OPTIMASI TEKNIK BUDIDAYA PADI SRI 2 (Sustainable Rhizosphere Improvement Innovations) PADA POLA TANAM BERBEDA MENGGUNAKAN VERMICOMPOST Muh. Aniar Hari Swasono*) dan Idah Lumhatul Fuad*) *) Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan
ABSTRAK Penelitian ini merupakan salah satu upaya menemukan teknologi baru dalam meningkatkan produktivitas padi dengan menggunakan metode yang ramah lingkungan yakni pemanfaatan kascing. Metode penelitian menggunakan RAK (Racangan Acak Kelompok) Non Faktorial dimana perlakuannya adalah sebagai berikut : A: pemberian kascing +mikoriza pada pola tanam 30 x 30 cm dengan SRI2 umur bibit 10 hss, B: pemberian kascing +mikoriza pada pola tanam 30 x 30 cm dengan konvensional umur tanam 10 hss, C: pemberian kascing +mikoriza pada pola tanam jajar legowo 40 x 25 cm konvensional umur tanam 10 hss, D: Pemberian kascing +mikoriza pada pola tanam Jajar legowo 40 x 25 cm SRI2 umur tanam 10 hss, E: Pemberian kascing +mikoriza pada pola tanam Jajar legowo 40 x 25 cm SRI2 umur tanam 5 hss, F: metode konvensional pola tanam jajar legowo 40 x 25 cm umur 20 hss (semua konvensional). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 18 perlakuan. Pengamatan terdiri dari pengamatan destruktif dan non destruktif, pengamatan destruktif (merusak) meliputi : panjang akar (dimulai saat 10 hst dengan interval 2 minggu sekali) dan panen. Pengamatan non destruktif (tidak merusak) yaitu tinggi tanaman dan jumlah anakan (dimulai saat 10 hst dengan interval 2 minggu sekali). Hasil dari data pengamatan dianalisa menggunakan analisis of varians (Anova) dan diuji dengan BNT 5%. Hasil dari penelitian adalah pengamatan jumlah anakan dan panjang akar pada perlakuan E menunjukkan hasil yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan lain. Pengamatan tinggi tanaman pada perlakuan C menunjukkan signifikan disbanding dengan perlakuan lain sampai umur 80 HST setelah itu tidak signifikan. Pemberian vermicompost memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman khususnya panjang akar dan jumlah anakan. Keywords : Optimasi, SRI2, Vermicompost, Casching
PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris dengan keanekaragaman hayati berupaya meningkatkan produksi tanaman pangan.
pengembangan sumberdaya, dan kedua, dari peluang pasar. Pembangunan
sub
sektor
Hal ini mengakibatkan sektor pertanian
tanaman pangan merupakan bagian dari
menjadi sektor andalan pembangunan
pembangunan
nasional. Dua alasan kuat atas hal tersebut
keseluruhan.
yaitu: pertama, prospeknya
perhatian baik dari pemerintah, pihak
dari sisi
pertanian Upaya
ini
secara mendapat
swasta, maupun dari pihak petani sendiri. 57
Salah satu cara yang ditempuh adalah
khusus
dengan meningkatkan produksi pertanian
memperkuat
di bidang pangan, khususnya padi. Beras
Sedangkan tujuannya adalah mendorong
merupakan bahan pangan utama sehingga
tumbuhnya inovasi di bidang teknologi
memerlukan
pada
tepat guna khususnya dalam berbudidaya
komoditi ini. Di saat inilah terjadi
tanaman padi, meningkatkan pendapatan
ketimpangan antara
petani melalui peningkatan produktifitas
perhatian
lebih
permintaan beras
dalam
rangka
program
ketahanan
pangan.
dengan produksi padi yang masih rendah.
komoditi
Solusi
motivasi dan support bagi para petani
yang
meningkatkan
terbaik
adalah
produksi
dengan
dalam
negeri
setempat,
melalui teknik budidaya padi metode SRI2
terhadap
(Sustainable Rhizosphere Improvement
menumbuh
Innovations).
SRI2
beras, mampu menjadikan
menghindari ketersediaan
ketergantungan pupuk
kembangkan
buatan,
sains
dan
(Sustainable
pemberdayaan petani serta mengelola air
Rhizosphere Improvement Innovations)
irigasi secara hemat sehingga tepat guna
adalah teknik budidaya tanaman padi yang
dan berhasil guna.
mampu meningkatkan produktivitas padi
Perumusan Masalah
dengan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
cara
mengubah
pengelolaan
tanaman, tanah, air dan unsur hara
ramah
dan didukung oleh beberapa teori, maka
Metode SRI2 adalah metode yang
perumusan masalah yang dikemukakan
lingkungan
oleh peneliti adalah
sekaligus
mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas 1.
Sejauh mana teknik budidaya padi SRI2
dimana peningkatan produksi tanaman
(Sustainable Rhizosphere Improvement
padi akan turut meningkatkan pendapatan
Innovations)
petani dan kenaikan harga pangan yang
macam pola tanam berbeda
terjadi
untuk 2.
Bagaimana penggunaaan vermicompost
bahan
(kascing)
membutuhkan
meningkatkan
solusi
produktivitas
pangan. Maksud dari kegiatan aplikasi 2
budidaya tanaman padi metode SRI ini secara
umum
pemberdayaan
adalah di
tumbuhnya
kalangan
petani
sehingga menjadi petani ahli yang mandiri yang mempunyai daya tawar atas jerih payahnya
serta
mengembalikan
citra
apabila
dapat
diterapkan
pada
mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil tanaman. Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman padi menggunakan teknik SRI2 yang ditanam pada pola tanam berbeda dengan menggunakan vermicompost.
Indonesia sebagai Negara Agraris, secara 58
METODE PENELITIAN
: panjang akar (dimulai saat 10 hst dengan
Penelitian ini menggunakan Rancangan
interval 2 minggu sekali) dan panen.
Acak Kelompok (RAK) non faktorial
pengamatan
dimana
merusak) yaitu tinggi tanaman dan jumlah
perlakuannya
adalah
sebagai
berikut :
non
destruktif
(tidak
anakan (dimulai saat 10 hst dengan
A. Pemberian kascing +mikoriza pada pola
interval 2 minggu sekali)
tanam 30 x 30 cm dengan SRI2 umur bibit 10 hss
Hasil dianalisa
B. Pemberian kascing +mikoriza pada pola tanam 30 x 30 cm dengan Konvensional
dari
data
menggunakan
pengamatan analisys
of
varians (Anova) dan apabila terdapat beda nyata maka diuji dengan BNT 5%.
umur tanam 10 hss C. Pemberian kascing +mikoriza pada pola tanam
Jajar
legowo
40
x
25
cm
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Anakan
Konvensional umur tanam 10 hss
Dari data menunjukkan bahwa
D. Pemberian kascing +mikoriza pada pola
pertumbuhan anakan bisa dipengaruhi
tanam Jajar legowo 40 x 25 cm SRI2 umur
oleh jarak tanam setiap perlakuan, dan
tanam 10 hss
dari hasil analisa didapat hasil yang
E. Pemberian kascing +mikoriza pada pola
berbeda nyata dimulai umur 40 hst dimana
tanam Jajar legowo 40 x 25 cm SRI2 umur
perbedaan
tanam 5 hss
mencolok bisa dilihat dari data diatas.
F. Metode konvensional pola tanam jajar
setiap
Disini
perlakuan
mempengaruhi
mulai
juga
legowo 40 x 25 cm umur 20 hss (semua
populasi setiap tanaman dilihat dari jarak
konvensional)
tanam yang dipakai dan semakin lebar
Masing-masing
perlakuan
diulang
jarak tanam semakin banyak populasi
sebanyak 3 kali sehingga terdapat 18
anakan
tanam
juga
perlakuan.
mempengaruhi jumlah anakan.
Peran
Pengamatan.
mikoriza dan kascing disini sangat berarti
Pengamatan
terdiri
dari
bagi
dan
umur
pertumbuhan
anakan,
dimana
pengamatan destruktif dan non destruktif.
pertumbuhan semakin cepat dan anakan
pengamatan destruktif (merusak) meliputi
semakin banyak.
59
Tabel 1. Rata-Rata dan Notasi Jumalah Anakan
A 2 a 7,3 a 11 ab 18 c 21 bc 22 b 22 b 21 b B 3,3 ab 7 a 9 a 12 a 13 a 14 a 14 a 14 a C 4,3 b 7,7 a 10 a 20 c 20 bc 16 a 15 a 18 b D 2 a 7,7 a 8,7 a 17 b 18 b 20 b 21 b 22 c E 2,7 a 8 a 8,7 a 15 a 19 bc 26 c 30 c 24 c F 6,3 c 6,3 a 9,3 a 13 a 15 a 14 a 30 c 12 a BNT 5% 0,78453 2,78164 2,31593 3,67977 3,40681 3,38090 3,63167 3,13812 Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang sama tidak menunjukkan beda nyata pada BNT 5%.
Analisis
menunjukkan
bahwa
proses
pertumbuhan
tanaman
rata rata
as i
90hst No t
No t
rata rata
as i
80hst
as i
rata rata
No t
rata rata
70hst
as i
60hst No t
rata rata
as i
50hst No t
as i
rata rata
No t
No t
rata rata
40hst
as i
30hst
as i
rata rata
No t
No t
rata rata
20hst
as i
Pe rla ku an
10hst
22 c 11 a 18 b 21 c 26 d 13 a 2,60199
secara
interaksi perlakuan jarak tanam, mikoriza,
maksimal. Kandungan unsur hara yang
vermicompost, dan MOL berpengaruh
cukup dari pupuk cair MOL mampu
nyata terhadap parameter jumlah anakan
meningkatkan jumlah anakan produktif.
produktif,
dalam
Jumlah anakan produktif berpengaruh
juga
terhadap produksi gabah yang dihasilkan.
anakan
Dengan jumlah anakan produktif yang
produktif. Hal ini memungkinkan dengan
banyak maka malai yang dihasilkan akan
semakin
semakin banyak, yang pada akhirnya akan
selain
berperan
pertumbuhan
vegetatif tanaman,
berpengaruh
terhadap
tingginya
didalam tanah
jumlah
kandungan
unsur
maka jumlah anakan
meningkatkan produksi gabah.
produktif juga semakin banyak.
Penambahan jumlah anakan terjadi
Berdasarkan hasil uji jarak tanam, umur
terlihat
bahwa
E
umur tanaman 10 hari setelah tanam
memberikan jumlah anakan terbanyak
sampai umur tanaman 60 hari setelah
mulai umur 60 hst dengan 26 anakan, 70
tanam, setelah mencapai jumlah batang
hst dengan 30 anakan, 80 hst dengan 24
maksimum, pada fase berikutnya beberapa
anakan, 90
batang akan mati dan jumlah batang
hst
perlakuan
pada fase vegetatif aktif yaitu pada saat
dengan 26
anakan.
Diikutidengan perlakuan A dengan jumlah
keseluruhan akan berkurang.
anakan mulai umur 60 hst dengan 22
Pembentukan oleh
batang
juga
beberapa
faktor
anakan, 70 hst dengan 22 anakan, 80 hst
dipengaruhi
dengan 21 anakan, 90 hst dengan 22
lingkungan seperti jarak tanam, radiasi
anakan.
matahari, hara mineral, dan berbagai cara
Dengan tersedianya pupuk kascing
budidaya termasuk pengaturan sistem
(vermicompost) dari bahan organik yang
irigasi. Jumlah anakan yang tumbuh pada
cukup akan memacu
fase
vegetatif
perlu
dibatasi
untuk 60
memperoleh produktifitas yang tinggi.
Tinggi Tanaman
Untuk membatasi jumlah anakan dapat dilakukan
dengan
mengelola
Tinggi
sistem
tanaman
menunjukkan
perbedaan signifikan pada perlakuan E
pengairan yang tepat dengan memutus
umur
siklus pertumbuhan anakan pada masa
sedangkan pada perlakuan E dan C
tertentu
dengan ketinggian mulai 35, 49, sampai
dengan
memaksimalkan
tujuan
jumlah
untuk
malai
sesuai
10hst,
20hst,
sampai
30hst
74 karena masa itu fase vegetatif
anakan.
sudah
berakhir
dan
menuju
fase
generative dimana tanaman menunjukkan tinggi tanaman yang relative sama.
Tabel 2. Rata-Rata dan Notasi Tinggi Tanaman
A B C D E F BNT 5%
31 b 31 b 31 b 29 b 35 c 24 a 3,67810
44 a 39 a 42 a 41 a 49 b 45 a 8,11795
64 b 83 a 63 b 89 a 66 b 91 b 61 b 84 a 74 c 77 a 53 a 78 a 6,64671 13,70940
101 b 92 a 93 a 94 a 84 a 90 a 13,52184
123 b 106 a 104 a 103 a 104 a 97 a 13,97633
120 b 119 b 97 a 117 b 115 b 93 a 14,61760
120 a 110 a 144 b 116 a 114 a 122 a 25,15874
as i
rata rata
No t
rata rata
90hst
as i
80hst No t
as i
rata rata
No t
as i
rata rata
70hst
No t
rata rata
60hst
as i
50hst No t
rata rata
as i
40hst No t
rata rata
as i
30hst No t
rata rata
as i
20hst No t
as i
rata rata
No t
Pe rla
ku an
10hst
123 a 112 a 115 a 122 a 123 a 117 a 5,99676
Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang sama tidak menunjukkan beda nyata pada BNT 5%.
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman
yang
baik
dari awal penanaman sampai berakhirnya
maupun
fase generatif. Laju penambahan tinggi
sebagai parameter yang digunakan untuk
tanaman yang paling cepat terjadi pada
mengukurpengaruh
fase
sebagaiindikator
sering
diamati
tinggi tanaman akan berlangsung terus
pertumbuhan
lingkungan
atau
vegetatif.
Jika
pada
fase
ini
perlakuan yang diterapkan. Gambar 4.3
kebutuhan semua syarat tumbuh terpenuhi
berikut memperlihatkan bahwa keenam
maka
Perlakuan terus mengalami peningkatan
berlangsung
tinggi rumpun sampai umur 70 HST lalu
nitrogen bermanfaat untuk pertumbuhan
cenderung mendatar sampai umur 90 HST
vegetatif tanaman yaitu pembentukan sel-
Pertumbuhan tinggi tanaman erat kaitannya dengan kandungan Nitrogen
sel
pertumbuhan
baru
optimal
seperti
tanaman
akan
dimana
unsur
daun,
cabang
dan
mengganti sel-sel yang rusak.
yang dapat diserap tanaman. Penambahan 61
Fase vegetatif merupakan fase
pemberian
mikoriza,
kascing
dan
yang mencakup tahap pemulihan, dan
molterlihat bahwa dari umur 10 - 50 HST
pembentukan akar, tahap pertumbuhan
peningkatan panjang akar cukup tajam
anakan
lalu pada umur 60 - 90 HST laju
maksimum
serta
pertunasan
efektif. Unsur hara yang cukup serta
peningkatan panjang akar lambat.
faktor tumbuh lainnya diperlukan pada
Bahwa
respon
genetis
setiap
fase ini untuk perkembangan akar-akar
petakan berbeda terhadap penyerapan
baru. Kekurangan unsur hara juga faktor
unsur hara dan laju pertumbuhan akar
tumbuh seperti cahaya dan air fase ini
dianggap makin berkurang dengan makin
akan menyebabkan pertumbuhan yang
dewasanya tanaman. Penurunan kerapatan
tidak optimal dan hambatan pertumbuhan
akar selama pengisian biji pada studi
anakan
tersebut secara fisiologis sangat penting,
sehingga
mengakibatkan
penurunan hasil.
dimana penuaan bagian-bagian vegetatif
Panjang Akar
dan
Setiap perlakuan memberikan respon pertumbuhan
akar
tidak
asimilasi
ke
mineral
buah
serta
hasil
merupakan
sebab
jauh
berkurangnya pertumbuhan akar. Selain
berbeda.Berpengaruh karena adanya jarak
itu, hilangnya akar berarti hilangnya ujung
tanam untuk populasi perluasan, semakin
akar yang baru dan hilangnya aktivitas
lebar jarak tanam atau populaisi sedikit
merismatik akar yang menurunkan ekspor
semakin panjang.
sitokinin dari akar ke pucuk, dimana
Semakin
yang
redistribusi
sedikit
penyebaran
penurunan
oktimal, hal ini dipengaruhi oleh juga oleh
sitokinin
merupakan
mekanisme perantara proses penuaan.
Tabel 3. Rata-Rata dan Notasi Panjang Akar
1,33995
4,59986
a a b
a
4,36304
b
b
4,12968
23,7 15,7 15,7 25 28,6 19,8
b
a b b
b b
3,95990
25 17 20,5 25,3 29,3 19,7
c
a b c d
a
rata rata
28,7 17,3 22,7 29,3 30,3 19
3,36996
as i
b a a b
90hst No t
22,7 22,3 18,5 26 25,7 26
rata rata
as i
a
80hst No t
b
rata rata
as i
26,1 23,5 21,8 22,6 24,3 19,6
70hst No t
b a a a a a
rata rata
as i
27,3 21,7 22,6 22,8 22,9 20,7
60hst No t
b b b b b a
4,09386
as i
19,4 18,5 18,6 18,1 20,3 13,5
rata rata
No t
as i
a b a a a a
2,75656
rata rata
50hst
No t
14 15,8 12,6 14,8 15 13,4
as i
a b b b b c
40hst
No t
6,6 9,2 9,1 8,6 8,2 10,5
rata rata
as i
rata rata
30hst
No t
as i
A B C D E F BNT 5%
rata rata
20hst
No t
Pe rla
ku an
10hst
c
a b c c
a
2,66460
Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang sama tidak menunjukkan beda nyata pada BNT 5%.
62
Analisis
ragam
menunjukkan
bahwa
tidakmengalami
pertumbuhan
batang
interaksi perlakuan umur tanam dan jarak
selama perkembangan vegetatif dan lebih
tanam (E) berpengaruh sangat nyata
menyukaipembagian ke daun dan akar.
terhadap parameter panjang akar. Hasil sidik
ragam
perlakuan
menunjukkan
Perlakuan
E
bahwa
memberikan
Fase vegetatif merupakan fase berikutnya
setelah
mencangkuptahap
tanam, pemulihan,
yang dan
panjang akar tertinggi sebesar 33,3 cm
pembentukan akar, tahap pertumbuhan
pada umur 90hstnamun berpengaruh tidak
anakan maksimum sertapertunasan efektif
nyata terhadap perlakuan D sebesar 29,3
dan pertunasan tidak efektif.
cmdan perlakuan A sebesar 28,7 cm pada
Unsur hara yang cukup serta
umur 90hst. Perlakuan C berpengaruh
faktortumbuh lainnya diperlukan pada
tidak nyata terhadap perlakuanB dan F.
fase ini untuk perkembangan akar-akar
Perlakuan
panjang
baru.Kekurangan unsur hara juga faktor
akarterendah adalah perlakuan B sebesar
tumbuh seperti cahaya dan air fase ini
17,3cm.
akanmenyebabkan
yang
Sepanjang vegetatif,
akar,
memberikan
pertumbuhan
tidak bagus dan hambatan pertumbuhan
daun
dan
batang
anakansehingga
pemanfaatan
penurunan hasil.
yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi.
ini
dapat
mempengaruhi
mengakibatkan
Berat Basah
Proporsi hasilasimilasi yang dibagian ke organ
yang
masa
merupakandaerah-daerah
tiga
pertumbuhan
Perlakuan pada petakan C sampai umur
40
HST
masih
menunjukkan
pertumbuhan tanamandan produktivitas.
penambahan berat yang bagus, karena
Penginvestasian
ke
spece ruang untuk menyerap unsur hara
perkembangan luas daun yanglebih besar
lebih banyak dan unsur hara yg tersedia
berakibat penyerapan cahaya yang lebih
lebih banyak karena di beri perlakuan
besar
daun
kascing (vermicompost). Setelah umur
nutrea,
50hst maka perlakuan E menunjukkan
sehingga investasi dalam pertumbuhan
sefnifikan hal ini fase itu tanaman masuk
akar juga perlu.
fase generatif memerlukan unsur hara
pula.
jugamembutuhkan
Beberapa
hasil
asimilasi
Namun, air
dan
tanaman
budidaya,
seperti kebanyakan rumput, pada dasarnya
yang banyak dalam membatu dalam fotosintesis.
63
Tabel 4. Rata-Rata dan Notasi Berat Basah
A B C D E F BNT 5%
1,8 a 2,8 a 4,1 b 2 a 3,4 b 3,3 b 1,15654
11,7 a 16,7 b 18,3 b 10,3 a 15,3 b 6,7 a 5,94529
35,3 a 43,7 a 62 b 33,7 a 46 b 28,3 a 17,02112
147 a 177 a 259 b 168 a 152 a 190 a 67,85550
299 b 175 a 243 a 201 a 240 a 223 a 91,05036
281 b 266 b 211 a 240 b 290 b 150 a 84,55756
311 b 207 a 193 a 237 a 303 b 230 a 89,60041
369 c 257 a 262 a 246 a 316 b 218 a 48,91663
as i
rata rata
No t
No t
rata rata
90hst
as i
80hst
as i
rata rata
as i
rata rata
70hst No t
60hst No t
rata rata
as i
50hst No t
as i
rata rata
No t
as i
rata rata
40hst
No t
as i
rata rata
30hst
No t
as i
rata rata
20hst
No t
Pe rla ku an
10hst
340 c 192 a 263 b 235 a 224 a 240 a 57,63643
Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang sama tidak menunjukkan beda nyata pada BNT 5%.
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
nitrogen memperbesar ukuran butir dan
interaksi
meningkatkanpersentase
antara
berpengaruh
Kascing
sangat
dan
nyata
MOl
protein
dalam
terhadap
biji. Mol merupakan pupuk organik cair
parameter berat segar tanaman. Tabel
yang mampumenyediakan nitrogen yang
4.7berikut memperlihatkan bahwa pada A
tinggi
(30x30) rata-rata berat segartanaman yang
makanya.
tertinggi pada umur 90 HST diperoleh
menunjukkan bahwa pemberian pupuk
pada perlakuan sebesar 340 grdiikuti
organik cair melalui daunmemberikan
petakan C sebesar 263 gr, petakanF
pertumbuhan dan hasil daun yang lebih
sebesar 240 gr, petakan D sebesar 235 gr,
baik daripada pemberian melalui
petakan E sebasar 224 gr, dan yang
tanah.
dan
terendah pada petakan B yaitu sebesar 192 gr.
oleh
mudah
diserap
Dari
beberapapenelitian
Dalam hal hasil panen, pembagian hasil
asimilasi
sangat
Berat segar tanaman dipengaruhi
fasepertumbuhan
variabel
reproduktif.
pengamatan
lainnya
tanaman
penting
vegetatif
Pembagian
pada
maupun
selama
fase
sepertitinggi tanaman, jumlah jumlah
vegetatif
akanmenentukan
luas
daun
anakan, panjang akar dan jumlai malai.
terakhir,
perkembangan
akar
dan
Semakin
percabangan.
besarvariabel
pengamatan
tersebut maka berat segar tanaman akan
dalam
semakin tinggi.
periode
Salah satu faktor yang menentukan barat
gabah
nitrogendalam
adalah tanah
kandungan dan
jaringan
tanaman. bahwapada tanaman padi-padian
Investasi
pertumbuhan
hasilasimilasi
tanaman
selama vegetatif
menentukanproduktivitas perkembangan
pada
berikutnya,
tingkat termasuk
jumlah biji tepatsebelum antesis. Hasil asimilasi
dapat
didistribusikan
dari 64
fotosintesis
daun
saatsekarang,
banyak
sampai
bulir-bulir
fotosintesis bagian-bagian yang bukan
memperlihatkantanda-tanda
daun dan remobilisasi dari hasilasimilasi
suatu pertanda bahwa tanaman mulai
cadangan.
masak.
Bahwa pada saat tanaman beralih dari
fasevegetatif
ke
fase
menguning,
Berat Kering Oven Tanaman
generatif,
Bahan kering tanaman adalah bahan
kebutuhan tanaman akan air akan tinggi
tanaman
sekali, yang manadisebabkan daun-daun
terkandung didalamnya dihilangkan. Berat
tanaman
telah
maksimal.
mencapai
setelah
seluruh
air
yang
lebar
yang
brangkasan sangat ditentukan oleh hasil
Denganmeningkatnya
lebar
fotosintesis
daun-daun maka penguapan atau respirasi
kering
akan
penyerapan
meningkat
puladan
untuk
tanaman.
tanaman
Produksi
berat
tergantung
dari
oleh
hara
tanaman,
menghindarkan bulir-bulir yang semuanya
penyinaran matahari dan pengambilan
atau sebagian besar hampa atausteril,
karbondioksida dan air.
maka tanaman memerlukan air yang
Tabel 5. Rata-Rata dan Notasi Berat Kering Oven Tanaman
A 0,3 a 3,2 b 5,7 a 50 b 72 b 86 b 90,7 c 96,3 d B 0,4 a 1,8 a 9,3 b 56,3 b 34 a 57,7 a 45,3 a 58,7 a C 0,7 b 1,5 a 17,3 c 77,3 c 45 a 72,7 b 58,3 a 71,3 c D 0,4 a 1,2 a 6 a 52,7 b 51 a 65,7 b 68,7 b 70,3 c E 0,5 a 1,1 a 7,3 a 40 b 58,3 a 67,7 b 57,7 a 62,3 b F 0,4 a 0,7 a 2,7 a 15,7 a 43,3 a 40,3 a 60,3 a 56,3 a 1,87984 5,80310 30,52905 24,80546 22,01681 17,89494 9,73124 BNT 5% 0,26291 Ket : Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang sama tidak menunjukkan beda nyata pada BNT 5%.
rata rata
as i
90hst No t
rata rata
as i
80hst No t
rata rata
as i
70hst No t
rata rata
as i
60hst No t
rata rata
as i
50hst No t
rata rata
as i
40hst No t
rata rata
as i
30hst No t
rata rata
as i
20hst No t
as i
rata rata
No t
Pe rla ku an
10hst
85 c 48,7 a 92,7 c 71,7 b 59,3 b 61,7 b 10,45853
65
Rata-rata semua varietas menunjukkan
pertumbuhan
respon peningkatan berat kering sampai
panjang akar dan jumlah anakan.
umur 70 HST lalu mendatar sampai 90
Saran:
HST.
adanya
Perlu adanya penelitian lanjutan tentang
perbedaan laju pertumbuhan selama
dosis yang optimal dalam penerapan
daur hidup tanaman. Fase ini diikuti
vermicompost dan mikorhiza.
oleh
Hal
ini
suatu
disebabkan
laju
tanaman
merupakan
budidaya. Faselinier
kelanjutan
berikutnya
selama periode yang relatif panjang, selama ini terjadi penambahan berat kering dengan laju yang konstan. Pada tegakan tanaman budidaya, fase linier merupakan
khususnya
pertumbuhan
eksponensial yang relatif pendek dalam tajuk
tanaman
pernyataan
dari
laju
pertumbuhan tanaman budidaya(crop growth rate = CGR).
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2005. Padi. http://PadiWikipedia Indonesia.htm. Anonymous. 2008. Syarat Tumbuh Tanaman Padi. http://PadiDipertan’s Blog. Girisonta 1990. Budidaya Tanaman padi. Penerbit Kanasius. Hakim, dkk 1986. Morfologi Tanaman. Penerbit Kanasius Hardjowigeno,s., dan Rayes M.L 2005. Tanah Sawah, Banyumedia, Malang
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengamatan dan analisa data
Prabowo, Abror Yudi. 2007. Budidaya Padi. http://Padi-Bloggertemp.
dapat disimpulkan : a. Pengamatan
jumlah
anakan
dan
panjang akar pada perlakuan E
Satia. 2009. Morfologi Tanaman Padi. http://Padi-Hirupbagja’s Blog.
menunjukkan hasil yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan lain. b.
Pengamatan
tinggi
tanaman
pada
perlakuan C menunjukkan signifikan disbanding
dengan
perlakuan
lain
sampai umur 80 HST setelah itu tidak signifikan. c.
Pemberian vermicompost memberikan pengaruh
signifikan
terhadap
Siregar, H 1981. Budidaya tanaman Padi di indonesia. Sastra Hudaya, Bogor Subiksa, 2002. Peran mikoriza, Penebar Swadaya. Jakarta Sutaryat, A. 2008. Sistem Pengelolaan Pertanian Ramah Lingkungan dengan Metode System of Rice Intensification (S.R.I.). http://www.diperta.Jabarprov.go.i
66
d/data/arsip/Tantangan Dan Peluang SRI. pdf. [23/10/2009]. Suswadi dan Suharto, I. 2011. Pembelajaran Penerapan SRI (System of Rice Intensification) di Lahan Tadah Hujan di Kabupaten Boyolali. LSK Bina Bakat Surakarta dan VECO Indonesia. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta. Suprihatmo, B., A.A, Daradjat, Satoto, Baehaki, N. Widiarta, A. Setyono, S.D. Indrasari, O.s. Lesmana, H. Sembiring. 2007. Deskripsi Varietas Padi.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Pennelitian Tanaman Padi. SukamandiSubang, Jawa Barat. Suryanata, Z. D. 2007 Pengembangan System of Rice Intensification, Sistem Budidaya Padi Hemat Air Irigasi dengan Hasil Tinggi. Prosiding Kongres IX Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI).Bandung, 15-17 November 2007
67