PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut 1. Umum a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Toko Gunung Agung Tbk (“Perusahaan” atau “Induk Perusahaan”) didirikan dengan nama CV Ayumas Jakarta pada tahun 1973 dan diubah menjadi perseroan terbatas (PT) berdasarkan akta No. 30 tanggal 6 Juni 1980 dari Darsono Purnomosidi, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/83/20 tanggal 30 Januari 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 47 tanggal 6 Juni 1980, Tambahan No. 2092. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 19 tanggal 13 Agustus 2008 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU87047.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 November 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23 Desember 2008, Tambahan No.28913. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang perdagangan eceran buku-buku, alat tulis dan alat kantor serta usaha sejenis lainnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juni 1980. Perusahaan berdomisili di Jakarta. Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan mempunyai 30 cabang yang tersebar di 8 kota di Indonesia. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jalan Kwitang 6, Jakarta. Pada tahun 2011, Perusahaan membuka satu cabang di Surabaya.
b.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 1992, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif No.S16/PM/1992 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK untuk melakukan penawaran umum atas 1.000.000 saham dengan harga Rp.5.000 per saham dan pencatatan 25.000.000 saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.. Sesuai dengan Akta No.27 tanggal 15 September 1997 dari P.S.A. Tampubolon, S.H.,notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari Rp.1.000 menjadi Rp.500 per saham, sehingga meningkatkan jumlah saham dari 26.000.000 menjadi 52.000.000 saham. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 52.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan lebih dari 50% pada anak perusahaan berikut ini:
Anak Perusahaan
Domisili
Bidang Usaha
Tahun Operasi Komersial
Persentase Kepemilikan 2011 2010 % %
PT Ayu Masagung
Jakarta
Perdagangan valuta asing
1976
99.99
PT Perdana Makmur Agung
Jakarta
Perdagangan buku dan peralatan
2004
PT Timpani Agung
Jakarta
Percetakan dan Penerbitan
2006
-6-
Total Aktiva (Sebelum Eliminasi) 2011 2010 Rp Rp
99.99
10,075,837,534
8,328,867,298
90.00
90.00
12,558,241,319
8,902,266,972
99.00
99.00
846,516,398
707,203,818
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
1.
Umum (Lanjutan) d.
Karyawan, Komisaris dan Direktur Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana didokumentasikan masingmasing dalam Akta No. 13 tanggal 18 Juni 2010 dan No. 12 tanggal 12 Juni 2009, keduanya dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
2011
2010
Presiden Komisaris Komisaris
: Putra Masagung : Angela Meilany Basiroen
Putra Masagung Angela Meilany Basiroen
Komisaris Independen
: Choo W arren
W inarto
Presiden Direktur Direktur
: Ryan Pascal Masagung : Franky Montung Setjoadinata
Ryan Pascal Masagung Franky Montung Setjoadinata
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit sebagaimana diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Ketua Anggota
2011
2010
: Choo W arren : Gunawan Adjie Jhon Henry Gultom
W inarto Gunawan Adjie Jhon Henry Gultom
Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) adalah 1.274 karyawan tahun 2011 dan 1.669 karyawan tahun 2010 (Induk Perusahaan: 1.243 karyawan tahun 2011 dan 1.611 karyawan tahun 2010). Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada komisaris dan direksi masingmasing sebesar Rp 516.776.067 tahun 2011 dan Rp 440.902.974 tahun 2010. Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Toko Gunung Agung Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 28 April 2011, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan surat edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perdagangan. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan -7-
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
2.
(historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan) Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).
b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: 1. PSAK 50 (Revisi 2006),”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrument keuangan dan criteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, deviden, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK 50 “ Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. 2. PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivative, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai, dan penentuan criteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 1 Januari 2010 yang disusun berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), tidak terdapat penyesuaian transisi atas jumlah-jumlah yang sebelumnya telah dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2009. 3. PSAK 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”’ yang berisi perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman dan mengharuskan entitas untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Standar ini juga mengharuskan entitas untuk mengakui biaya pinjaman lainnya sebagai beban. Standar ini menggantikan PSAK 26 (1997) “Biaya Pinjaman”. Penerapan standar ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.
c.
Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan -8-
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
2.
apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat, atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Induk Perusahaan. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c
Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha (Lanjutan) Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
d.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah.Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.
-9-
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) d
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, kurs mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut:
2011 Rp. 1 1 1 1 1 1 1 1 1
e.
HKD USD JPY SGD CNY THB EUR AUD SAR
1,118.44 8,709.00 10,513.68 6,905.89 1,328.32 287.29 12,316.71 9,000.76 2,345.00
2010 Rp. 1,174.06 9,115.00 9,770.62 1,335.28 281.50 12,216.39 8,344.34 2,470.50
Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah :
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries) ; 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh seacra signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor) ; 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota dekat orang-orang tersebut ; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
- 10 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus. Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. Infomasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan.
g. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank, termasuk kas yang merupakan persediaan mata uang asing, yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. h. Instrumen Keuangan Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2b, Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010; Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca konsolidasi. Jika dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrument tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrument keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrument sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hamper sama. Pengukuran awal instrument keuangan, - 11 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas dimasa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit dimasa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrument tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang diisyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrument ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrument sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi 9options pricing models), dan model penilaian lainnya. Laba/Rugi Hari ke-1 - 12 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke1) dalam laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi criteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan 1) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapka untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi criteria sebagai berikut: a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan,atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas,atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca konsolidasi pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga , sedangkan pendapatan deviden dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas deviden tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 2) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif. Aset - 13 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) 2) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (Lanjutan) diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset keuangan pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, dan piutang lain-lain yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. 3) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan dan anak perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam bentuk investasi dimiliki hingga jatuh tempo. 4) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk dijual serta - 14 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi. Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasi langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika Perusahaan dan anak perusahaan 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) 4) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (Lanjutan) memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first-in, first out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan metode suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual.
Kewajiban Keuangan 1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktifitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 31 Maret 201, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 2) Kewajiban Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan dan anak perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau - 15 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut jika kewajiban tersebut diselesaikam tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto, dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan lainlain disajikan sebagai kewajiban lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, jika tidak, maka disajikan sebagai kewajiban tidak lancar. Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini meliputi hutang bank, hutang usaha, biaya yang masih harus dibayar, hutang deviden, surat hutang jangka menengah, sewa pembiayaan dan hutang lain-lain dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada saat tanggal neraca, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. 1) Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi konsolidasi. - 16 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Jika pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. 2) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan) 3) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan criteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasi. Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan 1) Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; b. Perusahaan dan/atau anak perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang dierima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau - 17 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut c.
Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namaun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan dan/atau anak perusahaan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) h.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2010 (Lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) 2) Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan sebelum tanggal 1 januari 2010 Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun.
i.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode eceran (retail method) melalui pendekatan metode rata-rata, yang disesuaikan dengan penurunan nilai di bawah harga jual normal (marked down), potongan dan retur pembelian serta barang hilang.
- 18 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. j.
Investasi dalam Saham Perusahaan Asosiasi Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham minimal 20% dan tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan deviden. Keuntungan yang belum direalisasi yang berasal dari transaksi dengan perusahaan asosiasi dieliminasi dari nilai investasi sebesar presentase kepemilikan pada perusahaan asosiasi. Bagian kepemilikan atas laba atau rugi bersih disesuaikan dengan amortisasi goodwill berdasarkan metode garis lurus selama jangka waktu lima (5) tahun. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) j.
Investasi dalam Saham Perusahaan Asosiasi (Lanjutan) Apabila bagian kepemilikan Perusahaan atas rugi bersih perusahaan asosiasi sama dengan atau melebihi nilai tercatat investasi, maka Perusahaan mengakui tambahan kerugian tersebut apabila telah timbul kewajiban atau melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan atau Perusahaan Asosiasi Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dam akun “Selisih Transaksi Perubahan Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”. Pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan, selisih perubahan ekuitas anak perusahaan atau perusahaan asosiasi tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode yang sama dengan pengakuan keuntungan atau kerugian pelepasan investasi.
k. Biaya Dibayar Dimuka dan Sewa Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka dan sewa dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masingmasing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. l.
Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan pada saat terjadinya. - 19 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka bebanbeban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Bangunan dan prasarana Perlengkapan toko dan kantor Perbaikan bangunan sewa Kendaraan Instalasi listrik
Tahun 20 4-5 5 4-8 5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) l.
Aset Tetap (Lanjutan) Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan serta terdiri dari biaya konstruksi dan biaya langsung lainnya yang tidak disusutkan sampai dengan dipindahkan ke masing-masing aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan.
m. Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: 1) Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada. - 20 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut 2) Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya yang telah termasuk dalam masa sewa; 3) Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau 4) Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada scenario (1), (3) atau (4) dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada scenario (2). Perusahaan dan anak perusahaan sebagai lesse. Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan/anak perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodic yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) m.
Sewa (Lanjutan) Aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan/atau anak perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Pembiayaan sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Perusahaan/anak perusahaan sebagai lessor. Sewa dimana Perusahaan/anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
n. Biaya Tangguhan Hak Atas Tanah Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hokum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. - 21 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan. Pendapatan sewa ruangan diakui selama masa sewa berdasarkan metode garis lurus. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui secara akrual dalam laporan laba rugi konsolidasi menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan metode akrual berdasarkan suku bunga kontraktual. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) q. Imbalan Kerja Imbalan Kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan social. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto, sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga dan beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
r.
Pajak Penghasilan 1. Pajak Penghasilan Final Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.
- 22 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau pajak yang masih harus dibayar.
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) r. Pajak Penghasilan (Lanjutan) 2. Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa dating. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda. Tambahan kewajiban pajak diakui pada saat hasil pemeriksaan diterima, atau jika Perusahaan dan anak perusahaan mengajukan banding, ketika hasil banding tersebut telah ditetapkan. s. Laba (rugi) per Saham Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah ratarata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan - 23 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan, dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang apat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan diungkapkan pada catatan
3
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penyisihan penurunan Nilai Piutang Penyisihan penurunan nilai piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca Perusahaan dan anak perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah penyisihan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
- 24 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
4. Kas dan Setara Kas
- 25 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
2011 Rp Kas Rupiah
4,265,247,411
3,726,672,807
1,240,904,652 1,009,712,751 763,608,517 384,927,349 152,280,262 143,358,936 43,231,650 21,106,784 4,223,342
110,509,713 1,188,696,265 370,980,865 55,527,760 137,258,228 234,196,708 190,761,728 668,508,957
265,404,249 4,028,758,492
293,666,249 3,250,106,473
8,294,005,903
6,976,779,280
391,582,621 4,689,479,257 237,723,809 653,601,118 236,679,741 1,846,246,537 949,426,039
962,021,728 928,740,443 157,031,692 163,046,482 88,516,070 62,333,892 369,833,818
9,004,739,122
1,025,737 2,732,549,862
7,381,923 7,381,923
8,841,732 8,841,732
9,012,121,045
2,741,391,594
Deposito berjangka Rupiah PT Bank Rabobank Internasional Indonesia PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Jumlah
8,090,285,941 1,829,375,150 1,162,564,871 11,082,225,962
7,638,645,376 2,876,837,539 1,096,651,087 11,612,134,002
Jumlah
28,388,352,910
21,330,304,876
Valuta asing Dollar Hongkong Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Dolar Singapura Yuan Chinese Baht Thailand Euro Eropa Dolar Australia Riyal Saudi Arabia Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta) Jumlah Jumlah Bank Rupiah PT Bank Mega Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank CIMB Niaga PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Lain-lain (masing-masing dibawah Rp.50 juta) Jumlah Mata uang asing Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk The HSBC Ltd.,cabang Jakarta Bank UOB Indonesia Jumlah Dolar Singapura The HSBC Ltd.,cabang Jakarta Jumlah Jumlah
Suku bunga per tahun deposito berjangka Rupiah
4.
2010 Rp
6.25 - 7.25%
Kas dan Setara Kas (Lanjutan) - 26 -
6.25 - 7.00%
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Kas dalam mata uang asing masing-masing sebesar Rp 4.036.140.415 tahun 2011 dan Rp 3.258.948.205 tahun 2010 (Catatan 34), termasuk persediaan mata uang asing milik anak perusahaan, PT Ayu Masagung sebesar Rp.4.036140.415 tahun 2011 dan Rp.3.258.948.205 tahun 2010 (Catatan 26). Per 31 Maret 2011 dan 2010, kas dan kas dalam perjalanan diasuransikan kepada PT Asuransi Asoka Mas, pihak ketiga, terhadap risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 14,18 miliar (Induk Perusahaan: Rp.3,48 miliar) Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 5. Piutang Usaha 2011 Rp
2010 Rp
37,450,250 3,469,139 40,919,389
22,991,318 22,991,318
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( Catatan 33 ) Hotel Nikko PT Wisma Nusantara Indonesia Jumlah Pihak ketiga Kartu kredit PT Asuransi Asoka Mas PT Perusahaan Gas Negara KKPB Bintaro Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp.5 juta) Jumlah
202,365,193 32,312,480 12,678,900 14,376,800
170,772,148 36,732,160 4,175,800 -
331,517,729 593,251,102
68,352,861 280,032,969
Jumlah
634,170,491
303,024,287
b. Berdasarkan Umur (hari) Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : Kurang dari 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan
558,381,305 70,415,821 5,373,365
275,643,427 23,128,639 4,252,221
Jumlah
634,170,491
303,024,287
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, semua piutang usaha dalam mata uang Rupiah. Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena berdasarkan penelaahan masing-masing akun piutang, manajemen berpendapat seluruh piutang dapat tertagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
- 27 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut 6. Piutang Lain-lain
2011 Rp
Pihak ketiga Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah
2010 Rp
1,815,465,350
2,203,778,547
(1,473,754,848) 341,710,502
(1,473,754,848) 730,023,699
Jumlah - Bersih
341,710,502
730,023,699
Piutang lain-lain- pihak ketiga merupakan piuatng dari Sihite Agency, piutang sewa ruangan usaha dan piutang biaya pemeliharaan dari PT Biru Fast Food (restoran A&W). Mutasi penyisihan piutang Induk Perusahaan adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
Saldo awal tahun Penambahan
1,473,754,848 -
1,473,754,848 -
Saldo
1,473,754,848
1,473,754,848
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang dari pihak ketiga pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
7. Persediaan 2011 Rp
2010 Rp
Peralatan (Stationery) Buku
32,963,809,464 5,908,683,976
24,995,971,929 13,158,194,042
Jumlah
38,872,493,440
38,154,165,971
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 , persediaan Perusahaan telah diasuransikan pada PT Kurnia Insurance Indonesia, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp.65 miliar (Induk Perusahaan: Rp.65 miliar)
- 28 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
7.
Persediaan (Lanjutan) Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan tidak melampaui nilai realisasi bersihnya pada tanggal neraca dan manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan dapat terjual dengan harga wajar.
8. Pajak Dibayar Dimuka 2011 Rp
2010 Rp
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 28A PPh Ps.4 ayat 2 final Fiskal Luar Negeri Pajak Pertambahan Nilai - Net
2,056,000 142,777,690 88,449,283 270,163,788 15,008,888 20,722,500 3,548,923,502
2,188,500 304,047,386 3,662,381,937
Jumlah
4,088,101,651
3,968,617,823
9. Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka
2011 Rp
2010 Rp
Biaya dibayar dimuka Uang Muka
933,853,419 1,416,214,875
775,617,829 586,370,993
Jumlah
2,350,068,294
1,361,988,822
- 29 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
10. Sewa Dibayar Dimuka Akun ini merupakan pembayaran sewa yang belum diamortisasi atas ruang pertokoan untuk cabang Perusahaan dan berada di kota-kota sebagai berikut: 2011 Rp Jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jakarta Bandung Surabaya Banten Denpasar Semarang Jumlah Jatuh tempo lebih dari satu tahun Jakarta Bogor Bandung Surabaya Banten Denpasar Semarang Jumlah Jumlah
2010 Rp
2,043,152,433 359,991,601 427,675,434 104,549,043 79,515,204 77,742,581
1,754,877,891 496,790,030 773,352,707 35,692,594 13,476,679 -
3,092,626,296
3,074,189,901
3,254,602,014 10,506,861 567,643,716 538,236,699 203,073,354 351,464,516
4,085,842,206 1,539,723,553 1,615,753,883 328,839,615 678,159,294 256,056,900 -
4,925,527,160
8,504,375,451
8,018,153,456
11,578,565,352
Pada tanggal 31 Desember 2009, sewa dibayar dimuka cabang Bogor sebesar Rp.1.539.723.553 telah direklasifikasi ke Aset Lain-lain.Perusahaan menuntut pengembalian dana dari pengelola gedung sehubungan dengan penutupan gedung. Pada tanggal laporan audit, tuntutan ini masih dalam proses. Namun demikian, Perusahaan telah mencadangkan penyisihan penurunan nilai atas piutang tersebut (Catatan 14).
11. Investasi dalam Saham Perusahaan Asosiasi Investasi Perusahaan dan anak perusahaan dalam saham pada perusahaan asosiasi dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut:
Perusahaan Asosiasi
PT Pantja Indohitech Komputer PT Komputa Agung Jumlah Penyisihan penurunan nilai Jumlah-Bersih
Persentase Kepemilikan
49.0% 42.5%
01 Januari 2011 Rp
Perubahan selama tahun 2011 dan 2010 Penambahan (Pengurangan) Bagian Laba Penerimaan Penyertaan (rugi) Bersih Dividen Rp Rp Rp
304,625,955 118,979,068
-
-
-
423,605,023
-
-
-
(423,605,023)
31 Maret 2011 Rp 304,625,955 118,979,068 423,605,023 (423,605,023)
-
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Pantja Indohitech Komputer (PIK) tanggal 15 Juni 2006, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan - 30 -
-
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (membekukan) segala kegiatan usaha PIK, sejak tanggal tersebut. hal 11. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi (Lanjutan)
Sehubungan dengan
tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tersebut sebesar nilai tercatatnya. Berdasarkan keputusan Rapat Umum pemegang Saham Luar Biasa PT Komputa Agung (KA) tanggal 7 Januari 2002, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan (membekukan) segala kegiatan usaha KA, sejak tanggal tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tesebut sebesar nilai tercatatnya sejak tahun 2002. Investasi Induk Perusahaan dalam saham anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang dihitung dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut :
Persentase Kepemilikan
Perusahaan Asosiasi
PT Pantja Indohitech Komputer PT Komputa Agung PT Ayu Masagung PT Timpani Agung PT Perdana Makmur Agung
49.00% 42.50% 99.99% 99.00% 90.00%
Jumlah
304,625,955 118,979,068 8,027,788,308 (890,899,793) (27,156,623)
-
7,533,336,915
Penyisihan penurunan nilai
-
304,625,955 118,979,068 8,682,624,636 (943,368,173) 1,955,253
631,479,824
8,164,816,739 (423,605,023)
7,109,731,892
Persentase Kepemilikan
PT Pantja Indohitech Komput PT Komputa Agung PT Ayu Masagung PT Timpni Agung PT Perdana Makmur Agung
49.00% 42.50% 99.99% 99.00% 90.00%
1 Januari 2010 304,625,955 118,979,068 6,394,518,585 (762,864,794) 304,185,286
Jumlah Penyisihan penurunan nilai
6,359,444,100 (423,605,023)
Jumlah-Bersih
5,935,839,077
- 31 -
31-Mar-11 Rp
654,836,328 (52,468,380) 29,111,876
(423,605,023)
Jumlah-Bersih
Perusahaan Asosiasi
1 Januari 2011 Rp
Perubahan selama tahun 2011 Penambahan (Pengurangan) Bagian Laba Penyertaan (rugi) Bersih Rp Rp
7,741,211,716
Perubahan selama tahun 2010 Penambahan (Pengurangan) Bagian Laba Penyertaan (rugi) Bersih -
31-Mar-10
690,075,115 (59,128,245) 28,184,384
304,625,955 118,979,068 7,084,593,700 (821,993,039) 332,369,670
659,131,254
7,018,575,354 (423,605,023) 6,594,970,331
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
12. Aset Tetap Konsolidasi 1-Jan-11 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Perlengkapan toko dan kantor Perbaikan bangunan sewa Kendaraan Instalasi listrik Aset sewa pembiayaan Kendaraan Aset dalam penyelesaian Nilai Buku Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Perlengkapan toko dan kantor Perbaikan bangunan sewa Kendaraan Instalasi listrik Aset sewa pembiayaan Kendaraan
Perubahan selama tahun 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
9,768,482,721 10,184,720,048 32,924,424,642 17,098,605,404 5,717,211,367 8,948,983,476
411,699,521 288,981,850 443,110,725
(259,334,199) (139,258,646) -
(8,047,303) 478,692,599 333,607,225
9,768,482,721 10,184,720,048 33,068,742,661 17,866,279,853 5,577,952,721 9,725,701,426
2,548,450,000 205,372,460
0 658,516,413
(10,536,350)
(804,252,521)
2,548,450,000 49,100,002
87,396,250,118
1,802,308,509
(409,129,195)
9,018,356,380 28,880,641,835 13,782,644,050 5,444,930,411 7,545,283,540
65,624,835 413,294,292 352,438,579 19,428,406 141,485,562
(258,363,483) (139,200,000) -
762,684,166
127,422,501
Jumlah
65,434,540,382
1,119,694,175
Nilai Buku
21,961,709,736
1-Jan-10 Rp Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Perlengkapan toko dan kantor Perbaikan bangunan sewa Kendaraan Instalasi listrik Aset sewa pembiayaan Kendaraan Aset dalam penyelesaian Nilai Buku Akumulasi penyusutan: Bangunan dan prasarana Perlengkapan toko dan kantor Perbaikan bangunan sewa Kendaraan Instalasi listrik Aset sewa pembiayaan Kendaraan
31-Mar-11 Rp
-
-
(443,170,000) 443,170,000 -
(397,563,483)
-
88,789,429,432
9,083,981,215 28,592,402,644 14,578,252,629 5,325,158,817 7,686,769,102 890,106,667.00 66,156,671,074 22,632,758,358
Perubahan selama tahun 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp Rp Rp
9,768,482,721 10,184,720,048 31,156,557,715 15,237,274,929 5,719,411,367 8,058,222,028
468,438,239 267,941,250 139,450,650
2,075,000,000 910,040,601
473,450,000 320,083,354
83,109,709,409
1,669,363,493
(326,937,756)
8,611,927,324 28,413,546,299 12,517,282,953 5,310,063,232 7,091,349,233
127,308,999 418,787,423 323,412,617 57,396,038 146,476,480
(249,342,239) (1,650,000) (74,590,600)
276,666,664
103,749,999
Jumlah
62,220,835,705
1,177,131,556
Nilai Buku
20,888,873,704
(250,147,156) (2,200,000) (74,590,600) -
(325,582,839)
31-Mar-10 Rp
(243,719,875) 642,571,250 224,589,350
9,768,482,721 10,184,720,048 31,131,128,923 16,147,787,429 5,717,211,367 8,347,671,428
(623,440,725)
2,548,450,000 606,683,230
-
(443,170,000) 443,170,000 -
84,452,135,146
8,739,236,323 28,139,821,483 13,283,865,570 5,365,809,270 7,163,235,113 380,416,663.00 63,072,384,422 21,379,750,724
- 32 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
12. Aset Tetap (Lanjutan) Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut (Catatan 28):
2011 Rp Beban penjualan Beban umum dan administrasi Jumlah
2010 Rp
816,652,620 303,070,916
827,103,979 350,027,577
1,119,723,536
1,177,131,556
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 merupakan pekerjaan bangunan dan partisi yang diperkirakan selesai masing-masing pada bulan Juni 2011 dan Juni 2010. Pengurangan aset tetap selama tahun 2011 dan 2010 merupakan penjualan aset tetap dengan perincian sebagai berikut : Konsolidasi 2011 Rp
2010 Rp
Harga Jual Nilai Buku
125,000,000 -
45,775,000 1,354,917
Keuntungan (kerugian) penjualan
125,000,000
44,420,083
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6, Jalan Kwitang 38 dan Jalan Kramat Buntu 12 Jakarta dengan Hak Guna Bangunan berjangka waktu selama 20 tahun sampai dengan 2013, 2014 dan 2027. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat masalah atas perpanjangan hak atas tanah tersebut karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan dokumen legal yang memadai. Aset tetap tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6 dan Jl. Kwitang 38, Jakarta, dengan HGB No. 487/Kwitang, No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang digunakan sebagai jaminan hutang bank (Catatan 15) dan surat hutang jangka menengah (Catatan 19) pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 . Aset sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 20). Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 , aset tetap , kecuali tanah, telah diasuransikan pada PT Kurnia Insurance Indonesia, PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Central Asia dan PT Tugu Insurance, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 42,43 miliar. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010
- 33 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
13. Biaya Tangguhan Hak atas Tanah Merupakan biaya legal perolehan hak guna bangunan atas tanah dan bangunan Induk Perusahan yang berlokasi di Jl. Kwitang No.6 dan Jl. Kwitang No.38, Jakarta Pusat. Biaya tangguhan ini di amortisasi selama 20 tahun. Konsolidasi 2011 Rp Biaya tangguhan hak atas tanah Akumulasi amortisasi Jumlah
2010 Rp
328,023,341 (158,596,319)
328,023,341 (143,747,795)
169,427,022
184,275,546
Jumlah beban amortisasi masing-masing sebesar Rp.3.712.131 tahun 2011 dan 2010, dan dibukukan sebagai bagian dari “Beban usaha – umum dan administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 28).
14. Aset Lain-lain
Konsolidasi 2011 Rp Uang Jaminan Sewa Jasa pelayanan Listrik Telepon Lainnya Lain-lain (catatan 24)
Jumlah
2010 Rp
3,272,277,646 1,365,928,996 312,886,400 202,718,200 45,629,887 9,311,721 0
3,090,120,775 1,642,335,621 312,886,400 211,293,200 66,574,096 4,660,937 0
5,208,752,850
5,327,871,029
Aset lain-lain termasuk piutang dari pengelola gedung Pangrango di Bogor sebesar Rp.1.539.723.553 yang sudah dibentuk cadangan penurunan nilai. 15. Hutang Bank 2011 Rp PT Bank Rabobank International Indonesia*) (Rabobank) Fasilitas I Fasilitas II Jumlah
- 34 -
2009 Rp
9,582,460,637 4,736,767,479
4,905,357,176 4,306,129,860
14,319,228,116
9,211,487,036
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
15. Hutang Bank (Lanjutan) Pada tahun 2006, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran II dari Rabobank sejumlah maksimum Rp.6.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir sampai dengan 23 September 2011.Pinjaman ini dijamin dengan HGB No.487/Kwitang (Catatan 12). Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,75% per tahun. Pada tahun 2005, Induk perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran I dari Rabobank sejumlah maksimum Rp 13.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir sampai dengan 23 September 2011. Pinjaman ini dijamin dengan HGB No. 487/Kwitang. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 8,75 % pertahun pada tahun 2011 dan 12% per tahun pada tahun 2010. Fasilitas II tersebut digunakan oleh Induk Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja anak perusahaan dan beban bunga atas fasilitas II tersebut dibayar oleh anak perusahaan. Beban bunga konsolidasi yang dibayar adalah sebesar Rp.161.714.182 pada tahun 2011 dan sebesar Rp.32.050.353 pada tahun 2010.
16. Hutang Usaha
a.
Berdasarkan Pemasok : 2011 Rp
PT ECS Indo Jaya PT Freshindo Marketama PT Elexm edia Komputindo PT Agrom edia Pustaka PT Citra Sarana Kreasi PT Asaba PT Prima Niaga PT Gram edia Pustaka Utam a PT Maharupa Gatra CV Gema Insani Press PT Transmedia Pustaka PT Erafone Artha Retailindo PT Samafitro PT Dasary Jaya Karya NV Bam bi PT Erlangga PT Niaga Swadaya PT Pasifik Internusa PT Antara PT Bumi Makm ur PT Datascrip PT Faber Castel PT Surya Mas PT Sumber Karunia Anugrah PT offistarindo Adhiprima PD Salim PT Tas Center Cemerlang Lain-lain (m asing-m asing dibawah Rp 300 juta)
- 35 -
2010 Rp
3,271,454,267 2,441,300,370 1,154,942,342 318,240,955 1,248,377,177 1,331,411,905 1,437,391,322 1,341,067,695 559,428,921 400,257,014 569,459,372 621,807,449 782,753,060 1,700,709,371 1,144,125,920 701,143,305 629,200,586 975,624,774 414,416,780 532,714,546 555,986,960 600,778,369 515,576,809
3,987,922,628 2,995,522,358 1,607,204,558 406,595,716 1,017,029,632 1,585,001,836 1,105,091,782 1,474,484,151 814,605,627 480,970,017 220,615,350 85,339,404 426,153,863 484,922,376 394,237,619 302,467,180 14,128,540 -
43,062,082,206
38,383,051,108
66,310,251,475
55,785,343,745
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
16. Hutang Usaha (Lanjutan) b. Berdasarkan Umur Analisa umur hutang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut : 2011 Rp
2010 Rp
Kurang dari 15 hari 15 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 120 hari 121 - 150 hari Lebih dari 150 hari
6,084,089,230 6,870,622,596 9,237,059,715 9,756,897,155 6,154,462,379 4,951,892,304 23,255,228,096
6,507,747,069 5,020,443,231 7,123,583,371 6,411,793,657 5,895,841,458 5,635,802,004 19,190,132,955
Jumlah
66,310,251,475
55,785,343,745
17. Hutang Pajak 2011 Rp
2010 Rp
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai - Bersih
68,111,160 1,390,209,180
77,261,103 271,888,214 238,444,894 84,253,682 535,597,262
Jumlah
1,904,514,757
1,207,445,155
104,808,410 341,386,007
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self assessment). Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
- 36 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
18. Biaya yang Masih Harus Dibayar Akun ini terdiri atas : 2011 Rp Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 33) Bunga atas surat hutang jangka menengah Pihak ketiga Karyawan Listrik Jasa Profesional Sewa gedung Telepon Promosi Lain-lain (masing-masing dibawah Rp.50 juta)
Jumlah
2010 Rp
853,784,953
331,053,506
1,677,159,209 433,052,767 233,460,400 340,112,566 208,727,314 41,996,515
3,260,069,781 400,600,858 242,664,400 251,141,882 116,723,656 504,346,129
2,180,253,952 5,114,762,723
1,067,033,515 5,842,580,221
5,968,547,676
6,173,633,727
19. Surat Hutang Jangka Menengah Terdiri dari: 2011
2010
Rp
Rp
MTN I
10,000,000,000
MTN II
5,000,000,000
10,000,000,000 5,000,000,000
Jumlah
15,000,000,000
15,000,000,000
Penerbitan Surat Hutang Jangka Menengah/Medium Term Notes (MTN) sampai dengan sejumlah Rp 40.000.000.000 telah disetujui oleh RUPSLB tanggal 10 Juni 2005, yang didokumentasikan dengan Akta No. 11 dari Sjaaf De Carya Siregar,S.H., notaris di Jakarta. Pada tahun 2005, Induk Perusahaan menerbitkan MTN sejumlah Rp. 15.000.000.000, yang dibagi dalam dua sertifikat masing-masing MTN I sebesar Rp. 10.000.000.000 dan MTN II sebesar Rp. 5.000.000.000, keduanya diterbitkan kepada salah satu pemegang saham. Sesuai perjanjian, fasilitas MTN dengan Akta No. 52 dan No. 9 masing-masing bertanggal 22 Juni 2005 dan 6 September 2005 dari Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., notaris di Jakarta, dikenakan bunga sebesar 15% per tahun untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun yang berakhir masing-masing pada tanggal 22 Juni 2008 dan 6 September 2008. Berdasarkan Akta No. 5 dan No. 4 tanggal 11 September 2009 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, fasilitas tersebut masing-masing diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2011 dan 5 Agustus 2011. Fasilitas tersebut dijamin dengan HGB No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang atas nama Perusahaan. - 37 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Beban bunga atas hutang MTN adalah sebesar Rp.684.960.988 pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 18,29 dan 33) 20. Kewajiban Sewa Pembiayaan Berikut adalah pembayaran sewa pembiayaan minimum masa yang akan datang (future minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan antara Perusahaan dengan PT Bank Jasa Jakarta : 2011 Rp
2010 Rp
Jatuh tempo : 2010 2011 2012 2013
249,965,992 590,059,800 21,280,620
558,091,800 744,122,400 281,933,992 21,280,620
Jumlah pembayaran sewa pembiayaan minimum Bunga
861,306,412 (71,139,634)
1,605,428,812 (225,825,191)
790,166,778
1,379,603,621
499,958,275
433,770,666
290,208,503
945,832,955
Nilai sekarang pembayaran sewa pembiayaan minimum Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun
Kewajiban sewa pembiayaan berjangka waktu antara 3 tahun dengan suku bunga tetap 5,25 – 8% per tahun dan dibayar pada jumlah tetap setiap bulan. Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang disewa (Catatan 12).
- 38 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
21. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011: Nilai Tercatat Rp Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain - bersih Jumlah Kewajiban Keuangan Lancar Hutang bank Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang dividen Surat hutang jangka menengah Sewa pembiayaan - jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah Kewajiban Keuangan Tidak Lancar Sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah
- 39 -
Konsolidasi Estimasi Nilai W ajar Rp
28,388,352,910 634,170,491 249,542,131
28,388,352,910 634,170,491 249,542,131
29,272,065,532
29,272,065,532
14,319,228,116 66,310,251,475 2,182,405,724 5,968,547,676 378,605,491 15,000,000,000
14,319,228,116 66,310,251,475 2,182,405,724 5,968,547,676 378,605,491 14,084,507,042
499,958,275
499,958,275
104,658,996,757
103,743,503,799
290,208,503
272,496,247
104,949,205,260
104,016,000,046
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
22. Modal Saham
Susunan kepemilikan saham Perusahaan berdasarkan registrasi yang dibuat oleh PT Edi Indonesia, Biro Administrasi Efek Perusahaan dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Nama Pemegang Saham
2011 Persentase Kepemilikan
Jumlah Modal Saham Rp
Putra Masagung Deutsche Bank AG CS AG Hongkong TR AC PT Macro Target Ryan Pascal Masagung CB Hongkong S/A Masyarakat lainnya (Kepemilikan masing-masing dibawah 5%)
10,901,000 9,880,000 9,860,000 8,602,000 5,114,500 4,600,000
20.96% 19.00% 18.96% 16.54% 9.84% 8.85%
5,450,500,000 4,940,000,000 4,930,000,000 4,301,000,000 2,557,250,000 2,300,000,000
3,042,500
5.85%
1,521,250,000
Jumlah
52,000,000
100.00%
26,000,000,000
Jumlah Saham
Nama Pemegang Saham
2010 Persentase Kepemilikan
Jumlah Modal Saham Rp
Putra Masagung Deutsche Bank AG GSI-Episode Holding INC PT Macro Target PT Ciptadana Sekuritas CB Hongkong S/A Masyarakat lainnya (Kepemilikan masing-masing dibawah 5%)
10,901,000 9,880,000 9,360,000 8,602,000 4,678,000 4,600,000
20.96% 19.00% 18.00% 16.54% 9.00% 8.85%
5,450,500,000 4,940,000,000 4,680,000,000 4,301,000,000 2,339,000,000 2,300,000,000
3,979,000
7.65%
1,989,500,000
Jumlah
52,000,000
100.00%
26,000,000,000
23. Tambahan Modal Disetor
Merupakan selisih antara jumlah nilai nominal saham dengan hasil yang diterima sesuai harga pasar saham yang berlaku pada saat penawaran saham perdana kepada masyarakat, yaitu penawaran saham perdana sebanyak 1.000.000 lembar dengan harga Rp.5.000 per saham dari nilai nominal sebesar Rp.1.000 per saham.
- 40 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
24. Hak Minoritas Hak Monoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan Merupakan bagian kepemilikan minoritas atas aset bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
PT Perdana Makmur Agung Rp Modal saham Saldo laba (defisit)
50,000,000 (49,782,750)
Jumlah
217,250
PT Perdana Makmur Agung Rp Modal saham Saldo laba (defisit) Jumlah
2011 PT Timpani Agung Rp
Jumlah Rp
2,000,000 (11,528,972)
52,000,000 (61,311,722)
(9,528,972)
(9,311,722)
2010 PT Timpani Agung Rp
Jumlah Rp
50,000,000 (13,070,037)
2,000,000 (10,302,960)
52,000,000 (23,372,997)
36,929,963
(8,302,960)
28,627,003
Hak Minoritas atas Laba (rugi) Bersih Anak Perusahaan Merupakan bagian kepemilikan minoritas atas laba (rugi) bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
2011 Rp
2010 Rp
PT Perdana Makmur Agung PT Timpani Agung
3,234,653 (529,984)
3,131,598 (597,255)
Jumlah
2,704,669
2,534,343
- 41 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
25. Penjualan Bersih
2011 Rp Penjualan buku dan perlengkapan Potongan penjualan
2010 Rp
57,719,507,439 (94,542,436)
54,242,332,586 (119,189,926)
Jumlah - bersih Penjualan mata uang asing
57,624,965,003 429,679,120,675
54,123,142,660 283,767,412,230
Penjualan - bersih
487,304,085,678
337,890,554,890
Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat penjualan kepada satu pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih.
26. Beban Pokok Penjualan Rincian dari beban pokok penjualan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2011 Rp Beban pokok penjualan buku dan perlengkapan Persediaan awal Pembelian
2010 Rp
36,233,567,273 43,391,347,243
34,665,119,525 40,752,345,641
Persediaan tersedia untuk dijual Persediaan akhir tahun
79,624,914,516 (38,872,493,440)
75,417,465,166 (38,154,165,971)
Jumlah
40,752,421,076
37,263,299,195
5,073,028,523 427,137,155,030 (4,036,140,415) (3,356,355)
4,116,296,638 281,437,077,818 (3,258,948,205) (1,001,301)
428,170,686,783
282,293,424,950
468,923,107,859
319,556,724,145
Beban pokok penjualan mata uang asing Saldo awal mata uang asing Pembelian mata uang asing Saldo akhir mata uang asing (Catatan 3) Pemakaian sendiri Jumlah Beban pokok penjualan buku, perlengkapan dan mata uang asing
Pada tahun 2011 dan 2010, tidak terdapat pembelian dari satu pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pembelian.
- 42 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
27. Pendapatan Usaha Bersama Merupakan pendapatan komisi dari penjualan barang dagangan milik pihak ketiga sesuai kerjasama usaha (Joint business) dengan Perusahaan (Catatan 35). Rincian dari pendapatan usaha bersama adalah sebagai berikut:
Alat dan buku Perlengkapan komputer Majalah Peralatan kantor Kalkulator Kartu ucapan Lainnya Jumlah
2011
2010
Rp.
Rp.
1,491,688,413 602,731,423 55,481,388 1,944,936 2,151,846,160
1,351,472,349 254,249,093 499,125,790 19,221,309 6,694,976 52,307,125 2,183,070,642
28. Beban Usaha 2011 Rp a. Penjualan Sewa Gaji dan tunjangan karyawan Penyusutan Listrik, air dan telepon Iklan dan promosi Pengangkutan Perbaikan dan pemeliharaan Alat pembungkus Alat kantor Asuransi Perjalanan dinas Lain-lain Jumlah
- 43 -
2010 Rp
6,564,623,264 5,917,337,219 816,652,620 1,075,993,918 214,848,505 303,587,965 26,628,867 154,624,555 74,610,233 43,177,795 166,059,423 476,380,558
6,217,885,353 5,701,487,099 827,103,979 926,647,425 84,936,811 374,881,237 23,273,336 119,800,862 84,197,289 48,537,229 16,864,255 459,559,339
15,834,524,922
14,885,174,214
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
29. Beban Usaha (Lanjutan) 2011 b. Umum dan administrasi Gaji dan tunjangan karyawan Imbalan pasti pasca-kerja (Cat.30) Penyusutan Listrik, telepon dan faksimifi Perjalanan Perbaikan dan pemeliharaan Pengangkutan Jasa profesional Asuransi Alat tulis Amortisasi hak atas tanah (Cat.13) Representasi dan sumbangan Lain-lain Jumlah Jumlah
2010
4,125,994,771 750,000,000 303,070,916 256,402,275 205,818,691 81,986,827 29,570,656 72,660,000 75,273,500 36,610,107 6,288,006 685,235,860
3,773,384,168 501,000,000 350,027,577 248,736,746 51,098,784 60,286,874 43,284,165 183,493,250 25,081,761 70,196,094 6,288,006 735,158,293
6,628,911,609
6,048,035,718
22,463,436,531
20,933,209,932
30. Beban Bunga dan Keuangan Lainnya
2011 Rp
2010 Rp
Bunga atas : Surat hutang jangka menengah Hutang bank Kewajiban sewa pembiayaan
684,960,988 161,714,182 30,364,423
562,500,000 32,050,353 41,953,938
Jumlah
877,039,593
636,504,291
31. Imbalan Pasca Kerja Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undangundang No.13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, tertanggal 2 Maret 2011.. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut sebanyak 602 karyawan tahun 2010 dan 673 karyawan tahun 2009 (Induk Perusahaan : 557 karyawan tahun 2010 dan 621 karyawan tahun 2009). - 44 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun berjalan disajikan sebagai bagian dari “Beban usahaumum dan administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (catatan 28). 32. Pajak Penghasilan a. Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari : 2011 Rp Pajak kini Tidak final Final Jumlah
163,709,000 20,722,500 184,431,500
2010 Rp
230,740,256 20,729,700 251,469,956
b. Pajak kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak Induk Perusahaan menurut laporan laba rugi Induk Perusahaan dan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
2011 Rp Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi Induk Perusahaan Perbedaan temporer : Imbalan pasti pasca-kerja - bersih Amortisasi hak atas tanah Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Sewa pembiayaan Jumlah
Perbedaan tetap : Kesejahteraan karyawan Bagian laba bersih anak perusahaan/perusahaan asosiasi Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Rugi penutupan toko Beban pajak Lain-lain
Laba kena pajak (rugi fiskal) Induk Perusahaan
- 45 -
2010 Rp
(2,345,194,947)
(726,166,637)
614,104,014 2,187,715 130,743,727 35,855,162
409,702,722 2,187,714 (41,443,263) (19,014,663)
782,890,618
351,432,510
1,385,311,902 (631,479,824) (207,225,000) (159,675,286) 42,355,250 (1,734,798) 300,000,000
1,471,598,449 (659,131,254) (207,297,000) (167,542,622) 37,000,000 2,787,800
727,552,244
477,415,373
(834,752,085)
102,681,246
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
31. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Perhitungan beban pajak dan hutang pajak kini (lebih bayar) perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut :
Beban pajak kini - Final (Induk Perusahaan) Beban pajak kini - Tidak Final Induk Perusahaan 28 % x 0 Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
20,722,500
20,729,700
-
28,750,749
-
28,750,749
Anak Perusahaan PT Ayu Masagung PT Perdana Makmur Agung Jumlah - beban pajak tidak final
163,709,000 163,709,000
193,221,032 8,768,475 230,740,256
Jumlah pajak kini
184,431,500
251,469,956
2,286,699 87,966,126 265,186,708 355,439,533
1,236,833 16,673,429 24,536,031 42,446,293
97,868,340 15,008,888 468,316,761
118,512,000 299,120,317 460,078,610
(304,607,761)
(229,338,354)
(355,439,533)
(13,695,544)
(15,008,888) 65,840,660
(290,351,842) 74,709,032
(304,607,761)
(229,338,354)
Dikurangi pembayaran pajak dimuka Induk Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Fiskal luar negeri Jumlah Anak perusahaan PT Ayu Masagung PT Perdana Makmur Agung
Hutang (lebih bayar) pajak kini Terdiri dari Induk Perusahaan Anak Perusahaan PT Perdana Makmur Agung PT Ayu Masagung Jumlah
33. Laba (Rugi) Per Saham Dasar Perhitungan laba (rugi) bersih per saham dasar dari Perusahaan berdasarkan pada informasi berikut:
- 46 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
2011 Rp Laba (rugi) bersih tahun berjalan Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar
2010 Rp
(2,508,903,947)
(977,636,593)
52,000,000
52,000,000
(48)
(19)
Laba (Rugi) bersih per saham dasar
34. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa a. Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan, yaitu PT Wisma Nusantara Indonesia dan Hotel Nikko. b. PT Pantja Indohitech Komputer dan PT Komputa Agung merupakan perusahaan asosiasi. c.
PT Ayu Masagung, PT Perdana Makmur Agung dan PT Timpani Agung merupakan anak perusahaan.
Transaksi Hubungan Istimewa a. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, rincian transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Induk Perusahaan adalah sebagai berikut (Catatan 5, 6, 16, 18 dan 19): 2011
2010
Rp
Rp
Aset Piutang Usaha Hotel Nikko Wisma Nusantara
37,450,250 3,469,139
22,991,318 -
40,919,389
22,991,318
PT Perdana Makmur Agung
5,111,339,995
4,354,333,918
PT Timpani Agung
1,621,541,441
1,311,846,703
PT Ayu Masagung
31,747,252
28,676,800
6,764,628,688
5,694,857,421
1,768,740,738
2,919,987,335
Jumlah Piutang lain-lain
Jumlah Hutang usaha PT Perdana Makmur Agung PT Timpani Agung Jumlah
18,750,450
33,577,350
1,787,491,188
2,953,564,685
853,784,953
331,053,506
15,000,000,000
15,000,000,000
Biaya yang masih harus dibayar Bunga atas surat hutang jangka menengah Surat hutang jangka menengah
b. Hutang bank jangka pendek Induk Perusahaan dijamin dengan deposito berjangka atas nama Pengurus Perusahaan (Catatan 15). c. Induk Perusahaan menerbitkan MTN sebesar Rp 15.000.000.000 kepada salah satu pemegang saham Perusahaan (Catatan 19). Beban bunga atas hutang MTN adalah sebesar Rp 684.960.988 pada tahun 2011 dan sebesar Rp.562.500.000 pada tahun 2010. - 47 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut d. Perusahaan memberikan gaji dan tunjangan kepada komisaris dan direksi perusahaan sebesar Rp 516.776.067 tahun 2011 dan Rp.440.902.974 tahun 2010. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan dan anak perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1 “Benturan Kepentingan”.
35. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank dan surat hutang jangka menengah. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan mengelola beban bunga dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan hutang. Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan kewajiban keuangan Perusahaan yang terkait risiko suku bunga:
Rata-rata
Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
Suku Bunga Efektif
dalam Satu Tahun
pada Tahun ke-2
pada Tahun ke-3
%
Rp
Rp
Rp
Jumlah
Aset Suku bunga tetap Kas dan setara kas
24,359,594,418
-
-
24,359,594,418
8,75 - 12,75
14,319,228,116
-
-
14,319,228,116
15,00
15,000,000,000
-
-
15,000,000,000
-
790,166,778
6,25 - 7,25
Kewajiban Suku bunga tetap Hutang bank Surat hutang jangka menengah Sewa pembiayaan
5,25 - 8,00
499,958,275
290,208,503
Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari instrumen keuangan akan mempengaruhi akibat perubahan nilai tukar. Transaksi umum yang dilakukan Perusahaan dan anak perusahaan, seperti penjualan, pembelian, dan beban usaha, sebagian besar menggunakan mata uang Rupiah. Manajemen melakukan review berkala atas eksposur mata uang asing. Eksposur dalam mata uang asing Perusahaan dan anak perusahaan tersebut jumlahnya tidak material. - 48 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Berikut adalah posisi aset dan kewajiban Perusahaan dan anak perusahaan dalam mata uang asing:
Risiko Nilai Tukar (Lanjutan)
2011 Mata Uang Asing
2010 Ekuivalen Rp
Mata Uang Asing
Ekuivalen Rp
Aktiva Aktiva lancar Kas dan setara kas Dolar Hongkong Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Dolar Singapura Yuan Chinese Baht Thailand Euro Eropa Dolar Australia Riyal Saudi Arabia Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100 juta)
HKD USD JPY SGD CNY THB EUR AUD SAR
1,109,496 115,939 72,630 55,739 114,641 499,004 3,510 2,345 1,801
Jumlah Aktiva - Bersih
1,240,904,652 1,009,712,751 763,608,517 384,927,349 152,280,262 143,358,936 43,231,650 21,106,784 4,223,342
94,126 130,411 37,969 41,585 487,596 19,171 22,861 270,597
110,509,713 1,188,696,265 370,980,865 55,527,760 137,258,228 234,196,708 190,761,728 668,508,957
265,404,249
293,666,249
4,028,758,492
3,250,106,473
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan diungkapkan pada catatan 2d mengenai kebijakan akuntansi. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen melakukan evaluasi atas kondisi keuangan pelanggan dalam hal pemenuhan kewajiban pelanggan kepada Perusahaan dan anak perusahaan. Berdasarkan evaluasi tersebut pihak manajemen Perusahaan dan anak perusahaan akan menentukan perkiraan jumlah yang tidak dapat ditagih atas aset keuangan tersebut. Berikut adalah eksposur neraca konsolidasi yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Maret 2011:
- 49 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Konsolidasi Jumlah Bruto Jumlah Neto Rp Rp Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain - bersih
24,359,594,418 634,170,491 1,815,465,350
24,359,594,418 634,170,491 341,710,502
Jumlah
26,809,230,259
25,335,475,411
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Dalam pengelolaan risiko likuidaitas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang, dan terusmenerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan konsolidasi berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Maret 2011 < 1 tahun Rp Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain - bersih Jumlah aset Kewajiban Hutang bank Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang deviden Surat hutang jangka menengah Sewa pembiayaan Jumlah kewajiban
28,388,352,910 634,170,491 341,710,502 29,364,233,903
14,319,228,116 66,310,251,475 2,182,405,724 5,968,547,676 378,605,491 15,000,000,000 499,958,275 104,658,996,757
- 50 -
1 - 2 tahun Rp
-
290,208,503 290,208,503
3 - 5 tahun Rp
Nilai Tercatat Rp
-
28,388,352,910 634,170,491 341,710,502 29,364,233,903
-
14,319,228,116 66,310,251,475 2,182,405,724 5,968,547,676 378,605,491 15,000,000,000 790,166,778 104,949,205,260
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
36. Perjanjian a. Perjanjian kerja sama Induk perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama usaha (Joint business) dengan pihak ketiga, antara lain dengan PT Maharupa Gatra, Toko Bag's Station, PT Instan Print Pratama dan PT Bayuniaga Primamandiri, dimana Induk Perusahaan memperoleh pendapatan komisi penjualan berdasarkan persentase tertentu dari hasil penjualan barang dagangan pihak ketiga (Catatan 27). b.
Perjanjian sewa Induk Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan took milik pihak ketiga yang berjangka waktu antara 2 sampai 5 tahun, dengan nilai kontrak antara Rp.234.720.000 sampai dengan Rp.1.459.005.600 per tahun.
36. Kelangsungan Usaha Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk melangsungkan usahanya. Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai ekuitas negative (defisiensi modal) sebesar Rp.5.180.543.646 per 31 Maret 2011. Disamping itu, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kewajiban lancar yang melebihi aset lancar, sehingga modal kerja menjadi negative pada tanggal 31 Maret 2011 Hal-hal tersebut menimbulkan ketidakpastian signifikan tentang kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, rencana dan tindakan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan adalah berupaya melakukan pembiayaan kembali (refinancing) hutang dan berusaha mengefisiensikan manajemen persediaan melalui system konsinyasi untuk mengurangi hutang dagang kepada pemasok, memperluas jaringan pemasaran dengan membuka toko baru setiap tahun dan menjual barang-barang merek terbaru, meningkatkan penjualan buku-buku impor untuk memperoleh keuntungan (marjin) lebih tinggi serta mengembangkan usaha distributor untuk barang-barang impor, dan manajemen juga mempertimbangkan untuk menutup toko-toko yang tidak efisien atau memperkecil luas ruangan untuk pembukaan toko baru yang potensial
Pemegang saham Perusahaan telah memberikan pernyataan dukungan keuangan kepada Perusahaan dan anak perusahaan.Pihak manajemen berkeyakinan bahwa rencana di atas dapat dicapai dan memungkinkan Perusahaan dan anak perusahaan memenuhi kewajiban dan merealisasikan asetnya.
37. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut:
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK - 51 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan 14. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 15. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi 16. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan 37. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan) ISAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14 (2010), Biaya Situs Web ISAK 17 (2010), Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK 1. 2. 3. 4. 5. 6.
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan
ISAK 1. ISAK 13 (2010), Lindung Nilai Investasi Neto dalam kegiatan Usaha Luar Negeri 2. ISAK 15, ISAK 24 Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya 3. ISAK 20, Pajak Penghasilan Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau para Pemegang saham
Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK diatas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan. ********* - 52 -
PT TOKO GUNUNG AGUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
- 53 -