-~~
IBAIB VII : : : ; § :§"f§: : - § § §
=
----------=-~ ;-~ --------
-----
Cl /!. i hasil percobaan diperoleh bahwa sistern PABX yang dibuat belum dapat ber fungsi seperti yang diharapkan. Tetapi sebagian dari pro gram yang ada di dalam EPROM sudah dilaksanakan oleh MPU sesuai dengan yang diinginkan, yaitu apabila salah
satu
telepon extention diangkat maka akan diperoleh nada
pi-
lih dan apabila sudah selesai memutar nomor pertama maka nada pilih yang diberikan tersebut sudah dimatikan
oleh
pengontrol, hal ini berarti bahwa program pemberian nada pilih dan program rnemB.tikannya pada program interrupt su dah dijalankan. Dengan demikian dapat disimpulkan rangkaian perangkat keras dari sistem pengontrol
bahwa maupun
rangkaian interface sudah dapat berfungsi dengan baik.Te tapi apabila sudah selesai melakukan putaran nomor
yang
kedua, maka extention diberi nada sibuk oleh pengontrol, padahal telepon yang dituju tidak sedang diangkat. Dengan melihat diagram arus program pengontrol PABX ,
bahwa
extention hanya akan diberi nada sibuk apabila telepon yang dituju sedang diangkat (bicara), atau nomor yang di tuju tidak sesuai dengan nomor-nomor extention lainnya a tau nornor yang diputar adalah nomor extentionnya sendiri
135
136 Maka dengan kenyataan yang ada, dapat disimpulkan
bahwa
pengontrol menerima data hasil putaran nomor tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan, yang mungkin disebabkan oleh kesalahan mengambil interval waktu buka putaran nomor telepon, oleh karena tiap telepon mempunyai waktubuka yang tidak persis sama. Dari metode analisa serta hasil-hasil percobaan dan pengukuran, dapat diambil kesimpulan yang mempengaruhi bekerjanya alat yang
bahwa dibuat
yang diharapkan adalah bentuk sinyal denyut clock MPU dan bentuk sinyal denyut phasa 2 (~
2
faktor seperti untuk
atau E) dari MP
U yang masuk ke dalam PIA. Karena dari hasil percobaan dengan frekwensi clock yang tinggi ( 1 lVIHz) un tuk MPU dihasilkan bentuk sinyal denyut E yang kurang baik, sehing ga akan mengacaukan MPU dalam pembacaan data dari EPROM, RAM dan PIA, serta pengirima.n data pada RAM dan PIA. Dengan kesalahan data yang dibaca atau dikirim oleh MPU ini maka MPU aka.n melakukan program tidak sesuai dengan program yang ada di dala.m EPROM. Dari hasil percobaan,di peroleh bahwa dengan menurunkan frekwensi clock bagi MPU maka dihasilkan bentuk sinyal denyut yang lebih bagus,se hingga kesalahan pembacaan/pengiriman data oleh MPU ti dak terjadi. Faktor lain yang berpengaruh pada kesempurnaan be
137
ker janya ala t adalah pembebanan jalur a_a ta dan jalur ala mat pada MPU. Apabila tanpa diberi "buffer" •
pada
jalur
data dan jalur al.amat, maka pembacaan dan pengiriman data maupun alamat dari MPU menjadi salah, sehingga
akan
mengacaukan program, mak_a dengan memberi "buffer"
pad a
jalur data dan jalur alamat, kesalahan tersebut dapat di perbaiki. Sedangkan faktor lain yang berperanan penting juga untuk mendapatkan hasil yang diharapkan adalah gram inisialisasi, yaitu .dalam mengosongkan
pro -
semua
isi
RAM ( dengan diberi _data OOH), inisialisasi Stack Pointer dan inisialisasi PIA. Dari hasil percobaan bahwa
dengan
kesalahan program pengosongan isi RAM, yaitu pada alamat C017H dan C018
yang be.risi 26 F8 yang artinya dalam ba-
hasa mnemonic "Branch if Not Equal zero", yai tu hasil instruksi DEX pada alamat C016 tidak
apabila
menghasilkan
nol maka kembali ke alamat COllH (lVIULAI). Dari sini terlihat bahwa isi dari "index register" tidak akan
pernah
sama dengan nol sehingga selanjutnya yaitu program inisi alisasi Stack Pointer dan seterusnya tidak
akan
dicapai, dan apabila ada pulsa interupt , maka
pernah
meskipun
MPU melakukan program interupt dimana dalam program
ini
MPU menulis data pada PIA yang belum diinisialisasi akan mengakibatkan bentuk siny~l- denyut pada ~~O - PA 2 PIA
1
tidak sesuai dengan yang diharapkan ,
dan
dari setelah
138
MPU menyelesaikan program interupt, MPU akan kembali lagi ke program mengosongkan RAM, yang seharusnya · kembali ke program utama. Maka untuk membetulkan kesalahan terse but, alamat C018H diganti FBH, sehingga setelah MPU mela kukan instruksi DEX akan kembali ke instruksi CLR.O,X, a pabila "flag zero" (Z) pada CCR lVIPU sama dengan nol •
•
Frekwensi timer untuk sinyal denyut interrupt harus tepat, karena sinyal interrupt ini
digunakan
sampling pengambilan data dari rangkaian interface MPU. Pengambilan denyut putaran nomor telepon dengan cara sampling seperti "Time
untuk oleh
dilakukan
Division .Multiplex-
ing". Karena waktu buka denyut putaran nomor adalah 66,6 mili detik,sedangkan interrupt akan terjadi tiap satu mi li detik, dan pengambilan data oleh lVIPU dilakukan
pad a
tengah-tengah interval waktu buka tersebut,maka cara demikian mempunyai keuntungan dan kerugian . Keuntungannya yaitu dalam disain perangkat keras rangkaian interface , hanya dibutuhkan komponen yang sedikit; sedangkan kerugi annya yai tu apabila sistem P.ABX yang dibuat. untuk kapasi tas extention banyak, maka cara demikian tidak dapat diterapkan. Tetapi cara demikian untuk kapasitas extention di bawah 50 buah masih dapat dipakai dengan jalan memper cepat sinyal denyut interrupt, dan memperbesar frekwensi clock untuk lVIPU. Apabila diinginkan kapasitas extention yang lebih
139 besar, misalnya di atas lQO buah, maka dapat dipakai cara lain yaitu dengan cara memperbanyak komponen rangkaian interfacenya, dalam hal penghitungan putaran nomor te lepon. Dimana, pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh MPU ini, dapat digantikan oleh rangkaian Decade Counter. dan Restable monostable multivibrato.r serta rangkaian Reset, yang diagram kotaknya di tunjukkan oJeh gambar 7-1, s.ehing ga MPU hanya membaca data setelah extention selesai mela kukan putaran nomor. Cara aemikian mempunyai keuntungan, yaitu disamping. kapasitas P.ABX lebih
besar
juga
menghemat ingatan program, karena hanya dibutuhkan
dapat pro-
gram yang lebih sedikit, sehingga dapat dipakai MPU yang sudah dilengkapi, dengan PROM di dalamnya, seperti misalnya keluaran Motorola, MC 6805. Kerugiannya yaitu diperlukan komponen perangkat keras yang lebih banyak. Dari analisa program dan hasil percobaan, ternyata apabila e:x:tention setelah mengangkat· telepon dan mendapatkan nada pilih, kemudian melakukan kesalaha,n putaran nomor, maka untuk mendapatkan nada pilih lagi extenti Qn harus ditutup minimal satu detik, hal ini
disebabkan
pada sistem programnya. Untuk memperbaiki hal yang d.emikian harus dicari cara lain sistem program kontrol P.ABX. Prototype sistem PABX ini dapat dikembangkan un tuk sarana praktikum Teknik Telekomunikasi maupun Teknik Komputer, yaitu untuk melihat jalannya: program
pengon-
140
+5V
.
;
2K2 A B
DECADE COUNTER
s
-·· .,
c
7 4 90
D
I
!
-
K
RESH
E
I
.:
ke tralo
p
~
E
N
:----556 ____ I--
RESETABLE M MV
71., 12 2
I
~
0
I I
~ I
G
- --,
TIMER
I
-
I I
---
- - --'
T R
I
I I
~--
MMV
N
J_
0
MASJ<
L
-CL
Gambar 7-1 Diagram kotak rangkaian deteksi nomor telepon
141
trol PABX dapat dipakai ca.ra seperti yang dilakukan pada bab VI, dengan merubah sedikit pada P.ABX clan memberi sinyal HALT pada
program
lVIPU
dengan
pengontrol interval
waktu yang tertentu. Untuk menambah kapasitas sistem PABX ini dapat di lakukan dengan cara menambah jumlah rangkaian
extention
interface dan menambah kapasitas rangkaian penyambungan, yaitu memperbanyak IC
1
!VIC 3416 yang dipararelkan hubung-
annya dengan IC"'. Kemampuan rangkaian penyambungan
yang
ada yaitu untuk empat pasang percakapan
yang
c...
sekaligus
di tentukan oleh banyaknya sumber arus ("Current Source" )o DLtuk rangkaian pengontrol hsnya diperlukan menambah PIA dan kapasitas ingatan RAM serta dipilih multiplexer yang mempunyai kapasitas yang lebih besar , seperti
misalnya
74150. Untuk ROlVIrzya, tidak perlu diperbesar apabila kapa sitas extentionnya di bawah 30 buah, karena dengan EPROM yang ada hanya dipakai 770 byte saja. Program yang perlu din~bah yai tu kontrol program CTRL l/2, penggeseran wak-
tu pengambilan data dan program penelusuran ("Scanning") nomor yang o.i tuju serta program pencarian sumber arus atau "Current Source".