PANDUAN BUDIDAYA KOLESOM ORGANIK (Talinum triangulare (Jacq)Willd.) (GOOD AGRICULTURAL PRACTICES) YANG BAIK
Sandra Arifin Aziz DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA SOUTHEAST ASIAN FOOD AND AGRICUTURAL SCIENCE AND TECHNOLOGY INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
DISCLAIMER This
publication
is
made
possible
by
the
generous
support of the American people through the United States
Agency
for
International
Development
(USAID).
The contents are the responsibility of Texas A&M University and Bogor Agricultural University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.
KATA PENGANTAR Panduan ini dibuat untuk memudahkan dalam melaksanakan budidaya Kolesom (Talinum triangulare (Jacq)Willd.) sehingga dapat memenuhi kebutuhan Kolesom sebagai pangan fungsional ataupun sebagai sumber bahan bioaktif yang dihasilkan. Penjabarannya mengikuti Panduan Budidaya Buah yang Benar (Good Agricultural Practices/GAP) Direktorat Tanaman Buah Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura Departemen Pertanian 2004, juga mengacu pada Draft GAP Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Sayuran yang dipakai sebagai acuan untuk produk organik dalam rangka menindaklanjuti amanat Pasal 4 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Sasaran penerapan GAP adalah mendapatkan produk yang aman dikonsumsi, bermutu baik (memenuhi standar dan kelas, diproduksi secara ramah lingkungan dan untuk pelestarian sumberdaya alam, serta mempunyai daya saing atau keunggulan kompetitif. Daya saing ini dapat ditunjukkan dengan produktivitas tinggi dan layak ekonomi, biaya produksi per unit rendah (efisiensi tinggi), kualitas tinggi sesuai dengan permintaan pasar atau konsumen, dan berpenampilan menarik. Pedoman umum untuk pelaksanaan atau praktek produksi tanaman meliputi kegiatan pra tanam sampai penanganan pasca panen. Tujuan penulisan GAP ini adalah untuk: (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman, (2) Meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi, (3) Meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, (4) Meningkatkan optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam,
(5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan system produksi yang berkelanjutan, (6) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggungjawab terhadap produk, kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan produk oleh pasar internasional maupun domestik, (8) Memberi jaminan keamanan pangan terhadap konsumen, (9) Meningkatkan kesejahteraan petani. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada peneliti dan mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor yang telah membantu dalam penelitian Kolesom, sehingga penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dapat dibuat, yang kemudian menjadi bahan dari penyusunan Panduan ini, dan SEAFAST Center yang memfasilitasi penyusunan Panduan ini. Bogor, September 2011 Penulis
DAFTAR ISI Apa yang Dimaksud dengan Tanaman Kolesom?............... Kolesom Sama dengan Som Jawa?....................................... Komponen Titik Kendali.......................................................... Registrasi dan Sertifikasi........................................................ Bagaimana Cara Memilih Lahan?.......................................... Penggunaan Bibit dan Varietas Kolesom.............................. Perlakuan benih atau bibit..................................................... Bagaimana Cara Menanam Kolesom?.................................. Bagaimana Tata Cara Pemakaian Pupuk?............................ Perlindungan Tanaman........................................................... Apa Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Pengairan.............................................................. Anjuran Penanganan Panen dan Pasca Panen..................... Alat dan Mesin Pertanian........................................................ Pelestarian Lingkungan.......................................................... Pekerja...................................................................................... Fasilitas Kebersihan dan Kesehatan Pekerja........................ Anjuran Kesejahteraan Pekerja.............................................. Tempat Pembuangan.............................................................. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik................. Anjuran Pengaduan................................................................. Anjuran Evaluasi Internal........................................................ Daftar Pustaka..........................................................................
6 8 9 10 10 14 16 17 18 20 24 25 27 27 27 29 30 30 30 31 31 32
Apa yang Dimaksud dengan Tanaman Kolesom? Kolesom adalah jenis tanaman yang tersebar luas di daerah tropis, mempunyai sistem metabolisme CAM (Crassulacean Acid Metabolism) inducible (Pieters et al. 2003). Berasal dari Amerika Tengah, diimpor ke Jawa lewat Suriname tahun 1915 (Heyne 1987). Menurut Santa dan Prajogo (1999), kolesom mengandung kalsium oksalat dan kelenjar minyak atsiri di parenkim daun (jaringan bunga karang). Daun kolesom memiliki potensi sebagai sayuran berkhasiat obat karena memiliki nutrisi dan antioksidan yang penting. Kandungan dari setiap 100 g bahan kering daun kolesom mengandung 4.4 g karbohidrat, 4.6 g protein, 1.0 g serat, dan 280 mg asam askorbat; sedangkan kandungan mineralnya adalah 2.44 mg kalsium (Ca), 6.10 mg K, 2.22 mg magnesium (Mg), 0.28 mg Na, dan 0.43 mg Fe (Mensah et al. 2008). Penduduk Kalimantan Selatan menggunakan daun kolesom sebagai campuran bedak wajah (Susanti et al. 2008).
Mualim et al. (2009) menyatakan bahwa daun kolesom mengandung antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Ofusori et al. (2008) menyatakan bahwa kandungan antioksidan dari ekstrak daun kolesom dapat memberikan pengaruh baik terhadap persyarafan otak dan meningkatkan kemampuan kognitif pada tikus albino Swiss. Hasil penelitian Odukoya et al. (2007) menunjukkan bahwa nilai aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kolesom adalah 19.76% dengan kandungan fenol total dan asam askorbat masing-masing sebesar 21.83 dan 11.35 mg/100 g bobot kering. Klasifikasi Kolesom (Hutapea 1994) Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga
: Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Caryophyllales : Portulacaceae : Talinum
Sinonim Talinum racemosum Rohrbach 6
7
Apakah Kolesom Sama dengan Som Jawa? Banyak orang menyangka Kolesom sama dengan Som Jawa, tetapi sebenarnya ke dua jenis tanaman ini merupakan spesies yang berbeda, tetapi berasal dari marga yang sama. Kolesom mempunyai bentuk dan tinggi tanaman yang lebih besar dari Som Jawa, sehingga Som Jawa terlihat lebih roset. Rangkaian bunga Kolesom keluar dari ketiak-ketiak daun dengan bunga berwarna merah muda yang ukuran diameternya ± 2-2.5 cm, buah ± 0.75 cm. Som Jawa mempunyai rangkaian bunga terminal atau di bagian ujung batang dengan tangkai rangkaian bunga memanjang, bunga berwarna merah muda yang ukuran diameternya ± 0.20.3 cm, buah ± 0.3 cm.
Komponen Titik Kendali Untuk melaksanakan budidaya yang baik, maka beberapa hal haru dipenuhi yang disebut dengan Titik kendali, yaitu: Titik kendali wajib, Titik kendali sangat dianjurkan, danTitik kendali anjuran
Titik Kendali Wajib 1. Lahan bebas dari cemaran limbah bahan berbahaya dan beracun 2. Kemiringan lahan < 30% 3. Media tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3) 4. Tindakan konservasi dilakukan pada lahan miring 5. Pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian 6. Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan pestisida 7. Pestisida yang digunakan tidak kadaluwarsa 8. Pestisida disimpan terpisah dari produk pertanian 9. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) 10. Wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak terkontaminasi 11. Pencucian hasil panen menggunakan air bersih 12. Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk 13. Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida
Standar Pelaksanaan Operasional (SPO) 1. Wajib tidak memakai kotoran manusia sebagai pupuk 2. Sangat dianjurkan bahan kimia yang digunakan dalam proses pasca panen terdaftar dan diijinkan Kolesom atau Water Leaf Talinum triangulare (Jacq.) Willd
8
Som Jawa atau Jewels of Opar Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn
9
Bagaimana Cara Memilih Lahan? Syarat iklim dan geografi sebagai berikut: 1. Curah hujan 1500-2000 mm setahun dengan penyebaran rata-rata 200 mm/bulan atau lebih yang terdistribusikan selama 4 bulan. 2. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman kolesom 23°C. 3. Ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan pH antara 4 -7. Ketinggian lahan yang cocok untuk tanaman kolesom berkisar 0 - 1000 m dari permukaan laut (dpl).
Registrasi dan Sertifikasi Lahan yang akan digunakan harus didaftarkan dan kemudian disertifikasi untuk bisa termasuk jenis pengusahaan budidaya secara organik. 1. Lahan usaha yang dinilai dan memenuhi persyaratan GAP diberi nomor registrasi 2. Registrasi dilakukan oleh Dinas Propinsi yang membidangi tanaman hortikultura 3. Lahan usaha yang telah diregistrasi siap untuk disertifikasi 4. Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi atau yang ditunjuk 10
11
1. Anjuran pemilihan Lokasi a. Lokasi lahan usaha dianjurkan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD) dan peta pewilayahan komoditas. b. Lahan wajib bebas dari cemaran limbah bahan berbahaya beracun. c. Kemiringan lahan wajib < 30%. 2. Riwayat Lokasi Dianjurkan ada catatan riwayat penggunaan lahan. 3. Anjuran pemetaan Lahan a. Terdapat rotasi tanaman untuk pemanenan kolesom sebagai kolesom cabut. b. Tersedia peta penggunaan lahan. 4. Anjuran kesuburan Lahan a. Tingkat kesuburan lahan cukup baik. b. Dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Kegiatan produksi harus berada dalam satu unit yang secara terus menerus lahan areal produksi, bangunan dan fasilitas penyimpanan untuk produk tanaman secara jelas terpisah dari unit lain yang tidak memproduksi produk organik. Gudang tempat penyiapan atau pengemasan bisa merupakan bagian yang terpisah dari unit budidaya asalkan aktivitasnya hanya terbatas untuk penyiapan atau pengemasan produk budidaya organik. 5. Penyiapan Lahan a. Sangat dianjurkan penyiapan lahan /media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau / memelihara struktur tanah. b. Penyiapan lahan sangat dianjurkan dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan erosi. c. Pemberian bahan kimia untuk penyiapan lahan dan media tanam sangat dianjurkan tidak mencemari lingkungan. 6. Media Tanam a. Media tanam dianjurkan diketahui sumbernya. b. Media tanam wajib tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). 7. Konservasi Lahan Tindakan konservasi wajib dilakukan pada lahan miring.
12
13
Penggunaan Bibit dan Varietas Kolesom Mutu benih • Sangat dianjurkan benih yang dipakai berasal dari tanaman kolesom yang produksinya tinggi. Benih wajib bebas pathogen terbawa (Seed borne pathogen). Mutu bibit • Bibit berasal dari setek sangat dianjurkan dipakai sebagai sumber perbanyakan, karena keseragamannya, kesamaan dengan pohon induk yang berproduksi tinggi terjamin. • Sangat dianjurkan bibit yang dipakai berasal dari tanaman induk yang berproduksi tinggi. • Tanaman induk sumber bibit wajib tidak mengandung sumber Organisme Penganggu Tanaman (OPT).
14
15
Perlakuan benih atau bibit
Bagaimana Cara Menanam Kolesom?
Bahan kimia untuk perlakuan benih atau bibit sesuai anjuran.
Penanaman sangat dianjurkan sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya anjuran.
16
17
Bagaimana Tata Cara Pemakaian Pupuk?
Bagaimana Cara Penggunaannya? • Pemupukan sesuai anjuran. • Kotoran manusia tidak boleh digunakan sebagai pupuk.
Jenis • Mengutamakan pupuk organik, jika menggunakan pupuk kimia harus yang sudah terdaftar atau diijinkan oleh pejabat yang berwenang. • Pupuk organik yang digunakan sangat dianjurkan telah mengalami dekomposisi dan layak digunakan.
Penyimpanan • Dianjurkan pupuk disimpan pada tempat yang aman, kering, terlindung dan bersih. • Pupuk sangat dianjurkan disimpan pada tempat yang terpisah dari pestisida. • Pupuk sangat dianjurkan disimpan dengan cara yang baik dan mengurangi resiko pencemaran air dan lingkungan. • Pupuk wajib disimpan terpisah dari produk pertanian. Tithonia diversifolia
Beberapa Sumber Bahan Pupuk Organik
Pupuk Kandang
Kompos Sisa Tanaman
18
Kompetensi Pelaku usaha sangat dianjurkan mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan dalam memupuk.
Jerami Padi
Pupuk Anorganik: Urea (kiri) dan SP 18 (kanan)
19
Perlindungan Tanaman Apa saja Prinsip Perlindungan Tanaman? • Pengendalian OPT sangat dianjurkan sesuai prinsip Pengendalian Terpadu Tanaman (PHT). • Penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi dan aturan pakai.
Dua Jenis Tanaman Sumber Bahan Pestisida Nabati: Sereh dan Tagetes erecta
Kompetensi Pelaku usaha wajib mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan pestisida.
Gejala Serangan Belalang dan Belalang yang Memakan Kolesom
20
Pestisida • Pestisida kimia yang digunakan wajib terdaftar/ mendapatkan ijin resmi dari pemerintah dan penggunaannya harus sesuai dengan instruksi label. • Pestisida yang digunakan wajib tidak kadaluarsa. • Penggunaan biopestisida yang dibuat sendiri atau dibeli sangat dianjurkan sudah teruji efikasi dan dilengkapi dengan dokumen teknis. a. Penyimpanan pestisida 1. Pestisida sangat dianjurkan disimpan di lokasi yang layak, aman berventilasi baik, terlindung, memiliki pencahayaan baik dan terpisah dari materi lainnya. 2. Pestisida wajib disimpan terpisah dari produk pertanian. 3. Pestisida sangat dianjurkan berada dalam kemasan asli. 4. Pestisida cair sangat dianjurkan diletakkan terpisah dari pestisida bubuk. 5. Tempat penyimpanan pestisida sebaiknya mampu menahan tumpahan. 6. Terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat. 7. Pedoman/tata cara penganggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dilihat sangat dianjurkan ada. 8. Tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida sangat dianjurkan diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan strategis. 9. Petugas yang bertanggungjawab dalam penyimpanan pestisida sangat dianjurkan ada.
Acarina sp. yang Menyerang Pucuk Kolesom
21
Gejala Serangan Pseudomonas sp. di Pangkal Batang dan Kondisi Tanaman yang terserang
b. Penanganan wadah pestisida 1. Wadah bekas pestisida sangat dianjurkan ditangani dengan benar agar tidak mencemari lingkungan. 2. Sangat dianjurkan merusak wadah bekas pestisida, agar tidak digunakan untuk keperluan lain. 3. Sangat dianjurkan agar kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian di tempat lain.
c. Peralatan 1. Peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu berfungsi dengan baik. 2. Peralatan aplikasi pestisida sangat dianjurkan dikalibrasi seacara berkala untuk menjaga keakurasiannya. 3. Dianjurkan tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi pestisida. Gulma di Pertanaman Kolesom
Gejala Serangan Bercak Daun
Asystasia gangetica
22
Kyllinga monocephala
23
Anjuran Penanganan Panen dan Pasca Panen
Apa Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Pengairan 1. Ketersediaan air sangat dianjurkan sesuai dengan kebutuhan tanaman kolesom. 2. Air yang digunakan untuk irigasi wajib tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). 3. Dianjurkan ada fasilitas pengelolaan limbah. 4. Penggunaan air dianjurkan tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
1. Perlakuan awal: hasil panen sangat dianjurkan di letakkan pada tempat yang ternaungi dan diperlakukan dengan hati-hati. 2. Dianjurkan dilakukan sortasi dan pengkelasan terhadap hasil panen. 3. Sangat dianjurkan membersihkan hasil panen 4. Pencucian hasil panen wajib menggunakan air bersih. 5. Penirisan sebaiknya dilakukan dengan mengguna kan alat dan/atau mesin dengan jenis dan spesifi kasi sesuai sifat dan karakteristik hasil pertanian asal tanaman. 6. Pengupasan kulit dari bagian pokok yang dimanfaatkan (umbi) sangat dianjurkan. 7. Pengupasan kulit sangat dianjurkan dilakukan seca ra hati-hati agar tidak rusak dengan alat dan/atau mesin dengan jenis dan spesifikasi sesuai sifat dan karakteristik hasil pertanian asal tanaman. 8. Perajangan dianjurkan dilakukan dengan menggunakan alat dan/atau mesin dengan jenis dan spesifika si sesuai kebutuhan.
Pemakaian Eceng Gondok untuk Memperbaiki Kualitas Air yang Akan Dipakai
24
25
Alat dan Mesin Pertanian 1. Penggunaan alsintan untuk pengolahan lahan sesuai dengan rekomendasi. 2. Peralatan dan mesin dianjurkan dirawat secara teratur. 3. Peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran sangat dianjurkan dikalibrasi secara berkala.
Pelestarian Lingkungan 9. Pengepakan atau pengemasan a. Pengemasan atau pengepakan dianjurkan dilakukan dengan cara yang bisa melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. b. Tempat pengemasan dianjurkan bersih, bebas kontami nasi dan terlindung dari hama dan pengganggu lain. 10. Keamasan wajib diberi label yang menjelaskan identitas produk. Penyimpanan di ruang penyimpanan sangat dianjurkan mampu melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. 11. Penggunaan bahan kimia a. Penggunaan bahan kimia dalam proses pasca panen sangat dianjurkan sesuai dengan anjuran dan merupakan pilihan akhir. b. Pelaku usaha sangat dianjurkan mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan bahan kimia. 12. Tempat pengemasan Tempat/areal pengemasan wajib terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida 26
Kegiatan budidaya sangat dianjurkan memperhati kan aspek usahatani yang berkelanjutan, ramah ling kungan dan keseimbangan ekosistem.
Pekerja 1. Kualifikasi pekerja a. Pekerja sangat dianjurkan telah mendapat pelatihan sesuai bidang dan tanggung jawabnya. b. Pekerja sangat dianjurkan memahami resiko tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. c. Pekerja sangat dianjurkan memahami mutu dan keamanan pangan dari produk yang dihasilkan. 27
Fasilitas Kebersihan dan Kesehatan Pekerja
2. Keselamatan dan keamanan pekerja a. Pekerja dianjurkan telah mendapat pelatihan penggunaan alat dan/mesin. b. Tersedia prosedur penanganan kecelakaan. c. Sangat dianjurkan pekerja memahami tata cara penanganan P3K di tempat kerja. d. Sangat dianjurkan peringatan bahaya terlihat jelas. e. Pekerja sangat dianjurkan memahami bahaya pestisida dalam keselamatan kerja. f. Sangat dianjurkan pekerja menggunakan perlengkapan pelindung sesuai anjuran. g. Pakaian dan peralatan pelindung sangat dianjurkan ditempatkan secara terpisah dari kontaminan. h. Pekerja yang menangani pestisida dianjurkan mendapatkan pengecekan kesehatan secara berkala.
28
1. Pekerja sebaiknya telah mendapat pelatihan penggunaan alat dan/atau mesin. 2. Sangat dianjurkan tersedia prosedur penanganan kecelakaan. 3. Tersedia fasilitas P3K di tempat kerja. 4. Pekerja sangat dianjurkan memahami tata cara penanganan P3K di tempat kerja. 5. Sangat dianjurkan ada tanda peringatan bahaya yang terlihat jelas. 6. Pekerja sangat dianjurkan memahami bahaya pestisida dalam keselamatan kerja. 7. Pekerja sangat dianjurkan menggunakan perlengkapan pelindung sesuai dengan anjuran. 8. Pakaian dan peralatan pelindung sangat dianjurkan ditempatkan secara terpisah dari kontaminan. 9. Pekerja yang menangani pestisida sebaiknya mendapatkan pengecekan kesehatan secara berkala.
29
Anjuran Kesejahteraan Pekerja 1. Tersedia tata cara/ aturan tentang kebersihan bagi pekerja. 2. Tersedia toilet dan fasilitas cuci tangan di sekitar tempat kerja. 3. Toilet dan fasilitas cuci tangan selalu terjaga kebersihannya dan dapat berfungsi dengan baik. 4. Pekerja memiliki akses terhadap air minum, tempat makan, tempat istirahat. 5. Pekerja dianjurkan dapat berkomunikasi dengan pihak pengelola.
Tempat Pembuangan Sangat dianjurkan tersedia tempat untuk pembuangan sampah dan limbah.
Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik 1. Sangat dianjurkan tersedia sistem pencatatan yang memudahkan penelurusan. 2. Sangat dianjurkan tersedia catatan penggunaan benih; kegiatan pemupukan; stok pestisida dan penggunaannya; kegiatan pengairan; kegiatan pasca panen dan penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pasca panen; pelatihan pekerja; perlakuan untuk tanah/media tanam. 3. Sangat dianjurkan catatan disimpan selama minimal 2 tahun. 4. Sangat dianjurkan seluruh catatan dan dokumentasi selalu diperbaharui. 30
Anjuran Pengaduan 1. Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen. 2. Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan konsumen. 3. Terdapat dokumen tindak lanjut dari pengaduan.
Anjuran Evaluasi Internal 1. Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik. 2. Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi.
31
DAFTAR PUSTAKA Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Litbang departemen Kehutanan, penerjemah; Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. Terjemahan dari: De Nuttige Planten van Indonesie. Hutapea JR. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia III. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Mensah JK, Okoli RI, Obodo JO, Eifediyi K. 2008. Phytochemical, nutritional and medical properties of some leafy vegetable consumed by Edo people of Nigeria. African Journal of Biotechnology 7(14):2304-2309. Mualim L, Aziz SA, Melati M. 2009. Kajian pemupukan NPK dan jarak tanam pada produksi antosianin daun kolesom. Jurnal Agronomi Indonesia 37(1):55-61. Odukoya OA, Agha SII, Segun FI, Sofidiya MO, Ilori OO. 2007. Antioxidant activity of selected Nigerian green leafy vegetables. American Journal of Food Technology 2(3):169- 175. Ofusori DA et al. 2008. Water leaf (Talinum triangulare) enhances cerebral function in Swiss Albino Mice. Journal of Neurogical Sciences (Turkish) 25(4):239-246. Pieter AJ, Tezara W, Herrera A. 2003. Operation of the xanthophylls cycle and degradation of D1 protein in the inducible CAM plant, Talinum triangulare, under water deficit. Annals of Botany 92:393-399. Santa IGP, Prajogo SB. 1999. Studi taksonomi Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn dan Talinum triangulare (Jacq.) Willd. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 5(4):9-10. Susanti H, Aziz SA, Melati M. 2008. Produksi biomassa dan bahan bioaktif kolesom (Talinum triangulare (Jacq) Willd) dari berbagai asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam. Bul Agron 36(1):48-55. 32