Nomor ISSN 2442-8906
A L -I RSYAD B ULLETIN K EAGAMAAN , K OMUNIKASI D AKWAH
Edisi Juli– Septe ber, No or Tahu
DAN
K ONSELING I SLAM
6
SALAM REDAKSI Hamdan wa Syukran Lillah, Shalatan wa Salam ‘ala Rasulillah. Dewan redaksi mengucapkan terima kasih kepada tim redaksi yang telah bekerja keras dan seluruh pihak yang telah membantu proses penerbitan, sehingga bulletin Al-Irsyad edisi ketiga ini sampai ke tangan pembaca. Bulletin Al- Irsyad edisi ketiga ini menyajikan materi seputar bulan Ramadhan. Redaksi menyadari bulletin ini belum lagi sempurna. Maka dari itu, JIHAD MAHASISWA Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) IAIN Padangsidimpuan, kritik dan saran sangat kami harapkan mengikuti Ujian Akhir Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 pada Ramadhan 1437 H, untuk membenahi penerbitan bulletin pada 25 Mei– 10 Juni 2016, di gedung perkuliahan FDIK. ini di masa mendatang. Akhirul kalam, semoga bulletin MELESTARIKAN NILAI RAMADHAN ini bermanfaat sebagai media dalam mengembangkan Fakultas Dakwah MENUJU MANUSIA YANG SHALEH SECARA SOSIAL dan Ilmu Komunikasi IAIN Pa- Padangsidimpuan, Al- Irsyad---- Ramadhan 1437 Hijriah baru saja berlalu. Umat Islam yang beriman dangsidimpuan. (Red). SAJIAN ARTIKEL Mengukir ibadah dan Mendulang Pahala di Bulan Ramadhan oleh Anas Habibi Ritonga, MA…….2 Evaluasi Memasuki Ramadhan oleh Siti Wahyuni Siregar, M.Pd.I.…………………...........5 Di balik Keutamaan Bulan Ramadhan oleh Hasbi Anshori Hasibuan, MM...….....…..7
CIVITAS AKADEMIK
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI IAIN PADANGSIDIMPUAN MENGUCAP KAN : MINAL AIDIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN SELAMAT IDULFITRI 1437 HIJRIYAH
telah usai berperang mengendalikan hawa nafsunya demi mencapai derajat ketakwaan kepada Tuhan, Rabb al ‘alamin. Keunggulan ramadhan, membuat umat Islam selalu gembira dan bersemangat untuk menyambutnya. Betapa tidak, umat ini menantikan ampunan Tuhan yang telah dijanjikan, yakni bagi mereka yang berpuasa dengan penuh keimanan dan perhitungan. Oleh karena itu, semua kebaikan yang ada pada bulan Ramadhan mesti diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dari Ramadhan tahun ini sampai pada Ramadhan pada tahun-tahun selanjutnya. Menurut Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr Shaleh Fikri, M.Ag menyebutkan, paling tidak ada tiga nilai-nilai mulia dapat dipetik dari bulan Ramadhan. Pertama pelipatan ibadah karena Ramadhan berarti subur, untuk memperbanyak ibadah sehingga banyak pahala dijanjikan diberikan kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah-ibadah pada bulan tersebut. Kedua, nilai mujahadah karena bulan Ramadhan adalah bulan latihan. Pada bulan Ramadhan kita dilatih untuk merasakan lapar dan mengendalikan hawa nafsu. “Pandangan mata yang biasa lepas, suka melihat pemandangan yang dilarang agama, telinga yang suka mendengar sesuatu yang negatif, tangan dan kaki yang diringankan untuk berbuat dosa, serta lidah yang suka mencela, mengumpat, menebar fitnah dan berkata bohong. Semua anggota tubuh kita mesti dikendalikan untuk taat kepada Allah, Yang Maha Agung,” ujar Sholeh Fikri. Ketiga, nilai sosial dimana dalam bulan Ramadhan kita dilatih untuk menahan lapar sehingga tubuh ini mampu merasakan penderitaan si fakir dan miskin. Kesadaran yang tinggi pada perintah puasa, maka melahirkan individu yang suka menolong dan meringankan penderitaan orang-orang miskin di sekitar kita, terutama meringankan penderitaan saudara-saudara kita yang seagama. Rasa ukhuwah Islamiyah dan moral juga timbul. Karena dalam bulan Ramadhan, kita dilatih untuk memaafkan orang lain. Ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan banyak yang bernilai social, dengan demikian maka terbentuklah ikatan persaudaraan yang kokoh yang dibangun di atas pondasi keimanan dan ketakwaan kepada Allah. (redaksi).
DITERBITK AN OLEH : FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI IAIN PADANGSIDIMPUAN
ALAMAT REDAKSI: Jalan T. Rizal Nurdin Km 4,5 Sihitang, Kota Padangsidimpuan Sumatera Utara 22733, email:
[email protected] SUSUNAN REDAKSI: Penanggung Jawab: Fauziah Nasution, M.Ag, Redaktur: Dr. Sholeh Fikri, M.Ag. Penyunting Akhir: Drs. Kamaluddin, M.Ag. Desain Grafis: Icol Dianto, S.Sos.I., M. Kom.I Fotografer: Zilfaroni, MA. Sekretariat: Asboni, S.Sos.I., MA, Yuli Evi Yanti, SE., MM Penulis: Anas Habibi Ritonga, S.Sos.I., MA, Siti Wahyuni Siregar, S.Sos.I., M.Pd.I, Hasbi Anshori Hasibuan, MM
B ULLETIN A L -I RSYAD
P AGE 2
MENGUKIR IBADAH DAN MENDULANG PAHALA DI BULAN RAMADHAN Oleh Anas Habibi Ritonga, S.Sos.I.,MA
Waktu adalah hal yang paling berharga dalam kehidupan diri seorang muslim, karena dalam “waktu” itulah kebaikan dan keburukan dilandaskan, keberhasilan dan kekalahan disarungkan. Umur manusia yang terdiri dari gugusan detik demi detik, menit demi menit dan seterusnya yang nantinya akan dipertanggungjawabkan setiap manusia di hadapan Allah SWT.
SHALAT TARAWIH, merupakan salah satu ibadah sunat yang hanya ada di bulan Ramadhan, dalam rangka mendirikan malam-malam Ramadhan ( Qiyam al – Lail ) . Pada foto ilustrasi, tampak satu shaf jamaah kaum perempuan sedang takbiratul ikram. ( Sumber: Internet ) .
Terkait dengan waktu, Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “Tidak beranjak kedua kaki anak Adam di hadapan Tuhannya pada hari kiamat kelak, sehingga ia ditanyai perihal empat perkara; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya bagaimana ia lalui, tentang hartanya bagaimana ia mendapatkan dan kemana ia belanjakan, dan tentang ilmu yang diperolehnya, untuk apa ia mengamalkannya”. (HR. Turmizi dan Abu Ya’la). Suatu kali, Rasulullah SAW bertadarrus bersama sahabat-sahabatnya,
karena sudah lelah, para sahabat meminta untuk beristirahat kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW mengatakan, “Hiburlah kami dengan shalat”. Itulah istirahat yang ditawarkan Rasulullah SAW kepada sahabatsahabatnya. Luar biasa! Para sahabat dan Nabi mengisi waktu santai dan melepaskan kepenatan dengan menunaikan shalat, lalu bagaimana keadaan mereka saat melakukan ibadah yang sesungguhnya. Sikap mental seperti itulah yang mereka bawa memasuki bulan Ramadhan. Sebelas bulan sebelum Ramadhan datang, mereka sudah
bermunajat kepada Allah, hendaknya dipertemukan dengan Ramadhan yang akan datang, dan selang beberapa bulan lagi sebelum tamu yang agung datang (Ramadhan), mereka sudah melakukan pemanasan awal dengan mempertinggi intensitas ibadahnya kepada Allah SWT, ketika Ramadhan telah tiba, mereka dalam kondisi puncak untuk mengukir ibadah dan mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Namun perlu diingat, syaithan sebagai makhluk Allah yang terkutuk, juga pada bulan yang mulia ini, melakukan tipu daya dan muslihatnya yang
semakin dahsyat, dibanding dengan bulanbulan yang lain, salah satu peluru yang dia tembakkan kepada diri seorang muslim adalah peluru “malas”. Malas melakukan shalat, malas tadarrus al-Qur’an, malas menyedekahkan harta maupun makanan, pendeknya, malas dalam melaksanakan semua bentuk perintah-perintah Allah SWT. Malas adalah sejelek-jeleknya teman, dan malas akan mewariskan penyesalan yang sangat luar biasa. Malas merupakan satu penyakit yang sudah ada sejak zaman purba, dan obatnya ada pada masingmasing diri manusia, dan tentunya juga dengan pertolongan Allah SWT. Maka dalam mengatasi sifat malas, khususnya pada bulan Ramadhan, ada beberapa tips dan trik yang dapat
P AGE 3
B ULLETIN A L -I RSYAD
Kita lakukan, di antaranya; 1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai; caranya bagi saja bulan Ramadhan menjadi tiga bagian, sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua dan sepuluh hari ketiga. Sepuluh hari pertama misalnya anda menetapkan bahwa anda harus hafal sepuluh surat pendek, atau membaca lima judul buku yang bermanfaat, atau amal ibadah yang lainnnya, begitu juga dengan sepuluh hari kedua, dan sepuluh hari terakhir. 2. Menyusun jadwal kegiatan; caranya tentukan kapan waktunya anda membaca al-Qur’an, kapan waktunya anda menghafal ayat-ayat pendek, dan seterusnya. 3. Berteman dengan orang yang rajin; caranya pilihlah teman anda yang rajin sehingga anda termotivasi untuk
untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti teman anda tersebut. 4. Melakukan cek dan ricek secara berkala terhadap apa yang telah kita lakukan; caranya bisa anda menlakukan ceklis jika amalan yang anda tentukan telah dilaksanakan dan sebaliknya. 5. Sediakan hadiah; caranya anda menyiapkan atau menentukan hadiah apa yang harus anda terima ketika anda sudah berhasil melakukan amalan yang anda tentukan, bisa saja anda membeli sesuatu yang anda damba-dambakan selama ini, atau berkunjung ke salah satu tempat dan sebagainya. 6. Menjaga stamina; caranya bisa anda menambah atau mengkonsumsi vitamin dan mineral, kurangi minuman yang mengandung kafein, dan
kurangi jumlah jam tidur, apalagi tidur sesudah shalat subuh, wajib dihindari. 7. Yang paling penting adalah keyakinan; keyakinan adalah setengah dari keberhasilan usaha yang akan kita lakukan. Yakin pada bulan Ramadhan kali ini kita melakukan ibadah-ibadah yang ada di dalamnya dengan sempurna. Inilah beberapa tips dan trik untuk mengatasi malas, khususnya pada bulan Ramadhan. Di samping itu, ada beberapa hal yang dianjurkan dalam agama Islam sebelum memasuki bulan Ramadhan, di antaranya: Meminfa maaf kepada orang yang pernah kita sakiti; meminta maaf dengan sebenar-benarnya, tidak pura-pura, sampai dapat kita pastikan orang tersebut telah memaafkan kita. Memberi maaf kepada orang yang pernah menyakiti kita; meminta maaf lebih mudah dari memberi maaf, ungkapan ini seringkali kita dengar, namun belum tentu benar, hal ini terkait dengan kebersihan hati seseorang, jika hatinya bersih, dengan mudah dia dapat memberikan maaf kepada orang yang pernah menyakitinya, dan demikian juga sebaliknya jika seseorang memiliki hati yang kotor, maka meminta maaf dan memberi maaf sama beratnya. Melunasi hutang piutang; kebiasaan kita jika meminjam uang sangat ringan hati, tangan, dan kaki kita bekerja sama hingga uang yang kita pinjamkan dapat kita raih, namun terkadang saat untuk mengembalikan uang yang kita pinjam, terkadang hati, tangan, dan kaki kita tidak seiya sekata, tangan ingin mengembalikan tapi hati merasa sulit untuk mengikhlaskan, pun juga sebaliknya tangan dan hati sudah sepakat namun kaki payah untuk
B ULLETIN A L -I RSYAD
P AGE 4
Dilangkahkan untuk melunasi hutang-hutang. Menyelesaikan janji-janji; janji adalah hutang, semua janjijanji yang telah disepakati dan diucapkan hendaknya kita selesaikan dengan sebaik-baiknya. Memohon maaf pada orang tua, guru dan siapa saja yang kita anggap pernah membimbing dan memberikan ilmu kepada kita; hal ini hampir hilang dari kebudayaan masyarakat Islam, merasa lebih tahu dari orang tua, merasa lebih pintar dari guru dan orang lain, tidak mau dan merasa rendah jika sungkem kepada orang tuanya maupun gurunya. Hal ini tentu bukanlah ajaran Islam, Islam mengajarkan “al-Adabu Fauq alIlmu”, adab itu lebih tinggi derajatnya dibanding ilmu. Artinya sekalipun seseorang memiliki ilmu yang banyak dan tinggi, jika dia tidak memiliki adab, dia tidak memilki akhlak yang baik maka ilmu yang dia miliki itu tidak memberi apa-apa dalam kehidupannya. Begitu juga sebaliknya jika seseorang memiliki adab, akhlak yang luhur, sekalipun ilmunya sedikit pasti
ilmunya tersebut berkah dan akan memiliki pengaruh yang positif dalam perjalanan hidupnya. Betapa banyak kita lihat, orang-orang yang genius namun tidak memiliki akhlak, diperjalanan hidupnya dia tidak menemukan kesuksesan, dan betapa banyak orang yang biasabiasa saja, namun memiliki adab yang tinggi, diperjalanan hidupnya dia sukses dan berhasil. Inilah beberapa hal yang dapat kita lakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Di sisi lain, ada beberapa kebiasaan masyarakat yang menyalahi aturan agama terkait dengan budaya memasuki dan pada bulan Ramadhan, di antaranya; Mandi bareng ke sungai; biasanya ini dilakukan oleh para remaja muslim yang sudah terpengaruh dengan budaya non muslim, mandi dengan lawan jenis ramai-ramai, dan biasanya mereka memilih sungai yang jauh dari kampung mereka, Menghidupkan petasan dan lilin; petasan biasanya dihidupkan ketika malam tiba, di saat orangorang melaksanakan shalat tarawih ataupun tadarussan di masjid, lilin biasanya dihidupkan di malam dua puluh tujuh dari Ramadhan. Semoga dengan memahami hal -hal di atas, kita dapat mengukir ibadah dan mendulang pahala pada Ramadhan kali ini. Amin.
P AGE 5
B ULLETIN A L -I RSYAD
EVALUASI MEMASUKI RAMADHAN Oleh Siti Wahyuni Siregar, S.Sos.I, M.Pd.I Bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah mencurahkan kebaikanNya untuk segenap hamba-hamba-Nya yang beriman. Para Sahabat dan AsSalafus Shalih terdahulu selalu berlomba-lomba menumpuk kebaikan dan amal ibadah di dalamnya. Namun saat ini, kondisi umat Islam sungguh memilukan, mayoritas mereka lemah untuk diajak fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) di bulan penuh kemuliaan ini. Tidak sedikit umat Islam yang melalaikan keistimewaan bulan ini, sehingga banyak yang terjerumus pada kesalahan-kesalahan. Di antara kesalahankesalahan yang umum dilakukan orang berkaitan dengan bulan Ramadhan adalah: 1. Orang menjalani puasa hanya berdasarkan kepada kebiasaan Sikap ini bertentangan dengan firman Allah: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al-Isra’: 36). Dan firman Allah, “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui…” (QS. AnNahl:43). 2. Memegangi prinsip, tidurnya orang puasa adalah ibadah. Orang berpuasa itu beribadah. Bahkan ketika dia tidurpun dalam keadaan beribadah, karena ia berpuasa. Yang menjadi persoalan, dengan prinsip ini lalu seseorang berpuasa dengan malas-malasan, tidak bekerja apa-apa, dan tidak pula melakukan ibadah yang lainnya.
Yang lebih menyedihkan lagi, kalau siang hari mereka tidur dengan prinsip ibadah, tetapi kalau malam justru digunakan untuk begadang. Jika begadangnya diisi dengan baca Al-Qur’an masih sedikit lebih baik. Tetapi kebanyakan justru begadang dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti menonton televisi, menanti pertandingan sepak bola, mendengarkan musik, hanya cerita ke sana ke mari dengan kawan. Karena itulah, hendaklah umat Islam tidur seusai melaksanakan shalat Tarawih, lalu bangun untuk menunaikan sahur. Lalu di siang hari, jika hendak tidur barang sejenak (Qailulah) dipersilakan, tetapi jangan lupa kewajiban dan ibadah-ibadah lain di siang hari. Prinsip yang salah itu harus diluruskan, jika tidur saja ibadah apalagi kalau menambah amal yang lain, maka pahalanya akan berlipat ganda. 3. Memperbanyak makanan dan minuman serta berlebih-
lebihan dengan beraneka ragam jenis makanan dan minumuman tersebut Ada yang mengatakan bahwa barangsiapa makan, minum dan tidurnya banyak, dia luput dari berbagai macam kebaikan. Nabi Muhammad SAW م مأ ابْن آد وع ء شرا منْ ب ْطن بحس ابْنن آد لقيْم ت يقمْ ن ص ْبه فإنْ كن ن فن عنف فنثن ن .لطع مه وث لشرابه وث لنفسه “Tidak ada tempat paling buruk yang dipenuhi isinya oleh manusia kecuali perutnya, karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Kalaupun dia ingin makan, hendaknya ia atur dengan cara sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya”. (HR. Ahmad, an-Nasa`i dan at-Tirmidzi). Sebagian salaf berkata, “Allah menggabungkan seluruh kesehatan pada separuh ayat yaitu
B ULLETIN
P AGE 6
firman Allah Ta’ala: ك ا ا ْشرب ا َ تسْرف ا “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan”. (QS. AlA’raf: 31). Barangsiapa berlebih-lebihan dalam makan dan minum, dia telah lalai dari salah satu hikmah puasa yaitu menghindarkan tubuh dari pengaruh makanan dan minuman yang bisa memberatkan tubuh. 4. Menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa, tetapi tidak peduli kepada hal-hal yang merusak pahala puasa. Banyak orang yang menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan bersenggama dengan isteri, tetapi tidak menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara maknawiyah seperti menggunjing, adu domba, dusta, melaknat, mencaci, memandang wanita-wanita di jalanan, di toko, di pasar dan sebagainya. Seyogyanya setiap muslim memperhatikan puasanya, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan dan membatalkan puasa. Sebab betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga belaka. Betapa banyak orang yang shalat, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali begadang dan letih saja. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ْالع ل به ف يْس هّ ح ج
ْ م ْن ل ْم ي ْع ق ْ الز
.في أ ْ ي ع ع مه شرابه Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan keji dan dusta, serta melakukannya, Allah tidak butuh dengan puasanya. (HR. al-Bukhari) 5. Rajin menjalankan puasa, tetapi malas melakukan qiyamul lail, atau shalat Tarawih di malam hari. Fenomena yang biasa kelihatan, pada hari pertama bulan Ramadhan masjid penuh. Tetapi sepekan pertama, telah mengalami kemajuan shaf, bahkan hingga 50%, maknanya jika semula halaman masjid penuh jama’ah shalat Tarawih, setelah sepekan di halaman sudah tidak ada lagi, tinggal masjid saja yang penuh. Dan setelah setengah bulan, masjid pun menjadi tidak penuh lagi. Ini menunjukkan adanya kemalasan melakukan qiyamul lail. Padahal Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya barangsiapa melakukan qiyamul lail bersama imam hingga selesai, maka sesungguhnya hal itu sama dengan melakukan qiyam sepanjang malam (at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan an-Nasa’i). 6. Minim follow up ibadah pasca Ramadhan Selama bulan Ramadhan aktif pengajian, aktif ke masjid, shalat berjama’ah, banyak bersedekah, tetapi di luar itu kehidupannya berubah 180 derajat. Fenomena ini bisa diukur dengan kehidupan di layar kaca, televisi. Selama bulan Ramadhan semua penyiar, pemain sinetron, tema sinetron, dan semuanya tampil dengan nuansa ”Islami”. Setelah Ramadhan usai, usai pula kepura-puraannya.
AL - IRSYAD
Ini sebuah kekeliruan besar. Adakah Allah mengharamkan kemaksiatan hanya di bulan Ramadhan, sementara pada sebelas bulan lainnya kemaksiatan itu halal? Islam mengajarkan agama Islam untuk hidup dan kehidupan manusia sepanjang masa, bukan hanya di bulan Ramadhan. Maka orang yang masih memiliki kebiasaan seperti ini hendaklah bertaubat. Menyesal dan berhenti dari kebiasaan buruk ini, dimulai dari Ramadhan tahun ini. Selanjutnya, senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Dalam beribadah ini hendaklah memegang firman Allah; “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”. (QS. Al-Hijr: 99).
P AGE 7
B ULLETIN A L -I RSYAD
DI BALIK KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN Oleh Hasbi Anshori Hasibuan, MM
Di antara keutamaan bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan pintu-pintu surge dibuka ketika ramadhan tiba. Rasulullah SAW bersabda, ال هشي ين
صف
ْ غق ت أ ْب ا ال ه
ْ فتح ت أ ْب ا ْال ه
إ اجء م
“Apabila Ramadhan tiba, pintusurgadibuka, pintunerakaditutup, dansetan pun dibelenggu.” (HR. Muslim).
Syaikh Ibnu Utsaimin ra mengatakan, “Pintu-pintu surge dibuka pada bulan ini karena banyaknya amal saleh dikerjakan sekaligus untuk memotivasi umat Islam untuk melakukan kebaikan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang yang beriman. Setansetan diikat kemudian dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti di bulan selain Ramadhan.” (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 4, Wazarotul Suunil Islamiyyah). Pertama, terdapat malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan. Pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan saat diturunkannya alQuran. Allah Ta’ala berfirman: إنه أ ْنز ْل في ل ْي ْالق ْ – ما أ ْْ اَ ما لايْا ا ْالق ْ – ل ْي ْالق ْ خيْر م ْن أ ْلف ش ْر “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. al-Qadr [97] : 1-3). Kedua, bulan Ramadhan adalah salah satu waktu dikabulkannya doa
Rasulullah SAW bersabda, إ ه ل ل م ْس م ْ ْع ي ْ ع ْ ب فيسْت يُْ له,
إ ه هّ فى كل ي ْ ع ْتق ء من ال ه فى ش ْر م
“Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan” . KEUTAMAAN PUASA 1. Puasa adalah perisai Rasulullah SAW bersabda: إنه الصي ج ه يسْت ن ب ْالع ْ من ال ه “Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’). 2. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pahala yang Tak Terhingga Bau Mulut Orang yang Bepuasa Lebih Harum di Hadapan Allah dari pada Bau Misik/ Kasturi Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: ه إ ا كا، الصيا جا ها. أن أجْ ز به، فإنهه لى، كل ع ل ابْن آْ له إَه الصي: َ ق ْ ْ . أ ْ ق ت ه فا اياقالْ إناى ا ْمار صا ئام، فإ ْ س بهه أح، ُْ فا يرْ فث َ يصْ خ، ي ْ ص ْ أح ك ْم ص ئم أ ْيُ ع ْ ه اله ن ْفس مح ه بي لخ ف فم ال ه لا اصها ئام فارْ حاتا، َ م ْن ياِ ْالا اسْا إ ا لقى بهه فر بص ْ مه، ي ْفرح إ ا أ ْفطر فر “Allah berfirman,’Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor, jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi maka katakanlah,’Saya sedang berpuasa’. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari pada bau misk/ kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, ketika berbuka mereka bergembira dengan bukanya dan ketika bertemu Allah mereka bergembira karena puasanya’.“ (HR. Bukhari dan Muslim).
B ULLETIN A L -I RSYAD
P AGE 8
3. Puasa Akan Memberikan Syafaat Bagi Orang Yang Menjalankannya Rasulullah SAW bersabda: ْالقرْ آ ي ْشفع ل ْع ْ ي ْ ْالقي م يق الصي م عْته الطهع ال هش ا ب ل ه ْ الصي أ ْالقرْ آ م عْته ال ه ْ ب ل هيْل يق.فشف ْع ى فيه ق فيشفهع.فشف ْع ى فيه “Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,”Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata,’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk member syafaat kepadanya.’Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.’” (HR. Ahmad, Hakim, Thabrani, periwayatnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Al Haytsami dalam Mujma’ul Zawaid). Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pengampunan Dosa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: إي ن احْ تسا با غافار لاه ما
Royyaan. Pada hari kiamat orangorang yang berpuasa akan masuk surge melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa? Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut”. (HR. Bukhari dan Muslim).
م ْن ص م تق ه م ْن ْن ه
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”.(HR. Bukhari dan Muslim) Bagi Orang Yang Berpuasa Akan Disediakan Ar-Rayyan Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: يا ْ خال ما ْاه، إ ه فى ْال ه ب ب يق له الا هريها ال ه َ يا ْ خال ما ْاه أحا، يا ْ ْالاقايا ما صئ َ ، يق أيْان الصها ئا ا فاياقا ما، غيْره ْم فا ا ْم، َ فإ ا ْخ ا أ ْغ ا، ي ْ خل م ْه أح غيْره ْم ي ْ خلْ م ْه أح “Sesungguhnya di surge ada sebuah pintu yang bernama Ar-
ARTIKEL DALAM BULLETIN INI ADALAH KARYA ASLI PENULIS. JIKA TERDAPAT PLAGIAT DAN ATAU SEJENISNYA MAKA SEPENUHNYA TANGGUNGJAWAB PENULIS.