1
PENGARUH TEKNIK MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHU (SHOW NOT TELL) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWAKELAS X SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 151 orang. Sampel penelitian ini adalah sampel yang langsung ditetapkan dari seluruh jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 30 orang siswa. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan model one group pre-test post-test design. Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil pre-test dengan rata-rata 66,13, standar deviasi 7,33, dengan berkategori baik 30%, berkategori cukup 63,3% dan berkategori kurang 6,7%. Sedangkan hasil post-test dengan rata-rata 78,47, standar deviasi 7,6, dengan berkategori sangat baik 16,7%, berkategori baik 70%, dan berkategori cukup 13,3%. Dari hasil uji homogenitas diperoleh bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, diperoleh t0 sebesar 6,29, setelah t0 diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 1% dengan dk = N-1=30-1=29, dari df=29 diperoleh taraf signifikan 1%=2,76. Karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 6,29>2,67, maka hipotesis alternatif (ha) diterima. Berdasarkan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014. Kata kunci: Teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell), menulis, puisi
PENDAHULUAN Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami, sastra sudah menjadi kebutuhan dan kesenangan bagi masyarakat saat ini. Hampir setiap hari kita melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sastra, seperti menyanyikan 2
syair lagu, mendengarkan atau membacakan cerita, dan masih banyak lagi kegiatan yang kita lakukan yang berhubungan dengan sastra. Beberapa pendapat ahli mengenai sastra (dalam Mursini, 2011:8), diantaranya : 1.
2. 3.
Rene Wellek mengemukakan pendapatnya bahwa literatur sastra adalah kegiatan kreatif sebuah karya seni yang bentuk dan ekspresinya imajinatif. W. H. Hudson mengemukakan bahwa sastra adalah ekspresi dari kehidupan dengan media bahasa yang khas. Jan Van Luxemburg berpendapat bahwa sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi yang berunsur fiksionalitas, yang merupakan luapan emosi spontan. Pendapat-pendapat mengenai pengertian sastra tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sastra merupakan sebuah karya dan kreasi yang bersifat fiksi sebagai hasil ekspresi dan imajinasi seseorang.
Sastra juga merupakan salah satu komponen materi pembelajaran utama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu kajian sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah puisi.Puisi merupakan salah satu bentuk sastra yang keindahannya dapat kita lihat dari rangkaian kata-kata yang dalam penulisannya melibatkan emosi, imajinasi, ide, dan kreatifitas seseorang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam silabus menyebutkan bahwa menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, rima, dan irama merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA. Pembelajaran menulis puisi merupakan salah satu bagian dari empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Untuk itu, terlebih dahulu kita pahami apa itu kemampuan menulis puisi. Sopandi (2010:42) mengatakan bahwa “Menulis puisi merupakan kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi pribadi, kepandaian menulis puisi bergantung kepada pengalaman penulis puisi.” Wiyanto (Sopandi,2010:14) mengatakan bahwa “kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat tidak akan dapat menulis puisi, tetapi bakat tidak akan ada tanpa berlatih.” Sutardji Calzoum Bachri mengatakan bahwa “menulis puisi itu mudah. Ia menjelaskan bahwa segala kejadian yang ada, baik disekitar maupun yang jauh dari kita dapat ditulis menjadi puisi”(Sopandi, 2010:14). Setelah mengetahui pengertian menulis puisi, selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian kemampuan.. Tarigan (1985:1) mengemukakan bahwa, 3
“kompetensi atau kemampuan diartikan sebagai pengetahuan yang dipunyai pemakai bahasa tentang bahasanya dan nilai-nilai yang merupakan objek penting.” Kemampuan berasal dari kata dasar “mampu” yang diberi imbuhan ke-an. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:707) dinyatakan, “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.” Berpedoman dari pengertian kemampuan dan menulis puisi di atas , dapat disimpulkan pengertian dari kemampuan menulis puisi yang merupakan kecakapan, kesanggupan atau kepiawaian seseorang dalam menuangkan ide-ide atau ungkapan perasaan berdasarkan pengalaman yang dituangkan dengan bahasa tulis. Kemampuan seseorang menulis puisi bergantung pada pengalaman penulis puisi tersebut. Selain itu, unsur-unsur puisi dalam penulisan, irama serta rima sangat didukung oleh kekreatifan dan imajinasi orang tersebut. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Denny Efriadi Pratama dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa Kelas X SMA Perguruan Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013” menunjukkan skor rata-rata menulis puisi siswa masih tergolong rendah yaitu 6,5 dan ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi harus ditingkatkan. Data lain yang menunjukkan bahwa keterampilan menulis puisi masih rendah dikemukakan oleh Asty Debora Siregar dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pancingan Kata Kunci terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sigumpar Tahun Pembelajaran 2012/2013”. Diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi masih tergolong rendah dengan skor rata-rata 6,8. Hasil pengamatan dan penelitianpenelitian di atas memberikan kesimpulan bahwa kemampuan menulis puisi siswa masih rendah atau belum mencapai standar ketuntasan minimal yang sebagian besar mencapai nilai 70-75. Berdasarkan uraian di atas, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran yang dapat mendorong siswa secara keseluruhan untuk aktif dalam menuangkan ideidenya dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dalam meningkatkan hasil belajar menulis puisi. Sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan adalah guru perlu menggunakan teknik pembelajaran yang tepat. 4
Melalui teknik pembelajaran yang tepat, diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai. Salah satu alternatif teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan adalah teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa perlu diperbaiki. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dalam meningkatkan hasil belajar menulis puisi. Sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan adalah guru perlu menggunakan teknik pembelajaran yang tepat. Melalui teknik pembelajaran yang tepat, diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai. Salah satu alternatif teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan adalah teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell). Teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) baik digunakan untuk menggali kemampuan siswa dalam menulis puisi. Sebagai landasannya, teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) ini sudah pernah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi Novita Sari dengan judul penelitian “Pengaruh Teknik Show not tell terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi SMA Swasta Budi Agung Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014” dan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa yaitu 76,75. Sri Winarti juga pernah menggunakan teknik ini dalam penelitiannya yang dituliskan dalam jurnal dengan judul “Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi dengan Menggunakan Teknik Show not tell di MTs Cahaya Harapan”. Penelitian ini juga menunjukkan peningkatan kemampuan menulis puisi siswa yaitu 72. Kedua penelitian ini cukup membuktikan keefektifan penggunaan teknik show not tell dalam proses pembelajaran menulis. Keberhasilan penggunaan teknik show not tell pada kedua penelitian tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan teknik yang sama namun pada sekolah yang berbeda. Teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) merupakan salah satu teknik menulis dengan percaya diri yang merupakan bagian dari model pembelajaran Quantum Learning yang pertama kali diperkenalkan oleh Bobbi DePorter. Model pembelajaran ini merupakan seperangkat metode yang meneliti 5
hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Model pembelajaran Quantum Learning berakar dari eksperimen Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik yang berkebangsaan Bulgaria. Teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) merupakan teknik yang mampu membuat siswa menganggap bahwa menulis puisi sebaik para sastrawan itu bukanlah hal yang sulit. Teknik menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) yang dikembangkan oleh Rebekah Caplan ini merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan dalam kegiatan menulis puisi. Cara kerja teknik ini adalah dengan mengambil bentuk “kalimat-kalimat memberi tahu” kemudian mengubahnya
menjadi
“paragraf-paragraf
yang
menunjukkan.”
Dengan
menggunakan teknik ini, siswa tidak akan kebingungan lagi mengembangkan ide mereka menjadi bait-bait puisi yang indah. Mereka akan mengubah ide atapun perasaan mereka menjadi bait-bait puisi indah yang menunjukkan ide ataupun perasaan mereka. Teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) mengajak kita mengeksplorasi kemampuan kita dalam menulis. Ketika kita menulis karya sastra, khususnya puisi, penjelasan yang hidup merupakan senjata paling ampuh bagi penulis.
Puisi
yang
diciptakan
dari
rangkaian
kata-kata
yang
mampu
menggambarkan ilustrasi yang mempesona akan menghasilkan puisi yang luar biasa. (DePorter, 2013: ) “Teknik yang dikembangkan oleh Rebekah Caplan ini mengambil bentuk ’kalimat-kalimat yang memberitahu’ diubah menjadi ‘paragraf-paragraf yang menunjukkan’.” Jika dalam puisi, penulis mampu mengubah “ide-ide berupa kata yang memberitahu” menjadi “bait-bait yang menunjukkan”. Penjelasan mengenai teknik menunjukkan bukan memberitahukan (show not tell) juga dijelaskan oleh Sigit dengan memberikan sebutan lain terhadap teknik ini yaitu teknik penggambaran dalam menulis puisi. “Dengan menggunakan teknik penggambaran, kita diarahkan untuk mendeskripsikan suatu objek dengan bahasa yang berbeda dan dari sudut pandang yang berbeda” (Sigit, 2013:65). Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil suatu objek untuk dijadikan bahan perenungan dan kemudian digambarkan dari sudut pandang penyair. DePorter (2013:192) mengungkapkan
bahwa
“hal
terbaik
tentang
6
teknik
menunjukkan
bukan
memberitahukan (show not tell) adalah penulis akan menulis dengan deskripsi uniknya sendiri untuk masing-masing kalimat.”
METODE PENELITIAN Metode Penelitian adalah suatu cara untuk mencari kebenaran dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Arikunto (2006: 160) mengatakan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dengan demikian, metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai kebenaran dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan guna mencapai tujuan. Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan pendekatan one group pre-test and post-test design.. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan yang berjumlah 151 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara random, kelas X-3 menjadi kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini dilaksananakan di SMA Swasta Budisatrya Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2013/2014 Desain dengan model ini memberikan perlakuan yang sama pada setiap subjek sampel tanpa memperhitungkan dasar kemampuan yang dimiliki. Meskipun terdapat kemungkinan bahwa masing-masing subjek sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda. Sampel dalam penelitian ini akan mendapat hak yang sama yaitu tes awal, perlakuan dengan memperoleh teknik pembelajaran menunjukkan bukan memberitahu (show not tell) dalam pembelajarannya dan tes akhir.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014 setelah menggunakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) diketahui bahwa penyebaran nilai diperoleh antara 6090. Nilai rata-rata 78,47 dan tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan perhitungan uji normalitas, diperoleh (
)=0,123. Kemudian nilai 7
dikonsultasikan
dengan nilai kritis L dengan taraf nyata α 0,05 (95%). Dimana diketahui (N=30) =0,161. Dengan demikian
<
(0,123<0,161) hal ini membuktikan
bahwa data hasil post-test berdistribusi normal. Pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) diketahui bahwa penyebaran nilai diperoleh antara 5080. Nilai rata-rata 66,13 dan tergolong dalam kategori cukup. Berdasarkan perhitungan uji normalitas, diperoleh (
)=0,132. Kemudian nilai
dikonsultasikan dengan nilai kritis L dengan taraf nyata α 0,05 (95%). Dimana diketahui (N=30)
=0,161. Dengan demikian
<
(0,132<0,161) hal
ini membuktikan bahwa data hasil post-test berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel dalam populasi berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas data pada hasil pre-test dan post-test
digunakan rumus perbandingan varians.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh varians post-test sebesar 57,84 dengan N=30 dan varians pre-test sebesar 53,77 dengan N=30. Harga F didapat dari tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 atau F α(n1-1: n2 -1) adalah F0,05(30:30). Jika Fhitung dibanding dengan Ftabel diperoleh Fhitung < Ftabel (1,07 < 1,84), maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian dinyatakan normal dan homogen sehingga telah memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian hipotesis. Setelah pengujian normalitas dan homogenitas dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis dilakukan guna mengetahui apakah diterima atau ditolak. Dengan kata lain apabila
(Hipotesisi Nihil)
ditolak berarti
ª
(Hipotesis
Alternatif) diterima. Setelah to diperoleh, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% atau 1% dengan dk = N-1 = 30-1 = 29. Pada tabel t dengan dk = 29 diperoleh taraf signifikan 1% = 2,76. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa to > ttabel, yaitu 6,29>2,76. Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Hα) diterima. Hal ini membuktikan bahwa teknik show not tell (menunjukkan bukan memberitahu) berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis puisi.
8
Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014 setelah menggunakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) menunjukkan hasil yang tergolong baik, dengan nilai rata-rata 78,47. Hal ini dibuktikan dengan kategori penilaian sangat baik sebanyak 5 orang atau 16,7%, baik sebanyak 21 orang atau 70%, dan kategori cukup sebanyak 4 orang atau 13,3%. Hal ini dikarenakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) mampu merangsang siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan ide-idenya dalam proses pembelajaran. Teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) merupakan teknik yang menarik dengan cara mengubah ide-ide/gagasan yang memberitahu menjadi bait-bait puisi yang menunjukkan sehingga terciptalah puisi yang puitis dan baik. Dalam
proses
pembelajaran
dengan
teknik
Menunjukkan
Bukan
Memberitahu (Show Not Tell), siswa dibantu dengan memberikan teknik yang menjadikan siswa mampu mengubah ide-ide mereka ketika menulis puisi yang dikategorikan sebagai ide-ide yang hanya memberitahu menjadi bait-bait puisi indah yang dikembangkan dengan cara menjadian ide-ide tersebut menjadi bait-bait yang menunjukkan bagaimana ide itu sebenarnya. Siswa juga diberi kesempatan untuk saling mengkoreksi hasil kerja mereka dengan cara bertukar hasil kerja dengan teman sebangku. Setelah saling memgkoreksi, siswa diperbolehkan bertukar pikiran dengan teman sebangku dan saling memberi masukan satu sama lain. Teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) inilah yang membuat mereka mampu mengembangkan ide-ide mereka menjadi bait-bait yang indah, hasil kerja dari siswasiswa cukup memuaskan guru-guru dan peneliti. Hal ini disebabkan karena pengerjaan tugas menulis puisi ini dikerjakan dengan cara yang mudah dipahami. Dengan adanya teknik pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar, akan tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan, komunikatif (tidak vakum), dan kondusif. Siswa menjadi lebih giat, aktif, dan fokus serta antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar siswa pun memuaskan. Kemudian pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu berada dalam kategori cukup, dengan nilai rata9
rata 66,13. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang menunjukkan kategori baik sebanyak 9 orang atau 30%, kategori cukup sebanyak 19 orang atau 63,3%, dan kategori kurang sebanyak 2 orang atau 6,7%. Identifikasi hasil pre-test tersebut termasuk dalam kategori normal dan wajar. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa sebelum menggunakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) tersebut dipengaruhioleh situasi belajar yang monoton dan terpaku dengan kebiasaan mendengarkan ceramah, mencatat, dan menyelesaikan tugas di rumah. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias terhadap materi pembelajaran menulis puisi. Selain itu, rasa tidak percaya diri juga menjadi salah satu penyebab kurangnya antusias siswa terhadap pembelajaran ini. Dari analisis uji t diperoleh perbedaan nyata antara siswa setelah diberi perlakuan dengan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) dengan sebelum diberi perlakuan. Oleh karena itu dari hasil data tersebut, diperoleh hasil pengujian hipotesis dengan uji t yaitu t0 (6,29) > ttabel (2,76), telah terbukti bahwa hipotesis nihil (
) ditolak dan hipotesis alternatif ( ª ) dengan teknik Menunjukkan
Bukan Memberitahu (Show Not Tell) diterima. Berdasarkan pembahasan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah menggunakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) lebih baik dibandingkan dengan kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell). Maka secara keseluruhan, teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) berpengaruh positif terhadap pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kemampuan menulis puisi siswa setelah menggunakan Teknik menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) termasuk dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata 78,47 sedangkan kemampuan siswa menulis puisi sebelum menggunakan Teknik menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) termasuk dalam kategori cukup, dengan nilai rata-rata 66,13. 10
Adanya peningkatan yang signifikan dalam penerapan Teknik menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell)
ini diakibatkan oleh proses pembelajaran
dengan Teknik menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell), tidak hanya dengan menyimak dan mencatat, tetapi siswa diajak menggali kekreatifan mereka dengan cara yang menarik. Siswa dibantu dengan memberikan teknik yang menjadikan siswa mampu mengubah ide-ide mereka ketika menulis puisi yang dikategorikan sebagai ide-ide yang hanya memberitahu menjadi bait-bait puisi indah yang dikembangkan dengan cara menjadian ide-ide tersebut menjadi bait-bait yang menunjukkan bagaimana ide itu sebenarnya. Siswa juga diberi kesempatan untuk saling mengkoreksi hasil kerja mereka dengan cara bertukar hasil kerja dengan teman sebangku. Setelah saling memgkoreksi, siswa diperbolehkan bertukar pikiran dengan teman sebangku dan saling memberi masukan satu sama lain. Teknik Menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) inilah yang membuat mereka mampu mengembangkan ide-ide mereka menjadi bait-bait yang indah, hasil kerja dari siswasiswa cukup memuaskan guru-guru dan peneliti. Hal ini disebabkan karena pengerjaan tugas menulis puisi ini dikerjakan dengan cara yang mudah dipahami. Dengan adanya teknik pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar, akan tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan, komunikatif (tidak vakum), dan kondusif. Siswa menjadi lebih giat, aktif, dan fokus serta antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar siswa pun memuaskan. Penggunaan Teknik menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell), siswa akan diajak menentukan tema puisi kemudian mengembangkan ide-ide yang hanya
memberitahu
menjadi bait-bait
yang
menunjukkan.
Maka,
Teknik
menunjukkan Bukan Memberitahu (Show Not Tell) berpengaruh positif terhadap pembelajaran menulis puisi oleh siswa kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. DePorter, Bobbi dan Mike Henarcki. 2013. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. 11
Sopandi. 2010. Memahami Puisi. Bogor: Quadra. Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:Bumi Aksara. Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman. 2005. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wardoyo, Mangun Sigit. 2013. Teknik menulis Puisi “Panduan menulis Puisi untuk Siswa, Mahasiswa, Guru, dan Dosen”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
12