PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR FOREHAND PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING MATA PELAJARAN PENJASKESDIKELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 3 TEBING TINGGI Bahrum Surel :
[email protected] ABSTRACT This purpose of this research is to improving forehand hit in table tennis through guided exercises method. This classroom action researchconducted by 2 cycles of the four phases: planning, implementation, observation, reflection. The subjects were students from class XII IPA 3 Senior High School State 3 Tebing Tinggi which amounted to 37 students. This study used a qualitative descriptive analysis technique. The results showed that the use of the guided exercise method can improve forehand hitin table tennis, characterized by increased mastery learning students, namely pre-cycle (54,5%), the first cycle (72,97%), cycle II (86,48%) and complete learn the clasical equal to 86,48 %. Key Word :Guided exercise,table tennis, forehand ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik forehand permainan tenis meja melalui metode latihan terbimibing.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 3Tebing Tinggi sebanyak 37 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik analisis dekriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode latihan terbimbingdapat meningkatkan teknik dasar pukulan forehand permainan tenis meja yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa, yaitu pra siklus (54,5%), siklus I (72,97%), siklus II (86,48%) dan dinyatakan berhasil secara klasikal 86,48%. Kata Kunci :Latihan terbimbing, Tenis meja, forehand
cita-cita kemanusiaan.Sunarya(2007:40)meng emukakan bahwa pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukanmelalui aktivitas fisik sebagai media untuk mencapai tujuan. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat.
PENDAHULUAN Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani adalah sarana yang dapat dijadikan wadah untuk mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai Guru SMA Negeri 3 Tebing Tinggi 67
Bahrum :Peningkatan KemampuanTeknik dasar….
Pelaksanaannya bukan hanya melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental,
setiap pemain yang terlibat dalam permainan tenis meja.Dalam pelaksanaan pembelajaran forehand tenis meja di kelas XII IPA 3 SMA Negeri 3Tebing Tinggi banyak menemui kendala diantaranya tidak tercapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 80%. Pukulan Forehend berarti setiap pukulan atau pengembalian yang dilakukan dari sisi tubuh yang dominan dan pada waktu memukul bola, posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap kedepan, sedangkan pukulan backhand berarti setiap pengembalian atau pukulan yang dilakukan dari sisi tubuh yang tidak dominanSutarmin(2007:21). Dalam melakukan pukulan forehand posisi kaki kiri berada di depan dan kaki kanan di belakang (pegangan bet tangan kanan) atau kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang (pegangan bet tangan kiri), pandangan ke arah permainan. Tarik bet ke samping agak ke belakang dengan kepala bet agak menghadap ke bawah, lengan agak ke bawah dan pergelangan tangan lurus. Waktu memukul, berat badan pada kaki depan lalu putar pinggang ke depan agak ke samping (Hartomo dan Widyastuti, 2010:17). Seiring dengan kemajuan di dunia pendidikan, muncul banyak metode pembelajaran yang dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan dari permasalahan pembelajaran yang ada saat ini, sekaligus dapat digunakan untuk menciptakan suksesnya tujuan pembelajaran.Meskipun begitu,
intelektual, emosi dan sosial.Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan didaktik-metodik sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Tenis meja merupakan permainan pukul memukul bola yang dilakukan di atas meja, melewati net, dengan alat pemukul tertentu pula. Nilai dalam permainan diperoleh dengan cara mematikan pihak lawan dalam mengembalikan bola. Oleh karena itu,dalam permainan ini ada pukulan bola untuk mematikan (permainan) lawan, ada pula pukulan mengembalikan bola kepada lawan (Sujarwadi danSarjiyanto, 2010: 121).Agar mampu menampilkan suatu permainan tenis meja dengan baik, adalah penguasaan teknik. Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu pertandingan disamping unsur-unsur yang lain seperti; kondisi fisik,taktik dan mental. Kesempurnaan teknik dasar tersebut sangat penting,karena akan menentukan gerak keseluruhan,ini dapat dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus menuju kepada gerakan otomatis. Forehand adalah salah satu gerak dasar tenis meja yang pertama dikenalkan kepada pemula, karena keterampilan ini sangat penting bagi
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
68
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
metode pembelajaran belum banyak diterapkan di sekolah karena guru belum banyak yang mempelajari metodemetodepembelajaran.Memberikan pembelajaran atletik yang menarik, praktis dan diminati siswa adalah tugas seorang guru, khususnya guru penjasorkes.Oleh karena itu guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan yang berhubungan dengan siswa dan materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu menerapkan pendekatan, model, metode danstrategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu (Djamarah, 2006:95). Menurut Depdiknas (2008 : 30) bimbingan merupakan suatu pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan atau kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma berlaku. Pengertian latihan terbimbing sama dengan bimbingan belajar. Mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (Nana Sudjana dalam Djamarah, 2006: 39).Pengertian latihan terbimbing sama dengan bimbingan belajar, bimbingan belajar
memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan kesulitankesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Jamhur dalam Aisyah, 2011: 22). Beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan terbimbing adalah seperti berikut: a. Tugas siswa melakukan latihan singkat dan bermakna. b. Berikan pelatihan sampai benarbenarmenguasai konsep/keterampilan yang dipelajari. c. Hati-hati terhadap kelebihan dankelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributedpracticed). d. Perhatikan tahap-tahap awalpelatihan (Amri danAhmadi, 2010:46). Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti metode ini agar siswa dapat untuk menanamkan kebiasaankebiasaan tertentu, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaankebiasaan yang baik, dan juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, kesempatan dan keterampilan dengan proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai keterampilan untuk dapat memahami dirinya, keterampilan
69
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Bahrum :Peningkatan KemampuanTeknik dasar….
untuk menerima dirinya, keterampilan untuk mengarahkan dirinya, dan keterampilan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan keterampilannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan pembelajaran metodelatihan terbimbing meningkatkan teknik dasar forehand tenis meja padasiswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 3 Tebing Tinggi?” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar forehand permainan tenis meja pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 3Tebing Tinggi melalui metode latihan terbimbing.
Pengamatan (Observing) Selanjutnya diadakan pengamatan yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan format-format pengamatan yang telah dibuat sebelumnya. Refleksi(Reflecting) Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang terjadi dikelasnya. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan September-November 2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII IPA 3SMA Negeri3 Tebing Tinggi dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang dengan 18 orang laki-laki dan 19orang perempuan. Sumber data yang digunakan adalah siswa dan teman sejawat. Pada Penelitian tindakan kelas data yang dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.Penelitian tindakan kelas tidak menggunakan uji statistik, tetapi dengan deskriptif.Data kuantitatif yang berupa nilai dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaiu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan II yaitu nilai dari hasil ulangan harian siswa XII IPA 3 SMA Negeri 3 Tebing Tinggi. Komponen pengajaran metode latihan terbimbing yang sangat data kualitatif yang berupa observasi kegiatan guru, dan sisa
METODE PENELITIAN Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010:44) tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai berikut: Perencanaan Perencanaan perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah yang ada dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan Perencanaanyang harusdiwujudkan dengan adanya tindakan (Acting) dari guru berupa solusi dari tindakan sebelumnya.
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
70
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
serta data kuantitatif yang berupa nilai hasil ulangan harian siswa kelas XII IPA 3. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah system spiral refleksi diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1990: 11) yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Masingmasing siklus terdiri dari dua kali pertemuan yaitu sebagai berikut:
siswa; melakukan penilaian dalam bentuk pertandinganberupa tes unjuk kerja kepada seluruh siswa dari setiap pasangan diakhir pembelajaran. Pada saat permainan siswa tidak boleh saling membantu; melakukan analisis dan refleksi terhadap proses penilaian. b. Siklus II Siklus II dilakukan pada tanggal 28Agustus 2014.Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan siklus I. Namun, hal-hal yang masih dianggap kurang di siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada Siklus kedua ini juga, suasana pembelajaran masing-masing kelompok di lingkungan sekolah dikondisikan agar tidak terlalu formal, maksudnya siswa bebas mengemukakan pendapatnya tentang materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Perencanaan Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya RPP, LKS, observasi, instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Pelaksanaan a. Siklus I Siklus I dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2014. Penerapan metode latihan terbimbing dilakukan dengan Membariskan siswa di lapangan dan melakukan pemanasan; menyampaikan tujuan pembelajaran; menjelaskan materi pembelajaran dan langkah-langkah metode pembelajaran latihan terbimbing, dilanjutkan dengan membagi kelompok pasangan siswa; memonitoring jalannya pembelajaran; memantau dan memberikan koreksi terhadap teknik dasar atau gerakan menyimpang yang dilakukan oleh siswa. Memantau dan memberikan koreksi terhadap teknik dasar atau gerakan menyimpang yang dilakukan oleh
Observasi/Pengamatan Pengamatan dilakukan peneliti sendiri dan dibantu oleh pengamat dan mencatat proses penerapan teknik pengajaran kolaborasi. Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung secara sistematis terhadap suatu objek tertentu yang dicatat dalam catatan observasi (lembar observasi). Pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan dengan seluruh alat indera (Arikunto,1998:128). Refleksi
71
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Bahrum :Peningkatan KemampuanTeknik dasar….
Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.Tahapan ini dilakukan secara berkesimbungan sehingga ditemukan hasil yang optimal.Kegiatan pada tahap refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi setiap siklus.Menemukan kelebihan dan kelemahan tindakan perbaikan pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan dipergunakan untuk menemukan kelebihan dan kelemahan diri dalam merancang dan melakukan tindakan sebagai acuan. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah tertulis dan observasi.Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa telah memperoleh nilai ketuntasan secara klasikalminimal 85% dari jumlah siswa dengan rumus sebagai berikut:
dasar forehand permainan tenis meja kelas XII IPA 3 SMA Negeri 3 Tebing Tinggi dapat dilihat pada Tabelberikut ini: TabelPeningkatan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan II Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus Siklus Siklus I II 27
32
70
79,2
84
54,05
72,97
86,48
Jumlah Siswa Lulus Persentase Aktivitas Siswa (%) Persentase Ketuntasan Belajar (%)
Berdasarkan pengamatan peneliti dari tindakan pra siklus, siklus I dan II terjadi peningkatan hasil belajar pada aktivitas siswa dan persen ketuntasan belajar secara klasikal. Hal ini dapat dilihat dengan peningkatan jumlah siswa dari 37siswa yang tuntas belajar pada pra siklus menjadi 32 siswa yang tuntas belajar melalui metode latihan terbimbing padasiswa kelas XII IPA 3 SMA N 3 Tebing Tinggi. Data yang diperoleh melalui hasil observasi pada pra siklus terlihat bahwa persentase aktivitas siswa yang diamati termasuk dalam cukup aktif. Nilai persentase aktivitas siswa hanya mencapai 65,5% (kurang baik).Pada hasil tes kemampuan sebelum dilakukan tindakan metode latihan terbimbing hanya 54,05% atau 20 siswa yang tuntas belajar artinya masih banyak siwa yang belum dapat melakukan
Persentase Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas x 100 % Jumlah siswa yang mengikuti tes
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh mitra kolaborasi dan peneliti pada aktivitas guru dan siswa melalui penerapan metode latihan terbimbingpada mata materi teknik
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
20
Keterangan
72
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
gerakan teknik dasar pukulan forehanddengan baik. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi terhadap hasil yang diperoleh ini dengan melakukan tindakan siklus I untuk mengetahui dan meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran teknik dasar pukulan forehand metode latihan terbimbing. Terlihat bahwa siklus pertama ketuntasan belajar siswa mencapai 72,97% kemudian pada siklus kedua mencapai 79,2%. Hal ini berarti ada peningkatan 84% setelah ada perbaikan pada siklus kedua.Mengacu pada Indikator Keaktifan Siswa pada Tabel 8 kisaran angka 84 % memiliki kriteria baik. Selain itu ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 72,97% dari siklus I menjadi 86,48% pada siklus II. Hal ini berarti terjadi peningkatan 13,51%. Persentase tersebut menunjukan bahwa metode latihan terbimbing pembelajaran teknik dasar pukulan forehand, sangat efektif untuk siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 3 Tebing Tinggi. Dari hasil pada siklus I, hasil pengamatan proses pembelajaran yang kaitannya dengan sikap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa dengan persentase sebesar 84,6%. siklus pertama ketuntasan belajar siswa mencapai 72,97% kemudian pada siklus kedua mencapai 86,48%. Hal ini berarti ada peningkatan 13,51 % setelah ada perbaikan pada siklus kedua. metode latihan yang
dicobakan pada latihan forehand tenis meja mengharuskan siswa untuk melakukan teknik forehand dengan bimbingan guru sebagai peneliti dan berhenti sampai pada batas waktu latihan yang telah ditentukan. Sehingga metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk selalu mengoreksi teknik forehand yang dilakukan pada setiap sesi latihan. Pembelajaran dengan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran teknik dasar forehand.Melalui metode latihan terbimbingdiharapkan memungkinkan siswa untuk menyadari keterkaitan antar elemen teknik dan peningkatan performa bermain.Dengan metode latihan terbimbing siswa merasa senang dan tidak kesulitan dalam melakukan gerakan-gerakan servis forehand untuk pembelajaran tenis meja, karena disaat memukul bola guru akan segera memberikan bantuan. Peneliti juga memberikan deskripsi bahwa penggunaan metoe latihan terbimbing mempermudah siswa dalam melakukan cara-cara memukul bola tenis meja yang dapat meningkatkan motivasi siswa baik proses maupun hasil belajar. Pada siklus II, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran teknik dasar forehand permainan tenis meja dengan metode latihan terbimbing dilaksanakan tergolong ke dalam kategori baik dengan persentase nilai 84%. Artinya ada peningkatan
73
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Bahrum :Peningkatan KemampuanTeknik dasar….
aktivitas siswa dari siklus I sebesar 4,8%. Pelaksanan perbaikan aktifitas pembelajaran siswa berjalan baik. Pada siklus II hasil pemberian tindakan juga sudah mencapai seperti apa yang ditargetkan. Keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung dan keterampilan siswa melakukan gerakan teknik dasar servis forehand juga meningkat.Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan tindakan II berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi. Telah memenui target dengan capaia berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan. Aspek-aspek yang dinilai adalah: a. Teknik memegang bet. b. Sikap siap saat servis forehand (posisi badan side stance). c. Teknik melambungkan bola. d. Gerak lengan saat memukul bola servis. e. Posisi bet saat memukul bola servis. f. Posisi badan setelah memukul bola servis (squard stance) dengan menggunakan lembar pengamatan aspek psikomotor. Pada siklus II pembelajaran difokuskan pada penguasaan teknik gerak lengan saat memukul bola, posisi bet saat memukul bola dan sikap badan setelah memukul bola servis. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa hasil siklus kedua dari hasil nilai ulangan harian siswa dalam proses pembelajaran sudah tercapai optimal. Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
dengan rencana yang dibuat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus II. Cara memegang bet dan posisi kaki sangat penting dan berpengaruh terhadap pukulan forehand maka penelitian Tindakan kelas telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa setiap siklus aktifitas pembelajaran siswa baik dan dianggap tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dari siswa dan adanya peningkatan ketuntasan belajar bagi siswa serta keberhasilan peneliti dalam menerapkan metode latihan terbimbing. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2006:95). Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode latihan juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaankebiasaan yang baik.Selain itu, metode latihan juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Pembahasan Dari hasil tes ini dapat dilihat bahwa hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran latihan terbimbing materi teknik dasar forehand telah mampu meningkatkan teknik dasar forehand mata pelajaran tenis meja sesuai
74
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
dengan indikator yang telah ditentukan sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya dan dikatakan berhasil.Gambaran peningkatan ketuntasan belajar yang diperoleh setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode latihan terbimbing terlihat pada diagram berikut:
siswa merasa (setuju) dengan pembelajaran teknik dasar forehand permainan tenis meja. Kondisi ini berarti, bahwa sebagian besar siswa menikmati proses pembelajaran dengan metode latihan terbimbing. Siswa merasa lebih cepat mengerti dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.Maka dari itu metode latihan terbimbing terbukti meningkatkan kemampuan teknik dasar forehand permainan tenis meja terlihat dari hasil persentase ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan cukup drastis mulai dari pre test, siklus I hingga siklus II.
DiagramPeningkatan Ketuntasan Belajar 100 50 0 pra siklus I siklus siklus II
persentase aktivitas siswa persentase ketuntasan belajar
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran teknik dasar forehand permainan tenis meja melalui metode latihan terbimbing yang telah dilakukan dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam olahraga tenis meja. Peningkatan kemampuan tersebut dapat dikatakan optimal dilihat berdasarkan dari hasil data observsai dan dokumentasi yang diperoleh pada setiap siklusnya. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I (72,97 %) dan siklus II (86,48%) serta dinyatakan berhasil. Sedangkan angket respon/tanggapan siswa terhadap pembelajaran lari mengunakan pendekatan bermain hanya diberikan pada siklus II dan
Berdasarkan hasil yang didapat dari setiap siklus proses pembelajaran yang optimal, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penguasaan materi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan penerapan inkuiris sangat sesuai dengan mata pelajaran PKn. maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa dikatakan berhasil karena hasil peningkatan proses pembelajarannya optimal. Angket diberikan setelah selesai kegiatan belajar mengajar dilaksanakan (siklus II), dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 butir dan jumlah responden 37 siswa.Angket ini untuk mengetahui tingkat kepuasan belajar. Angket respon siswa yang dilakukan pada akhir siklius bahwa secara umum
75
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
Bahrum :Peningkatan KemampuanTeknik dasar….
hasil yang diperoleh yaitu jawaban siswa setuju dan senang mengikuti pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arikunto,Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Amri, S. dan Ahmadi K. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2008. Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Direktorat Profesi Pendidik. Hartomo dan Widyastuti.2010.Buku Pegangan Guru Olah Raga seri Permainan Bola Kecil. Semarang: Aneka Ilmu. Sujarwadi dan Sarjiyanto. 2010.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas VII SMP/MTs. Jakarta:Kementerian Pendidikan Nasional. Sutarmin. 2007. Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia. Wijaya Kusumah.& Dedi Dwitagama. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720
76
SEJ VOLUME 5 NO. 1JUNI 2016
77
p-ISSN: 2407-4926 e-ISSN : 2355-1720