KE DAFTAR ISI
-
ISSN 0216 - 3128
Kuwat Triyalla
ELEKTRONIKA PROSPEKNNYA
ORGANIK:
Ix
PERKEMBANGAN
DAN
Dr. Kuwat Triyana Kelompok Riset Elektronika Organik. Jurusan Fisika FMIPA UGM Sekip Utara PO BOX BLS.21 Yogyakarta
INTI SARI ELEKTRONIKA ORGANIK: PERKEMBANGAN DAN PROSPEKNNYA. Efektronika organik telah mendapat perhatian yang sangat besar sebagai teknologi baru dengan prospek yang sangat eerah ~'etelah keberhasi/an penelitial1 dan pengembal1gan (litbang) light-emitting-diode organik (OLED) menjadi produk komersial dengan segala kelebihannya. Dampak dari keberhasi/an tersebut berpengaruh terhadap litbang sel swya organik (OSC). transistor efek medan organik (OFET). sensor-sensor kimia. dan piranti elektronik lainnya. Hal ini menandakan adanya pergeseran dalam litbang yang semula berbasis bahan konvensional anorganik seperti silikon menuju litbang berbasis bahan organik. Dalam makalah ini. dipaparkan seeara ringkas tentang terobosan-terobosan penting yang telah dieapai dalam bidang ini selama 50 tahun terakhir termasuk perkembangan dan prospek litbang OSC heterojunction berbasis phthalocyanine (CuPe) dan perylenc (PTCBI). Dari uraian ini diharapkan adanya upaya lebih nyata dan kontribusi kita dalam litbang elektronika organik yang akan memainkan peranan yang penting dalam abad ke 2/ ini. Keberhasi/an dalam bidang sains dan teknologi semikonduktor anorganik selama setengah abad terakhir telali memberikan fondasi yang kuat akan pemahaman karakteristik elektronik dan inekanisme fisis yang terjadi dalam setiap bahan tersebut. Tetapi tidak semua mekanisme fisis tersebut dapat langsung diterapkan uiituk memahami karaktenstik elektronika organik. Banyak sekall perbedaan diantara keduanya. Sementara itu keberhasi/an litbang OLED memberikan keyakinan bahwa bahan semikonduktor organik. yang tersusun atas ikatan kovalen atom-atom karbon. hydrogen. oksigen dan nitrogen. berpotensi besar sebagai komplemen elektronika konvensional berbasis bahan anorganik seperti silikon dan senyawa semikonduktor yang telah digunakaii selama 50 taliun terakhir.
DAMP AK KOMERSIALISASI PLA Y LED ORGANIK
DIS-
Piranti tampilan panel-datar berwam,a (fullcolor flat-panel divplay) berbasis OLED dengan performa tinggi sudah dengan mudah dapat kita temui di pasar elektronika mulai dart monitor telepon gengam hingga monitor-monitor tampilan yang lebili besar. Paticaran cahaya terang dalam OLED berasal dari relaksasi radiatif molekulmolekul yang tereksitasi yang dihasilkan oleh rekombinasi sejumiah besar elektroii dan lubang (hole) yang diinjeksi dari elektroda. Banyak orang semula pesimis dengan prospek masa depan OLED. Hal ini antara lain karena umur OLED pada saat itu masih sangat pendek dibandingkan dengan LED anorgan'k. Namun, berkat Iitbang yang terus menerus dilakukan saat ini umur dari OLED telah dilaporkan dapat niencapai 50.000 jam dengan operasional terus inenerus (Bemius et aI., 2002). Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa stabilitas termal bahan semikonduktor organik cukup baik karena pada umumnya hanya diperbolelikan beroperasi kurang dari suhu 200'C. Selain hemat dalam konsumsi energi, kualitas wama OLED saat ini Juga
sudah dapat terintegrasi.
dikendalikan
oleh
OFET
secara
Penelitlan dan pengembangan dalam bidang elektronika organik bermula dari tiga isu besar pad a akhir abat ke 20 (Tsutsui dan Fujita, 2002). Pertama, H. Shirakawa, A. J, Heeger dan A. G., McDiarmid dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuannya tentang polliner konduktif terkonjugasi. Ben'ta ini mengingatkan kita pada aspek penting bahwa keunggulan latar belakang saintifik untuk elektronika organik telah disiapkan dalam waktu 50 tahun tersebut. Kedua, J. H. Schoen et al. dari Laboratorium Bell mempublikasikan makalah tentang aplikasii bahan semikonduktor organik sebagai laser injeksi organik, piranti berbasis superkonduktor, serta OFET yang dibuat dart chip Iiidrokarbon aromatic kristal tunggal. Terakbir, aplikasi-aplikasi yang menjanjikan dari OLED dengan performa tinggi telah didemonstrasikan melalui piranti tamplian yang mulai membanjiri pasar elektronika. Sehingga tanpa kita sadari, saat ini sebenamya kita sudah berada pad a suatu titik dari salah satu kunci teknologi dalam abad ke 21, yakni piranti semikonduktor organik. Bahan semikonduktor organik telab mendapat perhatian yang scrius karena beberapa keunggulan, antara lain rendahnya
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
x
ISSN 0216 - 3128
ongkos produksi dan mudah dalam pembuatannya
Kuwat Triyana
dan polimer terkonjugasi-1t, lainnya. Perlu dieatat baliwa tingginya . konduktivitas bahan-bahan tersebut berasal dari adanya pembawa muatan bebas yang bergerak pad a pita konduksi. Maka aliran arus dibawah pengarus medan listrik dengan mudah dianalogikan mengikuti hukum Ohm. Kemungkinan lain dari aliran pembawa muatan dalam bulki organik adalah akibat injeksi pembawa muatan dari elektroda balian semikonduktor organik. Arus muatan maksimum karena pembawa muatan yang terinjeksi ini dikenal sebagai spacecharge-/imitted-current (SCLC), yang dideskripsikan menggunakan hukum Child. SCLC tidak berkai'tan langsuiig dengan konduktivitas gelap tetapi sebanding dengan mobilitas pembawa muatan, kuadrat dari tegangan yang diterapkan, dan berbanding terbalik dengan ketebalan pangkat tiga dari lapisan orgaiilk.
serta tak terbatas dalam rekayasa molekulemya.
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK APLIKASI SEMIKONDUKTOR ORGANIK Ringkasan penemuan dan peiigembangan dalam bidang elektronika organik dilukiskan dalam Gainbar I (Tsutsul dan Fujita, 2002). Pad a tahun 1953, Akamatsu et al. Berhasil mengamati konduetivitas gelap (tanpa pemberian eahaya) dari padatan yang tersusun oleti hidrokarbon aroinatik ketika bahan tersebut didoping dengan halogen. Penemuan ini membuka kemungkinan adanya aliran arus yang besar dalam bahan organik. Segera setelah itu ditemukan polimer konduktif seperti polyacetylene
/1 {''''' SemikOl'llUlor Organik
L-
I
(1977) sellUtyI--or-pIII-(Ti-ipe-Schatlt---YJ-j
I~ ~ .
(tD73)
I
.
..... ,-.''''
1
Sel U\'I orgenll (PPV.c.) (1992) -r--
~~~-~--~-~--~--~----_.~-----~--------~_. I Elektronika organik
I
AbacI ke 21
Gambar I. Skema representasi sejarah Wbang elektronika organik mulai dari penemuan .remikol1{luktor organik hingga target masa depan seperti LED organik, transistor organik dan piranti OSc.
Pada talittii 1963, Pope et al. Mendemonstrasikan terjadinya emisi eahaya yang teratig darl kombinasi pembawa muatan yang diinjeksi dalam kristaltunggal anthracene. Pembawa muatan dalam jumlah besar yatig inenghasilkan foton pad a daerah tampak berhasil diinjeksikan dalam bulki organik deiigan eonduetivitas getap sekitar 10'
20S/em. Penemuan ini memperkuat asumsi terjadinya SCLC dalam bulki semikonduktor organik. Dua puluh tahun kemudian konsep SCLC tersebut dapat juga diterapkan untuk lapisan tipis semikonduktor organik. Hal ini seiring dengan peningkatan performa piranti berbasis lapisan tipis (thin.film) semikonduktor organik yang tebalnya
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN 0216 - 3128
Kuwat TriYflflQ
hanya sekitar 100 nm seperti diawali dari laporan Tang dan VanSlyke (1987) tentang piranti lapis tipis dengan efisiesi tinggi yang dibuat dengan sublimasi dalam vakum yang dikenal deiigan Kodak- breakthrough. Isu-isu penting setelah Kodak breakthrough adalali pad a litbang untuk mendapatkan bahan yang sesuai untuk injeksi/transport dan emisi/panearan. Oengan kata lain, konsep disain molek'jler mutlak diperlukan. Sementara itu, hingga saat ini konsep tentang transport hole dan elektron, serta baban pemanear sebagaimana injeksi ruang muatan slldah meneukupi, sehingga telah juga berhasil dikembangkan bahan yang dapat menghasilkan warna merah-hijau biru (RGB) seeara efisien dan terintegrasi.
xi
Sejauh ini OLEO dengan efisiensi tinggi sudah dapat dibuat menggunakan lapisan tipis organik be bas pinhole dengan ketebalan hanya sekitar 100 nm serta anoda dan katoda yang sesuai. Ini merupakan salah satu ouput dari' progres yaiig besar selama 15 tahun terakhir. Perlu juga dieatat baliwa meskipun kita sebenamya baru sedikit dapat memahami tentang piranti elektronika organik lainnya seperti OSC dan OFET, tetapi dengan keberhasilan LED organik hingga tahap aplikasi praktis tersebut telah memaeu penelitian dan pengembangan piranti-piranti elektronika organik lebih lanjut (Gambar 2). Berdasarkari uraian di atas, berikut ini akan disajikan uraian tentang perkembangan dan prospek OSC.
Menuju elektronika organik abad 21
[FisikS
J\
[ Kimls }~ Biologl
V Gambar 2. Skema /itbang semikonduktor organik dan ap/ikasinya
Litbang Sel Surya Organik Hingga saat ini, masalah utama sari OSC adalah masih rendahnya efisiensi OSC (kllrang dari 5%.) jika dibandiiigkan detigaii counterpart-nya sel slirya anorganik (10-20%). Namun, usaha-usaha untuk meningkatkan efisiensi OSC telah ditempuh antara lain d(mgan menggunakan bahaii-bahan baru, rekayasa bahan serta optimasi struktur sel yang sesllai (Bruting. 2005). OSC yang berstruktur he/erojunction. inisaiiiya, dibentuk dengan menggunakan bahan organik akseptor dan donor dikenal inempunyai karakteristik sel surya yang baik untuk iluminasi daerah tampak. Seeara skematis mekanisme fisis konversi sinar surya (foton) menjadi daya listrik dari OSC heterojunc/ion berbeda dari sel surya anorganik seperti yang dilukiskan dalain Gambar 3. Oari gain bar tersebut proses konversi foton menjadi energi listrik inelalui urutan (I) absorpsi foton dan pembentukaii eksiton (pasangaii elektron dani hole), (2) difusi eksitoni menuju antar muka donor/akseptor. (3) disosiasi/pemisahan eksiton menjadi pembawa muatan (elektron dan hole), (4)
transfer pembawa muatan ke masing-inasing elektroda, dan (5) koleksi pembawa muatan pada masing-masing elektroda. Setiap tahap dapat menyumbang turunnya efisiensi OSC, maka upaya-upaya untuk memperbaikinya dapat dimulai dari meningkatkan efisiensi setiap tahapnya seeara sinergi. Beberapa usalia untuk meningkatkan efisiensi OSC he/erojunc/ion (Tang, 1986) telah dilakukan meliputti pembentukan struktur tandem (Triyana et aI., 2005), serta memisahkan muatan pad a antar muka dan menggunakan material untuk meningkatkan panjang difusi (Stubinger dan Brutting. 200 I). Oisamping optimasi level energi pasangan donor/akseptor, pembetukan kontak ohmik antara elektroda dengan lapisan organik adalah sangat penting sebagai pengkoleksi pembawa muatan bebas hasil dari konversi foton menjadi listrik (Triyanab et aI., 2005). Optimasi ketebalan lapisan akseptor dan kombinasi pemilihan elektroda telah dilakukan oleh Singh et ai, (2006) sehingga menghasilkan OSC he/erojunc/ion berbasis phthaloeyanine dan perylene memiliki tegangan
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
-,
xii
ISSN 0216 - 3128
rangkaian terbuka (Vod yang tinggi meskipun arus fotonnya Justru menurun. Hal ini kemungkinan karena adanya efek pinhole dan kerusakan pada lapisan perylenc akiibat deposisi logam di atasnya. Untuk meningkatkan pemahaman akan mekanisme fisis OSC heterojunction, beberapa analisis dan model telah dikembangkan. Analisis terhadap parameter penentu V DC yang gayut terhadap intetisitas cahaya telah dilakukan 'oleh Koster' et al. (2005) terliadap OSC berbasis blend polimer ful/eren. Pengaruh intensitas cnhaya dan kekuatan rekombinasi pada VDC secara konsisten dijelaskan menggunakan model level Fermi yang konstan pada pirant;. Faktor idealitas dan' OSC jenis ini diperoleh sekitar 1-2. Pada laporan yang lain, Koster" et at. (2005) juga telah meneliti efek intensitas catiaya pada nilai arus hubung singkat Jsc piranti. Hal yang inengejutkan adalah bahwa Jsc tidak linear terliadap intensitas caliaya. Hal ini diakibatkan olehadanya efek SCLS.
. ' - -~L6 ' ' o,
•0
I' ( 'I' r ,
,.,.. :'lA i. I o
00
:
-\ ..CUPC !,
'
Q
,
tJi
Gombar 3. Mekanisme flSis konversi foton menjadi arus listrik pada OSC heterojunetion berbasis CuPe dan PTCBI, Model rangkaian ekivalen OSC juga telah diperbaiki, dimana diasumsikan bahwa arus foto yang terjadi pad a saat hubung singkat maupun rangkian terbuka tidak tetap (Mazhari, 2006). Hal ini berarti baliwa parameter internal yang diekstraksi dari model menjadi semakin tepat dengan hasH eksperimen. Di sisi lain, metode optimasi terhadap absorpsi caliaya pada OSC helerojunction telah dpaparkan untuk mengarahkan serapan cahaya efektif pada daerah aktif tertentu saja secara spasial (Gruber et aI., 2005). Korelasi antara arus foton dan rapat serapan terfokus pada antar muka sambugan donor/akseptor yang memberikan informasi akan jangkauan difusi dari pembawa muatan.
Kuwat Tr~I'alla
Penerapan konsep spectral matchitig saat ini menjadi salah satu metode untuk meningkatkan efisiensi serapan foton yang pada gilirannya akan meningkatkan efisiensi eksternal OSc. Kajian mengenai konsep ini sudah dimulai sejak tahun 1983 oleh Chamberlain terhadap OSC lapisan tunggaI. Tentu saja dengan lapisan tunggal tersebut serapan foton tidak bisa menjangkau selurub daerah tampak. Hal ini mendorong dilakukannya litbang OSC heterojunction. Neugebauer et. al. (2004) menerapkan koiisep spektral nialching dengan menggunakan bahan campuran antara donor (pthalocyanine, Cupc) dan akseptor (fullerence, C60). Hasilnya adalah bahwa OSC mempunyai tanggap spektral rapat arus pada daerah tampak, tetapi justru rendah pada daerali panjang gelombang 500 nm. Hal ini akibat fulleren sebenamya meiiipunyai daerah serapan puncak justru pada panjang gelombang di bawah 400 nm. OSC heterojunction tunggal bcrstruktur ITO/CuPc/C601BCP Ag berhasil dibuat dengan hambatan senal sel hingga (0, I cm2) sehingga menghasilkan fill factor FF dan efisiensi masingmasing sebesar 60% dan 4.2% (Xue at aI., 2004). Mirip dengan konsep spectral matching. ()SC heterojunction tunggal bcrstruktur p-i-n terbukti meningkatkan efisiensi hingga 2 kall lipat dari struktur p-n (Gebeyehu et aI., 2004), Struktur p-i-n seperti ini dapat meningkatkan efisiensi melalui peningkatan efisiensi disosiasi eksiton bukan peningkatan efisiensi serapan foton. Beberapa bahan semikonduktor organik yang dikembangkan dan diacu dalam makalah ini diberikan dalam Gambar 4. Dari uraian litbang OSC dapat kita perhatikan bahwa kecilnya efisiensi masih menyisakan masalah akan penerapan OSC dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dengan upaya yang sistematis melalui pemahaman mekanisme fisis dan strategi yang sudah dijelaskan di atas, peluang untuk meningkatkan efisiensi OSC sangat terbuka luas.
Potens; Sumber daya A/am Indonesia Keunikan
lain dari
bahan
semikonduktor
organik adalah dapat disintesis dari tumbuhtumbuhan yang melimpah serta mudah dibudidayakan di Indonesia. Salah satu dari tumbuhan yang dimaksud adalah rumput laut. Potensi alam dan lingkungaii yang dimiliki oleh Indonesia tersebut akan menjadi unik dan kompetitif di dunia intemasional apabila mampu membuka terobosan teknologi. Oalam konteks ini adalah isolasi pigmen dari tumbulian sebagal bahan sentisiser sel surya. Kelompok riset elektronika
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta. 10 Juli 2006
xiii
ISSN 0216 - 3128
KlIlI'at Triya~
organik UGM juga sudah memulai sintesis balian alam ini melalui isolasi zat wariia (dye) rumput laut alau senyawa corcil/istin. Rumput laut yang melimpah dan mudah dibudidayakan di Indonesia banyak mengandung dye yang memiliki absorbansi maksimum pad a daerah tampak (visible). Indonesia memiliki
potensi penghasil rumput laut yang besar karena sebagian besar wilayalnya adalah laut. Utituk mencapa hal tersebut, pendekatan lintas bidang menjadi penting dalam penelitian ini, terutama untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi dengan keunggulan potensi alam agar mempunyai nilai tainbah baik secara teknologi nano (nanolechnology) dan ekonomi.
PTCBJ
CuPc PTCDI Gamhar 4. Strllktur molekul beberapa bait an semikonduktor organik utama tipe donor (CUPc.~, darl tipe akseptor (PIT'CHI dun PTCDI) untuk fuhrlku.'i/ OSC Iteierojunction.
Senyawa corallistin ini memiliki kemiripan struktur dengan pthalocyaniiie. Koiiipleks logam dapat dengan mudah dibuat dengan mempertimbangkan absorbansi yang diinginkan, sehingga senyawa ini dapat dibuatturunannya menjadi logam Corral/istin kompleks yaiig sangat penting sebagai light harvesting ma/eria/s. Sebagai acuan, Gordon et al. (2005) telah menggunakan ZnPorphyrin. yang berwama hijau, sebagai sensitizer pada nanocrystalline Ti02 Films (D'Ambrosio et aI., 1993). Ikeda et al. (2004) telah mempatenkan dye-sensitized photoelectric conversion device menggunakan senyawa-senyawa azo-type dyes sintetik.. Sementara itu, sejauh ini belum ditemukan sensitizer yang langsung diperoleh/diisolasi dari bahan alam. Turunanturunan senyawa coral/is tin diharapkan dapat digunakan s(:bagal sensitizer pada photovoltaic dan sel surya untuk menggantikan golongan senyawa sintetik serupa seperti porphyrin dan pthalocyanin yang memiliki komponen dasar azo-type. Keberhasilan isolasi porphyrin ini diharapkan akan memberikan kontribusi nyata terhadap litbang OSC di Indonesia kliususnya dan dunia pada umumnya melalui penemuan bahan semikonduktor organik baru yang murah dan ramah lingkungan.
Memberdayakan
litbang nasional
litbang elektronika organik merupakan proyek unggulan di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dan Australia. Bahkan Korea Selatan yang didukung oleli industri eketronikanya yang sangat maju juga secara intensif melakukan litbang serupa. Lalu, di manakah posisi litbang nasional kita ? Beberapa litbaiig di pergiiruan tinggi seperti ITB dan UGM memang sudah memulai mengembangkan elektronika organik ini, namun alasan klasik karena fasilitas riset dan dana yang kurang memadai selalu dijadikan alasan kurang berkembangnya litbang tersebut. Hal ini sangat 'elas terlihat pada pencapaian litbang yang dipublikasikan dalam jumal intenasional maupun paten dari Indonesia sangat sedikit dalam bidang ini. Sebagai penutup dari makalah ini dapat disimpulkan baliwa kerjasama multidispliner dan antar instansi yang mempunyai fasilitas riset untuk saling sharing fasilitas dan kemampuan masih terus harus ditingkatkan. Diskusi-diskusi serta pertemuan ilmiah semacam ini juga masih harus ditingkan. Jika hal ini tidak segera dilakukan maka litbang apapun tennasuk bidang elektronika organik
Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006
ISSN 0216-3128
xiv
tidak akan pemali lahir dari bumi Indonesia, Beberapa institusi penelitian seperti BAT AN, L1PI, BPPT, dan laiiinya diliarapkan dapat inenjadi jembatan kerjasama dengan litbang di perguruan tinggi bukan hanya untuk mempennudah akses fasilitas penelitian, tetapi juga kemampuan dalam bidang serumpun.
DAFT AR PUST AKA 1. BERNIUS M.T., INBASEKARWI, M., BRIEN; J.O., dan WU, W., 2002, Adv. Mater .• 12,1737. 2. CHAMBERLAIN G.A., 1983, Organik solar eels: a review, Solar (.'ellv• 8,47. 3. D'AMBROSIO, M.-, GUERRIERO, A., DEBITUS, C.; RIBES, 0.; PIETRA, 1993, F. Hel, •.. (hin i.Acia, 76, 1489. 4. HAMAKA WA, Y, Photovoltaics Clean Energy Revolution, Proc. of Japan - Indonesia .Joint Seminar on Photovoltaics, (1997) p. W-I. 5. GEBEYEHU D, PFEIFFER M., MAENNIG B., DRECHSEL J., WERNER A., dan LEO K., 2004, Highly efficient p-i-n type organik photovoJtaic devices, Thin Solid Films, 451452,29. 6. GORDON, R. HUMPHRY-BAKER, M.K. NAZEERUDDlN, M. GRA TZEL, 2005, J Phys. Chem .. B 109, 15397-15409, 7. GRUBER, D.P, MEINHARDT G., dan PAPOUSCK W., 2005, Spatial distribution of light absorption in organik photovoltaic device OSC lar Energy 79,697-704. 8. IKEDA, M.; SHIGAKI, K.; INOUE, T.; YANAGIDA, S., 2004, United States Patent #6822159. 9. MAZHARI B., 2006, An improved solar cell circuit model for organik solar cell OSC Jar Energv Materials & Solar Cells 90, 10211033. 10.KOSTER", L.J.A., MIHAILETCHI, V. D., RAMAKER, R. dan BLOM, P. W. M., 2005, Light Intencity dependence of open-circuit voltage of polymerfullerene solar cells, App. Phys. Lett. 86,123509. L.J.A., MIHAILETCHI, V. D., XIE, H. dan BLOM, P. W M., 2005, Origin of the Of the light intencity dependence of the short-circuit current of polymerffullerene solar cells, App. Phys, Lell., 87,203502.
II.KOSTERb,
Kuwat Triyana
12.NEUGEBAUERA H, LOIB M. A., WINDERA C., SARICIFTCIA N. S., CERULLOC G., GOULOUMISD A., VAZQUEZD P, din TORRE T., 2004, Photophysics and photovoltaic device properties of pthalocyanine-fullerene dyad:conjugated polymer mixture OSC lar Energy Materials & Solar. 13.NGARA Z.S., IRIY ANA K dan SUJlTNO T, 2006, Study on Crystal Stucture of Organik Semikonduktor: 3,4,9, I0Perylenetetracarboxylic Diiinide, Indonesian Journal of Chemistry (submitted). 14.SINGH V.P., PARSARATHY B., R.S. SINGH, A. AGUILERA, J. ANTHONY, M. PA YNE, 2006, Cliaracterizatioii of highphotovoltage CuPc-based solar cell structure OSC far Energy Materials & Solar Cells 90, 798-812 15.STUBINGER T. dan BRUTTING W., 2001, Exciton diffusion and optical interference in organic doiior-acceptor photovohaic cells, .J. App. Phys., 90, 7, 3632. 16.'I'ANG, C. W., 1986, Two··layer organic photovoltaic cell, Appl. Phys. Lett .. 48, 183. 17.'I'ANG, C. W., dan VAN SLYKE, SA, Appl. Phys. Lett. 51, 913
1987,
18.TRIYANA" K, YASUDA T, FUJITA K dan TSUTSUI T, 2005, Tandem type organik solar cells by stacking different heteroju/1ctio/1 materials. Thin Solid Films 477 198. 19.TRIYANAb K., YASUDA T, FUJITA K dan TSUTSUI T., 2005, Improvement of heterojunction donor/acceptor organik photovoltaic devices by employing additional active layer, Jpn. J. Appl. Phys. 44, 1974. 20.TSUTSUI, T. dan FUJITA, Matter. 14,949.
K., 2002, Ad\'.
21. IJMENO, M, 1997, Toward Efficiency of 40%, Proc. Of .Japan-Inidonesia Joint Seminar 0/1 Photovoltaics, Instit//te of Technology Bandung, pp. P8-1. 22.XUE J., UCHIDA S, , RAND B. P., dan FORREST S. R., 2004, 4.2% efficient organik photovoltaic cells with low series resistances, Appl. Phys .. Lett, 84, 3013. 23. YAKIMOV A, 2002, "High Pliotovoltage Multiple-heterojunction Organik Solar Cells Incorporating Interfacial Metalic Structure. Appl. Phys Lell, 80 (9), p. 1667.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
KE DAFTAR ISI