Echo Asia Notes, Issue 26 December 2015
Gundukan, Tandon Air dan Model Sawah
Opsi bagi Petani Kecil: Prinsip-‐prinsip Rancangan Tata Kelola Air Dicetak ulang dengan seijin Natural Farming Journal, September 2015 Terjemahan Bahasa Indonesia: Tyas Budi Utami, ECHO Asia Foundation, Thailand
Awal tahun lalu, Thailand mengalami kekeringan terparah dalam 20 tahun terakhir. Padahal baru 4 tahun silam kami dilanda banjir terbesar yang pernah kami alami. Baik frekuensi maupun tingkat keparahan bencana alam semakin meningkat; oleh sebab itu membangun ketahanan terhadap bencana yang seperti ini sungguh sangat penting. Salah satu caranya adalah dengan mendesain ulang suatu daerah berdasarkan pada “gundukan, tandon air dan model sawah” yang merupakan salah satu cara untuk melaksanakan metode “lubang-lubang loyang kue” sebuah konsep yang diusung oleh Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej. Metode ini efisien untuk menghadapi bencana air, baik bencana banjir maupun bencana kekeringan. 5 Faktor yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Merancang Lahan Anda Hal pertama yang diperlukan untuk merancang sebuah area adalah pemahaman tentang hubungan-hubungan di antara 5 faktor penting berikut ini: 1. Api (arah sinar matahari). Sebelum merancang ulang suatu daerah maka harus dilakukan penelitian untuk menetapkan arah utara, selatan, timur, dan barat, serta menentukan jalur matahari di setiap musim, sebab hal-hal tersebut akan mendatangkan perbedaan. Sebagai contoh: di musim dingin, malam hari berlangsung panjang sedangkan siang harinya berlangsung pendek, matahari terbit di sebelah tenggara dan tenggelam di barat daya; di musim panas, siang hari berlangsung lama dan malam harinya berlangsung lebih pendek, dan seterusnya. Pengamatan tidak boleh hanya dilakukan satu kali saja karena hasilnya tidak akan akurat. 2. Bumi. Karakteristik dan daya serap tanah harus dipahami supaya kita dapat merencanakan penggalian tandon air dengan baik dan membuat perbaikan-perbaikan yang sesuai. Tanah perlu direhabilitasi: bukan dengan menggundulinya tetapi dengan menutupinya memakai jerami, dedaunan, atau rumput; tanah harus diberi suplemen pupuk organik, baik cair maupun padat. 3. Air. Arah aliran air baik yang menuju kedalam maupun keluar area harus dipelajari. Tandon air harus ditempatkan di arah berhembusnya angin hangat karena bisa membantu membuat rumah Anda terasa lebih sejuk. Tandon-tandon air harus digali sedemikian rupa sehingga bentuknya berkeluk dan berbelok. Dengan demikian ada lebih banyak luasan yang bisa dipakai untuk budidaya tanaman di pinggiran tandon itu. Penggalian bisa dilakukan dengan menciptakan teras-teras, atau mengurangi kedalaman tandon air. Teras pertama harus cukup dangkal sehingga sinar matahari bisa sampai ke dasarnya. Tujuannya adalah memberikan tempat ideal bagi ikan untuk meletakkan telurnya dan
memungkinkan berkembangnya kehidupan air. Selain itu, tanaman air harus dibudidayakan untuk memberikan ruang lebih lanjut bagi ikanikan untuk bertelur dan menemukan habitat. Kita juga perlu membuat sebuah “roti isi untuk ikan,”: yaitu tumpukan lapisan rumput atau jerami dan kompos lalu menempatkannya di sumber air. “Roti isi untuk ikan” ini akan menumbuhkan plankton dan moina, sumber makanan bagi kehidupan air. 4. Udara . Harus dilakukan pengamatan untuk menetapkan dari arah mana angin panas, angin dingin, dan angin pembawa hujan atau angin monsun bertiup. Umumnya angin monsun bertiup dari arah barat daya, dan angin dingin atau angin beras awal bertiup dari timur laut. Oleh sebab itu rumah, tempat pengeringan padi, dan tempat perontokan gabah tidak boleh ditempatkan di jalur yang dilewati angin dingin. Selain itu, rumah-rumah harus dirancang memiliki lubang-lubang ventilasi di arah yang dilalui angin di setiap musim. Hal ini akan membantu mengurangi penggunaan energi di dalam rumah, menjaga rumah tetap sejuk dan nyaman. 5. Manusia. Manusia dianggap sebagai faktor yang paling penting, karena pada prinsipnya desain harus mempertimbangkan kebutuhan orangorang yang tinggal di sana, mempertimbangkan kegunaan, budaya, dan apa saja yang mereka lakukan untuk hidup. Tandon-tandon air alami Salah satu prinsip penting dalam hal gundukan, tandon air dan model sawah adalah mengumpulkan dan menyimpan air hujan sebanyak mungkin, dan menyimpannya sedemikian rupa sehingga kondisinya tetap alami. Sebagai contoh: Tandon air Sebuah tandon air yang baik harus digali berkeluk dan berbelok dan mempunyai berbagai tingkat kedalaman. Hal ini karena menggali lubang persegi untuk tandon berarti ikan-ikan tidak akan memiliki tempat untuk meletakkan telur mereka, karena mereka suka meletakkan telur di teras-teras yang bertingkat. 1. Kedalaman tandon air harus sesuai dengan jumlah curah hujan di daerah Anda. Informasi curah hujan seharusnya tersedia di situs-situs kantor pemerintah, seperti yang disediakan oleh Kantor Statistik Nasional Thailand. Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej telah melakukan analisis mendalam atas air di Thailand, dan telah menemukan bahwa dalam 1 tahun akan ada 300 hari tanpa hujan. Pada hari-hari seperti ini, saat hujan tidak turun, air akan menguap sebesar 1 sentimeter per hari. Oleh sebab itu dalam waktu 1 tahun, akan ada 3 meter air yang hilang akibat penguapan. Oleh sebab itu, kolam atau tandon air harus digali dengan kedalaman lebih dari 3 meter sehingga ada cukup air yang tersisa saat kemarau panjang atau saat hujan terlambat tiba.
2. Saat menggali tandon air, tanah hasil galian akan dikeluarkan. Gunakan tanah ini untuk membuat gundukan. Pada gundukan ini, Anda dapat menanam hutan “3 jenis; 4 manfaat.” Artinya, hutan 3. yang terdiri atas jenis tanaman pangan, pohon-pohon yang bermanfaat, dan pohonpohon yang dapat dipakai untuk bahan bangunan. Semua pohon ini dapat membantu memberikan keteduhan dan menjaga kelembaban daerah sekitarnya. Ketika menanam hutan di gundukan tanah ini, seharusnya kita menanam pohonpohon dengan 5 ketinggian yang berbeda: pohon-pohon tinggi, pohon-pohon berukuran sedang, pohon pendek, semak-semak, dan tanaman umbi-umbian. Dengan demikian akar-akar pohon bisa saling menjalin di berbagai tingkat kedalaman. Akar-akar pohon ini akan menyerap air hujan yang masuk ke dalam tanah. Meskipun demikian, rumput vetiver juga perlu ditanam untuk membantu menyimpan air dan mencegah longsornya tanah. Dalam kondisi sempurna, hutan yang ditanam di gundukan seperti ini akan menyimpan sekitar 50% dari curah hujan yang merembes ke dalam tanah, bergantung pada jenis tanahnya. Gundukan-gundukan ini harus diletakkan di sebelah barat sehingga dapat membantu menciptakan keteduhan di sore hari. 4. Lahan/Ladang Galengan tanah yang mengelilingi sebuah lahan harus dinaikkan tingginya hingga mencapai ketinggian minimal 1 meter sehingga ketika hujan turun ke lahan tersebut maka lahan itu mampu mengumpulkan air sebanyak tinggi x lebar x panjang tanggul tersebut. Sebagai contoh, lahan seluas 1 rai, atau 1.600 meter persegi, dengan tanggul yang dinaikkan sampai ketinggian 1 meter, akan mampu mengumpulkan 1.600 meter kubik air. Meskipun demikian, setidaknya 50% dari air yang dikumpulkan ini akan secara bertahap diserap ke dalam tanah. Artinya,
(Dari Atas ke Bawah) 1.Sebuah kawasandi kaki gunung. Gali ‘saluransaluran usus ayam’ dan lubang resapan air untuk memperlambat aliran air. 2. Tandon air harus berkeluk dan berbelok dan kedalamannya berbeda-beda supaya ikan bisa bertelur.3. Tanah galian tandon digunakan untuk membuat gundukan untuk ditanami pepohonan. 4. Galengan setidaknya setinggi 1m, sehingga air bisa disimpan di lahan sawah.5. Galilah kolam-kolam, dengan jarak teratur untuk menyimpan air.
jumlah air yang tersisa di atas tanah akan sebanyak setengah dari jumlah hujan yang jatuh, atau 800 meter kubik. Meskipun demikian, air yang ada di bawah tanah tidak akan hilang namun-akan membantu menciptakan kelembaban dan disimpan sebagai air tanah. Selain itu, galengan harus dibangun dengan puncak yang lebar dan besar. Galengan-galengan ini tidak hanya berfungsi sebagai bendungan, yaitu menampung air agar tetap ada di dalam lahan sedangkan bagian atasnya dapat ditanami sayuran rumah tangga, atau pohon buah-buahan dan tanaman keras lainnya. 5. Saluran-saluran “usus ayam” Saluran-saluran usus ayam harus digali sedemikian rupa sehingga saluran itu berkeluk dan berbelok-belok di lahan Anda. Dengan demikian Anda tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk memasang pipa-pipa dan alat penyiram karena saluran-saluran itu telah mengalirkan air ke seluruh lahan. Di sepanjang saluran ini Anda dapat menanam pohon buah-buahan dan sayuran. Selain semua hal di atas, di antara saluran-saluran ini Anda harus menggali kolam-kolam atau “lubang-lubang loyang kue” untuk menyimpan air. Kolam-kolam ini akan membantu meningkatkan kelembaban relatif di sekitarnya serta mengurangi beban tugas untuk terus-menerus menyiram. Menyimpan air dalam bentuk lain Selain gundukan, tandon air, model sawah dan saluran-saluran “usus ayam” yang semuanya merupakan metode menyimpan air dalam kondisi alami, masih ada cara-cara lain untuk menyimpan air, misalnya: Guci-guci tanah berukuran besar dan berbagai ember cocok untuk penyimpan air di rumah-rumah yang tanahnya sempit, di tempat-tempat yang tidak memungkinkan untuk menggali lubang-lubang, dan tempat-tempat yang yang tidak mempunyai sawah. Guci tanah berukuran besar atau ember sesuai untuk rumah dengan pekarangan sempit karena tidak mungkin bagi pemilik untuk menggali lubang, juga untuk mereka yang tidak memiliki sawah sendiri.
6&7.Bejana tanah raksasa dan berbagai ember, wadah yang sangat berguna untuk lahan sempit. 8.Tangki air dari bambu yang diplester dengan semen. 9.Dam Pengawasan untuk memperlambat aliran air, menjaga kelembaban dan menangkap sedimen/endapan.
Kita hanya perlu membuka tutup guci/ember dan meletakkanya di bawah atap sedemikian rupa sehingga bisa menampung air yang jatuh dari talang air.
Sebagai alternatif, Anda bisa juga menggunakan lembaran seng bergelombang untuk tujuan yang sama. Atau sekedar menempatkan ember di bawah atap rumah Anda untuk menadahi air yang jatuh dari atap. Tangki-tangki air cocok untuk menyimpan air di temopat-tempat yang sempit, sebagai contoh di tempat-tempat yang memerlukan, air sebaiknya tangki ditaruh di tempat yang tinggi. Gunakan pompa tenaga surya untuk menaikkan air ke dalam tangki sebelum mengalirkannya ke saluran-saluran “usus ayam.” Ini akan membantu menghemat energi. Tangki air semacam itu bisa dibangun menggunakan berbagai praktek yang umum dilakukan secara lokal, misalnya menggunakan anyaman bambu sebagai kerangka kemudian memplester/melepa kerangka tersebut, atau menumpuk cincin-cincin sumur beton kemudian melepanya. Dam Pengawasan bisa dibangun di saluran-saluran air atau saluran usus ayam. Dam membantu kita memeriksa kecepatan aliran air dan menangkap sedimen sebelum memasuki tandon air. Nantinya, kita dapat mengeruk sedimen tersebut dan menggunakannya untuk membuat pupuk. Metode Menghitung Kuantitas Air Sebuah Wilayah Guna menghitung volume curah hujan yang diterima oleh lahan tertentu maka seseorang perlu mengetahui luas daerah dan volume curah hujan di daerah tersebut. Untuk perhitungan ini, luas daerah perlu di ukur menggunakan sistem metrik (meter) sebab volume curah hujan juga diukur menggunakan tingkat curah hujan yang satuannya adalah milimeter per tahun. 1 persegi wah = 4 meter persegi 100 wah persegi = 400 meter persegi = 1 ngaan 4 ngaan = 400 wah persegi atau 1.600 meter persegi = 1 rai Contoh-contoh Perhitungan Volume curah hujan di daerah ini: 1.200 mm/tahun, atau 1,2 meter/tahun. Oleh karena itu, curah hujan tahunan di daerah ini = 1.600 meter persegi x 1.200 milimeter = 1.920 meter kubik. Ketika kita tahu volume curah hujan, maka kita harus menghitung berapa luas lahan yang dibutuhkan untuk menyimpannya, apakah kita mempunyai cukup lahan atau tidak? Contoh: dalam 1 tahun 1920 meter kubik hujan jatuh ke tanah kami. Dalam satu tahun ada 300 hari tanpa hujan, dan pada hari-hari tersebut air akan menguap dengan kecepatan minimal 1 sentimeter per hari. Setidaknya 3 meter dari air hujan yang dikumpulkan akan menguap pada tahun tersebut. Oleh sebab itu kita harus menggali sebuah waduk dalamnya lebih dari 3 meter. Sebuah waduk penyimpanan air = lebar x panjang x tinggi (kedalaman). Jika sebuah waduk mempunyai lebar 20 meter, panjang 10 meter, dan dalamnya 6 = 20x10x6 = 1.200 meter kubik. Tanah yang dipindahkan untuk membuat waduk harus ditumpuk untuk membuat sebuah gundukan berukuran lebar 20 meter, panjang 10 meter, dan tinggi 6 meter. Di gundukan ini perlu ditanam hutan “3 jenis; 4 manfaat”, yang akan membantu menyiman air di bawah permukaan tanah sebanyak 50% dari air hujan = 600 meter kubik.
Jika kita perlu meningkatkan jumlah air yang dikumpulkan, maka Anda bisa melakukannya di sawah, dan menggali saluran-saluran usus ayam di seluruh lahan Anda. Contoh: membuat padi 1 ngaan dalam ukuran (400 meter persegi). Menaikkan tanggul tanah sekitarnya padi hingga ketinggian 1 meter = 400 meter persegi x 1 meter = 400 meter kubik. Gali saluran-saluran usus ayam lebar 1 meter x tinggi 0,8 meter x panjang 30 meter = 24 meter kubik. Bersama-sama, gundukan, waduk, sawah, dan saluran usus ayam = 1.200 + 600 + 400 + 24 = 2.224 meter kubik. Jika lahan dirancang ulang sesuai contoh di atas, maka di daerah seluas 1 rai bisa dikumpulkan 115,83% dari curah hujan. Pengumpulan air ini bisa dilakukan meskipun pintu air bendungan ditutup sebab yang ditangkap adalah air tambahan setiap kali hujan turun. Membuat “Lubang-lubang Loyang Kue”: Menghentikan Banjir, Menghentikan Kekeringan. Merancang sebuah daerah sehingga dapat mengumpulkan semua curah hujan yang diterimanya menggunakan gundukan, tandon air dan dan model padi ini akan membantu menyediakan air bagi para petani pada saat hujan tidak datang. Selain itu, di saat banjir melanda, gundukan, waduk, sawah, dan saluran-saluran usus ayam ini bertindak bagaikan “Lubang-lubang Loyang Kue” dan membantu menampung luapan air, menghentikan air agar tidak meluap ke wilayah sekitarnya, dan mengurangi jumlah air yang akhirnya membanjiri tempat-tempat lainnya. Jika kita bisa menggerakkan orang-orang untuk meluangkan waktu menggali seratus ribu “lubang-lubang loyang kue” saja, maka total tanah yang diperlukan hanyalah kurang dari 10% tanah cekungan Pa Sak. Jika ini bisa dilakukan maka artinya: kita bisa menghentikan banjir, dan menghentikan kekeringan. Ini adalah contoh bagaimana kita benar-benar dapat memecahkan krisis nasional ini.”