OPTIMALISASI MODAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN PEKERJA OUTSOURCING DI PT. ANEKA TAMBANG UBPN POMALAA SULTRA
OPTIMIZATION OF SOCIAL CAPITAL IN THE IMPROVEMENT OF OUTSOURCING WORKERS’ WELFARE AT PT. ANEKA TAMBANG (NICKEL MINING BUSINESS UNIT) POMALAA, SOUTHEAST SULAWESI
Murni Ratnasari Alauddin, Muhammad Tahir Kasnawi, Syaifullah Cangara. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi: Murni Ratnasari Alauddin, S.Sos Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 085399161967 Email:
[email protected]
Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi modal sosial dan fungsinya dalam menciptakan kesejahteraan sosial pada pekerja outsourcing di PT. Aneka Tambang Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Pomalaa. Penelitian ini bertujuan menganalisis fungsi modal sosial dalam menciptakan kesejahteraan pada pekerja outsourcing di PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa dan mengkaji arah penguatan modal sosial bagi pembangunan kesejahteraan pada pekerja outsourcing di PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis interaktif Miles and Huberman. Pengecekan validitas temuan dengan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi modal sosial yang dimiliki oleh pekerja outsourcing merupakan hasil interaksi dari PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa, perusahaan vendor, dan pekerja outsourcing. Modal sosial telah berperan dalam pembangunan kesejahteraan pekerja outsourcing. Hal ini ditunjukkan dengan pertama, partisipasi dalam jaringan merupakan modal sosial yang mempunyai pengaruh paling besar bagi pembangunan kesejahteraan pekerja outsourcing PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa. Kedua, kolaborasi antara kepercayaan, norma, dan jaringan menghasilkan dukungan sosial dan perlindungan sosial bagi pekerja outsourcing di PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa. Ketiga, arah penguatan modal sosial bagi PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa, vendor, dan pekerja outsourcing dengan membangun jaringan dan meningkatkan kerjasama, selain itu menghidupkan kembali serikat pekerja.
Kata kunci: Modal Sosial, Kesejahteraan, Outsourcing
Abstract Background of this research is to identify the social capital and social welfare functions in creating outsourcing works at PT. Aneka Tambang Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Pomala. This study aims to analyse the function of social capital and the direction of social capital strengthening in building social welfare of outsourcing workers at PT. Antam UBPN Pomalaa, Southeast Sulawesi. This study was a qualitative descriptive research at PT. Antam UBPN Pomalaa Kolaka Southeast Sulawesi. The data collected by using interviews, observation, and documentation; and were analysed by using Miles and Huberman interactive analyses. The testing of finding validity was conducted through triangulation method. The results reveal that the condition of outsourcing workers’ social capital is the result of the interaction of PT. Aneka Tambang (Nickel Mining Bussines Unit, Pomalaa), vendor companies, and outsourcing workers. Social capital has played a role in improving outsourcing workers’ welfare. Participation in the network is social capital with the biggest influence in the improvement of outsourcing workers’ welfare at PT. Aneka Tambang (Nickel Mining Bussines Unit, Pomalaa). furthermore, the collaboration between trust, norms, and networks results in social support and social protection for the outsourcing workers. Finally, the strengthening of social capital for PT. Aneka Tambang (Nickel Mining Bussines Unit) Pomalaa, vendor companies, and outsourcing workers to build a network, improve cooperation, and revive the worker union.
Keywords: Social Capital, Welfare, Outsourcing
PENDAHULUAN Salah satu bentuk kebijakan publik adalah peraturan dan perundang-undangan dimana pemerintah menggunakan wewenangnya untuk menetapkan undang-undang. Bidang ketenagakerjaan juga diatur dalam sebuah undang-undang ketenagakerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur pengusaha, perusahaan swasta ataupun milik negara agar mengadopsi ketetapan-ketetapan yang berdampak langsung pada kelangsungan usaha dan kesejahteraan pekerja. Sehingga tidak terjadi lagi problem perburuhan seperti beberapa contoh kasus yang terjadi di Indonesia adalah kriminalisasi buruh, pemecatan sepihak, tindak asusila, penghinaan, pelecehan seksual, hingga hal sensitif seperti larangan berjilbab, beribadah, dan sejenisnya (Launa, 2009). Menurut penelitian yang berjudul Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Makroman (Risal et al., 2013), bahwa dampak pertambangan bagi kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pertambangan berdampak positif terhadap perekonomian sebagaian kecil masyarakat di sekitar perusahaan, yaitu memberikan peluang kerja dan peluang usaha seperti warung makan, warung sembako dan usaha kontrakan rumah. Tetapi itu hanya dalam skala yang sangat kecil karena masyarakat lokal hanya bekerja sebagai pegawai outsourcing, warga lokal kebanyakan mengisi disektor buruh-buruh kasar. Pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri mengesahkan UU No. 13 tahun 2003 yang mengatur tentang ketenagakerjaan yang memuat sistem kerja outsourcing. Setelah itu semakin banyak pula perusahaan yang menggunakan jasa pekerja outsourcing. Sistem kerja outsourcing diasumsikan memiliki banyak resiko dimana kegiatankegiatannya dirancang dengan beberapa ketidakpastian. Dalam banyak kasus mereka berhubungan dengan masalah-masalah dalam perjanjian, ketidakpastian kontrak kerja outsourcing biasanya akan berakibat pada pemutusan kerja secara sepihak seperti yang terjadi pada pemecatan 316 pegawai outsourcing oleh PT. KAI (Poskotanews, 2013). Disamping itu, dalam beberapa kasus, hal ini mungkin terjadi karena munculnya beberapa pesaing vendor yang akan menurunkan harga demi dapat masuk dalam persaingan pasar tenaga kerja (Alexandrova,
2007).
Sejak
menerapkan
sistem
kerja
outsourcing
di
kawasan
penambangannya, pekerjaan yang diberikan PT. Aneka Tambang (Antam) UBPN Pomalaa harus ditender dan akan dirolling oleh banyak vendor lokal dalam pengerjaannya. Akibat harga nikel pada tahun 2013 lalu turun 19% menjadi US$ 6,32 per pon dari tahun sebelumnya US$ 7,81 per pon membuat PT. Antam mengambil langkah penghematan dan efisiensi di segala bidang. Hal ini tidak hanya berdampak pada gaji karyawan PT. Antam
tetapi juga pemangkasan jumlah pekerja outsourcing dari 590 orang menjadi 489 orang. Begitu juga dengan pekerja borongan yang harus berhenti dari pekerjaannya. Tidak hanya itu, sebagian pekerja borongan di perusahaan tambang juga harus berhenti akibat penerapan UU Minerba no. 4 tahun 2009 (Ariyanti, 2013). Secara institusional, interaksi dapat lahir pada saat organisasi-organisasi yang bekerja sama sadar bahwa visi dan tujuan mereka sama. Memperhatikan jaringan sosial, norma, nilai kepercayaan antar sesama yang lahir dari pekerja dan menjadi norma-norma yang tidak tertulis dalam job description mereka saat melamar pekerjaan tersebut. Misalnya, kepercayaan antarpekerja adalah unsur utama dalam pengertian modal sosial. Kepercayaan PT. Antam untuk menerima hasil pekerjaan dari vendor yang telah memenangi tender dan kepercayaan seorang atasan dapat mendorongnya bersedia menerima hasil pekerjaan bawahannya. Kebijakan pemerintah yang mempertimbangkan kesejahteraan pekerja dengan menetapkan UMP yang harus seusai dengan kebutuhan pekerja. Pasal 94 UU No. 13 tahun 2003 mengatur tentang komponen upah yang harus dibayarkan kepada pekerja. Terdapat 16 propinsi yang menetapkan upah minimum propinsi (UMP) pada tahun 2014. Beberapa diantaranya adalah DKI Jakarta Rp 2.441.301, Kalimantan Timur Rp 1.886.315, Papua Rp 1.900.000, dan Sulawesi Tenggara Rp 1.400.000 (Daniel, 2013). Interaksi sosial antara pemerintah kota, perusahaan pemberi kerja, dan vendor penyedia tenaga kerja outsourcing melahirkan modal sosial yang ikatan-ikatan emosional yang menyatukan kelompok-kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama yaitu pembangunan kesejahteraan, yang kemudian menumbuhkan kepercayaan dan keamanan yang tercipta dari adanya relasi yang relatif panjang. Dengan menggunakan Social Capital Building Toolkit Version 1.2 (Sander et al., 2006), kuat atau lemahnya tingkat kepercayaan pekerja dalam jaringan akan dibuktikan. Dapat dikatakan bahwa modal sosial dilahirkan dari bawah (bottom up), tidak hirearkis dan berdasar pada interaksi yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, modal sosial bukan merupakan produk dari inisiatif dan kebijakan pemerintah. Namun, demikian, modal sosial dapat ditingkatkan atau dihancurkan oleh negara melalui kebijakan publik (Cox, Onyx dalam Suharto, 2011). Berdasarkan seluruh uraian di atas diperlukan pengkajian dan penelitian tentang optimalisasi modal sosial dalam pembangunan kesejahteraan pekerja outsourcing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi modal sosial dalam menciptakan kesejahteraan pada pekerja outsourcing dan mengkaji arah penguatan modal sosial bagi pembangunan kesejahteraan pada pekerja outsourcing di PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa di kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Informan Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah pekerja outsourcing yang bekerja di PT. Antam UBPN Pomalaa, yaitu 1 orang kepala perusahaan penyedia pekerja outsourcing, 1 orang pengawas pekerja outsourcing, 1 orang pegawai di PT. Aneka Tambang yang menangani bidang outsourcing, dan 7 pekerja outsourcing. Hal ini dilakukan agar mendapatkan variasi data sehingga analisis data yang dilakukan mampu menggambarkan situasi sesungguhnya di lokasi penelitian. Tehnik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif, maka tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, analisis dokumen (Moleong, 2010). Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data di dalam penelitian ini yaitu melalui tehnik analisis data kulitatif, dengan melakukan model analisis interaktif Miles dan Huberman (Idrus, 2009). Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan jenis triangulasi sumber. HASIL Pada tabel 1 memaparkan informan penelitian. Terdapat dua kriteria dalam pemilihan infroman, kriteria pertama adalah informan telah bekerja selama 2 tahun atau lebih. Alasan pemilihan kriteria tersebut adalah karena semakin lama pekerja berada di dalam suatu perusahaan, maka semakin sering terjadi interaksi sosial sesama pekerja. Selain itu, waktu 2 tahun adalah waktu yang cukup untuk karyawan tersebut mengetahui keadaan sesungguhnya yang terjadi di dalam perusahaan. Kriteria kedua adalah informan merupakan pekerja outsourcing yang bekerja di Rumah Sakit, Pabrik Pengolah Nikel, dan lokasi penambangan nikel PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa. Pada tabel 2 memperlihatkan penyebaran tenaga kerja outsourcing berdasarkan vendor-vendor yang menjadi mitra PT. Antam Pomalaa. Terdapat 24 vendor yang menaungi 1632 pekerja outsourcing terdiri dari 489 di jasa tenaga kerja outsourcing dan 1143 pada jasa
pemborongan pekerjaan. Pada jasa tenaga kerja, PT. Himpunantam dan PT. Nipa Karya Persada adalah dua vendor yang memiliki paling banyak tenaga outsourcing sedangkan pada pemborongan pekerjaan adalah PT. Nawakara SS-911. Sistem kerja outsourcing tentunya berjalan dan diatur oleh pemerintah. Pada tabel 3 terlihat regulasi yang pemerintah keluarkan untuk mengatur bidang ketenagakerjaan dari pemerintahan Abdurrahman Wahid hingga Susilo Bambang Yudoyono. Penelitian tidak hanya dilakukan pada pekerja outsourcing saja karena dalam sistem kerja outsourcing terdapat pihak-pihak terkait seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Berdasarkan wawancara dan observasi kepada 7 orang pekerja outsourcing, mengungkapkan bahwa kehidupan para pekerja diikuti saling bertukar kebaikan. Pihak-pihak Saling menghormati dan menghargai, saling berbagi baik berbagi makanan atau pengetahuan merupakan hal yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Tidak hanya itu, para pekerja bersama-sama merancang kegiatan yang akan dilakukan bersama pekerja outsourcing dan juga karyawan PT. Antam. Pada gambar 2 terlihat pembangunan jaringan pada pekerja outsourcing di PT. Antam tergambar dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja. Kegiatan para pekerja outsourcing bersama-sama dengan vendor dan sesama pekerja mengungkapkan tingkat kepercayaan yang semakin kuat. Hal ini tidak terlepas dari jaringan yang dijalin oleh para pekerja outsourcing baik di tempat kerja maupun di luar tempat kerja. Hal ini juga dibenarkan oleh 3 informan pendukung, dimana pengawas pekerja outsourcing, kepala vendor, dan kepala bidang outsourcing control menjalin jaringan kerja yang baik agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Hal ini menggabungkan kekuatan individu-individu yang saling mendukung dalam suatu jaringan kerja sehingga menghasilkan interaksi sosial dalam komunitas. Dimana kekuatan-kekuatan tersebut akan berwujud dalam berbagai bentuk dan hal ini yang kita sebut sebagai dukungan sosial. Para informan sepakat bahwa perlindungan sosial yang pekerja outsourcing terima, sesuai dengan kontribusi pekerja kepada perusahaan. Kedisiplinan tampak dari pekerja yang datang tepat waktu, ketekunan tampak pada kerja keras dalam memenuhi tanggung jawab pekerja, dan hal ini akan berdampak pada pemenuhan gaji dan tunjangan dari perusahaan. Dukungan sosial dan perlindungan sosial menjadi modal utama dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi para pekerja. Dimana dukungan sosial yang mereka terima menjadi variabel penting mengatasi stress dalam bekerja. Sedangkan perlindungan sosial menjadi sebuah harapan bagi pekerja outsourcing dalam pemenuhan gaji dan tunjangan.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial berfungsi dalam pembangunan kesejahteraan pekerja outsourcing di PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa. Hal ini terlihat dalam pembangunan kepercayaan, penetapan norma, dan jalinan kerja sama dalam suatu jaringan di dalam atau di luar tempat kerja sangat berpengaruh pada kehidupan para pekerja outsourcing. Para pekerja outsorcing tentu mengharapkan pemberian ganjaran sesuai dengan yang mereka berikan kepada perusahaan. Kebijakan perusahaan yang lebih manusiawi tentu menjadi sebuah dorongan positif bagi produktifitas pegawai. Hal ini dibuktikan dari hasil tulisan tentang Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktifitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor). Dari tulisan tersebut, kepuasan para pekerja karena kompensasi berupa gaji dan bonus, pemberian jaminan sosial yang mereka terima telah sepadan dengan yang dikerjakan (Lestari, 2007). Mendapatkan perlindungan sosial berupa gaji, tunjangan, dan jaminan sosial merupakan dorongan positif yang dapat meningkatkan kinerja pekerja. Salah satu penelitian tentang Kajian Stress dan Strain Terhadap Kinerja Buruh Wanita Tani Berpindah-Pindah Lahan dan Pada Pendidikan Anak di Kabupaten Jember (Sundari, 2008). Dalam akhir laporan penelitiannya, penulis merekomendasikan bahwa untuk terhindar dari stress dan strain, para buruh wanita sebaiknya harus mendapatkan dukungan sosial dari sesama pekerja ataupun dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. George C. Homans mengemukakan teori pertukaran (Poloma, 2010) dan teori tersebut digunakan untuk menggambarkan interaksi yang terjadi dalam kelompok, seperti interaksi di dalam kelompok pekerja outsourcing. Dari penuturan pekerja outsourcing di PT. Antam sebagai informan penelitian dapat disimpulkan bahwa, para pekerja dengan berbeda satuan kerja memiliki kegiatan berupa pekerjaan yang menciptakan interaksi yang kuat. Dari kegiatan dan interaksi yang saling mempengaruhi dan menghasilkan rasa percaya pada sesama pekerja outsourcing di PT. Antam UBPN Pomalaa. Hubungan timbal balik tersebut merupakan hal yang paling penting dalam menjalankan sistem kerja outsourcing, dimana pekerja dan vendor saling membutuhkan. Dari penuturan informan dapat disimpulkan bahwa mutual trust (rasa percaya) yang dimiliki oleh pekerja kepada vendor sangat rendah. Hal ini dikarenakan vendor yang tidak transparan dalam sistem penggajian, pekerja tidak diberi slip gaji, dan pemotongan gaji untuk pembayaran premi asuransi tanpa sepengetahuan pekerja outsourcing.
Bila kepercayaan dalam tingkatan individu merupakan sebuah variabel personal dan sekaligus karakteristik individu maka dalam tingkatan sistem sosial, kepercayaan merupakan nilai publik yang difasilitasi oleh sistem sosial yang berlaku. Peter M. Blau (Poloma, 2010) menyatakan bahwa kelompok yang membutuhkan pelayanan tidak mempunyai pilihan lain kecuali menuruti kehendak penyedia sebab kelangsungan persediaan pelayanan yang dibutuhkan tersebut hanya dapat diperoleh sesuai dengan kepatuhan mereka yang membutuhkan pelayanan. Perusahaan akan terus memberi pelayanan berupa pemenuhan gaji sesuai kepatuhan pekerja outsourcing dan vendor dalam bekerja. Membangun relasi dan kepercayaan diantara pekerja outsourcing melahirkan dukungan sosial. Dukungan sosial ini tidak hanya didapat dari sesama pekerja tetapi juga dari keluarga, kerabat, dan teman-teman satu lingkungan tempat tinggal. Dukungan sosial yang diberikan kepada para pekerja mampu mencegah pekerja dari stress yang diakibatkan oleh pekerjaan (Sundari, 2008). Kebosanan dengan rutinitas yang sama, bekerja di bawah tekanan tidak memiliki kejelasan masa depan dengan status kontrak yang dapat diputus kapan saja, membuat pekerja outsourcing rentan terserang stress. Stress (Suharto, 2009) akan menghilangkan konsentrasi pekerja dalam beraktifitas dan kehilangan konsentrasi ini mengancam keselamatan pekerja khususnya yang bekerja di pabrik pengolahan nikel dan lokasi penambangan nikel. Norma yang berbentuk aturan, larangan, dan juga kesepakatan mendorong para pekerja untuk tetap saling menghormati hak masing-masing pihak yang terkait, perusahaan, vendor, dan pekerja outsourcing. Prinsip dalam berhubungan baik adalah saling menghormati dan saling menghargai. Sesama pekerja tentunya berusaha untuk membina hubungan baik satu sama lain, bukan untuk sekedar terlihat baik tetapi harus disadari bahwa hubungan baik ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Bila pekerja diatur dalam aturan dan kesepakatan yang ditetapkan oleh perusahaan dan vendor. Maka tugas pemerintah yang mengatur perusahaan dan vendor melalui UU ketenagakerjaan no.13 tahun 2003 serta banyaknya regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah kabupaten juga menempatkan perhatian lebih kepada para pekerja outsourcing dengan menetapkan UMK (Upah Minimum Kota) untuk kabupaten Kolaka lebih besar dibanding dari UMP (Upah Minimum Propinsi) Sulawesi Tenggara. UMK kabupaten kolaka sebesar Rp 1.700.000 lebih besar dari UMP Sulawesi Tenggara yaitu Rp 1.400.000. Walaupun pekerja outsourcing belum mencapai tahap sejahtera tetapi perusahaan dan vendor telah menempatkan keselamatan para pekerja sebagai prioritas utama. Dan melalui perlindungan sosial yang diberikan oleh pemerintah, perusahaan, dan juga vendor mampu
berfungsi dalam pembangunan kesejahteraan pekerja outsourcing di PT. Antam UBPN Pomalaa. Partisipasi dalam jaringan merupakan hal yang paling substansial bagi kelangsungan hubungan antara individu dengan komunitas tempat dia bersosialisasi. Hadirnya jaringan tentunya tidak terlepas dari fungsi mutual trust dan norma-norma yang ada. Mereka bersinergi membentuk jaringan kerja yang mampu mendorong para pekerja untuk bekerja demi mencapai tujuan bersama. Hal ini ditunjukkan dengan pembagian tugas yang adil dan kesediaan menggantikan pekerjaan temannya. Modal sosial (Coleman, 1988) memiliki unsur-unsur seperti kepercayaan, norma, dan jaringan. Bila salah satu unsur saja hilang, tentunya tidak dapat berfungsi secara optimal. Bukan hanya berperan pada pekerja outsourcing tetapi juga bagi vendor dan perusahaan pemberi kerja. Lemah atau kuatnya modal sosial menjadi suatu hal yang menentukan bagaimana mengoptimalkan dan menentukan arah penguatan modal sosial seperti norma sosial dan jaringan. Arah penguatan modal sosial menjadi alternatif untuk tetap mempertahankan eksistensi modal sosial pada masyarakat (Rohmawati, 2014). Social bridging (Hasbullah, 2006) pada hubungan pekerja outsourcing di PT. Antam terlihat pada jaringan kerja yang terjalin antara pekerja, vendor, dan perusahaan. Pihak-pihak yang terlibat memiliki pandangan yang terbuka serta jaringan kerja yang lebih fleksibel, dimana para pekerja harus bisa bekerja sama dengan siapa saja yang menjadi rekan kerjanya. Nilai toleransi membuat para pekerja memiliki banyak alternatif dalam menyelesaikan masalah mereka, karena memiliki temanteman yang bisa dipercaya sebagai tempat berbagi masalah. Dari hubungan yang semakin erat, pekerja lebih kooperatif dan bersedia menerima perubahan baik yang terjadi di lingkungan internal atau eksternal. Pada akhirnya rasa kemanusiaan yang pekerja miliki tidak hanya dibagikan pada lingkungan kerja saja tetapi juga dalam kehidupan di luar tempat kerja melalui perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan di lingkungan sekitar dan juga keluarga. Social linking (Woolcock, 2000) tampak pada kepercayaan antara perusahaan kepada vendor dan pekerja yang disediakan oleh vendor. Tidak dapat dipungkiri bahwa jaringan yang terjadi memudahkan mereka untuk memenuhi semua kepentingan yang ada. Perusahaan yang memerlukan tenaga kerja dalam proses produksi, vendor yang memperoleh fee dalam menyalurkan tenaga kerja pekerja yang memerlukan lapangan pekerjaan untuk mencapai kata sejahtera.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari modal sosial yang ada, menghadirkan dukungan sosial dan perlindungan sosial bagi pekerja outsourcing. Kolaborasi antara modal sosial tersebut membawa dukungan sosial sebagai pencegahan bagi pekerja akan dampak dari stress dan perlindungan sosial sebagai payung hukum akan pemenuhan hak-hak pekerja outsourcing. Menentukan arah penguatan modal sosial bagi perusahaan, vendor, dan pekerja dapat dilakukan dengan baik jika pihak-pihak yang terkait membangun jaringan dan meningkatkan kerja sama. Selain itu, menghidupkan kembali serikat pekerja yang telah lama vakum akan membawa angin segar bagi pembangunan kesejahteraan tidak hanya bagi pekerja outsourcing tetapi juga bagi karyawan di PT. Antam UBPN Pomalaa. Interaksi antara perusahaan, vendor, dan pekerja adalah awal mula pembentukan modal sosial. Tetapi diluar itu, keluarga, kerabat, masyarakat sekitar, jaringan sosial, dan institusi-institusi yang ada dalam masyarakat juga berperan penting dalam pembentukan modal sosial ini. Sehingga perlu memperhatikan faktor internal dan eksternal dalam menentukan arah penguatan modal sosial.
DAFTAR PUSTAKA Alexandrova, M. (2007). International Outsourcing: Incentives, Benefits, Risks for the Companies in SEE Countries. Sofia: UNWE. Ariyanti, F. (2013). Nasib Tenaga Kerja Tak Jelas Akibat UU Minerba. Diakses 21 Maret 2014. Avalaible from: http://m.liputan6.com/bisnis/read/785714/nasib-tenaga-kerjatak-jelas-akibat-uu-minerba Coleman, J.S. (1988). Social Capital In The Creation Of Human Capital. American Journal of Sociology. 94, 95-120. Daniel, W. (2013). 16 Proninsi Sudah Tetapkan UMP 2014, Ini Daftar Besarannya. Diakses 21 maret 2013. Avalaible from: http:/m.detik.com/finance/read/2013/11/02 Hasbullah, J. (2006). Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press. Idrus, M. (2009). Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Launa. (2009). Buruh dan Kemiskinan. Jurnal Sosial Demokrasi, 7 (2): 25-43. Lestari, T. (2007). Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktifitas Kerja Karyawan. Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Tesis. Bogor: FEM-IPB. Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Poloma, M. M. (2010). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Poskotanews. (2013). 316 Karyawan Outsourcing PT KAI Dipecat. Diakses 21 Maret 2014. Avalaible from: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2044191/sofjan-wanandi-kalaungotot-terus-keluar-saja#.Uy4w2c6zi58 Risal, S., Paranoan, D.B. dan Djaja, S. (2013). Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Makroman eJournal Administrative Reform, (online), (http:/ar.mian.fisip-unmul.ac.id), diakses 22 Desember 2013. Rohmawati, N.N. (2014). Modal Sosial Dalam Pengelolaan Kawasan Mangrove Pasarbanggi Kabupaten Rembang. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin. Sander, T., Lowney, K. (2006). Social Building Toolkit Version 1.2. Harvard University. Suharto, E. (2009). Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. (2011). Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, Sundari, S. (2008).Kajian Stress dan Strain Terhadap Kinerja Buruh Wanita Tani BerpindahPindah Lahan dan Pada Pendidikan Anak di Kabupaten Jember. Jurnal Masyarakat dan Budaya 9 (2): 35-42. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakejaan. Woolcock, M., & Narayan, D. (2000). Social Capital: Implications for Development Theory, Research, and Policy. World Bank Research Observer, 15 (2)
Tabel 1. Profil Informan Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama
Pekerjaan
R (25 tahun) Y (32 tahun) S (45 tahun) IH (25 tahun) PH (28 tahun) IS (30 Tahun) HR (25 tahun) NS (55 tahun) WA (49 tahun) SS (42 tahun)
Pekerja tambang Cleaning Service Pengurus taman Pemotong scrap Cleaning di EIMP Cleaning di EIMP Operator Pengawas
Kepala Vendor Kepala 10. Outsourcing control (Sumber: Hasil Penelitian, 2014) 9.
Lama Bekerja
Status Menikah
Daerah Asal/Agama
Tempat Tinggal
3 tahun
Lajang
Bugis/ Islam
Dawi-dawi
2 tahun
Menikah
Toraja/Kristen
Langori
8 tahun
Menikah
Jawa/Kristen
Pelambua
4 tahun
Lajang
Bugis/Islam
Kompleks Antam
6 tahun
Menikah
Tolaki/Islam
Kolaka
6 tahun
Menikah
Bugis/Islam
Dawi-dawi
2 tahun
Lajang
Bugis/Islam
Pesouha
3 tahun
Menikah
Bugis/Islam
Dawi-dawi
5 tahun
Menikah
Bugis/ Islam
Totobo
7 tahun
Menikah
Tolaki/Islam
Kompleks Antam
Tabel 2. Penyebaran Tenaga Kerja Outsourcing Berdasarkan Jumlah Vendor NAMA PERUSAHAAN MITRA JASA TENAGA PEMBORONGAN NO KERJA KERJA PEKERJAAN 1 PT. Nawakara SS-911 0 271 2 Kopkar Antam Pomalaa 0 60 3 PT. Himpunantam 102 0 4 PT. Karya Sinar Cipta 0 93 5 PT. Blitar Jaya 0 50 6 PT. Matahari Sejahtera 22 0 7 PT. Tri Putra Jaya 0 23 8 PT. Suprabakti Mandiri 0 22 10 PT. Nipa Karya Persada 257 45 11 PT. Auto Serasi Raya 0 4 13 Bengkel Cahaya Amal 0 5 14 PT. Sumber Sinar Gemilang 0 7 15 PT. Suprima Adi Husada 57 0 16 PT. Isa Line Trinity 0 44 17 PT Wartsila 0 102 18 PT. Dewi Jaya 0 73 19 PT. Gihon Maritsa 8 6 20 PT. Satria Jaya Sultra 0 124 21 PT. Jaya Nikel Fasifik 0 33 22 PT. Anugrah Gumilang Pratama Konut 34 0 23 PT. Tri Karsa Manunggal 0 65 24 PT. Bahtera Alif Jaya 9 0 489 1143 SUB TOTAL 1632 GRAND TOTAL (Sumber: PT. Antam UBPN Pomalaa, 2014)
Tabel 3. Kebijakan Pemerintah Menyangkut Buruh PARTAI PENDUKUNG di DPR RI Abdurrahman Membuat kebijakan KEPMEN No. 77 PKB,PDIP, PPP Wahid dan No. 78, tentang penurunan nilai pesangon dan penghilangan Uang penghargaan masa kerja Megawati - Mengesahkan UUM No. PDIP,Golkar, Soekarnoputri 13/2003 (yang di dalamnya PKS,PKB, PAN, memuat sistem kerja kontrak PPP dan outsourcing) - Mengesahkan UU PPHI No. 2/ 2004 Susilo Bambang - Rencana Revisi UUK 13/2003, Partai Demokrat, Yudhoyono - Pengesahan UU Penanaman PKS, Modal Asing (PMA) No. 25/2007 - Rencana peraturan pesangon - SKB 5 Menteri tentang listrik - KB/PB 4 Menteri tentang kenaikan upah tidak boleh lebih dari 6% - JPS Keuangan, membantu modal pengusaha karena krisis (Sumber: Launa, 2009) PEMERINTAHAN
KEBIJAKAN PERBURUHAN
Gambar 1. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Hubungan Kerja Outsourcing Perusahaan Pemberi Kerja
Pekerja Outsourcing
(Sumber: Undang-undang No. 13 Tahun 2003)
Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Gambar 2. Pembangunan Modal Sosial Pada Pekerja Outsourcing di PT. Antam Pomalaa
SOCIAL CAPITAL BUILDING Rendah
Kelompok Besar (Vendor)
Kelompok Kecil (Satuan Kerja)
Individual
Acara/ Perayaan Nikahan, kematian, bakarbakar ikan
Bakarbakar ikan
Makan berdua dengan teman kerja
Tingkat Kepercayaan
Tinggi
Aktifitas Berbuat Pengambilan Pembangunan Diskusi Berkumpul Baik keputusan Hubungan Bermain Cash bon, Pertemuan Vendor Pekerja futsal, bulu pinjam tiap bulan sebagai tangkis uang pekerja bagian dari dan suatu vendor kelompok besar Bermain Berbagi Safety talk Keputusan Pekerja kartu, makanan, bersama berada dalam catur, rokok pekerja sebuah domino outsourcing kelompok saling berbagi KumpulBersama- Diskusi Tergantung Hubungan kumpul sama ke saat kepentingan yang lebih saat tempat istirahat individual erat antar istriahat kerja kerja,saat individu kerja jam pulang
(Sumber: Hasil Penelitian, 2014)