Evaluasi Kinerja Kompor UB-03-1 Berbahan Bakar Limbah Industri Kayu Olahan, Tempurung Kelapa, Pelepah Sawit, dan Ranting Kayu Akasia
Eko Karmiza, Sri Helianty, dan Zulfansyah
Laboratorium Pengendalian dan Perancangan Proses Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Email :
[email protected]
ABSTRAK The availability of biomass as a source of primary energy in Indonesia is very abundant, reaching 280 million barrels of oil equivalent (BOE) and approximately 84% of the biomass has been used for the household sector. The application of gasification stove especially in cooking purposes can increase the efficiency of fuel usage. This research used UB-03-1 semi-gasification with various of biomass, such as acacia of branches, palm frond, tropical wood and coconut shell. The moisture content measurement of biomass fuels was determined using oven-dry method. The efficiency of the biomass fuels in UB-03-1 stove between 13,18 – 45,91%. Tropical wood had the highest energy efficiency of 45,91% and coconut shell had the lowhest energy efficiency of 13,18%. UB-03-1 stove works in the range of 3,5 to 11,5 kWth of fire power. The research obtained indicate that a variety of biomass fuels in Riau can perform well in UB-03-1 stove, such as acacia branches having 4,2 kWth fire power, palm frond having 4,86 kWth fire power, tropical wood having 11,5 kWth fire power and coconut shell having 3,5 kWth fire power, thus the need for adoption to combat crisis energy household sector problem Keywords : biomass, semi-gasification stove, water boiling test, UB-03-1
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
1
Nurhuda[2011] membuat kompor
1. Pendahuluan satu
semigasifikasi UB-03-1 jenis natural
alternatif untuk memenuhi kebutuhan
draft. Kompor ini menggabungkan
energi
tangga
konsep gasifikasi dan pembakaran
pedesaan.
sempurna, efisiensi termal 40-50%
Kompor gasifikasi mengubah bahan
dengan bahan bakar cangkang sawit.
bakar padat menjadi gas mudah
Secara
terbakar seperti karbonmonoksida
ditujukan untuk mempelajari kinerja
(CO), hidrogen (H2), dan metan
kompor semigasifikasi yang meliputi
(CH4) yang selanjutnya bereaksi
fase start up, cold start dan hot start,
dengan oksigen menjadi nyala api.
pengaruh kadar air, dan periode
Kompor
gasifikasi salah
sektor
khususnya
di
rumah daerah
Kompor gasifikasi telah diteliti oleh
beberapa
peneliti.
Kompor
nyala
umum,
penelitian
dengan
metode
ini
WBT,
temperatur dan efisiensi thermal.
gasifikasi PP-Plus dengan sistem
Biomassa
aliran udara natural draft diteliti oleh
penelitian ini terdiri dari limbah
Joel dan Sunarya [2012] yang bahan
industri kayu olahan, pelepah sawit,
bakarnya pelepah sawit, pelepah
tempurung kelapa, dan ranting kayu
sawit tandan kosong, kayu akasia,
akasia sebagai bahan bakar kompor
kayu balam dan kayu kulim, hasil
UB-03-1. Penelitian ini diharapkan
efisiensi termal kompor tersebut 27 -
melengkapi
34% dengan waktu operasi antara 7-
kompor
31 menit dan temperatur nyala api
biomassa
o
o
yang
digunakan
informasi
gasifikasi
UB
limbah
industri
pada
tentang dengan kayu
mencapai 570 C – 824 C. Damanik
olahan, pelepah sawit, tempurung
[2012]
penelitian
kelapa, dan ranting kayu akasia yang
gasifikasi
selama
melakukan
menggunakan
kompor
ini
belum
banyak
turbo stove dengan aliran force draft
dimanfaatkan
dengan bahan bakar limbah industri
memasak.
kayu olahan, tempurung kelapa,
pemanfaatan
cangkang sawit dan pelepah sawit.
industri kayu olahan, pelepah sawit,
Efisiensi termal mencapai 36% dan
tempurung kelapa, dan ranting kayu
o
temperatur nyala api 574 - 722 C.
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
masyarakat Selain
untuk
itu,
dengan
biomassa
limbah
akasia dapat membantu mengurangi
2
ketergantungan masyarakat terhadap
gasifier sehingga gas producer
bahan bakar fosil.
terkonversi menjadi syngas (H2,
Gasifikasi biomassa merupakan reaksi
konversi
mengubah
bahan
CO dan CH4). Selanjutnya gas
termal
yang
tersebut dengan oksigen dalam
bakar
padat
udara menghasilkan nyala api.
menjadi gas yang mudah terbakar (gas producer) seperti CO, H2, CH4 [1].
Tahapan
reaksi
yang
2. Metodologi Penelitian
evaluasi
kinerja
berlangsung simultan dan kontinu
kompor UB-03-1 berbahan bakar
dalam reaktor gasifikasi sebagai
ranting
berikut :
tempurung kelapa, limbah industri
1. Pengeringan (25oC – 150oC),
kayu olahan dilakukan secara batch.
ditujukan untuk menguapkan air
Gambar 1. Menampilkan rangkaian
biomassa
alat percobaan kompor UB-03-1.
yang
digunakan
sebagiannya
untuk
reaksi
selanjutnya. 2. Pirolisa
akasia,
pelepah
sawit,
Sebelum digunakan, bahan bakar dikeringkan di bawah sinar matahari
o
(150 C
-
o
800 C),
untuk mengurangi kadar air yang
merupakan reaksi endotersmis
tedapat dalam bahan bakar. Bahan
dalam kondisi tanpa oksigen
bakar
untuk mendekomposisi biomassa
disimpan dalam bungkusan plastik
menjadi arang (C), tar, minyak,
yang ditutup.
yang
telah
dikeringkan
gas dan produk pirolisa lain secara endotermis. 3. Oksidasi merupakan
(800oC
–
1400oC),
reaksi
sangat
eksotermis yang ditandai dengan temperatur yang tinggi
yang
dapat dimanfaatkan kembali oleh tahap pengeringan dan pirolisa. 4. Reduksi
(600oC
-
900oC),
berlangsung pada zona reduksi
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
Gambar 1. Rangkaian alat percobaan UB-03-1
3
Variabel tetap yang dipilih pada
Pengaruh jenis biomassa terhadap
penelitian evaluasi kinerja kompor
densitas unggun ditampilkan pada
UB-03-1 adalah dimensi kompor.
gambar 2.
dipelajari pada penelitian ini adalah jenis bahan bakar. Start-up
dimulai
dengan
memasukkan bahan bakar ke dalam
densitas unggun (g/cm3)
Adapun variabel berubah yang akan
0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 RA
kompor, lalu masukkan kayu sisa
PS
TW
TM
Biomassa
ketaman tipis dan kerosene 5-7 ml untuk
mempermudah
waktu
penyalaan kompor. Setelah nyala api stabil
berarti
gas
sudah
RA = Ranting Akasia PS = Pelepah Sawit TW = Tropical wood TM = Tempurung
Gambar 2. Pengaruh jenis biomassa terhadap densitas unggun.
mulai
terbentuk, dilakukan water boiling
2. Start-up Kompor UB-03-1
test. Temperatur air pada WBT
Akhir proses start-up ditandai
diukur setiap satu menit sampai air
dengan nyala api yang dihasilkan
Shut
mendidih.
down
dilakukan
kompor telah stabil. Start-up pada
merata,
penelitian kompor UB-03-1 berbahan
kemudian arang dan biomassa sisa
bakar limbah kayu olahan (limbah
ditimbang.
industri kayu olahan) yaitu antara 3
setelah
air
mendidih
sampai 6 menit. Proses start-up pada 3. Hasil dan Pembahasan
tahap
lebih
cepat
1. Densitas Unggun Bahan Bakar
dibandingkan tahap cold
start
hot
start
Densitas unggun yang diperoleh
karena pada tahap hot start kompor
bervariasi berdasarkan massa bahan
sudah dalam keadaan panas sehingga
bakar yang digunakan. Semakin
tidak membutuhkan energi yang
besar massa bahan bakar maka
besar untuk memanaskan kompor.
semakin
besar
densitas
yang
Jenis biomassa yang dijadikan
diperoleh sedangkan semakin kecil
bahan bahan bakar mempengaruhi
massa bahan bakar semakin kecil
waktu
densitas unggun yang diperoleh.
paling singkat diperoleh dari kompor
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
start-up.
Waktu
start-up
4
berbahan ranting kayu akasia pada
akasia yaitu 16 menit pada tahap hot
tahap hot start yaitu 1,5 menit dan
start.
waktu start up paling lama diperoleh
disebabkan
dari kompor dengan bahan bakar
densitas
tempurung pada tahap cold start
digunakan.
biomassa terhadap waktu start-up
waktu start-up (menit)
ditampilkan pada gambar 3. 16 14 12 10 8 6 4 2 0
boiling time (menit)
yaitu 15 menit. Pengaruh variasi
Lamanya jenis
unggun
boiling
time
biomassa
dan
biomassa
yang
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 RA
PS
TW
TM
biomassa cold start RA = Ranting Akasia PS = Pelepah Sawit hot start TW = Tropical wood TM = Tempurung RA
PS
TW
TM
Gambar 4. Pengaruh jenis biomassa
Biomassa Cold Start Hot Start
terhadap boiling time.
RA = Ranting Akasia PS = Pelepah Sawit TW = Tropical wood TM = Tempurung
Gambar 3. Pengaruh jenis biomassa terhadap waktu start-up
4. Efisiensi Termal Pada percobaan ini digunakan 2.5 liter air sebagai media transfer panas untuk menghitung besarnya energi
3. Boiling time
yang
Jenis biomassa yang dijadikan bahan bakar mempengaruhi boiling time.
Pengaruh
jenis
biomassa
terhadap boiling time ditampilkan
dihasilkan
oleh
kompor.
Efisiensi termal dapat dipengaruhi oleh jenis biomassa. Grafik pengaruh jenis biomassa terhadap efisiensi termal dapat dilihat pada gambar 5.
pada gambar 4. Boiling time tercepat diperoleh
menggunaka
kompor
dengan bahan bakar limbah industri kayu olahan yaitu 10,7 menit pada tahap hot start dan boiling time terlama
diperoleh
menggunakan
kompor dengan bahan bakar ranting
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
5
efisiensi termal (%)
oleh Sunarya(2012) yang berkisar
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
10,46%-27,32%. 5. Laju Pembakaran. Laju
pembakaran
merupakan
banyaknya massa bahan bakar yang terpakai selama beroperasi. Pengaruh RA
PS
TW
TM
jenis
biomassa
terhadap
laju
Biomassa cold start RA = Ranting Akasia PS = Pelepah Sawit hot start TW = Tropical wood TM = Tempurung
Gambar 5. Pengaruh jenis biomassa terhadap efisiensi termal
dengan bahan bakar limbah industri kayu olahan yaitu mencapai 45,91%,
dihasilkan bakar
efisiensi
terendah
menggunakan
tempurung
yaitu
ditampilkan
pada
gambar 6. Laju pembakaran paling besar
yaitu
37,13
gram/menit
dihasilkan menggunakan tempurung
Efisiensi termal tertinggi dicapai
sedangkan
pembakaran
bahan
pada tahap cold start sedangkan laju pembakaran paling kecil yaitu 11,51 gram/menit dengan menggunakan limbah industri kayu olahan pada tahap cold start.
13,18%.
cenderung lebih tinggi dibandingkan tahap cold start, hal ini disebabkan pada tahap cold start sebagian panas yang
dihasilkan
pada
porses
pembakaran
terpakai
untuk
memanaskan
kompor
terlebih
dahulu, sehingga mengurangi energi yang dapat ditransfer.
Laju Pembakaran (g/menit)
40
Efisiensi termal pada tahap hot start
35 30 25 20 15 10 5 0 RA
PS
TW
TM
Biomassa cold start RA = Ranting Akasia PS = Pelepah Sawit hot start TW = Tropical wood TM = Tempurung
Gambar 6. Pengaruh jenis biomassa
Efisiensi termal pada penelitian
terhadap laju pembakaran
kinerja kompor UB-03-1 dengan berbagai jenis bahan bakar relatif lebih
tinggi
dibandingkan
dari
penelitian kompor gasifikasi PP-Plus
6. Fire Power Fire kompor
power
yang
dipengaruhi
dihasilkan oleh
jenis
biomassa. Pengaruh jenis biomassa Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
6
gambar 7. Fire power paling besar dihasilkan
menggunakan
bahan
bakar tempurung yaitu 11,49 kWth dan
paling
kecil
diperoleh
menggunakan limbah industri kayu
Lama Operasi (menit)
terhadap fire power ditampilkan pada
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 RA
olahan yaitu 3,5 kWth.
PS
TW
TM
Biomassa 12
RA = Ranting Akasia PS = Pelepah Sawit TW = Tropical wood TM = Tempurung
Fire Power (KWth)
10 8
Gambar 8. Pengaruh jenis biomassa
6
terhadap waktu operasi
4 2 0 RA
PS
TW
TM
4. Kesimpulan Kompor
Biomassa cold start RA = Ranting Akasia PS = Pelepah Sawit hot start TW = Tropical wood TM = Tempurung
Gambar 7. Pengaruh jenis biomassa terhadap fire power.
UB-03-1
dengan variasi jenis bahan bakar, yaitu ranting akasia, pelapah sawit, limbah
industri
tempurung
7. Waktu Operasi Kompor UB-03-1
gasifikasi
kayu
kelapa
olahan,
membutuhkan
waktu start-up antara 1,5 - 15 menit
dapat
dengan waktu pendidihan 2,5 liter
menentukan waktu operasi kompor.
antara 10 - 17 menit. Fire power
Pengaruh jenis biomassa terhadap
yang dihasilkan adalah 3,5 - 11,5
waktu operasi kompor dapat dilihat
kWth dengan efisiensi termal 13,18 -
dari gambar 8. Waktu operasi paling
45,91%. Kompor gasifikasi UB-03-1
lama
dengan
dengan
limbah
menghasilkan nyala api berkisar
Jenis
biomassa
juga
dihasilkan
menggunakan
biomassa
industri kayu olahan yaitu mencapai
variasi
jenis
biomassa
antara 516 – 769 oC.
46 menit dan waktu operasi paling sebentar menggunakan
dihasilkan biomassa
dengan ranting
akasia yaitu 18 menit.
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
7
[6] Mukunda, H.S., S. Dassapa, P.J.
Daftar Pustaka [1] Rajvanshi, A.K., 1986, Biomass Gasification, in DY Guswani (ed),
Alternative
Agriculture,
Energy
CRC
in
Press,
Maharashtra, vol. 2, pp. 83-102. [2] ESDM, 2012. Statistik Minyak Bumi http://www.esdm.go.id.
Deogaonkar,
2010,
‘Gasifier
Stove-Science, Technology And Field Outreach’, Current Science, vol. 98, no. 5, pp. 627-638.
13
on Some Experiments with the
Handbook,
Appropriate Technology Center, of
M.
[7] Andreatta, D., 2007, ‘A Report
[3] Belonio, A.T., 2005, Rice Husk
Department
Rajan,
Yagnaraman, D.R. Kumar, & M.
Top-Lit
Stove
N.K.S.
2012.
februari 2013
Gas
Paul,
Up
Draft
(TLUD)
Stove’, prosiding ETHOS 2007 Conference,
Kirkland,
Washington, 27 Januari.
Agriculture
Engineering and Environmental Management,
Collage
of
Agriculture, Central Philippine University,
Iloilo
City,
Philippines. [4] Panwar, N.L., 2009, ‘Design and Performance Energy
Evaluation
Efficient
of
Biomass
Gasifier Based Cookstove on Multi Fuels’, Mitig Adapt Strateg Glob Change, vol. 14, pp. 627633. [5] Sunarya, Rio, 2012. Unjuk Kerja Kompor
Gasifikasi
PP-plus
Berbahan Bakar Limbah Kayu Olahan.
Pekanbaru,
Oktober
2012
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014
8