Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan
1
Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates mengajarkan bahwa tiap-tiap orang mempunyai pengetahuan dari kebenaran yang dimilikinya dan itu berada di dalam jiwa. Pengetahuan/kebenaran tersebut hanya untuk menghimbau ke arah prilaku sadar agar supaya menjadi tindakan manusia itu sendiri. Kritiknya tentang ketidakadilan di dalam Masyarakat Athenian telah dituduh sebagai perusak kaum muda dari Athens
Socrates (469-399 SM) 2
Yunani
3
Plato (428 SM) Plato, salah satu filsuf yang paling terkenal dari Yunani. Plato yang pertama menggunakan istilah filosofi, yang berarti “ cinta kebijaksaan.” Dia dilahirkan sekitar tahun 428 SM, Plato menyelidiki tentang teori dari format, yang mengusulkan object di dunia phisik menyerupai format yang sempurna di dunia yang ideal, dan format yang sempurna tersebut mendapat obyek dari pengetahuan yang benar. Sasaran filsuf, menurut Plato, adalah untuk mengetahui dan menyempurnakan format serta untuk menginstruksikan (orang) / yang lain oleh karena pengetahuannya.
4
Aristotles adalah seorang siswa dari Plato. Gagasannya yang sangat penting adalah dengan menekankan metoda dalam pengamatan dan pengalaman. Aristotles menciptakan hampir semua cabang pengetahuan dan menyajikannya lebih dulu. Pengetetahuannya yang telah disusunnya tentang biologi, ilmu hewan, psikologi, ilmu fisika, dan teori yang berkaitan kesusasteraan. Aristotle juga mengenalkan logika formal. Dalam sejarah Aristotles (384-322 SM) ia tercatat sebagai filsuf dan pemikir yang terbesar dalam sejarah filsafat, dan menurut sejarah juga, Aristoteles filsuf yang terbesar dan sangat mempengaruhi pengembangan intelektual barat. 5
Baruch Spinoza (1632-1677) Baruch Spinoza Ahli filsafat Belanda sangat percaya bahwa segala sesuatu di alam semesta berkelakuan berdasarkan undang-undang/ sifat Tuhan, dan mengesampingkan kemauan bebas. Menurut Spinoza, manusia dapat mencapai kebahagiaan dan menentukan nasib sendiri sepanjang mereka memahami dan berkait dengan sifat-sifat ketuhanan 6
Sepanjang abad 13, Saint Thomas Aquinas (1225-1274) mencari formula untuk mendamaikan Filosofi Aristotelian dengan Ilmu agama Augustinian. Iman dapat dipekerjakan dalam studi metafisika, ilmu etika, dan agama. Aquinas menerima keberadaan Tuhan atas iman, dengan pendekatan ilmiah.
7
Descartes, René (1596-1650), Dengan mengadopsi dan mensintesakan pemikiran filsuf-filsuf sebelumnya, Descartes berambisi membangun metode pengetahuan yang berlaku untuk setiap bentuk pengetahuan. Menurutnya, kepastian kebenaran dapat diperoleh melalui strategi kesangsian metodis. Dengan meragukan segala sesuatu, Descartes ingin menemukan adanya hal yang tetap yang tidak dapat diragukan. Itulah kepastian bahwa Aku sedang ragu-ragu tentang segala sesuatu. Rumusan terkenal dari pemikiran Descartes ini adalah diktum, Cogito ergo sum, Aku berpikir maka aku ada. Dengan diktum ini, rasio sekali lagi diyakini mampu mengatasi kekuatan metafisis dan transendental. Kemampuan rasio inilah yang menjadi kunci kebenaran pengetahuan dan kebudayaan modern 8
Thomas Hobbes 1588-1679
Ahli filsafat Politik dari Inggris ini adalah pengarang buku Leviathan . Buku ini berbicara tentang teori dari kedaulatan ( otoritas yang politis)
9
Hume, David (1711-1776) Filsuf Scotlandia ini adalah salah satu [dari] para skeptis yang terbesar dalam sejarah. Hume berpendapat bahwa yang dipikirkan tidak dapat mengetahui apapun di luar pengalaman, dan experience—menyediakan pengetahuan yang benar tentang kenyataan. Jika satu peluru, seseorang tidak bisa yakin ia akan gagal / berhasil sama sekali mengenai sasaran. Melainkan, itu hanyalah mungkin untuk mengenai sasaran - sampai pengalaman masa lalu yang tertentu mencatat peristiwa ( suatu peluru mengenai 10 sasarannya)
Filsuf ini menekankan gagasan praktis di dalam bidang pendidikan dan filosofis nya, Ia menganjurkan selalu bekerja keras untuk menunjukkan bagaimana konsep abstrak bisa memasukkan hidup yang sehari-hari. Ia menekankan pelajaran “ langsung” , dan menentang metoda otoriter di (dalam) mengajar. Gagasannya yang membuat suatu perubahan drastis di Amerika Serikat. Bukunya Demokrasi dan Pendidikan terbit pada tahun 1916 menjadi kitab suci dalam dunia pendidikan modern
Dewey, John (1859-1952)
11
Foucault, Michel ( 1926-1984), filsuf Prancis, Mencoba untuk menunjukkan bahwa gagasan dasar orang-orang yang secara normal mempertimbangkan kebenaran permanen tentang sifat manusia dan masyarakat adalah berubah selama sejarah. Studinya tentang Karl Marx filsuf Jerman dan filsuf Austria Sigmund Freud ahli analisa jiwa mendapat antusiasme yang tinggi. Foucault juga menawarkan konsep baru tentang penjara, polisi, asuransi, hak kaum gay, sex dan tentang kesejahteraan 12