Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014
ISSN: 2338-0950
TRANSLOKASI MERKURI (HG) PADA DAUN TANAMAN BAYAM DURI (AMARANTHUS SPINOSUS L) DARI TANAH TERCEMAR Muhammad Irsyad1*), Rismawaty Sikanna2), Musafira3) 1*)
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Universitas Tadulako Lab. Kimia Analitik, Fakultas MIPA Universitas Tadulako 3) Lab Kimia Fisik dan Anorganik, Fakultas MIPA Universitas Tadulako 2)
ABSTRACT Research about mercury translocation (Hg) into the leaf of Amaranthus Spinosus L from polluted soil has been carried out. The research aim was to know influences of remediation time on the abilty of mercury absorptions , knowing the concentration of mercury distribution in the leaf of A. spinosus L and abilty of A. spinosus L as hyperacumulator plant to the mercury. Remediation times used 14 days, 21 days and 42 days. The consentration of Mercury on the growth medium were 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, and 100 ppm. The result showed that the time of maximum absorptions were at remediation times of 14 days by mercury acumulation of 70.6901 mg/kg DM (Dry Measure). This value indicated that A. spinosus L. is hyperacumulator to the mercury and it have a potential as phytoremediator on the area that contaminated by mercury. Keywords : Phytoremediation, mercury, leaf of Amaranthus spinosus L
ABSTRAK Penelitian tentang translokasi merkuri (Hg) pada daun tanaman bayam duri (Amaranthus spinosus L) dari tanah tercemar telah dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh waktu remediasi terhadap kemampuan daun bayam duri dalam menyerap merkuri, mengetahui konsentrasi merkuri yang terdistribusi pada daun tanaman bayam duri dan mengetahui kemampuan tanaman bayam duri sebagai tanaman hiperakumulator terhadap merkuri. Waktu remediasi yang digunakan adalah 14 hari, 21 hari dan 42 hari. Konsentrasi media tanam yang digunakan adalah 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan 100 ppm. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyerapan maksimum terjadi pada waktu remediasi 14 hari dengan konsentrasi penyerapan sebesar 70,6901 mg/kg BK (Berat Kering). Konsentrsi yang diperoleh tersebut mengindikasikan bahwa tanaman bayam duri merupakan tanaman hiperakumulator terhadap merkuri, dan berpotensi sebagai fitoremediator pada area yang terkontaminasi logam merkuri. Kata kunci : Fitoremediasi, merkuri, daun bayam duri Corresponding Author :
[email protected] 8
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014 I.
ISSN: 2338-0950 Penanganan atau pembersihan logam
PENDAHULUAN
berat berbahaya dari lingkungan tanah yang
Merkuri merupakan logam berat bahan
tercemar diperlukan suatu metode yang
pencemar yang paling berbahaya. Salah satu
efektif. Banyak metode konvensional yang
sumber pencemaran logam merkuri dalam
dapat
tanah dapat berasal dari proses pelapukan batuan
termineralisasi
penggarangan
pada
atau
Namun,
atau
maupun
Penggilingan
mudah, murah dan efisien agar lingkungan tanah yang tercemar logam berat dapat
tromol atau gelendung. Pencemaran tersebut sebagian
merkuri
digunakan kembali untuk berbagai kegiatan
yang
dengan aman. Salah satu metode remediasi
digunakan sebagai bahan pengikat unsur emas,
terbuang
bersama
air
tidak
yaitu tindakan metode remediasi yang
sukar dipisahkan, sehingga dapat lepas dari
ketika
tersebut
itu, metode alternatif yang dapat digunakan
merkuri
terpecah menjadi butiran halus yang sifatnya
terjadi
metode-metode
baru dengan berjalannya waktu. Oleh karena
penggarangan.
menyebabkan
metode
efisien karena akan menimbulkan masalah
pengolahan emas dalam tahap penggilingan, pencucian
misalnya
pembilasan, diilusi dan stabilisasi kimia.
akibat
penambangan
digunakan
yang dapat digunakan adalah fitoremediasi.
limbah
Fitoremediasi adalah penggunaan bantuan
pencucian ke lokasi pembuangan, baik di
tumbuhan
tanah maupun di air sungai (Juliawan dkk,
atau
tanaman
untuk
membersihkan lingkungan yang tercemar
2005).
atau
Ketika suatu zat berbahaya atau
polutan
berbahaya
(logam
berat,
pestisida, dan senyawa organik beracun
beracun seperti merkuri telah mencemari
dalam tanah atau air) karena biayanya
permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
murah. (Ludang dkk, 2008). Beberapa jenis
tersapu air hujan dan akan masuk ke dalam
tanaman tingkat tinggi memiliki kemampuan
tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
untuk mengakumulasi logam berat dalam
tanah kemudian mengendap (terendapkan)
kisaran yang tinggi sehingga disebut sebagai
sebagai zat kimia yang beracun di tanah. Zat
tanaman yang toleran terhadap logam berat.
beracun di tanah tersebut dapat berdampak
Lokasi akumulasi logam berat pada tanaman
langsung pada manusia ketika bersentuhan
terdistribusi
langsung atau dapat mencemari air tanah
hampir di
seluruh bagian
tanaman, yaitu akar, daun, dan bunga
dan udara (Anonim, 2010).
(Krause dkk dalam Azidi dkk, 2008).
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 9
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014
ISSN: 2338-0950
Menurut Mohamad (2011) tanaman bayam
Berat kering tanah dalam media tanam
duri dapat meremediasi kadmium, namun
(mg/Kg tanah). Masing – masing media
penelitian tentang remediasi merkuri dalam
tanam dibuat dengan konsentrasi berturut-
tanah pernah dilakukan. Oleh karena itu,
turut 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm dan 100 ppm.
dalam penelitian ini dilakukan penggunaan
Garam-garam tersebut dilarutkan dalam 100
jenis
ml air dan dikocok hingga larut. Selanjutnya
tanaman
bayam
duri
sebagai
fitoremediator merkuri dalam tanah.
dalam pot-pot perlakuan larutan merkuri ditumpahkan ke atas permukaan tanah.
II.
METODE PENELITIAN
2.1.
Bahan dan Alat
Setelah tanah tampak kering (± 24 jam), tanah sebanyak 2 Kg tersebut diaduk secara
Bahan : Tanah sebagi media penanaman,
merata dan dibiarkan selama 2 minggu
Bibit Tanaman Bayam Duri (Amaranthus
hingga menghasilkan tanah yang tercemar
spinosus L ), HgCl2, Pupuk (TSP, KCl dan
merkuri. Setelah proses penghomogenan
urea), HNO3 65%, H2SO4 95%, KMnO4 5%,
selesai, tanah-tanah tersebut ditaburi Pupuk
K2S2O8 5%, NH2OH.HCl 10%, SnCl2,
(Urea 1 g, TSP 0,5 g dan KCl 0,5 g) dan
H2SO4 10 N, Parfilem, Kertas Saring
dibiarkan selama 2 hari sebelum penanaman
Whatman No. 42, Larutan baku merkuri 2.3.
1000 ppm, dan Akuades.
Pembuatan Bibit Tanaman Bayam Duri
Alat : Pot berdiameter 24 cm, Ayakan tanah, timbangan,
Neraca
analitik
4
Benih tanaman bayam duri direndam
digit
terlebih dahulu dengan air selama 4 jam
(Adventure), Sendok zat, Baskom, Oven,
kemudian ditanam dalam wadah pembibitan
Lemari asam, Freezer, Pipet Volum, Botol
sedikit
BOD Bottle dan beberapa alat gelas yang
seperangkat
Serapan
Atom
alat
(Type
tumbuh bibit tanaman bayam duri. Bibit
yang
tanaman bayam duri siap dipindah ke media
dilengkapi Mercury Vaporizer Unit (MVU-
tanam (pot).
1A). 2.2.
Pembuatan Media Tanam Menimbang
sebanyak
tanah.
selanjutnya disiram setiap hari hingga
Spektrofotometri AA-6200)
permukaan
Kemudian benih ditutup dengan tanah,
umum digunakan dalam laboratorium kimia serta
dibawah
33.845;
67.697; 101.546; dan 135.395 mg HgCl2/kg Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 10
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014 2.4.
ISSN: 2338-0950 panjang gelombang 253,7 nm tanpa nyala
Pemanenan dan Pengeringan Daun Tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinosus L)
(flameless) menggunakan hybrid vapour generator, hal ini dikarenakan merkuri
Pemanenan dilakukan pada waktu
mudah menguap. Sampel yang telah siap
remediasi 14 hari, 21 hari dan 42 hari.
diuji diperlakukan serupa dengan perlakuan
Tanaman yang sudah dipanen kemudian di cuci
dengan
menggunakan
air
larutan standar yakni ditambahkan 10 ml
dan
H2SO4 10 N dan 5 ml SnCl2 kemudian
dibersihkan kembali dengan akuades hingga
diukur dengan alat SSA. Kadar merkuri
bersih. Dipisahkan daun, dari tanaman
dalam sampel ditentukan menggunakan
Amaranthus spinosus L, diangin-anginkan,
kurva
dan dikeringkan dalam oven selama 24 jam
kalibrasi
yang
telah
dibuat
sebelumnya.
pada suhu 60oC, kemudian didinginkan dalam desikator. Sampel terlebih dahulu di
2.6.
Penentuan konsentrasi
destruksi sebelum melakukan analisis kadar a. Konsentrasi merkuri yang terukur dari alat SSA
merkuri yang terkandung di dalam daun tanaman
tersebut.
Analisis
kandungan
merkuri pada sampel dilakukan dengan
b. Berat merkuri yang terserap dalam 100 mL larutan
menggunakan SSA. 2.5.
Analisis Hg pada Daun Tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinosus L)
c. Kemampuan daun dalam menyerap merkuri dalam setiap gram BK sampel
Penentuan merkuri dalam sampel dilakukan
dengan
SSA
Kemampuan daun (mg/g) =
menggunakan
W Hg (mg) W BK daun (g)
Keterangan :
metode Cold Vapor secara kurva kalibrasi dengan mengukur absorban dari larutan
Kons. Hg terbaca
: Konsentrasi pembacaan (ppb)
hasil AAS
Kons. Hg terukur
: Konsentrasi terukur (ppm)
hasil
FP
: Faktor pengenceran
V
: Volume (mL)
W (Hg)
: Berat merkuri yang terserap (mg)
standar dan larutan sampel hasil destruksi. Sebanyak 100 ml dari masing-masing larutan standar (0; 10; 20; 30; 40; 50, 75, 100 ppb) ditambahkan 10 ml asam sulfat 10 N dan 5 ml larutan SnCl2 kemudian diukur dengan spektrofotometer serapan atom pada
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 11
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014 W (BK daun)
: Berat kering sampel (g)
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis Pendahuluan Analisis
untuk
pendahuluan
mengetahui
Tabel 1. Parameter tanah No Parameter 1. Pasir 2. Debu 3. Liat 4. N-total 5. pH H2O (1:2,5) 6. pH KCl (1 : 2,5) 7. p2O5 (bray 1) 8. K 9. KTK
dilakukan
konsentrasi
ISSN: 2338-0950
logam
merkuri yang ada dalam tanah sebelum digunakan sebagai media tanam. Secara alami merkuri merupakan salah satu unsur
dan komposisi sifat Satuan % % % %
ppm me/100g me/100g
Nilai 32,95 50,70 16,35 0,25 6,8 5,9 35,33 24,71 23,89
Keterangan Silt loam Sedang Normal Sedang Sedang Sedang
yang terdistribusi pada lapisan kerak bumi dengan kelimpahan rata – rata 0,08 mg/Kg
Hasil analisis menunjukkan bahwa tanah
(Larkin dalam Khalifah, 2007). Selain
tersebut merupakan tanah dengan tekstur
pengaruh
yang
alam,
keberadaan
Hg
di
sesuai
dengan
pertumbuhan
A.
spinosus L.
lingkungan dapat berasal dari berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan limbah
Tekstur tanah sangat penting untuk
Hg di lingkungan dapat meningkat seiring
penentuan karakteristik tanah, air yanng
dengan
dan
tersimpan, ukuran pori dan perkembangan
jumlah penduduk (Ruslan
akar tanaman akan mempengaruhi kecepatan
kemajuan
pertambahan
teknologi
penarikan air, aerasi dan kesuburan tanah
dalam sutriono 2012).
(Hayati, 2010). Sedangkan pH tanah yang
Mengingat peranan tanah sebagai dan
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
sekaligus sebagai tempat berlangsungnya
tanaman bayam yaitu pH berkisar 6 – 7
siklus logam berat maka sangat perlu untuk
(Ecko, 2006). Hasil analisis pH tanah untuk
diketahui jenis dan karakter suatu tanah.
penelitian ini adalah 6,8. Jadi sesuai
Sifat tanah sangat penting untuk diketahui,
digunakan untuk penanaman. Berdasarkan
sehinga dilakukan penentuan sifat fisika dan
data uji tingkat kesuburan tanah yang telah
kimia pada tanah sebelum digunakan.
dilakukan menunjukkan bahwa tanah yang
Beberapa parameter tersebut antara lain
telah diuji layak dijadikan sebagai media
tekstur tanah, kandungan bahan organik,
tumbuh tanaman bayam duri (A. spinosus
kadar N, P, dan K yang dapat dilihat pada
L), Suriadi dkk dalam Sutriono (2012)
tabel dibawah ini.
mengemukakan bahwa umumnya pupuk
media
tanam
atau
pertumbuhan
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 12
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014
ISSN: 2338-0950
anorganik yang dihasilkan dari bahan galian tambang
mengandung
unsur ikutan seperti
berbagai
macam
logam Cd, Cr, Hg Pb
dan U dengan kadar yang cukup tinggi, sehingga analisis kuantitatif perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya konsentrasi Gambar 1
merkuri. Kandungan merkuri yang terdapat
:
Hubungan waktu remediasi terhadap konsentrasi rata- rata merkuri pada daun tanaman bayam duri
dalam tanah dan pupuk anorganik, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Peningkatan
konsentrasi
tersebut
disebabkan tanaman bayam duri berada Tabel 2. Komposisi tekstur tanah Konsentrasi merkuri Sampel (mg/kg) Tanah 0.2302 TSP 0.0084 KCl 0.0307 Urea 0.0003
dalam proses pertumbuhan sehingga proses penyerapan dan akumulasi merkuri masih berlangsung optimum
hingga
(jenuh)
tercapai
kondisi
(Chussetijowati
dkk,
2012). Penurunan konsentrasi pada waktu
B. Pengaruh Waktu Remediasi terhadap Konsentrasi Merkuri pada Daun Bayam duri
remediasi selanjutnya, terjadi disebabkan
Pengaruh waktu remediasi terhadap
berkurang yang akibatnya transfer ke bagian
konsentrasi merkuri pada daun bayam duri
daun tanaman pada minggu tersebut sangat
dalam penelitian ini diperoleh konsentrasi
kecil dan juga diakibatkan karena tanaman
merkuri yang terdistribusi pada daun bayam
telah mengalami dampak toksisitas dari
duri
konsentrasi
meningkat
dan
mencapai
oleh akar tanaman yang mengalami stres atau jenuh sehingga penyerapan merkuri
waktu
logam
berat
yang
tinggi
maksimum pada waktu remediasi 14 hari
sehingga mengganggu penyerapan pada
dan mengalami penurunan pada waktu
tanaman tersebut (Munawar, 2010).
remediasi selanjutnya yaitu 21 hari dan 42
Berdasarkan pengolahan data SPSS
hari. Data perhitungan konsentrasi rata-rata
11,5 dalam uji lanjut Duncan. Perbedaan
merkuri pada daun bayam duri untuk waktu
tiap kelompok dapat dilihat dalam kolom
remediasi dapat dilihat pada gambar 1
subset yang sama atau berbeda. Perlakuan
dibawah ini.
yang terdapat pada kolom yang berbeda mengidentifikasikan
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 13
perbedaan
yang
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014
ISSN: 2338-0950
signifikan dan perlakuan yang terdapat pada kolom
yang
perbedaan
sama
yang
mengidentifikasikan
tidak
signifikan
atau
berbeda tidak nyata. Berdasarkan hasil uji Duncan
menunjukkan
bahwa
waktu
remediasi tanaman terhadap peningkatan Gambar 2
distribusi merkuri pada daun tanaman
: Hubungan konsentrasi rata -rata merkuri pada daun tanaman bayam duri terhadap konsentrasi media tanam
bayam duri berada pada kolom subset yang berbeda.
Dari
hasil
tersebut,
dapat Hubungan
disimpulkan bahwa waktu remediasi 14 hari,
antara
konsentrasi
merkuri pada daun bayam duri terhadap
21 hari dan 42 hari berbeda nyata.
konsentrasi C. Pengaruh Konsentrasi Media Tanam terhadap Konsentrasi Merkuri pada Daun Bayam duri
media
tanam
menunjukkan
bahwa jumlah konsentrasi merkuri yang terakumulasi
oleh
tanaman
dan
ditranslokasikan ke bagian daun meningkat Jumlah merkuri yang terakumulasi
dengan naiknya konsentrasi merkuri yang
pada daun tanaman bayam duri sebagai
ditambahkan. Hal ini dapat disebabkan pula
fungsi konsentrasi yang ditambahkan dalam
karena
media tanam ditunjukan pada gambar 2.
logam
25, 50, 75 dan 100 ppm dan waktu remediasi
dengan
lebih
besar
dibandingkan
pada
Pada grafik di atas, hasil yang diperoleh
Dari hasil penelitian diperoleh konsentrasi
dalam
rata-rata tertinggi merkuri pada daun bayam
penelitian
sesuai
dengan
hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sukamto
duri pada waktu remediasi 14 hari sehingga
(1995)
waktu remediasi dilakukan mulai 14 hari konsentrasi
tanam
konsentrasi 25 ppm, 50 ppm dan 75 ppm.
dilakukan mulai 14 hari, 21 hari dan 42 hari.
dengan
media
konsentrasi 100 ppm kepadatan populasi
Variasi konsentrasi yang digunakan adalah
sesuai
pada
menyatakan
bahwa
konsentrasi
logam yang ditambahkan dalam media
maksimum
penanaman
merkuri yang dapat diakumulasi oleh daun
mempengaruhi
penyerapan
tanaman, dimana jumlah konsentrasi logam
bayam duri pada variasi waktu.
yang ditambahkan dalam media tanam berbanding lurus dengan akumulasi logam pada
tanamannya.
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 14
Syahputra
(2005)
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014
ISSN: 2338-0950
menyatakan akumulasi logam merkuri ke
logam berat dari akar ke tajuk yang tinggi
dalam tanaman tergantung pada konsentrasi
sehingga akumulasinya pada tajuk lebih
logam tersedia, semakin tinggi jumlah
tinggi dari pada akar (Brown dalam Juhaeti
merkuri dalam media tanam akan semakin
dkk, 2005).
besar
konsentrasi
yang
diserap
oleh
Semua
tanaman.
tumbuhan
memiliki
kemampuan menyerap logam tetapi dalam
Berdasarkan
Duncan
jumlah yang bervariasi. Sejumlah tumbuhan
menunjukkan bahwa konsentrasi media
dari banyak famili terbukti memiliki sifat
tanam dalam meningkatkan serapan merkuri
hipertoleran, yakni mampu mengakumulasi
yang terdistribusi ke bagian daun tanaman
logam dengan konsentrasi tinggi pada
bayam duri berada pada kolom subset yang
jaringan akar dan daunnya sehingga bersifat
berbeda.
dapat
hiperakumulator (Hardiani, 2009). Beberapa
disimpulkan bahwa konsentrasi media tanam
karakteristik tanaman hiperakumulator yaitu
75 ppm dan 100 ppm berbeda nyata
pertumbuhannya cepat, biomassa besar,
sedangkan 25 ppm dan 50 ppm tidak
termasuk
berbeda nyata.
mengakumulasi logam ke bagian daun
Dari
hasil
hasil
uji
tersebut,
hasil
panen,
dan
mampu
tanaman (Reeves dalam Hidayati, 2004). D. Penentuan Tanaman Bayam duri (Amaranthus spinosus L) sebagai Hiperakumulator
bahwa nilai penarikan merkuri (Hg) atau
Sifat hipertoleran terhadap logam
kemampuan merkuri yang terdistribusi ke
adalah
daun tanaman bayam duri baik pengaruh
berat
kunci
mengindikasikan
karakteristik
sifat
Dari hasil Penelitian menunjukkan
yang
waktu
hiperakumulator
remediasi
maupun
konsentrasi
suatu tumbuhan. Suatu tumbuhan dapat
memberikan nilai lebih besar dari 10 mg/Kg,
disebut hiperakumulator apabila memiliki
dengan konsentrasi merkuri (Hg) yang
karakter-karakter
(i)
ditarik untuk pengaruh waktu remediasi
Tumbuhan memiliki tingkat laju penyerapan
yaitu waktu remediasi pertama (14 hari)
unsur dari tanah yang lebih tinggi dibanding
pada kontaminasi merkuri (Hg) 100 ppm
tanaman lainnya, (ii) Tumbuhan dapat
sebesar 70.6901 mg/kg BK. Dari data
mentoleransi unsur dalam tingkat yang
tersebut,
tinggi pada jaringan akar dan tajuknya dan
dikategorikan
(iii) Tumbuhan memiliki laju translokasi
hiperakumulator merkuri. Menurut Lasat
sebagai
berikut:
bahwa
tanaman sebagai
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 15
bayam
duri
tanaman
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014
Menggunakan Tanaman Bayam (Amaranthus sp). Hasil Seminar Nasional ke – 16 Teknologi dan Kesehatan PLTN serta Fasilitas Nuklir : 282 – 289.
dkk dalam Sabaruddin (2011), tanaman hiperakumulator merkuri adalah tanaman yang dapat menarik logam merkuri dalam jumlah konsentrasi yang sangat tinggi yaitu
Echo, W. 2006. Budidaya Sayur Mayur (Bayam). (http://a1kios.hexat.com diakses 08 Oktober 2012).
10 ppm Hg. Hasil Penelitian yang telah dilakukan terhadap translokasi mekuri ke bagian
Hardiani, H. 2008. Pemulihanm Lahan Terkontaminasi Limbah B3 dari Proses Deinking Industri Kertas Secara Fitoremediasi. Jurnal Riset Industri 2 (2) : 64-75
tanaman bayam duri dapat disimpulkan bahwa kemampuan penyerapan maksimum merkuri (Hg) pada daun bayam duri terjadi
Hayati, F. 2010. Karakterisasi Abu Terbang (FLY ASH) dan Eksplorasi Vegetasi Fitiremediator di Area Langfill Abu Terbang untuk Pengelolaan Ramah Lingkungan. Tesis Program Pascasarjana Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Bandung.
pada remediasi 14 hari dengan jumlah konsentrasi daun rata-rata 70.6901 mg/kg BK,
konsentrasi
terdistribusi
pada
merkuri
(Hg)
yang
daun
bayam
duri
berbanding lurus dengan konsentrasi media tanam, dan tanaman bayam duri berpotensi sebagai tanaman hiperakumulator terhadap
Hidayati, N., Yulintina, D, R., Nuzula, S., Nurjanah, S., Dan P. S. Dewi. 2012. Makalah toksikologi Lingkungan Logam Berat Merkuri (http://tralalaikrima.blogspot.com, diakses 08 Oktober 2012).
merkuri (Hg). IV.
ISSN: 2338-0950
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2008. Merkuri (Hg). Logam cair Toksik Mematikan. (http://smk3ae.wordpress.com diakses 08 Oktober 2012).
Juhaeti, T., Hidayati, N., dan F. Syarif. 2005. Inventarisasi Tumbuhan Potensial Untuk Fitoremediasi Lahan dan Air Terdegradasi Penambangan Emas. Biodiversitas 6 (1) : 31-33.
Azidi, I., Noer, K., dan E. N. Yenny. 2008. Kajian penyerapan logam Cd, Ni, dan Pb dengan Varietas Konsentrasi Pada Akar, Batang dan Daun tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L). Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.
Juliawan, N., Widiayatna, D., dan J, Jatim. 2005. Pendataan Penyebaran Unsur Merkuri Pada Wilayah Pertambangan Cibaliung, Kabupaten Pandegelan, Provinsi Banten. Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.
Chussetijowati, J., Tjahaya, P. I., dan P. Sukmabuana, 2012. Fitoremediasi Radionuklida 134Cs dalam Tanah
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 16
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): 8-17 March 2014
ISSN: 2338-0950 Sutriono, D. 2012. Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) Dari Tanah Tercemar. Skripsi sarjana FMIPA UNTAD. Palu.
Khalifah, S, N. 2007. Studi Keseimbangan adsorpsi Merkuri (II) pada Biomassa Daun Enceng Gondok (Eichornia crasipes) yang Diimmobilisasi pada Matriks Polisiklat. Skripsi Sarjana Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang. Malang.
Syahputra, R. 2005. Fitoremediasi Logam Cu dan Zn dengan Tanaman Enceng Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart.) Solms). Fakultas MIPA Jurusan Kimia. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Ludang, Mangkoedihardjo, Margareth, dan Surahmaida. 2008. Sistem Loop Pemulihan Tanah Tercemar Timbal Menggunakan Proses Bioaugmentasi Kompos dan Fitoremediasi Tanaman Jarak Pagar. (http//personal.its.ac.id diakses 08 Maret 2012). Mohamad, E. 2011. Fitoremediasi Logam Berat Kadmium (Cd) dalam Tanah dengan Menggunakan Bayam Duri (Amaranthus spinosus L). Tesis Program Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Malang. Munawar., dan A. Rina. 2010. Kemampuan Tanaman Mangrove Untuk Menyerap Logam Berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). J. ilmu Teknik Lingkungan 2 (2) Sabaruddin. 2011. Kajian kemampuan Akar Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptan poir) dalam Menyerap Logam Merkuri pada Tanah Tercemar. Skripsi sarjana FMIPA UNTAD. Palu. Sukamto. 1995. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Penanaman Terhadap Penyerapan Logam Berat Cd dan Pb oleh Kangkung Air (Ipomoea aquatica. Skripsi Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam ( Irsyad et al.) 17