PAPER JURNAL ONLINE
STUDI KUALITATIF MOTIF & KEPUASAN PENGGUNAAN FOTO SELFIE DALAM AKUN INSTAGRAM
Oleh: ENDZICO JANUAR TANASA D0210037
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
STUDI KUALITATIF MOTIF & KEPUASAN PENGGUNAAN FOTO SELFIE DALAM AKUN INSTAGRAM
Endzico Januar Tanasa Prahastiwi Utari
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Nowadays so many people doing selfie, and it’s not limited to common people, even artist, official, minister, religious leader, and on top of that President also doing a selfie photo. This selfie phenomenon makes most people take part to doing a selfie photo, even Oxford dictionary management said that usage of “selfie” word is increasing 17.000 percent within the last 12 months. Due to remarkable achievement “selfie” word was nominated by Oxford Dictionaries as Word of The Year. Looking for this selfie phenomenon, its so interesting examine on what is the Uses and Gratification of people using selfie photo on their instagram account. We applied descriptive qualitative method on this research. Qualitative research is a research method that saw a phenomenon with many variables, research closer to the subject of research, and relies on the existing valuesof selfie photo uploader. Population of this research are all those connected with the researchers via instagram account and do selfie photo that appeared in AprilMay 2014 and uploaded into account Instagramnya. Resources obtained from purposive sampling, data collection techniques using text-level analysis and interviews. Analysis of data using an interactive model. Analysis of this study started by asking resource of the photo selfie understanding, and then selfie researchers took photos that appeared in AprilMay 2014 in an instagram account, the researchers conducted an analysis level and get the text categorization. The categorization of confirmation to the informant by finding reasons selfie upload photos. after that researchers seek out satisfaction of user took a selfie photo with Sven Widhl theory which divides into three satisfaction level; before-during-after selfie photo. People understanding of selfie photo definition, encourage people of having a purpose in doing selfie photo. starting with self recognition purpose and personal relationships purpose, by looking at the text level analysis, selfie photo 1
categorized on photo that show or emphasize 1.) Face, 2.)Body, 3.)Clothing / makeup, 4.)Character, 5.) Roles, 6 .)relationships with family, 7.) relationships with friends, 8.) relationship with partner. After knowing the reason selfie then use photo uploader will get satisfaction in using selfie photo instagram account. Researchers observing satisfaction of doing selfie photo on instagram account through Sven Widhl theory which separated satisfaction level into three; beforeDuring-after selfie photo usage Keywords:new media, uses and gratification, foto selfie, instagram.
Pendahuluan Belakangan ini muncul beberapa media sosial yang baru yang lebih spesifik
penggunaannya,
seperti
contohnya
adalah
instagram.Instagram
merupakan media sosial untuk berbagi foto, menurut wikipedia instagram merupakan
media
sosial
yang
khusus
untuk
membagikan
foto
(http://id.wikipedia.org/wiki/Instagram di akses pada tanggal 15 Juli 2014 pukul 10.41 WIB). Banyak fotografer didunia juga ikut memiliki akun instagram juga, seperti Jerry Aurum, Theron Humphrey, Richard Koci Hernandez, bahkan national geografi pun juga ikut membuat akun di instagram ini.Karena munculnya instagram maka berimbas pada makin banyaknya penghobi foto yang mendadak meledak. Terlebih karena kemajuan teknologi dan menjadikan mudahnya seseorang dalam membuat sebuah foto, hanya menggunakan telepon genggam sekarang sudah menghasilkan foto dengan kualitas yang baik, berbeda dengan dulu yang harus memiliki perangkat kamera dan mengetahui teknik dalam mencetak foto. Semakin banyaknya penikmat dan menggila foto maka mengubah penggunaan foto, yang dahulu sebuah foto menjadi pelengkap sebuah tulisan atau artikel sekarang foto menjadi utama dan tulisan hanya sebagai caption dari foto atau penjelas dari foto (Soelarko, 1978: 19-16). Perubahan paradigma foto tersebut berakibat,belakangan ini muncul suatu fenomena baru yaitu self image atau biasa disebut dengan selfie. Selfie merupakan foto dengan objek diri sendiri (Galer dan Mark, 1995: 90), dengan menggunakan refleksi kaca atau pun dengan kamera depan sebuah ponsel foto selfie dapat dengan mudah di ambil.
2
Although the selfie signifies a sense of human agency (i.e., it is a photograph one knowingly takes of oneself, often shown to other humans) (Theresa M. Senft dan Nancy K. Baym, 2015: 2) Kutipan Jurnal di atas menerangkan bahwa foto selfie merupakan foto sengaja diambil dari diri sendiri, semakin menguatkan bahwa foto selfie merupakan foto diri yang diambil oleh diri sendiri . Banyak orang yang melalukan selfie tidak hanya orang biasa, mulai dari artis, pejabat, mentri, pemuka agama, bahkan presiden pun juga melakukan foto selfie. Meledaknya fenomena ini membuat hampir semua orang melakukan foto selfie, bahkan oleh pihak pengelola Kamus Oxford mengatakan bahwa penggunaan kata selfie telah meningkat sebesar 17.000 persen dalam 12 bulan terakhir. Karena peningkatan yang sangat luar biasa, kata selfie mendapat penobatan dari Oxford Dictionaries (Kamus Oxford) sebagai Word of The Year.Kamus Oxford Online mendefinisikan kata selfie sebagai “a photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website” atau diartikan menjadi aktivitas seseorang yang memotret dirinya sendiri, umumnya menggunakan ponsel atau webcam, kemudian mengunggahnya ke situs media social (http:// www.oxforddictionaries .com /definition /english/selfie?q=selfie di akses pada tanggal 22 maret 2014 pukul 18.15 wib), maka dari itu peneliti ingin mengetahui apa motif seseorang melakukan foto selfie. Fenomena foto selfie belakangan ini sering di sebut foto narsis, banyak sekali opini atau yang beranggapan bahwa foto selfie memiliki motif untuk narsis atau menyukai diri sendiri. Narsis saat ini dapat diartikan kegiatan membidik foto diri sendiri atau bersama teman-teman, pembidik atau penjepret kameranya bisa diri sendiri atau orang lain. (http://www.kompasiana.com/indahnoing/narsis-atauselfie-bisa-berujung-petaka_ 54f8acb1a33311cc098b474f di akses pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 15.40) Tidak mengherankan bahwa pria yang memposting banyak foto selfie dan menghabiskan banyak waktu mengedit foto mereka lebih narsis.Ini adalah studi pertama dan benar-benar telah dikonfirmasi melalui sebuah studi," kata penulis studi Jesse Fox, asisten profesor komunikasi di Ohio State University. (http://www.parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=solution&id=4872 di akses pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 15.45)
3
Kutipan di di atas ini yang di ambil dari kompasiana dan parentsindonesia, menunjukan adanya anggapan foto selfie adalah foto narsis atau foto dengan tujuan narsis. Maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apa saja motif motif seseorang melakukan foto selfie. Fenomena foto selfie ini akan menarik karena dalam penelitian ini, peneliti ingin memperlihatkan apa saja motif-motif seseorang melakukan foto selfie, terlebih pengkajiannya dengan menggunakan teori uses and gratification. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak, yang dimaksud adalah bukan bagaimana media mengubah sikap perilaku khalayak tapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, jadi bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Onong, 1993: 289-290), selain itu fenomena foto selfie menarik untuk di kaji, karena fenomena foto selfie merupakan fenomena baru dalam ilmu komunikasi yang mana, seseorang tergantung pada media dalam memenuhi kebutuhannya menggunakan media melalui foto selfie pada akun instagram nya. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yang dilakukan dengan dua tahap penelitian, tahap pertama peneliti melihat pada level teks, apa kira kira motif remaja menggunggah foto selfie, melalui seleksi terhadap foto-foto yang muncul dalam instagram yang terutama menghadirkan foto-foto yang dikategorikan selfie. Foto selfie kemudian di kelompokan berdasar kan Motif yang dikemukakan oleh McQuail (2011: 72) yaitu motif identitas pribadi dan motif hubungan personal. Dua motif tersebut merupakan motif yang paling sering di pakai oleh pelaku foto selfie dalam akun instagramnya.Penelitian ini terfokus pada dua motif tersebut. Setelah mengetahui motif maka peneliti akan melihat kepuasan penggunaan foto selfie pada akun instagramjuga akan di kaji, dari ketiga tahapan windhl dimana kepuasan responden, apakah sebelum-saat-sesudah penggunaan foto selfie pada akun instagram. Cara berikutnya atau kedua penelitian mencari tahu alasan mengunggah foto selfie pada akun instagram, dengan menggunakan caracross cek data antara apa yang ditemukan peneliti pada level teks, dengan alasan mengunggah foto selfie pada akun instagram. Peneliti akan mewawancarai narasumber agar dapat
4
mengetahui, mengapa narasumber meng-upload foto selfie, memproduksi pesanpesan yang di tuangkan pada foto selfie nya. Peneliti akan meng-cross cek antara motif yang di temukan peneliti dalam level teks dengan motif narasumber memproduksi foto-foto selfie semacam itu. Caranya adalah dengan mewawancarai narasumber dan menanyakan mengapa
mereka
memunculkan
foto-fotoselfie
seperti
itu
pada
akun
instagramnya. Wawancara ini bertujuan untuk mencari penjelasan dan konfirmasi penggunggah terhadap foto yang telah iaupload pada akun instagram. Hasil wawancara akan dicross cek oleh peneliti antara motif yang di temukan peneliti pada level teks dengan motif yang di kemukaan narasumber dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Perumusan Masalah a.
Bagaimana pemahaman tentang foto selfie dari peng-upload foto selfie?
b.
Bagaimana level teks motif foto selfie dan alasan meng-upload foto selfie pada akun instagram?
c.
Bagaimana kepuasan penggunaan foto selfie sebelum-saat-sesudah di unggah ke akun instagram?
Tujuan a.
Mendeskripsikan dan menganalisa pemahaman peng-upload foto selfie tentang foto selfie
b.
mendeskripsikan dan menganalisa pada level teks. Foto selfie macam apa yang tergambar dalam akun instagram yang terkait dengan motif menurut McQuail, Blummer, dan Brown .
c.
mendeskripsikan dan menganalisa alasan meng-upload foto selfie dalam akun instagram?
d.
Mendeskripsikan dan menganalisis kepuasan penggunaan foto selfie sebelumsaat-sesudah di unggah ke akun instagram.
5
Tinjauan Pustaka a.
Komunikasi massa Dalam penyampaian pesan seperti yang di utarakan Lasswell ada 5 unsur
yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Merupakan pedoman dalam membahas komunikasi massa. Karena Komunikasi massa hal yang di utamakan adalah media, media penyampaian informasi secara massa. Sama halnya dengan Defleur dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication”, menyebutkan bahwa “komunikasi massa” adalah suatu proses
dimana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secar terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besr dan berbeda-beda melalui berbagai cara (Uchjana dan Onong 1997: 159) Jelas di lihat adalah “menyebarkan pesan secara luas” , dalam hal ini komunikasi massa tidak akan terjadi jika tidak adanya penyebaran pesan secara besar besaran, sedangkan jika satu orang menyebarkan informasi tanpa menggunakan media pasti akan terjadi kesalahan kesalahan yang banyak dan mempengaruhi isi pesan tersebut. Maka mulailah di buat sebuah alat atau media untuk memudahkan penyampaian pesan, mulai dari telegraf, telpon, radio, televisi, dan internet. b. New media Derasnya perkembangan komunikasi sebagai ilmu dan komunikasi sebagai profesi atau seni tidak akan terlepas dari semakin pesatnya dan luar biasanya perkembangan teknologi komunikasi , mulai dari media rakyatm media tradisional dan media konMedia baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak.Secara sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online
6
social network, online forum dan lain-lain yang menggunakan komputer sebagai medianya. Media baru menjadi dianggap "baru" tidak hanya karena yang berhasil meng-integrasi antara komunikasi interpersonal dan media massa, tetapi juga karena memiliki fungsi baru yang memungkinkan individu untuk sama-sama mengontrol pesan dalam Media yang bersifat interpersonal, yang memungkinkan mereka untuk mengontrol pesan di media massa. c.
Uses and gratification Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu
menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif. Menurut para pendirinya, Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984: 48), uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratification Media sebagai berikut:
Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.
Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.
Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.
Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberi sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada peneliti.
Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak (west dan turner 2008: 104)
7
d. Mc Quail Menurut Mc Quail, Blummer dan Brown berdasarkan penelitian mengelompokan tentang cara mengklasifikasi kebutuhan dan gratifikasi khalayak
Pengalihan penggunaan media sebagai pelarian dari rutinitas dan masalah
Hubungan personal penggunaan media sebagai kepentingan perkawanan
Identitas pribadi penggunaan media sebagai penguat nilai-nilai individu
Pengawasan penggunaan media sebagai informasi mengenai hal hal yang mungkin memengaruhi seseorang (Werner, 2009: 356).
e.
Sven Windhl Menurut Sven Windhl terdapat 3 (tiga) kelompok aktifitas seseorang
dalam menggunakan media yaitu before-during-after, atau sebelum penggunaan media-saat penggunaan media, setelah penggunaan media
Before (sebelum) Sebelum penggunaan media yang dimaksut adalah penerima dapat secara
aktif memilih apa yang ingin mereka konsumsi untuk mendapatkan kepuasan tertentu.
Perencanaan komunikasi dapat mendorong kegiatan ini dengan
menawarkan informasi tentang informasi itu sendiri, ada dengan membantu dan memotivasi penonton untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
During (saat) Saat menggunakan media penonton selektif memahami dan menafsirkan
isi komunikasi serta mengidentifikasi dengan unsur pesan.itu adalah perencana tugas untuk menyusun pesan dalam sedemikian rupa sehingga penonton dapat membedakan apa yang penting dan kurang penting.
After (setelah) Setelah penggunaan media yang dimaksut penerima selektif mengingat
informasi dari apa yang mereka terima. mereka juga dapat berbicara dengan orang lain tentang konten yang mereka telah tertepa. membuat orang untuk mempertahankan dan mengingat konten adalah tujuan komunikasi yang sering diabaikan.
perencana
komunikasi
memiliki
banyak
keuntungan
dengan
mendapatkan orang-orang untuk berbicara tentang pesan yang mereka dengar, lihat, atau membaca (Windhl, 1992: 175-176). 8
f.
Foto Selfie Selfie merupakan foto dengan objek diri sendiri (Galer dan Mark,1995:
90), dengan menggunakan refleksi kaca atau pun dengan kamera depan sebuah ponsel foto selfie dapat dengan mudah di ambil. Kamus Oxford Online mendefinisikan kata selfie sebagai “a photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website” atau diartikan menjadi aktivitas seseorang yang memotret dirinya sendiri, umumnya menggunakan ponsel atau webcam,
kemudian
mengunggahnya
ke
situs
media
social.
(http://
www.oxforddictionaries.com/definition/english/selfie?q=selfie, akses pada tanggal 22 maret 2014 pukul 18.15 wib). Selfie sesungguhnya bukan hal baru.Foto diri oleh Robert Cornelius tahun 1839, diyakini sebagai Selfie pertama di dunia.Foto tersebut kini ditempatkan di Library of Congress, Washington.Di Indonesia sendiri, kita telah sering melihat foto-foto selfie sejak facebook mulai banyak dipakai.Tentu anda juga sering melihatnya,
foto
diri
orang
berpose
“Duckface”,
alias
memonyong-
monyongkankan bibir, konon supaya terlihat seksi.
Metodologi Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell, 1998: 15). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Ada 273 pemilik akun instagram yang terkoneksi dengan peneliti, dan dari bulan April-Juni 2014 peneliti mengambil foto semua foto yang muncul tiap harinya. Di temukan 268 foto selfie dalam kurun waktu April-Juni 2014, setelah di dapat foto selfie, peneliti
9
mengelompokan siapa saja yang melakukan foto selfie dan di dapati 57 pemilik akun instagram yang melakukan foto selfie. lalu peneliti mengelompokan lagi mana foto selfie nya masuk kedalam kriteria motif identitas pribadi dan motif hubungan personal. Sample kita menggunakan purposive sampling dimana peneliti memiliki pertimbangan khusus sehingga memperoleh narasumber yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Peneliti mengambil sample 7 remaja, yang memiliki akun instagram yang aktif dan melakukan foto selfie, dan merupakan follower maupun following dari peneliti dalam akun instagram Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. a.
Level teks Level teks adalah penelitian berdasarkan teori yang ada, di aplikasikan
pada temuan data yang ditemukan.Penelitian ini menggunakan teori McQuail (2011: 72) yaitu motif identitas pribadi dan motif hubungan personal.Dua motif tersebut merupakan motif yang paling sering di pakai oleh pelaku foto selfie dalam akun instagramnya.Penelitian ini terfokus pada dua motif tersebut. Peneliti mengambil foto selfie yang ada pada akun instagram yang terkoneksi dengan peneliti yang sesuai dengan tujuan penelitian, setelah itu peneliti membuat kategorisasi foto foto tersebut sesuai dengan rumusan masalah. Peneliti melihat pada level teks, apa kira kira motif remaja menggunggah foto selfienya dilakukan melalui seleksi terhadap foto foto yang muncul dalam instagram yang terutama menghadirkan foto-foto yang dikategorikan selfie. Foto selfie kemudian di kelompokan berdasar kan Motif yang dikemukakan oleh McQuail (2011: 72) yaitu motif identitas pribadi dan motif hubungan personal. Dua motif tersebut merupakan motif yang paling sering di pakai oleh pelaku foto selfie dalam akun instagramnya.Penelitian ini terfokus pada dua motif tersebut. b. Wawancara mendalam Teknik wawancara memiliki tujuan untuk menyajikan konstruksi masa sekarang dalam suatu konteks mengenai pribadi, peristiwa, aktivitas, tanggapan, motivasi, persepsi (Sutopo.2002: 58-65).
10
Menanyakan bagaimana pemahaman narasumber terhadap pengertian foto selfie, alasan pengunggah foto selfie, dan kepuasan penggunaan foto selfie pada akun instagram. Penelitian mencari tahu alasan mengunggah foto selfie pada akun instagram, dengan menggunakan cara cross cek data antara apa yang ditemukan peneliti pada level teks, dengan alasan mengunggah foto selfie pada akun instagram. Peneliti akan mewawancarai narasumber agar dapat mengetahui, mengapa narasumber mengupload foto selfie, memproduksi pesan-pesan yang di tuangkan pada foto selfie nya. Penelitiakan meng-cross cek antara motif yang di temukan peneliti dalam level teks dengan motif narasumber memproduksi fotofoto selfie semacam itu.
Sajian dan Analisis Data a.
Pemahaman foto selfie Pemahaman narasumber terhadap apa itu foto selfie secara defitif.
Mendapatkan temuan sebagi berikut, secara definitif foto selfie adalah foto diri sendiri tanpa bantuan oranglain, umumnya foto selfie menggunakan kamera depan sebuah ponsel, foto selfie adalah foto dengan gaya sendiri tanpa arahan orang lain. Alasan seseorang menyukai foto selfie adalah suka mengabadikan sebuah moment, agar moment tersebut dapat dikenang suatu saat nanti. Suka mengekspresikan diri sendiri, seseorang menyalurkan ekspresinya dengan cara berfoto selfie. Sering tidak nya berfoto selfie adalah seberapa sering seseorang melakukan foto selfie, dan mendapat temuan addict foto selfie. Individu yang sering dilibatkan dalam foto selfie dan didapat temuan bahwa keluarga dan teman menjadi jawaban yang muncul dari narasumber saat diwawancarai oleh peneliti. Seberapa penting orang lain yang dilibatkan dalam foto selfie, dan di dapat temuan bahwa orang lain tersebut berfungsi sebagai cara untuk mengabadikan moment, dan alasan agar tidak malu jika foto selfie sendirian.
11
b. level teks motif foto selfie dan alasan mengunggah foto selfie pada akun instagram Setelah paham tentang foto selfie lalu dilakukan penelitian pada level teks pada foto selfie yang di upload ke Instagram,diperoleh kelompok sebagai berikut wajah, tubuh, karakter, pakaian/ dandanan, peran. Lalu dilakukan konfirmasidan didapatkan motif sesuai dengan yang di harapkan oleh pengupload foto selfie, dari foto selfie yang menampilkan identitas pribadi dalam akun instagram, Foto selfie yang menonjolkan identitas personal yang sudah dikelompokan menjadi wajah, tubuh, karakter, pakaian/dandanan, peran. Setelah dilakukan konfirmasi di peroleh motif menampilkan/menonjolkan, mempengaruhi kalayak mengikuti ekspresinya, menampilkan/menonjolkan, stigma tubuh kurus itu indah, playing identity, menarik perhatian, playing identity, ingin terlihat sempurna, terlihat sempurna, pamer, mengabadikan moment. Motif hubungan personal dalam akun instagram setelah dilakukan penelitian pada level teks pada Akun Instagram,diperoleh kelompok sebagai berikut hubungan keluarga, teman, dan pacar Foto selfie yang hubungan personal, dalam foto selfie yang menampilkan hubungan personal di peroleh foto selfie yang menampilkan hubungan dengan keluarga, teman, dan pacar, dengan motif seseorang melakukan foto selfie dengan menampilkan hubungan dengan keluarga, teman, dan pacar, setelah di konfirmasi adalah, menunjukan orang di sekeliling, mengabadikan moment, keakraban keluarga. c.
Kepuasan Penggunaan Foto Selfie pada Akun Instagram Kepuasan penggunaan foto selfienya yang ditunjukan dengan tiga tahap
menurut Sven Windhl yaitu sebelum melakukan foto selfie, saat melakukan foto selfie, dan sesudah melakukan foto selfie. Sebelum penggunaan media yang dimaksud adalah bagaimana seseorang merencanakan foto selfienya, bagaimana seseorang mempersiapkan foto selfienya yang nantinya akan di upload kedalam akun instagram miliknya. Alasan membuat foto selfie adalah bagaimana motif seseorang saat merencanakan akan melakukan foto selfie yang nantinya akan diupload pada akun
12
instagram , maka di dapat temuan untuk mengabadikan moment, mengikuti tren yang ada. Banyaknya foto selfie yang dilakukan dalam satu moment, adalah berapa kali seseorang melakukan foto selfie dalam satu kali moment, maka di dapat temuan untuk berulangkali yang dimaksud adalah adanya pengulangan berfoto selfie dalam satu kali moment yang nantinya akan di upload kedalam akun. Saat menggunakan media yang dimaksud adalah bagaimana seseorang saat melakukan foto selfienya, bagaimana seseorang saat melakukan foto selfie dan menguploadnya ke dalam akun instagram miliknya. Foto yang di upload adalah dari sekian banyak foto selfie yang diambil, mengapa foto selfie “itu” yang diupload pada akun instagram. Alasan seseorang menyeleksi foto selfie yang akan di upload pada akun instagram miliknya, di dapat temuan untuk terlihat sempurna, Mereka mementingkan kualitas gambar yang sempurna, bukan hanya foto dirinya semata. Moment yang diinginkan adalah bagaimana seseorang akan memilih foto selfie. Editing, alasan editing adalah mengapa pengupload melakukan editing pada saat akan mengupload foto selfie ke akun intagram miliknya. Apa saja editing yang dilakukan adalah cropping foto selfie, memperbaiki kualitas foto ,agar muka nya pada foto selfie agar terlihat lebih cantik atau tampan, dengan menambahkan editing maka muka pada foto selfie terlihat sempurna. Setelah penggunaan media yang dimaksud adalah bagaimana seseorang setelah melakukan foto selfienya, bagaimana seseorang setelah melakukan foto selfie dan telah di upload ke dalam akun instagram miliknya. Pesan foto selfie adalah apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan oleh pengupload foto selfie,setelah mengupload foto selfie pada akun instagram, di dapat temuan untuk pamer sedang ada dimana, berbagi moment dengan orang lain. Tanggapan jika ada yang menge-like dan komentar adalah bagaimana yang dirasakan penguload saat foto selfienya ada yang menge-like dan mengkomentari foto selfie nya pada akun instagram miliknya, di dapat temuan untuk apresiasi dari orang lain.
13
Pengupload foto selfie merasa puas karena foto selfie tersebut adalah foto terbaik yang telah iaupload untuk di bagikan pada khalayak luas. Seseorang merasa puas melakukan foto selfie untuk mencari perhatian khalayak, dengan berfoto selfie dan di upload ke dalam akun instagram, mereka menganggap seseorang akan memperhatikan nya.
Kesimpulan Dari penelitian mengenai motif dan kepuasan penggunaan foto selfie dalam akun Instagram, bahwa foto selfie tidak lah untuk narsis sendiri saja namun foto selfie juga memiliki beragam motif , maka berikut adalah motif motif yang ada pada foto selfie : a.
Pemahaman foto selfie Pemahaman narasumber terhadap apa itu foto selfie secara definitif adalah
foto diri sendiri tanpa bantuan orang lain, umumnya foto selfie menggunakan kamera depan sebuah ponsel, foto selfie dilakukan dengan gaya sendiri tanpa arahan orang lain. Alasan seseorang menyukai foto selfie adalah suka mengabadikan sebuah moment dan sarana mengekspresikan diri sendiri. Sering tidak nya seseorang berfoto selfie adalah addict foto selfie. Individu yang sering dilibatkan dalam berfoto selfie adalah keluarga dan teman. Penting atau tidaknya orang lain yang dilibatkan dalam foto
selfie bagi peng-upload, penting karena untuk
mengabadikan moment bersama dan agar tidak malu jika foto selfie sendirian. b. level teks motif foto selfie dan alasan meng-upload foto selfie Dalam level teks motif yang dilihat adalah motif identitas pribadi diperoleh kategori yang menonjolkan wajah, tubuh, karakter, pakaian/ dandanan, dan peran.Alasan meng-upload foto selfie dalam motif identatas pribadi adalah ingin mempengaruhi kalayak mengikuti ekspresinya, stigma tubuh kurus itu indah, playing identity, menarik perhatian, ingin terlihat sempurna, pamer, dan mengabadikan moment. Motif hubungan personal memunculkan kategori yang menonjolkan hubungan keluarga, teman, dan pacar.Alasan meng-upload foto selfie dalam motif 14
hubungan personal adalah ingin menunjukan orang di sekeliling, mengabadikan moment, dan keakraban keluarga. c.
Kepuasan penggunaan media sosial Instagram Peneliti ingin mengetahui bagaimana kepuasan menurut Sven Windhl
yaitu sebelum melakukan foto selfie, saat melakukan foto selfie, dan sesudah melakukan foto selfie. 1.
Sebelum penggunaan media Sebelum penggunaan media alasan seseorang membuat foto selfie adalah
untuk
mengabadikan
moment,
mengikuti
tren
yang
ada.Banyaknya foto selfie yang dilakukan dalam satu moment adalah berulangkali, bahkan ada yang mengaku melakukan foto selfie puluhan kali dalam satu moment. 2. Saat menggunakan media Saat menggunakan media alasanseseorang memilih foto selfie yang di upload di akun Instagram adalah inginterlihat sempurna, kualitas foto yang bagus, moment yang diinginkan. Sedangkan editing apa yang dilakukan dan alasan melakukan editing adalahCropping foto selfie, untuk memperbaiki kualitas foto, dan agar wajah terlihat cantik/tampan. 3. Setelah penggunaan media Setelah penggunaan media, pesan apa yang ingin seseorang sampaikan pada foto selfienya adalah untuk pamer, berbagi moment dengan orang lain.Tanggapan seseorang jika ada yang me-like dan komentar mengenai foto selfienya adalah senang karena sudah di apresiasi oleh orang lain. Peng-upload foto selfie merasa puas dengan foto selfie tersebut karena baginya adalah foto yang di upload adalah foto yang terbaik. Seseorang merasa puas melakukan foto selfie untuk mencari perhatian khalayak, dengan berfoto selfie dan di upload ke dalam akun Instagram, mereka menganggap seseorang akan memperhatikan nya.
15
Saran a.
Bagi para pembaca Bagi para pembaca penelitian ini, agar tidak menganggap pelaku foto
selfie adalah orang yang narsis atau pun tidak mempunyai tujuan atau motif yang jelas.Penelitian ini dapat melakukan klarifikasi terhadap pelaku foto selfie kepada khalayak luas bahwa foto selfie sebenarnya tidak dilakukan asal asalan saja dan memiliki motif yang jelas. b. Bagi orang tua yang memiliki anak yang sudah beranjak remaja. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana motif dan kepuasan penggunaan foto selfie, menunjukan apa saja motif seseorang melakukan foto selfie. Peneliti menyarankan pada orang tua yang memiliki anak yang sudah beranjak remaja, bahwa foto selfie dapat di jadikan sebagai penyalur ekspresi dan emosi yang positif . c.
Bagi peneliti di bidang new media Penelitian new media memang masih sedikit, hal ini terjadi karena
perkembangan teknologi yang cepat, maka peneliti ingin menyarankan kepada peneliti lainnya, agar mengembangkan penelitian new media, khususnya instagram dan foto selfie. Pokok bahasan foto selfie sangatlah menarik dan masih bisa di gali lagi dalam penelitian ilmiah, peneliti masih memiliki batasan dalam melakukan penelitian motif foto selfie dalam instagram yaitu jumlah follower atau following yang berjumlah 273, peneliti meyakini bahwa dengan bertambahnya follower dan following akan menambah variasi - variasi motif yang lebih banyak.
Daftar Pustaka Bungin,Burhan (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta. Kencana Cresswell, John W (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. London. Sage Publications. Galer, Mark (1995), Photography:Foundations for Art and Design. Oxford. Focal Press http://id.wikipedia.org/wiki/Instagram, diakses 3 Februari 2015 pada tanggal pukul 16.10 http://www.kompasiana.com/indahnoing/narsis-atau-selfie-bisa-berujung-petaka_ 54f8acb1a33311cc098b474f di akses pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 15.40
16
http://www.oxforddictionaries .com /definition /english/selfie?q=selfie, di akses pada tanggal 22 maret 2014 pukul 18.15 wib http://www.oxforddictionaries.com /definition /english/selfie?q=selfie, , diakses 17 Maret 2014 pada tanggal pukul 14.40 http://www.parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=solution&id=487 2 di akses pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 15.45 McQuail (2011), Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Salemba Humanika. Rakhmat, Jalaludin (2001). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya. Rakhmat, Jalaludin (2005). Psikologi Komunikasi, edisi revisi. Bandung. Remaja Rosdakarya. Soelarko (1978). Komposisi Fotografi. Jakarta. PT. Indira Sutopo (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. Press Sebelas Maret University. Theresa M. Senft dan Nancy K. Baym (2015). What Does the Selfie Say? Investigating a Global Phenomenon. Dimuat di International Journal of Communication 9(2015), Feature 1588–1606 Uchjana, Onong (1997). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung. Remaja Rosda Karya. Uchjana,Onong (1993). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Citra Aditya Bakti. Werner (2009). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa. Jakarta. Prenada Media. West, Richard & Turner, Lynn (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta. Salemba Humanika. Windhl, Signetzer, dan Olson (1992). Using Communication Theory: An Indtrodution To Planned Communication. London, Thousand Oaks, New Delhi. Sage Publication.
17