PEMANFAATAN BENDA–BENDA DI LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MEMBANTU SISWA MEMBANGUN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Paini Surel :
[email protected] ABSTRAK Berdasarkan pengalaman, siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Tebing Tinggi mengalami kesulitan belajar pada kompetensi dasar operasi bentuk aljabar. Pada kompetensi ini, guru lebih cenderung menggunakan pendekatan pengajaran langsung (direct instruction) yang berpusat ke guru. Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan membangun pemahaman konsep operasi bentuk aljabar dengan memanfaatkan lingkungan sekolah. Subjek penelitian adalah kelas VII-7. Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Tiap siklus mencakup perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Observasi dan pengumpulan data dapat dilakukan oleh guru sekaligus peneliti dengan dibantu oleh dua orang kolaborator. Instrumen pengumpulan data berupa pedoman observasi dan lembar kerja. Kata Kunci : Konsep Operasi Bentuk Aljabar
Berdasarkan hal tersebut, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk membantu siswa membangun konsep operasi bentuk aljabar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi pada Tahun Pelajaran 2015/2016. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah memanfaatkan benda-benda dalam lingkungan sekolah dapat membantu membangun konsep operasi bentuk aljabar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Tebing Tinggi? Penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa membangun pemahaman tentang konsep operasi bentuk aljabar dengan memanfaatkan benda-benda dalam lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam perkembangan intelektual peserta didik. Di samping itu, matematika merupakan ilmu dasar untuk menguasai berbagai disiplin ilmu lain, seperti fisika, kimia, ekonomi, dan lain sebagainya. Karena pentingnya, maka mata pelajaran ini memiliki porsi jam yang cukup besar pada tingkat SMP yakni 5 jam setiap minggunya. Metode yang di gunakan guru dalam pembelajaran matematika, khususnya operasi bentuk aljabar hanya ceramah dan papan tulis. Pembelajaran seperti ini akan memakan waktu yang lama, sehingga ini kurang efisien. Sehingga diperlukan strategi pembelajaran baru yang inovatif dan efisien.
GURU SMPN 5 TEBING TINGGI 97
PAINI : PEMANFAATAN BENDA-BENDA ….
a.
Bagi guru: Sebagai salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu siswa membangun sendiri konsep dari materi yang diajarkan. b. Bagi siswa: Sebagai salah satu metode efektif untuk meningkatkan hasil belajar metematika siswa khususnya pada pokok bahasan operasi bentuk aljabar. c. Bagi sekolah: Memberikan sumbangan informasi yang berharga dan menjadi pertimbangan bagi mata pelajaran lain. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaiman pengetahuan tersebut dipergunakan. Menurut Hamalik ( 2001: 195) bahwa lingkungan sekolah jika dijadikan sebagai sumber belajar akan memiliki nilai lebih karena lingkungan sekolah memiliki keutamaan–keutamaan antara lain sebagai lingkungan sosial, sebagai lingkungan personal dan sebagai kulturan. Keseluruhan fungsi lingkungan sekolah tersebut akan membentuk siswa menjadi manusia yang peka pada lingkungannya. Dalam mengajarkan matematika, penggunaan media pembelajaran tidak dituntut harus
P-ISSN: 2355-1720 E-ISSN : 2407-4926
menggunakan media yang mahal. Lingkungan sekolah jika dimanfaatkan secara maksimal akan sangat efektif dalam membelajarkan siswa. Penggunaan lingkungan sekolah disamping murah, juga dapat langsung berinteraksi dengan siswa, sehingga tidak membutuhkan persiapan yang rumit. Benda–benda yang berupa kertas, ranting, dedaunan, kerikil dan sebagainya adalah benda–benda yang senantiasa menghiasi lingkungan sekolah. Benda–benda tersebut dapat mengganggu keindahan sekolah. Oleh sebab itu dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning ( CTL ) maka penggunaan lingkungan sekolah sebagai sarana pembelajaran terbuka luas. Benda–benda di lingkungan sekolah dapat di manfaatkan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan benda–benda sebagai media pembelajaran jika dikelola dengan maksimal akan berfungsi ganda yakni akan diperoleh pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta lingkungan sekolah akan selalu dalam keadaan bersih. Hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika benda–benda di lingkungan sekolah dimanfaatkan dalam pembelajaran operasi bentuk aljabar, maka siswa akan mampu membangun konsep operasi bentuk aljabar.
98
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
teknik observasi dan tenik pengambilan data. d. Menentukan lokasi di sekitar sekolah yang akan dipakai siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. e. Menyusun scenario tindakan yang akan dilaksanakan. Tujuan tindakan pada pertemuan pertama adalah siswa mampu mengenali tentang variabel, konstanta, koefisien, suku dan suku sejenis. Untuk mencapai tujuan tersebut maka tindakan dirancang sebagai berikut: a. Kegiatan Pendahuluan. (1) Guru sekaligus peneliti memimpin doa dan mengecek kehadiran siswa, (2) Guru memberi pertanyaan awal (apersepsi) kepada salah seorang siswa dengan pertanyaan, “Jika kamu memiliki 4 ekor ayam kemudian diberi 5 ekor ayam maka ada berapa banyak ayam yang kamu miliki?” Siswa yang ditanya spontan menjawab 9 ekor ayam. Setelah siswa menjawab pertanyaan ini, dilanjutkan dengan pertanyaan kepada siswa lain, “Berapakah 4 ekor ditambah 5 ekor itik ?” Siswa yang ditanya menjawab 9 ekor ayam itik. Setelah siswa menjawab pertanyan ini, dilanjutkan dengan pertanyaan kepada siswa lain, ‘’Berapakah 4 ekor ayam ditambah 5 ekor itik?’’
METODE PENELITIAN Sasaran penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII-7 Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 5 Jalan Letda Sujono Kelurahan Teluk Karang Tebing Tinggi. Penelitian dilaksanakan pada semester pertama yakni pada minggu ketiga bulan Agustus 2015. Prosedur Kerja Penelitian Materi yang menjadi bahan penelitian adalah operasi bentuk aljabar khususnya pada kompetensi dasar melakukan operasi pada bentuk aljabar. Alasan memilih materi ini karena merupakan dasar bagi siswa untuk mengetahui konsep operasi bentuk aljabar secara keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut maka prosedur kerja penelitian secara sederhana dirancang sebagai berikut : a. Siklus pertama selama satu kali pertemuan. b. Siklus kedua selama dua kali pertemuan. SIKLUS I Pada tahap Perencanaan, langkah–langkah yang dilakukan adalah : a. Menyusun scenario pembelajaran kompetensi dasar operasi bentuk aljabar. b. Menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa, Pedoman Observasi dan Lembar Kerja (LK). c. Mendiskusikan dengan kolaborator (2 orang) tentang
99
P-ISSN: 2355-1720 E-ISSN : 2407-4926
PAINI : PEMANFAATAN BENDA-BENDA ….
b.
Siswa yang ditanya menjawab 9 ekor ayam itik, sebagian siswa lain menjawab 9 ekor ayam dan itik. Pada kesempatan ini guru mengemukakan bahwa jawaban yang diberikan siswa belum ada yang benar. Selanjutnya siswa dimotivasi bahwa setelah mereka mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan maka mereka akan mampu mengetahui sendiri jawaban yang sebenarnya, dan (3) Guru memperkenalkan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan hubunganya dengan pertanyaan apersepsi yang telah diajukan. Kegiatan inti. (1) Seluruh siswa diarahkan ke pekarangan sekolah dan diberi kesempatan kepada siswa selama 5 menit untuk mengumpulkan benda–benda dalam pekarangan sekolah. Benda–benda tersebut berupa dedaunan kering, kemasan plastik, pipet, kerikil, ranting dan lain sebagainya, (2) Lima menit kemudian seluruh siswa berkumpul di tempat yang telah ditentukan dengan membawa benda–benda yang mereka temukan di dalam pekarangan sekolah, (3) Guru menginstruksikan bahwa yang akan digunakan adalah benda– benda jenis daun kering, pipet dan kemasan plastic, (4) Guru membagikan lembar kerja (LK-1) dan mempersilakan siswa mempelajari contoh soal dan demonstrasi yang ada di dalamnya, (5) Siswa
P-ISSN: 2355-1720 E-ISSN : 2407-4926
c.
mendemonstrasikan setiap soal dalam lembar kerja, guru memberi bimbingan dan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan, (6) Pada waktu yang telah ditentukan seluruh siswa diarahkan ke dalam kelas, namun sebelumnya mereka diarahkan untuk membuang benda – benda yang telah digunakan pada tempat sampah, dan (7) Lembar kerja siswa saling dipertukarkan kemudian diperiksa secara bersama-sama. Kegiatan penutup. (1) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya mengenai kegiatan yang telah dilakukan, termasuk jawaban yang benar dari pertanyaan apersepsi, dan (2) Siswa diarahkan membuat kesimpulan mengenai variabel, konstanta, suku dan suku– suku sejenis.
SIKLUS II Tujuan pelaksanaan tindakan siklus II adalah agar siswa mampu membentuk dan menggunakan konsep operasi bentuk aljabar. Sebelum melaksanakan tindakan untuk siklus II perencanaan dan persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan lembar kerja untuk operasi pada bentuk aljabar. b. Mendiskusikan dengan kolaborator tehnik dan langkah-
100
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
c.
langkah observasi yang akan dilakukan. Mensurvei lokasi pekarangan sekolah dan menentukan jenis benda–benda yang akan digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan survei, maka benda–benda yang akan digunakan adalah plastik kemasan, pipet dan daun kering. Seluruh benda–benda tersebut dipilih karena mudah ditemukan di lingkungan sekolah dan dapat mengganggu ke indahan sekolah jika dibiarkan.
Pelaksanaan Refleksi Refleksi dilaksanakan selama dan setiap selesai kegiatan tiap siklus. Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan–kelemahan tindakan yang dilakukan. Refleksi didasarkan dari hasil observasi dari guru dan kolaborator. Hasil refleksi selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan tindakan tiap siklus.Pada akhir pelaksanaan tiap siklus seluruh siswa diberi kesempatan untuk menuliskan refleksi berupa komentar bebas mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan pengaruhnya pada diri siswa.
Pelaksanaan Observasi Selama tindakan siklus I dan II berlangsung, guru dan kolaborator melakukan observasi. Adapun sasaran observasi adalah sebagai berikut: a. Kesungguhan siswa mengikuti kegiatan dengan indikator 1) jumlah dan jenis benda–benda yang dikumpulkan siswa, 2) kemampuan menyelesaikan sendiri soal – soal dalam lembar kerja. b. Peningkatan pemahaman konsep dengan indikator 1) kemampuan mendemonstrasikan soal pada lembar kerja dengan sempurna, 2) Kemampuan siswa menyelesaikan soal operasi bentuk aljabar. Untuk mengukur kedua aspek diatas, dikembangkan instrument observasi. Sebelum digunakan terlebih dahulu didiskusikan dengan kolaborator untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan.
HASL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Siklus I Pada saat guru memberi apersepsi pada awal pelajaran berupa pertanyaan 4 ekor ayam + 5 ekor itik, nampaknya seluruh siswa termotivasi dan menunjukan respon yang positif untuk mengikuti kegiatan yang akan segera dilaksanakan. Umumnya siswa kaget pada saat diarahkan ke luar kelas untuk mengumpulkan benda berupa pipet, plastik dan daun kering dan sebagainya dalam pekarangan sekolah. Siklus II Pada saat guru mengarahkan siswa keluar kelas, mereka terlihat
101
P-ISSN: 2355-1720 E-ISSN : 2407-4926
PAINI : PEMANFAATAN BENDA-BENDA ….
sangat bersemangat mencari benda– benda yang telah ditentukan di lingkungan sekolah. Pelaksanaan pembelajaran pada sikllus II berlangsung sesuai yang direncanakan. Pada saat siswa di arahkan ke luar kelas untuk mengumpulkan benda–benda yang ditentukan mereka langsung melaksanakanya. Benda – benda yang dikumpulkan semakin banyak pada pertemuan II. Ini memperlihatkan kesungguhan siswa dalam belajar semakin terbangun. Pada saat lembar kerja (LK– 3) dibagikan, mereka langsung mengerjakan dan mendemontrasikan petunjuk dalam lembar kerja. Siswa tidak lagi menunggu petunjuk dari guru sebagaimana pada pertemuan sebelumnya. Kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran semakin meningkat. Di samping itu, kemampuan siswa membangun konsep operasi bentuk aljabar juga semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya hasil pelaksanaan siklus I dan II dianalisis secara sederhana sebagai berikut: a. Pada siklus I , terdapat 13 orang siswa ( 32,5 %) yang mengumpulkan benda – benda kurang dari yang dibutuhkan. Pada siklus ke II pertemuan I menurun menjadi 8 orang siswa ( 20%) dan pada pertemuan kedua hanya 5 orang siswa ( 12,5%). b. Pada siklus I terdapat 12 orang siswa ( 30%) yang tidak mampu menyelesaikan sendiri soal dalam lembar kerja tanpa bantuan, pada pertemuan II siklus I menjadi 7
P-ISSN: 2355-1720 E-ISSN : 2407-4926
orang siswa ( 17,5%) dan pada pertemuan kedua 4 orang siswa (10%) yang tidak mampu menyelesaikan sendiri soal dalam lembar kerja. c. Pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan. Jika pada siklus I pertemuan I terdapat 12 orang siswa ( 30%) yang telah mampu menyelesaikan soal tanpa melalui demonstrasi, pada siklus II pertemuan I meningkat menjadi 20 orang ( 50%) dan pada pertemuan II meningkat lagi menjadi 30 orang siswa ( 75%) yang mampu menyelesaikan soal dengan benar tanpa melalui demonstrasi. d. Indikator lain dari peningkatan pemahaman konsep operasi bentuk aljabar siswa adalah dari nilai perolehan siswa dari soal – soal yang diselesaikan pada lembar kerja. Pada siklus I dan II, umumnya siswa memperoleh nilai yang baik, dengan rentang nilai terendah 6,5 dan tertinggi 10. Berdasarkan analisis di atas diketahui bahwa dengan memanfaatkan benda–benda dalam pembelajaran membantu siswa membangun konsep operasi bentuk aljabar. Hal lain yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian adalah dengan memanfaatkan benda – benda sebagai media pembelajaran maka akan membuat sekolah bebas dari
102
SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016
benda – benda yang membuat kotor lingkungan sehingga sekolah akan selalu bersih, indah dan nyaman.
berdasarkan CBSA. Bandung : Sinar Baru Algensio. Prajitno, Edi. 2008. Buletin Rachmi Volume 04 Nomer 2 Nopember Tahun 2004. Yogyakarta: LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta. Roestiyah, N. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Saragih, K. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Ipa Terpadu Bagi Siswa Smp Negeri 8 Tebing Tinggi.School Education Journal, 3(1), 69-79. Suyatno, M. 20088. Minat Siswa Terhadap Matematika Perlu Ditumbuhkan. Jakarta: Kompas tanggal 1 Februari. Syarien, Syafrinal. 2011. Ada Gejala Matematika Phobia, Hasil Konfrensi Nasional Matematika IV di Universitas Indonesia. Bandung: Pikiran Rakyat tanggal 15 Juli.
SIMPULAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian maka disimpulkan bahwa memanfaatkan benda–benda dalam lingkungan sekolah membantu siswa membangun pemahaman konsep operasi bentuk aljabar. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka disarankan sebagai berikut: a. Memanfaatkan benda–benda dalam pembelajaran merupakan media yang efektif dan murah sehingga dapat diaplikasikan oleh seluruh guru matematika dilokasi tempat tugasnya masing–masing. b. Guru matematika dapat memanfaatkan benda–benda dalam lingkungan sekolah pada berbagai kompetensi dasar. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2013. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama Dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Depdiknas. 2014. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Direktorat PLP. Ekaningsih. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara. . Hamalik, Oemar. 2010. Pendekatan Baru Strategi Mengajar
103
P-ISSN: 2355-1720 E-ISSN : 2407-4926