PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN LAPANGAN PADA PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR BERBASIS EKONOMI PRODUKTIF
Oleh Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini ; Suci Paresti ; Maria Listiyanti ; Sapto Aji Wirantho ; Budi Santosa
Kerjasama Kemdikbud dengan Kemristek melalui Program PKPP
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2012
A. PENGANTAR Masyarakat pesisir sejauh ini dianggap sebagai bagian dari kelompok masyarakat termiskin. Untuk itu program pemberdayaan masyarakat pesisir merupakan
keharusan
bagi
pembangunan
sumberdaya
pesisir
secara
komprehensif. Salah satu gagasan untuk proses pemberdayaan tersebut adalah melalui pengembangan sumberdaya manusia yang pada gilirannya mampu mengelola sumberdaya lingkungan pesisir yang mereka geluti selama ini. Meskipun beragam proses dan program telah ada dalam pemberdayaan masyarakat pesisir, namun pengembangan sumberdaya manusia menjadi salah satu pendekatan yang strategis. Hal ini salah satunya dijawab dengan pengembangan kurikulum pengembangan kapasitas masyarakat pesisir. Sebagaimana tujuannya, pemberdayaan masyarakat perlu didesain dengan pendekatan konsultatif dengan masyarakat oleh perancang program tersebut, bisa saja oleh pemerintah maupun penggiat pemberdayaan lainnya. Pendekatan ini diasumsikan bahwa pemberdayaan masyarakat diawali dengan membangun dari yang mereka miliki dan butuhkan serta kemampuan mereka dalam menjangkau perubahan untuk pemberdayaan tersebut. Inilah yang disebut dengan partisipasi. Pendidikan
untuk
pengembangan
masyarakat
pesisir
hendaknya
memperhatikan karakteristik dan kebutuhan spesifik masyarakat pesisir. Selama ini pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pesisir belum memiliki acuan atau pedoman untuk pembuatan suatu program kegiatan. Oleh karenanya, dengan hasil kajian lapangan dengan memperhatikan profil dan kebutuhan pengembangan kapasitas pendidikan bagi masyarakat pesisir disusun suatu model kurikulum pemberdayaan masyarakat pesisir untuk membuka ruang bagi calon warga belajar dan masyarakat pesisir guna mengelola sumberdaya pesisir dan lingkungannya. Hal ini sejalan dengan nafas pemberdayaan itu sendiri, bahwa kebutuhan pendidikan dan pengembangan kurikulumnya dikembangkan melalui proses diskusi dan kajian kebutuhan partisipatif.
B. Tujuan Kegiatan Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Lapangan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat pesisir yang
akan dipergunakan sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
C. Strategi Kegiatan Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Lapangan Kegiatan ini dilakukan dengan observasi lapangan dan diskusi fokus untuk mengidentifkasi kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir berbasis ekonomi produktif, dengan tahapan sebagai berikut: 1. Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan tim peneliti Puskurbuk, tokoh masyarakat setempat, dosen, juragan/pemilik modal, tutor, dan nelayan. Melalui kegiatan ini diharapkan berbagai informasi yang diperlukan seperti: gambaran tentang struktur sosial masyarakat setempat, budaya masyarakat setempat, kondisi ekonomi, upaya pemberdayaan yang telah dilakukan, partisipasi komunitas setempat, pendidikan serta kurikulum yang digunakan, dapat diperoleh. 2. Wawancara dengan nelayan setempat. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh
gambaran
mengenai
kondisi
ekonomi
nelayan
setempat,
pendidikan, kompetensi yang dimiliki, hubungan sosial, permasalahanpermasalahan yang dihadapi, serta kebutuhan yang diperlukan, 3. Observasi kondisi lingkungan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang nyata mengenai kondisi masyarakat nelayan, mulai dari kondisi rumah tempat tinggal, kondisi lengkungan sekitar, dsb.
D. Waktu dan Tempat Ujicoba Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 s.d 7 Mei 2012 di PKBM Mentari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dan PKBM Nurul Bahari Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan
E. Daftar Acara Hari/Tanggal Hari – I 08.00 – 14.00 Hari – II 08.00 – 09.00 09.00 – 09.30 09.30 – 10.30 10.30 – 10.45 10.45 – 12.00 12.00 – 13.30 13.30 – 16.00 Hari – III 08.00 – 09.45 09.45 – 10.00 10.00 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 17.00
Acara
Keterangan
Berangkat dari Jakarta Pembukaan oleh Kepala Dinas/Kabid PNFI Penjelasan teknis kegiatan Diskusi Fokus Istirahat Diskusi Fokus Isoma Diskusi Fokus
Kadis Tim Peneliti/ Perekayasa Tim & Responden Tim & Responden Tim & Responden
Diskusi Fokus dengan nelayan Istirahat Observasi kehidupan masyarakat pesisir Isoma Pembuatan laporan
Tim & Responden
Kembali ke Jakarta
Tim
Tim & Responden Tim Peneliti/ Perekayasa
Hari – IV
F. Responden Responden yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ujicoba sebagai berikut:
NO
INSTANSI
JUMLAH
1
Pemuka Masyarakat (Kyai, Pengamat, Pemerhati Sosial Budaya, Perguruan Tinggi setempat, Ketua RT/RW, Lurah/Camat)
4
2
Ketua Komunitas
2
3
Anggota Komunitas (nelayan)
10
4
Juragan/Pemilik Modal
2
5
Panitia
2
H. Pelaporan Sistematika laporan identifikasi dan analisis kebutuhan lapangan ebagai berikut. NO. BAB I.
JUDUL BAB DAN ISI PENDAHULUAN a. Latar belakang (diambil dari panduan ini) b. Tujuan (diambil dari panduan ini) c. Pelaksanaan Kegiatan Waktu dan Tempat Responden Jadwal Acara (diambil dari panduan ini) d. Strategi Kegiatan (diambil dari panduan ini)
II.
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN UJICOBA
III.
a. Diskusi fokus b. Wawancara c. Observasi PENUTUP
IV
a. Kesimpulan b. Saran/Rekomendasi LAMPIRAN Dokumentasi foto kegiatan identifikasi dan analisis kebutuhan
lapangan
INSTRUMEN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN LAPANGAN PADA PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR BERBASIS EKONOMI PRODUKTIF
Oleh Maria Chatarina Adharti Sri Susriyamtini Suci Paresti Maria Listiyanti Sapto Aji Wirantho Budi Santosa
Kerjasama Kemdikbud dengan Kemristek melalui Program PKPP
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA 2012
Desain Need Assessment Pengembangan Kapasitas – Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Secara umum masyarakat pesisir dihadapkan pada tiga aspek utama:
1. Aspek ekologis: Ini menyangkut praktek/cara mereka melakukan penghidupan di laut. Misalnya penggunaan teknologinya ramah lingkungan atau tidak, seperti penggunaan bahan kimia, pukat besar dan lain-lain. Ini perlu dipetakan karena praktik yang merusak lingungan akan menganggu ekosistem dan dalam
jangka
panjang
akan
merugikan
masyarakat
sendiri
karena
berkurangnya pasokan tangkapan di laut yang mereka kelola selama ini. Ini terkait dengan misalnya, usaha penangkapan ikan, budidaya rumput laut, dll.
2. Aspek Sosio-kultural: Ini menyangkut norma dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pesisir. Misalnya musim melaut, atau keterlibatan tetua dalam upacara sebelum melaut, dll. Pemetaan ini bisa menggambarkan kebiasaan yang terjaga dan masih dilakukan ataupun yang telah bergeser dan alasan pergeseran tersebut. Dalam pemetaan aspek ini juga bisa diidentifikasi kelompokkelompok
(strata
sosial)
dalam
masyarakat
pesisir.
Dalam
konteks
masyarakat Bugis atau Makassar misalnya, ada yang disebut ponggawa (pemilik kapal/perahu) dan sawi (yang menyewa atau menjalankannya ke laut). Pola relasi mereka tidak sekadar hubungan transaksional ekonomi (yang bisa bersifat eksploitatif) namun juga hubungan kultural yang tidak mudah diurai. Dalam aspek ini juga akan dipetakan pola pengambilan keputusan dan tingkat partisipasi masyarakat pesisir, termasuk kelompok perempuan.
3. Aspek Sosial Ekonomi Aspek ini relatf mudah dipetakan akrena menyangkut aset yang mereka miliki. Namun dalam pemetaan aspek ini yang perlu diperdalam adalah akses dan kontrol
kelompok
masyarakat
terhadap
sumberdaya
yang
ada
di
lingkungannya. Ini penting untuk memetakan sejauh mana mereka memiliki peluang penggunaan aset secara jangka panjang, dan sejauh mana mereka punya kepemilikan akan aset secara jangka panjang, termasuk peluang pada pasar dan perubahan pasar. Perubahan pasar dan peluang serta pola kepemilikan aset masyarakat pesisir bisa juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Contoh yang sangat mudah dipakai adalah: kebijakan impor garam yang berimplikasi langsung kepada masyarakat pesisir terutama petani garam.
Dengan menggunakan temuan Smith (1979) yang menyatakan bahwa salah satu kubangan kemiskinan masyarakat pesisir adalah rendahnya tingkat likuiditas aset yang mereka miliki. Analisa kebutuhan (need assessment) pemberdayaan (ekonomi) masyarakat pesisir bisa dipetakan dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan yang diarahkan untuk penghidupan yang berkesinambungan (sustainable livelihood) sebagaimana yang dikembangkan oleh DfID. Temuan analisis
pengukuran
kebutuhan
inilah
yang
nantinya
akan
diterjemahkan
sebagiannya ke dalam bentuk pengembangan kapasitas yang diwadahi dalam bentuk kurikulum. Tentu ini hanya sebagian, karena pemberdayaan masyarakat pesisir tidak hanya dijawab dengan pengembangan kapasitas, namun juga strategi lain.
Dalam kerangka sustainbale livelihood yang dikembangkan DfID ada tiga hal utama yang harus diidentifikasi: 1. Pemetaan aset (lima aset) 2. Analisis faktor kerentanan 3. Analisis kebijakan yang berpengaruh (termasuk proses pengambilan kebijakan yang berimplikasi pada masyarakat miskin pesisir)
Untuk kebutuhan analisis di lapangan, berikut adalah kisi-kisi diskusi dan pemetaan yang bisa dilakukan: Informasi I 1. Pemetaan Sumberdaya alam - Jenis
Teknik Penggalian Informasi Bisa FGD atau
- Pola kepemilikan/penguasaan - Akses terhadap sumberdaya - Apa yang dianggap potensi, mengapa 2. Pemetaan sumberdaya manusia - Jumlah yang produktif - Jenis keahlian yang dimiliki oleh laki-laki dan keahlian yang dimiliki oleh perempuan - Akses dan kontrol terhadap keahlian baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan - Apa punya keahlian untuk mengelola SDA yang dianggap potensi - Apa teknologi yang tersedia, apa yang dikuasai? Kalau tidak dikuasai bagaimana mengakses teknologi tersebut? 3. Pemetaan sumberdaya Financial: - Sumber keuangan untuk usaha produktif dari keluarga - Sumber keuangan lain yang bisa diakses oleh laki-laki maupun oleh perempuan - Mekanisme mengakses sumber keuangan oleh laki-laki maupun oleh perempuan - Bagaimana mekanisme memobilisasi sumberdaya keuangan 4. Pemetaan sumberdaya sosial: - Bagaimana sistem kekerabatan dalam masyarakat (apa peran laki-laki dan apa peran perempuan dalam usaha produktif) - Apa Lembaga/organisasi yang ada di masyarakat (diikuti oleh laki-laki maupun yang diikuti oleh perempuan) - Bagaimana mekanisme kerja organisasi tersebut? - Bagaimana mengakses organisasi tersebut? 5. Pemetaan sumberdaya fisik: - Bagaimana kondisi infrastruktur di wilayah masyarakat? - Apa jenis infrastruktur yang paling berpengaruh bagi penghidupan masyarakat: laki-laki maupun perempuan? Bagaimana kondisinya? Informasi II Identifikasi faktor kerentanan: 1. Faktor ‘shock” atau hal yang dianggap menciptakan perubahan yang secara cepat dan signifikan yang tidak mudah dilakukan pemulihan
menggunakan teknik PRA:Pemetaan sumberdaya lingkungan dan observasi lapangan Bisa FGD
Bisa FGD atau menggunakan teknik PRA: diagram venn
Bisa FGD atau menggunakan teknik PRA: diagram venn
FGD dan teknik PRA: observasi dan transeck
FGD
2. Faktor tendensi perubahan (karena musim, pola berkurangnya sumberdaya alam, berkurangnya ketertarikan masyarakat melakukan kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengelolaan pesisir, kebijakan yang tidak membuka insentif bagi kelompok masyarakat pesisir, dll) 3. Kebencanaan Informasi III Identifikasi kebijakan yang berkaitan atau mempengaruhi penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat pesisir, Misalnya reklamasi pantai, perubahan kebijakan RT/RW oleh pemda, kebijakan harga atau control pasar, dll. kebijakan ini bisa berasal dari pemerintah kabupaten/propinsi ataupun nasional. Informasi IV: Analisis kebutuhan prioritas oleh kelompok berdasarkan kapasitas yang mereka miliki.
PRA: teknik scoring
OBSERVASI butir pertanyaan ini silahkan digunakan apabila diperlukan dan dilihat dari keadaan respondennya – jangan lupa difoto dan ditulis/direkam N O
Obyek
Aspek yang Dilihat
1.
Rumah dan sekitarnya
Amati rumah responden yg kaya (pendapatannya besar) dan miskin (pendapatannya kecil) – luar dan dalam rumah Amati tetangga sekitar rumah responden pada butir a
Amati sekelillingnya pada butir a dan b
Hasil yang diamati tingkat kekayaan/kemiskinan (bentuk rumah, harta benda yang dimiliki) jumlah orang yang di rumah jumlah orang yang bekerja/produktif di rumah hubungan kekerabatan kebersihan, kesehatan, dan keindahan tingkat kekayaan/kemiskinan (bentuk rumah, harta benda yang dimiliki) jumlah orang yang di rumah jumlah orang yang bekerja/produktif di rumah hubungan kekerabatan kebersihan, kesehatan, dan keindahan potensi alam hubungan kekerabatan kebersihan, kesehatan, dan keindahan
2.
Komunitas /PKBM dan sekitarnya
Amati tempat berkumpul/belajar
Dokumen
3.
Pesisir Pantai
Amati responden/nelayan yang sedang dalam proses melaut
ruang berkumpul/belajar tenaga pengajar sarana yang ada prasarana yang ada hubungan kekerabatan kebersihan, kesehatan, dan keindahan kurikulum bahan ajar KBM jenis kapal/perahu kepemilikan kapal/perahu kelengkapan melaut kerja sama hubungan kekerabatan