Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
ISSN: 2338-0950
PEMANFAATAN ARANG AKTIF KULIT PISANG KEPOK (MUSA NORMALIS) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENURUNKAN ANGKA PEROKSIDA DAN ASAM LEMAK BEBAS MINYAK GORENG BEKAS Neni Sri Wahyuni Nasir1*), Nurhaeni2), Musafira3) 1)
Lab.Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako 2) Lab. Kimia Dasar Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako 3) Lab. Kimia Anorganik dan Kimia Fisik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Tadulako
ABSTRACT This research was about the useofactive charcoal of the banana peel (Musa normalis) as adsorbent to degrade peroxide and free faty acid of the used cooking oil. The aims of thisresearch was to determine the best rasio of active charcoal of the banana peel as adsorbent, and the best concentration of NaOH as activator to reduceperoxideand free faty acid of the used cooking oil. This research used 5 level oftreatmentswhich based on CRD, the ratio variation were 2.5, 5.0, 7.5, 10.0 and 12.5 % and the concentrations of NaOH variation were 0.125, 0.25, 0.5, 1 and 2 N. The result showed that the best ratio was occurred in the 10.0 % and the concentration of 1 N NaOH. This value indicated that the banana peel was an adsorben, which can be used inincrease quality of the used cooking oil. Key word :
active charcoal, banana peel, adsorbent, used cooking oil
ABSTRAK Penelitian tentang pemanfaatan arang aktif kulit pisang kepok (Musa normalis) sebagai adsorben untuk menurunkan angka peroksida dan asam lemak bebas telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rasio terbaik dari arang aktif kulit pisang sebagai adsorben dan konsentrasi NaOH terbaik sebagai aktivator yang dapat menurunkan angka peroksida dan asam lemak bebas minyak goreng bekas. Penelitian ini menggunakan RAL yang terdiri atas 5 taraf untuk variasi rasio yaitu: 2,5; 5,0; 7,5; 10,0 dan 12,5 %, dan variasi konsentrasi NaOH yaitu 0,125; 0,25; 0,5; 1 dan 2 N. Hasil analisis ragam menunjukkan rasio terbaik bagi adsorben kulit pisang untuk menurunkan angka peroksida dan asam lemak bebas minyak goreng bekas pada 10 % dan konsentrasi NaOH 1 N. Hal ini merupakan indikator arang aktif kulit pisang sebagai adsorben untuk meningkatkan kualitas minyak goreng bekas. Kata kunci:arang aktif, kulit pisang, adsorben, minyak goreng bekas
coresponding author:
[email protected] 18
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014 I.
dalam Pertiwi, 2013) dan senyawa organik
PENDAHULUAN Sebagian
besar
ISSN: 2338-0950
penduduk
yang berpotensi memberikan nilai kalor
Indonesia,telah mengenal buah pisang
yang cukup baik (Rusliana, 2010).Jumlah
sebagai buah yang lezat dan enak. Pisang
yang melimpah khususnya dari kulit
juga merupakan tanaman yang sangat
pisang tersebut dapat digunakan menjadi
mudah tumbuh di negara tropis seperti
produk yang berdaya guna tinggi.
Indonesia, sehingga menyebabkan pisang
Menurut
Kasyfita
(2007),kulit
terdapat melimpah. Selama ini pisang
pisang kepok dapat digunakan untuk
hanya digunakan bagian buah, batang dan
mengadsorpsi zat pengotor dalam minyak
daunnya saja, sedangkan kulit buahnya
goreng.
digunakan sebagai makanan ternak dan
memberikan warna yang lebih terang dan
penghasil alkohol (Rukmana, 1999).
efektif
Produktivitas Indonesia
semakin
buah
pisang
meningkat
di
Hasil
penelitian
menurunkan
goreng
tersebut
kadar
airminyak
bekas.Namun
demikian,
dari
pemanfaatan kulit pisang tanpa diaktivasi
5.037.472 tonpada tahun 2006 menjadi
pada penelitian Kasyfita belum efektif
5.755.073 ton padatahun 2010 dan 6.132
menurunkan angka peroksida dan asam
695 tonpada tahun 2011. Khusus Sulawesi
lemak bebas minyak goreng bekas.
Tengah pada tahun 2006 sebanyak 22.290
Pemakaian minyak goreng berulang
ton menjadi 48.167 ton padatahun 2010,
menyebabkan
dan meningkat menjadi 56.505 ton pada
oksidasi dan semakin seringdigunakan
tahun 2011 (BPS, 2010; BPS 2012).
maka
Seiringdengan produktivitas buah pisang
tingginya
tinggi.
maka jumlah
tingkat
perubahankarena
kerusakannya
Kerusakan
yang
proses
semakin
ditimbulkan
meliputi: bau dan rasa tengik, peningkatan
limbah kulit pisangpun ikut meningkat.
angka
Saat pasca panen pisang, bagian kulit,
bebas,timbulnya
batang dan daun pisang (80%) hanya
terbentuknya busa dan adanya kotoran dari
dibuang tanpa pengolahan lanjut. Hal
bumbu yang digunakan dan bahan yang
inilah yang mengakibatkan potensi limbah
digoreng. Penggunaan minyak berkali-kali
kulit pisang yang cukup besar sehingga
akan
perlu adanya penanggulangan pada kulit
kotor dan berwarna coklat serta cita rasa
pisang agar memiliki nilai guna lebih.
yang tidak disukai pada bahan makanan
Kulit pisang memiliki kandungan
peroksida
selulosa sebesar 14,4% (Suprapti, 2005 Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.)
asam
kekentalan
mengakibatkan
yang digoreng.
19
dan
lemak minyak,
minyak semakin
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014 Salah satu alternatif dari pemecahan persoalan tersebut adalah mengolahminyak
ISSN: 2338-0950
II.
METODE PENELITIAN
2.1.
Bahan Penelitian
goreng bekas menggunakan kulit pisang
Bahan dasar yang digunakan dalam
sebagai adsorben yang tersedia secara
penelitian ini adalahkulit pisang kepok
lokal. Proses adsorpsi merupakan salah
yang diperoleh dari Pantai Talise, Kota
satu upaya untuk memperbaiki kualitas
Palu. Bahan lain sebagai pendukung dan
minyak
bekas,
yaitu
dengan
bahan kimia untuk analisis diantaranya:
adsorben
yang
dapat
minyak goreng bekas, NaOH (0,125; 0,25;
minyak,
0,5; 1,0 ; 2,0)N, NaOH 0,1 N, akuades,
goreng
penambahan dicampur
langsung
dilanjutkan
dengan
dengan
pengadukan
indikator pp, natrium tiosulfat (Na2S2O3)
dan
0,01 N, larutan pati 1%, KI jenuh, asetat-
penyaringan (Ketaren, 2005).
kloroform, etanol 95%, dan aluminium
Larutan NaOH merupakan aktivator digunakanuntuk
foil.
mengaktivasi kulit pisang.Lestari (2011)
2.2.
basa
yang
dapat
mengaktivasi arang kulit pisang kepok dengan
menggunakan
Peralatan penelitian meliputi: tanur,
pada
oven, cawan porselin, lumpang dan alu,
konsentrasi 0,1 N untuk penyerapan logam
blender, ayakan 100 mesh, desicator,
Pb
(2013)
neraca analitik, magnetic stirrer, shaker,
mengaktivasiarang pada konsentrasi 0,5 N
sentrifuge, corong, buret, klem dan statif
terhadap logam Cr dan Mn. Sedangkan
dan alat-alat gelas yang umum digunakan
Suryani
dalam laboratorium.
dan
Zn,
(2009)
NaOH
Peralatan Penelitian
danPertiwi
mengaktivasi
arang
tongkol jagung sebagai adsorben dengan
2.3.
rasio terbaik 7,5% pada konsentrasi NaOH
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada
0,5 N sehingga kadar asam lemak bebas
bulan
minyak goreng bekas menurun (1,33%) dibanding sebelum diaktivasi (1,63%).
Mei
sampai
Juli
2013di
LaboratoriumTeknologi
Hasil
Ternak
Fakultas
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu
Peternakan
dan
Perikanan
Universitas Tadulako, Palu.
dilakukan aktivasi arang kulit pisang sebagai
adsorben
dalam
2.4.
menurunkan
Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan RAL
angka peroksida dan asam lemak bebas
(Rancangan Acak Lengkap) dengan dua
minyak goreng bekas.
variabel bebas yaitu variasi rasio dan konsentrasi NaOH. Variasi rasio terdiri dari 5 taraf: 2,5; 5,0; 7,5; 10,0 dan 12,5% Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 20
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
ISSN: 2338-0950
dan variasi konsentrasi NaOH terdiri dari 5
dan
taraf: 0,125; 0,25; 0,5; 1dan 2 Nmasing–
dengan menimbang 2,5 g; 5,0 g; 7,5 g;
masing diulang 2 kali. Jumlah hasil
10,0 g dan 12,5 g dalam 100 mL minyak
percobaan seluruhnya adalah 20. Variabel
goreng bekas.Campuran arang dan minyak
terikat yaitu angka peroksida dan asam
goreng bekas tersebut dikocok dengan
lemak bebas.
shaker selama 1 jam, didiamkan selama ±
2.5.
15 menit kemudian disentrifuge dan
Prosedur Kerja
12,5%
minyak
a. Pembuatan Arang Kulit Pisang (Lestari, 2011)
masing-masing
goreng
bekas
yang
diperoleh
terpisah
dianalisis kadar angka peroksida dan asam
Kulit pisang dibersihkan dari sisa-
lemak bebasnya.
sisa kotoran dengan air bersih. Kulit
Arang kulit pisang halus diaktivasi
pisang yang telah dibersihkan kemudian
dengan variasi konsentrasi NaOH (0,125;
dikeringkan
matahari.
0,25; 0,5; 1,0 dan 2,0) N dengan cara
Selanjutnya kulit pisang dimasukkan ke
dikocok selama 2 jam.Kemudian dicuci
dalam tanur selama 2 jam pada suhu
dengan akuades, lalu dipanaskan dalam
dengan
sinar
o
400 C, sampai kulit pisang menjadi arang.
oven pada suhu 105oC.Setelah dingin,
Setelah menjadi arang, dibiarkan dingin.
kemudian
b. Aktivasi dengan Variasi Rasio Arang Aktif Kulit Pisang
hingga beratnya konstan (Suryani, 2009).
dikeringkan
berulang
kali
Arang aktif dari masing-masing
Arang kulit pisang dikeringkan
perlakuan
variasi
konsentrasi
NaOH
o
dalam oven pada suhu 105 C untuk
ditimbang dengan rasio terbaik dalam 100
mengurangi kadar airnya.Kemudian arang
mL minyak goreng bekas. Campuran arang
dihaluskan
menggunakan
dan minyak goreng bekas tersebut dikocok
ayakan berukuran 100 mesh. Selanjutnya
dengan shaker selama 1 jam, didiamkan
arang diaktivasi dengan larutan NaOH 0,5
selama ± 15 menit kemudian disentrifuge
N dengan cara dikocok selama 2 jam.
dan minyak goreng bekas yang terpisah
Kemudian dicuci dengan akuades, lalu
dianalisis kadar angka peroksida dan asam
dipanaskan kembali dalam oven pada suhu
lemak bebasnya.
o
dan
105 C.Setelah
diayak
itu,
didinginkan
dalam
desicator,kemudian
ditimbang
dan
2.6.
Parameter Penelitian
a. Kadar Angka Peroksida (AOAC, 1999)
dikeringkan berulang kali hingga diperoleh
Minyak goreng bekas ditimbang
berat konstan (Suryani, 2009).
sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke
Arang aktif kulit pisang dengan
dalam 250 mL Erlenmeyer kemudian
perlakuan variasi rasio: 2,5; 5,0; 7,5; 10,0
ditambahkan 30 mL larutan asam asetat-
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 21
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
ISSN: 2338-0950
kloroform (3 : 2), dikocok sampai bahan
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
terlarut semua, selanjutnya ditambahkan
3.1.
0,5 mL larutan KI jenuh dan dikocok
Karbonisasi dan Aktivasi Arang Aktif Kulit Pisang
selama 1 menit, selanjutnya menambahkan
Penelitian
ini
diawali
dengan
30 mL akuades. Campuran dititrasi dengan
pembuatan arang aktif sebagai adsorben
0,01 N Na2S2O3 sampai warna kuning
untuk menurunkan angka peroksida dan
hampir hilang, ditambahkan 0,5 mL
asam lemak bebas minyak goreng bekas.
larutan pati 1% dan dititrasi
kembali
Bahan baku untuk pembuatan arang aktif
sampai warna biru mulai hilang. Dihitung
dalam penelitian ini adalah limbah kulit
angka peroksida yang dinyatakan dalam
pisang. Sebelum digunakan kulit pisang
mili-equivalen dari peroksida dalam setiap
dijemur di bawah sinar matahari selama 3
1.000 g sampel.
hari dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air.
mL Na2S2O3 xN Na2S2O3 x 1.000 Angka Peroksida = Berat sampel (g)
Kulit pisang lalu dikarbonisasi sampai
b. Kadar Asam Lemak Bebas (AOAC, 1999) Sebanyak
10
gram
dilarutkan
dalam
tidak ada oksigen yang masuk sehingga mencegah terjadinya pengabuan. Pada
pelarut
proses
dengan
karbonisasi,
diharapkan
terjadi
proses pemecahan bahan-bahan organik
ditambahkan indikator pp sebanyak 5 tetes. diaduk
menggunakan
dijaga dalam keadaan sistem tertutup agar
sampel
etanol 95% panas sebanyak 50 mL,lalu
Selanjutnya
arang
tanur.Selama proses berlangsung, tanur
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Selanjutnya
menjadi
menjadi unsur karbon dan pengeluaran
magnetic
unsur non karbon.
stirrerselama 30 detik lalu dititrasi dengan
Arang
larutan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan
kulit
pisang
kemudian
ditumbuk dan diblender terlebih dahulu,
jika warna larutan berubah menjadi merah
dan diayak menggunakan ayakan 100
muda yang bertahan tidak kurang dari 10
mesh. Serbuk arang kulit pisang yang
detik. Kadar asam lemak bebasdihitung
digunakan adalah yang lolos ayakan 100
dengan menggunakan persamaan sebagai
mesh. Proses pengayakan bertujuan untuk
berikut:
memperoleh ukuran partikel arang yang seragam sehingga semua arang kulit pisang diketahui
dapat daya
teraktivasi
dan
adsorptivitasnya
dapat pada
proses adsorpsi antara adsorben dan Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 22
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
ISSN: 2338-0950
adsorbat dengan ukuran partikel mesh
suhu 105°C bertujuan untuk mengurangi
yang telah ditentukan.
kandungan air dalam arang aktif kulit
Proses
karbonisasi
dilanjutkan
pisang.
dengan proses aktivasi yang bertujuan
3.2.
untuk memperbesar pori sehingga arang
Angka Peroksida pada Variasi Rasio Arang Aktif Kulit Pisang
mengalami perubahan baik fisik maupun
Kerusakan minyak pada penelitian
kimia, yaitu luas permukaannya bertambah
ini ditentukan menggunakan parameter
besar dan berpengaruh terhadap daya
angka peroksida. Peroksida merupakan
adsorpsinya.
produk awal terjadinya kerusakan pada
Pada proses aktivasi, serbuk arang
minyak goreng akibat terjadinya oksidasi
kulit pisang direndam dengan larutan
pada proses pemanasan (Wiyaningsih,
NaOH dan dikocok selama 2 jam. NaOH
2010). Senyawa
yang ditambahkan akan meresap ke dalam
peroksida
dapat
arang dan melarutkan permukaan arang
mempercepat proses timbulnya bau tengik
yang mula-mula tertutup oleh komponen
dan flavor yang tidak dikehendaki dalam
pengganggu atau zat pengotor sehingga
bahan pangan. Kandungan asam peroksida
luas permukaan yang aktif bertambah besar
dalam suatu minyak merupakan salah satu
(Ketaren, 2008).
parameter penentu kualitas minyak goreng itu
Zat aktivator NaOH yang digunakan
sendiri.
Semakin maka
besar
angka
semakin
rendah
ada lima variasi konsentrasi yang berbeda
peroksidanya,
yaitu 0,125, 0,25, 0,5, 1 dan 2 N. Tujuan
kualitas minyak goreng tersebut. Menurut
dari perlakuan variasi konsentrasi ini untuk
Standar Nasional Indonesia (1995), standar
mengetahui hubungan antara pengaruh
angka peroksida minyak goreng maksimal
karakteristik arang aktif yang dihasilkan
3 meq/kg. Hasil yang diperoleh (Tabel 1)
terhadap konsentrasi zat aktivator NaOH. Arang kulit pisang yang sudah
menunjukkan angka peroksida terendah
direndam dengan NaOH selama 2 jam
(8,06 meq/kg) dengan penurunan 29,67%
kemudian disaring dengan kertas saring
diperoleh pada rasio 10,0% dan angka
dan dicuci dengan air panas, yang berguna
peroksida tertinggi (10,48 meq/kg) dengan
untuk menghilangkan zat-zat pengotor
penurunan 8,55% diperoleh pada rasio
yang ada pada serbuk arang kulit pisang
2,5%.
selama perendaman. Gumpalan serbuk
Hasil analisis ragam menunjukkan
arang aktif kulit pisang yang diperoleh,
bahwa perlakuan variasi rasio arang aktif
dikeringkan berulang kali dalam oven pada
kulit pisang berpengaruh nyata terhadap
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 23
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
ISSN: 2338-0950
angka peroksida minyak goreng bekas.
(2011) 84,54% pada rasio 10,0% arang
Hasil analisis lanjut menggunakan uji BNJ
aktif sabut kelapa.
pada
taraf5%
menunjukkan
angka
Gambar
1
dan
bahwa
Tabel
1
peroksida pada rasio 10,0% tidak berbeda
menunjukkan
angka peroksida
nyata dengan rasio 7,5% dan 12,5%,
minyak goreng bekas tanpa ditambahkan
namun berbeda nyata dengan rasio 2,5%
arang aktif kulit pisang (kontrol) 11,46
dan 5,0%.
meq/kg. Kadar angka peroksida tanpa perlakuan lebih tinggi pada minyak goreng bekas karenaadanya proses oksidasi pada
Angka Peroksida (meq/kg)
16 11,46
10,48
12
9,94
9,82
8,06
saat
8,27
pemanasan
8
penyimpanansehingga
4
meningkat.
peroksidanya
Adanya proses aktivasi kulit pisang
0 Kontrol
2,5%
5,0%
7,5%
10,0%
pada rasio 10,0% mampu menurunkan
12,5%
Rasio Arang Aktif Kulit Pisang
Gambar 1.
maupun
angka peroksida sebesar 29,67% dari minyak
Hubungan Variasi Rasio Arang Aktif Kulit Pisang denganAngka Peroksida Minyak Goreng Bekas
goreng
bekas.
Hal
ini
menunjukkan bahwa pada rasio 10,0% memberikan penurunan angka peroksida
Gambar 1 menunjukkan bahwa
yang
perlakuan variasi rasio arang aktif kulit
secara optimal dalam menyerap senyawa
dari rasio 2,5% sampai 10,0%.Penurunan
peroksida. Hal ini dapat dilihat dari
angka peroksida yang terbesar pada rasio
perubahan fisik pada minyak goreng bekas
10,0% disebabkan karena jumlah arang
kapasitas
serap
sudah
yang
setelah diaktivasi di mana warna keruh
mencapai
optimal
berubah menjadi lebih jernih, bau tengik
dalam
serta aroma yang tidak disukai menjadi
mengadsorpsi senyawa peroksida pada minyak
goreng
bekas.
Akan
goreng
berinteraksi dengan minyak goreng bekas
minyak goreng bekas semakin menurun
pisang
minyak
disebabkan karena arang aktif dapat
minyak goreng bekas. Angka peroksida
kulit
pada
bekas.Penurunan angka peroksida tersebut
pisang dapat menurunkan angka peroksida
aktif
terbaik
berkurang
tetapi,
akibat
terserapnya
zat-zat
pengotor pada minyak goreng bekas.
penurunannya masih lebih rendah daripada penelitian
Rachmawati
(2004)
3.3.
yakni
94,57% pada penggunaan rasio 9,0% arang
Asam Lemak Bebas pada Variasi Rasio Arang Aktif Kulit Pisang Asam lemak bebas merupakan
aktif tempurung kelapa sawit dan Yustinah
asam
lemak
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 24
yang
terbentuk
karena
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
ISSN: 2338-0950
terjadinya reaksi hidrolisis minyak atau
Selanjutnya, perlakuan rasio arang
lemak. Kandungan asam lemak bebas
aktif kulit pisang dari 5,0% sampai 10,0%
dalam suatu minyak merupakan salah satu
tidak berbeda nyata terhadap penurunan
parameter
minyak
asam lemak bebas minyak goreng bekas,
goreng.Semakin besar kadar asam lemak
disebabkan karena jumlah arang aktif kulit
bebasnya, maka semakin rendah kualitas
pisang
minyak goreng tersebut.
memperbaiki mutu minyak yang ditandai
penentu
mutu
Hasil yang diperoleh (Tabel 1)
sudah
maksimal
untuk
dengan penurunan asam lemak bebas.
menujukkan bahwa nilai asam lemak
Gambar 2 menunjukkan bahwa
bebas terendah (0,34%) dengan penurunan
semakin besar penggunaan rasio arang
sebesar
dari
aktif, maka kadar asam lemak bebas
penggunaan rasio 10,0% dan kadar asam
minyak goreng bekas yang dihasilkan
lemak bebas tertinggi (0,50%) dengan
semakin menurun hingga rasio 10,0%. Hal
penurunan hanya 9,09% dihasilkan dari
ini
penggunaan arang aktif 2,5%. Namun
jumlah arang aktif maka minyak yang
demikian, nilai kadar asam lemak bebas
terhidrolisis menjadi asam lemak semakin
yang
sedikit sehingga kandungan asam lemak
38,18%
dihasilkan
dihasilkan
masih
lebih
besar
dibanding nilai kadar asam lemak bebas
disebabkan
karena
bertambahnya
bebas minyak goreng bekas menjadi kecil. Asam Lemak Bebas (%)
minyak goreng yang dipersyaratkan oleh SNI, yakni maksimal 0,3%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan variasi rasio arang aktif kulit pisang berpengaruh nyata terhadap asam lemak bebas minyak goreng bekas. Hasil analisis lanjut menggunakan uji BNJ
0.8 0,55
0.6
0,50 0,40
0.4
0,37
0,34
0,43
0.2 0 Kontrol 2,5% 5,0% 7,5% 10,0% 12,5% Arang Aktif Kulit Pisang
pada taraf5% menunjukkan asam lemak bebas pada rasio 10,0% tidak berbeda
Gambar 2. Hubungan Variasi Rasio Arang Aktif Kulit Pisang dengan Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Bekas
nyata dengan rasio 5,0%, 7,5% dan 12,5%, namun berbeda nyata dengan rasio 2,5%.
Hasil yang diperoleh menunjukkan
Hal ini disebabkan karena jumlah adsorben
bahwa asam lemak bebas minyak goreng
pada rasio 2,5% belum efektif untuk
bekas tanpa ditambahkan arang aktif kulit
menyerap zat yang diadsorpsi oleh arang
pisang (kontrol) sebesar 0,55%. Tingginya
aktif kulit pisang sehingga asam lemak
asam lemak bebas minyak goreng bekas
bebasnya masih tinggi.
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 25
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
ISSN: 2338-0950
tersebut menunjukkan bahwa pada saat
digunakan
untuk
keperluan
pemanasan terjadi perusakan struktur minyak
penelitian selanjutnya.
variabel
menjadi asam lemak bebas baik dengan 3.4.
pemutusan rantai dengan oksidasi termal, maupun
proses
hidrolisis
minyak.
Sementara setelah diberi perlakuan dengan
Angka peroksida merupakan salah
cara diaktivasi dengan arang kulit pisang
satu parameter kualitas minyak goreng.
dapat menurunkan asam lemak bebas
Jika angka peroksida suatu minyak cukup
minyak goreng bekas hingga 38,18% pada
tinggi, maka dapat dikatakan bahwa asam
rasio 10,0%.
lemak tidak jenuh dari minyak goreng
Meskipun
asam
lemak
bebas
tersebut telah mengalami oksidasi.Hasil
minyak goreng bekas meningkat kembali pada
yang diperoleh (Tabel 2) menunjukkan
rasio 12,5%, tetapi tidak berbeda
angka peroksida terendah (6,88 meq/kg)
nyata dibandingkan dengan rasio 10,0%.
pada penggunaan konsentrasi NaOH 1 N
Oleh karena itu, hasil adsorpsi yang
dengan penurunan 39,97% dan angka
optimal pada penelitian ini diperoleh dari
peroksida tertinggi (10,21 meq/kg) dengan
rasio 10,0% karena dapat menurunkan
penurunan 10,91% pada konsentrasi 0,125
asam lemak bebas minyak goreng bekas yang
terbesar.
Namun
N.
demikian,
Hasil analisis ragam menunjukkan
penurunan asam lemak bebas tersebut
bahwa
masih lebih rendah dibandingkan dengan penelitian
Rachmawati
(2004)
yang
berpengaruh
variasi
konsentrasi
nyata
terhadap
angka
peroksida minyak goreng bekas. Hasil
kelapa sawit pada rasio 6,0% yakni sebesar
analisis lanjut menggunakan uji BNJ pada
60,31%.
taraf 5% dengan rasio terbaik 10,0%
Rasio
terbaik
adalah
rasio
menunjukkan
campuran arang aktif kulit pisang dengan
diaktivasi
penurunan angka peroksida dan asam
10,0%
terbesar,
tersebut
maka
arang
kulit
pisang
pada
namun berbeda nyata dengan konsentrasi NaOH 0,125 N dan 0,25 N. Hal ini
menurunkan angka peroksida dan asam bebas
yang
dengan konsentrasi NaOH 0,5 N dan 2 N,
paling besar. Dari data di atas diperoleh rasio
peroksida
konsentrasi NaOH 1 N tidak berbeda nyata
lemak bebas minyak goreng bekas yang
apada
angka
dihasilkan oleh minyak goreng bekas yang
minyak goreng bekas, dimana terjadi
lemak
perlakuan
NaOH sebagai aktivator arang kulit pisang
menggguna-kan arang aktif tempurung
bahwa
Angka Peroksida pada Variasi Konsentrasi NaOH sebagai Aktivator Arang Kulit Pisang
menandakan
akan
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 26
bahwa
angka
peroksida
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014 mengalami
penurunan
maksimal
saat
ISSN: 2338-0950
berkisar 6,88–10,21 meq/kg atau menurun
konsentrasi NaOH terbaik 1 N.
hingga 39,37%. Penurunan kadar angka peroksida
terbanyak
sebesar
39,37%
Angka Peroksida (meq/kg)
tersebut diperoleh setelah minyak goreng bekas diaktivasi arang kulit pisang dengan
15 12
11,46
10,21
9,38
9
aktivator NaOH konsentrasi 1 N. 8,28
6,88
7,98
3.5.
6 3
Asam Lemak Bebas pada Variasi Konsentrasi NaOH sebagai Aktivator Arang Kulit Pisang Kadar
0 Kontrol 0,125 N
0,25 N
0,5 N
1N
asam
lemak
bebas
menunjukkan ukuran asam lemak yang
2N
Konsentrasi NaOH
tidak teresterifikasi dengan gliserol. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari
Gambar 3. Hubungan Konsentrasi NaOH sebagai Aktivator Arang Kulit Pisang dengan Angka Peroksida Minyak Goreng Bekas
minyak maka ditentukan dengan bilangan asamnya. Hasil yang diperoleh (Tabel 2)
Gambar 3 menunjukkan bahwa
menunjukkan asam lemak bebas terendah
larutan NaOH sebagai aktivator dapat menurunkan
kadar
angka
(0,26%)
peroksida
konsentrasi 0,125 N.
menurun dari konsentrasi NaOH 0,125 N
Hasil analisis ragam menunjukkan
mengalami
bahwa
peningkatan kembali pada konsentrasi
angka
peroksidanya
lanjut menggunakan uji BNJ pada taraf5% menunjukkan bahwa asam lemak bebas
bahwa angka peroksida minyak goreng
tertinggi pada konsentrasi NaOH 1 N yang
bekas tanpa ditambahkan arang aktif kulit
berbeda nyata dengan konsentrasi 0,125 N.
pisang (kontrol) sebesar 11,46 meq/kg,
Namun
sedangkan angka peroksida setelah diberi konsentrasi
konsentrasi
bebas minyak goreng bekas. Hasil analisis
Hasil yang diperolehmenunjukkan
variasi
variasi
berpengaruh nyata terhadap asam lemak
dibandingkan dengan rasio 1 N.
perlakuan
perlakuan
NaOH sebagai aktivator arang kulit pisang
NaOH 2 N, tetapi tidak berbeda nyata penurunan
NaOH 1 N,
(0,40%) dengan penurunan 27,27% pada
peroksida minyak goreng bekas semakin
N.Meskipun
52,73%
sedangkan asam lemak bebas tertinggi
Data di atas menunjukkan bahwa angka
1
penurunan
terdapat pada konsentrasi
minyak goreng bekas yang digunakan.
sampai
dengan
asam
lemak
bebas
pada
konsentrasi NaOH 1 N tidak berbeda nyata
NaOH
dengan konsentrasi 0,25 N, 0,5 N dan 2 N.
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 27
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014 Gambar 4 menunjukkan bahwa
ISSN: 2338-0950
pisang
(kontrol)
0,55%
lebih
tinggi
larutan NaOH sebagai aktivator dapat
dibandingkan dengan perlakuan variasi
mengurangi kadar asam lemak bebas
konsentrasi
minyak goreng yang digunakan. Hal ini
karena hidrolisis, dimana reaksi ini terjadi
ditunjukkan dengan penurunan kadar asam
akibat adanya sejumlah air yang ada pada
lemak bebas minyak setelah diaktivasi
bahan
arang
NaOH.
minyak dengan pemanasan yang berulang-
bebas
ulang pada suhu tinggi sehingga ikatan
terbesar pada konsentrasi NaOH 1 N
esternya putus dan akhirnya terbentuk
memenuhi standar mutu minyak goreng
asam lemak bebas.
kulit
Penurunan
pisang kadar
dengan
asam
lemak
yang ditetapkan oleh SNI yaitu maksimal
NaOH.Hal
pangan
yang
inidisebabkan
digoreng
dalam
Adanya proses aktivasi arang kulit
0,3%.
pisang dengan aktivator NaOH 1 N
Asam Lemak Bebas (%)
mampu menurunkan kadar asam 1.5
lemak bebas minyak goreng bekas terbesar
1.2 0.9
yakni 52,73%. Penurunan asam lemak bebas tersebut lebih tinggi dibandingkan
0,55 0,40
0.6
0,32
0,30
0,26
0.3
0,32
penelitian
Kasyfita
(2007)
yang
menggunakan adsorben dari kulit pisang
0 Kontrol 0.125 N 0,25 N
0,5 N
1N
tanpa diaktivasi yakni sebesar 7,55%.
2N
Konsentrasi NaOH
Sedangkan hasil penelitian Suryani (2009)
Gambar 4. Hubungan Konsentrasi NaOH sebagai Aktivator Arang Kulit Kulit Pisang dengan Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Bekas
menggunakan arang aktif tongkol jagung yang diaktivasi NaOH 0,5 N menurunkan asam lemak minyak goreng bekas sebesar
Hal ini menandakan bahwa untuk
18,40%.
mendapatkan mutu minyak goreng bekas dapat dengan
ditambahkan konsentrasi
aktivator 1
N.
Tabel 1. Rerata Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Bekas serta Persentase Penurunannya pada Variasi Rasio Arang Aktif Kulit Pisang
NaOH
Meskipun
mengalami peningkatan kembali pada konsentrasi NaOH 2 N, tetapi tidak berbeda nyata penurunan asam lemak bebasnya dibandingkan dengan rasio 1 N. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa asam lemak bebas minyak goreng bekas tanpa ditambahkan arang aktif kulit
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 28
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata Tabel 2.
ISSN: 2338-0950
membantu sehingga tulisan ini dapat diselesaikan.
Rerata Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Bekas serta Persentase Penurunannya pada Variasi Konsentrasi NaOH sebagai Aktivator Arang Kulit Pisang
V.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC, 1999. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical ChemistInternational. th 16 ed. AOAC Inc., Washington. BPS, 2010. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS, 2012. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata
Kasyifita, N., 2007. Efektivitas Penggunaan Adsorben Kulit Pisang Kepok (Musa normalis) dalam Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng Bekas. Jurnal Kimia Mulawarman Vol. 4 No. 2, Mei 2007: 19-25. Ketaren, S., 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Rasio arang aktif kulit pisang 10,0% memberikan
penurunan
angka
peroksida terbaik sebesar 29,67% dan asam lemak bebas minyak goreng
Lestari, R., 2011. Pembuatan Biocharcoal dari Kulit Pisang untuk Penyerapan Logam Timbal (Pb) dan Seng (Zn). Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Tadulako, Palu.
bekas 38,18%; 2. Konsentrasi aktivator angka
NaOH
1
N
memberikan peroksida
terbaik
sebagai
penurunan sebesar
Pertiwi, C., 2013. Pengaruh Iradiasi Sinar terhadap Pembentukan Ikatan Silang Kulit PisangEpiklorohidrin. Skripsi Program Studi Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah, Jakarta.
39,97%dan asam lemak bebas minyak goreng bekas 52,73%. IV.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima
kasih
penulis
Rachmawati, S.D., 2004. Pembuatan Arang Aktif Tempurung Kelapa Sawit untuk Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Skripsi Departemen Teknologi Hasil Hutan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
ucapkan
kepada Kepala Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako yang telah memfasilitasi
pelaksanaan
penelitian Rukmana, R., 1999. Usaha Tani Pisang. Kanisius, Yogyakarta.
inidan pada semua pihak yang telah
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 29
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 18-30 Maret 2014
Rusliana, E., 2010. Karakteristik Briket Bioarang Limbah Pisang dengan Perekat Tepung Sagu. Makalah Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses. Jurusan Teknik KimiaUniversitas Diponegoro, Semarang. Suryani, A.M., 2009. Pemanfaatan Tongkol Jagung untuk Pembuatan Arang Aktif sebagai Adsorben Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Skripsi Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wiyaningsih, F., 2010. Pengaruh Variasi Suhu Pemanasan Karbon Aktif Polong Buah Kelor (Moringa oleifera Lamk) terhadap PerubahanAngka Peroksida dan Asam Lemak Bebas (FFA) pada Proses Bleaching Minyak Goreng Bekas. Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. Yustinah, H., 2011. Adsorpsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut Kelapa.Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Yogyakarta, 22 Februari 2011.
Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Nasir et al.) 30
ISSN: 2338-0950