PANGKAJA JURNALAGAMA HINDU PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR PENANGGUNGJAWAB Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.par.
PEMIMPINREDAKSI Dr. Dra. Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani. M.pd
REDAKTUR PELAKSANA Dr. Dra. IdaAlu Tary puspa, S.Ag., M.par
ANGGOTA DEWAN REDAKSI
Prof. Dr. Dewa Komang Tantra, M.Sc. (IKIp Singaraja) Drs.I Ketut Dondeq M.Ag., ph.D Dr. I Made Suastika, SU (L|NUD Denpasar ) Prof. Dr. Bernard Adeney Risakota @nnffbVj Prof. Dr. Alef Theria Washim (UIN Sunan Kalijaga) Dr. Irwan Abdullah (UGM) Dr. Arqom Kuswanjono, MA (UGM) Dr. Maragaretha (UI)
PENYUNTING BAHASA Dr. Made Iwan Indrawan Jendra, SS., M.Hum Gek Diah Desi Sentana, SS., M.Hum
SEKRETARIAT Dr. Drs. I Nyoman TemonAstawa, M.pd Dr. Dra. Ni Nyoman perni, M.pd Dr. I Nyoman Subagia, S.Ag., M.Ag Dr. NiKomang Sutriyanti, S.ag., M.fa.ft
I Ketut Sujaya, SE
Alamat Redaksi program pascasaqjana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
Jl. Kenyeri No. 57, Denpasar, felp./fax: (ti:Of
Terbit : Dua kali setahun
) ii:2ggl
DAF'TAR ISI K-ATA PENGANTAR
........................ lll
SARASWATI PUJA DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA UMAT HINDU Oleh Wayan Sayang Yupardhi
t-6
\JARAN TRI HITA KARANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUANNEGEzu 3 TABANAN Oleh I Gede Putu Surdiasa
7-20
PERAN GURU NABE DALAM UPACARA DIKSA
Oleh Ida Ayu Tary puspa
..21-29
.{JARAN LONTAR TUTUR BHUWANA MAHBAH DALAM KEHIDUPAN UMAT HINDU DI BALI Oleh Ketut Sumadi
30-43
SWADHARMA PANDITA DALAM TEKS AGASTYA PARWA
Oleh [da Bagus Bram Subrahmaniam
Saitya
...
44_49
\'{ENINGKATKAN MOTIVA SI BELAJA R SISYA MELALUI EMB ELAJARAN HIPNOTI S DI KOMLINITA S BRAHMAK LINTA DENPA SAR
P
Oleh I Putu Suweka Oka
Sugiharta
PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP PENDIDIKAN GENERASI MUDA HINDU Oleh Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani
.................. 50_64
65-70
\ILAI
PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM UPACARA MEPRANI PADAHARI PANGERUPUKAN DI DESA PAKRAMAN KENDERAN Oleh Ni Kadek Sri Maryawati..............
7
BUDAYA BELAJAR SEBAGAI PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU Oleh I Gusti Ayu Riesa Mahendradhani
8s-89
TRANSFORMA SI MANUSA YAJNA KAJIAN TEO-ANTROPO LOGI DI DESA SIBANGKAJA Oleh I Nyoman Miarta Putra ..........
90-97
PEDOMAN BA; PL,NULIS UNTUK JURNAL AGAMA HINDU PANGKAJA
t-84
98- I 00
1V
SARASWATI PUJA DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA
UMAT HINDU Oleh Wayan Sayang Yupardhi
lBSTRACT In Bali, Saraswati is known as a manivestation of The God and also as the creation of -:ittc'es. The God is worshped as Saraswati Godes to give science always to His/Her.followers, -cttuts€ human being without science their live would be nonsense. They who reincarnated ' ,,, 'u.sand times in the world they do not knou, where they are come front, where they want to go, ;:,,''r /ong they are in the world, and last but not least where they are should go. Bhagawad Gita ': 3 3 said that to do holy worship trough science is better than that holy worships throughworld ',:,tterials. Hindu men in Bali in order to do worship to Saraswati Godes they did it in.form of r:n'uswati Holy Day. "Sang HyangAji Saraswati" is symbolized on letter or "aksara" (Sanscrit .',;rtgtrage) means unchangeable all the time. O.ffering is olfered in the morning up to mid afternoon 's'cthuic" time to do ritual) for whorshiping Saraswati Godes and a long that time reading and t'iting are rested to avoid something unexpexted things i.e. letter turn off (event unconsciousness). ". TJtat time is usedto meditate, "yoga semadi" according to each capability, self corrections in i tt't{er to understand sciece and etic in using the letter. After mid day is allowed to read. But, at its ttightleaders of Hindureligionsuggestedtolearnholybooks, hymne and "SambangSamadhi". But, Saraswati Godes in India is visualized and prayed in.form of pictures and statutes in tomples since hundred years ago, and then they were brought to Boli by marchans or Bali tpiritualists who visited ("tirtayatra") India recently. Those appearences in Bali are worshiped in houses or schools, "ashram" (spiritual dormetories), and ffices base on Hindu. The picture or the Saraswati satute qf India are drowed sit down and stand up versions on gheese and lothus (''padma"). There are other versions too where the Sarasla)ati Godes standing up on the lothus und at booth left and right sides of the Saras**ali Gods there are geese and peacockrespectively. Dffirences of those versions are not become problems of Hindu people in Bali, everything is accesepted due to it capital bases were on "Sathyam", "Sivan7", and "Sundarant" which are perfect and harmony, so that the Saraswati Godes appears very beautful, charismatic as a representative of sience interests and astonish to human live in the world. From those explanations above can be cgncluded that the Saraswati worship in Bali versus India that their implementations are not sesame, but their escencies are sesame i.e. to guard, to reare, and to implentent science broadly to poduce high quality of human being; 2). to make conscious of human being that without science his/her live is nonsense.
Keywords: Saraswati, Science, Visualization, Human Quality
I. PENDAHULUAN Dalam berbagai lontar di Bali, Dewi Saraswati dikenal sebagai menifestasi Tuhan Saraswati disabfi Hyong Hyaning Pangeweruh sebagai pencipta ilmu pengetahuan. Baliau (Wiana, 2010 15). Bagi umat Hindu di Bali, dipuja sebagai Dewi Saraswati agar selalu
r&x
PANGKAJA, VOLUME 20 No. 1, MARET 2017
ISSN 1412-7474
memberiilmupengetahuankepadaumat-Nya, mempraktekkan kebenaran dan cinta-kasih karena manusia tanpa ilmu pengetahuan terus-menerus, karena cinta-kasih itu sendiri hidupnya sia-sia bagaikan besi rongsokan. Para adalahTuhan (Buntoro, 1977: 163) disamping rsi (orang suci) selalu menganjurkan agar mempraktekkandisiplinyangditunjukkanoleh manusia selalu mencari ilmu pengetahuan sikap mental dan moral yang membaja untuk untuk menyertai hidupnya semasih hidup di menghasilkanpengendaliandiridankebiasaan dunia ini. Istilah kerennya "belajar seumur positif yang dilakukan (Yupardhi, 2004:3). hidup". Hari Raya Saraswati dirayakan oleh Dalam agamaHindu disebutkan bahwa umat Hindu dengan tujuan: 1). menjaga, Hari Raya Saraswati adalah hari pemujaan memelihara, dan mengimplementasikan seluasTuhan sebagai Dewi Saraswati yang merupakan luasnya ilmu pengetahuan yang telah diperoleh sakti Dewa Brahma yang berfungsi untuk melahirkan manusia yang berkualitas; 2). menciptakan sesuatu berdasarkan ilmu menyadarkan manusia bahwa tanpa ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan pengetahuan hidup ini kering, lumpuh, dan dinamika kemampuan cipta manusia menjadi tidak berarti. rendah dan tidak menentu. Agama. ilmu Kalau Hari Raya Saraswati benar-benar pengetahuan dan seni tidak bisa dipisah- diperhatikan, dicermati, dianalisis arti dan pisahkan dalam kehidupan nyata manusia di maknanya dengan baik dan benar akan sangat dunia ini. Ketiganya itu sangat berguna dalam bermanfaat bagi umat, karena perpaduan meningkatkan kualitas hidup. Para ahli agama, landasan filosohs Sathyam, Sivam, Sundaram pendidikan, dan ilmu pengetahuan mangatakan dalam kehidupan nyata sehari-hari dapat bahwa agama berfungsi untuk mengarahkan mendorong hidup dinamis dan harmonis untuk hidup. ilmu pengetahuan untuk memudahkan mencapai tujuan hidup tertinggi yakni hidup, dan seni untuk menghaluskan hidup. jagadhita ya chaiti dharma. Namun demikian, manusia yang sudah beriburibu kali bereinkamasi ke dunia ini ia tidak tahu dari mana asalnya, mau ke man4barapalama di dunia ini, dan pada akhirnya menuju kemana (Wiana, 2010:2). Agama Hindu yang dikatakan agama bumi, umat mestinya bersyukur. Mengapa? Karena, apa-apa yang tidak membumi. cepat atau lambat akan sirna. Agama Hindu yang membumi ini dilandasi oleh suatu filosofi yang sudah berurat-ferakar yakni Sathyam, Sivam, Sundaram dengan Weda (wah1,u Tuhan melalui Rsi-Rsi Agung/intuisi) sebagai kitab suci-nya, tidak perlu di ragukan akan eksistensinya sepanj ang j aman. Tak pemah disebutkan bahwa rahmatTuhan hanya diperuntukkan bagi kelas, bangsa atau orang-orang tertentu (termasuk agama-agama tertentiu saja). Seluruh dunia dari yang paling terkebelakang sampai yang paling maju, seluruhnya berhak atas rahmat-Nya.
Untuk memperoleh rahmat ini 2
harus
II. PEMBAHASAN Saraswati dalam konteks mitologi adalah sebutan Dewi yang ditujukan pada Sakti
Dewa Brahma. Di dunia nyata,
apa sesungguhnya sakti itu? Sakti adalah sebuah kekuatan berr.vujud, misalnya orang yang banyakpun,va ilmu dan berkarya sesuai dengan bidang ilmu i,ang dimiliki disebut orang sakti. Dengan demikian, benar adanyabahwa secara niskala Dewa Brahma adalah pencipta ilmu pengetahuan spiritual mau pun non-spiritual, tetapi dalam hal ini Dewi Saraswati-lah aspek penciptanya. Manusia irang dilengkapi dengan
wiweka oleh Sang Hyang Widhi kalau digunakan untuk memilah-milah sepatutnya dapat memberdayakan ilmu pengetahuan ini untuk hidup lebih mandiri dan tidak selalu tergantung dari orang lain dalam mewujudkan hidup bahagia dan harmonis dengan semua
-.1-{
r .i
rdiri ring rleh rtuk aan
--
I
"
- ,:.
rge. "t&s-
rleh
:lr. nlU Jan 'nar l
:itaskan mecari dan menggali ilmu I : - -.;.:rtuan sedalam-dalamnya melalui - ,'"-.=*r pendidilan formal maupun non-formal "- *'. ::kal melayani dan mengasihi semua -- - -"\ , \e/'r'e all love all)yangsesungguhnya . --.r.rsin tugas utamamanusiahidup di muka '---. :t-.
Jan
pat
:ebar"isampah masyarakat. Seorang
" j U rru rohani, Satya Narayana * .-:::kan bahwa manusia harus
rleh
,]un '{inl
PUJADALAM KEHIDUPAN ....(Wayan Sayang Yupardhi, 1-6)
.::e1iknya, ilmu pengetahuan yang : -:-.:h tidak boleh disentuh/dipelajari "" l.r.;rimatkan, sia-sialah hidup ini. Apa " . - - --r-:. diperbuat oleh manusia tanpa ilmu "' . .. *'-.:n? Tidak ada, walaupun ada dalam . ' :irrentu, tetapi tidak bernilai dan
lsi h
rrat
-^TI
S
astra Hindu (Agni
Purana)
-. " "butkan bahwa ada dua jenis ilmu :;-*:if,lruan yaitu Vidya dan Apara Vydia. " -; itr-r tidak lain adalah pengetahuan * - -r-..lnoil sekaligus dengan kerohaniannya,
r{-lk
)1ta'a Vidya adalah ilmu
pengetahuan .-_- berkaitan dengan ciptaan Tuhan dengan
-',.?:.
ini
,:*:i.r "
aspeknya. Dalam Bhagawad Gita
.' t tt ntotreda) bab IV.33 (Darmayasa, 2013 : )
-: r
iti. ila
menyatakan bahwa melakukan :,::s.mbahan suci melalui ilmu pengetahuan ::-,-lh lebih baik daripada persembahan:,= :s :mbahan suci melalui harta benda. Artinya, ::rsembahan (yadnya) ilmu pengetahuan r.;'nrpLrnlai posisi tertinggi di antara : - :sembaha-persembahan lainnya. Namun, ,:ru pengetahuan yang diperoleh dalam :.rbagai bidqgs ilmu bila tidak diterapkan
nu
: : I am kehi dupan merrnasyarakat sehari-hari
a1.
:r.lna pun berada akan menjadi mandul.
ek
::baliknya, bila ilmu pengetahuan yang iinriliki diimplemantasikan pada masyarakat
an au
sesuai kebutuhan memberikan sumbangan :trsitif baik duniawi maupun non-duniawi ibarat seekor lembu menyusui (susu : ilmu rengetahuan) anaknya (manusia), dimana lembu itu memberikan susunya kepada anaknya asar anaknya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai tahapannya. Dalam siklus
:
)gi rkti
pa
nh nq lan
]a ini rlu an ua
d
i
kehidupan manusia di dunia ini, manusia tidak
bisa dipisahkan dengan ternak, tumbuhtumbuhan, dan lain-lainnya, karena di sini manusia berfungsi mengelola ternak dan tumbuh-tumbuhan dengan baik dan benar agar dapat berproduksi dan bereproduksisesuai sesuai harapan. Demikian pula ternak dan
tumbuh-tumbuhan, mereka yang telah dipelihara dengan baik oleh manusia, dengan tulus berkorban untuk kepentingan/kehidupan manusia baik untuk diolah jadi makanan, hiasan, ritual, maupun yang lainnya. Umat Hindu di Bali memuja Dewi Saraswati dalam wujud hairaya (bahasa Bali:
rerainan Saraswati). Sang Hyang Aji Saraswati disimbulkan pada huruf atau aksarcr (bahasa Sansekerta) yang berarti absolut/abadi
sepanjang masa. Makna filosofis aksara rni sangat tinggi yaitu untuk menyebarkan sabda
Hyang Widhi (Tuhan) yang merupakan kebenaran mutlak. Konsekwensinya, aks ara rtu tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang tidak
patut, karena menyebabkan manusia semakin terpinggirkan dari sabda Tuhan yang kekalabadi itu (Wiana,2010: 16). Di Bali setiap hari raya termasuk hari raya Saraswati dilakukan setiap 2l0hanlenam bulan kelender Bali (berdasarkan wuku) yang jatuh pada hari Sabtu Umanis, wuku Watugunung. Pada saat itu, berbagai pustaka baik yang berkaitan dengan agama, spiritual, exact, dan sebagainya dibersihkan kemudian dikumpulkan sebagai lambang s t ana pemq aan Dewi Saraswati. Namun, bagi yang sudah punya tempat khusus dimana semua pustaka disusun rapi dan bersih, upacara banten Sarawati yang terdiri atas daksina,beras wangi yang dilengkapi denganair kumkttman (bahasa Bali) dihaturkan di sana. Pembuatan banten
Saraswati khususnya bagi yang sibuk, tidak punya waktu untuk mejejahitan, mereka beli di pasar (seiring kemajuan teknologi). Banten dihaturkan pada pagi sampai tengah hari (waktu pagi sampai tengah hari bermakna satwika untuk n-relakukan yadnya) untuk memuja Deu'i J
ISSN 1412-7474
PANGKAJA, VOLUME 20 No'1, MARET 2017 Saraswati dan selama itu kegiatan membaca
dan menulis diistirahatkan untuk tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan mlsalnya mematikan aksara (walau tidak
yoga sengaja). Saat itu dipakai untuk merenung,
Bali
Setelah lePas tengah
hari
diperkenankan membaca' Sedangkan pada *ulu- harinya, sudah sering pemuka agama Hindu menyarankan untuk melakukan malam sastra dan sambang Samadhi, tetapi secara
umum belum banyak yang melakukan, karena ada kecenderungan lebih suka ke tempattempat hiburan legal maupun illegal atau
menonton
TV
di
seantero dunia
dengan sebutan Pulau Seribu Pura, karena ,..u.u empiris di Bali memang terdapat ribuan penulis Pura. Namun" sepanjang pengalaman Bali tidak pernah mendengar atau melihat di
r"rruii-(Pemerintah Propinsi Bali, 2003: 71) diri sesuai kemampun, melakukan evaluasi dalam memaknai ilmu pengetahuan dan beretika dalam penggunaan aksara'
sudah terkenal
semalam suntuk Yang
sesungguhnya ini sudah keluar dari arti dan rnuknu Sutaswati itu sendiri' Mari mencoba untuk menanalisis hal ini, apa makna dari ketimpangan ini. Sebuah perayaan (hari raya) tidak tisa lepas dari tiga hal yang mendukung pun sebuah keberhasilan baik jasmani mau
ada Pura khusus untuk pemujaan Dewi Hyang Saraswati yang juga sering disebut Sang Saraswati d i Saraswati. laAi, bagaimana Dewi
di puja tanpa ada pelinggih atat tempat suciNVui Berdasarkan pengalaman penulis' umat puja Hindu kebanyakan melakukan Saraswati di rumah masing-masing di lingkungan banten tumpukan buku-buku yang dihaturkan di luar Saraswati. Apa boleh melakukan puja bagi tempat suci yang merupakan suatu sarat suci tempat ,rut, ug*atahwaharus memiliki (sahuntuk iemrja Tuhan? Boleh-boleh saja (bahasa sah saja), tergantung dari entegkengh Bali), dan ugu^u Hindu mengajarkan bahwa Tuhan ada di mana-mana' Bagaimana sejarahnya sampai tidak ada petinggihatau Pura untuk melakukan Saraswati di bagian berikut tulisan ini akan
puja,"ianti
iij.iutt un. Sesungguhnya,
tidak. perlu
aii.rroutt urr lagi hal itu, kalau sudah tulus hati rohani dalam hidup ini yaitu agama' ilmu dan lascarl,o. Alu^ semesta ini adalah pengetahuan , dan seni' Kalau ketiganya Tuhan dalam tatarandunia sekala t.rri.r"rgi dengan baik dan tepat, manusia per"wujudan empiris) sehingga di mana saja Beliau tinggal menunggu hasil yang dinanti-nanti' ia""iu niskala dipu.1a. Kalau ada sekala pasti ada ,.Jurgkut kalau sebaliknYa, maka bisa (seiring i"rgun konsep ruabineda)' Dalam kesengsaraan sudah menunggu di gerbang iutururidmti niskala, Tuhan dapat dirasakan penderitaan. Contoh, padajaman Kali sekarang getaran/vibrasi dalam diri masingini orang yang menyalahgunakan agama dan melalui mana pun berada' Besar-kecilnya masing di ilmu pengetahuan tidak bisa ke luar dari hukum vibraslyang dapat dirasakan tergantung dari karma phala (siapa yang menebar ia yang dimiliki' kepekaan dan tingkatan spiritual yang menuai) Demukian juga seni dengan konsep Menurut Sivanand a (1997 : 42)' sejarah Sathyam (kebenaran), Siv am (kesucian)' dunia menyatakan bahwa dari Sundoro* (keindahan) bila tidak berhasil keagamaan jamun dahulu kala India telah menjadi kampung meluluhlantakkan kesenangan-kesenangan halaman agama-agama (termasuk agama sensual (hawa nafsu) maka seni itu ibarat Hindu). pewi Saraswati yang divisualisasikan kapan sebuah bom watktu, tinggal menunggu
i:
:i
sanalah seni itu kehlangan taksu-nya. tidak ada lagi orang yang
meledaknya.
Di
menghiraukannYa.
berwujud gambar dan patung yang awalnya ke Bali berasal dari India, kemudian di bawa yang oleh para pedagang atau spiritualis Bali berkunj ung
(t ir t ay atr
a) ke India p ada beberapa
--l-{
'
unia
" ." -.. ',:irun vang lalu sampai
:ena
.';:,\ ujudan tersebut dipuja di rumah-rumah - liberapa sekolah, ashram, dan kantor yang -: ---::is Hindu. Pemujaan gambar dan patung , . :.lras\\'ati di Bali baru dilakukan sejak - - -:,::ir puluh tahun belakangan ini. semenjak
Iuan
rulis
Bali
eri'i ang ivati
ucimat luja gan 7tetl
:.:. 1.\\\
{rI
PUJADALAM KEHIDUPAN ....(wayan
-
kini. Belakangan
;-
.
*:-'-', -r transaksi gambar dan patung tersebut
- :r;
India dan Indonesia khususnya Bali. \ ; -,;r--.rm\'&. tidak ada kesalahan apa pun dalam :,: -' -:.r.rn patung, bila manusia dapat /mampu *' ;: ;lpatkan Tuhan dan atribut-atribut-Nya r---r r.rtuflg tersebut. Manusia harus mampu - -: :re Dvodari atman yangadadi balik patung .
luar
r::..
l\\-a
ikalau tekun dan disiplin melakukan . r"r,r./) merasakan kehadiran Tuhan dalam :-:-.1 nama, bentuk, dan wujud (termasuk -: :: patllng tadi). Tentunya hal ini tidak : .-.rrapkan berlajut terus selamanya. Ke
ada
manusia harus meningkatkan bentuk :::rri3ann-va ke tingkatyang lebih tinggi sfep
ragi
;uci ;ahIASA
-
- - : -1:nYa.
rati kan r1u
- .;il) (tahap demi tahap) untuk dapat
-::riSir19 teguh pada Brahman yang tidak -,":::i:ibut. tanpa wujud, meresapi segalanya, ruang dan waktu (Brahman tak
lati lah alu
- ::ri3tsSi
iau
r;rr', it33n untuk memuja
ulct
anl (an ng-
1]a lari iki. rali ari mg ma
ian
Ila iali mg Ipa
-
i-.1\ l-
\\'aiau dalam kitab Weda tidak ada patung, tetapi kitabPurana dan Agama memberikan uraian -i"-rn{ pemujaan patung di rumah maupun di
. .::
. .-. -iuil. Pemujaan patung tidak khusus bagi :r.::lu Dharma saja. Orang di seluruh dunia, " :-:ili beberapa orang yogin dan akhli weda, :: r-.-r3r1\'o merupakan pemuja patung. Mereka --.-::bavangkan beberapa gambaran lainnya :-,.,::n pikiran mereka (Sivananda, 1997 : 114). '.:::bar atau patung Dewi Sarasu,ati India ini - *rnrbarkan duduk danadapulaversi berdiri r. .r:.is angsa dan bunga teratai @adma). Ada ." *-, r'ersi lainnya Dawi Saraswati berdiri di atas ^-.r-{a teratai dan di sebelah-menyebelahnya ,i-: :nqsa dan burung merak. Perbedaan versi :. ridak pernah menjadi masalah, semua :-:-jalan apa adanya, karena modal dasamya
Sayang Yupardhi, 1-6)
Sathyam, Sivam, Sundaram sangat pas dan harmonis, sehingga visualisasi Dewi Sarasr,vati tersebut kelihatan sangat cantik (bukan kecantikan fisik yang merangsang libido), tetapi kecantikan yang mencerminkan kewibawaan yang mempresentasikan ilmu pengetahuan itu sangat menarik dan mengagumkan bagi kehidupan manusia di dunia ini. Selanjutnya daun lontar (cakepan) dan japamala yang dibawa Dewi Saraswati yang
masing-masing melambangkan ilmu pengetahuan yang tiada habis-habisny a dan alat
untuk ber-iapa (mengulang-ulang nama Tuhan). Semakin sering ber-japa semakin suci hati dan pikiran. Sedangkan Wna (rebab), bunga teratai, angsa, dan burung merak secara
berturut-turut adalah lambang ilmu pengetahuan mengandung keidahan seperti
suara rebab, lambang kesucian ilmu pengetahuan dan alam semesta dengan asta dala-nya sebagai stana Hyang Widhi,lambang kemampuan memilah-milah mana yang patut dan mana yang kurang/tidak patut, dan lambang kewibawaan. Sungguh luar biasa betapa luhurnya filsafat dan cara pemujaan Hindu ini. Ia tidak berhenti pada pemujaan patung saja. Para sadhaka tahap demi tahap diarahkan menuju yang lebih tinggi dari bhakti dan Samadhi atau penyatuan melalui pemujaan
patung. Walaupun ia memuja patung, ia membayangkan Tuhan yang meresapi segalanya di depan mata batinnya (Sivananda, 1997 124). Maksud semua ini adalah agar
manusia memburu terus-menerus ilmu pengetahuan itu untuk melayani manusia dan persembahan kepada Hyang Wdhi. Manusia
yang melupakan ilmu pengetahuan tidak memancarkan sinarny a bagatkan s emprong meperada (sesonggan Bali) kejelekan (tidak berpengetahuan) ditutupi dengan hal-hal yang dapat membuat orang lain terkagum-kagum melihatnya.
PANGKAJA, VOLUME 20 No.
1,
MARET 2017
III. PENUTUP Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Saraswati puja di BaIi versus India pelaksanaannya tidak sama, tetapi esensinya sama yaitu 1). menjaga, memelihara, dan mengimplementasikan seluas-luasnya ilmu pengetahuan untuk melahirkan manusia yang berkualitas ; 2). meny adarkan manusia bahwa tanpa ilmu pengetahuan hidup ini sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA Buntoro, Retno. 1997. Kebenaran Kebajikan Keindahan CetakanlV (alih bahasa, Sathyam Sivam Sundaram). Yayasan Sri Sathya Sai Centeg P.O. Box 4l40llak, Jakarta,Indonesia. Darmayasa. 20t3. Bhagawad Glra (Nyanyian Tuhan). Cetakan ke-5.Yayasan Dharma Sthapanam, Jl. Tukad Banuning AA No. 12, Panjer, Denpasar, Bali 80225. Pemerintah Propinsi Bali. 2003. P anca Yadnya. Pemda Bali. Sivananda, Sri Swami. 1997 .Inti Sari Ajaran Hindu. Yayasan Sanatana Dharmasrama. P aramita, Surabaya. ISBN 97 9 -9044 -0 | 4.
Wiana,I Ketut. 2010. Saraswati Sebagai Proses '
Pendidikan Mencari Makna Ilmu Pengetahuan. Institut Hindu Dharma Negeri, Denpasar.
Yupardhi, W. Salang. 2004. Disiplin dan Sadhana Spiritual. Cetakan Pertama. Paramita, Surabaya. ISBN 6.
97 9 -7
22-129 -
ISSN 1412-7474