Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
ISSN: 2338-0950
Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea Optimization Conditions Unsaturated Fatty Acid Purification of Fish Oil Sangkuriang Catfish (Clarias batracus) with Urea Crystallization Method Aini Hoiriyah1*), Mappiratu2), Ahmad Ridhay3) 1)
Mahasiswa Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Tadulako, Palu 2) Lab Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Tadulako, Palu 3) Lab Kimia Organik dan Biokimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Tadulako, Palu
ABSTRACT The research about optimization conditions of unsaturated fatty acid from oil catfish (Claries batracus) has been done . The aim of research is to determine the best ratio of ureaand fatty acids which produced the unsaturated fatty acid concentratesfrom oil catfish by urea crystallization method either at process of crystallization or at time of crystallization. The effect treatment of ratio of urea and fatty acid was at 1.5: 1, 2: 1, 2.5: 1, 3: 1, 3.5: 1 and the variation of crystallization time was at 24, 30 and 36 hours. Eachtreatment was repeated three times The levels ofunsaturated fatty acidratio of urea crystallization results were analysed by gas chromatography method. The results showed that the ratio ofureatofatty acidat 2.5: 1 produced the highestunsaturated fatty acids up to 85.59% with the crystallizationtime at 24 hours. Keywords : Fish Oil catfish, Polyunsatured Fatty Acid, Crystallization Urea ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang optimalisasi kondisi pemurnian asam lemak tak jenuh dari minyak ikan lele (Clarias batrachus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio urea terhadap asam lemak baik pada proses kristalisasi yang menghasilkan konsentrat asam lemak tak jenuh tinggi maupun pada waktu kristalisasi yang menghasilkan asam lemak tak jenuh tinggi. Perlakuan pengaruh rasio urea terhadap asam lemak adalah dengan lima tingkatan rasio masing-masing 1,5:1, 2:1, 2,5:1, 3:1, 3,5:1 dan perlakuan waktu kristalisasi yang terdiri atas tiga taraf masing-masing waktu kristalisasi 24, 30,dan 36 jam. Tiap perlakuan diulang tiga kali. Kadar asam lemak tak jenuh hasil kristalisasirasio urea dianalisis menggunakan metode kromatiografi gas.Hasil yang diperoleh menunjukan bahwarasio urea terhadap asam lemak (2,5:1) menghasilkan asam lemak tak jenuh tertinggi, yakni mencapai 85,59% dengan waktu kristalisasi 24 jam. Kata Kunci : Minyak Ikan Lele, Asam Lemak Tak Jenuh, Kristalisasi urea
*)Coresponding Author :
[email protected]
60
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
ISSN: 2338-0950
meningkatkan
LATAR BELAKANG Ikan lele (Clarias batracus) termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang dapat hidup di tempat-tempat kritis, seperti rawa, sungai, sawah, bahkan ditempat berlumpur yang kekurangan oksigen. Kelebihan lain yang dimiliki ikan lele adalah minyak ikan lele mengandung asam lemak omega-3 EPA dan DHA yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya (Suryaningrum, 2010). Kandungan asam
dan
DHA
minyak
ikan
lele
dipengaruhi oleh umur dan berat ikan. Ningsih (2013) menemukan kandungan asam lemak tak jenuh tinggi (60,725%) terdapat pada ikan berukuran berat 140 – 170 g/ekor, dan kandungan asam lemak jenuh terendah (34,47%) terdapat pada ikan berukuran berat 1000 g/ekor. Kandungan asam lemak omega-3 EPA tertinggi 0,96%) terdapat pada ikan berukuran berat 200 – 250 g/ekor, dan terendah (0,84%) terdapat ikan
berukuran
Kandungan
DHA
berat
1000
tertinggi
g/ekor. (3,14%)
terdapat pada ikan berukuran berat 1000 g/ekor, dan terendah (2,27%) terdapat pada ikan berukuran berat 140 – 170 g/ekor. Asam lemak tak jenuh tunggal dan jamak termasuk asam lemak omega-3 EPA dan DHA berperanan menurunkan kadar triasilgliserol dan kadar kolestrol darah serta
meningkatkan
ekskresinya,
membran
sel,
membentuk eicosanoid yang menurunkan trombosis dan berperanan penting dalam perkembengan otak dan retina (Sinclair, 1993; Ikeda et al., 1994; Spector, 1999; Harris 1997; Prisco et al., 1996). Asam lemak Omega-3 juga mampu mencegah penyakit
kardiovaskuler
serta
meningkatkan perkembangan fungsi otak dan retina mata pada bayi (Nettleton, 2005). Minyak ikan termasuk minyak ikan
lemak tak jenuh dan asam lemak omega-3 EPA
fluiditas
lele selain mengandung asam lemak tak jenuh, juga mengandung asam lemak jenuh terutama
asam
palmitat.
Penurunan
kandungan asam lemak jenuh minyak ikan akan
meningkatkan
peranannya
dalam
bidang kesehatan seperti penurunan kadar kolesterol
darah
dan
peningkatan
perkembangan otak dan retina mata pada bayi. Meningkatnya jumlah masyarakat yang berkolestrol tinggi dan penyakit – penyakit yang menyertainya, maka akan meningkatkan kebutuhan minyak ikan kaya asam lemak tak jenuh. Menurut Haagsma et al., (1982),
konsumsi asam lemak tak
jenuh dalam bentuk konsentrat lebih baik dibandingkan
minyak
Wanasundara
dan
ikan
asalnya.
Shasidi,
(1999)
menyatakan kebutuhan konsentrat asam lemak tak jenuh akan meningkat seiring dengan
meningkatnya
kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 60
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
Oleh
karena
itu
perlu
upaya
diperoleh dari desa Lolu, Kab. Sigi
peningkatan asam lemak tak jenuh minyak
Biromaru. Bahan – bahan lain yang
ikan termasuk asam lemak omega-3 (asam
diperlukan antara lain: urea, pelarut n-
eikosa
heksan, asam klorida, Boron triflorida –
pentanoat
dan
ada
ISSN: 2338-0950
asam
dokosa
heksanoat).
metanol, etanol, dan etilen diamin tetra
Peningkatan kandungan asam lemak tak
jenuh
pada
minyak
ikan
dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain cara
kristalisasi
pelarut
suhu
rendah
(Ahmadi, 2006), pemadatan cepat (Estiasih et al., 2006), ekstraksi cairan superkritik (Tatum dan Chow, 2000) dan kristalisasi urea (Wu et al., 2008; Wanasundara dan Sahidi, 1999; Hwang and Liang, 2001; Liu et
al.,
2006;
kristalisasi
Estiasih,
urea
2010).
didasarkan
asetat (EDTA).
Cara atas
pembentukan inklusi urea asam lemak
Peralatan
penelitian ini adalah Kromatografi Gas (GC)
kristalisasi urea dipengaruhi oleh rasio urea terhadap asam lemak, lama kristalisasi dan suhu kristalisasi. Tulisan ini memaparkan hasil optimalisasi rasio urea asam lemak dan lama kristalisasi. Parameter yang diamati dalam optimalisasi adalah kadar asam
lemak
tak
jenuh
tipe
Hawlet
Packard,
GCMS-
QP2010S Shimadzu, batang pengaduk, neraca analitik, alat pres, corong pisah alatalat gelas yang umum digunakan dalam Laboratorium Kimia. Metode Ekstraksi Minyak Ikan Lele (Ketaren, 1986)
jenuh yang lebih cepat dibandingkan asam lemak tak jenuh (Hayes, 2002). Cara
yang digunakan dalam
Ikan lele yang telah dicuci kemudian ditimbang sebanyak 10 kg, selanjutnya dikukus selama 2 jam. Ikan yang telah dikukus dipres dengan alat pres ulir untuk memisahkan antara minyak dan dagingnya, selanjutnya
minyak
yang
dihasilkan
dipisahkan airnya menggunakan corong pisah.
menggunakan
metode kromatografi gas.
Hidrolisis Minyak Ikan Lele (Haagsma et al., 1982)
BAHAN DAN METODE Bahan dan Peralatan
Sebanyak 100 ml minyak ikan lele dicampurkan dengan 10 ml larutan NaOH
Bahan dasar yang digunakan dalam
dalam etanol (Larutan NaOH dibuat dengan
penelitian ini adalah ikan lele sangkuriang
cara melarutkan 48 g NaOH dan 0,5 g
dengan berat ikan ± 250 g/ekor yang
Na2EDTA dalam 160 ml larutan etanol dan
Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 61
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
ditambah 15 ml aquadest) dan diaduk selama 30 menit pada suhu 60
o
C,
ISSN: 2338-0950
Ekstraksi Asam Lemak (Haagsma et al., 1982)
selanjutnya ditambahkan 40 ml air dan 400
Setiap 3 ml filtrat, ditambahkan 1 ml
ml heksan. Campuran dikocok dengan
n-heksan dan 1 ml HCl pekat. Campuran
kecepatan 300 rpm selama 1 jam. Lapisan
diaduk selama 1 jam, kemudian didiamkan
yang
sampai terbentuk dua lapisan, lapisan atas
mengandung
bahan
tersabunkan
ditambahkan dengan HCl pekat sampai pH
diambil
mencapai 1. Pada penambahan tersebut
komposisi asam – asam lemak meggunakan
terbentuk dua lapisan, lapisan atas diambil
Kromatografi Gas (GC).
dan dievaporasi pada suhu 50 oC hingga pelarut habis, kemudian disimpan untuk pisahkan asam lemak jenuh dari asam lemak tidak jenuh
dan
dianalisis
kandungan
Analisis Komponen Asam Lemak Sampel
sebanyak
100
mikroliter
ditambahkan 300 mikroliter larutan BF3 – metanol. Campuran dipanaskan selama 1 pada
suhu
60
o
Kristalisasi Asam Lemak dengan Urea
jam
C,
selanjutnya
(Haagsma et al., 1982)
ditambahkan dengan n-heksan sebanyak pada
300 mikroliter, dikocok dan didiamkan
larutan urea panas 10% (suhu 60 – 65 oC)
hingga terbetuk dua lapisan. Lapisan atas
dalam metanol (b/v) dengan diaduk pada
diambil kemudian diinjeksikan ke dalam
kecepatan konstan 300 rpm selama 1 jam.
alat Kromatografi Gas (GC)
Asam
lemak
ditambahkan
Jumlah urea yang dilarutkan sesuai dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
perbandingan urea:asam lemak (sesuai Asam lemak tak jenuh tertinggi yang
perlakuan) yakni rasio 1,5 : 1, 2 : 1, 2,5 : 1, 3 : 1, dan 3,5 : 1 dengan lama kristalisasi
diperoleh
dari
24 jam pada suhu 5 -6 oC. Rasio urea:asam
terhadap asam lemak dengan lima tingkatan
lemak yang menghasilkan asam lemak
dan lama kristalisasi dengan tiga tingkatan.
dengan kandungan asam lemak tak jenuh
,
tertinggi, digunakan untuk menentukan
menunjukkan konsentrasi asam lemak tak
waktu kristalisasi yang menghasilkan asam
jenuh tertinggi (85,59 %) pada rasio urea
lemak tak jenuh tertinggi. Variabel waktu
terhadap asam lemak 2,5 : 1. Konsentrasi
kristalisasi terdiri atas 24, 30 dan 36 jam,
asam lemak tak jenuh terendah (78,49 %)
kristal yang terbentuk dipisahkan dari
pada rasio urea terhadap asam lemak 3,5 :
larutan induk dengan penyaringan. Asam
1.
sebagaimana
perlakuan
pada
rasio
Gambar
lemak dalam filtrat selanjutnya diekstraksi. Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 62
urea
1
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
ISSN: 2338-0950
(%)
Konsentrasi asam lemak tidak jenuh
dan jumlah asam lemak jenuh dan asam 90 85 80 75 70
lemak tak jenuh tunggal untuk membentuk
85,59 80,83 81,6
81,17
inklusi urea asam lemak belum terjadi.
78,49
Wanasundara
dan
Shahidi
(1999)
menyatakan rasio urea terhadap asam 1.5 : 1 2:01 2.6 : 1 3:01 3.5 : 1 Rasio urea/asam lemak (v/v)
lemak mempengaruhi kesempurnaan proses kristalisasi.
Gambar 1. Hasil Pengukuran Konsentrasi Asam Lemak Tak Jenuh pada Berbagai Rasio Urea/Asam Lemak
Dengan
demikian
rasio
urea/asam lemak kurang dari 2,5 : 1 kristalisasinya belum sempurna. Menurut Hayes (2002), pembentukan
pola
inklusi urea-asam lemak terjadi karena urea
perubahan konsentrasi asam lemak tak
membentuk struktur kristal heksagonal
jenuh terhadap rasio urea/asam lemak
yang terdiri dari enam molekul urea.
mengikuti garis kurva para bola dengan
Akibatnya pada jumlah urea yang terbatas
kondisi optimum terdapat pada rasio urea
akan membentuk struktur heksagonal urea
terhadap asam lemak 2,5 : 1. Rasio
yang
urea/asam lemak dipengaruhi oleh suhu
terbatas. Hal ini yang menyebabkan pada
kristalisasi.
suhu
rasio urea : asam lemak yang rendah masih
urea
banyak asam lemak jenuh yang tidak
terhadap asam lemak. Estiasih (2010)
terinklusi yang menyebabkan asam lemak
menemukan
tak jenuhnya rendah.
Gambar
kristalisasi
1
memperlihatkan
Semakin
rendah
semakin tinggi
rasio
rasio
urea/asam
lemak
optimum 2,5 : 1 pada suhu 4-5oC (sama
memerangkap
senyawa
menjadi
Rasio urea terhadap asam lemak yang
sedangkan
lebih tinggi dari 2,5 : 1, kadar asam lemak
Purwanto et al., (2013) menemukan rasio
cenderung menurun. Hal tersebut diduga
urea/asam lemak optimum 4 : 1 pada suhu -
disebabkan oleh adanya kelebihan urea
20oC.
zat
yang membentuk inklusi dengan asam
dipengaruhi oleh suhu, sehingga penurunan
lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh
suhu akan menurunkan kelarutan zat dan
ganda mempunyai kecenderungan yang
Kristal yang terbentuk semakin banyak.
lebih
dengan
yang
ditemukan),
Umumnya
kelarutan
suatu
besar
berinklusi
dengan
urea
Rasio urea kurang dari 2,5 : 1
dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh
menunjukkan kadar asam lemak tak jenuh
tunggal (Liu et al., 2006). Sehingga
cenderung lebih rendah diduga disebabkan
semakin banyak urea yang digunakan kadar
karena kesetimbangan antara jumlah urea Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 63
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
asam
lemak
tak
jenuh
ganda
akan
cenderung menurun.
ISSN: 2338-0950
sampai
menggunakan
pembentukan
yang
sempurna ( Liu et al., 2006).
Pengaruh waktu kristalisasi dapat diperoleh dari
tercapai
tiga tingkatan waktu rasio
urea/asam
lemak
Rendahnya konsentrasi asam lemak tak
jenuh
setelah
melewati
waktu
kristalisasi 24 jam diduga disebabkan oleh
optimum (2,5 : 1). Hasil yang diperoleh
pecahnya
struktur
(Gambar 2) menunjukkan lama kristalisasi
Peristiwa pecahnya struktur urea yang
yang menghasilkan asam lemak tak jenuh
menyebabkan terlepasnya asam lemak yang
tertinggi (85,59 %) ditemukan pada lama
menurut
kristalisasi 24 jam, dan konsentrasi asam
pelepasan
lemak tak jenuh terendah (68,55 %)
irreversible. Terdapat praduga asam lemak
terdapat pada penggunaan lama kristalisasi
yang terlepas lebih dulu adalah asam lemak
30 jam.
tak jenuh tunggal (asam palmitoleat dan
Kenneth tersebut
urea-asam
dan
lemak.
Harris
(1997)
merupakan
proses
Konsentrasi asam lemak tidak jenuh (%)
asam oleat) dibandingkan asam lemak 85,59
100
jenuh. Lekukan yang terdapat pada asam
75,04
68,55
lemak tak jenuh tunggal pada ikatan
80 60
gandanya diduga tidak mampu memberikan
40
kesempatan kepada urea untuk membentuk
20
saluran-saluran
0
inklusi
yang
panjang,
36
sehingga berdampak terhadap energi ikatan
Waktu kristalisasi (jam)
total antara inklusi urea dengan asam lemak
24
30
tak jenuh tunggal menjadi kecil. Hayes Gambar
2. Kurva Hasil Pengukuran Konsentrasi Asam Lemak Tak Jenuh pada Berbagai Waktu Kristalisasi.
(2008)
berpendapat
rantai
alkil
yang
memiliki ikatan ganda dalam bentuk cis mempunyai energi ikatan total yang kecil. Diduga ikatan hidrogen dan ikatan Vander
Lama
kristalisasi
24
jam
yang
menghasilkan konsentrasi asam lemak tak jenuh tertinggi diduga disebabkan karena pada waktu tersebut pembentukan inklusi urea-asam lemak mencapai keadaan yang sempurna. Pembentukan inklusi urea-asam lemak
membutuhkan
waktu
tertentu
Walls pada inklusi urea-asam lemak tak jenuh tunggal energinya relative kecil dibandingkan inklusi urea dengan asam lemak jenuh. Dampak dari hal tersebut adalah setelah melewati lama kristalisasi 24 jam asam lemak tak jenuh tunggal terlepas dari
inklusi
urea-asam
lemak
Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 64
dan
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
ISSN: 2338-0950
Yeo dan Haris (1999) menyebutkan
Gambar 4. Inklusi antara Urea dengan Asam Lemak Rantai Panjang (Duengo,2011 dalam Hamzah 2014)
bahwa pada kompleks inklusi urea, molekul
Asam lemak jenuh dan tak jenuh
menurunkan konsentrasi asam lemak tak jenuh
urea yang berikatan hidrogen membentuk
tunggal yang terkristalkan
saluran (tunnel) yang paralel. Struktur
berbentuk seperti jarum – jarum panjang
saluran urea tersebut bersifat stabil jika
yang dapat dipisahkan melalui proses
saluran tersebut diisi oleh senyawa dengan
penyaringan. Asam lemak yang tak jenuh
susunan yang rapat (Gambar 3)
tetap
terlarut
dalam
dengan urea,
metanol,
yang
kemudian diekstraksi dengan n-heksan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa rasio kristalisai ure:asam lemak terbaik yaitu pada rasio 2,5:1 dan waktu kristalisasi Gambar 3. Struktur Inklusi antara Urea dengan Asam Lemak (J. Marti’Rujas., et al, 2006 dalam Hamzah 2014) Keterangan : Oksigen
Nitrogen
Karbon
Hidrogen
Berdasarkan dijelaskan
bahwa,
Gambar selama
3
dengan konsentrasi asam lemak tak jenuh tertinggi 85,59%.
DAFTAR PUSTAKA dapat proses
kristalisasi, urea bereaksi dengan asam lemak yang akan membentuk senyawa makromolekul, yaitu terjadi pembentukan ikatan hidrogen antara atom H pada urea yang berikatan dengan gugus OH pada asam karboksilat (Gambar 4).
terbaik diperoleh pada waktu 24 jam
Ahmadi, K. 2006. Optimasi Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah pada Pembuatan Minyak Kaya Asam Lemak ω-3 dari Hasil Samping Pengalengan Ikan Lemuru (Sardinella longiceps). Agritek 14(3) : 580 – 593. Estiasih, T. 2010. Optimalisasi Kristalisasi Urea Pada Pembuatan Konsentrat Asam Lemak ω-3 dari Minyak Hasil Samping Penepungan Ikan Lemuru (Sardinella Longiceps). Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Estiasih, T., F.C. Nisa dan K. Ahmadi. 2006. Optimasi Pemadatan Cepat pada Pembuatan Minyak Kaya Asam Lemak ω-3 dari Minyak Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 65
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
Hasil Samping Penepungan Ikan Lemuru. Agritek 14(3) : 681 – 694. Haagsma N, CM van Gent, JB Luten, RW de Jong, E van Doorn. 1982. Preparation of an n-3 fatty acids concentrate from cod liver oil. Journal of The American Oil Chemists Society. 59(3): 117-118. Hamzah. 2014. Isolasi Asam 9,12 Oktadekadienoat Hasil Hidrolisis Minyak Kemiri dengan Menggunakan Metode Inklusi Urea. Other Thesis. Universitas Negri Gorontalo. Harris, W. S. 1997. n-3 Fatty Acids and Serum Lipoprotreins: Human Studies. American Journal of Clinical Nutrition. 65(Suplement): 1645s-1654s. Hayes,
D.G. 2002. Urea Inclusion Compound Formation. INFORM. 13: 781-783.
Hayes, D.G. 2008. Purification of Free Fatty Acids via Urea Inclusion Compound. Handbook of Functional Lipids. CRS Press. New York. Hwang LS, J-H Liang. 2001. Fractionation of Urea-Pretreated Squid Visceral Oil Ethyl Esteer. Journal of The American Oil Chemists Society. 78(5): 473-476. Ikeda, I., K. Wakamatsu, A. Inayoshi, K. Imaizumi, M. Sugano, and K. Yazawa. 1994. α Linolenic, Eicosapentaenoic and Docosahexaenoic Acids Affect Lipid Metabolism Differently in Rats. Journal Nutrition. 124: 18981906. Kenneth
ISSN: 2338-0950
Compound. Chemical Reviews Vol. 26.
Society
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak. Universitas Indonesia. Press. Jakarta. Liu. S,C. Zhang, P. Hong, and H. Ji. 2006. Concentration of Docosahexanoic Acid (DHA) and Eicosapentanioc Acid (EPA) of Tuba Oil by Urea Complexation : Optimation of Process Parameters. Journal of Food Engineering 73:203 – 209. Nettleton, J.A. 2005. Omega-3 Fatty Acids in Food and Health. Food Tech. 59:120. Ningsih, M. 2013. Kajian Rendemen dan Kandungan EPA dan DHA Minyak Ikan Lele (Claries batracus) dari berbagai ukuran berat. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Tadulako. Palu. Prisco, D., M. Fileppini, R. Paniccia, G.F. bensini, R. Abzte, and G.GN. Serneri. 1996. Effect of ω-3 Pollyunsaturated Fatty Acid Intake on Phospholipid Fatty Acid Composition in Plasma and Erythrocytes. American Journal of Clinical Nutrition. 124: 925-932. Purwanto., M.G. Marianti dan Nugraha. 2013. Pengaruh konsentrasi papain, rasio berat urea : minyak, dan suhu kristalisasi dalam kompleksasi omega-3 dari limbah minyak ikan. Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, 7(1) 216 – 222. Sinclair,
J. 1993. The Nutritional Significance of Omega-3 Polyunsaturated Fatty Acid for Human. ASEAN Food Journal 8(1):3-13.
D, and Harris. 1997. Spector, A.A. 1999. Essentiality of Fatty Understanding The Properties of Acid. Lipids 34: S1-S3. Urea and Thiourea Inclusion Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 66
Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : 60-68 Maret 2016
ISSN: 2338-0950
Suryaningrum, D. 2010. Optimalisasi Pemanfaatan Ikan Lele Dumbo (Claries geriepinus) dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan budidaya perikanan. Jakarta. Tatum dan C.K. Chow. 2000. Fat in Food and Their Health Implication 2nd Edition. Marcell Dekker Inc., New York. Wanasundara, U.N. and F. Shahidi. 1999. Concentration of Omega-3 Polyunsatured Fatty Acids of Seal Blubber Oil by Urea Complexation:Optimatization of Reaction Condition. Food Chem. 65:4149. Wu M, H Ding, S Wang S Xu. 2008. Optimizing Conditions For The Purification Of Linoleic Acid From Sunflower Oil By Urea Complex Fraction. Journal of The American Oil Chemists Society. 85(7): 677-684. Yeo L and Harris. 1999. Temperature – Dependent Strustural Properties of a Solid Urea Inclusion Compound Containing Chiral Guest Molecules : 2=bromotetradecane/urea. Canadian journal of Chemistry. 77:2105 – 2118.
Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea (Aini Hoiriyah dkk) 67