perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE CRASH (Studi Kasus : Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)
TIME AND COST OPTIMITATION USING CRASH METHOD (Case Study : Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedic Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta Hospital)
SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh: ERMIS VERA IRAMUTYN I 0106065
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
OPTIMASI WAKTU dan BIAYA dengan METODE CRASH (Studi Kasus : Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)
TIME AND COST OPTIMITATION USING CRASH METHOD (Case Study : Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedic Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta Hospital) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh: ERMIS VERA IRAMUTYN I 0106065 Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Persetujuan: Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir. Delan Soeharto, MT commit to user Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT NIP 19481210 198702 1 001 NIP 19581127 198803 1 001 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
OPTIMASI WAKTU dan BIAYA dengan METODE CRASH (Studi Kasus : Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)
TIME AND COST OPTIMITATION USING CRASH METHOD (Case Study : Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedic Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta Hospital)
Disusun Oleh: ERMIS VERA IRAMUTYN I 0106065
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari : Susunan Tim Penguji: 1. Ir. Delan Soeharto, MT NIP 19481210 198702 1 001
(......................................................)
2. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT NIP 19581127 198803 1 001
(......................................................)
3. Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP 19750922 199903 2 001
( ..................................................... )
4. Ir. Suyatno K, MT NIP 19481130 198010 1 001
( ..................................................... )
Mengetahui, a.n. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Pembantu Dekan I
Mengesahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil
commit to user Ir. Noegroho Djarwanti, MT. NIP. 19561112 198403 2 007 iii
Ir. Bambang Santosa, MT NIP. 19590823 198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮّﺣﻤﻦ اﻟﺮّﺣﯿﻢ وإذا ﻗﯿﻞ اﻧﺸﺰوا ﻓﺎ ﻧﺸﺰوا ﯾﺮﻓﻊ اﷲ اﻟّﺬﯾﻦ ءَاﻣﻨﻮا ﻣﻨﻜﻢ واﻟّﺬﯾﻦ أوﺗﻮااﻟﻌﻠﻢ درﺟﺖ [11:واﷲ ﺑﻤﺎ ﺗﻌﻤﻠﻮن ﺧﺒﯿﺮ]اﻟﻤﺠﺎدﻟﺔ “Dan apabila dikatakan : “ Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al-Mujadilah : 11)
] رواه اٍِﻷﯾﻤﺎم.ﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﻃﺮﯾﻘﺎ ﯾﻠﺘﻤﺲ ﻓﯿﮫ ﻋﻠﻤﺎ ﺳﮭّﻞ اﷲ ﻟﮫ ﺑﮫ ﻃﺮﯾﻘﺎ إﻟﻰ اﻟﺠﻨّﺔ [ﻣﺴﻠﻢ “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan mudahkan baginya, dengan hal itu jalan menuju surga.”(Al-Imam Muslim)
[ﻣﻦ ﯾﺮد اﷲ ﺑﮫ ﺧﯿﺮا ﯾﻔﻘّﮭﮫ ﻓﻲ اﻟﺪّﯾﻦ وإﻧﻤﺎ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎ ﻟﺘّﻌﻠّﻢ ]زواه اﻷﯾﻤﺎم اﻟﺒﺨﺎري “Barang siapa yang Alloh inginkan kebaikan padanya, maka Dia akan memahamkannya dalam agama dan sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar”(Al-Imam AlBukhori)
PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Keluargaku, sahabatku, dan orang – orang yang telah mengasihiku... commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ucapan Terima Kasih
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮّﺣﻤﻦ اﻟﺮّﺣﯿﻢ Legaaaaaaaaaa...!!! setelah menempuh perjalanan kuliah hingga ditutup oleh skripsi yang maha indah tapi menggemaskan. Dengan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Allah SWT... yang tak henti-hentinya mengasihiku di setiap helaan nafasku... membimbingku... melindungiku... 2. Ibu, ibu, ibu : “ ibu terima kasih atas doa dan cinta yang begitu tulus buat vera selama ini.... Maaf nggeh kalo vera sering buat ibu marah dan jengkel...” ;-) 3. Bapak : “ bapaaaaak, veraaa sayaaaang banget sama bapak... Terima kasih sudah bersusah payah banting tulang mencari nafkah demi kami. Insya Allah ilmu dan kesempatan yang bapak bekalkan untuk vera akan selalu berguna.. amin..” 4. Bulek Warni tersayaaang... “my sexy aunty”... Buleeek hanya tiga kata yang akan aku ucap “mmuuuuah...mmmuuuuah...mmmuuuuah...” 5. Dua setan kecil ( Yepo_ol dan Kiyoem) adik-adikku yang cantiq yang selalu mengisi hari-hariku dengan keributan kecil tapi menyenangkan... mbak vera sayaaang kaliaan.. 6. Dua keponakan kecilku ( Shereen n’ Bayu )... foto-foto dan video lucu kalian dah biqin tante ketawa kalo suntuk lembur malam hari... 7. Bapak Ibu Dosen Sipil yang telah sabar membimbing saya dalam belajar 8. Bapak Agus ( tentor LPP Kopma ), terimaa kasiiih Pak atas ilmu ms. Project yang telah diajarkan, ... Maaf karena skripsi, ujian yang bapak berikan belum saya sentuh sama sekali... 9. Sahabat-sahabatku ( Vivi, Prima, Dina, Yan, Anindityo, Mas Fajar, Alve, Mb.Tyas, Mb.Dina )... Terima kasih atas support yang tak hentihenti... senyum, canda, gelak tawa, mewek, nggrundel, anyel, sebel, kesel, seneng, sedih...semua yang telah dirasakan bersama...semoga semakin mempererat kita menjadi saudara. Amiiiiiin.... 10. Mbak Sum, ehehehhe... makasiiih yaa mbak sum sudah mau direpoti tiap saat, setiap habis ketemu kamu, aku pasti tenaaang,.... makasiih sudaah sabar ngajarin aku yang bebelnyaa minta ampuun...;-) 11. Adi ( Undip ), hmmm,,, maturnuwuuun yaa Di dah mau diajak mutermuter nyari referensi skripsi... sudah mau direpotin, dibuat capek ma commit to user aku...hehehehe...tak kan kulupa kebaikanmuuuu...;-) v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12.
Mas Topo, matur nuwuun Mas Topo sampun mengijinkan saya memakai data rahasia proyek.. ;-).... Kalau gak ketemu Mas Topo mungkin sekarang skripsinyaaa beluum selesai.. 13. Teman-teman se-Sipil 06, Woooooooooooy bro n sista, 4 tahun kebersamaan kita, tak kan begitu saja kulupakan!!! ;-) 14. Mas Busur n’ Mas Tri Haryadi, makasiiih sudah mau bantu cari data proyek... tapi ngapunten gak jadi saya pakai mas... lha terlalu banyak...ehehehehe...;-P 15. Mas Valentino Radit, makasiiiiiiiih maaas sudah mau direpotin nunut ngeprint kalo printku lagi mutunk...weweewewew... ;-) 16. Kompi, Leppi n’ printi ku, meskipuuun kalian kadang ngadat ngadat gak tau aturan, waktu dan tempat...tapi makasiiiiiiiih yaaa berkat kalian skripsiku berwujud buku... muach...muach..muuaccch... 17. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu...terima kasiiih doa, dukungan dan bala bantuannyaaa... ehehehe...
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Iramutyn Ermis Vera, 2010, OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE CRASH, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Oleh karena itu usaha untuk mengoptimasikan waktu dan biaya sangat penting dalam perencanaan suatu proyek. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengoptimasi waktu dan biaya yaitu dengan metode crash. Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara melakukan pengujian dengan mempercepat semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Pada penelitian ini, optimasi waktu dan biaya dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Project 2007. Dengan menginputkan data hasil penelitian ke dalam program, maka Microsoft Project ini akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini sehingga perhitungan akan lebih cepat dan akurat. Hasil penelitian yang dilakukan pada Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menunjukkan bahwa percepatan yang dilakukan menyebabkan berkurangnya biaya tidak langsung dan menurunnya pengeluaran biaya total proyek. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dengan biaya total proyek sebesar Rp.501.269.374,29. Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp.516.188.297,49. Jadi terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp.14.918.923,20
Kata Kunci : Optimasi, Percepatan, Metode Crash, Biaya Optimum
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Iramutyn Ermis Vera, 2010. TIME AND COST OPTIMIZATION USING CRASH METHOD. Thesis, Civil Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta.
Time and cost highly affect the successfulness and failure of a project. The parameter of project successfulness is usually viewed from the short completion time and minimum cost without abandoning the quality of work product. For that reason the attempt of optimizing time and cost is very important in planning a project. One of way used for optimizing time and cost is cras method. Crashing is an intentionally, systematic and analytic process by conducting the examination by accelerating all activities in a project concentrated on the activity in critical path. In this research, the time and cost optimization was done using Microsoft Project program of 2007. By entering the relevant data to the program, this Microsoft project will calculate automatically corresponding to the calculation formulas developed by the program so that the calculation will proceed more precisely and accurately. The result of data analysis in the Project of Structure and Building Maintenance of Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta hospital shows that the acceleration conducted results in the decreased indirect cost and the decrease in the project’s total expense. From the result of calculation, it is obtained that the optimum project completion time is 49 days (57 calendar days) with total expense of project of Rp. 501,269,374.29. Meanwhile, the normal completion time is 74 days (70 calendar days) with total expense of project of Rp. 516,188,297.49. So that, there is a decrease in duration of 25 days and there is cost saving of Rp. 14,918,923.20 Keywords: optimization, acceleration, crash method, optimum cost.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas nikmat, rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Crash ” . Skripsi yang penulis susun merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik pada jurusan teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi, yaitu kepada: 1.
Ir. Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ir. Bambang Santosa, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Ir. Djumari, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
4.
Djoko Sarwono ST. MT selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan dan arahan kepada penyusun.
5.
Ir. Delan Soeharto, MT selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam penyelesaian laporan ini.
6.
Tim penguji pendadaran skripsi Jurusan Teknik Sipil UNS.
7.
Seluruh staff dan karyawan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
8.
Bapak Agus selaku tentor Ms.Project LPP Kopma
9.
PT. Mumpuni ( Bapak Topo dan Bapak Qadar ) selaku kontraktor Proyek
10.
Pembangunan Gedung Parkir Roda Dua Bertingkat 4 Lantai UMS. user yang selalu mendukung. Teman-teman seperjuangan commit angkatanto2006
ix
perpustakaan.uns.ac.id
11.
digilib.uns.ac.id
Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis terima. Meskipun demikian, semoga Skripsi ini mampu menjadi tambahan kekayaan ilmu dan wacana bagi penulis pada khususnya dan bagi keluarga besar Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret pada umumnya serta pihak lain yang membutuhkan.
Surakarta,
Desember 2010
Penyusun
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
v
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GRAFIK
xvi
BAB 1
1
BAB 2
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Rumusan Masalah
2
1.3. Batasan Masalah
2
1.4. Tujuan Penelitian
2
1.5. Manfaat Penelitian
3
LANDASAN TEORI
4
2.1. Tinjauan Pustaka
4
2.2. Landasan Teori
5 commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.1. Proyek
5
2.2.2. Network Planning
7
2.2.2.1 Penyusunan Diagram Network CPM
8
2.2.2.2 Kegiatan Semu (Dummy Activity)
9
2.2.2.3 Peristiwa Paling Awal dan Peristiwa Paling Akhir
11
2.2.2.4 Float Total, Float Bebas dan Float Interferen
BAB 3
BAB 4
13
2.2.2.5 Jalur Kritis
14
2.3 Optimasi Waktu dan Biaya
15
2.3.1
Pengelolaan Waktu/ Jadwal
15
2.3.2
Mempercepat Pelaksanaan Proyek
16
2.3.3
Produktivitas
19
2.3.4
Analisa Time Cost Trade Off
20
2.3.5
Biaya Langsung dan Tidak Langsung
23
2.3.6
Ringkasan Prosedur Memepersingkat Waktu
25
2.3.6
Microsoft Project 2007
26
METODOLOGI PENELITIAN
30
3.1. Metode Penelitian
30
3.2. Pengumpulan Data
30
3.3. Analisis Data
31
3.4. Tahap dan Prosedur Penelitian
33
HASIL DAN PEMBAHASAN
37
4.1. Analisis Data
37
4.1.1. Menyusun Rencana Jadwal dan Biaya Proyek (Baseline) 4.1.2. Optimalisasi Dengan (Actual Overtime Work) 4.2. Pembahasan
37 43 46
4.2.1. Percepatan Proyek (Crash Program)
46
4.2.2. Tahap-Tahap Percepatan
47
4.2.2.1 Kondisi Normal commit to user
xii
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.2.2 Kompresi Tahap 1
52
4.2.2.3 Kompresi Tahap 2
53
4.2.2.4 Kompresi Tahap 3
54
4.2.2.5 Kompresi Tahap 4
54
4.2.3. Perubahan Biaya Proyek BAB 5
57
KESIMPULAN DAN SARAN
61
5.1. Kesimpulan
61
5.2. Saran
61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hubungan Triple Constrain
7
Gambar 2.2. Simbol Jaringan Kerja CPM
9
Gambar 2.3. Kegiatan semu (Dummy Activity) A
9
Gambar 2.4. Kegiatan semu (dummy activity) B
10
Gambar 2.5. Diagram Tangga (ladder diagram)
10
Gambar 2.6. EET dan LET suatu kegiatan
11
Gambar 2.7. Titik normal TPD dan TDT
18
Gambar 2.8. Network Diagram Kegiatan Proyek
23
Gambar 2.9. Tampilan layar Gantt Chart View
27
Gambar 2.10. FS (Finish to Start)
28
Gambar 2.11. FF (Finish to Finish)
28
Gambar 2.12. SS (Start to Start)
28
Gambar 2.13. SF (Start to Finish)
28
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
35
Gambar 4.1. Memasukkan Tanggal Dimulainya Proyek
38
Gambar 4.2. Penyusunan Pekerjaan (Task)
39
Gambar 4.3. Menyusun Kalender Kerja
39
Gambar 4.4. Pengisian Total Biaya
40
Gambar 4.5. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Resources Sheet
41
Gambar 4.6. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Gantt Chart
42
Gambar 4.7. Penyimpanan Sebagai Baseline
42
Gambar 4.8. Gantt Chart View (atas) dan Task Usage (bawah).
43
Gambar 4.9. Langkah Tracking
44
Gambar 4.10. Input Durasi Lembur pada Microsoft Project
46
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Kondisi Normal
47
Tabel 4.2 Penambahan Tenaga Kerja Kondisi Normal
48
Tabel 4.3. Perhitungan Crashing dari Kondisi Normal
51
Tabel 4.4 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 1
52
Tabel 4.5 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 2
53
Tabel 4.6 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 3
54
Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing Tahap 1
55
Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing Tahap 2
55
Tabel 4.9 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing Tahap 3
55
Tabel 4.10 Perubahan Biaya Total Proyek ( Total Cost )
57
Tabel 4.11 Perubahan Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost )
58
Tabel 4.12 Perubahan Biaya Langsung ( Direct Cost )
58
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Indikasi Menurunnya Produktivitas Karena Kerja Lembur
19
Grafik 2.2 Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipersingkat Untuk Satu Kegiatan
21
Grafik 2.3 Hubungan Antara Waktu Dan Biaya Pengerjaan Proyek.
25
Grafik 4.1 Grafik Hubungan Antara Waktu dan Biaya Pengerjaan Proyek 59
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dua serangkaian ungkapan asing “ doing the right things (efficient)” dan” doing things right (effective)” merupakan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan. Pada era globalisasi, persaingan antar penyedia jasa khususnya jasa konstruksi sangat ketat, maka hanya mereka yang bekerja dengan pedoman di atas yang akan memenangkan persaingan dan merebut pasaran, dan selanjutnya akan meraih keuntungan yang besar. Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Oleh karena itu usaha untuk mengoptimasikan waktu dan biaya sangat penting dalam perencanaan suatu proyek. Biaya dan waktu pelaksanaan proyek yang optimal penting untuk diketahui dalam perencanaan proyek konstruksi. Hal yang harus dilakukan dalam optimasi biaya dan waktu adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatankegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek. Metode yang dipakai untuk mencari biaya dan waktu yang optimal adalah metode crash, dengan cara mempercepat durasi kegiatan-kegiatan yang terletak pada jalur kritis yang mempunyai cost slope terendah, kemudian menghitung perubahan biaya proyek yang terjadi karena percepatan. Cara ini dilakukan terus-menerus hingga jaringan kerja yang ada jalur kritisnya mencapai kondisi jenuh, yang artinya pada lintasan kritis sudah tidak mungkin lagi dilakukan pengurangan waktu pelaksanaan (titik optimal). Penelitian ini membahas optimasi biaya dan waktu pada proyek konstruksi dengan metode crash. Dalam hal ini kemudian dilakukan perbandingan antara waktu dan commit to user biaya proyek sebelum dan sesudah crashing. 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
1.1 Rumusan Masalah Agar penelitian ini memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, maka penulis menyimpulkan rumusan masalah antara lain : 1.
Berapa durasi (waktu) optimum pelaksanaan proyek
2.
Berapa besar selisih perbandingan waktu dan biaya proyek sebelum dan sesudah crashing?
1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan pemasalahan yang telah dirumuskan maka penulis membuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain : 1.
Pengambilan data berasal dari Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
2.
Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah SeninMinggu, dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 4 jam
3.
Perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) Penawaran.
4.
Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode crash dan dilakukan pada pekerjaan yang sedang berlangsung selama penelitian.
5.
Diagram network CPM (Critical Path Method)
6.
Perhitungan crash duration pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan jumlah tenaga kerja pada lintasan kritis diagram network.
7.
Diasumsikan kondisi lingkungan proyek dan cuaca selama pelaksanaan proyek mendukung (cuaca baik : tidak hujan).
8.
Penggunaa Microsoft Project dalam melakukan pengujian crash.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : commit to user 1. Menentukan durasi (waktu) optimum pelaksanaan proyek. 2.
Membandingkan waktu dan biaya proyek sebelum dan sesudah crashing.
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek.
2.
Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang.
3.
Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen khususnya dalam hal optimasi waktu dan biaya
4.
Mempercepat pelaksanaan proyek.
5.
Memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang penggunaan Microsoft project dalam pengendalian proyek.
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 2 STUDI PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Aryo Andri Nugroho, 2007 melakukan penelitian dengan mengambil data time shedule dari PT Munica Pratama Group yang menangani pembangunan gedung Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang. Dari data dapat dihitung lintasan kritisnya dengan menggunakan metode PERT-CPM dan program Excel melalui tahap-tahap penyelesaiannya yaitu menyusun rencana kegiatan, menyusun network, menentukan perhitungan maju dan mundur, menentukan perhitungan kelonggaran waktu dan pada Program Excel tahap-tahap penyelesaiannya yaitu menyusun rencana kegiatan, menyusun network, menyusun model matematika dan mengaplikasikan model matematika tersebut ke dalam program Excel. Hasil perhitungan penjadwalan proyek pembangunan Gedung Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan Metode PERT-CPM dan Excel membutuhkan waktu 144 hari dengan biaya Rp.606.360.753,00 sedangkan perhitungan yang dilakukan PT Munica Pratama Group membutuhkan waktu 150 hari dengan biaya Rp.616.634.000,00 sehingga dapat menghemat waktu 6 hari dan biaya sebesar Rp.10.273.247,00. Selain itu, Dewa Ketut Sudarsana, 2008 mendapatkan waktu optimum pelaksanaan proyek selama 316 dari durasi normal 360 hari dengan biaya minimal sebesar Rp.13.358.425.131,28 yang artinya lebih kecil 0.55 % dari biaya proyek sesuai kontrak. Sedangkan, menurut Feriati Damika, 2009 proyek dengan durasi normal 321 hari dapat dipercepat selama 17 hari. Biaya percepatan yang diperlukan sebesar Rp. 3.889.834,00 dan biaya total proyek sebesar Rp. 6.449.443.060,43. Jika jadwal operasional dipercepat 17 hari pendapatan tambahan yang diperoleh sebesar Rp. 61.604.089,15, yang berarti lebih besar dibanding biaya percepatan yang commit to user dibutuhkan.
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data di atas menunjukkan bahwa langkah percepatan waktu penyelesaian suatu proyek tidak selalu berakibat pada peningkatan biaya total proyek, karena waktu yang ditetapkan dalam kontrak belum tentu waktu optimal.
2.2 Landasan Teori 2.2.1
Proyek
Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Iman Soeharto, 1996: Proyek mempunyai ciri pokok sebagai berikut: 1.
Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir.
2.
Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal serta kriteria mutu.
3.
Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.
4.
Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
Proyek mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi. Tiga karakteristik tersebut adalah : 1. Bersifat unik Keunikan dari proyek konstruksi adalah : tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda. 2. Dibutuhkan sumber daya (resource) Setiap proyek membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin, metode dan material. Dalam kenyataannya, mengorganisasikan pekerja lebih sulit daripada sumber daya lainnya.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Organisasi Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyusun visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. (Wulfram I. Ervianto; 2002:9) Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan diatas disebut tiga kendala (triple constrain) yaitu: 1.
Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan dalam total proyek, tetapi dpecah atas komponen-komponennya atau perperiode tertentu yang
jumlahnya
disesuaikan
dengan
keperluan.
Dengan
demikian,
penyelesaian bagian-bagian proyek harus memenuhi sasaran anggaran per periode. 2.
Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu tyang telah ditentukan.
3.
Mutu Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Jadi, memnuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Biaya
Waktu
Mutu
Gambar 2.1 Hubungan Triple Constrain (Iman Soeharto; 1997:3) Ketiga batasan pada Gambar 2.1 bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal. Agar sasaran proyek dapat dicapai maka sangatlah penting untuk menyusun jadwal masing-masing parameter tersebut dengan baik dan teliti. Penyusunan jadwal proyek dapat dilakukan dengan network planning untuk memudahkan pemantauan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 2.2.2 Network Planning Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya. Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. (Ari Kusnadi: dari berbagai sumber). Dengan adanya Network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling commit to user efisien.
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ahyari (1986: 457) menyatakan pada prinsipnya network planning digunakan untuk
merencanakan
penyelesaian
berbagai
macam
pekerjaan,
dengan
menggunakan network sebagai alat perencanaan dapatlah disusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan realokasi tenaga kerja. Adapun keuntungan menggunakan analisis network adalah sebagai berikut : 1.
Mengorganisir data dan informasi secara sistematis.
2.
Penentuan urutan pekerjaan.
3.
Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya.
4.
Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian secara keseluruhan.
5.
Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal.
6.
Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di sub-kontrak-kan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen.
Dari berbagai keuntungan penggunaan Network sebagai perencanaan tersebut, maka jelaslah bahwa Network sangat membantu manajemen untuk menyusun perencanaan. 2.2.2.1 Penyusunan Diagram Network CPM (Critical Path Method) Critical Path Method adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat deterministic atau pasti. CPM dapat dipakai untuk mengontrol koordinasi berbagai kegiatan dalam suatu pekerjaan sehingga proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat dan dapat membantu perusahaan dalam mengadakan perencanaan dan pengendalian proyek dengan waktu dan biaya yang lebih efisien. Dalam jaringan kerja jenis ini, kegiatan sebagai anak panah yang commit todigambarkan user menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa (event), yaitu
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peristiwa I dan peristiwa j. Nama dan durasi kegiatan ditulis di atas dan di bawah anak panah. Ekor anak panah (titik i) sebagai awal kegiatan dan ujung panah (titik j) sebagai akhir kegiatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.2.
Even (node) terdahulu
kegiatan
I
J
Even (node) Berikutnya
durasi Gambar 2.2 Simbol Jaringan Kerja CPM
Keterangan Gambar 2.2. = Simbol peristiwa/ even = Simbol kegiatan / activity = Simbol kegiatan semu / dummy (Teguh Yuda Kusuma 2008 : 5) 2.2.2.2 Kegiatan Semu (Dummy Activity) Kegiatan semu ini merupakan kegiatan yang sebetulnya tidak ada atau fiktif, sehingga tidak memerlukan durasi (durasi = 0). Kegiatan ini digambarkan sebagai garis terputus dan diperlukan jika : ·
Dua kegiatan atau lebih didahului oleh satu atau lebih kegiatan yang sama, maka dummy diperlukan untuk menghubungkan kegiatan-kegiatan tersebut. A
C
Dummy B
D
Gambar 2.3 Kegiatan semu (Dummy Activity) A commit to user Gambar 2.3 menerangkan bahwa kegiatan C didahului oleh kegiatan A dan B, sedangkan kegiatan B juga merupakan kegiatan yang mendahului D. Maka
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatan C baru dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai, sedangkan kegiatan D dapat dimulai setelah kegiatn B selesai. Kegiatan D tidak tergantung pada kegiatan A. ·
Dua atau lebih kegiatan didahului dan diikuti oleh kegiatan yang sama, maka dummy dibutuhkan untuk menghubungkan kedua kegiatan tersebut. Terlihat pada Gambar 2.4, kegiatan B dan C didahului dan diikuti oleh kegiatan yang sama, yaitu kegiatan A dan D. A
B
D
C
Gambar 2.4 Kegiatan semu (dummy activity) B ·
Digunakan untuk menggambarkan diagram tangga (ladder diagram). Diagram tangga adalah jaringan kerja yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dapat dipecah menjadi beberapa sub-kegiatan. Maksud dan dipecahnya kegiatan ini adalah untuk memungkinkan suatu kegiatan yang belum selesai 100% sudah dapat diikuti oleh kegiatan berikutnya. Misal dalam pembangunan sebuah rumah, pekerjaan pondasi lajur sudah bias dimulai tanpa menunggu pekerjaan galian tanah selesai 100%, demikian pula pekerjaan tembok bisa dimulai walau pondasi belum selesai 100%. ladder diagram dapat dilihat pada Gambar 2.5. A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
commit to user Gambar 2.5 Diagram Tangga (ladder diagram)
C3
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan Gambar 2.5 : A1,A2,A3 : Pekerjaan Galian Tanah B1,B2,B3 : Pekerjaan Pondasi C1,C2,C3 : Pekerjaan Tembok (Teguh Yuda Kusuma 2008 : 8-9) 2.2.2.3 Peristiwa Paling Awal dan Peristiwa Paling Akhir Peristiwa paling awal (EET-Earliest Event Time) atau watu mulai tercepat adalah saat paling awal atau saat tercepat suatu peristiwa mungkin terjadi, dan tidak mungkin terjadi sebelumnya. Manfaat ditetapkannya saat paling awal (EET) suatu peristiwa adalah untuk mengetahui saat paling awal mulai melaksanakan kegiatankegiatan yang berasal dari peristiwa yang bersangkutan. Sedangkan peristiwa paling akhir (LET-Latest Event Time) atau waktu paling akhir adalah saat paling akhir suatu peristiwa dapat terjadi, dan tidak mungkin terjadi sesudahnya. Manfaat ditetapkannya saat paling akhir (LET) suatu peristiwa adalah untuk mengetahui saat paling akhir atau paling lambat mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berasal dari peristiwa yang bersangkutan. Hubungan kedua peristiwa tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.6.
i
EET i LET i
Kegiatan A j dij
EET j LETj
Gambar 2.6 EET dan LET suatu kegiatan
Keterangan Gambar 2.6 : EETi = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event i LETi = (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event i Dij
= durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j
EETj = (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event j LETj = (Latest Event Time) waktu mulaitopaling commit user lambat dari event j
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Hitungan Maju Perhitungan maju untuk mengitung Earliest Event Time (EET) EETj = (EETi + dij) max..............................................................................(2.1) Dimana : EETi
= (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event i
Dij
= durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j
EETj
= (Earliest Event Time) waktu mulai paling cepat dari event j
Prosedur menghitung waktu mulai tercepat (EET) ·
Tentukan nomor dari peristiwa-peristiwa dari kiri ke kanan, mulai dari peristiwa nomor 1 berturut-turut sampai denagn nomor maksimal
·
Tentukan nilai EETi untuk peristiwa nomor satu (paling kiri) sama dengan nol.
·
Selanjutnya dapat dihitung nilai EETj peristiwa-peristiwa berikutnya dengan rumus diatas. Apabila terdapat beberapa kegiatan ( termasuk dummy) menuju atau dibatasi oleh peristiwa yang sama, maka diambil nilai EETi maksimum.
b. Hitungan Mundur Perhitungan mundur untuk menghitung Latest Event Time (LET) LETi = (LETj + dij) min...............................................................................(2.2) Dimana : LETi
= (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event i
Dij
= durasi untuk melaksanakan kegiatan antara event I dan event j
LETj
= (Latest Event Time) waktu mulai paling lambat dari event j
Prosedur menghitung waktu mulai paling lambat (LET) ·
Lakukan prosedur menhitung waktu mulai tercepat (LET)
·
Tentukan nilai LETj sema dengan nilai EETj pada peristiwa nomor maksimal (paling kanan)
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Selanjutnya dapat dihitung nilai LETi peristiwa-peristiwa sebelumnya dengan rumus diatas. Apabila terdapat beberapa kegiatan (termasuk dummy) dibatasi oleh peristiwa yang sama, maka diambil nilai LETi yang minimum.
(Teguh Yuda Kusuma 2008 : 10-11) 2.2.2.4 Float Total, Float Bebas dan Float Interferen a. Float Total (TF = Total Float) Float total adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk semua kegiatan yang boleh ditunda atau terlambat, tanpa mempengaruhi jadwal pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama denagn waktu yang didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawal mungkin, sedangkan semua kegiatan berikutnya dimulai selambat mungkin. Float total ini dimiliki bersama oleh semua kegiatan yang ada pada jalur yang bersangkutan. Hal ini berarti bila salah satu kegiatan telah memakainya, maka float total yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan lain yang berada pada jalur tersebut adalah sama dengan float total semula dikurangi bagian yang telah dipakai. Nilai total float suatu kegiatan sama dengan waktu paling akhir terjadinya peristiwa berikutnya (LETj) dikurangi durasi kegiatan yang bersangkutan (dij), dikurangi waktu paling awal terjadinya peristiwa terdahulu (EETi). TF = LETj – dij – EETi................................................................................(2.3) Kegiatan –kegiatan yang memiliki nilai float total tertentu (tidak sama dengan nol), maka pelaksanaan kegiatan tersebut dalam jalur yang bersangkutan dapat ditunda atau diperpanjang sampai batas tertentu, yaitu sampai float total sama dengan nol, tanpa mempengaruhi selesainya jadwal proyek secara keseluruhan.
Dengan
kata
lain,
kegiatan
tersebut
dapat
ditunda
pelaksanaannya sebesar nilai float tersebut. Kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai float total sama dengan nol, berarti kegiatan tersebut tidak boleh ditunda pelaksanaannya atau terlambat sama sekali. Penundaan kegiatan yang mempunyai nilai float total sama dengan nol, commit to user akan menyebabkan keterlambatan pada waktu penyelesaian proyek. Kegiatan inilah yang disebut kegiatan kritis.
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Float Bebas (FF = Free Float) Float bebas suatu kegiatan adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk suatu kegiatan boleh ditunda atau terlambat, tanpa mempengaruhi atau menyebabkan keterlambatan pada kegiatan berikutnya. Nilai float bebas suatu kegiatan dapat dihitung dengan rumus : waktu mulai paling awal kegiatan berikutnya (successor) dikurangi duarsi kegiatan, dikurangi waktu mulai paling awal kegiatan yang dimaksud. FF = EETj – dij – EETi................................................................................(2.4) c. Float Interferen (IF = Interferen Float) Float interferen adalah selisih waktu antara float total dengan float bebas. IF = TF – FF.................................................................................................(2.5) Arti dari float interferen adalah bila suatu kegiatan menggunakan sebagian dari IF (sisa waktu sebagai akibat selisih float total dan float bebas) sehingga kegiatan nonkritis berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi (digeser) meskipun tidak samapi mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan. (Teguh Yuda Kusuma 2008 : 12-13)
2.2.2.5 Jalur Kritis Lintasan adalah jalan yang dilintasi atau dilalui (Tim penyusun KBBI,1996:597). Kritis adalah keadaan yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha (Tim penyusun KBBI,1996:531). Lintasan kritis yaitu jalur atau jalan yang dilintasi atau dilalui yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan. Dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek secara keseluruhan. Yamit (2000: 301) menyatakan "Jalur Kritis adalah jalur yang memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari peristiwa awal hingga peristiwa yang terakhir”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Identifikasi jalur kritis : ·
Lintasan terpanjang
·
Nilai EET = LET
·
Nilai Total Float = Nilai Free Float = 0.
2.3 Optimasi Waktu dan Biaya 2.3.1 Pengelolaan Waktu/ Jadwal Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek. Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya, penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran, dan lain-lain. Pengelolaan waktu meliputi perencanaan, penyusunan, dan pengendalian jadwal. Salah satu teknik yang spesifik untuk maksud tersebut adalah mengelola float atau slack pada jaringan kerja, serta konsep cadangan waktu atau estimasi durasi yang diperkenalkan. (PMBOK , 2004 : 2 ) Diketahui tiga buah estimasi durasi setiap kegiatan dalam metode PERT, sedangkan dalam metode CPM dan PDM hanya diperoleh satu estimasi durasi. Ketiga estimasi durasi tersebut adalah : a.
Optimistic Estimate (to) adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Dapat digambarkan di sini jika seseorang melakukan suatu kegiatan berulang sebanyak 100 kali, maka dapat dipastikan durasi yang dibutuhkan.
b.
Pessimistic estimate (tp) adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan jika segala sesuatunya dalam kondisi buruk (tidak mendukung)
c.
Most Likely Estimate (tm) adalah durasi yang dibutuhkan untuk to user menyelesaikan suatu kegiatancommit di antara optimistic estimate dan pessimistic estimate atau dikenal dengan median duration.
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
Karena terdapat tiga buah waktu dalam setiap kegiatannya, maka diperlukan komputasi untuk mendapatkan durasi efektif dari setiap kegiatan (te). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut :
te = (to + 4 tm + tp) / 6 ....................................................................................(2.6) ( Wulfram I Ervianto, 2004 : 37 ) 2.3.2 Mempercepat Pelaksanaan Proyek Mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Dalam suatu keadaan tertentu antara umur perkiraan proyek dengan umur rencana proyek terdapat perbedaan. Umur rencana proyek biasanya lebih pendek dari pada umur perkiraan proyek. Umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan kritis yang terlama waktu pelaksanaannya, dan waktu pelaksanaan tersebut merupakan jumlah lama kegiatan perkiraan dan kegiatan-kegiatan kritis yang membentuk lintasan tersebut. Sedang umur rencana proyek ditentukan berdasarkan kebutuhan manajemen atau sebab-sebab lain. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Durasi crashing maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan (Iman Soeharto, 1997). Ariany Frederika (2010:5) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan pada suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan kerja lembur, penggunaan peralatan berat dan pengubahan metode konstruksi di lapangan. Di dalam menganalisis proses tersebut digunakan asumsi sebagai berikut: 1.
Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala. Ini berarti dalam commit to user menganalisis program mempersingkat waktu, alternatif yang akan dipilih tidak dibatasi oleh tersedianya sumber daya.
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Bila diinginkan waktu penyelesaiaan kegiatan lebih cepat dengan lingkup yang sama, maka keperluan sumber daya akan bertambah. Sumber daya ini dapat berupa tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk lain yang dapat dinyatakan dalam sejumlah dana.
Jadi tujuan utama dari program mempercepat waktu adalah memperpendek jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal. Untuk mempercepat umur suatu proyek diperlukan syarat-syarat sebagai berikut : 1.
Telah ada diagram jaringan kerja yang tepat.
2.
Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan.
3.
Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung saat paling awal (Eealiest Event Time) dan saat paling lambat (Latest Event Time) semua peristiwa.
4.
Ditentukan pada umur rencana proyek (UREN)
Untuk tujuan mempersingkat waktu, dimulai dengan menentukan titik awal, yaitu titik yang menujukkan waktu dan biaya normal proyek. Titik ini dihasilkan dari menjumlahkan biaya normal masing-masing kegiatan komponen proyek, sedangkan waktu penyelesaian proyek normal dihitung dengan metode CPM. Dari titik awal tersebut kemudian dilakukan langkah-langkah mempersingkat waktu dengan pertama-tama terhadap kegiatan kritis. Pada setiap langkah, tambahan biaya untuk memperpendek waktu terlihat pada slope biaya kegiatan yang dipercepat. Dengan menambahkan biaya tersebut, maka pada setiap langkah akan dihasilkan jumlah biaya proyek yang baru sesuai dengan kurun waktunya. Hal ini ditunjukan dengan titik-titik yang memperlihatkan hubungan baru antara waktu dan biaya, seperti terlihat pada gambar 2.7.
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.7 Titik normal TPD dan TDT Bila langkah mempersingkat waktu diteruskan, akan menghasilkan titik titik baru yang jika dihubungkan berbentuk garis-garis putus yang melengkung ke atas (cekung), yang akhirnya langkah tersebut sampai pada titik proyek dipersingkat (TPD) atau project crash-point. Titik ini merupakan batas maksimum waktu proyek dapat dipersingkat. Pada TPD ini mungkin masih terdapat beberapa kegiatan komponen proyek yang belum dipersingkat waktunya, dan bila ingin dipersingkat juga (berarti mempersingkat waktu semua kegiatan proyek yang secara teknis dapat dipersingkat), maka akan menaikan total biaya proyek tanpa adanya pengurangan waktu. Titik tersebut dinamakan titik dipersingkat total (TDT) atau all crash-point. Menurut Wulfram I. Ervianto (2004: 56) terdapat berbagai cara untuk mereduksi durasi dari suatu proyek, yaitu : a. Dengan mengadakan shift pekerjaan. b. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur) c. Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif. d. Menambah jumlah pekerja. e. Dengan menggunakan material yang dapat lebih cepat pemasangannya. f. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.3.3 Produktivitas Menurut Muchdarsyach, (1992 :12) secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Proyek konstruksi perlu menggunakan tenaga kerja seefisien mungkin, maka dari itu suatu proyek konstruksi sangat bergantung pada kinerja dari para pekerjanya. Mengenai pengukuran produktifitas secara umum dapat digambarkan sebagai berikut. 嘘btRbt
Produktifitas pekerja =
굸egퟨ뵸ebgs
(m3/jam)
Pada dasarnya produktivitas dari tenaga kerja dapat naik, jika tenaga kerja tersebut mampu menguasai tugas/pekerjaan yang telah diterimanya. Apabila seseorang atau sekelompok orang yang terorganisir melakukan pekerjaan yang identik berulang-ulang, maka dapat akan terjadi suatu penurunan produktivitas. Adapun nilai penurunan produktifitas khususnya untuk kerja lembur dapat dilihat pada gambar grafik 2.1. Indeks Produktifitas Proyek Besar 1,4 1,3 1,2
1,1 lembur 1
2
3
4
commit to user Grafik 2.1 Indikasi Menurunnya Produktivitas Karena Kerja Lembur (Sumber : Iman Soeharto, 1997)
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut : embur
a. Produktivitas Harian
=
b. Produktivitas Tiap Jam
=
c. Produktivitas Harian Sesudah Crash
= ( 8 jam x Prod.tiap jam) + (a x b
bg,s: egu,m
铀gedbퟨt:v:t,s 诘,u ퟨrg
,g:,h
, 뵸,g:
x prod.tiap jam) Dimana : a. Jumlah kerja lembur b. Koefisien penurunan produksi kerja lembur
d. Crash Durasi
=
铀gedbퟨs:
embur
,g:,h
rsbd,뵸
g,s뵸
2.3.4 Analisa Time Cost Trade Off Dalam penyusunan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu cara mempercepat durasi proyek adalah dengan analisa time cost trade off. Dengan mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Time cost trade off adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitas - aktivitas yang telah jenuh seluruhnya (tidak mungkin dikompres lagi). Dengan dipercepatnya durasi suatu proyek maka pasti akan terjadi perubahan biaya dan waktu. Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam suatu jaringan kerja saat terjadi percepatan yaitu : 1.
Normal Duration (Nd) Normal Duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya commit to user biaya tambahan lain dalam sebuah proyek.
perpustakaan.uns.ac.id
2.
21 digilib.uns.ac.id
Crash Duration (Cd) Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan suatu proyek dalam usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration.
Proses percepatan juga menyebabkan perubahan pada elemen biaya yaitu: 1.
Normal Cost (Nc) Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu normal. Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan bersamaan dengan penentuan waktu normal.
2.
Crash Cost (Cc) Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di crashing akan menjadi lebih besar dari biaya normal. (Wulfram I Ervianto , 2004 : 65 )
Adapun hubungan antara biaya proyek dengan waktu yang diperlukan dapat dilihat pada grafik 2.2
Grafik 2.2 Hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk satu kegiatan Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan seperti pada Grafik 2.1. Titik A menunjukkan titik normal, sedangkan B adalah titik dipersingkat. Garis yang menghubungkan titik A dengan commit B disebut kurva waktu-biaya. Pada umumnya to user garis ini dapat dianggap sebagai garis lurus, bila tidak (misalnya cekung) maka diadakan perhitungan persegmen yang terdiri dari beberapa garis lurus.
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan menggunakan variable waktu dan biaya pada saat normal maupun dipercepat, maka didapatkan pertambahan biaya untuk mempercepat suatu aktifitas per satuan waktu yang disebut cost slope. Menggambarkan titik-titik dari suatu kegiatan yang dihubungkan oleh segmen-segmen garis yang dapat berfungsi untuk menganalisis kegiatan apa masih layak untuk diadakan crashing. Cara yang digunakan adalah meninjau slope (kemiringan) dari masing-masing segment garis yang dapat memberikan identifikasi mengenai pengaruh biaya terhadap pengurangan waktu penyelesaian suatu proyek. Cost slope adalah perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu penyelesaian proyek. Perumusan cost slope sebagai berikut: 运 :,
ɣ
,d:Rrgs:h)ퟨ,t
:,
,hegu,m
运굸,ퟨtb hegu,m 굸,ퟨtb d:Rrgs:h)ퟨ,t
...............................(2.7)
Dalam proses penyelesaian proyek dengan melakukan penekanan (kompresi) diusahakan agar penambahan biaya yang terjadi seminimum mungkin. Kompresi dilakukan pada jalur lintasan kritis dimulai dengan aktifitas yang memiliki cost slope terendah. Contoh analisa Time Cost Trade Off dapat dilihat berdasarkan Tabel 2.1 Tabel 2.1 Data durasi dan cost proyek. Normal Duration
Crash Duration
Normal Cost
Crash Cost
(days)
(days)
(days)
(days)
A
120
100
12.000
14.000
B*
20
15
1.800
2.800
C*
40
30
16.000
22.000
D*
30
20
1.400
2.000
E*
50
40
3.600
4.800
F
60
45
13.500
18.000
Actifity
* Critical Path Activity
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Network dari kegiatan tersebut adalah A
120
B
C
20
40
F
D
E
30
50
60 0
Gambar 2.8 Network Diagram Kegiatan Proyek Dari 6 kegiatan tersebut dapat dihitung cost slope masing-masing kegiatan sebagai berikut: SA = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 14.000 – Rp. 12.000 / 120 – 100
= Rp 100/hari.
SB = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 2.800 – Rp. 1.800 / 20 – 15
= Rp 200/hari.
SC = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 22.000 – Rp. 16.000 / 40 – 30
= Rp 600/hari.
SD = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 2.000 – Rp. 1.400 / 30 – 20
= Rp 60/hari.
SE = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 4.800 – Rp. 3.600 / 50 – 40
= Rp 120/hari.
SF = (CC-NC)/(ND-CD) = Rp. 18.000 – Rp. 13.500 / 60 – 45
= Rp 300/hari.
Normal Cost pekerjaan tersebut adalah = Rp. 12.000 + Rp. 1.800 + Rp. 16.000 + Rp. 1.400 + Rp. 3.600 + Rp. 3.600 = Rp. 48.300 Normal Duration pekerjaan tersebut = 20 + 40 + 30 + 50 = 140 hari Jika diharuskan untuk mempercepat durasi dari kegiatan tersebut maka dilakukan pada kegiatan yang berada dalam jalur kritis dengan cost slope yang terkecil, yaitu SD = Rp. 60/hari, dengan waktu percepatan maksimal 10 hari ( 30 hari – 20 hari ). ( Wulfram I Ervianto, 2004 : 67).
2.3.5 Biaya Langsung dan Tidak Langsung Secara umum biaya konstruksi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : biaya langsung dan tidak langsung.
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan di proyek (dari persiapan hingga penyelesaian) dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang diperlukan oleh proyek tersebut. Biaya langsung ini dibagi menjadi lima, yaitu: a.
Biaya bahan / material
b.
Biaya upah kerja
c.
Biaya alat
d.
Biaya subkontraktor
e.
Biaya lain-lain
Biaya lain-lain biasanya relatif kecil. Tetapi bila jumlahya cukup berarti harus dirinci agar memudahkan untuk proses pengendalian. 2.
Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah seluruh biaya yang terkait secara tidak langsung, yang dibebankan kepada proyek. Biaya ini biasanya tejadi di luar proyek. Biaya ini meliputi anatara lain: biaya pemasaran, biaya overhead di kantor pusat/ cabang (bukan overhead kantor proyek). Biaya ini tiap bulan besarnya relatif tetap dibanding dengan biaya langsung, oleh karena itu juga sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Biasanya pembebanan biaya tetap ini ditetapkan dalam persentase dari biaya langsung proyeknya. Biaya ini walaupun sifatnya tetap, tetapi tetap harus dilakukan pengendalian, agar tidak melewati anggarannya.
Jadi total biaya adalah jumlah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali. Hubungan ketiga macam biaya tersebut dapat dilihat pada Grafik 2.3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
Grafik 2.3 Hubungan Antara Waktu Dan Biaya Pengerjaan Proyek. (Iman Soeharto,1995 : 219) 2.3.6 Ringkasan Prosedur Memepersingkat Waktu ·
Menghitung waktu peneyelesaian proyek dan identifikasi float, memakai kurun waktu normal.
·
Menentukan biaya normal masing-masing kegiatan.
·
Menentukan biaya dipercepat masing-masing kegiatan.
·
Menghitung slope biaya masing-masing komponen kegiatan.
·
Mempersingkat kurun waktu kegiatan, dimulai dari kegiatan kritis yang mempunyai slope biaya terendah.
·
Setiap kali selesai mempercepat kegiatan, teliti kemungkinan adanya float yang mungkin dapat dipakai untuk mengulur waktu kegiatan yang bersangkutan untuk memperkecil biaya.
·
Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentuk jalur kritis baru, maka percepat kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai kombinasi slope biaya terendah.
·
Meneruskan mempersingkat waktu kegiatan sampai titik proyek dipersingkat (TPD).
·
commit to user Hitung biaya tidak langsung proyek, dan gambarkan pada kertas grafik di atas.
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Jumlahkan biaya langsung dan tidak langsung untuk mencari biaya total sebelum kurun waktu yang diinginkan.
·
Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal, yaitu kurun waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah. (Iman Soeharto, 1995 : 219-220)
Ariany Frederika (2010:119) menyatakan aktivitas jenuh adalah aktivitas yang sudah tidak dimungkinkan lagi untuk dilakukan percepatan dikarenakan keterbatasan ruang kerja dan dapat mengakibatkan penurunan produktivitas pekerja apabila tetap dilakukan percepatan pada aktivitas jenuh.
2.4
Microsoft Project 2007
Microsoft Project 2007 adalah sebuah aplikasi untuk mengelola suatu proyek. Microsoft project merupakan sistem perencanaaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga mampu membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap penggunaan sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan. Yang dikerjakan oleh microsoft project antara lain: mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor, mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur dan menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek, serta membantu mengontrol penggunaan tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tanga kerja) (Adi Kusrianto, 2008). Microsoft Project 2007 memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 2.9.
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.9. Tampilan layar Gantt Chart View Dalam Microsoft Project ada beberapa istilah khusus, antara lain: 1.
Task Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.
2.
Duration Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
3.
Start Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan.
4.
Finish Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration)
5.
Predecessor Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu: a.
FS (Finish to Start) Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 2.10. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.10. FS (Finish to Start) b.
FF (Finish to Finish) Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain. dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11. FF (Finish to Finish) c.
SS (Start to Start) Suatu pekerjaan harus simulai bersamaan dengan pekerjaan lain dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12. SS (Start to Start) d.
SF (Start to Finish) Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13. SF (Start to Finish) 6.
Resources Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft Project disebut dengan resources.
7.
Baseline Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui commit to user dan ditetapkan.
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8.
Gantt Chart Gantt chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.
9.
Tracking Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan yang telah dibuat.
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara penelitian suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban yang rasional. Metode penelitian digunakan sebagai dasar atau perangkat untuk menarik kesimpulan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian analisis deskriptif. Menurut Arikunto (2000: 309) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Data yang diperoleh tidak hanya dikumpulkan dan disusun rapi tetapi juga meliputi analisis terhadap data tersebut yang berupa pengukuran yang berkaitan dengan angka dan kuantitatif sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yantu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabelvariabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya. 1. Variabel Waktu Data yang mempengaruhi variable waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah : a. Data cumulative progresss (kurva S), meliputi : commit to user · Jenis kegiatan. ·
Prosentase kegiatan
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Durasi kegiatan
b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek 2. Variabel Biaya Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain: a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) Penawaran, meliputi : ·
Jumlah biaya normal
·
Durasi normal
b. Daftar daftar harga bahan dan upah. c. Laporan harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan pengawas d. Gambar rencana proyek
3.3 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2007. Dengan menginputkan data yang terkait untuk analisis ke dalam program, maka microsoft project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini. Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu: a. Menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) b. Memasukkan rencana crash dengan (actual overtime work) a.
Menyusun Rencana Jadwal dan Biaya Proyek (Baseline)
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun rencana jadwal dan biaya proyek pada Microsoft Project 2007 sebagai berikut: 1.
Membuka lembar kerja baru Klik tombol Start > Program > Microsoft Office > Micosoft Office Project 2007. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Memasukkan tanggal dimulainya proyek Klik menu Project > Project Information. Pada kotak dialog Project Information dipilih Schedule From: Project Start Date dan memasukkan tanggal dimulainya proyek pada kotak Start Date.
3.
Memasukkan data kegiatan proyek dengan mengetikkannya pada kolom Task Name dan waktu kegiatan pada kolom Durasi.
4.
Membuat hubungan antara pekerjaan satu dengan lainnya pada kolom Predecessor. Hubungan antar pekerjaan dibuat berdasarkan gambar kerja (shop drawing).
5.
Menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja. Klik menu Tools > Change Working Time > Work Weeks > Details.
6.
Memasukkan biaya untuk tiap pekerjaan Klik menu View > Table > Cost > mengisi total biaya pada kolom Fixed
7.
Cost.
Menyimpan rencana jadwal dan biaya sebagai baseline. Klik menu Tools > Tracking > Set baseline > Entire Project > OK.
b. Memasukkan rencana crash dengan (overtime work)
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memasukkan data tambahan pelaksanaan di lapangan pada Microsoft Project 2007 sebagai berikut: 1.
Memasukkan data lembur dengan cara Tools – Change Working Time – tandai tanggal yang akan di gunakan lembur – mengisi nama task lembur pada Exceptions – Details – Working Time – ganti jam lembur sesuai data – Ok.
2.
Membagi layar menjadi dua (atas dan bawah) untuk memasukkan data aktual di lapangan. Layar atas berupa Gantt Chart View dan layar bawah dengan Task Usage, dengan cara windows split – task usage.
3.
Menambahkan baris pada bagian kanan Task Usage dengan menekan mouse kanan, pilih Detail Styles. Masukkan Actual Work <Show>, Actual Overtime Work <Show>, Actual Cost <Show>, OK.
4.
Melakukan proses updating. commit to user a. Menyusun lembar sumber daya dengan meng-klik Resources Sheet pada View Bar. Kemudian mengisikan jenis sumber daya
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
termasuk harga per satuan sumber daya per hari untuk tenaga kerja dan per satuan untuk material pada kolom Std Rate. Untuk upah lembur tenaga kerja per jamnya diisikan pada kolom Ovt. Rate. b.
Menugaskan resources untuk masing-masing sub task. Meletakkan pointer pada sub task yang akan diisi resourcesnya. Klik dua kali. Pada Task Information kemudian dipilih resourcesnya.
5.
c.
Mengisikan jumlah sumber daya pada baris Actual Work.
d.
Mengisikan persentase penyelesaian pekerjaan
Memasukkan biaya tak langsung proyek Memasukkan
biaya
tak
langsung
pada
Resources
Sheet
dan
menugaskannya pada summary task Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Kemudian mengisi Act. Work pada Task Usage.
3.4 Tahap Dan Prosedur Penelitian Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dan dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu : Tahap 1 : Persiapan Sebelum
melakukan
penelitian
perlu
dilakukan
studi
literatur
untuk
memperdalam Ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data. Tahap 2 : Penentuan Objek Penelitian Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Observasi lapangan dan identifikasi proyek yang akan diteliti b. Melakukan proses peizinan kepada pelaksana, pengawas atau pemilik proyek Tahap 3 : Pengumpulan Data Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan commit to userlaporan, meliputi: a. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Analisa harga satuan bahan proyek c. Time schedule d. Laporan harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan pengawas e. Gambar rencana proyek Tahap 4 : Menentukan Normal Cost (NC) dan Normal Duration (ND) Tahap 5 : Menyusun Nerwork Diagram Dari jaringan kerja CPM akan diperoleh jalur kritis, yang kemudian dilakukan percepatan durasi kegiatan-kegiatan yang terletak pada jalur kritis. Tahap 6 : Analisa Penentuan Percepatan dan Pembahasan Dalam penelitian ini digunakan penerapan analisa dengan metode Time Cost Trade Off yaitu pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah dengan bantuan Microsoft project. Tahap 7 : Kesimpulan Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada gambar 3.1
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mulai
Persiapan teori mencari literature yang berkaitan dan mempelajarinya
Penentuan objek penelitian
Pengumpulan data proyek a. b. c. d. e.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Daftar harga satuan bahan, alat dan upah tenaga kerja Time schedule Laporan harian jumlah tenaga kerja berdasarkan laporan pengawas Gambar rencana proyek
Menentukan Normal Cost (NC) dan Normal Duration
Menyusun Nerwork Diagram
Menentukan aktivitas kritis
Menghitung cost slope
Percepatan durasi
Hitung waktu dan peningkatan biaya akibat percepatan durasi.
Tidak Waktu dan biaya optimal
A
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
A Ya Output (waktu dan biaya optimal)
Perbandingan biaya sebelum dan sesudah crashing
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Proyek Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dengan : Nilai Kontrak : Rp. 570.000.000,Waktu Pelaksanaan : 90 Hari Kalender Tanggal Pekerjaan dimulai : 16 September 2010 Tanggal Pekerjaan selesai : 14 Desember 2010 Pada bab ini pula akan dijabarkan secara terperinci mengenai Optimalisasi waktu dan biaya proyek dengan metode crash pada Proyek Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan program Microsoft Project 2007. Analisis data dilakukan dengan menginputkan data secara langsung ke dalam program Microsoft Project 2007, yang meliputi dua tahap yaitu: 1.
Menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline)
2.
Optimalisasi dengan (actual overtime work)
4.1.1. Menyusun Rencana Jadwal dan Biaya Proyek (Baseline) Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun rencana jadwal dan biaya proyek pada Microsoft Project 2007 sebagai berikut: 1.
Membuka lembar kerja baru Klik tombol Start > Program > Microsoft Office > Micosoft Office Project 2007.
2.
Memasukkan tanggal dimulainya proyek Mengaktifkan menu Project > Project Information. Pada kotak dialog Project Information dipilih Schedule From: Project Start Date dan commit to user memasukkan tanggal dimulainya proyek yaitu 16 September 2010 pada kotak Start Date. Langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah.
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.1. Memasukkan Tanggal Dimulainya Proyek 3.
Memasukkan data kegiatan proyek dengan mengetikkannya pada kolom Task Name dan waktu kegiatan pada kolom Durasi. Setelah kolom durasi diisi, kolom Start dan Finish akan terisi secara otomatis.
4.
Memasukkan hubungan antara pekerjaan satu dengan lainnya pada kolom Predecessor. Contoh pengisian: a. Pekerjaan urugan pasir bawah footplate (pada baris 6) dimulai setelah pekerjaan galian tanah (pada baris 4) selesai dikerjakan (Finish to Start). Maka, pada kolom predecessor pekerjaan urugan pasir bawah footplate diisi 4FS. b. Pekerjaan cat tembok (pada baris 120) dapat dilakukan 5 hari setelah pekerjaan cat kusen, pintu, jendela (pada baris 122). Maka, pada kolom predecessor pekerjaan pembersihan lapangan diisi 122SS+5days. Hasil langkah 3 dan 4 dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.2. Penyusunan Pekerjaan (Task) 5.
Menyusun kalender kerja untuk menentukan hari kerja dan jam kerja. Pada proyek ini hari kerja dalam seminggu adalah 7 hari. Sedangkan pada Microsoft Project 2007 secara default adalah 5 hari kerja dalam seminggu. Untuk mengubahnya maka dilakukan dengan cara: a. Memilih menu Tools > Change Working Time. b. Klik tab Work Weeks > Details. c. Pada select day(s), Pilih Sunday > Set day(s) to these specific working times. d. Mengisi From: 08.00 To 12.00 dan From: 13.00 To 17.00. e. Untuk hari Sabtu, maka dilakukan pengubahan yang sama seperti pada hari minggu.
commit to user Gambar 4.3. Menyusun Kalender Kerja
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
Memasukkan biaya untuk tiap pekerjaan. Untuk memasukkan total biaya proyek, maka dilakukan langkah: Klik menu View > Table > Cost. Biaya yang dimasukkan di sini merupakan biaya yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Biaya ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom Fixed Cost, sehingga nilai Total Cost sama dengan Fixed Cost. Hasil input biaya proyek dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4. Pengisian Total Biaya 7.
Memasukkan besar biaya tidak langsung (indirect cost) Dalam RAB Penawaran Proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ini tidak terdapat indirect cost karena sudah diakumulasikan pada direct cost. Besarnya indirect cost pada perencanaan sebesar 2% dari total direct cost.
Total Indirect cost
= 2% x Rp 516.188.297,49 = Rp 10.323.765,95
Indirect cost/ hari
= Total Indirect cost Durasi = Rp 10.323.765,95 74 hari to user = Rpcommit 139.510,3507
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Cara memasukkan indirect cost pada micosoft project. a.
Klik View > Resources sheet > mengisi resources name (biaya tidak langsung) > Tipe (work) > Std rate (Indirect cost/ hari)
Gambar 4.5. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Resources Sheet b.
Klik Gantt chart > mengisikan task dengan nama Biaya Tidak Langsung dibawah summary task > Block task yang berada di bawah task biaya tidak langsung > klik kanan (indent) > letakkan pointer pada task biaya tidak langsung > Assign Resources (Alt+F10) > pilih Biaya tidak langsung > unit (1). Secara otomatis Microsoft Project akan mengakumulasikan besar biaya tidak langsung selama 74 hari dan akan berkurang otomatis saat durasi proyek berkurang karena crashing.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.6. Pengisian Biaya Tidak Langsung Pada Gantt Chart
8.
Menyimpan rencana jadwal dan biaya sebagai baseline. Klik menu Tools > Tracking > Set baseline, sehingga kolom baseline yang semula nol akan terisi sebagai target biaya yang nilainya sama dengan Total Cost.
Gambar 4.7. Penyimpanan Sebagai Baseline commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.1.2. Optimalisasi Dengan (Actual Overtime Work) Optimalisasi dilakukan dengan mengisikan data yang telah dioptimalkan untuk dibandingkan dengan rencana. Langkah-langkah pada tahap ini meliputi: 1.
Membagi layar Microsoft Project menjadi dua (atas dan bawah) untuk memasukkan data crash perencanaan. Layar atas berupa Gantt Chart View dan layar bawah dengan Task Usage, lalu klik View > Table:Cost.
2.
Menambahkan baris pada bagian kanan Task Usage dengan menekan mouse kanan, pilih Detail Styles. Masukkan Actual Work <Show>, Actual Overtime Work <Show>, Actual Cost <Show>, OK.
Gambar 4.8. Gantt Chart View (atas) dan Task Usage (bawah).
3.
Melakukan Tracking terlebih dahulu sebelum memasukkan jam lembur pada baris Actual Overtime Work yaitu dengan cara Klik Task > Task Information > General > Percent complete (100%) > Duration (sesuai rencana crash) > Ok.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.9. Langkah Tracking 4.
Memasukkan jam lembur resources work pada baris actual overtime work. Cara pengisian : Pekerjaan “ Bongkaran Keramik Kamar Mandi “ task 98 dalam perhitungan dapat diselesaikan selama 57 jam yang berarti pekerjaan dikerjakan dalam 4 hari dengan lembur 17 jam. Durasi 4 hari telah dimasukkan dalam Duration pada langkah 5. Langkah 6 hanya memasukkan jam lembur selama 17 jam pada baris Actual Overtime Work dengan menuliskan 4,25 hours/hari dan secara otomatis microsoft project menghitung dalam bentuk days. Pekerjaan Bongkaran Keramik Kamar Mandi : Data ü
Nd = 8 hari
ü
Cd = 5 hari
ü
Volume = 193,8 m2
ü
Pekerja = 6 orang, koef. Pekerja = 0,2
ü
Mandor = 1 orang, koef. Mandor = 0,05
ü
Pekerja . = 6 = 30 m3/hari Koef. Pekerja 0,2 commit to user Produktifitas (F) = Fn = 30m2/hari = 3,75 m2/jam 8 Produktivitas Crash ( Fc ) = 0,91 x F = 0,91 x 3,75 = 3,41 m2/jam
ü ü
Produktifitas Normal (Fn) =
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
= Volume pekerjaan = 193,8 m2 = 57 jam Fc 3,41
ü
Durasi Crash ( Dc )
ü
Lembur
= 17 jam
ü
Harga Total Pekerjaan
= Rp
ü
Harga Material
=-
ü
Harga Nonmaterial
= Rp
1.528.800,00
1.528.800,00
Jam lembur hanya untuk resources work (pekerja, tukang, kepala tukang dan mandor). Langkah memasukkan jam lembur pada Microsoft Project : ü Menampilkan layar seperti langkah no.2 di atas. ü Kolom Actual Work diisi jumlah resources sesuai hitungan : Pekerja ( 6 orang ), Mandor ( 1 Orang ). ü Kolom Actual Overtime diisi jam lembur perhari dikali jumlah resources pada kolom Actual Work. Contoh : Lembur Bongkaran Keramik Kamar Mandi selama 17 jam §
Jam lembur/hari
= 17jam
= 3,4 jam
5 §
Jumlah jam lembur/hari = 3,4 jam x 6 pekerja = 20,4 jam (berlaku untuk resources work lain dan secara otomatis Microsoft Project akan menghitung dalam bentuk days)
ü Kolom Actual Cost terisi jumlah biaya yang otomatis terhitung jika kolom Actual Work dan Actual Overtime telah terisi. ü Kolom Work terisi jumlah dari Actual Work dan Actual Overtime.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
Gambar 4.10. Input Durasi Lembur pada Microsoft Project
4.2 Pembahasan 4.2.1. Percepatan Proyek (Crash Program) Percepatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: menambah sumber daya berkualitas, penambahan waktu kerja (lembur), mengatur kembali jadwal yang terlambat maupun saling tukar tenaga kerja yang memiliki keahlian yang sama. Namun, pada penelitian ini hanya akan dilakukan percepatan dengan metode penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan sumber daya. Dalam metode inipun harus diperhatikan beberapa hal antara lain : ·
Kondisi ruang gerak di tempat kerja yang mengharuskan menggunakan sejumlah pekerja tertentu.
·
Penggunaan pekerja yang lebih banyak akan menurunkan produktifitas kelompok kerja tersebut.
Berdasarkan bagan balok (gantt chart) pada Microsoft Project dapat dilihat lintasan kritis. Pada penelian ini dilakukan crash sebanyak 3 kali hingga lintasan kritis telah jenuh. Pekerjaan yang di subkontraktor seperti pekerjaan atap dan baja, dan pekerjaan almunium tidak dilakukan percepatan. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.2. Tahap-Tahap Percepatan Berikut ini akan diuraikan tahap-tahap percepatan pada jadwal rencana proyek 4.2.2.1 Kondisi Normal Pada kondisi normal waktu pelaksanaan proyek adalah 74 hari kerja (90 hari kalender) dan terdapat beberapa jalur kritis yang terlihat dalam gantt chart microsoft project. Lintasan kritis itu antara lain task 4, 58, 60, 62, 72, 73, 74, 97, 98, 9, 107, 108, 109, 110, 112, 113, 114, 115, 118. Kompresi diutamakan terlebih dahulu dengan penambahan jam kerja atau lembur, akan tetapi terdapat beberapa pekerjaan yang tidak dapat dilakukan lembur dikarenakan volume pekerjaan yang terlalu besar sedangkan alokasi tenaga kerja terbatas. Untuk itu, pekerjaan seperti “Pasangan Batu Bata” dan “Pembersihan dan Pembuangan” harus dilakukan penambahan tenaga kerja. Uraian pekerjaan kondisi normal yang berada pada lintasan kritis terangkum dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 Tabel 4.1 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Kondisi Normal Durasi
No
No. Task
Uraian Pekerjaan
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19
4 58 60 62 73 74 97 98 99 107 108 109 112 113 114 115 118
Galian tanah Galian tanah Urugan pasir bawah footplat Pasangan batu kali 1 : 3 : 10 Beton pondasi portal Beton portal 25 x 30 cm Bongkaran keramik KM Bongkaran bak mandi Pembersihan dan pembuangan Bongkaran keramik ( KM ) Bongkaran bak mandi Bongkaran lantai keramik 30/30 cm Pasangan keramik lantai 25x25 cm ( KM ) Pasangan keramik dinding 25x33 cm ( KM ) Pasangan list dinding keramik 5x25 cm ( KM ) commit to user Pasangan floor drain stenlist Pasang kran Sun Ei
Normal ( hari )
Crash ( hari )
2 3 1 5 3 6 8 8 6 8 6 13 12 12 6 3 3
1 2 0,63 3 1 2 5 4 4 5 4 6 6 9 3 2 1
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Penambahan Tenaga Kerja Kondisi Normal No
No Task
Durasi Normal Crash ( hari ) ( hari ) 3 1
Uraian Pekerjaan
1
72
Pasangan batu bata 1 : 5
3
110
Pembersihan dan pembuangan
6
3
Besar biaya tidak langsung sebesar 2% ( besaran diambil dari data proyek ) yang di-indent dalam biaya langsung awal proyek dapat diketahui yaitu, Biaya Langsung
= Biaya Total – 运
11
=潈ɣ 5 6. 88. 9795
= Rp. 505.864.531,90 Biaya Tidak Langsung
=
11
=
11
Biaya Tidak Langsung/hari = =
:,
潈ɣ.
运
11
轐
轐
潈ɣ. 5 6. 88. 9795
, :d,ퟨ ,h)sbh)
潈ɣ.5 6. 88. 9795
潈ɣ.
.363.639 3
bg,s:
.363.693 3 74
= Rp. 139.510,35
Contoh perhitungan perubahan biaya akibat crashing pada penambahan jam kerja. 1)
Pekerjaan Galian Tanah ( task 4 ) Nd
= 2 hari
Volume = 1,5 m3 SDM = Pekerja = 1 orang, Mandor = 0,02 orang,
Koef. Pekerja = 0,75 Koef. Mandor = 0,025
Biaya 1 hari kerja, ( data sesuai analisa harga satuan proyek ) Pekerja (P1)
= Rp. 20.090,00 ( 2% x harga awal pekerja)
Tukang (T1)
= Rp. 30.380,00 ( 2% x harga awal tukang )
Mandor (M1)
= Rp. 30.380,00 ( 2% x harga awal mandor )
K.tukang (K.T1)
= Rp. 34.790,00 ( 2% x harga awal K.tukang )
to user Biaya lembur 1 jam kerja, ( commit data sesuai proyek ) Pekerja (P2)
= Rp. 4.000,00/jam
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tukang (T2)
= Rp. 4.000,00/ jam
Mandor (M2)
= Rp. 7.500,00/ jam
K.tukang (K.T2)
= Rp. 6.000,00/ jam
Harga Total
= Rp. 23.716,00 (RAB Penawaran)
Harga Material
= Rp. 0
Harga Nonmaterial
= H.Total – H. Material
(lihat analisa harga satuan)
= Rp. 23.716,00 - Rp. 0 = Rp. 23.716,00 =
Produktifitas (F)
= Fn = 1,33m2/hari = 0,17 m2/jam 8 8 = 0,91 x F = 0,91 x 0,17 = 0,15 m2/jam
Produktivitas Crash ( Fc )
Pekerja . Koef. Pekerja
= 1 = 1,33 m3/hari 0,75
Produktifitas Normal (Fn)
= Volume pekerjaan = 1,5 m3 = 10 jam Fc 0,15
Durasi Crash ( Dc )
(Dc 10 jam berarti pakerjaan dapat dikerjakan 1 hari dengan lembur 2 jam). Cd
= 1 hari
Lembur (L)
= Dc – (Cd x 8 jam) = 10 jam – (1 x 8 jam ) = 2 jam
Harga Nonmaterial crash = (Cd*P1*n.pkrj)+(Cd*T1*n.tkg)+(Cd*M1*n.mndr)+(Cd*K.T1*n.K.tkg)+ (L*P2*n.pkrj)+ (L*T2*n.tkg)+ (L*M2*n.mndr)+ (L*K.T2*n.K.tkg) = (1*Rp.20.090,00*1)+(1*Rp.30380,00*0)+(1*Rp.30380,00*0,02)+ (1*Rp.34.790,00*0)+(2*Rp.4.000,00*1)+(2*Rp.4.000,00*0)+ (2*Rp.7.500,00*0,02)+(2*Rp.6.000,00*0) = Rp. 43.697,00 Harga Total Crash
= Harga Nonmaterial Crash + Harga Material = Rp. 43.697,00 + Rp. 0 = Rp. 43.697,00
Slope
= (Harga Nonmaterial crash - Harga Nonmaterial) (Nd-Cd) = (Rp. 43.697,00 - Rp. 23.716,00) commit (2 to –user 1) = Rp. 19.981,60
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Contoh perhitungan perubahan biaya akibat crashing pada penambahan tenaga kerja. 1.
Pekerjaan Pasangan Batu Bata ( task 72 ) Nd = 3 hari Volume = 8,575 m2 Kebutuhan rencana, Pekerja
= 0,8575 orang
Tukang Batu = 0,2858 orang Mandor
= 0,0429 orang
Harga Total
= Rp. 418.351,441 (RAB Penawaran-2%)
Harga Material
= Rp. 333.728,196 (analisa harga satuan)
Harga Nonmaterial
= H.Total – H. Material = Rp. 418.351,441 - Rp. 333.728,196 = Rp. 84.623,00
Direncanakan Cd = 1 hari Kebutuhan crash , Pekerja
= 2 orang x Rp.20.090,00 x 1 hari = Rp. 40.180,00
Tukang Batu = 1 orang x Rp.30.380,00 x 1 hari = Rp. 30.380,00 Mandor
= 1 orang x Rp.30.380,00 x 1 hari = Rp. 30.380,00
Harga Nonmaterial Crash Harga Total Crash
= Rp.100.940,00
= Harga Nonmaterial Crash + Harga Material = Rp.100.940,00 + Rp. 333.728,196 = Rp.434.668,196
Slope
= (Harga Nonmaterial crash - Harga Nonmaterial) (Nd-Cd) = (Rp.100.940,00 - Rp. 84.623,00) ( 3-1 ) = Rp.8.158,5
Keseluruhan perubahan biaya akibat crashing ditampilkan pada tabulasi perhitungan crashing seperti tertera pada Tabel 4.3. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Perhitungan Crashing dari Kondisi Normal. perhitungan crashing 1 metode lembur
No
SDM
Durasi
No. Task
Uraian Pekerjaan
Vol Normal
pkrj
sat
Crashing
jml
Tkg koef
jml
Mdr koef
jml
Kpl tkg koef
jml
Fn
m3/hari
F
m3/jam
H material
H total
H non material
Fc
Dc (jam)
koef
Jam lembur
biaya Biaya non mat crash
Slope
biaya total crash
1
4
Galian tanah
2
1
1,5
m3
1
0,75
0
0
0,02
0,025
0
0
1,333
0,17
Rp
23.716,00 Rp
- Rp
23.716,00
0,15
10
2
Rp
43.697,60 Rp
19.981,60 Rp
43.697,60
2
58
Galian tanah
3
2
10,5
m3
3
0,75
0
0
0,09
0,025
0
0
4,000
0,50
Rp
166.712,70 Rp
- Rp
166.712,70
0,46
23
5
Rp
189.383,40 Rp
22.670,70 Rp
189.383,40
3
60
Urugan pasir bawah footplat
1
0,63
1,75
m3
1
0,3
0
0
0,02
0,01
0
0
3,333
0,42
Rp
126.709,10 Rp
115.453,80 Rp
11.255,30
0,38
5
0
Rp
13.039,49 Rp
1.784,19 Rp
128.493,29
4
62
Pasangan batu kali 1 : 3 : 10
5
3
8,4
m3
2
1,5
1
0,6
0,13
0,075
0,1
0
3,000
0,38
Rp
2.780.211,00 Rp
2.338.035,00 Rp
442.176,00
0,34
25
1
Rp
247.540,20 Rp
(97.317,90) Rp
2.585.575,20
5
72
Pasangan batu bata 1 : 5
3
1
8,575
m2
0
0
0
0
0
0
0
0
-
0,00
Rp
Rp
-
0,00
0
0
Rp
6
73
Beton pondasi portal
3
1
0,572
m3
1
5,3
3
0,875
0,03
0,265
0,03
0
3,617
0,45
Rp
1.335.631,71 Rp
1.223.870,09 Rp
111.761,62
0,41
1
0
Rp
7
74
Beton portal 25 x 30 cm
6
2
1,08
m3
1
6
3
0,992
0,05
0,293
0,05
0
3,191
0,40
Rp
3.817.563,54 Rp
3.569.779,99 Rp
8
97
Bongkaran keramik KM
8
5
193,8
m2
6
0,2
0
0
1
0,05
0
0
30,000
3,75
Rp
1.528.800,00 Rp
9
98
Bongkaran bak mandi
8
4
15
bh
2
0,667
0
0
0,13
0,05
0
0
2,999
0,37
Rp
10
99
Pembersihan dan pembuangan
6
4
208,8
m2
4
0,1
0
0
1
0,05
0
0
40,000
5,00
11
107
Bongkaran keramik ( KM )
8
5
193,8
m2
6
0,2
0
0
1
0,05
0
0
30,000
3,75
12
108
Bongkaran bak mandi
6
4
15
bh
2
0,667
0
0
1
0,05
0
0
2,999
0,37
Rp
196.245,00 Rp
13
109
Bongkaran lantai keramik 30/30 cm
13
6
628,75
m2
10
0,125
0
0
1
0,05
0
0
80,000
10,00
Rp
5.083.443,75 Rp
14
110
Pembersihan dan pembuangan
6
6
1046,35
m2
0
0
0
0
0
0
0
0
-
0,00
Rp
15
112
Pasangan keramik lantai 25x25 cm ( KM )
12
6
45
m2
2
0,62
1
0,35
0,11
0,03
0,13
0,035
6,083
0,76
Rp
16
113
Pasangan keramik dinding 25x33 cm ( KM )
12
9
186
m2
5
0,6
3
0,45
0,47
0,03
0,69
0,045
15,000
1,88
Rp
17
114
Pasangan list dinding keramik 5x25 cm ( KM )
6
3
93
m2
2
0,09
5
0,45
0,69
0,045
0,69
0,45
33,333
4,17
Rp
3.502.717,96 Rp
18
115
Pasangan floor drain stenlist
3
2
15
bh
1
0,01
1
0,1
0,025
0,005
0,05
0,05
10,000
1,25
Rp
582.815,80 Rp
526.260,00 Rp
19
118
Pasang kran Sun Ei
3
1
15
bh
1
0,01
1
0,1
0,025
0,005
0,05
0,01
10,000
1,25
Rp
507.845,80 Rp
451.290,00 Rp
No
No Task
Vol
Sat
pkrj
jml
Tkg
jml
mdr
jml
kpl tkg
jml
Bu normal non mat
biaya material
1
72
3
110
-
Rp
-
Durasi
SDM Crash
3
0
Rp
228.977,00 Rp
(4.701,64) Rp
3.798.756,99
57
17
Rp
1.290.100,00 Rp
(79.566,67) Rp
1.290.100,00
221.480,00 Rp
- Rp
221.480,00
0,34
44
12
Rp
284.217,60 Rp
15.684,40 Rp
284.217,60
Rp
487.246,20 Rp
- Rp
487.246,20
4,55
46
14
Rp
771.960,00 Rp
142.356,90 Rp
771.960,00
Rp
1.528.800,00 Rp
- Rp 1.528.800,00
3,41
57
17
Rp
1.290.100,00 Rp
(79.566,67) Rp
1.290.100,00
- Rp
-
196.245,00
0,34
44
12
Rp
468.240,00 Rp
135.997,50 Rp
468.240,00
- Rp 5.083.443,75
9,10
69
21
Rp
2.385.180,00 Rp
(385.466,25) Rp
2.385.180,00
-
-
0,00
0
0
Rp
2.996.727,30 Rp 1.134.217,60
0,69
65
17
Rp
701.832,00 Rp
Rp
4.130.944,90 Rp
Rp
19.889.032,38 Rp 14.638.560,47 Rp 5.250.471,91
Bu crash mat
non
-
Rp
Rp
-
(72.064,27) Rp
-
3.698.559,30
1,71
109
37
Rp
3.536.468,30 Rp
3,79
25
1
Rp
748.456,90 Rp
(322.149,90) Rp
2.536.268,25
56.555,80
1,14
13
5
Rp
148.375,50 Rp
91.819,70 Rp
674.635,50
56.555,80
1,14
13
5
Rp
95.406,50 Rp
19.425,35 Rp
546.696,50
1.787.811,35 Rp 1.714.906,61
Slope
biaya total crash
3
1
8,575
m2
2
40180
1
30380
1
30380
0
0
Rp86.351
Rp334.186
Rp100.940
Rp7.294
Rp435.126
Pembersihan dan pembuangan
6
3
1046,35
m2
14
843780
0
0
1
91140
0
0
Rp900.000
Rp0
Rp934.920
Rp11.640
Rp934.920
34.790,00
Catatan : Besaran slope dalam kurung berarti pekerjaan bernilai positif atau mendapatkan keuntungan dari perlakuan crashing, ini dimungkinkan terjadi karena pada perencanaan awal proyek produktivitas tenaga kerja kurang maksimal.
51
1.337.055,19
3,41
Pasangan batu bata 1 : 5
commit to user
-
0,36
Crash
30.380,00 30.380,00
Rp
711,74 Rp
247.783,55
Normal
20.090,00
Rp
- Rp 1.528.800,00
Nb Task warna merah tidak dapat dilakukan lembur Uraian Pekerjaan
-
113.185,10 Rp
(571.334,54) Rp 18.175.028,77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.2.2 Kompresi Tahap 1 Kompresi yang dimaksud adalah tahap percepatan dengan melakukan usaha pemendekan waktu pada pekerjaan yang dihasilkan tahap sebelumnya. Perhitungan kebutuhan percepatan pada kondisi normal yang diinputkan pada Micosoft Project
menyebabkan timbulnya lintasan kritis baru dengan
pengurangan waktu pelaksanaan proyek dari 74 hari kerja menjadi 54 hari kerja (65 hari kalender). Percepatan pada tahap ini menyebabkan kebutuhan biaya proyek menurun hingga mencapai Rp. 6.524.790,45 dari biaya rencana sebesar Rp. 516.188.297,49. Pada Kompresi tahap 1 dihasilkan beberapa lintasan kritis baru tetapi tidak semua pekerjaan dapat dilakukan percepatan karena telah jenuh seperti pekerjaan pada task 6, 7, 10, 13, dan task 38. Pekerjaan yang di subkontraktor juga tidak dapat dilakukan percepatan. Pekerjaan yang bisa dilakukan percepatan untuk tahap selanjutnya yaitu task 16, 36, 40, 41, dan task 42. Uraian pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.4 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 1
No. No Task 1 2 3 4 5 6 7 8
6 7 10 13 16 36 38 40
9
41
10 11 12 13
42 47 48 51
Durasi Uraian Pekerjaan
Urugan tanah kembali Urugan pasir bawah footplat Beton Foot plat 50x50 cm, campuran 1 : 2 : 3 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah foot plat ) Plesteran 1 : 3 Galian tanah Urugan pasir bawah footplat Beton footplat 50x50 cm, campuran 1 : 2 : 3 Beton kaki kolom 20x20 cm, Campuran 1 : 2 : 3 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah footplat ) Kolom besi pipa Gip 4", medium A commit to user Plat plendes 25x25 cm, tebal 8 mm Pasang galvalum gelombang cramp cruv, tebal 52
Ket Normal ( hari ) 1 1 2 1 3 6 1 4
Crash (hari) 1 1 2 1 1 3 0 2
jenuh jenuh jenuh jenuh crash crash jenuh crash
4
2
crash
2 18 12 17
1 18 12 17
crash subkon subkon subkon
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14
52
15
53
16
54
0.4 mm Buat alur galvalum gelombang cramp cruv, tebal 0.4 mm Pasang talang galvalum,tebal 0.4 mm Pasang besi wiremes Dia 6 mm, kotak ukuran 15x15 cm
17
17
subkon
6
6
subkon
6
6
subkon
4.2.2.3 Kompresi Tahap 2 Kompresi yang dilakukan pada tahap 2 dengan data hasil kompresi tahap sebelumnya, didapatkan waktu penyelesaian yaitu 50,88 hari kerja (59 hari kalender) dengan total biaya yang diperlukan sebesar Rp. 509.229.385,07 yang artinya lebih rendah Rp. 434.122,00 dari percepatan tahap 1. Pada kompresi tahap 2 muncul kembali beberapa lintasan kritis baru akan tetapi tidak semua pekerjaan dapat dipercepat dikarenakan pekerjaan telah jenuh dan telah di subkontraktorkan. Pekerjaan yang berada pada lintasan kritis yang dapat dilakukan percepatan untuk tahap selanjutnya antara lain “Pek.Pasang Granito”, “Pek. Cat Tembok (Mowilek)”, “Pek. Cat kusein, Pintu Dan Jendela (Duco)”. Keterangan uraian pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 2
No
No. Task
1
76
2 3 4 5
77 78 79 87
6
88
7
90
8
91
9 10
121 123
Durasi Uraian Pekerjaan Ring balok 12/15 cm, campuran 1 : 2 : 3 Plesteran 1 : 3 Plesteran 1 : 5 Pasang granitto Kusen alluminium Silver 4 " (PJ.1 ) Pasang daun pintu alluminium ukuran 90x210 cm. (PJ.1 ) Kusen alluminium Silver 4 " (J.1 ) Pasang daun jendela alluminium ukuran 1.10x102 cm (J.1 ) Cat tembok ( Mowilek ) commit to user Cat kusen, pintu,jendela ( Duco )
Ket
Normal ( hari )
Crash ( hari )
3
0
Jenuh
3 3 5 6
0 0 2 0
Jenuh Jenuh Crash Subkon
6
0
Subkon
6
0
Subkon
6
0
Subkon
18 11
10 5
Crash Crash
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.2.4
Kompresi Tahap 3
Kompresi tahap 3 yang dilakukan dapat diperkirakan proyek bisa diselesaikan selama 50 hari kerja (58 hari kalender) yang artinya lebih cepat 0,88 hari dari kompresi tahap 2 serta dapat menghemat biaya total proyek sebesar Rp 2.781.021,58. Kompresi tahap 3 menghasilkan 2 lintasan kritis baru dimana pekerjaan tersebut memiliki durasi yang panjang. Pekerjaan tersebut adalah “Pek.Pasangan Keramik Lantai 40x40 cm” ( task 117 ) dan “Pek. Pasangan Keramik List 10x40 cm” ( task 118 ). Keterangan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Penambahan Jam Kerja (Lembur) Tahap 3
No
No. Task
Durasi Uraian Pekerjaan
1
117
Pasangan keramik lantai 40x40 cm
2
118
Pasangan keramik list 10x40 cm
keterangan Normal Crashing ( hari ) ( hari ) 24 14 12
9
crash crash
4.2.2.5 Kompresi Tahap 4 Kompresi tahap 4 dengan melakukan percepatan pada pekerjaan “Pasangan Keramik Lantai 40x40cm” (task 117) dan “Pasangan Keramik List 10x40 cm” (task 118) mengakibatkan proyek dapat diselesaikan 1 hari lebih cepat dari tahap sebelumnya. Durasi yang diperlukan proyek untuk menyelesaikan pekerjaannya yaitu 49 hari kerja (57 hari kelender). Selain itu, kompresi tahap 4 menghasilkan 6 lintasan kritis baru antara lain yaitu “Pek. Kolom Besi Pipa Gip 4” ( task 48 ) , “Pek. Plat Pendes 25x25 cm” ( task 49 ), “Pek. Pasang Galvanum Gelombang” ( task 51 ), “Pek. Buat Alur Galvanum Gelombang” ( task 51 ), “Pek. Pasang Talang Galvanum, tebal 0,4 cm” ( task 53 ) dan “Pek. Pasang Besi Wiremes Dia 6 mm” ( task 54 ). Pekerjaan-pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan baja dan atap yang telah disubkontraktor sehingga tidak dapat dilakukan percepatan. Data-data pekerjaan pada tahap kompresi 1 hingga 3 yang dilakukan percepatan commit to user ditampilkan dalam tabel 4.7, 4.8, dan 4.9.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing perhitungan crashing 1 metode lembur No
No. Task
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6 7 10 13 16 36 38 40 41 42 47 48 51 52 53 54
Uraian Pekerjaan Urugan tanah kembali Urugan pasir bawah footplat :3 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah foot plat ) Plesteran 1 : 3 Galian tanah Urugan pasir bawah footplat 3 :2 :3 Rabat beton 1 : 3 : 5 ( bawah footplat ) Kolom besi pipa Gip 4", medium A Plat plendes 25x25 cm, tebal 8 mm tebal 0.4 mm tebal 0.4 mm Pasang talang galvalum,tebal 0.4 mm ukuran 15x15 cm
Durasi Normal 1 1 2 1 3 6 1 4 4 2 18 12 17 17 6 6
Crashing 1 1 2 1 1 3 1 2 2 1 18 12 17 17 6 6
SDM keterangan jenuh jenuh jenuh jenuh crash crash jenuh crash crash crash subkon subkon subkon subkon subkon subkon
Vol 0,900 0,150 0,300 0,075 15,900 10,000 1,000 2,000 1,360 0,500 1.222,000 40,000 388,600 1.165,800 134,000 126,540
sat m3 m3 m3 m3 m2 m3 m3 m3 m3 m3 kg bh m2 m2 m1 m2
Tkg
pkrj
Mdr
Kpl tkg
Fn m3/hari
F m3/jam
H total
H material
H non material
Fc
Dc (jam)
Jam lembur
biaya Biaya non mat
jml
koef
jml
koef
jml
koef
jml
koef
Slope
biaya total crash
1 2
0,20 0,75
1,00 0,00
0,15 0,00
0,05 0,04
0,01 0,03
0,08 0,00
0,02 0,00
11,67 2,67
1,46 0,33
Rp Rp
317.614,08 Rp 167.909,28 Rp 157.966,20 Rp - Rp
149.704,80 1,33 157.966,20 0,30
12,00 32,97
4,00 9,00
Rp 90.192,20 Rp Rp 198.885,60 Rp
(29.756,30) Rp 13.639,80 Rp
3 2 1
5,30 6,00 1,65
3,00 3,00 0,07
0,88 0,99 0,28
0,13 0,10 0,02
0,27 0,29 0,08
0,13 0,10 0,01
0,26 0,30 0,03
3,99 3,36 0,86
0,50 0,42 0,11
Rp 4.686.514,84 Rp 4.279.266,04 Rp Rp 4.805.339,84 Rp 4.492.602,24 Rp Rp 256.059,26 Rp 233.421,26 Rp
407.248,80 0,45 312.737,60 0,38 22.638,00 0,10
4,40 3,55 5,11
0,00 0,00 0,00
Rp 319.955,30 Rp Rp 275.674,00 Rp Rp 23.172,10 Rp
(43.646,75) Rp 4.599.221,34 (18.531,80) Rp 4.768.276,24 534,10 Rp 256.593,36
Dc (jam)
Jam lembur
258.101,48 198.885,60
Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing perhitungan crashing 2 metode lembur No
No. Task
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
76 77 78 79 87 88 90 91 121 123
Uraian Pekerjaan Ring balok 12/15 cm, campuran 1 : 2 : 3 Plesteran 1 : 3 Plesteran 1 : 5 Pasang granitto Kusen alluminium Silver 4 " (PJ.1 ) 90x210 cm. (PJ.1 ) Kusen alluminium Silver 4 " (J.1 ) 1.10x102 cm (J.1 ) Cat tembok ( Mowilek ) Cat kusen, pintu,jendela ( Duco )
Durasi Normal 3 3 3 5 6 6 6 6 18 11
Crashing 0 0 0 2 0 0 0 0 10 5
SDM keterangan jenuh jenuh jenuh crash subkon subkon subkon subkon crash crash
Vol 0,441 15,840 17,150 15,840 23,000 2,000 125,300 14,000 3.368,280 255,900
sat m3 m2 m2 m2 m1 bh m1 bh m2 m2
pkrj
Tkg
Mdr
Kpl tkg
Fn m3/hari
F m3/jam
H total
H material
H non material
Fc
biaya Biaya non mat
jml
koef
jml
koef
jml
koef
jml
koef
Slope
3
0,70
1,00
0,35
0,10
0,03
0,11
0,04
7,14
0,89
Rp 4.631.210,99 Rp 4.205.278,49 Rp
425.932,50 0,81
19,50
3,50
Rp 255.884,45 Rp
5 2
0,03 0,07
8,00 2,00
0,04 0,08
0,50 0,06
0,00 0,00
0,80 0,20
0,00 0,01
366,67 55,24
45,83 6,90
Rp 57.778.947,80 Rp51.834.168,00 Rp 5.944.779,80 41,71 Rp 4.974.213,26 Rp 3.945.418,26 Rp 1.028.795,00 6,28
80,76 40,73
1,00 1,00
Rp 3.925.670,00 Rp (252.388,73) Rp 55.759.838,00 Rp 566.054,00 Rp (77.123,50) Rp 4.511.472,26
Dc (jam)
Jam lembur
biaya
163,36 103,10
52,00 31,10
biaya total crash
(56.682,68) Rp 4.461.162,94
Tabel 4.9 Perhitungan Kebutuhan Jam Lembur dan Biaya yang Diakibatkan Crashing perhitungan crashing 3 metode lembur No 1 2
No. Task
Uraian Pekerjaan
117 Pasangan keramik lantai 40x40 cm 118 Pasangan keramik list 10x40 cm
Durasi Normal 24 12
Crashing 14 9
SDM keterangan crash crash
Vol
sat
574,600 208,500
m2 m1
pkrj jml 5 2
koef 0,62 0,09
Tkg jml 8 8,00
Mdr koef 0,35 0,45
jml 0,7 0,80
Kpl tkg koef 0,03 0,05
jml koef 0,8 0,035 commit 0,80 0,05to
56
Fn m3/hari 30,92 user 17,78
F m3/jam 3,87 2,22
H total
H material
H non material
Fc
Rp 52.426.571,96 Rp37.924.615,08 Rp14.501.956,88 3,52 Rp 8.713.366,79 Rp 4.874.516,91 Rp 3.838.849,88 2,02
Biaya non mat Slope biaya total crash Rp 8.722.832,00 Rp (577.912,49) Rp 46.647.447,08 Rp 4.598.307,30 Rp 253.152,47 Rp 9.472.824,21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.3 Perubahan Biaya Proyek
Dari keempat tahap crash yang telah dilakukan dapat dilihat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan kerja lembur maupun penambahan tenaga kerja. Selain itu, dari pengolahan dengan Microsoft Project dengan menginputkan data kebutuhan lembur dan penambahan tenaga kerja berdasarkan tabulasi percepatan tahap 1 hingga tahap 4 diperoleh perubahan jumlah biaya total dan pengurangan besarnya biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh proyek. Nominal perubahan biaya dapat dilihat pada lampiran Microsoft Project. Fluktuasi Biaya total proyek ditampilkan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10 Perubahan Biaya Total Proyek ( Total Cost )
No
Tahap
1 2 3 4 5
Kondisi Normal Percepatan Tahap 1 Percepatan Tahap 2 Percepatan Tahap 3 Percepatan Tahap 4 Total
Nd (Hari) 74 74 54 50,88 50
Cd (Hari) 74 54 50,88 50 49
Nc (Rupiah) Rp516.188.297,49 Rp516.188.297,49 Rp509.663.507,04 Rp509.229.385,07 Rp506.448.363,48
Cc (Rupiah) Rp516.188.297,49 Rp509.663.507,04 Rp509.229.385,07 Rp506.448.363,48 Rp501.269.374,29
Keuntungan Rp Rp 6.524.790,45 Rp 434.121,97 Rp 2.781.021,58 Rp 5.178.989,19 Rp14.918.923,20
Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa percepatan pada tahap 1 mengalami penurunan biaya proyek yang cukup besar karena pada tahap ini alokasi perencanaan awal tenaga kerja pada proyek kurang maksimal. Sedangkan, pada tahap 2 penurunan biaya proyek kecil, ini disebabkan beberapa task yang berada pada lintasan kritis merupakan pekerjaan yang disubkontraktor dan beberapa telah jenuh. Penurunan biaya yang besar terjadi lagi pada percepatan tahap 4 karena pada tahap ini dua pekerjaan yang dipercepat merupakan pekerjaan yang berbiaya tinggi serta memiliki durasi panjang . Penurunan biaya hingga percepatan tahap 4 ini mencapai Rp.14.918.923,20. Percepatan juga mengakibatkan penurunan alokasi penggunaan biaya tidak langsung yang seiring dengan berkurangnya durasi pekerjaan. Penurunan biaya commit to user tidak langsung ditampilkan dalam Tabel 4.11. 57
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11 Perubahan Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost )
No
Tahap
1 2 3 4 5
Kondisi Normal Percepatan Tahap 1 Percepatan Tahap 2 Percepatan Tahap 3 Percepatan Tahap 4 Total
Nd (Hari) 74 74 54 50,88 50
Cd (Hari) 74 54 50,88 50 49
Nc (Rupiah) Rp 10.323.765,90 Rp 10.323.765,90 Rp 7.533.558,90 Rp 7.098.286,61 Rp 6.975.517,50
Cc (Rupiah) Rp 10.323.765,90 Rp 7.533.558,90 Rp 7.098.286,61 Rp 6.975.517,50 Rp 6.836.007,15
Keuntungan Rp Rp 2.790.207,00 Rp 435.272,29 Rp 122.769,11 Rp 139.510,35 Rp 3.487.758,75
Besarnya biaya tidak langsung pada proyek perhari adalah Rp. 139.510,35 yang didapat dari 2% dari biaya total proyek yang dibagi normal durasi awal proyek. Pada percepatan tahap 1 hingga tahap 4 didapat penurunan biaya tidak langsung proyek sebesar Rp. 3.487.758,75. Microsoft Project hanya dapat menampilkan besarnya biaya total dan biaya tidak langsung, sedangkan besarnya biaya langsung diperoleh dengan perhitungan di luar Microsoft Project. Besarnya biaya langsung yang dikeluarkan proyek dapat diketahui dengan mengurangkan biaya total proyek dengan biaya tidak langsung setiap tahapnya. Contoh perhitungan besar biaya langsung percepatan tahap normal. 1.
Biaya Total
= Rp. 516.188.297,49
Biaya Tidak Langsung
= Rp 10.323.765,90
Biaya Langsung
= Biaya Total – Biaya Tidak Langsung = Rp. 516.188.297,49 - Rp 10.323.765,90 = Rp. 505.864.531,59
Sesuai contoh perhitungan, besar biaya langsung keseluruhan ditampilkan pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Perubahan Biaya Langsung ( Direct Cost )
No 1 2 3 4 5
Tahap Kondisi Normal Percepatan Tahap 1 Percepatan Tahap 2 Percepatan Tahap 3 Percepatan Tahap 4
D B. Total (Hari) 74 Rp 516.188.297,49 54 Rp 509.663.507,04 50,88 Rp 509.229.385,07 50commit Rp 506.448.363,48 to user 49 Rp 501.269.374,29
B.T Langsung Rp Rp Rp Rp Rp
10.323.765,90 7.533.558,90 7.098.286,61 6.975.517,50 6.836.007,15
B. Langsung Rp 505.864.531,59 Rp 502.129.948,14 Rp 502.131.098,46 Rp 499.472.845,98 Rp 494.433.367,14
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan ketiga tabel biaya tersebut maka dapat dibuat grafik hubungan antara waktu dan biaya pengerjaan proyek. Hubungan ketiga macam biaya tersebut dapat dilihat pada Grafik 4.1
Rp520,000,000.00 Rp451,000,000.00
Rp515,000,000.00
Rp401,000,000.00 Rp510,000,000.00 Rp351,000,000.00 Rp301,000,000.00 Rp251,000,000.00 Rp201,000,000.00
Rp505,000,000.00
Rp500,000,000.00
Biaya tidak langsung biaya total Biaya Langsung
Rp495,000,000.00
Rp151,000,000.00 Rp490,000,000.00 Rp101,000,000.00 Rp51,000,000.00
Rp485,000,000.00
Rp1,000,000.00 Rp480,000,000.00 01/01/1900 02/01/1900 49 03/01/1900 50 04/01/1900 50,805/01/1900 54 74
Grafik 4.1 Grafik Hubungan Antara Waktu dan Biaya Pengerjaan Proyek Pada Grafik 4.1 menunjukkan fluktuasi biaya seiring dengan berkurangnya durasi pelaksanaan proyek. Grafik biaya langsung tidak melengkung disebabkan kompresi berhenti pada percepatan tahap 4 dimana semua pekerjaan telah disubkontraktor sehingga tidak dapat dilakukan crashing. Untuk itu titik optimal ditentukan pada durasi ke 49 dengan biaya paling rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dengan durasi optimum 49 hari kerja, maka dapat diketahui keuntungan yang diperoleh kontraktor serta pengeluaran biaya total proyek yaitu :
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keuntungan
= Penurunan Biaya Total Durasi Optimum + Jasa = Rp.14.918.923,20 + 10 % x Rp516.188.297,49 = Rp.14.918.923,20 + Rp. 51.618.829,75 = Rp.66.537.752,94
Pengeluaran proyek
= Rp516.188.297,49 - Rp. 66.537.752,94 = Rp.449.650.544,50
Jadi pengeluran biaya proyek dengan durasi 49 hari kerja yaitu sebesar Rp.449.650.544,50 dengan keuntungan yang didapat sebesar Rp.66.537.752,94. Data hasil penelitian ini dianggap valid dengan asumsi kondisi lingkungan proyek dan cuaca selama pelaksanaan proyek mendukung (misal, cuaca baik : tidak hujan, tidak terjadi gempa, dll).
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010.
2.
Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp. 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja ( 90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp. 516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp. 14.918.923,20
5.2
Saran
Beberapa saran yang dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project 2007 hendaknya dilakukan secara cermat agar diperoleh hasil analisis yang akurat.
2.
Melakukan pengecekan ulang terhadap durasi secara berkala setiap pengubahan data.
3.
Membuat validitas data dengan Microsoft Excel kemudian membandingan dengan Microsoft Project 2007 agar data lebih akurat. commit to user