Nomor IX.M.1 tentang Pedoman Bagi Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang Melakukan Pengelolaan DIRE KlK. 4) Peraturan Nomor IX.M.2 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif DIRE KIK.
Peraturan-peraturan tersebut masih dalam tahapan proses konversi ke Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
FATWA DIRE SYARIAH
DSN-MUI belum mengeluarkan fatwa tersendiri tentang DIRE Syariah. Namun dari penjelasan secara konsep, ada tiga tema besar yang dapat dikaji secara syariah dengan pendekatan-pendekatan akad yang dapat digunakan, yaitu: pengelolaan dana investasi, penyewaan asset, fungsi kustodian dan manager properti. Adapun pembahasannya sebagai berikut secara prosesnya: 1. Pengelolaan Dana Investasi
2. Penyewaan Aset 3. Fungsi Kustodian 4. Manajer Properti
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah MENGGAPAI MASA DEPAN DENGAN PERENCANAAN KEUANGAN
IKNB syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Konsep Perencanaan Keuangan Tahapan Perencanaan Keuangan
Mengapa Perlu Berinvestasi
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
PERENCANAAN KEUANGAN
Suatu Proses dimana seorang manusia berusaha untuk memenuhi tujuantujuan keuangannya melalui pengembangan dan implementasi rencana keuangan yang komprehensive Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
LATAR BELAKANG
Qur’an Surat An-Nisa’ 9:
ْْ َولْ َيخ َْش ذ ِاَّل َين لَ ْو تَ َر ُكو ْا ِم ْن َخلْ ِفِهِ ْْ ُُ ي َِِّّذً ِِ ََفًف َخفًُو ْا عَلَ ْ ِْي اّلل َولْ َي ُقولُو ْا قَ ْوال َس ِدَّدا َ ًَلْ َيتذ ُقوا ي Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
LATAR BELAKANG Al-Qur’an Surah Yusuf; 47-49
دّت ًَ َذ ُِّو ُه ِِف ُسنۢ ُب ِ ِِل ۤۦ ا ذال قَ ِل ا ون ۡ ُ ون َس ۡب َع ِس ِن َني َد َأ اًب ًَ َمف َح َص َ يل ِيم ذمف تَأۡ ُ ُُك َ قَف َل تَ ۡز َِّ ُع ِ ا َ ِ َُ ُ ذُث ََّأۡ ِِت ِم ۢن ب َ َۡ ِد ون ُ ذُث َ ٲِل َس ۡب اع ِشدَ ااد ََّأۡ ُ ُۡك َن َمف قَ ذد ۡم ُ ُۡت لَِه ذُن ا ذال قَ ِليل ِيم ذمف ُ ُۡت ِص ُن ِ ِ ِ ِ ُ ٲِل عَ افم ًِي ِه َُّغ َ ِ َُ ََّأۡ ِِت ِم ۢن ب َ َۡ ِد ون ُ َۡ َ َّ َفث ألنذ ُفس َوًيه َ ِ Yusuf berkata: “supaya kamu bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan, kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit) kecuali sedikit dari yang kamu simpan”. Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
FASE KEUANGAN
Rp
Pendapatan
Pensiun 55
25
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Usia
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
TUJUAN KEUANGAN
Durasi
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
TAHAPAN PERENCANAAN KEUANGAN
Kenali kondisi keuangan pribadi
Tentukan Tujuan Keuangan
Susun Rencana Keuangan
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Jalankan Rencana keuangan
Monitoring
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KENALI KONDISI KEUANGAN KITA
HARTA Tabungan Tabungan emas Investasi Kendaraan Rumah Tanah Aset lainnya
KEWAJIBAN Cicilan rumah Cicilan kendaraan Biaya sekolah Biaya kesehatan
Berapa besar penghasilan Anda? Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
KENALI KONDISI KEUANGAN KITA
Debt Service Ratio < 30% = Total Cicilan Utang Bulanan / Penghasilan Bulanan
Liquidity Ratio, min 4x Pengeluaran = Total Aset Lancar / Pengeluaran Bulanan
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Savings Ratio > 10% = Investasi Bulanan / Penghasilan Bulanan
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
TULIS TUJUAN KEUANGAN DETAIL
Sekolah Anak Anak 1 : SMP Rp20 jt – 2 thn lg Anak 2 : SMP Rp.20 jt -4 thn lg Anak 1 : SMA Rp.30 juta – 5 thn lg dst
Motor Rp.20 juta 2 tahun lagi
Haji Rp.100 juta 7 tahun lagi
Mobil
Rumah Rp.500 juta 5 tahun lagi
Rp.200 juta 3 tahun lagi Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Menyusun & Menjalankan Rencana Keuangan Secara Syariah
Perencanaan Keuangan Manajemen Keuangan
4
Produk Keuangan
Menentukan Prioritas
Hukum Waris
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Pasar Modal Syariah
Perbankan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Menyusun & Menjalankan Rencana Keuangan Secara Syariah Manajemen Keuangan
Cicilan Utang
Maks. 30%
Maks. 20%
20%-30%
Bayar Utang
Zakat
Investasi
Pengeluaran
Rutin
Life Style
Biaya Hidup 20%-40%
Zakat Min 2,5%
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Menyusun & Menjalankan Rencana Keuangan Secara Syariah
Menentukan Prioritas
wajib • Zakat • Utang • Nafkah keluarga
sunnah • Infaq • Umroh
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
mubah • Traveling
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Menyusun & Menjalankan Rencana Keuangan Secara Syariah
Produk Keuangan Syariah
Produk • • • •
Investasi Asuransi Pembiayaan Tabungan
Produk Keuangan Syariah Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Hukum Waris Syariah
Syarat waris Islam ada 3 (tiga) yaitu: 1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia. 2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai atau menerima harta peninggalan pewaris. 3. Harta warisan.
Rukun waris ada 3 (tiga) yaitu: 1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia. 2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai atau menerima harta peninggalan pewaris. 3. Harta warisan.
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Kenapa Perlu Investasi?
Inflasi
Nabung aja tidak cukup
Kebutuhan Banyak
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
Lindungi Nilai Aset
Perbankan Syariah
Pasar Modal Syariah
Industri Keuangan Non Bank Syariah
Terima Kasih Wassalamualaikum Wr Wb Direktorat Pasar Modal Syariah – Otoritas Jasa Keuangan Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lt. 2 Jl. Lapangan Banteng Timur No 2 – 4 Jakarta 10710
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
PERBANKAN SYARIAH Roadmap Perbankan Syariah Produk dan Jasa Perbankan Syariah Undang-Undang, Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
Pengawasan dan Perlindungan Konsumen
IKNB syariah
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
ROADMAP PERBANKAN SYARIAH
IKNB syariah
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019
UIKA Bogor, 15 Maret 2016
Departemen Perbankan Syariah
AGENDA
I.
Pendahuluan
II.
Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah
III. Kondisi dan Isu Strategis IV. Visi dan Arah Kebijakan V. Program Kerja dan Waktu Pelaksanaan
2
I. PENDAHULUAN
3
Pendahuluan
• • • •
Dalam upaya meningkatkan kembali pertumbuhan industri perbankan syariah yang pesat dan mencapai visi untuk memberikan kontribusi perbankan syariah yang signifikan terhadap perekonomian nasional, maka penting untuk disusun roadmap pengembangan perbankan syariah. Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 ini menyajikan isu-isu strategis atau tantangan yang masih terjadi dalam industri perbankan syariah Roadmap Perbankan Syariah ini adalah rencana pengembangan sektor perbankan syariah Indonesia tahun 2015-2019 yang mengacu pada MPSJKI dan RP2I serta diselaraskan dengan Masterplan AKSI Bappenas RI. Roadmap Perbankan Syariah diharapkan dapat menjadi referensi bagi stakeholders perbankan syariah dalam pengembangan industri perbankan syariah sehingga perbankan syariah diharapkan dapat meningkatkan peran dan kontribusinya dalam mendukung perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan serta peningkatan/pemerataan kesejahteraan masyarakat. 4
II. DASAR PEMIKIRAN EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH
5
Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah
Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur da n budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7
III. KONDISI DAN ISU STRATEGIS
8
Perkembangan Perbankan Syariah
Secara internasional Indonesia dipandang sebagai kekuatan dan memiliki potensi besar keuangan syariah global – 10 negara terbesar dibidang keuangan syariah
Top 10 Islamic Finance Asset ($ Million) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Malaysia Saudi Arabia Iran UAE Kuwait Qatar Bahrain Turkey Indonesia Banglade sh
423,285 338,106 323,300 140,289 92,403 81,027 64,644 51,161 19,938 14647
9
Perkembangan Perbankan Syariah
10
Indonesia telah memperoleh pengakuan internasional seperti: • Bersama dengan UAE, Arab Saudi, Malaysia dan Bahrain, Indonesia saat ini sudah dianggap berada dalam posisi to offer lessons kepada negara lain di dunia untuk pengembangan keuangan syariah. • Selain itu bersama Qatar/UAE/Arab Saudi/Malaysia/Turki (QISMUT), Indonesia dianggap sbg kekuatan pendorong Keuangan syariah di masa depan.
Perkembangan Perbankan Syariah
11 290
Saudi Arabia
683 127
UAE 263 155 Malaysia 394
90 Kuwait 157 86 Qatar 202 58 Turkey 135 37 Indonesia
143 15 Bahrain 17 11 Pakistan 25
2014 e assets (US$b)
Source: World Islamic Banking Competitiveness Report 2014-2015, EY and MEGA
2019 f assets (US$b)
Perkembangan Perbankan Syariah
Industri Perbankan Syariah masih tumbuh, namun mengalami perlambatan pertumbuhan Indikator
12
2011
2012
2013
2014
2015
11
11
11
12
12
24
24
23
22
22
155
158
163
162
163
Jumlah BUS 12Jumlah UUS Jumlah BPRS Jumlah Jariangan Kantor (BUS dan UUS) Taotal Aset (Rp. Trilliun)
1.737
2.262
2.588
2.517
2.301
145,47
195.02
242,28
272,34
296,262
Pertumbuhan Aset (yoy)
49%
34%
24%
12,41%
8,78%
Market Share DPK (Rp. Trilliun) Pembiayaan (Rp. Trilliun)
3,98%
4,58%
4,89%
4,85%
4,86%
115,41
147,51
183,53
217,86
231,18
102,66
147,51
184,12
199,30
199,442
2,52%
2,22%
2,62%
4,33%
4,34%
16,63%
14,13%
14,44%
16,10%
15,02%
88,94%
100%
100,32%
91,50%
96,46%
NPF (gross) CAR FDR
Perlambatan Pertumbuhan
13
Tantangan dan Peluang
Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah
Kondisi global, tren politik dan ekonomi Standard dan komi Financing gap, p dunia tmen internasio otensi dan finan nal Integrasi sedeepening cial Pertumbuh Bonus ktor keuan Pemerataa an berkela n pemba gan demogr Literasi njutan ngunan afi Stabilit keuang as keua an ngan
14
7 (Tujuh) Isu Strategis
15
IV. VISI DAN ARAH KEBIJAKAN
16
Visi Roadmap Perbankan Syariah Indonesia
“Perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi”
Visi Roadmap Perbankan Syariah Indonesia sejalan dengan Visi MPSJKI dan RP2I
17
7 (TUJUH) ARAH KEBIJAKAN
18
1. Memperkuat sinergi kebijakan antara otoritas dengan pemerintah dan stakeholders lainnya
Otoritas dan pihak yang berwenang selama ini telah berusaha dalam kapasitasnya untuk mendukung industri perbankan dan keuangan syariah, namun kurang terdapat kebijakan pemerintah bersama otoritas terkait yang mampu mensinergikan dan mengoptimalkan berbagai upaya.
19
2. Memperkuat permodalan dan skala usaha serta memperbaiki efisiensi
Permodalan bank syariah perlu diperkuat secara signifikan agar memiliki skala usaha yang memadai untuk melakukan ekspansi dan menghindari persepsi sebagai industri bagi segmen atau ukuran pasar tertentu yang terbatas, serta dinilai tidak mampu menjadi penyedia solusi keuangan bagi mayoritas konsumen.
20
3. Memperbaiki struktur dana untuk mendukung perluasan segmen pembiayaan
Struktur industri perbankan syariah yang saat ini didominasi oleh bank dengan fokus segmen ritel-konsumer, diharapkan bergeser memberikan porsi yang lebih berimbang pada segmen komersial dan korporasi di samping meningkatkan dukungan pada aktivitas perdagangan lintas negara. Untuk itu, diperlukan perbaikan struktur dana pihak ketiga sehingga lebih didominasi dana murah dan relatif stabil.
21
4. Memperbaiki kualitas dan layanan produk
Perbankan syariah perlu mengantisipasi beberapa kecenderungan yang mempengaruhi pengembangan produk ke depan diantaranya:
Pertama, Perluasan aplikasi teknologi informasi dalam menunjang financial inclusion dan pengembangan program-program perlindungan sosial Kedua, Meningkatnya financial savvy customer seiring meningkatnya proporsi penduduk berpendapatan menengah ke atas, serta Ketiga, Prioritas pengembangan sektor strategis, infrastruktur dan konektivitas nasional dan kawasan.
22
5. Memperbaiki kuantitas dan kualitas SDM, TI serta infrastruktur lainnya
SDM dan TI merupakan infrastruktur strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan upaya pengembangan perbankan syariah. Diperlukan upaya sungguh-sungguh yang dilakukan secara berkesinambungan untuk dapat mencapai kuantitas dan kualitas SDM dan TI yang diperlukan sehingga dapat menghasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan ekspektasi masyarakat.
23
6. Meningkatkan literasi dan preferensi masyarakat
Dalam rangka meningkatkan literasi atau pengenalan masyarakat terhadap produk perbankan syariah, pelaksanaan edukasi dan sosialisasi beragam produk perbankan syariah perlu dilakukan secara kolaboratif melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
24
7. Memperkuat serta harmonisasi pengaturan dan pengawasan
Dengan semakin dinamisnya perekonomian dan keuangan global, serta semakin terintegrasinya produk dan aktivitas di sektor keuangan, kebijakan pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan harus terus diperkuat agar tetap relevan untuk menjawab perubahan yang terjadi, menciptakan fairness untuk pelaku industri, serta lebih harmonis dalam pengaturan yag bersifat cross sectoral.
25
26
PROGRAM DAN WAKTU PELAKSANAAN
27
28
29
30
31
32
33
34
Terima Kasih
Departemen Perbankan Syariah 2015 http://www.ojk.go.id/Files/box/roadmap-pbs_2015-2019.pdf
BUKU I AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB BAB
1 PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM 3 LINGKUNGAN STRATEGIS 4 KERANGKA EKONOMI MAKRO 5 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL 6 AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL 7 KAIDAH PELAKSANAAN 8 PENUTUP
6.1 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
6.2 Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya 6.3 Membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
6.4 Memperkuat kehadiran negara dlm melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yg bebas korupsi, bermartabat & terpercaya 6.5 Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masya-rakat indonesia 6.6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
6.7.6 PENGUATAN SEKTOR KEUANGAN SASARAN Sasaran sektor keuangan dalam lima tahun mendatang adalah: 1.Meningkatnya daya saing sektor keuangan nasional ditopang oleh ketahanan dan stabilitas sistem keuangan yang sehat, mantap dan efisien; 2.Meningkatnya fungsi intermediasi dan kedalaman sektor keuangan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan pembangunan. 3.Meningkatnya akses masyarakat dan UMKM terhadap layanan jasa keuangan formal dalam kerangka pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan
6.7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 6.8 Melakukan revolusi karakter bangsa 6.9 Memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial indonesia
ARAH KEBIJAKAN 10. Mengembangkan keuangan syariah diantaranya melalui pembentukan komite nasional pengembangan keuangan syariah. Komite ini bertugas memastikan
Buku 2 Halaman 3-85 3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang 3.3.3Jasa Keuangan Arah kebijakan dan strategi utama sektor keuangan ke depan adalah sebagai berikut: ......
8. Mengembangkan keuangan syariah diantaranya melalui: i.
pembentukan komite nasional pengembangan keuangan syariah. Komite ini bertugas memastikan pelaksanaan visi misi dan rencana induk pengembangan keuangan syariah di Indonesia mencapai target target yang ditetapkan, ii. sosialisasi dan kampanye mengenai keuangan syariah yang dipimpin oleh Komite dengan menggunakan saluransaluran yang ada sekaligus meningkatkan kesadaran konsumen dan pelaku usaha. Edukasi terkait keuangan syariah bagi masyarakat dilakukan melalui beragam media dan cara-cara yang lebih efektif dan efisien, iii. mendorong penempatan dana-dana pemerintah untuk sebagian ditempatkan di perbankan atau lembaga keuangan syariah. Selain itu juga mendorong terjadinya transaksi keuangan pemerintah seperti pembayaran gaji untuk dapat dilakukan diantaranya melalui lembaga keuangan syariah, iv. mendorong terbentuknya bank investasi berbasis syariah di Indonesia, v. meningkatkan investasi untuk pengembangan SDM di bidang keuangan syariah melalui pendidikan dan pelatihan serta mendorong lembaga keuangan syariah untuk meningkatkan investasi pengembangan SDM keuangan syariah, vi. mendorong terjadinya inovasi di keuangan syariah termasuk pengembangan produk keuangan syariah dan inovasi layanan melalui penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh Komite, Pemerintah, Regulator maupun pelaku industri, vii. meningkatkan sistem teknologi informasi keuangan syariah untuk meningkatkan daya saing dan kinerja keuangan syariah, viii. meningkatkan interaksi dengan dunia internasional bagi pelaku usaha dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dan memainkan peran yang lebih aktif dalam lanskap internasional guna mendorong daya saing industri keuangan syariah.
Source: World Islamic Banking Competitiveness Report 2014-2015, EY and MEGA
Source: World Islamic Banking Competitiveness Report 2014-2015, EY and MEGA
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
PRODUK & JASA PERBANKAN SYARIAH
IKNB syariah
191
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA Dalam perbankan hanya ada tiga produk penghimpunan dana (simpanan), yaitu: 1. GIRO Simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan cek atau kartu ATM sebagai media/alat penarikan. Dapat dibuka oleh perusahaan atau perorangan. Aturan tentang setoran pertama dan saldo minimal. Cek dapat berbentuk tunai atau melalui rekening (account payable) Diberikan jasa Giro berupa bunga/bonus (athoya/pemberian sukarela) Hanya boleh dilakukan oleh Bank Umum (Bank Umum Konvensional (BUK)/Bank Umum Syariah (BUS)/Unit Usaha Syariah (UUS) dari BUK) dan tidak boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan rakyat ataupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 192
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA 2. Tabungan Simpanan yang dapat diambil berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan buku atau kartu sebagai alat penarikan. Buku tabungan/ account statement merupakan bukti pemilikan/pemegang rekening. Aturan tentang setoran pertama dan saldo minimum Diberikan imbalan berupa bunga/ bagi hasil/bonus 193
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA 3. DEPOSITO Simpanan untuk jangka waktu tertentu yang dapat diambil setelah jatuh tempo. Menggunakan bilyet sebagai tanda bukti simpanan Diberikan imbalan berupa bunga/ bagi hasil yang dibayarkan tiap akhir bulan 194
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA Dalam bank syariah produk penghimpunan dana ini dapat diterapkan berdasarkan prinsip/akad sesuai karakter dasar masing masing produk 1. Wadiah Wadiah adalah akad titipan dimana barang yang dititipkan dapat diambil sewaktu-waktu. Pihak yang menerima titipan dapat meminta jasa untuk keamanan dan pemeliharaan. Karena prinsip wadiah adalah titipan yang dapat diambil seaktu-waktu dan tidak dapat menghasilkan keuntungan, maka produk yang dapat diterapkan untuk prinsip ini adalah Giro dan Tabungan. 195
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA 2.a Mudharabah (Muthlaqah) Akad usaha dua pihak dimana salah satunya memberikan modal (Sahibul Mal) sedangkan yang lainnya memberikan keahlian (Mudharib), dengan nisbah keuntungan yang disepakati dan apabila terjadi kerugian, maka pemilik modal menanggung kerugian tersebut. Karena karakter Mudharabah seperti ini, maka ia dapat diterapkan pada dua produk, yaitu Tabungan dan Deposito Dengan menerapkan Mudharabah pada tabungan dan deposito, maka nasabah bertindak selaku Sahibul Mal dan Bank selaku Mudharib 196
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA Nasabah dan bank harus menyepakati nisbah bagi hasil ketika pembukaan tabungan dan deposito Mudharabah. Simpanan dalam Tabungan dan Deposito Mudharabah hanya dapat ditarik setelah jangka waktu tertentu (tidak dapat ditarik sewaktuwaktu) untuk memastikan dana tersebut digunakan dalam usaha bank. Pembagian hasil menurut tradisi yang berlaku. Di Indonesia, pembagian hasil dilakukan pada tiap akhir bulan 197
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA 2. b. Mudharabah Muqayyadah Adalah akad Mudharabah dimana bank diminta oleh nasabah untuk menyalurkan dana kepada proyek atau nasabah tertentu. Untuk tugas ini bank dapat memperoleh fee atau porsi keuntungan Keuntungan yang diperoleh dari penyaluran dana ini dibagi antara nasabah sebagai sahibul mal dan pelaksana proyek sebagai mudharib. Dalam dunia perbankan dikenal dengan nama chanelling function, bukan executing. 198
PRODUK DASAR PENGHIMPUNAN DANA Posisi Bank dan Nasabah dalam Penghimpunan Dana PRODUK
NASABAH
BANK
Wadiah
Pemilik titipan
Penerima Titipan
Mudharabah (Muthlaqah)
Pemilik Modal/ Dana (Sahibul Mal)
Pengelola Dana/ Mudharib
Mudharabah (Muqayyadah)
Pemilik Modal/ Dana (Sahibul Mal)
Mudharib/Wakil
199
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Dalam menyalurkan dananya, bank syariah menggunakan berbagai produk yang dibagi menjadi 3 kategori besar:
1. Jual Beli 2. Bagi Hasil/Untung 3. Sewa/Jasa 200
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA
A. Produk jual beli dalam bank syariah saat ini dibagi menjadi tiga jenis: 1. Murabahah 2. Salam dan Salam Paralel 3. Istisna dan Istisna Paralel 201
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA 1. Murabahah Adalah pembiayaan berdasarkan jual beli dimana bank bertindak selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk bank disepakati di muka. Dalam fiqih klasik, murabahah dilakukan secara tunai, dalam praktek perbankan, nasabah dapat membayar secara cicilan. Karena tidak membayar secara tunai, nasabah dapat diminta untuk memberikan jaminan. 202
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari penjual pertama. Dalam perbankan syariah, barang dapat dikirim langsung kepada nasabah, bahkan nasabah dapat membeli sendiri selaku wakil bank dalam membeli. Bank dapat meminta uang muka dari nasabah untuk pembelian barang tersebut secara Murabahah. Apabila nasabah membayar tepat waktu atau melunasi sebelum jatuh tempo, maka nasabah dapat meminta keringanan (diskon) tetapi diberikan atau tidaknya tergantung bank selaku penjual 203
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA MURABAHAH (Menurut Fiqih) 2. beli
BANK
PIHAK III Hantar barang
1. pesan 3. jual
4. bayar
NASABAH
204
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA MURABAHAH (Dalam Praktek Perbankan Syariah)
BANK
2. beli
PIHAK III
Kirim barang
1. pesan 3. jual
4. bayar
NASABAH 205
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA MURABAHAH (Dalam Praktek Perbankan Syariah)
BANK
PIHAK III
1. Wakilkan 4. Jual
2. Beli
5. Bayar cicil
3. Barang
NASABAH 206
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Salam Adalah pembiayaan berdasarkan jual beli tangguh/ pesanan sebagaimana terdapat dalam karekteristik “Salam’. Dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli sedangkan nasabah bertindak selaku penjual. Uang pembelian diberikan dimuka kepada nasabah. Karena barang akan dikirimkan kemudian, maka nasabah selaku penjual berhutang kepada bank Biasanya diterapkan untuk pembiayaan produk pertanian (agrobased industries) atau produk2 yang terstandarisir. 207
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Bank hanya mendapat keuntungan apabila komoditi yang dikirim oleh nasabah dijual ke pihak ketiga dengan harga yang lebih tinggi. Bank dapat menjual barang tersebut sebelum jatuh tempo kepada pihak lain dengan cara yang sama (salam) tapi tidak boleh dikaitkan dengan Salam yang pertama. Produk ini disebut Salam Paralel Apabila dijual kembali kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi dikhawatirkan terkena hukum riba. Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default) menyerahkan barang yang dipesan, maka kewajiban terhadap bank tidak berubah. Artinya penyerahan barang harus tetap dilakukan, meskipun harus ditunda karena kegagalan. Jika disepakati, modal bank dikembalikan senilai ketika diberikan pertama kali. 208
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Istisna Pembiayaan yang berdasarkan akad istisna mirip dengan Salam. Perbedaannya terletak pada obyek yang dibiayai dan cara pembayaran. Pada Istisna obyek yang dibiayai bersifat ‘customized’, sehingga harus dibuat lebih dahulu. Pada Salam, obyek yang dibeli/dibiayai terstandarisasi Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka sekaligus, sedangkan pada istishna, pembayaran oleh bank dapat dicicil/ bertahap. 209
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA
SALAM/ISTISNA Menurut Fiqih
PENJUAL 1. pesan, bayar
2. Hantar barang Stlh jangka waktu
PEMBELI 210
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA SALAM/ISTISNA: Praktek Perbankan 3. Jual dngn harga lbh tinggi
BANK 1. pesan, bayar
PIHAK III 2. Hantar barang Stlh jangka waktu
NASABAH 211
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Ijarah Pembiayaan yang berdasarkan akad Ijarah menempatkan bank selaku pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah selaku penyewa (musta’jir) Pada fiqih klasik (pendapat jumhur), bank harus memiliki barang sebelum menyewakan kepada nasabah. Pada beberapa kasus, hal ini dilakukan oleh bank Pada umumnya bank tidak memiliki barang, tapi menyewa dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Hal ini dibolehkan selama tidak ada kaitan antara akad sewa pertama dengan akad kedua. 212
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Ijarah Ijarah dalam bank bersifat operating Ijarah, bukan financial lease atau capital lease. Artinya sebagai pemilik sewa/asset bank bertanggungjawab atas pemeliharaan asset yang disewa. Dalam melakukan ijarah bank dapat memberikan opsi bagi nasabah untuk memiliki obyek yang disewanya. Hal ini dimungkinkan apabila bank memiliki obyek tersebut. Produk ini dikenal dengan nama Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik atau Ijarah wal Iqtina Ijarah Muntahiyyah Bittamlik pada dasarnya terdiri dari dua akad. Yaitu akad sewa dan janji (opsi) pemilikan. Kepemilikan tidak bisa dilakukan apabila akad sewa belum berakhir. 213
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA IJARAH: Menurut Fikih 1. beli
MU’JIR 3. bayar
PIHAK III barang 2. sewakan
MUSTA’JIR 214
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA IJARAH: Praktek Perbankan 1. beli/sewa
BANK
PIHAK III 2. sewakan
4. Jual (IBM)
3. bayar
NASABAH 215
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Mudharabah Pembiayaan Mudharabah menempatkan bank selaku Sahibul Mal yang menyediakan dana/modal dan nasabah sebagai Mudharib/ pengelola usaha. Dalam fiqih klasik, yang dibagikan antara keduanya adalah keuntungan, yaitu hasil dikurangi biaya-biaya. Dalam perbankan syariah, yang dibagikan adalah hasil (revenue) karena seringkali tidak terjadi kesepakatan antara bank dan nasabah pada besaran biaya yang digunakan oleh nasabah Nisbah bagi hasil disepakati di muka, termasuk apabila terjadi kerugian. 216
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Mudharabah Dalam fiqih klasik, mudharabah adalah akad yang modalnya dikembalikan ketika usaha berakhir/dihentikan. Dalam sebagian praktek perbankan syariah, modal yang digunakan nasabah dicicil untuk memudahkan pengembalian ketika Mudharabah berakhir. Dalam fiqih klasik, ketika usaha menemui kegagalan, semua asset yang tersisa dijual dan dikembalikan kepada sahibul mal. Dalam perbankan syariah, nasabah selaku mudharib diberikan kesempatan untuk melanjutkan usaha dengan penambahan modal dari bank. 217
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA MUDHARABAH BANK
NASABAH kontrak
Modal
Keahlian
USAHA
Untung Rugi 218
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Musyarakah Dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner) yang masing-masing memberikan dana untuk usaha Ketentuan pembagian keuntungan/ hasil atau kerugian sesuai dengan kaidah ushul: “Ar-ribhu bimat tafaqa, wal khasaratu biqadri malihi”. (Keuntungan dibagi menurut kesepakatan, sedangkan apabila terjadi kerugian dibagi menurut porsi modal masing-masing). Selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam pengaturan manajemen, sesuai kaidah musyarakah 219
SKEMA PRODUK: PENYALURAN DANA
MUSYARAKAH BANK
NASABAH
1. kontrak
2. Modal
2. Modal
USAHA 3A
3B
UNTUNG
RUGI 220
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Rahn Adalah penyerahan jaminan untuk pinjaman yang diberikan Rahn dalam syariah memiliki dua makna • Fiducia: penyerahan barang, tapi hanya dokumennya saja yang ditahan. Barang masih digunakan oleh pemilik • Gadai: penyerahan barang secara fisik, sehingga pemilik tidak dapat menggunakannya lagi 221
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA Posisi Bank dan Nasabah dalam Pembiayaan/ Penyaluran Dana PRODUK
BANK
NASABAH
Murabahah
Penjual
Pembeli
Salam
Pembeli
Penjual
Istishna
Pembeli
Penjual
Mudharabah
Pemilik Modal/ Sahibul Mal
Pengelola Dana/ Mudharib
Musyarakah
Mitra
Mitra
222
PRODUK DASAR PENYALURAN DANA PRODUK
BANK
NASABAH
Kafalah
Penjamin/ Kafil
Yang dijamin/ Makful
Wakalah
Wakil
Yang Mewakilkan
Hiwalah
Penerima pemindahan/ Muhal
Yang memindahkan piutang/hutang (Muhil)
Rahn
Penerima Gadai
Penggadai
Sarf
Penjual Valas
Pembeli
223
JASA PERBANKAN Yang dimaksud jasa perbankan adalah pelayanan bank terhadap nasabah dengan tidak menggunakan modal tunai. Untuk pelayanan ini bank menerima imbalan (fee). Jasa-jasa itu berupa: Pengiriman Uang (Transfer) Pencairan cek (Inkaso) Penukaran uang asing (Valas) Letter of Credit Letter of Guarantee 224
JASA PERBANKAN Akad yang digunakan sebagai dasar dalam jasa perbankan: Wakalah (Perwakilan) • Produk: Transfer, Inkaso, Debit Card, L/C
Kafalah (Penjaminan) • Produk: Bank Guarantee, L/C, Charge Card
Hawalah (Pengalihan Piutang) • Produk: Bill Discounting, Anjak Piutang, Post Dated Check
Sarf (Pertukaran mata uang) • Produk: Jual beli Valuta Asing. 225
Jasa Perbankan Syariah (Kodifikasi Produk & Jasa) A. Pembiayaan Ekspor-Impor non L/C B. Letter of Credit (L/C) Impor C. Letter of Credit (L/C) Ekspor D. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) E. Bank Garansi F. Penukaran Valuta Asing G. Safe Deposit Box H. Traveller Cheque I. Agen Penjualan Reksadana, Asuransi dan Surat Berharga Syariah J. Transfer K. Credit Card, Charge card L. Payroll Dll 226
JASA PERBANKAN Karena menggunakan dana/fasilitas bank sendiri, pendapatan jasa perbankan tidak ikut dibagikan kepada pemilik simpanan Apabila jasa-jasa itu melibatkan pembiayaan atau komitmen dari bank seperti letter of credit dan bank guarantee, maka jasa-jasa itu diikat dengan pembiayaan lain berdasarkan kebutuhan dananya, seperti murabahah, mudharabah, musyarakah dan lainnya. 227
INTERBANK INSTRUMENT • Produk (instrument) yang digunakan untuk transaksi antarbank saat ini di Indonesia: Sertifikat Mudharabah Antar Bank • Instrumen pasar uang antar bank yang hanya dapat dijual satu kali kepada bank lain dengan bagi hasil sesuai kesepakatan
Serifikat Wadiah Bank Indonesia • Instrumen Bank Indonesia untuk menyerap kelebihan likuiditas dalam perbankan.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). • Sertifikat ini diterbitkan Bank Indonesia berdasarkan akad Ju’alah
Sertifikat Perdagangan Komoditi berdasarkan prinsip Syariah Antarbank (SiKA) • Sertifikat ini diterbitkan oleh bank syariah dalam pengelolaan likuiditasnya yang diperdagangkan antarbank
Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek (FPJP) • Fasilitas Bank Indonesia untuk perbankan syariah untuk menutupi selisih posisi (mismatch) 228
INSTRUMEN LAIN • Instrumen lain yang ada di Indonesia, yang merupakan alternatif investasi bagi bank syariah, adalah yang dikembangkan oleh Pasar Modal, yaitu – Obligasi Syariah Mudharabah
• Obligasi yang berdasarkan akad Mudharabah dimana keuntungan yang dibagikan kepada investor (pemegang obligasi) adalah sesuai hasil yang didapatkan oleh emiten – Obligasi Syariah Ijarah
• Obligasi yang didasarkan kepada akad Ijarah dimana investor bertindak sebagai Mujir (pemberi sewa) sedangkan emiten adalah Mustajir (penyewa) – Reksadana Syariah
• Reksadana yang investasinya ditempatkan pada portoflio yang sesuai dengan syariah, seperti obligasi syariah dan saham-saham yang di rating menurut kriteria syariah 229
Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Antarbank (SiKA) Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan ketentuan terkait penggunaan komoditas syariah sebagai salah satu instrumen di pasar uang antarbank syariah (PUAS). Ketentuan tersebut berwujud Surat Edaran BI perihal sertifikat perdagangan komoditi berdasarkan prinsip syariah antarbank (SiKA). SiKA merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) dalam transaksi PUAS. Sertifikat ini sekaligus bukti jual beli dengan pembayaran tangguh atas perdagangan komoditi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). SiKA diterbitkan dalam rupiah, dengan atau tanpa warkat (script) untuk jangka waktu overnight hingga 365 hari. Transaksi SiKA melibatkan tiga elemen. Pertama, peserta komersial, yakni BUS, UUS dan Bank Asing yang menjalankan usaha berprinsip syariah yang kelebihan likuiditas. Kedua, konsumen komoditi, yakni BUS dan UUS yang membutuhkan likuiditas dan menerbitkan SiKA. Ketiga, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Adapun mekanisme transaksi SiKA adalah sebagai berikut. Peserta Komersial membeli komoditi di Bursa dari Peserta Pedagang Komoditi secara tunai dan menerima Surat Penguasaan Atas Komoditi Tersetujui (SPAKT). Sementara itu, Konsumen Komoditi membeli komoditi di bursa dari Peserta Komersial. Atas transaksi tersebut, Konsumen Komoditi menerima SPAKT dan menerbitkan SiKA. Selanjutnya, Konsumen Komoditi menjual komoditi di bursa kepada Peserta Pedagang Komoditi secara tunai dengan akad bai' sebesar nilai nominal komoditi sebagaimana tercantum dalam SPAKT. Pada Oktober 2011 BBJ telah meluncurkan Produk Perdagangan Komodi Berbasis Syariah. Selanjutnya direspons oleh Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI bahwa hal tersebut dapat memperkaya aktivitas pasar uang antar bank syariah di dalam negeri dan meningkatkan level industri keuangan syariah Indonesia di tingkat global. 230
Sekian Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
UNDANG-UNDANG & PERATURAN PERBANKAN SYARIAH
IKNB syariah
CakupanDiskusi Pendahuluan
Undang-UndangPerbankan Syariah
Pokok-PokokPengaturanPerbankan Syariah PCS-OJK Angkatan 1
2
1
Pendahuluan Dasar Keberadaan Perbankan Syariah Definisi: Bank Syariah adalah lembaga penyedia jasa perbankan yang kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam ( UU No. 21/2008 ttg Perbankan Syariah) Perbankan Syariah menekankan pentingnya keselarasan aktivitas keuangan dgn norma dan tuntunan syariah, terutama pelarangan riba (memperanakan uang dan mengharapkan hasil tanpa menanggung risiko) yang sangat dominan eksistensinya dalam perbankan konvensional.
Dalam perbankan syariah harus dipenuhi ketentuan: o Menghindari gharar-maysir (aktivitas seperti berjudi), dan objek/proses investasi non-halal secara syari, serta o menjamin terlaksananya konsep kemaslahatan mulai dari hulu sampai hilir dari proses investasi yang dilakukan.
Dalam perspektif regulator pengembangan keuangan dan perbankan syariah minimal memiliki 2 justifikasi: o memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan yang sesuai dg keyakinannya (amanah UU), dan o mengoptimalkan potensi kemaslahatan dari sistem perbankan baru ini bagi perekonomian secara mikro dan makro.
3
1
Pendahuluan Dasar Keberadaan Perbankan Syariah
Akibat pelarangan bunga dalam transaksi bank syariah: • Proses menghimpun dana: digunakan pola titipan (wadi’ah) dan pola investasi (mudharabah) penempatan dana • Aktivitas penyaluran dana: dikembangkan pola bagi hasil (mudharabah dan musyarakah). Selain pola kerjasama bagi hasil digunakan pola jualbeli (murabahah), pola sewa (ijarah) dan prinsip perolehan fee atas pelayanan jasa (ujroh).
Perbedaan pokok pola bagi hasil Vs berbasis bunga pada sistem konvensional: • Nilai imbal hasil tidak boleh ditetapkan dimuka namun secara ex-post atas dasar nisbah bagi hasil yg ditetapkan diawal, dan realisasi penerimaan/laba, dan • menanggung risiko finansial secara bersama
Konsekuensi dari perbedaan fundamental dalam operasional keuangan syariah mengakibatkan diperlukan regulasi, sistem pengawasan, sistem akuntansi, instrumen moneter, pasar keuangan bahkan sistem hukum dan peradilan yang khusus bagi keuangan syariah diatur dalam UU No.21tahun 2008 ttg Perbankan Syariah
4
1
Pendahuluan
5
Gambaran Sederhana Operasi Bank Syariah Keuangan Sosial
Pemegang Saham
bagi hasil
+ Zak at
bagi hasil & bonus
Rekening Investasi Khusus (Mudarabah muqayyadah)
Simpa nan
Mod al
Sumber Dana
- Giro (W adi’ah) - Tabungan (Wadiah)/ (Mudarabah) - Deposito (Mudharabah)
Penyaluran Dana Pembiayaan Berbasis (Jual beli)
•Murabahah •Salam •Isthisna •Ijarah
Bank Syariah profit marg in
Qardhu l Hasan
Pembiayaan Ekuitas /Bagi Hasil
ba ha gi sil
•Mudharabah •Musyarakah
Fe Pinjam an e kebaji Selain fungsi utama perantara dana, bankkan syariah menjalankan fungsi penyedia jasa keuangan (a.l bank garansi, L/C, inkaso, transfer dana, penukaran FX, kartu kredit, SDB dll) dg menerima upah jasa (ujroh) yg sesuai syariah
Hirarki Peraturan Perundangan-undangan terkait Perbankan Syariah UUD 1945 UU BI
UU OJK
UU PERBANKAN SYARIAH
PBI
PDG
POJK
PDK
SE Ekstern
SE Intern
SE OJK
SEDK OJK
Ketentuan BI
Ketentuan OJK
CakupanDiskusi Pendahuluan
Undang-UndangPerbankan Syariah
Pokok-PokokPeraturanPerbankanSyariah
Evolusi Undang-Undang Dasar HukumPengaturan PerbankanSyariah Nasional
UU No.10/1998 ttg Perbankan (perubahan) •Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Pasal 1 angka 3)
UU No.7/1992 ttg Perbankan • Usaha bank umum meliputi• Boleh .. “menyediakan sistem berganda konversi dan bank pembiayaan berdasarkan (UUS) prinsip bagi hasil” (pasal 6 huruf m) •Dasar hukum eksistensi awal bank syariah •Hanya boleh full-pledged
UU No.21/2008 ttg Perbankan Syariah • Bank Umum Syariah • Bank Pembiayaan Rakyat Syariah • Unit Usaha Syariah
Struktur Isi UU No. 21 tahun2008 ttgPerbankan Syariah Terdiri dari: 13 Bab dan 70 Pasal, meliputi Bab 1
Ketentuan Umum
Bab 2
Asas, Tujuan dan Fungsi
Bab 3
Perizinan, Bentuk Badan Hukum, Anggaran Dasar, dan Kepemilikan
Bab 4
Jenis dan Kegiatan Usaha, Kelayakan Penyaluran Dana, dan Larangan Bagi Bank Syariah dan UUS
Bab 5
Pemegang Saham Pengendali, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Direksi, dan TKA
Bab 6
Tata Kelola, Prinsip Kehati-hatian, dan Pengelolaan Risiko Perbankan Syariah
Bab 7
Rahasia Bank
Bab 8
Pembinaan dan Pengawasan
Bab 9
Penyelesaian Sengketa
Bab 10
Sanksi Administratif
Bab 11
Ketentuan Pidana
Bab 12
Ketentuan Peralihan
Bab 13
Ketentuan Penutup
KetentuanUmum Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah.
1 0
CakupanPerbankanSyariah
Bank
BANK SYARIAH
Bank Umum Syariah (BUS)
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank Konvensional
Bank Umum Konvensiona (BUK UUSl )
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
24
KetentuanUmum •
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a.
transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b.
transaksi sewa menyewa (ijarah muntahiya bittamlik);
c.
transaksi jual beli dalam bentuk murabahah, salam dan istishna’;
d.
transaksi pinjam meminjam dalam bentuk qardh;
e.
transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara BS/UUS dan pihak lain yang dibiayai/menerima fasilitas dana dan wajib dikembalikan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
dalam
bentuk
ijarah
atau
sewa
beli
24
Asas Perbankan Syariah Pasal 2 Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur Riba, Maisir, Gharar, Haram, Zalim Yang dimaksud dengan “demokrasi ekonomi” adalah kegiatan ekonomi syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan Yang dimaksud dengan “prinsip kehati-hatian” adalah pedoman pengelolaan Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang sehat, kuat dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
24
Fungsi Sosial BankSyariah Pasal 4 Bank Syariah & UUS dapat menjalankan fungsi sosial sebagai lembaga baitul maal yaitu menerima zakat, infaq, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya (a.l. denda terhadap nasabah/ta’zir) dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat [Ayat (1)]
Bank Syariah & UUS dapat menghimpun dana sosial dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif) [Ayat (2)]
24
Perizinan Pasal 5 Setiap pihak yg akan melakukan kegiatan usaha BS/UUS wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai BS/UUS dari BI. [ayat (1)] Bank Syariah yang telah mendapat izin usaha wajib mencantumkan dengan jelas kata “syariah” pada penulisan nama banknya. [ayat (4)] Bank Umum Konvensional yang telah mendapat izin usaha UUS wajib mencantumkan dengan jelas frase “Unit Usaha Syariah” setelah nama Bank pada kantor UUS yang bersangkutan. [ayat (5)]
24
Perizinan Bank Konvensional hanya dapat mengubah kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah (Konversi) dengan izin Bank Indonesia. [ayat (6)]
Bank Umum Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Umum Konvensional. [ayat (7)] Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Perkreditan Rakyat. [ayat (8)] Pembukaan Unit Usaha Syariah di kantor pusat Bank Umum Konvensional wajib mendapat Izin BI [ayat (9)]
24
Pendirian dan Kepemilikan Pasal 9 Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh: a. WNI dan/atau badan hukum Indonesia; b. Huruf a dengan WNA dan/ badan hukum asing secara c. kemitraan; atau d. Pemerintah daerah (Pemda). BPRS hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh: a. WNI dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya b. WNI; c. Pemda; atau d. gabungan dua pihak atau lebih dari WNI, badan hukum Indonesia dan Pemda. 24
Pemisahan(Spin Off) UUS dapat menjadi BUS tersendiri setelah mendapat izin dari BI. (Pasal 16, ayat (1))
Dalam hal BUK memiliki UUS yang nilai asetnya telah mencapai paling sedikit 50% dari total nilai aset bank induknya atau 15 tahun sejak berlakunya UU ini, maka BUK dimaksud wajib melakukan pemisahan UUS tersebut menjadi BUS. (Pasal Peralihan - Pasal 68, ayat (1))
24
KegiatanUsahaPerbankan Syariah Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21, antara lain: a. Giro (wadiah) b. Tabungan (wadiah, mudharabah) c. Deposito (mudharabah) d. Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna’, qardh, ijarah, ijarah muntahiya bittamlik
25
Larangan bagi BUS dan UUS Pasal 24 • Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah • Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal • Melakukan penyertaan modal, kecuali pada Bank Syariah atau lembaga keuangan syariah (untuk UUS tidak boleh) atau untuk kepentingan restrukturisasi pembiayaan • melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah.
2 0
Larangan bagi BPRS Pasal 25 Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah Menerima Simpanan berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran; Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia; melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah; melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
25
KomitePerbankan Syariah Pasal 26, ayat (4) dan (5) Dalam rangka penyusunan Peraturan Bank Indonesia (PBI), BI membentuk Komite Perbankan Syariah (KPS). Penjelasan: Komite Perbankan Syariah beranggotakan unsur-unsur dari BI, Departemen Agama dan unsur masyarakat dengan komposisi berimbang, memiliki keahlian di bidang syariah dan berjumlah paling banyak 11 orang. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan, keanggotaan dan tugas Komite Perbankan Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan PBI.
25
DewanPengawasSyariah Pasal 32 1) Dewan Pengawas Syariah (DPS) wajib dibentuk di BS dan BUK 2) yang memiliki UUS; 3) DPS diangkat oleh RUPS atas rekomendasi MUI; 4) DPS bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah; 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan DPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan PBI. Penjelasan : yang diatur dalam PBI sekurang-kurangnya meliputi (a) ruang lingkup, tugas dan fungsi DPS; (b) jumlah anggota DPS; (c) masa kerja; (d) komposisi keahlian; (e) maksimal jabatan rangkap; dan (f) pelaporan DPS.
25
Pembinaandan Pengawasan Pembinaan dan pengawasan Bank Syariah dan UUS dilakukan oleh BI. (Pasal 50) Bank Syariah dan UUS wajib memelihara tingkat kesehatan yang meliputi sekurang-kurangnya mengenai kecukupan modal, kualitas aset, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas manajemen yang menggambarkan kapabilitas dalam aspek keuangan, kepatuhan terhadap Prinsip Syariah dan prinsip manajemen Islami, serta aspek lainnya yang berhubungan dengan usaha Bank Syariah dan UUS. (Pasal 51)
25
Pembinaandan Pengawasan Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan, BI Berwenang [Pasal 52, ayat (3)] : •Memeriksa dan mengambil data/dokumen dari setiap tempat yang terkait dengan Bank; •Memeriksa dan mengambil data/dokumen dan keterangan dari setiap pihak yang menurut penilaian BI memiliki pengaruh terhadap Bank; dan •Memerintahkan Bank melakukan pemblokiran rekening tertentu, baik rekening simpanan maupun rekening pembiayaan. •BI dapat menugasi Kantor Akuntan Publik (KAP) atau pihak lainnya untuk melaksanakan pemeriksaan [Pasal 53]
25
Penyelesaian Sengketa Pasal 55 1) Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama; 2) Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain Peradilan Agama, penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad.
Penjelasan Yang dimaksud dengan “penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad” adalah upaya sebagai berikut: a.
Musyawarah;
b.
mediasi perbankan;
c.
Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) atau lembaga arbitrase lain;
d.
Melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.
25
Penyelesaian Sengketa Pasal 55 1) Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama; 2) Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain Peradilan Agama, penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad.
Penjelasan Yang dimaksud dengan “penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan Akad” adalah upaya sebagai isi berikut: a. Musyawarah; b. c.
d.
Putusan MK tanggal mediasi perbankan; Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) atau lembaga arbitrase 29 Agustus 2013 lain; Melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.
25
Implikasi PutusanMK •
“Penjelasan” Pasal 55 ayat 2 dianggap tidak memiliki kekuatan yang mengikat
•
Seluruh proses penyelesaian sengketa perbankan syariah melalui jalur Litigasi hanya dapat diajukan ke Peradilan Agama
•
Apabila terdapat klausula penyelesaian sengketa di dalam akad perjanjian yang mencantumkan penyelesaian sengketa secara Non Litigasi, maka penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui mediasi dan arbitrase berdasarkan prinsip syariah (Mediator dan Arbiter harus bersertifikat syariah).
•
Putusan MK tidak berlaku surut, apabila sebelum tgl penetapan ada proses penyelesaian sengketa melalui jalur Litigasi Peradilan Umum maupun jalur Non Litigasi Badan Mediasi atau Badan Arbitrase umum (BANI), dapat diselesaikan sampai tuntas tanpa harus berpindah pada Peradilan Agama atau jalur Non Litigasi Syariah.
•
Perbankan Syariah tidak harus memperbaharui akad perjanjiannya dengan nasabah, mengingat putusan MK dimaksud akan otomatis menggugurkan cara penyelesaian sengketa yang dilakukan melalui Peradilan Umum. 25
Sanksi Administratif Pasal 56:
BI menetapkan sanksi administratif kepada Bank Syariah, UUS, Komisaris, DPS, Direksi/pegawai BS dan BK yang memiliki UUS yang tidak melaksanakan prinsip syariah dalam menjalankan usaha.
Pasal 57:
BI mengenakan sanksi administratif kepada BS atau UUS, Komisaris, DPS, Direksi/pegawai BS atau BK yang memiliki UUS apabila melanggar pasal 41 dan 44 (rahasia bank)
Pasal 58 : sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam UU ini a. b. c. d. e. f. g. h.
Denda uang; Teguran tertulis; Penurunan tingkat kesehatan BS dan UUS; Pelarangan turut serta dalam kegiatan kliring; Pembekuan kegiatan usaha tertentu; Pemberhentian pengurus BS dan UUS; Pencantuman pengurus, pegawai dan Pemegang Shm dalam daftar tercela Pencabutan izin usaha.
26
CakupanDiskusi Pendahuluan
Undang-UndangPerbankan Syariah
Pokok-PokokPeraturanPerbankanSyariah
3 0
Prinsip Pengaturan Perbankan Syariah: • Kerangka dasar pengaturan yang dibuat harus dapat mengadopsi keunikan karakteristik transaksi serta kaidah kesyariahan yang merupakan faktor kunci kesinambungan operasi perbankan syariah dalam jangka panjang. • Untuk regulasi yang belum ditetapkan mengacu kepada regulasi perbankan konvensional, • Untuk mencapai hal tersebut OJK telah dan akan terus mendorong terwujudnya beberapa standar keuangan syariah seperti Fatwa DSN, PSAK dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah. • Pada prinsipnya penyempurnaan regulasi diprioritaskan pada hal-hal yang unik dan khusus bagi perbankan syariah seperti ketentuan kelembagaan, penilaian aktiva produktif, sistem pelaporan bank, pasar keuangan antar bank dan fasilitas pembiayaan darurat BI.
26
Pengaturandan PengawasanBankSyariah Keunikan dan Aspek Penting dalam Pengaturan & Pengawasan
Fungsi dasar BS secara umum sama dengan bank konvensional, sehingga prinsip pokok pengaturan dan pengawasan yg dikembangkan bagi perbankan sebagian besar berlaku pula pada BS. Namun adanya sejumlah perbedaan yang mendasar dalam filosofi dan prinsip operasional BS mengakibatkan ada perbedaan pengaturan & pengawasan BS.
Karakteristik khusus BS yang mengakibatkan adanya perbedaan dalam pengaturan dan pengawasan BS 1) Perlunya jaminan ketaatan pada prinsip syariah dalam terutama adalah: seluruh aktivitas bank
2)
Perbedaan karakteristik operasional khususnya akibat dari pelarangan bunga yang digantikan dengan skema bagi hasil dan berbagai ragam akad keuangan yang unik dan berbeda dengan produk bank konvensional. 26
Pengaturandan PengawasanBankSyariah Langkah penting dalam menciptakan jaminan pemenuhan prinsip syariah
Menciptakan regulasi dan sistem pengawasan yang sesuai dengan karakteristik bank syariah Menetapkan aturan tentang mekanisme pengeluaran setiap produk bank syariah yang memerlukan pengesahan (endorsement) dari DSN-MUI tentang kehalalan/ fatwa kesesuaian produk dan jasa keuangan bank dengan prinsip syariah, Menerapkan sistem pengawasan baik untuk penilaian aspek kehatian-hatian dan kesesuaian operasional bank dengan ketentuan syariah dengan melibatkan Dewan Pengawas Syariah dan unsur pengawasan syariah lainnya
26
Tatakelola untukJaminan Pemenuhan Prinsip Syariah
Konsultasi timbal balik dalam proses penyusunan fatwa dan regulasi keuangan syariah
Dewan Syariah Nasional MUI 1. Harmonisasi regulasi dan
Fatwa Produk dan fatwa Jasa Keuangan 2. Implementasi fatwa Syariah kedalam Ketentuan/
DPBS / DPMS/ DIKNBS Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah Regulasi & Pengawasan LJKS
Peraturan Jasa Keu. Syariah Dewan Pengawas Syariah
3
34
Regulasi dan Standard Perbankan Syariah Kelembagaan •Kelembagaan BUS •Kelembagaan UUS •Kelembagaan BPRS •Fit and Proper Test
Kehati-hatian (Prudential) •Kualitas Aktiva •KPMM •TKS – RBBR •BMPD •Produk dan Jasa
Pasar Keuangan & Moneter
Standar Akuntansi & Pelaporan
•GWM •PUAS •SBIS •LTV (Loan to Value) dan Uang Muka
•PSAK dan PAPSI •Pelaporan BUS, UUS, dan BPRS
26
Akhir Presentasi
terima kasih
26
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
PERIZINAN KELEMBAGAAN & PRODUK PERBANKAN SYARIAH
IKNB syariah
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
1
Dasar Hukum
2
Otoritas, Entry point dan Ruang Lingkup Perizinan Perbankan Syariah
3
Perizinan Kelembagaan Perbankan Syariah
4
Perizinan Produk Perbankan syariah
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
D A S A R
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah PBI No.15/13/PBI/2013 tentang Perubahan Atas PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah
H U K U M
PBI No.15/14/PBI/2013 tentang Perubahan Atas PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah Peraturan Bank Indonesia No.11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Peraturan Bank Indonesia No.11/15/PBI/2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional menjadi Bank Syariah PBI No.10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah PBI No. 14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PUNGUTAN OJK PASAL 37 AYAT (2) DAN (3) UU NO.21 TAHUN 2011 PIHAK YG MELAKUKAN KEGIATAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN WAJIB MEMBAYAR PUNGUTAN YG DIKENAKAN OJK, PUNGUTAN DIMAKSUD ADALAH PENERIMAAN OJK
PP NO.11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OJK JENIS PUNGUTAN YG BERLAKU PADA OJK MELIPUTI:BIAYA PERIZINAN, PERSETUJUAN, PENDAFTARAN, PENGESAHAN DAN PENELAAHAN ATAS RENCANA AKSI KORPORASI DAN BIAYA TAHUNAN DALAM RANGKA PENGATURAN, PENGAWASAN, PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN. PASAL 5 AYAT (1) TERMASUK DALAM BIAYA PERIZINAN A.L. IZIN USAHA BANK UMUM (RP100JT) DAN IZIN USAHA BPRS (RP50JT). LAMPIRAN PP KHUSUS UNTUK TAHUN 2014 PUNGUTAN DIKENAKAN 2/3 DARI BESARAN
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH RUANG LINGKUP PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
PERIZINAN KELEMBAGAAN BUS, UUS, BPRS, KC/KPw BA ENTRY
OPERASIONAL
EXIT
PERIZINAN PRODUK BARU
BUS, UUS, BPRS IZIN PRODUK BARU • Belum tercantum dalam
kodifikasi
LAPOR PRODUK BARU
produk perbankan • syariah Sudah tercantum dalam kodifikasi produk perbankan syariah
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH JENIS PERIZINAN KELEMBAGAAN 1.PENDIRIAN BUS/BPRS; 2.SPIN OFF UUS
PERIZINAN ENTRY KELEMBAGAAN
4. PERUBAHAN KEGIATAN USAHA (KONVERSI) BUK/BPR MENJADI BUS/BPRS;
5. PEMBUKAAN UUS; 6. PEMBUKAAN KC/KPW DARI BANK SYARIAH YANG BER-KP DI LUAR NEGERI; MERGER/KONSOLIDASI BUS/BPRS;
PERIZINAN OPERASIONAL KELEMBAGAAN 1.PEMBUKAAN/PENUTUPAN KC DAN KANTOR DI BAWAH KC, 2.PEMINDAHAN ALAMAT KP, KC, KPW, DAN KANTOR DI BAWAH KC, 3.PERUBAHAN STATUS KANTOR BUS/BPRS, UUS, DAN KPW BA (KP DI WILKER KP-BI). 4.PENINGKATAN STATUS BUS NON-DEVISA MENJADI BUS DEVISA; 5.PENETAPAN PENGGUNAAN IZIN USAHA AKIBAT PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM DAN PERUBAHAN NAMA BUS/BPRS DAN KC BA (KP DI WILKER KP-BI; 6.AKUISISI DAN PERUBAHAN PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BUS/BPRS.
7.PERUBAHAN PENGURUS BUS/BPRS, DIREKTUR UUS, KEPALA KPW DARI BANK SYARIAH YANG BER KP DI LUAR NEGERI, PIMPINAN KC BANK ASING, DAN DPS, YANG BERKANTOR PUSAT DI WILAYAH KERJA KP-BI;
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH JENIS PERIZINAN KELEMBAGAAN PERIZINAN EXIT KELEMBAGAAN PENCABUTAN IZIN USAHA BUS, BPRS DAN UUS 1.
ATAS KEPUTUSAN LPS/OJK
2.
ATAS PERMINTAAN BANK
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PENDELEGASIAN WEWENANG
KANTOR PUSAT OJK
ENTRY
EXIT
(KELEMBAGAAN)
(KELEMBAGAAN)
IZIN PRODUK BARU
OPERASIONAL
KANTOR REGIONAL / KANTOR OJK
LAPOR PRODUK BARU
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH ENTRY POINT PERBANKAN SYARIAH KONVERSI BUK MENJADI BUS
PENDIRIAN BUS BARU (MODAL DISETOR MINIMUM RP 1 T)
PENDIRIAN BPRS BARU (MODAL DISETOR MINIMUM RP 4 S/D 14 M)
KONVERSI BPR MENJADI BPRS
PERBANKAN SYARIAH SPIN OFF UUS
DUAL SISTEM / UUS (MODAL
(MODAL DISETOR MINIMUM RP 500 M)
KERJA MINIMUM RP 100 M)
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PROSES PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
Pendirian Perbankan Syariah
BUS •IZIN PRINSIP •IZIN USAHA
SPIN OFF UUS
BUS BARU •IZIN PRINSIP •IZIN USAHA
KONVERSI BANK SYARIAH IZIN KONVERSI
BPRS •IZIN PRINSIP •IZIN USAHA SPIN OFF PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN
IZIN PEMISAHAN UUS
UUS IZIN PENDIRIAN UUS
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH BENTUK BADAN HUKUM DAN KEPEMILIKAN BANK SYARIAH
BADAN HUKUM BUS DAN BPRS : PERSEROAN TERBATAS KEPEMILIKAN BUS : A. WNI DAN/ATAU BADAN HUKUM INDONESIA; B. WNI DAN/ATAU BADAN HUKUM INDONESIA DENGAN WNA DAN/ATAU BADAN HUKUM ASING SECARA KEMITRAAN; ATAU C. PEMERINTAH DAERAH.
KEPEMILIKAN BPRS : A. WNI DAN/ATAU BADAN HUKUM INDONESIA YANG SELURUH PEMILIKNYA WNI; B. PEMERINTAH DAERAH; ATAU C. DUA PIHAK ATAU LEBIH SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM HURUF A DAN HURUF B
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERMODALAN BANK SYARIAH DAN UUS
•
MODAL DISETOR MINIMUM PENDIRIAN BUS: RP 1 TRILYUN; •
MODAL DISETOR MINIMUM PENDIRIAN BPRS : -
•
RP 14 MILIAR UNTUK WILAYAH YG TERMASUK ZONA 1; RP 8 MILIAR UNTUK WILAYAH YG TERMASUK ZONA 2; RP 6 MILIAR UNTUK WILAYAH YG TERMASUK ZONA 3; DAN RP 4 MILIAR UNTUK WILAYAH YG TERMASUK ZONA 4.
MODAL DISETOR MINIMUM UNTUK SPIN OFF UUS MENJADI BUS: RP 500 MILYAR (DLM WAKTU 10 TAHUN HARUS MENJADI RP 1 TRILIUN)
•
MODAL KERJA MINIMUM UUS : RP 100 MILIAR
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERSYARATAN BANK SYARIAH NEW ENTRY
IZIN PRINSIP
IZIN USAHA
• RANCANGAN ANGGARAN DASAR
• ANGGARAN DASAR
• DAFTAR CALON PEMEGANG SAHAM, PENGURUS DAN DPS BESERTA DOKUMEN
• DAFTAR PEMEGANG SAHAM, PENGURUS DAN DPS DAN DOKUMEN UNTUK PENGURUS WNA (UNTUK BUS)
• RENCANA SUSUNAN ORGANISASI BESERTA NAMA CALON MINIMAL PEJABAT EKSEKUTIF • STUDI KELAYAKAN DAN RENCANA BISNIS • RENCANA KORPORASI
• PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO • SISTEM DAN PROSEDUR KERJA • BUKTI PENEMPATAN 30% MODAL DISETOR DI ESCROW ACCOUNT AN. DK OJK QQ SALAH SATU PSP • SURAT PERNYATAAN TERKAIT SUMBER DANA MODAL
• PERUBAHAN RENCANA SUSUNAN BESERTA NAMA CALON MINIMAL PEJABAT EKSEKUTIF • BUKTI PEMENUHAN MODAL MINIMUM BESERTA DOKUMEN SURAT PERNYATAAN
• BUKTI KESIAPAN OPERASIONAL
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH CONTOH TAHAPAN PERIZINAN – PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP PENDIRIAN BPRS Tim Pendiri/Calon Pemegang Saham BPRS
Mengajukan Permohonan kepada OJK
Presentasi rencana pendirian BPRS di OJK
Layak/ Tidak Layak?
+ asli dokumen kepada KPBI + cc dokumen kepada KPwBI
Mempersiapkan persyaratan persetujuan prinsip pendirian BPRS a.l. : • Rancangan akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar • Permodalan, bukti setoran modal minimal 30% persyaratan modal minimum sesuai zonasi • Mengajukan calon Pengurus dan DPS • Studi kelayakan termasuk data potensi ekonomia daerah, SOP lengkap dan komprehensif • Surat pernyataan sumber dana • Proyeksi keuangan bulanan selama 3 tahun pertama
YA
+ dokumen lengkap
Fit & Proper Test Calon PSP dan pengurus, wawancara Calon DPS
TIDAK
TIDAK
Lulus/ Tidak Lulus? LULUS SELURUHNYA
Rekomendasi KR/KOJK
Persetujuan Prinsip
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH CONTOH TAHAPAN PERIZINAN – PERMOHONAN IZIN USAHA PENDIRIAN BPRS Tim Pendiri BPRS
Mengajukan Permohonan Izin Usaha ke OJK
+ dokumen
*) Apabila terdapat perubahan
TIDAK
Mempersiapkan persyaratan Izin USaha a.l. : • Bukti pelunasan modal disetor • Akta A/D dan pengesahannya • Kesiapan operasional termasuk SDM, sistem pembukuan, gedung kantor serta sarana dan prasarana lainnya
Pemeriksaan Kesiapan Operasional Bank
Fit & Proper Test Calon PSP dan pengurus, wawancara Calon DPS *)
Memen uhi Syarat?
Melaporkan Kegiatan Usaha max. 10 hari setelah pelaksanaan
END
YA
Pemberian Izin Usaha
Melaksanakan Kegiatan Usaha max. 60 hari setelah tanggal Izin Usaha
LULUS SELURUH NYA
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERSYARATAN KONVERSI DAN SPIN OFF UUS
KONVERSI
SPIN OFF DENGAN BANK BARU
• • • • •
MEMILIKI PERSYARATAN YANG SAMA DENGAN PEMBENTUKAN BUS BARU DENGAN TAMBAHAN DOKUMEN
• • • • • • • • • • •
ANGGARAN DASAR AWAL RANCANGAN ANGGARAN DASAR MISI DAN VISI PERUBAHAN KEGIATAN USAHA RISALAH RUPS DAFTAR CALON PEMEGANG SAHAM, PENGURUS DAN DPS BESERTA DOKUMEN PERSYARATAN PENGALAMAN KERJA BAGI ANGGOTA DIREKSI SURAT PERNYATAAN TERKAIT PENAMBAHAN MODAL DISETOR RENCANA SUSUNAN ORGANISASI BESERTA NAMA CALON MINIMAL PEJABAT EKSEKUTIF STUDI KELAYAKAN DAN RENCANA BISNIS LAPORAN KEUANGAN RENCANA KORPORASI PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO SISTEM DAN PROSEDUR KERJA RENCANA PENYELESAIAN HAK DAN KEWAJIBAN BUKTI KESIAPAN OPERASIONAL DAFTAR JARINGAN KANTOR YANG AKAN DIJADIKAN KANTOR BANK
IZIN PRINSIP • SURAT PERNYATAAN PSP UNTUK MENINGKATKAN MODAL MENJADI RP.1T • NERACA PROFORMA BUS • RANCANGAN PEMISAHAN UUS DARI BANK INDUK
IZIN •USAHA NERACA INTERN UUS BULAN TERAKHIR SPIN OFF PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN • • •
LAPORAN PROFORMA BUS LANGKAH-LANGKAH YANG DITEMPUH DALAM RANGKA PENYELESAIAN HAK DAN KEWAJIBAN RANCANGAN PEMISAHAN UUS DARI BANK INDUK
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH CONTOH TAHAPAN PERIZINAN – KONVERSI BANK KONVENSIONAL
Fit and Proper calon PSP, pengurus dan DPS
Mengajukan Permohonan ke OJK
Mengajukan Perubahan AD kpd DepkumHAM
Tidak
Memenuhi syarat?
Ya
Presentasi Di OJK
Persetujuan Konversi
Pegesahan Perub. AD Mempersiapkan persyaratan konversi
Menyelesaikan H & K Debitur & Kreditur konvensional dlm 360 hr
End
Melakukan Kegiatan Usaha Syariah 60 hari sejak izin berlaku
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH CONTOH TAHAPAN PERIZINAN – SPIN OFF Bank Konvensional dg UUS
Mendirikan BUS Baru?
Tidak
Mencari Bank Konvensional u/ diakuisisi
Due Dilligence
Ya
Pengalihan Asset/Kewajiban dan Kantor UUS
Tidak
Proses Pendirian BUS & Pengajuan Izin
Layak?
Ya
Mengajukan Persetujuan Penyertaan Modal
Persetujuan Penyertaan Izin Pendirian
BUS
Konversi
Setor Modal/ Pembelian Saham
RUPS Rancangan Akuisisi
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERSYARATAN PENDIRIAN UUS BARU TERCANTUM DALAM RENCANA BISNIS BANK UMUM KONVENSIONAL RANCANGAN ANGGARAN DASAR DOKUMEN CALON DIREKTUR DAN DPS SURAT PERNYATAAN DARI DIREKSI BUK MENGENAI ALOKASI DANA DARI BUK UNTUK MODAL KERJA UUS. MODAL KERJA UUS DISISIHKAN OLEH BUK DALAM BENTUK TUNAI PALING KURANG SEBESAR RP.100M SERTA KESANGGUPAN BUK UNTUK MENANGGULANGI KESULITAN LIKUIDITAS YANG DIALAMI OLEH UUS. • • • • • • •
STUDI KELAYAKAN DAN RENCANA BISNIS RENCANA BISNIS PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO SISTEM DAN PROSEDUR KERJA RENCANA SUSUNAN ORGANISASI BESERTA NAMA CALON MINIMAL PEJABAT EKSEKUTIF NERACA INTERN BUK PRESENTASI RENCANA PEMBUKAAN UUS
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH BANK UMUM SYARIAH No
Nama BUS
Keterangan
1
PT. Bank Muamalat Indonesia
Pendirian baru
2
PT. Bank Syariah Mandiri
Konversi
3
PT. Bank Mega Syariah
Konversi
4
PT. Bank BRISyariah
Konversi dan Spin – Off
5
PT. Bank Syariah Bukopin
Konversi dan Spin – Off
6
PT. Bank Panin Syariah
Konversi
7
PT. Bank Victoria Syariah
Konversi
8
PT. Bank BCA Syariah
Konversi
9
PT. Bank Jabar dan Banten Syariah
Spin – Off
10
PT. Bank BNI Syariah
Spin – Off
11
PT. Bank Maybank Syariah Indonesia
Konversi
12
PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah
Konversi dan Spin – Off
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH KEPENGURUSAN BANK SYARIAH DAN UUS
BUS : • • •
JUMLAH ANGGOTA DIREKSI MINIMAL 3 ORANG; JUMLAH ANGGOTA DEWAN KOMISARIS MINIMAL 3 ORANG DAN MAKSIMAL SAMA DENGAN JUMLAH ANGGOTA DIREKSI; JUMLAH DPS MINIMAL 3 ORANG DAN MAKSIMAL 50% DARI JUMLAH ANGGOTADIREKSI;
BPRS: • • •
JUMLAH ANGGOTA DIREKSI MINIMAL 2 ORANG; JUMLAH ANGGOTA DEWAN KOMISARIS MINIMAL 2 ORANG DAN MAKSIMAL 3 ORANG; JUMLAH DPS MINIMAL 2 ORANG DAN MAKSIMAL 3 ORANG;
UUS : •DIPIMPIN OLEH DIREKTUR UUS •JUMLAH DPS MINIMAL 2 ORANG DAN MAKSIMAL 3 ORANG
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PEMEGANG SAHAM PENGENDALI DAN PENGURUS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PIHAK YANG DIAJUKAN SEBAGAI PEMEGANG SAHAM PENGENDALI DAN PENGURUS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH 1. TIDAK SEDANG MENJALANI PROSES HUKUM 2. TIDAK SEDANG MENJALANI UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN SUATU BANK 3. TIDAK MEMILIKI KREDIT MACET DAN/ATAU TIDAK TERCANTUM DALAM DAFTAR PIHAK YANG MEMILIKI KREDIT MACET 4. TIDAK TERCANTUM DALAM DAFTAR PIHAK YANG DINYATAKAN TIDAK LULUS UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN 5. MEMILIKI KOMITMEN UNTUK MEMATUHI PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU 6. MEMILIKI KOMITMEN TERHADAP PENGEMBANGAN OPERASIONAL BANK SYARIAH YANG SEHAT
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PROSES PERIZINAN PEMEGANG SAHAM, PENGURUS DAN DPS
PENILAIAN ADMINISTRATIF
KELENGKAPAN & KEBENARAN DOKUMEN TIDAK TERCANTUM DALAM DAFTAR TIDAK LULUS FIT AND PROPER TEST (DTL) TIDAK MEMILIKI KREDIT BERMASALAH (DAFTAR KREDIT MACET) MEMILIKI TRACK RECORD YG BAIK
WA
WANCARA FIT AND PROPER TEST
ASPEK INTEGRITAS ASPEK KOMPETENSI
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERSYARATAN PENGURUS BUS DAN UUS KETERANGAN
KOMISARIS
DIREKSI BUS & UUS
HUBUNGAN
Mayoritas dilarang memiliki hubungan keluarga sd derajad ke-2 dengan sesama Komisaris dan Direksi
RANGKAP JABATAN
Hanya dapat merangkap jabatan 1. Hanya dpt merangkap jabatan : 1.Komisaris/Direksi/PE pd lembaga/perusahaan non LK a. apabila menjalankan tugas fungsional sbg Komisaris 2.Komisaris/Direksi yg melaksanakan fungsi pengawasan pada perusahaan anak bukan bank yg dikendalikan pd perusahaan anak LKBB Bank (krn sbg direksi yg bertanggung jawab thd 3.Komisaris/Direksi/PE pd 1 perusahaan yg merupakan pengawasan perusahaan anak) pemegang saham bank; atau b. jabatan pd 2 lembaga nirlaba 4.Pejabat pd maksimum 3 lembaga nirlaba
1. Direktur Utama wajib independen thd PSP 2. Secara sendiri atau bersama dilarang memiliki saham melebihi 25% dr modal disetor di perusahaan lain 3. Mayoritas dilarang memiliki hubungan keluarga sd derajad ke-2 dengan sesama Komisaris dan Direksi 4. Direktur Kepatuhan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan Komisaris, Direksi dan/atau PSP atau hubungan yang mempengaruhi independensi
2. Direktur Utama dilarang merangkap jabatan sebagai Direktur Kepatuhan 3. Direktur Kepatuhan dilarang membawahkan fungsi bisnis dan operasional, manajemen risiko yang mengambil keputusan pada kegiatan usaha Bank, treasury, keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, tekhnologi informasi dan audit intern
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERSYARATAN PENGURUS BUS DAN UUS KETERANGAN PENGALAMAN
KOMISARIS
DIREKSI BUS & UUS
1. Memiliki sertifikat pelatihan perbankan syariah 1. Memiliki sertifikat pelatihan perbankan syariah dengan dengan cakupan materi minimal ketentuan, produk materi sekurangnya ketentuan perbankan syariah, dan analisa laporan keuangan bank syariah produk bank syariah, kegiatan operasional bank syariah 2. Memiliki pengalaman di bidang operasional dan laporan keuangan bank syariah perbankan syariah yang cukup 2. Mayoritas Direksi memiliki pengalaman sekurangnya 4 3. Komisaris Independen memiliki Sertifikasi tahun dengan jabatan paling rendah PE di perbankan Manajemen Risiko tingkat 2 dan anggota Komisaris dan sekurangnya 1 diantaranya menjabat sekurangnya lainnya tingkat 1
PE di BUS dan/atau UUS 3. Memiliki Sertifikasi Manajemen Risiko sesuai ketentuan yang berlaku
LAINNYA
Minimum 50% adalah Komisaris Independen
KETERANGAN
RANGKAP JABATAN
Terdapat 1 Direktur Kepatuhan
DPS 1. Rangkap jabatan sbg DPS maksimum pd 4 lembaga keuangan syariah lainnya 2. Tidak boleh merangkap sebagai konsultan (perusahaan/pribadi) Bank Syariah datau
PENGALAMAN 1. Sekurangnya memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah muamalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum 2. Direkomendasikan oleh DSN-MUI
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERSYARATAN PENGURUS BPRS KETERANGAN
KOMISARIS
DIREKSI
HUBUNGAN
-
RANGKAP JABATAN
Hanya dapat merangkap jabatan sebagai: Dilarang merangkap sebagai anggota Direksi, anggota Dewan 1.Komisaris pada 2 BPRS/BPR lain Komisaris, anggota DPS atau Pejabat, Eksekutif pada 2.Komisaris/Direksi/PE pada 2 lembaga/perusahaan lain lembaga keuangan, badan usaha atau lembaga lain bukan bank
1. Dirut wajib berasal dari pihak yg independen thd PSP 2. Dilarang memiliki hubungan keluarga dengan a. Anggota Direksi lainnya dalam hubungan sebagai orang tua, anak, mertua, besan, menantu, suami, istri, saudara kandung atau ipar: dan/atau b. Anggota Dewan Komisaris dalam hubungan sebagai orang tua, anak, mertua, besan, menantu, suami, istri atau saudara kandung
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERSYARATAN PENGURUS BPRS KETERANGAN PENGALAMAN
KOMISARIS
DIREKSI
1. Memiliki sertifikat pelatihan perbankan syariah dengan materi sekurangnya ketentuan perbankan syariah, produk bank syariah dan analisa laporan keuangan bank syariah 2. Memiliki pengalaman di bidang operasional perbankan syariah yang cukup antara lain dalam pengelolaan bisnis utama Bank Syariah dan/atau UUS
1. Memiliki sertifikat pelatihan perbankan syariah dengan materi sekurangnya ketentuan perbankan syariah, produk bank syariah, kegiatan operasional bank syariah dan laporan keuangan bank syariah 2. Paling sedikit 50% anggota Direksi termasuk Direktur Utama harus berpengalaman operasional sekurangnya: a. 2 tahun sebagai pejabat di bidang pendanaan dan/atau pembiayaan di perbankan syariah b. 2 tahun sebagai pejabat di bidang pendanaan dan/atau perkreditan di perbankan konvensional dan memiliki pengetahuan di bidang perbankan syariah; atau c. 3 tahun sebagai direksi atau setingkat dengan direksi di lembaga keuangan mikro syariah 3. Anggota Direksi berpendidikan formal paling kurang setingkat Diploma III atau Sarjana Muda
KETERANGAN RANGKAP JABATAN
DPS Rangkap jabatan sbg DPS maksimum pd 4 lembaga keuangan syariah lainnya
PENGALAMAN 1. Sekurangnya memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah muamalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum 2. Direkomendasikan oleh DSN-MUI
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
PENGATURAN PRODUK DAN AKTIVITAS PERBANKAN SYARIAH…..
PBI NO. 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK
POJK NO…../POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
SEOJK NO. …/SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
• Matriks Produk & Aktivitas Per BUKU • Kodifikasi Produk & Aktivitas Standar
SEDK NO. …./SEDK.03/2015 TENTANG PERIZINAN DAN PELAPORAN PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
SEOJK NO. …./SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BPRS • Matriks Produk & Aktivitas • Kodifikasi Produk & Aktivitas Standar
SEDK NO……/SEDK.03/2015 TENTANG PERIZINAN DAN PELAPORAN PRODUK DAN AKTIVITAS BPRS
KEDUDUKAN KODIFIKASI DALAM PENGATURAN PRODUK Memenuhi kriteria produk/aktivitas baru?
START
a. belum pernah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya oleh Bank; b. telah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya oleh Bank namun dilakukan pengembangan atau perubahan fitur
Ya
Sesuai BUKU?
Step ini tdk perlu utk BPRS
Tidak Ya
END
Tidak
Blm pernah diterbitkan/dilaksanakan sebelumnya? Ya
Tercantum di RBB?
Tidak
Ya
Ya
Sesuai kodifikasi? Tidak perlu persetujuan
Tidak
END
Tidak
Wajib mengajukan persetujuan 30 hr kerja sblumnya
Tidak
END
Disetujui?
Terbit? Ya
Terbit?
END
Tidak > 6 bln
END
Tidak
Ya
Ya
Lapor realisasi (pling lambat 7 hr kerja)
END
Lapor realisasi (pling lambat 7 hr kerja)
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PERIZINAN PRODUK
PRODUK YG PERLU IZIN/DILAPORKAN, MELIPUTI: •
SISI PENGHIMPUNAN DANA
•
SISI PENYALURAN DANA
•
PELAYANAN JASA BANK
Tidak termasuk produk LKBB yg dipasarkan oleh bank sbg agen pemasaran
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH Kodifikasi Produk Perbankan Syariah
1. PENGHIMPUNAN DANA • • •
GIRO SYARIAH TABUNGAN SYARIAH DEPOSITO SYARIAH
2. PENYALURAN DANA • • • • • • • •
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN
ATAS DASAR AKAD ATAS DASAR AKAD ATAS DASAR AKAD ATAS DASAR AKAD ATAS DASAR AKAD ATAS DASAR AKAD ATAS DASAR AKAD MULTIJASA
3. PELAYANAN JASA • • •
L/C IMPOR SYARIAH BANK GARANSI SYARIAH PENUKARAN VALAS (SHARF)
MUDHARABAH MUSYARAKAH MURABAHAH SALAM ISTISHNA’ IJARAH QARDH
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH PENGHENTIAN PRODUK
BANK WAJIB MENGHENTIKAN KEGIATAN PRODUK BILA: • TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELAPORAN/PERIZINAN PRODUK • TIDAK SESUAI DG PRINSIP SYARIAH • TIDAK SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN YG BERLAKU
BILA PRODUK DIKENAKAN PENGHENTIAN SEMENTARA: • BANK DILARANG MENJUAL PRODUK TSB & WAJIB MENYEMPURNAKAN DLM JANGKA WAKTU YG DITETAPKAN BI. BILA TIDAK, AKAN DIKENAKAN PENGHENTIAN TETAP BILA PRODUK DIKENAKAN PENGHENTIAN TETAP: • BANK WAJIB MENGHENTIKAN KEGIATAN PRODUK TSB & WAJIB MENYELESAIKAN HAK DAN KEWAJIBAN NASABAH.
PERIZINAN PERBANKAN SYARIAH
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
PENGAWASAN BANK SYARIAH & PERLINDUNGAN KONSUMEN
IKNB syariah
AGENDA
I.
Otoritas Pengawasan Bank dan Dasar Hukum
II.
Perbankan : Sistem dan Kegiatan Usaha
III.
Sistem dan Strategi Pengawasan Bank
IV. Siklus Pengawasan dan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan V. PENUTUP
306
I. Otoritas Pengawasan Bank dan Dasar Hukum
307
PENGAWASAN BANK SYARIAH DASAR HUKUM UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (tanggal 17 Juli 2008) UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK (tanggal 22 November 2011)
308
Pembinaan dan Pengawasan Bank Syariah sesuai UU Bank Syariah Pembinaan dan pengawasan Bank Syariah (BUS, BPRS) dan UUS dilakukan oleh BI Pembinaan oleh BI antara lain aspek kelembagaan, kepemilikan & kepengurusan (fit & proper test),kegiatan usaha, pelaporan, serta aspek operasional lainnya Pengawasan oleh BI meliputi pengawasan tidak langsung (off site supervision) atas dasar laporan bank dan pengawasan langsung (on site examination) dalam bentuk pemeriksaan bank Bank Syariah wajib memelihara TKS yang meliputi faktor Profil Risiko, Good Corporate Governance, Rentabilitas dan Permodalan.
309
OTORITAS JASA KEUANGAN TUJUAN, FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG BAB III - UU No. 21 Th 2011 Tentang OJK Pasal 4 OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan: a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; c. mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.
Pasal 5 OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Pasal 6 OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan; b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. 310
KEWENANGAN OJK 1.
Rigth to License ◘ Penilaian ahlak dan moral calon pemilik/pengurus ◘ Kemampuan penyediaan modal ◘ Kesungguhan calon pengurus/pemilik melakukan kegiatan perbankan
2.
Rigth to Regulate ◘ Merumuskan ketentuan dan peraturan untuk terciptanya perbankan yang sehat
3.
Rigth to Control ◘ Melakukan pengawasan terhadap bank dalam batasan wewenang yang jelas
4.
Rigth to Impose Sanction ◘ Kewenangan memberikan sanksi atas pelanggaran ketentuan
311
II. Perbankan : Sistem dan Kegiatan Usaha
312
PERBANKAN : Definisi (UU OJK)
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan syariah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai perbankan dan undang-undang mengenai perbankan syariah.
313
Sistem Perbankan
INFRASTRUKTUR
PENGATURAN/ PENGAWASAN
Bank Umum
BPR
OJK – PENGAWASAN BANK, BAPEPAM-LK BANK INDONESIA BPK (AUDIT BANK BUMN) PPATK (TPPU & PPT)
Bank Umum Konvensional
Unit Usaha Syariah
Bank Umum Syariah
BPR Konvensional
BPR Syariah
• Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) • Asosiasi Perbankan • IAI • Lembaga peradilan & arbitrase • Lembaga pendidikan • Lembaga Rating • Dewan Syariah Nasional (DSN) • dll
MASYARAKAT
314
APA ITU BANK SYARIAH ? Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah
315
APA ITU BANK SYARIAH ?
Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
316
STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH
317
STRUKTUR ORGANISASI UNIT USAHA SYARIAH
318
LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Laporan keuangan bank syariah meliputi: a. Neraca b. Laporan Rugi Laba c. Laporan Rekening Administratif d. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat e. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
319
NERACA BANK KONVENSIONAL AKTIVA
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank lain Effek-effek Tagihan derivatif Tagihan Akseptasi Kredit Penyertaan saham Aktiva tetap Aktiva lainnya
KEWAJIBAN
Kewajiban segera Simpanan Simpanan dari bank lain Effek-effek yang dijual dengan janji beli kembali Kewajiban Derivatif Kewajiban Akseptasi Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman diterima Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Kewajiban lain-lian pinjaman subordinasi
EKUITAS
Modal disetor Tambahan modal disetor Saldo Laba (rugi)
320
NERACA BANK SYARIAH AKTIVA
KEWAJIBAN
Kas
Kewajiban Segera
Penempatan pada Bank Indonesia
Simpanan (Giro Wadiah & Tabungan Wadiah)
Giro pada Bank lain
Kewajiban Lain (hutang salam & hut. Istishna)
Penempatan pada Bank Lain
Kewajiban kepada Bank Lain
Effek-effek
Pembiayaan yang diterima
Piutang (murabahah, salam, istishna, qard)
Keuntungan yg sudah diumumkan belum dibagi
Pembiayaan Mudharabah
Hutang Zakat, Hutang Pajak, Hutang Lainnnya
Pembiayaan Musyarakah
INVESTASI TIDAK TERIKAT
Persediaan (aktiva untk dijual kembali)
ITT Bukan Bank (Tab & Deposito Mudharabah)
Aktiva yang diperoleh untuk Ijarah
ITT Bank ( Tabungan & Deposito Mudharabah)
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian
EKUITAS
Penyertaan
Modal disetor
Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan
Tambahan modal disetor
Aktiva lainnya
Saldo laba (rugi)
Laporan Investasi Terikat
321
LABA–RUGI BANK SYARIAH VS KONVENSIONAL Perbankan syariah
Perbankan Konvensional
Pendapatan operasi utama
Pendapatan bunga Pendapatan komisi Beban provisi dan komisi Keuntungan atau kerugian penjualan efek Keuntungan atau kerugian investasi efek Keuntungan atau kerugian Tx valas Pendapatan deviden Pendapatan operasional lainnya Beban penysh kerugian kredit & Akt Pr lain Beban Administrasi umum Beban operasional Lainnya
Pendapatan dari jual beli (murabahah, salam, ijarah) Pendapatan dari sewa Pendapatan dari Bagi Hasil (mudharabah, musyarakah) Pendapatan operasi utama lainnya
Hak pihak ketiga atas bagi hasil ITT
Pendapatan Operasi Lainnya Beban Operasi Lainnya Pendapatan Non Operasi Pendapatan dari denda dan Beban Non Operasi pendapatan dari penempatan Zakat pada bank konvensional Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
322
TATA KELOLA OPERASIONAL BANK
Otoritas Lain
Dewan Pengawas Syariah (DPS) TANGGUNG JAWAB OJK
Pengawasan dan uji petik oleh DPS DILUAR KENDALI OJK
Cakupan pemeriksaan OJK
Dilaporkan ke BI/OJK
Tidak dilaporkan ke BI/OJK, Dialporkan ke Otoritas lain
Lap. DPS
TANGGUNG JAWAB OJK + DPS
323
III. Sistem dan Strategi Pengawasan Bank
324
PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN
Pengawasan bank syariah secara garis besar adalah sama dengan bank konvensional dengan penambahan pada aspek penilaian terhadap kepatuhan bank syariah dalam penerapan prinsip syariah dan adanya tambahan kewenangan untuk melakukan penyitaan data/dokumen bank.
325
PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN Tujuan Pengawasan Bank: Memastikan bahwa bank dikelola secara sehat dan berhati-hati sesuai dengan prinsip manajemen risiko dan tata kelola yang baik (good corporate governance) serta mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk pemenuhan prinsip syariah. Tugas Pengawas Bank:
Memastikan bahwa pemilik dan pengurus bank menjalankan roda usaha bank sesuai dengan aturan-aturan baku yang telah ditetapkan Pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia agar tercipta sistem perbankan yang sehat secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional. 326
PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN Tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajemen bank dalam mengambil keputusan bisnis. Tidak dimaksudkan untuk menjamin bahwa bank tidak akan jatuh bangkrut. Bukan untuk mencegah atau melarang bank mengambil risiko bisnis dari kegiatan operasionalnya yg diperbolehkan. Dalam aspek makro perbankan, otoritas pengawasan bank tidak dimaksudkan untuk menciptakan distorsi terhadap iklim persaingan pasar, dan tidak untuk memaksakan bank untuk melakukan kebijakan moneter dan pembiayaan tertentu.
327
STRATEGI PENGAWASAN 1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based Supervision) Menekankan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan bank untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian. 2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision) Merupakan pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan (forward looking). Pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat (inherent risk) pada aktivitas fungsional bank serta KPMR.
328
STRATEGI PENGAWASAN 1. Pengawasan langsung (on site supervision) a. b. c. d.
Minimal 1 kali setahun Fokus pada risiko dan aktivitas fungsional yang tergolong tinggi (risk based approach) Memanfaatkan hasil audit internal dan eksternal (akuntan publik) serta hasil pengawasan termasuk informasi pihak ketiga sebagai salah satu dasar pelaksanaan audit. BI dapat menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama BI melaksanakan pemeriksaan terhadap Bank
2. Pengawasan tidak langsung (off site supervision) a. b. c.
Pengawasan Normal/Rutin Pengawasan Intensif (Intensive Supervision) Pengawasan Khusus (Special Surveillance)
329
IV. Siklus Pengawasan dan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
330
SIKLUS PENGAWASAN Forum Panel RBS Fase 2 Rencana & Realisasi Monitoring tindak Lanjut Isu strategis
Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan data/Informasi data/Informasi data/Informasi Isudan dananalisis analisis IsuIsudan analisis
Forum Panel RBS Fase 1
Profil Risiko & CAMELS Rating Strategi Pengawasan Tahunan - Off-site - On-site
LHP
Audit Working Plan 331
SIKLUS PENGAWASAN 1. Know Your Bank Pemahaman komprehensif terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja dan profil risiko bank. 2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. 3. Perencanaan Pengawasan Penentuan pengawasan tahunan Pengawasan off site tahunan Rencana kerja pemeriksaan (AWP) 4. Pemeriksaan Berdasarkan Risiko Pemeriksaan yang diarahkan pada risiko yang signifikan sesuai hasil penilaian risiko Dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam setahun apabila terdapat indikasi adanya risiko-risiko yang mengkhawatirkan
332
5. Pengkinian Tingkat Kesehatan Bank Melakukan penilaian kembali terhadap Tingkat Kesehatan Bank dengan memperhatikan data dan informasi hasil pemeriksaan maupun pengawasan. 6. Tindakan Pengawasan dan Monitoring Menyampaikan surat pembinaan agar bank melakukan upaya perbaikan pada satu atau lebih faktor penilaian Meminta Pengurus dan PS Bank untuk menyampaikan Action Plan pada satu atau lebih faktor penilaian Mengadakan pertemuan dengan pengurus maupun pejabat bank apabila diperlukan untuk membahas hasil penilaian bank dan BI, maupun untuk menyampaikan upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh bank Merubah status pengawasan
333
PROSES PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN Profil Risiko
Know Your Bank
GCG
1.Risiko Kredit Structure 2.Risiko Pasar 3.Risiko Operasional 4.Risiko Likuiditas Process 5.Risiko Stratejik 6.Risiko Kepatuhan 7.Risiko Hukum 8.Risiko Reputasi Output 9.Risiko Imbal Hasil 10.Risiko Investasi Peringkat Profil Peringkat GCG Risiko
Rentabilitas Permodalan Kinerja
Kecukupan
Sumber Pengelolaan
Peringkat Komposit RBBRS
Sustainability
Peringkat Rentabilitas
Peringkat Permodalan
334
PENILAIAN PROFIL RISIKO Jenis Risiko
Inherent
1.Risiko Kredit L/LtM/M/MtH/H 2.Risiko Pasar L/LtM/M/MtH/H 3.Risiko Operasional L/LtM/M/MtH/H 4.Risiko Likuiditas L/LtM/M/MtH/H 5.Risiko Stratejik L/LtM/M/MtH/H 6.Risiko Kepatuhan L/LtM/M/MtH/H 7.Risiko Hukum L/LtM/M/MtH/H 8.Risiko Reputasi L/LtM/M/MtH/H 9.Risiko Imbal Hasil L/LtM/M/MtH/H 10.Risiko Investasi L/LtM/M/MtH/H Peringkat Risiko Komposit
KPMR
Net
Direction
S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U S/S/F/M/U
L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H L/LtM/M/MtH/H
I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D I/S/D
335
MATRIKS PENETAPAN PERINGKAT RISIKO Matriks Tingkat Risiko (Net Risk)
336
PENILAIAN PROFIL RISIKO 1. Kredit
: Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya
2. Pasar
: Risiko yang timbul krn adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yg dapat merugikan bank. Variabel pasar a.l. suku bunga dan nilai tukar.
3. Likuiditas
: Risiko yg a.l. disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yg telah jatuh tempo
4. Operasional : Risiko yg antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yg mempengaruhi operasional bank
5. Hukum
: Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, a.l. disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tdk dipenuhi syarat sahnya kontra.
337
PENILAIAN PROFIL RISIKO 6. Reputasi
: Risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dg kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank
7. Stratejik
: Risiko yang antara lain disebabkan penetapan dan pelaksanaan strategi dan/atau pengambilan keputusan bisnis yg tidak tepat atau kurang reponsifnya bank terhadap perubahan eksternal
8. Kepatuhan
: Risiko yg disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, termasuk pemenuhan prinsip syariah.
9. Imbal Hasil : Risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank. 10. Investasi
: Risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing.
338
PROSES PENILAIAN GCG
Governance Structure
1. Penilaian Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris. 2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Direksi 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite. 4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Pengawas Syariah.
Governance Process
5. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa. 6. Penanganan Benturan Kepentingan. 7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank. 8. Penerapan Fungsi Audit Intern. 9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern. 10. Batas Maksimum Penyaluran Dana.
Governance Outcome
11. Transparansi Kondisi Keuangan dan non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal.
339
Dimana posisi bank syariah dalam industri perbankan nasional?
11 BUS (Bank Umum Syariah) Full Pledged Islamic/Syaria Commercial Bank 4,8%
23 UUS (Unit Usaha Syariah) Islamic/Syaria Banking Window
159
95,2%
Syaria Banks Conventional Banks
BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
Islamic/Syaria Rural Bank
340
Dimana posisi bank syariah dalam industri perbankan nasional? Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank syariah terbesar di Indonesia
Bank Mandiri BRI BCA Bank BNI Bank CIMB Niaga Bank Danamon Permatabank PaninBank BII BTN Bank OCBC NISP The Bank Of Tokyo-Mitsubishi UFJ HSBC Bank BJB Bank Bukopin Bank UOB Indonesia Bank BTPN Standard Chartered Bank Citibank Bank Syariah Mandiri Bank Mega Bank Muamalat Bank DBS Indonesia Bank Sumitomo Mitsui Ind Bank Mizuho Indonesia Bank Jatim Bank Kaltim Bank Jateng Bank ANZ Indonesia Bank DKI Bank ICBC Indonesia
20 dengan
menempati urutan ke total aset Rp 61,8 triliun.
Bank Muamalat, Bank syariah terbesar
Bank Syariah Mandiri (BSM)
22
kedua menempati urutan ke dengan total aset Rp 50,7 triliun. Merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia BSM Merupakan perusahaan anak dari Bank Mandiri.
Bank Muamalat Indonesia (BMI)
0
200.000
400.000
600.000
8,83%
Total aset BSM sebesar dari total aset Bank Mandiri.
800.000
341
Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan DEPARTEMEN PERBANKAN SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN
342
OJK juga bertugas di Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
EDUKASI & SOSIALISASI KEUANGAN
PELAYANAN PENGADUAN KONSUMEN KEUANGAN 343
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT BAB VI - UU No. 21 Th 2011 Tentang OJK Pasal 28 Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat, yg meliputi: a. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya;
Pasal 29 OJK melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang meliputi: a. Menyiapkan perangkat yg memadai utk pelayanan pengaduan konsumen yg dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan; b. Membuat mekanisme pengaduan konsumen yg dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan; c. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yg dirugika oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan sesuai dg perintah peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. 344
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT BAB VI - UU No. 21 Th 2011 Tentang OJK Pasal 30 Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pembelaan hukum, yg meliputi: a. Memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa Keuangan untuk menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan Lembaga Jasa Keuangan dimaksud;
345
Rangkaian Perlindungan Konsumen
Edukasi
Pelayanan Informasi Pelayanan pengaduan dan Fasilitas penyelesaian pengaduan
346
Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Transparansi
Pasal 5
Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) wajib menyampaikan informasi yang terkini dan mudah diakses kpd konsumen ttg produk dan/atau layanan.
Pasal 9
PUJK wajib memberikan pemahaman kepada konsumen mengenai hak dan kewajiban konsumen.
Pasal 14
PUJK wajib menyelenggarakan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan kepda konsumen dan atau masyarakat. 347
Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Perlakuan yang adil
Pasal 15
PUJK wajib memberikan akses yang setara kpd setiap konsumen sesuai klasifikasi konsumen atas produk dan/atau layanan PUJK
Pasal 21
PUJK wajib memenuhi keseimbangan, keadilan, dan kewajaran dalam pembuatan perjanjian dg konsumen.
Pasal 24
PUJK wajib menyediakan layanan khusus kpd konsumen dg kebutuhan khusus. 348
Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Keandalan
Pasal 4
Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib menyediakan dan/atau menyampaikan informasi mengenai produk dan/atau layanan yang akurat, jujur, jelas dan tidak menyesatkan.
Pasal 48
Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib memiliki sistem pengawasan bagi direksi atau pengurus dalam rangka perlindungan konsumen.
349
Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Kerahasiaan & keamanan data/informasi konsumen
Pasal 19
Pelaku Usaha Jasa Keuangan dilarang melakukan penawaran produk dan/atau layanan kepada konsumen dan/atau masyarakat melalui sarana komunikasi pribadi tanpa persetujuan konsumen.
Pasal 31
PUJK dilarang dengan cara apapun, memberikan data dan/atau informasi mengenai konsumernya kepada pihak ketiga.
350
Peraturan OJK Nomor: 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
Penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau
Pasal 32
Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib memiliki dan melaksanakan mekanisme pelayanan dan penyelesaian pengaduan bagi konsumen.
Pasal 40
Konsumen dapat menyampaikan pengaduan yang berindikasi sengketa antara Pelaku Jasa Keuangan dengan konsumen kepada OJK.
351
MEKANISME LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN KEUANGAN
Tahap 1
Pengaduan oleh konsumen
Tindak lanjut penyelesaian oleh PUJK
Konsumen menerima keputusan PUJK?
Ya
Selesai
Tidak
Tahap 2
Pengaduan kepada OJK
Proses fasilitasi
Sepakat ?
Tidak
LAPS/ Pengadilan
Ya
Selesai
352
LAYANAN KONSUMEN KEUANGAN OJK
PERMINTAAN INFORMASI
PENYAMPAIAN INFORMASI
BIDANG EDUKASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN (EPK)
OJK
PENGADUAN
353
LAYANAN KONSUMEN KEUANGAN OJK
Telepon (Kode Area) 500-655 (500OJK)
Surat Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan u.p. Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Menara Radius Prawiro, Lantai 2 Komplek Perkantoran Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat 10350
Faksimili (021) 386-6032
Website http://konsumen.ojk.go.id
Email
[email protected]
354
TERIMA KASIH
355
INDUSTRI KEUANGAN NON BANK SYARIAH Dasar-Dasar Asuransi Syariah
Kelembagaan Asuransi Syariah Pengawasan Asuransi Syariah Tata Kelola yang Baik bagi Perusahaan Peransuransian Syariah
IKNB syariah 356
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
KELEMBAGAAN PERASURANSIAN SYARIAH
IKNB syariah
Pokok Bahasan
1
Pengertian Asuransi Syariah
4
Produk Asuransi Syariah
7
Pengelolaan Dana
2
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
3
Akad-akad pada Asuransi Syariah
5
Pemasaran Asuransi Syariah
6
Underwriting
8
Reasuransi
9
Pemrosesan Klaim
358
Pengertian Asuransi Syariah ..(1) Bahasa Secara bahasa • Asuransi syariah dipersamakan dengan takaful (saling menjamin), takmin (melindungi), ta’awun (saling menolong) atau tadhamun (saling menanggung).
Fatwa DSN-MUI Nomor 21/DSN-MUI/X/2001
• Asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. 359
Pengertian Asuransi Syariah ..(2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
Kumpulan perjanjian yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis, dan perjanjian diantara para pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan cara: • memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau • memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. 360
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (1) No
Aspek
Asuransi Syariah
Asuransi Konvensional
1
Akad
Akad sesuai dengan syariah, Akad tidak sesuai dengan baik akad tabarru’ ataupun akad syariah (akad jual beli namun tijarah (wakalah, mudharabah, mengandung gharar dan atau mudharabah musytarakah). maisir).
2
Kedudukan para Pemegang polis/ peserta Pemegang polis/ pihak dalam sebagai pemilik dana tertanggung mengalihkan akad/ perjanjian. melakukan tolong menolong risiko (transfer of risk) untuk menghadapi risiko (risk kepada perusaaan sharing) melalui asuransi. pengumpulan dana tabarru’. Perusahaan asuransi Perusahaan asuransi syariah menanggung/ menjamin bertindak sebagai pengelola risiko yang dialihkan oleh asuransi syariah. pemegang polis/ tertanggung. 361
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (2) No
3
Aspek
Pemisahan Dana
Asuransi Syariah
Kontribusi / premi asuransi syariah dialokasikan untuk: a. Dana tabarru’ yang merupakan milik peserta secara kolektif dan digunakan untuk tolong menolong; dan b. Dana perusahaan sebagai ujrah/ fee bagi perusahaan asuransi syariah.
Asuransi Konvensional
Premi tidak dipisahkan pengelolaannya karena seluruhnya merupakan milik perusahaan asuransi konvensional.
Khusus untuk produk investment link, kontribusi juga dialokasikan untuk membentuk investasi Khusus untuk produk asuransi yang pemegang polis. dikaitkan dengan investasi (investment linked), kontribusi juga dialokasikan kepada dana investasi peserta. 362
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (3) No
Aspek
Asuransi Syariah
Asuransi Konvensional
4
Pengelolaan Investasi.
Investasi wajib dikelola sesuai Investasi tidak wajib sesuai dengan prinsip syariah. dengan prinsip syariah.
5
Pengawasan atas kesesuaian dengan prinsip syariah.
Setiap perusahaan asuransi Perusahaan asuransi syariah wajib memiliki DPS yang konvensional tidak memiliki berfungsi mengawasi dan DPS. memberikan saran atas penerapan prinsip-prinsip syariah.
363
Akad-Akad pada Asuransi Syariah (1) Peserta
Perusahaan Asuransi
Akad Tijarah
Akad Tijarah Akad Tabarru’ Antara Sesama Peserta
Selain Pengelolaan Investasi: Wakalah bil Ujrah Pengelolaan Investasi: Wakalah bil Ujrah, Mudharabah, atau Mudharabah Musytarakah
364
Akad-Akad pada Asuransi Syariah (2) Tabarru’
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari satu peserta kepada dana tabarru’ untuk tujuan tolong menolong di antara para Peserta, yang tidak bersifat dan bukan untuk tujuan komersial.
Tijarah
Akad antara peserta secara kolektif atau secara individu dan perusahaan dengan tujuan komersial.
Wakalah bil Ujrah
Akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai wakil peserta untuk mengelola dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa ujrah (fee).
Mudharabah
Akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi dana tabarru’ dan/atau dana Investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati sebelumnya.
Mudharabah Musytarakah
Akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta, yang digabungkan dengan kekayaan perusahaan, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya ditentukan berdasarkan komposisi kekayaan yang digabungkan dan telah disepakati sebelumnya. 365
Proses Bisnis Utama Perusahaan Asuransi Syariah
Pengembangan Produk
Pemasaran
Underwriting
Pemrosesan Klaim
Penempatan Reasuransi
Pengelolaan Dana
366
Produk Asuransi Syariah (1) Jenis Produk Asuransi Syariah Asuransi Umum Syariah Asuransi harta benda Asuransi kendaraan bermotor Asuransi pengangkutan Asuransi rangka kapal Asuransi rangka pesawat Asuransi energy on-shore Asuransi energy off-shore Asuransi rekayasa Asuransi tanggung gugat Asuransi kecelakaan diri Asuransi kesehatan Asuransi aneka
Asuransi Jiwa Syariah Asuransi jiwa berjangka Asuransi kesehatan Asuransi kecelakaan diri Asuransi investment link
367
PERLINDUNGAN RISIKO DAN INVESTASI
BESARAN MANFAAT
PERLINDUNGAN RISIKO
SEBESAR NILAI KERUGIAN
CARA PEMBAYARAN KONTRIBUSI / PREMI
TERTENTU / SANTUNAN
BERKALA
JENIS POLIS
SEKALIGUS / TUNGGAL
TAMBAHAN (RIDER)
JENIS PERTANGGUNGAN
DASAR
KUMPULAN
INDIVIDU
Produk Asuransi Syariah (2)
Karakteristik Produk Asuransi Syariah JENIS MANFAAT
368
Pemasaran Produk Asuransi Syariah Peserta
Saluran Pemasaran
Perusahaan Asuransi Syariah
Pialang Asuransi
Saluran pemasaran: Direct selling, yaitu pemasaran oleh perusahaan asuransi syariah secara langsung, termasuk melalui karyawan perusahaan, telemarketing, dan website perusahaan. Agen asuransi syariah, yaitu pihak yang memiliki kualifikasi untuk mewakili perusahaan asuransi dalam memasarkan produk asuransi. Bancassurance, yaitu pemasaran melalui bank yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi. Badan usaha selain bank, termasuk LKM, minimarket, telekomunikasi, dll.
Pialang asuransi, yaitu pihak yang memberikan jasa keperantaraan bagi peserta. 369
Underwriting Proses untuk menentukan: • apakah permohonan kepesertaan dapat diterima, • syarat-syarat polis yang sesuai, dan • besaran kontribusi yang harus dibayar peserta. Aplikasi Peserta
Analisa Risiko
Penerbitan Polis
370
Pengelolaan Dana Asuransi Syariah (1) Alur Alokasi Dana Peserta
Kontribusi
Ujrah
Manfaat
Qardh
Penyisihan Teknis
Bagi Hasil Surplus Underwriting
Surplus Underwriting Hasil Investasi
DANA TABARRU’
Akad Mudharabah
Kontribusi Tabarru’
Bagi Hasil Investasi
Khusus untuk Produk Investment Link
Investasi Peserta
Akad Mudharabah
Akad Wakalah
Akad Tabarru’
Hasil Investasi
Manfaat / Penarikan Investasi
Biaya Operasional
DANA PERUSAHAN
DANA INVESTASI PESERTA 371
Pengelolaan Dana Asuransi Syariah (2) Dana Tabarru’
• Sumber dana tabarru’ : – – – –
Pembayaran premi/kontribusi peserta Surplus underwriting periode sebelumnya Hasil pengembangan dana tabarru’ Qardh dari dana perusahaan.
• Dana tabarru’ hanya digunakan untuk: – – – –
Pembayaran klaim/santunan asuransi; Pembayaran kontribusi reasuransi; Pembayaran kembali qardh ke perusahaan, dan Pengembalian kontribusi akibat pembatalan polis dalam periode yang diperkenankan. 372
Pengelolaan Dana Asuransi Syariah (3) Dana Tabarru’
Surplus underwriting dapat digunakan untuk: • Seluruhnya ditambah ke dalam dana tabarru’; • Sebagian ditambahkan ke dalam dana tabarru’, sebagian dibagikan kepada peserta; atau • Sebagian ditambahkan ke dalam dana tabarru’, sebagian dibagikan kepada peserta, dan sebagian dibagikan kepada perusahaan.
373
Pengelolaan Dana Asuransi Syariah (4) Dana Perusahaan
• Dana perusahaan bersumber dari: – Setoran modal dari pemegang saham atau kekayaan perusahaan asuransi konvensional yang digunakan untuk melakukan usaha asuransi atau usaha reasuransi syariah. – Ujrah atau bagi hasil investasi yang diterima atas pengelolaan asuransi syariah. – Hasil investasi atas dana perusahaan.
• Dana perusahaan digunakan untuk: – Membayar biaya operasional; – Memberikan qardh apabila diperlukan.
374
Pengelolaan Dana Asuransi Syariah (5) Dana Investasi Peserta
• Dana Investasi bersumber dari: – Kontribusi peserta pada produk-produk yang dikaitkan dengan investasi (investment link) yang dialokasikan untuk investasi peserta. – Hasil pengembangan investasi.
• Dana investasi peserta digunakan untuk: – Membayar biaya pengelolaan investasi; – Membayar kepada peserta yang menarik sebagian atau seluruh dana investasi (withdrawal atau surrender).
375
Pengelolaan Dana Asuransi Syariah (6) Penempatan Investasi
• Dana yang dikelola diinvestasikan pada instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. • Jenis instrumen investasi: a. Deposito syariah b. Saham yang termasuk dalam daftar efek syariah c. Sukuk korporasi di dalam negeri d. Surat Berharga Syariah Negara e. Surat berharga syariah yang diterbitkan BI f. Surat berharga syariah yang diterbitkan lembaga multinasional
a. Surat berharga syariah yang diterbitkan negara lain b. Reksa dana syariah c. Efek beragun aset syariah d. Pembiayaan melalui kerja sama dengan pihak lain dalam bentuk refinancing e. Emas murni
376
Reasuransi • Reasuransi adalah mekanisme untuk mengurangi atau memperkecil risiko yang dikelola perusahaan asuransi syariah dengan menyebar risiko kepada reasuradur. • Reasuradur dapat merupakan perusahaan reasuransi syariah atau perusahaan asuransi umum syariah. Kontribusi Asuransi Syariah
Peserta Asuransi Syariah
Kontribusi Reasuransi Syariah
Perusahaan Asuransi Syariah
Klaim
Perusahaan Reasuradur
Claim Recovery 377
Pemrosesan Klaim • Proses untuk menentukan (i) apakah suatu klaim yang diajukan dapat dibayar sesuai dengan syarat-syarat dalam polis dan (ii) nilai manfaat yang dapat dibayarkan kepada peserta. Pemberitahuan Klaim
Bukti Klaim
Survei/ Penyelidikan
Penyelesaian klaim
Dilakukan oleh Perusahaan Asuransi Syariah atau Pihak Ketiga yang Ditunjuk 378
REFERENSI • • •
• • • • • • • •
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. Fatwa DSN MUI Nomor 21/DSN-MUI/X/2011 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Fatwa DSN MUI Nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah Pada Asuransi Syariah. Fatwa DSN MUI Nomor 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. Fatwa DSN MUI Nomor 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. Fatwa DSN MUI Nomor 81/DSN-MUI/III/2011 tentang Pengembalian dana Tabarru’ bagi Peserta Asuransi yang Berhenti Sebelum Masa Perjanjian Berakhir. Takaful Principle of Islamic Insurance-Hasil Riset Direktorat IKNB Syariah 2014
379
Akhir Presentasi
380
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
KELEMBAGAAN PERASURANSIAN SYARIAH
IKNB syariah
Agenda Jenis Perusahaan Perasuransian Syariah Bentuk Badan Hukum Susunan Organisasi Fit and proper 382
Jenis Perusahaan Perasuransian Syariah
Bentuk Badan Usaha Perusahaan Perasuransian Syariah
Full-Syariah
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Perusahaan Asuransi Umum Syariah
Perusahaan Reasuransi Syariah
seluruh kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip
Syariah
Unit Syariah (US) sebagian kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip
Syariah
383
Jenis Perusahaan Perasuransian Syariah 1. Perusahaan Asuransi Umum Syariah usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. 2. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggal atau hidupnya peserta, atau pembayaran lain kepada peserta atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. 3. Perusahaan Reasuransi Syariah usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah atas risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan syariah, atau perusahaan reasuransi syariah lainnya.
384
Bentuk Kelembagaan Perasuransian Syariah Bentuk Kelembagaan Perasuransian Syariah: a. Full-Syariah Perusahaan yang seluruh kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah b. Unit Syariah (US) Perusahaan yang sebagian kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah (window) Rincian Kelembagaan Perusahaan Perasuransian Syariah Per 31 Maret 2016
No 1
2
3
Keterangan
Jumlah
Perusahaan Asuransi Jiwa: a. Full Syariah
5
b. Unit Syariah
19
Perusahaan Asuransi Umum: a. Full Syariah
4
b. Unit Syariah
25
Perusahaan Reasuansi Unit Syariah
Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah
3
55 385
Perusahaan Asuransi Syariah yang terdaftar di OJK Per 31 Maret 2016
386
Ketentuan Pemisahan Unit Syariah (Spin Off) Berdasarkan ketentuan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian dijelaskan bahwa seluruh Perusahaan Perasuransian yang menjalankan sebagian kegiatan usaha dengan prinsip Syariah diwajibkan untuk melakukan spin off dengan ketentuan: a. memiliki unit syariah dengan nilai Dana Tabarru' dan dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai Dana Asuransi, Dana Tabarru', dan dana investasi peserta pada perusahaan induknya; b. 10 (sepuluh) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang ini.
387
Bentuk Badan Hukum Bentuk badan hukum penyelenggara Usaha Perasuransian adalah: a. b. c.
perseroan terbatas (Undang-Undang PT); koperasi; atau usaha bersama.
Perusahaan Perasuransian dalam rangka melaksanakan kegiatan usahanya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Akta Pendirian Perseroan Terbatas (Anggaran Dasar) Susunan organisasi Modal Disetor Dana Jaminan Mempekerjakan tenaga ahli sesuai dengan bidang usahanya Kepemilikan Kelayakan Rencana Kerja Produk yang akan dipasarkan Hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha yang sehat 388
Susunan Organisasi Perusahaan Perasuransian Syariah [1] RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama DPS
Direktur 2
Aktuaris Perusahaan
Direktur 3
Tenaga Ahli Perusahaan
……..
……..
Susunan Organisasi Perusahaan Perasuransian [2] Syarat jumlah Direksi, Komisaris Independen dan DPS: 1. Direksi Minimal 3 orang 2. Komisaris Independen Minimal 50% dari jumlah komisaris: 3. DPS Minimal 1 orang dan Maksimal menjabat 3 lembaga jasa keuangan lainnya Komisaris Independen: anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota dewan pengawas syariah, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota dewan pengawas syariah atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Dewan Pengawas Syariah (DPS) • bagian dari Organ Perusahaan Perasuransian yang menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang melakukan fungsi pengawasan atas penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi agar sesuai dengan prinsip syariah. 390
Aktuaris dan Tenaga Ahli Syarat menjadi Aktuaris dan Tenaga Ahli Perusahaan No
Aktuaris Perusahaan
Tenaga Ahli Perusahaan
1.
Perusahaan Asuransi harus mengangkat seorang aktuaris sebagai aktuaris perusahaan
Perusahaan Asuransi harus mengangkat seorang tenaga ahli manajemen asuransi
2.
memiliki kualifikasi sebagai aktuaris dari Persatuan Aktuaris Indonesia
memiliki kualifikasi sebagai ahli manajemen asuransi jiwa dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI)
3.
memiliki pengalaman kerja dalam bidang aktuaria asuransi jiwa sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
memiliki pengalaman kerja dalam bidang aktuaria asuransi jiwa sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
4.
mendapat rekomendasi dari Persatuan Aktuaris Indonesia yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dinilai layak untuk bekerja pada Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia, bagi aktuaris selain anggota Persatuan Aktuaris Indonesia
tidak sedang dalam pengenaan sanksi dari asosiasi profesinya
5.
terdaftar sebagai aktuaris di OJK
terdaftar sebagai tenaga ahli asuransi di OJK 391
Fit and Proper Test 1. Direksi 2. Dewan Komisaris 3. DPS
Pihak-pihak yang dipersyaratkan
Faktor-faktor penilaian: 1. kompetensi 2. Integritas 3. Reputasi Keuangan
Syarat Berkelanjutan: Sertifikasi, Kursus dll
Permohonan FPT ke Tata Cara Penilaian: Wawancara verifikasi data dan informasi
392
Pihak-pihak yang dipersyaratkan untuk mengikuti Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
Dewan Komisaris Direksi Dewan Pengawas Syariah
anggota Badan Perwakilan Anggota Aktuaris Audit Internal 393
Faktor-faktor yang dinilai dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Kompetensi Integritas Reputasi Keuangan Note: Khusus untuk Pemegang Saham Pengendali, hanya 2 faktor yang dinilai, yaitu faktor integritas dan reputasi keuangan 394
Tata Cara Penilaian Penelaahan Administratif
Wawancara
Verifikasi Data
395
Syarat Berkelanjutan
Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah, anggota Badan Perwakilan Anggota, Aktuaris, auditor internal pada Perusahaan Perasuransian yang lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan wajib memenuhi syarat keberlanjutan paling sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Pemenuhan syarat berkelanjutan dilakukan dengan cara: • mengikuti seminar, workshop, atau kegiatan lain yang sejenis; • mengikuti kursus, pelatihan, atau program pendidikan sejenis; • menulis makalah, artikel, atau karya tulis lain yang dipublikasikan; atau •
menjadi pembicara dalam kegiatan seminar, workshop, atau kegiatan lain yang
sejenis.
396
Referensi Regulasi 1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha Dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 3. POJK Nomor 2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian; dan 4. POJK Nomor 4/POJK.05/2013 tentang Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, Dan Perusahaan Penjaminan.
397
Terima Kasih
398
Modul Training of Trainer Keuangan Syariah
PENGAWASAN ASURANSI SYARIAH
IKNB syariah
Agenda
1.
• Landasan Hukum Pengawasan
2.
• Jenis/Metode Pengawasan
3.
• Alur Kegiatan & Output Pemeriksaan Langsung
4.
• Pengawasan Berbasis Risiko
5.
• Jenis Sanksi
Landasan Hukum Pengawasan UNDANG UNDANG
PASAL
PENJELASAN
UU No 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Pasal 6
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian.
UU No 40 tahun 2014 tentang Perasuransian
Pasal 57
Pengaturan dan pengawasan kegiatan Usaha Perasuransian dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
MEKANISME TEKNIS PENGAWASAN POJK No. 10/POJK.05/2014 tentang Penilaian Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank
POJK No. 11/POJK.05/2014 tentang Pemeriksaan Langsung Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.
Jenis/Metode Pengawasan Pengawasan dimaknai sebagai tindakan penjagaan dan pengarahan agar dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (KBBI)
PENGAWASAN TIDAK LANGSUNG
PENGAWASAN LANGSUNG
Pengawasan tidak langsung dilaksanakan dengan monitoring dan analisis/penelaahan laporan-laporan perusahaan asuransi yang disampaikan kepada OJK, antara lain : Laporan keuangan; Laporan operasional; Strategi reasuransi; Laporan dana jaminan; Rencana bisnis; Rencana korporasi; Laporan penerapan dan self-assesment tata kelola yang baik; dan Laporan penerapan manajemen risiko dan self-assesment tingkat risiko.
Pengawasan langsung dilakukan terhadap perusahaan asuransi syariah, baik di kantor pusat perusahaan asuransi syariah maupun di kantor cabang asuransi syariah. Pemeriksaan Langsung Lembaga Jasa Keuangan Non Bank (LJKNB) merupakan rangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dan/atau keterangan mengenai LJKNB dan di tempat lain yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan LJKNB. Ruang lingkup pemeriksaan langsung meliputi: seluruh aspek penyelenggaraan kegiatan usaha perasuransian syariah; aspek-aspek tertentu dari kegiatan usaha perasuransian syariah.
Alur Kegiatan Pengawasan Langsung (on site inspection) Pemeriksa memperoleh surat perintah Pemeriksaan Langsung yang diterbitkan oleh OJK
Pemeriksa dan OJK menyampaikan surat perintah Pemeriksaan Langsung kepada Perusahaan Asuransi Syariah
Pemeriksa menyampaikan Laporan Pemeriksaan Langsung Sementara kepada Perusahaan Asuransi Syariah
Pemeriksaan Langsung
Perusahaan Asuransi Syariah menyampaikan hasil tanggapan atas hasil Pemeriksaan Langsung sementara
OJK menyampaikan hasil Pemeriksaan Langsung Final kepada Perusahaan Asuransi Syariah
Output Pengawasan Langsung OUTPUT PENGAWASAN LANGSUNG Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Sementara (LHPS)
Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Final (LHPF)
OJK harus sudah menyampaikan LHPS kepada perusahaan perasuransian syariah paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah kegiatan pemeriksaan langsung berakhir. Perusahaan perasuransian syariah diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan, terutama untuk memberikan klarifikasi terhadap LHPS
OJK akan menerbitkan LHPF paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak berakhirnya batas waktu penyampaian tanggapan atau 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal pertemuan. Apabila terjadi indikasi fraud, LHPF dapat merekomendasikan agar dilakukan penyidikan lebih lanjut oleh penyidik OJK.
Pengawasan Berbasis Risiko
Sejak tahun 2015 pengawasan terhadap perusahaan asuransi/reasuransi syariah didasarkan atas risiko (risk based supervision).
Risk Based Supervision (RBS) merupakan pengawasan ke depan (forward looking) yang lebih menitik-beratkan pada identifikasi permasalahan potensial yang dihadapi perusahaan perasuransian syariah
Model pengawasan RBS dimaksudkan untuk mengetahui risiko perusahaan dalam menyelenggarakan kegiatannya dan kemungkinan perusahaan akan mengalami kegagalan sehingga dapat mendeteksi dini risiko yang dialami perusahaan dan memfokuskan monitoring terhadap perusahaan yang memiliki risiko tinggi
Penilaian Tingkat Risiko LJKNB LJKNB wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melakukan kegiatan usahanya LJKNB wajib melakukan penilaian tingkat risiko sesuai POJK 10/POJK.05/2014 dan peraturan pelaksanaannya Penilaian tingkat risiko LJKNB dilakukan paling kurang setahun sekali untuk posisi akhir tahun OJK dapat meminta LJKNB untuk melakukan penilaian tingkat risiko sewaktu-waktu berdasarkan hasil pengawasan OJK melakukan penilaian tingkat risiko LJKNB dalam kerangka pengawasan berbasis risiko 406
Jenis Risiko Perusahaan Asuransi Syariah
Risiko Strategi Risiko Operasional
Risiko Aset dan Liabilitas Risiko Kepengurusan
Risiko Tata Kelola Risiko Dukungan Dana
Risiko Asuransi
407
Metode Penilaian Tingkat Risiko Penilaian tingkat risiko dilakukan secara komprehensif dan terstruktur dengan memperhatikan materialitas dan signifikansi setiap jenis risiko Penilaian tingkat risiko LJKNB menghasilkan nilai risiko dan tingkat risiko Nilai Risiko (NR)
Tingkat Risiko
0 < NR ≤ 1
Rendah
1 < NR ≤ 1,5
Sedang Rendah
1,5< NR ≤ 2
Sedang Tinggi
2 < NR ≤ 3
Tinggi
3 < NR ≤ 4
Sangat Tinggi 408
Pelaporan Hasil Penilaian Tingkat Risiko LJKNB LJKNB wajib menyusun laporan hasil penilaian tingkat risiko Organ yang melaksanakan fungsi pengurusan dan pengawasan pada LJKNB bertanggung jawab atas kebenaran, kelengkapan isi serta ketepatan waktu penyampaian laporan hasil penilaian tingkat risiko Laporan hasil penilaian tingkat risiko paling sedikit memuat nilai risiko dan tingkat risiko LJKNB Batas waktu penyampaian laporan hasil penilaian tingkat risiko penilaian tingkat risiko tahunan 28 Februari penilaian tingkat risiko atas permintaan OJK sesuai waktu yang ditentukan OJK Format dan tata cara penyampaian laporan hasil penilaian tingkat risiko LJKNB diatur dalam SE OJK
409
Tindak Lanjut Penilaian Tingkat Risiko LJKNB (1) LJKNB wajib menyusun dan melaksanakan rencana tindak lanjut atas penilaian tingkat risiko Dalam hal tingkat risiko LJKNB adalah Tinggi atau Sangat Tinggi, Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank wajib menyampaikan rencana tindak lanjut kepada OJK Rencana tindak lanjut paling sedikit memuat langkah-langkah untuk menurunkan tingkat risiko dan jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah tersebut Batas waktu penyampaian rencana tindak lanjut penilaian tingkat risiko penilaian tingkat risiko tahunan 31 Maret penilaian tingkat risiko atas permintaan OJK sesuai waktu yang ditentukan OJK
410
Tindak Lanjut Penilaian Tingkat Risiko LJKNB (2) Kewenangan OJK dalam rangka tindak lanjut atas penilaian tingkat risiko: meminta LJKNB untuk melakukan penyesuaian atas rencana tindak lanjut memberikan perintah tertulis kepada LJKNB dan/atau pihak tertentu melakukan penunjukan pengelola statuter menetapkan penggunaan pengelola statuter mencabut izin usaha LJKNB menetapkan pembubaran LJKNB LJKNB dapat memberikan tanggapan atas permintaan OJK kepada LJKNB untuk melakukan penyesuaian atas rencana tindak lanjut paling lambat 15 hari sejak permintaan OJK diterima LJKNB 411
JENIS SANKSI
Jenis Jenis Sanksi (1) ADMINISTRATIF peringatan tertulis; pembatasan kegiatan usaha, untuk sebagian atau seluruh kegiatan usaha; larangan untuk memasarkan produk asuransi atau produk asuransi syariah untuk lini usaha tertentu; pencabutan izin usaha; pembatalan pernyataan pendaftaran bagi Pialang Asuransi, Pialang Reasuransi, dan Agen Asuransi; pembatalan pernyataan pendaftaran bagi konsultan aktuaria, akuntan publik, penilai, atau pihak lain yang memberikan jasa bagi Perusahaan Perasuransian; pembatalan persetujuan bagi lembaga mediasi atau asosiasi; denda administratif; dan/atau larangan menjadi pemegang saham, Pengendali, direksi, dewan komisaris, atau yang setara dengan pemegang saham, Pengendali, direksi, dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c, dewan pengawas syariah, atau menduduki jabatan eksekutif di bawah direksi, atau yang setara dengan jabatan eksekutif di bawah direksi pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama
Jenis Jenis Sanksi (2) PIDANA Sanksi
Kepada
Tindakan
Pidana Penjara paling banyak 15 Tahun dan denda Rp. 200.000.000.0000 (dua ratus miliar rupiah)
Setiap orang yang menjalankan kegiatan asuransi, usaha asuransi syariah, usaha reasuransi, atau usaha reasuransi syariah
Menjalankan usaha tanpa izin usaha
Pidana penjara paling banyak 5 (lima) tahun dan denda Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
Anggota direksi, anggota dewan komisaris, atau yang setara dengan anggota direksi dan anggota dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama Anggota dewan pengawas syariah, aktuaris perusahaan, auditor internal, pengendali, atau pegawai lain dari Perusahaan Perasuransian
yang dengan sengaja memberikan laporan, informasi, data, dan/atau dokumen kepada OJK yang tidak benar, palsu, dan/atau menyesatkan
Jenis Jenis Sanksi (3)
PIDANA
Sanksi
Kepada
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).
Anggota direksi, anggota dewan komisaris, atau yang setara dengan anggota direksi dan anggota dewan anggota dewan pengawas syariah, aktuaris perusahaan, auditor internal, Pengendali, atau pegawai lain dari Perusahaan Perasuransian
Tindakan dengan sengaja memberikan informasi, data, dan/atau dokumen kepada pihak yang berkepentingan ang tidak benar, palsu, dan/atau menyesatkan
Jenis Jenis Sanksi (4) PIDANA Sanksi Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Kepada Setiap Orang yang dengan sengaja tidak memberikan informasi atau memberikan informasi yang tidak benar, palsu, dan/atau menyesatkan kepada Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta
Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Setiap Orang yang menggelapkan Premi atau Kontribusi
pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
Setiap Orang yang menggelapkan dengan cara mengalihkan, menjaminkan, mengagunkan, atau menggunakan kekayaan, tindakan lain yang dapat mengurangi aset, atau menurunkan nilai aset Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah tanpa hak
Jenis Jenis Sanksi (5) PIDANA Sanksi
Kepada
Pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Setiap Orang yang melakukan pemalsuan atas dokumen Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah
Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
Anggota direksi dan/atau pihak yang menandatangani polis bare dari Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah yang sedang dalam pengenaan sanksi pembatasan kegiatan usaha
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).
Setiap Orang yang ditunjuk atau ditugasi oleh OJK, yang menggunakan atau mengungkapkan informasi apapun yang bersifat rahasia kepada pihak lain, kecuali dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan keputusan Otoritas Jasa Keuangan atau diwajibkan oleh undang-undang
Jenis Jenis Sanksi (6)
PIDANA Sanksi Pidana denda paling banyak Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar rupiah)
Kepada Korporasi, Pengendali, dan/atau pengurus yang bertindak untuk dan atas nama korporasi.
Referensi • Undang-undang No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan • Undang-undang No. 40 tahun 2014 tentang Perasuransian • POJK No. 10/POJK.05/2014 tentang Penilaian Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank • POJK No. 11/POJK.05/2014 tentang Pemeriksaan Langsung Lembaga Jasa Keuangan Non Bank
Terima Kasih Wassalamu’alaikum wr wb