Optimalisasi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Pasuruan L. Setyobudi Divisi Pendidikan Entrepreneurship Universitas Brawijaya
28 Mei 2012
Issue dan Permasalahan Pengembangan Kawasan Perdesaan • UU No. 24/ 1992: pentingnya penegasan terhadap “kedudukan” kawasan perdesaan (fungsi dan peran kawasan perdesaan) • Laju pertumbuhan perekonomian tinggi memunculkan ketimpangan kesenjangan kawasan perdesaan dan perkotaan (Kemiskinan, Pengangguran, Indeks HRD)
• Pendekatan yang dilaksanakan mengakibatkan urban bias • Proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin mendesak produktifitas pertanian. • Pengembangan kawasan agropolitan merupakan alternatif pembangunan perdesaan melalui urban-rural linkages untuk mencegah urban bias • RTRWN sebagai kesepakatan bersama pengaturan wilayah nasional merupakan acuan pengembangan kawasan agropolitan.
Issue dan Permasalahan Pengembangan Kawasan Perdesaan (lanjutan) • Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia memunculkan kerisauan terjadinya keadaan “rawan pangan” • Lemahnya dukungan ekonomi makro seringkali menghambat pembangunan perdesaan • Rendahnya produktifitas pertanian, sistem pemasaran, dan kualitas lingkungan permukiman serta kelembagaan yang tidak kondusif.
Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kab. Pasuruan 9 Pasuru SK. Gub No. 520/10269/201.2/2006 - Kec. Tutur Kapuk randu, an Penetapan Lokasi tgl 30 Agst. 2006 Apel, Padi, Jagung, SK. Penetapan No. Kec. Lokasi 500/544/HK/424.022/2006 - Purwodadi Kedelai, Tebu, tgl 19 Juni 2006 Kec. Puspo Kenanga, Srt. Permohonan No. 050/ 562/ 424.087/ 2006 - Kec. Tosari Durian, Kec. Kejayan Kentang, Kubis, Kpd Gub. tgl 28 Juli 2006 Paprika, Sapi SK. POKJA No. Perah. 500/545/HK/424.022/2006 - Kec. Wonorejo tgl 19 Juni 2006
DESA: • 6 (Purwodadi,Klangrong,Palang Sari,Tosari,Blarang,Wonorejo)
Peta Agropolitan Pasuruan
Komoditas Unggulan & Potensial Produksi
Jml Produksi
Status Produksi
Lihat Estimasi
Kentang
0 Ton/tahun
Non Unggulan
Detail
Padi
811516 Ton/tahun
Unggulan
Detail
Kedelai
27070 Ton/tahun
Unggulan
Detail
Tebu
0 Ton/tahun
Non Unggulan
Detail
Jagung
56869 Ton/tahun
Unggulan
Detail
Apel
0 Ton/tahun
Non Unggulan
Detail
Durian
0 Ton/tahun
Non Unggulan
Detail
Kol / Kubis
0 Ton/tahun
Non Unggulan
Detail
Sapi Perah
18619 Liter/hari
Unggulan
Detail
Kapuk Randu
0 Ton/tahun
Unggulan
Detail
Kenanga
0 Pohon
Non Unggulan
Detail
Paprika
0 Ton
Non Unggulan
Detai
SARANA DAN PRASARANA • • • •
Jalan poros desa dan jaringan irigasi Pasar Daerah, Pasar hewan, Koperasi Pusat pembenihan kentang Pengolah gandum, dan pengolah jagung (silo jagung)
Studi yang pernah dilakukan KONSEP PEMBANGUNAN AGROPOLITAN TOSARI-NONGKOJAJAR KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR
Oleh Tim Ahli Interdiscipline PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JUNI 2004
Agropolitan Master Plan Concept 1. Determining the agropolitan center which is functioning as: (Douglas, 1998) 2. Determining the development area units which is functioned as: (Douglas, 1998) 3. Determining priority sector: (Douglas, 1998) 4. Infrastructure system support
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN Meningkatkan Daya Guna Lahan Secara Berkelanjutan Sumberdaya dan Asset
Dimensi Ekologi
Ekologi
Ekonomi
Status Keberlanjutan
Prospek Jangka Panjang
Dimensi Sosial Budaya
Sosial Budaya
Keberlanjutan Manfaat
Dimensi Ekonomi
Infrastruktur Teknologi
Analisis Keberlanjutan (Multi Dimensional Scaling)
Hukum Kelembagaan
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DPP
PASAR/ GLOBAL :
DPP
DPP
Penghasil Bahan Baku Pengumpul Bahan Baku Sentra Produksi Kota Kecil/Pusat Regional
DPP = Desa Pusat Pertumbuhan
Kota Sedang/Besar (outlet) Jalan & Dukungan Sapras Batas Kws Lindung, budidaya, dll Batas Kws Agropolitan
Keterkaitan Pusat Agropolitan dengan Sistem Pusat Nasional, Propinsi, dan Kabupaten www.4shared.com/office/.../ agro_unibraw . ht ... Kawasan 1
Jalan Nasional
Kawasan 2
Jalan Propinsi
Jalan Propinsi
Jalan Kabupaten
Jalan Kabupaten
Keterangan : Pusat Kegiatan Nasional
Jalan Lokal
Jalan Lokal Pusat Kegiatan Wilayah Pusat Kegiatan Lokal Pusat Agropolitan
PERENCANAAN
Pengembangan Kawasan Agropolitan Meningkatkan Daya Guna Lahan Secara Berkelanjutan • Sumberdaya dan Asset • Propek Jangka Panjang • Keberlanjutan Manfaat
ORGANIZING • Dimensi Ekologi
CONTROLING
• Dimensi Sosial-Budaya • Dimensi Ekonomi
Status Keberlanjutan
ACTUATING • Ekologi • Ekonomi • Sosial Budaya • Infrastruktur Teknologi • Hukum Kelembagaan
EVALUATING Analisis Keberlanjutan (Multi Dimensional Scaling)
Agropolitan Planning Stage 1. Early development stage (Facility) 2. Second stage is to develop spatial master plan and to build management organization structure based on the requirements. 3. Third stage is the reinforcement of human resources and institution to avoid the added value flowing out from the area
Atribut Keberlanjutan Dimensi Ekologi 1. Status kepemilikan lahan usaha tani 2. Frekuensi kejadian kekeringan 3. Frekuensi kejadian banjir 4. Pencetakan lahan baru oleh pemerintah 5. Intensitas konversi lahan pertanian 6. Kondisi sarana jalan usahatani 7. Kondisi sarana jalan desa 8. Produktivitas usahatani 9. Penggunaan pupuk 10.Kegiatan perladangan berpindah/Pola tanam
Atribut Keberlanjutan Dimensi Ekonomi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jumlah pasar Pemasaran produk pertanian Persentase penduduk miskin Harga komuditas unggulan Jumlah tenaga kerja pertanian Kelayakan usahatani Jenis komuditas unggulan Kontribusi produk pertanian terhadap Pendapatan Produk Domestik Bruto (PDRB) 9. Tingkat ketergantungan konsumen 10.Keuntungan usaha tani
Atribut Keberlanjutan Dimensi Sosial Budaya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tingkat pendidikan formal masyarakat Tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian Jarak permukiman ke kawasan usahatani Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pertanian Jumlah desa dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian Peran masyarakat adat dalam kegiatan pertanian Pola hubungan masyarakat dalam kegiatan pertanian Akses masyarakat dalam kegiatan pertanian Persentasi desa yang tidak memiliki akses penghubung
Atribut Keberlanjutan Dimensi Infrastruktur dan Teknologi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ketersediaan basis data pertanian Tingkat penguasaan teknologi pertanian Dukungan sarana prasarana umum Dukungan sarana prasarana jalan Standarisasi mutu produk pertanian Tingkat penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) 7. Ketersediaan industri pengolahan pertanian 8. Ketersediaan teknologi informasi 9. Penerapan sertifikasi produk pertanian
Atribut Keberlanjutan Dimensi Hukum dan Kelembagaan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
Keberadaan balai Penyuluh Pertanian (BPP) Keberadaan lembaga sosial Keberadaan Lembaga Keuangan mikro (LKM) Keberadaan Lembaga Kelompok Tani (LKT) Mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan agropolitan Ketersediaan peraturan perundang-undangan pengembangan kawasan agropolitan Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah Ketersediaan perangkat hukum adat/agama Perjanjian kerjasama dengan kawasan sejenis lainnya
Dilihat dari sudut pandang Manajemen & Entrepreneurship
PERENCANAAN
Pengembangan Kawasan Agropolitan Meningkatkan Daya Guna Lahan Secara Berkelanjutan • Sumberdaya dan Asset • Propek Jangka Panjang • Keberlanjutan Manfaat
ORGANIZING • Dimensi Ekologi
CONTROLING
• Dimensi Sosial-Budaya • Dimensi Ekonomi
Status Keberlanjutan
ACTUATING • Ekologi • Ekonomi • Sosial Budaya • Infrastruktur Teknologi • Hukum Kelembagaan
EVALUATING Analisis Keberlanjutan (Multi Dimensional Scaling)
Renstra Agropolitan • Pengembangan Kawasan Agropolitan Meningkatkan Daya Guna Lahan Secara Berkelanjutan – – – – –
Sumberdaya dan Asset Propek Jangka Panjang Keberlanjutan Manfaat Infrastruktur Teknologi Hukum Kelembagaan
Adakah Organizing Program Agropolitan telah sesuai dengan Perencanannya? • Dimensi Ekologi • Dimensi Ekonomi • Dimensi Sosial-Budaya • Dimensi Infrastruktur dan Teknologi • Dimensi Hukum dan Kelembagaan
Implementasi Program Saat Terkini sebagai Benchmarking Program Apakah Rencana Aksi (ACTION PLAN) telah sejalan dengan setiap atribut di masingmasing dimensi program menuju agropolitan?
BILA SUDAH……..LALU APA? BILA BELUM ………. LALU APA?
Optimalisasi Program dan Implementasinya • Apakah sudah ada program aksi untuk masing-masing dimensi, yang berbasis pada konsep entrepreneurship (HOW) • Studi Banding ke daerah yang sama (Tenggalek dan Pamekasan) untuk memotivasi pelaksanaan program
GAMBARAN BESAR AGROPOLITAN EKONOMI
HUKUM & KELEM BAGAAN
SOSIAL
AGRO POLI TAN
INFRA STRUK TUR & TEKNO LOGI EKOLOGI
INSTRUMEN PERTUMBUHAN KAWASAN/AGROPOLITAN ENTREPRENEUR
ENTREPRENEURSHIP
INKUBATOR PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP
Inkubasi….?
Apa harus hightech…?
Ide
Pendidikan Entrepreneurship
Mandiri
diklat
Entrepreneur
Business Plan
Unit Bisnis
Inkubator Entrepreneurship
Inkubasi (max 2 tahun) 3/13/2011
LSB SHARING IISP JAK
32 32
Apakah Inkubator Bisnis? Adalah suatu alat/instrumen pembangunan ekonomi yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan kewirausahaan melalui serangkaian dukungan sumber daya bisnis dan jasa.
MISI • Mendukung bisnis kecil dan menengah yang inovatif dan berorientasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di kawasan/wilayah regional. • Merangsang/mempercepat proses transfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi hasil penelitian dari Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian ke stakeholder.
Tujuan/Sasaran/Goal • Tujuan utama Sebuah inkubator bisnis adalah untuk menghasilkan entrepreneur/perusahaan sukses melalui program yang layak secara finansial dan mandiri. • Contoh: – Merangsang pengembangan 'UKM di kawasan regional. – Menciptakan lingkungan bisnis yang nyaman bagi startup. – Menghasilkan bisnis yang layak dan mandiri ketika mereka meninggalkan inkubator (Graduate). – Merangsang kewirausahaan berbasis IPTEK. – Merangsang penciptaan bisnis baru dan pekerjaan, dll
Dukungan Entrepreneurship dalam Inkubator Bisnis Sewa gedung di bawah kondisi yang menguntungkan
Jaringan (benchmarking, broker event, dll.) Dukungan Manajemen Pelatihan
Konsultasi Seminars
Teknologi Bantuan Hukum
Akses Dana
Tahapan Pembentukan INBIS 2. Tahap Pembentukan
1. Tahap Persiapan • Evaluasi diri • Perencanaan partisipatif • Lokakarya manfaat INBIS
5. Tahap Evaluasi • Evaluasi kinerja sesuai tolok ukur keberhasilan INBIS • Akuntabilitas Keuangan • Dampak internal dan eksternal
4. Tahap Implementasi • Jenis Inkubasi dan Layanan • Proses Inkubasi: • Penetapan calon tenant • Evaluasi Tenant • Penilaian ide Bisnis • Keyakanan Bisnis Plan • Tahapan Inkubasi • Ukuran Keberhasilan
• Identifikasi pakar • Penyusunan organisasi/ reorganisasi pengelola • Pelatihan calon pengelola • Penyusunan rencana kerja • Lokakarya rencana kerja
3. Tahap Sosialisasi • • • • • • •
Prinsip Dasar Kesiapan Utama Kesiapan Pendukung Indepth Evaluasi Analisis Internal Analisis Eksternal Sosialisasi Internal
38
Tahapan Inkubasi Calon Bisnis Tahap Persiapan (Pra Inkubasi)
Penyusunan Perencanaan Operasional (Pra Inkubasi)
Inkubator Bisnis
Tahap Penumbuhan (Inkubasi Ketat) Tahap Pengembangan (Inkubasi Longgar)
Tahap Kemandirian (Pelepasan inkubasi) 39
Optimalisasi dengan spirit 7 BUDI UTAMA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Keutamaan Jujur Indahnya Tanggung Jawab Dahsyatnya Manusia Visioner Jalan Belukar Disiplin Unggul Berkat Kerjasama Adil Dambaan Manusia Peduli Sesama