PANDUAN GERAKAN PASKAH HIJAU (GREEN EASTER MOVEMENT)
Keuskupan Agung Jakarta
2012
0
Catatan Pengantar 1. Masa pra-paskah adalah masa pertobatan, terutama diungkapkan dengan pantang, puasa dan aksi nyata kepedulian. Mengingat makin rusaknya kondisi lingkungan hidup, juga di Jakarta, Paus Benedictus XVI berkali-kali menyerukan pentingnya pertobatan ekologis, yaitu pertobatan dari ketidak-pedulian pada lingkungan hidup. Dalam konteks itu, panduan gerakan paskah hijau (green easter)ini dibuat dalam rangka memberi gagasan kepada umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta bagaimana mewujudkan pertobatan ekologis itu. Pertobatan itu bisa dimulai dari kepedulian pada sampah, yang menjadi perhatian penting dalam arah dasar pastoral Keuskupan Agung Jakarta. Yang menjadi target atau tujuan bukanlah kegiatan-kegiatan itu sendiri, melainkan terbentuknya sebuah habitus baru, dan dalam hal ini adalah habitus menaruh (bukan membuang) dan memilah sampah. Itu berarti bahwa berbagai kegiatan yang diusulkan diharapkan bisa memberi cakrawala yang lebih luas akan arti penting kepedulian pada sampah. Dalam hal ini pun perlu diingat bahwa habitus menaruh dan memilah sampah adalah salah satu perwujudan iman dan cinta kasih kristiani yang sangat nyata. 2. Mengingat bahwa upaya ini adalah upaya bersama dan berkelanjutan, perlulah kerjasama semua pihak. Kongkretnya, dalam konteks paroki, perhatian akan lingkungan hidup perlu menjadi perhatian semua seksi dan masing-masing saling menunjang dengan kapasitas/kemampuan/tanggung-jawab masing-masing. Jadi, yang bertanggung-jawab bukan hanya seksi lingkungan hidup. Karena itu, panduan kecil ini akan dibagikan kepada panitia ANP/APP dan panitia paskah paroki, seksi lingkungan hidup, dewan paroki, guru sekolah Minggu dan tentunya juga kepada para pastor, selain untuk kepala-kepala sekolah Katolik di KAJ. 3. Dalam kerjasama itu, yang tetap paling penting adalah peran pastor paroki. Yang dibutuhkan bukan hanya dukungan 'moril dan materiil' (dukungan dan keterlibatan eksplisit mauupun dukungan dana). Yang jauh lebih penting adalah 'dukungan rohani.' Seperti dikatakan tadi, kepedulian pada lingkungan hidup dan terbentuknya habitus menaruh dan memilah sampah adalah wujud kecil pertobatan ekologis dan sungguh-sungguh wujud dari iman dan cinta akan Yesus Kristus. Yang diharapkan dari para pastor adalah pendasaran iman yang kokoh supaya kepedulian ini tidak hanya menjadi kegiatan atau kepedulian ikut-ikutan. Karena itu, kotbah, homili, atau juga renungan tertulis dari para pastor, khususnya pastor paroki, akan sangat bermakna. 5. Dalam kaitan dengan tema APP 2012 "Dipersatukan dalam ekaristi, diutus untuk berbagi," menjadi relevan untuk gerakan peduli lingkungan hidup karena semangat 'berbagi' yang diharapkan makin mengakar dalam hidup umat beriman berarti berbagi juga untuk seluruh bumi seisinya, tidak hanya berbagi untuk sesama manusia. Bahkan, kalaupun dipikirkan lebih dalam, peduli pada bumi/lingkungan hidup saat ini sebenarnya pula peduli pada sesama dan juga generasi yang akan datang. Karena itu, sudah layak dan sepantasnya kepedulian pada lingkungan hidup tidak luput dari perhatian pada semangat berbagi. 6. Dalam seluruh kerangka besar itulah disusun panduan ini. Sekali lagi, panduan ini lebih bersifat memberi gagasan yang mungkin bisa diterapkan di paroki-paroki dan sekolah-sekolah di lingkup Keuskupan Agung Jakarta, setidaknya selama masa prapaskah dan paskah tahun 2012, meski tetap diharapkan juga untuk diteruskan di waktu lain. Hanya saja, perlu juga tetap diingat agar program kepedulian pada lingkungan hidup ini tetap diletakkan dalam seluruh program kegiatan prapaskah dan paskah, sehingga bukan menjadi satu-satunya program. 7. Panduan ini akan terbagi dalam dua bagian, atau bisa disebut juga, dua langkah besar. Bagian pertama adalah panduan untuk mengisi masa prapaskah dengan mewujudkan semangat pertobatan ekologis dengan gerakan nyata. Sebenarnya banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan, tetapi supaya fokus, akan diambil tiga bentuk gerakan saja, juga mengingat relatif pendeknya masa prapaskah. Tiga gerakan itu adalah gerakan peduli sampah, gerakan peduli air dan gerakan hemat listrik. Ketiga tema diambil karena beberapa alasan, yang akan dituliskan pada bagiannya masing-masing. Bagian kedua adalah mengisi sekitar perayaan paskah dengan gerakan yang juga lebih mencerminkan kepedulian pada lingkungan hidup. Bisa juga gerakan pada bagian kedua ini mengembangkan lebih jauh tiga gerakan pada bagian pertama, sehingga bisa disebut sebagai gerakan menyayangi kehidupan. Perlu diingat bahwa semangat
1
dasar Paskah adalah mencintai kehidupan yang dipercayakan Tuhan kepada manusia. Untuk itu pula Tuhan berkenan menebus dosa manusia, dosa yang menghalangi manusia bisa hidup seperti yang dikehendakiNya. 8. Akhirnya, panduan ini disusun dengan upaya memberi gagasan kegiatan yang bersifat personal maupun bersama, baik dalam lingkup lingkungan/wilayah maupun paroki, yang juga bisa diterapkan di sekolah- sekolah. Selain itu, usulan kegiatan coba akan disusun dengan mengaitkannya dengan beberapa hari peringatan yang bersifat nasional ataupun internasional seperti hari peduli sampah nasional (21 Februari), hari air internasional (22 Maret) dan hari bumi (22 April). Dalam bagian kedua ini ada dua hal yang mau dijadikan pemicu gerakan. Yang pertama adalah perayaan Paskahnya, yang biasanya diikuti dengan berbagai ’pesta’. Yang kedua adalah gerakan pada masa Paskah. Diharapkan gerakan paskah hijau ini nanti bisa memuncak pada hari bumi 22 April.
2
A. GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN HIDUP MASA PRAPASKAH 1. GERAKAN PEDULI SAMPAH a. Latar belakang Gerakan peduli sampah, dengan fokus pembentukan habitus menaruh dan memilah sampah, diambil karena fokus itulah yang dipilih Keuskupan Agung Jakarta sejak tahun 2006. Selain itu, perlu diingat bahwa sehari sebelum hari Rabu Abu 2012 adalah tanggal 21 Februari yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia sebagai hari peduli sampah nasional. Dalam hal ini, akan sangat bagus bahwa gerakan dalam Gereja Katolik dapat dikaitkan secara erat dengan gerakan yang ada dalam masyarakat. b. Gerakan pribadi Mewujudkan motto KAJ ”Taruh Sampah, Jadikan Berkah” dengan cara a) Membentuk habitus baru dengan tidak sembarangan membuang sampah, tetapi menaruh di tempat yang sudah disediakan, dan akan lebih baik lagi jika memilahnya sesuai dengan tempat sampah yang disediakan itu b) Menghemat sampah, khususnya styrofoam dan plastik (misalnya dengan membawa kantong/tas sendiri jika belanja) c) Jika membeli makanan dan minuman, dapat membawa botol minum /wadah sendiri dari rumah, hingga mengurangi limbah plastik dan styrofoam. c. ’Gerakan’ di lingkungan (atau di tingkat kelas untuk sebuah sekolah) a) Di tempat acara pertemuan lingkungan atau di depan kelas disediakan sampah terpilah dan ada ’peringatan’ secara berkesinambungan untuk itu b) Tuan rumah pertemuan lingkungan tidak menyediakan minuman dari air kemasan, melainkan dengan gelas, c) Dalam setiap pertemuan lingkungan peserta diminta membawa barang-barang bekas, dan tuan rumah menyediakan tempat/kotak cukup besar untuk menampungnya. Esok harinya barang bekas bisa dijual kepada pencari barang bekas dan hasil penjualan bisa dimasukkan ke kotak APP d) Mengumpulkan gelas plastik bekas air kemasan dari tempat lain, dan mencucinya, supaya nanti bisa dikumpulkan di paroki untuk ’penutup’ lilin-lilin kecil umat pada malam paskah supaya lelehan lilin tidak jatuh ke bangku dan lantai e) Memberi modal bor biopori dan teknik pemakaiannya, lalu menggerakkan OMK untuk membuat lubanglubang resapan biopori di halaman umat. Untuk setiap lubang biopori yang dibuat, OMK mendapat imbalan secukupnya supaya bisa masuk kas mereka untuk kegiatan Paskah f) Memberi pelatihan membuat kompos dari sampah organik, misalnya dengan metode takakura dan mini komposter e. ’Gerakan’ di gereja paroki/stasi (atau sekolah) a) Untuk yang sudah ada: mengecek apakah tempat sampah terpilah masih dalam kondisi bagus dan apakah stiker.petunjuknya membantu umat untuk menaruh dan memilah sampah b) Untuk yang belum ada: menyediakan tempat sampah terpilah yang cukup banyak di tempat-tempat strategis dengan stiker petunjuknya c) Menyediakan semacam depo atau tempat penampungan barang bekas/sampah anorganik (kertas, kaleng, elektronik dll) yang bisa dimanfaatkan lagi/didaur-ulang, atau kalau tidak bisa dijual dengan harga murah kepada pengepul dan hasilnya untuk tambahan dana kegiatan lingkungan hidup d) Menampung pengumpulan gelas plastik bekas air kemasan untuk penutup lilin-lilin umat pada malam paskah e) Membatasi penggunaan tas plastik di toko buku paroki dan kantin yang ada. Umat dihimbau membawa kantong/tas sendiri. Syukur-syukur paroki bisa berinisiatif untuk membuatnya dan ’menjualnya’ ke umat.
3
f)
Menghimbau umat untuk membawa botol minuman sendiri dan paroki mendukung dengan menyediakan galon air isi ulang (menyediakan dispenser sederhana di beberapa tempat dan menaruh kotak tertutup untuk meletakkan uang secara sukarela yang dapat digunakan kembali untuk membeli air galon). Gerakan bisa diberi nama ’BBM’ (Bawa Botol Minum) g) Membuat seminar pengolahan sampah organik dengan memasukkan ke lubang biopori dan/atau pembuatan kompos skala rumah-tangga, sekaligus tentang pemanfaatan barang-barang bekas secara kreatif h) Menulis di lembar paroki/majalah paroki tentang berbagai tips pengolahan sampah i) Menyediakan pohon kering atau pohon-pohonan kering dari kawat yang bisa digantungi ’telur paskah doa’ (kulit telur yang dibungkus dengan kertas warna-warni yang ditulisi doa/harapan pembuatnya dan diberi pengait atau tali untuk digantungkan di ranting/cabang pohon kering tadi). Mula-mula panitia yang memberi contoh, dan umat yang mau boleh menempatkan telur doanya di pohon itu. j) Membuat poster dengan design menarik untuk tema peduli sampah ini k) Mencarikan informasi bagi umat/lingkungan/sekolah yang membutuhkan informasi tentang penampung/pembeli barang bekas yang ada di wilayah paroki
Contoh tas dari koran
4
Contoh poster peduli sampah yang bisa dibuat. Gambar dan kata yang ’lucu’ akan lebih menggelitik dan mudah diingat.
Contoh tempat sampah terpilah di Gereja St. Yakobus
5
2. GERAKAN PEDULI AIR a. Latar belakang Gerakan peduli air dipilih karena pada masa prapaskah juga akan melewati hari air internasional pada tanggal 22 Maret. Air jelas menjadi sumber kehidupan. Kalau air buruk atau kurang, kualitas kehidupan pun berkurang. Untuk konteks Jakarta, masalah air sangat jelas. Selain bahwa tidak ada satu pun sungai bersih di Jakarta, kualitas airnya pun sangat memprihatinkan dan air bersih semakin mahal. Dalam hal ini, sampah yang tidak dikelola dengan baik menjadi salah satu sumbernya. b. Waktu Pelaksanaan Mengingat hari air (22 Maret) 2012 jatuh pada hari Kamis dan kebetulan hari Jumat-nya (23 Maret) adalah hari libur Nyepi, waktu pelaksanaan bisa dibuat di antara hari Minggu 18 Maret sampai Minggu 25 Maret 2012. Artinya, dalam seminggu itu fokus pada peduli air. c. Gerakan pribadi Setiap orang/umat dihimbau untuk lebih hemat dalam menggunakan air, termasuk menghabiskan air minum yang disediakan dan menjaga kebersihan air, misalnya tidak membuang sampah di kali/got/selokan. (Dalam hal ini himbauan pastor lewat mimbar (homili, kotbah) akan sangat kuat pengaruhnya. d. ’Gerakan’ di lingkungan (atau di tingkat kelas untuk sebuah sekolah) a. membersihkan got/selokan, syukur-syukur bisa mengajak warga RT/RW (yang bisa dilakukan pada hari Jumat 23 Maret karena hari libur) b. membuat resapan biopori (perlu diingat bahwa lubang resapan biopori memang berfungsi ganda: untuk ’memberi makan bumi dengan sampah organik’ tetapi sekaligus untuk memberi ’jalan’ lebih lebar bagi air untuk kembali ke bumi, dan disimpan di dalamnya) e. ’Gerakan’ di gereja paroki/stasi (atau sekolah) a. membersihkan got/selokan di sekitar gereja, juga sungai jika ada di sekitar gereja (yang bisa dilakukan pada hari Jumat 23 Maret karena hari libur) b. membuat resapan biopori di halaman pastoran/gereja c. memeriksa secara rutin kran-kran di kompleks gereja/pastoran apakah berfungsi semestinya d. mengadakan misa/ekaristi bertema lingkungan hidup, khususnya air, pada hari Jumat 23 Maret (dan bisa dilanjutkan dengan kerja bakti untuk membersihkan got/selokan sekitar gereja). e. membuat poster dengan design menarik untuk tema peduli air ini
’ Contoh poster menarik
Contoh banner di Gereja St. Laurentius
6
3. GERAKAN HEMAT LISTRIK a. Latar belakang Kemudian, gerakan hemat listrik dipilih karena hal ini pun mudah dilakukan. Selain itu, terlebih untuk konteks global warming atau pemanasan global, hal ini makin perlu dilakukan sebagai upaya penghematan energi. Dalam hal ini, di tengah masa prapaskah nanti akan ada gerakan internasional Earth Hour pada tanggal 31 Maret, yaitu gerakan untuk mematikan lampu dan alat-alat elektronik selama satu jam. Akan sangat bagus pula jika kita bisa mengintegrasikan gerakan Gereja Katolik dengan gerakan internasional ini, meski diharapkan gerakan hemat listrik ini tidak hanya berhenti hari itu saja. b. Waktu Pelaksanaan Terutama pada hari Sabtu 31 Maret malam, bersamaan dengan waktu Earth Hour, tetapi diharapkan juga bisa dilakukan lebih intensif sejak hari itu. c. Gerakan pribadi a) ikut berpartisipasi mematikan lampu pada saat Earth Hour (himbauan bisa dilakukan lewat lembaran paroki dan/atau pengumuman di akhir ekaristi seminggu sebelumnya) b) mengingatkan teman-temannya untuk ikut berpartisipasi d. ’Gerakan’ di gereja paroki/stasi (atau sekolah) a) membuat himbauan untuk umat dan juga ikut berpartisipasi aktif pada hari itu b) membuat poster dengan design menarik untuk mengingatkan hal ini
7
B. GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN HIDUP MASA PASKAH 1. PERAYAAN EKARISTI PASKAH Dalam hal ini, yang menjadi perhatian adalah beberapa pendukung ekaristi yang bisa dibuat lebih ramah-lingkungan, seperti misalnya tentang dekorasi dan beberapa hal lain. Yang bisa dipikirkan, misalnya: a. membuat dekorasi gereja dari bahan daur ulang, dalam hal ini OMK bisa dilibatkan karena biasanya mereka cukup kreatif (bisa saja dibuat lomba antar OMK lingkungan/wilayah dengan tema ’paskah hijau.’ Lomba dibuka sejak masa pra-paskah. Karya mereka dipajang sebagai hiasan gereja pada waktu malam paskah, dan umat yang menilai.) b. mengurangi pemakaian bunga dengan lebih banyak tanaman hidup dalam pot c. kalau ada persembahan dalam bentuk buah, pilihlah buah lokal, bukan buah import, syukur-syukur dari kebun sendiri, untuk mengurangi jejak karbon (carbon footprints), sekaligus secara simbolis lebih ’kena’ karena hasil dari tanah sendiri (dan sekaligus memberdayakan petani lokal) d. untuk ’menampung’ lelehan lilin-lilin paskah yang dipegang umat waktu janji baptis, gelas plastik bekas air kemasan bisa dipakai (dikumpulkan dari awal masa Prapaskah) lalu dilubangi di bawahnya untuk memasukkan lilin. Gelas plastik bekas ini lebih ’efektif’ dibandingkan sekedar sepotong kertas. (Kalau toh sulit menyediakan gelas plastik bekas, pakailah kertas/karton bekas yang dipotong-potong.) e. dalam liturgi: bisa dimasukkan doa umat yang terkait dengan ’janji baptis’ untuk sungguh memelihara bumi seperti diamanatkan Tuhan dalam kisah penciptaan. Pastor bisa menyinggungnya secara eksplisit dalam homili. f. dalam pengumuman di akhir missa umat diingatkan lagi untuk tidak meninggalkan lilin/tissue di bangku.
(Gambar contoh dekorasi gereja dengan bahan daur ulang. Kalau gambar-gambar ini kurang jelas, bisa dilihat atau mencarinya di Google images/gambar dengan memasukkan entry ’easter decoration.’)
8
(Contoh dekorasi sederhana dengan dahan kering yang digantungi cangkang telor yang dihias/digambari.)
Contoh hiasan paskah sederhana
9
2. PERAYAAN (PESTA) PASKAH DAN KEGIATAN MASA PASKAH Biasanya Paskah akan diikuti dengan perayaan baik di lingkungan maupun paroki/sekolah. Kepedulian pada sampah dan lingkungan hidup bisa ditanamkan dengan berbagai kegiatan dalam perayaan paskah maupun kegiatan masa paskah, misalnya a. alih-alih lomba mencari telor paskah (untuk BIA/BIR), dibuat lomba menghias telor paskah dengan bahan daur ulang dan/atau pewarna alami b. bisa juga digabungkan dengan lomba membuat doa/puisi bertema lingkungan hidup yang ditempelkan pada telor paskah itu c. untuk OMK, bekerja sama dengan panitia paskah/APP, SieKep dan Komsos bisa dibuat lomba menulis puisi/essay tentang iman (paskah) dan lingkungan hidup. Selain mendapat hadiah, karangan dibuat di media paroki d. untuk konsumsi pesta paskah, bisa dibuat makanan organik dan jika harus dibungkus, hindari styrofoam dan plastik, syukur-syukur bisa dengan daun pisang e. sebagai souvenir perayaan paskah, anak-anak/hadirin diberi bibit tanaman yang perlu ditanam dan dipelihara sendiri f. untuk tas souvenir/goody bags, buatlah dari kertas koran yang dibuat tas, dan hindari plastik g. kalau memakai name tag, hindari pengunaan name tag plastik, h. untuk dekorasi, sebaiknya usahakan tidak membuat back-drop dari vinyl/plastik dan hindari styrogoam, lebih baik buat sendiri yang sederhana i. menggerakkan/mengajak keluarga untuk berpartisipasi dalam acara Family for Earth: Walk with Family di Ancol bersama Bapak Uskup dan Ibu Marie Elka Pangestu serta beberapa artis ibukota seperti Nugie pada hari Minggu pagi 22 April 2012 (peringatan hari bumi)
Gambar contoh telor-telor paskah yang dihias dengan bahan daur ulang. Keranjangnya pun bisa keranjang bekas. Gambar-gambar sejenis bisa dicari di Google images dengan entry ’easter eggs decoration’
10
C. USULAN DAN CATATAN TAMBAHAN Selain berbagai kegiatan yang lebih terfokus di atas, masih ada banyak inisiatif yang terkait dengan paskah dan kepedulian pada lingkungan hidup, misalnya a. menghimbau umat untuk mewujudkan semangat pantang dan puasa dengan mengurangi emisi karbon dari kendaraan yang dipakai bepergian dan juga ke gereja dengan cara, misalnya, jika jaraknya dekat, ke gereja dengan naik sepeda atau jalan kaki. Jadi, bisa ditekankan: pantang naik kendaraan pribadi jika tidak diperlukan b. paroki yang gerejanya ber-AC secara khusus memperhatikan bagaimana ’membayar’ emisi CFC/HFC yang mempengaruhi lubang ozon yang dikeluarkan AC yang dipakainya. Salah satu cara ’membayar’nya adalah menanam pohon lebih banyak, entah di lingkungan gereja paroki atau di tempat lain c. kepada umat, atau misalnya murid sekolah Minggu/BIA/BIR, dibagikan bibit tanaman/sayur dalam pot (lebih baik dari bahan daur ulang, misalnya dari bekas plastik pembungkus minyak/sabun/pewangi) pada awal pra-paskah untuk dipelihara selama masa pra-paskah, yang nanti bisa dipersembahkan pada waktu perayaan paskah atau pada waktu hari bumi (22 April) d. selama masa pra-paskah umat bisa juga diajak lebih menjaga kebersihan toilet gereja Sekali lagi, berbagai kegiatan itu lebih mau mendukung upaya niat umat untuk mewujudkan pertobatan ekologis selama masa pra-paskah dan paskah. Tentu sangat diharapkan bahwa hal itu terus berlanjut agar bisa mewujud menjadi habitus/kebiasaan baik. Mengingat bahwa kebanyakan manusia itu pelupa, mereka perlulah diingatkan. Karena itu, peran pastor paroki menjadi sangat penting untuk terus-menerus mengingatkan umat akan pentingnya kepedulian pada lingkungan hidup ini. Tidak harus dengan/dalam kotbah atau homili, tetapi juga bisa lewat pengumuman, atau bahkan juga doa umat. Tentu, yang tidak kalah penting adalah keteladanan!
11
Beberapa nama yang mungkin berguna untuk mencari informasi 1. bor biopori (Pak Sabardi 081398549819) 2. pembuatan kompos takakura (bu Endang 0816826992, bu Agustien Muji 08161360864) 3. pembuatan kompos skala cukup besar (Pak Tri Haryanto 08128157213, Br. Tri Muryanto OFM 081318402874), (Pak Sutarno 081316851626) 4. vertikultur (Pak Tri Haryanto 08128157213, Pak Rachmad 02178892725) 5. prakarya daur ulang (Denok 08164273019) 6. pelatihan tentang hal-hal terkait lingkungan hidup a. Gropesh (Daesy 08568009721, Dee 08561865750) b. Pepulih (Maria Purwanto 087881086898) c. Bosco Green Club (Kartini 08161883439) d. SD Tarakanita III (Rully 081315418254) 7. Tempat yang bisa dikunjungi untuk lebih memupuk kepedulian lingkungan hidup: a. Kebun Karinda, Lebak Bulus (Djamaludin Suryohadikusumo (021) 75909167,
[email protected] (buka Selasa 09.00-11.00 dan Sabtu 08.00-10.00) b. Kebun Darling Paroki Pamulang, Emil 08176443321 8. Penampungan sampah kertas: Kedai Daur Ulang Pak Salam, (www.greenlifestyle.or.id)
021 - 790 0742/ 0856 1515 69
9. Penampungan sampah batere (termasuk limbah B3 – Bahan Beracun dan Berbahaya): Wikimu.com Gedung Rifa lantai 4, Jl. Prof. Dr. Satrio. Info Bayu 0215260758/ 0817128615. 10. Penampungan sampah styrofoam, Bob: 081803872298, atau Santoso: 08128165292 12. Penampungan komputer rusak: Martin, 021- 7164 0509 atau 0812 9981 490
Selamat mewujudkan semangat pertobatan ekologis dalam masa pra-paskah dan masa paskah 2012 dan semoga bisa mewujud terus sebagai perwujudan iman dan cinta kita.
Panduan ini disusun oleh al andang l binawan (Untuk pertanyaan, kritik dan usulan atau masukan atas panduan ini, sila meng-email ke
[email protected])
Terimakasih untuk Kartini, Rully, Rm. Warjito dan Alex atas sumbangan gagasannya.
12