KAJIAN PEMUPUKA AN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guin neensis jack) PADA A FASE TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN K KUTA AI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
oleh : Syaiful Huda Anshori NIM. 110 500 095
PROGRAM S STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUN NAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEK KNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2014
KAJIAN PEMUPUKA AN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guin neensis jack) PADA A FASE TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN K KUTA AI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
oleh : Syaiful Huda Anshori NIM. 110 500 095
Karrya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mempero olehsebutan Ahli Madya Pada Progam Diplo oma III Politeknik Pertanian Samarinda
PROGRAM S STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUN NAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN KNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA POLITEK SAMARINDA 2014
KAJIAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jack) PADA FASE TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
oleh : Syaiful Huda Anshori NIM. 110 500 095
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan AhliMadya Pada Progam Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2014
Saya persembahkan karya ilmiah ini untuk : Ayahanda & Ibunda Tercinta
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
:
Kajian Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) Pada Fase Tanaman Menghasilkan Di PT. Budi Duta Agromakmur Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Karta Negara Kalimantan Timur
Nama Mahasiswa
:
Syaiful Huda Anshori
NIM
:
110500095
Progam Studi
:
Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan
:
Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Penguji I,
Penguji II,
Nurlaila, SP, MP NIP. 197110302001122001
Roby, SP, MP NIP. 197305172005011009
Sri Ngapiyatun, SP, MP NIP. 197708272001122002
Menyetujui, Ketua Progam Studi Budidaya Tanaman perkebunan
Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Nur Hidayat.,SP, M.Sc NIP. 197210252001121001
Ir. Hasanudin,MP NIP.196308051989031005
Lulus ujian pada tanggal :
ABSTRAK
Kajian pemupukan pada fase tanaman menghasilkan di PT. Budi duta agromakmur kecamatan tenggarong kabupaten kutai karta negara kalimantan timur Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya. Beberapa kegiatan pemeliharaan pada fase tanaman menghasilkan yang sangat penting yaitu penunasan dan pemupukan karena diarahkan untuk produksi buah. Lokasi kajian dilaksanakan di PT. Budi Duta Agromakmur Desa Jahab Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Pelaksanaan kajian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, sejak pada tanggal 1 Januari 2014 sampai 30 Mei 2014. Metode pelaksanaan kajian terdiri dari pengamatan dilapangan, wawancara dan pengumpulan data di bagian administrasi. Data yang dikaji terdiri data primer yaitu dosis, cara penebaran pupuk di lapangan dan gejala defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa sawit. Sedangkan data sekunder berupa data kebutuhan dan waktu pemupukan setiap blok Kemudian data yang diperoleh disajikan secara diskriktif. Pelaksanaan kegiatan pemupukan di PT. Budi Duta Agromakmur yang belum sesuai dengan SOP perusahaan, yaitu waktu pelaksanaan pemupukan dan jenis pupuk, sedangkan yang sudah sesuai dengan SOP perusahaan, adalah dosis pemupukan. kata kunci : tanaman kelapa sawit; tanaman menghasilkan; pemupukan
RIWAYAT HIDUP
Syaiful Huda Anshori, lahir pada tanggal 3 Mei 1993 di kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Anam Santoso da Ibu Purwiyanti. Tahun 1999 memulai pendidikan di sekolah Dasar Negeri 004 di desa Bukuan kecamatan Palaran, kota Samarinda, provinsi Kalimantan Timur dan lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Swasta di Yayasan Pendidikan Ma’arif Nahdlotul Ulama Tenggarong seberang hingga lulus tahun 2008. Selanjutnya melanjutkan Sekolah Menengah Atas di Yayasan Pendidikan Ma’arif Nahdlotul Ulama Tenggarong seberang dan lulus pada tahun 2011. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2011 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Progam Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Pada tanggal 3 Maret sampai dengan 3 Mei 2014 mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Budi Duta Agromakmur (BDA) Kecamatan Tenggarong Seberang Provinsi Kalimantan Timur yang sekaligus menjadi lokasi melakukan kegiatan pengambilan data untuk tugas akhir dalam bentuk kajian dengan judul “kajian pengaruh pemupukan pada fase tanaman menghasilkan dengan
produksi tandan buah segar kelapa sawit (elaeis guineensis jack) di PT. Budi Duta Agromakmur”
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang di lakukan dengan mengumpulkan data-data dan pengamatan di prusahaan PT. Budi Duta Agromakmur, Desa Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan timur, yang mana karya ilmiah ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2014 sampai 30 Mei 2014, yang merupakan syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mendapat sebutan Ahli Madya. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan pembuatan karya ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Nurlaila, SP, MP selaku dosen pembimbing. 2. Bapak Roby SP, MP selaku dosen penguji I dan ibu Sri Ngapiatun SP, MP selaku dosen penguji II. 3. Bapak Nur Hidayat, SP, M,Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 4. Bapak Saptanto Puguh Wardoyo selaku Pimpinan di PT. Budi Duta Agromakmur. 5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. 6. Keluarga yang telah banyak memberikan motifasi dan doa kepada penulis selama ini Penulis menyadari dalam penyusunan kajian ini masih terdapat kekurangan, dan semoga kajian saya ini bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
Kampus Sei. Keledang 201
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
I.
1
PENDAHULUAN
II.
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Kelapa Sawit 1. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit 2. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit B. Tinjauan Umum Pemupukan 1. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan 2. Pemupukan Tanaman Menghasilkan 3. Diagnosis Secara Visual 4. Diagnosis Secara Kimia III. METODE KAJIAN A. Tempat dan waktu B. Alat dan bahan kajian C. Prosedur kajian
3 3 6 10 11 12 13 18 18 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan
19 22
V. KESIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
33
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1.
Dosis pupuk di TBM berdasarkan umur dan jenis pupuk (kg/pohon)
11
2.
Dosis pemberian pupuk di tanaman menghasilkan
12
3.
Kunci ringkas untuk melihat tanda gejala defisiensi hara
13
4.
Daerah tebar pupuk pada tanaman menghasilkan
28
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1.
Lokasi kajian
34
2.
Daftar pertanyaan untuk kegiatan wawancara
35
3.
Data kebutuhan pupuk di PT. Budi Duta Agromakmur
……….
36
4.
Gambar pupuk yang digunakan
……….
43
5.
Gejala defisiensi unsur hara
44
6.
Kegiatan persiapan dan pelaksanaan pemupukan
45
1
I. PENDAHULUAN
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi Negara setelah karet dan kopi. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain.
Keunggulan
tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol (Sastrosayono, 2003). Tanaman perkebunan terutama sawit memiliki respon yang sangat baik terhadap lingkungan hidup dari perlakuan yang diberikan. Untuk itu supaya potensi pertumbuhan dan produksi yang dihasilkan maksimal maka tanaman ini perlu kondisi tumbuh yang sebaik-baiknya untuk itu pemeliharaan menjadi hal yang penting. Beberapa kegiatan pemeliharaan pada fase tanaman menghasilkan yang sangat penting yaitu penunasan dan pemupukan karena diarahkan untuk produksi buah (Sastrosayono, 2003). Kemampuan lahan dalam penyediaan unsur hara secara terus-menuerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan hara ini harus
diimbangi
dengan
(Sastrosayono, 2003).
penambahan
unsur
hara
melalui
pemupukan
2
Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermaanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan (Lingga dan Marsono, 2008). Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut (dikonversi) melalui produk yang dihasilkan (TBS) serta mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit (Lingga dan Marsono, 2008). Kajian ini bertujuan untuk mengkaji kegiatan pemupukan pada tanaman menghasilkan yang dilakukan
di PT. Budi Duta Agromakmur di
Desa Jahab
Kecamatan Tenggarong Kalimantan Timur. Dari hasil kajian ini diharapkan member informasi tentang pemupukan pada tanaman sawit tanaman menghasilkan kepada pemerhati perkebunan.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tanaman Kelapa Sawit 1. Morfologi Kelapa Sawit a.
Akar Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi akar ini mudah mati dan segera diganti dengan akar serabut. Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal.
Sebagian akar serabut tumbuh lurus kebawah (vertikal) dan
sebagian tumbuh mendatar kearah samping (horisontal). Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 meter di dalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping bisa mencapai radius 16 meter. b.
Batang Setelah tanaman berumur 4 (empat) tahun, batang mulai memperlihatkan pertumbuhan memanjang. Ketebalan batang tergantung pada kekuatan pertumbuhan daun-daunnya.
Tanaman yang tumbuh
kurus memanjang menandakan bahwa factor-faktor tumbuhnya tidak sempurna.
Keadaan ini terjadi karena jarak tanaman terlalu sempit
sehingga daun-daun kelapa sawit saling tumpang tindih (overlapping), akibatnya daun kesulitan mendapatkan sinar matahari. Tanaman yang masih muda dan pertumbuhan batangnya cepat tinggi (dilihat dari lingkar bekas daun yang cepat menanjak) akan memberikan hasil produksi di bawah normal.
4
Tanaman kelapa sawit secara alami bisa mencapai umur 100 tahun.
Namun, tanaman kelapa sawit yang ditanam di perkebunan
harus diremajakan sebelum mencapai umur tersebut, karena produksi buahnya sudah menurun. c.
Daun Daun dibentuk di dekat titik tumbuh. Setiap bulan, biasanya akan tumbuh daun lembar daun.
Pertumbuhan daun awal dan daun
berikutnya akan membentuk sudut 135º.
Daun pupus yang tumbuh
keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun pada daun normal berjumlah 80-120 lembar.
Dibagian pangkal pelepah daun
terdapat duri-duri yang sangat tajam.
Setiap tahun, tanaman kelapa
sawit bisa mengeluarkan 20-24 lembar daun. d.
Bunga Susunan bunga terdiri dari karangan bunga yang terdiri dari bunga jantan (tepung sari) dan bunga betina (putik). Namun, ada juga tanaman kelapa sawit yang hanya memproduksi bunga jantan. Umumnya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam dua tandan yang terpisah. Namun adakalanya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam tandan yang sama. Bunga jantan selalu masak lebih dahulu daripada bunga betina. Karena itu, penyerbukan sendiri antara bunga jantan dan bunga betina dalam satu tandan sangat jarang
5
terjadi. Masa reseptif (masa putik dapat menerima tepung sari) adalah 3 x 24 jam. Setelah itu, putik akan berwarna hitam dan mengering. e.
Buah Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Daun kelapa sawit setiap tahun tumbuh sekitar 20-24 helai.
Semakin tua umur kelapa sawit,
pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah yang yang terbentuk semakin menurun.
Meskipun demekian, tidak berarti hasil
produksi minyaknya menurun.
Hal ini disebabkan semakin tua umur
tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang dihasilkannya pun akan semakin tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg. Tanaman kelapa sawit mulai berbuah saat berumur 18 bulan setelah tanam, tetapi kadar minyaknya masih sedikit dan persentase lembah (lumpur) banyak.
Karenanya, diperkebunan kelapa sawit,
bunga-bunga yang tumbuh pada tanaman muda akan dibuang (kastrasi) agar tidak menjadi buah. Buah muda Elaeis guineensis dura, Elaeis guineensis tenera, dan Elaeis guineensis pisifera berwarna ungu tua sampai hitam. Warna ini disebabkan adanya dominasi zat anthocyanin.
Setelah buah masak
pada umur 6 bulan, warna buah berubah menjadi orange merah, karena buah sudah didominasi zat karoten. Buah kelapa sawit spesies Elaeis melanococca, ketika muda warnanya hijau dan semakin tua berubah menjadi kuning orange.
6
Buah kelapa sawit menempel di karangan yang disebut tandan buah.
Dalam satu tandan terdiri dari puluhan sampai ribuan buah.
Tandan buah akan mencapai ukuran maksimal pada umur 4,5-5 bulan. Bersamaan dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan berubah dari ungu menjadi orange merah (Sastrosayono, 2003). 2. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit a.
Curah Hujan Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah di atas 2.000 mm dan merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun.
Hujan yang lama tidak
turun juga banyak berpengaruh terhadap produksi buah, karena buah yang sudah cukup umur tidak mau masak (brondol) sampai turun hujan. Hujan yang terlalu banyak (lebih dari 5.000 mm per tahun) tidak berpengaruh jelek terhadap produksi buah kelapa sawit, asal draenase tanah dan penyinaran matahari cukup baik. b.
Penyinaran Matahari Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman heliofil atau menyukai cahaya matahari.
Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap
perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang ternaungi karena jarak tanam yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya kurang.
7
Tanaman dewasa yang ternaungi, produksi bunga betinanya sedikit sehingga perbandingan bunga betina dan bunga jantan kecil. Penelitian menunjukan pada bulan-bulan yang penyinaran mataharinya lebih panjang mempunyai korelasi positif dengan produksi buah kelapa sawit (Sastrosayono, 2003). c.
Tanah Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik dibanyak jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan drainase baik. Di lahan-lahan yang permukaan air tanahnya tinggi atau tergenang, akar akan busuk.
Selain itu, pertumbuhan batang dan
daunnya tidak mengindikasikan produksi yang baik. Kesuburan tanah sangatlah penting. Tanah–tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan banyak terdapat didaerah tropis diuraikan sebagai berikut : 1) Latosol Latosol di daerah tropis bisa berwarna merah, coklat, dan kuning. Tanah latosol termasuk di daerah yang iklimnya juga cocok untuk tanaman kelapa sawit.
Tanah latosol mudah tercuci dan
melapisi sebagian besar tanah di daerah tropical basah. 2) Aluvial Tanah-tanah aluvial sangat penting untuk tanaman kelapa sawit, meskipun kesuburannya di setiap tempat berbeda-beda.
8
Sedangkan tanah yang tidak baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah : a. Tanah-tanah yang berdrainase buruk. b. Tanah-tanah lateritik yang mengandung batuan besi. c. Tanah-tanah berpasir di pantai. d. Gambut yang dalam. Pada tanah gambut sedalam 120 cm, tanaman kelapa sawit masih dapat hidup dengan baik (Sastrosayono, 2003). B. Tinjauan Umum Pemupukan Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersedian unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara kedalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar tanaman, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, serta jenis dan dosis pupuk
9
Pupuk mengenal istilah makro dan mikro, meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek. Apapun nama dan mereknya, dari segi unsur dan kandungannya tetap saja ada dua golongan pupuk yaitu pupuk makro dan pupuk mikro. Untuk lebih jelasnya ada baiknya jenis-jenis pupuk dikelompokan terlebih dahulu. Ini perlu karana hingga kini jenis pupuk yang beredar di pasaran sudah sangat banyak. Secara umum pupuk hanya dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan asalnya, yaitu : - Pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P), KCL (pupuk K), dan - Pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau. Lahirnya pupuk produk baru yang cara pemberiannya lain dari yang biasanya maka pupuk pun dibagi lagi berdasarkan cara pemberiannya sebagai berikut : - Pupuk akar ialah segala jenis pupuk yang diberikan lewat akar . misalnya, TSP, ZA, KCL, kompos, pupuk kandang, dan Dekafrom. - Pupuk daun ialah segala macam pupuk yang diberikan lewat daun dengan cara penyemprotan. Sampai saat ini ada banyak jenis pupuk daun yang beredar dipasaran. Kecuali pembagian di atas, masih ada lagi pembagian lain dari pupuk ini, yaitu berdasarkan unsur hara yang dikandunya. Ada tiga kelompok pupuk berdasarkan kandungan unsur sebagai berikut :
10
- Pupuk tunggal ialah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur, misalnya urea. - Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur, misalnya NPK, beberapa jenis pupuk daun, dan kompos. - Pupuk lengkap ialah pupuk yang mengandung unsur secara lengkap (keseluruhan), baik unsur makro maupun mikro (Pahan, 2008). Diagnosis kebutuhan pupuk dilakukan untuk mengetahui jumlah pupuk yang harus diaplikasikan. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil produksi yang optimal. 1.
Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan, biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan atau disingkat (TBM). Tanaman belum menghasilkan pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama) yaitu berlangsung 30-36 bulan. Periode waktu TBM pada tanaman kelapa sawit terdiri dari : TBM 0 : menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami tanaman penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam. TBM 1 :
tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)
TBM 2 :
tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
TBM 3 :
tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)
Waktu pemupukan harus tersedia pada waktu yang ditentukan, sehingga tidak menjadikan suatu hambatan bagi tanaman yang akan di pupuk. Adapun
11
waktu terbaik melakukan pemupukan adalah saat musim penghujan tiba, yaitu pada saat keadaaan tanah berada dalam kondisi yang sangat lembab, tetapi tidak sampai tergenang oleh air. Dengan demikian, pupuk yang di taburkan dimasing-masing tanaman dapat segera larut dalam air dan lebih cepat di serap oleh akar tanaman. Jumlah air yang baik adalah 70% dari kapasitas lapang a. Pedoman pemupukan di TBM berdasarkan umur tanaman, jenis tanah dan penutup yaitu sesuai dengan dosis yang telah di atur dalam bagan pemupukan di TBM menurut daerah setempat. b. Jika umur TBM hanya sampai 30 bulan sudah masukTM maka pemupukan umur ke 32 bulan tidak perlu di lakukan lagi (Pahan, 2008). c. PadaTBM diberikan pupuk borate, di Congo dilaporkan bahwa pemupukan borate mampu neningkatkan produksi sampai 40% dibanding areal yang tidak diberi pupuk borate. d. Pemupukan borate di lakukan pada setiap waktu pemberian pupuk lainya, namun hanya khusus diberikan untuk individu tanaman yang mengalami gejala little leaf saja yaitu gejala awal dimana sebagian anak daun ujungnya membengkok, berlipat, dan berkerut dengan dosis 30g/pokok. e. Pemberian borate secara menyeluruh dapat dilakukan jika gejala borate >20%, maka diberikan dosis 30g/pokok. Tabel 1. Dosis pupuk di TBM Umur tanaman Bulan Lob tanaman 1 3 5 8 12
ZA 0,10 0,25 0,25 0,50 0,50
Jenis dan dosis pupuk kg/pohon RP MOP Kies 0,50 0,15 0,10 0,15 0,10 0,75 0,35 0,25 0,35 0,25
HGF Borate 0,02 -
12
16 20 24 28 32
0,50 0,75 0,75 0,75 1,00
0,75 1,00 1,50
0,50 0,50 0,50 0,50 1,00
0,50 0,50 0,50 0,75 1,75
0,03 -
Sumber : (Pahan, 2008). 2.
Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) Pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah. Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan. Pada tanaman berumur 8 – 10 tahun pada setiap tahunnya diperlukan unsur hara untuk pertumbuhan dan produksi ( 25 ton TBS/Ha/tahun ) sebanyak kurang lebih 192,5 kg unsur N, 26,0 kg unsur P, 251,4 kg unsur K dan 61,3 kg unsur Mg. Jadi, untuk mempertahankan produksi yang tinggi, unsur hara yang diserap oleh tanaman harus diganti dalam bentuk pupuk anorganik dan organik seperti janjangan kosong dan POME (Palm Oil Mill Efluent) (Pahan, 2008). Tabel 2. Dosis pemberian pupuk di tanaman menghasilkan Umur tanaman Tahun 3-8 9-13 14-20 21-25
3.
Urea 2,00 2,50 1,50 1,50
Jenis dan dosis pupuk kg/pohon/tahun SP-36 MOP Kies 1,75 1,50 1,50 2,75 2,25 2,00 2,25 2,00 2,00 1,50 1,25 1,50
jumlah 6,75 9,50 8,00 5,75
Diagnosis secara visual Diagnosis
secara
visual
dilakukan
dengan
pengamatan
dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut : a. Perbandingan warna hijau daun dengan warna hijau yang baku (hijau gelap). b. Adanya tanda dan gejala (symptom) defisiensi hara.
13
c. Membandingkan pertumbuhan tanaman dengan plot tanaman yang tidak mendapat pemupukan (teknik window) Warna daun yang hijau gelap merupakan cirri keadaan hara tanaman yang baik. Sementara bila warnanya berubah menjadi hijau pucat atau maka tanaman mengalami defisiensi atau pengaruh factor lingkungan seperti temperature yang ekstrim, penyakit, atau kesalahan penyemprotan. Cara yang paling mudah uuntuk melihat tanda dan gejala defesiensi adalah dengan membandingkan daun dengan foto tanaman yang mengalami difisiensi (Pahan, 2008). Tabel 3. Kunci Ringkas Untuk Melihat Tanda dan Gejala Defisiensi Hara Tanda Dan Gejala Muncul Dari Daun Yang Tertua Daun menguning (klorosis) dari ujung anak daun Bagian tepi anak daun mengering (nekrosis) Terjadi klorosis daerah disekitar tulang daun dan sebagian helai daunnya masih hijau Daun menjadi kecoklatan, kelabu dan bercak-bercak putih Anak daun dan pelepah menjadi kemerah-merahan Tanda Dan Gejala Muncul Dari Daun Termuda Daun menjadi hijau kekuningan dengan tulang daun kekuningan-kuningan Daun menjadi hijau kekuningan dengan tulang daun tetap hijau Muncul bercak-bercak hitam kecoklatan Ujung daun termuda memutih Daun termuda menjadi kecoklatan, membengkok (hook leaf), tumbuh pendek sehingga ujung pelepah melingkar (rounde frond tip), anak daun pada ujung pelepah muda berubah bentuk menjadi kecil seperti rumput (bristle tip), atau tumbuh rapat, pendek, seolah-olah bersatu, dan padat (little leaf)
Definisi Unsur N K Mg Mn P Definisi Unsur S Fe Mn Cu B
Sumber : (Pahan, 2008) 4.
Diagnosis secara kimia Diagnosis secara kimia dilakukan dengan melakukan analisis tanah dan jaringan. a. Analisis tanah Analisis tanah umumnya diterapkan dengan konsep “ketersidiaan” hara yang sederhana dan tidak begitu mahal. Masalah utama dalam analisis tanah
14
ini terletak pada pemilihan metode kalibrasi yang sesuai. Hal ini disebabkan karena ketersediaan unsur hara berdasarkan metode ekstrasi yang sama dapat berbeda-beda pada tipe dan subtipe tanah yang berbeda b. Analisis jaringan (daun) Kandungan hara (didalam jaringan) tanaman memberikan informasi tentang status hara tanaman yang dapat dipercaya pada saat dilakukan pengambilan sampel. Dengan melihat status hara tersebut diperoleh gambaran jumlah pupuk yang harus ditambahkan di masa yang akan datang (umumnya dalam periode 1 tahun) (Pahan, 2008). Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim (terutama curah hujan), sifat fisik tanah, logistik (pengadaan) pupuk, serta adanya sifat energies dan anatagonis antar unsur hara. Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada dua kondisi yang saling berhubungan, yaitu keadaan tanaman itu sendiri dan ketersediaan hara di dalam tanah. Pengetahuan teknis tentang sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara pada beberapa unsur sangat penting diketahui saat melakukan pemupukan. Secara umum, sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara terlihat sebagai berikut : - Sinergis
: N–K
- Antagonis : N – P, N – Mg, K – Mg Sebagai contoh pada saat aplikasi N, walaupun status hara dalam tanah menunjukkan batas yang cukup bagi unsur Mg, tetapi sebaiknya diberikan juga pupuk Mg karena pada saat itu serapan Mg menjadi
15
terganggu. Pada keadaan alamiah (tanpa pemupukan Mg), dimana unsur Mg kurang tersedia karena serapannya terganggu oleh pupuk N, proses serapan N juga terganggu.hal ini disebabkan system transportasi didalam xylem merupakan system transportasi aktif yang memerlukan energi. Pemberian pupuk N dan P, yang berpotensi antagonisme secara langsung, menyebabkan terjadinya periode dimana unsur N yang tersedia tidak begitu banyak diserap tanaman karena kurangnya energi akibat P belum tersedia (walaupun sudah diaplikasikan). Selain itu pemberian pupuk P yang lebih awal dapat meningkatkan KTK tanah sehingga daya serap tanah terhadap unsur hara K dan Mg meningkat. Oleh sebab itu, urutan pemupukan yang disarankan adalah P-K-N-Mg. Respon tanaman terhadap ketersediaan unsur hara sangat tergantung pada mekanisme serapan hara tersebut oleh tanaman. Manfaat pemupukan yang maksimum dapat tercapai bila curah hujan antara 100-250 mm per bulan. Pada saat ini, kondisi tanah cukup basah (tetapi belum jenuh) sehingga memudahkan terserapnya unsur hara oleh tanaman. Untuk kondisi Indonesia, periode tersebut terjadi antara 4-6 bulan (periode sisanya termasuk bulan yang terlalu basah atau terlalu kering). Pada jenis pupuk yang cepat larut dan mudah menguap seperti urea dan pupuk yang peka terhadap pencucian (MOP), frekuensi pemupukan sebaiknya 2 kali setahun. Sementara frekuensi pemupukan pupuk yang lambat larut seperti RP, TSP, kiesert, dan dolomite cukup 1(satu) kali setahun (Pahan, 2008).
16
C. Waktu Aplikasi Pemupukan Yang Tepat Jenis, Dosis, Waktu dan Cara 1. Waktu aplikasi pupuk anorganik tunggal/compound pada TBM tanaman belum menghasilkan, umur 1-3 tahun adalah sebagai berikut : a. TBM umur 1 (satu)tahun : 4 (empat) kali aplikasi/tahun b. TBM umur 2 (dua)tahun : 3 (tiga) kali aplikasi/tahun. 2. Waktu aplikasi pupuk pada tanaman mengahsilkan (TM), umur > 3 tahun adalah sebagai berikut : a. Tunggal
: Urea dan MOP 2 kali setahun Dolomit/Kiserit, RP, SP-36 satu kali setahun.
b. Compound : 3 (tiga) kali setahun. c. By-products : padat (JJK & WDS) satu kali aplikasi per tahun. d. Cair (efluen)
: 3 (tiga) kali aplikasi per tahun.
3. Aplikasi pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diusahakan pada saat menjelang atau akhir musim hujan. 4. Aplikasi pupuk Urea, MOP dan juga RP dilakukan pada waktu yang berdekatan guna mendapatkan efek sinergis dari masing-masing pupuk secara maksimal. 5. Apabila pada saat pelaksanaan pemupukan terjadi periode hujan yang lebat maka agar dipilih pemupukan TSP, fosfat alam, atau dolomit yang praktis tidak tercuci (tidak terjadi leaching). 6. Pada TM umur ≥ 6 tahun, kapur pertanian atau dolomit dapat diberikan setiap waktu, karena pupuk-pupuk ini disebar diluar piringan, jadi aplikasinya tidak tergantung dari waktu aplikasi pupuk urea yang disebar didalam piringan.
17
7. Pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) sampai umur lima tahun, kapur pertanian dan dolomit dapat diberikan setiap waktu namun harus
diperhatikan
bahwa selang waktu pemberiannya
dengan pupuk urea ± 2 bulan. 8. Pada periode yang amat kering hindarkan pemupukan urea agar tidak terjadi kehilangan yang berlebihan karena penguapan amonia.
18
III. METODE KAJIAN
A. Tempat dan Waktu Kajian ini dilakukan di PT. Budi Duta Agromakmur Desa Jahab Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Pelaksanaan kajian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, sejak pada tanggal 1 Januari 2014 sampai 30 Mei 2014. B. Alat Alat yang digunakan dalam kajian ini antara lain : alat tulis dan kamera. Bahan : Tanaman kelapa sawit umur 8. 12, 16, 20 tahun, pupuk Rock Phosphate, Urea, Borat, Mop, Kieserit C. Prosedur Kajian Data yang diperlukan dalam kajian diperoleh dengan cara pengamatan dilapangan, wawancara dan pengumpulan data di bagian administrasi. Data dan informasi yang telah diperoleh kemudian disajiakan secara diskriktif. Data primer yaitu pengamatan di lapangan, dokumentasi.
Sedangkan
data sekunder berupa data dari wawancara dan data perusahaan. D. Daftar wawancara Dalam rancangan kajian yang di gunakan adalah metode wawancara yang diajukan kepada asisten lapangan dan mandor lapangan. Serta pengumpulan data-data di bagian administrasi. Berikut ini adalah pertanyaan yang akan diajukan : 1. Berapa dosis yang dianjurkan pada setiap tanaman pada TM? 2. Pupuk apa saja yang sering digunakan pada tanaman kelapa sawit di TM?
19
3. Berapa kali pemupukan dilakukan dalam setahun? 4. Apabila tanaman sedang berbuah apakah pemupukan masih dilakukan? 5. Bila musim penghujan apakah pemupukan masih dilakukan? 6. Pupuk apa yang digunakan pada saat musim kemarau? 7. Bagamanakah cara pengaplikasian pupuk pada tanaman? 8. Adakah pengaruh jika pemberian pemupukan terlambat diberikan? 9. Bagaimana cara mengetahui ciri-ciri tanaman yang kekurangan pupuk?
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Hasil kajian yang diperoleh selama pengamatan di PT. Budi Duta Agromakmur berupa : 1.
Data pemupukan di PT. Budi Duta Agromakmur yang disajikan pada Lampiran 1
2.
Jawaban dari wawancara yang diajukan kepada asisten lapangan
B. Pembahasan Pupuk adalah salah satu sumber hara bagi tanamanan yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman. Setiap unsur hara pupuk memiliki peran masing-masing dan dapat menampilkan gejala tertentu pada tanaman jika ketersediaan dalam tanah sangat kurang. Penyediaan unsur hara dalam tanah harus seimbang sesuaikan dengan kebutuhan tanaman (Sastrosayono, 2003) Tujuan pemupukan adalah untuk mempertahankan kesuburan tanah sebagai unsur hara yang telah di ambil oleh tanaman; pemupukan dilaksanakan sesuai dengan tahapan perkembangan tanaman yaitu Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), dan Tanaman Menghasilkan (TM). Untuk tanaman belum menghasilkan diberikan dengan dosis baku menurut
umur,
sedangkan
pemupukan
pada
tanaman
menghasilkan
berdasarkan hasil analisa daun dan analisa tanah penambahan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit melaui kegiatan pemupukan dapat meningkatkan (Risza,1994).
pertumbuhan
dan
menigkatkan
produksi
hingga
42
%
21
1. Analisis Tanah Analisis tanah yaitu pengambilan sampel tanah untuk mengatahui kandungan unsur hara di dalam tanah. Cara pengambilan sampel tanah sangat menentukan keakuratan hasil analisis, syarat sampel tanah yang diambil adalah berat tanah 0,5 kg dapat mewakili sebidang tanah dengan luas tertentu atau setidaknya mendekati seluruh daerah penanaman. Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pengambilan sampel tanah adalah sebagai berikut: 1)
Titik lokasi pengambilan sampel tanah harus menyebar ke daerah seluruh tanaman.
2)
Sampel tanah diambil dengan kedalaman 20-30 cm.
3)
Sampel tanah yang telah diambil harus di bersihkan dari akar, sampah, daun, dan pelapah.
4)
Setelah tanah diambil, di kumpulkan dalam suatu tempat lalu di aduk sampai merata. Setelah sampel tanah sudah tercampur rata, kemudian ambil 500 gram lalu bungkus dengan plastik kedap air untuk dikirim ke laboratarium. Setiap kemasan sampel tanah harus di beri label nama lokasi tempat pengambilan sampel tanah.
5)
Analisis tanah ini di lakukan oleh tim Riset dan Development Tanaman secara rutin dengan selang waktu satu tahun sekali untuk menentukan dosis yang akan di aplikasikan pada tahun mendatang ditambah dengan data pemupukan sebelumnya.
22
2. Analisis Daun Menurut
(Sastrosayono,2003),
daun
merupakan
pusat
proses
fotosintesis sehingga dapat digunakan sebagai indikator tinggi rendahnya kadar hara pada tanaman dan dapat dikorelasikan dengan status hara dalam tanah. Tingkat kritis (critical level) unsur-unsur hara dalam analisis daun (berdasarkan berat kering daun) adalah N sebesar 2,70%, P sebesar 0,15%, K sebesar 1,00%, Ca sebesar 0,60%, dan Mg sebesar 0,24%. Jika hasil analisis kurang dari level tersebut, maka tanaman harus dipupuk. Semakin jauh kurangnya, semakin tinggi dosis pupuk yang harus di tambahkan. Sebelum
merekomendasikan
jenis
dan
dosis
pupuk
maka
rekomendator terlebih dahulu melakukan pengambilan contoh daun. Adapun cara pengambilan contoh daun yaitu : 1) Mencari arah barisan pohon dan mengamati keadaan pohon, terutama apakah syarat-syarat sempel daun dapat dipenuhi, syarat tersebut antara lain : a. Pertumbuhan tanaman normal dan tidak terserang hama penyakit b. Bukan tanaman sisipan c. Tanaman tidak berdekatan dengan jalan 2) Jika terdapat kasalahan/penyimpangan dari syarat pohon sempel, maka pohon sempel diganti dengan pohon yang didepan atau pohon yang disampingnya.
23
3) Menentukan pelepah ke 17 Pelepah ke 17 bisa terletak sebelah kiri atau kanan (tergantung arah spiral) secara proyeksi membentuk sudut 135 derajat dari pelepah kesembilan. 4) Pemotongan pelepah Pelepah dipotong dengan jarak 1 meter dari pangkal pelepah (duri terakhir). 5) Pengambilan daun Daun yang diambil adalah daun yang berada disekitar benjolan atau helaian daun tengah. Helaian daun tersebut dibersihkan dari kotoran, kemudian diambil bagian tengah nya dengan membuang 1/3 bagian ujung dan pangkal daun, Kemudian daun yang diambil dimasukkan kedalam kantong plastik. Data inilah yang digunakan untuk menganalisa kebutuhan pupuk yang diperlukan oleh tanaman. 3. Rekomendasi Pemupukan Rekomendasi pemupukan adalah dosis pupuk yang akan diaplikasikan pada tanaman berdasarkan hasil analisa daun, analisa tanah dan hasil percobaan pemupukan. Rekomendasi Pemupukan di PT. Budi Duta Agromakmur dapat dilihat pada lampiran. 1 1) Urea (Nitrogen 46%) Mudah menguap dan tercuci sehingga dalam aplikasi urea perlu diperhatikan a. Piringan bersih.
24
b. Ditabur merata didalam piringan jarak 0,5 meter dari pangkal pohon. c. Pastikan pupuk yang menggumpal di pecahkan. d. Hindari pemupukan urea pada pokok terkena penyakit tajuk. 2) MOP ( Muriate Of Potash ) a. Dapat larut dalam air dan bereaksi cepat (Water Soluble And Quick Acting ). b. Meningkatkan produksi baik kwantitas maupun kualitas. c. Ditabur merata dipiringan pokok. 3) Borate (High Grade Fertilizer Borate-HGFB ) a. Aplikasi dilakukan secara rutin pada tanaman dewasa. b. pupuk yang menggumpal perlu dipecahkan terlebih dahulu. c. dapat larut dalam air (Water Soluble). 4) Rock Phosphate 5) Kieserite 4. Perhitungan Jumlah Pupuk dan Pekerja Perhitungan jumlah kebutuhan pupuk dan tenaga kerja dimulai dari perhitungan luasan areal dan populasi tanaman. Dari perhitungan jumlah kebutuhan pupuk dengan mengalikan dosis pupuk pertanaman bila telah diketahui jumlah kebutuhan pupuk secara keseluruhan maka mandor pupuk yang mengawasi kegiatan tersebut akan membuat sebuah slip permintan barang yang diajukan kepada kepala gudang dan setelah itu di setujui oleh asesten lapangan.
25
Untuk menentukan tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pemupukan mandor dapat menentukan ketentuan norma kerja yang telah ditentukan yaitu 2 Ha/Hk kegiatan pemupukan biasanya dilaksanakan oleh tenaga kerja harian lepas dengan sistim target. 5. Pelangsiran Pupuk ke Lokasi Setelah slip permintaan barang diterima oleh kepala gudang, maka pupuk yang di minta bisa dikeluarkan sesuai dengan keperluan, pupuk dibawa kelokasi kerja dengan menggunakan alat angkut Jhon Dree di dampingi seorang mandor pupuk untuk menunjukan lokasi pemupukan. Pupuk di tempatkan di tepi jalan atau tepi kanal sebanyak dua karung setiap pasar pikul. Pelangsiran pupuk dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat pupuk yang biasanya berjumlah 2-3 orang. 6. Teknis Pemupukan Menurut (Fauzi, Y, 2002), pupuk harus tersedia pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun
waktu
yang
terbaik
untuk
melakukan
kegiatan
pemupukan adalah waktu musim penghujan tetapi tidak tergenang air dan demikian pupuk yang telah di tabur dapat segera larut dalam air sehingga lebih cepat di serap oleh akar tanaman. Dalam pengaplikasian pemupukan di lapangan ada 4 kriteria pemupukan yang harus di pahami, yaitu yang bisa disebut dengan istilah 4 T (4 tepat).
26
a. Tepat Dosis Pemupukan di Tanaman Menghasilkan (TM) dosisnya berdasarkan ketentuan dalam rekomendasi pemupukan oleh belai penelitian dengan konsep keseimbangan unsur hara (Risza, 1994). Pupuk yang telah dilangsir akan dimasukan kedalam ember pelastik yang berukuran 15 kg oleh tiap-tiap pekerja, setelah itu barulah pemupuk masuk ke areal pemupukan dengan cara menjinjing ember yang telah di isi dengan pupuk, kemudian di taburkan pada piringan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan gayung secara merata, sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Pupuk ditaburkan di piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 1 m-1,5 m dari batang tanaman kelapa sawit dengan frekuensi pemupukan dua kali setahun pada awal musim penghujan dan pada masa akhir musim penghujan. Setelah
dilakukan
penaburan
pupuk,
karung
bekas
pupuk
dikumpulkan oleh masing-masing pemupuk untuk diserahkan kepada mandor sebagai bukti bahwa melakukan kegiatan pemupukan dan juga merupakan ukuran upah pemupuk yang diperoleh. b. Tepat Waktu Menurut (Risza, 1994), waktu dan frekuensi pemberian pupuk dipengaruhi oleh sifat tanah, curah hujan, pengadaan pupuk, jenis pupuk dan umur tanam.
27
Program kerja pembuatan rekomendasi biasanya diatur oleh Balai Pusat Penelitian sebagai berikut: Pengambilan contoh daun : September – Oktober; Analisis di laboratium : Oktober – November; Pengamatan lapangan
:
November
–
Desember
;
Penyusunan
rekomendasi
pemupukan : Januari – Februari; Pelaksana pemupukan : Aplikasi I
:
Maret – April dan Aplikasi II : Juli – Agustus c. Tepat Jenis Menentukan jenis pupuk yang akan diberikan tergantung dari teknik pemupukan yang diterapkan dan perhitungan ekonomisnya (1) Aspek teknis: memperhitungkan sifat tanah dan sifat pupuk dan (2) Aspek ekonomis: memperhitungkan nilai harga per satuan unsur dan kebutuhan per satuan luas (Risza, 1994). d. Tepat Tebar Daerah tebar pupuk tergantung unsur pupuknya dan umur tanamnya pada tanaman menghasilkan, daerah tebar pupuk ditentukan agar unsur hara yang diberikan dapat diserap tanaman secara optimal. Daerah tebar untuk tanaman menghasilkan dapat dilihat pada Tabel. Tabel 4. Daerah tebar pupuk pada tanaman menghasilkan. Umur
3 – 8 tahun
> 8 tahun
Jenis Pupuk
Daerah Tebar
Urea
50 cm – batas piringan
MOP Kieserite RP Urea MOP Kieserite RP
1 - 2,75 m dari pangkal pokok
1 - 3 m dari pangkal pokok Di gawangan
Sumber : Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit, Risza 1994.
28
7. Pengawasan pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan yang rentan dengan kesalahan ekonomis
merupakan
kegiatan
perawatan
tanaman
yang
banyak
menggunakan biaya, oleh karena itu pengawasan harus dilakukan untuk memperkecil tingkat kesalahan. Pengawasan pemupukan dilakukan oleh mandor pupuk yang bekerja sama dengan asisten, bila terdapat kesalahan mandor akan menegur tenaga kerja sedangkan asisten memberikan pengarahan masukan kepada mandor. 8. Pengumpulan Karung Bekas Pupuk Pengumpulan karung bekas pupuk bertujuan untuk mengatahui jumlah pupuk yang telah di aplikasikan, jika jumlah karung pupuk tidak sesuai dengan jumlah pupuk yang di keluarkan dari gudang berarti ada kesalahan atau kehilangan pupuk. Selain itu jumlah karung bekas pupuk yang di kumpulkan oleh masingmasing penabur pupuk kepada mandor bukti bahwa penabur pupuk telah dilakukan kegiatan pemupukan dan sebagai ukuran upah bagi masingmasing penabur pupuk. Karung bekas pupuk yang telah di kumpulkan di simpan di gudang, karung bekas pupuk ini akan di gunakan untuk mengangkut brondolan dan alas tempat penumpukan hasil (TPH) serta untuk kepentingan lainnya. 9. Permasalahan Umum Yang Sering Terjadi di Lapangan. Walaupun pengawasan telah di lakukan secara ketat namun penyimpangan atau kesalahan pada pelaksanaan pekerjaan masih sering
29
terjadi baik kesalahan teknis maupun kesalahan manajerial, kesalahan teknis misalnya pupuk menggumpal dan adanya tanaman yang tidak terpupuk sedangkan kesalahan manajerial yang sering terjadi dalam pelaksanaan pemupukan adalah kelelaian tenaga pengawasan dalam mengawasi pekerjaan seperti pemupukan pada areal yang tergenang air, penempatan pelangsiran pupuk yang kurang merata dan kesalahan penaburan pupuk pada jarak tabur. Menurut (Lubis, 1992), jalan dengan kondisi yang dapat dilalui setiap saat merupakan hal yang sangat penting pada perkebunan kelapa sawit. Jalan dan kanal akan digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan,seperti pupuk, karyawan, bibit, hasil dan untuk memudahkan pengawasan. Hal tersebut juga dinyatakan oleh (Purba, 1991), kondisi jalan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pemupukan. Kondisi jalan yang rusak sangat menghambat pengangkutan pupuk kelokasi pemupukan. Untuk mengatasi kondisi jalan yang rusak, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan dapat dilakukan beberapa hal antara lain : a. Mengatur target Yang dimaksud mengatur target adalah menyusuaikan target pemupukan dengan kondisi areal yang ditentukan. b. Menambah tenaga langsir manual Tenaga langsir manual adalah tenaga kerja bongkar muat pupuk dari gudang sampai ke lokasi pemupukan.
30
c. Menyusuaikan alat angkut dengan kondisi jalan dan kanal Pemilihan alat angkut untuk mengangkut pupuk dari gudang ke tempat lokasi pemupukan disesuaikan dengan kodisi kekuatan jalan dan kanal.
31
V. KESIMPULAN
1.
Pelaksanaan kegiatan pemupukan di PT. Budi Duta Agromakmur yang belum sesuai dengan SOP perusahaan, yaitu waktu pelaksanaan pemupukan dan penggunaan jenis pupuk, dan dampaknya terlihat pada gejala defisiensi unsur hara
2.
Pelaksanaan kegiatan pemupukan di PT. Budi Duta Agromakmur yang sudah sesuai dengan SOP perusahaan adalah dosis pemupukan
3.
Waktu pemupukan di PT. Budi Duta Agromakmur dilaksanakan pada bulan Februari-Maret, Mei-Juni, September-Oktober
4.
Untuk jenis pupuk yang di gunakan di PT. Budi Duta Agromakmur adalah : pupuk Rock Phosphate, Urea, Borat, MOP, Kieserit
5.
Untuk dosis kebutuhan yang diperlukan tanaman kelapa sawit di PT. Budi Duta Agromakmur tergantung dari hasil analisa jaringan yang dilakukan oleh perusahaan
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Fauzi, Y, Widyastuti, E , Satyawibawa, I, dan, Hartanto, R. 2006. Kelapa Sawit : Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha Dan Pemasaran. Penebar swadaya. Jakarta. Fauzi, Y. 2002. Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta. Intisawit. 2014. Waktu Aplikasi Pemupukan Yang Tepat. http://intisawit.com/ 2012/06/waktu-aplikasi-pemupukan-yang-tepat.html Lingga, P, dan, Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya Jakarta. Novizan. 2003. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro media pustaka. Jakarta. Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya. Rizsa, S. 1994. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produtivitas. Kanisius. Yogyakarta Risza, S. 2010. Masa Yogyakarta
Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius.
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. PT Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. Sunarko. 2007. Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. PT Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
33
LAMPIRAN
34
Lampiran 1. Lokasi kajian Lokasi perkebunan karet dan kelapa sawit PT. Budi Duta Agromakmur pada mulanya adalah lahan perkebunan karet dan kakao yang dibudidayakan oleh PT. Hasfram Product Ltd yang beroprasi sejak tahun 1976 memiliki luasan 5.520 ha untuk perkebunan kakao dan karet 5.000 ha di Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu Kabupaten Kutai Karta Negara, Kalimantan Timur. Luasan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Hasfram Product Ltd adalah seluas 11.913 ha dari luasan tersebut, 2.663 ha diantaranya diokupasi oleh masyarakat. Berdasarkan SK BPN No.1/HGU/BPN/1992, PT. Hasfram Product Ltd akhirnya mendapat ganti rugi atas tanah tersebut seluas 3.215,4 ha. Pada tanggal 28 Mei 2007 PT. Budi Duta Agromakmur mengajukan mengajukan permohonan izin untuk usaha budidaya perkebunan. Pada tanggal 10 Agustus 2007 keluarlah SK Bupati Kutai Karta Negara Nomor : 503/54/SK-DISBUN KUKAR/VIII/2007 dengan perubahan nama PT. Hasfram Product Ltd menjadi PT. Budi Duta Agromakmur serta perubahan jenis tanaman komoditi coklat ke komoditi kelapa sawit, sesuai dengan SK Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara No : 504/221/kpts-Disbun Kukar/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004. Berdasarkan SK Bupati Kutai Kartanegara nomor : 503/54/SK-DISBUN KUKAR/VI/2009 mengenai pemberian izin perubahan luas lahan dan jenis tanaman sprayerada PT. Budi Duta Agromakmur dengan luas tanaman karet 13.614,66 Ha dan luas tanaman kelapa sawit 1.512,74 ha. Setelah perpanjangan HGU maka luas perkebunan karet seluas 11.333 ha dan perkebunan kelapa sawit yang akan di budidayakan adalah 1.512,74 ha. PT.Budi Duta Agromakmur berlokasi di Desa
35
jahab, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten luasan areal 12.845,74 ha.
Kutai
Kartanegara
dengan
total
36
Lampiran 2. Hasil wawancara di lapangan 1.
Untuk pertanyaan berapa dosis yang dianjurkan pada setiap tanaman pada tanaman menghasilkan (TM), Jawab : Perusahaan memberikan dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit sesuai anjuran di dalam perusahaan tergantung dari analisa daun atau tropicrof, dan masing-masing blok tanaman mempunyai kebutuhan pupuk yang berbedabeda.
2.
Untuk pertanyaan pupuk apa saja yang sering digunakan pada tanaman kelapa sawit di TM, Jawab : Untuk penggunaan pupuk di PT. Budi Duta Agromakmur menggunakan pupuk Urea, MOP, Rock Phosphate (RP), Kieserete, dan Borate untuk tanaman menghasikan kelapa sawit Berapa kali pemupukan dilakukan dalam setahun ? Jawab : Untuk waktu pengaplikasian dan rotasi pemupukan tanaman kelapa sawit biasanya satu sampai tiga kali dalam setahun dan juga tergantung dari anjuran pemberian pupuk dari hasil analisa jaringan atau tropicof, untuk keseluran pupuk tanaman kelapa sawit di tanaman menghasilkan
3.
Apabila tanaman sedang berbuah apakah pemupukan masih dilakukan ? Jawab : Pemupukan tetap dilakukan pada tanaman, baik tanaman tersebut sedang berbuah atau tidaknya, karena pemberian pupuk dapat mengembalikan unsur hara yang hilang yang di serap oleh tanaman
4.
Bila musim penghujan apakah pemupukan masih dilakukan ? Jawab : Pada saat musim penghujan pemupukan tetap di lakukan karena keadaan tanah masih dalam kondisi lembab, dan itu sangat baik bagi tanaman untuk menyerap nutrisi dari pupuk yang telah diberikan, tetapi tidak sampai tergenang
37
air. Dengan demikian, pupuk yang diberikan di masing-masing tanaman dapat segera larut dalam air, sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman 5.
Pupuk apa yang digunakan pada saat musim kemarau ? Jawab : Saat musim kemarau atau saat bulan kering dengan curah hujan kurang dari 60 mm pemupakan tidak di anjurkan, karena kondisi tanah sedang kering dan tanaman tidak dapat menyerap pupuk dengan baik karena pupuk tidak terurai dengan baik
6.
Bagamanakah cara pengaplikasian pupuk pada tanaman ? Jawab : Untuk pengaplikasian pupuk di lapangan, pemberian pupuk dilakukan di sekitar tanaman dan mengelilingi pokok tanaman dengan jarak dari 30 cm sampai 50 cm dari pokok tanaman, dan pada daerah lereng dan kelerengan lebih dari 400 pemupukan dilakukan dengan cara membuatkan lubang pocket atau lubang pupuk, pembuatan lubang ini bertujuan agar pupuk tidak hilang atau larut bersama air hujan ketika saat hujan turun
7.
Adakah pengaruh jika pemberian pemupukan terlambat diberikan ? Jawab : Untuk pengaruh keterlambatan pemberian pupuk pada tanaman dapat mempengaruhi keterlambatan proses pembuatan bunga dan buah pada tanaman dan tandan buah menjadi tidak matang sempurna atau tanda kerdil, pohon kerdil, mudah terserang hama dan penyakit, dll
8.
Bagaimana cara mengetahui ciri-ciri tanaman yang kekurangan pupuk ? Jawab : Untuk mengetahui gejala kekurangan pupuk dapat dilihat dari daun a. Kekurangan unsur nitrogen. Ciri-ciri tanaman kekurangan nitrogen daun muda pucat dan bila dilihat dari bawah pada siang hari daunnya seperti transparan atau tembus cahaya. Cara penanggulangan adalah dengan pemberian pupuk urea atau ZA.
38
b. Kekurangan unsur magnesium. Ciri-ciri tanaman yang kekurangan magnesium dengan adanya gejala yang di timbukan pada daun tanaman kelapa sawit yang menguning dan akhirnya gosong seperti terbakar mulai dari tepi anak daun. Cara penanggulangannya dengan pemberian pupuk dengan Dolomit atau Kieserite. c. Kekurangan unsur hara kalium. Gejala yang di timbulkan pada tanaman kelapa sawit yang kekurangan unsur hara kalium adalah pada daun tua terlihat bintik-bintik merah seperti panu dan apabila gejala sudah berat maka bercak tersebut akan membesar dan merata pada daun kelapa sawit. Cara penanggulangannya adalah dengan pemberian pupuk menggunakan MOP atau KCL. d. Kekurangan unsur boron Gejala yang di timbulkan pada tanaman kelapa sawit yang kekurangan unsur hara boron di tunjukkan dengan daun yang keriting dan kadang ujung anak daun melipat seperti mata pancing. Cara penanggulangannya adalah dengan pemberian pupuk menggunakan pupuk borate atau HGFB.
39 Lampiran 3. Data kebutuhan pupuk PT. Budi Duta Agromakmur tahun 2011 - 2014 berdasarkan analisa jaringan
Data kebutuhan pupuk 2011 (rotasi 2 MOP dan UREA) PT. Budi Duta Agromakmur Estate Field Blocks Year Planted Ha SPH Pohon
3/97 1997 37.90 135 5,116
2/98 1998 94.00 111 10,428
1/99 1999 20.20 142 2,868
4/99 1999 11.60 139 1,614
5/99 1999 54.80 125 6,835
1.0 2.0
1.0 1.8
1.0 2.2
1.0 2.0
1.0 1.8
Total
3.0
2.8
3.2
3.0
UREA (kg) MOP (kg)
5,116 10,232
10,428 18,770
2,868 6,309
1,614 3,228
Month Sep/Oct
Fertillzer UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
BDAM 6/99 1999 138.80 136 18,819
7/99 1999 31.90 136 4,338
8/99 1999 26.00 129 3,345
17/99 1999 29.20 136 3,980
19/99 1999 72.60 135 9,792
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 2.0
1.0 2.0
1.0 1.8
2.8
2.8
2.8
3.0
3.0
2.8
6,835 12,303
18,819 33,873
4,338 7,808
3,345 6,690
3,980 7,960
9,792 17,625
Total 67,135 124,801
40 Lampiran 3. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, (Lanjutan)
Data kebutuhan pupuk 2011 (rotasi 2 MOP dan UREA). Lanjutan... PT. Budi Duta Agromakmur Estate Field Blocks Year Planted Ha SPH Pohon
20/99 1999 45.40 126 5,738
30/99 1999 30.50 136 4,160
1/03 2003 102.18 100 10.250
2/03 2003 20.96 99 2,076
3/03 2003 15.90 138 2,194
BDAM 4/03 2003 62.78 87 5,454
5/03 2003 85.43 74 6,304
6/03 2003 81.24 97 7,867
7/03 2003 6.90 101 696
9/03 2003 35.75 86 3,067
45 2,370
1.0 1.8
1.0 2.0
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 2.0
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 2.0
1.0 1.8
1.0 1.5
Total
2.8
3.0
2.8
2.8
3.0
2.8
2.8
2.8
3.8
2.8
2.5
S.Total
G.Total
UREA (kg) MOP (kg)
5,738 10,328
4,160 8,320
10,250 18,450
2,076 3,737
2,194 4,388
5,454 9,817
6,304 11,347
7,867 14,161
696 1,392
3,067 5,521
2,370 3,555
50,176 91,016
117,311 215,817
Month Sep/Oct
Fertillzer UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
1/06 2006
41 Lampiran 3. ........... (Lanjutan)
kebutuhan pupuk tahun 2012 PT. Budi Duta Agromakmur Estate Field Blocks Year Planted Ha SPH Pohon
BDAM 3/97 1997 35.00 146 5,116
2/98 1998 94.00 111 10,428
1/99 1999 20.20 142 2,868
4/99 1999 11.60 139 1,614
5/99 1999 54.80 125 6,835
6/99 1999 138.80 136 18,819
7/99 1999 31.90 136 4,338
8/99 1999 26.00 129 3,345
17/99 1999 29.20 136 3,980
19/99 1999 72.60 135 9,792
1,1 2,0
1,0 1,8
1,1 2,0
1,0 1,8
0,9 1,5
0,9 1,5
1,0 1,7
1,0 1,8
0,9 1,8
0,9 1,7
Rp (kg/palm) Kieserite (kg/palm) Borate (kg/palm)
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
0,100
0,100
0,150
UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
1,1 2,0
1,0 1,8
1,1 2,0
1,0 1,8
0,9 1,5
0,9 1,5
1,0 1,7
1,0 1,8
0,9 1,8
1,0 1,7
Total
8,6
8,0
8,8
8,3
7,4
7,5
7,9
8,2
7,9
7,9
UREA (kg) MOP (kg) RP (kg) Kieserit (kg) Borate (kg)
11,121.74 20,037.67 7,674.00 5,116.00 0.00
20,406.61 36,845.60 15,642.00 10,428.00 0.00
6,546.52 11,567.60 4,302.00 2,868.00 0.00
3,333.26 5,891.10 2,421.00 1,614.00 161.40
11,886.96 20,960.67 10,252.50 6,835.00 683.50
32,728.70 57,711.60 28,228.50 18,819.00 2,822.85
8,487.39 14,996.10 6,507.00 4,338.00 0.00
6,908.15 12,209.25 5,017.50 3,345.00 0.00
6,921.74 14,527.00 5,970.00 3,980.00 0.00
19,158.26 33,782.40 14,688.00 9,792.00 0.00
Month Mar/Apr
Jul/Agt
Okt/Nov
Fertillzer UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
s.total 127,495.33 228,498.98 100,702.50 67,135.00 3,667.75
42 Lampiran 3. ,,,,,,,,,,,,,,,, (Lanjutan)
Data kebutuhan pupuk tahun 2012. Lanjutan..... PT. Budi Duta Agromakmur Estate Field Blocks Year Planted Ha SPH Pohon
20/99 1999 45.40 126 5,738
30/99 1999 30.50 136 4,160
1/03 2003 102.18 100 10,250
2/03 2003 20.96 99 2,076
3/03 2003 15.90 138 2,194
BDAM 4/03 2003 62.78 87 5,454
5/03 2003 85.43 74 6,304
6/03 2003 81.24 97 7,867
7/03 2003 6.90 101 696
9/03 2003 35.75 86 3,067
1/06 2006 53.00 45 2,370
Fertillzer UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
1.0 1.8
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
0.9 1.5
0.9 1.5
Rp (kg/palm) Kieserite (kg/palm) Borate (kg/palm)
1.50 1.00 0.100
1.50 1.100 0.100
1.50 1.100
1.50 1.100
1.50 1.100
1.50
1.50 1.100 0.100
1.50 1.100
0.100
1.50 1.100 0.150
1.50 1.100 0.150
1.50 1.100 0.15
UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
1.00 1.8
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.8
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
1.0 1.7
0.9 1.5
0.9 1.5
Total
8.1
8.1
8.0
7.9
8.2
7.0
8.1
8.0
7.9
7.5
7.5
UREA (kg) MOP (kg) RP (kg) Kieserit (kg) Borate (kg)
11,227 20,274 8,607 5,738 574
8,591 14,352 6,240 4,160 416
21,168 35,363 15,375 10,250 0
4,062 7,162 3,144 2,194 0
4,532 8,009 3,291 2,194 0
10,671 18,816 8,181 0 545
15,392 21,749 9,456 6,304 946
15,392 27,141 11,801 7,867 787
1,362 2,401 1,044 696 0
5,334 9,405 4,601 3,067 460
4,328 7,268 3,555 2,370 356
Month Mar/Apr
Jul/Agt
Okt/Nov
s.total 99,00 171,941 75,264 44,722 4,083
G.total 226,495 400,440 175,967 111,857 7,751
43 Lampiran 3. ,,,,,,,,,,,, (Lanjutan)
Data kebutuhan pupuk tahun 2013 (semua rotasi) di PT. Budi Duta Agromakmur Estate Field Blocks Year Planted Ha SPH Pohon
BDAM 4/03 2003 62.78 87 5,445
20/99 1999 45.40 126 5,365
30/99 1999 30.50 136 4,070
1/03 2003 102.18 100 10,197
2/03 2003 20.96 99 2,066
3/03 2003 15.90 138 2,194
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 2.0
1.0 2.0
1.0 1.8
Rp (kg/palm) Kieserite (kg/palm) Borate (kg/palm)
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
1.0 1.9
1.0 1.9
1.3 2.0
1.2 1.9
1.2 2.1
1.0 1.9
1.0 1.9
1.0 1.9
1.0 1.9
1.2 2.2
1.0 1.0
7.6
7.7
8.3
8.1
8.1
7.8
7.6
7.6
7.8
8.2
6.9
Rotasi 1
UREA (kg) MOP (kg)
5,513 9,955
4,203 7,190
10,530 20,394
2,021 4,132
2,266 3,876
5,327 9,260
6,084 10,987
7,609 13,741
683 1,233
3,067 5,418
2,370 4,187
S.Total 49,671 907,34
G.Total 114,410 209,4,99
Rotasi 2
RP (kg) Kieserit (kg) Borate (kg)
5,635 5,635 0
4,070 4,070 0
10,197 10,197 0
2,066 2,066 0
2,194 2,194 0
5,445 5,445 817
6,219 6,219 0
7,778 7,778 0
698 698 105
3,067 3,067 0
2,370 2,370 356
49,739 49,739 1,277
114,843 114,843 4,150
Rotasi 3
UREA (kg) MOP (kg)
5,635 10,707
4,070 7,733
13,256 20,394
2,749 3,925
2,633 4,608
5,445 10,346
6,219 11,816
7,778 14,778
698 1,326
3,680 6,747
2,370 2,370
54,264 94,750
124,579 212,897
Month Feb/Mar
Mei/Jun
Sep/Okt
fertillzer UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
Total
5/03 2003 85.43 74 6,219
6/03 2003 81.24 97 7,778
7/03 2002 6.90 101 698
9/03 2002 35.75 86 3,067
1/06 2006 53.00 45 2,370
1.0 1.0
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
0.15
0.15
0.15
44 Lampiran 3. ,,,,,,,,(Lanjutan) Data kebutuhan pupuk tahun 2013 (semua rotasi). Lanjutan…. PT. Budi Duta Agromakmur Estate Field Blocks 3/97 2/98 1/99 Year Planted 1997 1998 1999 Ha 35.00 94.00 20.20 SPH 146 111 142 Pohon 5,080 10,011 2,844 Month
4/99 1999 11.60 139 1,594
5/99 1999 54.80 125 6,597
BDAM 6/99 1999 138.80 136 18,374
7/99 1999 31.90 136 4,338
8/99 1999 26.00 129 3,037
17/99 1999 29.20 136 3,857
19/99 1999 72.60 135 9,372
Fertillzer UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
1.0 2.0
1.0 1.8
1.0 2.0
1.0 2.0
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
1.0 1.8
Mei/Jun
Rp (kg/palm) Kieserite (kg/palm) Borate (kg/palm)
1.0 1.0 0.15
1.0 1.0
1.0 1.0 0.15
1.0 1.0
1.0 1.0
1.0 1.0
1.0 1.0 0.15
1.0 1.0 0.15
1.0 1.0 0.15
1.0 1.0
Sep/Okt
UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
1.5 2.20
1.0 1.90
1.5 2.30
1.3 2.10
1.0 1.50
1.0 1.70
1.0 1.30
1.0 1.90
1.2 2.00
1.0 1.90
8.8
7.6
9.0
8.4
7.3
7.5
7.2
7.9
8.2
7.7
Rotasi 1
UREA (kg) MOP (kg)
5,080 9,948
9,793 17,686
2,844 5,735
1,646 3,188
6,597 11,875
18,374 33,073
4,244 7,808
3,136 5,543
3,857 70,39
9,168 16,870
Total 64,739 118,765
Rotasi 2
RP (kg) Kieserit (kg) Borate (kg)
5,080 5,080 762
10,011 10,011 0
2,844 2,844 427
1,594 1,594 0
6,597 6,597 0
18,374 18,374 0
4,338 4,338 651
3,037 3,037 456
3,857 3,857 579
9,372 9,372 0
65,104 65,104 2,873
Rotasi 3
UREA (kg) MOP (kg)
7,620 11,176
10,011 19,021
4,266 6,541
2,072 3,347
6,597 9,896
18,374 31,236
4,338 5,639
3,037 5,770
4,628 7,714
9,372 17,807
70,316 118,147
Feb/Mar
Total
45 Lampiran 3. ,,,,,,,,,,,, (Lanjutan)
Data kebutuhan pupuk tahun 2014 PT. Budi Duta Agromakmur Estate Field Blocks Year Planted Ha SPH Pohon Month Feb/Mar
Mei/jun
Sep/Okt
Fertillzer UREA (kg/palm) MOP (kg/palm) Rp (kg/palm) Kieserite (kg/palm) Borate (kg/palm) UREA (kg/palm) MOP (kg/palm)
Total Rotasi 1 Rotasi 2 Rotasi 3
UREA (kg) MOP (kg) RP (kg) Kieserit (kg) Borate (kg) UREA (kg) MOP (kg)
1/A 2003 55.44 79 4,377
1/B 2003 63.25 100 6,312
1/99 1999 10.29 274 2,816
2/98 1998 68.68 136 9,368
3/97 1997 46.14 109 5,020
BDAM 4/99 1999 20.43 73 1,500
5/99 1999 60.74 106 6,438
6/99 1999 127.50 138 17,595
7/99 1999 32.42 111 3,610
8/99 1999 20.79 160 3,327
1.0 1.8 2.0
1.0 1.8 2.0
1.3 2.1 2.0
1.0 2.0 2.0
1.0 2.0 2.0
1.0 1.8 2.0
1.0 1.7 2.0
1.0 1.7 2.0
1.0 1.8 2.0
1.0 2.0 2.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
0.15 1.0 1.8 8.8
0.12 1.0 1.8 8.7
0.12 1.3 2.1 9.9
0.12 1.0 2.0 9.1
0.12 1.0 2.0 9.1
0.12 1.0 1.8 8.7
1.0 1.7 8.4
1.0 1.7 8.4
0.12 1.0 1.8 8.7
0.12 1.0 2.0 9.2
4,377 7,879 8,754 4,377 657 4,377 7,879
6,312 11,362 12,624 6,312 757 6,312 11,362
3,661 5,914 5,632 2,816 338 3,661 5,914
9,368 18,736 18,736 9,368 1,124 9,368 18,736
5,020 10,040 10,040 5,020 602 5,020 10,40
1,500 2,700 3,000 1,500 180 1,500 2,700
6,438 10,945 12,876 6,438 0 6,438 10,945
17,959 29,912 35,190 17,595 0 17,595 29,912
3,532 6,498 7,220 3,610 433 3,610 6,498
3,435 6,654 6,654 3,327 399 3,327 6,654
17/99 1999 23.86 150 3,794
1.0 1.8 2.0 1.0 0.15 1.0 1.8 8.8 3,794 6,829 7,588 3,794 569 3,794 6,829
Total 41,314 73,577 82,568 41,284 2,184 41,284 73,577
46
Lampiran 4. Gambar pupuk yang digunakan
Gambar 1. Pupuk Rock Phosphate
Gambar 3. Pupuk Borat
Gambar 2. Pupuk Urea
Gambar 4. Pupuk MOP
Gambar 4. Pupuk Kieserit
47
Lampiran 5. Kegiatan persiapan dan pelaksanaan pemupukan (Lanjutan)
Gambar 5. Pembersihan gawangan
Gambar 6. Penebaran pupuk
Lampiran 6. Gejala defisiensi hara
Gambar 7. Kekurangan boron
Gambar 8. Kekurangan boron berat
Gambar 8. Kekurangan kalium
Gambar 9. Kekurangan kalium berat