IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK 2 MAHASISWA JPTE UNIMED Paningkat Siburian dan Jongga Manullang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: perbedaan hasil belajar Rangkaian Listrik 2 mahamahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mahamahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester V T.P. 2012/2013 JPTE Unimed. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan taraf signifikansi = 0,05 Temuan penelitian menunjukkan: Terdapat perbedaan hasil belajar Rangkaian Listrik II antara mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT (SPNHT) dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori (SPekspositori), th sebesar 4,95 dan tt sebesar 1,99 untuk taraf signifikansi α = 0.05. Berdasarkan hasil perhitungan didapat th (4,95) > tt (1,99). Kata Kunci: Strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT, ekspositori, dan hasil belajar Rangkaian Listrik 2. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Jurusan Elektro
(JPTE),
Pendidikan Teknik Fakultas
Teknik
Unimed adalah Lembaga pendidikan tinggi yang bertujuan untuk: (1) menghasilkan tenaga pendidik bidang teknik elektro yang profesional; (2) menghasilkan pengembangan
konsep-konsep pendidikan
teknik
elektro melalui pengkajian keilmuan
dan penelitian; (3) mengaplikasikan keahlian teknik elektro dan keahlian pendidikan teknik elektro dalam pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
(4)
memposisikan
program studi sebagai pusat informasi yang berkaitan dengan pendidikan
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
13
teknik elektro; dan (5) menjadi
perkuliahan Rangkaian Listrik 2 agar
dinamisator
mahasiswa
dalam
pengembangan
memiliki
penguasaan
pendidikan teknik elektro dengan
yang baik terhadap materi kuliahnya.
melakukan
Pemberian
lembaga
kerjasama pendidikan
dengan
mata
kuliah
dan
Rangkaian Listrik 2, tugas di rumah
dunia usaha/industri. Untuk mencapai
menyelesaikan soal Rangkaian Listrik
tujuan tersebut, dilakukan kegiatan
2
pendidikan
pengajaran,
kegiatan tatap muka terjadwal, dan
penelitian, dan pengabdian kepada
pemberian motivasi belajar adalah
masyarakat.
sebagian
dan
lainnya
diktat
Melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat berkembang potensi mahasiswa, sehingga menjadi
setiap
dari
yang
telah
perkuliahan tersebut. Namun kenyataannya, nilai rata-rata
berakhlak
mahasiswa
berilmu,
usaha
selesai
penguasaan yang baik terhadap materi
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat,
setelah
dilakukan agar mahasiswa memiliki
manusia yang beriman dan bertakwa
mulia,
minggu
asli
yang
dalam
didapatkan mata
kuliah
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
Rangkaian Listrik 2 pada tahun
warga negara yang demokratis serta
akademik 2010/2011 dan 2011/2012
bertanggung
adalah
jawab.
Sehubungan
nilai
C.
Perolehan
nilai
dengan itu, JPTE menyelenggarakan
tersebut berhubungan erat dengan
perkuliahan Rangkaian Listrik 2 yang
strategi pembelajaran yang digunakan
bertujuan
menjadikan
oleh dosen karena berdasarkan hasil
mahasiswa menguasai mata kuliah
survey, kegiatan pembelajaran selama
dasar keahlian sebagai bekal tenaga
ini masih menggunakan kebiasaan
pendidik profesional di bidang teknik
lama yaitu di dalam penyampaian
elektro.
materi
pembelajaran
secara
bertutur
untuk
Berbagai dilakukan
dalam
upaya
telah
penyelenggaraan
dilaksanakan
(ceramah)
tanpa
menuntut keaktifan mahasiswa.
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
14
Menyikapi masalah di atas,
dikembangkan strategi pembelajaran
perlu adanya upaya yang dilakukan
yang mengakomodasikan perbedaan
oleh
menggunakan
potensi dan sekaligus memberikan
strategi pembelajaran yang membuat
seluas-luasnya untuk secara aktif
suasana pembelajaran menjadi lebih
menumbuhkan kreatifitas siswa, agar
menyenangkan
kecerdasannya
dosen
untuk
sehingga
mampu
memotivasi mahasiswa untuk belajar.
Setyaningsih
(2000:
186)
mengemukakan bahwa dosen dalam proses belajar mengajar, harus lebih memperhatikan apa yang disukai mahasiswa, apa yang tidak disukai mahasiswa,
yang
mahasiswa
belajar
membantu dan
menghambat mahasiswa
yang belajar.
Selain itu, strategi yang digunakan juga harus memaksimalkan potensi mahasiswa
dengan memperhatikan
keunikan setiap mahasiswa baik gaya belajarnya, kecerdasan dominannya, dan memperhitungkan faktor-faktor lain yang mampu menunjang proses belajar
mengajar
di
ruang
perkuliahan. Sejalan dengan yang dikemukakan
Wasliman
seperti
dikutip oleh Fajar (2004: 35) bahwa potensi setiap mahasiswa sebenarnya berbeda.
Untuk
itu,
secara
optimal dan proporsional.
Suparno seperti dikutip oleh Atmadi dan
berkembang
Strategi
pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dalam
kelompok
kecil,
memungkinkan mahasiswa membantu
yang saling
dalam memahami suatu
konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman sebagai masukan serta kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Aktivitas pembelajaran kooperatif di samping menekankan pada kesadaran mahasiswa
belajar
berpikir,
memecahkan masalah dan belajar mengaplikasikan
pengetahuan,
konsep, keterampilan kepada teman lain yang membutuhkan mahasiswa akan merasa senang menyumbangkan pengetahuannya teman/anggota
kepada lain
dalam
kelompoknya. Oleh karena itu belajar kooperatif
adalah
saling
perlu
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
15
menguntungkan
antar
mahasiswa
fakta
dan
informasi
dasar
yang
yang berkemampuan rendah, sedang
berfungsi untuk mengatur interaksi
dan mahasiswa yang berkemampuan
para
tinggi (Suherman, 2003: 262).
pembelajaran kooperatif tipe ini juga
Strategi kooperatif
pembelajaran
terdiri
dari
berbagai
macam, salah satu di antaranya adalah
mahasiswa.
Strategi
dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan tingkatan usia anak didik.
strategi pembelajaran kooperatif tipe
Dalam menerapkan strategi
Numbered Heads Together (NHT).
kooperatif tipe NHT ini mahasiswa
Menurut
ditempatkan sebagai pusat dari proses
Spencer
Kagan
seperti
dikutip oleh Ibrahim (2000: 28)
pembelajaran,
Numbered Heads Together (NHT)
menjadi obyek pendidikan melainkan
merupakan
strategi
sebagai subyek pendidikan. Selain
yang
faktor–faktor dari dosen, faktor yang
merupakan struktur sederhana dan
berasal dari dalam diri mahasiswa
terdiri
juga
suatu
pembelajaran
atas
tipe
kooperatif
empat
tahap
yang
digunakan untuk mereview fakta-
mahasiswa
berpengaruh
dalam
tidak
proses
pembelajaran.
Rumusan Masalah Berdasarkan
pendahuluan
dbelajarkan
dengan
strategi
yang telah dikemukakan sebelumnya
pembelajaran kooperatif tipe NHT
maka
masalah
dengan mahasiswa yang dibelajarkan
terdapat
dengan
sebagai
dapat
dirumuskan
berikut:
apakah
perbedaan hasil belajar Rangkaian Listrik
2
mahasiswa
strategi
pembelajaran
ekspositori?
yang
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: perbedaan hasil belajar
Rangkaian Listrik 2 mahasiswa yang dibelajarkan
dengan
strategi
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
16
pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan
strategi
dengan mahasiswa yang dibelajarkan
ekspositori.
pembelajaran
Hakikat Hasil Belajar Rangkaian Listrik 2 Belajar adalah suatu proses usaha
yang
dilakukan
seseorang
lingkungan yang bersifat permanen sebagai akibat dari latihan-latihan.
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku
yang
keseluruhan,
secara
sebagai
hasil
sendiri
dalam
pengalamannya interaksi
baru
dengan
lingkungannya
(Slameto 2003: 2). Dalam bahasa yang lebih sederhana Fajar (2004: 10) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses
perubahan
dalam
diri
seseorang yang ditampakkan dalam bentuk
peningkatan
kuantitas
tingkah
kualitas laku
dan
seperti
peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lainlain.
Hasil
belajar
didefinisikan
oleh Romiszwoski (1981: 63) sebagai output (keluaran) dari suatu sistem pemrosesan input (masukan). Input dapat
berupa
berbagai
informasi
sedangkan
output
berupa
performance
(kinerja).
Kinerja
memberi
petunjuk
bahwa
proses
belajar telah terjadi. Romiszwoski mengkategorikan hasil belajar dalam dua macam yaitu keterampilan dan pengetahuan. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2006: 3).
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan pengertian belajar
sebagai
suatu
proses
perubahan tingkah laku baik secara kualitas
maupun
dipengaruhi
dan
kuantitas
yang
diperkuat
oleh
Perubahan yang terjadi dalam proses
belajar
pengalaman dilakukan
atau dengan
adalah praktek sengaja
berkat yang dan
disadari dengan kata lain bukan karena
kebetulan.
Dalam
diri
mahasiswa terjadi perubahan seperti Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
17
penambahan pengetahuan, sikap, dan
belajar
keterampilan.
itu
merupakan perubahan tingkah laku
pada
yang dimiliki mahasiswa baik secara
mahasiswa
Di juga
samping diarahkan
tercapainya perubahan tersebut. Rangkaian
Listrik
2
harus dikuasai oleh mahasiswa JPTE Unimed yang meliputi beberapa sub dasar
Listrik
2
kualitas maupun kuantitas setelah
merupakan salah satu mata kuliah
kompetensi
Rangkaian
yaitu:
(1)
komponen pasif rangkaian listrik, (2) sumber tegangan listrik, dan (3) Hukum Dasar Listrik.
mengalami
proses
pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu dengan berbagai rentang situasi berdasarkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa melalui proses pembelajaran dapat diketahui melalui test yang disusun sesuai dengan materi mata kuliah yang diberikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil Hakikat Strategi Pembelajaran Strategi berhubungan menyampaikan
pembelajaran dengan
cara
pesan
dalam
pembelajaran. Strategi pembelajaran
dikembangkan dari metode dan teknik yang akan membantu mahasiswa mencapai
pengalaman
belajar.
Strategi
pembelajaran harus memperhitungkan tujuan
pembelajaran
yang
telah
ditetapkan dan mempertimbangkan karakteristik
mahasiswa.
Strategi
pembelajaran adalah rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
pembelajarannya
(Gerlach & Ely 1980: 174).
meliputi sifat, ruang lingkup, dan rangkaian kejadian yang mengandung
tujuan
Untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran,
diperlukan
strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Dick, W
&
Carey,
mengemukakan
L
(2005:
bahwa
37)
strategi
pembelajaran merupakan komponenkomponen umum dari suatu set bahan
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
18
pembelajaran dan prosedur-prosedur yang
akan
digunakan
untuk
Dari disimpulkan
uraian bahwa
di
atas, strategi
menghasilkan hasil belajar tertentu
pembelajaran adalah perpaduan dari
pada
Prawiradilaga
urutan kegiatan, metode, media dan
(2008: 37) mendefinisikan strategi
waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran sebagai upaya yang
pembelajaran
dilakukan
dalam
pembelajaran yang telah ditetapkan
penyampaian
dapat dicapai secara efektif dan
mahasiswa.
oleh
menentukan
perancang
teknik
pesan, penentuan metode dan media,
sehingga
tujuan
efisien.
alur isi pelajaran serta interaksi antara dosen dan mahasiswa. Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Arends
(1997:
228)
Dengan adanya keterlibatan
mengemukakan bahwa NHT adalah
total semua mahasiswa tentunya akan
salah satu jenis strategi pembelajaran
berdampak positif terhadap motivasi
struktural, setiap anggota kelompok
belajar mahasiswa. Mahasiswa akan
diberi
untuk
berusaha memahami konsep-konsep
mata
ataupun memecahkan permasalahan
kuliah. Lebih lanjut Arends (1997:
yang disajikan oleh dosen seperti
326) mengemukakan bahwa NHT
yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk
adalah suatu strategi pembelajaran
(2000: 7) ) bahwa dengan belajar
yang
untuk
kooperatif akan memperbaiki prestasi
lebih
mahasiswa atau tugas-tugas akademik
banyak kepada mahasiswa dalam
penting lainnya serta akan memberi
menelaah materi yang tercakup dalam
keuntungan baik pada mahasiswa
suatu mata kuliah dan mengecek
kelompok bawah maupun kelompok
pemahaman mereka terhadap isi mata
atas
kuliah tersebut.
menyelesaikan tugas-tugas akademis.
nomor
mempelajari
(label)
suatu
materi
dikembangkan
memberikan
kesempatan
yang
bekerja
bersama
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
19
Menurut Arends (1997: 16)
mengubah
komposisi
kelompok
strategi pembelajaran kooperatif tipe
sehingga mahasiswa yang memiliki
NHT dilaksanakan dengan langkah-
nomor sama membentuk kelompok
langkah
baru.
sebagai
berikut:
(1)
mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok
dan
mahasiswa
masing-masing dalam
setiap
kelompoknya mendapatkan nomor urut, (2) dosen memberikan tugas dan masing-masing
kelompok
mengerjakan
permasalahan,
(3)
kelompok memutuskan jawaban yang dianggap
paling
benar
dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini, (4) dosen menyebutkan salah satu nomor dan mahasiswa yang bernomor tersebut melaporkan hasil kerja kelompok dan (5) jika memungkinkan, dosen dapat
Berdasarkan uraian di atas dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan
untuk
memberikan
kesempatan lebih banyak kepada mahasiswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi
pelajaran
tersebut.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki beberapa tahapan antara
lain
yaitu
mengajukan
penomoran,
pertanyaan,
berfikir
bersama dan menjawab.
Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi
pembelajaran
ekspositori menurut Sanjaya (2009:
menguasai materi mata kuliah secara optimal.
179) adalah strategi pembelajaran yang
menekankan
pada
proses
penyampaian materi secara verbal dari
seorang
sekelompok maksud
agar
dosen
kepada
mahasiswa
dengan
mahasiswa
dapat
Strategi ekspositori dengan
sering
kurangnya
pembelajaran, secara
pembelajaran dihubungkan latihan
menggunakan
monoton,
dalam buku
kekakuan,
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
20
penekanan
pada
berdasarkan
fakta
pembelajaran dan
hafalan,
yaitu: (1) persiapan (preparation), (2) penyajian
(presentation),
(3)
menggunakan metode ceramah, dan
menghubungkan
lain-lain.
menyimpulkan (generalization), (5)
Manson
dan
Williams
menjelaskan seperti yang dikutip oleh
mahasiswa secara umum diajukan sebagai
antitesis
strategi
pembelajaran ekspositori di mana pembelajar
menjadi
penerima
pengetahuan. Strategi pembelajaran ekpositori lebih cocok digunakan untuk mentransfer pengetahuan. Strategi
(4)
penerapan (application).
Jarolimek & Foster (1976: 95), pembelajaran yang berbasis pada
(correlation),
Strategi
pembelajaran
ekspositori akan lebih efektif jika: (1) guru akan menyampaikan bahanbahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa (overview). Oleh sebab itu materi yang disampaikan adalah materimateri dasar seperti konsep-konsep tertentu, prosedur atau rangkaian
pembelajaran
aktivitas, dan lain sebagainya, (2)
ekspositori merupakan bentuk dari
guru
pendekatan
yang
mempunyai gaya model intelektual
berorientasi kepada dosen (teacher
tertentu, (3) bahan pelajaran yang
oriented). dosen memegang peran
akan
yang sangat dominan. Fokus utama
dipresentasikan,
strategi
pelajaran hasil penelitian berupa data-
pembelajaran
ini
adalah
kemampuan
menginginkan
diajarkan
siswa
cocok
untuk
misalnya
materi
akademik (academic achievement)
data
mahasiswa.
membangkitkan keingintahuan siswa
Metode
pembelajaran
khusus,
agar
dengan kuliah merupakan bentuk
tentang
strategi pembelajaran ekspositori.
menginginkan
Sanjaya
(2008:
185)
megemukakan ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori,
topik
(4)
tertentu,
ingin
(5)
guru untuk
mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur
tertentu
untuk
kegiatan
praktik, (6) seluruh siswa memiliki
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
21
tingkat kesulitan yang sama sehingga
Berdasarkan uraian di atas
guru perlu menjelaskan untuk seluruh
dapat disimpulkan bahwa strategi
siswa, (7) guru akan mengajar pada
pembelajaran
sekelompok
yang rata-rata
strategi pembelajaran yang secara
memiliki kemampuan rendah (low
umum kegiatan belajarnya didominasi
achieving students), (8) lingkungan
dan cenderung berpusat pada guru,
tidak
untuk
siswa hanya menunggu dan menerima
menggunakan strategi yang berpusat
materi dari guru dan tidak dituntut
pada siswa, (9) guru tidak memiliki
aktif
waktu
siswa
mendukung
yang
menggunakan
cukup
untuk
pendekatan
yang
ekspositori
dalam
adalah
pembelajaran.
berpusat pada siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan
belajar Rangkaian Listrik 2 sebagai
metode eksperimen dengan rancangan
variabel
quasi
tersebut selanjutnya akan ditinjau
eksperimen.
Strategi
terikat.
penelitian
Variabel-variabel
pembelajaran kooperatif tipe NHT
dalam
dengan
dan strategi pembelajaran ekspositori
ditunjukkan dalam Tabel 1.
disain
sebagai variabel bebas dan hasil Tabel 1. Desain Eksperimen Kelas
Pre-test
Perlakuan
Post-test
Eksperimen
T1
X1
T2
Kontrol
T1
X2
T2
Keterangan Tabel 1: X1 : Strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT X2 : Strategi pembelajaran ekspositori Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
22
T1 : Pre-tes T2 : Pos-tes HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Rangkaian Listrik
dibandingkan
NHT
lebih
tinggi
dengan
mahasiswa
dengan
strategi
dibandingkan yang
diajar
pembelajaran
ekspositori, dimana nilai rata-rata hasil belajar Rangkaian Listrik 2 mahasiswa
yang
diajar
dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini berindikasi bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dalam meningkatkan pemahaman
mahasiswa
tentang
Rangkaian Listrik 2 dibandingkan dengan
strategi
pembelajaran
ekspositori. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk mengajarkan materi pelajaran Rangkaian Listrik 2 lebih baik
menggunakan
strategi
pembelajaran kooperatif tipe NHT
strategi
ekspositori.
2 mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe
dengan
Arends
(1997:
326)
mengemukakan bahwa NHT adalah suatu strategi pembelajaran dikembangkan
untuk
yang
memberikan
kesempatan lebih banyak kepada mahasiswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi
pelajaran
tersebut.
Dengan adanya keterlibatan total semua
mahasiswa
tentunya
akan
berdampak positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Mahasiswa akan berusaha memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan oleh dosen seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (2000: 7) bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi mahasiswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan baik pada mahasiswa kelompok bawah maupun kelompok
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
23
atas
yang
bekerja
bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademis. Strategi
pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan strategi pembelajaran ekspositori memiliki
mahasiswa yang lebih pandai atau didasarkan kesepakatan kelompok. Tetapi semua mahasiswa mempunyai kesempatan
untuk
mewakili
kelompok, tanpa dibeda-bedakan.
perbedaan dalam hal mempengaruhi
Dalam strategi pembelajaran
proses belajar mahasiswa ditinjau dari
kooperatif
pendekatan
yang
dan
memberikan kesempatan yang seluas-
prosedur
pembelajaran
yang
luasnya kepada mahasiswa untuk
Perbedaaan yang paling
mengembangkan kualitasnya dalam
dilakukan. mendasar
digunakan
antara
tipe
NHT,
dosen
strategi
pemecahan masalah bersama teman
pembelajaran kooperatif tipe NHT
sekelompoknya, mereka dapat saling
dengan
bertukar
strategi
pembelajaran
pikiran,
saling
mengisi
ekspositori terletak pada orientasi dan
kekurangan yang ada dan saling
proses
berbagi ilmu yang mereka dapat.
pembelajarannya.
Strategi
pembelajaran kooperatif tipe NHT
Dalam
menekankan
kooperatif
adanya
kerjasama
strategi tipe
pembelajaran NHT,
semua
mahasiswa dalam kelompok. Strategi
mahasiswa dituntut aktif memberikan
pembelajaran
pemikirannya
ini
mahasiswa
lebih
menelaah
materi.
anggota
melibatkan banyak
dalam
Masing-masing
kelompok
memiliki
kesempatan
yang
sama
mewakili
kelompok
sehingga
masing-masing
mereka
bersama-sama
memperoleh penyelesaian akhir dari permasalahan yang mereka hadapi
untuk
dalam
mata
melalui
Listrik
2.
pelajaran Dengan
Rangkaian strategi
pemanggilan label anggota kelompok
pembelajaran kooperatif tipe NHT,
secara acak. Artinya wakil kelompok
mahasiswa dituntut aktif sehingga
yang menyampaikan hasil diskusi
tidak ada lagi yang mengantuk,
kelompok tidak hanya terfokus pada
merasa bosan ataupun mengganggu
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
24
temannya. Mahasiswa dilatih untuk
adalah penguasaan materi pelajaran
dapat bertanggung jawab di dalam
itu sendiri. Artinya, setelah proses
kelompoknya
pembelajaran
karena
menyampaikan akan
dipilih
mereka
kesimpulan salah
secara
akhir
seorang
diharapkan
berakhir dapat
mahasiswa
memahaminya
dari
dengan benar dengan cara dapat
mewakili
mengungkapkan kembali materi yang
masing-masing.
telah diuraikan. Strategi pembelajaran
kesempatan
ekspositori merupakan bentuk dari
acak
kelompoknya Dengan
dalam
luasnya
diberikan kepada mahasiswa untuk
pendekatan
mengembangkan
dirinya,
berorientasi kepada dosen. Strategi
maka dengan strategi pembelajaran
pembelajaran ekspositori merupakan
kooperatif tipe NHT ini akan mampu
pembelajaran
meningkatkan
kegiatannya
potensi
hasil
belajar
mahasiswa. strategi
ekpositori
adalah
dilakukan oleh dosen dengan cara menyampaikan
materi
pelajaran
secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utamanya karena itu
sering
diidentikan
dengan
ceramah, biasanya materi pelajaran yang
yang terpusat
yang
seluruh pada
dosen
(teacher centered). Mahasiswa lebih
Karakteristik pembelajaran
pembelajaran
disampaikan
adalah
materi
pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut mahasiswa untuk berpikir ulang, tujuan utama pembelajaran
banyak
pasif
diberdayakan.
dan Komunikasi
kurang yang
terjadi lebih banyak bersifat satu arah. Dalam ekspositori, diberikan
strategi
pembelajaran
mahasiswa
kurang
kesempatan
untuk
mengembangkan
potensi
dirinya
sehingga mahasiswa hanya dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan petunjuk
yang
diajarkan
dosen.
Pembelajaran yang terjadi didominasi oleh dosen sehingga dosen lebih banyak melakukan ceramah. Setelah pembelajaran selesai dosen biasanya memberikan latihan atau tugas untuk
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
25
dikerjakan
di
rumah.
Mahasiswa
berhubungan dengan mata kuliah
memperoleh sejumlah pengetahuan
Rangkaian
yang diterima dari dosen, sedang
pembelajaran
mahasiswa sendiri tidak berusaha
merupakan
untuk menyelesaikan masalah yang
belajar.
Listrik
2.
Dalam
ekspositori satu-satunya
dosen sumber
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
seperti
diuraiakan,
yang
telah
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa : 1.
Skor
rata-rata
diajar
pembelajaran
strategi
hasil
belajar
dengan
strategi
kooperatif
tipe
NHT sebesar 15,75 dan skor rata-rata mahasiswa yang diajar
pembelajaran
ekspositori sebesar 12,03. 2.
Terdapat perbedaan hasil belajar Rangkaian
Rangkaian Listrik 2 mahasiswa yang
dengan
Listrik
2
antara
mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe NHT (SPNHT) dibandingkan dengan
strategi
ekspositori
pembelajaran
(SPekspositori)
pada
taraf kepercayaan α = 0,5.
Saran 1. Para dosen mata kuliah Rangkaian Listrik
2.
disarankan
menggunakan
untuk strategi
belajar
Rangkaian
Listrik
2
menjadi lebih tinggi. 2. Untuk kesempurnaan penelitian
pembelajaran kooperatif tipe NHT
ini,
sebagai
disarankan
untuk
strategi
pembelajaran
memperbanyak jumlah populasi
dalam
pembelajaran
dan
alternatif Rangkaian
Listrik
2.
sampel
Strategi
menambah
pembelajaran kooperatif tipe NHT
penelitian.
penelitian, waktu
serta
pelaksanaan
telah mampu meningkatkan hasil
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
26
DAFTAR PUSTAKA Arends, Richards. I. 1997. Clasroom Intruction and Management. New York: Mc. Graw-Hill Companies. Inc
Ibrahim, Muslimin. Dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Universitas Negeri Surabaya
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Atmadi, A dan Y. Setyaningsih. 2000. Transformasi Pendidikan Memasuki Millenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius
Romizwoski, A.J. 1981. Instructional Design System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan
Dick, W & Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instrustional. New York: Longman
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran. Kencana
Dimyati dan Mudjono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Gerlach, Vernon S & Ely, Donald P. 1980. Teaching & Media, A Systematic Approach. New Jersey: Prentice Hall Jarolimek, John & Foster, Clifford D. 1976. Teaching and Learning in the Elementary School. London: Macmillan
Strategi Jakarta:
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Slameto. 2003. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suherman, Erman. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Komtemporer. Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia
Paningkat Siburian ; Jongga Manullang adalah dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
27