GAMBARANKELEKATAN (ATTACHMENT)ANTARA IBU-BAYI PADAPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN CEMPAKAPUTIH, KECAMATAN CIPUTAT TIMUR, KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2009
Oleh: Zahratul Aeni 105104003497
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi denganjudul
GAMBARAN IKATAN TALI KASIH UTTACIIMENNANTARA IBU.BAYI PADA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF'
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembirnbing skripsi Program studi IImu Keperawatan Fakultas Kedokreran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta,
Pembimbing
I
Desember 2009
Pembimbing
II
Catur Rosidati. S.KM, MKM
NIP. 132146260
NIP. 150408673
\ LEMBAR PENGESAHAN skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan (S-l)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakart&
Pembimbing
18 February 2010
I
(rt-X/v"'* U -."
Irma Nurbaeti. S.Kn. M.Kep. Sp.Mat
CaturRosidati. SKM. MKM
NrP. 132146260
NrP. 150408673
Penguji
I
Penguji
ry /1
III
l-
Diah Juliastuti. M.kep. Sn.Mat NrP. 19750702 2A00
n
2 AAt
NrP. 19661001 1988021001
NrP. 197905202A09 01 r 012
Mengetahui, Proram Studi S-l Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan ILnu Kesehatan Dekan,
\
./
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, 18 Januari 2010 ZAHRATUL AENI GAMBARAN IKATAN TALI KASIH (ATTACHMENT) ANTARA IBU-BAYI PADA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR, KOTA TANGERANG SELATAN, KABUPATEN BANTEN TAHUN 2009 ABSTRAK Attachment atau kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. Kelekatan dan keterikatan yang terjadi saat menyusui merupakan kejadian yang mengagumkan, dimana sejatinya bayi belum mengerti apa-apa akan biasa merasakan kelembutan dan kehangatan seorang ibu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran ikatan tali kasih (attachment) antara Ibu-Bayi pada pemberian ASI eksklusif. Informan penelitian adalah ibu yang telah memberikan ASI eksklusif dengan usia bayi 6-12 bulan sebanyak 4 informan kunci dan 4 informan pendukung. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi dan menggunakan tehnik analisa data yaitu reduksi data, display data, analisis isi, dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat memberikan ASI ibu merasa lebih dekat dengan bayinya, menjadi lebih peka terhadap sinyal-sinyal yang ditunjukkan bayi jika ingin ASI. Cara ibu untuk mempertahankan kelekatan pada bayi yaitu selalu menyempatkan waktu bersama bayi, selalu memberikan rasa aman dan nyaman baik di rumah maupun di luar rumah, tetap memberikan ASI pada bayi walaupun di luar rumah. Dari 4 informan kunci terdapat satu informan yaitu ibu yang bekerja akan tetapi tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena ibu yakin dengan memberikan ASI selain untuk memenuhi kebutuhan bayi dan menjaga kekebalan imun bayi yang lebih penting adalah kelekatan antara ibu dan bayi dalam proses memberikan ASI. Dalam memberikan ASI eksklusif ibu mendapatkan dukungan dari masing-masing suami adapun dukungan yang diberikan antara lain, menganjurkan istri untuk menjaga kesehatannya, menyuruh istri untuk makan sayur-sayuran. Dari dukungan tersebut ibu merasa lebih semangat untuk tetap memberikan ASI eksklusif sehingga kelekatan dengan bayinya bisa tetap dipertahankan. Dengan demikian disarankan pada petugas posyandu atau petugas kesehatan dalam memberikan promosi ASI eksklusif tidak hanya diberikan kepada ibu saja tapi juga diberikan pada suami, karena jika suami mengetahui manfaat dari pemberian ASI eksklusif itu sendiri suami akan selalu memberikan dukungan kepada istrinya.
Kata kunci : Attachment, ASI eksklusif. Daftar bacaan : 20 (1978-2009)
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE SCIENCE STUDY PROGRAM KEPERAWATAN UNIVERSITY ISLAMIC STATE JAKARTA Scription, 18 January 2010 ZAHRATUL AENI DESCRIPTION OF BONDING AND ATTACHMENT BETWEEN MOTHER AND INFANT IN EXCLUSIVE BREASTFEEDING AT CEMPAKA PUTIH, EAST CIPUTAT DISTRICT, SOUTH TANGERANG CITY, BANTEN MANICIPALITY 2009 ABSTRACT Attachment is a strong emotional bond developed through interaction with children which have special meaning in their life, usually parents. Bonding and attachment that occurs when nursing is a wonderful event, where althey babies do not understand what would be normal to feel tenderness and warmth of a mother. This study uses qualitative research types. The purpose of this study is performed to determine the attachment between the Mother-Baby on exclusive breastfeeding. Informant research is the mother who gave exclusive breast milk with babies aged 6-12 months as many as 4 key informants and 4 informants. Method of data collection with in-depth interviews and supported and use of data analysis techniques of data reduction, data display, content analysis, and decision-making The results showed that at the time the benefits of breastfeeding mothers feel closer to her baby, become more sensitive to signals that indicated the baby if you want milk. The way the mother to maintain the attachment to the baby always took time with the baby, always gives a sense of security and comfort at home or outside the home, keep giving breast milk to babies outside the home though. 4 key informants from an informant that there is a working mother but still give their babies breast milk exclusively, because she believed the benefits of breastfeeding in addition to baby's needs and keep the babies immune system is more important is the attachment between mother and infant in the process of providing breast milk. In providing exclusive breastfeeding mothers get the support of their husbands as for the support provided, among others, suggested the wife to maintain her health, asked his wife to eat vegetables. Support from mothers feel more passion to keep giving milk, so exclusive attachment to her baby can be maintained. Thus, the officers recommended posyandu or health workers in the promotion of exclusive breastfeeding provides not only given to the mother, but also given to the husband, because if the husband know the benefits of exclusive breastfeeding itself husband would always give support to his wife. Keywords: Attachment, exclusive breastfeeding Reading list: 20 (1978-2009)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Kelekatan (attachment) Antara Ibu-Bayi Pada Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur”, yang disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana pada Program Studi Ilmu Keperawatan Penulis menyadari selama penyusunan skripsi ini banyak sekali hambatan yang dihadapi, namun berkat bimbingan, dukungan, saran serta doa dari berbagai pihak maka setiap hambatan dan kesulitan terasa lebih mudah. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof Dr. (hc) dr. MK Tadjudin, Sp, And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. 2. Ibu Tien Gartinah, S.Pd., MN selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan. 3. Ibu Irma Nurbaeti S.Kp, M.Kep,Sp.Mat selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran. 4. Ibu Catur Rosidati SKM, MKM selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran. 5. Terima kasihku kepada seluruh dosen keperawatan yang telah memberikan ilmunya dan selalu membimbing kami dalam segala hal.
i
6. Terima kasihku untuk dosen pembimbing akademik, pengelola perpustakaan di Fakultas Kodokteran dan Ilmu Kesehatan, dan pak Azib, pak Rohman, bu Sam serta seluruh pihak yang terkait dengan penyusunan skripsi ini. 7. Terima kasihku kepada H. Aslih.HS selaku Lurah Cempaka Putih Ciputat Timur yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Terima Kasihku kepada bu Gani, dan bu Yumenah selaku kader Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur yang selalu membantu saat penelitian. 9. Terima kasihku untuk para informan kunci Ny. E, Ny. L, Ny. S, dan Ny. R dan juga informan pendukung Tn. Ad, Tn. A, Tn. N, dan Tn. E yang memberikan waktunya dan bersedia untuk diwawancara demi kelangsungan skripsi ini 10. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku H.Zulkifli dan Hj.Hilwati yang tiada henti mendoakanku. Dan buat kakak-kakakku Zulfawati, Hilmizan, M. Azmi, Salwahayati, Zulfuadi yang selalu memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman angkatan 2005 khususnya Dewi, Balqis, Risma, dan teman-teman Back Community yang selalu menemani dan menyemangatiku. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi penulis sendiri. Jakarta, Janiuari 2010 Penulis
ii
DAFTAR ISI Surat Pernyataan
Abstrak
ll
Abstract
IY
Pernyataan Persetujuan
Lembar Pengesahan
..
....
vt
Daftar Riwayat hidup
YU
Kata Pengantar
vllt
.
Daftar Isi ...
DaftarTabel Daftar Singkatan Daftar Lampiran BAB
1
PEI\IDAHT]LUAN
A.
LatarBelakang..
B.
Rumusan Masalah
c.
Pertanyaan Penelitian
D. Tujtran Penelitian
t)
E.
Manfaat Penelitian
F.
Ruang Lingkup Penelitian
BAB
,.?' --
II TINJAUAI\ PUSTAKA A. Pengerti an Aftachment
I
1.
Definisi Attachment
I
2.
Teori-Teori Kelekatan
11
3. Ciri Khas Attachment
13
4.
14
TahapanAttachment
5. ManfaztAttachment
16
6. Faktor-faktor Dalam Attachment
17
B.
Pengertian
ASI
1.
Pengertian ASI EksHusif
21
2.
Stadium ASI
21
3. Keunggulan ASI dan Manfaat
XI
Menyusui
BAB
III KERAI{GKA
KONSEP, DAAI DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
30
B. Definisi Operasional
31
BAB IV METODELOGI PENELITIAII
A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Wakfu C. Instrumen
32 Penelitian
32
Penelitian
32
D. Populasi
32
E.
Sampel
33
F.
Teknik PengrunpulanData
33
G. Validasi Data
H. Teknik Analisa
35 Data
35
BAB V IIASIL PENELITIAIT 5.1 Gambaran Lokasi Penelitian
37
5.2 Gambaran ASI Eksklusif
37
5.3 Gambaran Kehidupan Informan
37
xll
5.4 Gambaran Kelekatan Antara Ibu dan Bayi
39
5.5 Cara Ibu Mempertahankan Kelekatan Ibu Pada Bayi
42
5.6 Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif
48
5.7 Matrik Perbandingan Informan
50
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Kelekatan Yang Terjadi Antara Ibu dan
Bayi
6.2 Caru Ibu Mempertahankan Kelekatannya Dengan Bayr 6.3 Dukungan Suami
.
...
..-..
g 56
57
BAB YII KESIMPULA}I I}AI{ SARAN 7.1 Kesimpulan
59
7.2 Saran-saran
60
DAF'TAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xill
Daftar Tabel
1. Tabel 4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur 2. Tabel 5.4 Matrik perbandingan informan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat, mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein. Hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. (Arifin,2004) Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. (Arifin,2004) Bagi bayi, ibulah sumber kehidupan yang menghubungkannya dengan dunia luar. Selama enam bulan pertama hidupnya, hanya ASI lah yang dibutuhkan nya. 1
2
ASI merangsang pertumbuhan emosi dan fisiknya. Saat ibu memberikan ASI ibu telah memberinya kasih sayang yang terbesar, imunisasi terbaik, gizi terlengkap, minuman tersehat dan air kehidupan. Seiring perkembangan zaman, banyak sekali terjadi pergeseran-pergeseran dalam masyarakat. Kemajuan teknologi dan perkembangan pengetahuan sedikit demi sedikit menghilangkan budaya lama dan hal-hal penting dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dengan pemberian ASi eksklusif seorang ibu kepada bayinya. Di zaman modern saat ini para ibu memiliki kecendrungan untuk tidak menyusui bayinya. Banyak alasan yang diungkapkan, diantaranya adalah tidak bisa berdiet kalau harus menyusui, takut bentuk payudara tidak indah lagi dan sebagainya. Padahal terdapat hasil penelitian bahwa menyusui adalah salah satu cara diet alami. Partiwi(nakita, 2006) mengatakan bahwa ASI eksklusif adalah diet alami bagi ibu. Dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang bertambah selama hamil akan segera kembali mendekati berat semula. Naiknya hormon oksitosin selama menyusui menyebabkan kontraksi semua otot polos,termasuk otot-otot rahim. Jika ini terjadi terus-menerus,nilainya kurang lebih sama dengan senam perut. Alasan lain yang sering dikemukakan adalah pekerjaan. Bagi ibu yang bekerja diluar rumah pemberian ASI eksklusif dapat tetap dilakukan,dengan cara memberikan ASI perah atau pompa pada bayi saat ibu bekerja. Manfaat yang diperoleh dari pemerahan ASI diantaranya adalah agar bayi tetap memperoleh ASI saat ibunya bekerja dan menjaga kelangsungan persediaan ASI (Utami Rusli,2000).
3
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.( http://kaunee.com/index.php). Selain itu menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit antara lain immunoglobulin, praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan perkembangan bayi, dan meningkatkan hubungan ibu dan bayi. Bagi Ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu dapat mencegah perdarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai metoda keluarga berencana sementara. Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk tali kasih. Kontak akan terjalin setelah persalinan pada saat ibu menyusui bayinya untuk pertama kali. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologis antara ibu dan bayinya, Proses ini disebut perlekatan (Bonding). (Mardiati, 2007) Hal yang tidak kalah penting dalam memberikan ASI adalah bagaimana hubungan batin yang terjadi antara ibu dan bayi saat proses menyusui. Proses menyusui sendiri, bukan hanya sekedar memberikan ASI yang berkualitas, tetapi
4
menyusui merupakan proses yang melibatkan dua belah pihak, bahkan tiga belah pihak. Suami-istri dan anak. Saat disusui bayi berada dalam dekapan ibu dan ini akan merangsang terbentuknya emosi antara keduanya. Kegiatan menyusui merupakan moment yang sangat ideal untuk membangun kontak batin yang erat , melalui kelekatan fisik dan kontak mata yang intensif. Proses ini membutuhkan “hati” yang tenang dan penuh kasih, karena produksi ASI akan terpengaruh oleh faktor fisik dan emosional.(www.psikologi.com) Dalam hal perkembangan emosi, pemberian ASI eksklusif tidak kalah memegang peran penting. Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa pemberian ASI dapat meningkatkan kepekaan emosi pada bayi. Dalam proses menyusui terdapat ungkapan cinta antara ibu dan bayi. Saling menatap dan belaian yang ibu berikan akan memberikan rasa aman dan menumbuhkan kecintaan. Sentuhan antara kulit ibu dan bayi, yang juga dapat membuat bayi dapat merasakan detak jantung ibu akan memberikan pengalaman tersendiri pada anak. Semua kejadian menyenangkan ini tidak akan dialami oleh bayi bila ia hanya menerima asupan susu yang berasal dari botol. Karena untuk meningkatkan perkembangan kognitif dan emosional bayi dibutuhkan perilaku memberikan ASI yang konsisten dengan memberikan perhatian dan perasaan nyaman. Sebaliknya fenomena yang terjadi saat ini bayi duduk di kursi bayi dengan botol susu tersedia dan bayi akan memegang sendiri botol susunya tersebut. Akibat dari tindakan tersebut sangat tidak memungkinkan adanya kegiatan menyusui antara ibu dan bayi, sementara kegiatan tersebut harus ada kontak fisik agar terbentuk apa yang dinamakan dengan attachment.
5
Attachment atau kelekatan sendiri berarti adanya suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya. Kelekatan dan keterikatan yang terjadi saat menyusui merupakan kejadian yang mengagumkan. Bagaimana bayi sejatinya belum mengerti apa-apa akan biasa merasakan kelembutan dan kehangatan seorang ibu. Bowlby, menyebutkan terdapat empat ciri khas dari kelekatan, yaitu, Pemeliharaan kelekatan, Tempat berlindung, Keamanan, Jauh dari hal-hal yang dapat menimbulkan stress. (Bowlby, 1953) Penelitian yang dilakukan oleh Klaus dan Kennel, (1982) membuktikan adanya pengaruh hubungan ibu dan bayi sangat dini, dimana ibu yang diberikan waktu lebih banyak untuk mengadakan kontak dengan bayinya, akan mempunyai attachment yang lebih intensif dengan bayinya pada kehidupan selanjuutnya. Peran ibu tersebut cendrung lebih mampu untuk menenangkan bayinya bila nangis, dan lebih memilih tinggal di rumah untuk merawat anaknya sendiri. Jadi jelaslah disini bahwa pada saat menyusui, disamping bayi memperoleh kenikmatan dari air susu itu sendiri, ia pun merasakan kehangatan kasih sayang yang diperoleh dari belaian ataupun sentuhan ibu. Sebaliknya dari pihak bayipun responrespon yang diberikan sebagai balasan terhadap rangsang yang diterima bagi si ibu dirasakan sebagai suatu kesenangan. Reaksi secara timbal balik ini merupakan suatu dasar yang baik bagi perkembangan emosi anak. Lebih mengagumkan nya lagi adalah ternyata ibu bekerjapun
dapat tetap melakukan pemberian ASI eksklusif untuk
bayinya. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :
6
ُالْمَىْلُىدِ وَعَلَى الرَضَاعَةَ يُتِّمَ أَن أَرَادَ لِمَهْ مِلَيْهِكَا حَىْلَيْهِ أَوْالَدَهُهَ يُرْضِعْهَ وَالْىَالِدَات ُبِالْمَعْرُوفِ وَكِسْىَتُهُهَ رِزْقُهُهَ لَه
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf” ( QS. Al Baqarah 2: 233).
Fenomena inilah yang sangat menarik bagi penulis untuk melihat lebih jauh “gambaran ikatan tali kasih (attachment) antara ibu-bayi pada pemberian ASI eksklusif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa dalam pemberian ASI eksklusif tidak hanya memberikan manfaat seperti aspek imunologi, aspek gizi. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya dalam pemberian ASI adalah bagaimana hubungan batin yang terjadi antara ibu dan bayi saat proses menyusui. Oleh karena itu rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana “Gambaran Ikatan Tali Kasih (attachment) Antara Ibu- Bayi Pada Pemberian ASI Eksklusif. C.Pertanyaan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah : 1. Bagaimana gambaran kelekatan yang terjadi antara ibu dan bayi ? 2. Bagaimana cara ibu mempertahankan kelekatan ibu pada bayi ?
7
D. Tujuan Penelitiaan 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran ikatan tali kasih (attachment)antara ibu bayi pada pemberian ASI eksklusif. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran kelekatan yang terjadi antara ibu dan bayi. b. Mengetahui cara ibu mempertahankan kelekatan ibu pada bayi. E. Manfaat Penelitian a. Bagi Ilmu Keperawatan Penelitian ini dapat menjadi suatu masukan untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya bagi mata ajar keperawatan maternitas b. Bagi Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan, dan meningkatkan promosi tentang pemberian ASI eksklusif. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang gambaran ikatan tali kasih (attachment) antara ibu bayi pada pemberian ASI eksklusif. Pengumpulan data
8
dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah ibu yang memberikan ASI , sedangkan yang menjadi informan pendukung adalah keluarga pasien. Penelitian ini dilakukan pada bulan November di kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas mengenai penelaahan kepustakaan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai konsep-konsep yang terkait dengan judul penelitian tentang “gambaran ikatan tali kasih (attachment)antara ibu bayi pada pemberian ASI eksklusif”. A. Definisi 1. Definisi Attachment Keterikatan (attachment) merupakan suatu ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya. Menurut Freud, bayi akan makin dekat dengan orang tua atau barang yang memberikan kepuasan oral bayi. Bayi sangat memerlukan attachment atau kedekatan dengan orang-orang terdekat di sekitarnya. Menurut penelitian, bayi yang tidak mendapatkan perhatian dan jarang diberikan stimulus yang dapat melatih rangsang dan responnya akan mengalami keterlambatan dalam proses berpikir,berbicara dan hubungan sosialnya (Douglas, 1993) Konrad Lorenz pun mengeluarkan pendapat bahwa periode awal kelahiran hingga batas waktu tertentu merupakan saat-saat terjalinnya keakraban dan keterikatan yang sangat penting pada bayi (pada bayi angsa adalah 36 jam pertama, sedangkan pada manuia adalah setahun pertama).
8
9
Erik H. pun mendukung pernyataan Lorenz bahwa tahun pertama kehidupan manusia ialah kerangka waktu kunci bagi perkembangan keterikatan , karena pada masa itu, manusia mengembangkan tahap Trust vs Mistrust. Erikson meyakini bahwa orang tua yang tanggap dapat membangun Trust vs Mistrust pada bayinya (Fajri, 2009) Penekanan pentingnya keterikatan pada tahun pertama kehidupan dan juga pentingnya sikap tanggap orang tua yang mengasuh bayinya juga dijabarkan oleh psikiater inggris, John Bowlby. Bowlby meyakini adanya keterikatan secara naluriah antara ibu dan bayinya. Sang bayipun melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan kedekatannya dengan sang ibunda. Bowlby 1953, mengemukakan bahwa kelekatan (attachment) adalah suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui intraksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. Hubungan ini akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figure lain pengganti ibu (Bowbly, 1953). Menurut Stayton, para ibu yang menunjukan „keterikatan yang tidak aman‟ cenderung bereaksi menurut keinginan pribadi, bukan karena isyarat dari sang bayi. Para ibu itu akan memeluk bayi yang menangis bila mereka ingin memeluk bayi itu, tapi akan mengabaikan tangisan bayi di waktu lain. Ibu yang kurang responsif, seperti itu, selama tahun pertama akan mengembangkan keterikatan yang tidak aman antara dia dan bayinya.
10
Clarke dan Stewart mendukung pendapat Stayton. Menurut mereka, para ibu yang memiliki ikatan aman dengan bayinya, lebih bersifat responsif terhadap kebutuhan sang bayi, memberi stimulus sosial yang lebih banyak dengan mengajak sang bayi bercakap-cakap atau bermain bersama. Dan para ibu tersebut pun mengungkapkan rasa sayang dengan lebih baik. Mary Ainsworth mengajukan tiga tipe keterikatan utama, yaitu tipe A (cemas-menghindar atau anxious-avoidant), tipe B (keterikatan aman), dan tipe C (cemas-menolak atau anxious-resistant). Adapun keterikatan yang terjadi setelah kontak dini secara langsung orang tua dan bayi yaitu pada saat setelah proses persalinan langsung, yang lebih dikenal dengan istilah Bounding Attachment. Menurut Brazelton 1978, bounding merupakan suatu ketertarikan mutualisme pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. sedangkan Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain. Sedangkan menurut (Nelson dan May, 1986) attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab. Menurut (Klaus,Kennel, 1982) bounding attachment bersifat unik, spesifik, dan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walaupun
11
dipisahkan oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat. Bagian penting dari ikatan ini ialah perkenalan.
2. Teori-Teori Kelekatan Penjelasan mengenai kelekatan dapat dipandang dari berbagai sudut pandang atau kerangka berpikir. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan kelekatan, antara lain : 2.1 Teori Psikoanalisa Berdasarkan teoripsikoanalisa Freud (Durkin 1995, Hetherington dan parke, 1999), manusia berkembang melewati beberapa fase yang dikenal dengan fase-fase psikoseksual. Salah satu fasenya adalah fase oral, pada fase ini sumber pengalaman anak secara natural bayi mendapatkan kenikmatan dari ibu disaat bayi mengisap susu dari payudara atau mendapatkan stimulasi oral dari ibu. Proses ini menjadi sarana penyimpanan energi libido bayi dan ibu selanjutnya menjadi objek cinta pertama seorang bayi. Kelekatan bayi dimulai dengan kelekatan pada payudara ibu dan dilanjutkannya dengan kelekatan pada ibu. Penekanannya disini ditujukan pada kebutuhan dan perasaan yang difokuskan pada intraksi ibu dan anak. Selanjutnya Erickson (Durkin, 1995) berusaha menjelaskannya melalui fase terbentuknya kepercayaaan dasar (basic trust). Ibu dalam hal ini digambarkan sebagai figur sentral yang dapat membantu bayi
12
mencapai kepercayaan dasar tersebut. Hal tersebut dikarenakan ibu berperan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan bayi, menjadi sumber bergantung pemenuhan kebutuhan nutrisi serta suber kenyamanan. Pengalaman oral dianggap Erickson sebagai prototip memberi dan menerima (giving and taking). 2.2 Teori Belajar Kelekatan antara ibu dan anak dimulai saat ibu menyusui bayi sebagai proses pengurangan rasa lapar yang menjadi dorongan dasar. Susu yang diberikan ibu menjadi primary reinforcer dan ibu menjadi secondary reinforcer . Kemampuan ibu untuk memenuhi kebutuhan dasar bayi menjadi dasar terbentuknya kelekatan. Teori ini juga beranggapan bahwa stimulasi yang diberikan ibu pada bayi, baik itu visual, auditori dan taktil dapat menjadi sumber pembentukan kelekatan (Gewirtz dalam Hetherington dan Parke, 1999). 2.3 Teori Perkembangan Kognitif Kelekatan baru dapat terbentuk apabila bayi sudah mampu membedakan antara ibunya dengan orang asing serta dapat memahami bahwa seseorang itu tetap ada walaupun tidak dapat dilihat oleh anak. hal ini merupakan cerminan konsep permanensi objek yang dikemukakan Piaget (Hetherington dan Parke, 1999). Saat anak bertambah besar, kedekatan secara fisik menjadi tidak terlalu berarti. Anak mulai dapat memelihara kontak psikologis dengan menggunakan
13
senyuman, pandangan serta kata-kata. Anak mulai dapat memahami bahwa perpisahannya dengan ibu bersifat sementara. Anak tidak merasa telalu sedih dengan perpisahan. Orang tua dapat mengurangi situasi distress saat perpisahan dengan memberikan penjelasan pada anak. 2.4 Teori Etologi Bowlby (Hetherington dan Parke, 1999) dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan. Menurut teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara evolusioner dan instinktif. Sebetulnya tingkah laku lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku. Bowlby (Hetherington dan Parke,1999) percaya bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan mengembngkan hubungan kelekatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment). 3. Ciri khas, dan tahapan attachment (kelekatan) Bowlby, 1953 menyebutkan terdapat empat ciri khas dari kelekatan, yaitu:
14
3.1 Pemeliharaan kelekatan Pemeliharaan kelekatan ini biasanya diikuti oleh keinginan untuk selalu dekat dengan orang-orang terdekat dalam keluarga. 3.2
Tempat berlindung Untuk menciptakan kelekatan dibutuhkan tempat berlindung yang nyaman bagi anak.
3.3
Keamanan Dalam proses membangun kelekatan dibutuhkan juga keamanan agar anak dapat mengembangkan kreativitasnya dibawah lingkungan yang aman.
3.4
Jauh dari hal-hal yang dapat menimbulkan stres Agar dapat terciptanya sebuah kelekatan emosional yang baik, anakanak sedapat mungkin harus dijauhkan dari hal-hal atau keadaan yang dapat menimbulkan stress (www,psycohology)
4. Tahap Perkembangan Attachment Dibagi Menjadi Empat Tahap ( Bowlby dalam Berk, 1994 ) 4.1 Pre attachment phase (0-6 minggu) Pase ini dimulai dengan adanya suatu variasi sinyal-sinyal seperti menggenggam, tersenyum, menangis dan menatap tajam pada mata orang tua. Hal-hal tersebut membantu bayi untuk mengadakan kontak langsung dengan manusia dewasa. Ketika orang dewasa merespon, bayi membujuknya untuk tetap berada di dekatnya. Bayi merasa
15
nyaman ketika diangkat, dibelai dan berbicara dengan halus. Bayi dapat mengenali suara dan bau ibu tetapi belum terbentuk kedekatan dengan ibunya. Hal ini dapat dibuktikan, ketika bayi ditinggal dengan orang asing, bayi tidak protes. 4.2 The attachment in making phase (6 minggu sampai 6-8 bulan) Dalam tahap ini, bayi mulai berespon berbeda terhadap pengasuh yang dikenal dan orang asing. Ketika bayi berintraksi dengan orang tuanya dan mengalami kelegaan dari stress, bayi belajar bahwa prilaku mereka mempengaruhi prilaku orang lain yang berada di sekitar mereka. Akibatnya bayi mengembangkan keinginan bahwa pengasuh akan merespon ketika dipanggil. Pada pase ini bayi tidak akan protes apabila dipisahkan dari orang tua walaupun bayi mampu mengenali dan membedakan ibu dengan orang yang tidak dikenal. 4.3 The clear-cut attachment phase (6-8 bulan sampai 18-24 bulan) Pada pase ini, attachment dapat terlihat dengan jelas karena pada pase ini bayi menunjukkan separation anxiety. Bayi sangat kesal ketika orang tua yang mereka percaya meninggalkan mereka. Separation anxiety muncul secara universal di seluruh dunia pada usia 6 bulan sampai sekitar 15 bulan. Selain memprotes klepergian orang tua, bayi dan batita biasanya akan secara sengaja melakukan sesuatu untuk mempertahankan kehadiran ibu. Biasanya bayi akan mendekati , mengikuti dan menaiki pundak ibu apabila orang lain hadir. Bayi
16
menggunakan ibu sebagai secure base untuk mengeksplorasi dan be tualang dalam lingkungan sekitarnya dan kembali kepada ibu untuk mendapatkan dukungan emosi yang dibutuhkan bayi. 4.4 Formation of a reciprocal relationship (18-24 bulan dan seterusnya) Mendekati usia usia dua tahun, perkembangan representasi dan bahasa membuat batita dapat mengerti beberapa factor yang mempengaruhi kedatangan, kepergian dan memprediksi kembalinya orang tua yang secara langsung mengurangi protes perpisahan. Pada pase ini, anak akan mulai melakukan negosiasi dengan pengasuh, menggunakan permintaan atau bujukan untuk mengalihkan tujuan ibu dan mengurangi penggunaan merangkak, mendekati atau keinginan dipeluk ibu. Freud (dalam anima media psikologi Indonesia, 1988-1990) mengemukakan bahwa kehidupan emosi pada tahun-tahun pertama kehidupan anak harus berlangsung dengan baik agar tidak menimbulkan masalah setelah dewasa. 5. Adapun Beberapa Manfaat Dari Hubungan Attachment Antara Anak-Orangtua, Yaitu: 5.1 Membangun Rasa Percaya Diri Perhatian dan kasih sayang orang tua yang stabil, menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya berharga bagi orang lain. Jaminan adanya perhatian orang tua yang stabil, membuat anak belajar pada orang lain.
17
5.2 Kemampuan Membina Hubungan Yang Hangat Hubungan yang diperoleh anak dari orang tua, menjadi pelajaran baginya untuk kelak diterapkan dalam kehidupannya setelah dewasa. Attachment yang hangat menjadi
tolak ukur dalam membentuk hubungan dengan
teman hidup dan sesamanya. Namun hubungan yang buruk, menjadi pengalaman traumatis baginya
sehingga
menghalangi
kemampuan
membina hubungan yang stabil dan harmonis dengan orang lain. 5.3 Mengasihi sesama dan peduli pada orang lain Anak yang tumbuh dalam kelekatan yang hangat, akan memiliki sensitivitas atau kepekaan yang tinggi terhadap kebutuhan sekitarnya. Dia mempunyai kepedulian yang tinggi dan kebutuhan untuk membantu kesusahan orang lain. 5.4 Disiplin Attachment dengan anak, membuat orang tua dapat memahami anak sehingga lebih mudahmemberikan arahan secara lebih proporsional, empatik, penuh kesabaran dan pengertian yang dalam. Anak juga akan belajar mengembangkan kesadaran diri, dari sikap orang tua yang menghargai anak. Sikap menghukum hanya akan menyakiti harga diri anak dan tidak mendorong kesadaran diri, dan anak patuh karena takut.
18
5.5 Pertumbuhan intelektual dan psikologis Bentuk attachment yang terjalin, kelak mempengaruhi pertumbuhan fisik, intelektual, dan kognitif serta perkembangan psikologis anak.(Adnin, 2009) 6. Faktor-faktor dalam attachment Pola pengasuhan dalam rangka meningkatkan attachement mengajak orang tua untuk menerima dan memenuhi kebutuhan akan ketergantungan bayi kepada orang tua. Sears (dalam Brooks, 2001) mendeskripsikan lima hal utama dalam attachemen, yaitu: 6.1 Membentuk bonding dengan bayi saat baru lahir Bonding menurut Sears (2001) adalah hubungan emosional yang berkembang antara ibu dan bayi saat bayi baru lahir. Pada masa ini disebut sebagai masa sensitif yang penting untuk mengembangkan kedekatan antara ibu dan bayi. Dengan dibentuknya bonding ibu dapat memberikan kasih sayang luar dan dalam. 6.2 Breastfeeding Sentuhan adalah hal yang penting untuk bertahan hidup dan kelekatan (attachement). Dari berbagai penelitian eksperimen pada bayi manusia dan hewan, baik hewan dan manusia gagal untuk bertahan hidup atau mati tanpa
19
adanya sentuhan dari hewan atau manusia dewasa. Menyusui adalah suatu langkah nyata bagi ibu dan bayi. Kontak fisik dan menyusui dipercaya membentuk attachemen aman. Sentuhan membantu menyeimbangkan suhu tubuh bayi, pernafasan dan membentuk hubungan parenting antara ibu dan anak yang dapat dipelajari satu dengan yang lain (Breazeale, 2001) Kegiatan menyusui lebih kondusif dalam pengasuhan dan lebih responsif dibandingkan dengan menyusui melalui botol. Bayi yang berusia kurang dari enam bulan mempunyai memori span (jangka waktu mengingat) kurang dari satu menit. Jika menggunakan botol susu maka ibu membutuhkan waktu untuk mempersiapkan. Akibatnya mereka tidak dapat memenuhi sinyal atau tanda distres dari bayi secara cepat. Salah satu hal yang menimbulkan keterlambatan untuk menyusui adalah pengaturan pakaian ibu untuk memudahkan bayi menemukan payudara ibu (Breazeale, 2001). 6.3 Cosleeving (Tidur Bersama) Pola bayi tidur sendiri adalah salah satu prinsip msyarakat barat padahal pada saat tidur bersama, bayi merasakan dirinya sebagai perpanjangan natural dari ibu mereka untuk tahun pertama dan kedua kehidupan. Ibu menyediakan waktunya untuk membangunkan dan menidurkan bayi (Breazeale, 2001).
20
6.4 Baby Wearing (Menggendong Bayi) Baby Wearing digunakan sebagai suatu menciptakan bonding antara orang tua dan bayi. Selain itu juga sebagai cara untuk meningkatkan responsivitas. 6.5 Tangisan Bayi Sebagai Sinyal yang Penting Setiap bayi dilengkapi dengan kemampuan untuk memberi sinyal kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya yang disebut tangisan. Setiap ibu mengembangkan jaringan yang dibutuhkan untuk menerima sinyal-sinyal dari bayi. Tangisan itu sebagai cara komunikasi antara ibu dan bayi. Ada tiga tipe tangisan, yaitu: 6.5.1
Pola dasar biasanya berhubungan dengan beberapa faktor seperti lapar, dimulai dari titik ritmik dan intensitas lembuttetapi semakin lama semakin ritmik dan keras
6.5.2
Tangisan marah, dikarakteristikkan dengan hubungan kelanjutan sementara dari pola dasar tetapi dapat dibedakan dari perbedaan tiap fase komponen.
6.5.3
Tangisan sakit, datang secara mendadak dimulai dengan teriakan kencang dari awal dan dibuat dengan tangisan yang panjang dan diikuti dengan fase diam yang panjang, kemudian diikuti dengan suatu tarikan nafas yang cepat.
21
B. Definisi ASI 1 Definisi ASI Eksklusif ASI adalah makanan cair yang secara khusus diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang disamping memenuhi kebutuhan bayi akan energi. Hanya dengan diberi ASI saja tanpa makanan lain, bayi mampu tumbuh dan berkembang dengan baik sampai usia 6 bulan. (Moehyi, 2008) Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain sampai bayi berusia 6 bulan (Depkes RI, 1992). Setelah usia 6 bulan dan ASI sudah tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan kalori dan protein bagi bayi, maka bayi perlu diberikan makan pendamping ASI (PASI) sampai anak berusia 2 tahun. 2
Stadium ASI (Purwanti, 2004) 2.1 ASI stadium 1 adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke 4. Setelah persalinan komposisi
kolostrum
ASI
mengalami
perubahan.
Kolostrum
berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering
22
defekasi dan feses berwarna hitam. Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum. Kandungan hidrat arang dalam kolostrum lebih rendah dibanding ASI matur. Ini disebabkan oleh aktivitas bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan tidak terlalu banyak memerlukan kalori. Total kalori dalam kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrum (dalam bentuk cairan, pada hari pertama bayi memerlukan 20-30cc). Mineral terutama natrium, kalium dan klorida dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan susu matur. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi sedangkan vitamin yang larut di air lebih sedikit. Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim yang mencerna kolesterol. Karena adanya tripsin inhibitor, hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk, akan terhambat sehingga tidak menimbulkan alergi. Kekebalan bayi
23
bertambah dengan volume kolostrum yang meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus menurus. Hal ini yang mengharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke payudara, agar bayi dapat sesering mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak kalah penting adalah adanya refleks let down pada ibu untuk merangsang pengeluaran kolostrum menjadi lebih banyak. 2.2 ASI stadium II Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature. Disekresi dari
hari ke 4 – hari
ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 ke 5. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. Volume semakin meningkat. 2.3 ASI stadium III Air Susu Mature adalah ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI
komposisinya baru konstan. Merupakan cairan putih kekuningkuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Volume: 300 – 850 ml/24 jam. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu: Antibodi terhadap bakteri dan virus, Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type
24
T) Enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding
Protein),
Faktor
resisten
terhadap
staphylococcus,
Complecement ( C3 dan C4). 3. Keunggulan ASI dan manfaat menyusui 3.1 Aspek Gizi 3.1.1
Kolostrum Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Kolostrum membantu pengeluaran mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
3.1.2
Taurin, DHA, dan AA pada ASI Taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi. Taurin berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. (Gaul, 1995) Decosahexanoid Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang yang diperlukan untuk pembenyukan sel-sel otak yang optimal.
25
DHA dan AA yang terdapat dalam ASI jumlahnya sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak dikemudian hari. Disamping dapat diperoleh secara langsung, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/ disintesa dari substansi pembentuknya (precursomnya) yaitu masing-masing dari Omega 3 (Asam Linolenat) dari Omega 6 (Asam Linoleat). 3.2 Aspek imunologik Sebagian
zat
kekebalan
terhadap
beragam
mikroorganisme
diperoleh bayi baru lahir dari ibunya melalui plasenta, yang membentu melindungi bayi dari serangan penyakit antara lain adalah penyakit campak yang terjadi selama 4-6 bulan pertama sejak baru lahir. Telah diketahui bahwa bayi yang diberi ASI lebih terlindungi terhadap
penyakit
infeksi
terutama
diare
dan mempunyai
kesempatan hidup lebih besar dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu botol. Hal ini disebabkan karena pemberian ASI memberikan keunggulan-keunggulan antara lain : 3.2.1
ASI bebas kontaminasi Meskipun kemungkinan terkontaminasi melalui puting susu, akan tetapi bakyeri ini tidak diberi kesempatan berkembang biak karena ASI yang diminum mengandung zat anti infeksi.
26
3.2.2
Immunoglobulin Terutama immunoglobulin (IgA), kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum dibandingkan dengan ASI. Secretory IgA tidak diserap, tetapi melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan
3.2.3
Laktoferin Sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan dalam ASI yang mengikat zat besi (ferum) saluran pencernaan
3.2.4
Lysosim Suatu enzim yang juga melindungi bayi terhadap bakteri dan virus yang merugikan. Lysosim terdapat dalam jumlah 300 kali lebih banyak pada ASI dari pada susu sapi. Enzim ini aktif mengatasi E.coli dan Salmonella
3.2.5
Sel darah putih Selama 2 minggu pertama ASI mengadung lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari tiga macam yaitu : Brochus
Asosiated
Lympocite
Tissue
(BALT)
yang
menghasilkan antibodi terhadap infeksi saluran pernapasan. Gut
Asosiated
Lympocite
Tissue
(GALT)
yang
menghasilkan natibodi terhadap infeksi saluran pencernaan. Mammary Asosiated Lympocite Tissue (MALT) yang
27
menyalurkan antibodi melalui jaringan payudara ibu. Sel-sel ini memproduksi IgA, Laktoferin, Lysosim, dan Interferon. Interferon menghambat virus tertentu. 3.3 Aspek psikologik menyusui 3.3.1
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui Rasa percaya diri bahwa ibu mampu menyusui ataupun memproduksi ASI yang mencukupi untuk bayi, besar pengaruhnya
bagi
keberhasilan
menyusui.
Menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu. Kemauan yang besar dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI. 3.3.2
Hubungan/ interaksi ibu-bayi Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi, yang mempengaruhi kedua belah pihak. Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada
kesatuan ikatan bayi-bayi tersebut. Hubungan interaksi antara ibu dan bayi paling mudah terjadi selama ½ jam pertama dan mulai terjalin beberapa menit sesudah bayi dilahirkan. Karena itu penting sekali bayi mulai disusui sedini mungkin, yaitu dalam waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan.
28
3.3.3
Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi Ikatan kasih sayang antara ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin-too-skin contact) dan mencium aroma yang khas antara ibu dan bayi. Apabila proses menyusui dilakukan dengan baik, akan memberikan kepuasan kepada ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan puas karena melalui sentuhan kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan dapat mendengar denyut jantung ibu, yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
3.4 Aspek kecerdasan Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI. 3.5 Aspek neurologis Belum sempurnanya koordinasi saraf menelan, menghisap dan bernafas dapat terjadi pada bayi baru lahir. Dengan menghisap payudara ketidaksempurnaan koordinasi saraf tersebut dapat lebih baik.
29
3.6 Aspek ekonomis Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya dan makanan bayi sampai sedikitnya umur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula serta membeli peralatan dan biaya pengobatan yang disebabkan oleh dampak negatif penggunaan susu formula. 3.7 Aspek penundaan kehamilan Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah sementara yang dikenal dengan Metode Amenore Laktasi (MAL). MAL harus memenuhi tiga kriteria yaitu 1) Tidak Haid 2) Menyusui secara Eksklusif dan 3) umur bayi kurang dari 6 bulan.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka konsep Berdasarkan uraian dari berbagai literatur serta berbagai penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya tentang attachment antara ibu dan bayi, maka dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan seorang anak, orang tua mempunyai arti yang sangat penting pada awal kehidupan, hubungan antara anak dan ibu sangat menentukan perkembangan selanjutnya, terutama untuk kesehatan mental anak kecil atau bagi hubungan yang berkesinambungan hangat dan erat dengan ibu (atau orang lain pengganti ibu). Istilah attachment atau kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. Kelekatan dan keterikatan yang terjadi saat menyusui merupakan kejadian yang mengagumkan. Bagaimana bayi sejatinya belum mengerti apa-apa akan biasa merasakan kelembutan dan kehangatan seorang ibu. Bowlby menyebutkan terdapat empat cirri khas dari kelekatan, yaitu, Pemeliharaan kelekatan, Tempat berlindung, Keamanan, Jauh dari hal-hal yang dapat menimbulkan stress. (www,psycohology)
30
31
B. Definisi istilah No
Variable
Definisi
1.
Attachment
kelekatan (attachment) adalah suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. ( Bowbly, 1953).
2.
ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain sampai bayi berusia 6 bulan (Depkes RI, 1992).
31
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menggali informasi secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan ASI eksklusif dan Attachment. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan di lakukan di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur yang dilaksanakan bulan November sampai bulan Desember 2009. C. Instrument Penelitian Instrument dalam penelitian ini adalah : 1. Pedoman wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan alat pencatat dan alat perekam (tape recorder) 2. Lembar ceklist D. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang telah memberikan ASI eksklusif dengan usia bayi 6-12 bulan di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
E. Informan 1. Informan Kunci Informan kunci ini terdiri dari ibu-ibu yang telah memberikan ASI eksklusif yang berjumlah 4 orang. 2. Informan pendukung Informan ini terdiri dari 4 suami dari informan kunci. Tabel 4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur Sumber informasi
Metode
Informan kunci
Wawancara
1. Ibu-ibu yang telah memberikan ASI
Jumlah 4
1. Suami
1. Ibu-ibu yang telah
mendalam dan
memberikan ASI
observasi
eksklusif dengan usia
eksklusif Informan pendukung
Kriteria
Tempat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
bayi 6-12 bulan. Wawancara
4
mendalam
1. Dapat berkomunikasi
Kelurahan cempaka
dengan baik
putihciputat timur
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu teman mahasiswa untuk tugas mencatat dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan dilakukan kepada informan.
2. Tahap Pengumpulan Data a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus izin penelitian kepada pihak-pihak terkait. Selanjutnya mengadakan pertemuan dengan informan kunci dan informan pendukung untuk menjelaskan tujuan penelitian. b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan penelitian, ada beberapa tehnik, cara atau metode yang dilakukan oleh penelitian dan disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data primer. Untuk data primer meliputi: 1) Wawancara Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara jelas dengan tujuan
mendapatkan
data
yang
dapat
menjelaskan
permasalahan penelitian. Sesuai dengan jenisnya, peneliti memaklai jenis wawancara seperti yang dikatakan oleh Faisol (1990) yaitu wawancara tidak berstruktur adalah wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan muncul secara
spontan sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi ketika melakukan wawancara. Dengan tehnik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung, luas dan fleksibel secara terbuka, sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas mengenai ASI dan attachment. 2) Observasi Observasi dilakukan sebagai penguat data sebelumnya serta untuk cross check data dan memperkaya informasi. G. Validasi Data Untuk menjaga validitas data, maka dilakukan triangulasi. Triangulasi yang ada meliputi (Kresno dkk,2006). 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dilakukan dengan cara cross check data dari sumber yang berupa informan berbeda-beda. Datanya harus memperkuat atau tidak ada kontradiksi dengan yang lainnya. H. Tehnik Analisa Data Hasil data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan analisis kualitatif, yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilahan data kasar, mencari hal-hal yang pokok dan membuat transkrip data hasil wawancara seperti apa adanya. Adapun tujuan dari tahap ini adalah member gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. 2. Display Data Display data adalah tehnik penyajian data dalam bentuk uraian singkat, dan matriks. Langkah ini didapatkan setelah peneliti melakukan penyusunan data dalam bentuk transkrip data selanjutnya. 3. Analisis Isi Analisis yaitu dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori-teori yang ada pada tinjauan kepustakaan (kontens analisis) 4. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah menganalisis data yang dapat dicoba dibuat suatu kesimpulan hasil penelitian.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur, yang terlatak di bagian Wilayah Tangerang Selatan, yang memiliki luas wilayah 240 Hektar,terdiri dari 51 RT dan 10 RW dengan jumlah penduduk 32.145 jiwa, terdiri dari laki-laki 15.559 dan perempuan 15.538. Batas wilayah Kelurahan Cempaka Putih adalah sebelah utara Keluran Rempoa dan Pondok Ranji, sebelah selatan Kelurahan Pisangan, sebelah barat Kelurahan Sawah Dan Ciputat, sebelah timur Kelurahan Cireundeu. 5.2 Gambaran Mengenai ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai anak berusia 6 bulan. Informan disini adalah ibu yang memberikan ASI eksklusif, karena sebelum dijadikan informan peneliti, peneliti sendiri menanyakan kepada informan apakah mereka benar-benar memberikan ASI eksklusif dan tidak memberikan makanan tambahan lain selain ASI. 5.3 Gambaran Kehidupan Informan 5.3.1 Informan 1 memiliki satu orang anak laki-laki. Sehari-hari ibu informan bekerja sebagai guru, informan bekerja cukup jauh dari tempat tinggalnya, informan biasanya berangkat kerja jam enam pagi dan pulang jam tiga sore. Hal ini berarti informan setiap hari meninggalkan anaknya untuk bekerja dengan waktu masuk kerja selama lima hari dalam seminggu. Selama
bekerja informan meninggalkan bayi nya dengan nenek nya, karena informan masih tinggal satu rumah dengan orang tuanya. 5.3.2 Informan 2 memiliki dua orang anak, yang pertama anak nya laki-laki yang berusia sekitar lima tahun dan sekolah TK, dan yang kedua perempuan dengan usia enam bulan. informan 2 tinggal bersama ibu nya dan kakak laki-laki nya, sehari-hari informan 2 bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal ini berarti informan 2 selama hampir 24 jam bersama bayi nya, tapi jika informan 2 masak atau nyuci biasa nya informan 2 dibantu oleh ibu nya dan kadang jika suami informan 2 lagi dirumah suami informan 2 juga membantu dalam menjaga bayinya. 5.3.3 Informan 3 bekerja sebagai ibu rumah tangga hampir sama dengan informan 2, informan 3 juga memiliki dua orang anak, anak pertama laki-laki dengan usia sekitar 8 tahun, dan yang kedua perempuan dengan usia enam bulan sepuluh hari. Informan 3 tinggal ber empat bersama suami dan kedua anaknya, informan 3 tinggal disebuah rumah petakan yang ukurannya kurang lebih tiga kali tujuh meter. 5.3.4 Informan 4 mempunyai satu orang anak perempuan yang berusia 6 bulan, informan 4 tinggal bersama suami, mertua dan kakak iparnya. Informan 4 bekerja sebagai ibu rumah tangga dan setiap harinya informan 4 selalu bersama anaknya.
5.4 Gambaran kelekatan yang terjadi antara ibu dan bayi Dari hasil penelitian diketahui bahwa gambaran kelekatan yang terjadi antara ibu dan bayi yaitu : 1. Ibu merasa lebih dekat dengan bayi nya seperti ungkapan informan berikut : Informan 1 “Iya alhamdlillah, ahmdulillah si makin dekat meskipun sehari-harinya sama neneknya ya, dan ketemu ibunya paling sore, tapi kalau ketemu bundanya dateng dia tahu gitu, dia langsung kelihatan ekspresinya seneng gitu.” Informan 2 “Yaa jadinya anak itu deket sama kita, kita juga lebih sayang sama anak, ngerti gitu, tau jadinya apa yang dirasain anak kita, karena saya yang mandiin, ya 24 jam sama anak.” Informan 3 “Lebih dekat, dan mungkin dalam satu jam atau dua jam kalao engga ketemu dia kayaknya kita kangen gitu, engga mau pisah gitu udah deket banget, jangan kan meninggalkan seharian 2 jam aja kayaknya engga kuat.” Informan 4 “Rasanya itu semakin dekat aja dengan anak, karena waktu kita menyusui kita bisa lihat anak kita, apa lagi hampir 24 jam saya selalu sama anak.”
2. Ibu menjadi lebih peka terhadap sinyal-sinyal yang ditunjukkan bayi jika ingin ASI Informan 1 “Eeee, ikatan batin nya,klo paling gni aja si kita jadi tahu, jadi tau kalau dia kapan sih dia mau nyusu, waktu dia mau nyusu kita tau, klo dia ngerengek kayak gini berarti dia mau nyusu, jadi, eee apa ya, misalkan kayak gini ooo dia lagi ga mau nih dia bosen, kita udah tau sinyal-sinyalnya.. e e e kapan dia mau nyusu, kapan dia mau main gitu.” Informan 2 “Ya klo lagi dia pengen nyusu biasanya itu kita kerasa gitu air susu keluar sendiri pokoknya kontak batin lah lebih terasa.” Selain terjalin nya kelekatan antara ibu dan bayi, pemberian ASI eksklusif juga memberikan manfaat bagi kekebalan tubuh bayi. Bayi yang diberikan ASI eksklusif biasanya imunya kuat, dan jarang sakit seperti yang di tuturkan informan waktu wawancara Informan 1 “Eee Jadi kalau memberikan ASI eksklusif kan selain juga dianjurkan, em terus biar kalau bayi d kasih ASI eksklusif jarang sakit, terus imunnya itu lebih kuat di banding yang di kasih formula , sampae sekarang juga masih ASI.” Informan 2 “Selain lengkap kayaknya lebih terjamin kualitasnya, lebih praktis dan lebih terbukti hasilnya, anak lebih sehat, dan meningkatkan ikatan batin.”
Informan 3 “Bikin anak lebih kebal dari penyakit atau jarang sakit gitu.” Informan 4 “Selama diberikan ASI anak jarang sakit, dan lebih sehat ja.” Manfaat lain yang dirasakan dalam pemberian ASI eksklusif baik dari segi ekonomi, maupun waktu yaitu dapat mengurangi pengeluaran dan dalam pemberian nya juga lebih praktis seperti yang dituturkan waktu wawancara Informan 2 “Yaa kalau lagi engga punya duit kan harus gimana kalau beli susu formula, harus punya duit kalau engga ada kan susah, bingung juga kan. Tapi kalau pakai ASI yang penting ibunya sehat dijaga makannya. Dan waktunya itu lebih sering sama anak.” Informan 3 “Mungkin kita sendiri kan engga mampu untuk beli susu, terus yang kedua kita lebih ringan misalkan malem, aturan kita tidur kan kita engga bisa tidur karena harus bikin susu, tapi kalau susu ibu gampang kapan saja kita mau.” 5.5 Cara ibu mempertahankan kelekatan ibu pada bayi 1. Selalu menyempatkan waktu bersama anak 2. Selalu memberikan rasa aman dan nyaman baik di rumah maupun di luar rumah 3. Ibu tetap memberikan ASI kepada bayi baik itu di luar rumah 4. Tidur bersama bayi
Seperti yang diungkapkan oleh informan yaitu informan 1, walaupun ibu sibuk bekerja tapi sebisa mungkin jika ada waktu ibu harus bisa menemani anaknya. Informan 1 “Cara nya , karena ee waktu ketemunya engga banyak ya, karena kan paginya sampe sore kerja gitu,berangkat jam 6 nyampai rumah paling jam 3 dari stiu baru ketemu, e paling main ma dia ya tapi kalau di rumah maen sama anak terus, sebisa mungkin maen sama anak, ya jadi kalau di rumah ya pegang anak gitu nyemptin untuk mandiin pokoknya sebisa mungkin kalau lagi libur nemenin anak.” Adapun cara ibu untuk tetap mempertahankan kelekatan nya dengan bayi seperti mempertahankan kelekatan aman baik di rumah maupun diluar rumah yaitu : Informan 3 “Mungkin memelihara kedekatannya dengan kasih sayang, dengan memberikan ASI itu sendiri juga merupakan kelekatan kita ke dia, jadi engga bisa terpisahkan deh.” Informan 1 “Kalau di rumah ya paling kalau untuk itu kalau kita ada di dekatnya ya di awasi terus, kalau misalkan pada saat dia lg peigin atau lagi rewel gitu rasa aman nya paling kita peluk, ya pokoknya kita dekap, kita deketin terus gitu, kalau diluar rumah paling telpon, ee lagi ngapain? Rewel ga?.”
Ketika diluar rumahpun ibu tetap memberikan dan mempertahankan rasa nyaman dan aman bagi bayi ketika bayi ingin menyusui seperti yang diungkapkan waktu wawancara Informan 3 “Saya nyari tempat, misalkan kalau nganter anak saya yang pertama ke sekolah kan ditempat ramai saya nyari2 tempat yg teduh dan tetep dikasi ASI. Tapi nyari tempat yang aman biar engga panas.” Informan 4 ”Ya saya cuek aja, klo bayinya nangis yaa gapapa yaa yg penting kita tutupin aja sudah lagian Bayinya engga mau pake dot.” Informan 1 “Ya jadi sekarang lihat dulu mau kemana ne?misalnya mau ke tempat yang kira” ada tempat menyusui, saya engga bawa susu yang ada gitu, tapi kalau kira2 wah tempatnya engga memungkinkan nih buat nanti menyusui berarti yaa bawa, bawa susu cadangan dibotol gitu, ASI nya di pompa atau ada stok yg masih ada di kulkas di cairin trus di bawa gitu.” Pada kelekatan menghindar atau bayi pada saat ini tidak mau menyusui dan hanya memainkan puting saja, para informan mengatakan alasan bayi nya tidak mau ASI yaitu karena ibu lagi kurang enak badan, dan mungkin karena mau tumbuh gigi makanya bayi memainkan puting ibu seperti yang dituturkan waktu wawancara
Informan 3 “Pernah menghindar, ga mau gitu tapi saya cuci aja payudara dengan air hangat, mungkin karena badan saya juga lagi kurang sehat mungkin air susunya juga kurang bagus akhirnya saya cuci dulu pake air hangat jadinya saya kasi lagi dan dia mau gitu. Jadi dia ngerasa juga apa yg kta rasa.” Informan 1 “Oh kalau mainin jarang si yaa memang klo udah pengen pasti ya langsung nyusu gitu, tapi kalau sekarang ya engga tau mungkin atau lagi mau numbuh gigi sering digigit sih.” kelekatan cemas disini adalah ketika bayi di tinggalkan atau melihat ibunya pergi bayi akan menangis, karena adanya rasa lekat antara ibu dan bayi maka ketika ibu pergi bayi merasa cemas karena ditinggal ibunya seperti yang di tuturkan waktu wawancara Informan 1 “Kalau mau brangkat kerja bayi nangis, ya langsung digendong ditunda dulu perginya paling nunggu sampe dia tenang baru pergi karena kita kan engga tenang juga kalau ninggalin.” Informan 4 “Yaa nunda dulu perginya nyusuin dulu tunggu dia sampai tidur, kalau udah tidur baru ditinggal. Karena engga tega kalau ninggalin anak lagi nangis.”
Informan 3
“engga jauh juga biasanya tidur gini diem tapi ngeliat saya lewat dia langsung nangis,dia udah engga mau ditinggal, misalnya dia lagi tidur terus bangun, ada kakaknya disitu dia engga nangis, tapi kalau udah lihat saya dia pasti nangis. Saya angkat dan kerjaan saya tinggalin dulu sampai dia ga nangis baru saya terusin kerjaannya.” Walaupun salah satu dari infoman adalah ibu bekerja, tapi semangad dan tekad nya untuk tetap memberikan ASI eksklusif tidak diragukan lagi, seperti yang dituturkan waktu wawancara “Ya seneng, seneng banget bisa ASI eksklusif, makanya kemaren itu sempet mikir bisa engga ya ngsih ASI eksklusif, soalnya kan kerja gitu tapi karena eeee ngsinya itu seneng dan niat ngasih eksklusif, jadi ya enjoy aja si, seneng aja kalau ngeliatin dia kan kalau lagi ngasih ASI kan kita sambil ngeliatin dia, dia juga kan seneng gitu.” Dari semua informan yang ada hanya informan 1 yang memberikan ASI nya melalui botol susu karena informan 1 pergi bekerja, akan tetapi tiga informan yang lain nya dalam memberikan ASI tidak pernah memberikan ASI nya lewat botol karena hampir 24 jam ibu selalu bersama bayinya dan dari bayinya sendiripun tidak mau menyusui lewat botol. Beda halnya dengan informan 1 yang selalu menyimpan ASI nya dalam freezer karena informan 1 harus bekerja dan
biasanya informan 1 memompa ASI di sekolah waktu jam istirahat seperti yang di ungkapkan waktu wawancara “jadi setiap keluar di sempetin waktu untuk mompa jadi mompa hari ini untuk susu besok, jadinya setiap hari bawa pompa, pokoknya setiap ada waktu makan siang, jadi pompa di sekolah waktu jam makan siang ASI yang di pompa di bawa pulang dan di taruh di kulkas gitu, jadi ke sekolah bawa botol penyimpanan nya. Eeee sekali pompa itu tergantung si ya kalau lagi memang asupannya lagi banyak biasanya si 260 ml sekali mompa, pernah smpe 300 waktu dia masih 6 bulan itu.” Dalam pembentukan attachment itu sendiri tidak hanya di dapat dari proses pemberian ASI atau breasfeeding, mengendong, dan tanggap terhadap tangisan bayi saja, tapi dengan tidur bersama dengan bayi juga merupakan media untuk menghubungkan kelekakatan antara ibu dan bayi
dimana ibu lebih cepat
tanggap terhadap bayinya. Dan informan menyebutkan bahwa ibu selalu berusaha untuk mempertahankan kelekatan nya dengan menggendong bayi, memeluknya dan tidur bersama bayinya, karena selain lebih lekat dengan bayi tapi juga untuk mempermudah ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya seperti yang diungkapkan waktu wawancara. Informan 1 “Oo ga, dari bayi sama ibu sampai sekarang juga masih, alasan bareng biar tambah dekat, terus biar gampang kalau misalnya bangun malem kan biasanya langsung nyusu, ya biar gampang jadi langsung aja langsung
dikasiin, kalau di taruh di boks ya, ada sebenarnya tapi kalau di taruh di boks eemm agak ribet si sebenernya, langsung di samping ibu.” Informan 3 “Satu tempat tidur sama ibu, saya itu kayaknya engga mau pisah dan engga tega juga jangankan kayak gitu kalaupun dia tidur disamping saya terus tiba-tiba sudah bolak balik kesana, sayanya bingung nyariin eehh ternyata sudah diujung gitu kayaknya was-was aja.” 5.6 Dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif Dalam pemberian ASI eksklusif seorang ibu akan selalu membutuhkan dorongan atau dukungan dari keluarga terdekat terutama dalam hal ini adalah suami ibu itu sendiri. Adapun dukungan yang diberikan kepada suami terhadap istrinya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu : 1. Menganjurkan kepada istri untuk menjaga kesehatan nya Dukungan dari informan pendukung dalam hal ini adalah suami dari masingmasing informan yaitu dengan menganjurkan istri untuk menjaga kesehatan nya seperti yang dituturkan waktu wawancara Informan pendukung 2 (Tn AD) “Iya selalu mendukung, seperti dengan memberikan atau menyuruh makan yang bergizi, melarang misalnya minum es, takut nanti bayinya ikut pilek karna masih menyusui.”
Informan pendukung 4 (Tn E) “Menyuruh istri supaya tetap menjaga kesehatan nya dan banyak istirahat kan karena kalau ibu nya sehat bisa tetap bisa ngasih ASI.” 2. Menganjurkan istri untuk makan sayur-sayuran Informan pendukung 3 (Tn N) “Saya mendukung pemberian ASI ekslusif, dorongannya itu tetap suruh makan biar produksi ASI nya banyak, makan sayuran, kalau ibunya makannya banyak, sehat kan jadi produksi ASI nya bagus.” Pada awalnya salah satu dari suami informan yaitu informan 1 tidak mendukung istri untuk memberikan ASI secara eksklusif karena informan 1 sibuk bekerja, tapi setelah diberikan pengertian oleh informan 1 akhirnya suami memberikan dukungan penuh pada istrinya untuk tetap memberikan ASI eksklusif. Seperti yang dituturkan waktu wawancara Informan pendukung 1 (Tn A) “Pada awalnya saya tidak setuju atau tidak mendukung istri untuk memberika ASI eksklusif karena istri saya kan bekerja, jadinya saya fikir istri akan repot kalau harus memompa ASI nya tiap hari, tapi setelah istri menjelaskan manfaatnya dan istri saya juga punya tekad yang kuat untuk tetap memberikan ASI eksklusif ya sudah akhirnya saya ngedukung.”
5.4 Matrik Perbandingan Informan No
Aspek
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Informan 4
perbandingan 1.
Lama
Samapi
anak Sampai anak Sampai
pemberian ASI usia 7 bulan
usia 6 bulan
eksklusif
Sampai anak
anak usia 6 usia 6 bulan, bulan
dan dan
sampai
sampai
sekarang
sekarang
masih ASI
masih ASI 2.
Alasan
Selain
Lebih praktis Anak lebih Bayi
memberikan
dianjurkan
dan terbukti
jarang sakit
hasilnya,
dan
ASI
dalam juga imun bayi
jangka
waktu lebih kuat, dan anak
tersebut
bayi
jarang
lebih kebal,
sehat,
ibu
lebih
kuat,
dan
lebih
dekat
lebih sendiri tidak sama ibu. dan mampu
meningkatkan membeli sakit
ikatan batin.
susu formula
3.
Manfaat
dari Lebih
pemberian ASI dengan eksklusif
dekat Mengurangi
Lebih dekat Dekat
anak kanker
dengan
bayi,
dan
bayi,
bayi
jarang
dan menguragi payudara
pada ibu, dan mengurangi
sama
pengeluaran
lebih
dekat biaya
dengan bayi
dan sakit
tidak
repot
untuk
buat
susu 4.
Manfaat
ASI Makin
dekat Dekat
sama Lebih dekat, Dekat
secara
sama
anak bayi, ibu juga dan
psikologis
walaupun ibu makin sayang tidak tetap bekerja, sama dan
tidak dan
mengeluarkan biaya
5.
ngerasa jam
kayak
kayaknya
sama bayi
Frekuensi
Tidak dibatasi, Sebernya
pemberian ASI
kalau
kerja ibu tetap khusus untuk
ASI
ASI,
kangen banget
lagi tidak ada jam
memberikan
Sesering
Waktunya
mungkin
tidak
tentu,
karena
kapan
bayi
makin
mau
ASI,
kalau
bayi
dikasih ASI, rewel
ya
tapi sering
dengan biasanya dua
ASI, memompa ASI jam sekali nya 6.
Dukungan suami
Sangat pada ngedukung,
pingin selalu
anak ketemu satu ada dekat dia
untuk komunikasi
beli susu
kalau dengan bayi,
ASI langsung
akan makin dikasih ASI banyak
Ngedukung
Sangat
sekali, seperti mendukung
Suami mendukung
pemberian ASI walaupun pada menyuruh eksklusif
awalnya suami makan menyuruh untuk susu
untuk
yang memberikan pemberian
bergizi,
dan ASI
ngasi menjaga formula makanan
karena
ibu yang
harus bekerja.
dikonsumsi ibu
untuk
ASI eksklusif
eksklusif,
dan melarang
seperti
untuk
menyuruh
membeli
ibu
untuk susu formula
karena makan
takut
sayur-
beerpengaruh
sayuran
pada ASI nya 7.
Cara menciptakan
Dengan lebih Sering
Dengan
Selalu
dekat
kasih
disamping
dan ngedekatin
menyempatkan bayi, kelekatan kenyamanan untuk bayi
dan
selalu sayang,
waktu bersama mengawasi
bayi,
dengan
ada
dan
waktu
bayi, baik saat jika bersama memberikan memberi ASI bermain ataupun
ibu,
itu juga
kita
saat menggendong sendiri juga menciptakan
memberikan ASI
dan ASI
nya
merupakan
kenyamanan
kelekatan
untuk bayi.
ibu bayi.
dan
BAB VI PEMBAHASAN
Keberhasilan dalam proses pemberian ASI eksklusif yang dilakukan ibu selain dari kemauan dan tekad ibu itu sendiri untuk memberikan ASI eksklusif juga karena adanya dukungan dari suami. Dukungan terbesar suami bagi ibu yaitu dengan memberikan asupan gizi yang cukup bagi ibu, karena bila asupan gizi ibu nya baik maka produksi ASI nya juga bagus. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki peranan penting dalam meningkatkan hubungan kelekatan antara ibu dan bayi. Teori Bowlby, 1953 mengemukakan bahwa kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. 6.1 Gambaran Kelekatan Yang Terjadi Antara Ibu dan Bayi Dalam pemberian ASI ini secara tidak langsung selain ibu dan anak lebih dekat ibu juga memberikan kepuasan oral, seperti yang di ungkapkan Freud dalam teori psikoanalisa yaitu : Menurut teori psikoanalisa Freud (Durkin 1995, Hedherington dan Parke, 1999) manusia berkembang melalui beberapa fase yang dikenal dengan fase-fase psikoseksual, salah satu fasenya adalah fase oral. Pada fase ini sumber pengalaman anak dipusatkan pada pengalaman oral yang juga berfungsi sebagai sumber kenikmatan. Secara natural bayi mendapatkan kenikmatan tersebut dari ibu disaat bayi menghisap susu dari payudara atau mendapatkan stimulasi oral dari ibu. Dan saat pemberian ASI ibu juga merasakan
kepuasan dan rasa bangga karena ibu dapat memberikan ASI kepada bayinya, dimana ibu bisa merasa lebih dekat dengan bayinya, seperti yang dikatakan oleh semua informan dalam penelitian ini. Oleh karena itu ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya tidak hanya merasa lebih dekat dengan bayi tapi juga telah memberikan dan memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti rasa lapar, karena sumber makanan yang utama pada bayi adalah ASI itu sendiri. Kelekatan ibu dan bayi sangat berperan penting karena ibu sudah mengetahui sinyal-sinyal dari bayi itu sendiri karena kelekatan yang terjalin antara ibu dan bayi. (Gewirtz dalam Hetherington dan Parke, 1999) yang mengemukakan bahwa: Kelekatan antara ibu dan anak dimulai saat ibu menyusui bayi sebagai proses pengurangan rasa lapar yang menjadi dorongan dasar. Susu yang diberikan ibu menjadi primary reinforcer dan ibu menjadi secondary reinforcer . Kemampuan ibu untuk memenuhi kebutuhan dasar bayi menjadi dasar terbentuknya kelekatan. Teori ini juga beranggapan bahwa stimulasi yang diberikan ibu pada bayi, baik itu visual, auditori dan taktil dapat menjadi sumber pembentukan kelekatan. Karena saat pemberian ASI ibu dan bayi bisa bercanda, ibu bisa mengajak bayi berbicara ,mengajarkannya memenggil namanya sendiri dan orang-orang yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu pemberian ASI eksklusif tidak akan pernah merugikan siapapun karena pada pemberian ASI ini juga selain memenuhi kebutuhan dasar bayi akan kebutuhan makannya juga dapat memberikan manfaat untuk hubungan psikologis antara ibu dan bayi, dimana pada saat pemberian ASI eksklusif akan meningkatkan hubungan kelekatan antara ibu dan bayi, dan ibu itu sendiri akan
lebih cepat tangggap terhadap sinyal-sinyal yang diberikan oleh bayi nya, karena itu merupakan manfaat dari kelektan ibu dan bayi. 6.2 Cara Ibu Mempertahankan Kelekatannya Dengan Bayi Dalam penelitian ini informan mengatakan bahwa dalam mempertahankan kelekatan itu sendiri ibu sebisa mungkin selalu ada disamping bayi, karena interaksi yang intens antara ibu dan bayi dimulai saat proses pemberian ASI. Melalui proses pemberian ASI diharapkan akan berkembang kelekatan dan tingkah laku lekat karena dalam proses ini terjadi kontak fisik yang disertai upaya untuk membangun hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Bowlby (Hetherington dan Parke,1999) percaya bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan mengembangkan hubungan kelekatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment). Karena dalam pembentukan attachment itu sendiri tidak hanya di dapat dari proses pemberian ASI atau breasfeeding saja, tapi terdapat factor-faktor yaitu bounding (hubungan emosional), cosleeping (tidur besama), baby wearing (menggendong), dan Crying (tangisan). Faktor-faktor tersebut juga merupakan media untuk menghubungkan kelekakatan antara ibu dan bayi dimana ibu lebih cepat tanggap terhadap bayinya. Dan informan menyebutkan bahwa ibu selalu berusaha untuk mempertahankan kelekatan nya dengan menggendong bayi,
memeluknya dan tidur bersama bayinya, karena selain lebih lekat dengan bayi tapi juga untuk mempermudah ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya. Salah satu informan dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja. Ibu yang bekerja juga dapat tetap dan bisa mempertahankan dan menjaga kelekatan dengan bayinya, karena setiap hari sebelum ibu berangkat kerja ibu akan memberikan dan menyusui bayinya secara langsung sampai bayi kenyang. Ketika ibu harus berangkat untuk bekerja, ASI sudah ditaruh dalam botol. Dengan alasan ibu bekerja tetap ingin memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Ketika libur bekerja ibu selalu bersama bayinya, karena tidak mau kelekatan ia dengan bayinya akan berkurang.
6.3 Dukungan Suami Dalam pemberian ASI eksklusif dukungan terbesar bagi ibu adalah dukungan dari suami, karena orang yang terdekat dengan ibu selain keluarga adalah suaminya. Dimana suami dalam hal ini mempunyai peran dan tugas yang penting untuk selalu memberikan dukungan kepada istrinya, dengan menyuruh istri untuk selalu menjaga kesehatan dan makan makanan yang bergizi agar produksi ASI nya bagus. Seperti yang dikatan oleh Savage, 1991 mengatakan bahwa bantuan yang diperlukan ibu–ibu agar berhasil menyusui yaitu adanya dukungan dari keluarga dekat wanita, kelompok wanita, dukungan dari tenaga kesehatan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan dari suami ibu sendiri, karena suami merupakan pendukung terbaik bagi ibu, terutama bagi ibu muda untuk menyusui, bila suami bersedia. Ia dapat menolong dalam banyak hal praktis. Juga suami dapat memberitahu istrinya bahwa ia ingin istrinya menyusui dan mengatakan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi mereka. Dalam
penelitian ini informan mendapatkan dukungan penuh dari suaminya, walaupun pada awalnya salah satu informan pendukung kurang mendukung untuk memberikan ASI eksklusif karena ibu harus bekerja dan meninggalkan bayinya cukup lama yaitu dari jam enam pagi sampai jam tiga sore. Setelah suaminya tahu keuntungan dari pemberian ASI eksklusif itu sangat penting untuk ibu dan bayi, suaminya mendukung ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi pada informan pendukung yaitu pada salah satu suami dari informan yang pada awalnya tidak setuju dan tidak mendukung istri untuk tetap memberikan ASI eksklusif, karena istri tetap bekerja. Dan dalam penelitian ini juga ditemukan dalam pemberian ASI informan menggunakan botol saat ibunya harus bekerja, kejadian seperti bisa menyebabkan bayi bingung puting, yang seharusnya agar ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI secara eksklusif ibu bisa melakukannya dengan memompa ASI nya dan bisa disimpan di freezer yang nantinya akan diberikan ke bayi dengan sendok bukan dengan botol susu karena dihawatirkan bayi akan bingung puting.
DAFTAR PUSTAKA Admin. Parenting information. Ditelusuri di http://www.dy-brain.com/?pilih:lihat&id:314 padg tanggal 2 Desember 2009 Bachtiar,Adang dkk. Metodologi Penelitian Kesehatan. Program Pasca Sarjana Kesmas Universitas Indonesia 2005
Bobak dan Jensen, Essential of Maternity Nursing.st.louis.the c.v.Mosboy Company 1996 Bowbly,John. child care and the Growth of love.London.penguin Book 1953
Ervika Eka. Kelekatan (Attachment) Pada Anak. Progran Studi Psikologi Fakultas Kedokferan Universitas Sumatra Utara. 2000
Hidayat, A. Alimul Aziz. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data- Salemba Medika" Iakafia2}A7
Hidayati, Ratna. Pengaruh Perlakuan Yang Memfasilitasi Bonding Attachment Terhadap . ''Kepercayaan Diri Ibu Untuk Merawat Bayinya Pada awal Post Partum di RS Amelia Kediri.Tesis FIK UI, Depok 2005 Humen Milk in the Modem word, Jellieffe, Oxford University Press, New York, 1978
Hurlock" Elizabeth B. Perkembangan Anak I, edisi keenam. Penerbit Erlangg4 Jakarta 1978 Kresno, sedarti. Aplikasi dan Metodologi Kesehatan. FKM uI, Depok 2006
Klaus,M.H, dan Kennel, J.H. Parent hfant Bonding.st.louis. the C.V. Mosboy company, l9B2
Mohyi, Sjahmien. Bayi
sehat dan cerdas melalui
gizi dan makanan pilihan (pedoman asupan gizi
untuk bayi dan balita). Jakarta : Pustaka mina 2008
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung 2002
Muhammad fajri, Perkembangan Sosio Emosional Individu pada Rentang tel usuri di http://vhajrie2T.wordpress.com/abouv tgl 24 oktober 2009
0-lg Bulan.
Di
Partiwi. Panduan Memberi ASI Eksklusil Nakita Jakarta 2006 Psikologi Anak. Ditelusuri di http/iwww.psikologi.com/anak
Sri Naumi, Pentingnya Pemberian ASI Bagi Perkembangan Emosi dan Sosial Anak. Jurnal Anima Media Psikologi Indonesia vol3 Surabaya.1990 Utami Roesli, Mengenal ASI Eksklusif. Depok 2000 Susenas, Depkes RI,
Direktont
Girzi Masyarakat.
Diden tsina Kesehatan Masyarak at.2A0g
Telli
Lindaris, Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Dan Balita. Ditelusuri di http://akbidypsdmi.net tSl 24 oktober 2009
TE Breazeale. Attachment Parenting. Ditelusuri di htp://www.visi.coml2jlb/thesis.html
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Zahratul Aeni
Tempat / Tanggal Lahir
: Lombok, 15 Agustus 1988
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Taruna omba desa, desa ombe baru, kec. Kediri Lombok Barat NTB
Riwayat Pendidikan
: SDN 5 Rumak (1993-1999) MTS NW Pancor (1999-2002) MA NW Pancor (2002-2005) Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2010)