PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SERTA BIAYA TENAGA KERJA TERHADAP PERPUTARAN BUS PADA TRAYEK TASIKMALAYA JAKARTA (Studi Kasus Pada PT Primajasa) Oleh : M. Adnan Aulia Baghir Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No.24, PO. BOX 164, Tasikmalaya 46115, Website: http://unsil.ac.id ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana (1) Untuk mengetahui Biaya pemeliharaan dan perbaikan serta Biaya tenaga Kerja di PT. PRIMAJASA. (2) Untuk mengetahui jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya - Jakarta di PT. PRIMAJASA. (3) Untuk mengetahui Pengaruh Biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya – jakarta baik secara parsial maupun secara simultan pada PT. PRIMAJASA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus dan metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda dengan bantuan software spss statistics 16.0 untuk mengolah data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) a. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dan Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan PT Primajasa setiap tahunnya mengalami peningkatan b. Jumlah Perputaran Bus pada trayek tasikmalaya - jakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan ini menandakan bahwa perusahaan ada dalam kondisi yang baik dalam menjalankan usahanya. c. Secara parsial biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap jumlah perputaran bus trayek Tasikmalaya – Jakarta sedangkan secara Simultan biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah perputaran bus trayek Tasikmalaya – Jakarta. Kata kunci : Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan, Biaya Tenaga Kerja, Perputaran Bus trayek Tasikmalaya – Jakarta. ABSTRACT This study was conducted to determine how (1) the cost of maintenance and repair as well as Labor Costs in PT. Primajasa. (2) the number of turnover buses on the route Tasikmalaya Jakarta in PT. Primajasa. (3) the influence and costs of maintenance and repair labor costs to the number of turnover buses on the route Tasikmalaya - jakarta either partially or simultaneously on PT. Primajasa. The method used is descriptive analysis method with case study approach and methods of analysis in this study is multiple regression analysis with the help of statistics software SPSS 16.0 for secondary data processing. The results showed that: (1) a. Maintenance and repair costs and labor costs incurred PT Primajasa annually increased b. Total Turnover Buses on the route tasikmalaya - jakarta each year has increased indicates that the company is in good shape to run its activities. c. The partial cost of maintenance and repair as well as labor costs are not a significant positive effect on the number of bus route Tasikmalaya rotation - Simultaneous Jakarta while in maintenance and repair costs as well as labor costs significant positive effect on the number of bus route Tasikmalaya turnover Jakarta.
Keywords: Maintenance and Repair Costs, Labor Costs, Turnover Buses route Tasikmalaya - Jakarta.
I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perkembangan industri jasa mengalami peningkatan yang sangat pesat, mobilitas penduduk menjadi salah satu pemicu berkembangnya industri jasa ini. Di kota-kota besar keberadaan transportasi umum yang aman, nyaman dan memiliki keefektivitasan waktu sangat diperlukan. Dengan tumbuh pesatnya mobilitas penduduk, maka pada saat ini bermunculan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan umum antar kota. Jasa transportasi yang diberikan perusahaan mempunyai keunggulan dan kelemahan masingmasing. Kualitas pelayanan menjadi hal yang sangat penting yang harus dilakukan perusahaan untuk mewujudkan kepuasan konsumen dan menjaga agar konsumen tetap loyal terhadap layanan jasa yang disuguhkan. Di tengah perkembangan teknologi, menjamurnya perusahaan-perusahaan baru, dan bermunculannya konsumen yang lebih kritis menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan berkaitan dengan, tuntutan konsumen terhadap barang yang semakin bermutu, adanya tendensi kurangnya kesetiaan kensumen terhadap suatu produk, kemampuan perusahaan pesaing sebagai follower menyebabkan keberanian mereka untuk mengadakan serangan terbuka dalam periklanan, serta persaingan harga yang mulai tidak sehat. Persaingan ketat juga terjadi di dalam industri jasa, dimana ada tiga jenis transportasi yaitu: transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Salah satu transportasi darat adalah bus umum, dimana bus umum yang beroperasi di Indonesia memiliki dua jenis tipe transportasi yang didasarkan pada daerah atau wilayah yang dilaluinya yaitu: antar kota dalam provinsi (AKDP), antar kota antar provinsi (AKAP). Jasa transportasi umum merupakan bentuk pelayanan jasa yang diberikan perusahaan kepada konsumen untuk mengantar konsumen dari suatu tempat ke tempat lain. Saat ini bus umum yang beroperasi di Kota Tasikmalaya sangat banyak. Salah satu penyedia layanan jasa transportasi tersebut adalah PT. Primajasa Perdanaraya Utama selaku pemilik perusahaan bus PT. PRIMAJASA merupakan salah satu perusahaan milik swasta (BUMS) yang bergerak dibidang jasa transportasi bus umum.Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SERTA BIAYA TENAGA KERJA TERHADAP PERPUTARAN BUS PADA TRAYEK TASIKMALAYA - JAKARTA” 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja dan jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya - Jakarta pada PT. PRIMAJASA. 2. Bagaimana pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan dan biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya - Jakarta baik secara parsial maupun simultan pada PT Primajasa. 3. Bagaimana jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya - Jakarta pada PT. PRIMAJASA.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalaha diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Biaya pemeliharaan dan perbaikan serta Biaya tenaga Kerja di PT. PRIMAJASA. 2. Untuk mengetahui jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya - Jakarta di PT. PRIMAJASA. 3. Untuk mengetahui Pengaruh Biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya – jakarta baik secara parsial maupun secara simultan pada PT. PRIMAJASA 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Terapan ilmu pengetahuan a. Bagi penulis Dapat memperdalam pemahaman khususnya tentang permasalahan yang diteliti sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. b. Bagi perusahaan Mengharapkan agar hasil penelitian ini akan dapat digunakan oleh pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam melakukan kegiatan usaha selanjutnya. c. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan contoh bagi perusahaan-perusahaan lain untuk dapat mempelajari kebijakan-kebijakan perusahaan untuk meningkatkan biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja dan volume kendaraan pada perusahaan yang bersangkutan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT PRIMAJASA Tasikmalaya yang berlokasi di Jl. RE MARTADINATA No 177 Tasikmalaya. Dengan ruang lingkup penelitian tentang biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja dan perputaran bus trayek tasikmalaya-jakarta. 1.5.2 Waktu Penelitian Adapun jadwal yang telah dilakukan penulis pada penelitian ini dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli Tahun 2015. II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 2.1.1.1 Pengertian Biaya dan penggologan Biaya Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam menjalankan suatu kegiatan usaha terdapat berbagai macam biaya, dimana biaya ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Berikut ini penulis akan menyajikan beberapa pengertian biaya yang diungkapkan para ahli sesuai dengan kondisi yang ada. Menurut simamora (2002:36) “ Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi.”
Menurut mulyadi ( 2007:8) “ Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Menurut supriyono (2000:16) “Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan ( revenue ) dan akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan.” Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber daya yang dapat diukur dalam satuan uang untuk mencapai suatu tujuan serta diharapkan dapat memberi manfaat pada saat ini atau di masa depan. Sedangkan penggolongan biaya adalah : Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan – golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih berarti. 2.1.1.2 Biaya pemeliharaan dan Perbaikan Dalam suatu perusahaan pemeliharaan dan perbaikan merupakan suatu fungsi yang sama pentinya dengan fungsi-fungsi lain seperti jasa. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau fasilitas maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan, dimana manajemen perusahaan tersebut akan selalu berusaha agar peralatan atau fasilitas jasanya dapat dipergunakan dengan baik sehingga kegiatan jasanya dapat berjalan dengan lancar. Menurut T. Hani Handoko (2000:157) mengemukakan “Pemeliharaan dan perbaikan adalah suatu kegiatan yang menjamin fasilitas mesinmesin produktif akan dapat beroperasi secara efektif, hal ini dihasilkan dari suatu kombinasi pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan perbaikan kerusakan, bila terjadi secepat mungkin sehingga biaya mesin yang tidak produktif dan tenaga kerja menganggur dapat diminimumkan.” Sedangkan menurut Syahrul dan muhammad Afdi Nizar (2003 : 524 ) Mengemukakan, “Pemeliharaan dan perbaikan adalah pengeluaran berkala yang diambil untuk presurve atau mempertahankan status operasional suatu aktiva berdasarkan tujuan penggunaan awal.” Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan menurut Mulyadi (2007 : 194) “Biaya yang dikeluarkan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan baku (Factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap lain yang dipergunakan untuk keperluan pabrik.” Biaya Operasi Kendaraan (B.O.K.) Biaya merupakan faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi. Jika ditinjau dari kegiatan usaha angkutan, biaya yang dikeluarkan untuk suatu jasa jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu: 1. yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan, 2. yang dikeluarkan untuk operasi kendaraan, 3. yang dikeluarkan untuk restribusi, iuran, sumbangan dan yang berkenaan dengan pemilik usaha, kendaraan dan operasi. Komponen Biaya Pokok Dalam perhitungan kelompok biaya menurut hubungannya maka jasa jasa yang dihasilkan antara lain berupa:
1. Biaya langsung: biaya yang berkaitan langsung dengan produk jasa yang dihasilkan, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, 2. Biaya tidak langsung: biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk jasa yang dihasilkan, yang terdiri dari: biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun terjadi perubahanpada volume jasa jasa sampai ke tingkat tertentu, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah apabila terjadi perubahan pada volume jasa jasa. 2.1.3 Pengertian Kendaraan Pengertian kendaraan dalam konteks akuntansi, Sebelum penjelasan lebih lanjut yang dimaksud kendaraan dalam penelitian ini adalah kendaraan yang termasuk ke dalam aktiva tetap berwujud, dimana kendaraan itu merupakan asset yang membantu aktivitas operasi perusahaan pada PT Primajasa, kendaraan yang dimaksud yaitu berupa bus. 2.1.3.1 Moda Kendaraan Moda Transportasi terdiri dari dua kata yaitu moda dan transportasi. Moda adalah bentuk atau jenis. Sedang transpotasi secara umum adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (orang dan/barang ) dari satu tempat ke tempat lain baik dengan atau tanpa sarana. Jadi, pengertian dari Moda Transportasi adalah jenis atau bentuk (angkutan) yang digunakan untuk memindahkan orang dan/ barang dari satu tempat (asal) ketempat lain (tujuan). Fungsi Moda Transportasi Pengangkutan berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang pembangunan (the promoting sector) dan pemberi jasa (the service sector) bagi perkembangan ekonomi. Manfaat Moda Transportasi Dengan adanya moda transportasi dalam kehidupan kita dapat memberikan manfaat dibeberapa bidang antara lain : a. Manfaat Ekonomi b. Manfaat Sosial c. Manfaat Politis dan Keamanan d. Manfaat Kewilayahan Hubungan Moda Transportasi dengan Logistik Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor jasa, yaitu untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas. Penyerahan tepat waktu dan aman dari barang dan orang sangat penting bagi perekonomian dan tekanan untuk memberikan lebih cepat, lebih jauh dan selalu ada ketika dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk bisa menyerahkan barang secara tepat waktu dan aman diperlukan infrasruktur yang baik dari moda transportasi. Dalam hal ini secara tidak langsung moda transportasi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya biaya dari proses logistik. 2.1.3.2 Jumlah Perputaran Bus Trayek Tasikmalaya - Jakarta Jadi yang dimaksud dengan jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta itu merupakan angka yang menunjukan seberapa banyak perputaran Bus yg berjalan pada trayek tasikmalaya - jakarta. 2.2 Kerangka Pemikiran Biaya Pemeliharaan adalah Biaya yang dikeluarkan untuk memelihara dan memperbaiki aktiva agar berada dalam kondisi operasi yang baik. Dalam suatu perusahaan pemeliharaan dan perbaikan merupakan suatu fungsi yang sama pentinya dengan fungsifungsi lain. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau fasilitas maka biasanya kita
selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan, dimana manajemen perusahaan tersebut akan selalu berusaha agar peralatan atau mesin nya dapat dipergunakan dengan baik sehingga kegiatan usaha nya dapat berjalan dengan lancar. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Dapat juga diartikan semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Adapaun indikator untuk biaya pemeliharaan dan perbaikan yaitu biaya pemakaian perlengkapan, biaya penggantian komponen, biaya service dan biaya gangguan operasi. Menurut Ibnu Subriyanto dan Bambang Suripto (1993: 42) “Biaya tenaga kerja langsung adalah kompensasi yang memberikan kepada semua karyawan yang terlibat langsung. Dalam mengatasi masalah intern usaha yang harus dilakukan perusahaan adalah meningkatkan produktivitas sumberdaya manusianya. Selain menjadi harta terpenting bagi perusahaan, tenaga kerja juga merupakan salah satu komponen biaya terbesar dalam perusahaan. Manajemen perusahaan harus memperhatikan produktivitas tenaga kerja, karena produktivitas merupakan salah satu indikator untuk mengatur tingkat efisiensi. Indikator biaya tenaga kerja meliputi penentuan biaya tenaga kerja, upah dan menghitung waktu kerja. Menurut hasil penelitian tentang produktivitas tenaga kerja sektor aneka industri yang dilakukan oleh PEP-LIPI tahun 1996 membenarkan kecenderungan turunnya produktivitas tenaga kerja (Hikam, 1996: 5-32). Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan produktivitas, faktor-faktor tersebut adalah gaya hidup industrial, posisi dan status pekerja, sistem upah, sistem bonus, kepuasan dan terbatasnya inisiatif dan juga hubungan sosial yang kurang serasi, menciptakan situasi yang tidak kondusif terhadap tumbuhnya semangat kompetitif dikalangan pekerja, yang berpengaruh pada munculnya sikap yang cepat puas diri terhadap hasil pekerjaan, sikap yang skeptis dan statis di kalangan pekerja. Ketika Biaya Pemeliharaan dan perbaikan Serta Biaya Tenaga kerja dikeluarkan secara teratur dan tepat waktu maka secara sendirinya jumlah perputaran bus akan tetap terjaga. Menurut Freddy Rangkuti (2009 : 207 ) “Bahwa volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter”. Perputaran bus adalah perhitungan seberapa banyak kendaraan yang bisa digunakan oleh perusahaan, hal ini penting diperhatikan karena perusahaan haruslah dalam keadaan menguntungkan mempertahankan kelangsungan hidup usaha. 2.3 Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, penulis mengambil hipotesis sebagai berikut”. Terdapat pengaruh antara Biaya pemeliharaan dan perbaikan serta Biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya – Jakarta. III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1
Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya tenaga kerja, dan perputaran bus trayek tasikmalaya-jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada PT Primajasa, yang sekaligus menjadi subjek penelitian.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis dan metode korelasional. Metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan atau menggambarkan situasi yang terjadi pada masa sekarang, kemudian menganalisis serta menginterpretasikan data-data yang diperoleh dengan analisa tertentu. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Definisi variabel menurut (Sugiyono, 2006 : 53) adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sesuai dengan penelitian yang penulis pilih yaitu “Pengaruh Nilai Penawaran dan Opini Auditor Terhadap Underpricing Pada Emiten yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia”, maka terdapat tiga variable yang terdiri dari dua variable independen dan satu variable dependen sebagai berikut: 1. Variabel Independen (X) Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.( Sugiyono, 2006 : 3 ) Variabel Independen dalam penelitian ini adalah biaya pemeliharaan dan perbaikan X1 dan biaya tenaga kerja X2. 2. Variabel Dependen (Y) Yaitu Variabel yang dipengaruhi oleh Variabel lain. Dalam kaitanya dengan masalah yang diteliti maka yang menjadi Variabel dependen adalah jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya – jakarta.
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL
DEFINISI
INDIKATOR
SKALA
VARIABEL Biaya Pemeliharaan dan perbaikan (X1)
Biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva tetap agar berada dalam kondisi yang baik (Zaki Baridwan,2000:30)
Biaya tenaga kerja (X2)
Biaya tenaga kerja“Direct labor (upah langsung) adalah pekerjaan yang langsung terlibat.
1. Biaya Pemakaian Perlengkapan 2. Biaya Penggantian Komponen 3. Biaya Service 4. Biaya Gangguan Operasi
Rasio
Rasio 1. Waktu Kerja karyawan 2. Gaji pokok dan Upah
Jumlah perputaran bus (Y)
Contoh biaya langsung adalah upah pekerjaan perakitan pada lini perakitan dan upah operator peralatan mesin”.Siegel ( 1996 : 14 ) Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter. Freddy Rangkuti (2009 : 207)
3. Tunjangan
Banyaknya Jumlah perputaran bus trayek Tasikmalaya - Jakarta
Rasio
3.2.3 Metode Pengumpulan Data Metoda pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metoda observasi non partisipan yaitu dengan cara : 1. Studi kepustakaan yaitu dengan membaca literatur-literatur bidang ekonomi yang digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dan teori yang sesuai dengan topik penelitian. 2. Penelitian dokumenter yaitu dengan menelaah dan menganalisa laporan keuangan PT Primajasa 3.2.4 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan data sekunder. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006 : 402). Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu bank 3.2.4.1 Jenis Data data kuantitatif adalah data biaya pemeliharaan dan perbaikan dan biaya tenaga kerja di PT Primajasa. 3.2.4.2 Sumber Data Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder eksternal yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara, seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007). 3.2.5 Populasi dan Sample 3.2.5.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 80). Populasi nya yaitu PT Primajasa. 3.3 Rancangan Analisi Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Regresi Linear Berganda. Hal ini terkait dengan judul penelitian yang terdiri dari tiga
variabel yaitu Nilai Penawaran (X1), Opini Auditor (X2) dan Underpricing (Y). Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: X1 Y
X2 Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
3.4 Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji Asumsi Klasik Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, diperlukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model telah memenuhi kriteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2001). Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, atau data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel variabel independen. Jika variabel-variabel saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas adalah nol (Ghozali, 2001). 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji Glesjer. Uji ini dilakukan dengan membuat persamaan regresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001). 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pengujian autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). Menurut Ghozali (2001), pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi ada empat pedoman yaitu: (1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. (2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 61
(3)
Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif. (4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 3.4.2 Regresi Linear Berganda Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan metode analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression). Analisis ini secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : Y = perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta = Konstanta = Koefisien regresi variable = biaya pemeliharaan dan perbaikan = biaya tenaga kerja = Erro
Menurut Ghozali (2001), ketepatan dari fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik diukur dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F (uji kelayakan model) dan nilai statistik t (uji signifikan parameter individual). 1) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan-kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2001). 2) Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) Uji kelayakan model digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu perputaran bus. Apabila Pvalue < 0,05 maka hubungan variabel-variabel bebas mempengaruhi underpricing, hal ini bermakna bahwa model yang digunakan layak (fit), (Ghozali, 2001). 3) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji signifikan parameter individual pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Artinya apakah variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pada uji t, nilai t-hitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel, apabila nilai t-hitung lebih besar daripada nilai t-tabel maka Ha diterima, demikian pula sebaliknya. Selain itu dapat juga dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansinya. Apabila tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih kecil daripada 5%, maka Ha diterima, demikian pula sebaliknya (Ghozali, 2001).
3.4.3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dapat dilakukan baik secara parsial maupun simultan. Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji statistik t (untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen), dengan prosedur sebagai berikut: 1) Hipotesis Operasional Hipotesis yang digunakan adalah : a. Secara parsial H01 : ƿ = 0 Biaya pemeliharaan dan perbaikan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Jumlah perputaran bus. Ha1 : ƿ ≠ 0 Biaya Pemeliharaan dan perbaikan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Jumlah perputaran bus. H02 : ƿ = 0 Biaya Tenaga Kerja secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Jumlah perputaran bus. Ha2 : ƿ = 0 Biaya Tenaga Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Jumlah perputaran bus secara simultan. b. Secara Simultan H03 : ƿ = 0 Biaya Pemeliharaan dan perbaikan dan biaya tenaga kerja secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Jumlah perputaran bus. Ha3 : ƿ ≠ 0 Biaya Pemeliharaan dan perbaikan dan biaya tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Jumlah perputaran bus. 2) Uji Signifikan Untuk menguji signifikan dilakukan dua pengujian yaitu: a. Secara parsial menggunakan uji t
𝑡
𝑟 𝑛−
𝑟 −𝑟 2 ( Sugiono, 2010 : 250 )
Keterangan: T = Harga t r = Nilai Korelasi Parsial n = Jumlah sampel k = Variabel independen b. Secara simultan menggunakan uji F (Sugiyono, 2010 : 264) Daerah kritis dapat dicari dengan menggunakan tabel. Nilai tabel dapat dicari pada tabel t yakni nilai t dari a = 0,05 dengan derajat kebebasan df : n- 1 1. Kriteria pengujian a. Secara parsial Ho diterima jika –t¹/2ɑ ≤ thitung ≤ t¹/2ɑ Ho ditolak jika -t¹/2ɑ > thitung atau t¹/2ɑ < thitumg b. Tolak Ho jika F hitung > F tabel dan diterima Ho jika F hitung ≤ F tabel 2. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas, penulis akan melakukan analisa secara kuantitatif dan hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.
IV. HASIL PENELITIAN DAN SARAN 4.1
Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan PT. Primajasa Periode 2007 s.d 2014 Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Biaya pemeliharan dan perbaikan (Rp.) 33.652.723.743 42.681.927.731 47.952.157.683 56.433.949.033 63.579.787.426 71.184.959.463 75.944.141.833 105.826.817.550
Tingkat Kenaikan (Rp.) 9.029.203.990 5.270.229.950 8.481.791.350 7.145.838.390 7.605.172.040 4.759.182.370 29,882,675,717
Tabel 4.2 Biaya Tenaga Kerja Tahun Biaya Tenaga Kerja Tingkat (Rp) Kenaikan ( Rp) 2007 6.333.080.245 2008 7.546.145.797 1.213.065.552 2009 10.165.685.725 2.619.539.923 2010 11.319.443.881 1.153.758.160 2011 11.949.587.943 630.144.060 2012 14.587.879.554 2.638.291.610 2013 18.871.090.274 4.283.210.720 2014 21.949.971.570 1.078.881.300 Sumber: PT.Primajasa
Persentase Kenaikan (%) 26,83 12,35 17,69 12,66 11,96 6,69 39,35
Persentase (%) 19 34 11 5,5 22 29 5,7
Tabel 4.3 Jumlah perputaran bus PT Primajasa Periode 2007 s.d 2014 Tahun
Jumlah Jumlah Target perputaran Perputaran bus pada Bus akhir tahun (rit) (rit) 2007 13.680 13.200 2008 13.680 13.580 2009 14.040 14.029 2010 17.280 17.063 2011 20.880 20.855 2012 23.400 23.394 2013 26.280 25.981 2014 29.520 29.505 Sumber : PT Primajasa, 2015
Persentase pencapaian (%)
Tingkat kenaikan (rit)
96 99 99 98 99 99 98 99
380 449 3.034 3.792 2.539 2.584 3.524
4.2 Pembahasan Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan serta biaya tenaga kerja pada PT Primajasa 1. Biaya pemeliharaan dan perbaikan Biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dikeluarkan oleh PT Primajasa ditujukan guna menghindari hambatan-hambatan yang dapat mengganggu proses kelancaran perputaran bus. Biaya pemeliharaan dan perbaikan setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal tersebut dikarenakan pemakaian bus digunakan secara terus menerus dan penambahan mesin bus yang baru setiap tahunnya. Penetapan biaya pemeliharaan dan perbaikan melibatkan bagian yang terkait khususnya bagian operasional dan bagian teknisi sudah tepat, hal ini dimaksud agar semua pihak yang terlibat dalam penetapan biaya pemeliharaan dan perbaikan memahami dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Selain itu apabila perusahaan PT Primajasa suatu tahun berjalan menambah jumlah permintaan atau mengalami kenaikan penumpang maka akan menambah jumlah armada bus yang baru sehingga biaya pemeliharaan dan perbaikan menjadi meningkat pada tahun tersebut dibandingkan tahun sebelumnya. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan PT Primajasa terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 105.826.817.550 dan biaya pemeliharaan dan perbaikan PT Primajasa terkecil pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 33.652.723.743. Sedangkan tingkat kenaikan biaya pemeliharaan dan perbaikan tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 29.882.675.717 dan kenaikan terendah biaya pemeliharaan dan perbaikan PT Primajasa terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 4.759.182.370 hal ini disinyalir karena ketahanan mesin dalam kondisi baik sehingga biaya pemeliharaan dan perbaikan tidak terlalu tinggi. Untuk mempertahankan agar mesin bus dapat terus digunakan secara kontinyu dan kapasitas nya bisa dipertahankan maka diperlukan biaya pemeliharaan dan perbaikan yang cenderung lebih besar tiap tahunnya.
2. Biaya Tenaga Kerja Biaya Tenaga kerja dikeluarkan oleh PT Primajasa ditujukan guna untuk membayar gaji tenaga kerja ( Pegawai ) karena tenaga kerja merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan karena tenaga kerja tulang punggung dalam operasional perusahaan yang akan menjadi penentu keberhasilan suatu perusahaan tersebut. Selain itu apabila dalam suatu tahun berjalan PT Primajasa menambah jumlah pegawai dikarenakan bertambah nya jumlah armada bus atau faktor lainnya, maka biaya tenaga kerja akan meningkat pada tahun itu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa biaya Tenaga kerja PT primajasa terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 21.949.971.570 dan biaya tenaga kerja PT Primajasa terkecil terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 6.333.080.245 sedangkan tingkat kenaikan biaya tenaga kerja tertinggi PT Primajasa terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 4.283.210.720 dan tingkat kenaikan biaya tenaga kerja terendah PT Primajasa terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 630.144.060 hal ini disinyalir terjadi karena pada tahun tersebut sedikitnya jumlah tenaga kerja yg bertambah dan di sisi lain terjadinya pemotongan tunjangan pada tahun tersebut. 1.1.2 Jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya – Jakarta Jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta pada PT Primajasa setiap tahunnya juga mengalami kenaikan. Kenaikan jumlah perputaran bus pada PT Primajasa disebabkan karena banyak nya armada bus yang baru yang dimiliki oleh PT Primajasa. Mulai dari pelayanan sampai dengan kenyamanan yang diberikan oleh PT Primajasa dibuat semaksimal mungkin agar konsumen merasa nyaman dalam perjalan menuju tempat tujuan, hal ini juga dilakukan agar dapat mengundang konsumen lainnya agar tertarik untuk menggunakan jasa trasnportasi bus Primajasa. Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya jakarta terbesar PT Primajasa terjadi pada tahun 2014 yaitu sebanyak 29.505 rit dan jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya – jakarta terkecil PT Primajasa terjadi pada tahun 2007 yaitu sebanyak 13.200 rit sedangkan tingkat kenaikan tertinggi jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya – jakarta PT primajasa terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 3.792 rit dan kenaikan terendah jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya – jakarta PT primajasa terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 380 rit. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa keadaan perusahaan tergolong cukup baik disebabkan jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya – jakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan. 1.1.3 Pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja terhadap Jumlah perputaran bus pada trayek Tasikmalaya – Jakarta baik secara parsial maupun simultan 1. Pengaruh secara Parsial a. Biaya pemeliharaan dan perbaikan Pengaruh secara parsial biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap jumlah perputaran bus di PT Primajasa. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dan apakah biaya pemeliharaan (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jumlah perputaran bus (Y) di PT Primajasa, maka penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan aplikasi pengolahan data yaitu SPSS versi 16.0 Ada tidaknya hubungan antara biaya pemeliharaan dengan jumlah perputaran bus dapat dilihat dari nilai r yang diperoleh yaitu sebesar 0,393. Positifnya nilai r menunjukan bahwa ketika biaya pemeliharaan meningkat maka jumlah perputaran
bus akan meningkat, dan begitupun sebaliknya. Dilihat dari besarnya nilai r yaitu 0.393 termasuk dalam katagori yang sangat rendah. Untuk melihat besarnya pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap jumlah perputaran bus dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya (r²) yaitu sebesar 0,154 atau 15,4% Hal ini menunjukan bahwa presentase sumbangan pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap jumlah perputaran bus adalah 15,4% sedangkan sisanya sebesar 84,6% dipengaruhi oleh variabel lain yaitu biaya pajak yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 untuk melihat tingkat signifikansinya di cari dengan menggunakan uji t, dengan membandingkan thitung dan ttabel dengan tingkat signifikansinya ɑ = 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dan derajat kebebasan (df) n-k-l atau 8-2-1 = 5. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai thitung adalah 0,954 dan ttabel adalah 2,570. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa thitung ( 0,954 ) < ttabel ( 2,570 ) atau jika dibandingkan tingkat signifikansinya 0,058 lebih besar dari pada ɑ = 0,025 (uji 2 sisi) Ho diterima. Oleh karena itu jika Ho diterima, maka maka hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsial berpengaruh tidak signifikan antara biaya pemeliharaan dan perbaikan dan jumlah perputaran bus pada PT Primajasa. b. Biaya tenaga kerja Pengaruh secara parsial biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus di PT Primajasa. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dan apakah biaya tenaga kerja (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jumlah perputaran bus (Y) di PT Primajasa, maka penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan aplikasi pengolahan data yaitu SPSS versi 16.0 Ada tidaknya hubungan antara biaya pemeliharaan dengan jumlah perputaran bus dapat dilihat dari nilai r yang diperoleh yaitu sebesar 0,515. Positifnya nilai r menunjukan bahwa ketika biaya pemeliharaan meningkat maka jumlah perputaran bus akan meningkat, dan begitupun sebaliknya. Dilihat dari besarnya nilai r yaitu 0.515 termasuk dalam katagori yang sangat rendah. Untuk melihat besarnya pengaruh biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya (r²) yaitu sebesar 0,265 atau 26,5% Hal ini menunjukan bahwa presentase sumbangan Biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus adalah 26,5% sedangkan sisanya sebesar 73,5% dipengaruhi oleh variabel lain yaitu biaya pemeliharaan dan perbaikan dan biaya pajak yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 untuk melihat tingkat signifikansinya di cari dengan menggunakan uji t, dengan membandingkan thitung dan ttabel dengan tingkat signifikansinya ɑ = 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dan derajat kebebasan (df) n-k-l atau 8-2-1 = 5. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai thitung adalah 1,343 dan tabel adalah 2,570. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa thitung ( 1,343 ) < tabel ( 2,570 ) atau jika dibandingkan tingkat signifikansinya 1,343 lebih besar dari pada ɑ = 0,025 (uji 2 sisi) Ho diterima. Oleh karena itu jika Ho diterima, maka maka hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsial berpengaruh tidak signifikan antara biaya tenaga kerja dan jumlah perputaran bus pada PT Primajasa.
2. Pengaruh secara simultan Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan mengenai besarnya pengaruh dan tingkat signifikansi secara parsial biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap jumlah perputaran bus trayek tasoikmalaya - jakarta dan secara parsial biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta. Selanjutnya penulis akan menganalisis dan menguraikan besarnya pengaruh dan tingkat signifikansi secara simultan biaya pemeliharaan dan perbaikan sertabiata tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta pada PT Primajasa. Dalam hal ini terdapat tiga variable yang akan diteliti, yaitu biaya pemeliharaan dan perbaikan (X1), biaya tenaga kerja (X2), dan jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta (Y). Ada tidaknya hubungan antara biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja dengan jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakartadapat dilihat dari nilai r yang diperoleh yaitu sebesar 0,973. Positifnya nilai r menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja dengan jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta memiliki hubungan yang positif, artinya ketika biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja secara bersamaan menurun maka jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya jakarta akan menurun, dan begitupun sebaliknya. Dilihat dari besarnya r yaitu 0,973 termasuk dalam kategori yang sangat kuat. Untuk melihat besarnya pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja dengan jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya (r2) yaitu sebesar 0,948 atau 94,8% . Hal ini menunjukan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variable independen yaitu biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja terhadap variable dependen yaitu jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta adalah sebesar 0,948 atau 94,8%, sedangkan sisanya sebesar 0,052 atau 5,2% dipengaruhi oleh variabel lain yaitu biaya trayek, pengaruh hari libur, dan lain lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0, untuk melihat tingkat signifikansinya di cari dengan cara menggunakan uji F, dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel dengan tingkat signifikasninya ⍺ = 0,05 dan derajat kebebasan df1 = jumlah variable - 1 atau 3-1 = 2 dan df2 = n-k-1 atau 8-21 = 5. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai Fhitung adalah 45,131 dan Ftabel adalah 4,102. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Fhitung (45,131) > Ftabel (5,786) atau jika dibandingkan tingkat signifikansinya 0,001 lebih kecil dari pada ⍺ = 0,05 maka Ho ditolak. Oleh karena itu jika Ho ditolak, maka hasil pengujian tersebut mengandung makna bawa hipotesis diterima kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya – jakarta pada PT Primajasa ini. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variable yang digunakan dalam penelitian berpengaruh signifikan terhadap jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya - jakarta. Dan kedua variable tersebut memiliki pengaruh yang sama, dimana keduanya memiliki pengaruh yang positif.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai biaya pemeliharan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja terhadap jumlah perputaran bus trayek tasikmalaya – jakarta pada PT Primajasa dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dikeluarkan PT Primajasa setiap tahunnya mengalami peningkatan disebabkan : a. Adanya kenaikan harga – harga onderdil setiap tahunnya. b. Adanya armada bus yang baru setiap tahunnya. Biaya Tenaga Kerja yang di keluarkan PT Primajasa setiap tahunnya mengalami peningkatan juga disebabkan : a. Setiap tahunnya armada bus primajasa selalu bertambah sehingga perlunya penambahan tenaga kerja khususnya dibagian teknisi. b. Setiap tahunnya selalu ada kenaikan gaji untuk karyawan disesuaikan dengan masa kerja. 2. Jumlah Perputaran Bus pada trayek tasikmalaya - jakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan ini menandakan bahwa perusahaan ada dalam kondisi yang baik dalam menjalankan usahanya. 3. Secara parsial biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap jumlah perputaran bus trayek Tasikmalaya – Jakarta sedangkan secara Simultan biaya pemeliharaan dan perbaikan serta biaya tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah perputaran bus trayek Tasikmalaya – Jakarta. a. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah di kemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran – saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan PT Primajasa maupun bagi peneliti selanjutnya, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi PT Primajasa Perusahaan Transportasi selayaknya harus selalu memberikan kenyamanan dan pelayanan yang terbaik kepada para pengguna jasa Transportasi dengan cara meningkatkan fasiltas kendaraan dan pemeliharaan mesin dan memberikan sikap yang baik kepada para konsumen, sehingga perusahaan terus dalam kondisi yang baik dalam menjalankan usahanya ke depan dan dapat terus bersaing dengan kompetitor yang baru. 2. Bagi peneliti selanjutnya a. Penelitian dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih besar, luas, dan mendalam, karena penelitian ini hanya dilakukan pada PT Primajasa saja, untuk selanjutnya peneliti dapat melakukan di dua perusahaan sebagai perbandingan. b. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan variabel - variabel lainnya yang dapat mempengaruhi jumlah perputaran bus. Namun akan lebih bagus lagi apabila peneliti bisa menggunaka variabel yang belum pernah digunakan pada penelitian sebelumnya. Sehingga dapat memberikan informasi baru yang berguna baik itu bagi para peneliti lain maupun bagi perusahaan yang sebelumnya belum pernah mempertimbangkan kemungkinan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adolph Matz. Milton F. Usry. Lawrence H. Hammer. 1996. Akuntansi Biaya. Perencanaan dan Pengendalian. Edisi 9. Ambarrini. Susty. 2001. Manajemen Biaya. Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. Amin Widjaja Tunggal. 1994. Sistem Manajemen Biaya. Suatu tanya jawab. Armanto Witjaksono. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta: Graha Ilmu. Edward j. Blocher. Kung h. Chen. Thomas w. Lin. 2001. Manajemen Biaya dengan tekanan Stratejik. Jakarta: Salemba Empat. Hasibuan. Malayu SP. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Toko Gunung Agung. http://anastasia501.blogspot.com/2013/06/pengertian-gaji-dan-upah.html tanggal 5 April 2015.
di
akses
pada
http://awandaniaputry.blogspot.com/2013/05/makalah-akuntansi-aktiva-bewujuddan_5743.html di akses pada tanggal 7 April 2015. http://dnluthfi.blogspot.com/2013/04/biaya-tenaga-kerja.html di akses pada tanggal 5 April 2015. http://lolyernawati95.blogspot.com/2013/01/akuntansi-biaya-tenaga-kerja.html di akses pada tanggal 5 April 2015. http://nichonotes.blogspot.com/2014/10/aset-tetap-atau-aktiva-tetap-tak.html di akses pada tanggal 7 April 2015. http://redhatamabayu.blogspot.com/2013/07/moda-transportasi.html di akses pada tanggal 8 Juli 2015. http://www.materiakuntansi.com/pengertian-tenaga-kerja-langsung-dan-tidak-langsung/ akses pada tanggal 9 April 2015.
di
Mohammad Nazir. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya. Edisi 9. Yogyakarta. Erlangga. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep. Manfaat dan Rekayasa. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2005. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Nazir. Muhammad. 1999. Metode Penelitian. Edisi Kesatu. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesembilan. Bandung: CV. ALFABETA. Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya. Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta pembuatan keputusan. Edisi 2. Yogyakarta : Erlangga. Supriyono. 1999. Manajemen Biaya. Suatu reformasi pengelolaan bisnis. Edisi 1.