BAB II
KERANGKA TEORITIS
1.
Aktiva Tetap
1.1 Pengertian Aktiva Tetap
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (1999 : 16.1) mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut:
" Aktiva tetap adalah aktiva berwujudyang dapat diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dart satu tahun. "
Menurut Sofyan Syafri Harahap (1999 : 20) : "Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dipergunakan secara tents menerus dalam kegiatan menghasilkan barang danjasa perusahaan. " Menurut Weygandt, Keiso dan Kell (1999: 420) : " Plant assets are tangible
resource that are used in the operations of the business and are not intendedfor sale tocostumers" 1.2 Penggolangan Aktiva Tetap
Sofyan
Syafri
(1999
:
22)
menyatakan
bahwa
aktiva
tetap
dapat
dikelompokkan dari berbagai sudut antara lain : a.
Sudut substansi, dibagi:
1). Tangible assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan, peralatan.
2). Intangibel assets atau aktiva tidak berwujud seperti goodwill, copyright, hak cipta, dan tain-lain. b.
Sudut disusutkan atau tidak
1.) Depreciated plants assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, dan Iain-Iain.
2.) Underpreciated plants assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti lahan. c.
Berdasarkan jenis, dibagi:
1). Lahan
Lahan adalah tanah yang dipakai untuk bangunan maupun yang masih kosong. 2). Gedung
Gedung adalah bangunan yang berdiri atas lahan untuk kegiatan operasional perusahaan.
3). Mesin
Mesin termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin. 4). Kendaraan
Suatu jenis kendaraan seperti alat angkut, truk, forklift, mobil, kendaraan roda dua. 5). Perabot
Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari bangunan.
6). Inventaris
Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan.
1.3 Perolehan Aktiva tetap dan harga perolehan aktiva tetap 1.3.1 Perolehan aktiva tetap
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan mempengamhi harga dari aktiva tersebut. Semua komponen biaya dalam memperoleh aktiva tetap dimaksukkan kedalam harga beli aktiva tersebut. Menurut PSAK No. 16 (1999 : 16.2) biaya perolehan aktina tetap adalah :
"Biaya perolehan aktiva tetap adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau kontruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempatyang siap untuk dipergunakan."
Dalam kegiatan bisnis, menurut Sofyan Syafri (1999:25) ada beberapa cara perolehan aktiva tetap diantaranya : 1). Pembelian kontan
Aktiva yang dibeli
secara tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan,
termasuk biaya-biaya lain seperti biaya angkut, biaya pemasaran, pajak dan
biaya lain yang berhubungan dengan pembelian aktiva tersebut, juga dikurangi dengan potongan harga.
2). Pembelian angsuran atau kredit
Aktiva tetap yang dibeli secara angsuran, dalam harga perolehannya tidak boleh ditambahkan dengan biaya bunga dan biaya bunga tersebut akan dibebankan keperkiraan biaya bunga.
3). Pembelian dengan surat berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan saham atau obligasi dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi dicatat sebesar nilai
pada saat pembelian. Nilai saham atau obligasi
parinya. Apabila tidak diketahui harga pasar dari
saham/obligasi tersebut maka ditentukan sebesar harga pasar aktiva tetap tersebut. Pembelian aktiva tetap ini akan dicatat kedalam rekening modal
saham atau obligasi, dan selisih nilai dari pembelian aktiva ini akan dicatat ke dalam rekening agio atau disagio saham. 4). Aktiva yang diperoleh dari hadiah atau donasi
Aktiva yang diperoleh dari hadiah atau donasi ini dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Menurut PSAK (1999:
16.4.22) menyatakan bahwa; "Aktiva tetap yang
diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun "Modal Donasi". 5). Aktiva yang dibuat sendiri Perusahaan sering membuat aktiva sendiri, karena tiga hal yaitu : a.
Menekankan biaya
b.
Memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai
c.
Keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik
Harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri meliputi seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva tersebut sampai siap dipergunakan.
Semua biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan aktiva tetap seperti bahan langsung, upah langsung, dan biaya tidak langsung hams dikapitalisir.
Jika pembangunan aktiva lebih rendah dari harga beli diluar, maka selisihnya tidak boleh diakui sebagi laba. Tetapi apabila biaya pembangunan aktiva tersebut lebih besar maka selisihnya dianggap sebagai kerugian dan aktiva tersebut dicatat sesuai dengan harga normalnya.
Bila menggunakan dana pinjaman dalam pembangunan aktiva tersebut maka biaya bunga dari pinjaman tersebut hams dikapitalisasi dalam harga perolehan aktiva tetap tersebut. 6). Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
Perusahaan dalam memperoleh aktiva tetap juga suka dilakukan dengan cara menukar aktiva lama dengan yang bam yang disebut dengan "tukar-tambah". Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar seluruh aktiva bam atau hanya sebagian saja dan sisanya dibayar secara tunai. Menurut PSAK (1999:16.11.62) menyatakan:
"Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaraan sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu ditukar pada nilai wajar aktiva yang dilepas atau yang diperoleh, yang manayang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktivayang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer ".
10
1.3.2 Harga perolehan aktiva tetap
Harga pokok dari suatu aktiva tetap tidak hanya meliputi harga beli semula
atau nilai ekuivalennya, tetapi juga mencakup setiap pengeluaran lainnya yang dibutuhkan dalam memperoleh dan mempersiapkannya untuk penggunaan yang dimaksudkan. Setiap pajak dan bea masuk, biaya pengangkutan, dan pengeluaranpengeluaran untuk pemasangan dan lainnya yang berkaitan dengan perolehan aktiva-aktiva tetap itu ditambahkan pada pengeluaran semula. Secara umum pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh manfaat yang lebih
besar
meningkatkan
dimasa
kualitas
mendatang,
dan
seperti
kuantitas
meningkatkan
produksi
dari
usia
aktiva
serta
aktiva tersebut
harus
dikapitalisasikan. Sedangkan pengeluaran yang bersifat mempertahankan tingkat pelayanan
tertentu
penggantian,
dan
dianggap
sebagai
pemeliharaan
aktiva
biaya. tetap
Pengeluaran dan
biaya
untuk yang
perbaikan, dikeluarkan
jumlahnya tidak material dapat digolongkan sebagai pengeluran pendapatan (revenue expenditure), sedangkan pengeluaran yang jumlahnya cukup material dan memberikan manfaat pada masa yang akan datang harus dikapitalisasi dan digolongkan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure). Menurut Sofyan Syafri (1999 : 23) ada beberapa pertimbangan khusus terhadap aktiva tetap: a.
Tanah
Apabila tanah dibeli dengan harga pokoknya tidak hanya meliputi harga beli saja tetapi termasuk komisi-komisi makelar, biaya-biaya hukum, pengalihan hak, pencatatan dan biaya-biaya akte. Setiap pajak yang belum dibayar, bunga yang
11
belum dibayar, dan biaya-biaya
lain yang ditanggung oleh pembeli harus
ditambahkan kedalam harga pokok aktiva tersebut.
Biaya-biaya pembersihan, pemerataan, pembagian, penanaman pohon hias, atau perbaikan-perbaikan lainnya setelah perolehan dan sifatnya permanen harus ditambahkan kedalam harga perolehan tanah tersebut. Apabila pada tanah yang di beli telah ada bangunan yang lama dan tidak
digunakan oleh si pembeli, maka biaya pembongkaran bangunan lama dikurangi niali residu yang diperoleh kembali hams ditambahkan kedalam harga pokok tanah. Apabila nilai residu lebih besar dari biaya pembongkaran maka kelebihan ini harus dijadikan pengurangan dari harga pokok tanah. Perbaikan-perbaikan jalan raya, gang-gang, pengairan, selokan, penerangan yang merupakan penilaian-penilaian dari pemerintah harus dianggap sebagai perbaikan tahan secara permanen dan di ikhtisarkan sacara terpisah dalam perkiraan Perbaikan tanah (Land Improvement) dan disusutkan berdasarkan taksiran umur ekonomis dari perbaikan itu. b.
Bangunan
Harga pokok yang dapat dialokasikan terdiri dari harga beli ditambah dengan semua biaya yang berkaitan dengan pembelian itu, seperti biaya untuk rekondisi dan reparasi dalam mempersiapkan penggunaan aktiva itu dan pengeluaranpengeluaran untuk perbaikan-perbaikan.
Apabila bangunan itu didirikan, maka harga pokoknya terdiri dari bahan-bahan bangunan, upah, dan biaya tak langsung yang berkaitan dengan pembangunan itu.
12
c.
Alat-alat perlengkapan
Alat-alat perlengkapan terdiri dari sejumlah besar pos seperti mesin-mesin, peralatan, perlengkapan pola-pola cetakan, kendaraan-kendaraan bermotor, dan pengemas-pengemas yang dapat dikembalikan.
Harga pokok dari alat-alat perlengkapan meliputi harga beli, pajak dan bea pembelian, biaya-biaya pengangkutan, biaya-biaya asuransi selama pengiriman,
biaya-biaya pemasangan, pengeluaran-pengeluaran untuk pengujian dan persiapan akhir penggunaan, dan biaya rekondisi untuk alat-alat perlengkapan bekas pakai.
1.4. Pengertian dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Pengertian penyusutan menurut PSAK No. 17 (1999: 17.1.02) adalah sebagai
berikut: "Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi
dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. " Definisi
penyusutan
menurut
Sofyan
Syafri
(1999:53)
adalah
sebagai
berikut: "Penyusutan adalah pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa pengguannya. Atau dapar juga disebut sebagai biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi. " Beberapa faktor yang menentukan beban penyusutan menurut Sofyan Syafri (1999 : 54) adalah sebagai berikut: 1). Harga pokok
Yaitu uang yang dikeluarkan ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi dalam proses memperoleh aktiva tetap tersebut.
13
2). Nilai residu
Nilai residu adalah nilai sisa aktiva tetap tersebut setelah masa akhir penggunannya,
pada
saat
akan
dijual
atau
diberhentikan/ditarik
dari
penggunanya.
3). Umur teknis
Adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan
produksi. Umur yang dimaksud ada 2 yaitu umur fisik dan umur fungsional. Umur fisik adalah berapa lama secara fisik aktiva tersebut membantu dalam kegiatan produksi, sedangkan umur fungsional adalah berapa lama aktiva tetap tersebut mampu berproduksi dalam kegiatan operasional perusahaan. 4). Pola pemakaian
Pola pemakain aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.
Adapun macam-macam metode penyusutan menurut PSAK No. 17 (1999:217.3) adalah:
1.
Metode berdasarkan waktu
a.
Metode garis lurus {straight line method)
Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sama penggunaannya dari tahun ke
tahun sehingga beban penyusutan dianggap sama setiap tahunnya. Rumus penyusutan metode ini adalah :
Depresiasi/tahun = harga pokok - Nilai residu Umur manfaat
14
Contoh:
Sebuah mesin dtbeli dengan harga Rp. 10.000.000 dengan taksiran nilai sisa Rp. 200.000 dan masa manfaat 10 tahun. Beban penyusutan pertahun adalah : Depresiasi =Rp. 10.000.000 - Rp. 200.000 10 tahun = Rp. 980.000
Besarnya beban penyusutan dari tahun ke tahun adalah sama. Metode ini lebih baik untuk menghitung gedung dan peralatan.
b. Metode pembebanan yang menurun Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang makin menurun pada tahun
selanjutnya. Besarnya beban penyusutan pada tahun pertama besar dan semakin menurun pada tahun selanjutnya. Metode ini berasumsi pada semakin tua aktiva tetap semakin kecil pula beban penyusutannya..
Menurut Sofyan Syafri (1999 : 57) ada dua metode pada bagian ini: 1.
Metode jumlah angka tahun. (sum ofthe years digit method )
Metode ini beban penyusutan pada mulanya tinggi dan selanjutnya makin menurun. Beban penyusutan ini dihitung dengan menjumlahkan semua umur aktiva itu. Rumus dari metode ini adalah: {(n+l):2}xn N= umur ekonomis
15
Contoh:
Dibeli sebuah mesin dengan harga Rp. 1.000.000 nilai residu Rp. 50.000 umur manfaat 5 tahun. Beban penyusutannya adalah: Tabel2.1 Tahun
Penyusutan
Perhitungan
Jumlah
Akumulasi
Nilai buku
Penyusutan
aktiva Rp. 1.000.000
I
Rp. 900.000 x5/15 = Rp.300.000
Rp.300.000
Rp.
700.000
II
Rp .900.000 x4/15 = Rp.240.000
Rp.240.000
Rp.
460.000
III
Rp .900.000 x3/15 = Rp. 180.000
Rp. 180.000
Rp.
280.000
IV
Rp .900.000 x2/15 = Rp. 120.000
Rp. 120.000
Rp.
160.000
V
Rp .900.000 x 1/15 = Rp.60.000
Rp. 60.000
Rp.
100.000
Sumber: Sofyan Safri tahun 1999
2. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method) Dasar yang digunakan untuk menghitung beban penyusutan dengan metode saldo menurun ganda adalah presentase metode garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap. Oleh karena itu nilai buku selalu menurun dan beban penyusutan menurun. Contoh:
Diambil contoh dalam metode garis lurus diatas, penyusutannya: Persentase penyusutannya: 10%x2 = 20%
Perhitungan penyusutannya:
16
Tahun I
: 20% x 10.000.000 = Rp. 2.000.000
TahunJI : 20% x (10.000.000-2.000.000) = Rp. 1.600.000 Tahun III: 20% x (8.000.000 - 1.600.000) = Rp. 1.280.000 Tahun IV : 20% x (6.400.000 - 1.280.000) = Rp. 1.024.000
Tahun V : 20% x (5.120.000-1.024.000) = Rp.
819.200
Sumber: Sofyan Safri tahun 1999 2.Berdasarkan penggunaan
Menurut Smith Skousen (1996 : 489) ada 2 metode: a. Service-hours method
Metode ini beranggapan bahwa nilai aktiva tetap adalah merupakan sejumlah jam produksi, sehingga taksiran umur aktiva tetap itu tergantung pada jumlah jam kerja produksi yang dipakainya. Dengan demikian beban penyusutan dihitung berdasarkan pengunaan jam kerja aktiva yang dipakai selama produksi. Rumusnya adalah : ( HP-NS )/jumlah jam kerja
Contoh:
Harga perolehan mesin Rp. 1.000.000 niali residu Rp. 100.000 dengan taksiran penggunaan selama 10.000 jam. Perhitungan penyusutannya: Rp. 1.000.000-Rp. 100.000 10.000 = Rp. 90 per jam
17
Jika pemakaian
mesin
itu
pada tahun
I
sebesar 2500 jam,
maka
beban
penyusutannya:
Rp. 90 x 2500 = Rp. 225.000 b. Productive output method
Metode
ini hampir sama dengan metode diatas hanya yang dijadikan
pengukurannya adalah jumlah produksi atau outputnya. Rumusnya:
(HP - NS) / total taksiran output
Contoh:
Mesin diperoleh dengan harga perolehan Rp. 1.000.000 nilai residu Rp. 100.000 taksiran total output adalah 250.000 unit. Penyusutannya: (1.000.000-100.000) 250.000
= Rp. 3,6 per unit
Jika pada tahun I menghasilkan 80.000 unit maka beban penyusutannya: 80.000 x Rp. 3,6 = Rp. 288.000
3.
Berdasarkan kriteria lainnya
a.
Metode berdasarkan jenis dan kelompok
Penyusutan berdasarkan metode ini pada intinya mengelompokkan semua
aktiva tetap dan menyusutkannya dengan tarif tunggal secara garis lurus. Pengeiompokan aktiva tetap tersebut dapat dilakukan dengan sesama jenis
18
ataupun berbeda jenis, dan dalam metode ini tidak ada pengakuan laba atau
mgi, bila salah satu aktiva ditarik atau dahapuskan. b.
Metode anuitas
Metode ini didasarkan pada faktor waktu yang akan menghasilkan beban semakin meningkat. Asumsi yang mendasari metode ini adalah bahwa hasil produksi tidak dapt di bebani dengan alokasi harga perolehan tetapi juga dengan biaya bungan atas jumlah investasi dalam aktiva tetap tersebut. c.
Metode sistem persediaan
Dalam metode ini aktiva suatu
periode akuntansi.
tetap hams dinilai secara berkala atau pada akhir Biaya
penyusutan dihitung dengan
cara
nilai
persediaan awal ditambah dengan jumlah pembelian selama periode tersebut dikurangi dengan nilai persediaan akhir aktiva tersebut. d.
Metode berdasarkan komposit
Metode penyusutan komposit memiliki kemudahan seperti metode kelompok, tetapi karena aktiva dengan usia manfaat yang berbeda-beda dikumpulkan
untuk menetapkan usia rata-rata maka tidak mungkin untuk menghasilkan semua keunggulan laporan yang ada dalam metode kelompok.
1.5 Penggunaan Aktiva Tetap
Dalam masa penggunaan aktiva pengeluaran-pengeluaran selalu terjadi baik
rutin
maupun
khusus.
Pengeluaran
itu
dikelurkan
untuk
memelihara
dan
memperbaiki aktiva dalam masa manfaatnya agar dapat bertahan lebih lama dan meningkatkan kapasitas.
19
Pengeluaran-Pengeluaran
menurut
Sofyan
Safri
(1999:49)
itu
dapat
dikelompokkan menjadi: a. Pemeliharaan {maintenance)
Biaya yamg dikelurkan bersifat biasa dan berulang-ulang dan tidak menambah umur aktiva serta memperbaiki aktiva. Pengeluaran ini untuk menjaga agar aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik. Yang termasuk dalam biaya pemeliharaan ini adalah biaya pengecatan, biaya ganti oli, dan Iain-lain. b. Reparasi (repairment)
Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki aktiva agar berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Jika pengeluaran itu sifatnya biasa dan digunakan untuk periode berjalan maka dianggap sebagai revenue expenditures, sedangkan jika perbaikannya besar dan dapat memperpanjang umur aktiva maka didebet akumulasi penyusutan sebesar jumlah pengeluaran itu. c. Perbaikan (Betterment dan Improvement)
Pengeluaran-pengeluaran kecil untuk perbaikan-perbaikan dapat dibukukan sebagai biaya reparasi biasa merupakan revenue expenditures. Tetapi utuk
pengeluaran-pengeluaran yang besar perlu dibukukan dengan pos-pos jurnal untuk membatalkan nilai buku dari aktiva lama dan untuk menetapkan nilai
buku dari aktiva yang bam, atau pos-pos jurnal untuk mengurangi penyusutan akumulatif dari aktiva yang semula merupakan capital expenditures. d.Penambahan (Additional) Adalah menambah atau memperluas fasilitas atau sarana yang dimiliki suatu
aktiva,
seperti
penambahan
mesin,
memperluas
gedung,
dan
Iain-Iain.
20
Pengeluaran yang dilakukan dalam menambah ini disebut capital expenditures dan harus disusutkan selama umur manfaatnya. e. Perombakkan (Rearrangement)
Adalah perombakan mesin dan peralatan agar lebih ekonomis dan lebih efisien. Pengeluaran ini harus dikapitalisasi sehingga merupakan capital expenditures dan disusutkan selama periode penggunaannya.
1.6
Penghapusan aktiva tetap
Aktiva tetap yang sudah tidak dapat digunakan lagi dalam kegiatan produksi yang disebabkan karena sudah tua/usang, rusak dapat diberhentikan/dihapuskan
pemakainnya. Cara-cara yang dapat dilakukan menurut Sofyan Safri (1999:117): 1 .Penjualan
Apabila aktiva tetap dijual, maka nilai buku aktiva dihitung dan dibandingkan dengan hasil penjualannya. Dalam melakukan penjualan apabila harga jual lebih
tinggi dari nilai bukunya maka perusahaan untung, tetapi apabila perusahaan menjual lebih rendah maka perusahaan rugi. Contoh:
Pada tanggal 1 Juni 2004, PT. X menjual mobil deijgan harga jual Rp. 20.000.000. Mobil tersebut dibeli pada tahun 1999 dengan harga perolehan
sebesar Rp. 65.000.000 dan biaya depresiasi sampai dengan 1 januari 2006 adalah sebesar Rp. 42.000.000. Biaya depresiasi selama 5 bulan adalah Rp. 6.500.000.
Jurnal untuk mencatat biaya depresiasi sampai dengan 1 JuJii adalah:
21
Biaya depresiasi mobil
Rp. 6.500.000
Akumulasi depresiasi mobil
Rp. 6.500.000
Maka laba atau rugi penjualan dapat dihitung sebagai berikut: Harga perolehan mobil
Rp. 65.000.000
-/-akumulasi depresiasi
(48.500.000)
Nilai buku pada tanggal penjualan
16.500.000
Hasil penjualan
20.000.000
Laba
3.500.000
Jurnal untuk mencatat penjualan adlah:
Kas/Bank
Rp. 20.000.000
Akumulasi depresiasi
Mobil Laba
48.500.000
Rp. 65.000.000 3.500.000
Dengan contoh yang sama, tetapi harga jual mobil Rp. 11.000.000. Maka perhitungan laba rugi ada i ah:
Harga perolehan mobil
-/-Akumulasi Depresiai
Rp. 65.000.000
(48.000.000)
Nilai buku
16.500.000
Harga jual
11.000.000
Rugi
5.500.000
22
Jurnalnya:
Kas
Rp. 11.000.000
Akumulasi depresiasi Rugi
48.500.000 5.500.000
Mobil
Rp. 65.000.000
2. Pertukaran
Perusahaan juga sering melakukan pertukaran atas aktiva yang sudah tidak dipakai lagi. Nilai tukar yang sering terjadi lebih besar atau lebih kecil tergantung dari kondisi aktiva tersebut. Nilai tukar yang diberikan dealer bisa sama dengan nilai residu dari mesin yang lama bisa juga tidak. Apabila nilai tukar yang diberikan sama maka tidak ada gain atau loss, tetapi apabila dealer menawarkan nilai tukar yang lebih tinggi dari nilai buku aktiva maka perusahaan untung, tetapi apabila sebaliknya maka perusahaan rugi. Pada saat ini prinsip yang berlaku untuk pertukaran aktiva sejenis, apabila mengalami kerugian dari pertukaran maka
diakui, tetapi apabila mengalami keuntungan maka keuntungan tersebut tidak boleh diakui.
Ada 2 macam pertukaran yaitu pertukaran sejenis dan tidak sejenis. Dalam pertukaran tidak sejenis, biaya dari harta bukan keuangan yang diperoleh dari
pertukaran dengan harta bukan keuangan yang tidak serupa biasanya dicatat pada nilai wajar dari harta yang diserahkan, dan keuntungan atau kerugian diakui. Contoh pertukaran sejenis:
Mesin dibeli
dengan harga Rp.20.000.000 dan sudah terdepresiasi sebesar Rp.
15.000.000, maka nilai bukunya adalah Rp. 5.000.000. Perusahaan diharuskan
23
membayar Rp. 10.000.000 dan nilai pasar dari mesin lama adalah Rp. 8.000.000 perhitungan laba atau ruginya adalah: Laba dari penjualan:
Nilai pasar-Nilai bukunya = Rp. 8.000.000 - Rp. 5.000.000 = Rp. 3.000.000 Harga dari mesin baru:
Harga pasar mesin lama
Rp. 8.000.000
Kas yang dibayar
10.000.000 18.000.000
Laba
(3.000.000)
Harga mesin baru
15.000.000
Jurnalnya:
Mesin baru
Rp. 15.000.000
Akumulasi depresiasi Mesin lama Kas
15.000.000 Rp. 20.000.000 10.000.000
Contoh pertukaran tidak sejenis:
PT. X menukarkan sejumlah truk bekas dengan uang kas untuk tanah kosong.
Truk-truk tersebut mempunyai nilai buku gabungan sebesar Rp. 42.000.000 ( harga pokok Rp.64.000.000 dikurangi penyusutan Rp. 22.000.000). Agen pembeli mempunyai nilai pasar yang wajar sebesar Rp.49.000.000. Selain truk PT. X harus membayar sebesar Rp. 17.000.000 tunai. Harga pokok tanah itu Rp. 66.000.000.
24
Perhitungan harga pokok tanah:
Nilai wajar dari truk yang ditukarkan
Rp. 49.000.000
Kas yang dibayarkan
Rp. 17.000.000
Harga pokok tanah
Rp. 66.000.000
Ayat jurnal unutk mencatat pertukaran itu adalah: Tanah
Rp. 66.000.000
Akumulasi penyusutan truk
22.000.000
Truk Keuntungan dari pelepasan truk
Kas
Rp. 64.000.000 7.000.000
17.000.000
3.Penghapusan
Apabila aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tidak dapat digunakan lagi
untuk kegiatan operasi perusahaan dan tidak mempunyai nilai pasar untuk dijual, maka aktiva tetap tersebut harus dihapuskan atau dibuang. Jika aktiva
tersebut
telah habis umur manfaatnya dan telah disusutkan secara penuh maka tidak ada
kerugian yang harus direalisasikan. Tetapi pabila pada saat aktiva tersebut akan dahapuskan tetapi belum disusutkan sepenuhnya maka ada kerugian sebesar nilai bukunya dan direalisasikan ke beban Iain-lain pada laporan laba-rugi. Contoh:
Sebuah mesin dibeli seharga Rp. 60.000.000 pada tanggal 2 januari 2002 tanpa
niali sisa. Umur mesin 8 tahun. Pada tanggal 1 juli 2006, mesin tersebut dihapuskan karena tidak bisa dipakai lagi.
Penyusutan per tahun:Rp. 60.000.000/8 tahun =Rp. 7.500.000 per tahun
25
Jurnal untuk mencatat masin pada saat dihapuskan adalah: a.Jurnal untuk mencatat beban penyusutan 1 januari-1 juli 2006 Biaya penyusutan
Rp. 3.750.000
Akumulasi penyusutan
Rp. 3.750.000
b.Jurnal untuk mencatat kerugian karena adanya penghapusan adalah: Akumulasi penyusutan
Rp. 26.250.000
{(3xRp.7.500.000)+3.750.000} Kerugian karena penghapusan
33.750.000
Mesin
Rp.60.000.000
2. Laporan keuangan 2.1 Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan
dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Biasanya laporan
keuangan
dibuat
pemakainnya. Laporan
satu
tahun
sekali
untuk
memenuhi
kebutuhan
ini didesain untuk membantu memenuhi kebutuhan
berbagai pemakai khususnya pemilik dan kreditur.
Pengertian laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh IAI( 1999:2:07) adalah: "Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagian, atau laporan arus dona), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itujuga termasuk skedul dan informasi
26
tambahn yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruhpengaruh harga".
2.2 Tujuan laporan keuangan
Pada
dasamya
laporan
keuangan
dimaksudkan
untuk
menyediakan
informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak
yang
berkepentingan
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut PSAK No. 1 (1999 :1,2 : 05 ) menyatakan tujuan laporan keuangan adalah:
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban ( stewarship) manajemen atas pengunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a)
aktiva;
b)
kewajiban;
c)
ekuitas;
d)
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
e)
arus kas
Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keungan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas ".
APB Statement yang berjudul "Basic Concepts and Accounting Principles
Underlying Financial Statement of Business Enterprise " juga mengatur tujuan laporan keuangan. Laporan ini menetapkan tujuan laporan keuangan sebagai berikut:
27
1) Tujuan khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. 2) Tujuan umum
Tujuan umum laporan keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut: a.memberikan informasi yang dapat diandalkan tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan.
b.Memberikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan bersih yang
bebas dari kegiatan usaha dari badan usaha yang mencari laba. c.Memberikan
informasi
untuk
menaksir
potensi
perusahaan
dalam
menghasilkan laba.
d.Memberikan
informasi
lain
tentang
perubahan
sumber
ekonomi
dan
kewajiban.
e.Membersihkan informasi lain yang relevan bagi pemakat 3) Tujuan kualitatif
Terdapat tujuan kualitas mutu yang diharapkan dari laporan keuangan yang disusun oleh pihak menejemen perusahaan yaitu: a.Relevan (Relevance)
Informasi
memiliki
kualitas
relevan
kalau
dapa
membantu
mereka
menyeleksi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa mendatang serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan ekonomi.
28
b.Dapat dipahami (Understandability)
Informasi akuntansi keuangan yang dapat dimengerti menyajikan data yang dapat dipahami dan dinyatakan dengan istilah yang sesuai dengan kemapuan pemakai laporan.
c.Daya uji {Verifiability)
Informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur dengan menggunakan metode pengukur yang sama dan hasilnya harus sama. d.Netral
Informasi harus ditujukan kepada kebutuhan umum pemakai, dan tidak hanya untuk kepentingan pihak tertentu saja. e.Tepat waktu {Timeliness)
Informasi harus secepat mungkin disampaikan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan
yang
mungkin
akan
mempengaruhi
dan
menghindari penundaan pengambilan keputusan ekonomi. f. Daya banding {Comparability) Informasi dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain pada periode yang sama. g.Kelengkapan {Completeness)
Informasi laporan keuangan harus mencakup keenam sifat diatas
29
2.3
Sifat laporan keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk memberikan gambaran
kemajuan perusahaan, dan dibuat secara periodik setiap tahunnya. Menurut Sofyan Safri (1996:6) laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh sehingga laporan keuangan terdiri atas data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi:
1) Fakta-fakta yang telah dicatat
Bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas, jumlah piutang, persediaan barang, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
2) Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi Data yang dicatat harus berdasarkan prosedur yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. 3)
Pendapat pribadi
Walaupun pencatatn transaksi telah diatur dengan prinsip-prinsip yang menjadi standard dalam pembukuan, namun penyajiannya tetap tergantung dari pihak manejemen.
2.4
Jenis laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Menurut
Sofyan Syafrie (1996:7) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan laba rugi, laporan sumber dan penggunaan dana, neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.
30
Penjelasan dari jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1) Laporan laba-rugi a.
Pengertian Laba-rugi
Laporan laba-rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
b.
Unsur-unsur laba-rugi
Menurut Weygandt, Keiso, dan Warfield (2001:41) mendefinisikan unsurunsur laporan laba-rugi sebagai berikut:
-
Revenue, Inflows or other enhachments of assets ofan entity or sattlement of its liabilities during and period from delivering or producing goods, rendering services, or other activities that constitute the entity's ongoing major or central operations
-
Expenses. Outflow or other using up of assets or incurrences of liabilities during a period from delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity's ongoing major or central operations
-
Gains. Increases in equityfrom peripheral or incidental transactions ofan entity andfrom all other transactions and other event and circumstances affecting the entity during a periode except those that result from revenues
-
Losses. Decrease in equity from peripheral or incidental transactions of an entity and from all other transactions and ather events and circumstances affecting the entity during a period except those that result from expenses or distributions to owners.
or investments by owners.
c.
Bentuk laporan laba-rugi
Bentuk dari loparan laba-rugi menurut Sofyan Safri (1996:9) ada 2 yaitu: 1.
Single step
Yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan
menggabungkan
semua
biaya
dalam
satu
kelompok,
sehingga
untuk
31
menghitung laba/rugi hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangi total penghasilan dengan total biaya. Contoh:
Income Statement Revenue Net sales
XXX
Devidends revenue Rental revenue
XXX XXX
Total Revenue
xxxx
Expenses
Cost of goods sold Expenses
XXX
Interest expenses
XXX
XXX
Total expenses
xxxx
Net income
2.
xxxxx
Multiple step
Yaitu laba rugi baru diketahui beberapa kali pengurangan, mulai dari penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan yang menghasilkan laba
kotor,
kemudian
dikurangi
biaya operasi
dan
biaya
Iain-lain
sampai
menghasilkan laba bersih. Contoh: Income Statement
Sales revenue Sales
xxxx
Less: Sales discount Sales return
XXX
xxx
(xxx)
32
Net sales revenue
xxxx
Cost of goods sold
Merchandise inventory awal Purchases Purchase discount Net purchase Merchandise inventory akhir
xx xx
(xx) XX
(xx)
Cost of goods sold
(xxxx)
Gross profit on sales
xxxx
Operating expenses
Selling expenses Administrative expenses
XXX
Income from operation
(XXXXX) xxxxx
Other revenue and gain
xxxxx
Other revenue and losses
(xxxx)
Net income and the year
xxxxxx
2)
Laporan sumber dan penggunaan dana
a.
Pengertian laporan sumber dan penggunaan dana
Laporan sumber dan penggunaan dana adalah laporan yang berisikan posisi keuangan/perubahan kas dari satu periode ke periode lain. b. Tujuan laporan sumber dan penggunaan dana
Menurut Sofyan Syafri (1996:81) berdasarkan APB Statement No. 19 adalah: -
Melengkapi pengungkapan informasi perubahan posisi keuangan
-
Menjelasakan kegiatan investasi dan pembiayaan
33
-
Melaporkan arus dana dari operasi
c.
Komponen sumber dan penggunaan
Sumber dana perusahaan berasal dari
-
Pertambahan utang, misalnya dengan penjualan obligasi yang menyebabkan dana masuk ke perusahaan.
-
Pertambahan
modal,
misalnya
penjualan
saham
akan
menambah
kas
perusahaan
-
Penurunan asset, misalnya penjualan asset
-
Penurunan utang, misalnya penggunaan dana untuk membayar utang
-
Penurunan modal, misalnya membeli treasury stock
-
Penambahan asset, misalnya pembelian asset baru
3) Neraca a.
Pengertian neraca
Neraca adaiah posisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Possi yang digambarkan adaiah aktiva, kewajiaban dan modal b.
Unsur-unsur neraca
APB Statement mendefinisikan unsur-unsur neraca sebagai berikut
-
Aktiva
adaiah
kekayaan
ekonomi
perusahaan,
termasuk
di
dalamnya
pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
-
Kewajiban adaiah kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.
34
-
Ekuitas adalah suatu hak yang melekat dalam kekayaan ekonomi suatu perusahaan yang masih tetap tersisa setelah dtkurangi kewajiban.
Menurut Weygandt, Keiso dan Warfield (2001:40) mendefinisikan unsurunsur yang ada di neraca sebagai berikut:
-
Assets. Probable future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a result ofpast transactions or events. Liabilities. Probable future sacrifices of economic benefits arising from present obligations ofparticular entity to transfer assets or provide services to
other entities in the future as a result ofpast transactions or events.
-
Wquity. Residual interest in the assets of an entity that remains after deducting its liabilities. In a business enterprise, the equity is the ownership interest.
-
Investments by owners. Increases in net assets of a particular enteprise resulting from transfers to it from other entities of something of value to obtain or increase ownership interest (or equity) in it. Assets are most commonly received or satisfaction or conversion of liabilities of the enterprise.
Contoh neraca menurut Sofyan Safri (1996:10)
Aktiva Aktiva lancar Aktiva tetap Aktiva tidak berwujud Aktiva Iain-lain
Kewajiban dan Modal Pemilik XXX
Utang lancar
XXX
XXX
Utang jangka panjang
XXX
XXX
Total h utang
XXX
XXX
Modal pemilik
Saham biasa Agio saham Laba ditahanTotal modal
Total Aktiva
xxxxx
XXX
XXX XXX xxxx
Total Kewajiban dan modal xxxxx
4) Laporan arus kas a.
Pengertian laporan arus kas
Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu
35
periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayan dan investasi. b.
Kegunaan laporan arus kas Laporan arus kas berguna untuk
-
Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar pada masa lalu.
-
Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan kas keluar
-
Menyajikan informasi bagi investor, kreditur.
-
Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa mendatang.
c.
Bentuk laporan arus kas
Ada 2 metode dalam penyajian arus kas menurut Sofyan Safri (1996:15): 1)
Direct Method
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerima kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, baru dilajutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. 2) Inderect Method
Penyajian dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuiakan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi
kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan utang lancar.
36
5) Catatan atas laporan keuangan
Menurut PSAK (1999:1.12) tentang catatan atas laporan keuangan adalah:
Catatan atas laporan keuangan hams disajikan secara sistematis. Setiap pos dan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arm has harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan mengungkapkan:
a)
Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan
b)
Informasi yang diwajibkan dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
transaksiyang penting
c)
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.5
Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan output akhir dari proses akuntansi. Laporan
keuangan tersebut digunakan oleh banyak pihak untuk kepentingan mereka dalam membantu mengambil keputusan. Para pemakai laporan keuangan antara lain: 1)
Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan, terutama perusahaan yang
dipimpin oleh orang lain. Dengan melihat laporan keuangan perusahannya mereka dapat menilai sukses atau tidak manajer mereka dalam menjalankan
usahanya, hal ini dapat diukur/dinilai dari laba yang diperoleh oleh perusahaan. Mereka juga ingin mengetahui modal mereka naik apa turun, menilai pengunaan dan pengelolaan kekayaan perusahaan oleh menajemen. 2)
Manajemen
Pihak menejemen ingin mengetahui posisi keuangan perusahaannya agar mereka dapat menilai sifat dan jumlah kebutuhan keuangan, menilai akibat
37
dari
keputusan
yang
diambil,
menetapkan
kebijakan
deviden,
memproyeksikan neraca, laporan laba rugi pada masa mendatang dan
membantu mereka menyusun neraca yang lebih baik, serta membantu menetapkan kebijakan-kebijakan yang lebih baik pada masa mendatang. 3)
Investor
Para investor sangat memerlukan laporan keuangan dari perusahaan yang mereka investasikan. Mereka perlu mengetahui apakah mereka mendapatkan laba atau rugi, dan membantu mereka dalam membuat keputusan untuk tetap menanamkan
modalnya
membutuhkan
laporan
atau
ditarik.
keuangan,
Bagi
untuk
para
investor
membantu
baru
mereka
juga dalam
mengambil keputusan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. 4)
Kreditur
Pihak kreditur sangat membutuhkan laporan keuangan ini, karena sebelum mereka membuat keputusan apakah akan memberikan bantuan kredit atau tidak terlebih dahulu mereka harus melihat posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. 5)
Supplier
Para supplier membutuhkan informasi ini untuk mengetahui apakah jumlah piutang yang mereka berikan pada perusahaan akan dibayar pada jatuh tempo, untuk memutuskan membuat kontrak baru sebagai pemasok barang.
38
6)
Karyawan
Para karyawan membutuhkan informasi ini untuk memperoleh informasi untuk melakukan negosiasi gaji, untuk memutuskan akan berhenti atau tidak, dan untuk menetapkan perjanjian kontrak kerja yang baru. 7)
Pemerintah
Pemerintah
dimana
perusahaan
berdiri
berhak
mengetahui
laporan
keuangannya, untuk membantu mereka menetapkan tarif pajak, dan untuk mengawasi perusahaan apakah telah menggunakan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang. 8)
Masyarakat
Masyarakat perusahaan
membutuhkan telah melakukan
informasi
ini
untuk
tanggung jawab
mengetahui
sosial
mereka
apakah terhadap
masyarakat dengan sebaik-baiknya, memberikan keuntungan tidak langsung kepada mereka tanpa merugikan mereka, dan menjalankan usaha mereka
dengan tidak menyimpang dari jalur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2.5
Keterbatasan Laporan Keuangan
Munawir (1998 : 6) menyatakan mengenai sifat dari laporan keuangan adalah sebagi berikut:
"Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laoran kemajuan (progress report) secara periodic yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi
laporan keuangan adalah bersifat histories serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara: 1.
Fakta yang telah dicatat (recordedfact)
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention andpostulate)
39
3.
Pendapat pribadi (personaljudgement)
Oleh karena itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi
keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya bersifat histories. Sehingga ada beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan.
Dengan mengingat sifat-sifat laporan keuangan tersebut diatas maka,
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
laporan
keuangan
memiliki
beberapa
keterbatasan, yaitu:
1.
Laporan keuangan yang dibuat antara waktu tertentu sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan final.
2.
Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya mungkin dengan standar yang berbeda-beda.
3.
Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang
tersebut
semakin
menurun,
dibandingkan
dengan
tahun-tahun
sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan belum tentu menunjukkan unit yang dijual semakin besar.
4.
Laporan keuangan tidak mencerminkan
berbagai
faktor yang dapat
mempengaruhi posisi keuangan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinilai dalam satuan mata uang.