FF SEOKYU [FREELANCE] I'M TWINS/ WHY?/ PART 5 Tittle
:
I’m Twins. Why ?
Author :
I’m ELF
Cast
Cho Kyuhyun ‘Super Junior’ as Cho Kyuhyun
:
Seo Joohyun ‘Girls’ Generation’ as Seohyun and Joohyun Lee Donghae ‘Super Junior’ as Lee Donghae Lee Hyun Woo as Lee Hyun Woo Oc
:
Park Chanyeol ‘Exo’ as Kyuhyun’s Best Friend
Zoumi ‘Super Junior M’ as Seohyun Brother’s Choi Sooyoung ‘Girls Generation’ as Seohyun’s Mother Oc.
Genre :
Family, School Life, Romace, Sad,
Rating :
-
Type
Chapther
:
Akun :
https://www.facebook.com/sakhuera.millieksasukhe
(NB : Tulisan miring menandakan Flash Back)
Sejujurnya males ngelanjutin, tapi berhubung masih ada yang mau baca jadi author tetep ngelanjutin satu part lagi .. semoga kalian makin paham dan ngerti sama alur + jalan ceritanya. Mianhae kalau cerita ini tidak berkenan buat kalian *bow. Author nggak minta Like dari kalian, author Cuma minta saran dari komen” kalian. Tapi kalau nggak mau juga nggak apa-apa sih. Yang penting hargai author yang udah bikin cerita ini #curhat
Warning : Typo bertebaran dimana2
Happy Reading ne
I’m Twins. Why ?
_Story Begins-_
Korea, June 30th 1991
Semua berawal ketika kecemburuan merasuki jiwanya. Rasa sakit akibat penghianatan yang ia alami, membuatnya menjadi gadis yang memisahkan seorang bayi dari keluarganya. Sepasang bayi mungil meringkuk dalam box bayinya. Wajah merah nan ayu dari kedua bayi tersebut membuat hati seorang gadis yang sejak tadi menatapnya dari luar kaca, semakin sakit. Niatan-niatan jahat hinggap dalam pemikirannya.
“Kau harus merasakan apa yang aku rasakan Jin Guk~ah” lirihnya mengepalkan kedua tangan erat. Gadis itu merubah penampilannya. Sebuah pakaian suster melekat pada tubuh kurus gadis itu. Gadis itu membuka ruangan dengan sangat hati-hati. Kecerobohan sedikit saja bisa membuat semua rencana yang telah ia susun matang-matang ini menjadi gagal. “Seo Joohyun, Seo Jihyun” lirihnya(kembali) membaca sebuah keterangan nama yang berada di box bayi. Dua orang bayi kembar dengan jenis kelamin perempuan yang dilahirkan pada June, 28th 1991. “Joohyun~ah, mulai saat ini kau akan menjadi putriku. Kita kan tinggal di Jepang” ujar wanita itu, yang saat ini sudah membawa Joohyun dalam dekapan hangatnya. “Jihyun~ah, hiduplah sebagai Joohyun mulai saat ini” lanjutnya dengan tangan memindah keterangan nama bayi tersebut. Gadis itu beranjak pergi setelah menyelesaikan aksinya. Tak lupa ia mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum meninggalkan sebuah rumah sakit bersalin tanpa memikirkan bagaimana nanti hancurnya hati sang ibu dari bayi dalam dekapannya. Rasa sakit yang ia rasakan merubahnyanya menjadi gadis yang tega merusak ikatan antara seorang ibu dan anak. Sementara diruang lain, sebuah keluarga yang nampak harmonis tengah menyalurkan kasih sayang diantara mereka. Saling mengecup dan menatap. Yoona, yah gadis itu saat ini resmi menjadi ibu dari 3 anaknya.
Jin Guk menggendong tubuh Zhoumi yang saat itu masih berusia 3thn. “Bukankah keluarga kita sangat bahagia chagi ?” tanyanya dengan tawa memenuhi ruangan bernuansa putih itu. Yoona yang masih dalam kondisi lemah hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi pertanyaan suaminya. Tangan ibu 3 anak itu membelai lembut puncak kepala Zhoumi yang sedari tadi tengah asyik dengan legonya. Jin Guk mendaratkan bokongnya tepat disisi kiri ranjang Yoona. Lelaki itu terus mengumbar senyum kebahagiaannya. “Oppa apa mereka baik-baik saja ?” “Tentu, mereka sangat cantik chagiya~, mirip sekali denganmu”. Yoona kembali tersenyum menanggapi perkataan suaminya. Matanya menatap lembut Zhoumi yang tengah asyik dengan dunianya sendiri. “Zhoumi~ya, mau ikut eomma ?” Yoona meraih tubuh Zhoumi,entah mengapa gadis itu memiliki firasat bahwa ada sesuatu yang akan terjadi. Suatu hal yang nantinya akan memberatkan beban dipundak pria kecilnya itu. “Uri Adeul” ujar Yoona mendekap Zhoumi. Gadis itu menghujam bocah dalam pangkuannya dengan ciuman-ciuman yang penuh akan kasih sayang. Jin Guk hanya mampu menjadi penonton yang diam mematung. Menyaksikan adegan haru dihadapannya itu. Sebuah ketukan pintu mengalun, membuat Jin Guk harus berdiri dan melihat siapa gerangan yang telah mengusik moment bahagianya. Seorang suster tengah berdiri tepat diambang pintu saat Jin Guk dengan sempurna membuka pintu dihadapannya itu. Jin Guk menarik lengan suster dihadapannya yang menatapnya dengan pandangan gelisah bercampur takut. Jin Guk membawa suster itu menjauh dari ruangan dimana Yoona tengah berbaring. “Wae ?” Tanya Jin Guk langsung tanpa basa-basi. Suster itu nampak resah dan bingung dengan apa yang harus ia jelaskan pada Jin Guk. Jin Guk sedikit mengguncang tubuh suster itu agar membuka mulutnya. “Putri anda, Jihyun-ssi hilang” jelas suster yang sontak mendapatkan tatapan tidak percaya dari Jin Guk. Sedangkan suster itu hanya menunduk dalam, ini salahnya. Coba saja kalau ia tidak seceroboh itu, mungkin bayi merah dengan nama Jihyun itu masih berada disini. Kerongkongan Jin Guk terasa tercekat. Sulit baginya untuk mengucapkan sepatah kata. “Musuniriya ? Waegeuraeseo? Bagaimana bisa putriku hilang?” teriaknya diakhir kalimat. Tubuhnya beringsut menyapa ubin. Kedua lututnya tertekuk untuk menopang tubuhnya. Bagaiman ini? Bagaimana caranya ia menjelaskan pada Yoona?Istrinya pasti sangat terpukul dengan berita ini. “Rumah sakit macam apa ini eoh? Kenpa kalian bisa seceroboh ini?” teriak Jin Guk. Pria itu tidak mempedulisan puluhan pasang mata yang tengah menatapnya.
“Joseonghamnida” “Apa kata maafmu bisa memuat putriku kembali ?” teriak Jin Guk (lagi).
Jin Guk melangkahkan kakinya memasuki ruangan sang istri dengan sedikit gontai. Rasa hancur menderanya. Ia menatap Yoona dan Zhoumi secara bergantian. Dua orang yang membuat hidupnya menjadi lengkap. Tanpa aba-aba Jin Guk memeluk sang istri erat. Lelaki itu menghujam sang istri dengan kecupankecupan dipuncak kepalanya. “Waeyo Oppa ?” Tanya Yoona yang merasa aneh dengan kelukan sang suami. Jin Guk menggeleng dalam pelukannya. Tapi satu, mata pria itu sudah membentuk sebuah sungai kecil yang setiap saat dapat tumbah dan membanjiri permukaan pipinya. “Kau harus istirahat. Tubuhmu masih sangat lemah” Jin Guk melepas pelukannya dan menatap sang istri. Dambil alihnya tubuh Zhoumi yang sudah terlelap beberapa menit lalu. Bukan karena ia tidak khawatir dengan nasib anak keduanya yang saat ini tengah berada entah dimana, justru ialah yang paling merasakan sakit.
-o0o-
“Seminggu lagi aku akan berangkat ke Jepang” ujar Sooyoung memutuskan sambungan telephonenya. Gadis itu baru saja sampai diapartemen yang ia tempati. Kali ini ia kembali tidak sendiri, tetapi bersama seorang bayi yang bernaman Seo Joohyun. Dikecupnya pipi gembul Joohyun yang masih merah itu. Hatinya terasa sakit jika harus kembali membayangkan bagaimana dirinya harus merawat dan membesarkan seorang anak hasil dari Jin Guk yang notabenya dalah mantan pacar yang masih sangat dicintainya dengan Yoona. “Mianhaeyo Joo~, tetapi mulai saat ini dan sampai kapanpun kau akan tetap menjadi putriku, putri dari Choi Sooyoung, Choi Seohyun.” Sooyoung meletaknya Seohyun yang masih telelap di kasur kecil yang sudah ia siapkan sehari yang lalu. Gadis itu beranjak menuju kamar mandi untuk sedekar membasuh muka dan tangannya.
***
Sudah seminggu lamanya Yoona belum boleh melihat ataupun sekedar menyusui buah hatinya. Hati kecil Yoona terus bertanya-tanya, kenapa seorang ibu tidak boleh menyusui anaknya sendiri. Bahkan tubuh gadis itu sudah bisa dikatakan sehat untuk saat ini.
Jin Guk tengah pergi untuk mencari makanan ringan untuk mereka bertiga. Yoona juga jenuh dengan suasana yang sangat sepi seperti ini. Akhirnya wanita itu beranjak untuk sekedar melihat kedua buah hatinya dari balik kaca. Kaki jenjangnya mulai melangkah menyusuri lorong rumah sakit yang ramai akan para penjenguk, pasien, dokter maupun suster. Bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman kala melihat sebuah ruangan yang bernuansa kental akan kanak-kanak. Wanita itu sedikit berjinjit karena penghalang ruangan itu cukup tinggi. Mata bulatnya menelisik dan mencermati nama-nama yang terpajang disana. Seo Joohyun. Ia menemukan nama salah satu bayinya disana. Wanita itu sedikit tersenyum dan mencari keberadaan bayinya yang satu lagi. Kosong. Tidak ada nama Jihyun disana. Hanya ada sebuah papan pengumunan bertulisakan ‘Kami kehilangan seorang bayi, berjenis kelamin perempuan yang bernama Seo Jihyun. Bagi anda yang melihat atau mengetahui keberadaan bayi itu segera hubungi kami”. Yoona membekap mulutnya kuat-kuat. Air matanya sudah mengalir dengan deras. Ia menggeleng kuat. “Maldo andwae !!” lirihnya. “Maldo andwae !! AAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Wanita itu akhirnya berteriak menumpahkan semua perasaannya. Kemana perginya malaikat kecilnya. Siapa orang yang tega mengambil Jihyun dari sisinya. Apa ini alasan kenapa mereka melarangnya untuk melihat ataupun sekedar menyusui bayinya? Kenapa? Kenapa mereka menutupi semua kejadian itu darinya? “Seo Jihyun eodiga?” teriaknya lagi. Para perawat yang melihat Yoona langsung menghampirinya. Membantunya untuk bangkit dari posisinya. “Lepas !” pekiknya. “Kemana perginya? Jihyunku? Kalian sembunyikan dimana bayiku ?” Yoona semakin terisak. Tubunhnya mulai melemah kembali. Jin Guk yang baru saja sampai. Mendapati ruangan istrinya kosong. Pria itu meninggalkan Zhoumi yang menatapnya polos. Ia mendapati beberapa orang perawat tengah berlarian menuju arah ruang bayi. Hatinya kembali bergetar. Apa istrinya itu sudah mengetahui semuanya. “Andwae !! kembalikan Jihyunku” Teriakan itu sungguh kencang hingga Jin Guk dapat mendengarnya dengan sangat jelas. Jin Guk berlari menuju ruangan itu. Disana ia mendapati istrinya yang berusaha ditenangkan oleh beberapa perawat. “Yoona~ya” lirihnya menghampiri tubuh sang istri. “Oppa ! Jihyun menghilang Oppa. Dia, dia tidak ada ditempatnya”
Jin Guk merengkuh tubuh istrinya. Memeluknya hangat, air matanya ikut mengalir mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Yoona terus terisak dan memukul dada Jin Guk. Wanita itu merasa sangat dibohongi. “Tenanglah. Kita pasti menemukannya” bisik Jin Guk berusaha tengang dan lembut. Yoona bangkit dari posisinya dan berlari keluar. Jin Guk berteriak menyerukan nama Yoona, tapi wanita itu terus mengabaikannya. Semua perawat berlari mengejar Yoona. Yoona terus berlari mencari keberadaan Jihyun, putrinya.
-o0o-
Jin Guk menangis disebuah pusara. Lelaki itu terus memeluk batu nisan dihadapannya. Nisan dengan tulisan ‘Im Yoon Ah’. Yah, istri tercintanya itu berpulang tepat seminggu setelah putrinya menghilang. “Mianhae Yoona~ya. Tapi kenapa kau tega melakukan ini padaku? Jihyun sudah pergi dariku, tapi kenapa kau mengikuti jejaknya.?” “Apa kau tega melihat Joohyun tumbuh tanpa seorang ibu disisinya? Yoona~ya. Jawab aku. Jangan mengachkanku seperti ini. Kumohon !” Jin Guk kembali hanyut dalam rasa bersalahnya. Seharusnya ia jujur kepada sang istri. Mungkin jika ia jujur Yoona tidak akan bernasib seperti ini. Kepalanya mendongak menatap langit yang tengah mendung. “Tuhan!! Kenapa nasibku harus seperti ini” teriaknya. “Appa” panggil Zhoumi yang berada dibelakangnya. “Eomma eoddiseo?” Tanya Zhoumi polos. Jin Guk menatap putranya. Menarik tubuhnya dan mendekapnya erat. “Eomma sudah bahagia di surga chagi” jawab Jin Guk halus. “Apa didalam makam ini ada surganya hingga eomma rela tidur didalamnya?” Jin guk terdiam. Ia bingung harus bagaimana menanggapi ucapan Zhoumi. Bocah itu masih sangat kecil untuk memahami kejamnya hidup mereka. Hokaido, Japan 11-02-2013
Satu hari sesudah kepulangan Seohyun ke Korea.
Air mata Sooyoung mengalir saat rolling masa lalunya kembali berputar. Hatinya yang mulai sembuh dari lukanya kini kembali sakit. Putri yang ia besarkan dengan sepenuh hati dan kasih sayang harus pergi dari
sisinya. Gadis kecilnya sudah kembali kenegaranya berasal. Bahkan tanpa mengucapkan kata perpisahan terlebih dahulu. Ini memang salahnya, putrinya itu sedikit keras kepala. Tapi ia malah tetap bersikeras dengan keputusan yang hingga akhirnya memisahkannya dengan Seohyun, putrinya.
Sooyoung Side
Sebuah surat tergelak dimeja tepat disebelah kasur putriku. Tanganku meraih dan membacanya karena tertarik. Beberapa kata manis tertera disana. Hingga akhirnya air mataku menetes saat membaca kalimat terakhirnya. Putriku pergi tanpa sepengetahuanku? Hanya demi Hyun Woo. Kenyataan memang tak bisa kupungkiri. Seohyunku memang sudah menaruh hati pada Hyun Woo sejak dulu. Sejak saat diamana aku membawa Hyun Woo kerumah ini untuk yang pertama kali. Tapi yang menjadi masalahnya bukan itu. Melainkan jika gadis kecilku itu mengetahui kenyataan yang sebenarnya tentang hidupnya. Mataku kembali terpejam. Membiarkan liquid bening ini jatuh. “Seohyun~ah wae?” lirihku mendekap erat kertas yang berisikan surat darinya. “Apakah kau akan meninggalkan eomma jika kau sudah mengetahui semuanya ?” Tuhan, kumohon. Jangan biarkan putri kecilku mengetahui semuanya. Biarkan ia tetap menjadi milikku yang paling berharga. Jangan pernah pertemukan ia dengan kedua saudaranya. Terlebih lagi kedua orang tuanya. Malam ini mungkin akan menjadi malam yang tersulit dalam hidupku. Hidup tanda Seohyun disisku. Bunga sakura jatuh berguguran saat angin menerpanya kencang. Malam yang dingin kembali mengusik permukaan kulit. Dan sebuah rembulan yang menyoroti bumi dengan sinar redupnya.
At South Korea
Seohyun berlari meninggalkan sungai han dengan tergesa. Kehadiran dua orang yang tidak ia kenal itu benar-benar mengusik dirinya. Diraihnya ponsel yang berada di saku celananya. Tangan putih itu memencet digit-digit nomor dengan sangat lihai. “Oppa, neon eoddiseo ?” tanyanya setelah terhubung dengan orang yang ia hubungi “……” “Aku sudah berada di Korea, Oppa” “……” “nde, kemarilah aku merindukanmu”
“……” “ne. cepatlah kemari” Sambungan telephone terputus. Saat ini Seohyun tengah berada di halaman depan hotel yang ia inapi. Menunggu seseorang yang akan membawanya pergi. -o0o-
“Waeyo hyung ?” Tanya Donghae saat mendapati Hyun Woo tergesa-gesa. Lelaki bernama Hyun Woo itu mengancingkan kancing kemeja dengan tergesa-gesa. Ia meraih sisir yang berada tak jauh dari jangkauannya, kemudian menyisir rambutnya asal. Sedangkan Donghae hanya memandanginya dengan malas. Lelaki itu lebih memeilih duduk di sofanya sambil menonton acara televise. Ditemani dengan beberapa camilan yang tergeletak disana. “Seohyunku sudah berada dikorea dan saat ini ia ingin aku menemuinya” jawab Hyun Woo disela kesibukannya. “Nde ? Seohyun? Nuguyo ?” “Adik angkatku selama di Jepang. Dia sangat cantik dan pintar. Jika kau melihatnya aku yakin kau akan langsung jatuh hati padanya” jelas Hyun Woo sambil membayangkan wajah ayu nan polos Seohyun. Donghae yang sempat mengalihakan pandangannya pada Hyun Woo hanya bisa tersenyum kecil. “Kau menyukainya ?” selidik Donghae yang entah sejak kapan sudah berdiri dihadapan Hyun Woo dengan tangan yang menyangga tubuhnya pada diding. “Aniyo. Ah~ sudahlah Hae aku sudah terlambat” Hyun Woo melengos pergi meninggalkan Donghae yang tersenyum. Namun sedetik kemudian wajahnya kembali sedih saat mendapati kenyataan bahwa bidadari cantik dalam hidupnya telah pergi. “Saranghaeyo Joohyun~ah, saranghae Yeongwonhi” lirih Donghae sembari melangkah kembali duduk disofa. Donghae meraih minuman bersoda dihadapannya. Meneguknya hingga habis dalam beberapa tegukan tanpa jeda. Menumpahkan semua amarah dan rasa bersalah yang membuat hatinya seperti diremasremas. “Disaat seperti ini kau justru harus menjaga dan melindunginya. Bukannya malah meninggalkannya” Perkataan Yoona saat itu benar. seharusnya ia melindungi dan menjaganya bukan malah meninggalkannya tanpa sebuah alasan yang jelas.
-o0o-
Kyuhyun tengah berjalan bersama Chanyeol. Mereka memilih menghentikan acara piknik malamnya karena insiden kecil tadi. Kedua lelaki itu berjalan tanpa ada pembicaraan. Mereka lebih asyik dengan pikiran mereka sendiri. Chanyeol menatap Kyuhyun yang sedari tadi berjalan dengan pandangan kosong. Sedetik kemudian Chan kembali memangdang lurus kedepan. Mengikuti jejak yang Kyuhyun lakukan. “Mianhae karena kau lancang hyung” ujar Chan mengawali pembicaraan. Kyuhyun menatapnya sekilas. “Aniya~. Jangan pikirkan hal itu” Kyuhyun meraih pundak tinggi Chanyeol. Menariknya agar lebih mendekat padanya. Mereka saling berpandangan dan tersenyum. Saat itu pula Kyuhyun tanpa sengaja melihat Hyun Woo yang tengah berdiri membelakanginya. Kakaknya tengah berbicara dengan seorang wanita yang mungkin ia kenali. “hyung” lirih Kyuhyun. “Chan, kau pulang dulu bisakan ?” “Tentu. MemangLagi lagi perkataan Chanyeol harus terputus saat Kyuhyun sudah pergi meninggalkan dirinya dipinggir jalanan yang cukup ramai ini. Chanyeol mendengus kesal kemudian kembali melanjutkan langkahnya untuk pulang kerumah. Kyuhyun terus menyabrang dengan sedikit terburu-buru namun tetap waspada. Lelaki itu tidak mau kalau sampai Hyun Woo lenyap dari pandangannya. Decita rem mobil sangat jelas terdengar. Kyuhyun menoleh, mendapati seorang lelaki tua tengah menatapnya kesal. “Hey~, berhati-hatilah anak muda” teriaknya. Kyuhyun langsung melangkah maju menuju trotoar dan membungkuk meminta maaf. Setelah itu Kyuhyun kembali melangkah menuju Hyun Woo yang sudah tidak berjarak jauh darinya. “Hyung!” teriak Kyuhyun. Saat tubuh itu sudah berada tepat dibelakang orang yang sangat ia kenali. Hyun Woo, lelaki itu berbalik saat sebuah suara menyerukan panggilan untuknya. Mata bulatnya menatap Kyuhyun yang tengah terenggah dengan pandangan sumringahnya. “Kyuhyun~ah” lirihnya. Hyun Woo sedikit menarik tubuh Kyuhyun agar lebih mendekat. Diusapnya peluh yang membasahi dahi Kyuhyun dengan tangannya. Sementara gadis yang sedari tadi tengah berbincang dengan Hyun Woo menatap Kyuhyun tidak suka. Jelas sekali terlihat pada pandangan matanya. “Oppa, nuguya ?” Tanya gadis itu. Hyun Woo tersenyum. Tangannya terulur untuk meraih tangan Seohyun. Menjabatkannya dengan tangan Kyuhyun yang masih dalam genggamannya. Kedua orang itu kaget. Tapi dengan control diri lebih,
gelagak itu tidak sama sekali terlihat pada raut wajah Kyuhyun maupun Seohyun. “Kyuhyun~ah, kenalkan dia adalah Choi Seohyun. Adik angkatku selama di Jepang. Seohyun~ah, dia adalah Kyuhyun. Orang yang selalu aku ceritakan padamu” Seohyun mengangguk dengan pipi sedikit ia gembungkan. Sedangkan Kyuhyun. Lelaki itu kini terdiam seribu bahasa. Apakah ada didunia ini orang yang begitu mirip. Apakah mereka kembar? Seohyun dan Joohyun. Tapi kenapa mereka terpisah. Seohyun melepaskan jemari Kyuhyun yang masih dengan setianya mengapit jarinya. Seohyun memandang Hyun Woo. Kemudian tersenyum. “Oppa, aku lapar” rengeknya manja. Hyun Woo mengusap pelan puncak kepala Seohyun. “Ne. kajja. Ah~ Kyuhyun~ah kau harus ikut, aku yang akan mentraktirmu” Tanpa menunggu jawaban dari Kyuhyun. Dengan sepihak Hyun Woo sudah menggandeng tubuh adiknya. Memasuki mobil yang sedari tadi terparkir dibelakang mereka. Hyun Woo menarik tangan Seohyun saat gadis itu mengambil posisi untuk duduk disampingnya. “Kau temani Kyuhyunku. Duduklah dibelakang” tegasnya namun masih terkesan lembut. “Oppa” rajuk Seohyun. Hyun Woo menggeleng. Kedua tangannya ia letakkan didepan dada. Membentuk huruf X sebagai pengganti kata ‘tidak’. Seohyun merengut kesal. Namun gadis itu tetap mematuhi ucapan Hyun Woo. Yah, itulah Seohyun jika ia sedang bersama Hyun Woo, maka tidak segan-segan gadis itu bersikap manja kepada lelaki itu. Dimanapun dan kapanpun. Suasana mobil yang mereka kendarai terkesan panas. Tanpa ada suara sedikitpun. Hyun Woo yang tengah focus menyetir tidak mau diganggu. Seohyun yang sedari tadi menekuk wajahnya kesal, diam-diam gadis itu mengamati Kyuhyun yang tengah duduk disampingnya. Menyenderkan bahu bagian kirinya pada kaca mobil. Serta mata yang terpejam. Seohyun akui kalau lelaki disampingnya itu memiliki karisma yang tinggi. Tapi ia tetap saja kesal dan takut saat secara tiba-tiba Kyuhyun menarik tangannya disungai Han tadi. Kejadian yang membuatnya takut setengah mati. “Sudah puaskah kau menatapku ?” Seohyun sontak mengalihkan pandangannya lurus kedepan. Gadis itu terus berumpat karena kecerobohannya sendiri. Kyuhyun membuka matanya. Menatap geli Seohyun yang sedang berusaha membuang muka. “Tidak kau lanjutkan ?” sindir Kyuhyun. Seohyun terus berusaha untuk tutup mulut dan memandang keluar jendela. Kyuhyun terkikik. Gadis itu ternyata memiliki gengsi yang cukup tinggi. Berbeda sekali dengan Joohyun yang hanya diam dan bersikap datar. Kyuhyun merubah posisi duduknya. Berbalik menatap Seohyun. Entah mengapa lelaki itu ingin sekali membuat Seohyun bersemu. Ide gilanya untuk mengerjai Seohyun terlintas diotak jeniusnya.
Hyun Woo yang mengetahui hal itu hanya tersenyum ringan. Adiknya memang selalu begitu. Tidak pernah berubah sedikitpun. Jahil dan dingin.
-o0o-
Zhoumi mendaratkan tubuhnya pada sebuah sofa empuk yang ia miliki. Menatap sekitar, menjelajahi setiap sudut rumah yang kini sepi. Tanpa ada tawa dari adiknya. Dengan kasar Zhoumi melepas dasi yang sejak tadi terasa mencekik lehernya. “Aku akan selalu bahagia jika Oppa bahagia. Sedih jika Oppa sedih. Oppa nan joahae” Perkataan manis Joohyun selalu hinggap dalam setiap detik nafasnya. Membuat rasa sakit lelaki itu semakin dalam. “Lee Donghae. Akan kupastikan hidupmu menderita” geramnya. Lelaki itu menfhempaskan tubuhnya. Tangannya kirinya ia letakkan diatas dahinya. Pertemuannya dengan Min Yeun membuat kepalanya terasa ingin pecah. Saham-saham yang ia tanamkan pada perusahaan itu memang terbilang relative besar. Tapi kenapa wanita yang berposisikan sebagai Presdir dari CH Coorperation itu selalu memojokkannya dengan kata-kata pedasnya ? Diraihnya sebuah bingkai foto dimana terdapat wajah Joohyun yang bahagia. Mengumbar senyum termanisnya kala itu. Foto yang membuat kenangan itu kembali memutari seluruh memori otaknya. Sejak Zhoumi berusia 12thn. Lelaki itu sudah memegang peran ganda dalam kehidupannya. Sebagai Ayah, Ibu sekaligus kakak bagi Joohyun. Adik tercintanya. Tapi sekarang, ia hanya seorang lelaki sebatang kara tanpa saudara. “Appa, eomma, Joohyun. Apa kalian disana sudah merasa bahagia?” lirihnya dengan mata yang tetap terpejam.
***
Min Yeun berjalan mondar mandir bak sebuah setrika yang tengah dipakai oleh pemiliknya. Jari tangannya terus meremas satu saja lain. Menyalurkan rasa takut dan marahnya pada jari-jari itu. Seorang gadis berpawakan tinggi dengan badan yang, eemmm cukup kurus, namun tak menjadi masalah baginya. Menghampiri wanita paruh baya itu. Membisikkan sesuatu yang membuat wanita itu membuka mulutnya lebar-lebar.
TBC Kalau masih pada pingin baca kelanjutannya silahkan tinggalkan jejak berupa LIKE and KOMEN