OPTIMASI TUNGKU BERBAHAN BAKAR SEKAM DAN TEMPURUNG KELAPA DAN ANALISIS TERMAL
HADI ARDIANTO
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
ABSTRAK HADI ARDIANTO. Optimasi Tungku Berbahan Bakar Sekam Padi dan Tempurung Kelapa dan Analisis Termal. Dibimbing Oleh Dr. Ir. Irzaman, M.Si dan Abdul Djamil Husin, M.Si Pada penelitian sebelumnya telah diteliti efisiensi dan sebaran panas tungku berbahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa dengan diameter bawah 6 cm, 9 cm dan 12 cm. Perlakuan yang dilakukan yaitu tanpa menggunakan plat dan menggunkan plat. Efisiensi yang dihasilkan untuk perlakuan tanpa menggunakan plat bahan bakar sekam padi diameter 6 cm, 9 cm, dan 12 cm berturut-turut yaitu 12.50 %, 12.37 %, dan 11.77 % dan tempurung kelapa berturut-turut yaitu 2.41 %, 2.09 %, dan 2.66 %. Untuk efisiensi perlakuan menggunakan plat bahan bakar sekam padi berturut-turut yaitu 7.76 %, 6.37 %, dan 6.63 % sedangkan tempurung kelapa 1.53 %, 1.64 %, dan 1.71 %. Sebaran panas yang terjadi pada dinding reservoir dianalisis dengan metode ineterpolasi lagrange yang diselesaikan secara komputasi dan untuk mempermudah penggunaannya ditentukan jenis daerah panas pada dinding reservoir yang terdiri dari dearah panas suhu naik, daerah panas suhu turun dan sub daerah, sehingga akan menghasilkan fungsi pola sebaran panas untuk tiap daerahnya.
Kata kunci: Dinding reservoir, daerah panas, efisiensi, interpolasi lagrange
ABSTRACT
HADI ARDIANTO. Optimization of Furnace for Husk Rice and Coconut Shell Fuels and Thermal Analysis. Under directions Dr. Ir. Irzaman, M.Si and Abdul Djamil Husin, M.Si At the previous research have investigated that the efficiency and heat distribution of furnace for husk rice and coconut shell fuels with bottom diameters of 6, 9 and 12 cms. The treatments are with and without using a plate. Efficiency of treatment using a plate for rice husk fuel with diameters of 6, 9 and 12 cms for coconut shell fuel respectively are 12.50%, 12.37%, and 11.77% and that respectively are 2.41%, 2.09%, and 2.66%. For efficiency of treatment that using a plate for rice husk fuel respectively are 7.76%, 6.37%, and 6.63% whereas for coconut shell are 1.53%, 1.64%, and 1.71%. The distribution of heat that occured the reservoir wall are analyzed by computing with lagrange interpolation method and to facilitate its use, determined the type of heat region on the resevoir wall that consists of the increasing temperatur heat region, the descreasing temperature heat region and the sub-region, so that it will produce function of heat distribution pattern for each region.
Keyword: Wall reservoir, heat region, effeciency, Lagrange interpolation
OPTIMASI TUNGKU BERBAHAN BAKAR SEKAM DAN TEMPURUNG KELAPA DAN ANALISIS TERMAL
HADI ARDIANTO
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Optimasi Tungku Berbahan Bakar Sekam Padi dan Tempurung Kelapa dan Analisis Termal
Nama
: Hadi Ardianto
NIM
: G74080074
Disetujui,
Dr. Ir. Irzaman, M.Si Pembimbing 1
Abdul Djamil Husin, M.Si Pembimbing 2
Diketahui,
Dr. Akhiruddin Maddu, M.Si Ketua Departemen Fisika
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Optimasi Tungku Berbahan Bakar Sekam dan Tempurung Kelapa dan Analisis Termal. Penelitian ini disusun sebagai syarat untuk kelulusan program sarjana di Depatemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan trimakasi kepada : 1. Kedua orang tua penulis Bapak Saji dan Ibu Supriyati yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan dukungan. 2. Bapak Dr. Ir. Irzaman, M.Si selaku pembimbing I yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan saran. 3. Bapak Abdul Djamil Husin, M.Si selaku pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan, dan saran. 4. Mulyana sebagai rekan penelitian yang memberikan kritik, saran dan membantu jalannya penelitian. 5. Rekan–rekan mahasiswa Departemen Fisika FMIPA IPB yang telah memberikan motivasi dan masukan. 6. Rekan–rekan seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk kita dan untuk penelitian selanjutnya, akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya hasil penelitian ini menjadi lebih baik.
Bogor, Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ..................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
ix
PENDAHULUAN ...................................................................................
1
Latar Belakang .........................................................................................
1
Tujuan Penelitian .....................................................................................
1
Perumusan Masalah .................................................................................
1
Hipotesis ...................................................................................................
1
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
1
Sekam Padi ...............................................................................................
1
Tempurung Kelapa ...................................................................................
1
Mekanisme Perpindahan Panas ................................................................
2
Konduksi ......................................................................................
2
Konveksi .......................................................................................
2
Radiasi ..........................................................................................
2
Tungku Sekam .........................................................................................
2
BAHAN DAN METODE .......................................................................
3
Tempat dan waktu penelitian ...................................................................
3
Alat dan bahan ..........................................................................................
3
Metode penelitian .....................................................................................
3
Analisis efisiensi tungku sekam ...............................................................
4
Pengukuran dan analisis sebaran panas pada tungku sekam ....................
4
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
5
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
16
Kesimplan ................................................................................................
16
Saran .......................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
17
LAMPIRAN .............................................................................................
18
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................
42
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar sekam padi diameter reservoir bagian bawah 6cm, 9cm, dan 12cm tanpa menggunakan plat ................................. Tabel 2. Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar sekam padi diameter reservoir bagian bawah 6cm, 9cm, dan 12cm menggunakan plat .......................................... Tabel 3. Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar tempurung kelapa diameter reservoir bagian bawah 6cm, 9cm, dan 12cm tanpa menggunakan plat ........................................ Tabel 4. Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar tempurung kelapa diameter reservoir bagian bawah 6cm, 9cm, dan 12cm menggunakan plat .......................................... Tabel 5. Jenis daerah panas terhadap jarak pada dinding reservoir tungku sekam perlakuan tanpa menggunakan plat dan fungsi hasil interpolasi lagrange ....................................................... Tabel 6. Jenis daerah panas terhadap jarak pada dinding reservoir tungku sekam perlakuan menggunakan plat dan fungsi hasil interpolasi lagrange .......................................................
6
6
7
7
12
13
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16.
Desain tungku sekam ................................................................. Diagram alir penelitian .............................................................. Diagram alir algoritma interpolasi lagrange .............................. Perbandingan efisiensi bahan bakar sekam padi ........................ Perbandingan efisiensi bahan bakar tempurung kelapa ............. Sebaran panas pada dinding reservoir tungku sekam dengan diameter bagian bawah 6cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat ............................................................ Sebaran panas pada dinding reservoir tungku sekam dengan diameter bagian bawah 9cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat ............................................................ Sebaran panas pada dinding reservoir tungku sekam dengan diameter bagian bawah 12cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat ............................................................ Sebaran panas pada dinding reservoir tungku sekam dengan diameter bagian bawah 6cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat ...................................................................... Sebaran panas pada dinding reservoir tungku sekam dengan diameter bagian bawah 9cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat ...................................................................... Sebaran panas pada dinding reservoir tungku sekam dengan diameter bagian bawah 10 cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat ...................................................................... Perbandingan sebaran panas sekam padi perlakuan tanpa menggunakan plat ............................................................ Perbandingan sebaran panas tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat ............................................................ Perbandinan sebaran panas sekam padi perlakuan menggunakan plat ...................................................................... Perbandingan sebaran panas tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat ...................................................................... Perbandingan pola sebaran panas diameter 6cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat .................................
2 3 4 5 8
8
8
9
9
9
9 10 10 10 14
14
viii
Gambar 17. Perbandingan pola sebaran panas diameter 9cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat ................................. Gambar 18. Perbandingan pola sebaran panas diameter 12cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat ................................. Gambar 19. Perbandingan pola sebaran panas diameter 6cm bahan bakar tempurung kelapa padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat ................................. Gambar 20. Perbandingan pola sebaran panas diameter 9cm bahan bakar tempurung kelapa padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat ................................. Gambar 21. Perbandingan pola sebaran panas diameter 12cm bahan bakar tempurung kelapa padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat ................................. Gambar 22. Perbandingan pola sebaran panas diameter 6cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat ........................................... Gambar 23. Perbandingan pola sebaran panas diameter 9cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat ........................................... Gambar 24. Perbandingan pola sebaran panas diameter 12cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat ........................................... Gambar 25. Perbandingan pola sebaran panas diameter 6cm bahan bakar Tempurung kelapa hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat ........................................... Gambar 26. Perbandingan pola sebaran panas diameter 9cm bahan bakar Tempurung kelapa hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat ........................................... Gambar 27. Perbandingan pola sebaran panas diameter 12cm bahan bakar Tempurung kelapa hasil plot data dan hasil interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat ...........................................
14
14
15
15
15
15
15
15
16
16
16
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar .............................................. Lampiran 2. Tabel waktu mendidih air dua liter dan massa bahan bakar ....... Lampiran 3. Tabel sebaran panas pada dinding reservoir setelah air dua liter mendidih ..................................................... Lampiran 4. Program algoritma untuk fungsi interpolasi lagrange ................
19 34 36 40
PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya harga bahan bakar minyak dan gas alam serta makin berkurangnya cadangan minyak bumi dalam negeri, diperlukan sumber energi terbarukan. Sekam padi dan tempurung kelapa dapat dijadikan salah satu pilihan sebagai energi terbarukan, karena potensi hasil gabah dan kelapa di Indonesia yang cukup luas.1,2 Di Indonesia tanaman padi merupakan tanaman pokok untuk menghasilkan beras sebagai kebutuhan pangan masyarakat dan limbahnya berupa sekam padi. Industri penggilingan padi yang ada di daerah pedesaan Indonesia mempu mengolah lebih dari 40 juta ton gabah menjadi beras dengan rendemen yang mendekati 66–80 %. Jika kondisi ini terjadi secara berkelanjutan sebagai kapasitasnya, maka terdapat 8 juta ton sekam yang berasal dari beras yang akan di produksi.1 Jumlah sekam padi yang cukup besar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi masyarakat. Pemanfaatan energi dari sekam ini sudah mulai dilakukan salah satunya pemanfaatan sekam padi dengan menggunakan tungku sekam. Ukuran reservoir tungku disesuaikan dengan kebutuhan, namun yang sudah ada sekarang ini masih belum dapat disesuaikan dalam jumlah kecil karena ukurannya yang relatif besar tingginya berkisar 29-31 cm, diameter bagain atas 39-42 cm dan diameter bagain bawah (lubang pembuangan reservoir) 10-12 cm. Sehingga perlu adanya penelitian untuk menghasilkan tungku yang dapat disesuaikan dalm jumlah kecil dengan efisiensi optimal dan reservoir yang akan digunakan tingginya berkisar 14-18 cm, diameter atas 27 dan lubang pembuangan 6-12cm. Tempurung kelapa yang dihasilkan buah kelapa merupakan sumber energi terbarukan yang cukup berpotensila. Potensi kelapa di Indonesia yang cukup luas sekitar 3.8 juta ha, produksi 4.18 juta ton kopra/tahun, dengan hasil ikutan 12.54 juta ton sabut dan tempurung 4.18 juta ton/tahun.2 Sekam padi dan tempurung kelapa banyak tersedia namun penggunaannya belum optimum. Tungku sekam adalah salah satu media untuk pemanfaatanya. Sehingga perlu dilakukan untuk membuat tungku sekam yang efisien sebagai pengola bahan energi terbarukan yang tepat guna bagi masyarakat.
Tujuan Penelitian Mempelajari efisiensi dan sebaran panas pada tungku sekam dengan diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm, dan 12 cm.
Perumusan Masalah 1. Apakah tungku sekam dengan diameter lubang pembuangan reservoir yang semakin besar memiliki efisiensi yang lebih optimal? 2. Apakah bahan bakar tungku sekam menggunakan tempurung kelapa lebih efisien pembakarannya dari pada sekam padi? 3. Bagaimana pola sebaran panas pada tungku sekam berbahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa?
Hipotesis 1. Tungku sekam dengan diameter lubang pembuangan reservoir semakin besar memiliki efisiensi relatif lebih optimal dari pada diameter yang kecil karena pada diameter lebih besar udara yang masuk (O2) kedalam tungku lebih banyak. 2. Efisiensi pembakaran tempurung kelapa lebih efisien dari pada sekam padi karena tempurung kelapa memiliki massa jenis lebih besar dibandingkan sekam padi
dan banyak rongga udara (celah) yang terbentuk. 3. Sebaran panas tungku sekam berbahan bakar sekam padi dan tempurung berbeda karena suhu yang dihasilkan berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA Sekam Padi Sekam tersusun terutama dari jaringan serat– serat selulosa dan mengandung banyak silika.3 Di tinjau dari komposisi kimia, sekam padi mengandung kadar air sebesar 9.02%, protein kasar 3.03 %, lemak 1.18%, serat kasar 35.68 %, abu 17.17 %, dan karbohidrat kasar 33.71 %. Sedangkan komposisi kimia sekam padi menurut DTC IPB yaitu karbon 1.33 %, hidrogen 1.54 %, oksigen 33.64 %, dan silika 16.98 %.4
Tempurung Kelapa Komposisi tempurung relatif sama dengan kayu keras, tetapi mengandung kadar lignin yang tinggi dan kadar selulosa yang rendah.2
2
Tempurung merupakan lapisan yang keras pada buah kelapa dengan ketebalan 3–5 mm. Sifat kerasnya disebabkan oleh banyaknya kandungan silikat (SiO2) di tempurung tersebut. Dari berat total buah kelapa, 15–19 % merupakan berat tempurungnya. selain itu tempurung juga banyak mengandung lignin. Sedangkan kandungan methoxyl dalam tempurung hampir sama dengan yang terdapat dalam kayu.5 Tempurung kelapa juga dimanfaatkan untuk berbagai industri, seperti arang tempurung dan karbon aktif yang berfungsi untuk mengabsobsi gas dan uap. Dilaporkan bahwa dari 6.000–7.000 butir kelapa akan di peroleh satu ton tempurung. Nilai panas tempurung kelapa berkisar 7.500– 7.600 kalori/g berat kering.2
Mekanisme Perpindahan Panas Mekanisme perpindahan panas terdiri atas tiga macam yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
cahaya tampak, infra merah, dan radiasi ultra ungu. Setiap orang merasakan kehangatan radiasi matahari dan panas yang intens dari pembakaran kayu atau batubara yang membara diperapian. Perpindahan panas ini akan terjadi bahkan jika tidak ada media (hampa udara) di antara Anda dan sumber panas.6
Tungku Sekam Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya atau mengubah sifatnya (perlakuan panas), karena bahan bakar yang digunakan berupa sekam jadi tungku untuk pambakaran sekam disebut tungku sekam.8 Tungku sekam harus dibuat sedemikian rupa sehingga tercipta suatu aliran udara secara alamiah yang dapat meningkatkan jumlah aliran zat asam arang melewati bahan bakar yang menyala agar dapat menghasilkan nyala yang bersih dan panas.8
Konduksi Pada tingkat atom, atom pada daerah panas memiliki rata – rata energi kinetik lebih besar dari pada daerah dingin. Atom – atom daerah panas menabrak atom terdekat, memberikan sebagian energinya. Atom terdekat kembali menabrak atom terdekat lainnya, dan begitu seterusnya di sepanjang bahan. Atom – atom itu sendiri tidak bergerak dari daerahnya, tetapi energinya berpindah.6
Konveksi Konveksi (convection) adalah perpindahan panas oleh gerakan massa pada fluida dari suatu daerah ruang ke daerah lainnya. Perpindahan panas secara konveksi adalah proses yang sangat kompleks, dan tidak ada persamaan sederhana untuk mendeskripsikannya.6
Tungku dengan udara yang dipaksa, yaitu udara yang dipanaskan dan kemudian ditiup oleh kipas angin kedalam ruang, merupakan salah satu contoh konveksi yang dipaksakan. Konveksi alami juga terjadi, dan satu contoh yang banyak dikenal adalah bahwa udara panas akan naik karena udara yang dipanaskan kerapatannya akan berkurang.7
Radiasi Radiasi (radiation) adalah perpindahan panas oleh gelombang elektomagnetik seperti
Gambar 1 Desain tungku sekam keterangan : A. Reservoir (tandon) sekam dalam bentuk kerucut terbalik. B. Cerobong berlubang untuk membatasi aliran api. C. Isolator kompor. D. Badan kompor. E. Ruang antara tatakan abu sementara dan ujung bawah kerucut. F. Lubang pembuangan reservoir. G. Reservoir abu sementara.
BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Babakanlio (Balio), Babakanraya (Bara) Dramaga - Bogor dan di laboratorium material Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai dengan Oktober 2012.
Alat dan bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu seperangkat tungku sekam, termometer laser, panci, plat logam diameter 25 cm dengan ketebalan 0.02cm, ayakan dengan lubang 1 x 1 cm2, penggaris, sepidol, terpal, korek api, stopwatch, palu, dan software matlab. Bahan yang digunakan yaitu sekam padi kering, tempurung kelapa kering, sepirtus, dan kertas.
dan kertas. Setelah alat dan bahan disiapkan kemudian tempurung kelapa dihancurkan dan diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 1 x 1 cm2 kemudian jemur tempurung kelapa yang sudah dihancurkan dan sekam padi yang sudah disiapkan hingga kering Timbang sekam padi dan tempurung kelapa berturut turut 1 kg dan 1.5 kg. Setelah itu masukan sekam padi ke tungku sekam dengan diameter lubang pembuangan reservoir 6cm, 9cm dan 12cm, begitu juga dengan tempurung kelapa. Setelah itu nyalakan dan didihkan air dalam panci yang sudah disiapkan sebelumnya dan aktifkan stopwatch untuk menghitung waktu pendidihan. ukur suhu di dinding bagian luar reservoir secara periodik dengan interval jaraknya 1.5 cm dan catat waktunya saat air mendidih. Kemudian analisis data yang didapatkan dan disajikan dalam bentuk laporan Menyiapkan alat dan bahan
Metode penelitian Setelah Alat dan bahan sudah disiapkan, kegiatan yang dilakukan selama penelitian yaitu; a. Menimbang 18 x 1 kg sekam padi kering. b. Menghancurkan tempurung kelapa kemudian diayak dengan ayakan ukuran 1x1 cm2. c. Menimbang 18 x 1.5 kg tempurung kelapa kering yang sudah di ayak. d. Mendidihkan air dua liter menggunakan 1 kg sekam kemudian mengukur waktu pendidihan (dari 27 oC hingga mendidih) untuk tiap pengulangan. e. Mengukur temperatur reservoir. f. Menimbang sisa pembakaran. g. Menghitung sekam yang terbakar dan efisiensi pembakaran. h. Perlakuan 9 kali ulangan tanpa plat penutup atas dan 9 kali memakai plat penutup atas. i. Mendidihkan air dua liter menggunakan tempurung kelapa 1.5 kg j. Kemudian melakukan seperti pada poin e, f, g dan h. Penjelasan kegiatan penelitian ini seperti yang terlihat pada Gambar 2, penelitian ini dimulai dari menyiapakan alat dan bahan. Alat yang disiapkan yaitu satu set kompor tungku sekam, termometer laser, panci, plat logam, ayakan ukuran lubang 1 x1 cm2, korek api dan stopwatch, untuk bahannya yang disiapkan yaitu sekam padi, tempurung kelapa, sepritus
Hancurkan tempurung kelapa dan ayak menggunakan ayakan dengan ukuran 1x1cm
Jemur sekam padi dan tempurung kelapa yang telah dihancurkan
Timbang sekam padi dan tempurung kelapa
masukan sekam padi kedalam tungku sekam diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm dan 12 cm
Masukan tempurung kelapa pada tungku sekam diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm dan 12 cm
Nyalakan tungku sekam dan didihkan air 2 liter pada panci untuk tiap tungku sekam
Ukur dan catat suhu pada dinding reservoir menggunakan termometer laser dan waktu menggunakan stopwatch
Timbang arang hasil pembakaran dan sisa bahan bakar Analisis data
Pembuatan Laporan
Gambar 2 Diagram alir penelitian
4
Analisis efisiensi tungku sekam Perhitungan laju energi Qn dan efisiensi ɳ dilakukan menggunakan persamaan– persamaan yang telah di pakai peneliti sebelumnya.4
...............................(1) keterangan : Qn =laju energi yang dibutuhkan (kcal/jam) mf = massa air (kg) Es = energi spesifik (kcal/kg) t = waktu (jam) efisiensi bahan menggunakan
bakar
dapat
dihitung
..............................(2) keterangan : ɳ= efisiensi bahan bakar (%) FCR = (fuel consumtion rate ) laju bahan bakar yang dibutuhkan (kg/jam) Qn = laju energi yang dibutuhkan (kcal/jam) HVF = (Heat Value Fuel ) energi yang terkandung dalam bahan bakar (kcal/kg)
Pengukuran dan analisis sebaran panas pada tungku sekam Sebaran panas dinding reservoir diukur menggunakan termometer laser yang di tembakan dengan interval 1.5 cm saat air mendidih. Setelah itu data di plot dengan menggunakan matlab kemudian di analisis datanya dengan metode interpolasi Lagrange untuk medapatkan fungsi pola dari sebaran panas pada dindingnya, ada pun fungsi dari interpolasi lagrange:
Untuk mengaplikasikan fungsi dari interpolasi lagrange menggunakan software matlab, pertama tentukan nilai dari Li(x) dan P(x). Li(x) didapat dari sejumlah titik yang diketahuai (data hasil penelitian), sehingga diperlukan perulangan titik yang diketahui. Demikian pula P(x) merupakan penjumlahan dari perkalian yi dan Li(x), untuk mencari nilai Li(x) diperlukan Qi(x) dan Qi(xi). Adapun Qi(x) merupakan hasil perkalian (x – xi) sejumlah titik yang diketahui, maka diperlukan perulangan lagi untuk mencarinya.Untuk (x – xi) tersebut tidak ikut dalam hasil perkalian. Sehingga proses hanya akan dilakukan untuk nilai selain (x – xi). Adapun Qi (xi) dapat dicari setelah Qi(x) diketahui dengan cara mensubtitusi nilai xi ke dalam Qi(x). Setelah Qi(x) dan Qi(xi) diketahui dapat dicari Li(x) dan untuk selanjutnya mencari P(x). Misalnya banyaknya titik yang diketahui adalah b, maka algoritma diatas dapat diperhalus menjadi sebagai berikut: Masukan nilai b
For i = 1:b
Masukan data sebanyak b
For j = 1:b
For j = 1:b ya
If i ~= j
.........................(3)
Qi(x) tidak
Qi(xi)
untuk
....................(4) dengan Qi(x) = (x-x0) (x-x1) (x-x2) ...... (x-xi-1) (x-xi+1) …… (x-xn)
Li(x) P(x) Gambar 3 Diagram alir algoritma interpolasi lagrange
dari Gambar 3 didapatkan program algoritma untuk fungsi interpolasi lagrange yang terlampir pada Lampiran 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan efisiensi bahan bakar sekam padi berdasarkan diameter Secara umum pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses atau reaksi oksidasi yang sangat cepat antara bahan bakar (fuel) dan oksidator dengan menimbulkan panas atau nyala.10 Pembakaran sempurna bahan bakar terjadi hanya jika ada oksigen yang cukup. Pada tungku sekam dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan pembakaran sempurna dan efisiensi bahan bakar yang optimal khususnya pada bagian reservoir (tandon) dibuat sedemikian rupa sehingga aliran udara (oksigen) dapat mengalir dengan baik. Selain itu efisiensi dipengaruhi oleh laju bahan bakar yang dibutuhkan, dan energi yang terkandung dalam bahan bakar.4 Dari hasil penelitian diperoleh data waktu pendidihan air dua liter, massa sisa pembakaran dan massa pakai yang terlampir pada Lampiran 2, data tersebut digunakan untuk menghitung nilai efisiensi bahan bakar. Perhitungan lengkapnya terlampir pada Lampiran 1. Dari hasi perhitungan diperoleh nilai efisiensi bahan bakar seperti yang terlihat pada Tabel 1, menunjukkan efisiensi tungku dengan variasi diameter reservoir berturut– turut yaitu 6 cm, 9 cm, dan 12 cm nilai efisiensi rata–rata bahan bakar dari tiga kali pengulangan tiap diameter, untuk perlakuan tanpa menggunakan plat pada bagian atas tandon berturut–turut 12.50 %, 12.37 %, dan 11.77 % data tersebut menunjukkan bahwa perlakuan tanpa menggunakan plat efisiensi optimal pada diameter 6 cm.
Sedangkan untuk perlakuan menggunakan plat pada bagian atas tandon seperti yang terlihat pada Tabel 2 berturut–turut yaitu 7.76 %, 6.37 %, dan 6.63 %. Data tersebut menunjukkan bahwa dimeter 6 cm memiliki efisiensi yang lebih optimal dibandingkan diameter 9 cm dan 12 cm seperti yang terlihat pada tabel 2. Efisiensi bahan bakar sekam padi berdasarkan dua perlakuan memiliki perbedaan, untuk perlakuan tanpa menggunakan plat efisiensinya lebih optimal dibandingkan perlakuan menggunakan plat hal ini disebabkan adanya konduksi pada plat sehingga terjadi hambatan pada panas ke panci yang berdampak pada semakin lama waktu untuk mendidihkan air dan laju bahan bakar yang dibutuhkan semakin besar karena konsumsi bahan bakar semakin besar. Efisiensi bahan bakar sekam padi optimal pada diameter 6 cm dari kedua perlakuan, hal ini disebabkan massa arang sekam yang masih dapat terbakar tidak terbuang banyak sehingga laju bahan bakar yang dibutuhkan semakin keci. Perbandingan nilai efisiensi dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Perbandingan efisiensi bahan bakar sekam padi
6
Tabel 1 Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar sekam padi diameter reservoir lubang pembuangan 6 cm, 9 cm, dan 12 cm tanpa menggunakan plat Diameter (cm)
Bahan Bakar
Ulangan
HVF (kcal/kg)
FCR (kg/jam)
Q (kcal/jam)
6
Sekam Padi
1
3000
0.79
291
12.28
2
3000
0.80
304
12.62
3
3000
0.77
292
12.61
1
3000
0.78
280
11.97
2
3000
0.76
280
12.28
3
3000
0.66
254
12.86
1
3000
0.82
292
11.78
2
3000
0.82
280
11.38
3
3000
0.80
292
12.15
9
12
Sekam Padi Sekam Padi
Efisiensi (%)
Rata rata Efisiensi (%) 12.50
12.37
11.77
Tabel 2 Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar sekam padi diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm, dan 12 cm menggunakan plat Diameter (cm)
Bahan Bakar
Ulangan
6
Sekam Padi
1
9
12
Sekam Padi Sekam Padi
HVF (kcal/kg)
FCR (kg/jam)
Q (kcal/jam)
Efisiensi (%)
3000
0.74
160
7.18
2
3000
0.68
171
8.33
3
3000
0.71
165
7.78
1
3000
0.62
136
7.29
2
3000
0.77
169
7.29
3
3000
1.41
192
4.53
1
3000
1.01
184
6.06
2
3000
0.81
165
6.76
3
3000
0.88
187
7.07
Perbandingan efisiensi bahan bakar tempurung kelapa berdasarkan diameter Data hasil penelitian diperoleh massa sisa dan massa pakai bahan bakar serta waktu yang diperlukan untuk mendidihkan air dua liter yang terlampir di Lampiran 2 halaman 52, digunakan menghitung nilai efisiensinya. Perhitungan lengkapnya terlampir pada Lampiran 1. Hasil perhitungan ditunjukkan
Rata rata Efisiensi (%) 7.76
6.37
6.63
pada Tabel 3 efisiensi rata–rata bahan bakar tempurung kelapa dengan diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm dan 12 cm perlakuan tanpa menggunakan plat berturutturut yaitu 2.41 %, 2.09 %, dan 2.66 % jadi pada perlakuan ini efisiensi bahan bakar optimal pada diameter 12 cm sebesar 2.66 % sedangkan untuk perlakuan menggunkan plat berturut–turut 1.53 %, 1.64 %, dan 1.71 % seperti yang terlihat pada Tabel 4
7
Tabel 3 Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar tempurung kelapa diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm, dan 12 cm tanpa menggunakan plat Diameter ( cm)
Bahan Bakar
6
Tempurung kelapa
9
12
Tempurung kelapa Tempurung kelapa
Ulangan
HVF (kcal/kg)
FCR (kg/jam)
Q (kcal/jam)
Efisiensi (%)
1
7500
3.0
583
2.26
2
7500
4.8
778
2.10
3
7500
3.2
700
2.87
1
7500
4.0
560
1.85
2
7500
3.6
609
2.23
3
7500
3.4
560
2.20
1
7500
3.2
583
2.40
2
7500
2.8
583
2.75
3
7500
2.9
609
2.83
Rata rata Efisiensi (%) 2.41
2.09
2.66
Tabel 4 Perbandingan efisiensi tungku sekam bahan bakar tempurung kelapa diameter reservoir lubang pembuangan 6 cm, 9 cm, dan 12 cm menggunakan plat Diameter (cm)
Bahan Bakar
6
Tempurung kelapa
9
12
Tempurung kelapa Tempurung kelapa
Ulangan
HVF (kcal/kg)
FCR (kg/jam)
Q (kcal/jam)
Efisiensi (%)
1
7500
4.37
560
1.7
2
7500
4.05
368
1.2
3
7500
3.53
467
1.7
1
7500
3.23
467
1.9
2
7500
3.33
467
1.8
3
7500
4.40
400
1.2
1
7500
3.40
400
1.6
2
7500
2.92
368
1.7
3
7500
3.03
424
1.9
data tersebut menunjukkan bahwa efisiensi yang optimal pada perlakuan menggunakan plat pada diameter 12 cm. Sehingga efisinsi tungku berbahan bakar tempurung kelapa dari kedua perlakuan yang memiliki efisiensi optimal yaitu pada diameter 12 cm. Hal ini disebabkan daerah pembakaran tempurung kelapa pada diameter 12 cm lebih luas dan massa bahan bakar terpakai lebih besar sedangkan waktu untuk mendidihkan air lebih cepat sehingga laju bahan bakar yang dibutuhkan relatif lebih kecil dibandingkan diameter 6 cm, dan 9 cm yang mengakibatkan efisiensinya lebih besar. Jika dibandingkan antara bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa berdasarkan diameter lubang pembuangan reservoir yang memiliki efisiensi tinggi untuk perlakuan tanpa menggunakan
Rata rata Efisiensi (%) 1.53
1.64
1.71
plat dan menggunakan plat yaitu bahan bakar sekam padi karena laju energi yang dibutuhkan lebih besar, laju dan energi yang terkandung dalam bahan bakar lebih kecil sehingga efisiensi sekam padi lebih besar dari pada tempurung kelapa atau dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Perbandingan efisiensi bahan bakar tempurung kelapa
8
Sedangkan perbandingan efisiensi yang optimal berdasarkan diameter lubang pembuangan reservoir dari kedua jenis bahan bakar tersebut adalah untuk sekam pada diameter 6 cm sedangkan tempurung kelapa pada 12 cm.
Sebaran panas terhadap jarak pada dinding reservoir tungku bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat Hasil plot data sebaran panas pada dinding reservoir yang terlampir di Lampiran 3 halaman 53 dan 55, memiliki pola suhu naik turun terhadap jarak permukaan dindingnya yang di ukur dari ujung bawah reservoir (sisi lubang pembuangan reservoir) hingga ujung bibir bagian atas, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa untuk bahan bakar sekam padi dengan lubang pembuangan reservoir diameter 6 cm suhu naik dari titik 0 cm hingga 4.5 cm kemudian turun di titik 4.5 cm hingga 16.5 cm dan naik di titik 16.5 cm hingga 18 cm. Pada titik 0 cm hingga 4.5 cm suhu naik karena mendekati sumber panas sedangkan titik 4.5 cm hingga 16.5 cm suhu turun karena menjauhi sumber panas dan adanya konduksi pada bahan bakar dan pada titik 16.5 cm suhu naik kembali karena terjadi radiasi langsung dan tidak ada konduksi panas pada tandon dititik 16.5 cm hingga 18 cm. Sedangkan untuk bahan bakar tempurung kelapa menunjukkan jarak dari titik 0 cm hingga 16.5 cm terjadi penurunan suhu dan dari titik 16.5 cm hingga 18 cm terjadi kenaikan suhu. Di titik 0 cm hingga 16.5 cm terjadi penurunan suhu karena sumber panas yang paling panas berada di titik 0 cm sedangkan di titik 16.5 cm hingga 18 cm terjadi kenaikan suhu karena terjadi radiasi dari api.
Gambar 6 Sebaran panas pada dinding reservoir tungku dengan diameter lubang pembuangan 6 cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 7 Sebaran panas pada dinding reservoir tungku dengan diameter lubang pembuangan 9 cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 8 Sebaran panas pada dinding reservoir tungku dengan diameter lubang pembuangan 12 cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat Pada Gambar 7 menunjukkan pola sebaran panas diameter 9 cm, suhu turun dari titik 0 cm hingga 13.5 cm dan naik dari titik 13.5 cm hingga 18 cm. Dititik 0 cm hingga 13.5 cm suhu naik karena menjauhi sumber panas dan terjadi konduksi panas pada bahan bakar (sekam padi) dan suhu naik dititik 13.5 cm karena terjadi radiasi langsung dari api ke dinding tandon, sedangkan pada titik 18 cm terjadi penurunan suhu, hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya kesalahan pada alat dan pengaruh dari lingkungan. Sedangkan pola sebaran panas untuk bahan bakar tempurung kelapa yang ditunjukkan Gambar 7 di titik 0 cm hingga 9 cm terjadi penurunan suhu karena dititik 0 cm merupakan titik yang terdekat dengan sumber panas sehingga suhu di dinding reservoir dari titik 0 cm hingga 9 cm mengalami penurunan suhu dan di titik 9 cm hingga 18 cm terjadi kenaikan suhu karena dititik ini terjadi pindah panas secara radiasi. Pola sebaran panas dinding reservoir diameter lubang pembuangan 12 cm diperlihatkan pada Gambar 8 menunjukkan
9
untuk bahan bakar sekam padi dari titik 0 cm hingga 12 cm suhu mengalami penurunan disebabkan di titik 0 cm merupakan titik yang paling dekat dengan sumber panas yang paling panas sehingga jika semakin jauh dari sumber panas suhu menjadi turun, dititik 4.5 cm hingga 12 cm merupakan daerah terdapat bahan bakar (sekam padi) yang memiliki suhu lebih rendah dan terjadi konduksi panas yang menyebabkan pada dinding reservoir di titik 4.5 cm hingga 12 cm memiliki suhu yang paling rendah dan dari titik 12 cm suhu naik hingga titik 15 cm, hal ini disebabkan adanya radiasi dari api. Sedangkan pola sebaran panas bahan bakar tempurung kelapa memiliki karakteristik yang hampir sama yaitu dari titik 0 cm hingga 12 cm terjadi penurunan suhu dan dari titik 12 cm hingga 15 cm terjadi kenaikan suhu hanya suhunya lebih tinggi.
Sedangkan untuk bahan bakar tempurung kelapa hampir sama
Gambar 9 Sebaran panas pada dinding reservoir tungku dengan diameter lubang pembuangan 6 cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat
Sebaran panas terhadap jarak pada dinding reservoir tungku bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat Sebaran panas untuk perlakuan menggunakan plat ditunjukkan pada gambar dibawah ini yang di peroleh dari plot hasil data penelitian yang terlampit di Lampiran 3 halaman 54 dan 56 Seperti yang terlihat pada Gambar 9 menunjukkan bahwa sebaran panas untuk bahan bakar sekam padi dari titik 0 cm hingga 4.5 cm terjadi kenaikan suhu karena di daerah titik 4.5 cm merupakan titik yang paling dekat dengan sumber panas yang paling panas dan dititik 4.5 cm hingga 16.5 cm terjadi penurunan suhu karena dititik tersebut semakin menjauhi sumber panas kemudian dititik 16.5 cm hingga 18 cm terjadi kenaikan suhu karena terjadi transfer panas secara radiasi dari api. Sedangkan untuk tempurung kelapa memiliki karakteristik hampir sama hanya saja suhunya berbeda.Gambar 10 menunjukkan adanya penurunan suhu dan kenaikan suhu di beberapa titik untuk bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa. Untuk sekam padi di titik 0 cm hingga 13.5 cm terjadi penurunan suhu hal ini disebabkan dititik 0 cm merupakan titik sumber panas yang paling panas dan yang terdekat dengan dinding reservoir pindah panas yang terjadi dititik tersebut secara konduksi kemudian dari titik 13.5 cm hingga 18 cm suhu naik karena jenis pindah panas yang terjadi adalah radiasi dari api langsung.
Gambar 10 Sebaran panas pada dinding reservoir tungku dengan diameter lubang pembuangan 9 cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat
Gambar 11 Sebaran panas pada dinding reservoir tungku dengan diameter lubang pembuangan 12 cm bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat karakteristiknya hanya titik yang mengalami penurunan suhu dititik 0 cm hingga 15 cm hal ini sebabakan bahan bakar tempurung kelapa yang berda hingga titik 15 cm akibatnya suhu turun dari titik 0 cm hingga 15 cm kemudian naik dari titik 15 cm
10
hingga 18 cm karena terjadi radiasi dari api yang keluar. Gambar 11 menunjukkan pola sebaran panas tungku pada dinding reservoir diameter lubang pembuangan 12 cm. Untuk bahan bakar sekam padi dari titik 0 cm hingga 12 cm terjadi penurunan suhu secara konduksi dan dititik 12 cm hingga 15 cm terjadi kenaikan suhu secara radiasi. Sedangkan untuk bahan bakar tempurung kelapa memiliki pola dititik 0 cm hingga 12 cm terjadi penurunan suhu secara konduksi sendangkan dititik 12 cm hingga 15 cm terjadi kenaikan suhu secara radiasi pola sebaran panas bahan bakar tempurung kelapa memiliki kesamaan hanya suhunya lebih tinggi dibandingkan sekam padi karena tempurung kelapa memiliki nilai panas yang lebih tinggi dibandingkan sekam padi.
Perbandingan sebaran panas perlakuan tanpa menggunakan plat dan menggunakan plat bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa Gambar 12 sampai Gambar 15 merupakan hasil plot data penelitian yang membandingkan bahan bakar yang sama dengan diameter yang berbeda.
Gambar 12 Perbandingan sebaran panas sekam padi perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 13 Perbandingan sebaran panas tempurung kelapa perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 14 Perbandingan sebaran panas sekam padi perlakuan menggunakan plat
Gambar 15 Perbandingan sebaran panas tempurung kelapa perlakuan menggunakan plat Gambar 12 sampai Gambar 15 memperlihatkan bahwa ada daerah yang memiliki suhu dibawah 200 oC yang menunjukan pada daerah tersebut terdapat bahan bakar yang belum terbakar kemudian ada titik suhu naik secara drastis yang menunjukan adanya pindah panas secara radiasi. Jika dilihat pola sebaran panas diameter 9 cm dan 12 cm merupakan perpotongan pola sebaran panas diameter 6 cm karena pada saat membuat varisi diameter dilakukan dengan cara memotong bagian bawah reservoirnya.
Menentukan daerah panas dinding reservoir tungku sekam
pada
Dari penjelasan gambar grafik sebaran panas menunjukkan ada daerah-daerah yang suhunya mengalami penurunann dengan perbedaan suhu antara titik-titik tetangga terdekatnya yang kecil dan ada yang besar besar kemudian ada daerah yang mengalami terjadinya kenaikan suhu dengan perbedaan suhu tetanganya yang kecil dan ada yang besar, selain itu ada daerah memiliki kenaikan atau penurunan suhu dengan perbedan titik tetangga terdekatnya yang kecil. Sehingga perlu adanya penamaan untuk mendefinisikan daerah-daerah tersebut sebagai upaya untuk mempermudah dalam menyelesaikan sebaran termal secara numerik.
11
Untuk penamaan digunakan istilah daerah panas suhu naik, daerah panas suhu turun, dan sub daerah. Daerah panas suhu naik adalah daerah yang memiliki kenaikan suhu dengan perbedaan suhu tetangga terdekat sesudah dan sebelumnya lebih dari sama dengan 25 oC, daerah panas suhu turun adalah daerah yang memiliki penurunan suhu dengan perbedaan suhu tetangga terdekat sesudah dan sebelumnya lebih dari sama dengan 25 oC, dan sub daerah adalah daerah yang masih terdapat dalam suatu daerah panas tetapi dalam daerah tersebut mengalami perubahan suhu (naik atau turun) dengan perbedan suhu kurang dari 25 oC.
Daerah-daerah panas pada dinding reservoir tungku bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa dan hasil pola sebarannya dengan metode interpolasi lagrange Daerah-daerah panas pada dinding reservoir tungku berbahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa yang di peroleh berdasarkan data penelitian kemudian diolah dengan metode interpolasi lagrange yang dieksekusi menggunakan Matlab dengan cara memasukan titik–titik perubahan temperatur dan menghasilkan fungsi pola sebaran panas yang diperlihatkan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 menunjukkan daerah panas terhadap jarak pada dinding reservoir berbahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa dari tabel tersebut tertera jenis daerah panas, sebagai upaya untuk mempermudah dalam menyelesaikan fungsi sebaran suhu pada dinding reservoir secara numerik.
Untuk bahan bakar sekam padi diameter 6 cm memiliki jenis daerah panas yaitu daerah panas sub daerah suhu naik 1 dimulai dari titik 0 cm hingga 4.5 cm dengan fungsi pola sebaran panasnya yang diperoleh dari metode interpolasi yaitu (40x2)/9-(32x3)/81(64x)/9+297, di titik 4.5-12 cm merupakan daerah suhu turun 1 dengan fungsi sebaran panasnya (28x3)/27 - 28x2 + (617x)/3 - 134, titik 12–16.5 cm merupakan sub daerah suhu turun 1 dengan fungsi (32x2)/9 - (4x3)/81 (701x)/9 + 602 dan dititik 16.5–18 cm merupakan suhu naik 2 dengan fungsi hasil metode interpolasi lagrange (232x)/3-1213. Sedangkan untuk bahan bakar tempurung kelapa dititik 0–1.5 cm merupakan jenis daerah panas sub daerah suhu turun 1 dengan fungsi hasil interpolasi lagrange 520-(16x)/3, dititik 1.5–7.5 cm merupakan jenis daerah panas suhu turun 1 dengan fungsinya (142x3)/ 81-(761x2)/27+(761x)/9+1331/3, dititik 7.5– 16.5 cm merupakan jenis daerah panas sub daerah suhu turun 2 dengan fungsinya (16x3)/405-(2x2)/9-(1039x)/45+401 dan dititik 16.5–18 cm merupakan jenis daerah panas suhu naik 2 dengan fungsinya (268x)/3-1337. Untuk jenis daerah panas dan fungsi hasil interpolasi lagrange perlakuan tanpa menggunakan plat yang lainnya dapat dilihat di Tabel 5.
12
Tabel 5 Jenis daerah panas terhadap jarak pada dinding reservoir tungku perlakuan tanpa menggunakan plat dan fungsi hasil interpolasi lagrange
Bahan
Diameter (cm)
6
Sekam Padi 9
12
Tempurung kelapa
fungsi hasil metode interpolasi lagrange
0-4.5
(40x2)/9-(32x3)/81-(64x)/9+297
Suhu turun 1
4.5-12
Sub daerah suhu turun 1
(28x3)/27 - 28x2 + (617x)/3 - 134 (32x2)/9 - (4x3)/81 - (701x)/9 + 602
12-16.5
Suhu naik 2
16.5-18
(232x)/3-1213
Suhu naik 1
0-3
Suhu turun 1
3-9
(20x2)/9-(16x)/3+341 (265x3)/81 - (1051x2)/18 + (5041x)/18 - 58
Sub daerah suhu turun 1
9-13.5
(4x2)/3 - (130x)/3 + 400
Suhu naik 2
13.5-18
(5956x2)/9 - (1136x3)/81 (92764x)/9 + 53101
Suhu turun 1
0-3
48x - (116x2)/3 + 345
Sub daerah suhu turun 1
3-12
(32x2)/9 - (8x3)/81 - (388x)/9 + 241
12-15
(3778x)/3 - (400x2)/9 - 8647
0-1.5
520-(16x)/3
1.5-7.5
(142x3)/81(761x2)/27+(761x)/9+1331/3
Sub daerah suhu turun 2
7.5-16.5
(16x3)/405-(2x2)/9-(1039x)/45+401
Suhu naik 2 Sub daerah suhu turun 1
16.5-18
(268x)/3-1337
0-3
80x2)/9-(152x)/3+391
Suhu turun 1
3-4.5
493 - 58x
Sub daerah turun 2
4.5-13.5
Suhu naik 2
13.5-18
(104x2)/45 - (8x3)/135 - (122x)/3 + 1868/5 (2474x2)/3 - (1408x3)/81 (116117x)/9 + 66748
Suhu turun 1
0-1.5
527 - 76x
Sub daerah turun 1
1.5-10.5
(1426x2)/45 - (572x3)/405 (10456x)/45 + 695
Suhu naik 1 Sub daerah suhu turun 1 6
Jarak (cm)
Jenis Daerah Panas Sub daerah suhu naik 1
Suhu turun 1
9
12
Suhu naik 1
10.5-15 c
(4420x2)/9 - (1028x3)/81 (56011x)/9 + 26007
13
Tabel 6 Jenis daerah panas terhadap jarak pada dinding reservoir tungku perlakuan menggunakan plat dan fungsi hasil interpolasi lagrange Bahan
Diameter (cm)
6
Sekam Padi
9
Jenis Daerah Panas
fungsi hasil metode interpolasi lagrange
Sub daerah suhu naik 1
0-4.5
Suhu turun 1
4.5-10.5
Sub daerah turun 1
10.5-16.5
(319x2)/27 - (22x3)/81 - (1565x)/9 + 2801/3
Suhu naik 1 Sub daerah suhu turun 1
16.5-18
(178x)/3-918
0-4.5
2x2-(4x3)/9-(40x)/3+280
Suhu turun 1
4.5-6
397 - (118x)/3
Sub daerah turun 2
6-13.5
(187x2)/45 - (4x3)/45 - (2017x)/30 + 434
(26x2)/9-(28x3)/81+(4x)/9+268 (37x3)/81 - (40x2)/3 + (3071x)/36 + 283/2
13.5-18
(3932x2)/9 - (248x3)/27 (20516x)/3 + 35363
Suhu turun 1
0-4.5
(88x3)/81 - (178x2)/9 + (95x)/9 + 392
Sub daerah turun 1
4.5-10.5
Suhu naik 1
12
Jarak (cm)
(92x2)/9 - (28x3)/81 - (929x)/9 + 427
Suhu naik 1 Sub daerah suhu naik 1
10.5-15
(8474x2)/9 - (1996x3)/81 (106298x)/9 + 48804
0-4.5
(40x2)/9-(68x3)/81+(59x)/9+495
Suhu turun 1
4.5-6
871 - 74x
Sub daerah turun 1
6-16.5
(128x3)/945 - (458x2)/189 (3137x)/105 + 13949/21
Suhu naik 1
16.5-18
130x-2025
suhu turun 1 Sub daerah turun 1
0-1.5
Suhu naik 1
13.5-18
Suhu turun 1
0-4.5
473-84x (25x3)/567 - (11x2)/42 (2963x)/126 + 2679/7 (6142x2)/9 - (1160x3)/81 (96439x)/9 + 55644 (380x3)/81 - (340x2)/9 - (5x)/9 + 564
6
Tempurung Kelapa
9
12
1.5-13.5
Sub daerah turun 1
4.5-10.5
Suhu naik 2
10.5-15
(1327x2)/27 - (158x3)/81 (1225x)/3 + 1244 804x2 - (188x3)/9 - (30439x)/3 + 42194
14
Pada Tabel 6 menunjukkan jenis daerah panas terhadap jarak pada dinding reservoir tungku perlakuan menggunakan plat dan fungsi hasil interpolasi lagrange yang dieksekuai dengan menggunakan matlab, bahwa dinding reservoir berdiameter 6 cm bahan bakar sekam padi memiliki jenis daerah panas sub daerah suhu naik 1 dititik 0– 4.5 cm dengan fungsi hasil interpolasi lagrange (26x2)/9-(28x3)/81+(4x)/9+268, suhu turun 1 dititik 4.5–10.5 cm dengan fungsi hasil interpolasi lagrange (37x3)/81 - (40x2)/3 + (3071x)/36 + 283/2, sub daerah turun 1 dititik 10.5–16.5 cm dengan fungsi hasil interpolasi lagrange (319x2)/27 - (22x3)/81 - (1565x)/9 + 2801/3 dan suhu naik 1 dititik 16.5-18 cm dengan fungsi hasil interpolasi lagrange (178x)/3-918. Sedangkan untuk bahan bakar tempurung kelapa diameter reservoir 6 cm memiliki jenis daerah panas sub daerah suhu naik 1 dititik 0-4.5 cm dengan fungsi hasil interpolasi lagrange (40x2)/9-(68x3)/81+ (59x)/9+495, suhu turun 1 dititik 4.5-6 cm dengan fungsi hasil interpolasi lagrange 871 74x, sub daerah turun 1 dititik 6-16.5 cm dengan fungsi (76x3)/81-38x2+(4436x)/91882, dan suhu naik 1 dititik 16.5-18 cm dengan fungsi hasil interpolasi lagrange 130x2025. Sedangakan untuk jenis daerah panas dan fungsi hasil interpolasi diameter yang lainnya dengan bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa dapat dilihat pada Tabel 6. Dari hasil Tabel 5 dan Tabel 6, fungsi yang dihasilkan dengan metode interpolasi lagrange kemudian dieksekusi dengan menggunakan matlab dan data penelitian sebaran panas terhadap jarak pada dinding reservoir diplotkan sehingga menghasilkan gambar pola sebaran panas antara hasil plot data penelitian dan hasil interpolasi lagarange dengan interval tiap titiknya 0.25 seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 17 Perbandingan pola sebaran panas diameter 9 cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 18 Perbandingan pola sebaran panas diameter 12 cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 19 Perbandingan pola sebaran panas diameter 6 cm bahan bakar tempurung kelapa hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat Gambar 15 Perbandingan pola sebaran panas diameter 6 cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat
15
Gambar 20 Perbandingan pola sebaran panas diameter 9 cm bahan bakar tempurung kelapa hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 23 Perbandingan pola sebaran panas diameter 9 cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat
Gambar 21 Perbandingan pola sebaran panas diameter 12 cm bahan bakar tempurung kelapa hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan tanpa menggunakan plat
Gambar 24 Perbandingan pola sebaran panas diameter 12 cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat
Gambar 22 Perbandingan pola sebaran panas diameter 6 cm bahan bakar sekam padi hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat
Gambar 25 Perbandingan pola sebaran panas diameter 6 cm bahan bakar Tempurung kelapa hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat
16
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Gambar 26 Perbandingan pola sebaran panas diameter 9 cm bahan bakar Tempurung kelapa hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat
Gambar 27 Perbandingan pola sebaran panas diameter 12 cm bahan bakar Tempurung kelapa hasil plot data dan interpolasi lagrange terhadap jarak pada dinding reservoir untuk perlakuan menggunakan plat Gambar 16 sampai Gambar 21 menunjukkan perbandingan pola sebaran panas antara hasil plot data dan fungsi hasil interpolasi lagrange pada dinding reservoir tungku bahan bakar sekam padi dan tempurung kelapa menunjukkan hasil yang lebih halus dibandingkan hasil plot data yang cenderung lebih diskrit. Sedangkan Gambar 22 sampai dengan Gambar 27 menunjukkan hasil plot data dan hasil fungsi interpolasi lagrange untuk perlakuan menggunakan plat menunjukkan bahwa hasil dari interpolasi lagrange lebih halus dan mendekati hasil data, sehingga interpolasi lagrange dapat digunakan untuk menentukan fungsi-fungsi dari sebaran panas pada dinding reservoir tungku yang menghubungkan titik perubahan sebaran panasnya.
Efisiensi tungku sekam bahan bakar sekam padi lebih efisien dibandingkan bahan bakar tempurung kelapa. Bahan bakar sekam padi memiliki efisiensi optimal pada diameter 6 cm untuk perlakuan tanpa menggunakan plat sebesar 12.50 % dan untuk perlakuan menggunakan plat 7.76 %. Sedangkan bahan bakar tempuurng kelapa untuk perlakuan tanpa menggunakan plat memiliki efisiensi optimal pada diameter 12 cm sebesar 2.66 % dan perlakuan menggunakan plat 1.71 %. Efisinsi perlakuan tanpa menggunakan plat lebih besar dari pada menggunakan plat karena panas yang dihasilkan bahan bakar untuk memanaskan air terhambat oleh plat mengakibatkan proses pendidihan air semakin lama. Nilai efisiensi dipengaruhi oleh luas lubang pembuangan reservoir juga dipengaruhi oleh jenis bahan bakarnya. Sebaran panas yang terjadi memiliki pola yang sama antara sekam padi dan tempurung kelapa hanya suhunya yang berbeda, sekam padi suhunya lebih rendah dibandingkan tempurung kelapa. Sedangkan sebaran panas dinding reservoir diameter 6 cm, 9 cm, dan 12 cm memiliki pola yang berbeda karena letak titik sumber panas yang berbeda. Pola sebaran panas reservoir dapat diselesaikan dengan menggunkan metode lagrange dan upaya untuk memudahkan dalam penyelesainanya ditentukan daerah suhu panasnya kemudian diolah secara komputasi untuk mendapatkan fungsi sebaran panasnya dari fungsi yang didapatkan dihasilkan pola sebaran panas yang lebih halus.
Saran Untuk mendapatkan hasil data sebaran panas pada dinding reservoir tungku sekam yang lebih akurat sebaiknya hanya fokus pada satu tujuan yaitu mencarai pola suhu yang tersebar pada dinding reservoir karena saat mengukur suhu diperluakan waktu sedangkan bahan bakar terus terbakar yang berakibat pada konsumsi bahan bakar dalam pembakaran terus bertambah menyebabkan pengaruh pada nilai efisiensinya.
17 17
Daftar Pustaka 1.
Nawawi, F., Puspita, R.D., Desna, Irzaman. (2010). Optimasi Tungku Sekam Skala Industri Kecil Dengan Sistem Boiler., 3, 77 – 84. 2. Surya, S.E., Budiharto, A., dkk. (2007). Prosiding Konprensi Nasional Kelapa VI buku 2. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, halaman 233 – 234. 3. Haryadi. (2008). Teknologi Pengolahan Beras. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 4. Umrih, T. (2011). Analisis Efisiensi Bahan Bakar Sekam dan Kayu Sangon pada Sterilisasi Media Tumbuh Jamur Tiram Putih [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. 5. Palungkun, R. (1998). Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta : Penebar Swadaya. 6. Young & Freedman. (2002). University Physics Tehth edition. Diterjemahkan oleh Endang Juliastuti dengan judul Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga. 7. Giancoli, D.C. (2001). Physics : Principles with Application, Fifth Edition. Diterjemahkan oleh Yuhilza Hanum dengan judul Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 8. Puspita, R. D. (2010).Tungku Sekam sebagai Bahan Bakar Alternatif pada Proses Sterilisasi Media Jamur Tiram [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. 9. Krisna. (2007). Implementasi Interpolasi Lagrange Untuk Prediksi Niai Data Berpasangan Dengan Menggunakan Matlab. Seminar Nasional 2007. Yogyakarta. 10. Jamilatun, S. (2011). Kualitas Sifat-Sifat penyalaan Dari Pembakaran Briket Tempurung Kelapa, Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati, Briket Sekam Padi dan Briket Batubara. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan". 22 Februari 2011. Yogyakarta.
18
LAMPIRAN
19
Lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar 1. Memasak Air 2 Liter Tanpa Menggunakan Plat 1.1. Bahan Bakar Sekam
1.1.1 Tungku sekam dengan diameter bawah 6cm Ulangan 1 t= 0,48 jam massa sekam terpakai = 0,38 kg
Ulangan 2 t = 46 jam Masaa sekam terpakai = 0,37 kg
Ulangan 3 t = 0,48 jam Massa sekam terpakai = 0,37 kg
20
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
1.1.2. Tungku sekam dengan diameter bawah 9cm Ualngan 1 t= 0,5 jam massa sekam terpakai = 0,39 kg
Ulangan 2
t= 0,5 jam massa sekam terpakai = 0,38 kg
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
21
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
Ulangan 3
t= 0,55 jam massa sekam terpakai = 0,365 kg
1.1.3 Tungku sekam dengan diameter bawah 12 cm Ulangan 1 t= 0,48 jam massa sekam terpakai = 0,396 kg
Ulangan 2 t= 0,5 jam massa sekam terpakai = 0,41 kg
22
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
Ulangan 3
t= 0,48 jam massa sekam terpakai = 0,385 kg
1.2. Bahan Bakar Tempurung Kelapa 1.2.1 Tungku sekam dengan diameter bawah 6cm Ulangan 1 t= 0,24 jam massa Tempurung kelapa terpakai = 0,73kg
Ulangan 2 t = 0,18jam Masaa Tempurung kelapa terpakai = 0,87kg
23
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
Ulangan 3 t = 0,2jam Massa Tempurung kelapa terpakai = 0,65kg
1.2.2 Tungku sekam dengan diameter bawah 9cm Ulangan 1 t= 0,25 jam massa Tempurung kelapa terpakai = 0,25 kg
24
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
Ulangan 2 t = 0,23 jam Masaa Tempurung kelapa terpakai = 0,835 kg
Ulangan 3 t = 0,25 jam Massa tempurung kelapa terpakai = 0,85 kg
25
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar 1.2.3 Tungku sekam dengan diameter bawah 12cm Ulangan 1 t= 0,24 jam massa Tempurung kelapa terpakai = 0,77 kg
Ulangan 2 t = 0,24 jam Masaa Tempurung kelapa terpakai = 0,68 kg
Ulangan 3 t = 0,23 jam Massa Tempurung kelapa terpakai = 0,66 kg
26
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
2. Memasak Air 2 liter dengan Menggunakan Plat 2.2 Bahan Bakar Sekam 2.2.1 Tungku sekam dengan diameter bawah 6cm Ulangan 1 t= 0,88 jam massa sekam terpakai = 0,65 kg
Ulangan 2 t = 0,82 jam Masaa sekam terpakai = 0,56 kg
27
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
Ulangan 3 t = 0,85 jam Massa sekam terpakai = 0,6 kg
2.1.2 Tungku sekam dengan diameter bawah 9cm Ulangan 1 t= 1,03 jam massa sekam terpakai = 0,64 kg
28
Ulangan 2 t = 0,83 jam Masaa sekam terpakai = 0,64 kg
Ulangan 3 t = 1,03 jam Massa sekam terpakai = 0,73 kg
2.1.3 Tungku sekam dengan diameter bawah 12cm Ulangan 1 t= 0,76 jam massa sekam terpakai = 0,75 kg
29
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
Ulangan 2 t = 0,85 jam Masaa sekam terpakai = 0,69 kg
Ulangan 3 t = 0,75 jam Massa sekam terpakai = 0,66 kg
30
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar 2.2. Bahan Bakar Tempurung Kelapa 2.2.1 Tungku sekam dengan diameter bawah 6cm Ulangan 1 t= 0,25 jam massa Tempurung kelapa terpakai = 1,05 kg
Ulangan 2 t = 0,38 jam Masaa tempurung kelapa terpakai = 1,54 kg
Ulangan 3 t = 0,3 jam Massa tempurung kelapa terpakai = 0,22 kg
31
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
2.2.2 Tungku sekam dengan diameter bawah 9cm Ulangan 1 t= 0,3 jam massa Tempurung kelapa terpakai = 0,97 kg
Ulangan 2 t = 0,3 jam Masaa Tempurung kelapa terpakai = 1 kg
32
Ulangan 3 t = 0,35 jam Massa Tempurung kelapa terpakai = 1,54 kg
2.2.3 Tungku sekam dengan diameter bawah 12cm Ulangan 1 t= 0,35 jam massa Tempurung kelapa terpakai = 1,19 kg
Ulangan 2 t = 0,38 jam Masaa Tempurung kelapa terpakai = 1,11 kg
33
Lanjutan lampiran 1. Perhitungan efisiensi bahan bakar
Ulangan 3 t = 0,33 jam Massa Tempurung kelapa terpakai = 1 kg
34
Lampiran 2. Tabel waktu mendidih air dua liter dan massa bahan bakar
2.1 Bahan bakar sekam padi pada tungku sekam diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm, dan 12 cm tanpa menggunakan plat Diameter Ulangan ( cm)
Waktu Massa Bahan Bakar (kg) mendidih Mawal Msisa Marang Mpakai (jam) 0.48 1 0.43 0.19 0.38 0.46 1 0.45 0.18 0.37 0.48 1 0.45 0.18 0.37 0.47 1 0.44 0.18 0.37 0.50 1 0.39 0.22 0.39 0.50 1 0.39 0.22 0.38 0.55 1 0.42 0.21 0.36 0.52 1 0.40 0.22 0.38 0.48 1 0.43 0.17 0.39 0.50 1 0.41 0.18 0.41 0.48 1 0.48 0.14 0.39 0.49 1 0.44 0.16 0.39
1 2 3
6 Rata –rata
1 2 3
9 Rata – rata
1 2 3
12 Rata – rata
22 Bahan bakar sekam padi pada tungku sekam diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm, dan 12 cm menggunakan plat Diameter ( cm)
Ulangan
6
1 2 3
Rata - rata 1 2 3
9 Rata - rata
1 2 3
12 Rata - rata
Waktu mendidih (jam) 0.88 0.82 0.85 0.85 1.03 0.83 1.03 0.96 0.76 0.85 0.75 0.79
Mawal 1.00 1.00 1.10 1.03 1.10 1.10 1.20 1.13 1.50 1.50 1.50 1.50
Massa Bahan Bakar (kg) Msisa Marang Mpakai 0.00 0.10 0.04 0.05 0.03 0.09 0.00 0.04 0.47 0.54 0.55 0.52
0.35 0.34 0.46 0.38 0.43 0.37 0.47 0.42 0.28 0.27 0.29 0.28
0.65 0.56 0.60 0.60 0.64 0.64 0.73 0.67 0.75 0.69 0.66 0.70
35
Lanjutan lampiran 2. Tabel waktu mendidih air dua liter dan massa bahan bakar 2.3 Bahan bakar tempurung kelapa pada tungku sekam diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm, dan 12 cm tanpa menggunakan plat
Diameter ( cm)
Ulangan
1 2 3
6 Rata -rata
1 2 3
9 Rata - rata
1 2 3
12 Rata - rata
Waktu Massa Bahan Bakar (kg) mendidih Mawal Msisa Marang Mpakai (jam) 0.24 1.5 0.58 0.19 0.73 0.18 1.5 0.44 0.19 0.87 0.20 1.5 0.70 0.15 0.65 0.21 1.5 0.57 0.18 0.75 0.25 1.5 0.40 0.09 1.01 0.23 1.5 0.50 0.16 0.84 0.25 1.5 0.49 0.16 0.85 0.24 1.5 0.46 0.15 0.90 0.24 1.5 0.58 0.15 0.77 0.24 1.5 0.69 0.13 0.68 0.23 1.5 0.66 0.18 0.66 0.24 1.5 0.64 0.15 0.70
2.4 Bahan bakar tempurung kelapa pada tungku sekam diameter lubang pembuangan reservoir 6 cm, 9 cm, dan 12 cm menggunakan plat Diameter ( cm)
Ulangan
1 2 3
6 Rata -rata
1 2 3
9 Rata - rata
1 2 3
12 Rata - rata
Waktu Massa Bahan Bakar (kg) mendidih Mawal Msisa Marang Mpakai (jam) 0.25 1.5 0.15 0.30 1.05 0.38 1.8 0.00 0.26 1.54 0.30 1.5 0.22 0.22 1.06 0.31 1.6 0.12 0.26 1.22 0.30 1.5 0.25 0.28 0.97 0.30 1.5 0.31 0.19 1.00 0.35 1.5 0.18 0.23 1.09 0.32 1.5 0.25 0.23 1.02 0.35 1.5 0.11 0.20 1.19 0.38 1.5 0.18 0.21 1.11 0.33 1.5 0.33 0.17 1.00 0.35 1.5 0.21 0.19 1.10
36
Lampiran 3. Tabel sebaran panas pada dinding reservoir setelah air dua liter mendidih 3.1 Bahan bakar sekam padi tanpa menggunakan plat Diameter (cm)
Ulangan 1 2 3
6 Rata -rata
1 2 3
9 Rata-rata 12 Rata-rata
1 2 3
Sebaran suhu setelah air dua liter mendidih ( oC ) 0cm 1.5cm 3cm 4.5cm 6cm 7.5cm 9cm 10.5cm 12cm 13.5cm 15cm 16.5cm 18cm 287 278 274 281 284 274 218 209 97 74 65 56 174 283 298 319 338 328 280 173 98 86 72 64 63 181 320 308 322 337 337 297 208 111 98 83 72 69 182 297 295 305 319 316 284 200 139 94 77 67 63 179 253 251 263 229 130 107 88 74 59 53 57 220 208 423 416 410 368 226 154 119 97 80 60 68 240 233 347 346 363 357 326 357 146 106 76 61 58 146 149 341 338 345 318 227 206 118 92 72 58 61 202 197 361 339 144 126 100 83 75 71 70 252 235 325 322 133 98 81 72 66 61 61 261 250 350 329 145 107 86 75 67 63 64 249 243 345 330 141 110 89 77 69 65 65 254 243
37
Lanjutan lampiran 3. Tabel sebaran panas pada dinding reservoir setelah air dua liter mendidih 3.2 Bahan bakar sekam padi menggunakan plat Diameter (cm)
Ulangan 1 2 3
6 Rata-rata
1 2 3
9 Rata-rata 12 Rata-rata
1 2 3
Sebaran suhu setelah air dua liter mendidih ( oC ) 0cm 1.5cm 3cm 4.5cm 6cm 7.5cm 9cm 10.5cm 12cm 13.5cm 15cm 16.5cm 18cm 282 292 309 308 283 210 161 111 83 81 82 80 169 255 254 250 250 239 215 168 83 76 65 58 50 169 266 278 298 333 294 247 167 94 79 66 62 54 111 268 274 286 297 272 224 165 96 79 71 67 61 150 248 199 163 131 115 105 110 75 67 60 64 177 255 306 309 293 258 170 135 122 92 76 69 100 232 259 287 280 282 272 198 138 112 92 72 67 86 212 241 280 263 246 220 161 126 114 87 72 65 83 207 251 401 382 276 126 91 78 67 62 65 323 329 397 383 292 153 111 92 75 71 82 308 298 378 336 258 135 101 91 80 77 82 349 345 392 367 275 138 101 87 74 70 76 327 324
38
Lanjutan lampiran 3. Tabel sebaran panas pada dinding reservoir setelah air dua liter mendidih 3.3 Bahan bakar tempurung kelapa tanpa menggunakan plat Diameter (cm)
Ulangan 1 2 3
6 Rata-rata
1 2 3
9 Rata-rata 12 Rata-rata
1 2 3
Sebaran suhu setelah air dua liter mendidih ( oC ) 0cm 1.5cm 3cm 4.5cm 6cm 7.5cm 9cm 10.5cm 12cm 13.5cm 15cm 16.5cm 18cm 547 513 460 346 248 195 189 218 169 131 111 136 324 541 549 539 484 407 276 213 240 244 211 170 161 318 473 476 473 407 291 226 211 228 184 164 133 114 172 520 513 491 412 315 232 204 229 199 169 138 137 271 277 186 211 146 137 209 151 117 92 82 88 241 295 361 293 344 258 268 226 212 177 143 117 113 355 348 535 527 401 291 195 221 144 117 112 102 107 294 347 391 335 319 232 200 219 169 137 116 100 103 297 330 531 378 238 168 111 95 108 86 111 311 335 509 427 239 189 166 170 160 131 125 171 265 542 436 257 186 164 155 156 123 111 328 366 527 413 245 181 147 140 141 114 115 270 322
39
Lanjutan lampiran 3. Tabel sebaran panas pada dinding reservoir setelah air dua liter mendidih 3.4 Bahan bakar tempurung kelapa menggunakan plat Diameter (cm)
Ulangan 1 2 3
6 Rata -rata
1 2 3
9 Rata-rata 12 Rata-rata
1 2 3
Sebaran suhu setelah air dua liter mendidih ( oC ) 0cm 1.5cm 3cm 4.5cm 6cm 7.5cm 9cm 10.5cm 12cm 13.5cm 15cm 16.5cm 18cm 406 459 514 509 405 329 205 108 96 83 76 67 285 516 510 514 571 407 438 385 241 215 168 136 131 316 562 567 568 536 470 315 250 220 235 192 172 162 344 495 512 532 538 427 361 280 190 182 148 128 120 315 286 157 158 132 172 96 101 106 78 72 72 307 306 565 319 270 428 344 300 292 222 190 159 162 301 377 568 565 504 429 264 198 194 175 151 147 152 301 390 473 347 311 330 260 198 196 168 139 126 129 303 358 562 500 319 237 158 122 124 111 114 386 403 553 453 366 203 140 116 116 110 132 379 427 579 528 361 233 128 113 145 130 109 294 367 564 494 349 224 142 117 128 117 118 353 399
40
Lampiran 4. Program algoritma untuk fungsi interpolasi lagrange
clc;clear; %membangun objek simbolik x syms x; %menginputkan banyaknya titik b=input('Banyak titik = '); %menginputkan masing-masing titik for i=1:b fprintf('x%d',i) bx(i)=input(' = '); fprintf('y%d',i) by(i)=input(' = '); end clc; clc; for i=1:b fprintf('(%d,%1.1f)',bx(i),by(i)); end %inisialisasi fx fx=0; fprintf('\\n\\n'); disp('Nilai masing-masing L(x)'); % mulai proses pencarian q(x), qx1, lx, dan px for i=1:b %inisialisasi qx
41
Lanjutan lampiran 4. Program algoritma untuk fungsi interpolasi lagrange qx=1; %perulangan untuk mencari qx for j=1:b if (i~=j) qx=qx*(x-bx(j)); end end %mencari qx1 dengan substitusi x ke gx qx1=subs(qx,x,bx(i)); %mencari lx lx=qx/qx1; lx1=collect(lx); %menampilkan lx fprintf('L%d(x) = ',i); disp(lx1); %mencari fx fx=fx+by(i)*lx; end %menyederhanakan fx menjadi px dan menampilkan ke layar px=collect(fx); fprintf('Hasilnya = '); disp(px);
42
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 6 Maret 1990 dan anak pertama dari empat bersaudara dari ayah bernama Saji dan ibu bernama Supriyati. Penulis pernah menempuh pendidikan taman kanak – kanak di TK Aisyah Muhammadiyah karangampel lulus pada tahun 1996, Sekolah dasar di SD Negeri Benda V Karangampel lulus pada tahun 2002, sekolah menengah pertama di SMP Muhammadiyah Karangampel lulus pada tahun 2005, dan melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Krangkeng 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Fisika.