OPTIMALISASI JARINGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) SMA N 1 SIDOMULYO DENGAN MENERAPKAN FITUR VIRTUAL ACCESS POINT MENGGUNAKAN ROUTER WIRELESS RB751U-2HND
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Ahmad Thorik 11.11.4635
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
OPTIMAZING NETWORK WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) SMA N 1 SIDOMULYO WITH APPLY FEATURE VIRTUAL ACCESS POINT USING WIRELESS ROUTER RB751U-2HND OPTIMALISASI JARINGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) SMA N 1 SIDOMULYO DENGAN MENERAPKAN FITUR VIRTUAL ACCESS POINT MENGGUNAKAN ROUTER WIRELESS RB751U-2HND
Ahmad Thorik Sudarmawan Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRACT 1 Sidomulyo Senior High School is one of senior high school located in South Lampung regency . Which where the school already have a Wi-Fi internet network obtained from one of these programs Indonesian Telkom and Speedy in the provision of free internet network for senior high school in Indonesia. Wi-Fi network in SMA N 1 Sidomulyo is enough to help every teacher and student can find that information or just browsing the internet . But the problem is when the Wi-Fi network used at the same time without any separation between teachers and students so often the case the internet connection is not stable even slowing down. Plus the area Wi-Fi network is still limited to around office of the teachers and computer lab. To overcome these problems is in a way optimazing Wi- Fi networks using Wireless Router RB751U - 2HND is one the mikrotik router provides features Virtual Access Point ( VAP ) on their wireless interfaces . With this feature , the access point can make some access point with one physical wireless interface . Virtual Access Point will be able to use a different SSID , IP Address and MAC-Address too. With the features of the wireless router will be able to dissociate the user to teachers and students in within point the area of Wi-Fi so that while using of the internet at the time same will remain stable.
Keywords : 1 Sidomulyo Senior High School, Internet, Virtual Access Point.
1.
Pendahuluan Jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) SMA N 1 Sidomulyo yang
diterapkan saat ini masih jauh dari optimal. Dari segi pengguna belum terdapat pemisah antara Guru, Siswa/I dan Staff TU sehingga dalam satu access point digunakan secara bersamaan. Dari segi perangkat jaringan yang digunakan seperti access point dan modem berada dalam satu perangkat jaringan sehingga kinerja perangkat kurang optimal. Dari segi keamanan, seluruh pengguna tidak memerlukan username dan password untuk dapat menggunakan access point, sehingga siapapun dapat mengakses tanpa dibatasi. Dari segi kecepatan akses data, setiap pengguna belum dibatasi sehingga ketika banyak pengguna yang mengakses secara bersamaan mengakibatkan koneksi menjadi lambat, tidak stabil dan
bahkan sampai membuat koneksi internet
down. Untuk
mengatasi
permasalahan
pada
jaringan
Wireless
Local
Area
Network(WLAN) SMA N 1 Sidomulyo diperlukan analisis pemecahan masalah dengan metode PPDIOO serta menerapkan teknologi Virtual Access Point(VAP) pada Router Wireless
RB751U-2HnD,
sehingga
diharapkan
jaringan
Wireless
Local
Area
Network(WLAN) SMA N 1 Sidomulyo dapat berjalan lebih efektif dan efisien serta performa koneksi internet menjadi optimal. 2.
Landasan Teori
2.1
Konsep Dasar Jaringan Internet
2.1.1
Pengertian Jaringan Jaringan komputer adalah "interkoneksi" antara 2 komputer autonomous atau
lebih, menggunakan protokol komunikasi yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless) untuk keperluan komunikasi data.1 Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain melakukan restart, shutdown, kehilangan file atau kerusakan sistem.2 Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagai sumber daya yang dimiliki, seperti file, printer, media 1
Dony Ariyus & Rum Andri K.R, 2005. Komunikasi Data.Yogyakarta: Andi Offset.hal 225.
2
Ibid.
penyimpanan(hardisk, floppy disk, cd-room, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio maupun video bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer itu saling bertukar file/ data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/ software yang ada dalam jaringan 3
secara bersama-sama.
Tiap komputer, printer atau sebuah peripheral yang terhubung dalam jaringan disebut dengan node. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan kilometer, ribuan, atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.4 2.1.2
Manfaat Internet Manfaat jaringan komputer bagi user dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
untuk kebutuhan perusahan dan jaringan untuk umum. Tinjauan utama dari terbangunnya sebuah jaringan pada suatu perusahaan adalah:5 1. Resource sharing yang bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data, bisa digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh lokasi resource dan pemakai.6 2. High reability (keandalan tinggi) yang diperoleh karena tersedianya sumber daya alternatif. Misalnya, semua file dapat disalin (back up) kesemua mesin sehingga bila salah satu mesin mati, maka file tetap dapat diakses dari mesin lain yang masih aktif. Selain itu dengan adanya CPU yang banyak maka bila salah satu CPU tidak dipakai, maka CPU lain akan mengambil alih tugasnya, walaupun kinerjanya jadi menurun. Kemampuan melanjutkan pekerjaan saat mendapatkan 7
masalah pada perangkat keras adalah suatu hal yang sangat penting.
3. Saving money (menghemat uang). Komputer berukuran kecil mempunyai rasio harga/kinerja yang lebih baik dibanding dengan komputer yang besar. Komputer mainframe kira-kira memiliki kecepatan 10x lebih kecepatan komputer pribadi, akan tetapi harga mainframe 10x lebih mahal. Ketidakseimbangan rasio harga/
3
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 2.
4
Ibid.
5
Ibid hal 14.
6
Ibid.
7
Ibid.
kinerja ini menyebabkan para perancang sistem merasa lebih baik membangun sistem yang terdiri dari komputer-komputer kecil (PC).8 Manfaat jaringan komputer untuk umum: 1. Access ke informasi yang berada ditempat lain(seperti akses berita hari ini, info 9
e-goverment, e-commerce atau e-business), semuanya up to date.
2. Komunikasi orang ke orang(person to person seperti e-mail, chating, video conferene dll).10 3. Hiburan interaktif (seperti nonton acara tv online, radio streaming, download film atau lagu dll).11 2.2
Topologi Jaringan Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan
hubungan antarkomputer dalam Local Area Network yang umumnya menggunakan kabel(sebagai media transmisi), dengan konektor, Ethernet card, dan perangkat 12
pendukung lainnya. 2.2.1
Topologi Jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) Topologi jaringan WLAN jauh berbeda dengan topologi jaringan LAN/ kabel,
berikut topologi yang umum digunakan:13 2.2.1.1 Independen Basic Service Set (IBSS) Topologi paling sederhana adalah tipe Ad Hoc, dimana node-node yang independen akan saling berkomunikasi secara peer to peer atau point to point. Standar ini merujuk pada topologi independent basic service set (IBSS) dimana salah satu node akan ditunjuk sebagai proksi untuk melakukan koordinasi antarnode dalam satu group.14
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Ibid hal 15.
11
Ibid.
12
Ibid hal 39.
13
Mulyanta, Edi S. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Yogyakarta: Andi Offset. hal 81 14
Ibid.
Proksi ini bertindak sebagai access point atau base station dalam sebuah jaringan yang kompleks. Topologi Ad Hoc sangat murah diterapkan dan sangat efektif serta mudah dalam pembangunan lingkungan wireless-nya, seperti pada ruangan konferensi, kelas, atau bahkan lingkungan kerja yang relatif kecil.
15
2.2.1.2 Basic Service Set (BSS) Topologi yang lebih komplek adalah topologi infrastruktur, dimana paling sedikit ada satu access point yang bertindak sebagai base station. Access Point
akan
menyediakan
serta
fungsi
sinkronisasi
dan
koordinasi,
melakukan
forwarding
broadcasting paket data. Fungsi ini hampir sama dengan teknologi bridge pada metode jaringan wired (dengan kabel).16 2.2.1.3 Extended Service Set (ESS) Pada topologi ini, beberapa access point dapat dipergunakan untuk mengcover range area yang lebih luas, sehingga membentuk Extended Service Set (ESS). Metode ini terdiri dari dua atau lebih basic service set yang terkoneksi pada satu jaringan kabel. Setiap access point diatur dalam channel yang berlainan untuk menghindari terjadinya interferensi. Metode ini akan membentuk sel-sel seperti jaringan selular. User dapat melakukan roaming ke sel yang lain dengan cukup mudah tanpa kehilangan sinyal. Extended Service Set (ESS) memperkenalkan kemungkinan melakukan forwarding dari sebuah sel radio ke sel yang lain melalui jaringan kabel. Kombinasi access point dengan jaringan kabel akan membentuk distribution system(DS).17 2.3
Access Point Sebuah perangkat yang memungkinkan perangkat komunikasi nirkabel untuk
terhubung
ke
jaringan
nirkabel
menggunakan
sinyal
RF
transmitter.
(sumber:http://wiki.mikrotik.com/images/5/5f/Create_Virtual_AP_for_Campus.pdf) Penjelasan lainnya Wireless Access Point adalah adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyambungkan alat-alat wireless ke sebuah jaringan berkabel (wired network) menggunakan wifi, bluetooth dan sejenisnya. Wireless Access Point digunakan untuk membuat jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) ataupun untuk
15
Ibid.
16
Ibid hal 82.
17
Ibid hal 83.
memperbesar cakupan jaringan wifi yang sudah ada (menggunakan mode bridge). (sumber: http://www.catatanteknisi.com/2011/11/wireless-access-point.html) 2.4
Virtual Access Point Router Mikrotik menyediakan fitur Virtual Access Point(VAP) pada interface
wireless-nya. Dengan adanya fitur ini, dapat membuat beberapa access point dengan berbekal satu interface wireless fisik. Virtual Access Point tersebut nantinya dapat menggunakan SSID yang berbeda-beda, IP Address yang berbeda-beda bahkan MACAddress yang berbeda pula.18
Gambar 2.7 Virtual Access Point (sumber:http://4.bp.blogspot.com/_QwZoTNzfLRQ/SlCjvorv2uI/AAAAAAAAANs/l 1oAHGXwALM/s1600/topologi-mikrotik-vlan1.jpg) 2.5
Wardriving Wardriving adalah proses mencari jaringan nirkabel Wi-Fi dengan menggerakkan
kendaraan. Wardriving pertama kali dikembangkan oleh Pete Shipley pada bulan April 2001. Ini melibatkan menggunakan mobil atau truk dan komputer dilengkapi Wi-Fi, seperti laptop atau PDA, untuk mendeteksi jaringan. Wardrivers banyak menggunakan perangkat GPS untuk mengukur lokasi menemukan jaringan dan login pada website. Untuk jangkauan yang lebih baik dibutuhkan antena Omni directional. Perangkat lunak untuk wardriving tersedia secara bebas di Internet salah satunya NetStumbler untuk Windows,
Kismet
untuk
Linux,
dan
KisMac
untuk
Macintosh.
(sumber:http://www.ijcset.net/docs/Volumes/volume3issue6/ijcset2013030605.pdf) Penjelasan lainnya Wardriving adalah tindakan bergerak dalam sebuah wilayah geografis tertentu dengan tujuan menentukan berapa banyak perangkat nirkabel yang
18
Towidjojo, Rendra. 2013. Mikrotik Kungfu : Kitab 2: Jasakom. hal 98.
digunakan untuk memperoleh data statistik. Data statistik ini dapat membantu dalam menentukan perangkat yang digunakan, jenis keamanan yang diterapkan, chanel jaringan
dan
lain-lain.(sumber:
http://www.linti.unlp.edu.ar/uploads/docs/wardriving__an_experience_in_the_city_of_la_p lata.pdf) 3.
Analisis dan Perancangan Sistem
3.1
Tinjauan Umum SMA N 1 Sidomulyo, berdiri pada tanggal 20 Juli tahun 1991 di atas lahan
dengan luas 2 ha. Berada didaerah yang terbebas dari polusi dan kebisingan. Lingkungan sekolah terdekat pada umumnya adalah masyarakat pendatang yang ratarata bekerja sebagai petani dan wiraswasta. SMA N 1 Sidomulyo merupakan sekolah SMA Negeri satu-satunya yang berada di kecamatan Sidomulyo kabupaten Lampung Selatan provinsi Lampung. Kondisi bangunan yang luas memberikan dukungan kepada siswa/i dalam mengembangkan bakat serta kemampuan dalam bidang akademik/ non akademik. Fasilitas IT tentu sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah agar mampu menjalankan visi misi SMA N 1 Sidomulyo dalam bidang teknologi. Salah satunya sudah tersedianya koneksi internet untuk membantu dan meningkatkan kinerja guru, staff tata usaha dan siswa/i dalam mengerjakan tugas yang membutuhkan referensi dari internet. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan kepala lab komputer Bapak Drs. Mangihut Simanullang, Staff TU Saudara Giman dan Guru TIK Saudara Gianto A.Md, saat ini jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) SMA N 1 Sidomulyo memiliki beberapa permasalahan diantaranya jangkauan wireless yang tidak terlalu jauh, manajemen pengguna dan hak akses yang belum diterapkan karena perangkat yang digunakan sangat terbatas. Untuk memecahkan masalah tersebut, diperlukan analisis pemecahan masalah dengan metode PPDIOO serta menerapkan teknologi Virtual Access Point(VAP) pada Router Wireless RB751U-2HnD, sehingga jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) SMA N 1 Sidomulyo menjadi efektif dan efisien serta performa koneksi internet menjadi lebih optimal. 3.2
Analisis Kondisi Jaringan Analisis terhadap kondisi jaringan yang berjalan dibagi dalam beberapa tahapan,
yang nantinya tahapan ini akan memudahkan dalam mencari kebutuhan apa saja yang diperlukan dari segi perbaikan atau pengembangan serta mencari kelemahan pada jaringan yang ada. Selanjutnya akan dilakukan perancangan ulang dan menggambarkan
dalam bentuk jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) yang baru pada SMA N 1 Sidomulyo. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan berdasarkan analisis PPDIOO sebagai berikut: 3.2.1
Prepare
3.2.1.1 Analisis Jaringan SMA N 1 Sidomulyo Penulis menganalisis jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) pada SMA N 1 Sidomulyo dengan mengetahui topologi jaringan yang sedang berjalan dan melakukan identifikasi jaringan menggunakan metode wardriving. Wardriving merupakan salah satu cara pengambilan data pada jaringan wireless untuk menganalisis kualitas jaringan wireless yang berjalan. Pengambilan data dengan metode wardriving pada SMA N 1 Sidomulyo mencakup ruang guru, staff tata usaha, lab komputer, mushola, ruang tunggu tamu, aula, perpustakaan, ruang kelas dan area diskusi siswa/i yang masih terjangkau dengan sinyal jaringan wireless.
Gambar 3.3 Topologi Jaringan Lama Staff TU 3.2.1.2 Proses Wardriving Wardriving pada smartphone menggunakan sistem operasi android 4.0.4 dengan bantuan software Wifi Analyzer dan Ping Tools. Software Wifi Analyzer untuk mendapatkan data dari kualitas sinyal jaringan wireless dalam besaran dBm. Beberapa hal yang dicatat sebagai data antara lain ssid, signal(dBm), channel, mac address dan ip address. Software
Ping
Tools
untuk
menguji
kualitas koneksi
internet
dengan
menggunakan perintah ping. Beberapa hal yang dicatat sebagai data antara lain host name/ ip address tujuan, besar paket yang dikirim dalam satuan bytes, jumlah
pengiriman paket,
Time To Live(TTL), nilai time(minimum, maximum dan average),
packets(sent, received dan lost) . Wardriving pada smartphone dilakukan secara manual dengan menentukan beberapa titik lokasi analisis dan kemudian memasuki/ mendekati titik lokasi analisis diantaranya ruang guru, staff tata usaha, lab komputer, mushola, ruang tunggu tamu, aula, perpustakaan, ruang kelas dan area diskusi siswa/i. 3.2.1.3 Hasil Wardriving Jaringan Lama 3.2.1.3.1
Kualitas Sinyal Kualitas Sinyal pada wireless ditunjukan dengan besaran dBm. Rentang
kuat sinyal pada wireless yaitu antara -10 dBm sampai kurang lebih -99 dBm, semakin nilai nya mendekati positif maka semakin besar kuat sinyal nya. Kuat sinyal dapat dikategorikan berdasarkan kualitas nya sebagai berikut : Excellent (green): -57 to -10 dBm (75 - 100%), Good (green): -75 to -58 dBm (40 - 74%), Fair (yellow): -85 to -76 dBm (20 - 39%), Poor (red): -95 to -86 dBm (0 - 19%). Tabel 3.1 Kualitas Sinyal Jaringan Lama Access Point ICTCenter@SMA N 1 Sidomulyo Titik Analisis
Besaran (dBm)
Kualitas Sinyal Excellent (green)
Ruang Staff TU
-37
Ruang Guru
-84
Ruang Tamu
-75
Mushola
-76
Gedung Aula
-91
Lab Komputer
-92
Perpustakaan
-74
Area Diskusi Siswa/i
-72
Ruang II Siswa
-82
Fair (yellow) Good (green) Good (green) Poor (red) Poor (red) Good (green) Good (green) Fair (yellow)
3.2.1.3.2
Kualitas Koneksi Internet Kualitas koneksi internet dapat diketahui dengan bantuan software Ping
Tools dengan menggunakan perintah ping. data yang ditampilkan berupa jumlah paket data yang dikirimkan pada ip address tujuan, kemudian ip address tujuan akan memberikan replay yang terdiri dari Time To Live(TTL), Time(minimum, maximum dan average) serta Packets(sent, received dan lost). Semakin kecil nilai Time dan jumlah Packets data yang dikirim dengan yang diterima tidak terjadi kehilangan(lost) semakin baik kualitas koneksi internet. Ping menggunakan bantuan software ping tools dan hasil yang ditampilkan dari jaringan lama berdasarkan 9 titik analisis yaitu ruang guru, ruang staff tu, perpustakaan, aula, ruang 2 siswa/i, area diskusi siswa/i, ruang tamu, lab computer dan mushola. Tabel 3.2 Kualitas Koneksi Internet Jaringan Lama Access Point ICTCenter@SMA N 1 Sidomulyo Titik Analisis
Time Replay(ms) Min
Max
Avg
Packets Sent
Received
Lost(%)
R. Guru
51
601
397
10
10
0
R. Staff Tu
41
61
54
10
10
0
Perpustakaan
55
1000
549
10
10
0
Aula
607
4000
3000
10
9
10
R. 2 Siswa
751
2000
1000
10
10
0
Area Siswa/i
207
1000
685
10
10
0
R. Tamu
47
246
84
10
10
0
Lab Kom.
RTO
RTO
RTO
10
0
100
Mushola
720
2000
1000
10
10
0
Pada titik analisis Lab Komputer, Time Replay bernilai Request Time Out(RTO) / Unknown Error(Ping Tools) dan secara otomatis Packets yang dikirim sebanyak 10 kali(Ping Count) tidak dapat diterima sehingga prosentase
kehilangan sebesar 100%, hal ini disebabkan oleh kekuatan sinyal yang diperoleh sangat lemah. Kehilangan Packets juga terjadi pada titik analisis aula sebesar 10%. Time Replay Minimal(Min) menunjukan kecepatan tercepat dalam mengirimkan sebuah Packets dalam satuan MilliSecond(ms), Maximal(Max) menunjukan
kecepatan
terlambat
sedangkan
Average(Avg)
menunjukan
kecepatan rata-rata dalam mengirimkan 10 Packets (Ping Count). Semakin dekat dengan lokasi Access Point maka semakin kuat sinyal yang diperoleh dan nilai Time Replay dari Packets yang dikirimkan semakin kecil. 3.2.2
Plan Tahap perencanaan dilaksanakan berdasarkan hasil analisis dan identifikasi
masalah yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya(prepare) dan dapat disimpulkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah. Langkah awal perencanaan, penulis merancang topologi jaringan baru serta dilengkapi detail data-data yang akan digunakan. Berikut ini topologi jaringan WLAN baru pada SMA N 1 Sidomulyo. Modem ADSL Speedy ZTE ZXV10 W300S Internet/ ISP Telkom Speedy
wlan3(virtual-ap) Hotspot Siswa/ Siswi wlan2(virtual-ap) Hotspot TU
Router Wireless RB751U-2HnD
Wlan1(ap-bridge) Hotspot Guru
Hotspot Siswa
Hotspot TU
Hotspot Guru
` Switch D-Link 24 Port
`
`
Gambar 3.7 Topologi Jaringan Baru Staff TU 3.2.3
Design Tahapan design adalah tahapan awal pembuatan sebuah model. Design dari
arsitektur jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) di SMA N 1 Sidomulyo terbagi
atas beberapa lokasi yang dibedakan berdasarkan ruang dan penempatan perangkat. Tahapan design memberikan spesifikasi dasar yang nantinya menjadi kesesuaian dengan tahapan operate. Analisis terhadap arsitektur setiap lokasi yang berdasarkan pengamatan langsung diantaranya ruang guru, ruang staff tu, perpustakaan, aula, ruang 2 siswa/i, area diskusi siswa/i, ruang tamu, lab komputer dan mushola. 3.2.4
Implement Tahapan
implement
merupakan
kelanjutan
dari
berhubungan langsung dengan proses penerapan dari
tahapan
design
dan
hasil identifikasi pada
permasalahan yang berlangsung. Implement atau “ penerapan” yang bertujuan pada perubahan struktur jaringan WLAN SMA N 1 Sidomulyo yang baru. 3.2.5
Operate Pada tahapan operate inilah struktur jaringan secara keseluruhan diterapkan
sesuai dengan tahapan awal hingga tahapan implement, apakah sesuai atau masih ada kekurangan 3.2.6
Optimize Tahapan optimize adalah tahapan terakhir dari sebuah struktur jaringan wireless
yang sudah diperbarui dengan mengacu pada tahapan operate. Proses optimize digunakan untuk memperbaiki hasil dari analisis sebelum dilakukan optimasi, sehingga sistem mengalami perbaikan dan hasil maksimal dapat dicapai. Tahap optimasi yang dilakukan terbagi menjadi dua bagian. Secara sistem pada jaringan dan pada perangkat access point. 4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1
Implementasi Virtual Access Point(VAP)
4.1.1
Mengaktifkan Virtual Access Point(VAP) Student Setelah interface wireless aktif secara otomatis fitur Virtual Access Point(VAP)
pada router Mikrotik sudah dapat digunakan. Langkah awal yang penulis lakukan yaitu membuat VAP untuk digunakan oleh Siswa/i. berikut konfigurasi awal untuk mengaktifkan VAP adalah Wireless – tab Interface – klik simbol (+) – pilih VirtualAP.
Gambar 4.12 Menambahkan Virtual Access Point Student Kemudian tab General – Name : wlan2 dan pada bagian Type otomatis terbentuk sebagai VirtualAP – Ok.
Gambar 4.13 Detail Virtual Access Point Wlan2 General Kemudian tab Wireless dengan nama SSID : FreeHotspot Student@SMANSASI – Master Interface : wlan1 – Ok.
Gambar 4.14 Detail Virtual Access Point Wlan2 Wireless
Maka VAP Student berhasil diaktifkan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.15 Virtual Access Point Student Aktif 4.1.2
Konfigurasi Virtual Access Point(VAP) Student
Add IP Address
Add IP Pool Student
Add DHCP Server dan Network
Add Hotspot Server Profiles
Add Hotspot Servers
Add Hotspot User Profiles
Add Hostpot Users
NAT
4.2
Pembahasan
4.2.1
Tampilan Halaman Login Virtual Access Point(VAP) Student Konfigurasi VAP Student yang sebelumnya sudah dilakukan yaitu: DNS Name
yang digunakan www.studentsmansasi.com sehingga saat
user/
Student
akan
melakukan browsing sebelum menuju halaman yang dituju akan dihadapkan pada halaman login www.studentsmansasi.com dengan menginputkan username: student dan password: studentsmart2014.
Gambar 4.75 Halaman Login VAP Student
4.2.2
Statistik Analisis Kualitas Sinyal Analisis kualitas sinyal Wireless Local Area Network SMA N 1 Sidomulyo pada
jaringan lama dan baru, menggunakan metode wardriving, metode tersebut sudah dibahas pada bab sebelumnya. Penulis menentukan beberapa titik-titik analisis yang menjadi lokasi kegiatan Guru, Staff Tu dan Siswa/i yaitu ruang staff tu, ruang guru, ruang tunggu tamu, masjid, aula, lab komputer, perpustakaan, area diskusi siswa/i dan ruang 2 siswa. Berdasarkan Tolak ukur kualitas sinyal dari besaran dBm dibagi menjadi beberapa interval diantaranya:Excellent (green): -57 to -10 dBm (75 - 100%), Good (green): -75 to -58 dBm (40 - 74%), Fair (yellow): -85 to -76 dBm (20 - 39%), Poor (red): 95 to -86 dBm (0 - 19%).(mikrotik.co.id) Dari hasil analisis, penulis mendapatkan data kualitas sinyal dari Access Point(AP) ICTCenter(jaringan WLAN lama) dan Virtual Access Point(VAP) Guru, Siswa/I dan Staff TU(jaringan WLAN baru) sebagai berikut:
Gambar 4.77 Titik Analisis Sinyal Ruang Staff TU Data pada diagram diatas menunjukan kekuatan sinyal AP ICTCenter sebesar -37dBm, VAP Guru, Student dan Staff TU sebesar -26dBm dan berstatus Excellent (green)/ berwarna hijau. Dapat disimpulkan pada titik analisis ruang staff tu mengalami peningkatan kekuatan sinyal sebesar 30% pada jaringan baru dan sinyal dari ketiga VAP menunjukan nilai yang sama/ stabil.
4.2.3
Hasil Kualitas Koneksi Internet Tabel 4.1 Kualitas Koneksi Inernet Jaringan Lama dan Baru
Time Replay(ms) Titik Analisis
Jaringan Min
Ruang Guru
Ruang Staff Tu
Packets
Max
Avg
Sent
Received
Lost (%)
Jaringan Lama
51
601
397
10
10
0
VAP Guru
38
835
237
10
10
0
VAP Student
37
392
128
10
10
0
VAP Staff TU
47
246
84
10
10
0
Jaringan Lama
41
61
54
10
10
0
VAP Guru
36
55
42
10
10
0
VAP Student
37
62
42
10
10
0
VAP Staff TU
36
60
45
10
10
0
Jaringan Lama
55
1000
549
10
10
0
VAP Guru
207
1000
685
10
10
0
VAP Student
835
2000
1000
10
10
0
VAP Staff TU
632
2000
2000
10
10
0
Jaringan Lama
607
4000
3000
10
9
10
VAP Guru
984
2000
2000
10
10
0
VAP Student
962
2000
2000
10
10
0
VAP Staff TU
585
2000
2000
10
10
0
Perpus
Gedung Aula
Time Replay(ms) Titik Analisis
Ruang Siswa
Area
Packets
Jaringan Min
Max
Avg
Sent
Received
Lost (%)
Jaringan Lama
751
2000
1000
10
10
0
VAP Guru
720
2000
1000
10
10
0
VAP Student
637
2000
2000
10
10
0
VAP Staff TU
585
2000
2000
10
10
0
Jaringan Lama
207
1000
685
10
10
0
VAP Guru
40
876
227
10
10
0
VAP Student
315
3000
1000
10
10
0
VAP Staff TU
180
2000
1000
10
10
0
Jaringan Lama
47
246
84
10
10
0
VAP Guru
38
830
219
10
10
0
VAP Student
39
231
81
10
10
0
VAP Staff TU
54
63
57
10
10
0
Jaringan Lama
RTO
RTO
RTO
10
0
100
VAP Guru
RTO
RTO
RTO
10
0
100
VAP Student
RTO
RTO
RTO
10
0
100
VAP Staff TU
RTO
RTO
RTO
10
0
100
Jaringan Lama
720
2000
1000
10
10
0
VAP Guru
786
2000
1000
10
10
0
VAP Student
383
2000
1000
10
10
0
VAP Staff TU
1000
2000
2000
10
10
0
Diskusi Siswa
Ruang Tamu
Lab Kom.
Mushola
5.
Kesimpulan Dari hasil optimalisasi jaringan Wireless Local Area Network(WLAN) pada SMA
N 1 Sidomulyo, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Jaringan yang lama telah di optimalisasikan dengan menerapkan teknologi Virtual Access Point(VAP) fitur dari Router Wireless RB751U-2HnD dan menghasilkan jaringan baru yang lebih optimal. 2. Kualitas sinyal secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 14%. 3. Teknologi Virtual Access Point(VAP) mampu mengatasi permasalahan jaringan lama dengan meningkatkan kualitas sinyal dan menunjukan stabilitas sinyal pada titik analisis Staff TU, Ruang II Siswa, Ruang Tunggu Tamu dan Lab Komputer. 4. Kualitas sinyal
yang
tidak
stabil
terjadi
pada titik
analisis Guru,
Perpustakaan, Aula, Area Diskusi Siswa/I dan Mushola. Daftar Pustaka Anonimous,
2011,
Wireless
Access
Point.
http://www.catatanteknisi.com/2011/11/wireless-access-point.html diakses pada tanggal 01 Oktober 2014. Ch.Sai Priya et al. 2013. The Impact of War Driving On Wireless Networks. IJCSET. http://www.ijcset.net/docs/Volumes/volume3issue6/ijcset2013030605.pdf diakses pada tanggal 01 Oktober 2014. Cisco.
2011.
The
PPDIOO
Network
Lifecycle.
http://www.ciscopress.com/articles/article.asp?p=1697888&seqNum=2 diakses pada tanggal 01 Juli 2014. Dony Ariyus & Rum Andri K.R, 2005. Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi Offset. Mulyanta, Edi S. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Yogyakarta: Andi Offset. Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi Offset. Towidjojo, Rendra. 2013. Mikrotik Kungfu : Kitab 2: Jasakom.