PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (Studi di RW 5 Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan Surabaya) Kurnia Setiawati
Society Participation In The Management Of Household Rubbish (Study At RW 5 Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan Surabaya) The existence of rubbish certainly will be directly affected on the living environment. Therefore, rubbish needs be managed and recycled well. The management of rubbish is not only become government’s responsibility, but also it hopes active participation of society. Kelurahan Karah is one of the areas that are running and implement programs rubbish management of a household since 2005 and ever received green and clean in 2009. The success was reached for support and participation of the society. The purpose of writing a thesis to describe society participation in the management of to describe society participation in the management of to household rubbish at RW 5 Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan Surabaya. This type of descriptive study with a qualitative approach. Data source derived from the results of the interviews and documents kelurahan. Collection techniques using interviews, observation and documentation. The focus of research is household rubbish management activities which include solid rubbish generated,on site handling, collecting, transfer and transport, treatment and the final disposal. Data analysis techniques using qualitative analysis of model interactive. The result showed that society participation and rubbish management manifested in various type anf form of. On step control solid rubbish generated, participation manifested in separation of rubbish that can still be used with and that cannot be used with exertion of an individual in every home; on site handling, participation manifested in the sorting, reuse and recycled and skill and conversance in rubbish recycling dry; at collecting the rubbish, participation manifested by paid the regularly rubbish every month for a rubbish transport; at transfer and transport, society do not show the form of participation; at treatment rubbish, participation manifested in making compost and biogas with exertion from society; at final disposal, society do not show the form of participation. The advice of being recommended of research is so that society participation in the activities of the rubbish management is retained.
Keywords : Participation, Rubbish Management.
I.
Latar Belakang Keberadaan sampah tentunya akan berdampak langsung terhadap lingkungan hidup. Dikhawatirkan sampah yang akan semakin menumpuk dapat merusak ekosistem lingkungan, terutama ekosistem di lingkungan sekitar tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah tidak hanya merusak ekosistem lingkungan tetapi juga menyebabkan polusi. Polusi yang ditimbulkan oleh sampah antara lain polusi air, polusi bau dan polusi tanah (Sejati, Kuncoro. 2009). Oleh karenanya, sampah perlu dikelola dan didaur ulang dengan baik. Pengelolaan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga mengharapkan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan sampah. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan bentuk keterlibatan dan keikutsetaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses pengelolaan sampah. Tidak semua orang memiliki jiwa sosial yang tinggi terlebih rasa cintanya terhadap lingkungannya. Tidak semua orang pula dapat berpartisipasi dan mau terlibat langsung dalam menjaga lingkungannya. Untuk peduli terhadap lingkungannya terutama masalah sampah tidak semua orang mau berpartisipasi secara sukarela. Untuk menjaga lingkungannya diperlukan partisipasi aktif dan kesukarelaan dari seluruh warga
untuk mau mengurangi volume sampah yang ada di tempar pembuangan sementara (TPS). Apabila masyarakat telah mengetahui manfaatnya dan dampaknya dalam mengelola sampah rumah tangga maka masyarakat secara sadar dan sukarela akan berpartisipasi dalam mengelola sampah. Salah satu cara yang dilakukan guna mengurangi volume sampah yaitu dengan cara mengelola sampah rumah tangga. Penyumbang terbesar volume sampah paling banyak berasal dari sampah rumah tangga. Manfaat dari partisipasi yang akan dirasakan oleh masyarakat ialah masyarakat akan mengetahui dampak yang akan terjadi baik yang positif maupun negative. Masyarakat akan mengetahui cara menanggulangi dampak negatif yang akan terjadi dan tindakan apa yang harus dilakukan. Melalui partisipasi yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah diharapkan masyarakat akan dapat merasakan manfaat dan hasilnya baik bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Oleh karena itu, terlebih dahulu perlu membangun pondasi yang kuat dalam diri setiap masyarakat untuk sadar lingkungan dan sampah. Dasar hukum pengelolaan sampah mengacu pada UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan yang dimaksud dengan sampah ialah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Adapun definisi pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Sampah yang dikelola berdasarkan undangundang ini terdiri atas sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga dan sampah spesifik. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah Pengurangan sampah meliputi kegiatan seperti pembatasan timbulan sampah, pandauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Kegiatan penanganan sampah sebagai barikut : a) pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemidahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/sifat sampah, b) pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu, c) pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tampat pemrosesan terakhir, d) pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah, dan/atau, e) pemrosesan akhir sampah dalam benrtuk pengembalian sampah dan/atau residu hail pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Persoalan sampah di kota-kota besar seperti di Surabaya yang padat penduduknya merupakan hal yang krusial. Menurut perkiraan, volume sampah yang dihasilkan per orang rata-rata sekitar 0,5 Kg/kapita/hari.
Jadi, untuk kota besar seperti di Surabaya potensi sampah yang dihasilkan sekitar 1.500 ton/hari (Sudrajat, 2009:6). Sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pun tentunya setiap tahun bertambah volumenya. Sampah yang ada di tempat pembuangan akhir (TPA) kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga dan sampah produksi. Tempat pembuangan akhir (TPA) memiliki kemampuan yang terbatas untuk menampung volume sampah yang setiap harinya dibuang kesana. Oleh karena itu diperlukan suatu teknik atau cara pengelolaan sampah yang berdaya guna dan bernilai ekonomis. Pemerintah dan masyarakat harus memikirkan bagaimana cara mengolah sampah yang efektif dan efisien agar tumpukan dan volume sampah di TPA di Surabaya dapat berkurang sehingga dapat mengurangi polusi yang ditimbulkan dari sampah tersebut dan lingkungan pun menjadi bersih dan sehat. Pemerintah dan masyarakat harus berpartner dengan baik sehingga kegiatan pengelolaan sampah berjalan dengan baik dan sesuai tujuannya. Pemerintah membentuk fasilitator yang gunanya untuk menggerakkan masyarakat untuk mau terlibat dalam kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir adalah pengelolaan sampah yang dimulai dari tiap-tiap rumah. Sampah yang ditimbulkan kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga. Setiap rumah dapat
melakukan pemilahan dan membuang sampah yang tidak bisa didaur ulang ke tong sampah yang telah disediakan di tiap rumah. Untuk sampah kering dapat dikelola dan didaur ulang sedangkan untuk sampah basah bisa dibuang di tempat pembuangan sementara. Dari tempat pembuangan sementara, sampah ini selanjutnya akan dikelola untuk dijadikan kompos. Kelurahan Karah merupakan salah satu wilayah yang menjalankan dan menerapkan program pengelolaan sampah rumah tangga sejak tahun 2005. Pengelolaan sampah di Kelurahan Karah meliputi dua aspek, yaitu pengelolaan sampah basah dan pengelolaan sampah kering. Pengelolaan sampah kering di kelurahan ini dinilai sebagai suatu program kelurahan yang paling bagus. Pengelolaan sampah kering diterapkan bagi setiap rukun warga-rukun warga (RW) di kelurahan ini. Terbukti di RW 5 Kelurahan Karah pernah mendapat penghargaan green and clean dari Pemkot Surabaya untuk kategori lingkungan hidup pada tahun 2009 (wawancara dengan Bu Reza selaku fasilitator pengelolaan sampah, tanggal 4 November 2012). Keberhasilan tersebut tercapai atas dukungan dan partisipasi dari semua pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah antara lain : pemerintah daerah selaku pembuat kebijakan dan penanggung jawab, Kelurahan Karah, fasilitator bagian pengelolaan sampah, karang taruna serta
anggota masyarakat yang melakukan pengelolaan sampah. Masyarakat di RW 5 Kelurahan Karah ini menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungannya terutama masalah sampah. Partisipasi secara langsung ditunjukkan melalui keterlibatan diri mereka dalam pengelolaan sampah. Kekompakan mereka untuk menjaga lingkungan tempat tinggal mereka sangat baik sekali. Terbukti dalam mengelola sampah kering, para ibuibu saling bahu-membahu dalam memilah sampah yang kemudian akan dirangkai menjadi aneka ragam kerajinan. Sedangkan untuk sampah basah selain akan dibuat kompos juga diubah menjadi bio gas. Semua kegiatan pengelolaan sampah di RW 5 dilakukan secara mandiri. Berkaitan dengan kas pun sudah dibuatkan sendiri dan mampu untuk membiayai segala kegiatan pengelolaan sampah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yaitu Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Rukun Warga (RW) 5 Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan Surabaya ?. II.
KAJIAN TEORI Sebagai landasan berpikir, penulis menyajikan konsep atau teori yang relevan yaitu tentang partisipasi masyarakat yang berkaitan dengan pembahasan mengenai Definisi Partisipasi Masyarakat, kegiatan dalam partisipasi masyarakat, jenis-jenis partisipasi masyarakat, bentukbentuk partisipasi dan keberhasilan partisipasi masyarakat.
A. Definisi Partisipasi Masyarakat Definisi mengenai partisipasi masyarakat bermacam-macam seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Definisi mengenai partisipasi masyarakat menurut Mubyarto (1997), pengertian dasar partisipasi adalah “tindakan mengambil bagian dalam kegiatan, sedangkan pengertian partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dalam suatu proses pembangunan dimana masyarakat ikut terlibat mulai dari tahap penyusunan program, perencanaan dan pembangunan, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan”. Partisipasi masyarakat didefinisikan sebagai “bentuk keterlibatan dan keikutsetaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan (Moeliono, 2004)”. Menurut Sulaiman (1985:6) partisipasi sosial sebagai “keterlibatan aktif warga masyarakat secara perorangan, kelompok atau dalam kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelakasaan program serta usaha pelayanan dan pembangunan kesejahteraan sosial di dalam dan atau di luar lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran tanggung jawab sosialnya”. Berdasarkan beberapa pengertian partisipasi masyarakat menurut para ahli di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat ialah keterlibatan masyarakat dan dukungannya dalam suatu kegiatan yang termotifasi dari dalam dirinya atas dasar rasa tanggung jawab sosialnya. B. Kegiatan dalam Partisipasi Masyarakat Kegiatan dalam partisipasi masyarakat menurut Ndraha (1987;6), sebagai berikut : a) Partisipasi dalam melalui kontak dengan pihak lain (contact change) sebagai satu di antara titik awal perubahan sosial; b) Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima (menaati,menerima dengan syarat, maupun dalamarti menolaknya; c) Partisipasi dalam perencaaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan (penetapan rencana); d) partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan; e) Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan (participation in benefit); f) Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan. C. Jenis-Jenis Partisipasi Masyarakat Pasaribu dan Simanjuntak (1986), menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan jenis partisipasi ialah macamnya sumbangan yang diberikan orang atau kelompok yang berpartisipasi. Adapun jenis-jenis partisipasi masyarakat sebagai berikut : a) Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam anjang sono, pendapat, pertemuan atau
rapat; b) Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya; c) Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya; d) Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri; e) Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban, misalnya turut arisan, koperasi, melayat (dalam peristiwa kematian), kondangan (dalam peristiwa pernikahan), nyambungan dan mulang-sambung; D. Bentuk-Bentuk Partisipasi Sosial Menurut Sulaiman (1985:23) membagi bentuk-bentuk partisipasi sosial ke dalam lima (5) macam, yaitu : a) Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka; b) Partisipasi dalam bentuk iuran uang atau barang dalam kegiatan partisipatori, dana dan sarana sebaiknya datang dari dalam masyarakat sendiri. Kalaupun terpaksa diperlukan dari luar, hanya bersifat sementara dan sebagai umpan; c) Partisipasi dalam bentuk dukungan; d) Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan; e) Partisipasi representatif dengan memberikan kepercayaan dan mandat kepada wakil-wakil yang duduk dalam organisasi atau panitia. E. Keberhasilan Partisipasi Masyarakat
Menurut Najib (2005) keberhasilan partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh : a) Siapa penggagas partisipasi : apakah pemerintah pusat, pemerintah daerah atau LSM. Non-government stakeholders berpeluang untuk lebih lanjut; b) Untuk kepentingan siapa partisipasi itu dilaksanakan: apakah untuk kepentingan pemerintah atau untuk masyarakat; c) Siapa yang memegang kendali: apakah pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau lembaga donor. Jika pemerintah daerah atau LSM yang memegang kendali cenderung lebih berhasil, karena pemerintah daerah atau LSM cenderung lebih mengetahui permasalahan, kondisi dan kebutuhan daerah atau masyarakatnya dibanding pihak luar; d) Hubungan pemerintah dengan masyarakat: apakah ada kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintahannya, jika hubungan ini baik, partisipasi akan lebih mudah dilaksanakan; e) Kultural: daerah yang masyarakatnya memiliki tradisi dalam berpartisipasi (proses pengambilan keputusan melalui musyawarah) cenderung lebih mudah dan berlanjut; f) Politik: kepemerintahan yang stabil serta menganut sistem yang transparan, menghargai keberagaman dan demokratis; g) Legalitas: tersedianya (diupayakan) regulasi yang menjamin partisipasi warga dalam pengelolaan pembangunan (terintegrasi dalam sistem kepemerintahan di daerah); h) Ekonomi: adanya mekanisme yang menyediakan akses bagi warga untuk terlibat atau memastikan
bahwa mereka akan memperoleh “manfaat” (langsung maupun tidak langsung) setelah berpartisipasi; i) Kepemimpinan: adanya kepemimpinan yang disegani dan memiliki komitmen untuk mendorong serta melaksanakan partisipasi, dapat dari kalangan pemerintah, LSM, masyarakat itu sendiri atau tokoh masyarakat; j) Waktu: penerapan partisipasi tidak hanya sesaat, tetapi ditempatkan pada kurun waktu yang cukup lama; k) Tersedianya jaringan yang menghubungkan antara warga masyarakat dan pemerintah (forum warga). III.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2006), penelitian kualitatif adalah adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi, hasil-hasil penelitian diperoleh peneliti tanpa melalui prosedur perhitungan statistik atau bentuk angka. Metode kualitatif deskriptif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. Yang menjadi subyek penelitian dalam skripsi ini adalah ketua fasilitator bagian pengelolaan sampah, kader pengelola sampah, anggota karang taruna yang mengelola sampah terutama eceng gondok, anggota masyarakat yang terlibat pengelolaan sampah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
pada penulisan skripsi ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. IV. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Di RW 5 Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan Surabaya) Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pisau analisis partisipasi masyarakat untuk kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan Surabaya melalui bentuk dan jenis partisipasi masyarakat. Kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah sebagai berikut : 1. Pengendalian Timbulan Sampah Pada dasarnya sampah itu tidak diproduksi tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatannya. Volume tumpukkan sampah memiliki nilai sebanding dengan tingkat komsumsi masyarakat terhadap material yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Output atau hasil jenis sampah sendiri sangat tergantung pada jenis material yang dikonsumsi. Secara umum bisa ditarik benang merah bahwa peningkatan jumlah
penduduk dan gaya hidup masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap volume sampah. Pengendalian timbulan sampah utamanya harus berawal dari masyarakat ditiap-tiap rumah. Dalam mengendalikan timbulan sampah diperlukan partisipasi aktif masyarakat. Awal partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah berawal dari bagaimana cara masyarakat ini mengendalikan timbulan sampah. Masyarakat dapat mengurangi perilaku konsumtifnya dan juga dapat memisahkan sampah mana yang masih dapat digunakan dan sampah mana yang akan dibuang. Sehingga timbulan sampah di TPA dapat berkurang. Berdasarkan pada kegiatan penimbulan sampah di RW 5 Kelurahan Karah terdapat bentuk partisipasi dalam kegiatan ini. Bentuk partisipasi dalam penimbulan sampah yaitu partisipasi tenaga. Partisipasi tenaga yang diberikan oleh masyarakat RW 5 Kelurahan Karah berupa pemisahan sampah rumah tangga yang masih dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan lagi. Pengendalian timbulan sampah berawal dari tiaptiap rumah oleh karena itu pemilik rumah lah yang berpartisipasi untuk mengurangi timbulan tersebut. Dengan partisipasi tenaga yang ditunjukkan oleh masyarakat RW 5 Kelurahan Karah ini diharapkan dapat mengendalikan timbulan sampah di tempat pembuangna akhir (TPA). 2. Penanganan Sampah Di Tempat
Penanganan sampah di tempat atau pada sumbernya adalah semua kegiatan yang dilakukan terhadap sampah rumah tangga yang dilakukan sebelum sampah rumah tangga tersebut ditempatkan dilokasi tempat pembuangan sampah. Suatu material yang sudah dibuang atau tidak dibutuhkan, sering kali masih memiliki nilai ekonomis. Kegiatan pada tahap penanganan sampah di RW 5 Kelurahan Karah bervariasi menurut jenis sampahnya, antara lain meliputi pemilahan (sorting), pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Tujuan utamanya adalah untuk mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce). Dalam kegiatan pemilahan sampah rumah tangga disini berawal dari masing-masing rumah. Setiap warga memilah sampahnya dan dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Sampah yang telah dipilah dibuang di tong sampah yang tersedia dimasing-masing rumah berdasarkan jenis sampahnya. Hanya sampah basah yang tidak dapat dimanfaatkan yang dibuang. Sedangkan untuk sampah kering akan dipilah kembali oleh ibu-ibu pada hari yang telah ditentukan. Dalam kegiatan pemanfaatan kembali sampah rumah tangga disini dikhususkan bagi sampah yang sekiranya masih dapat dipergunakan kembali. Bagi barang-barang yang masih dapat digunakan sebaiknya difikirkan kembali untuk dimanfaatkan kembali sebelum membuangnya ke tong sampah. Hal yang kita lakukan ini akan dapat
mengurangi timbulan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Suatu proses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual adalah definisi dari daur ulang (recycle). Kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal, karena jika sampah telah dipilah sejak awal akan memudahkan proses selanjutnya. Kita tidak perlu lagi menyortir dan memilah, tinggal mengolahnya kembali. Sampah anorganik atau sampah kering yang dapat didaur ulang antara lain adalah sebagai berikut : Botol bekas wadah kecap, saus, sirup, creamer, dll; baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal dan plastik bekas wadah air mineral, shampoo, jerigen, ember, sedotan. Hasil kerajinannya antara lain berupa : aneka macam bunga dan warna dari sedotan bekas, tempat pensil, tas aneka bentuk dan warna, taplak meja aneka warga dan motif dan sebagainya. Dalam kegiatan penanganan sampah di tempat terdapat bentuk dan jenis partisipasi. Jenis partisipasi yang dimaksud disini berupa partisipasi tenaga dan partisipasi keterampailan dan kemahiran. Masyarakat menyumbangkan tenaga mereka untuk terlibat dalam
pemilahan sampah, pemanfaatan kembali sampah rumah tangga dan daur ulang sampah. Warga di tiaptiap rumahnya menyumbangkan tenaga mereka untuk memilah sampahnya. sampah basah dipisahkan dengan sampah kering dan dibuang ke tong sampah yang telah tersedia. Setiap rumah telah diberikan dua buah tong sampah berdasarkan jenis sampahnya. namun bagi barang-barang yang sekiranya masih dapat digunakan sebaiknya warga tidak membuangnya ke tong sampah. Sedangkan dalam kegiatan daur ulang, tenaga dari masyarakat lah yang akan memdaur ulang sampah kering ini menjadi aneka kerajinan daur ulang. Selain tenaga, dalam kegiatan daur ulang juga terdapat partisipasi keterampilan dan kemahiran. Kaum ibu-ibu menunjukkan keterampilan dan kemahirannya dalam mengelola sampah kering menjadi aneka ragam kerajinan daur ulang sampah kering. Selain jenis partisipasi adapula bentuk partisipasi yang terdapat dalam kegiatan pemilahan sampah rumah tangga di RW Kelurahan Karah. Bentuk partisipasi yang dimaksud disini yaitu partisipasi langsung. Masyarakat secara bersama-sama terlibat dalam pemilahan sampah kering dan daur ulang sampah. Partisipasi masyarakat ditunjukkan dengan kehadirannya dan keikutsertaanya secara bersama-sama dalam pemilahan sampah kering dan membuat aneka kerajinan daur ulang dari sampah kering. 3. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah merupakan tindakan pengumpulan sampah rumah tangga dari sumbernya menuju ke TPS dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil pick-up khusus sampah. Kegiatan pengelolaan sampah yang terkait dengan pengumpulan sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah sebagian besar melibatkan partisipasi dari tukang angkut sampah. Masyarakat di RW 5 Kelurahan Karah keterlibatannya hanya mengumpulkan sampah basah yang tidak dapat dimanfaatkannya kembali ke tong sampah. Tugas selanjutnya untuk mengumpulkan sampah rumah tangga dari setiap rumah warga menuju ke TPS adalah tukang angkut sampah. Pengangkut sampah menggunakan gerobak dorong untuk mengangkut dan mengumpulkan sampah ke tempat pembuangan sementara (TPS). Dalam kegiatan pengumpulan sampah di RW 5 Kelurahan Karah terdapat jenis dan bentuk partisipasi. Jenis partisipasi yang dimaksud yaitu partisipasi tenaga. Masyarakat dalam kegiatan ini hanya menyumbangkan tenaga mereka untuk mengumpulkan sampah basah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali ke dalam tong sampah. Sedangkan untuk bentuk partisipasi yang dimaksud yaitu partisipasi dalam bentuk iuran uang. Masyarakat RW 5 Kelurahan Karah menyumbangkan uang mereka guna membayar jasa tukang angkut sampah yang telah mengangkut sampah. 4. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah merupakan usaha pemindahan sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) menuju tempat pembuangan akhir (TPA) dengan menggunakan truk sampah. Dalam kegiatan pengangkutan sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah ini melibatkan partisipasi dari pihak ketiga yaitu petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. Petugas ini bertugas mengangkut sampah dari TPS menuju ke TPA dangan menggunakan truk sampah. Dalam kegiatan pengangkutan sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah tidak menunjukkan adanya partisipasi masyarakat. Untuk membayar petugas yang mengangkut sampah bukan menjadi tanggung jawab pihak kelurahan karah. Petugas sudah digaji dari instansi yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. 5. Pengolahan Sampah Sampah rumah tangga diolah tergantung pada jenis dan komposisinya. Sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah ini diolah menjadi kompos dan biogas. Pengolahan sampah pada kegiatan ini memanfaatkan jenis sampah organik atau sampah basah. Sampah organik terdiri dari daun-daunan, sampah dapur, sisa sayuran, sisa buah, dan sisa makanan ternak. Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah sekaligus usaha untuk mendapatkan bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah. pengomposan merupakan alternatif penanganan sampah rumah tangga yang sesuai. Dalam kegiatan pengkomposan di RW 5
Kelurahan Karah ini menggunakan teknologi aerob. Komposter aerob ialah suatu alat berupa drum yang terbuat dari plastik berukuran 120 liter, bagian dalamya dipasang pipa 2 airasi untuk pengudaraan dan bagian luarnya dipasang pipa/cerobong setinggi 2 meter. Komposter aerob skala rumah tangga (KRT) merupakan komposter aerob yang dioperasikan dikalangan rumah tangga. Satu KRT dapat dimanfaatkan untuk keluarga dengan jumlah anggota keluarga antara 4 - 8 orang atau lebih dan idealnya satu keluarga memiliki 2 unit komposter. Fungsi utama komposter aerob ialah memproses sampah organik dari dapur dan dari kebun serta sisa-sisa makanan dan buahbuahan yang masih segar. Manfaatnya ialah dapat mengurangi timbunan sampah yang menggunung di TPS dan mengurangi bau yang tidak sedap sehingga lingkungan menjadi sehat dan bersih. Sampah organik yang dapat dimasukkan ke dalam komposter antara lain: sampah organik yang mudah membusuk diantaranya sisa dapur (sayur, nasi. Ikan, buah, tomat, wortel), sampah kebun yang berwarna hijau dan makanan basi dapat dimasukkan komposter aerob. Keunggulan dari proses pengomposan antara lain : menggunakan teknologi yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah serta dapat menangangi sampah dalam jumlah banyak. Selain keunggulan yang diperoleh. Selain teknik pengomposan dengan komposter aerob skala rumah tangga (KRT),
masyarakat RW 5 Kelurahan Karah juga menggunakan teknik keranjang sakti (takakura). Keranjang sakti merupakan salah satu model alat pengolahan sampah basah skala rumah tangga (dengan anggota 7 – 8 orang). Selain sampah organik yang berasal dari sampah rumah tangga, eceng gondok juga dimanfaatkan sebagai pupuk. Karang taruna di RW 5 Kelurahan Karah berpartisipasi secara langsung dalam pengelolaan eceng gondok menjadi pupuk. Proses pembuatan biogas dari eceng gondok dan campuran sampah organik ini, memberikan beberapa keuntungan, antara lain : bisa mengurangi jumlah sampah yang ada dan menghemat energi. Dalam kegiatan pengolahan sampah di RW 5 Kelurahan Karah terdapat jenis dan bentuk partisipasi masyarakat. Jenis partisipasi yang dimaksud disini yaitu partisipasi tenaga. Masyarakat menyumbangkan tenaga mereka untuk mengambil eceng gondok yang ada di kali Gunung Sari. Walaupun menggunakan perahu kecil namun tetap saja menggunakan tenaga manusia untuk mengambil dan mengumpulkan eceng gondok ke tepi kali. Selain itu, dalam pembuatan komposting dan keranjang sakti juga melibatkan tenaga dari masyarakat. Selain jenis partisipasi adapula bentuk partisipasi yang dimaksud disini yaitu partisipasi langsung. Masyarakat secara bersama-sama dan secara langsung terlibat dalam pembuatan eceng gondok menjadi pupuk.
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik. Masyarakat RW 5 Kelurahan Karah menghasilkan biogas dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan dasarnya. Dalam kegiatan pengolahan sampah di RW 5 Kelurahan Karah terdapat jenis dan bentuk partisipasi masyarakat. Jenis partisipasi yang dimaksud disini yaitu partisipasi tenaga. Masyarakat menyumbangkan tenaga mereka untuk mengambil eceng gondok yang ada di kali Gunung Sari. Walaupun menggunakan perahu kecil namun tetap saja menggunakan tenaga manusia untuk mengambil dan mengumpulkan eceng gondok ke tepi kali. Selain itu, dalam pembuatan komposting dan keranjang sakti juga melibatkan tenaga dari masyarakat. Selain jenis partisipasi adapula bentuk partisipasi yang dimaksud disini yaitu partisipasi langsung. Masyarakat secara bersama-sama dan secara langsung terlibat dalam pembuatan eceng gondok menjadi pupuk. Selain itu, pembuatan pupuk dengan memanfaatkan keranjang takakura juga melibatkan partisipasi masyarakat secara bersama-sama. 6. Pembuangan Akhir Pembuangan akhir sampah di TPA sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak pemerintah. Pihak pemerintah yang dimaksud disini adalah dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. Untuk pengelolaan sampah di pembuangan akhir seluruhnya ditangani oleh pihak Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. Dalam kegiatan pembuangan akhir sampah masyarakat di RW 5 Kelurahan Karah tidak menunjukkan adanya partisipasi. V.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan tentang partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan, Surabaya, dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut terlaksana dengan baik dan terwujudnya tujuan yang ingin dicapai. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga, sebagai berikut : 1) Pengendalian Timbulan Sampah. Jenis partisipasi dalam penimbulan sampah di RW 5 Kelurahan Karah berupa partisipasi tenaga yaitu pemisahan sampah rumah tangga yang masih dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan lagi yang secara langsung dimulai dari rumah masing-masing warga; 2) Penanganan Sampah Di Tempat. Dalam kegiatan penanganan sampah di tempat terdapat jenis partisipasi berupa partisipasi tenaga dan partisipasi keterampailan dan kemahiran; 3) Pengumpulan Sampah. Dalam kegiatan pengumpulan sampah di RW 5 Kelurahan Karah terdapat jenis partisipasi tenaga dan partisipasi dalam bentuk iuran uang; 4) Pengangkutan Sampah. Dalam kegiatan pengangkutan sampah di RW 5 Kelurahan Karah tidak menunjukkan adanya partisipasi masyarakat. Dalam mengangkut sampah dari TPS menuju ke TPA
merupakan tugas dari petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya; 5) Pengolahan Sampah. Dalam kegiatan pengolahan sampah di RW 5 Kelurahan Karah terdapat jenis partisipasi tenaga dan partisipasi langsung; 6)Pembuangan Akhir. Dalam kegiatan pembuangan akhir sampah di RW 5 Kelurahan Karah tidak menunjukkan adanya partisipasi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga di RW 5 Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan, Surabaya dapat dirumuskan saran sebagai berikut : 1) Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga tetap dipertahankan; 2) Meningkatkan kemampuan kaum ibu-ibu dalam keterampilan dan kemahirannya untuk membuat aneka ragam kerajinan daur ulang dari sampah kering; 3) Alat-alat yang digunakan seperti tong aerob dan keranjang takakura yang terkait kegiatan pengelolaan sampah basah harus dipertahankan dan dipelihara dengan baik; 4) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghindari komsumsi/ membeli barang-barang yang tidak bisa didaur ulang sehingga akan mengurangi timbulan sampah baik di TPS maupun di TPA.
Basriyanta. 2007. Memanen Sampah.Yogyakarta : Kanisius. Huraerah, Abu. 2011. Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat. Bandung : Humaniora Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung : Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Morgan, Sally. 2009. Daur Ulang Sampah. Solo : Tiga Serangkai. Nasution, Zulkarnain. 2009. Solidaritas Sosial Dan Partisipasi Masyarakat Desa Transisi (Suatu Tinjauan Sosiologis). Malang : UMM Press. Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press (b).
DAFTAR PUSTAKA
Sejati, Kuncoro. 2009. Pengelolaan Sampah dengan Sistem Node, Sub Point, Center Point. Yogyakarta : Kanisius
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Sudrajat, R. 2009. Mengelola Sampah Kota. Depok : Penebar Swadaya.
Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Depok : Penebar swadaya. Tim
Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penelitian Skripsi. Surabaya : UNESA